baik dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya akan semakin baik pula Hidayat, 2008.
e. Tipe Kepribadian Seseorang yang memiliki tipe kepribadian A lebih rentan terkena stres
dibanding dengan tipe kepribadian B. Karena tipe kepribadian A memiliki ciri agresif, bicara cepat, kurang sabar, mudah tersinggung, mudah marah,
dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B kebalikan dari tipe kepribadian A Hidayat, 2008.
f. Tingkat Perkembangan Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stressor
yang berbeda sehinggga resiko terjadi stres pada tiap tingkat perkembangan akan berbeda Rasmun, 2004. Semakin matang dalam
perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan untuk mengatasinya. Kemampuan individu dalam mengatasi stressor dan respon
berbeda-beda Hidayat, 2008.
2.1.4. Tahapan Stres
a. Tahapan Pertama Tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangat
bekerja besar, penglihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak seperti biasanya, kemudian
merasakan senang dengan pekerjaan akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.
Universitas Sumatera Utara
b. Tahapan Kedua Pada tahap ini seseorang memiliki ciri adanya perasaan letih sewaktu
bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak
nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
c. Tahapan Ketiga Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti adanya
keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur, ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur, lemah, terasa seperti
tidak bertenaga. d. Tahapan Keempat
Pada tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang menyenangkan terasa membosankan, semula tanggap terhadap
situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya gangguan pola
tidur, sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun.
e. Tahapan Kelima Pada tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam,
tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan
dan kecemasan semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara
f. Tahapan Keenam Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan
perasaan takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan
berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan Hidayat, 2008.
2.1.5. Respon Stres Individu
Stres sifatnya umum, semua orang dapat merasakannya tetapi cara pengungkapannya berbeda sesuai dengan karakteristik individu. Respon yang
berbeda tersebut dikarenakan mekanisme koping yang digunakan oleh individu berbeda.
Adapun manifestasi respon individu terhadap stres yaitu: 1. Manifestasi secara Verbal dan Psikomotor
Umumnya respon pertama individu terhadap stres adalah merupakan spontanitas yang diungkapkan secara verbal dan diikuti dengan gerakan
dari ungkapan emosional psikomotor misalnya; menangis, ketawa, teriak, memukul, menyepak, menggenggam, memegang, meremas, mencerca,
mengumpat. 2. Manifestasi secara Psikologis
Merupakan gejala atau gambaran yang dapat diamati secara subjektif maupun objektif dari individu yang mengalami stres psikologis.
Manifestasi psikologis, antar lain; kecemasan dan marah.
Universitas Sumatera Utara
3. Manifestasi secara Kognitif Merupakan reaksi dari individu yang mengalami stres dengan
menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi antara lain: penyelesaian
masalah, strukturisasi memanipulasi situasi, melatih diri untuk menghindari stres disiplin diri, menekan perasaan yang tidak
menyenangkan supresi, fantasi dan melamun, berdo’a atau sembahyang Rasmun, 2004. Stres pada daya pikir ditemukan penurunan konsentrasi
dan keluhan sering sakit kepala dan pusing Hidayat, 2008.
2.1.6. Manajemen Stres