Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization For Standardization (Iso 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan

(1)

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION

(ISO 9001:2008)TERHADAPKINERJA PEGAWAI

PADA PT ASIA SAKTI WAHID FOODS MANUFACTUREMEDAN

Diajukan sebagai salah satu syarat SKRIPSI

Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

100907030 ASTI DIANPUTRI

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION

(ISO 9001:2008) TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA PT ASIA SAKTI WAHID FOODS MANUFACTURE MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. Bentuk penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture yang berjumlah 230 orang. Dengan menggunakan Rumus Slovin, sampel penelitian ini berjumlah 70 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuisioner dan dokumentasi. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitasnya, dan uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Uji asumsi klasik yang dipakai adalah uji normalitas dan uji heterokedastisitas. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data korelasi Pearson Product Moment, regresi linear sederhana, dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa korelasi antara sistem manajemen mutu dengan kinerja adalah sebesar 0,426, artinya hubungan searah. Model persamaan regresi yang didapat yaitu: Y = 32,363 + 0,417X. Dari persamaan regresi tersebut, didapat konstanta sebesar 32,363 dan koefisien regresi variabel Sistem Manajemen Mutu adalah sebesar 0,417. Berdasarkan hasil uji T disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Mutu berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan. Nilai R-Square sebesar 0,182. Artinya, 18,2% variasi kinerja ditentukan oleh peran dari Sistem Manajemen Mutu, sementara 81,8% sisanya dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.


(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF

APPLICATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION

(ISO 9001: 2008) ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES AT PT ASIA SAKTI WAHID FOODS MANUFACTURE MEDAN

This research aims to analyze the effect of the application of Quality Management System ISO 9001: 2008 with the performance of employees at PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. This research is a form of associative research, using a quantitative approach. Population in this research is employees at the office of PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture which consisted of 230 people. By using the sample Slovin Formula, these studies amounted to 70 people. Data collection techniques using question form/questionnaire and documentation. Validity test done by comparing the value of probability and reliability test done by looking at the value of Cronbach Alpha. A classic assumption test used is the test of normality and heterokedastisitas test. Then proceed with the analysis of data correlation Pearson Product Moment, simple linear regression, and hypotheses test.

Based on the research results obtained that the correlation between the performance of the Quality Management System is 0,426, meaning a direct relationship. Regression equation of the Model is Y = 32,363 + 0, 417X. From the regression equation, obtained constant` 32,363 and constant coefficient of regression Quality Management System variable is 0,417. Based on the results of test T concluded that the Quality Management System have an effect on the performance of employees at PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. The R-Square value is 0,182. It means that 18,2 % variation performance determined by the role of the Quality Management System, while 81,8% the rest is influenced by variations of other variables that are not included in this research.

Key words: Quality Management System (ISO 9001: 2008), the performance of employees.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION (ISO

9001:2008) TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT ASIA SAKTI WAHID FOODS MANUFACTURE MEDAN”. Kegunaan dari skripsi ini adalah sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengajari penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta, Ir. Sumintarto dan Dra. Purwanti, serta adik

Dwiki Setya Nugraha. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas seluruh cinta, motivasi, kasih sayang dan dukungan, baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku Sekertaris Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(5)

6. Bang Farid dan Kak Siswati selaku pegawai pendidikan Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

7. Bapak Salim, ST selaku Manajemen Representatif dan seluruh pegawai PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan atas kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

8. Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2010 Program Studi Adimistrasi Bisnis khususnya Andita Anastasia, Reny Asifa Pohan, Andika Sari, dan Rika Mulya serta sahabat yang selalu mendukung Yuanita Yusri, Citra Amelia, Debby Irma Soraya, Sri Handayani, Rizki Juliandari, Ririn Triani Koto, Yunita Permata Sari dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas kebersamaan dan canda tawa kalian yang membuat penulis menjadi lebih semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya karya terbaru kedepannya.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 7

2.1.1 Pengertian Mutu ... 7

2.1.2 Dimensi Mutu ... 7

2.1.3 Pengertian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 8

2.1.4 Klausul dalam ISO 9001:2008 ... 10

2.1.5 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 12

2.2 Kinerja ... 15

2.2.1 Pengertian Kinerja ... 15

2.2.2 Manajemen Kinerja ... 17

2.3 Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja ... 18


(7)

3.1 Bentuk Penelitian ... 23

3.2 Lokasi Penelitian ... 23

3.3 Populasi dan Sampel ... 23

3.3.1 Populasi ... 23

3.3.2 Sampel ... 23

3.4 Hipotesis ... 24

3.5 Kerangka Konsep ... 25

3.6 Definisi Operasional ... 26

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.8 Teknik Analisis Data ... 30

3.8.1 Teknik Penentuan Skor ... 30

3.8.2 Metode Uji Instrumen ... 31

3.8.1.1 Uji Validitas ... 31

3.8.1.2 Uji Reliabilitas ... 32

3.8.3 Metode Analisis Data ... 33

3.8.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 33

3.8.3.1.1 Uji Normalitas ... 33

3.8.3.1.2 Uji Heteroskedastisitas ... 33

3.8.3.2 Analisis Korelasi ... 34

3.8.3.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 34

3.8.3.4 Uji Hipotesis ... 35

3.8.3.4.1 Uji T ... 35

3.8.3.4.2 Koefisien Determinasi (R-Square) ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36

4.1.1 Struktur Perusahaan ... 38

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 39

4.1.3 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang ... 39

4.2 Penyajian Data ... 48

4.2.1 Profil Responden ... 48


(8)

4.2.3 Penyajian Data untuk Variabel Y (Kinerja) ... 69

4.3 Analisis Data ... 85

4.3.1 Analisis Uji Asumsi Klasik ... 85

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 85

4.3.1.2 Uji Heterokedastisitas ... 86

4.3.2 Analisis korelasi ... 87

4.3.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 88

4.3.4 Analisis Uji Hipotesis ... 89

4.3.4.1 Uji T ... 89

4.3.4.2 Koefisien Determinasi (R-Square) ... 89

4.4 Pembahasan ... 90

4.4.1 Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ... 90

4.4.2 Analisis Kinerja Pegawai ... 91

4.4.3 Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu Terhadap Kinerja pegawai ... 93

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 96

5.2 Saran ... 97


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 25 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture... 39


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Volume Produksi ... 3

Tabel 2.1 Theoritical Mapping Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 3.1 Opsi Jawaban dan Skor ... 31

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Tanggapan Responden ... 31

Tabel 4.1 Profil Responden ... 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel X (Sistem Manajemen Mutu) ... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Sistem Manajemen Mutu) .... 51

Tabel 4.4 Pimpinan Puncak telah Menetapkan Kebijakan Mutu Perusahaan ... 52

Tabel 4.5 Pimpinan Puncak telah Memastikan Sasaran Mutu Perusahaan Ditetapkan ... 53

Tabel 4.6 Pimpinan Puncak telah Melakukan Tinjauan Manajemen ... 53

Tabel 4.7 Perusahaan Selalu Berusaha untuk Memenuhi Keinginan Pelanggan ... 54

Tabel 4.8 Perusahaan Selalu Berusaha untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan ... 54

Tabel 4.9 Pimpinan Puncak telah Memastikan bahwa Kebijakan Mutu Sesuai dengan Sasaran Perusahaan ... 55

Tabel 4.10 Pimpinan Puncak telah Memastikan bahwa Kebijakan Mutu Dikomunikasikan dalam Perusahaan ... 56

Tabel 4.11 Pimpinan Puncak telah Memastikan Kebijakan Mutu Ditinjau Kesesuaiannya ... 56

Tabel 4.12 Pimpinan Puncak Memastikan Tanggung Jawab dan Wewenang Ditetapkan dan Dikomunikasikan ... 57

Tabel 4.13 Perusahaan membuat struktur organisasi untuk mengidentifikasi berbagai hubungan keterkaitan fungsional ... 58

Tabel 4.14 Perusahaan mengkomunikasikan tanggung jawab dan wewenang kepada pegawai yang terlibat dalam operasional dari sistem manajemen mutu ... 58


(11)

Kompetensi yang Dibutuhkan ... 59

Tabel 4.16 Perusahaan Melakukan Evaluasi Efektivitas dari Pelatihan ... 60

Tabel 4.17 Perusahaan telah Menyimpan Catatan-Catatan Pendidikan, Pelatihan, Keterampilan dan Pengalaman Kerja dari Pegawai ... 61

Tabel 4.18 Perusahaan telah Memiliki Bangunan, Ruang Kerja dan Fasilitas yang Sesuai dengan Kebutuhan ... 61

Tabel 4.19 Perusahaan Memiliki Peralatan Proses yang Memadai ... 62

Tabel 4.20 Perusahaan telah Memiliki Pelayanan Pendukung ... 63

Tabel 4.21 Perusahaan Mengendalikan Produksi dan Pelayanan Melalui Penggunaan Peralatan yang Sesuai ... 63

Tabel 4.22 Perusahaan telah Merencanakan dan Melaksanakan Produksi dalam Keadaan Terkendali ... 64

Tabel 4.23 Perusahaan telah Memastikan Ketersediaan Informasi yang Menguraikan Karakteristik Produk ... 65

Tabel 4.24 Perusahaan telah Memastikan Ketersediaan Instruksi Kerja ... 65

Tabel 4.25 Jumlah Skor Tanggapan Responden mengenai Variabel X (Sistem Manajemen Mutu) ... 66

Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja) ... 69

Tabel 4.27 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kinerja) ... 70

Tabel 4.28 Selalu Mengerjakan Pekerjaan dengan Teliti ... 70

Tabel 4.29 Apabila Melakukan Kesalahan, Akan Segera Memperbaiki Kesalahan Tersebut ... 71

Tabel 4.30 Selalu Jujur dalam Mengerjakan Pekerjaan ... 72

Tabel 4.31 Tidak Pernah Memalsukan Data atau Informasi Berkaitan dengan Pekerjaan ... 72

Tabel 4.32 Mengerjakan Pekerjaan atas Kesadaran Sendiri ... 73

Tabel 4.33 Senang Memberikan Masukan Kepada Atasan ... 73

Tabel 4.34 Selalu Hadir Tepat Waktu ... 74

Tabel 4.35 Tidak Pernah Meninggalkan Kantor Ditengah Jam Kerja ... 75

Tabel 4.36 Tidak Pernah Pulang Sebelum Jam Kantor Berakhir ... 75

Tabel 4.37 Selalu Bersemangat dalam Mengerjakan Pekerjaan ... 76


(12)

Tabel 4.39 Selalu Menghargai Atasan ... 77

Tabel 4.40 Dapat Bekerja Sama dengan Pegawai Lainnya di Perusahaan ... 78

Tabel 4.41 Dapat Diandalkan untuk Mengerjakan Pekerjaan-Pekerjaan Penting ... 78

Tabel 4.42 Dapat Diandalkan untuk Membuat Keputusan Penting di Perusahaan ... 79

Tabel 4.43 Memahami dengan Jelas Ruang Lingkup Pekerjaan ... 79

Tabel 4.44 Bapak/Ibu Mengerti Apa yang Harus Dikerjakan ... 80

Tabel 4.45 Bertanggung Jawab Atas Apa yang Dikerjakan ... 81

Tabel 4.46 Memaksimalkan Waktu Kerja yang Ada untuk Menyelesaikan Pekerjaan ... 81

Tabel 4.47 Mengerjakan Pekerjaan dengan Tepat Waktu ... 82

Tabel 4.48 Bapak/Ibu Lebih Banyak Menggunakan Waktu Kerja untuk Melakukan Pekerjaan ... 82

Tabel 4.49 Jumlah Skor Tanggapan Responden mengenai Variabel Y (Kinerja) ... 83

Tabel 4.50 Hasil Uji Normalitas ... 85

Tabel 4.51 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 86

Tabel 4.52 Hasil Uji Korelasi ... 87

Tabel 4.53 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 88

Tabel 4.54 Hasil Uji T ... 89


(13)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION

(ISO 9001:2008) TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA PT ASIA SAKTI WAHID FOODS MANUFACTURE MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. Bentuk penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture yang berjumlah 230 orang. Dengan menggunakan Rumus Slovin, sampel penelitian ini berjumlah 70 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuisioner dan dokumentasi. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitasnya, dan uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Uji asumsi klasik yang dipakai adalah uji normalitas dan uji heterokedastisitas. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data korelasi Pearson Product Moment, regresi linear sederhana, dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa korelasi antara sistem manajemen mutu dengan kinerja adalah sebesar 0,426, artinya hubungan searah. Model persamaan regresi yang didapat yaitu: Y = 32,363 + 0,417X. Dari persamaan regresi tersebut, didapat konstanta sebesar 32,363 dan koefisien regresi variabel Sistem Manajemen Mutu adalah sebesar 0,417. Berdasarkan hasil uji T disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Mutu berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan. Nilai R-Square sebesar 0,182. Artinya, 18,2% variasi kinerja ditentukan oleh peran dari Sistem Manajemen Mutu, sementara 81,8% sisanya dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.


(14)

ABSTRACT

THE EFFECT OF

APPLICATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION

(ISO 9001: 2008) ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES AT PT ASIA SAKTI WAHID FOODS MANUFACTURE MEDAN

This research aims to analyze the effect of the application of Quality Management System ISO 9001: 2008 with the performance of employees at PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. This research is a form of associative research, using a quantitative approach. Population in this research is employees at the office of PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture which consisted of 230 people. By using the sample Slovin Formula, these studies amounted to 70 people. Data collection techniques using question form/questionnaire and documentation. Validity test done by comparing the value of probability and reliability test done by looking at the value of Cronbach Alpha. A classic assumption test used is the test of normality and heterokedastisitas test. Then proceed with the analysis of data correlation Pearson Product Moment, simple linear regression, and hypotheses test.

Based on the research results obtained that the correlation between the performance of the Quality Management System is 0,426, meaning a direct relationship. Regression equation of the Model is Y = 32,363 + 0, 417X. From the regression equation, obtained constant` 32,363 and constant coefficient of regression Quality Management System variable is 0,417. Based on the results of test T concluded that the Quality Management System have an effect on the performance of employees at PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. The R-Square value is 0,182. It means that 18,2 % variation performance determined by the role of the Quality Management System, while 81,8% the rest is influenced by variations of other variables that are not included in this research.

Key words: Quality Management System (ISO 9001: 2008), the performance of employees.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dari tahun ke tahun kesadaran masyarakat akan pentingnya sebuah kualitas semakin meningkat. Masyarakat mulai sadar bahwa dalam memilih sesuatu hal, tidak hanya kuantitas saja yang menjadi pertimbangan tetapi kualitas pun juga harus dipertimbangkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu, sedangkan kuantitas adalah jumlah atau banyaknya.

Menurut Prawirosentono (2007 : 2) ada beberapa alasan suatu organisasi atau perusahaan memproduksi produk yang berkualitas, yaitu

pertama, produk yang berkualitas akan membuat konsumen yang menggunakannya merasa puas sehingga terbentuklah loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Kedua, memproduksi produk yang berkualitas tinggi tidak selalu lebih mahal biaya produksinya daripada memproduksi produk yang berkualitas rendah, sebab perusahaan yang memproduksi produk yang berkualitas tinggi secara berkelanjutan akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya karena adanya dukungan dari teknologi yang membuat proses produksi menjadi lebih efisien. Ketiga, jika dibandingkan antara memproduksi produk yang berkualitas baik dengan memproduksi produk yang berkualitas rendah, memproduksi produk yang berkualitas rendah memiliki lebih banyak risikonya. Misalnya, produk yang berkualitas rendah akan mendapatkan lebih banyak keluhan dari pelanggan. Keluhan ini akan membuat citra


(16)

perusahaan menurun. Selain itu, untuk produk yang memiliki layanan purna jual, biaya perbaikan produk akan sangat besar.

Alasan-alasan itulah yang membuat organisasi atau perusahaan semakin giat untuk meningkatkan tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas produk dan/atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan. Dalam menentukan baiknya kualitas suatu produk dan/atau jasa, diperlukan suatu standard yang digunakan sebagai acuan agar terdapat suatu kesamaan persepsi dalam menilai kualitas.

Hal inilah yang melandasi munculnya International Organization for Standardization (ISO 9001:2008). ISO 9001:2008 adalah suatu standard yang mengatur bagaimana sistem manajemen mutu (SMM) didalam suatu organisasi. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu - Dasar-Dasar dan Kosakata, sistem manajemen mutu adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau berinteraksi untuk menetapkan kebijakan dan sasaran untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

Salah satu perusahaan di Medan yang menerapkan ISO 9001:2008 adalah PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture merupakan perusahaan pembuat biskuit yang telah mengekspor produknya ke berbagai negara seperti Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Hongkong, Australia, dan lain-lain. Agar dapat memasuki pasar internasional dan mendapatkan kepercayaan konsumen di negara tujuan, maka sejak tahun 2009 PT Asia Sakti Wahid Foods


(17)

meningkatkan ekspor produknya diperlukan kinerja pegawai yang baik sehingga mampu menghasilkan produk sesuai kebutuhan konsumen agar produk-produk PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture dapat bersaing dengan produk lainnya di pasar internasional. Kinerja merupakan hasil atau pencapaian yang didapat dari kerja pegawai dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi.

