Renstra RSPI Prof.dr.Sulianti Saroso 2011 2015

(1)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN

Jl. Sunter Permai Raya, Jakarta Utara 14340

Telp: (021) 650 6559, Fax: (021) 640 1411

www.rs_suliantisaroso.com, www.infeksi.com

PROF. DR. SULIANTI SAROSO


(2)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah Nya, penyusunan dokumen “Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2011 2015 Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso”, dapat diselesaikan oleh Tim RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, Kementrian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementrian Kesehatan, turut menyusun dokumen Rencana Strategisnya untuk kurun waktu tahun 2011 – 2015.

RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program yang menjadi pedoman dalam melaksanakan berbagai kegiatan seluruh direktorat dan seluruh unit kerja yang ada di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, selama lima tahun ke depan.

Proses penyusunan RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, telah melibatkan seluruh komponen unit kerja yang terkait. Oleh karena itu, dalam implementasinya juga perlu melibatkan seluruh komponen yang terkait. Namun penyusunan dokumen RENSTRA ini, masih mungkin terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga dalam pelaksanaanya, diperlukan evaluasi, revisi, dan tindak lanjut.


(3)

ii

Akhir kata, terimakasih yang sebesarnya kepada pihak yang berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan dokumen “RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso” ini. Semoga dokumen ini bermanfaat.

Jakarta, 05 Januari 2011

Direktur Utama

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

DR. Drg. Nurshanty S. Andi Sapada, M.Sc NIP. 19551015 1982122001


(4)

iii Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.1.1 Sejarah Singkat rumah Sakit ... 6

1.1.2 Struktur Organisasi ... 8

1.2 TUJUAN ... 9

1.3 RUANG LINGKUP ... 9

BAB II KEADAAN RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO SAAT INI 2.1 TUJUAN POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT ... 11

2.2 KEGIATAN PELAYANAN ... 12

2.2.1 Jenis Kegiatan Pelayanan ... 12

2.2.1.1 Pelayanan Medik ... 12

2.2.1.2 Pelayanan Penunjang Medik ... 13

2.2.1.3 Pelayanan Penunjang Non Medik ... 13

2.2.1.4 Pelayanan Medis spesialis ... 13

2.2.2 Hasil Kegiatan pelayanan ... 14

A. Instalasi Rawat Inap ... 14

B. Instalasi Rawat Jalan ... 25

C. Instalasi Gawat Darurat ... 27

D. Intensive Care Unit ... 27

E. Instalasi Bedah Sentral ... 28

F. Labororatorium ... 31

G. Radiologi ... 32

H. Instalasi Rehabilitasi Medik ... 33

I. POKJA HIV/AIDS ... 35


(5)

iv

2.3.1 Struktur Organisasi ... 38

2.3.2 Sumber Daya Manusia ... 39

2.4 KEUANGAN ... 40

2.4.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Tahun 2008 – 2010 ... 40

2.4.2 Laporan Aktivitas Tahun 2008 – 2010 ... 42

2.4.3 Laporan Arus Kas Tahun 2008 – 2010 ... 44

2.4.4 Target dan Realisasi Pendapatan (BLU) Rumah sakit Tahun 2008 – 2010 ... 45

2.4.5 Anggaran Berdasarkan Sumber Dana (APBN dan BLU) ... 45

2.4.6 Alokasi Anggaran (PAGU) dan Realisasi Tahun 2008 – 2010 ... 46

2.5 SARANA DAN PRASARANA ... 47

2.5.1 Gedung ... 47

2.5.2 Fasilitas Tempat Tidur ... 48

2.5.3 Ruang Perawatan Pasien ... 49

2.5.4 Transportasi dan Alat Komunikasi ... 50

2.5.5 Prasarana (SABMN) ... 50

2.5.6 Peralatan Medik dan Non Medik (SABMN) ... 50

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN 3.1 ANALISIS SWOT ... 51

3.1.1 Analisis Internal ... 54

3.1.2 Analisis External ... 57

3.2 KEBIJAKAN KESEHATAN ... 59

3.2.1 Faktor Internal ... 60

3.2.2 Faktor External ... 61

A. Morbiditas ... 64

B. Sebaran Pola penyakit ... 65

C. Mortalitas ... 66

D. Makro Ekonomi ... 67


(6)

v PENYAKIT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO 5 TAHUN MENDATANG

4.1 VISI DAN MISI KEMENTRIAN KESEHATAN ... 74

4.2 VISI DAN MISI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO ... 74

4.3 TUJUAN RUMAH SAKIT ... 75

4.4 NILAI-NILAI ... 76

4.5 MOTTO ... 76

4.6 KEBIJAKAN UMUM ... 76

4.7 ASUMSI MIKRO DAN MAKRO ... 78

4.7.1 Asumsi Mikro ... 78

4.7.2 Asumsi Makro ... 78

4.8 INDIKATOR KINERJA RUMAH SAKIT ... 79


(7)

vi Hal Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 2.12 Tabel 2.13 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 4.1

Rawat Inap Tahun 2008 - 2010 ... 14

Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2008 – 2010 ... 24

Kunjungan Pasien Poliklinik/Rawat jalan Tahun 2008 – 2010 ... 25

Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Tahun 2008 – 2010 ... 26

Kunjungan Pasien ICU Tahun 2008 – 2010 ... 27

Jumlah Tindakan Operasi di IBS Tahun 2008 – 2010 ... 28

Jumlah Tenaga Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2008 – 2010 ... 39

Neraca per 31 Desember 2008 – per 31 Desember 2010 ... 40

Laporan Aktivitas (Pendapatan & Biaya) TB 2008 s/d 2010 ... 42

Laporan Arus Kas TB 2008 s/d 2010 ... 44

Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2008 – 2010 ... 47

Fasilitas Tempat tidur Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2008 – 2010 ... 48

Fasilitas Ruang Perawatan Pasien Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun ... 49

Matriks Analisa Lingkungan Internal (ALI) ... 54

Matriks Analisa Lingkungan External (ALE) ... 57

Jumlah Sarana Kesehatan ... 62

Prevalensi 10 Penyakit Utama ... 65

Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Puskesmas ... 66

Daya Tarik Pasar ... 71

Daya Saing ... 71

Rekapitulasi Pemetaan Pelayanan ... 72


(8)

vii DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 2.1 Hari Perawatan Menurut Ruang Rawat Tahun 2008 –

2010 ... 15

Grafik 2.2 BOR Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008 – 2010 .. 15

Grafik 2.3 BTO Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008 – 2010 .. 16

Grafik 2.4 LOS Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008 – 2010 .. 16

Grafik 2.5 TOI Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008 – 2010 .... 17

Grafik 2.6 NDR Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008 – 2010 .. 17

Grafik 2.7 GDR Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008 – 2010 .. 18

Grafik 2.8 Hari Perawatan Per Kelas Tahun 2008 – 2010 ... 19

Grafik 2.9 BOR Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008 – 2010 ... 19

Grafik 2.10 LOS Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008 – 2010 ... 20

Grafik 2.11 TOI Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008 – 2010 ... 20

Grafik 2.12 BTO Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008 – 2010 ... 21

Grafik 2.13 NDR Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008 – 2010 ... 21

Grafik 2.14 GDR Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008 – 2010 ... 22

Grafik 2.15 Grafik Barber Johnson Tahun 2008 – 2010 ... 23

Grafik 2.16 Kunjungan pasien IGD Tahun 2008 – 2010 ... 27

Grafik 2.17 Frekuensi Tindakan Operasi Tahun 2008 – 2010 ... 28

Grafik 2.18 Operasi Menurut Sifat Tindakan Tahun 2008 – 2010 ... 29

Grafik 2.19 Operasi Menurut Kategori Tindakan Tahun 2008 – 2010 .. 29

Grafik 2.20 Operasi Menurut Jenis Anaesthesi Tahun 2008 – 2010 .... 30

Grafik 2.21 Rekapitulasi Jumlah Pasien Instalasi Laboratorium Tahun 2008 – 2010 ... 31

Grafik 2.22 Rekapitulasi Jumlah Pemeriksaan Instalasi Laboratorium Tahun 2008 – 2010 ... 31

Grafik 2.23 Rekapitulasi Jumlah Pasien Instalasi Radiologi Tahun 2008 – 2010 ... 32

Grafik 2.24 Rekapitulasi Jumlah Pemeriksaan Instalasi Radiologi Tahun 2008 – 2010 ... 32

Grafik 2.25 Rekapitulasi Kegiatan Instalasi Radiologi Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Tahun 2008 – 2010 ... 33


