Hubungan antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi

(1)

HUBUNGAN ANTARA TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF,

KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN UKURAN

PERUSAHAAN SEBAGAI RESPON STRATEGIK

PERUSAHAAN BERUPA INVESTASI DALAM

TEKNOLOGI INFORMASI

Oleh

FITRI ULFA DAULAY

090522058

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “ Hubungan antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi”, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau bagian tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri.

Medan, 20 Juni 2011 Yang membuat pernyataan

Fitri Ulfa Daulay NIM : 090522058


(3)

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon strategik perusahaan perbankan dengan keiginan melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi dalam menghadapi globalisasi. Penelitian ini juga mengetahui hubungan dari faktor tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah lima perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang dengan jumlah 43 reponden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengujian data penelitian menggunakan path analysis dengan bantuan AMOS 19.

Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tipologi strategi kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap respon strategik perusahaan, untuk faktor kematangan teknologi informasi berpengaruh segnifikan secara langsung. Sedangkan untuk faktor ukuran perusahaan berpengaruh cukup signifikan terhadap respon strategik perusahaan.

Kata Kunci : Investasi, tipologi strategi kompetitif, kematangan TI, ukuran perusahaan dan respon strategik.


(4)

This research aims to study the strategic response by the firm’s willingness to increase the information technology invesment to face globalization. This research also examine the relationship of competitive strategy typology factors, information technology maturity and size of the firm against the company’s strategy response.

The population in this research is that there are five banks in the area of Medan and Deli Serdang, with 43 respondents. The sample in this research using purposive sampling methode. Mechanical testing of research data using path analysis with the help of AMOS 19.

The result prove that competitive strategy typology factor, did not significantly influence the firm’s strategic response. To information technology maturity factor, directly effects significant. As for factors significantly effect a firm the size of the firm’s strategic response.

Keyword : investment, competitive strategy typology, information technology maturity, firm’s size and strategic response.


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak , selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi, juga selaku dosen pembimbing, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan, arahan, koreksi dan saran bagi penulis selama proses penyusunan skripsi.


(6)

yang telah memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sambas A. Kesuma, SE, MSi, Ak, selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulis dalam perbaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Kasyful Mahalli, SE, MSi, yang telah memberikan banyak motivasi dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ayahanda dan Ibunda tersayang Drs. H. Hasaiddin Daulay dan Dra. Hj. Ruzlah, MPd, juga buat Abang Nanda Putra Daulay, dan adik-adik saya Khaidir Ali Daulay dan Habibi Al-khairi Daulay terima kasih atas do’a dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam peyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan saran yang sifatnya dapat membangun. Namun demikian besar harapan penulis, agar skripsi yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 20 Juni 2011 Penulis

Fitri Ulfa Daulay NIM : 090522058


(7)

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... . ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 7

2.1 Tinjauan Teoritis... 7

2.1.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi... 7 2.1.2 Perkembangan Teknologi Informasi dalam


(8)

2.1.3 Jenis-Jenis Teknologi E-Banking... 10

2.1.4 Investasi dalam Teknologi Informasi... 13

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi dalam Teknologi Informasi... 17

2.1.5.1 Tipologi Strategi Kompetitif... 17

2.1.5.2 Kematangan Teknologi Informasi... 20

2.1.5.3 Ukuran Perusahaan... 24

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 26

2.3 Kerangka Konseptual... 28

2.4 Pengembangan Hipotesis... 29

BAB III : METODE PENELITIAN... 30

3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran... 30

3.1.1 Variabel Independen... 30

3.1.1.1 Tipologi Strategi Kompetitif... . 30

3.1.1.2 Kematangan Teknologi Informasi... 31

3.1.1.3 Ukuran Perusahaan... 32

3.1.2 Variabel Independen... 32

3.2 Populasi dan Sampel... 33

3.3 Metode Pengumpulan Data... 34

3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 34

3.4.1 Uji Validitas Data... 34


(9)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Pengumpulan Data... 36

4.2 Pengujian Data... 37

4.3 Pegujian Hipotesis... 38

4.3.1 Analisis Regresi... 38

4.3.2 Analisis Korelasi... 42

4.3.3 Pengaruh Langsung... 45

4.3.4 Pengaruh Total... 46

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 50

5.1 Kesimpulan... 50

5.2 Keterbatasan... 52

5.3 Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54 LAMPIRAN


(10)

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 26

Tabel 4.1 Responden Bank Pengisian Kuisioner... 37

Tabel 4.2 Squared Multiple Correlation... 38

Tabel 4.3 Covariances... 39

Tabel 4.4 Regression Weights... 41

Tabel 4.5 Standardized Regression Weigths... 42

Tabel 4.6 Correlations... 43

Tabel 4.7 Implied Correlation... 44

Tabel 4.8 Direct Effect... 45

Tabel 4.9 Standardized Direct Effect... 46

Tabel 4.10 Total Effect... 47


(11)

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 28 Gambar 4.1 Model Jalur... 48


(12)

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respon strategik perusahaan perbankan dengan keiginan melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi dalam menghadapi globalisasi. Penelitian ini juga mengetahui hubungan dari faktor tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah lima perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang dengan jumlah 43 reponden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengujian data penelitian menggunakan path analysis dengan bantuan AMOS 19.

Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tipologi strategi kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap respon strategik perusahaan, untuk faktor kematangan teknologi informasi berpengaruh segnifikan secara langsung. Sedangkan untuk faktor ukuran perusahaan berpengaruh cukup signifikan terhadap respon strategik perusahaan.

Kata Kunci : Investasi, tipologi strategi kompetitif, kematangan TI, ukuran perusahaan dan respon strategik.


(13)

This research aims to study the strategic response by the firm’s willingness to increase the information technology invesment to face globalization. This research also examine the relationship of competitive strategy typology factors, information technology maturity and size of the firm against the company’s strategy response.

The population in this research is that there are five banks in the area of Medan and Deli Serdang, with 43 respondents. The sample in this research using purposive sampling methode. Mechanical testing of research data using path analysis with the help of AMOS 19.

The result prove that competitive strategy typology factor, did not significantly influence the firm’s strategic response. To information technology maturity factor, directly effects significant. As for factors significantly effect a firm the size of the firm’s strategic response.

Keyword : investment, competitive strategy typology, information technology maturity, firm’s size and strategic response.


(14)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kita sadari bahwa sekarang ini secara bersamaan dunia bisnis telah memasuki beberapa zaman, mulai dari zaman globalisasi, teknologi informasi, kualitas manajemen strategi sampai pada revolusi manajemen. Keempat zaman tersebut memiliki dampak yang luar biasa terhadap dunia bisnis yang dimasuki oleh perusahaan. Selain itu, pembentukan beberapa perdagangan bebas Asean antara lain seperti dampak krisis moneter internasional, krisis utang luar negeri, pembentukan World Trade Organization (WTO), Asean Free Trade Area (AFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), dan yang paling semarak di tahun 2010 adalah terbentuknya Asean China Free Trade Area (ACFTA) telah mewarnai perekonomian negara.

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh kompetisi sekarang ini, dibutuhkan perusahaan yang mampu menampung dan menyaring informasi sebanyak mungkin. Kekuatan bisnis saat ini sangat tergantung pada informasi yang dapat diolah menjadi keunggulan kompetitif bagi dirinya. Artinya sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi sangat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial dan kerjasama kelompok kerja hingga menjadi keunggulan kompetitif dalam pasar yang terus berubah.


(15)

Dalam literatur manajemen strategik, Hagedoorn (1993) menyatakan bahwa jenis respon strategik perusahaan terhadap globalisasi akan tergantung pada jenis tipologi strategi kompetitif perusahaan, sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tipologi strategi kompetitif berhubungan dengan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi. Keputusan melakukan investasi dalam teknologi informasi ini menyangkut jumlah yang besar, hal ini menyebabkan faktor kematangan dan ukuran perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan dalam melakukan investasi teknologi informasi sebagai respon strategik (Ein Dor dan Segev, 1979; McFarlan et al., 1983; Goslar dan Grover, 1993; Mata et al., 1995).

Teknologi informasi sekarang ini telah berkembang sangat pesat tercermin pada perkembangan jaringan dan sarana telekomunikasi serta inovasi baru seperti internet, e-mail dan web-site. Perkembangan tersebut telah mempengaruhi berbagai bentuk jasa layanan baik pada kegiatan di bidang perbankan melalui jaringan elektronik (e-banking) juga pada kegiatan perdagangan melalui elektronik yang dikenal dengan electronic commerce (e-commerce). Perkembangan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi juga berpengaruh terhadap dunia perbankan di indonesia. Pada saat ini perusahaan-perusahaan perbankan berusaha mengoptimalkan fasilitas teknologi informasinya dalam rangka meraih konsumen sebanyak-banyaknya, meskipun investasi dalam teknologi informasi akan menyerap biaya yang sangat tinggi.

Globalisasi dalam ekonomi industri menambah nilai-nilai informasi untuk perusahaan dan menambah penawaran-penawaran kesempatan baru bagi bisnis,


(16)

sedangkan sistem informasi menyediakan komunikasi yang diperlukan perusahaan dalam melaksanakan perdagangan dan mengelola bisnis dalam skala global. Pemanfaatan perkembangan teknologi ini tidak hanya memberikan

peluang bagi masing-masing pihak terutama lembaga keuangan untuk memperluas jaringan jasa pelayanan, namun juga berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi jasa pelayanan tersebut kepada nasabahnya. Penggunaan sarana teknologi juga telah memungkinkan bank memfasilitasi kegiatan dan transaksi perdagangan yang mulai bergerak ke arah transaksi secara elektronik.

Industri perbankan adalah salah satu bidang jasa yang secara ekstensif menyelenggarakan layanan dengan memanfaatkan media elektronik (e-banking). Sebagian besar bank saat ini bahkan mengandalakan teknologi informasi dan media elektronik sebagai basis layanannya, sehingga layanan yang diselenggarakan kini memberikan kemudahan yang dapat dimanfaatkan masyarakat dimana saja, kapan saja yang selalu tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Jenis teknologi (e-banking) dan media elektronik yang digunakan antara lain adalah layanan perbankan online, layanan jaringan mesin ATM (Automated Teller Machine), layanan jaringan EDC (Electronic Data Capture), layanan phone banking, layanan internet banking, layanan kartu kredit, kartu cicilan dan untuk pembayaran tunda sejenisnya.

Dalam penerapan teknologi diperbankan, suatu perbankan tidak diharuskan untuk menggunakan teknologi tertentu. Karena itu, setiap bank yang ada baik itu bank pemerintah maupun swasta akan memiliki layanan yang muatan teknologinya berbeda-beda pula. Kebutuhan akan suatu standar minimum


(17)

sekarang ini mulai dirasakan oleh perbankan. Tujuannya adalah efisiensi dan penggunaan maintanance yang jauh lebih murah. Selain itu, yang menjadi tujuan ke depan bagi setiap perbankan adalah adanya penggunaan standarisasi untuk setiap fasilitas yang digunakan.

Sekarang ini, perkembangan teknologi informasi perbankan telah mengajarkan pada pengolahan introspeksi dalam mengenali posisinya di dalam peta persaingan. Hal ini perlu untuk melakukan kaji ulang berdasarkan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) dan merevitalisasi eksistensi, yang pada gilirannya bermuara pada pengambangan produk dan jasa inovatif yang diunggulkan, sebagaimana pengembangan produk dan jasa inovatif yang diunggulkan. Salah satu elemen penting dalam kaji ulang bisnis perbankan adalah teknologi informasi. Dan salah satu faktor yang menyebabkan perubahan sangat cepat pada lingkungan bisnis adalah kemajuan teknologi.

Akhirnya, era perdagangan bebas ASEAN benar-benar berlaku yang kita kenal dengan Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asean China Free Trade Area (ACFTA). Inilah salah satu kenyataan globalisasi perekonomian dunia yang nyata. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan integrasi perekonomian dunia ini memang harus dihadapi. Sehubungan dengan penelitian ini sampel diambil dari lima perusahaan perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang. Alasan mengkhususkan pada perusahaan perbankan adalah karena pesatnya perkembangan teknologi informasi yang di pakai pihak perbankan akhir-akhir ini dalam meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada konsumen perusahaan.


(18)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis ingin menguji hubungan antara tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategik dalam menghadapi globalisasi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memperjelas bukti empiris dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Arifin (2001) dan Bandi (2006). Untuk itu penulis mengambil judul mengenai “Hubungan antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Respon Strategik Perusahaan berupa Investasi dalam Teknologi Informasi ”.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah tipologi Strategi kompetitif berhubungan dengan keinginan perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan?

2. Apakah Kematangan Teknologi Informasi berhubungan dengan keinginan perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan?

3. Apakah Ukuran Perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan?


(19)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah ada hubungan antara tipologi strategi kompetitif terhadap keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

2. Mengetahui apakah ada hubungan antara kematangan teknologi informasi terhadap keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

3. Mengetahui apakah ada hubungan antara ukuran perusahaan terhadap keinginan perusahaan melakukan investasi sebagai respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, diharapkan agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik mengenai teknologi informasi dan mengetahui pengaruhnya terhadap perusahaan perbankan sebagai respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi.

2. Bagi pihak bank, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam penggunaan teknologi informasi, strategi perusahaan dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi perusahaan melakukan investasi teknologi sebagai respon strategik perusahaan.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Dalam Kadir (2003:10), Hall menyatakan bahwa sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Sedangkan secara umum, menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis.

Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi di bidang teknologi informasi. Alasan yang paling umum adalah karena adanya kebutuhan untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi biaya, meningkatkan fleksibilitas, dan tanggapan. Itulah sebabnya, sebagai contoh banyak bank yang berlomba-lomba untuk memperluas jaringan ATM untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, mengingat akan ketatnya persaingan dunia usaha bank saat ini. Teknologi informasi sering dikatakan dapat digunakan untuk membentuk “strategi” menuju keunggulan kompetitif (O’Brien, 1996, dalam Kadir, 2003:18) antara lain :

a. Strategi biaya, meminimalisir biaya/memberikan harga yang lebih murah terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok, atau meningkatkan biaya pesaing untuk tetap bertahan di industri.

b. Strategi diferensiasi, mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk/jasa yang dihasilkan perusahaan terhadap pesaing sehingga pelanggan menggunakan produk/jasa karena adanya manfaat atau fitur yang unik.


(21)

c. Strategi inovasi, memperkenalkan produk/jasa yang unik atau membuat perubahan yang radikal dalam proses bisnis yang menyebabkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.

d. Strategi pertumbuhan, mengembangkan kapasitas produksi secara signifikan, melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan diversifikasi produk/jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk/jasa yang terkait. e. Strategi aliansi, membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan

pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan lain-lain.

2.1.2 Perkembangan Teknologi Informasi dalam dunia perbankan

Perbankan adalah salah satu sektor yang paling dramatis terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sistem on-line yang menjadi faktor unggulan sedang memasuki generasi ketiga. Dalam era globalisasi yang dipengaruhi oleh liberalisasi ekonomi dan beberapa kesepakatan internasional (GATT/GATS dalam WTO, APEC, AFTA dan ACFTA) telah mengubah orientasi bank dari inward looking menjadi forward looking guna menengahkan persaingan. Dewasa ini perkembangan industri keuangan baik lembaga perbankan maupun non perbankan berjalan sangat pesat. Kemajuan teknologi informasi telah memungkinkan pula lembaga-lembaga yang dulunya bergerak disektor industri non keuangan mengalihkan atau mendefinisikan bisnisnya ke sektor keuangan.

Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone e-banking, mobile e-banking, dan internet e-banking. Fungsi penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja yang berbeda, seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo rekening, transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pembayaran tagihan-tagihan rutin


(22)

bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dan lain sebagainya. Dengan memanfaatkan e-banking banyak keuntungan yang akan diperoleh nasabah terutama apabila dilihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena e-banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan e-banking tersebut.

Dari sudut organisasi, dampak langsung penerapan e-banking (dan atau penggunaan teknologi informasi yang semakin ke arah otomatisasi) adalah pengalihan tugas administrasi yang sebelumnya dilakukan secara manual atau semi manual/semi otomatis pada proses penyelesaian secara elektronik. Pengembangan sistem elektronik juga memungkinkan bank memperluas jaringan operasionalnya tanpa harus dilakukan dengan pengembangan jaringan perkantoran bank yang bersangkutan. Dengan demikian dampak utama adalah pengurangan tugas-tugas administratif bank. Dampak ini akan mengubah kebutuhan penyediaan sumber daya manusia untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan pelayanan jasa dan pengelolaan resiko operasional dan manajerial bank. Perubahan tersebut pada gilirannya mempengaruhi struktur dan bentuk organisasi bank yang bersangkutan.

Program pengembangan sistem informasi dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi yang diperlukan untuk meningkatkan masuknya informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia internasional, memperlancar pertukaran dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan sistem perencanaan,


(23)

pengelolaan, pemantauan kegiatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.1.3 Jenis-Jenis Teknologi E-Banking

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perbankan nasional relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Berbagai jenis teknologinya diantaranya meliputi Automated Teller Machine, Banking Application System, Real Time Gross Settlement System, Sistem Kliring Elektronik, dan internet banking. Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan perbankan. Istilah lain yang lebih populer adalah Electronic Banking. Electronic banking mencakup wilayah yang luas dari teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya terkait dengan layanan perbankan di “garis depan” atau front end, seperti ATM dan komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat back end, yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan, merchant, atau penyedia jasa transaksi, misalnya electronic check conversion.

Saat ini sebagian besar layanan E-banking terkait langsung dengan rekening bank. Jenis E-Banking yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (chip dalam smartcard). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas transaksi, berbagai jenis E-banking semakin sulit dibedakan karena fungsi dan fiturnya cenderung terintegrasi atau mengalami konvergensi. Sebagai contoh,


(24)

sebuah kartu plastik mungkin memiliki “magnetic strip”- yang memungkinkan transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga memiliki nilai moneter yang tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit card” oleh merchant atau vendor. Beberapa gambaran umum mengenai jenis-jenis teknologi E-Banking dapat dilihat di bawah ini :

a. Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.

b. Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan.

c. Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.

d. Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik.

e. Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik.

f. Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank.


(25)

g. Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.

h. Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.

i. Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oleh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales.

j. Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu.

k. Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.

l. Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi).

m.Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain.


(26)

2.1.4 Investasi dalam Teknologi Informasi

Secara umum investasi diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan (Nurul dan Mustafa, 2007:7). Tujuan dari investasi adalah untuk mendapatkan sejumlah keuntungan. Investasi merupakan salah satu keharusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, terutama ketika bisnisnya sedang berada dalam tahap awal, yaitu pada tingkat pembentukan dan pertumbuhan (infancy dan growth stages). Faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.

Ditinjau dari segi peranan strategis teknologi informasi, ditemukan lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap perangkat teknologi tersebut. Kategori pertama adalah karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri. Kategori kedua adalah perusahaan yang hendak melakukan investasi. Kategori ketiga adalah tujuan investasi untuk memperbaiki efektitivitas usaha, dalam arti kata melakukan apa yang diistilahkan sebagai “Do the right thing”. Kategori keempat adalah keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif (competitive advantage leap) agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan teknologi yang perusahaan lain belum memiliki. Kategori kelima adalah suatu bentuk investasi yang dilatarbelakangi oleh peranan teknologi informasi sebagai salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari keberadaannya bagi sebuah perusahaan di era global ini.


(27)

Mahmood dan Mann (1993) menyatakan bahwa investasi yang mantap dalam teknologi informasi harus dipertimbangkan untuk meningkatkan performance ekonomi dan strategi organisasi. Dengan investasi teknologi informasi yang tepat, maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Sircar et al. (2000) melakukan penelitian dengan membuat framework baru untuk mengukur kinerja yaitu tidak lagi menekankan kinerja dalam arti produktivitas, namun kinerja perusahaan yang sebenarnya meliputi penjualan, aset, dan market value. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara investasi dalam teknologi informasi dan kinerja perusahaan.

Investasi yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Karimi et al. (1996) membuat suatu model penelitian berkaitan dengan beberapa penelitian sebelumnya mengenai faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan respon terhadap globalisasi. Karimi et al. (1996) menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang menentukan respon strategik perusahaan terhadap globalisasi. Tiga faktor tersebut adalah tipologi strategi kompetitif, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan.

Sircat et.al (2000) mengklasifikasikan aset investasi teknologi informasi menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain :

a. Biaya teknologi informasi, yang terdiri dari biaya rutin yang dikeluarkan untuk gaji staf TI, pelatihan staf TI, dan biaya-biaya lainnya.

b. Nilai peralatan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan. c. Jumlah komputr per karyawan.


(28)

Perlu disadari bahwa dalam hal investasi, selalu terjadi persaingan dalam “perebutan” alokasi dana investasi. Selain itu investasi teknologi informasi pada umumnya masih dievaluasi seperti halnya investasi untuk sektor lain. Berdasarkan karakteristik tujuan investasi teknologi informasi perusahaan, maka aset investasi teknologi informasi tersebut terdiri dari :

a. Infrastruktur teknologi informasi yang memberikan dasar untuk dapat berbagi layanan teknologi informasi (mencakup aspek teknis dan sumber daya manusia, misalnya server, jaringan, laptop, database pelanggan, help desk, dan pengembangn aplikasi) yang digunakan oleh berbagai aplikasi teknologi informasi. Investasi infrastruktur teknologi informasi secara jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan kemampulabaan dan kinerja operasional perusahaan.

b. Investasi yang bersifat transaksi (transactional), yaitu dibuat untuk mengotomasi proses, memangkas biaya, dan meningkatkan volume bisnis perusahaan. Investasi seperti ini diharapkan dapat dengan cepat mereduksi biaya operasional perusahaan.

c. Investasi yang bersifat informatif (informational), yaitu memberikan informasi untuk manajemen, akuntansi, pelaporan dan komunikasi internal perusahaan kepada pihak pelanggan, pemasok dan regulator. Diharapkan investasi informatif ini dapat memperkuat sistem pelaporan, fungsi kontrol, mempermudah pengumpulan data dan pengambilan keputusan, mengurangi biaya, dan mengidentifikasi peluang-peluang baru untuk meningkatkan pendapatan dan kemampulabaan.


(29)

d. Investasi yang bersifat strategis, yaitu berupa reposisi perusahaan dalam pasar melalui pengembangan produk baru, jasa ataupun proses bisnis. Investasi strategis yang sukses akan mengubah sistem pelayanan jasa atau proses perusahaan dalam industri, namun manjadi tidak strategis ketika kompetitor mengkomoditikan kemampuannya.

Ada beberapa isu penting yang perlu diperhatikan oleh mereka yang diberi kewenangan untuk melakukan investasi teknologi informasi. Pertama, dianjurkan untuk menentukan dasar-dasar pertimbangan dalam investasi. Tidak selalu nilai manfaat investasi teknologi informasi harus dihitung menggunakan ROI, perlu dipertimbangkan pula faktor-faktor non-teknologi, seperti apakah investasi teknologi informasi akan berpotensi meningkatkan penjualan, kepuasan pelanggan, tingkat keuntungan dan lain sebagainya. Guna memudahkan dalam mengukur manfaat, khususnya manfaat keuangan, bagi perusahaan yang akan mengimplementasikan teknologi informasi dalam skala luas dan bersifat strategis perlu mempertimbangkan untuk meninjau kembali perlakuan akuntansi yang akan digunakan untuk menilai kinerja investasi teknologi informasi. Data akuntansi sangat penting dalam menghitung manfaat investasi teknologi informasi.

Setelah identifikasi dasar-dasar pertimbangan dilakukan, maka langkah kedua adalah menentukan prioritas, dengan memperhatikan cakupan manfaat bisnis dan ekonomi, keterbatasan sumber daya, dan faktor lainnya. Bagaimanapun, dari semua pertimbangan di atas perlu dipilih dan dipilah mana yang harus didahulukan dari lainnya. Prioritas penting terutama jika sumber


(30)

daya perusahaan tidak mencukupi semua kebutuhan investasi teknologi informasi.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi dalam Teknologi Informasi

2.1.5.1Tipologi Strategi Kompetitif

Suatu perusahaan yang sukses didukung oleh strategi yang sesuai dengan lingkungan perusahaannya, sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk memperoleh keunggulan bersaing dalam dunia bisnis melalui strategi yang dipilihnya. Beberapa perusahaan mengalami kegagalan pada saat strategi yang diambilnya tidak sesuai dengan lingkungan operasinya. Model strategi akan memberikan rerangka yang bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi karakteristik sistem informasi yang sesuai dengan berbagai jenis strategi yang berbeda-beda. Model tipologi ini banyak didokumentasikan dalam berbagai studi empiris untuk menentukan hubungan antara strategi perusahaan secara keseluruhan (corporate strategy) dengan strategi unit bisnis yang lain sebagai respon dari lingkungan (Karimi et al., 1996).

Tipologi strategi kompetitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipologi strategi kompetitif yang dikemukan oleh Miles dan Snow. Tipologi memandang perusahaan sebagai suatu sistem yang lengkap dan terintegrasi dalam interaksinya dengan lingkungan. Menurut Miles dan Snow (1978), tipologi strategi kompetitif ada empat, meliputi :


(31)

a. Prospector, yaitu perusahaan yang secara intensif menggunakan teknologi informasi dalam berbagai aktivitas operasionalnya, sehingga memiliki kecenderungan untuk menerapkan desain strategi kompetitif yang agresif dengan tujuan agar tetap menjadi pioner dalam produk dan segmen pasar tertentu.

b. Defender, yaitu perusahaan yang cenderung memiliki sifat kurang dinamis. Perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang relatif stabil serta dapat diprediksi arah perubahannya di masa depan. Dengan demikian perusahaan lebih menaruh perhatian pada upaya mempertahankan porsi pangsa pasar tertentu dari keseluruhan pasar dengan menciptakan produk dan jasa tertentu maupun jumlah customer yang stabil.

c. Analyzer, yaitu perusahaan yang menerapkan strategi keseimbangan antara aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan peluang perluasan pangsa pasar baru produk dan jasa dengan tetap menjaga hubungan dengan customer dan supplier yang lama. Fokus utama perusahaan ini adalah di satu sisi meminimalisasi resiko karena pemanfaatan teknologi yang telah usang, sementara di sisi lain perusahaan berusaha meraih peluang untuk mendapatkan laba dengan jalan meniru inivasi produk dan jasa yang telah sukses (benchmarking).

d. Reactor, tipe perusahaan seperti ini tidak memiliki strategi untuk senantiasa menyesuaikan teknologi informasinya dengan perubahan lingkungan yang terjadi.


(32)

Perusahaan tidak dapat memastikan strategi mana yang paling jitu yang digunakan untuk memenangkan persaingan, dibutuhkan pemahaman dan pengenalan strategi tersebut. Miles dan Snow (1978), memberikan alternatif-alternatif strategi bersaing tersebut dengan tujuan agar perusahaan dapat menerapkan strategi tersebut pada waktu dan situasi yang tepat dengan terlebih dahulu memahami posisi perusahaan dalam persaingan.

Tipologi strategi kompetitif berpengaruh secara signifikan terhadap respon strategi perusahaan. Jika ditinjau dari investasi teknologi informasi, tipologi strategi kompetitf tersebut merespon perusahaan untuk melakukan langkah-langkah strategik, sehingga tipologi strategi kompetitif perusahaan berhubungan dengan perannya dalam menjadikan teknologi informasi sebagai bagian dari respon strategik menghadapi persaingan global. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya dapat berupa sejumlah keputusan investasi terkait dengan penggunaan teknologi informasi.