Masalah yang dihadapi oleh PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture adalah semenjak PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture menerapkan ISO 9001:2008 pada tahun 2009, ada target volume produksi per tahun yang tidak dapat dicapai oleh perusahaan. Rincian target volume produksi PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture dan realisasinya selama tahun 2009 hingga tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Volume Produksi Tahun

Target

Volume Produksi/Tahun

Realisasi

Volume Produksi/Tahun

2009 12.000 ton 12.920,66 ton

2010 15.000 ton 15.849,58 ton

2011 17.000 ton 16.843,17 ton

2012 19.000 ton 19.519,61 ton

2013 22.000 ton 21.578,26 ton

Sumber: Data PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semenjak PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture menerapkan ISO 9001:2008 pada tahun 2009, terjadi peningkatan volume produksi hingga tahun 2013. Namun,


(18)

meskipun volume produksi pada tahun 2009 hingga tahun 2013 meningkat, pada tahun 2011 dan tahun 2013 volume produksi PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture tidak mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan. Hal ini mengindikasikan adanya masalah pada kinerja pegawai PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

Penelitian tentang Sistem Manajemen Mutu sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, salah satunya adalah penelitian Eko Supriyadi dan Sumarjo H. dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul” yang menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru di SMK 1 Sedayu Bantul.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melihat adakah pengaruh antara penerapan Sistem manajemen Mutu dengan kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization for Standardization (ISO 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008


(19)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

2. Untuk menganalisis kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

3. Untuk menganalisis pengaruh antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Sebagai referensi dan bahan masukan bagi PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

b. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi atau rujukan bagi peneliti-peneliti lain di masa mendatang yang ingin mengkaji hal yang berkaitan dengan penelitian ini.


(20)

2. Manfaat Akademis

a. Bagi Ilmu Administrasi Bisnis

Dapat menjadi masukan dan informasi untuk ilmu pengetahuan khususnya pada ilmu administrasi bisnis dalam bidang sumber daya manusia.

b. Bagi Peneliti

Memperkaya pengetahuan ilmiah penulis dalam bidang sistem manajemen mutu dan sumber daya manusia.


(21)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 2.1.1. Pengertian Mutu

Menurut Hadiwiardjo & Wibisono (2000 : 17) mutu, sebagaimana yang diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan antara sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh keluaran dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Joseph M. Juran dalam Tunggal (1998 : 58) mengartikan mutu sebagai“fitness for use”, yang berarti bahwa pemakai suatu produk baik barang maupun jasa harus dapat dipenuhi seperti apa yang mereka butuhkan atau inginkan.

Penjelasan diatas merupakan definisi mutu produk dari pandangan konsumen, sedangkan definisi mutu produk dari pandangan produsen adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan. Dalam hal mutu dari jasa, jasa yang bermutu adalah jasa yang menimbulkan hasil yang memuaskan bagi konsumen. Jadi, konsumenlah yang menjadi nilai dari sebuah jasa yang bermutu.

2.1.2. Dimensi Mutu

Menurut Prawirosentono (2007 : 8) secara umum, dimensi spesifikasi mutu produk dapat dibagi sebagai berikut :


(22)

a. Kinerja

Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi, berat, kekentalan, komposisi, kekuatan dalam putaran (RPM), serta lama hidup penggunaan. Hal ini merupakan dimensi suatu produk.

b. Keistimewaan

Produk yang bermutu mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan dengan produk lain.

c. Kepercayaan dan Waktu

Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang konsisten baik dalam batas-batas perawatan normal.

d. Mudah Dirawat dan Diperbaiki

Produk yang bermutu baik harus pula memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat. Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat sehingga barang tersebut dapat beroperasi secara baik.

e. Sifat Khas

Untuk beberapa jenis produk mudah dikenal dari wanginya, bentuknya, rasanya, atau suaranya. Dimensi ini memberikan citra tersendiri pada mutu produk tersebut.

f. Penampilan dan Citra Etis

Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas suatu produk. Dimensi ini dapat dilihat salah satunya dari pelayanan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan.

2.1.3. Pengertian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Menurut SNI ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu ̶ Dasar -Dasar dan Kosakata, sistem manajemen mutu adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau berinteraksi untuk menetapkan kebijakan dan sasaran untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi. ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Mutu. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untukdesain dan penilaian Sistem Manajemen Mutu suatu organisasi yang bertujuan untukmenjamin organisasi yang bersangkutan


(23)

yang ditetapkan (Gaspersz,2001). Ada 8 prinsip manajemen mutu yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak untuk memimpin organisasi ke arah perbaikan kinerja, yaitu :

a. Fokus pada Pelanggan

Organisasi bergantung pada pelanggannya sehingga hendaknya memahami kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang, serta memenuhi dan berusaha melebihi harapan pelanggan.

b. Kepemimpinan

Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Mereka hendaknya menciptakan dan memelihara lingkungan internal dimana orang dapat melibatkan dirinya secara penuh dalam pencapaian sasaran organisasi.

c. Keterlibatan orang

Orang pada semua tingkatan adalah inti sebuah organisasi dan keterlibatan penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat organisasi.

d. Pendekatan proses

Hasil yang dikehendaki tercapai lebih efisien bila kegiatan dan sumebr daya terkait dikelola sebagai suatu proses.

e. Pendekatan sistem pada manajemen

Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai suatu sistem, memberi sumbangan untuk efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai sasarannya.


(24)

f. Perbaikan berkesinambungan

Perbaikan berkesinambungan organisasi secara menyeluruh hendaknya dijadikan sasaran tetap dari organisasi.

g. Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan

Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. h. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok

Sebuah organisasi dan pemasoknya saling bergantung; dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai.

Delapan prinsip manajemen mutu tersebut merupakan dasar bagi standar sistem manajemen mutu dalam kelompok ISO 9000.

2.1.4. Klausul dalam ISO 9001:2008

Di dalam ISO 9001:2008 terdapat klausul-klausul yang berisi penjelasan tentang persyaratan sistem manajemen mutu. Klausul-klausul yang terdapat dalam ISO 9001:2008 tersebut adalah sebagai berikut : 1. Lingkup

1.1.Umum 1.2.Aplikasi 2. Acuan Normatif 3. Istilah dan Definisi 4. Sistem Manajemen Mutu

4.1.Persyaratan Umum 4.2. Persyaratan Dokumentasi

4.2.1. Umum 4.2.2. Manual Mutu

4.2.3. Pengendalian Dokumen 4.2.4. Pengendalian Rekaman


(25)

5.2. Fokus pada Pelanggan 5.3. Kebijakan Mutu 5.4. Perencanaan

5.4.1. Sasaran Mutu

5.4.2. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu 5.5. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi

5.5.1. Tanggung Jawab dan Wewenang 5.5.2. Wakil Manajemen

5.5.3. Komunikasi Internal 5.6. Tinjauan Manajemen

5.6.1. Umum

5.6.2. Masukan untuk Tinjauan Manajemen 5.6.3. Keluaran dari Tinjauan Manajemen 6. Pengelolaan Sumber Daya

6.1. Penyediaan Sumber Daya 6.2. Sumber Daya Manusia

6.2.1. Umum

6.2.2. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian 6.3. Prasarana

6.4. Lingkungan Kerja 7. Realisasi Produk

7.1. Perencanaan Realisasi Produk

7.2. Proses yang Berkaitan dengan Pelanggan

7.2.1. Penetapan yang Berkaitan dengan Produk

7.2.2. Tinjauan Persyaratan yang Berkaitan dengan Produk 7.2.3. Komunikasi Pelanggan

7.3. Desain dan Pengembangan

7.3.1. Perencanaan Desain dan Pengembangan 7.3.2. Masukan Desain dan Pengembangan 7.3.3. Keluaran Desain Pengembangan 7.3.4. Tinjuan Desain dan Pengembangan 7.3.5. Verifikasi Desain dan Pengembangan 7.3.6. Validasi Desain dan Pengembangan

7.3.7. Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan 7.4. Pembelian

7.4.1. Proses Pembelian 7.4.2. Informasi Pembelian

7.4.3. Verifikasi Produk yang Dibeli 7.5. Produksi dan Penyediaan Jasa

7.5.1. Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa 7.5.2. Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa 7.5.3. Identifikasi dan Mampu Telusur

7.5.4. Milik Pelanggan 7.5.5. Preservasi Produk

7.6. Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran 8. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan

8.1. Umum


(26)

8.2.1. Kepuasan Pelanggan 8.2.2. Audit Internal

8.2.3. Pemantauan dan Pengukuran Proses 8.2.4. Pemantauan dan Pengukuran Produk 8.3.Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai 8.4.Analisis Data

8.5.Perbaikan

8.5.1. Perbaikan Berkesinambungan 8.5.2. Tindakan Korektif

8.5.3. Tindakan Pencegahan

2.1.5. Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Penerapan sistem manajemen mutu akan memberikan manfaat kepada organisasi atau perusahaan yang menjalankannya. Menurut Panduan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, ada 8 (delapan) manfaat yang bisa didapat organisasi atau perusahaan dengan menerapkan sistem manajemen mutu, yaitu :

a. Dokumentasi mutu yang lebih baik

ISO 9000 memberikan pedoman dalam mengelola sistem dokumentasi agar dokumen yang dibuat oleh suatu perusahaan bersifat efektif dan efisien. Setiap organisasi menentukan tingkat dokumentasi yang dibutuhkan dan sarana yang digunakan. Hal itu tergantung pada faktor-faktor seperti: jenis dan ukuran organisasi, kompleksitas dan interaksi proses-proses, kompleksitas produk, persyaratan pelanggan, peraturan perundang-undangan yang berlaku, kemampuan SDM, dan faktor lainnya yang dibutuhkan untuk menjamin pemenuhan persyaratan sistem manajemen mutu.


