39
1 Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan yang terjadi di lingkungan dimana anak atau orang itu berada, lebih banyak
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. 2 Proses belajarnya itu dapat berlangsung kapan saja, dimana saja, tidak
terlalu terikat oleh waktu dan tempat. 3 Proses belajarnya berlangsung tanpa adanya guru dan murid, tetapi
antara orang tua dengan anak atau kakak dengan adik. 4 Tidak ada mengenal persyaratan usia karena yang tua maupun yang
muda dapat langsung melibatkan diri, dalam proses belajar dan membelajarkan.
5 Tidak menggunakan metode yang komplikatif yang sulit dimengertisulit dilaksanakan.
6 Bahkan belajarnya pun cukup sederhana berisi pengetahuan praktis yang mudah dipahami dan mudah diterapkan.
2.4.3.2 Pendidikan Formal
Kata “formal” terdapat kata form atau bentuk. Pendidikan formal ialah pendidikan yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu, seperti terdapat di
sekolah atau universitas yang mencakup adanya perjenjangan, program atau bahan pelajaran untuk setiap jenis sekolah, cara atau metode mengajar di sekolah juga
formal, yaitu mengikuti pola tertentu, penerimaan murid, homogenitas murid, jangka waktu, kewajiban belajar, penyelenggaraan, waktu belajar. Pendidikan
formal juga merupakan program kegiatan pendidikan yang terorganisasikan serta
40
dirancang untuk melayani kebutuhan belajar yang tidak dapat dipenuhi oleh kegiatan pendidikan informal dan non formal Sutarto, 2007: 8-9.
Dalam pendidikan formal ini ditemukan beberapa ciri karakteristik sebagai berikut:
1 Kegiatan belajarnya diselenggarakan di dalam kelas atau ruangan yang
tertutup. 2
Ada persyaratan usia dan pengelompokan usia ke dalam kelas atau tingkat tertentu.
3 Disini ada pembedaan antara guru dengan siswa.
4 Waktu belajarnya diatur dan dikendalikan dengan jadwal yang sudah
dirancang sebelumnya. 5
Materi pelajaran disusun dalam kurikulum dan dijabarkan dalam sejumlah silabus.
6 Materi pelajarannya lebih banyak bersifat akademik intelektualitas
berkelanjutan dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. 7
Proses belajar diatur secara tertib, terkendali dan terstruktur. 8
Dipakai beberapa metode penyampaian bahan pelajaran secara sistemik.
2.4.3.3 Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang diselenggarakan secara terorganisir terutama generasi muda dan juga dewasa yang
tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar.
Pendidikan non formal, dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
41
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan non formal, diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan
yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat Sutarto, 2007:9.
Beberapa ciri utama yang dapat dikemukakan mengenai kegiatan pendidikan non formal ini diantaranya adalah sebagai berikut Sutarto, 2007: 12-
13: 1
Program kegiatannya disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan warga belajar yang sifatnya mendesak.
2 Materi pelajarannya bersifat praktis-pragmatis dengan maksud agar
segera dapat dimanfaatkan. 3
Waktu belajarnya singkat dalam arti dapat diselesaikan dengan cepat. 4
Tidak banyak menelan biaya, dalam arti kegiatan itu bisa dilaksanakan dengan biaya murah namun besar faedahnya.
5 Dalam pendidikan non formal ini masalah usia warga belajar tidak
begitu dipersoalkan, demikian pula dengan jenis kelaminnya. 6
Tidak mengutamakan kridensial dalam bentuk ijazah ataupun sertifikat, yang lebih penting adalah bisa diperolehnya peningkatan dalam
pengetahuan dan keterampilan. 7
Juga tidak mengenal kelas atau tingkatan secara kronologis, kalaupun ada penjenjangan tidak seketat seperti dalam pendidikan formal.
8 Terjadi suasana belajar yang saling belajar dan saling membelajarkan
diantara peserta didik.
42
2.4.4 Pendidikan Anak