Klasifikasi Kriteria Diagnosa Kerangka Teoritis

II.1.3.3 Patologi Biomekanika Cedera Ligamen dan Inflamasi

Selain kerusakan langsung pada tulang permukaan sendi, dapat juga terjadi cedera pada ligamen. Kerusakan otot dan syaraf juga mempengaruhi patologi biomekanika terjadinya osteoartritis. Kelemahan otot merupakan salah satu komplikasi paling sering yang akan terjadi seiring dengan berjalannya progresifitas osteoartritis pada lutut. 5,6 Proses inflamasi atau peradangan pada sendi merupakan proses yang dijumpai pada fase awal osteoartritis. Inflamasi dapat dipicu oleh penggunaan sendi yang berlebihan, pada pembentukan kristal, saat trauma, ataupun idiopatik. Secara klinis, inflamasi cairan sendi ditandai dengan terdapatnya efusi cairan sendi, pasien akan merasa sangat nyeri daerah sendi terutama saat dilakukan penanganan pemberian kortikosteroid ke dalam sendi. Pemeriksaan MRI adalah modalitas yang paling baik dalam menemukan inflamasi cairan sendi synovitis yang berkorelasi dengan nyeri yang bertambah dan foto roentgen yang menunjukkan tanda- tanda osteoartritis. 5,14 Sacara patobiologis synovitis ditandai dengan sekresi dari cytokine pro-inflamatori seperti TNF- α, IL-1 atau IL-6. Ketidakseimbangan cytokine di dalam cairan sendi dapat menyebabkan induksi dari proteinase seperti metalloproteinase atau aggracenase, yang akan mendegradasi permukaan sendi dan reaksi inflamasi ketika cairan sendi berkontak dengan tulang subchondral. Hal ini juga akan menyebabkan pembentukan kristal subchondral. 5,8

II.1.4 Klasifikasi

Osteoartritis merupakan kelainan dengan berbagai penyebab, yang mempengaruhi sendi kecil maupun besar, baik satu ataupun beberapa sendi. Osteoartritis secara garis besar dibagi dalam bentuk primer dan sekunder, didasari oleh etiologi osteoartritis yang multifaktorial. 6,12 Faktor-faktor penyebab osteoartritis seperti telah disebut bekerja dengan 2 mekanisme dasar; keabnormalan dari biomaterial pada sendi seperti perubahan struktur tulang rawan, dan abnormalitas dari biomekanik pada sendi biasanya dikarenakan struktur permukaan sendi yang sudah tidak normal, hal-hal tersebut akan menghasilkan ketidaknormalan pada distribusi tekanan yang dialami sendi saat menahan beban tubuh. 4,6 Berikut klasifikasi osteoarthritis secara umum 6 :  PrimaryIdiopatik Universitas Sumatera Utara A.Lokal A.1. tangan; nodus Heberden dan Bouchard, erosi inter phalangeal, dan lainnya A.2. kaki; hallux valgus, hallux rigidus, hammer toes, dan lainnya A.3. lutut ; medial, lateral, atau patellofemoral kompartemen A.4. panggul ; eksentrik, konsentrik, atau diffuse A.5. tulang belakang ; sendi apophysis, sendi intervertebra, spondilosis, ligament. A.6. sendi lainya ; bahu, sacroiliac, dan lainnya

B. General

Mengenai sendi-sendi diatas sebanyak 3 atau lebih pada saat bersamaan  Secondary Osteoartritis terjadi dikarenakan terdapat kondisi patologis lain, baik yang dialami terlokalisir di sendi lutut, maupun kelainan sistemik, yang menyebabkan sendi lutut mengalami kompensasi akibat perubahan anatomi dan fisiologis. a. Trauma b. Congenital or development disease c. Metabolic disease d. Endocrine disease e. Calcium deposition disease f. Other boint and joint disease g. Neuropathic