(27)

b. Pengendalian mutu secara sistematis

Dalam ISO 9001 pengendalian mutu harus dimulai dari masing-masing proses yang terdapat dalam perusahaan. Setiap proses adalah input bagi proses sesudahnya dan sekaligus merupakan output dari proses sebelumnya. Karena proses-proses tersebut saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam satu sistem, maka pengendalian mutu yang baik pada setiap proses tentu secara keseluruhan akan menghasilkan suatu pengendalian mutu secara sistematis.

c. Koordinasi yang lebih baik

Adanya persamaan persepsi untuk menghasilkan output yang memenuhi persyaratan dan kebutuhan akan adanya satu sistem yang mendukung pencapaian hal tersebut, mendorong terjadinya kegiatan koordinasi antar proses dalam sistem tersebut. ISO 9001 merancang suatu sistem manajemen mutu yang mengarahkan proses-proses dalam suatu perusahaan agar melakukan koordinasi yang lebih baik.

d. Deteksi awal ketidaksesuaian

Ketidaksesuaian adalah ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan. Dengan adanya sistem pengendalian mutu yang baik dan didukungan oleh koordinasi antar proses, maka setiap ketidaksesuaian akan dapat dideteksi lebih dini.

e. Konsistensi mutu yang lebih baik

Jika semua unsur yang membentuk manajemen mutu melakukan upaya terus menerus untuk memeperbaiki kinerja dengan berdasar kepada


(28)

pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan, maka akan dihasilkan konsistensi pengendalian mutu yang lebih baik.

f. Kepercayaan pelanggan bertambah

Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 dengan baik, akan memberikan rasa akan terhadap pelanggannya, dan pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pelanggan. Kepercayaan tersebut timbul karena pelanggan melihat bahwa kegiatan pemenuhan persyaratan-persyaratannya dikelola secara baik. Rasa aman dan kepercayaan ini akan berkembang menjadi hubungan bisnis yang saling menguntungkan satu sama lain dan berlangsung lama.

g. Disiplin dalam pencatatan mutu bertambah

ISO 9001 mensyaratkan adanya pengelolaan sistem pencatatan mutu yang baik. Setiap catatan harus jelas, mudah dibaca, dapat diidentifikasi dan diperoleh kembali dengan mudah. Dengan adanya persyaratan tersebut maka perusahaan yang menerapkan ISO 9001 akan membuat suatu prosedur pencatatan mutu termasuk pengendaliannya yang menciptakan kedisiplinan dalam pencatatan mutu.

h. Lebih banyak kesempatan untuk peningkatan

Penerapan ISO 9001 pada akhirnya akan memberikan peluang bagi peningkatan kinerja perusahaan yang diperoleh dari sistem dokumentasi yang baik, pengendalian mutu secara sistematis, koordinasi anatar proses dalam sistem, dan disiplin dalam pencatatan.


(29)

Sehingga setiap ketidaksesuaian dapat dideteksi lebih awal untuk diperbaiki dan dicegah agar tidak terulang kembali.

2.2. Kinerja

2.2.1. Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009: 9), kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sependapat dengan Mangkunegara, Moeheriono (2009:61) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Hasibuan (2003: 94), kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja adalah merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor diatas, maka akan semakin besar pula kinerja dari pegawai yang bersangkutan.


(30)

Menurut Mathis (2002: 78), kinerja pegawai adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi antara lain kualitas output, kuantitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap kooperatif. Menurut Indra Bastian dalam Fahmi (2007), kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi.

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003 : 224) kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata - rata) dari kinerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.

Pada dasarnya kinerja terbagi menjadi dua yaitu kinerja pegawai (individu) dan kinerja perusahaan. Menurut Simanjuntak (2005: 1), kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja suatu perusahaan atau organisasi adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja didalamnya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja perusahaan adalah melalui peningkatan kinerja masing-masing individu.


(31)

Menurut Tika (2006), ada 4 (empat) unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja yaitu:

1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan 3. Pencapaian tujuan organisasi

4. Periode waktu tertentu

Husein Umar dalam Mangkunegara (2009:17-18) membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut :

a. Mutu pekerjaan b. Kejujuran karyawan c. Inisiatif

d. Kehadiran e. Sikap f. Kerjasama

g. Pengetahuan tentang pekerjaan h. Tanggung jawab

i. Pemanfaatan waktu kerja.

Berdasarkan pengertian kinerja diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil atau pencapaian yang didapat dari kerja pegawai baik kelompok maupun perseorangan dalam waktu tertentu sesuai tanggung jawab dan wewenangnya dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi.


(32)

2.2.2. Manajemen Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009:19) manajemen kinerja merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap pencapaian kinerja dan dikomunikasikan secara terus-menerus oleh pimpinan kepada karyawan, dan antara karyawan dengan atasannya langsung. Simanjuntak (2009:1) mendefinisikan manajemen kinerja sebagai keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja pada organisasi tersebut.

Bagi pegawai, ada beberapa tujuan manajemen kinerja (Mangkunegara, 2009:20), yaitu :

a. Membantu para pegawai untuk mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan dan mengapa hal tersebut harus dikerjakan serta memberikan kewenangan dalam mengambil keputusan.

b. Memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan baru.

c. Mengenali rintangan-rintangan peningkatan kinerja dan kebutuhan sumber daya yang memadai.

d. Pegawai memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pekerjaan dan tanggung jawab kerja mereka.

2.3. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja

Sistem manajemen mutu diterapkan oleh organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi pemerintah dengan tujuan untuk menghasilkan produk barang dan/atau jasa yang bermutu. Menurut Hadiwiardjo & Wibisono (2000:27), inti dari sistem manajemen mutu


(33)

atau jasa yang bermutu, yang diberikan kepada konsumen dengan mutu yang konsisten.

Untuk menghasilkan produk yang bermutu dibutuhkan dukungan dari semua aspek yang ada di dalam organisasi seperti pegawai, alat, bahan, uang, dll. Dalam hal aspek pegawai, produk yang bermutu dapat diwujudkan dari kinerja yang baik. Menurut Sunu (1999:26), salah satu kriteria keberhasilan penerapan sistem manajemen mutu yaitu bermanfaat atau tidaknya terhadap personel atau pegawai yang menerapkan.

Menurut SNI ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu - Dasar-Dasar dan Kosakata, agar berhasil dalam memimpin dan mengoperasikan sebuah organisasi, perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi tersebut dengan cara sistematis dan transparan. Keberhasilan dapat dicapai melalui implementasi dan pemeliharaan sistem manajemen yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja sambil menanggapi kebutuhan semua pihak berkepentingan pengelolaan organisasi mencakup manajemen mutu di antara disiplin manajemen yang lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diasumsikan bahwa penerapan sistem manajemen mutu akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Sistem Manajemen Mutu sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Dari beberapa penelitian


(34)

terdahulu yang didapatkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa penerapan ISO 9001:2008 berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Bahkan beberapa penelitian terdahulu mendapatkan kesimpulan bahwa penerapan ISO 9001:2008 berpengaruh kuat terhadap kinerja pegawai.

Tabel 2.1 Theoritical Mapping Penelitian Terdahulu Nama/Judul

publikasi/Tahun

Masalah Penelitian

Hipotesis Metode Analisis Temuan yang Dihasilkan Indriana Lestari/Pengaruh Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta/2012 1.Bagaimana Sistem Penjaminan Mutu Internal yang dilaksanakan di Unika Atma Jaya? 2.Bagaimana Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang dilaksanakan di Unika Atma Jaya? 3.Bagaimana kinerja perguruan tinggi Unika Atma Jaya? 4.Bagaimana pengaruh sistem penjaminan mutu internal terhadap kinerja Unika Atma Jaya? 5.Bagaimana pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja Unika Atma Jaya? H1= Sistem Penjaminan Mutu Internal berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perguruan tinggi. H2= Sertifikasi ISO 9001:2008 berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perguruan tinggi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis koefisien korelasi dan analisis regresi berganda.

1.Korelasi antara SPMI dan kinerja didapat angka +0.958, sedangkan korelasi antara SMM ISO 9001:2008 dan kinerja didapat angka +0.999 yang berarti arah korelasi yang terbentuk antara kedua variabel bebas terhadap variabel terikat adalah positif. Besaran korelasi 0.958 dan 0.999 yang >0.5 berarti tingkat penerapan SPMI dan SMM ISO 9001:2008 memiliki korelasi kuat terhadap kinerja perguruan tinggi. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu: kinerja = -0.989 ̶ 0.326 SPMI + 0.744 SMM ISO 9001:2008 Okti Purwaningsih/Pengar 1. Bagaimana Sistem Ada pengaruh yang positif Metode analisis data Hasil penelitian dengan menggunakan


(35)

terhadap

Pembelajaran PAI di SMAN 1 Bantul/2013 SMAN 1 Bantul? 2. Bagaimana Pembelajaran PAI di SMAN 1 Bantul? 3. Bagaimana pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap pembelajaran PAI di SMAN 1 Bantul?

9001:2008 dengan pembelajaran PAI di SMAN 1 Bantul. analisis regresi linear. dengan pembelajaran PAI menghasilkan nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,815. Hal ini menunjukkan bahwa SMM ISO 9001:2008 mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembelajaran PAI di SMAN 1 Bantul sebesar 81,5%.

Eko Supriyadi dan Sumarjo H/Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul/2012 Adakah pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul? Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis korelasi.

Dari hasil penelitian didapat bahwa �ℎ����� lebih besar dari ������ (0,505 > 0,312) dan nilai Sig. < α (0,001 < 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru di SMK 1 Sedayu Bantul. Irma Riswanti/Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat/2013 Seberapa besar pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara? Terdapat pengaruh yang kuat antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment, dan analisis regresi.

Dari hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah sebesar 0,72 yaitu menunjukkan bahwa korelasi kedua variabel berada pada tingkat hubungan kuat. Begitu juga hasil analisis regresi diperoleh persamaan Y = 12,11 + 0,745 X, artinya penerapan SMM ISO 9001:2008 yang telah diterapkan lembaga akan meningkat 0,745 terhadap kualitas kinerja mengajar widyaiswara dengan arah perubahan positif.


(36)

Arief

Maulana/Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada Kantor Manajemen Mutu Institut Pertanian Bogor/2011 1. Bagaimana penerapan SMM ISO 9001:2008 pada KMM IPB? 2. Faktor-faktor apakah yang penting dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 pada KMM IPB? ̶ Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan Analytical Hierarchy Process.

1.Didapat hasil bahwa seluruh klausul yang dipersyaratkan dalam ISO 9001:2008 telah dipenuhi dan dilaksanakan oleh Kantor Manajemen Mutu IPB.

2.Unsur dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 berdasarkan (a) hirarki penyusunnya adalah SMM, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, serta perbaikan, analisis dan peningkatan; (b) aktor yang paling berperan dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 adalah top management dan middle management; (c) tujuan dari penerapan SMM ISO 9001:2008 adalah peningkatan mutu pelayanan.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Dilihat dari permasalahannya, bentuk penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang berusaha untuk menganalisis hubungan atau keterkaitan suatu variabel dengan variabel lainnya, atau apakah suatu variabel merupakan sebab perubahan variabel lainnya (Juliandi, 2013:14). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk melihat bagaimana pengaruh antara sistem manajemen mutu dengan kinerja pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kantor PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture yang terletak di Jalan Pertahanan I No. 7 Km 8,5 Medan.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Menurut Juliandi (2013:54), populasi adalah jumlah keseluruhan unsur-unsur yang ada didalam suatu wilayah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture yang berjumlah 230 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai contoh yang mewakili populasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability samplingyaitu simple random


(38)

sampling. Menurut Juliandi (2013:55), probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua anggota populasi berpeluang sama untuk menjadi sampel penelitian. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak sederhana yang digunakan apabila karakteristik/ciri anggota populasi sama (Juliandi, 2013:56).

Penentuan ukuran sampel pegawai dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :

� = � 1 +��2 Ket : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

E = persentase kelonggaran ketidaktelitian

Rumus Slovin dapat digunakan dalam menentukan ukuran sampel penelitian ini karena jumlah populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 (Tatang, 2011: 45). Dengan menggunakan Rumus Slovin, maka ukuran sampel penelitian ini adalah :

�= 230

1 + 230 (10%)2


(39)

3.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya diatas. Maka dari itu, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

�0 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penerapan sistem manajemen mutu terhadap kinerja pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

�1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penerapan sistem manajemen mutu terhadap kinerja pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture.

3.5. Kerangka Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang digunakan dalam menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian yang pada umumnya dinyatakan dalam suatu istilah atau rangkaian kata. Untuk mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka penulis mengemukakan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

1. Sistem manajemen mutu adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau berinteraksi untuk menetapkan kebijakan dan sasaran untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Sistem manajemen mutu diterapkan agar kinerja organisasi dapat menjadi lebih baik.

2. Kinerja merupakan hasil atau pencapaian yang didapat dari kerja pegawai baik kelompok maupun perseorangan dalam waktu tertentu sesuai


(40)

tanggung jawab dan wewenangnya dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Sistem manajemen mutu sebagai variabel X memiliki indikator-indikator sebagai berikut :

a. Komitmen pimpinan puncak b. Fokus pada pelanggan c. Kebijakan mutu

d. Pembagian tanggung jawab dan wewenang e. Kompetensi karyawan

f. Prasarana pendukung

g. Pengendalian produksi dan penyediaan jasa.

Kinerja sebagai variabel Y memiliki indikator-indikator sebagai berikut: a. Mutu pekerjaan

b. Kejujuran karyawan c. Inisiatif

d. Kehadiran e. Sikap f. Kerjasama

g. Pengetahuan tentang pekerjaan h. Tanggung jawab

Sistem Manajemen Mutu (X)

Kinerja (Y)


(41)

3.6. Defenisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel Sistem Manajemen Mutu (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (variabel terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sistem manajemen mutu. Sistem manajemen mutu adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau berinteraksi untuk menetapkan kebijakan dan sasaran untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi (SNI ISO 9001:2008). Sistem Manajemen Mutu dapat diukur dengan indikator-indikator yang didasarkan dari klausul (5.1), klausul (5.2), klausul (5.3), klausul (5.5.1), klausul (6.2.2), klausul (6.3), dan klausul (7.5.1) ISO 9001:2008 sebagai berikut :

h. Komitmen pimpinan puncak

Komitmen pimpinan puncak merupakan komitmen atau janji yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi.

i. Fokus pada pelanggan

Fokus pada pelanggan yaitu organisasi berusaha untuk memahami kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang, serta memenuhi dan berusaha melebihi harapan pelanggan.


(42)

j. Kebijakan mutu

Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara formal oleh pimpinan puncak.

k. Pembagian tanggung jawab dan wewenang

Pembagian tanggung jawab dan wewenang adalah menetapkan dan mengkomunikasikan tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi sesuai dengan struktur organisasi.

l. Kompetensi karyawan

Kompetensi karyawan merupakan kemampuan yang dapat dibuktikan oleh karyawan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan.

m. Prasarana pendukung

Prasarana pendukung merupakan fasilitas, peralatan, dan jasa pendukung yang diperlukan untuk mengoperasikan sebuah organisasi.

n. Pengendalian produksi dan penyediaan jasa.

Pengendalian produksi dan penyediaan jasa yaitu pengelolaan proses produksi dan penyediaan jasa agar selalu dalam keadaan terkendali.

2. Variabel Kinerja (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (variabel bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi


(43)

dalam waktu tertentu sesuai tanggung jawab dan wewenangnya dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara, Moeheriono).

Kinerja dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :

a. Mutu pekerjaan

Mutu pekerjaan adalah kualitas atau tingkat baik buruknya pekerjaan seorang pegawai.

b. Kejujuran karyawan

Kejujuran merupakan modal utama bagi seorang pegawai dalam bekerja. Hal tersebut meliputi kejujuran dalam berbicara, bersikap dan bertindak.

c. Inisiatif

Inisiatif adalah kesadaran atau keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu hal, tanpa adanya paksaan dari orang lain.

d. Kehadiran

Kehadiran merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kinerja. Kehadiran pegawai berkaitan dengan ketepatan waktu pegawai yang datang dan pulang.

e. Sikap

Sikap merupakan tingkah laku dan tindakan pegawai yang dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing pegawai.


(44)

f. Kerjasama

Kerjasama merupakan sekelompok atau gabungan karyawan yang bekerja bersama-sama untuk dapat mencapai tujuan organisasi. g. Pengetahuan tentang pekerjaan

Pengetahuan tentang pekerjaan berkaitan dengan pemahaman dan penguasaan pegawai terhadap pekerjaan yang dikerjakannya. h. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan kesediaan menanggung beban pekerjaan yang berkaitan dengan wewenang yang dimiliki oleh seorang pegawai.

i. Pemanfaatan waktu kerja.

