PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SI (1)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 ADONARA BARAT KABUPATEN FLORES TIMUR

Page | 1

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Program Studi Pendidikan Matematika – MIPA FKIP UVRI Makaasar

Oleh : MARTINUS DAWAN WATOWUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

i UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR 2014

PERSETUJUAN KONSULTAN

Diterangkan bahwa skripsi dari mahasiswa : Page | 2 Nama

: MARTINUS DAWAN WATOWUAN No.Stb/Nim

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program studi

: Pendidikan Matematika

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur

Telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan I dan Konsultan II untuk diajukan dalam ujian Skripsi.

Konsultan I, Konsultan II,

Drs. Yoenirma Massalinring, M.Pd Astuti Muh. Amin, S.Pd,M.Pd

PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI

Page | 3 Diterangkan bahwa skripsi dari mahasiswa : Nama

: MARTINUS DAWAN WATOWUAN No.Stb/Nim

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program studi

: Pendidikan Matematika

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pimpinanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar untuk diajukan dalam ujian Skripsi.

Makassar, … … 2014

An. Dekan Ub. Pembantu Dekan I

Ketua Jurusan MIPA

Drs. H. Mustain Thahir, M.Pd Etty Rosmiati, S.Pd. M.Pd

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Panitia dan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar Menerangkan bahwa skripsi

Page | 4 dari mahasiswa :

Nama : MARTINUS DAWAN WATOWUAN No.Stb/Nim

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program studi

: Pendidikan Matematika

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

Telah mengikuti Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar, Jurusan MIPA, Program Studi Matematika, Jenjang Program Strata Satu (S1). Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Oktober 2014 dengan memperoleh nilai 3,62 (A) dan kepadanya dinyatakan berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Dr. H. Rivai Mana, M.Si Drs. H. Mustain Thahir, M.Pd

TIM PENGUJI

1. Dr. Hj. Arwaty, M.Pd

2. Drs. H. Yoenirma Massalinring, M.Pd

3. M. Darwis, S.Sos, M.Si

4. Astuti Muh. Amin, S.Pd, M.Pd

MOTTO

Page | 5 “Orang berakal tidak akan bosan untuk meraih manfaat berfikir,

tidak putus asa dalam menghadapi keadaan dan tidak akan pernah berhenti dari berfikir dan berusaha” “Kerjakanlah apa yang bisa kamu kerjakan hari ini, jangan pernah menundanya, karena waktu tidak akan pernah kembali”. Waktu diibaratkan dengan pedang, ketika kita tidak memanfaatkannya maka waktu akan menikam kita dengan

kesedihan dan penyesalan.

Karya sederhana ini ku persembahkan kepada orang yang senantiasa melahirkan dan membesarkan serta memberikan kasih sayang yang tulus untukku yakni Pangeran Kesatria dan Malaikat

Tak Berjuba (Ayah dan Ibu ).

ABSTRAK

MARTINUS DAWAN WATOWUAN, 2014. Pengaruh Tingkat Page | 6 Pendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur. Dibimbing oleh Bapak Drs. Yoenirma M, M.Pd dan Ibu Astuti Muh.

Amin,S.Pd,M.Pd.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa statistik dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, dengan model regresi. Hasil yang diperoleh dari analisis hasil pengolahan angket bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur, memiliki rata-rata 72,95 dengan standar deviasi 4,88, dan data distribusi frekuensi dengan kategori sedang. Skor sebagian besar siswa adalah antara 55 –

74 sebanyak 24 (64,9%) siswa. Hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif bahwa prestasi belajar siswa pada bidang studi matematika kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores Timur diperoleh rata-rata 78,65 dengan standar deviasi 8,90. Skor prestasi belajar pada bidang studi matematika kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur dengan kategori tinggi, yaitu sebanyak 15 (40,54%) siswa memiliki skor 75 – 89 yang berada pada kategori tinggi.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana diketahui bahwa ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores Timur .

Perhitungan nilai r mengungkapkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa tergolong sedang. Nilai r sebesar 0,57. Kriteria kekuatan pengaruh menyatakan bahwa jika nilai r  0,2 berarttingkat pengaruhnya lemah, jika 0,2 – 0,8 digolongkan sedang, jika r  0,8 tingkat pengaruhnya tinggi. Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima.

KATA PENGANTAR

Page | 7 Ucapan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Sang Pencipta Semesta, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Walau pun dalam prosesnya mengalami berbagai macam kendala yang penulis hadapi, namun berkat bantuan moril maupun material dari berbagai pihak maka semua hambatan yang dialami dapat teratasi dengan baik. Untuk itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.H. Yoenirma M, M.Pd, Selaku Konsultan I dan Ibu Astuti Muh. Amin, S.Pd Selaku Konsultan II, yang telah memberikan bimbingan serta support kepada penulis, selain itu penulis juga ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Andi Niniek F. Lantara, SE, M.Si, Rektor Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

2. Bapak Dr. H. Rivai Mana, M.si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

3. Bapak Drs. H. Mustahin Thahir, M.Pd, Pembantu Dekan I Faultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

4. Ibu Etty Rosmiati, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan MIPA dan Bapak Drs. Sukadi M.Pd Selaku Ketua Prodi Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Republik Indonesia Makassar.

