63
Berdasarkan pada tabel 4.2, nilai Durbin Watson pada kelima saham baik saham PT Astra Agro Lestari Tbk AALI, PT PP London Sumatera Tbk LSIP,
PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk UNSP, PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA dan PT Sampoerna Tbk SGRO berada d antara nilai dU dan nilau 4-dU.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data pada saham AALI, LSIP, UNSP, TBLA dan SGRO tidak mengandung gejala autokorelasi. Dengan
demikian tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada data periode t dengan data pada peiode t-1 bulan sebelumnya.
4.1.3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normal data
ini menggunakan metode analisis grafik dan melihat normal probability plot dan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test.
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Harga Saham AALI, LSIP, UNSP, TBLA dan
SGRO Saham
Nilai Asyimp.sig 2 tailed Hasil
AALI 0,40
Terdistribusi normal LSIP
0,248 Terdistribusi normal
UNSP 0,71
Terdistribusi normal TBLA
0,174 Terdistribusi normal
SGRO 0,143
Terdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
64
Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan hasi pada tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa semua data
yang tersedia dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. Suatu data dapat dikatakanterdistribusi secara normal jika nilai asymp.sig 2 tailed pada hasil
Kolmogorov-Smirnov test lebih besar dari α yang digunakan adalah 0,05. Nilai α menunjukkan persentase kesalahan yang dapat ditolerir dari keseluruhan data
yang tersedia yaitu hanya lima persen. Data saham yang terdistribusi normal menandakan bahwa tidak terdapat data yang megandung nilai ekstrem pada
keseluruhan data penelitian baik dilihat dari sisi data du variabel independen maupun dari variabel dependen.
4.1.4. Uji Heteroskedastisitas Data
Asumsi penting dalam regresi linear klasik adalah bahwa gangguan yang muncul dalam model regresi korelasi adalah homokedastis, yaitu semua gangguan
mempunyai gangguang varian yang sama. Dalam regresi mungkin ditemui gejala heteroskedastisitas. Uji heteroskedestisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatam ke pengamatan lain.
Tabel 4.4. Heteroskedastisitas Harga Saham AALI, LSIP, UNSP, TBLA dan
SGRO. Saham
Sig Variabel Inflasi Pada Signifikansi α =
0,05 Sig Variabel Suku
Bunga Pada Signifikansi α = 0,05
Sig Variabel Kurs US Dolar Pada Signifikansi
α = 0,05 AALI
0,339 0,39
0,27
Universitas Sumatera Utara
65
LSIP 0,61
0,318 0,64
UNSP 0,442
0,323 0,575
TBLA 0,109
0,502 0,87
SGRO 0,466
0,346 0,416
Sumber : Data Sekunder yang diolah Dengan menggunakan uji gleyser, gejala heteroskedastisitas dapat
ditunjukkan melalui koefisien dari masing – masing variabel independen terhadap nilai absolut residunya abresid sebagai variabel dependen. Model dipastikan
tidak mengandung unsur heteroskedastisitas, jika nilai sig. pada keofisien regresi variabel independen terhadap abresid lebih besar daripada nilai α 0,05.
Berdasarkan tabel 4.3, semua variabel independen baik inflasi, suku bunga BI dan kurs US dolar dari saham PT Astra Agro Lestari Tbk AALI, PT PP London
Sumatera Tbk LSIP, PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk UNSP, PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA dan PT Sampoerna Tbk SGRO memiliki nilai sig. lebih
besar dari α. Berdasarkan pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada model saham AALI, LSIP, UNSP, TBLA dan SGRO tidak mengandung gejala
heteroskedastisitas.
4.2. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 4.2.1. Uji Hipotesis terhadap Harga Saham AALI