Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

(1)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI OPTIMAL

UNTUK MEMAKSIMUMKAN LABA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE INTEGER PROGRAMMING

DI PT. CAHAYA KAWI ULTRA POLYINTRACO

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

oleh : Wenni Junida NIM. 040403006

DEPARTEMEN T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

ABSTRAK

PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed. Spring bed yang dihasilkan terdiri dari berbagai jenis. Perusahaan berproduksi dengan sistem make to stock. Saat ini, penentuan volume produksi dibuat berdasarkan keputusan manajer produksi dan pemasaran dengan melihat pola data masa lalu dan melakukan peramalan kuantitatif sesuai dengan pola data. Seperti yang diketahui, bahwa hasil interpretasi peramalan tidak akan terlalu jauh berbeda dengan pola data permintaan tahun sebelumnya. Namun pada kenyataannya pada tahun 2008 misalnya, terjadi pergeseran permintaan dari tahun 2007 sebesar 6.81% untuk platinum, 26.46% untuk golden, 3.17% untuk silver dan 17.53% untuk bigline. Ketidakpastian ini menyebabkan perusahaan menginginkan metode perencanaan produksi yang lebih baik.

Inti dari perencanaan produksi dengan integer programming adalah dapat dilakukan optimisasi produksi dengan tujuan maksimisasi laba. Hal ini dilakukan dengan membuat model matematis dimana yang menjadi fungsi tujuan adalah maksimisasi laba, sedangkan yang menjadi kendala adalah keterbatasan sumber daya perusahaan dan target produksi. Dengan penggunaan integer programming diperoleh rencana produksi yang optimal dengan mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efisien.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana produksi yang optimal untuk bulan Mei 2009 adalah 211 unit untuk jenis platinum, 56 unit jenis golden, 373 unit jenis silver dan 68 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan adalah Rp. 107.619.000. Untuk bulan Juni 2009 adalah 200 unit untuk jenis platinum, 44 unit jenis golden, 417 unit jenis silver dan 67 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan adalah Rp. 108.511.000. Untuk bulan Juli 2009 adalah 182 unit untuk jenis platinum, 55 unit jenis golden, 437 unit jenis silver dan 57 unit jenis bigline. Laba yang dihasilkan adalah Rp. 107.176.000.

Untuk menjamin kelangsungan produksi, maka perusahaan perlu meningkatkan persediaan bahan baku. Hasil ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam perencanaan produksinya.


(3)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas penyertaanNya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan tugas sarjana ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tugas sarjana ini berjudul “Penentuan Jumlah Produksi Optimal untuk Memaksimumkan Laba dengan Menggunakan Metode Integer Programming di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco”. Adapun latar belakang penulis mengangkat judul ini adalah penulis ingin memberikan suatu perbandingan metode perencanaan produksi dengan pendekatan integer programming.

Penulis berusaha memberikan yang terbaik dalam mengerjakan tugas sarjana ini, namun penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS


(4)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

UCAPAN TERIMAKASIH

Selama penyusunan laporan tugas sarjana ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Ir Nazlina, MT sebagai dosen pembimbing I dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

2. Bapak Buchari, ST. MKes, sebagai dosen pembimbing II dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktu dan perhatian untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

3. Bapak Ir. Tanib S. Tjolia, M.Eng, Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT dan Bapak DR. Ir. Humala Napitupulu, DEA sebagai dosen pembanding yang bersedia memberikan saran yang membangun bagi perbaikan tugas sarjana ini.

4. Bapak Ir. Sugi Arto Pujangkoro, MM, sebagai Koordinator Tugas Akhir yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.

5. Bapak Prof. Ir. Sukaria Sinulingga M.Eng, sebagai Koordinator Bidang untuk Manufaktur yang telah mengarahkan penulis dalam memahami judul Tugas Sarjana.

6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, sebagai Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang turut memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.


(5)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

7. Bapak Haeril Endriansyah, ST sebagai manajer produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yang telah membimbing dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

8. Karyawan produksi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Bang Bowo, Kak Dina, dan Bang Tumijo, selaku pegawai Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam pengurusan berkas-berkas tugas sarjana.

10. Kedua Orang tuaku, Ir Darwin Girsang dan H br Tambunan, yang telah memberikan kasih sayang, doa dan semangat bagi penulis.

11. Kakakku Melia Girsang, ST atas semangat dan doanya dan adikku Septika Girsang yang sangat baik dan selalu mendukung penulis

12. Hendra Feryanto Simanjuntak, yang selalu ada memberikan bantuan, semangat, doa dan sukacita bagi penulis.

13. Adikku Ebeth, Melisa dan Yosi yang telah memberikan semangat dan doa bagi penulis.

14. Semua sahabat dan saudara yang memberikan dukungan dan keceriaan Juana, Misna, Mariaty, Elfrida, Desima, Valent, Erna, Dame, Yetti, Nova Yulistina, dan Meryantina .


(6)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-2 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-3

1.3.1. Tujuan Penelitian ... I-3 1.3.2. Sasaran Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-4 1.5.1. Pembatasan Masalah ... I-4 1.5.2. Asumsi Penelitian ... I-3


(7)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana... I-4

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi PT Cahaya Kawi Ultra Polyintaco .... II-3 2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-5 2.3.2.1. Tenaga Kerja ... II-5 2.3.2.2. Jam Kerja ... II-7 2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-7 2.3.3.1. Tunjangan ... II-8 2.3.3.2. Fasilitas ... II-9 2.4. Proses Produksi ... II-9 2.4.1. Bahan ... II-9 2.4.1.1. Bahan Baku ... II-9 2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II-12 2.4.1.3. Bahan Penolong ... II-13 2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-13 2.4.2.1. Pembuatan Sandaran Spring bed... II-13 2.4.2.2. Pembuatan Matras Spring bed ... II-14 2.4.2.3. Pembuatan Divan Spring bed... II-16 2.5. Mesin dan Peralatan ... II-17


(8)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.5.1. Mesin Produksi ... II-17 2.5.2. Peralatan ... II-21 2.5.3. Utilitas ... II-22 2.5.4. Safety and Fire Protection ... II-22 2.5.5. Waste and Treatment ... II-23 2.5.6. Maintenance ... II-23

III LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi ... III-1 3.2. Pengukuran Waktu ... III-3 3.2.1. Teknik-teknik Pengukuran Waktu ... III-4 3.2.2. Pengukuran Waktu Jam henti ... III-5 3.2.3. Langkah-langkah sebelum Melakukan Pengukuran ... III-6 3.2.4. Melakukan Pengukuran Waktu ... III-9 3.2.5. Pengujian Data Waktu ... III-9 3.2.5.1. Uji Keseragaman ... III-9 3.2.5.2. Uji Kecukupan Data ... III-10 3.2.6. Perhitungan Waktu ... III-11 3.2.7. Penyesuaian dan Kelonggaran ... III-12 3.2.7. Penyesuaian ... III-12 3.2.7. Kelonggaran ... III-14 3.3. Peramalan... III-16 3.3.1. Metode Peramalan ... III-17


(9)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.3.2. Analisis Deret Waktu ... III-18 3.3.3. Analisis Kesalahan Peramalan ... III-23 3.3.4. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan ... III-24 3.4. Pemrograman Linear ... III-26 3.4.1. Model Pemrograman Linear ... III-26 3.4.2. Bentuk Umum Pemrograman Linear ... III-28 3.4.3. Asumsi Pemrograman Linear ... III-29 3.4.4. Metode Simpleks ... III-30 3.4.5. Metode Big M dan Dua Fase ... III-33 3.4.6. Integer Programming... III-34 3.4.7. Algoritma Branch and Bound ... III-35

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Instrumen Penelitian ... IV-2 4.4. Pengumpulan Data ... IV-2 4.5. Metode Pengolahan Data ... IV-3 4.6. Analisis ... IV-6 4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


(10)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.1.1. Data Laba dari Setiap Matras Spring bed ... V-1 5.1.2. Data Waktu Siklus Tenaga Kerja ... V-1 5.1.3. Data Jumlah Tenaga Kerja ... V-9 5.1.4. Data Jumlah Hari Kerja... V-9 5.1.5. Data Penjualan ... V-10 5.1.6. Data Pemakaian dan Kapasitas Gudang Bahan Baku ... V-11 5.1.7. Data Jumlah Produksi yang Memenuhi Batasan