Selain itu, dalam usaha menjadikan penggunaan teknologi informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus mampu melakukan analisa terhadap lingkungan industrinya. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tipologi strategi kompetitif perusahaan akan menentukan kebutuhan informasi, selanjutnya akan mendorong dilakukannya investasi dalam teknologi informasi.


(33)

2.1.5.2Kematangan Teknologi Informasi

Kematangan teknologi informasi dicerminkan dalam evolusi fungsi sistem informasi perusahaan dalam aspek perencanaan, organisasi, pengendalian dan integrasinya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Karimi et. Al (1996), Darmawati dan Indrianto (1999), dan Arifin (2001) Tingkat kematangan teknologi informasi dicerminkan dalam formalisasi perencanaan, pengendalian, organisasi dan integrasi aktivitas-aktivitas teknologi informasi. Fase kematangan teknologi terjadi jika teknologi benar-benar diperlukan oleh perusahaan dan efisiensi sudah benar-benar tercapai. Teknologi baru yang menawarkan peluang kepada perusahaan akan diadopsi baik yang mengarah ke aplikasi baru maupun yang mengarah pada restrukturisasi aplikasi lama. Dengan demikian perusahaan akan selalu dihadapakan pada tantangan untuk senantiasa mengadopsi teknologi baru.

Tidak seperti jenis investasi lainnya, seperti gedung perkantoran atau peralatan, investasi TI tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang terus berkurang nilainya seiring dengan waktu, karena konteks nilai pada investasi TI tidak hanya dapat dipandang sebagai suatu nilai nominal. Investasi TI dapat mendatangkan manfaat terhitung (tangible) dan tidak terhitung (intangible). Keberhasilan investasi Teknologi informasi ini dapat dicapai jika ada keselarasan antara Teknologi Informasi dan strategi yang kompetitif. Kematangan teknologi informasi dari suatu perusahaan dicerminkan dalam evolusi sistem informasi dalam aspek:


(34)

a. Perencanaan TI. Sasaran utama Teknologi Informasi dalam tahap kematangan adalah untuk menyelaraskan perencanaan-perencanaan Teknologi Informasi dengan perencanaan-perencanaan bisnis (Sullivan, 1985). Kriteria kearah kematangan teknologi informasi lebih dititik beratkan pada : (1) Apakah sistem informasi benar-benar merupakan kebutuhan untuk menjalankan strategi kompetitif perusahaan. (2) Peluang-peluang strategik apa yang diberikan oleh teknologi nformasi. (3) Bagaimana menentukan prioritas proyek teknologi informasi.

b. Pengendalian TI. Dalam tahap kematangan, perusahaan telah memiliki kepercayaan diri dalam mengelola sistem informasinya sebagaimana pengelolaan sumberdaya perusahaan yang lain. Pengembangan-pengembangan aplikasi ditujukan untuk meraih manfaat ekonomi, dan manajer teknologi informasi berusaha untuk menciptakan keseimbangan antara penggunaan jangka pendek dan investasi dimasa datang (Earl, 1989). Perhatian ditujukan kepada hal-hal berikut ini: (1) Seberapa banyak dana yang dibelanjakan untuk teknologi informasi. (2) Bagaimanakah seharusnya proposal teknologi informasi dievaluasi. (3) Bagaimanakah seharusnya pertanggungjawaban dan otoritas kearah pengembangan dan operasi dibentuk.

c. Organisasi TI. Pada tahap awal perkembangan teknologi informasi, perusahaan dapat mengorganisir aktivitas-aktivitas teknologi informasi secara otonom. Hal ini disebabkan aplikasi yang dimiliki


(35)

perusahaan tersebut masih terbatas pada fungsi-fungsi yang berkaitan dengan transaksi, sehingga kesadaran dan keterlibatan pengguna sangat terbatas. Perhatian utama dalam tahap kematangan meliputi: (1) Bagaimanakah teknologi informasi mempengaruhi struktur organisasi perusahaan. (2) Apakah harus ada seorang direktur untuk menangani teknologi informasi. (3) Jika harus ada direktur, bagaimanakah peran dan tanggungjawabnya.

d. Integrasi TI. Semakin perusahaan menuju kearah kematangan, maka akan terjadi beberapa keadaan berikut ini (Cash, 1992) : (a) Terdapat proses perencanaan top down untuk menghubungkan strategi sistem informasi dengan kebutuhan-kebutuhan bisnis, (b) teknologi ditransfer ke dalam spektrum aplikasi-aplikasi yang lebih luas, serta (c) terdapat integrasi teknologi dalam tingkatan yang lebih tinggi, dimana hal ini mendorong pada eksploitasi teknologi informasi di dalam perusahaan. Dalam kondisi semacam ini perusahaan terintegrasi menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan produk dan jasa baru, dan untuk mengubah hubungannya dengan para pemasok dan pelanggan, serta untuk menetapkan standar kinerja baru dalam industrinya.

Dampak kematangan teknologi informasi ditunjukkan dengan pengaruh yang signifikan terhadap respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi. Respon strategik perusahaan terkait dengan informasi teknologi dilakukan dalam bentuk keputusan investasi atas teknologi informasi. Kematangan teknologi informasi perusahaan


(36)

berhubungan dengan perannya dalam menjadikan teknologi informasi sebagai bagian dari respon strategik perusahaan menghadapi perdagangan bebas.

Bradley et al. (1993) dalam karyanya telah membuat tiga kesimpulan, meliputi : (1) Dimasa kini telah terjadi perpaduan antara teknologi informasi dan telekomunikasi yang secara radikal mempengaruhi seluruh perusahaan baik yang merupakan pengguna signifikan dari teknologi maupun tidak. (2) Perpaduan teknologi tersebut sangat dinamis dan akan menyebabkan perubahan struktur fundamental perusahaan. Dan (3) Strategi perusahaan akan meningkat dipengaruhi oleh penciptaan industri baru, restrukturisasi industri yang ada dan berfokus pada pencapaian keunggulan kompetitif melalui perpaduan teknologi informasi dan telekomunikasi.

Goslar dan Grover (1993), melakukan penelitian yang berkenaan dengan pengaruh kematangan sistem informasi terhadap inisiatif, adopsi, dan implementasi teknologi telekomunikasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 154 perusahaan di Amerika, dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan sistem informasi mempengaruhi inisiatif, adopsi, dan implementasi teknologi telekomunikasi. Darmawati dan Indriantoro (1999), juga melakukan penelitian mengenai hubungan antara kematangan teknologi informasi dengan respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kematangan teknologi informasi berhubungan dengan keinginan


(37)

perusahaan untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik terhadap globalisasi.

Karimi et al. (1996), melakukan penelitian untuk menguji pengaruh kematangan teknologi informasi terhadap keputusan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kematangan teknologi informasi mempengaruhi keputusan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi. Hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa kematangan teknlogi informasi berhubungan denngan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi.

2.1.5.3 Ukuran Perusahaan

Kettinger et al. (1994), melakukan penelitian terhadap 30 perusahaan di Amerika. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan sistem informasi strategik untuk memiliki keunggulan kompetitif. Akses terhadap sumber daya, skala ekonomi, dan aliansi rangkaian nilai secara umum berasosiasi dengan perusahaan besar dan akan membatasi perusahaan kecil untuk berkompetisi dengan inovator teknologi informasi yang berskala besar.

Menurut teori ketergantungan sumber daya (resource dependence theory), ukuran perusahaan merupakan faktor organisasi terpenting yang mempengaruhi prilaku perusahaan dalam merespon lingkungan barunya.


(38)

Perusahaan besar akan lebih inovatif karena kemampuannya untuk menanggung resiko yang lebih besar. Perusahaan besar diharapkan memiliki sumber daya dan infrastruktur untuk melakukan respon terhadap lingkungannya, (Darmawati dan Indrianto, 1999). Karimi et al. (1996), dalam penelitiannya juga menemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan keinginan melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan terhadap globalisasi.

Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah faktor ukuran perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan. Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dari pada perusahaan yang lebih kecil. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar pula tingkat investasi yang akan digunakan dalam teknologi informasi untuk menunjang perusahaan mencapai kompetitif yang lebih baik.


(39)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti dan

tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel penelitian

Hasil Penelitian

1 Johan Arifin

(2001)

Hubungan Antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan Perbankan dengan Respon Strategik dalam Menghadapi Globalisasi. Variabel Dependen : Respon Strategik Perusahaan dalam menghadapi globalisasi. Variabel Independen : Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan

Menyatakan bahwa variabel tipologi strategi kompetitif tidak berhubungan dengan keinginan perusahaan perbankan dalam melakukan

penambahan investasi teknologi.

Dan menyataan bahwa dua variabel yaitu kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan memiliki hubungan yang signifikan dengan keiginan perusahaan perbankan dalam melakukan

penambahan investasi teknologi informasi.