(9)

viii

2010 ... 33 Grafik 2.27 Asal Kunjungan Pasien Fisioterapi Tahun 2008 – 2010 .. 34 Grafik 2.28 Penggunaan alat Pasien Fisioterapi Tahun 2008 – 2010 34 Grafik 2.29 Jumlah Klien/Pasien Konseling VCT Tahun 2008 – 2010 35 Grafik 2.30 Proporsi Infeksi HIV & Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008 – 2010 ... 35 Grafik 2.31 Trend Infeksi HIV & Kasus AIDS Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2008 – 2010 ... 36 Grafik 2.32 Jumlah Infeksi Oportunistik Pada Infeksi HIV/AIDS Tahun 2008 – 2010 ... 36 Grafik 2.33 Kejadian Infeksi Nosokomial Tahun 2008 – 2010 ... 37 Grafik 2.34 Target dan Realisasi Pendapatan (BLU) Rumah Sakit Tahun

2008 – 2010 ... 45 Grafik 2.35 Anggaran RSPI-SS Berdasarkan Sumber dana (APBN &

BLU) Tahun 2008 – 2010 ... 45 Grafik 2.36 Realisasi Penggunaan Anggaran Tahun 2008 – 2010 ... 46


(10)

ix Hal

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso ... 38

Gambar 3.1 Gambaran Posisi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso ... 70 Gambar 3.2 Pemetaan pelayanan ... 72


(11)

1 1.1 LATAR BELAKANG

Arah kebijakan pembangunan kesehatan Bangsa Indonesia yang dijabarkan oleh Kementerian Kesehatan RI yang tertuang dalam dokumen rencana strategis tahun 2010-2014 adalah berfokus untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dengan konsep dasar pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain, ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Sejalan dengan rancangan arah pembangunan kesehatan yang direncanakan oleh Kementerian Kesehatan RI maka Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, segera menyusun langkah partisipasinya selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan menyusun sebuah dokumen rencana strategisnya untuk kurun waktu tahun 2011–2015. Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2011-2015 merupakan suatu dokumen arah perencanaan program rumah sakit dalam masa waktu lima tahun ke depan dengan mengacu pada penjabaran Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan.

Dalam proses penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2011-2015

BAB I


(12)

2

perencanaan strategis yaitu sebagai berikut :

1) Pro Aktif bukan reaktif, di mana dimaksudkan adanya

perubahan dalam Epidemiologi Penyakit dan Lingkungan yang semakin kompleks, maka perlu melakukan perencanaan atas perubahan tersebut secara pro aktif dan bukan reaktif.

2) Berorientasi Output bukan Input, di mana dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan, maka perencanaan strategis diperlukan agar dapat menuntun serta mendiagnosa organisasi rumah sakit kepada pencapaian hasil yang diinginkan secara obyektif.

3) Visioner, di mana dimaksudkan perencanaan strategis

yang dibuat harus berorientasi pada masa depan, sehingga memungkinkan institusi rumah sakit untuk memberikan komitmen yang tinggi pada aktivitas dan kegiatan di masa mendatang.

4) Adaptif dan Akomodatif, di mana dimaksudkan

perencanaan strategis yang dibuat harus mampu melakukan penyesuaian terhadap berbagai perkembangan yang muncul, sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada.

Rencana Strategis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso berfungsi sebagai bahan acuan serta pedoman kerja seluruh Direktorat yang ada di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam kurun waktu lima tahun, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Kementerian Lembaga (RKA-KL) yang disusun tiap tahun guna menjadi landasan pokok penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk di dalamnya Belanja untuk Modal maupun Belanja Barang Operasional serta rancangan pembiayaan bersumberkan dari hasil pendapatan operasional rumah sakit yang


(13)

3

Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Rencana Strategis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Sejalan dengan perkembangan dalam era globalisasi lingkungan strategis yang sangat dinamis, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap munculnya perubahan-perubahan dengan cepat dan sering tidak terduga maka konsep dan arah pengembangan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso perlu ditinjau dan dievaluasi kembali. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja organisasi rumah sakit dalam menghadapi tantangan dan masalah yang semakin kompleks serta memanfaatkan semua peluang yang ada. Sehubungan dengan itu, perlu dikembangkan model perencanaan strategis yang intinya mengacu pada visi, misi dan berbasis pada analisis lingkungan strategis.

Rencana Strategis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso ini diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi dalam arti sekaligus dapat mengakomodasi berbagai kepentingan yang berbeda sekaligus dapat membantu pembuatan kebijakan untuk membuat keputusan secara tertib dan atau sebagai indikator keberhasilan terhadap implementasi kegiatan. Rencana Strategis juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan sekaligus sebagai bahan evaluasi atas kinerja yang dapat dicapai. Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma kepemerintahan yang menekankan antara lain pada unsur-unsur akuntabilitas, maka segala tindakan yang dilakukan selayaknya dapat dipertanggungjawabkan, yang menekankan adanya pertanggungjawaban publik atas kegiatan-kegiatan strategis yang dilaksanakan. Sehubungan dengan hal ini maka penyusunan Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan sekaligus sebagai bahan pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai.


(14)

4

kompleks, kompleks dengan ragam masalah, ilmu pengetahuan dan tehnologi, sumberdaya manusia maupun sumber pembiayaan. Karena Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso merupakan salah satu rumah sakit dengan kekhususan penyakit infeksi dengan beban tugas pokok dan fungsinya juga sebagai pusat kajian penyakit infeksi maka tidak semata saja berfungsi sebagai rumah sakit pada umumnya yang mengemban fungsi utama penyembuhan dan pemulihan, namun juga melakukan fungsi melakukan berbagai kajian dalam bentuk penelitian penyakit infeksi.

Sebagai rumah sakit khusus milik pemerintah, tentunya tugas pokok dan fungsi ini sangatlah berat, di samping melakukan peran tugas ganda dan tidak ada kategori rumah sakit yang sama di Indonesia, sehingga dalam proses perjalannya tidak sepenuhnya dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Karena pengelolaan sebuah rumah sakit umum saja membutuhkan dana yang cukup besar, apalagi dibebani tugas melakukan kajian penyakit infeksi. Berbagai persoalan akan mengemuka antara lain, koordinasi antara pembinaan pelayanan kesehatan rumah sakit dan koordinasi penelitian penyakit infeksi dalam lingkup penelitian dengan program yang ada, sarana dan prasarana yang menjadi dasar pelaksanaan program, sumber daya manusia yang minimal dan keterbatasan sumber pembiayaan.

Keterbatasan sumber pembiayaan yang terbatas dari pemerintah yang tersedia dalam bentuk subsidi yang diberikan belum dapat menjawab tuntutan masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan yang menuntut kualitas pelayanan yang bermutu, seiring dengan semakin sadarnya masyarakat akan haknya dalam memperoleh pelayanan kesehatan secara paripurna. Keterbatasan pemerintah dalam penganggaran, tidak membuat surut dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan namun justru memacu untuk mencari solusi yang tepat dalam upaya mengatasi


(15)

5

Pemerintah yang menerapkan pengelolaan keuangan BLU. Oleh karena itu berbagai upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat perlu terus dilakukan. Salah satu langkah strategis yang ditempuh dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan tersebut adalah dengan meningkatkan kinerja organisasi secara profesional dan mandiri.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang PPK-BLU, ditindak lanjuti dengan PMK No. 07/PMK/02/2006, tertanggal 16 Februari 2006 tentang persyaratan administratif dalam rangka pengusulan dan penetapan satuan kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan PPK-BLU, maka Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso termasuk salah satu Instansi Pemerintah yang ditetapkaan yang harus tunduk pada peraturan tersebut.

Dengan hal tersebut, diharapkan rumah sakit akan lebih mampu bersaing serta lebih leluasa dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis, guna memenuhi tuntutan pelayanan yang bermutu dari masyarakat. Dalam upayanya Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso melaksanakan kegiatan-kegiatannya dan menerapkan aturan PPK-BLU, maka persyaratan administratif juga harus dipenuhi di samping persyaratan substantif dan teknis. Dengan latar belakang permasalahan tersebut di atas perlu dimaksimalkan peran dan fungsi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso utamanya sebagai Rumah Sakit Pusat Kajian dan Rujukan Penyakit Infeksi lebih menonjol. Untuk mencapai maksud tersebut, maka perlu dilakukan sebuah analisis tentang berbagai aspek yang ada di lingkungan eksternal dan internal, yang tersusun dalam bentuk penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2011-2015.


(16)

6

Sejarah Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso ini dimulai dengan didirikannya Stasiun Karantina di daerah Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1985 (Pindahan dari Pulau

Onrust Kuiper), yang fungsi utamanya pada saat itu adalah

menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, di mana antara tahun 1964 - 1970 telah merawat penderita cacar sekitar 2.358 orang.

Sejak Indonesia dinyatakan bebas cacar pada tahun 1972, maka kegiatan Stasiun Karantina berkurang dan fungsinya berubah menjadi Rumah Sakit Karantina berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No: 148/MenKes/SK/ IV/78 tertanggal 28 April 1978 dan berada dibawah Direktorat Jendral P4M, Departemen Kesehatan RI.

