LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Era globalisasi dan liberalisasi mewarnai millennium baru abad 21. Berbagai perubahan telah, sedang dan akan terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia, disisi lain, keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing Durianto, Sugiarto Sitinjak, 2001. Durianto dkk 2001 menyatakan bahwa fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar market share. Hal seperti ini dapat terlihat pada persaingan produk sepeda motor. Indonesian Commercial Intelligence 2009 menyatakan bahwa industri sepeda motor Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010. nasional merupakan industri yang masih terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan masyarakat akan alat transportasi yang murah dan fleksibel. Kebutuhan masyarakat ini masih akan terus ada mengingat belum adanya sistem transportasi massal yang terintegrasi apalagi rasio kepemilikan sepeda motor di Indonesia masih tergolong rendah di kawasan ASEAN sehingga potensi di masa datang masih sangat baik. Pasar Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bila kita dibandingkan dengan negara tetangga kita yang lain seperti Malaysia dan Thailand, kebutuhan masyarakat Indonesia akan kendaraan roda dua masih cukup tinggi Kompas, 2007. Kondisi ini membuat investasi berupa peningkatan kapasitas pada pabrik yang sudah ada maupun pembangunan pabrik baru termasuk oleh produsen baru masih terjadi hingga tahun 2008. Beberapa investasi untuk menambah kapasitas maupun pendirian pabrik baru ini meningkatkan kapasitas produksi industri sepeda motor sehingga pada tahun 2008 mencapai 7,86 juta unit per tahun. Pada tahun 2009, produksi diperkirakan akan tetap atau bahkan terkoreksi mengingat faktor pendorong yang ada seperti deflasi sifatnya hanya mengurangi tekanan namun secara fundamental tidak akan mendorong pertumbuhan www.ICN.com. Peningkatan kapasitas ini memang untuk merespon permintaan yang tumbuh cukup tinggi pada tahun 2008 dan mengurangi lamanya waktu pemesanan. Tingginya permintaan membuat calon pembeli terpaksa memesan dengan jangka antara 1 sampai 3 bulan untuk produk-produk terbaru sepeda motor. Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010. Tabel 1.- Penjualan sepeda motor Januari-Februari 2009 berdasarkan merek Merek Januari Februari Total Pangsa Honda 179.685 200.486 380.171 48,6 Yamaha 162.135 180.723 342.858 43,8 Suzuki 22.369 29.576 51.972 6,6 Kawasaki 3.016 3.219 6.235 0,8 Piaggio Vespa Kymco Kanzen 531 583 1.114 0,1 Total 367.736 414.587 782.323 100 Sumber: Data AISI Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia Tren persaingan yang ketat untuk menduduki posisi nomor satu di industri sepeda motor nasional ini sebetulnya sudah terlihat dari dahulu. Honda, yang biasanya menempati posisi teratas, selalu bersaing ketat dengan Yamaha. Salip- menyalip antara Yamaha dan Honda tidak hanya terjadi di arena balap, tapi juga di angka penjualan sepeda motor. Setelah hanya menjadi runner up di belakang Honda di tiga bulan pertama 2009, Yamaha berhasil menyalip penjualan Honda di April 2009. Ini mengulang sukses serupa pada Desember 2008. Saat itu, Yamaha juga menyalip penjualan Honda Indonesian Commercial Intelligence, 2009 . Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia AISI, selama April 2009, Yamaha berhasil menjual 189.082 unit sepeda motor, atau menguasai 49 Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010. pasar motor nasional. Honda ada di posisi kedua dengan penjualan 155.789 unit 40,3, disusul Suzuki 36.901 unit 9,6, dan Kawasaki 3.834 unit 1. Data kumulatif ini menunjukkan, selisih total penjualan Honda dan Yamaha semakin menipis. Hingga Maret 2009, jarak penjualan keduanya masih sekitar 44.970 unit. Sementara hingga April lalu, total penjualan Yamaha hanya lebih rendah 11.677 unit dibanding penjualan Honda Indonesian Commercial Intelligence, 2009 . Kondisi ekonomi global yang mengalami resesi diperkirakan akan membuat tingkat persaingan pada industri sepeda motor nasional semakin tinggi. Pasar yang tertekan akan memaksa para pemain untuk menggunakan berbagai macam strategi dalam memenangkan persaingan pasar. Persaingan pasar yang ketat menyebabkan perusahaan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan, terlalu banyak produk dengan keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar pesaing. Untuk memasuki pasar baru memerlukan biaya yang cukup besar. Penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan pelanggan baru 6 kali lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan Hasan,2008. Durianto dkk 2001 berpendapat bahwa salah satu aset untuk merebut pangsa pasar tersebut adalah merek produk yang dewasa ini berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Kotler dalam Simamora, 2002 menyebutkan bahwa Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010. merek merupakan nama, simbol, desain, atau kombinasi hal- hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi mendiferensiasi atau membedakan barang atau layanan suatu penjualan lain. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasaan, kebanggaan ataupun atribut lain yang melekat. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai peranan penting dan merupakan aset terbesar bagi perusahaan. Namun agar merek produk bertahan lama dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif dan keluar sebagai pemenang, dibutuhkan konsumen yang memiliki loyalitas merek yang tinggi Durianto dkk, 2001. Schiffman dan Kanuk 2004 menyatakan bahwa definisi loyalitas merek yang umum dipakai oleh para pemasar adalah suatu bentuk sikap dan perilaku konsumen terhadap suatu merek. Konsumen akan memiliki preferensi terhadap satu merek meski banyak tersedia merek alternatif. Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu merek menyangkut seluruh perasaan konsumen mengenai produk dan merek serta kecenderungan mereka untuk membeli produk dan merek tersebut. Pengukuran perilaku bergantung pada respon perilaku konsumen yang telah diberi sebuah stimulus yang bertujuan untuk mempromosikan produk dan merek alternatif. Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010. Loyalitas merek dapat diartikan bahwa konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang Mowen dan Minor, 1998. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hasan 2008 dimana loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu. Oleh karena itu, pengukuran loyalitas merek dalam penelitian ini melibatkan komponen sikap. Aaker 1997 menyatakan bahwa loyalitas merek mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan satu merek produk. Sekali mereka loyal terhadap produk atau jasa tertentu, bisa jadi sepanjang hidup mereka menggunakan produk dan jasa tersebut. Sehingga para konsumen yang loyal merupakan sumber pendapatan perusahaan yang paling bisa diandalkan sekaligus kunci kesuksesan suatu perusahaan Djatmiko, 2005. Bagi pemasar, kesetiaan atau loyalitas pelanggan bisa menjadi barometer kelangsungan perusahaan. Karena dengan memiliki pelanggan setia, perusahaan mendapat jaminan produknya akan terus dibeli dan bisnis kedepan akan berjalan lancar. Pelanggan yang setia tidak akan berpindah ke merek lain walaupun diberi iming- iming yang menggiurkan Durianto dkk, 2001. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa loyalitas konsumen terhadap merek merupakan hal yang sangat penting dalam membangun keterikatan antara konsumen dengan merek. Salah satu strategi yang ditempuh oleh pihak produsen dalam rangka membangun ikatan sosial antara konsumen dan merek, antara Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010. lain adalah dengan iklan dan promosi hingga membangun jaringan komunitas yang berbasis merek Indonesian Commercial Intelligence, 2009 . Loyalitas merek dipengaruhi oleh faktor social drivers, yaitu lingkungan sosial di sekitar konsumen dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek, diantaranya adalah social group dan peer recommendation. Kelompok sosial berpengaruh secara langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Suatu kelompok akan menjadi referensi utama seseorang dalam membeli suatu produk. Pengaruh kelompok referensi yang kuat dengan mudah dapat mengubah perilaku anggotanya atau calon anggotanya Gounaris Stathakopoulus, 2004. Salah satu contoh dari social groups adalah virtual groups dan brand community. Para produsen sangat tertarik dalam mempelajari tentang, mengorganisasi, dan memfasilitasi suatu brand community McAlexander, Schouten, and Koenig, 2002. Banyak alasan yang mendasari ketertarikan tersebut, diantaranya kemampuan brand community dalam mempengaruhi persepsi dan tindakan anggotanya, serta untuk mempelajari evaluasi konsumen terhadap kebijakan perusahaan terutama tentang produk Brown, Kozinets, and Sherry, 2003. Penelitian-penelitian telah dilakukan untuk melihat kaitan antara brand community dengan loyalitas merek. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Karan Chaudhry Venkat R.Krishnan 2007 yang ingin melihat apakah brand community bisa membangun loyalitas merek pada konsumen. Hasilnya menunjukkan brand community merupakan faktor pendorong penting dari loyalitas dan mungkin Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010. lebih penting dari kepuasaan. Penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Heehyoung Jang et al 2004 untuk melihat pengaruh komitmen komunitas terhadap loyalitas merek. Hasilnya menunjukkan bahwa komitmen terhadap komunitas dapat meningkatkan loyalitas merek. Brand community mengacu pada kumpulan sekelompok konsumen atas dasar penggunaan bersama dari satu merek Mcalexander, Schouten, and Koenig, 2002. Schouten dan Mc Alexander 1995 mendefinisikan brand community komunitas merek sebagai kelompok sosial yang berbeda yang dipilih secara pribadi berdasarkan pada persamaan komitmen terhadap kelas produk tertentu, merek dan aktivitas konsumsi. Konsep merek tidak hanya sekedar klub yang terdiri dari para pengguna merek karena konsep komunitas merek diciptakan oleh perusahaan, didesain dan dikendalikan untuk menjadi alat word of mouth yang efektif. Muniz dan O’Guinn 1995 mendefinisikan komunitas merek sebagai bentuk komunitas yang terspesialisasi, memiliki ikatan yang tidak berbasis pada ikatan seseorang secara geografi namun lebih didasarkan pada seperangkat struktur hubungan sosial di antara penggemar merek tertentu. Mereka mengobservasi bahwa ikatan sosial yang dibangun melalui penggunaan suatu merek mungkin berimplikasi pada loyalitas dan brand equity. Berdasarkan pengaruh dari social groups terhadap loyalitas merek seseorang maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh brand community terhadap loyalitas merek anggota komunitas sepeda motor Yamaha. Yefri Yudianto : Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda motor Yamaha, 2010.

B. RUMUSAN MASALAH