2 Neni Meidawati (2004) Pengaruh Strategi Perusahaan, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan terhadap Respon Strategik dalam Menghadapi Globalisasi. Variabel dependen : Respon Strategik dalam Menghadapi Globalisasi Variabel Independen : Strategi Perusahaan, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan. Menyatakan bahwa perusahaan jasa keuangan di

indonesia dalam melakukan investasi teknologi informasi sebagai respon strategik dalam menghadapi globalisasi tidak dipengaruhi oleh strategi perusahaan, pengendalian teknologi informasi, organisasi teknologi informasi, integrasi teknologi informasi, dan ukuran perusahaan. Tetapi perusahaan jasa keuangan hanya dipengaruhi oleh perencanaan teknologi informasi.

3 Bandi (2006) Pengaruh Respon Strategik Perusahaan dalam Investasi Teknologi Informasi terhadap Kinerja Perusahaan: Strategi Variabel Dependen : Respon perusahaan dalam Investasi

Perkembangan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi berpengaruh terhadap dunia perbankan di Indonesia.


(40)

Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan sebagai Vaiabel Anteseden. Informasi terhadap Kinerja Perusahaan. Variabel Independen : Strategi Bisnis, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan

mempengaruhi investasi dalam teknologi informasi, tetapi keinginan perusahaan melakukan investasi merupakan respon strategik.

Menyatakan bahwa variabel

kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan mempengaruhi keiginan perusahaan melakukan penambahan investasi. Sedangkan variabel tipologi strategi perusahaan tidak mempengaruhi keiginan melakukan penambahan investasi perusahaan.

4. Luqmanul Hakim (2008)

Analisa Hubungan Investasi Teknologi Informasi terhadap Kinerja Perusahaan Studi Kasus pada PT. XYZ Variabel Dependen : Kinerja Perusahaan Variabel Independen : Investasi

Investasi teknologi informasi pada PT. XYZ memiliki pengaruh dan hubungan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, yaitu terhadap variabel ROI dan ROA.

Faktor kapabilitas TI yang berpengaruh terhadap kinerja sistem teknologi informasi yang diimplementasikan pada PT. XYZ adalah komitmen manajemen senior terhadap investasi TI (X1) dan kemampuan teknis staf TI (X2).

5 Eko Sunjaya

(2010) Pengaruh Tipologi Strategi Kompetitif, dan Kematangan Teknologi Informasi terhadap Respon Strategik Manajer Variabel Dependen : Respon Strategik Manajer Variabel Independen : Tipologi Strategi Kompetitif, dan Kematangan Teknologi Informasi

Menyatakan bahwa variabel tipologi strategi kompetitif, dan variabel kematangan teknologi informasi memiliki pengaruh terhadap respon strategik manajer yang berkeinginan untuk menambah investasi teknologi perusahaan pada PT. Pupuk Kalimantan Timur sebagai perusahaan industri manufaktur.


(41)

2.3 Kerangka Konseptual

Kematangan teknologi informasi perusahaan akan memiliki pengaruh terhadap keinginan melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan menghadapi globalisasi (Ein-Dor dan Segev, 1978; Goslar dan Grover, 1993; Mata et al., 1995; Karimi et al., 1996 dalam Bandi, 2006). Clemon et al. (1993), menyatakan bahwa teknologi informasi mempunyai kemampuan untuk memperendah biaya koordinasi perusahaan tanpa mempertinggi resiko transaksi yang bersangkutan, dan dapat memperbaiki monotoring serta pengurangan spesifikasi hubungan yang ada dalam koordinasi eksplisit.

Karimi et al. (1996), Darmawati dan Indrianto (1999), dan Arifin dan Hartono (2000), telah menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi respon strategik perusahaan untuk berinvestasi yaitu :(1) Tipologi strategi kompetitif, (2) Kematangan teknologi informasi, dan (3) Ukuran perusahaan. Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Tipologi strategi

perusahaan

Kematangan Teknologi informasi

Ukuran Perusahaan

Respon Strategik Perusahaan Berupa Investasi


(42)

2.4 Pengembangan Hipotesis

Faktor yang mendorong kontribusi teknologi informasi dalam menciptakan nilai bagi perusahaan mungkin lebih penting dari pada pengukuran nilai teknologi informasi. Investasi teknologi informasi seharusnya tidak hanya untuk keharusan semata (business necessity), tetapi haruslah mampu dipakai dalam menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif untuk memperbaiki kinerja. Setiap perusahaan harus menjamin bahwa investasi teknologi informasi mereka mendukung strategi bisnis manajemen perusahaan secara keseluruhan agar investasi TI tersebut mampu menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis (H1) : Tipologi strategi kompetitif perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan.

Hipotesis (H2) : Kematangan teknologi informasi perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan.

Hipotesis (H3) : Ukuran perusahaan berhubungan dengan keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi informasi sebagai respon strategik perusahaan.


(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel dependen adalah respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi, yang dicerminkan dalam keinginan untuk melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi. Sedangkan variabel independen adalah strategi perusahaan, kematangan teknologi informasi yang dicerminkan dalam variabel perencanaan teknologi informasi, pengendalian teknologi informasi, organisasi teknologi informasi, dan integrasi teknologi informasi, serta ukuran perusahaan. Item-item dari setiap instrumen variabel diukur dengan skala likert dimana masing-masing skala tergantung pada jumlah masing-masing item yang ada pada setiap variabel.

3.1.1 Variabel Independen

3.1.1.1Tipologi Strategi Kompetitif

Dalam hubungannya dengan investasi teknologi informasi sebagai respon strategik manajer perusahaan tipologi strategi kompetitif dijadikan alasan dalam pengambilan keputusan, tipologi ini mendasarkan pada respon manajer perusahaan terhadap keinginan untuk manajer memutuskan perusahaan berinvestasi teknologi. Tipologi strategi kompetitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipologi strategi kompetitif yang dikemukakan oleh Miles dan Snow (1978), yang


(44)

menganggap tipologi jenis ini tepat untuk diterapkan pada tingkat sistem total, bukan pada tingkat sub unit dengan alasan: (a) Memfokuskan pada prilaku perusahaan pada tingkat sistem total, bukan pada tingkat sub unit, (b) Tipologi ini dibentuk berdasarkan apa yang terbaik dilakukan oleh perusahaan (distinctive competence).

Untuk mengukur variabel ini perusahaan diminta untuk melakukan penilaian sendiri terhadap strategi perusahaannya dengan mengunakan instrumen yang dikembangkan Miles dan Snow (1978). Pengukuran skala likert pada variabel ini dibobot dengan skala 1-4 dengan 4 pernyataan. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner bagian 1.

3.1.1.2 Kematangan Teknologi Informasi

Kematangan Teknologi Informasi dicerminkan dalam evolusi fungsi sistem informasi perusahaan dalam aspek perencanaan, pengendalian, organisasi dan integritasnya. Penelitian ini menggunakan instrumen kematangan teknologi informasi yang digunakan oleh Karimi et al. (1996). Untuk mengukur kematangan teknologi informasi digunakan empat kriteria yaitu bentuk perencanaannya, pengendaliannya, organisasinya, dan integrasinya, kesemuanya ada 20 item. Pada variabel ini, pengukuran skala diberi bobot dengan skala 1-5, dimana skor 1= sangat tidak setuju, skor 2= tidak setuju, skor 3= netral, skor 4= setuju, dan skor 5= sangat setuju. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner bagian 2.


(45)

3.1.1.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dicerminkan dengan besarnya penjualan atau pendapatan tahunan dan banyaknya karyawan (Ein-Dor Segev, 1978: Goslar dan Grover, 1993: Karimi et al. 1996). Tavakolian (1989) dan Karimi et al. (1996), membedakan antara perusahaan besar dan kecil dengan melihat dua komponen, meliputi jumlah karyawan dan pedapatan kotor tahunan. Variabel ukuran perusahaan dilihat dari jumlah karyawan perusahaan dan pendapatan perusahaan, yang di ukur dengan skala likert dengan bobot 1-8 pada ukuran perusahaan, dan bobot 1-5 pada pendapatan perusahaan. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner bagian 3.

3.1.2 Variabel Dependen

Berdasarkan beberapa literatur yang telah dijelaskan sebelumnya, menyatakan bahwa respon strategik perusahaan berupa investasi teknologi informasi yaitu dicerminkan dalam keinginan perusahaan untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mengahadapi persaingan atau ketidakpastian lingkungan usaha yang disebabkan oleh adanya perjanjian dari perdagangan bebas . Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Karimi et al. (1996). Pada variabel respon strategik perusahaan berupa investasi pembobotan skala

dilakukan dengan skala 1-5. Pertanyaan yang diajukan dijelaskan pada lampiran kuisioner bagian 4.


(46)

3.2 Populasi dan Sampel

Karena keterbatasan waktu dalam penelitian, maka yang menjadi populasi adalah lima perusahaan perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah : 1. Bank Bukopin Tbk (cabang Gajah Mada dan cabang Denai), 2. Bank Mandiri (Persero) Tbk (cabang Pulo Brayan), 3. Bank Negara Indonesia Tbk (cabang Krakatau), 4. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (cabang Helvetia dan cabang Lubuk Pakam), 5. Bank SUMUT (cabang Lubuk Pakam).

Responden yang menjadi subyek penelitian ini adalah karyawan perbankan yang memiliki kriteria tertentu, tetapi lebih dikhususkan kepada pimpinan/manajer bagian teknologi/informasi perusahaan perbankan. Alasan mengambil karyawan sebagai responden penelitian ini adalah karena sulitnya mendapat informasi dari manajer bagian teknologi informasi dari setiap perusahaan perbankan.

