Konsep Remaja TINJAUAN PUSTAKA

individual terhadap masyarakat oleh sebab keahlian, pengalaman, keturunan, charisma dan lain-lain. Mereka inilah yang berperan sebagai factor-faktor pendorong Reinforcing factors bagi terjadinya perubahan perilaku bagi masyarakat. Perilaku juga menyangkut dimensi ekonomi, termasuk tersedianya sarana dan prasarana. Seseorang yang sudah mau berperilaku tertentu tidak mau berperilaku tertentu karena tidak adanya kemampuan secara ekonomis atau tidak tersedianya sarana. Sarana dan prasarana ini yang sering disebut sebagai factor pendukung enabling factors bagi terjadinya perubahan perilaku masyarakat.

2.3 Konsep Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata lain adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah Adolescene Dari bahasa Inggris yang dipergunakan saat ini mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik Hurlock,1999. Piaget dalam Hurlock 1999 mengatakan bahwa masa remaja adalah usia dimana indvidu mulai berintregasi dengan masyarakat dewasa. Indvidu tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam masyarakat, mempunyai banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk didalamnya juga perubahan intelektual yang mencolok, transformasi yang khas dan cara berpikir remaja memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa. Remaja mempunyai tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi. Menurut Hurlock 1999 semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Adapun tugas perkembangan remaja itu adalah: a. mencapai peran sosial pria dan wanita; b. mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita; c. menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif; d. mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya; e. mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan dating f. mempersiapkan perkawinan dan keluarga; g. memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi. 2.3.2 Batasan Usia Remaja Menurut Monks, dkk 1999 remaja dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu: a. Remaja Awal 12-15 tahun Rentang ini remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak- kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakanya. Selain itu pada masa ini remaja belum tahu apa yang diinginkannya, remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa Kartono,1999; b. Remaja Pertengahan 15-18 tahun Rentang usia ini, kepribadian remaja masih bersifat kekanak-kanakan, namun sudah timbul unsure baru, yaitu kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menemukan nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada usia remaja awal maka pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang lebih berbobot. Rasa percaya diri pada remaja akan menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang telah dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja mulai menemukan diri sendiri atau jati dirinya Kartono, 1999; c. Remaja Akhir 18-21 tahun Rentang usia ini, remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola yang digariskan sendiri, dengan iktikad baik dan keberanian. Remaja mulai memahami arah kehidupannya, dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya Kartono, 1999.

2.4 Konsep PHBS