6. Bapak Ir. Muhammad Arifin Daud, M.Si, Administrator Pelayanan Perizinan Terpadu BKPMD Sulsel, Bapak Andreas Kewa Aman, SH Kepala Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Kab, Flores Timur, Bapak Yosef Penana, BA Camat Adonara Barat yang telah memberikan surat izin penelitian.

7. Bapak Yakobus Pehan Gelar, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 1 Adonara Barat Page | 8

yang dengan ikhlas dan penuh semangat memberi motivasi kepada peneliti dalam proses penelitian.

8. Teristimewa buat Ayahanda Fransiskus Toda, Ibunda Elisabet Kewa, penulis menghaturkan terima kasih serta penghargaan yang tiada taranya atas segala pengorbanan, kasih sayang serta keikhlasannya selama ini.

9. Ucapan terima kasih kepada Adik Lambertus Watowuan atas pengorbanannya selama ini, ucapan terima kasih juga kepada Kakak Natalia Watowuan, Adik

Elen Watowuan, Adik Saniska Watowuan, yang tercinta Frederikani

Siri,Amd,Keb, serta Keluarga Besar Watowuan.

10. Seluruh rekan mahasiswa yang turut serta memberikan support selama proses penelitian dan penysunan skripsi. Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan serta bahan kajian ilmiah di FKIP UVRI Makassar. Amin.

Makasar,………2014

Penulis

DAFTAR TABEL

NO

TEKS

HALAMAN

Page | 11

35

1 Tingkat pendidikan orang tua siswa

36

2 Populasi

3 Skor tingkat pendidikan orang tua siswa berdasarkan

42 pengolahan angket

4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pendidikan

43 Orang Tua Siswa

43

5 Statistik Prestasi Belajar Siswa

44

6 Distribusi dan persentase Prestasi belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN

Page | 12

A. Latar Belakang

Diantara mahluk-mahluk hidup di dunia ini hanyalah manusia yang memiliki peradaban. Pada tumbuh-tumbuhan dan hewan masalah peradaban ini tidak dikemukakan. Hal ini disebabkan karena pada kedua mahluk ini tidak terdapat usaha untuk mengembangkan diri, yang ada hanya usaha untuk mempertahankan hidup.

Manusia eksistensinya disamping usahanya untuk mempertahankan hidupnya juga berusaha untuk mengembangkan dirinya yaitu dengan jalan mengadakan perubahan- perubahan. Terdorongnya manusia itu dalam mengadakan perubahan tidak lain adalah karena ada bermacam-macam kebutuhan hidupnya yang harus dipenuhi. Dalam garis besarnya kebutuhan hidup dari pada manusia itu dibagi atas dua macam yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila kedua macam kebutuhan itu telah terpenuhi, maka barulah ada kekuasaan pada diri manusia itu. Untuk dapat melaksanakan suatu kebutuhan, terlebih dahulu harus melalui proses belajar, dimana didalam proses belajar itulah yang belajar dapat mencontoh sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan perubahan.

Manusia untuk pertama kalinya memperoleh pendidikan dan pengajaran adalah kedua orang tuanya. Setelah orang tua tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan pengajaran anak-anaknya barulah dipikirkan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang sifatnya formal untuk menggantikan fungsi pendidikan dari pada orang tua. Disamping lembaga pendidikan formal terpaksa pula didirikan lembaga pendidikan non-formal untuk menampung mereka yang tidak mampu menyelesaikan pendidikannya di lembaga pendidikan formal. Keseluruhan tiga lembaga yang dikenal dalam dunia Manusia untuk pertama kalinya memperoleh pendidikan dan pengajaran adalah kedua orang tuanya. Setelah orang tua tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan pengajaran anak-anaknya barulah dipikirkan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang sifatnya formal untuk menggantikan fungsi pendidikan dari pada orang tua. Disamping lembaga pendidikan formal terpaksa pula didirikan lembaga pendidikan non-formal untuk menampung mereka yang tidak mampu menyelesaikan pendidikannya di lembaga pendidikan formal. Keseluruhan tiga lembaga yang dikenal dalam dunia

Ketiga lembaga-lembaga pendidikan tersebut inilah yang bertugas Page | 13

membekali manusia yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk dapat mengadakan perubahan dalam hidupnya. Untuk lebih jelasnya peranan ketiga lembaga pendidikan di atas, maka perlu dibahas masing-masing lembaga pendidikan itu dalam peranannya terhadap pendidikan anak.

Keluarga bertugas memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak itu sejak lahir sampai mencapai usia sekolah yang di Indonesia pada umur 7 tahun. Pada masa ini orang tualah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan anak-anaknya. Justru itulah maka keluarga tersebut lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Dikatakan demikian sebab orang tualah yang pertama kali memberikan bentuk dan warna terhadap kepribadian anak. Bagaimana kehendak orang tuanya kesalahan pendidikan anaknya diarahkan.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk menggantikan fungsi mendidik orang tua mempunyai beberapa perangkap yang berfungsi untk mengendalikan pelaksanaan kegiatan di dalam sekolah tersebut. Semua rencana kegiatan yang dilaksanakan didalam suatu kurikulum yaitu semua kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh sekolah dalam menjalankan misinya. Sekolah sebagai lembaga yang mendidik anak mempunyai tujuan- tujuan yang tertentu yang akan dituju dan dicapai dalam pelaksanaannya. Semua arah dari pada kegiatan yang akan dilaksanakan tertuju kepada pencapaian tujuan-tujuan sebagaimana tersebut di atas.