BEP dalam Unit Produksi ... V-13 5.2.Pengolahan Data ... V- 14 5.2.1. Penentuan Fungsi Tujuan ... V-14 5.2.2. Penentuan Fungsi Kendala Pertama ... V-15 5.2.2.1. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus ... V-15 5.2.2.2. Penentuan Rating Factor dan Allowance ... V-24 5.2.2.3. Perhitungan Waktu Normal

dan Waktu Standar ... V-27 5.2.2.3.1. Waktu Normal ... V-27 5.2.2.3.1. Waktu Standar ... V-27 5.2.2.4. Formulasi Fungsi Kendala Pertama ... V-29 5.2.3. Penentuan dan Formulasi Fungsi Kendala Kedua ... V-31 5.2.4. Penentuan Fungsi Kendala Ketiga ... V-33 5.2.4.1. Peramalan Permintaan Spring bed ... V-33 5.2.4.2. Formulasi Fungsi Kendala Ketiga... V-43 5.2.5. Penentuan dan Formulasi Fungsi Kendala Keempat ... V-44


(11)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.2.6. Penentuan Model Perencanaan Produksi ... V-45 5.2.7. Penyelesaian Model Linear Programming

dengan Metode Simpleks ... V-49 5.2.8. Penyelesaian Model Integer Programming

dengan Metode Branch and Bound ... V-66

VI ANALISIS DAN EVALUASI

6.1. Analisis…. ... VI-1 6.1.1. Analisis Model Perencanaan Produksi

Perusahaan Saat ini... ... VI-1 6.1.2. Analisis Perencanaan Produksi

dengan Integer Programming ... VI-2 6.1.3. Analisis Sensitivitas Perencanaan Produksi ... VI-6 6.2. Evaluasi …. ... VI-1

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ... II-5 2.2. Jam Kerja PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ... II-7 3.1. Ukuran Statistik Parameter Kesalahan ... III-21 3.2. Bentuk Standar Tabel Simpleks ... III-27 3.3. Tabel Simpleks I ... III-28 3.4. Tabel Simpleks 2 ... III-28 3.5. Tabel Simpleks 3 ... III-29

5.1. Laba dari Setiap Penjualan Spring bed ... V-1 5.2. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Platinum ... V-5 5.3. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Golden ... V-6 5.4. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Silver ... V-7 5.5. Waktu Siklus Rata-rata Tenaga Kerja

pada Pembuatan Spring bed Tipe Bigline ... V-8 5.6. Data Jumlah Tenaga Kerja Produksi Matras Spring bed ... V-9 5.7. Data Waktu Kerja Tersedia Tahun 2009 ... V-10 5.8. Total Penjualan Spring bed Periode Tahun 2007-2008... V-11


(13)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.9. Data Pemakaian Bahan untuk Matras Tiap Jenis Spring bed ... V-12 5.10. Kapasitas Gudang... V-13 5.11. Jumlah Produksi Minimum Perusahaan ... V-13 5.12. Pengelompokan Data Waktu Kecepatan Rata-rata Operasi

Perakitan Per Bulat (K1) dalam Sub Grup ... V-15 5.13. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Platinum ... V-18 5.14. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Golden ... V-20 5.15. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Silver ... V-20 5.16. Uji Keseragaman Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Bigline ... V-21 5.17. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Platinum ... V-22 5.18. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Golden ... V-23 5.19. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Silver ... V-23 5.20. Uji Kecukupan Data Waktu Siklus Pembuatan

Spring bed Tipe Bigline ... V-24 5.21. Allowances Tiap Stasiun Kerja ... V-25 5.22. Waktu Normal pada Stasiun Kerja ... V-28


(14)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.23. Waktu Standar pada Stasiun Kerja ... V-28 5.24. Ketersediaan Jam Kerja Orang Bulan Mei-Juli Tahun 2009 ... V-30 5.25. Perhitungan Parameter Peramalan Kuadratis untuk

Spring bed Tipe Platinum ... V-35 5.26. Perhitungan Parameter Trend Dekomposisi

Spring bed Tipe Platinum ... V-37 5.27. Perhitungan Parameter Musiman Dekomposisi

Spring bed Tipe Platinum ... V-38 5.28. Perhitungan MSE Metode Kuadratis untuk

Spring bed Tipe Platinum ... V-39 5.29. Perhitungan MSE Metode Dekomposisi untuk

Spring bed Tipe Platinum ... V-40 5.30. Perhitungan Verifikasi untuk Spring bed Tipe Platinum ... V-41

5.31. Hasil Peramalan Spring bed Tipe

Platinum, Golden, Silver dan Bigline ... V-43 5.32. Rekapitulasi Fungsi Tujuan dan Fungsi Kendala

Bulan Mei, Juni dan Juli ... V-46 5.33. Tabel Simpleks Awal ... V-52 5.34. Tabel Simpleks Iterasi 1 ... V-58 5.35. Tabel Simpleks Iterasi 2 ... V-59 5.36. Tabel Simpleks Iterasi 3 ... V-60 5.37. Tabel Simpleks Iterasi 4 ... V-61 5.38. Tabel Simpleks Iterasi 5 ... V-62


(15)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5.39. Tabel Simpleks Iterasi 6 ... V-63 5.40. Tabel Simpleks Iterasi 7 (Tabel Final) ... V-64 5.41. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan

Model Linear Programming ... V-65 5.42. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan

Model Integer Programming ... V-70 6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan dengan Integer Programming ... VI-4 6.2. Perbandingan Ketersediaan Sumber Daya di Perusahaan dengan

Pemakaian Sumber Daya Berdasarkan Integer Programming ... VI-5 6.3. Maksimum Perubahan Kapasitas ... VI-7 7.1. Rekapitulasi Penentuan Jumlah Produksi dengan

Model Integer Programming ... VII-2 7.2. Rekapitulasi Jumlah Sumber Daya (Kendala) Terpakai ... VII-2


(16)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ... II-4 3.1. Peta Kontrol untuk Uji Keseragaman Data ... III-9 4.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian ... IV-8 4.2. Diagram Alir Pengolahan Data ... IV-9 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10 5.1. Control Chart Uji Keseragaman ... V-16 5.2. Diagram Pencar Penjualan Spring bed Platinum 2007-2008 ... V-34 5.3. Moving Range Chart untuk Spring bed Platinum ... V-42 5.4. Perhitungan Branch and Bound ... V-67


(17)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1 2 Peta Proses Operasi Pembuatan Produk ... L-5 3 Pengukuran Waktu ... L-8 4 Uji Keseragaman Data ... L-10 5 Tabel Kelonggaran ... L-13 6 Peramalan ... L-15 7 Hasil Perhitungan Model Linier Programming

dengan Software LINDO ... L-23 8 Hasil Perhitungan Model Integer Programming

dengan Software LINDO ... L-26 9 Form Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-38 10 Form Surat Penetapan Tugas Sarjana ... L-39 11 Surat Balasan dari Perusahaan ... L-40 12 Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-41 13 Form Berita Acara Laporan Tugas Sarjana ... L-43


(18)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Seiring dengan meningkatnya persaingan dunia industri saat ini, perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif agar dapat bertahan di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu cara yang ditempuh adalah membuat perencanaan produksi dengan tepat. Perencanaan produksi berhubungan dengan penentuan volume produksi, ketepatan waktu penyelesaian dan utilisasi sumber daya yang tersedia. Dengan perencanaan yang tepat, proses produksi dapat berjalan efisien dan efektif. Hal ini berdampak pada peningkatan laba perusahaan.

PT Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed. Saat ini, penentuan volume produksi dibuat berdasarkan keputusan manajer produksi dan pemasaran dengan melihat pola data masa lalu dan melakukan peramalan kuantitatif sesuai dengan pola data. Seperti yang diketahui, bahwa hasil interpretasi peramalan tidak akan terlalu jauh berbeda dengan pola data permintaan tahun sebelumnya. Namun pada kenyataannya pada tahun 2008 misalnya, terjadi pergeseran permintaan dari tahun 2007 sebesar 6.81% untuk platinum, 26.46% untuk golden, 3.17% untuk silver dan 17.53% untuk bigline. Oleh karena itu, perencanaan produksi pada perusahaan ini kurang akurat mengingat adanya fluktuasi permintaan yang tidak menentu. Di satu sisi, ketika permintaan menurun maka kontinuitas pemenuhan


(19)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

permintaan terjamin, namun berakibat pada tingginya biaya investasi persediaan barang. Di sisi lain, ketika permintaan meningkat maka perusahaan mengalami kekurangan produksi sehingga permintaan tidak dapat dipenuhi. Hal ini menyebabkan hilangnya penjualan dan menurunnya laba perusahaan. Dalam jangka panjang menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

Keputusan volume produksi yang dibuat juga belum mempertimbangkan keterbatasan perusahaan dalam hal kapasitas tenaga kerja dan ketersediaan bahan secara optimal. Dalam hal bahan baku misalnya, perusahaan tidak dapat memproduksi jenis tertentu karena bahan baku tidak tersedia dan masih menunggu pengiriman. Dengan mengacu pada uraian tersebut, maka perusahaan perlu melakukan pembenahan dalam perencanaan produksinya dalam hal menetapkan jumlah produksi optimal untuk tiap jenis springbed. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan kapasitas tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, target produksi sesuai dengan peramalan permintaan dan jumlah produksi minimun yang ditetapkan perusahaan.

