Putri S. R. Tambunan : Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization ISO 9001 Pada PT. Inalum, 2009.
USU Repository © 2009
C. Laporan Keuangan
Setiap perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang harus mampu mengontrol jalannya operasi perusahaan. Untuk itu diperlukan informasi tentang
banyak hal, antara lain informasi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan. Tanpa laporan keuangan tidak dapat menilai efektivitas atau kinerja tim
perusahaan. Selain itu, dari laporan keuangan tersebut kita mengetahui apakah perusahaan dalam kecenderungan perusahaan baik di masa lalu maupun di masa
mendatang, apakah menuju arah yang lebih baik atau sebaliknya. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Oleh karena itu,
pihak luar meneliti laporan keuangan sebagai bukti dari unjuk kerja masa lalu yang mungkin bermanfaat dalam membuat prakiraan mengenai unjuk kerja di
masa akan datang. Laporan keuangan pada hakikatnya merupakan catatan masa lalu
Kuswadi, 2004:19. Menurut Brigham 2006:44 laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi
penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut. Laporan tersebut penting untuk melihat seberapa efektif perusahaan telah
dijalankan dan pemerintah membutuhkan informasi untuk digunakan dalam menilai pajak.
Laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
Putri S. R. Tambunan : Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization ISO 9001 Pada PT. Inalum, 2009.
USU Repository © 2009
penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.
Seluruh laporan keuangan harus diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan, dan tanggal atau periode waktu laporan tersebut. Dalam penulisan skripsi
ini, peneliti hanya menjelaskan mengenai neraca dan laporan laba rugi karena unsur-unsur yang ada dineraca dan laporan laba rugi berkaitan dengan variabel
yang diteliti. 1.
Neraca Menurut Kuswadi 2004:28 Neraca adalah laporan keuangan perusahaan
yang menyajikan nilai atau infomasi mengenai aktiva harta atau asset, kewajiban utang atau liabilities, dan ekuitas modal atau equity pada waktu tertentu.
Berikut ini akan dijelaskan penggolongan unsur-unsur pokok neraca, yaitu :
a. Aktiva
Aktiva merupakan harta dari sebuah perusahaan Purba, 2002:36. Aktiva secara umum terbagi dalam tiga bagian utama, yaitu :
1. Aktiva lancar current assets. Yang disebut dengan aktiva lancar adalah
harta yang dalam satu masa perputaran kegiatan usaha pokok perusahaan yang normal biasanya 1 tahun diharapkan dapat dicairkan menjadi uang
tunai, dijual atau dipakai habis. Kelompok ini mencakup kas dan aktiva yang secara normal dikonversi ke dalam kas dalam satu tahun atau dalam
satu siklus operasi perusahaan. Siklus operasi adalah rentang waktu antara pembelian barang dagangan dan penjualan produk akhir.
Putri S. R. Tambunan : Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization ISO 9001 Pada PT. Inalum, 2009.
USU Repository © 2009
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut : Kuswadi, 2004:91
a. Diperkirakan akan direalisasi dan dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal persahaan. b.
Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca. c.
Berupa kas yang penggunaannya tidak dibatasi. 2.
Aktiva tetap fixed assets. Aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai unsur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang, yaitu mempunyai
unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan, misalnya tanah, bangunan, mesin,
peralatan, kendaraan dan sebagainya. Aktiva ini kecuali tanah akan berkurang nilainya oleh karena digunakan
dalam kegiatan perusahaan. Penyusutan nilai aktiva dicatat oleh perusahaan sebagai beban penyusutan.
3. Aktiva tak berwujud intangible assets. Aktiva tak berwujud adalah
aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau
menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administrasi, misalnya hak paten, goodwill, trade mark, dan
sebagainya.
Putri S. R. Tambunan : Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization ISO 9001 Pada PT. Inalum, 2009.
USU Repository © 2009
b. Kewajiban
Kewajiban adalah jumlah utang perusahaan, yaitu utang yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi Waren, 2005:176.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan demi
memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan pembayaran kas,
penyerahan aktiva lain, dan konversi kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu :
1. Kewajiban jangka pendek
Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu yang singkat biasanya satu tahun atau kurang dan yang harus dibayar dengan menggunakan
aktiva lancar disebut kewajiban jangka pendek current liabilities Warren, 2005:176. Kewajiban jangka pendek yang paling lazim
ditemukan adalah wesel bayar dan hutang usaha. Akun kewajiban jangka pendek lainnya adalah utang upah, utang bunga, utang pajak,
dan pendapatan jasa diterima dimuka. 2.
Kewajiban jangka panjang Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu yang lama atau
kewajiban yang belum jatuh tempo pada periode akuntansi saat ini Kuswadi, 2004:29.
Putri S. R. Tambunan : Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization ISO 9001 Pada PT. Inalum, 2009.
USU Repository © 2009
Bila kewajiban jangka panjang menjadi jatuh tempo dan harus dibayar dalam satu tahun, maka jumlah tersebut diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek. Jika kewajiban tersebut diperbaharui diperpanjang, maka hal itu tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang. 3.
Ekuitas pemilik Ekuitas terdiri dari modal saham, saldo laba atau laba ditahan retained
earnings, merupakan hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Akun-akun kategori ekuitas mencakup :
modal saham stocks atau stockholder’s equity, laba tahun berjalan current year’s earnings dan laba ditahan retained earnings.
Bila jumlah aktiva ternyata tidak sama dengan jumlah kewajiban ditambah ekuitas, berarti terdapat kesalahan dalam penyususnan neraca, atau dengan kata
lain salah satu tanda bahwa suatu neraca benar adalah bahwa neraca tersebut harus memenuhi aturan persamaan dasar akuntansi tersebut.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah perbedaan antara total pendapatan dengan total bebanbiaya dari sebuah aktivitas bisnis untuk periode waktu tertentu Kuswadi,
2004:32. Pendapatan di sini adalah harga yang dibebankan kepada pemakai barang atau jasa yang dijual perusahaan kepada mereka, sedangkan bebanbiaya
adalah semua pengeluaran dalam rangka menjalankan usaha. Perbedaan antara pendapatan dan bebanbiaya tersebut sama dengan laba atau rugi perusahaan.
Putri S. R. Tambunan : Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization ISO 9001 Pada PT. Inalum, 2009.
USU Repository © 2009
Beberapa bagian dari laporan laba rugi akan dibicarakan berikut ini : a.
Penjualan bersih Jumlah yang dibebankan kepada pembeli karena penjualan barang dan
jasa, baik secara kredit maupun tunai dilaporkan sebagai penjualan bruto gross sales. Penjualan retur dan pengurangan harga serta potongan
penjualan dilaporkan sebagai pengurang terhadap penjualan bruto. Hasil yang diperoleh adalah penjualan bersih net sales.
b. Harga Pokok Penjualan
Laporan laba rugi perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada harga pokok penjualan.
Dalam perusahaan dagang, harga pokok penjualan dihitung sebagai persediaan awal ditambah pembelian barang dagang dikurangi persediaan
akhir. c.
Laba Bruto Selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba
bruto gross profit atau margin kotor gross margin. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.
d. Beban Usaha
Seringkali beban usaha dikelompokkan lagi menjadi beban penjualan selling expense dan beban administrasi dan umum general and
administrative expense. Beban penjualan adalah semua beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang,
seperti kegiatan promosi, penjualan, dan pengangkutan barang-barang yang dijual. Contoh beban ini adalah beban iklan dan promosi. Beban
Putri S. R. Tambunan : Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization ISO 9001 Pada PT. Inalum, 2009.