Karena kebutuhan akan pendidikan semakin hari semakin meningkat sedangkan dilain pihak banyak anak-anak yang tidak mampu menyelesaikan pendidikannya pada lembaga pendidikan formal, maka untuk itu didirikan lembaga pendidikan yang sifatnya Karena kebutuhan akan pendidikan semakin hari semakin meningkat sedangkan dilain pihak banyak anak-anak yang tidak mampu menyelesaikan pendidikannya pada lembaga pendidikan formal, maka untuk itu didirikan lembaga pendidikan yang sifatnya

Page | 14 formal yaitu mempersiapkan anak dalam segi pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.

Keberhasilan pendidikan seorang anak dalam pendidikannya disuatu lembaga pendidikan formal ditunjang oleh banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah faktor pendidikan orang tua siswa.

Pendidikan orang tua yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap pembentukan dasar kepribadian anak-anaknya, sehingga benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya orang tua yang berpendidikan termasuk faktor yang utama untuk mendorong keberhasilan pendidikan anaknya juga sebagai suatu alternatif penyesuaian diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Dengan menyadari hal tersebut maka kemajuan belajar siswa tidak terlepas dari pencerminan tipe kepemimpinan orang tua yang berpendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonarabarat Kabupaten Flores Timur ?”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi pendidikan atau calon pendidik tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa di sekolah dan

Page | 15 juga dapat memberikan alternatif pemecahan baik teoritis maupun praktis dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Memberi sumbangan dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pada khususnya pendidikan matematika serta memperkaya khasanah pengetahuan untuk penilaian selanjutnya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijaksanaan pendidikan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang pada gilirannya akan tercipta generasi penerus bangsa yang berkualitas.

4. Bagi peneliti, dapat mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.

5. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya di bidang yang sama, serta bahan pertimbangan bagi yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini.

BAB II KERANGKA TEORI

Page | 16

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk menguraikan tentang pengertian prestasi belajar, maka terlebih dahulu diuraikan pengertian prestasi.

a. Pengertian Prestasi

Prestasi diistilahkan terhadap sesuatu hasil kegiatan yang baik dicapai oleh seseorang atau kelompok dengan melalui suatu ketekunan dan keuletan maupun kegiatan bekerja guna mencapai hasil atau prestasi yang dimaksud. Untuk jelasnya pengertian prestasi, maka dibawah ini dikutip beberapa pengertian prestasi oleh beberapa penulis yang digunakan sebagai titik tolak teori ilmiahnya.

Menurut Adi Negoro (1972:24) bahwa prestasi adalah segala pekerjaan berhasil, prestasi menunjang kecakapan tentang manusia dan bangsa. Agoes Soejanto, (1995:20) meyatakan bahwa “prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hasil yang diperoleh dengan keuletan kerja”. Burhanuddin Rauf (1997:19) mengemukakan bahwa prestasi adalah gambaran tingkat penguasaan siswa dalam belajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar. Nies Bahtiar (1989:32) mengemukakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jelas.

Dari beberapa rumusan diatas pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang dicapai adalah hasil positif menyenangkan hati. Hasil yang Dari beberapa rumusan diatas pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang dicapai adalah hasil positif menyenangkan hati. Hasil yang

b. Pengertian Belajar

Page | 17 Pengertian belajar menurut konsep tradisional adalah suatu usaha untuk menambah ilmu pengetahuan. Berdasarkan konsep ini ternyata pengertian belajar itu sangat sempit karena hanya berfokus pada pelajaran saja.

Menurut Ali Arianto (1978 : 23) bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut S. Nasution (1982 : 23) memberikan pengertian tentang belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan lama, sehingga seseorang lebih mampu menghadapi situasi-situasi dalam hidupnya. Abdurrahman (1999:97) mengemukakan “belajar adalah interaksi individu dengan lingkungan yang membawa perubahan sikap, tindakan, perbuatan dan perilakunya. Menurut Slameto (1995 : 02) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Penekanan Slameto terletak pada upaya individu untuk belajar secara mandiri dalam arti berupaya sendiri untuk memperoleh perubahan-perubahan tingkah laku melalui proses pengalaman. Oemar Hamalik (1983:21), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat pengalaman latihan. Sanjaya Rasak (2000:53) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang mengahasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Dari beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat diketahui bahwa masing-masing ahli mempunyai batasan yang berbeda-beda. Walaupun demikian terdapat unsur kesamaan yaitu :

Page | 18 - Belajar yang dilakukan oleh setiap individu mengandung pengertian proses perubahan, bukan proses lahiriah tetapi juga proses batiniah. Perubahan itu harus bersifat positif adalah untuk perubahan kearah kemajuan yang lebih baik dan sempurna.

- Belajar itu mencerminkan perubahan sikap dan tingkah laku yang merupakan hasil dari pada latihan atau pengalaman.