1.2. Rumusan Permasalahan

Tidak tepatnya penentuan jumlah produksi menyebabkan perusahaan mengalami kekurangan ataupun kelebihan produksi. Hal ini sangat berpengaruh pada pencapaian laba perusahaan. Maka yang menjadi pokok permasalahan adalah penentuan jumlah produksi yang optimal untuk tiap jenis springbed sehingga dapat memaksimumkan laba perusahaan.


(20)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan sebuah rencana produksi yang optimal untuk memaksimumkan laba perusahaan.

1.3.2. Sasaran Penelitian

Sasaran yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Membuat sebuah model rencana produksi optimal, dimana fungsi tujuannya adalah memaksimumkan laba dengan variabel keputusan jumlah produksi optimal untuk tiap jenis springbed.

2. Membuat susunan kendala dalam mencapai fungsi tujuan. Kendala yang dimaksud adalah kapasitas tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, target produksi dan pencapaian break even point (BEP) perusahaan. Dalam hal ini kapasitas tenaga kerja tercakup dalam waktu baku penyelesaian produk, ketersediaan bahan baku diperoleh dengan mencatat data perusahaan, target produksi diperoleh dengan melakukan peramalan permintaan sedangkan pencapaian BEP diperoleh dari data jumlah produksi minimum yang ditetapkan perusahaan sehingga break even point (BEP) perusahaan tercapai.


(21)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, yakni dapat menjadi sarana pembelajaran ilmu pengetahuan yang telah diterima selama menjalani perkuliahan. Selain itu dapat melihat dan menerapkan suatu konsep ilmu di lapangan kerja nyata.

2. Bagi Departemen, yakni dapat menjadi literatur yang semakin memperkaya penerapan ilmu teknik industri di lapangan kerja nyata serta menjadi bahan literatur bagi penelitian oleh departemen maupun mahasiswa di kemudian hari

3. Bagi perusahaan, yakni :

a. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam perencanaan produksi untuk menentukan jumlah produksi optimal yang dapat memaksimumkan laba perusahaan.

b. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefektif mungkin.

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian 1.5.1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dan pemecahan masalah menjadi terarah, tidak menyimpang dari pokok masalah yang ada dan menghindari pembahasan yang terlalu luas maka perlu diberi batasan pada permasalahan yang ada, yakni :

1. Data penjualan yang digunakan untuk peramalan permintaan adalah data penjualan 2 tahun terakhir.


(22)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Bahan yang menjadi kendala adalah per bulat, kain dan busa. Hal ini dilakukan karena bahan baku tersebut paling dominan dalam proses produksi, memiliki keterbatasan di gudang, biaya simpan tinggi dan kendala dalam persediaan karena harus menunggu pengiriman.

3. Fungsi kendala yang dibahas adalah kapasitas tenaga kerja, ketersediaan bahan, jumlah permintaan dan jumlah produksi minimum yang ditetapkan perusahaan sehingga BEP perusahaan dalam unit produksi tercapai.

1.5.2. Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:

1. Tidak terjadi perubahan terhadap sistem produksi dan urutan proses produksi selama penelitian dilakukan.

2. Harga jual, harga bahan baku dan biaya produksi lain dan tidak berubah selama penelitian dilakukan.

3. Operator yang bekerja di setiap proses memiliki kemampuan kerja normal. 4. Kondisi mesin dan peralatan dalam keadaan siap pakai ketika penelitian

dilakukan.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pada bab pertama menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi penelitian. Bab kedua memuat gambaran umum perusahaan yang menjadi objek penelitian


(23)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

meliputi sejarah perusahaan, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan dan organisasi dan manajemen.

Bab ketiga menguraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisikan teori dan pemikiran yang berhubungan dengan perencanaan produksi dan akan digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah. Bab keempat berisi metodologi penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliput i tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

Bab kelima memuat data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Bab keenam memuat pembahasan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan pemecahan masalah. Bab ketujuh memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.


(24)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi spring bed dengan merek dagang Big Land. PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco terletak di Jl. Eka Surya Gg. Sidodadi Lingkungan XXII Kelurahan Gedung Johor, Deli Tua, Medan. Induk perusahaan ini bernama PT. Cahaya Buana Intitama yang didirikan pada tahun 1989 di Sentul, Jawa Barat dan akhirnya pindah ke Bogor sampai sekarang.

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Cahaya Buana Group yang memiliki empat jenis anak perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing, trading, distributor dan retail. Perusahaan ini mempunyai filosofi unggul berkarya dan puas bekerjasama serta memiliki tekad untuk memimpin pasar dan membangun citra positif dan bersahabat bagi semua pihak sehingga diakui sebagai aset nasional. Produk dari PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco yakni Big Lang Spring Bed adalah anggota dari International Sleep Products Association (ISPA) yang merupakan lembaga bagi perusahaan- perusahaan yang memproduksi spring bed berkualitas.


(25)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Produk yang dihasilkan adalah spring bed. Spring bed yang diproduksi siap dipasarkan kepada konsumen langsung maupun distributor dengan daerah pemasaran di seluruh Sumatera Utara dengan fokus utama di daerah kota Medan. Selain di Medan, PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco juga memiliki kantor perwakilan di daerah-daerah lain di Indonesia meliputi Bogor, Padang, Palembang, Jakarta, dan lain- lain.

Perusahaan ini berproduksi berdasarkan stok (make to stock). Spring bed yang diproduksi terdiri dari empat jenis yang berbeda didasarkan pada kain quilting, rakitan per bulat dan busa yang digunakan. Empat jenis tersebut, yakni :

1. Platinum 2. Golden 3. Silver 4. Big Line

Kain quilting pada platinum berbeda dengan 3 jenis lainnya sedangkan rakitan per sama dengan golden dan silver. Golden dan silver memiliki jenis busa dan kain yang sama. Sedangkan untuk bigline kain quilting, busa dan kain berbeda dengan ketiga jenis lainnya.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang melakukan tugas-tugas yang berbeda yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan tertentu dari organisasi tersebut. Manajemen adalah cara pengelolaan dan pengaturan sumber


(26)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Jadi, organisasi merupakan suatu alat manajemen.

Hubungan dan kerja sama dalam organisasi dituangkan dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan yang berupa bagan, dimana terdapat hubungan-hubungan diantara berbagai fungsi, bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggung jawab dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.

2.3.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Struktur organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco adalah berbentuk campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya secara langsung vertikal ke bawah melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang serta pembatasan tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu produksi, personalia, dan pemasaran berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya. Selain itu, pimpinan juga memberikan instruksi langsung kepada setiap bagian sesuai dengan bidangnya. Struktur organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(27)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010. Direktur

Kabag. Pemasaran Kabag HRD

dan General

Affair

Kabag. Produksi

Kabag. Pembelian

Kabag

Financial and Accounting

Supervisor

Gudang

Supervisor

Penjualan

Karyawan Karyawan

Supervisor

Transportasi

Supervisor

Distribusi

Karyawan Karyawan

Supervisor

Keamanan

Supervisor Maintenance

Karyawan Karyawan

Supervisor

Produksi

Karyawan

Supervisor

Pembelian

Karyawan

Supervisor Financial

Karyawan

Supervisor Accounting

Karyawan

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Keterangan

: Lini : Fungsional


(28)

2.3.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco berjumlah 85 orang, terdiri dari staff dan karyawan. Kepala divisi dan kepala bagian (supervisor) digolongkan sebagai staff sedangkan pekerja langsung pada bagian produksi dan satpam digolongkan sebagai karyawan. Status karyawan dalam perusahaan ini dibagi atas dua jenis berdasarkan frekuensi penggajiannya, yaitu : 1. Karyawan bulanan dengan gaji yang dibayar sekali sebulan sesuai dengan

klasifikasi skala penggajian yang dibagi-bagi dalam golongan tertentu. Yang termasuk karyawan bulanan adalah direktur sampai dengan supervisor.