Dalam perjalanannya, rumah sakit ini mengalami tuntutan pengembangan secara tugas, fungsi, fisik, sarana/prasana, kemampuan, teknologi dan sumberdaya, dan kelembagaan. Pengembangan fisik tidak dimungkinkan untuk dilakukan di lingkungan pelabuhan sehingga diputuskan untuk memindahkan lokasi rumah sakit serta merubah nama dan struktur organisasi/kelembagaan serta misinya agar dapat lebih menampung tuntutan perkembangan tersebut.

Pada tanggal 17 Juni 1992, peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit ini dilakukan oleh Menteri Kesehatan RI saat itu yaitu Dr. Adhyatama, MPH yang dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Mr. Michiko Kunihiro. Pada tanggal 24 September 1993 pembangunan rumah sakit ini selesai dan secara resmi diserahkan dari pemerintah Jepang kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Direktur Jenderal PPM & PLP. Mulai tanggal 01 Desember 1993, dilaksanakan proses perpindahan kegiatan pelayanan pasien dari rumah sakit lama (Rumah Sakit Karantina) di Tanjung Priok ke lokasi baru (Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso) di daerah Sunter. Pada tanggal 1


(17)

7

Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dibuka secara resmi untuk umum.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 55/MENKES/SK/I/1994 tanggal 20 Januari 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, rumah sakit ini adalah unit organik Departemen Kesehatan RI yang bertanggung jawab langsung kepada DitJen PPM dan PLP. Sesuai historis dan faktor-faktor teknis lainya keberadaan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso adalah satu-satunya rumah sakit yang ada di lingkungan DitJen PPM dan PLP yang misi dan tujuan jangka panjangnya adalah sebagai pusat rujukan nasional dalam penatalaksanaan penyakit menular dan penyakit infeksi lainnya.

Pada tanggal 21 April 1994, bertepatan dengan peringatan hari R.A. Kartini, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso diresmikan penggunaannya oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Sujudi yang dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Mr. Kimia Fujita dan Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Sudirja. Pengembangan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso mendorong semangat untuk selalu berbenah diri dalam meningkatkan mutu pelayanan. Seiring dengan hal tersebut dan kebutuhan akan pengembangan tatalaksana penyakit infeksi, rumah sakit mengalami perubahan organisasi, yang diwujudkan dengan ditetapkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 66/Menkes/SK/I/2005 tertanggal 13 Januari 2005 yang menjadikan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai kategori RS Vertikal Tipe B Pendidikan.

Pengembangan rumah sakit didalam pola manajemen keuangan yang mandiri mendorong rumah sakit melakukan proses seleksi dan ditetapkan menjadi salah satu rumah sakit yang mempunyai hak pengelolaan keuangan dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU) dengan status penuh berdasarkan


(18)

8

dan PerMenKes RI nomor 247/MenKes/PER/III/2008 tertanggal 11 Maret 2008.

Pada penghujung tahun 2009, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1138/Menkes/SK/XI/2009 tanggal 25 November 2009 ditetapkannya Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai Pusat Kajian dan Rujukan Nasional Penyakit Infeksi. Seiring dengan tugas pokok dan fungsi yang baru maka Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso harus segera berbenah diri serta sesuai dengan tupoksi yang baru sebagai pusat kajian dan rujukan nasional penyakit infeksi.

1.1.2 Struktur Organisasi

Berdasarkan PerMenKes No. 247/Menkes/Per/III/2008 tentang organisasi dan tatakerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, struktur organisasinya sebagai berikut:

1) Dewan Pengawas. 2) Direktur Utama.

3) Direktur Medik dan Keperawatan.

4) Direktur Pengkajian Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular

5) Direktur Keuangan dan Administrasi Umum. 6) Bidang Medik.

7) Bidang Keperawatan. 8) Bidang Pengkajian Klinik.

9) Bidang Pengkajian Epidemiologi.

10) Bidang Pengkajian Imunologi dan faktor resiko. 11) Bagian Perencanaan dan Anggaran.

12) Bagian Keuangan. 13) Bagian Umum. 14) Komite Medik.

15) Komite Etik dan Hukum. 16) Satuan Pemeriksa Intern.


(19)

9 1.2 TUJUAN

Tujuan dari Rencana Strategis (RENSTRA) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2011‐2015 adalah:

1) Tersedianya rumusan program strategis dalam skala prioritas yang lebih fokus, tergambarkan dalam implementasi program dan merupakan indikasi program APBN.

2) Tersedianya indikator penilaian untuk monitoring dan evaluasi kinerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

3) Mengarahkan semua unsur kekuatan dan faktor kunci keberhasilan dalam menyelenggarakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta menumbuhkan atmosfir kajian penyakit infeksi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

1.3 RUANG LINGKUP

Rencana Strategis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Tahun 2011-2015 disusun berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis dengan mengacu pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, yang mengatur tentang pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) tentang Sistem Kesehatan Nasional dan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.03.01/160/1/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010-2014 serta keputusan Menteri


(20)

10

Anggaran (RBA) serta pelaksanaan anggaran Badan Layanan Umum.


(21)

11 2.1 TUJUAN POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah salah satu rumah sakit vertikal kelas B, yang sekaligus berfungsi juga sebagai rumah sakit pendidikan dengan kapasitas yang tersedia 137 Tempat Tidur, mengemban tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta merupakan rujukan nasional dalam penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular di Indonesia. Komitmen Kementerian Kesehatan RI tentang hal ini tertuang dalam PerMenKes No. 247 Menkes/PER/III/2008, tanggal 11 Maret 2008, yang di dalamnya mengatur tentang kedudukan dari rumah sakit antara lain sebagai berikut :

1) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementrian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

2) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta dipimpin oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama.

Adapun tugas yang di emban oleh Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan secara paripurna, sebagai kegiatan penunjang dalam upaya pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular;

BAB II

KEADAAN RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO


(22)

12

2) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular beserta faktor risikonya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan untuk penyusunan bahan kebijakan serta standar penanganan/ pengendalian penyakit infeksi dan penyakit menular.

Dalam melaksanakan tugas rumah sakit menyelenggarakan fungsi yang sebagai berikut :

1) Pelaksanaan penatalaksanaan penyakit infeksi dan penyakit menular;

2) Pelaksanaan pelayanan rujukan nasional di bidang penyakit infeksi dan penyakit menular;

3) Pengkajian penyakit infeksi dan penyakit menular, baik di bidang klinik, epidemiologi dan faktor risikonya;

4) Pengkajian pelaksanaan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB);

5) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran dan kedokteran berkelanjutan serta profesi tenaga kesehatan lainnya di bidang penyakitk infeksi dan penyakit menular; 6) Pengelolaan informasi dan pemasaran di bidang penyakit

infeksi dan penyakit menular;

7) Pelaksanaan urusan hukum dan kemitraan; 8) Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.

2.2 KEGIATAN PELAYANAN 2.2.1 Jenis Kegiatan Pelayanan

Ditinjau dari segi pelayanan, saat ini Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta dibagi dalam kelompok yaitu :

2.2.1.1 Pelayanan Medik

Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan Rawat Darurat Pelayanan Rawat Inap


(23)

13

Pelayanan Bedah Sentral Pelayanan Rawat Intensif Pelayanan Rehabilitasi Medik

2.2.1.2 Pelayanan Penunjang Medik

Pelayanan Radiologi Pelayanan Laboratorium Pelayanan Farmasi Pelayanan Sterilisasi Pelayanan Gizi Klinik Pelayanan Psikologi

2.2.1.3 Pelayanan Penunjang Non Medik

Pelayanan Gizi Dapur Rumah Sakit Pelayanan Pemulasaran Jenasah Pelayanan Binatu/Laundry

Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan

Pelayanan Rekam Medik

Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Pelayanan Pengolahan Data Electronic

2.2.1.4 Pelayanan Medis Spesialis

Pelayanan medis spesialis di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta meliputi :

1) Pelayanan Spesialis Bedah terdiri dari : Bedah Syaraf

Bedah Orthopedi Bedah Umum

2) Pelayanan Spesialis Penyakit Dalam

3) Pelayanan Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan 4) Pelayanan Spesialis Kesehatan Anak

5) Pelayanan Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan 6) Pelayanan Spesialis Mata


(24)

14

7) Pelayanan Spesialis Neurologi 8) Pelayanan Spesialis Kulit Kelamin 9) Pelayanan Spesialis Anaesthesi 10) Pelayanan Spesialis Gigi

11) Pelayanan Rehabilitasi Medik 12) Pelayanan Spesialis Gizi Klinik

2.2.2 Hasil Kegiatan Pelayanan

A. Instalasi Rawat Inap (BOR, LOS, TOI, dsb).

Tabel 2.1 RAWAT INAP Tahun 2008 – 2010

KETERANGAN 2008 2009 2010

Jml Pas Masuk 4500 5292 5021

Jml Pas Keluar 4503 5289 5008

Hari Perawatan (HP) 23864 25468 25252

LOS(Hari) 6.2 5.5 5.7

BOR (%) 48 51 50

TOI (Hari) 5.8 4.6 4.9

BTO(Kali) 33 38 37

NDR (‰) 41.5 37.4 42.1

GDR (‰) 86.4 60.3 64.9

Jml Kunj Rawat Jalan (psn) 36790 46502 53475


(25)