- Seseorang dikatakan belajar atau sudah belajar apabila siswa yang bersangkutan sudah dapat memperlihatkan kemajuan jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada latihan atau pengalaman.

c. Prestasi belajar

Semua kegiatan belajar yang dilakukan oleh para murid atau siswa agar mencapai kedewasaan dan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Masalah tanggung jawab bersama telah tercantum dalam GBHN ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 yang berbunyi sebagai berikut :

“Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat”.

Agar pendidikan yang diperoleh para siswa dapat diketahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, maka dilakukan bermacam-macam Agar pendidikan yang diperoleh para siswa dapat diketahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, maka dilakukan bermacam-macam

Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan Page | 19 kegiatan. Pada kenyataannya untuk mendapatkan hasil belajar tidak semudah apa yang

dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Oleh karena belajar itu sendiri, sangatlah kompleks dengan berbagai macam kegiatan seperti mendengar, mengingat, membaca, berdemonstrasi, berbuat sesuatu serta menggunakan pengalaman, maka dapatlah dikatakan bahwa proses yang menghasilkan suatu perubahan pada individu yang belajar dan dimanifestasikan dengan tingkah laku adalah hasil belajar.

Untuk lebih jelasnya pengertian prestasi belajar, maka dibawah ini dikutip beberapa pengertian prestasi belajar oleh beberapa penulis yang digunakan sebagai titik tolak teori ilmiahnya.

Menurut W.J.S. Poerdarminto (1984:768) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai. Tinggi rendahnya suatu prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai oleh seseorang dalam usaha meningkatkan prestasi belajar yang dimaksudkan adalah dari prestasi rendah diusahakan agar mencapai prestasi yang lebih tinggi. Selanjutnya mengenai pengertian prestasi belajar itu sendiri juga ikut dijelaskan oleh Adinegoro ( 1984:298) mengemukakan pula bahwa prestasi belajar adalah segala pekerjaan yang berhasil, prestasi itu menunjukkan kecakapan manusia.

Dengan menelusuri uraian tersebut diatas, dengan demikian dapat diambil pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini, yaitu prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktifitas belajar dalam artian hasil yang dapat dicapai setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil tersebut merupakan kecakapan nyata dari pada siswa yang diukur Dengan menelusuri uraian tersebut diatas, dengan demikian dapat diambil pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini, yaitu prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktifitas belajar dalam artian hasil yang dapat dicapai setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil tersebut merupakan kecakapan nyata dari pada siswa yang diukur

Page | 20 Dalam hubungannya dengan nilai prestasi belajar dalam skripsi ini adalah nilai para siswa yang diperoleh pada hasil ujian simester mata pelajaran. Untuk mengetahui para prestasi siswa disekolah, maka setiap guru diharuskan membuat suatu test hasil belajar. Test semacam ini biasanya diikuti oleh semua siswa baik berbentuk essay maupun berbentuk objektif test. Test hasil belajar bertujuan untuk mengukur kemampuan para siswa dalam beberapa mata pelajaran.

Jadi kesimpulannya bahwa prestasi belajar itu adalah hasil atau nilai yang diperoleh siswa pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

2. Aspek – aspek prestasi belajar

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik, karena kemampuan berprestasi itu dipengaruhi oleh beberapa aspek, dimana aspek-aspek tersebut antara lain :

a. Penerimaan, dalam proses penerimaan ini bagaimana siswa-siswa itu bisa menerima atau menyerap materi-materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

b. Pengaktifan, dalam prsoes belajar mengajar biasanya kemampuan dari masing-masing siswa itu berbeda-beda, sehingga tidak semuanya siswa tersebut bisa aktif dalam proses belajar mengajar, dalam proses pengaktifan ini sudah bisa terlihat apakah siswa itu bisa berprestasi atau tidak.

c. Pra pengolahan, di sini sebelum guru itu memberikan materi, mereka sudah bisa memikirkan apakah materi tersebut bisa diterima atau diolah pemikiran peserat didik atau tidak.

Page | 21

d. Pengolahan, dalam proses ini sudah terlihat siswa itu bisa atau tidak dalam menerima atau mengolah materi-materi yang disampaikan, hal ini bisa dibuktikan dengan cara evaluasi yang akhirnya nanti akan terlihat apda prestasi peserta didik.

e. Penyimpulan, proses penyimpulan inilah kita bisa mengatakan mana siswa

yang berprestasi dan mana yang tidak berprestasi.

3. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Belajar sebagai proses perubahan atau sebagai bentuk aktifitas individu selalu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu dibedakan menjadi dua golongan: (a) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, (b) Faktor yang ada di luar individu itu sendiri yang kita sebut faktor sosial. (Purwanto Ngalim, 2006: 02).