Pemanfaatan waktu kerja adalah memaksimalkan waktu kerja yang dimiliki pegawai untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu :

1. Angket/kuisioner, yaitu kumpulan pernyataan yang diajukan secara tertulis untuk mengetahui pendapat para responden. Dalam penelitian ini responden yang akan diberikan kuisioner adalah pegawai PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture sebanyak 70 orang.


(45)

2. Dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data untuk mengetahui rekaman data yang telah berlalu.

3.8. Teknik Analisis Data

3.8.1. Teknik Penentuan Skor

Penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor dengan skala

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu variabel tertentu. Dalam penelitian ini skala Likert yang digunakan mengandung jawaban dan skor sebagai berikut :

Tabel 3.1 Opsi Jawaban dan Skor Opsi Jawaban Skor Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Kemudian hasil jawaban responden diukur persentasenya dan dilihat tingkat kriterianya dengan menggunakan tabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Tanggapan Responden % Jumlah Skor Tingkat Kriteria 20.00% - <36.00% Sangat Tidak Baik 36.01& - <52.00% Tidak Baik 52.01% - <68.00% Cukup Baik


(46)

84.01% - <100% Sangat Baik Sumber: Umi Narimawati (2007:85).

3.8.2. Metode Uji Instrumen 3.8.2.1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2002:167) validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.

Untuk menguji validitas instrumen, digunakan program aplikasi komputer SPSS 16.0 for windows. Menurut Juliandi (2013: 82) apabila menggunakan SPSS, maka kriteria menarik kesimpulan untuk menentukan valid tidaknya suatu instrumen adalah dengan melihat probabilitas kesalahan dari korelasi (disimbolkan dengan Sig). Nilai kesalahan (Sig) hasil dari perhitungan SPSS tersebut dibandingkan dengan probabilitas kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti yang disimbolkan dengan alpha (α). Jika nilai Sig<α, maka suatu item instrumen yang diuji kolerasinya adalah valid.

3.8.2.2. Uji Reliabilitas

Menurut Juliandi (2013:83) tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Menurut Azwar (2004: 106) untuk instrumen pengumpulan data seperti kuisioner dan wawancara, reliabilitas hasilnya


(47)

akan banyak dipengaruhi oleh sikap, persepsi, dan motivasi responden dalam memberikan jawaban.

Untuk menguji reliabilitas instrumen, digunakan program aplikasi komputer SPSS 16.0 for windows. Menurut Juliandi (2013: 86) instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila nilai koefisien reliabilitasnya (Cronbach’s Alpha) lebih besar dari 0,6.

3.8.3. Metode Analisis Data 3.8.3.1. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Umar (2008:181) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Model regresi yang baik sebaiknya berdistribusi normal atau mendekati. Untuk menguji normalitas data digunakan Kolmogorov Smirnov. Menurut Juliandi (2013:175), kriteria untuk menentukan normal atau tidaknya data dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Data adalah normal jika nilai

Kolmogorov Smirnov adalah tidak signifikan (Asymp. Sig (2-tailed) >�0,05).

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Umar (2008:179), uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Menurut Juliandi (2013:178),


(48)

dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas adalah apabila nilai t dengan probabilitas sig > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8.3.2. Analisis Korelasi

Dalam penelitian ini, analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan statistik korelasi Pearson Product Moment. Adapun rumusan korelasi Product Moment yaitu :

��� = ∑ ��

�(∑ ��) + (∑ ��)

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut :

a. Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung ≤ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig. 2-tailed ≤ �0,05)

b. Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung > probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig. 2-tailed >�0,05)

3.8.3.3. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan apabila hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Analisis regresi linear sederhana dilakukan untuk memprediksi perubahan nilai variabel dependen akibat pengaruh dari nilai variabel independen. Persamaan model regresi dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + bX


(49)

X = Variabel independen 3.8.3.4. Uji Hipotesis

1. Uji T

Menurut Juliandi (2013:181) untuk menguji hipotesis, maka nilai yang digunakan adalah nilai t dengan melihat nilai probabilitasnya. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut : a. Tolak H0 jika nilai probabilitas ≤ taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig. ≤

�0,05)

b. Terima H0 jika nilai probabilitas > taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig. >�0,05)

2. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi (R-Square) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen menerangkan variabel dependen. Menurut Juliandi (2013:180), nilai R-Square adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas. Nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah antara 0 sampai 1. Semakin mendekati angka 1 maka semakin kuat variabel independen menerangkan variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati angka 0 maka semakin lemah variabel independen menerangkan variabel dependen.


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture atau juga dikenal sebagai ASWfoods didirikan pada tahun 1978 sebagai badan usaha berbadan hukum Perseroan Terbatas. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pertahanan 1 No. 7 KM 8,5 Kampung Timbang Deli, Medan Amplas, dengan izin usaha untuk mengelola tepung terigu dan bahan penolong lainnya menjadi biskuit.

Pengelolaan kegiatan usaha PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture ini dipimpin oleh Bapak Mulia Kusuma dengan jabatan sebagai Direktur sejak perusahaan ini didirikan. Produksi perusahaan pada awal tahun 1982 hanya terdiri dari tiga jenis biskuit, namun produknya terus berkembang hingga saat ini telah bertambah jenisnya antara lain Marie Biskuit, Assorted Segi, chocolate Sandwich, Barbeque Fish, Sugar Creakers, Coconut Biskuit, dan lainnya.

Pada tahun 1984 PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture telah mulai mengekspor hasil produksinya ke luar negeri. Pada tahun 1985 atas kebijakan pimpinan perusahaan, PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture ikut serta dalam Perlombaan Mutu Standar Biskuit yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang. Dalam perlombaan ini perusahaan mendapat penghargaan berupa piala dari panitia penyelenggara.


(51)

pada tahun 1987, untuk kedua kalinya PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture kembali mengikuti Perlombaan Mutu Standar Biskuit yang diselenggarakan di Madrid, Spanyol. Pada kesempatan ini perusahaan juga mendapat penghargaan berupa piala dan piagam atas mutu biskuit yang diproduksi.

Pada tahun 1994, PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture sudah mendapatkan izin Halal dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pada tahun 1996, perusahaan mendapatkan sertifikat Halal dari LPPOM MUI – Pusat dan saat ini perusahaan telah membuat suatu Sistem Jaminan Halal yang telah ditetapkan oleh LPPOM MUI – Pusat. Pada tahun 1999, PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture mendapatkan sertifikat ISO 9002:1994 kemudian menup-grade ke sertifikat ISO 9001:2000 pada tahun 2003 dan ISO 9001:2008 pada tahun 2009 oleh PT Tuv Rheindland Indonesia.

Pada tahun 2006, PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture memperoleh sertifikat HACCP untuk bagian Wafer Stick oleh PT Intertek Utama Service. Pada taun ini juga perusahaan mendapat Piagam Bintang Dua dari Badan POM RI yang menandakan perusahaan telah menerapkan cara produksi pangan olahan yang baik. Pada tahun 2012, PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture telah mendapatkan Sertifikat Sistem Jaminan Halal dari LPPOM – MUI Pusat setelah tiga kali diaudit berturut-turut mendapatkan grade A.


(52)

4.1.1 Struktur Perusahaan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture

(


(53)

(54)

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture:

“Menjadi perusahaan nasional yang dikenal dan diakui serta memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat luas”.

Misi PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture:

“Meraih pangsa pasar dengan produk yang berkualitas dan inovasi yang berkelanjutan serta memberikan kepedulian dan manfaat sosial”.

4.1.3 Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang 1. Direktur

a. Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu.

b. Mengadakan koordinasi dan mengatur keseimbangan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh berbagai depatemen.

c. Membangun komitmen total dari tiap unit untuk dapat bersama-sama menerapkan sistem mutu dan keamanan produk.

d. Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. e. Memberikan infrastruktur yang menunjang pelaksanaan

sistem mutu dan keamanan produk. 2. Sekretaris


(55)

masing-b. Menyeleksi telepon masuk untuk pimpinan.

c. Menyambung telepon atas permintaan masing-masing departemen.

d. Menerima surat masuk/dokumen, faksimili, email, dan mendistribusikannya ke masing-masing departemen.

e. Membalas surat-surat dengan persetujuan pimpinan/ direktur.

f. Melakukan pengarsipan surat dan dokumen yang masuk maupun yang keluar.

3. Manajemen Representatif

a. Mengevaluasi secara sistematis dan menyeluruh berbagai aspek sistem mutu dan keamanan produk

b. Mengoordinasikan kegiatan internal audit.

c. Mengusulkan dan mengawasi pelaksanaan tindakan perbaikan dari temuan ketidaksesuaian.

d. Menyiapkan dan memperbarui dokumen sistem mutu.

e. Membantu mengelola sumber daya yang ada agar memenuhi persyaratan sistem mutu dan keamanan produk serta memaksimalkan agar tujuan kebijakan mutu dapat dipatuhi dan dimengerti oleh setiap personil.

f. Memimpin pelaksanaan program audit.

g. Berperan aktif dalam rapat tinjauan manajemen.

h. Mengkaji ulang sistem mutu paling sedikit 12 bulan sekali, untuk menjamin kesinambungan, kesesuaian, dan


(56)

efektivitas sistem dalam memenuhi persyaratan ISO 9001:2008 dan kebijakan mutu yang telah ditetapkan perusahaan.

