Kesalahan Standard Estimasi Analisis Korelasi

Dengan b , b 1 , b 2 , b 3 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk menghitung nilai dan .

2.3 Kesalahan Standard Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi standard error of estimate. Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, makin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variable tidak bebas sesungguhnya. Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2 Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus : Dengan : Y i = nilai data sebenarnya Ŷ = nilai taksiran Universitas Sumatera Utara

2.4 Uji Persamaan Linier Berganda

2.4.1. Uji F-Statistik

Uji F-statistik atau F-hitung iniadalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefesien regresi secara bersama-sama terhadap variabel independen. Nilai F- hitung dapat diperoleh dengan rumus: F-hitung = Dimana: =Koefesien determinasi k =Jumlah variabel independen n =Jumlah sampel

2.4.2 Pengujian Hipotesis Distribusi F

Tabel F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Langkah-langkah urutan menguji hipotesa dengan distribusi F: 1. Merumuskan hipotesa Ho : β 1 = β 2 = β 3 = 0, berarti secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara Ha : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0, berarti secara bersama-sama ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Menentukan taraf nyata level of significance = α Taraf nyata derajad keyakinan yang digunakan sebesar α = 1, 5, 10. Derajat bebas df dalam distribusi F ada dua, yaitu : df numerator = dfn = df 1 = k – 1 df denumerator = dfd = df 2 = n – k Dimana: df = degree of freedom derajad kebebasan n = Jumlah sampel k = banyaknya koefisien regresi 3. Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesa nol diterima atau tidak Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Ho ditolak apabila F hitung F tabel, artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. 4. Menentukan uji statistic nilai F Universitas Sumatera Utara Bentuk distribusi F selalu bernilai positif 5. Mengambil keputusan Keputusan bisa menolak Ho atau menolak Ho menerima Ha. Nilai F tabel yang diperoleh dibanding dengan nilai F hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

2.5 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji ini merupakan pengujian terhadap normalitas kesalahan penggangguerror digunakan untuk melihat apkah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal.Asumsi kenormalan dapat diperiksa dengan:

1. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas,data dapat dilihat dengan kurva normal yaitu kurva yang memiliki cirri-ciri khusus,salah satu diantaranya adalah mean,mode dan median pada tempat yang sama. Jika ketiga terdensi sentral tersebut tidak terletak pada satu tempat maka berarti kurva tersebut mereng ke kiri atau ke kanan. Universitas Sumatera Utara

2. Pendekatan Grafik

PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot dari keduanya berbentuk linier dapat di dekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual penyebar normal. Seringkali ditemui bahwa ujung-ujung plot pada pp plot agak menyimpang dari garis lurus.Bila pola-pola titik yang terletak selain diujujng-ujung plot masih berbentuk linier,meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus,kita dapat mengatakan bahwa data dalam hal ini residual adalah menyebar normal

2.6 Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunalan menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata hubungan linier,maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefesien korelasi Korelasi dilambangkan dengan r diman ketentuan nilai r tidak lebih dari harga -1 .Apabila nilai r= -1 artinya korelasi negative sempurna r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 artinya sangat kuat. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi R Interpretasi Tidak ada korelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak Rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi korelasi sempurna Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi r antara dua variabel dapat digunakan rumus: Dalam hal ini penulis menggunakan empat variabel dalam penelitiannya, untuk hubungan empat variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Koefisien Korelasi antara Y dan X 1 Universitas Sumatera Utara b. Koefisien Korelasi antara Y dan X 2 c. Koefisien Korelasi antara Y dan X 3 d. Koefisien Korelasi antara X 1 dan X 2 e. Koefisien Korelasi antara X 1 dan X 3 f. Koefisien Korelasi antara X 2 dan X 3 Universitas Sumatera Utara

2.7 Koefisien Determinasi