15 Data Kinerja Instalasi Rawat Inap Menurut Ruangan

Grafik 2.1

Hari Perawatan Menurut Ruang Rawat Tahun 2008 – 2010

Sumber: Data Inst. Rawat Inap

Grafik 2.2

BOR Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008-2010


(26)

16 Grafik 2.3

BTO Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008-2010

Sumber: Data Inst. Rawat Inap

Grafik 2.4

LOS Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008-2010


(27)

17 Grafik 2.5

TOI Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008-2010

Sumber: Data Inst. Rawat Inap

Grafik 2.6

NDR Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008-2010


(28)

18 Grafik 2.7

GDR Rawat Inap Menurut Ruangan Tahun 2008-2010


(29)

19 Data Kinerja Instalasi Rawat Inap Menurut Kelas

Grafik 2.8

Hari Perawatan Per Kelas Tahun 2008-2010

Sumber: Data Inst. Rawat Inap

Grafik 2.9

BOR Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008-2010


(30)

20 Grafik 2.10

LOS Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008-2010

Sumber: Data Inst. Rawat Inap

Grafik 2.11

TOI Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008-2010


(31)

21 Grafik 2.12

BTO Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008-2010

Sumber: Data Inst. Rawat Inap

Grafik 2.13

NDR Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008-2010


(32)

22 Grafik 2.14

GDR Rawat Inap Per Kelas Tahun 2008-2010


(33)

23 Grafik 2.15

Grafik Barber Johnson Tahun 2008-2010


(34)

24 Tabel 2.2

Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Rawat Inap 2008 – 2010

NO TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010

NAMA PENYAKIT JML NAMA PENYAKIT JML NAMA PENYAKIT JML

1 GED / DAD berat / GEA 1.023 GED / DAD berat /

GEA 1.202 DHF/DSS 952

2 DHF/DSS 635 DHF/DSS 807 GED / DAD berat /

GEA 789

3 TB paru 581 Thyphoid Fever 762 TB paru 547

4 Thyphoid Fever 518 TB paru 462 Thyphoid Fever 485

5 H I V - AIDS 515 H I V 391 H I V 371

6 Bronchopneumonia 152 Bronchopneumonia 162 ISPA 125

7 Toxoplasma cerebral 118 ISPA 148 Bronchopneumonia 93

8 Pneumonia 88 Morbilli 115 Toxoplasma

cerebral 71

9 Hepatitis A 45 Toxoplasma

cerebral 112 Pneumonia 61

10 Hepatitis C 38 Paratyphoid Fever 95 Viral Infection 52


(35)

25 B. Instalasi Rawat Jalan

Tabel 2.3

Kunjungan Pasien Poliklinik/Rawat Jalan Tahun 2008 - 2010

Sumber Data : Data IRJ Tahun 2010.

NO POLI

TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010

LAMA BARU TOTAL LAMA BARU TOTAL LAMA BARU TOTAL

1 B.ORTHOPEDI 687 287 974 1378 927 2305 3256 3343 6599

2 P.DALAM 3715 975 4690 3832 1500 5332 5751 6265 12016 3 PARU 3387 456 3843 3013 634 3647 4072 4041 8113 4 SYARAF 702 170 872 574 242 816 925 1254 2179 5 GIGI 331 259 590 631 702 1333 912 1443 2355 6 BEDAH 627 271 898 843 295 1138 1050 1279 2329 7 THT 658 338 996 720 414 1154 837 1385 2222 8 MATA 319 163 482 201 772 973 955 1276 2231

9 B.SYARAF 2 6 8 1 7 8 3 10 13

10 KONSELING 4746 422 5168 6328 817 7145 7055 6693 13748

11 ANAK 3540 864 4404 3287 1196 4483 4151 4860 9011

12 KEBIDANAN 406 375 781 464 400 864 380 776 1156

13 KARYAWAN 815 127 942 618 234 852 993 995 1988

14 IMUNISASI 25 32 57 324 847 1171 477 1258 1735

15 MCU 2 118 120 0 726 726 691 1354 2045

16 KULIT 441 315 756 440 479 919 294 708 1002


(36)

26 Tabel 2.4

Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak Rawat Jalan 2008 – 2010

NO TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010

NAMA PENYAKIT JML NAMA PENYAKIT JML NAMA PENYAKIT JML 1 HIV-AIDS 5.425 HIV-AIDS 6.289 HIV-AIDS 6.235

2 Tuberkulosis Paru 3.820 Tuberkulosis Paru 3.243 Tuberculosis Paru 3.689 3 ISPA 1.959 ISPA 2.023 ISPA 1.715 4 Diare & Gastroenteritis 1.549 GED/DAD berat/GEA 1.533 Dispepsia 833

5 Dispepsia 747 Dispepsia 773 Demam Typhoid dan

Paratyphoid lain 575

6 Penyakit Kulit dan

jaringan sub kutan lain 556

Demam Tyfoid dan

Paratyphoid lain 516

Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya

545

7 Gastritis dan Duodenitis

yang terkait 450 Gastritis 386

Penyakit telinga dan

prosesus mastoid 487

8

Otitis media dan gangguan mastoid dan telinga tengah

397

Pen yakit Kulit dan jaringan sub kutan lainnya

364

Gastritis dan Duodenitis yang terkait 400

9 Demam Tyfoid dan

Paratyfoid 374

Otitis media dan gangguan mastoid dan telinga tengah

359 Hipertensi esensial 391

10 Faringitis akut 340 Faringitis akut 321 Pneumonia 338

Sumber: Data Instalasi Rekam Medis


(37)

27 C. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Grafik 2.16 Kunjungan Pasien IGD

Tahun 2008 – 2010

Sumber : Data Inst. Gawat Darurat

D. Intensive Care Unit (ICU)

Tabel 2.5

Kunjungan Pasien ICU (Intensive Care Unit) Tahun 2008 – 2010

Uraian

Tahun

2008 2009 2010

Jumlah hari rawat 773 855 845

BOR ( % ) 19,7% 38,54% 20%

LOS ( Hari ) 5,85 4,56 6.4


(38)

28 E. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Grafik 2.17

Frekuensi Tindakan Operasi Tahun 2008 – 2010

Sumber: Data IBS

Tabel 2.6

Jumlah Tindakan Operasi di IBS Tahun 2008 – 2010

TINDAKAN 2008 2009 2010

Bedah Umum 90 99 116

Bedah Saraf 1 0 0

THT 0 3 16

Ob Gyn 27 18 8

Orthopaedi 127 241 293

Mata 0 0 30

Bedah Mulut 0 0 3


(39)

29 Grafik 2.18

Operasi Menurut Sifat Tindakan Tahun 2008 – 2010

Sumber : Data IBS

Grafik 2.19

Operasi menurut Kategori Tindakan Tahun 2008 – 2010


(40)

30 Grafik 2.20

Operasi Menurut Jenis Anaesthesi Tahun 2008 – 2010


(41)

31

F. Laboratorium

Grafik 2.21

Rekapitulasi Jumlah Pasien Instalasi Laboratorium Tahun 2008 – 2010

Sumber : Data Inst. Laboratorium

Grafik 2.22

Rekapitulasi Jumlah Pemeriksaan Instalasi Laboratorium Tahun 2008 – 2010


(42)

32 G. Radiologi

Grafik 2.23

Rekapitulasi Pasien Instalasi Radiologi Tahun 2008 – 2011

Sumber: Data Inst. Radiologi

Grafik 2.24

Rekapitulasi Pemeriksaan Instalasi Radiologi Tahun 2008 – 2011


(43)

33 Grafik 2.25

Rekapitulasi Kegiatan Instalasi Radiologi Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Tahun 2008 – 2011

Sumber: Data Inst. Radiologi

H. INSTALASI REHABILITASI MEDIK Grafik 2.26

Jumlah Kunjungan Rehabilitasi Medik Tahun 2008 – 2010


(44)

34 Grafik 2.27

Asal Kunjungan Pasien Fisioterapi Tahun 2008 – 2010

Sumber: Data Inst. Rehab Medik

Grafik 2.28

Penggunaan Alat Pasien Fisioterapi Tahun 2008 – 2010


(45)

35

I. POKJA HIV/AIDS

Grafik 2.29

Jumlah Klien/Pasien Konseling VCT Tahun 2008 – 2010

Sumber: Data MONEV POKJA HIV/AIDS

Grafik 2.30

Proporsi Infeksi HIV & Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2008 – 2010


(46)