Pengambilan sampel dengan mengirimkan kuisioner kepada perusahaan perbankan yang ada di Medan. Jadi kuesioner yang kembali dan terisi dianggap sebagai sampel penelitian ini. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu, dengan catatan bahwa sampel tersebut representative atau mewakili populasi, dan sering juga disebut judgment sampling (Supranto, 2003 : 84). Adapun kriteria responden pengisian kuisioner dalam penelitian ini adalah :

1. Karyawan perusahaan perbankan yang mengetahui dan memahami teknologi informasi yang digunakan perusahaannya masing-masing.


(47)

2. Karyawan perusahaan perbankan yang berusia minimal 25 tahun.

3. Karyawan perusahaan perbankan yang sudah bekerja minimal selama 3 tahun.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner kepada karyawan perusahaan perbankan yang memliki kriteria tertentu. Penelitian sebelumnya menggunakan jasa pos atau mail survei dalam pengumpulan data. Namun berdasarkan penelitian sebelumya, cara tersebut kurang efisien, karena selain memakan waktu yang lebih lama untuk pengembalian kuisionernya, tingkat pengembalian kuisionernya pun lebih rendah. Untuk itu, dalam penelitian ini kuisioner diantar langsung ke lima perusahaan perbankan yang ada diwilayah Medan dan Deli Serdang, dengan tengang waktu pengembalian kuisioner yang ditetapkan.

3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji validitas data

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu test (alat pengukur) melakukan fungsi ukurannya. Suatu pengukuran dikatakan valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya diukur (Kuncoro, 2003:151). Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item, yaitu pengujian terhadap kualitas item-itemnya.


(48)

3.4.2 Uji reliabilitas data

Uji reabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, dan yang kedua lebih memperhatikan ketepatan (Kuncoro, 2003:154). Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa dengan menggunakan Cronbach’s Alpha yang menunjukan realiabilitas, konsistensi internal dan homogenitas antar butir dalam variabel yang diteliti. Instrumen yang dipakai dalam variabel itu dikatakan handal apabila memiliki cronbach’s alpha lebih dari 0.70.

3.4.3 Metode pengujian hipotesis.

Penelitian ini akan menggunakan analisis path. Dengan diagram jalur tersebut satu persamaan struktural dan dua substruktural, variable eksogen (bebas/independen) dan Y sebagai variable endogen (terikat/dependen). Bentuk persamaan strukturannya adalah sebagai berikut:

Y= ρ

1

y x1 + ρy2x2 + ρy3x3 + €

Keterangan:

• Tipologi strategi merupakan variable bebas pertama dan diberi simbol X1 • Kematangan TI merupakan variable bebas kedua dan diberi simbol X2 • Ukuran perusahaan merupakan variable bebas ketiga dan diberi simbol X3 • Respon strategi persuhaan berupa investasi merupakan variable terikat dan


(49)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan dari penelitian ini, dilakukan dengan menggunkan metode penelitian yang telah dijelaskan pada Bab 3, terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan perusahaan melakukan investasi dalam teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan Path analysis dengan bantuan SPSS 19 dan AMOS 19.

4.1 Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu diperoleh melalui penyebaran kuisioner ke lima bank di wilayah Medan dan Deli Serdang. Kuisioner diantar langsung ke setiap perusahaan perbankan, dengan jangka waktu yang telah ditentukan, yaitu selama 1 minggu. Jumlah kuisioner yang dikirim adalah sebanyak 47 kuisioner, sedangkan kuisioner yang kembali adalah sebanyak 43 kuisioner. Jadi jumlah kuisioner yang kembali yaitu sebanyak 43 kuisioner adalah sampel yang digunakan untuk dianalisis, dengan kriteria pengisian responden kuisioner yang telah ditentukan sebelumnya pada Bab 3. Setelah semua data terkumpul, maka sebelum dianalisis untuk masing-masing item pada setiap variabel dilakukan pembobotan dengan skala likert, agar pengolahan data selanjutnya dapat dilakukan. Adapun jumlah bank dan pengembalian kuisioner yang dijadikan populasi dan sampel terlihat pada tabel di bawah ini.


(50)

Tabel 4.1 Responden Bank Pengisian Kuisioner Nama Bank Jumlah Kuisinoer

yang di kirim

Jumlah kuisioner yang kembali

1. Bank Bukopin Tbk 5 5

2. Bank Mandiri (Persero) Tbk

7 7

3. Bank Negara Indonesia 6 6

4. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

5 5

5. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

12 10

6. Bank SUMUT 12 10

Jumlah 47 43

4.2 Pengujian Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data perlu di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen penelitian. Berdasarkan dari hasil pengujian yang dilakukan, untuk pengujian variabel kematangan teknologi informasi yang terdiri dari 20 item, semua data signifikan dan data dikatakan valid. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbrach alpha lebih besar dari 0,70. Untuk itu, semua item dapat dipakai untuk menganalisis data pada variabel kematangan teknologi informasi.


(51)

4.3 Pengujian hipotesis 4.3.1 Analisis Regresi

a. Melihat pengaruh tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan secara gabungan terhadap respon strategik perusahaan.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis), dengan bantuan AMOS 19. Input data dilakukan melalui bantuan SPSS 19 kemudian dilakukan pengujian dengan diagram jalur (path analysis). Sebelum data diukur dengan skala likert, terlebih dahulu dilakukan pembobotan agar data dapat diolah dan dilakukan analisis untuk setiap item variabel. Hubungan antara Tipologi strategi kompetitif, Kematangan teknologi informasi, dan Ukuran perusahaan dapat di lihat melalui analisis regresi, khususnya pada angka R square yang ada di tabel bawah ini :

Tabel 4.2 Squared Multiple Correlations

Estimate Respon_Strategi_Perusahaan .209 Sumber : Lampiran 5

Besarnya angka estimate dalam hal ini merupakan angka R square (r2) adalah 0,209. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara ketiga variabel independen tersebut, yaitu hubungan antara tipologi strategi kompetitif, kematangan TI, dan ukuran perusahaan sebagai respon strategik berupa investasi dalam teknologi informasi


(52)

khusunya pada perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang. Besarnya hubungan tersebut dapat di lihat dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Koefisien Determinasi (KD) = r2 x 100%

= 0,209x 100% = 20,9%

Angka tersebut menyatakan bahwa hubungan antara tipologi strategi kompetitif, kematangan TI, dan ukuran perusahaan sebagai respon strategi perusahaan berupa investasi dalam teknologi informasi adalah sebesar 20,9%. Dengan kata lain sebesar 79,1% (100% - 20,9%) adalah sisanya yang berarti adanya faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap respon strategi perusahaan berupa investasi teknologi informasi tersebut. Untuk mengetahui apakah model regresi di atas sudah benar atau salah, diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji signifikansi sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Covariances

Estimate S.E. C.R. P Label Tipologi_Strategi <--> Kematangan_TI -3.201 1.255 -2.550 .011 par_4 Kematangan_TI <--> Ukuran_Perusahaan 15.032 6.591 2.281 .023 par_5 Tipologi_Strategi <--> Ukuran_Perusahaan -1.051 .545 -1.929 .054 par_6 Sumber : Lampiran 5


(53)

Angka estimate pada output di atas menunjukkan kovarian antar variabel-variabel bebas (independen). Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilakukan pengujian hipotesis seperti pada pengujian ada tidaknya hubungan antara dua variabel tertentu.

Kaidah pengujian signifikansi Program AMOS 19 sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan H1 diterima yang

artinya signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan H1 ditolak yang

artinya tidak signifikan.

Kovarians adalah hubungan antara dua variabel yang bersifat dua arah (berbeda dengan regression weights yang bersifat searah). Pada model ini ada beberapa kovarians, yang menunjukkan hubungan antara masing-masing variabel bebas (independen). Pada kolom P terlihat semua angka probability yakni P untuk tipologi strategi dan kematangan TI adalah (0,011 dan 0,023), berarti P<0,05 sehingga H0 ditolak. Sedangkan pada

ukuran perusahaan nillai P adalah (0,054), berarti P>0,05 sehingga H0

diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa pada variabel tipologi strategi dan kematangan TI terdapat hubungan antara variabel bebas, sedangkan pada variabel ukuran perusahaan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas. Jika diberikan hipotesis seperti berikut:


(54)

• H0: Tidak ada hubungan yang nyata (signifikan) antara tipologi

strategi, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategi perusahaan.

• H1: Ada hubungan yang nyata (signifikan) antara tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategi perusahaan.

Maka, dari pernyataan dia atas untuk variabel tipologi strategi dengan ukuran perusahaan H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan

yang nyata (signifikan), tetapi untuk variabel tipologi strategi dengan kematangan teknologi informasi dan variabel kematangan teknologi informasi dengan ukuran perusahaan adalah H0 diterima dan H1 ditolak

yang artinya tidak signifikan.

b. Melihat pengaruh tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap respon strategi perusahaan.

Tabel 4.4 Regression Weights

Estimate S.E .