4. Manajer Ekspor Impor

a. Mengembangkan pasaran ekspor.

b. Bertanggungjawab dalam setiap pembayaran yang berhubungan dengan ekspor dan impor.

c. Bertanggungjawab dalam pembuatan dan pengisian dokumen yang berkaitan dengan ekspor dan impor.

5. Manajer Gudang (Warehouse)

a. Mengatur jalannya pengiriman barang, baik secara lokal maupun ekspor.

b. Mengevaluasi setiap permasalahan di gudang.

c. Mengoordinir semua kegiatan yang melibatkan pergudangan.

d. Meyakinkan bahwa dengan sistem perencanaan yang mantap akan mempermudah tercapainya efisiensi kerja dalam operasionalnya.

e. Mengevaluasi setiap laporan yang dibuat anggotanya.

f. Mematuhi semua instruksi dari atasan dan aturan dari perusahaan.

6. Manajer Pemasaran (Marketing)


(57)

b. Melakukan peninjauan dan kunjungan kerja ke seluruh wilayah pemasaran.

c. Merekap data-data realitas penjualan aktual dari seluruh wilayah pemasaran sebagai suatu data proyeksi penjualan masa lalu dan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan pertimbangan untuk menyusun target penjualan untuk tahun berikutnya.

d. Merancang dan menghitung pembaharuan harga penjualan yang mana sesuai dengan keadaan pasar agar dapat dibandingkan serta menjadi pertimbangan kenapa pihak kompetitor.

e. Membuat laporan rekapitulasi dan diagram penjualan bulanan dari seluruh wilayah pemasaran.

f. Mengobservasi dan meneliti pengembangan pangsa pasar, segmentasi pasar dari produk perusahaan maupun pihak kompetitor diseluruh daerah pemasaran.

g. Mengumpulkan semua data dan informasi yang ada dari seluruh daerah pemasaran untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun strategi, rencana dan sasaran pemasaran agar dapat menunjang kelancaran, kemantapan, dan kestabilan pemasaran.

h. Memonitor dan mengawasi seluruh aktifitas pemasaran yang berhubungan dengan administrasi pemasaran, biaya operasional yang layak, ketentuan pemberian kredit,


(58)

pemberian fasilitas pemotongan harga penjualan, dan nilai piutang relasi dari seluruh wilayah pemasaran.

i. Menanggulangi segala kendala, kesulitan yang berkaitan dengan aktifitas pemasaran, memotivasi, mengevaluasi, pengarahan yang disertai dengan koordinasi secara baik dengan sales supervisor dan wiraniaga.

j. Melakukan survei daerah, pengembangan daerah, dan distribusi check untuk keperluan penjualan, serta juga turut mengawasi pengembangan produk dipasar.

7. Manajer Pembelian (Purchasing)

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian material agar rencana operasi dapat terpenuhi dan pembelian material tersebut pada tingkat harga dimana perusahaan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.

b. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data dan perkembangan pasar, perbedaan sumber penawaran, dan meminta data dari suplier untuk mengetahui kapasitas dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

c. Mencari informasi teknikal untuk bahan baku yang ada dan bahan baku yang baru.

d. Melakukan kunjungan suplier secara berkala dan


(59)

e. Melakukan survei harga barang sebagai bahan infromasi kepada atasan.

8. Manajer Pembukuan (Accounting & Financial)

a. Memberikan bimbingan dan pengarahan guna menghasilkan laporan yang tepat guna.

b. Mengawasi pelaksanaan kerja para anggotanya. c. Menyiapkan laporan keuangan tepat pada waktunya.

d. Menganalisa dengan cermat dan mengambil tindakan yang tepat terhadap masalah yang timbul.

e. Menganalisa laporan keuangan dan laporan lainnya. f. Membuat anggaran tahunan.

g. Mendefinisikan pelaksanaan kerja para anggotanya. 9. Manajer Personalia

a. Bertanggung jawab atas seluruh efektifitas yang berhubungan dengan ketenagakerjaan kepada direktur.

b. Mengadakan penambahan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan.

c. Memberikan training atau pelatihan kepada semua pekerja. d. Menjaga citra dan rahasia perusahaan.

e. Membuatlaporan bulanan atau evaluasi tentang ketenagakerjaan sesuai dengan bidang kerjanya.

f. memberi bimbingan, pengarahan, dan motivasi kerja kepada pekerja untuk meningkatkan prestasi kerjanya.


(60)

g. Menanggapi setiap saran dan keluhan para pekerja demi terciptanya hubungan industrial pancasila.

h. Membuat dan memberikan THK (Tunjangan Hari Keagamaan) kepada seluruh pekerja menurut hari raya keagamaannya.

10. Manajer PPIC

a. menyusun rencana produksi yang akan dilaksanakan sesuai dengan permintaan dari pihak Marketing.

b. Membuat minimum stock untuk bahan baku dan pengemas.

c. Melakukan pemeriksaan pemasukan dan pengeluaran bahan baku, bahan penolong dan hasil produksi yang dicapai setiap hari.

d. Membuat laporan hasil produksi yang dicapai setiap hari.

e. Melakukan analisis data untuk membuat perencanaan ke depan.

11. Manajer Produksi

a. Mengontrol, menilai, membangun dan memotivasi stafnya untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. b. Kebenaran dan keakuratan dari perencanaan yang


(61)

c. Mempunyai inisiatif dan berpartisipasi dalam mendukung sistem manajemen mutu dan keamanan pangan yang telah disepakati bersama.

d. Memberi laporan bulanan mengenai hasil produksi dan kerusakan kepada Direktur.

e. Membuat teknik statistik dalam pengontrolan kerusakan produksi agar dapat mencapai target yang telah ditentukan.

f. Mengontrol dan mengkoordinir anggotanya agar bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

g. Mengontrol proses dan peralatan produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang jadi.

12. Manajer QA (Quality Assurance)

a. Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas di laboratorium kimia, pelaksanaan pengawasan dalam proses dan produk jadi.

b. Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menolak atau meluluskan hasil pemeriksaan laboratorium dan barang jadi.

c. Bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua pemeriksaan dilakukan dengan metode yang benar dan sudah disetujui.


(62)

d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi dan pengujian bahan baku, proses produksi maupun produk akhir.

e. Bertanggung jawab untuk memeriksa catatan inspeksi dan pengujian mutu produk dan keamanan produk. f. Jika ada kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan

Manajer Produksi dan ikut serta mencari sebab dan jalan keluarnya.

g. Bertanggung jawab agar alat-alat untuk analisa dipakai dengan benar dan dijaga.

h. Bersama-sama dengan Manajer Produksi melaksanakan validasi alat maupun proses.

i. Menyimpan semua metode analisa dan standard.

j. Menjamin bahwa produk jadi yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dan sesuai standard yang telah ditetapkan perusahaan.

13. Manajer Research & Development

a. Bertanggung jawab dalam pemeriksaan dan penyajian data desain yang akan dibuat seperti komposisi, netto, ukuran dan sebagainya.

b. Memeriksa apakah data yang telah dibuat oleh desainer


(63)

14. Manajer Teknik

a. Mengatur pembagian waktu kerja anggotanya sehingga semua aktifitas pengontrolan atau perbaikan instalasi-instalasi dalam pabrik dapat berjalan dengan baik. b. Menegur para bawahannya yang melalikan tugasnya. c. Mengontrol keutuhan dan kelengkapan alat-alat yang

terdapat dalam departemennya.

d. Menjaga sanitasi dalam lingkungan kerja dan higienitas karyawannya.

4.2. Penyajian Data

Data yang akan disajikan berikut ini adalah data identitas responden, data hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, dan data hasil perhitungan kuisioner. Dalam penelitian ini, kuisioner disebarkan kepada 70 pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan. Angket disebarkan kepada para responden terhitung mulai tanggal 10 Maret 2014 sampai dengan 13 Maret 2014 di Kantor PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture yang berlokasi di Jalan Pertanahan 1 No. 7, Kampung Timbang Deli Medan. Dari kuisioner yang disebarkan tersebut maka akan diperoleh dua data yaitu data responden dan data penelitian.