2. Karyawan mingguan dengan gaji yang dibayar sekali dalam dua minggu. Yang termasuk karyawan mingguan adalah semua karyawan baik dari karyawan gudang sampai dengan karyawan bagian accounting.

Perincian jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

No Jabatan Jumlah (orang)

1 Direktur 1

2 Kepala Divisi Produksi 1

3 Kepala Divisi HRD dan General affair 1 4 Kepala Divisi Financial and Accounting 1

5 Kepala Divisi Pemasaran 1


(29)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja … (Lanjutan)

No Jabatan Jumlah (orang)

6 Kepala Divisi Pembelian 1

7 Supervisor Gudang 1

8 Supervisor Penjualan 1

9 Supervisor Transportasi 1

10 Supervisor Distribusi 1

11 Supervisor Keamanan 1

12 Supervisor Maintenance 1

13 Supervisor Produksi 1

14 Supervisor Pembelian 1

15 Supervisor Financial 1

16 Supervisor Accounting 1

17 Karyawan Gudang 6

18 Karyawan Penjualan 2

19 Karyawan Transportasi 2

20 Karyawan Distribusi 16

21 Karyawan Keamanan 10

22 Karyawan Maintenance 4

23 Karyawan Produksi 20

24 Karyawan Pembelian 2

25 Karyawan Financial 6

26 Karyawan Accounting 1

Total 85


(30)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.3.2.2. Jam Kerja

Pembagian jadwal jam kerja pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

Hari Jam Kerja Keterangan

Senin-Kamis

08.30 - 12.00 Kerja

12.00 - 13.00 Istirahat

13.00 – 17.00 Kerja

Jumat

08.30 – 12.00 Kerja

12.00 - 14.00 Istirahat

14.00 – 17.00 Kerja

Sabtu 08.00 - 12.00 Kerja

Sumber: PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Sistem pengupahan pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco dilakukan dan ditangani oleh bagian Finance and Accounting. Sistem penggajian pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco bervariasi. Bagi direktur sampai dengan supervisor, dilakukan pada akhir tanggal setiap bulannya, sedangkan untuk karyawan, mulai dari karyawan gudang sampai karyawan accounting, dilakukan setiap 2 minggu sekali. Perusahaan juga memberikan upah lembur kepada karyawan yang bekerja diatas jam kerja normal dengan perhitungan sebagai berikut :


(31)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1. Untuk Hari Biasa

a. Untuk satu jam lembur pertama adalah 1 ½ x upah per jam. b. Untuk dua jam berikutnya adalah 2 x upah per jam.

Dimana upah kerja lembur per jam adalah 1/160 x gaji perbulan. Gaji perbulan disesuaikan dengan UMR (Upah Minimum Regional).

2. Untuk Hari Besar/ Libur

Upah lembur bagi karyawan yang bekerja pada hari libur dan hari besar adalah 2 x gaji per hari kerja biasa.

2.3.3.1. Tunjangan

Selain gaji pokok dan upah lembur di atas, perusahaan juga memberikan beberapa jenis tunjangan, yaitu:

1. Tunjangan Hari Raya (THR)

Diberikan sebesar satu bulan gaji bagi karyawan yang telah mengabdi lebih dari 2 tahun.

2. Tunjangan Selama Sakit

Diberikan kepada karyawan yang sedang dalam perawatan sakit yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter, berlaku bagi karyawan yang telah mengabdi lebih dari 2 tahun.

3. Tunjangan Insentif

Diberikan sesuai dengan prestasi kerja yang ditunjukkan dengan cara ditambahkan ke dalam upah karyawan.


(32)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.3.3.2. Fasilitas

Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah: 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan Asuransi Jiwa

Selain upah yang diberikan, PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco juga memperhatikan karyawannya dalam bentuk JAMSOSTEK yang diberikan kepada karyawan mingguan, sedangkan bagi karyawan bulanan diberikan asuransi jiwa dari Manulife.

2. Cuti

Cuti diberikan adalah 12 hari kerja setiap tahunnya oleh perusahaan.

2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi spring bed adalah:

1. Per bulat

Per bulat yang digunakan adalah per dengan diameter 2,5 mm dan tinggi 15 cm. Umur per diperkirakan sekitar 15 tahun dan pengujian dilakukan oleh pihak supplier.


(33)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Kawat lilit

Kawat lilit yang digunakan memiliki diameter sebesar 1,4 mm yang berfungsi sebagai penghubung antara per bulat yang satu dengan per bulat lainnya dalam sebuah rakitan per.

3. Kawat lis

Kawat lis yang digunakan memiliki diameter 4,2 mm yang berfungsi membingkai rakitan per agar menjadi lebih kokoh.

4. Per pinggir

Per pinggir yang digunakan adalah per pinggir dengan diameter 3,5 mm dengan tinggi 15 cm. Umur per diperkirakan sekitar 15 tahun dan pengujian dilakukan oleh pihak supplier. Per pinggir diletakkan di sekeliling rakitan per bulat.

5. Kain Quilting

Fungsi kain ini untuk menutup busa. Untuk matras digunakan kain quilting yang ketebalannya 3 cm sebanyak 2 x 180 x 200 cm, sedangkan untuk tabung digunakan kain quilting dengan ketebalan 0,5 cm dan panjang sebesar 200 cm. Kain quilting yang dipakai terbuat dari kain Jaquar.

6. Kain Blacu

Kain blacu digunakan sebagai penguat kain quilting pada saat proses perakitan dengan per menggunakan HR-22.

7. Busa

Busa yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ketebalan sesuai dengan tipe springbed yang diproduksi.


(34)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

8. Hard padd

Hard padd merupakan pelapis pertama rakitan per yang berfungsi untuk meredam per dan membatasi busa dengan per agar busa tidak koyak. Hard padd yang digunakan berukuran 2 x (200 x 180) cm yaitu untuk bagian atas dan bawah rakitan per.

9. Benang Nylon

Benang ini digunakan untuk seluruh proses penjahitan baik penjahitan kain quilting maupun penjahitan tabung dan matras.

10. Peluru HR-22

Peluru ini berfungsi untuk merekatkan hard padd dan rakitan per pada matras dan divan.

11. Lateks

Lateks berfungsi untuk merekatkan busa dengan kain quilting pada matras, sandaran dan divan

12. Rangka kayu

Merupakan kayu yang dibentuk menjadi rangka berbentuk balok sebagai rangka divan.

13. Goni bagor

Merupakan penutup rangka kayu sebelum dirakit dengan per. 14. Kaki divan dan kaki sandaran

15. Papan tripleks

Digunakan sebagai rangka awal sandaran springbed. 16. Mur, digunakan untuk merakit kaki sandaran


(35)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan ditambahkan pada produk sehingga menambah nilai pada produk akhir yang siap dipasarkan dapat berupa kemasan atau aksesoris. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan spring bed adalah:

1. Label

Label Big Land digunakan untuk menyatakan merek dari spring bed tersebut. 2. Karton Sudut

Digunakan untuk membungkus produk pada saat pengiriman. 3. Stiker

Mencantumkan spesifikasi dari spring bed . 4. Isolatif

Isolatif digunakan untuk merekatkan bahan tambahan pada spring bed. 5. Plastik Mika

Digunakan pada saat pengemasan springbed 6. Kartu Garansi

Sebagai kartu jaminan produk kepada konsumen 7. Lubang Angin Emas

Lubang angin emas digunakan agar terjadi pertukaran udara pada busa sehingga busa tetap mengembang.

8. Logo


(36)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong yaitu bahan yang ikut dalam proses berfungsi mempercepat atau mempermudah proses tetapi tidak tampak dalam produk akhir. PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco tidak menggunakan bahan penolong didalam pembuatan spring bed.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Secara umum proses pembuatan spring bed di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco diklasifikasikan dalam 3 tahapan proses, yaitu :

1. Pembuatan Sandaran Spring Bed 2. Pembuatan Divan Spring Bed 3. Pembuatan Matras Spring Bed

2.4.2.1. Pembuatan Sandaran Spring Bed

Proses pembuatan sandaran diawali dengan pemotongan tripleks sesuai dengan pola yang diinginkan dengan menggunakan gergaji tangan. Kemudian tripleks dilubangi dengan menggunakan mesin bor untuk tempat meletakkan kancing lubang angin emas dan kaki sandaran. Busa dipotong mengikuti pola rangka tripleks dengan menggunakan pisau. Setelah itu, kain oscar dipotong dengan gunting sesuai pola busa yang telah dibuat sebelumnya.