Sejalan dengan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti berkecendrungan pada pendapat yang menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara umum digolongkan dalam dua aspek yaitu aspek yang berasal dari dalam (faktor interen) dan aspek yang berasal dari luar (faktor eksteren). Kedua aspek tersebut akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

1. Faktor interen

Adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak yang sedang belajar. Oleh karena itu yang sangat berpengaruh dalam fisik dan psikologis. Kedua faktor fisik dan Adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak yang sedang belajar. Oleh karena itu yang sangat berpengaruh dalam fisik dan psikologis. Kedua faktor fisik dan

1. Faktor fisik Page | 22

Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Sukses tidaknya dalam belajar sangat ditentukan dari faktor fisik atau faktor jasmani anak. Faktor fisik ini secara khusus dapat digolongkan sebagai berikut yaitu kesehatan fisik pada umumnya, alat indera dan anggota badan tertentu. Dibawah ini akan dibahas secara tersendiri agar lebih jelas untuk dipahami :

a) Kesehatan fisik pada umumnya Anak dalam belajar sering kali dipengaruhi oleh keadaan fisik mereka bahkan fisik secara umum telah kita ketahui bahwa keadaan fisik dapat menyebabkan siswa sulit menerima pelajaran atau belajar. Karena diusahakan agar selalu terjadi analisa kondisi fisik terhadap anak agar dapat belajar secara normal. Keadaan fisik anal akan sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya anak dalam belajarnya. Seorang anak yang sedang sakit akan sulit memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena sakit bagian sarafnya, baik saraf sensoris, pusat atau motoris menjadi lemah, tidak mampu memproses rangsangan yang diterima melalui indera. Jika sakit itu lama maka secara tidak langsung akan membuat anak ketinggalan dalam belajarnya.

b) Alat indera Alat indera dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya alat inderanya yang kurang berfungsi atau salah satu indera yang tidak berfungsi. Pendengaran anak dapat mempengaruhi prestasi belajarnya jika mereka tuli atau kurang dapat mendengar. Bagi anak yang kuang baik pendengarannya sebelah kanan temannya. Dengan cara tersebut anak itu akan menangkap suara teman-temannya dan suara guru.

Mereka yang mengalami kesulitan seperti ini harus dikelola dengan baik jika tidak mereka jelaskan akan mengalami kesulitan-kesulitan belajar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang mengalami kesulitan belajar Page | 23 karena pendengarannya rusak sebelah dapat dikelola dengan baik dan menempatkan pada

tempat yang semestinya. Lain halnya dengan anak yang kurang terang penglihatannya dapat diberikan tempat yang mendekati papan tulis dengan demikian kekurangan tersebut dapat ditutupi tanpa menghambat belajar dan prestasi belajarnya. Dan kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik.

c) Anggota badan tertentu Anak yang memiliki anggota badan yang kurang sempurna dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Perasaan minder dan kurang percaya diri sering dialami oleh anak yang tidak sempurna, dalam hal ini guru harus memberikabn nasehat agar segera menyadari dan dapat belajar seperti teman-teman lainnya tanpa harus merasa terkucil. Gangguan pada sebahagian kecil dari anggota badan tertentu seperti jari-jari tangan atau jari-jari kaki dapat mempengaruhi proses belajar siswa sehingga memungkinkan terjadinya kesulitan belajar. Bagi anak yang mengalami hal demikian atau dengan kata lain mengalami gangguan kesehatan perlu mendapatkan perawatan agar dapat kembali belajar tanpa harus merasa terganggu dalam sakit yang dideritanya. Bagi anak yang sakitnya dapat berlangsung seperti biasa. Lain halnya dengan anak yang sakit parah yang memerlukan perawatan khusus dari dokter, maka kegiatan belajarnya dapat terhenti untuk sementara menunggu kesembuhan yang dengan demikian sangat merugikan belajar anak.

2. Faktor psikologis atau mental Faktor ini paling dominan dalam prestasi belajar siswa. Faktor ini adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang bersumber dari dalam dan sama halnya dengan faktor psikis dapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi - situasi baru dalam kehidupan. Oleh karena itu intelegensi seseorang dapat dipengaruhi

Page | 24 beberapa kemungkinan yakni padas proses perkembangan manusia khususnya pada masa kanak-kanak, seperti gizi makanan, pengalaman dan kesempatan belajar. Intelegensi

abstrak, intelegensi konkrit dan intelegensi sosial. intelegensi abstrak seperti kata-kata, konsep-konsep dan bentuk simbol lain dan intelegensi konkrit seperti perbuatan- perbuatan atau keterampilan-keterampilan dan intelegensi sosial adalah kecakapan individu yang dinyatakan dalam bentuk penyesuaian terhadap lingkungansekitarnya. Manusia lahir telah membawa sejumlah potensi-potensi yang akan dikembangkan sejalan dengan perkembangan tubuhnya. Salah satu potensi itu ialah intelegensi yang menentukan tingkat kecerdasan seseorang. Faktor intelegensi ini sangat menentukan terhadap perkembangan atau keberhasilan seseorang dalam belajar. Makin tinggi ukuran intelegensi seseorang dalam belajar makin tinggi pula tingkat kecerdasannya, hal ini dapat dilihat pada pengklasifikasian yang dikemukakan oleh crow and crow sebagai berikut : Yang mempunyai lebih dari 140 cerdik/pandai, 120–140 sangat pandai, 110–20 pandai, 90–110 biasa, 80–90 sedang, 70–80 bodoh, 50–70 moron, 25–50 embicille, Kurang dari

12 idiot. Dengan melihat klasifikasi ukuran intelegensi sebagaimana tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa makin tinggi ukuran intelegensi seseorang itu makin tnggi pula tingkat kecerdasannya.