4.2.1. Profil Responden

Dari kuisioner yang telah disebarkan kepada 70 responden, maka penulis mendapatkan profil responden sebagai berikut :


(64)

Tabel 4.1 Profil Responden

Kriteria Sub Kriteria Jumlah Persentase (%) Jenis Kelamin Pria

Wanita

36 34

51,4 48,6

Total 70 100%

Usia < 30 Tahun

30-40 Tahun > 40 Tahun

31 28 11

44,3 40 15,7

Total 70 100%

Lama Bekerja < 1 Tahun 1-5 Tahun > 5 Tahun

8 34 28

11,4 48,6 40

Total 70 100%

Pendidikan Terakhir SMA D1 D3 S1

31 4 5 30

44,3 5,7 7,1 42,9

Total 70 100%

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari segi jenis kelamin, lebih banyak pria yang bekerja di PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture daripada wanita, meskipun selisih persentase antara pria dan wanita tidak terlalu jauh yaitu 51,4% untuk pria dan 48,6% untuk wanita. Dari segi usia, responden dalam penelitian ini lebih didominasi oleh pegawai dengan usia kurang dari 30 tahun yaitu sebanyak 31 orang atau 44,3%. Kemudian dari segi lamanya bekerja, responden dalam penelitian ini lebih didominasi oleh pegawai yang


(65)

kurun waktu antara 1 tahun hingga 5 tahun. Dari segi pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden, dapat dilihat bahwa ada selisih yang tidak terlalu jauh antara responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA dengan responden yang memiliki pendidikan terakhir S1, yaitu 44,3% untuk pendidikan SMA dan 42,9% untuk pendidikan S1.

4.2.2. Penyajian Data untuk Variabel X (Sistem Manajemen Mutu) 1. Uji Validitas Variabel X (Sistem Manajemen Mutu)

Uji validitas instrumen kuisioner untuk variabel X (Sistem Manajemen Mutu) dalam penelitian ini dilakukan kepada 10 responden dengan r tabel sebesar 0,632. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Hasil uji validitas instrumen kuisioner untuk variabel X (Sistem Manajemen Mutu) dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel X (Sistem Manajemen

Mutu)

Korelasi Antara Nilai Korelasi (r) Keterangan

Item no.1 dengan total 0,92 Valid

Item no.2 dengan total 0,92 Valid

Item no.3 dengan total 0,92 Valid

Item no.4 dengan total 0,7 Valid

Item no.5 dengan total 0,7 Valid

Item no.6 dengan total 0,92 Valid

Item no.7 dengan total 0,894 Valid Item no.8 dengan total 0,894 Valid

Item no.9 dengan total 0,92 Valid

Item no.10 dengan total 0,918 Valid Item no.11 dengan total 0,894 Valid


(66)

Korelasi Antara Nilai Korelasi (r) Keterangan Item no.12 dengan total 0,894 Valid Item no.13 dengan total 0,894 Valid Item no.14 dengan total 0,892 Valid Item no.15 dengan total 0,892 Valid Item no.16 dengan total 0,892 Valid Item no.17 dengan total 0,892 Valid Item no.18 dengan total 0,937 Valid Item no.19 dengan total 0,894 Valid Item no.20 dengan total 0,843 Valid Item no.21 dengan total 0,918 Valid (Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 21 item kuisioner variabel X yang diuji validitasnya, semua item dinyatakan valid karena r hitung masing-masing item lebih besar dari r tabel yaitu 0,632. Oleh karena itu, 21 item tersebut dapat dilanjutkan untuk diuji reliabilitasnya.

2. Uji Reliabilitas Variabel X (Sistem Manajemen Mutu) Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Sistem Manajemen

Mutu)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.985 21

(Sumber: Hasil Penelitian)


(67)

penelitian ini reliabel. Dengan begitu, seluruh item kuisioner dapat digunakan dan dilanjutkan untuk disebar kepada 70 responden. 3. Skor Hasil Penyebaran Kuesioner Variabel X (Sistem

Manajemen Mutu)

Setelah kuisioner disebarkan, data jawaban kuisioner yang didapat kemudian dipersentasekan untuk masing-masing kategori jawaban. Setiap jawaban dihitung persentasenya dan dirata-ratakan untuk mendapatkan skor dari masing-masing item pertanyaan yang kemudian akan diukur kriteria persentasenya.

Tabel 4.4 Pimpinan Puncak telah Menetapkan Kebijakan Mutu Perusahaan

Keterangan

Jumlah F Persentase

(%)

Skor a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

40 30 0 0

57,1 42,9 0 0

160 90

0 0

Total 70 100% 250

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai pernyataan pimpinan puncak (top manajemen) telah menetapkan kebijakan mutu perusahaan. Sebanyak 57,1% responden menyatakan sangat setuju bahwa pimpinan puncak (top manajemen) telah menetapkan kebijakan mutu perusahaan, sedangkan sisanya sebanyak 42,9% menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut.


(68)

Tabel 4.5 Pimpinan Puncak telah Memastikan Sasaran Mutu Perusahaan Ditetapkan

Keterangan

Jumlah F Persentase

(%)

Skor a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

38 32 0 0 54,3 45,7 0 0 152 96 0 0

Total 70 100% 248

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai pernyataan pimpinan puncak (top manajemen) telah memastikan sasaran mutu perusahaan ditetapkan. Sebanyak 54,3% responden menyatakan sangat setuju dan 42,9% menyatakan setuju bahwa pimpinan puncak (top manajemen) telah memastikan sasaran mutu perusahaan ditetapkan.

Tabel 4.6 Pimpinan Puncak telah Melakukan Tinjauan Manajemen Keterangan

Jumlah F Persentase

(%)

Skor a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

36 33 1 0 51,4 47,1 1,4 0 144 99 2 0

Total 70 100% 245

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai pernyataan pimpinan puncak (top manajemen) telah


(69)

menyatakan sangat setuju dan 47,1% menyatakan setuju bahwa pimpinan puncak (top manajemen) telah melakukan tinjauan manajemen, sedangkan 1,4% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Tabel 4.7 Perusahaan Selalu Berusaha untuk Memenuhi Keinginan Pelanggan

Keterangan

Jumlah F Persentase

(%)

Skor a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

39 31 0 0 55,7 44,3 0 0 156 93 0 0

Total 70 100% 249

(Sumber: Hasil Penelitian)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai pernyataan perusahaan selalu berusaha untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sebanyak 55,7% responden menyatakan sangat setuju dan 44,3% menyatakan setuju bahwa perusahaan selau berusaha untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Tabel 4.8 Perusahaan Selalu Berusaha untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Keterangan

Jumlah F Persentase

(%)

Skor a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

44 25 1 0 62,9 35,7 1,4 0 176 75 2 0

Total 70 100% 253


(1)

TABEL FREKUENSI DATA RESPONDEN

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 30 Tahun 31 44.3 44.3 44.3

30-40 Tahun 28 40.0 40.0 84.3

> 40 Tahun 11 15.7 15.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 Tahun 8 11.4 11.4 11.4

1-5 Tahun 34 48.6 48.6 60.0

> 5 Tahun 28 40.0 40.0 100.0

Total 70 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 36 51.4 51.4 51.4

Wanita 34 48.6 48.6 100.0


(2)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 31 44.3 44.3 44.3

D1 4 5.7 5.7 50.0

D3 5 7.1 7.1 57.1

S1 30 42.9 42.9 100.0


(3)

UJI RELIABILITAS

SISTEM MANAJEMEN MUTU

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

KINERJA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(4)

UJI NORMALITAS

UJI HETEROKEDASTISITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sistem Manajemen

Mutu Kinerja

N 70 70

Normal Parametersa Mean 47.4714 52.1714 Std. Deviation 38.28827 3.74735E1 Most Extreme

Differences

Absolute .316 .335

Positive .286 .253

Negative -.316 -.335

Kolmogorov-Smirnov Z 2.646 2.804

Asymp. Sig. (2-tailed) .767 .615

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 37.238 2.997 12.424 .087

Sistem Manajemen Mutu

.169 .049 .385 3.437 .096

a. Dependent Variable: AbsRes


(5)

KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT

Correlations

Sistem Manajemen

Mutu Kinerja Sistem Manajemen Mutu Pearson Correlation 1 .426**

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

Kinerja Pearson Correlation .426** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

REGRESI LINEAR SEDERHANA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1(Constant) 32.363 6.529 4.957 .000

Sistem Manajemen Mutu

.417 .107 .426 3.887 .000

a.

Dependent Variable:


(6)

UJI T

R SQUARE

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 32.363 6.529 4.957 .000

Sistem Manajemen Mutu

.417 .107 .426 3.887 .000

a. Dependent Variable: Kinerja

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Sertifikasi International Organization For Standardization (ISO) 9001 Pada PT. Inalum

0 39 83

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization For Standardization (Iso 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan

1 7 132

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization For Standardization (Iso 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan

0 0 12

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization For Standardization (Iso 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan

0 0 2

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization For Standardization (Iso 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan

0 0 16

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization For Standardization (Iso 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan

0 1 3

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu International Organization For Standardization (Iso 9001:2008) Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan

0 1 17

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001

0 0 11

IMPLEMENTASI THE INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION (ISO) POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Indarto AS

0 0 6

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROPINSI SUMATERA UTARA

0 1 15