Busa dan kain oscar yang telah dipola direkatkan pada rangka sandaran bagian depan menggunakan lateks dan pada rangka sandaran bagian belakang dengan menggunakan staples 3001J. Kancing sebanyak 16 buah direkatkan


(37)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dengan menggunakan benang nylon. Pada bagian tengah rangka yang telah di bor dipasangkan logo Big Land dengan menggunakan benang nylon.

Langkah terakhir adalah pemasangan plastik produk non woven pada sisi belakang sandaran, kemudian pembungkusan dengan plastik mika menggunakan staples 3001 J dan, kemudian dipasang kaki sandaran dengan mur. Peta proses operasi pembuatan sandaran dapat dilihat pada lampiran 2.

2.4.2.2.Pembuatan Matras Spring bed

Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis ataupun alat ulir manual. Per bulat ini akan dirakit sehingga berbentuk balok dengan ukuran (200 x 180 x 15) cm3. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar atas dan bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis atas dan bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan.

Bersamaan dengan proses ini, kain polos, busa dan plastik produk non woven dijahit di mesin quilting untuk mendapatkan kain quilting tabung dan matras. Perbedaan kain quilting tabung dan matras terletak pada ketebalan busa dimana untuk kain quilting matras busa yang digunakan lebih tebal. Penjahitan quilting dilakukan untuk memberi motif pada kain polos dan plastik produk non woven digunakan agar motif yang dijahit lebih kuat sehingga tidak mudah rusak. Kain quilting yang dihasilkan dipotong sesuai spesifikasi matras spring bed 6 kaki yaitu untuk matras atas dan matras bawah memiliki ukuran 2 x (200 x 180 x 3) cm


(38)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

dan untuk tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Selanjutnya kain quilting matras dan tabung akan dijahit dengan kain blacu. Fungsi penjahitan kain blacu ini adalah untuk menguatkan kain quilting pada saat penarikan dengan tembakan gun HR-22. Kemudian, pada kain quilting matras akan dijahit label sementara pada kain quilting tabung akan dilakukan penjahitan lis tabung.

Selain itu dilakukan pemotongan hard padd dan busa dengan ukuran luas sama dengan matras bawah dan atas. Kemudian, dilakukan perekatan hard padd, kemudian busa lalu kain quilting baik untuk matras bagian atas dan bawah dan bagian tabung matras. Perekatan dilakukan dengan gun HR-22.

Selanjutnya dilakukan penjahitan lis yang akan merekatkan matras atas dan bawah dengan tabung. Kain lis dijahit dengan mesin corner bersamaan dengan memasang lubang angin emas sebanyak 4 buah. Fungsi dari lubang angin emas ini adalah untuk menambah nilai keindahan pada matras spring bed serta memberikan sirkulasi udara sehingga busa tetap empuk.

Langkah terakhir adalah meletakkan kartu garansi dan kartun sudut. Kartun sudut berfungsi agar sudut-sudut spring bed terlindungi pada saat distribusi karena sudutnya sangat mudah rusak. Setelah itu dibungkus dengan menggunakan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan isolatif. Kemudian stiker ukuran diletakkan pada plastik mika. Peta proses operasi pembuatan matras dapat dilihat pada lampiran 2.


(39)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.4.2.3. Pembuatan Divan Spring Bed

Perakitan per bulat dengan kawat lilit menggunakan mesin rakit otomatis ataupun alat ulir manual. Kemudian dipasang kawat lis pada sisi luar atas dan bawah rakitan per, dan selanjutnya dipasang per pinggir antara kawat lis atas dan bawah. Per pingggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan per ini adalah untuk menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan. Rakitan per ini akan dirakit dengan rangka kayu dengan menggunakan gun bostitch.

Pada saat yang bersamaan, dilakukan pemotongan goni bagor dengan ukuran 200 x 180 cm, hardpadd dan busa. Disamping itu dilakukan juga proses penjahitan quilting untuk memberi pola pada kain polos dengan menggunakan mesin quilting. Kain yang telah melalui proses quilting dipotong sesuai spesifikasi divan spring bed 6 kaki yaitu 2 x (200 x 180 x 3) cm untuk matras atas dan untuk tabung 2 x (200 x 180 x 1) cm. Sedangkan untuk divan bawah digunakan kain non woven hitam dengan ukuran 200 x 180 cm.

Kemudian goni bagor direkatkan pada rangka atas per dengan staples 3001 J, selanjutnya hard padd yang telah dipotong direkatkan pada sisi atas dengan menggunakan gun HR-22. Setelah itu direkatkan busa dan kain quilting dengan menggunakan lateks. Langkah terakhir adalah meletakkan label. Setelah itu dibungkus dengan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan staples sedangkan untuk bagian bawah divan direkatkan kain non woven dengan staples 3001 J. Lalu dipasang kaki divan dengan mur dan baut. Peta proses operasi pembuatan divan dapat dilihat pada lampiran 2.


(40)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2.5. Mesin dan Peralatan

Untuk mendukung pelaksanaan produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco digunakan beberapa jenis mesin yang sebagian besar adalah buatan luar negeri seperti Cina, Taiwan, Jepang dan Italia. Namun ada juga yang dibeli dari dalam negeri. Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi di pabrik tidak terotomatisasi, dimana seluruh kegiatan melibatkan tenaga manusia sebagai operator yang mendesain, mengoperasikan dan mengontrol jalannya proses produksi di pabrik.

2.5.1. Mesin Produksi

Adapun mesin yang digunakan di perusahaan ini dalam pembuatan spring bed adalah sebagai berikut :

1. Mesin Ram

Fungsi : Merakit per menjadi rangka matras

Merk : Yamakoyo Induction Motor

Buatan : China

Daya : 1,5 KW

Tegangan Elektromotor : 380 Volt Fasa Elektromotor : 3 fasa

Lebar Belt : 1,5 cm

Tebal Belt : 1 cm

Panjang Belt : 50 cm


(41)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Mesin Quilting

Fungsi : Membuat bentuk/ pola pada kain spring bed

sesuai dengan motif yang diinginkan

Merk : Heng Chang Machinery

Buatan : China

Jarum : 12 buah

Benang : 24 gulung

Jumlah : 1 unit

3. Gun CL 73

Fungsi : Merakit per pinggir di sekeliling luar rangka

Merk : Hard Coo

Buatan : Jepang

Power dari kompresor : 55 – 100 psi

Tegangan : 220 Volt

Fasa : 1 Fasa

Jumlah : 2 unit

4. Gun Etona ( Staples 3001 J)

Fungsi : Merekatkan kain quilting pada sandaran

Merk : Unicatch

Buatan : China

Power dari kompresor : 55-100 psi

Tegangan : 220 Volt


(42)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Jumlah : 2 unit

5. Kompresor angin

Fungsi : Penghasil tenaga angin untuk menjalankan

mesin Gun CL 73 dan HR 22

Merk : ABAC

Buatan : Italia

Power Elektormotor : 5,5 HP Tegangan Elektromotor : 220 Volt Fasa Elektromotor : 1 fasa

Jumlah : 2 unit

6. Gun HR 22

Fungsi : Merekatkan rangka matras dengan hard pad

Merk : Stanley

Buatan : Jepang

Power dari Kompresor : 5,5-100 psi

Tegangan : 220 Volt

Fasa : 1 fasa

Jumlah : 2 unit

7. Mesin Jahit Corner

Fungsi : Menjahit kain quilting pada matras atas dan

bawah dengan sisi tabung

Merk : Shiang Wang


(43)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Daya : 12,3 KW

Tegangan : 220 Volt

Fasa Elektromotor : 1 fasa

Jumlah : 1 unit

8. Mesin Bor

Fungsi : Melubangi tempat kancing pada sandaran

Merk : Makita

Buatan : Jepang

Power Elektormotor : 1 KW

Tegangan : 220 Volt

Fasa Elektromotor : 1 fasa

Jumlah : 2 unit

9. Mesin Jahit Biasa

Fungsi : Menjahit kain quilting pada tabung, menjahit

kain quilting pada divan, menjahit kain quilting pada matras, menjahit kain blacu, menjahit label pada spring bed.