Untuk mengetahui ukuran intelegensi seseorang diperlukan kegiatan pengukuran itu disebut intelegensi question (IQ) yaitu angka yang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang.

Dengan demikian maka tiap-tiap orang berbeda tingkat kecerdasannya sebab ukuran intelegensinya berbeda-beda. Perbedaan intelegensi pada tiap orang akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Page | 25

2) Bakat Tidak dapat dipungkiri bahwa selain intelegensi tentu pula potensi bawaan yang lain dan akan berkembang setelah anak itu mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Hal itu tidak lain adalah bakat dimana bakat itu adalah potensi kecakapan yang dibawa sejak lahir.

Menurut Soeganda Poerbawaktja Harahap (1981 : 38) dalam buku ensiklopedia pendidikan memberikan pengertian bakat yaitu bahwa bakat adalah benih dari suatu sifat yang baru dan tampak nyata jika ia mendapatkan kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.

Jadi bakat itu berkembang apabila apabila menemukan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk berkembangnya dan apabila bakat itu tidak menemukan lingkungan yang tepat untuk perkembangannya maka ia akan tetap tersembunyi.

Dapat diketahui bahwa bakat pada tiap-tiap pribadi berbeda-beda, ada yang berbakat dalam seni, ilmu pasti dan lain sebagainya. Dengan berbakat dalam disiplin ilmu tertentu sudah pasti seseorang anak akan mudah mempelajarinya, sehingga ia akan mencapai prestasi belajar yang baik.

Dengan dasar itulah maka bakat dikategorikan sebagai faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar seseorang.

3) Minat Minat adalah suatu kecenderungan bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu. Menaruh minat pada sesuatu berarti ada kecenderungan untuk memperhatikan dan mempunyai prestasi belajar untuk melakukannya. Minat besar pengaruhnya terhadap 3) Minat Minat adalah suatu kecenderungan bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu. Menaruh minat pada sesuatu berarti ada kecenderungan untuk memperhatikan dan mempunyai prestasi belajar untuk melakukannya. Minat besar pengaruhnya terhadap

Minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan pemusatan pikiran, juga Page | 26 akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keinginan hati akan memperbesar

kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak melupakan apa yang telah dipelajarinya. Jika hal yang sebaliknya terjadi yaitu tidak adanya atau kurangnya minat terhadap mata pelajaran di tambah dengan kurangnya perhatian terhadap sekolah dan guru akan menyebabkan kesulitan belajar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar minat maka semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai seseorang.

Walau ukuran intelegensi tidak terlalu tinggi dan bakat kurang terhadap suatu mata pelajaran, tetapi kalau seseorang itu tekun dalam belajarnya niscaya ia akan dapat mengetahui dan memahami dengan baik apa yang dipelajarinya tidak tertutup kemungkinan bahwa seseorang yang ukuran intelegensinya lebih rendah dari yang lebih tinggi sebab bagaimana pun tingginya intelegensi itu tetapi kalau hanya sekali ini apat kita berpegang pada pepatah yang menyatakan kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempu. Bagaimanapun tumpulnya sebilah parang, tetapi kalau setiap hari diasah maka ia akan tajam juga.

Demikian halnya pelajaran itu walaupun orangnya kurang pintar tetapi tekun dalam belajar maka ia dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

2. Faktor Eksteren

Sebagaimana kita ketahui bahwa lingkungan keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Keadaan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi keberhasilan pendidikan anak. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan keluarga itu terhadap pendidikan anak akan diuraikan berikut ini : Sebagaimana kita ketahui bahwa lingkungan keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Keadaan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi keberhasilan pendidikan anak. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan keluarga itu terhadap pendidikan anak akan diuraikan berikut ini :

Page | 27 mendidik dalam lingkungan keluarga. Cara mendidik yang keras yang menghendaki agar anaknya sepenuhnya menuruti

kehendak orang tua dapat mengakibatkan kejiwaan seseorang anak selalu tertekan yang pada akhirnya anak tidak dapat menentukan suatu sikap yang terbaik bagi dirinya. Cara mendidik yang terlalu memanjakan anak juga kurang baik sebab sifat yang manja dapat mengakibatkan anak kehilangan kemampuan untuk mandiri. Dengan demikian cara yang paling baik diterapkan adalah yang demokratis sifatnya.

b. Bimbingan belajar Anak dalam perkembangannya dan pertumbuhannya menuju kedewasaan selalu memerlukan bimbingan dari orang tua begitu halnya dalam menanamkan sikap dan tanggung jawab dalam belajar, anak memerlukan bimbingan dan pengarahan dari orang tua.

Kalau orang tua tidak dapat melaksanakan tugas memberikan bimbingan belajar kepada anak, yang mungkin disebabkan karena orang tua terlalu sibuk, terlalu banyak anak yang harus diawasi dan lain sebagainya maka hal ini dalam dapat mengakibatkan kesulitan belajar bagi anak.

c. Sarana yang disedikan orang tua Keberhasilan belajar seseorang anak banyak ditunjang oleh banyak faktor, lengkapnya sarana belajar bagi anak dirumah. Kelengkapan sarana atau alat akan membantu lancarnya kegiatan belajar anak.

