Pengukuran kekerasan dengan Micro Vickers dilakukan dengan meletakkan bahan yang mau diuji kekerasannya pada meja Micro Vickers tersebut, lalu diamond
penetrator Vickers tersebut dikenai pada bahan yang diuji. Setelah diamond penetratornya menyentuh bahan yang diuji maka terlihatlah bekas tumbukan
berbentuk belah ketupat seperti bentuk diamond penetratornya. Kemudian panjang diagonalnya diukur pada mikroskop dengan mikrometer yang ada pada lensa okuler.
Hasil panjang diagonalnya kemudian diambil rata-ratanya dan dimasukkan kedalam rumus yang telah ditentukan dengan satuan kgmm
2
atau VHN.
14
2.5 Adherensi Streptokokus mutans Streptokokus mutans dikemukakan pertama kali oleh Clark 1924,
merupakan bakteri fakultatif anaerob gram positif.
6,27
Streptokokus mutans berdiameter 0,5-
0,75 μm. Streptokokus mutans adalah bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam dan bersifat asidodurik yaitu mampu tinggal pada lingkungan
asam, dan menghasilkan suatu polisakarida disebut dextran serta dapat memberikan sinyal antar sel bakteri.
28
Streptokokus mutans menghasilkan dua enzim, yaitu glikosiltransferase dan fruktosiltransferase. Glukosiltransferase berfungsi mengkatalis sintesis glukan dari
sukrosa dan fruktosiltransferase mensintesis pembentukan fruktan levan, Glukan atau dekstran merupakan ikatan glikosidik alfa 1-6 dan alfa 1-3. Ikatan glukosa
alfa 1-3 bersifat sangat pekat seperti lumpur, lengket dan tidak larut dalam air dalam kaitannya dengan pembentukan plak dan terjadinya karies gigi.
29
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan bakteri Streptokokus mutans dalam mengekspresikan berbagai faktor virulensi merupakan patogen utama dalam keterlibatan karies. Faktor-faktor
virulensi yang terdapat pada Streptokokus mutans antara lain: adhesin yang memiliki fungsi melekatkan Streptokokus mutans secara awal pada pelikel di permukaan gigi
melalui sel reseptor saliva dan berperan dalam ko-agregasi dengan bakteri lain, glukositransferase yang berfungsi mensintesa sukrosa menjadi adhesive glukan, dan
glucan-binding protein yaitu interaksi Streptokokus mutans dengan glukan. Faktor virulensi inilah yang mampu membuat Streptokokus mutans bertahan hidup didalam
biofilm.
28
Tahap-tahap adherensi Streptokokus mutans, yaitu:
Tahap I:Transportasi ke Permukaan
Tahap ini merupakan transportasi awal bakteri ke permukaan. Kontak acak mungkin terjadi, misalnya melalui gerak Brown perpindahan rata-rata 40
μmh, melalui sedimentasi, melalui aliran cairan beberapa kali lebih cepat dari difusi, atau
melalui gerak aktif bakteri aktivitas kemotaktik.
30
Tahap II: Adhesi Awal
Hasil tahap kedua dibalik awal adhesi dari bakteri, yang diawali oleh interaksi antara bakteri dan permukaan dari jarak tertentu 50nm melalui gaya jangka panjang
dan jangka pendek.
30
Tahap III: Perlekatan
Setelah adhesi awal antara bakteri dan permukaan akan dibentuk oleh interaksi spesifik kovalen, ion atau hidrogen setelah kontak langsung dengan atau
menjembatani oleh ekstraseluler berserabut dengan panjang sampai 10nm. Ikatan seperti itu ditengahi oleh komponen protein ekstraseluler spesifik organisme
Universitas Sumatera Utara
adhesins dan saling melengkapi reseptor pada permukaan dan spesies-spesifik. Pellikel di rongga mulut terdiri dari mucins, glikoprotein, protein yang kaya prolin,
histidin-kaya protein, enzim -amilase, dan molekul-molekul lain. Beberapa molekul dari pelikel misalnya, prolin-kaya
〈seperti protein jelas mengalami perubahan yang sedang terjadi ketika mereka melekat ke permukaan sehingga reseptor baru telah
tersedia.
30
Tahap IV: Kolonisasi
Dimana mikroorganisme yang melekat erat mulai tumbuh dan sel-sel baru dibentuk tetap erat, sebuah biofilm dapat berkembang. Mulai dari sekarang,
peristiwa-peristiwa baru yang terlibat, karena koneksi inbakterial ko-agregasi dapat terjadi. Pada permukaan kasar bakteri dilindungi terhadap gaya geser, sehingga
perubahan dari perlekatan bakteri yang reversibel menjadi ireversibel lebih mudah dan lebih sering terjadi.
30
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Tahap-tahap adherensi Streptokokus mutans
30
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Teh hijau Teh kombucha
lar. teh hijau + gula + starter kombucha di fermentasi selama 7 hari
fluor cathecin
Struktur enamel: Ca
10
PO
4 6
OH
2
→ 10Ca
2+
+ 6PO
4 3
+ 2OH
-
Penambahan ion F: 10Ca
2+
+ 6PO
4 3
+ 2F
-
→ Ca
10
PO
4 6
F
2
fluorapatit Enamel tahan terhadap demineralisasi
asam dan Memacu proses remineralisasi permukaan enamel
Menambah kekerasan enamel Menghambat beberapa jenis bakteri,
seperti Streptokokus mutans
Menghambat adhesi S. mutans ke permukaan enamel
Menghambat pembentukan glukan yang merupakan hasil sintesa
sukrosa oleh enzim GTF Menghambat aktifitas enzim
glukosiltransferase GTF dari S. mutans
Menghambat glucan Binding Protein GBP
Struktur enamel lebih padat Waktu terpapar
Waktu terpapar
???
Universitas Sumatera Utara