Merk : Brother

Buatan : Jepang

Daya : 0,33 KW (0,33 HP)

Tegangan : 220 Volt

Fasa : 1 fasa


(44)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

10. Generator set (Genset)

Fungsi : Sumber tegangan listrik pengganti PLN

Merk : Mitsubishi

Buatan : Jepang

Daya : 140 KW

Fasa Elektromotor : 3 fasa

Jumlah : 1 unit

2.5.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada perusahaan ini antara lain : 1. Gergaji

Fungsi : Memotong triplek rangka sandaran Jumlah : 4 Unit

2. Tang Potong Hit

Fungsi : Memotong kawat Jumlah : 4 Unit

3. Alat Pelapis Kancing

Fungsi : Melapis kancing dengan kain atau plastik Jumlah : 2 Unit

4. Palu

Fungsi : Memukul dalam pemasangan kaki spring bed Jumlah : 4 Unit


(45)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

5. Meteran

Fungsi : Mengukur kain Jumlah : 6 Unit

6. Gunting

Fungsi : Memotong Busa Jumlah : 10 Unit

2.5.3. Utilitas

Proses produksi agar dapat berjalan lancar dan berkesinambungan, maka dibutuhkan sarana - sarana lain yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi tetapi sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran produksi. Sarana pendukung proses tersebut adalah :

1. Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bulan sekitar 30.000 KWH.

2. Air, untuk kebutuhan penyediaan air didapat dari PDAM Tirtanadi dengan kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m3.

2.5.4. Safety and Fire Protection

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco melakukan tindakan pengamanan berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin terjadi. Perusahaan melakukannya dengan memisahkan letak bahan baku yang mudah terbakar dengan sumber api. Tindakan fire protection yang dilakukan adalah dengan memberikan penutup pada panel listrik, menyediakan racun api berupa alat


(46)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

pemadam api ringan, pada jarak tertentu dilantai pabrik atau pada daerah yang mudah terjadi kebakaran.

2.5.5. Waste Treatment

Proses produksi pada PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco tidak menimbulkan limbah yang dapat menyebabkan polusi bagi lingkungan sehingga tidak memerlukan penanganan khusus untuk pengolahan limbahnya, karena limbah terdiri dari potongan busa, potongan kain quilting dan serpihan kawat. Limbah berupa potongan busa dan potongan kain quilting dijual kepada pedagang kecil dan masyarakat sekitar perusahaan untuk dijadikan bantal dan limbah berupa serpihan kawat dikumpulkan di tempat penampungan sementara yang selanjutnya dijual pada industri kecil dan hasil dari penjualan ini digunakan perusahaan sebagai dana kemanusiaan tambahan untuk para karyawan.

2.5.6. Maintenance

Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja untuk mencegah terjadinya kerusakan dan kesalahaan pada saat proses produksi berlangsung yang ditujukan agar proses seluruh produksi dapat berjalan dengan baik, sehingga tidak ada hambatan yang disebabkan oleh mesin atau peralatan yang dapat mengakibatkan cacat pada produk dan keterlambatan waktu penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman. Pada perusahaan ini proses maintenance dilakukan secara berkala hanya saja frekuensinya masih sangat jarang yaitu sebulan sekali.


(47)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi

Produksi dapat diartikan sebagai suatu rangkaian proses yang mengubah bahan baku menjadi suatu produk jadi yang memiliki nilai lebih tinggi. Dalam perencanaan produksi ditentukan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan proses produksi serta mengalokasian sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan produk dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan dengan biaya yang serendah mungkin.

Dalam penjabaran lebih lanjut maka rencana produksi diuraikan menjadi proses apa yang harus dikerjakan, siapa pelaksananya, kapan, dimana dan perkiraan biaya yang ditimbulkannya.

Adapun tujuan perencanaan produksi adalah1

1. Sebagai langkah awal menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci.

:

2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi

3. Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan

1


(48)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Perencanaan produksi harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut2

1. Berjangka waktu, proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks. Oleh karena itu suatu perusahaan tidak mungkin dapat membuat jadwal yang dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus dibuat bila keadaan yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah.

:

2. Berjenjang, perencanaan produksi bertingkat dari level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan level rendah merupakan penjabaran dari perencanaan level tinggi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi yang mencakup periode waktu tertentu, yakni jangka panjang, menengah dan pendek. 3. Terpadu, perencanaan produksi melibatkan banyak faktor, dimana semua

faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu. Masing-masing faktor harus direncanakan secara bersamaan dan terpadu.

4. Berkelanjutan, jika perencanaan produksi telah habis untuk satu periode tertentu, maka harus dibuat perencanaan produksi untuk periode berikutnya. Rencana baru tersebut harus menjadi lanjutan dari rencana sebelumnya.

5. Terukur, Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan maka rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur. Nilai tersebut dapat berupa target produksi dalam unit, kg, lusin, dan lain-lain

2


(49)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

6. Realistis, rencana produksi harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dicapai.

7. Akurat, perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan sehingga rencana produksi tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

8. Menantang, meskipun rencana produksi harus realistis bukan berarti target yang ditetapkan harus mudah dicapai. Rencana produksi harus menetapkan target yang dapat dicapai dengan sungguh-sungguh.

3.2. Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem terbaik. Pada awalnya, pengukuran waktu banyak dimanfaatkan untuk perhitungan insentif (bonus) bagi pekerja. Namun demikian, dalam perkembangannya pengukuran waktu dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk berbagai hal antara lain3

1. Melakukan penjadwalan dan perencanaan kerja. :

2. Menentukan besar ongkos produksi dan upaya persediaan budget 3. Membuat perkiraan harga produk sebelum produksi

3


(50)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

4. Menentukan jumlah mesin atau peralatan yang diperlukan dan jumlah operator pada tiap mesin sehingga menjadi informasi dalam penyeimbangan lintasan.

5. Menentukan waktu standar yang akan digunakan dalam penentuan sistem pembayaran tenaga kerja langsung atau tak langsung

3.2.1. Teknik - teknik Pengukuran Waktu

Ada 2 macam teknik pengukuran waktu, yaitu : 1. Teknik pengukuran waktu langsung

Dalam teknik ini pengukuran yang dilakukan secara langsung yaitu tempat dimana pekerjaan yang diukur dilaksanakan. Pengukuran waktu langsung ada 2 jenis yaitu : dengan menggunakan jam henti atau stopwatch dan dengan menggunakan sampling pekerjaan

2. Teknik pengukuran waktu tidak langsung

Merupakan pengukuran yang dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan yaitu dengan membaca tabel-tabel yang tersedia, dengan persyaratan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Yang termasuk dalam pengukuran waktu tidak langsung adalah :

- Data waktu baku

- Data waktu gerakan, yang terdiri dari : Work Faktor Sistem, Maynard Operation Sequence Time (MOST Sistem) dan Motion Time Measurement (MTM Sistem).


(51)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.2.2. Pengukuran Waktu Jam Henti

Pengukuran waktu jam henti pertama kali diperkenalkan oleh F.W Taylor sekitar abad 19 lalu. Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini merupakan cara yang paling banyak dikenal dan digunakan. Salah satu karena kesederhanaan aturan dan cara pengukuran yang dipakai. Namun tidak semua sistem kerja sesuai dengan pengukuran waktu jam henti ini, adapun kriteria yang sesuai adalah4

1. Pekerjaan harus dilakukan secara berulang-ulang dan sejenis.

:

2. Jenis/ isi pekerjaan bersifat homogen.

3. Hasil kerja/ output harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan maupun untuk tiap elemen kerja yang berlangsung. 4. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya

sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktunya.

3.2.3. Langkah - langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

Untuk memperoleh hasil pengukuran waktu yang dapat

dipertanggungjawabkan maka ditempuh langkah-langkah untuk memperoleh hasil pengukuran yang optimal adalah:

1. Menetapkan Tujuan Pengukuran

Dalam pengukuran waktu hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dalam pengukuran tersebut.

4


(52)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

2. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang bersangkutan misalnya adalah mengenai kondisi lingkungan kerja. Bila kondisi baik maka pengukuran waktu bisa dilakukan, bila tidak baik maka harus diperbaiki dahulu.

3. Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

4. Melatih Operator

Bila kondisi dan cara yang digunakan tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator maka diperlukan pelatihan bagi operator tersebut. 5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen-elemen Kerja

Pekerjaan ini dipecah-pecah menjadi elemen pekerjaan (gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan) dimana elemen-elemen inilah yang diukur waktunya. Penguraian pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan perlu dilakukan dengan alasan-alasan sebagai berikut5

a. Cara terbaik menggambarkan suatu operasi adalah dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja yang lebih detail dan mampu untuk diukur dengan mudah secara terpisah.