Alat – alat atau sarana belajar sebagaimana yang dimaksudkan diatas adalah seperti buku-buku pelajaran, alat tulis menulis, mesin hitung dan sebagainya. Tidak Alat – alat atau sarana belajar sebagaimana yang dimaksudkan diatas adalah seperti buku-buku pelajaran, alat tulis menulis, mesin hitung dan sebagainya. Tidak

d. Biaya Page | 28

Sebagaimana diketahui bahwa didalam belajar diperlukan banyak biaya untuk memenuhi kebutuhan belajar. Jika orang tua tidak mampu menyediakan segala biaya yang dibutuhkan oleh anak dalam belajar maka secara otomatis pula anak akan mengalami kesulitan sebab dengan adanya biaya yang cukup berarti akan dapat mengadakan segala fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar.

Dalam hubungan ini Rahayu Hadinoto (1973 : 3) menyatakan bahwa ekonomi keluarga menentukan juga apakah kebutuhan-kebutuhan pelajarannya maupun yang lain- lainnya. Dalam keluarga yang miskin anak-anak tidak dapat membeli alat-alat perlengkapan belajar yang dibutuhkannya. Mungkin tidak ada hingga tempat belajar anak seadanya.

Dengan demikian maka faktor biaya dapat disebutkan sebagai faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.

e. Sekolah Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak yang berasal dari:

a) Guru Seorang guru yang mengajar dalam kelas dapat mendorong anak didiknya mencapai prestasi belajar yang baik harus :  Menguasai metode pengajaran.  Dapat menarik minat dan perhatian anak dalam belajar.  Memiliki minat dan perhatian anak dalam mengajar.  Memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk mengajar.  Memiliki dedikasi yang tinggi.

Bilamana kadar yang disebutkan diatas tidak dimiliki oleh seseorang guru niscaya ia tidak dapat menjalankan tugas dengan baik sehingga akibatnya tugas murid yang diajarkan akan mengalami kesulitan dalam belajar.

Page | 29

b) Alat Pelajaran Alat-alat pelajaran yang dipergunaan oleh guru dalam belajar mengajar ada dasarnya berfungsi sebagai alat bantu untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Dengan mempergunakan alat bantu niscaya akan mudah dipahami oleh murid.

Alat-alat pelajaran yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar disekolah cukup banyak antara lain seperti buku-buku pelajaran, sarana perpustakaan, alat peraga dan sebagainya.

Tanpa alat pelajaran ini maka pelajaran tidak dapat mempengaruhi prestasi belajar murid.

c) Standar Pelajaran Kadang-kadang seorang guru didalam mengajar memberikan pelajaran yang terlalu tinggi dibandingkan dengan taraf kematangan anak dalam berpikir. Hal demikian ini jelas dapat menyebabkan anak tidak dapat menerima pelajaran itu dengan baik karena tidak sesuai dengan kematangan anak dalam berpikir. Dalam hubungan ini, Umar Tirtaraharja dalam diktak paedagogiek mengemukakan bahwa pendidikan itu harus sesuai dengan kematangan dan taraf perkembangan anak didik.

Dengan dasar ini maka walaupun seorang guru berusaha mengembangkan pelajaran yang diberikan kepada anak didiknya tetapi harus diingat bahwa pelajaran itu tidak boleh terlalu jauh dari jangkauan pemikiran anak didik sebab hal yang demikian ini dapat menyulitkan anak dalam menerimanya.

d) Keadaan Gedung

Gedung sekolah yang dipergunakan sebagai tempat proses belajar mengajar juga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Hal-hal yang dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak dapat disebutkan sebagai berikut :

Page | 30 (1) Jumlah murid dalam satu kelas terlalu padat. (2) Berdekatan dengan jalan raya yang ramai.

(3) Ventilasi sebagai alat sirkulasi udara yang kurang baik. (4) Keadaan kelas yang kacau.

Dari sekian aspek yang disebutkan diatas pada dasarnya merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam menerima pelajaran.

g. Masyarakat Masyarakat sebagai lingkungan sekitar anak turut pula mempengaruhi keberhasilan belajar seorang anak. Bila mana anak berdiam pada lingkungan masyarakat yang terpelajar maka dapat menjadi pendorong bagi anak untuk rajin belajar. Tetapi sebaliknya apabila anak itu berdiasm pada lingkungan masyarakat yang kurang memperhatikan masalah pendidikan itu niscaya akan terpengaruh olehnya. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar anak dari lingkungan masyarakat itu dapat disebut sebagai berikut : (a) Pergaulan

Pergaulan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak. Dari pergaulan itu anak akan melihat berbagai ragam tingkah laku watak dan perangai. Anak perlu bergaul untuk mengembangkan rasa sosial yang dimiliki sebab dalam bergaul itu ia dapat berhubungan dengan sesamanya yang masing-masing mempunyai potensi untuk berkembang. Dengan pergaulan itu anak dapat terpancing untuk rajin belajar demikian pula sebaliknya.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pergaulan dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang anak didik. (b) Masyarakat Media

Page | 31 Banyak bacaan yang dapat membantu dalam meningkatkan prestasi belajar anak disekolah, seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Pada majalah itu terdapat berbagai informasi yang berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberikan tambahan atau perbendaharaan terhadap ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anak. Suatu hal yang perlu diperhatikan dengan masyarakat media ini sebab banyaknya buku- buku yang belum semestinya dibaca oleh anak-anak. Justru itu maka untuk membina anak dalam membaca maka perlu orang tua mengontrol bacaan yang dibaca oleh anak- anaknya. Dengan bantuan masyarakat media seperti surat kabar dan majalah anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Pengertian dan Tujuan Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan Pendidikan merupakan suatu proses yang mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kalau dilihat sepintas lalu maka itu adalah biasa, tetapi sebenarnya adalah rahasia hidup karena manusia tumbuh dan berkembang yang didalam perkembangan dan pertumbuhan itulah manusia memerlukan tuntunan dan bimbingan orang lain.

