Pola Demam Tipe dan Jenis Demam

jaringan. Pemajanan pada panas yang lama dan berlebihan juga mempunyai efek fisiologis yang khusus salah satunya adalah peningkatan suhu tubuh hipertermi. Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal. Kenaikan suhu tubuh merupakan bagian dari reaksi biologis kompleks, yang diatur dan dikontrol oleh susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran karakteristik dari kenaikan suhu tubuh oleh karena berbagai penyakit infeksi dan non-infeksi Sarasvati, 2010. Selama episode febris, produksi sel darah putih distimulasi. Suhu yang meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma darah, menekan pertumbuhan bakteri. Demam juga bertarung dengan infeksi karena virus menstimulasi interferon, substansi ini yang bersifat melawan virus. Demam juga berfungsi sebagai tujuan diagnostik. Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7 untuk setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrien. Metabolisme yang meningkat menggunakan enegri yang memproduksi panas tamabahan potter dan perry, 2005 Menurut Tamsuri2007, suhu tubuh dibagi : a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36 C b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 C – 37,5 C c. Febrispireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 C – 40 C d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40 C.

2.1.2. Pola Demam

Menurut Potter Perry 2005, demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai 39 C meningkatkan sistem imun tubuh. selama episode febris, produksi sel darah putih disimulasi. Suhu yang meningkat menurunkan kosentrasi zat besi dalam plasma darah, menekan pertumbuhan bakteri. Demam juga bertarung dengan infeksi karena virus menstimulasi interferon, substansi ini yang bersifat melawan virus. Demam juga berfungsi sebagai tujuan diagnostik. Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakhir puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda. Durasi dan derajat demam bergantung pada Universitas Sumatera Utara kekuatan pirogejn dan kemampuan individu untuk berrespon. Pola demam antaralain: 1. Terus menerus Tingginya menetap lebih dari 24 jam bervarisai 1 C sampai 2 C. 2. Intermiten Demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu kembali normal paling sedikit sekali dalam 24 jam. 3. Remiten Demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal. 4. Relaps Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal. Episode demam dan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam.

2.1.3. Tipe dan Jenis Demam

Menurut Nelwan 2007 ada beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai antara lain: 1. Demam septik Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik. 3. Demam intermiten Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam disebut kuartana. Universitas Sumatera Utara 4. Demam kontinyu Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. 5. Demam siklik Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Menurut Samuelson 2007, jenis demam terdiri dari: 1. Demam Fisiologi Demam ini cenderung normal dan sebagai penyesuaian terhadap fisiologis tubuh, misalnya pada orang yang mengalami dehidrasi dan tingginya aktivitas tubuh olahraga. 2. Demam Patologis Demam ini tidak lagi dikatakan sebagai demam yang normal. Demam yang terjadi sebagai tanda dari suatu penyakit. Demam patologis terbagi lagi menjadi dua sebagai berikut: a. Demam Infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus flu, cacar, campak, SARS, flu burung, dan lain-lain, jamur, dan bakteri tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain. b. Demam Non Infeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun seseorang rematik, lupus, dan lain-lain.

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh