Regresi Linier Sederhana Regresi Linier Berganda Sejarah Badan Pusat Statistik BPS di Indonesia

Andiaman Damanik : Analisis Jumlah Produksi Padi Di Kab.Simalungun, 2008. USU Repository © 2009

0.61 -0.80 Cukup

0.81 -0.99 Tinggi

1 Sangat tinggi Sumber :Buku Pengantar Statistika Karangan Husaini Usman, Mpd

2.2 Regresi Linier Sederhana

Regresi Linier sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Dua variabel ini dibedakan menjadi variabel bebas X dan variabel tak bebas Y. Variabel yang dimaksud adalah variabel yang bisa dikontrol, sedangkan variabel tak bebas adalah variabel yang mencerminkan respon dari variabel bebas. Persamaan regresi linier sederhana Y terhadap satu variabel X secara umum dituliskan sebagai berikut : ε θ θ + + = Υ X 1 . Untuk persamaan regresi linier sederhana diatas perlu ditaksir parameter θ dan 1 θ dengan melihat dari data sampel. Sehingga dapat dituliskan persamaan taksirannya seperti berikut: = bX a + Koefisien a dan b sebagai taksiran parameter persamaan regresi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut yang dikenal dengan metode kuadrat terkecil: Andiaman Damanik : Analisis Jumlah Produksi Padi Di Kab.Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 = b ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − 2 2 i i i i i X X n Y X Y X n X b a − Υ =

2.3 Regresi Linier Berganda

Model regresi linier berganda Y atas n X X X X ......, ,......... , , 3 2 1 adalah ε θ θ θ θ θ + + + + + + = n n X X X X Y ..... 3 3 2 2 1 1 persamaan regresi linier berganda tersebut ditaksir dengan persamaan n n X b X b X b X b b Y + + + + + = ....... ˆ 3 3 2 2 1 1 untuk menyelesaikan koefisien taksiran dalam hal ini kita tidak dapat lagi menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu: = b ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − 2 2 i i i i i X X n Y X Y X n dan X b a − Υ = karena variabel bebasnya sudah lebih dari satu. Untuk menyelesaikan digunakan Sistem Persamaan linier untuk setiap taksiran koefisien sebagi berikut: X sebanyak 2 : i i X b X b n b Y ∑ ∑ ∑ + + = 2 2 1 1 i i i i i i X X b bX X b X Y 2 1 1 2 1 1 ∑ ∑ ∑ + + = Andiaman Damanik : Analisis Jumlah Produksi Padi Di Kab.Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 ∑ ∑ ∑ + + = i i i i i i X b X bX X b X Y 2 2 2 1 2 2 Untuk mendapatkan harga-harga b 0, b 1, b 2 dari persamaan diatas disusun menurut datanya dan kemudian dapat diselesaikan dengan metode eliminasi dan subsitusi. BAB 3 SEJARAH TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik BPS di Indonesia

Adapun sejarah Badan Pusat StatistikBPS di Indonesia terjadi empat masa pemerintahan Indonesia:

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada masa Hindia Belanda ini, Kantor Statistika pertama didirikan oleh direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan Directur Van Landbow Nijeverheid en Handle, pada bulan Februari 1920 dan berkedudukan di Bogor, kantor ini diserahi tugas untuk mmengolah dan memplukasikan data statistik. Andiaman Damanik : Analisis Jumlah Produksi Padi Di Kab.Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Pada bulan Maret tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistic yang merupakan anggotanya wakil tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Center Kantoor Voor de Statistiek CKS atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. . Bersama dengan ini beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en AcecijsenIUA yang disebut sekarang Kantor Bea dan Cukai.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang.

Pada bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistic yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer. Pada masa kini juga CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistic ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KPPURI Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia. Tahun Andiaman Damanik : Analisis Jumlah Produksi Padi Di Kab.Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 1946, kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali:CKS. Berdasarkan edaran kementrian kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah dan pertanggungjawab kepada menteri kemakmuran. Dengan surat menteri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor P44, lembaga KPS dibawah dan tanggung jawab kepada menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 september 1953 Nomor 18.099m KPS dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu bagian research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian perekonomian dipecah menjadi kementrian perdagangan dan kementrian perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan presiden RI Nomor 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana menteri.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evluasi pembangunann, maka untuk mendapat statistic yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik. Andiaman Damanik : Analisis Jumlah Produksi Padi Di Kab.Simalungun, 2008. USU Repository © 2009 Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi : 1. Peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang organisasi BPS. 2. Peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi BPS. 3. Peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik 4. Undang-undang No. 16 tahun 1997 tentang statistik 5. Keputusan presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS 6. Keputusan kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS 7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968, berdasarkan peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 ditiap provinsi terdapat perwakilan BPS denagan nama kantor statistic provinsi dan di kabupaten dan kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik kabupaten dan kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistic sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistic. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru. Andiaman Damanik : Analisis Jumlah Produksi Padi Di Kab.Simalungun, 2008. USU Repository © 2009

3.1.5 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan statistic, Badan Pusat Statistik membagi kedalam 4 empat program yaitu: a. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik b. Program penyempurnaan system informasi c. Program pendidikan dan aparatur negara d. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan informasi yang mutakhir. Sedangkan misi Badan Pusat Statistik adalah untuk menjunjung pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik pada yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyrakatakan arti dan kegunaan statistik, dan pengembangan ilmu pengetahuan statistic. 3.2 Kegiatan Badan Pusat Statistik 3.2.1 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Badan Pusat Statistik