II.1.5 Kriteria Diagnosa

Pemeriksaan riwayat penyakit yang akurat, pemeriksaan fisik dan beberapa tes khusus, sangat penting dilakukan dengan benar untuk menegakkan suatu osteoartritis lutut. Pada beberapa penelitian terhadap kasus-kasus osteoartritis lutut dengan nyeri, kebanyakan hanya memerlukan foto roentgen. Jika proses osteoartritisnya dicurigai terlibat dengan penimbunan kristal atau dikarenakan suatu proses inflamasi sekunder, pemeriksaan darah lengkap termasuk asam urat, darah lengkap, laju endap darah, protein c-reaktif, faktor Universitas Sumatera Utara rheumatoid, dan screening antibody mungkin perlu dilakukan. Arthroscopy pada sendi lutut yang mengalami osteoartritis bias merupakan alat diagnostik sekaligus bisa menjadi terapi yang dilakukan oleh si ahli bedah.. Secara umum dalam mendiagnosa osteoartritis dapat dilakukan dengan pendekatan radiologis dan pemeriksaan klinis. 4,5,10  Radiologis Foto roentgen mungkin tidak mampu mendeteksi adanya osteoartritis pada fase awal, namun tetap permukaan sendi akan menampilkan karakteristiknya jika terdapat suatu kondisi patologis, seperti yang dideskripsikan oleh Kellgren dan Lawrence yang menyatakan pendiagnosaan utama osteoartritis lutut berdasarkan radiologis 5 :  Grade 0 ; tidak ada tanda-tanda apapun kearah osteoarthritis  Grade 1; penyempitan celah sendi yang meragukan dan kemungkinan mulai pembentukan osteofit  Grade 2; osteofit yang jelas dan kemungkinan penyempitan celah sendi  Grade 3; ostefit yang multiple, penyempitan celah sendi yang jelas, adanya tanda- tanda sklerosis, dan kemungkinan pembentukan tulang baru di ujung-ujung tulang  Grade 4; osteofit yang besar, penyepitan celah sendi yang jelas, sklerosis yang berat, dan deformitas pada ujung-ujung tulang Gambar 3. Foto x-ray penampakan depan dari osteoartritis lutut. a grade 1, b grade 2, c grade 3, dan d grade 4 Sistem klasifikasi secara beragam telah muncul sejak tahun 1950-an, namun dokter dan ahli bedah masih beranggapan adanya osteophyte pada foto polos, menyempitnya celah Universitas Sumatera Utara sendi, sklerosis subchondral, dan pembentukan kista, dikombinasikan dengan riwayat penyakit yang cocok, adalah cara yang paling tepat untuk menegakkan suatu diagnosa osteoartritis pada lutut. Sistim yang sama juga dipakai dipakai untuk menilai sendi sebelum dan sesudah mendapat penanganan, baik secara konservatif maupun operatif. 4,5,6 Magnetic Ressonance Imaging MRI dikatakan telah mampu untuk mendeteksi adanya osteoartritis yang dini. MRI juga mampu membedakan secara pasti apakah itu osteoartritis atau tidak, pada pasien dengan rasa nyeri di lutut yang tidak dapat dibedakan secara pemeriksaan klinis saja. Contohnya pada penderita transient osteoporosis di distal femur atau proksimal tibia yang memiliki gejala klinis seperti osteoartritis lutut namun tidak dapat di konfirmasi dengan foto x-ray biasa, tindakan injeksi viscosuplemetn atau kortikosteroid kedalam sendi dan tindakan arthroscopic tidak akan memberi manfaat pada pasien dengan transient osteoporosis. 4,9 Pemeriksaan Bone scan memiliki indikasi yang lebih spesifik dalam penjajakan osteoartritis, kegunaannya lebih spesifik untuk menyingkirkan kemungkinan patologis lain seperti tumor keganasan atau infeksi pada sendi dan tulang. 14 Diagnosa osteoartritis secara epidemiologi menurut Kellgren Lawrence adalah berdasarkan radiologi atau foto polos saja. Tanda-tanda kardinal yang dapat dijumpai di foto polos pada penderita osteoartritis lutut adalah 6,14 : 1. Pembentukan osteophyte di pinggir celah sendi atau di insersi ligamen, seperti pada di tibia spine. 2. Pembentukan tulang di dekat sendi 3. Penyempitan celah sendi, berhubungan dengan sklerosis dari tulang subchondral 4. Area kistik dengan dinding yang sklerotik berada di tulang subchondral 5. Perubahan bentuk celah sendi  Gejala Klinis Seperti telah dijelaskan diatas, terdapat keterbatasan dalam mendiagnosa osteoartritis jika hanya dengan menggunakan foto x-ray saja dalam beberapa kasus tertentu, terutama dalam penelitian klinis terhadap penderita osteoartritis. Secara umum terdapat hubungan korelasi yang sama antara perubahan radiologis dengan tingkat keluhan nyeri pada penderita osteoartritis lutut, namun tetap terdapat pada beberapa kasus, korelasi pasien yang tidak sama Universitas Sumatera Utara antara tingkat keparahan osteoartritis secara radiologis, dengan gejala klinis yang dijumpai. 4,5 Untuk lebih pasti mendiagnosa suatu osteoartritis, direkomendasikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada populasi masing-masing, tentang riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium terhadap penderita osteoartritis lutut. Beberapa riwayat yang khas seperti nyeri saat bergerak, nyeri saat istirahat, nyeri sendi pada malam hari, dan kekakuan yang dialami pagi hari. Pemeriksaan laboratorium termasuk laju endap darah, tes faktor rheumatoid, konsentrasi asam urat, dan analisa cairan sendi. 4,5 Algoritma untuk klasifikasi osteoartritis pada lutut menurut Subcommittee on Osteoarthritis American Collegue of Rheumatology Diagnostic and Therapeutic Criteria Committee 6 :  Temuan klinis : 1. Nyeri pada lutut setidaknya 1 bulan 2. Krepitasi pada sendi lutut saat bergerak aktif 3. Kaku pagi dialami ± 30 menit. 4. Usia diatas 38 tahun 5. Pembesaran ukuran tulang distal femur atau proximal tibia pada pemeriksaan Diagnosa osteoartritis ditegakkan jika poin 1,2,3,4 atau poin 1,2,5 atau 1,5 dijumpai. Kriteria ini memiliki nilai sensitivitas 89 dan spesifisitas 88.  Klinis, laboratorium, dan radiologis : 1. Nyeri lutut hamper setiap hari dalam setidaknya 1 bulan 2. Dijumpai osteofit spur pada sendi 3. Pemeriksaan cairan synovial mendukung suatu osteoarthritis 4. Usia ≥ 40 tahun 5. Kaku pagi ± 30 menit 6. Krepitasi pada gerak sendi Osteoartritis didiagnosa jika dijumpai poin 1 dan 2, atau poin 1,3,5,6 atau poin 1,4,5,6. Kriteria ini memiliki nilai sensitivitas 94 dan spesifisitas 88. Universitas Sumatera Utara

II.1.6 Diagnosa Banding