36 Grafik 2.31

Trend Infeksi HIV & Kasus AIDS Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2008 – 2010

Sumber: Data POKJA HIV/AIDS

Grafik 2.32

Jumlah Infeksi Oportunistik pada Infeksi HIV/AIDS Tahun 2008 – 2010


(47)

37 J. Pengendalian Infeksi

Grafik 2.33

Kejadian Infeksi Nososkomial Tahun 2008 – 2010


(48)

38

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 247/Menkes/PER/III/2008 Tanggal : 11 Maret 2008

SUB BAGIAN VERIFIKASI SUB BAGIAN RUMAH TANGGA & PERLENGKAPA SUB BAGIAN HUKUM & KEMITRAAN SUB BAGIAN MOBILISASI DANA SUB BAGIAN INFORMASI DAN PEMASARAN SEKSI KEPERAWATAN RAWAT JALAN SEKSI PELAYANAN MEDIK SEKSI PENUNJANG MEDIK SEKSI KETENAGAAN DAN PENGENDALIAN SEKSI KEPERAWATAN RAWAT KHUSUS SEKSI KEPERAWATAN RAWAT INAP SUB BAGIAN AKUNTANSI SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN SEKSI PENGKAJIAN IMUNOLOGI DAN FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN SEKSI PENGKAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG SEKSI PENGKAJIAN DIAGNOSTIK BAGIAN PERENCANAAN DAN ANGGARAN DIREKTORAT MEDIK DAN KEPERAWATAN DIREKTORAT PENGKAJIAN PENYAKIT INFEKSI DAN

PENYAKIT MENULAR DIREKTORAT KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM SATUAN PEMERIKSAAN INTERN BAGIAN

KEUANGAN BAGIAN UMUM BIDANG MEDIK BIDANG

KEPERAWATAN BIDANG PENGKAJIAN KLINIK BIDANG PENGKAJIAN EPIDEMIOLOGI BIDANG PENGKAJIAN IMUNOLOGI DAN FAKTOR SEKSI PENGKAJIAN PENGOBATAN SEKSI PENGKAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG SEKSI PENGKAJIAN FAKTOR RESIKO PERILAKU SUB BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN SEKSI ANALISIS IMUNOLOGI DAN RESIKO KESEHATAN Kelompok Jabatan Fungsional

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR. SULIANTI SAROSO

KOMITE MEDIK KOMITE ETIK DAN HUKUM INSTALASI Staf Medik Fungsional INSTALASI Kelompok Jabatan Fungsional INSTALASI Kelompok Jabatan Fungsional SUB BAGIAN TATA USAHA & KEPEGAWAIAN DEWAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA SEKSI PENGKAJIAN RESISTENSI SEKSI PENATALAKSANAA

N KASUS DAN IMUNISASI

2.3 ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA 2.3.1 Struktur Organisasi


(49)

39 2.3.2 SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah tenaga yang dimiliki oleh Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso cukup banyak dengan berbagai kompetensi. Adapun uraian tenaga yang dimiliki adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7 Jumlah tenaga

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso

NO Kualifikasi 2008 2009 2010

1 Tenaga Medis : 64 78 88

Dokter Umum 25 43 30

Dokter gigi 4 4 8

Dokter Spesialis 35 31 50

2 Paramedis : 241 284 354

Paramedis Perawatan 181 200 232

Paramedis Non Perawatan 60 84 122

3 Non Medis /Administrasi 166 147 316


(50)

40 2.4 KEUANGAN

2.4.1 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) tahun 2008 - 2010

Tabel 2.8

Neraca per 31 Desember 2008 - per 31 Desember 2010 Audited (dalam Rupiah)

NO

URAIAN

REALISASI TB 2008 - 2010

2008 2009 2010

I AKTIVA LANCAR

1 Kas dan Setara Kas 2.960.453.957 4.570.845.445 5.855.171.678

2 Piutang Pelayanan 2.269.427.627 2.009.502.523 1.824.657.662

3 Piutang Ragu-ragu 50.356.649 228.486.435 151.246.715

4 Persediaan 1.641.464.314 2.283.399.302 3.795.787.899

Jumlah Aktiva Lancar (a) 6.921.702.547 9.092.233.705 11.626.863.954

II AKTIVA TETAP

Tanah - 7.126.280.000 -

Bangunan Gedung 129.637.696.101 58.710.182.686 58.936.907.686

Peralatan dan Mesin 54.331.393.162 51.338.061.808 65.314.430.254

Jaringan 47.795.000 341.322.960

Aset Tetap Lainnya 253.043.945 257.581.445

Aset Tetap Tak Berwujud 390.862.944 390.862.944 390.862.944

Jumlah Aktiva Tetap 184.359.952.207 117.866.226.383 125.241.105.289


(51)

41 Nilai Buku Aktiva Tetap (b) 131.272.301.936 117.866.226.383 117.081.606.711

Jumlah Aktiva (a)+(b) 138.194.004.483 126.958.460.088 128.708.470.665

III KEWAJIBAN

Hutang Usaha - - 276.971.364 Jumlah Kewajiban - - 276.971.364

IV AKTIVA BERSIH

Ekuitas Awal 103.146.923.600 87.501.246.973 79.092.855.973

Surplus (Defisit) Tahun Lalu 45.794.769.580 35.047.080.883 39.457.213.115

Surplus (Defisit) Tahun Berjalan (10.747.688.697) 4.410.132.232 9.881.430.213

Jumlah Aktiva Bersih 138.194.004.483 126.958.460.088 128.431.499.301


(52)

42 2.4.2 Laporan Aktivitas Tahun 2008-2010

Tabel 2.9

LAPORAN AKTIVITAS (PENDAPATAN & BIAYA) TB 2008 S/D 2010

No. Uraian Realisasi TB 2008-2010

2008 2009 2010

I PENDAPATAN

Pendapatan dan Sumbangan Tidak

Terikat

Pendapatan Operasional Rawat Jalan 1.503.221.217 2.404.638.916 3.376.139.970 Pendapatan Operasional Rawat Inap 6.154.761.243 8.425.932.808 7.320.627.720 Pendapatan Operasional Lainnya 131.269.555 3.723.660.418 6.580.063.449

Sub Jumlah 7.789.252.015 14.554.232.142 17.276.831.139

Pendapatan Non Operasional 671.751.432 1.407.679.699 321.223.537 Sumbangan tidak terikat 27.712.542.132 36.257.563.593 60.018.459.574

Jumlah Pendapatan dan Sumbangan

Tidak Terikat 36.173.545.579 52.219.475.434 77.616.514.250

II BIAYA OPERASIONAL

1 Biaya Pelayanan

1.1. Bahan/Obat/Alkes

5.085.819.270 9.688.569.755 10.766.228.956 1.2. Bahan Lainnya 16.236.675 389.967.446 1.581.480.348 1.3. Beban Pelatihan Tenaga Medik 45.000.000 52.300.000 524.919.000 1.4. Jasa Medik 295.378.390 1.909.865.046 2.054.106.033 1.5. Biaya Operasional Lainnya 733.295.577 697.069.230 3.329.011.119

Jumlah Biaya Pelayanan 6.175.729.912 12.737.771.477 18.255.745.456


(53)

43

2 Biaya Umum dan Administrasi

2.1. Biaya Gaji Pegawai 12.195.664.055 16.219.637.800 18.283.352.151 2.2. Biaya Honor 3.514.109.739 2.279.439.565 2.778.694.050 2.3. Biaya Insentif 4.429.349.727 3.921.488.311 5.749.824.961 2.4. Biaya Alat Tulis Kantor 529.466.916 2.231.256.999 877.855.280 2.5. Biaya Penyusutan 13.985.533.251 - 8.598.220.938 2.6. Biaya Pemeliharaan 1.989.881.796 3.407.841.280 5.233.929.497 2.7. Biaya Langganan Daya dan Jasa 1.453.530.321 1.502.941.849 1.844.802.814 2.8. Biaya Pelatihan dan Pendidikan 68.670.000 358.358.500 1.529.013.331 2.9. Biaya Rapat/Perjalanan Dinas 996.494.135 2.742.224.600 2.353.617.588 2.10. Biaya Rumah Tangga 391.973.072 724.956.305 840.500.517 2.11. Biaya Lain-lain 1.190.831.352 1.683.426.516 1.659.527.454 Jumlah Biaya Umum dan Administrasi 40.745.504.364 35.071.571.725 49.429.338.581

49.429.338.581

Jumlah Biaya Operasional 46.921.234.276 47.809.343.202 67.735.084.037

III

KEUNTUNGAN (KERUGIAN) LUAR BIASA

TIDAK TERIKAT

Jumlah Keuntungan/Kerugian Luar Biasa

Tidak Terikat (10.747.688.697) 4.410.132.232 9.881.430.213

IV KENAIKAN AKTIVA BERSIH (10.747.688.697) 4.410.132.232 9.881.430.213

V AKTIVA BERSIH AWAL TAHUN 148.941.693.180 138.194.004.483 126.958.460.088

Perubahan Aktiva Bersih Tidak Terikat

Temporer (15.645.676.627) (8.408.391.000)

