Devi KNS : Gambaran Statistik Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009
1. Perumusan kebijaksanaan perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian data, dan analisis di bidang statistik produksi dan kependudukan serta bidang
statistik distribusi dan neraca nasional. 2. Pembinaan dan pelaksanaan kooordinasi kegiatan statistik dengan departemen
dan instansi lainnya dalam mengembangkan bebagai jenis statistik yang diperlukan, serta pelaksanaan kerjasama di bidang statistik dengan
lembagaorganisasi lain baik di dalam maupun luar negeri. 3. Penyajian data kepada pemerintah dan masyarakat dari hasil kegiatan statistik
produksi dan kependudukan serta statistik distribusi dan neraca nasional secara berkala baik dari hasil penelitian sendiri maupun dari data sekunder.
4. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung.
5. Pengelolaan keuangan, kepegawaian dan organisasi, perlengkapan dan perbekalan, serta memberikan pelayanan administrasi di lingkungan BPS.
3.4 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN LABUHAN BATU
3.4.1 KONDISI GEOGRAFIS
Devi KNS : Gambaran Statistik Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009
Kabupaten Labuhan Batu dengan Ibukota Rantauprapat merupakan salah satu Kabupaten yang berada pada kawasan pantai timur Propinsi Sumatera Utara yang
terletak pada koordinat 1° 26’ - 2° 11’ Lintang Utara dan 91° 01’ - 95° 53’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. - Sebelah Timur dengan Propinsi Riau.
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. - Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara.
Kabupaten ini mempunyai wilayah terluas di Propinsi Sumatera Utara yaitu 922.318 Ha 9.223,18 Km2 atau 12,87 dari luas Provinsi Sumatera Utara. Secara
administratif wilayahnya terdiri dari 22 Kecamatan, 209 Desa dan 33 Kelurahan.Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu
berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di
Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
Secara topografis sekitar 7.633,26 Ha atau 82,76 wilayahnya mempunyai tingkat kemiringan lahan 0 – 150. Kabupaten Labuhan Batu terbagi atas kawasan pantai
dan kawasan lainnya yang terletak pada ketinggian 0 – sd 2.151 m dari permukaan laut.
Devi KNS : Gambaran Statistik Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009
Secara hidrologi Labuhan Batu mempunyai 3 sungai besar yaitu Sungai Kualuh, Bilah dan Barumun dengan Daerah Aliran Sungai DASnya sebagai berikut:
- DAS Barumun meliputi Kecamatan Sungai Kanan, Kota Pinang, Torgamba,
Silangkitang, KampungRakyat dan Kecamatan Panai Tengah. Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMD Kabupten Labuhan Batu tahun 2006 – 2010.
- DAS Bilah meliputi Kecamatan Bilah Barat, Rantau Utara, Rantau Selatan,
Bilah Hulu, Pangkatan, Bilah Hilir, Panai Hulu dan Kecamatan Panai Hilir.
- DAS Kualuh meliputi Kecamatan Kualuh Hulu, Kualuh Selatan, Aek Natas,
Aek Kuo, Marbau, Na.IX-X, Kualuh Hilir dan Kecamatan Kualuh Leidong.
Sebelum penjajahan Belanda memasuki daerah Labuhan Batu, sistem pemerintahan Labuhanbatu bersifat monarkhi yang Kepala Pemerintahan disebut Sultan
atau Raja yang dibantu oleh seorang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja yang bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari-hari semacam Perdana Menteri.
Kesultanan yang terdapat di wilayah Kabupaten Labuhan Batu pada waktu itu terdiri dari empat kesultanan, yaitu :
1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang 2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir
3. Kesultanan Panai berkeduduka n di Labuhan Bilik 4. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama.
Devi KNS : Gambaran Statistik Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009
5. Ditambah satu Half-Bestuur Kerajaan Kampung Raja berkedudukan di Tanjung Medan.
Penjajah Belanda memasuki wilayah Labuhan Batu berkisar tahun 1825, disamping itu ada pula keterangan yang menyatakan setelah selesai Perang Paderi
berkisar tahun 1831. Pada tahun 1861 kesatuan angkatan laut Belanda di bawah pimpinan Bevel Hebee datang ke Kampung Labuhanbatu di hulu Kota Labuhan Bilik
sekarang melalui sungai Barumun. Kemudian di perkampungan dibangun pelabuhan yang terbuat dari beton sebagai tanda pendaratan persinggahan kapal-kapal berbobot
3000 sd 5000 ton. Kemudia pada lokasi pelabuhan tersebut berkembang menjadi sebuah perkampungan desa yang lebih dikenal dengan nama PeLabuhanbatu.
Pada awalnya Contreleur Labuhanbatu berkedudukan di Kampung Labuhanbatu, kemudian pada tahun 1895 dipindahkan ke Labuhan Bilik, tahun 1924 dipindahkan ke
Marbau, tahun 1928 dipindahkan ke Aek Kota Batu dan pada tahun 1932 dipindahkan ke Rantauprapat sampai kemerdekaan diproklamirkan 17 Agustus 1945.
Pada masa Pemerintahan Jepang sistem pemerintahan Zaman Hindia Belanda dilanjutkan dan untuk memonitoring kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
SultanRaja, pemerintahan Jepang membentuk Tuk Fuku Bunsyuco. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan dan tepatnya pada tanggal 16 malam
17 Oktober 1945 bertempat di Rumah Dinas Kepala PLN Rantauprapat diadakan rapat untuk pembentukan Komite Nasional Daerah Labuhanbatu sekaligus ditetapkannya
Ketua Abdul Rahman sebagai Kepala Pemerintahan
Devi KNS : Gambaran Statistik Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009
3.5 VISI,MISI STRATEGI