:

5


(53)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

b. Besarnya waktu baku bisa ditetapkan berdasarkan elemen-elemen pekerjaan yang ada. Dengan mengetahui waktu baku untuk elemen-elemen kerja maka kemungkinan untuk menetapkan total waktu baku untuk suatu operasi kerja.

c. Dengan membagi ke dalam elemen-elemen kerja maka dapat di analisis waktu-waktu yang berlebihan untuk tiap elemen kerja atau waktu yang terlalu singkat untuk elemen kerja yang lain. Demikian juga analisis yang dibuat untuk satu elemen kerja bisa melihat adanya perbedaan kecil dari metode kerja yang diaplikasikan, dimana hal ini tidak akan mudah jika dilakukan analisis studi untuk operasi secara keseluruhan.

d. Seorang operator bisa jadi akan bekerja berbeda-beda pada setiap siklus yang berlangsung. Dengan membagi ke dalam elemen kerja maka perfomance rating dapat diaplikasikan untuk tiap elemen kerja. 6. Menyiapkan Alat-alat Pengukuran

Ini merupakan langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran dimana alat-alat pengukuran yang diperlukan harus disiapkan. Alat-alat tersebut adalah: jam henti (stopwatch) untuk menghitung waktu siklus, lembar pengamatan untuk tempat mencatat waktu siklus, pena atau pensil sebagai alat tulis dan papan pengamatan sebagai alat bantu dalam menuliskan hasil pengukuran.


(54)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

3.2.4. Melakukan Pengukuran Waktu

Ada 3 metode yang umum digunakan untuk mengukur waktu siklus dengan menggunakan jam henti, yaitu :

1. Continuous timing, tombol jam henti ditekan pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan jarum petunjuk jam henti berjalan secara terus-menerus sampai siklus kerja selesai. Pengamat akan mengamati dan mencatat waktu pada setiap akhir elemen kerja. Waktu sebenarnya diperoleh dengan pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai dilaksanakan

2. Repetitive timing, jarum jam henti akan dikembalikan ke titik nol setiap akhir elemen kerja yang diukur. Setelah waktu dicatat, tombol jam henti ditekan kembali untuk mengukur elemen kerja berikutnya.

3. Accumulative timing, cara ini menggunakan 2 atau 3 jam henti yang digunakan secara bergantian sehingga setiap elemen kerja yang berlangsung dapat diukur.

3.2.5. Pengujian Data Waktu 3.2.5.1.Uji Keseragaman

Uji keseragaman data dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah seragam atau tidak, dapat dilaksanakan dengan mengaplikasikan peta kontrol (control chart). Peta kontrol (control chart) adalah suatu alat yang tepat guna dalam menguji keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan.


(55)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Batas kontrol atas dan batas kontrol bawah untuk tiap group data dapat dicari dengan formulasi :

x X BKB x X BKA σ σ 2 2 − = + =

Gambar 3.1 merupakan Peta kontrol untuk uji keseragaman data. BKA

X BKB

Gambar 3.1. Peta Kontrol untuk Uji Keseragaman Data

3.2.5.2. Uji Kecukupan Data

Berguna untuk memastikan bahwa jumlah sampel yang telah dikumpulkan telah cukup mewakili populasi, sehingga dapat digunakan bagi pengolahan data selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rumus :

2 1 1 2 1 2 ) (               −       =

= = = m i i m i i m i i t t t n s k N Keterangan :

N = jumlah siklus pengamatan/pengukuran yang seharusnya dilaksanakan. t = waktu pengamatan ke-i setiap elemen kerja, i = 1,2,3,…,m

W a k tu pe n ga m at a n Unit Pengamatan


(1)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

Juni 2009

max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4 st

830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3<=594000 1575.1 X4<=594000

1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4<=1188000 221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4<=594000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4<=1188000 409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4<=594000 1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4<=1188000 929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4<=1782000 762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4<=594000 284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4<=594000 510X1+450X2+430X3+430X4<=330000

6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001 9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889 X1<=203

X2<=55 X3<=448 X4<=71 X1>=163 X2>=44 X3>=358 X4>=57 X1>=0 X2>=0 X3>=0 X4>=0 End Gin 4

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 7 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 0.1085230E+09

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 197.475403 0.000000 X2 44.000000 0.000000 X3 430.180328 0.000000 X4 57.000000 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 39947.378906 0.000000 3) 504219.312500 0.000000 4) 399337.656250 0.000000 5) 441828.968750 0.000000 6) 761511.125000 0.000000 7) 295597.125000 0.000000 8) 376973.000000 0.000000 9) 1104581.500000 0.000000 10) 38910.933594 0.000000 11) 386619.312500 0.000000 12) 0.000000 66.666664 13) 240.842621 0.000000 14) 0.000000 22333.333984 15) 5.524590 0.000000 16) 11.000000 0.000000 17) 17.819672 0.000000 18) 14.000000 0.000000 19) 34.475410 0.000000 20) 0.000000 -6666.666504


(2)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

21) 72.180328 0.000000 22) 0.000000 -666.666687 23) 197.475403 0.000000 24) 44.000000 0.000000 25) 430.180328 0.000000 26) 57.000000 0.000000 NO. ITERATIONS= 7

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

OBJ COEFFICIENT RANGES

VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE X1 235000.000000 2837.209473 34857.140625 X2 135000.000000 6666.666504 INFINITY X3 118000.000000 80137.257812 521.367554 X4 95000.000000 666.666687 INFINITY RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE 2 594000.000000 INFINITY 39947.378906 3 594000.000000 INFINITY 504219.312500 4 1188000.000000 INFINITY 399337.656250 5 594000.000000 INFINITY 441828.968750 6 1188000.000000 INFINITY 761511.125000 7 594000.000000 INFINITY 295597.125000 8 1188000.000000 INFINITY 376973.000000 9 1782000.000000 INFINITY 1104581.500000 10 594000.000000 INFINITY 38910.933594 11 594000.000000 INFINITY 386619.312500 12 330000.000000 3623.333252 2527.499756 13 3001.000000 INFINITY 240.842621 14 3889.000000 23.511627 63.941177 15 203.000000 INFINITY 5.524590 16 55.000000 INFINITY 11.000000 17 448.000000 INFINITY 17.819672 18 71.000000 INFINITY 14.000000 19 163.000000 34.475410 INFINITY 20 44.000000 11.000000 21.740000 21 358.000000 72.180328 INFINITY 22 57.000000 14.000000 13.935897 23 0.000000 197.475403 INFINITY 24 0.000000 44.000000 INFINITY 25 0.000000 430.180328 INFINITY 26 0.000000 57.000000 INFINITY

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 0 OBJECTIVE VALUE = 108523000.

SET X1 TO >= 198 AT 1, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 19 SET X3 TO >= 428 AT 2, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 27 SET X4 TO <= 58 AT 3, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 30 SET X3 TO >= 429 AT 4, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 34 NEW INTEGER SOLUTION OF 108507000. AT BRANCH 4 PIVOT 34 BOUND ON OPTIMUM: 0.1085213E+09

FLIP X3 TO <= 428 AT 4 WITH BND= 0.10851100E+09

SET X1 TO <= 198 AT 5, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 34 SET X4 TO >= 58 AT 6, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 34 SET X2 TO <= 44 AT 7, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 36 DELETE X2 AT LEVEL 7

DELETE X4 AT LEVEL 6 DELETE X1 AT LEVEL 5 DELETE X3 AT LEVEL 4 DELETE X4 AT LEVEL 3


(3)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

SET X1 TO <= 198 AT 3, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 39 SET X4 TO <= 59 AT 4, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 45 SET X3 TO >= 427 AT 5, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 45 SET X4 TO >= 59 AT 6, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 45 SET X2 TO <= 44 AT 7, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 47 DELETE X2 AT LEVEL 7

DELETE X4 AT LEVEL 6 DELETE X3 AT LEVEL 5

FLIP X4 TO >= 60 AT 4 WITH BND= 0.10851471E+09

SET X4 TO <= 60 AT 5, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 47 SET X3 TO >= 426 AT 6, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 49 SET X3 TO <= 426 AT 7, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 49 SET X2 TO <= 44 AT 8, BND= 0.1084E+09 TWIN=-0.1000E+31 51 DELETE X2 AT LEVEL 8

DELETE X3 AT LEVEL 7

FLIP X3 TO <= 425 AT 6 WITH BND= 0.10850900E+09

SET X3 TO >= 425 AT 7, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 51 SET X2 TO <= 45 AT 8, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 52 DELETE X2 AT LEVEL 8

DELETE X3 AT LEVEL 7 DELETE X3 AT LEVEL 6 DELETE X4 AT LEVEL 5 DELETE X4 AT LEVEL 4

FLIP X1 TO >= 199 AT 3 WITH BND= 0.10851867E+09

SET X4 TO <= 63 AT 4, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 59 SET X1 TO <= 199 AT 5, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 59 SET X3 TO >= 423 AT 6, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 62 NEW INTEGER SOLUTION OF 108509000. AT BRANCH 13 PIVOT 62 BOUND ON OPTIMUM: 0.1085183E+09