AKTIVA BERSIH AKHIR TAHUN 138.194.004.483 126.958.460.088 128.431.499.301


(54)

44 2.4.3 Laporan Arus Kas Tahun 2008-2010

Tabel 2.10

LAPORAN ARUS KAS TB 2008 S/D 2010 AUDITED (dalam Rupiah)

No. Uraian Realisasi TB 2008 s/d 2010

2008 2009 2010

1 Aliran Kas dari Aktivitas Operasi

Kas dari Pendapatan 8.230.083.462 15.961.911.841 15.300.926.762

Kas dibayar kepada pemasok, karyawan dan beban (32.275.514.718) (48.471.453.996) (57.765.562.837)

Kas Bersih yang Diterima (digunakan) untuk aktivitas Operasi (24.045.431.256) (32.509.542.155) (42.464.636.075)

2 Aliran Kas dari Aktivitas Investasi

Penambahan/pengurangan aset tetap (4.033.652.444) (2.137.629.950) (16.269.497.266)

Kas Bersih yang Diterima (digunakan) untuk aktivitas Investasi (4.033.652.444) (2.137.629.950) (16.269.497.266)

3 Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan APBN 27.712.542.132 36.257.563.593 60.018.459.574

Kas Bersih yang Diterima (digunakan) untuk aktivitas Pendanaan 27.712.542.132 36.257.563.593 60.018.459.574

4 Kenaikan (Penurunan) Bersih dalam kas dan setara kas (366.541.568) 1.610.391.488 1.284.326.233

Kas dan setara kas pada awal tahun 3.326.995.525 2.960.453.957 4.570.845.445

Kas dan setara kas pada akhir tahun 2.960.453.957 4.570.845.445 5.855.171.678


(55)

45 2.4.4 Target dan Reaslisasi Pendapatan (BLU) Rumah Sakit

Tahun 2008 – 2010

Grafik 2.34

Target & Realisasi Pendapatan (BLU) Rumah Sakit Tahun 2008 – 2010

Rp2.000.000.000 Rp4.000.000.000 Rp6.000.000.000 Rp8.000.000.000 Rp10.000.000.000 Rp12.000.000.000 Rp14.000.000.000 Rp16.000.000.000 Rp18.000.000.000

2008 2009 2010

Target Rp8.000.000.000 Rp11.000.000.000 Rp14.000.000.000

Realisasi Rp7.724.836.741 Rp15.443.584.845 Rp17.611.431.533

ju

m

la

h

Sumber: Data Keuangan RSPI-SS Th 2008 – 2010

2.4.5 Anggaran berdasarkan sumber dana (APBN dan BLU) Grafik 2.35

Anggaran RSPI-SS Berdasarkan Sumber Dana (APBN & BLU) Tahun 2008 – 2010

Rp10.000.000.000 Rp20.000.000.000 Rp30.000.000.000 Rp40.000.000.000 Rp50.000.000.000 Rp60.000.000.000 Rp70.000.000.000 Rp80.000.000.000 Rp90.000.000.000

2008 2009 2010 PAGU Rp42.993.389.00 Rp57.397.581.00 Rp84.570.682.00 APBN Rp34.562.070.00 Rp43.515.581.00 Rp66.999.842.00 PNBP-BLU Rp8.431.319.000 Rp13.882.000.00 Rp17.570.840.00

ju

m

la


(56)

46 2.4.6 Alokasi Anggaran (PAGU) dan Realisasi Tahun 2008 - 2010

Grafik 2.36

Realisasi Penggunaan Anggaran Tahun 2008 – 2010


(57)

47 2.5 SARANA DAN PRASARANA

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta, saat ini memiliki luas tanah sebesar 3,5 ha dan bangunan yang terdiri dari beberapa gedung dengan total luas mencapai 16,037 m2, dengan uraian sebagai berikut:

2.5.1 Gedung

Tabel 2.11 Sarana dan Prasarana

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

NO NAMA GEDUNG LUAS (m²) KETERANGAN

1 Laboratorium 720,00 2 Lantai

2 Pos Satpam 29,25 1 Lantai

3 Ruang Isolasi 1.630,20 3 Lantai

4 Garasi Ambulance 48.75 1 Lantai

5 Bangunan Induk Bagian A

Depan 4.527,00 2 Lantai

6 Bangunan Induk Bagian B

Jalan Selasar 732,00 3 lantai

7 Bangunan Induk Bagian C

Belakang 3.672,00 5 Lantai

8 Bangunan Induk Bagian D

Ruang Rawat Inap Kamar 1.596,00 3 Lantai

9 Bangunan Induk Bagian E

Bangunan Penunjang 1 224,00 1 Lantai

10 Bangunan Induk Bagian F

Bangunan Penunjang 2 216,00 2 Lantai

11 Bangunan Induk Bagian G

Selasar Depan 237,00 1 Lantai

12 Bangunan Induk Bagian H

Selasar Dalam 189,00 1 Lantai

13 Bangunan Induk Bagian I

Musholah 144,00 1 Lantai

14 Bangunan Induk Bagian J

Rumah Gardu 78,75 1 Lantai

15 Bangunan Induk Bagian K

Rumah Trafo 25,00 1 Lantai

16 Bangunan Induk Bagian L

Laboratorium Existing 1526,00 3 Lantai

17 Bangunan Induk Bagian M

Saluran Air Kotor 55,00 1 Lantai

18 Bangunan Induk Bagian N

Koperasi 12,00 1 Lantai

19 Bangunan Induk Bagian O Pagar dan Perkerasan 20 Bangunan Induk Bagian I

Gedung Asrama 267.00 2 Lantai


(58)

48 2.5.2 Fasilitas Tempat Tidur

Tabel 2.12 Fasilitas Tempat Tidur

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso

RUANG 2008 2009 2010

Kelas III 46 46 46

Kelas II 28 28 28

Kelas I 29 29 29

Isolasi 11 11 11

ICU 10 10 10

HCU 8 8 8

Perinatologi 5 5 5


(59)

49 2.5.3 Ruang Perawatan Pasien

Sehubungan dengan telah difungsikannya ruang perawatan rawat inap yang baru, kami sampaikan pembagian ruang perawatan pasien sebagai berikut:

Tabel 2.13

Fasilitas Ruang Perawatan Pasien

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

NO NAMA RUANG

PERAWATAN

JENIS PENYAKIT

YANG DI RAWAT KLASIFIKASI

JUMLAH TEMPAT-TIDUR

KETERANGAN

1 DAHLIA

TB AKTIF dan TB dengan MDR(kalau sudah di rehab) HIV dan TB aktif

Kelas I Kelas III

2 24

2 ASTER HIV untuk semua type dan TB Non aktif Kelas II Kelas III 24 2

3 CEMPAKA

Penyakit Dalam, Bedah, THT, Kulit, Syraf, Mata

Kelas I 13

4 MAWAR (Insensive)

Isolasi penyakit menular berbahaya (H5N1, H1N1, dll)

Kelas I 11 Sebelumnya tertulis 10 TT

5 ANGGREK

HIV Kebidanan Sementara Kelas I Kelas II Kelas III 10 4 4

6 PERINATOLOGI

(intensive) Perina 5

7 BOUGENVILLE Anak

Kelas I Kelas II Kelas III HCU 2.4 4 18 7 HCU sebelumnya tertulis masuk R. Flamboyan

8 FLAMBOYAN

Penyakit Dakam, Bedah THT, kulit, mata (non HIV)

Kelas I Kelas II

3 28

9 ICU (intensive) 3 (sementara)


(60)

50 2.5.4 Transportasi dan Alat Komunikasi (Terlampir)

2.5.5 Prasarana (Terlampir/SABMN)


(61)

51

Kesadaraan masyarakat akan arti pentingnya kesehatan membuat masyarakat semakin kritis dalam memilih dan memanfaatkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Seiring dengan hal tersebut di atas maka mendorong seluruh institusi pelayanan kesehatan yang ada tak terkecuali rumah sakit harus senantiasa berbenah diri dalam menyikapinya, persaingan yang semakin ketat di bidang perumahsakitan menuntut pihak rumah sakit segera melakukan penyesuaian terhadap dinamika perubahan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Demikian pula terhadap perubahan dan pergeseran pola penyebaran penyakit, khususnya penyakit infeksi yang masuk dalam katagori New Emerging Diseases, Re Emerging Diseases

dan Negleted Diseases yang dapat terjadi kapan saja dan di mana

saja tak terbatas oleh batasan negara maupun waktu, sehingga menuntut sebuah kesiapan tersendiri dalam penanganannya dengan melibatkan banyak unsur yang terlibat dan terkait.