Untuk mengetahui apa sebenarnay pendidikan itu, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian pendidikan menurut Soeganda Poerbakawatja (1981 : 236) mengemukakan bahwa “pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dari generasi tua untuk menggalikan pengetahuannya, kecakapan serta keterampilan kepada Untuk mengetahui apa sebenarnay pendidikan itu, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian pendidikan menurut Soeganda Poerbakawatja (1981 : 236) mengemukakan bahwa “pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dari generasi tua untuk menggalikan pengetahuannya, kecakapan serta keterampilan kepada

Kemudian ada juga beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh Page | 32 beberapa sarjana lain.

Pengertian pendidikan dikemukakan oleh Bahtiar Rivai yang tertuang dalam diktak dasar-dasar pendidikan yang disusun oleh Sahabuddin dkk (1985:22) mengatakan bahwa pendidikan adalah segala usaha pembinaaankepribadian dan pengembangan kemampuan manusia Indonesia seumur hidup baik jasmani maupun rohani dalam rangka pembinaan perwujudan masyarakat pancasila.

Sedangkan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh Kihajar Dewantoro adalah upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak dalam pengertian tidak boleh dipindah-pindahkan bagian-bagian itu agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup yakni kehidupan penghidupananak-anak yang kita didik sejalan dengan dunianya.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar untuk mengarahkan anak yang sedang dalam pertumbuhan dan perkembangannya supaya mampu berdiri sendiri serta mempunyai kemampuan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dari semua uraian diatas tentang pengertian pendidikan sebagaimana yang telah dikemukakan diatas dapat diambil persamaannya ialah bahwa pendidikan itu berlangsung atau terlaksana dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik. Suatu pergaulan dapat disebut pergaulan pendidikan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan. Langevel mengemukakan 2 macam persyaratannya untuk pergaulan pendidikan itu :

1. Pergaulan itu terarah kepada pencapaian suatu tujuan.

2. Pergaulan itu dilandasi oleh gesak atau wibawa batin. Mengenai pergaulan tidak semua pergaulan dapat dikategorikan sebagai pergaulan pendidikan. Ada beberapa pergaulan yang tidak dikategorikan sebagai

Page | 33 pergaulan pendidikan. Pergaulan itu seperti pergaulan antara orang dewasa dengan dewasa, pergaulan anak-anak dengan anak-anak. Maka dengan demikian sebagai

pendidik adalah orang dewasa normal dan bertanggung jawab, sedangkan anak didik ialah anak yang baru tumbuh dan memerlukan bimbingan dan arahan dari si pendidik untuk mencapai kedewasaan.

b. Tujuan Pendidikan Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa segenap aktivitas manusia itu pada dasarnya ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai didalamnya. Demikian halnya aktivitas pendidikan itu dimana didalamnya terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dari segenap tujuan pendidikan yang kita kenal maka tujuan akhirlah yang menjadi sasaran utama dalam setiap proses pendidikan. Tujuan akhir pendidikan itu pada umumnya adalah merupakan rumusan tujuan pendidikan nasional suatu negara atau suatu bangsa.

Tujuan-tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang pernah kita ketahui adalah sebagai berkut :

 Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan UU No. 12 Thn 1954 berbunyi: membentuk manusia pancasila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

 Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan Tap. MPRS No.XXVII/MPRS/1966 pasal 3 berbunyi membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan atas ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh UUD 1945.

 Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1973 yang berbunyi : Tujuan pendidikan nasional di Indonesia atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang

Page | 34 berpancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat menyuburkan sifat demokratis yang penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.

 Tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan ketetapan MPR RI No. II/MPR/1983 dalam GBHN yang berbunyi : pendidikan berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia – manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional sebagai mana tersebut diatas, dapat di

simpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan nasional ialah membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Didalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional itu maka ia dijabarkan kedalam tujuan institusional yaitu tujuan – tujuan yang ingin dicapai oleh masing – masing lembaga pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK sampai kepada jenjang perguruan tinggi.

Sebagai contoh pada kesempatan ini dikemukakan tujuan institusional sekolah dasar. tujuan umum pendidikan sekolah dasar adalah agar lulusan :

 Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik.  Sehat jasmani dan rohani.  Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan :

Page | 35

1. Melanjutkan pelajaran.

2. Mengabdi dilingkungan masyrakat.

3. Mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup. Inilah yang merupakan tujuan institsional yang secara umum harus dicapai oleh sekolah dasar dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya Sedangkan tujuan khusus pendidikan sekolah dasar adalah agar lulusan :  Di bidang pengetahuan