FLIP X3 TO <= 422 AT 6 WITH BND= 0.10851300E+09

SET X3 TO >= 422 AT 7, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 62 SET X4 TO >= 63 AT 8, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 62 SET X2 TO <= 44 AT 9, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 64 DELETE X2 AT LEVEL 9

DELETE X4 AT LEVEL 8 DELETE X3 AT LEVEL 7 DELETE X3 AT LEVEL 6 DELETE X1 AT LEVEL 5

FLIP X4 TO >= 64 AT 4 WITH BND= 0.10851834E+09

SET X1 TO <= 199 AT 5, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 67 SET X4 TO <= 64 AT 6, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 67 SET X2 TO >= 45 AT 7, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 69 DELETE X2 AT LEVEL 7

DELETE X4 AT LEVEL 6

FLIP X1 TO >= 200 AT 5 WITH BND= 0.10851584E+09

SET X3 TO >= 417 AT 6, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 71 NEW INTEGER SOLUTION OF 108511000. AT BRANCH 17 PIVOT 71 BOUND ON OPTIMUM: 0.1085156E+09

FLIP X3 TO <= 416 AT 6 WITH BND= 0.10851561E+09

SET X1 TO <= 200 AT 7, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 75 SET X3 TO >= 416 AT 8, BND= 0.1085E+09 TWIN=-0.1000E+31 75 SET X2 TO <= 44 AT 9, BND= 0.1085E+09 TWIN= 0.1085E+09 79 DELETE X2 AT LEVEL 9

DELETE X3 AT LEVEL 8 DELETE X1 AT LEVEL 7 DELETE X3 AT LEVEL 6 DELETE X1 AT LEVEL 5 DELETE X4 AT LEVEL 4 DELETE X1 AT LEVEL 3 DELETE X3 AT LEVEL 2 DELETE X1 AT LEVEL 1

ENUMERATION COMPLETE. BRANCHES= 19 PIVOTS= 79 LAST INTEGER SOLUTION IS THE BEST FOUND

RE-INSTALLING BEST SOLUTION... OBJECTIVE FUNCTION VALUE


(4)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

1) 0.1085110E+09

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 200.000000 -235000.000000 X2 44.000000 -135000.000000 X3 417.000000 -118000.000000 X4 67.000000 -95000.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 48689.183594 0.000000 3) 488468.312500 0.000000 4) 400043.593750 0.000000 5) 441998.000000 0.000000 6) 762061.187500 0.000000 7) 295856.000000 0.000000 8) 377664.093750 0.000000 9) 1105212.250000 0.000000 10) 39411.398438 0.000000 11) 386805.000000 0.000000 12) 80.000000 0.000000 13) 234.600021 0.000000 14) 0.000000 0.000000 15) 3.000000 0.000000 16) 11.000000 0.000000 17) 31.000000 0.000000 18) 4.000000 0.000000 19) 37.000000 0.000000 20) 0.000000 0.000000 21) 59.000000 0.000000 22) 10.000000 0.000000 23) 200.000000 0.000000 24) 44.000000 0.000000 25) 417.000000 0.000000 26) 67.000000 0.000000 NO. ITERATIONS= 81

BRANCHES= 19 DETERM.= 1.000E 0 Juli 2009

max 235000X1+135000X2+118000X3+95000X4 st

830.9 X1+822.5 X2+822.4 X3<=594000 1575.1 X4<=594000

1082.2 X1+1083.1 X2+1082.3 X3+1082.7 X4<=1188000 221.4 X1+204.8 X2+205 X3+197.4 X4<=594000

586.3 X1+585.6 X2+586.8 X3+570.4 X4<=1188000 409.9 X1+409.3 X2+409.3 X3+410.1 X4<=594000 1121 X1+1109.9 X2+1110 X3+1110.9 X4<=1188000 929.1 X1+928.9 X2+930.2 X3+928.4 X4<=1782000 762.1 X1+761.8 X2+761.7 X3+761.5 X4<=594000 284.3 X1+284.7 X2+284.7 X3+284.9 X4<=594000 510X1+450X2+430X3+430X4<=330000

6X1 + 4.8X2 + 2.8X3 + 2.8X4<=3001 9X1 + 5X2 + 4X3 + 3X4<=3889 X1<=182

X2<=55 X3<=487 X4<=71 X1>=146 X2>=44 X3>=390 X4>=57 X1>=0 X2>=0 X3>=0 X4>=0 End Gin 4


(5)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 3 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 0.1071787E+09

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 182.000000 0.000000 X2 55.000000 0.000000 X3 437.023254 0.000000 X4 57.000000 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 38130.773438 0.000000 3) 504219.312500 0.000000 4) 396764.937500 0.000000 5) 441599.625000 0.000000 6) 760127.375000 0.000000 7) 294637.375000 0.000000 8) 374516.375000 0.000000 9) 1102376.500000 0.000000 10) 37112.687500 0.000000 11) 385939.093750 0.000000 12) 0.000000 274.418610 13) 261.734894 0.000000 14) 56.906979 0.000000 15) 0.000000 95046.507812 16) 0.000000 11511.627930 17) 49.976746 0.000000 18) 14.000000 0.000000 19) 36.000000 0.000000 20) 11.000000 0.000000 21) 47.023254 0.000000 22) 0.000000 -23000.000000 23) 182.000000 0.000000 24) 55.000000 0.000000 25) 437.023254 0.000000 26) 57.000000 0.000000 NO. ITERATIONS= 3

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:

OBJ COEFFICIENT RANGES

VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE X1 235000.000000 INFINITY 95046.507812 X2 135000.000000 INFINITY 11511.627930 X3 118000.000000 11000.000000 23000.000000 X4 95000.000000 23000.000000 INFINITY RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE 2 594000.000000 INFINITY 38130.773438 3 594000.000000 INFINITY 504219.312500 4 1188000.000000 INFINITY 396764.937500 5 594000.000000 INFINITY 441599.625000 6 1188000.000000 INFINITY 760127.375000 7 594000.000000 INFINITY 294637.375000 8 1188000.000000 INFINITY 374516.375000 9 1782000.000000 INFINITY 1102376.500000 10 594000.000000 INFINITY 37112.687500 11 594000.000000 INFINITY 385939.093750 12 330000.000000 6117.500000 20220.000000 13 3001.000000 INFINITY 261.734894 14 3889.000000 INFINITY 56.906979


(6)

Wenni Junida : Penentuan Jumlah Produksi Optimal Untuk Memaksimumkan Laba Dengan Menggunakan Metode Integer Programming Di PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco, 2010.

15 182.000000 13.371585 36.000000 16 55.000000 44.933331 11.000000 17 487.000000 INFINITY 49.976746 18 71.000000 INFINITY 14.000000 19 146.000000 36.000000 INFINITY 20 44.000000 11.000000 INFINITY 21 390.000000 47.023254 INFINITY 22 57.000000 14.000000 46.365238 23 0.000000 182.000000 INFINITY 24 0.000000 55.000000 INFINITY 25 0.000000 437.023254 INFINITY 26 0.000000 57.000000 INFINITY LP OPTIMUM FOUND AT STEP 0

OBJECTIVE VALUE = 107178744.

NEW INTEGER SOLUTION OF 107176000. AT BRANCH 0 PIVOT 5 BOUND ON OPTIMUM: 0.1071760E+09

ENUMERATION COMPLETE. BRANCHES= 0 PIVOTS= 5 LAST INTEGER SOLUTION IS THE BEST FOUND

RE-INSTALLING BEST SOLUTION... OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 0.1071760E+09

VARIABLE VALUE REDUCED COST X1 182.000000 -235000.000000 X2 55.000000 -135000.000000 X3 437.000000 -118000.000000 X4 57.000000 -95000.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 38149.886719 0.000000 3) 504219.312500 0.000000 4) 396790.093750 0.000000 5) 441604.406250 0.000000 6) 760141.000000 0.000000 7) 294646.906250 0.000000 8) 374542.187500 0.000000 9) 1102398.125000 0.000000 10) 37130.398438 0.000000 11) 385945.687500 0.000000 12) 10.000000 0.000000 13) 261.800018 0.000000 14) 57.000000 0.000000 15) 0.000000 0.000000 16) 0.000000 0.000000 17) 50.000000 0.000000 18) 14.000000 0.000000 19) 36.000000 0.000000 20) 11.000000 0.000000 21) 47.000000 0.000000 22) 0.000000 0.000000 23) 182.000000 0.000000 24) 55.000000 0.000000 25) 437.000000 0.000000 26) 57.000000 0.000000 NO. ITERATIONS= 6