Kondisi demikianlah yang melatarbelakangi perlunya sebuah persiapan dalam bentuk kajian yang mendalam dalam penatalaksanaan penyakit infeksi, diharapkan upaya ini dapat menyokong ke arah perbaikan kebijakan kesehatan yang di tetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI khususnya dalam penatalaksanaan penyakit infeksi di Indonesia. Seiring dengan hal tersebut di atas maka Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso tidak hanya memberikan layanan kesehatan semata, akan tetapi juga dituntut untuk dapat melakukan beberapa kajian terhadap penyakit infeksi.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sebuah analisa terhadap lingkungan kerjanya, sehingga dapat melihat kemampuan

BAB III


(62)

52

dan kapasitas sumber daya internal yang ada. Penilaian ini dalam lingkup perspektif kategori untuk kekuatan, kelemahan, dan hasilnya dapat untuk melakukan penilaian keadaan lingkungan eksternal. Hasil penilaian eksternal selanjutnya digunakan untuk dapat melihat peluang, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung keunggulan kompetitif yang dimiliki, serta mewaspadai beberapa ancaman yang diprediksi akan muncul dan harus dapat di antisipasi oleh pihak rumah sakit, guna meraih keberhasilan yang diharapkan.

3.1 ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah suatu proses merinci keadaan lingkungan secara internal dan eksternal, analisa ini berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sebuah keberhasilan organisasi kedalam kategori Strength, Weakness,

Opportunities dan Threats sebagai dasar untuk menentukan tujuan,

sasaran dan strategi, sehingga organisasi memiliki keunggulan meraih masa depan yang lebih baik.

Dalam analisis SWOT posisi kekuatan organisasi serta faktor kunci keberhasilan dan atau faktor strategisnya dalam mencapai visi dan misi. Informasi hasil analisis SWOT ini akan sangat bermanfaat sebagai umpan balik dalam penajaman rumusan misi dan perumusan tujuan yang rasional dalam menyusun strategi dan rencana kegiatan. Lingkungan internal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh pada sebuah kinerja organisasi yang umumnya dapat dikendalikan secara langsung, sedangkan lingkungan eksternal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi akan tetapi di luar kendali organisasi.

Dalam penulisan RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, analisis lingkungan strategis dibagi dalam dua bahasan yakni analisis lingkungan strategis wilayah serta analisis lingkungan strategis organisasi. Kedua analisis


(63)

53

tersebut diuraikan secara paralel dalam wujud lingkungan internal dan eksternal sehingga dapat diperoleh gambaran utuh mengenai pengaruh lingkungan strategis wilayah dan lingkungan strategis organisasi terhadap kinerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan.

Sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka untuk mendapatkan suatu potret mengenai keadaan organisasi saat ini dilakukan dengan cara analisa SWOT. Pemetaan dilakukan terhadap sumber daya manusia, pembiayaan, pelayanan, manajemen, serta sarana dan prasarana. Dalam penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso melalui serangkaian diskusi yang melibatkan seluruh anggota tim serta stakeholder, selanjutnya dilakukan penetapan terhadap nilai bobot dan skala (rating) yang penilaiannya berdasar pada judgement.

Pada pokoknya analisis ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas masalah-masalah yang dianggap sebagai kekuatan

(Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan

ancaman (Threats). Setelah mendapatkan suatu potret/posisi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso saat ini, maka langkah selanjutnya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja rumah sakit di masa mendatang adalah memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta berupaya untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi dan atau menghindari ancaman.


(64)

54 3.1.1 Analisis Internal

Analisis internal dilakukan dengan cara mengidentifikasi keempat faktor antara lain: sumber daya manusia, pembiayaan, pelayanan, manajemen, serta sarana dan prasarana sehingga dapat ditemukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi.

Tabel 3.1

Matriks Analisa Lingkungan Internal ( ALI )

No Faktor Kekuatan Bobot Rating Skor Kelemahan Bobot Rating Skor

(Strength) (Weakness)

1 Pelayanan a

Telah memiliki ruang isolasi khusus dan ICU penyakit infeksi.

0,25 5 1,3 a

Pelayanan belum berfokus utama pada penyakit infeksi

0,2 4 0,8

b Tersedianya fasilitas laboratorium untuk pelayanan penyakit infeksi

0,2 4 0,8 b Alur pelayanan masih panjang dan belum tertata dengan baik

0,2 3 0,6

c Memiliki fasilitas pengelolaan limbah infeksius

0,15 4 0,6 c

Pelayanan belum

customer 0riented

0,2 4 0,8

d

Tersedianya pelayanan IRD dan penunjang selama 24 jam

0,1 3 0,3 d

Kualitas pelayanan belum maksimal

0,2 3 0,6

e Telah terakriditasi 12 pelayanan

0,1 2 0,2 e

Kerjasama tim belum maksimal

0,1 3 0,3

f Sudah memiliki POKJA HIV/AIDS dengan pelayanan menyeluruh

0,2 2 0,4


(65)

55

No Faktor Kekuatan Bobot Rating Skor Kelemahan Bobot Rating Skor

(Strength) (Weakness)

2 Sumber

Daya Manusia (SDM) a Jumlah dan jenis SDM memadai

0,4 5 2 a Belum adanya perencanaan tenaga

0,2 5 1

b SDM ber pengalaman melakukan pelayanan perawatan penyakit infeksi

0,3 4 1,2 b Disproporsi

tenaga 0,2 4 0,8

c

Tingkat turnover SDM yang rendah

0,1 3 0,3 c

Disiplin dan komitment SDM masih rendah

0,1 4 0,4

d SDM telah berpengalaman terlibat di dalam berbagai penelitian

0,2 3 0,6 d Belum tertatanya system

reward and

pu ish e t

0,1 5 0,5

e

Etos dan budaya kerja belum baik.

0,2 3 0,6

f Belum memiliki SDM kualifikasi peneliti.

0,2 4 0,8

1 15 4,1 1 25 4,1

3 Keuangan

a

adanya subsidi penuh dari pemerintah

0,3 5 1,5 a

Sistem akuntansi belum optimal

0,2 3 0,6

b

Pendapatan operasional RS yang bertumbuh

0,4 5 2 b

Tarif rumah sakit yang rendah

0,2 5 1

c

Pengelolaan keuangan BLU lebih fleksibel

0,2 4 0,8 c

Manajemen keuangan belum tertata dengan baik.

0,2 3 0,6

d Penerapan

billing system 0,1 4 0,4 d

Sistem pengendalian anggaran masih lemah

0,2 5 1

e Terbatasnya alokasi belanja operasional rutin rumah sakit

0,2 4 0,8


(66)

56

No Faktor Kekuatan Bobot Rating Skor Kelemahan Bobot Rating Skor

(Strength) (Weakness)

4 Sarana dan

Prasarana a

Tersedianya alat medik canggih yang cukup lengkap

0,2 5 1 a Jumlah ruang

kerja kurang 0,3 5 1,5

b

Tersedianya sarana penunjang medik dan non medik.

0,2 4 0,8 b

Pemanfaatan sarana dan prasarana kurang optimal

0,2 4 0,8

c

Mudah diakses oleh

masyarakat

0,1 4 0,4 c Belum memiliki gedung khusus untuk riset penyakit infeksi

0,4 5 2

d

Gedung yang berarsitektur modern

0,2 3 0,6 d Belum memiliki gedung khusus untuk pendidikan dan pelatihan

0,1 5 0,5

e Memiliki

Master Plan 0,2 3 0,6

f

Kesehatan Lingkungan RS yang

bersertifikasi KLH

0,1 3 0,3

1 22 3,7 1 19 4,8

5 Manajemen

a Memiliki kelembagaan terstruktur dan sudah ada Direktorat PPI & PM

0,2 5 1 a Belum adanya tahubja

0,2 5 1

b

Komitmen pimpinan yang baik

0,2 4 0,8 b

Kualitas manajemen yang belum optimal

0,2 5 1

c Adanya kerjasama dengan pihak ketiga untuk SIMRS

0,3 4 1,2 c

Promosi RS. belum maksimal

0,2 4 0,8

d

Adanya kerjasama yang baik di jajaran Direksi

0,3 3 0,9 d

SIM-RS yang belum terintegrasi dan berjalan dengan baik

0,2 4 0,8

e Belum tersedianya perencanaan jangka menengah dan jangka panjang

0,2 3 0,6

1 16 3,9 1 21 4,2


(67)

57 3.1.2 Analisis Eksternal

Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi dua aspek yaitu peluang dan ancaman terhadap rumah sakit. Daftar peluang yang teridentifikasi merupakan kondisi untuk meningkatkan usaha yang ada saat ini, maupun kemungkinan usaha baru. Sedangkan ancaman memuat keadaan yang dirasakan saat ini maupun yang bersifat potensial.