C.R

. P Label Respon_Strategi

_Perusahaan

<--- Tipologi_Strategi .196 .141 1.388 .165 par_1 Respon_Strategi

_Perusahaan

<--- Kematangan_TI .030 .012 2.451 .014 par_2 Respon_Strategi

_Perusahaan

<---

Ukuran_Perusaha

an .038 .026 1.466 .143 par_3

Sumber : Lampiran 5


(55)

Dasar keputusan:

Jika nilai probability (P) > 0,05 H0 diterima

Jika nilai probability (P) < 0,05 H0 ditolak

Keputusan :

Pada kolom P terlihat nilai P untuk tipologi strategi dan ukuran perusahaan adalah (0,165 dan 0,143) artinya bahwa P>0,05 maka H0

diterima. Sedangkan untuk variabel kematangan TI nilai P adalah (0,014), artinya bahwa P<0,05 maka H0 ditolak. Untuk melengkapi hasil analisis di

atas, berikut disertakan tampilan estimate yang sudah distandarisasi.

Tabel 4.5 Standardized Regression Weights

Estimate Respon_Strategi_Perusahaan <--- Tipologi_Strategi .214 Respon_Strategi_Perusahaan <--- Kematangan_TI .388 Respon_Strategi_Perusahaan <--- Ukuran_Perusahaan .221 Sumber : Lampiran 5

Jika tabel terdahulu menguji signifikan atau tidak hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, maka tabel di atas ini menjelaskan seberapa eratnya hubungan antara variabel tersebut.

4.3.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi antar variabel tipologi strategi, kematangan TI, dan ukuran perusahaan ditunjukkan pada hasil output berikut ini:


(56)

Tabel 4.6 Correlations

Estimate Tipologi_Strategi <--> Kematangan_TI -.428 Kematangan_TI <--> Ukuran_Perusahaan .376 Tipologi_Strategi <--> Ukuran_Perusahaan -.312 Sumber : Lampiran 5

Dari hasil korelasi data di atas nilai estimate bernilai negatif. Hal ini berarti telah terlihat jelas bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antara dua variabel bebas (independen). Penjelasan selanjutnya sebagai berikut :

• Korelasi antara Tipologi Strategi dengan Kematangan Teknologi Informasi

2 1x

x

r = -0,428

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel tipologi strategi dengan kematangan teknologi informasi -0,428 yang berarti bahwa hubungan antara tipologi strategi dengan kematangan teknologi informasi adalah negatif sempurna dan tak searah.

• Korelasi antara Kematangan Teknologi Informasi dengan Ukuran Perusahaan

3 2x

x

r = 0,376

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel kematangan teknologi informasi dengan ukuran perusahaan sebesar 0,376 yang berarti bahwa hubungan antara kematangan teknologi informasi dengan ukuran perusahaan adalah lemah dan searah.

• Korelasi antara Tipologi Strategi dengan Ukuran Perusahaan

3 1x

x


(57)

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara tipologi strategi dengan ukuran perusahaan variabel sebesar -0,312 yang berarti bahwa hubungan antara tipologi strategi dengan ukuran perusahaan adalah negatif sempurna dan tak searah.

Tabel 4.7 Implied (for all variables) Correlations Ukuran_Pe

rusahaan

Kematangan _TI

Tipologi _Strategi

Respon_Strategi _Perusahaan Ukuran_Perusahaan 1.000

Kematangan_TI .376 1.000

Tipologi_Strategi -.312 -.428 1.000

Respon_Strategi_Pe

rusahaan .300 .379 -.021 1.000

Sumber : Lampiran 5

Besarnya nilai korelasi antara variabel terikat (dependen) dengan variabel bebas (independen) antara lain:

• Korelasi antara Tipologi Strategi dengan Respon Strategi Perusahaan adalah :

y x

r

1 = -0,021

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel tipologi strategi dengan respon strategi perusahaan sebesar -0,021, yang menunjukkan bahwa hubungan antara tipologi strategi dengan respon strategi perusahaan adalah negatif sempurna dan tidak searah.

• Korelasi antara Kematangan TI dengan Respon Strategi perusahaan adalah :

y x

r

2 = 0,379

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel kematangan TI dengan respon strategi perusahaan sebesar 0,379, yang menunjukkan


(58)

bahwa hubungan antara kematangan TI dengan respon strategi perusahaan adalah sangat kuat dan searah.

• Korelasi antara Ukuran Perusahaan dengan Respon Strategi adalah :

y x

r

3 = 0,300

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara variabel ukuran perusahaan dengan respon strategi perusahaan sebesar 0,300, yang menunjukkan bahwa hubungan antara ukuran perusahaan dengan respon strategi perusahaan adalah cukup kuat dan searah.

4.3.3 Pengaruh Langsung (Direct Effect)

Untuk menghitung pengaruh langsung (direct effect) digunakan formula sebagai berikut: Besarnya pengaruh langsung variabel terikat (dependen) terhadap variabel bebas (independen) adalah : = p

i ux

x x pxuxi

Atau dapat dilihat pada hasil output di bawah ini:

Tabel 4.8 Direct Effects Ukuran_Perusa

haan

Kematangan_ TI

Tipologi_ Strategi Respon_Strategi_Pe

rusahaan .038 .030 .196

Sumber : Lampiran 5

• Pengaruh variabel Tipologi Strategi terhadap Respon Strategi Perusahaan : X1→ Y= 0,196 = 0,2


(59)

Dari nilai di atas ini menunjukkan besarnya kontribusi tipologi strategi (X1)

yang secara langsung mempengaruhi respon strategi perusahaan(Y) adalah 0,22 = 0,04 atau sebesar 4%.

• Pengaruh variabel Kematangan TI terhadap Respon Strategi Perusahaan : X2→ Y = 0,03

Hal itu menunjukkan besarnya kontribusi kematangan TI (X2) yang secara

langsung mempengaruhi respon strategi perusahaan (Y) adalah 0,03 2 = 0,0009 atau sebesar 0,09% = 1%.

• Pengaruh variabel Ukuran Perusahaan terhadap Respon Strategi Perusahaan : X3→ Y = 0,038 = 0,04

Hal itu menunjukkan besarnya kontribusi ukuran perusahaan (X3) yang

secara langsung mempengaruhi respon strategi perusahaan (Y) adalah 0,042 = 0,0016 atau sebesar 0,16%= 0,2%.

Sedangkan nilai standarisasi dapat dilihat pada hasil output berikut ini:

Tabel 4.9 Standardized Direct Effects Ukuran_Perusah

aan Kematangan_TI Tipologi_Strategi Respon_Strategi

_Perusahaan .221 .388 .214

Sumber : Lampiran 5 4.3.4 Pengaruh Total

Besarnya pengaruh total variabel terikat (dependen) terhadap variabel bebas (independen) adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pangaruh tidak langsung : = [p

i ux


(60)

Atau dapat dilihat pada hasil output di bawah ini:

Tabel 4.10 Total Effects Ukuran_Perusah

aan

Kematangan _TI

Tipologi_ Strategi Respon_Strategi_Pe

rusahaan .038 .030 .196

Sumber : Lampiran 5

Sedangkan nilai standarisasi dapat dilihat pada hasil output berikut ini:

Tabel 4.11 Standardized Total Effects Ukuran_P

erusahaan

Kemata ngan_TI

Tipologi _Strategi Respon_Strateg

i_Perusahaan .221 .388 .214

Sumber : Lampiran 5

Dari hasil output di atas pada total effects, memiliki hasil yang sama pada output direct effects, yaitu 0,2 untuk variabel tipologi strategi, 0,03 untuk variabel kematangan TI, dan 0,04 untuk variabel ukuran perusahaan terhadap respon strategi perusahaan. Dengan demikian dari hasil uji hipotesis di atas, dapat dibangun model jalur (diagram jalur) yang menjelaskan hubungan diantara ketiga variabel tersebut, yaitu variabel tipologi strategi (X1), kematangan TI (X2)

dan ukuran perusahaan (X3) dengan respon strategi perusahaan (Y) seperti di


(61)

Gambar 4.1 Model Jalur

Y=

ρ

y1

x

1

+

ρ

y2

x

2

+

ρ

y3

x

3

+ €

Dari gambar model jalur di atas, maka dapat diketahui hasil analisis yang dilakukan berdasarkan keterangan gambar di atas adalah sebagai berikut:

1. Analisis Regresi

Analisis regresi berganda pengaruh antara tipologi strategi, kematangan teknologi informasi dan ukuran perusahaan terhadap respon strategi perusahaan, diperoleh nilai beta sebagai berikut:

Untuk X1, yakni ρyx1 = 0,20

Untuk X2, yakni ρyx2 = 0,03


(62)

2. Kovariansi X12 = - 3,20

X13 = - 1,05

X23 = 15,03

3. Means

X1 = 2,21

X2 = 76,63

X3 = 8,02

4. Varians

X1 = 0,63

X2 = 88,70

X3 = 18,02

5. Persamaan struktur untuk model di atas adalah sebagai berikut :


(63)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada lima (5) perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan teknologi informasi perbankan telah mengajarkan pada pengolahan untuk introspeksi dalam mengenali posisinya di dalam peta persaingan. Gunanya untuk melakukan kaji ulang berdasarkan analisa SWOT. Salah satu usaha yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan investasi pada teknologi informasi. Dengan teknologi informasi memungkinkan perusahaan yang mengadopsinya memiliki keunggulan kompetitif.

