BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang penelitian, tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis, dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :
BELANJA MODAL X1
PENDAPATAN ASLI DAERAH PAD
X2 PERTUMBUHAN
EKONOMI Y
Gambar : 3.1 Gambar Kerangka Konsptual
Pengalokasian anggaran belanja modal yang tinggi dapat memacu pertumbuhan ekonomiperkembangan PDRB yang sepadan melalui kebijakan fiskal
yang selanjutnya terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Belanja Modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah digunakan untuk pembangunan meliputi
pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari pembangunan daerah. Tersedianya infrastruktur yang baik
diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas di berbagai sektor,
49
produktivitas masyarakat diharapkan semakin tinggi dan pada gilirannya akan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Pendapatan Asli Daerah PAD adalah total realisasi penerimaan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dan lain-lain dari penerimaan PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah yang semakin tinggi akan merangsang pemerintah daerah untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanannya kepada publik sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi daerah akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan per
Kapita. Pertumbuhan ekonomi daerah adalah sebagai suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian daerah dari suatu tahun ketahun berikutnya yang dinyatakan dalam persentase. Jika terjadi perubahan positif
kenaikan berarti terdapat pertumbuhan ekonomi yakni tingkat pertambahan penduduk masih dibawah tingkat pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya jika
pertambahan pertumbuhan ekonomi dibawah pertambahan penduduk berarti pertumbuhan ekonomi menurun.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Bab. VIII Pasal 179 dinyatakan bahwa APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa
1 satu tahun anggaran terhitung dari 1 Januari sd 31 Desember. Sumber pendapatanpenerimaan APBD ini berasal dari Penadapatan Asli Daerah PAD,
Dana perimbangan dari Pusat, Pinjaman Daerah dan lain-lain yang bersumber dari pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan Daerah
35
yang bersumber dari pajak daerah, hasil restribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam melaksanakan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi daerah.
Kemampuan keuangan dan anggaran daerah pada dasarnya adalah kemampuan dari pemerintah daerah dalam meningkatkan penerimaan pendapatan asli
daerahnya. Disini akan lebih mengarah pada aspek kemandirian daerah dalam bidang keuangan yang biasanya diukur dengan desentralisasi fiscal atau otonomi fiscal
daerah, yang dapat diketahui melalui perhitungan kontribusi PAD terhadap total APBD.
Dana dari penerimaan APBD ini digunakan untuk belanja daerah, yakni untuk Belanja ModalPembangunan, belanja rutin dan belanja lainnya yang
dibenarkjan dalam undang-undang. Belanja ModalPembangunan seperti Pembangunan infrastruktur, belanja investasi baik belanja langsung maupun belanja
tidak langsung, dilakukan secara maksimal untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi daerah. Menentukan skala prioritas belanja pembanguan daerah sangatlah
penting, agar pengeluaranbelanja modal ini dapat benar-benar menumbuhkanmendongkrak laju pertumbuhan ekonomi daerah agar kemandirian
daerah dapat dicapai.
36
3.2. Hipotesis Penelitian