2. Pengaruh variabel tipologi strategi terhadap respon strategik perusahaan perbankan di wilayah Medan dan Deli Serdang, secara langsung adalah sebesar 0,20. Jika berdasarkan pada nilai standarisasi, terdapat pengaruh variabel tipologi terhadap respon strategik perusahaan sebesar 0,214 atau 21,4%. Artinya bahwa hubungan antara variabel tipologi strategi terhadap respon strategik perusahaan secara langsung lemah dan searah. Hal ini menunjukkan semakin rendahnya tingkat tipologi strategi pada lima perbankan di wilayah Medan dan Deli Serdang, maka semakin rendah pula respon strategik perusahaan perbankan tersebut untuk melakukan investasi


(64)

dalam teknologi informasi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Bandi (2006), yang menyatakan bahwa tipologi strategi tidak berpengaruh terhadap respon strategik perusahaan.

3. Pengaruh variabel kematangan TI terhadap respon strategik perusahaan perbankan di wilayah Medan dan Deli Serdang secara langsung sebesar 0,03. Jika berdasarkan pada nilai standarisasi, terdapat pengaruh variabel kematangan teknologi informasi terhadap respon strategik perusahaan sebesar 0,388 atau 38,8%. Artinya bahwa hubungan antara variabel kematangan TI terhadap respon strategik perusahaan secara langsung sangat kuat dan searah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat teknologi yang dipakai oleh lima perbankan di wilayah Medan dan Deli Serdang, maka semakin tinggi pula respon strategik perusahaan perbankan tersebut untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Arifin (2001) dan Bandi (2006).

4. Pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan di wilayah Medan dan Deli Serdang secara langsung sebesar 0,04. Dan jika berdasarkan nilai standarisasi, terdapat pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap respon strategik perusahaan sebesar 0,221 atau 22,1%. Artinya bahwa hubungan antara variabel ukuran perusahaan terhadap respon srategik perusahaan secara langsung cukup kuat dan searah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran perusahaan, maka akan semakin kecil pula respon strategik perusahaan untuk melakukan investasi dalam


(65)

teknologi informasi. Hasil ini cukup mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Bandi (2006).

5. Pada koefisien determinasi (KD) diketahui nilai sebesar 20,9% menyatakan bahwa hubungan antara tipologi strategi kompetitif, kematangan TI, dan ukuran perusahaan sebagai respon strategi perusahaan berupa investasi dalam teknologi informasi. Dengan kata lain bahwa sebesar 79,1% (100% - 20,9%) adalah sisanya yang berarti adanya faktor-faktor lain diluar yang berpengaruh terhadap respon strategi perusahaan berupa investasi teknologi informasi tersebut.

5.2 Keterbatasan

1. Penelitian ini terbatas hanya pada lima perusahaan perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang, yang dapat dijadikan sebagai sampel dan dianggap belum mampu mewakili karakteristik populasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh belum dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi.

2. Sampel dalam penelitian ini terbatas hanya pada lima perbankan konvensional, sehingga tidak dapat mewakili seluruh perbankan yang ada di wilayah Medan dan Deli Serdang. Hal ini menyebabkan tidak terlihatnya apakah ada perbedaan hasil antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah, atau dengan kata lain tidak terlihatnya perbedaan antara perbankan yang berskala besar dengan perbankan yang berskala kecil.


(66)

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan lebih memperbanyak populasi dan sampel yang akan memperkuat hasil dari penelitian yang akan dilakukan, dan sebaiknya lebih dikembangkan pada perusahaan lain yang sejenis selain perbankan. Sehingga terlihat perbedaaan hasil antara keinginan untuk melakukan invetasi dalam teknologi informasi pada masing-masing perusahaan, serta dapat mendukung hasil penelitian sebelumnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan lebih memperbanyak waktu untuk melakukan penelitian dan memperluas penyebaran kuisioner pada banyak responden khususnya jika untuk satu wilayah saja, agar tidak diperoleh jawaban berganda pada satu perusahaan.

3. Berdasarkan hasil regresi di atas diketahui bahwa hanya sebesar 20,9% faktor tipologi strategi, kematangan TI dan ukuran perusahaan yang berhubungan dengan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi dalam teknologi informasi, sedangkan sebesar 79,1% terdapat faktor-faktor lain di luar yang lebih mendukung. Untuk itu jika dalam melakukan penelitian selanjutnya, diharapkan agar peneliti dapat menambah dan mengembangkan faktor-faktor lain diluar ketiga faktor-faktor di atas agar lebih mendukung respon strategik dari perusahaan yang ingin berinvestasi dalam teknologi informasi.


(67)

Arifin, Johan. 2001. Hubungan Antara Tipologi Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan Perbankan dengan Respon Strategik dalam Menghadapi Globalisasi. Tesis Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Bandi. 2006. Pengaruh Respon Perusahaan dalam Investasi Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Perusahaan: Strategi Bisnis, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Anteseden. Tesis Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret. Surakarta

.

Bradley. S.P., Hausman. J.A, dan Nolan R.L. 1993. Globalization, Technology, and Competition : The Fusion of Computers and Telecommunication in the 1990s. Boston : Harvard Business School Press.

Cash, J.l., McFarlan, McKenny, and Applegate. 1992. Corporate Information Systems Management : Text nd Cases, 3d ed. Hamewood, IL : Irwin.

Clemons. E.K. 1991. Sustaining IT Advantage : The Rule of Structure Differences, MIS Quarterly 15. Vol 3, p 274-292.

Darmawati, Deni dan Nur Indriantoro. 1999. Strategi Kompetitif, Kematangan Teknologi Informasi, dan Respon Strategik Perusahaan Terhadap Globalisasi: Suatu Study Empiris. Tesis. Univesitas Gajah Mada.

Earl, M.J. 1989. Management Strategy for Information Technology. Englewood Cliffs, NJ : Prentice-Hall.

Ebizzasia. 2003. Teknologi Informasi Perbankan, Standarisasi Teknologi Informasi dan Dari Back Office ke Front Office.

http:/ 2011.

Ein-Dor. P., dan Segev. E. (1978), "Organizational Context and the Success of MIS, Management Science", 24, 10 (June), 1064-1071.

Ety, Ratih, dan Abdul. 2009. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Edisi Revisi. Mitra Wacana Media. Jakarta.


(1)

ANALISIS REGRESI

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate Tipologi_Strategi <--> Kematangan_TI -.428

Kematangan_TI <--> Ukuran_Perusahaan .376 Tipologi_Strategi <--> Ukuran_Perusahaan -.312

Implied (for all variables) Correlations (Group number 1 - Default model)

Ukuran_Perusaha an Kematang an_TI Tipologi_Stra tegi Respon_Strategi_Peru sahaan

Ukuran_Perusahaan 1.000

Kematangan_TI .376 1.000

Tipologi_Strategi -.312 -.428 1.000 Respon_Strategi_Perusa


(2)

DIRECT EFFECT

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Ukuran_Perusaha an

Kematangan_ TI

Tipologi_Strat egi Respon_Strategi_Perusah

aan .038 .030 .196

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Ukuran_Perusaha an

Kematangan_ TI

Tipologi_Strat egi Respon_Strategi_Perusah


(3)

TOTAL EFFECT

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Ukuran_Perusaha an

Kematangan_ TI

Tipologi_Strat egi Respon_Strategi_Perusah

aan .038 .030 .196

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Ukuran_Perusaha an

Kematangan_ TI

Tipologi_Strat egi Respon_Strategi_Perusah


(4)

LAMPIRAN 6 : MODEL JALUR (DIAGRAM PATH) MENENTUKAN DIAGRAM JALUR


(5)

MODEL DIAGRAM JALUR : HASIL MODEL DIAGRAM JALUR TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI


(6)

LAMPIRAN : 7

Tabel Jadwal Penelitian

No Tahapan Penelitian Februari Maret April Mei Juni

2011 2011 2011 2011 2011

1 Pengajuan Judul 2 Pencarian Data 3

Bimbingan dan

Perbaiki Proposal 4 Seminar Proposal 5

Penulisan dan

Bimbingan Skripsi 6 Penyelesaian Skripsi


Dokumen yang terkait

PENGARUH RESPON BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAMINVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PENGARUH RESPON BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: STRATEGI BISNIS, KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN UKURA

0 3 13

I. PENDAHULUAN PENGARUH RESPON BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: STRATEGI BISNIS, KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN.

0 2 6

II. LANDASAN TEORI PENGARUH RESPON BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: STRATEGI BISNIS, KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN.

0 3 8

V. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN PENGARUH RESPON BANK PERKREDITAN RAKYAT DALAM INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN: STRATEGI BISNIS, KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN.

0 4 14

PENGARUH RESPON PERUSAHAAN DALAM INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Strategi Bisnis, Kematangan Teknologi Informasi, dan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Antaseden).

0 0 6

KSIAA-01. INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KINERJA KEUANGAN: APLIKASI DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PERUSAHAAN YANG SUKSES MELAKUKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI

0 0 12

Visi Perusahaan dan Teknologi Informasi

0 0 4

P2 Teknologi Informasi Sebagai Keunggulan Kompetitif

0 0 33

Analisis Rencana Strategi Teknologi Informasi Perusahaan

0 0 8

Teknologi Informasi dan Keunggulan Kompetitif : Penafsiran terhadap Daya Saing Perusahaan - Repository UNTAR

0 0 13