Tabel 3.2

Matriks Analisa Lingkungan External (ALE)

No Faktor Peluang Bobot Rating Skor Ancaman Bobot Rating Skor

( Opportunity ) ( Threat )

1 Ekonomi a Banyak lembaga donor (dalam/luar negeri) yang berminat terhadap penelitian penyakit infeksi

0,3 4 1,2 a

Menurunnya daya beli masyarakat

0,4 4 1,6

b Masih adanya subsidi pembiayaan dari pemerintah

0,3 3 0,9 b

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika

0,3 2 0,6

c Kecenderungan pertumbuhan perekonomian regional (Produk Domestik Regional Bruto) yang semakin membaik

0,2 3 0,6 c

Terbuka peluang investor asing membuka pelayanan kesehatan

0,3 3 0,9

d

Pusat kegiatan dan barometer ekonomi

Indonesia 0,2 3 0,6


(68)

58

No Faktor Peluang Bobot Rating Skor Ancaman Bobot Rating Skor

( Opportunity ) ( Threat )

2 Sosial Budaya

a Tarif RS yang

kompetitif 0,4 4 1,6 a

Image masyarakat bahwa pelayanan RS pemerintah yang kurang profesional

0,6 3 1,8

b Meningkatnya Kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

0,3 3 0,9 b

Image

masyarakat terhadap nama rumah sakit infeksi

0,3 3 0,9

c Kepadatan dan kecendrungan pertumbuhan penduduk yang meningkat

0,3 2 0,6 c

kultur budaya masyarakan yang heterogen

0,1 3 0,3

1 9 3,1 1 9 3

3 IPTEK a Perkembangan Iptek Kedokteran memberikan keamanan dan kenyamanan pelayanan

0,6 3 1,8 a Cepatnya perkembangan teknologi alat kedokteran menyebabkan usia ekonomis alat, memendek

0,5 4 2

b Perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi

0,4 3 1,2 b Pengembangan Sistem Informasi yang masih cukup mahal.

0,5 4 2

1 6 3 1 8 4

4 Undang

Undang/ Per aturan Peme rintah/ Ke bijakan a

Undang – Undang Praktek Kedokteran dan Perumahsakitan

0,4 4 1,6 a

Kebijakan AFTA tentang pasar bebas.

0,5 3 1,5

b

PP No. 23 tahun 2005 tentang PPK BLU

0,3 4 1,2 b

Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

0,5 4 2

c

PP No. 48 tahun 2005 tentang kesempatan untuk merekrut SDM

0,1 2 0,2

d Permenkes No. 40 Tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

0,2 3 0,6

1 13 3,6 1 7 3,5


(69)

59 3.2 KEBIJAKAN KESEHATAN

Sesuai dengan kebijakan pembangunan bidang kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2010 – 2014, di mana fokus diarahkan pada ketersedianya pemanfaatan akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau, terutama pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung tercapainya Millenium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian dari pembangunan bidang sosial budaya untuk mencapai peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dengan menitik beratkan pada pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif dan kuratif.

Arah kebijakan dan strategi tersebut didasarkan pada arah kebijakan dan strategi nasional sesuai yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014. Dalam pelaksanaan upaya kesehatan yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit yang besar dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya yang meliputi: Pengembangan jaminan kesehatan masyarakat (JamKesMas), Peningkatan pelayanan kesehatan di DTPK, ketersediaan dan keterjangkauan obat di seluruh fasilitas kesehatan, saintifikasi jamu, pelaksanaan reformasi birokrasi, pemenuhan bantuan operasional kesehatan (BOK), penanganan daerah bermasalah kesehatan (PDBK), pengembangan pelayanan untuk rumah sakit Indonesia kelas dunia.

Untuk mencapai Millenium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015 maka ada delapan sasaran yang diupayakan yaitu :

a. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim. b. Pemerataan pendidikan dasar.

c. Mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan.


(70)

60

e. Meningkatkan kesehatan ibu.

f. Pemberantasan penyakit HIV/AIDS, Malaria serta penyakit yang lain.

g. Menjamin daya dukung lingkungan hidup.

h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

3.2.1 Faktor Internal

Pelayanan kesehatan khususnya pada Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta, kondisi saat ini masih sama dengan ragam jenis pelayanan yang terdapat di rumah sakit umum lainnya. Walaupun telah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan penyakit infeksi di Indonesia namun spesialisasi kekhususan untuk penyakit infeksi belum begitu menonjol. Upaya peningkatan kemampuan SDM telah banyak dilakukan terutama peningkatan jenjang pendidikan, sementara masih terbatas untuk jenjang pendidikan diploma III kesehatan dan berbgai pelatihan bagi tenaga medis dan non medis, namun dalam pelaksanaan belum terprogram secara sistematis untuk menunjang pokok program dan tupoksi rumah sakit. Upaya-upaya ini telah berjalan dengan baik karena juga ditunjang oleh kesiapan dana operasional, baik dari pendapatan operasional rumah sakit maupun dari APBN. Rumah sakit sebagai pelaksana pendidikan dan pelatihan juga telah berjalan, walaupun belum maksimal dalam pola pengelolaan managemennya. Hal ini harus segera dibenahi karena sebagai unit yang potensial untuk melaksanakan pengelolaan yang dapat menguntungkan pihak rumah sakit untuk mendapatkan pendapatan operasional selain melalui pelayanan.

Berbagai kelemahan yang muncul sampai saat ini dan akan menjadi tantangan dalam upaya perbaikan pengelolaan rumah sakit dalam upaya mengemban tugas pokok fungsinya ditahun-tahun berikutnya. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan diantaranya, perbaikan alur pelayanan yang lebih singkat, memaksimalkan kerjasama tim, penegakan disiplin dan komitmen


(71)

61

bersama, pemeliharaan sarana dan prasarana yang berkesinambungan serta perbaikan sistem informasi manajemen rumah sakit (kontrak kerja sama) untuk menunjang pola manajemen keuangan.

3.2.2 Faktor Eksternal

Sebagai rumah sakit pusat kajian dan rujukan penyakit infeksi di Indonesia, maka kondisi rumah sakit sangat dipengaruhi oleh proses demografi penyakit, stabilitas ekonomi di antaranya kondisi nilai tukar rupiah, globalisasi perdagangan, meningkatnya biaya kesehatan masyarakat serta tingkat penghasilan masyarakat. Perkembangan sosial budaya di tengah masyarakat akan berpengaruh pada cara pandang masyarakat terhadap rumah sakit, terlebih kota meteropolitan seperti Jakarta di mana terdapat sangat banyak ragam suku yang heterogen sehingga beragam pula budaya yang bisa kita temukan. Dengan perkembangan teknologi kesehatan yang sangat pesat membuat pihak rumah sakit harus beradaptasi dengan cepat dan mampu mengantisipasi perkembangan tersebut sehingga pelayanan yang diberikan tetap menjadi unggulan. Demikian pula dengan perkembangan pola sebaran penyakit, khususnya penyakit infeksi. Kondisi demografi sebagai daerah tropis dan mobilisasi penduduk yang relatif tinggi di daerah Ibukota Jakarta sebagai salah satu faktor yang mendorong untuk dilakukan berbagai ragam penelitian yang terkait dengan infeksi.

Walaupun tingkat sebaran keberadaan rumah sakit di Jakarta sangat banyak, baik milik pemerintah maupun swasta namun tingkat kepuasan akan pelayanan kesehatan masih belum memenuhi harapan masyarakat. Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu pelayanan rumah sakit seperti lambatnya pelayanan, kesulitan administrasi, dan lamanya waktu tunggu.

Keadaan rumah sakit umum dari segi jumlah memiliki kecenderungan yang meningkat khususnya swasta. Hal ini


(1)

83

NO SASARAN KPI PROGRAM KEGIATAN TARGET KPI

2011 2012 2013 2014 2015 10 Terwujudnya

peningkatan kualitas pelayanan

% unit layanan yg memenuhi standar waktu tunggu

1. Pengukuran kualitas pelayanan

1.1 Pengukuran waktu tunggu Rawat Jalan

40% 50% 60% 70% 80%

1.2 Pengukuran waktu tunggu hasil Radiologi 1.3 Pengukuran waktu

tunggu hasil Laborat 1.4 Pengukuran Waktu

tunggu Resep Obat jadi 1.5 Pengukuran Emergency

Respon Time 1.6 Pengukuran waktu

tunggu Operasi Elektif 2. Penyempurnaan proses

bisnis Instalasi

2.1 Penyempurnaan SPO instalasi

2.2 Penyempurnaan Clinical Pathway

2.3 Penyempurnaan alur pelayanan

11 Terwujudnya peningkatan kualitas medik

Penurunan angka NDR (permil)

1. Audit medik 1.1 Identifikasi penyebab kematian

45‰ 43‰ 40‰ 38‰ 35‰

1.2 Feedback ke SMF Penurunan angka

INOS

2. Pengendalian & pencegahan infeksi

2.1 Pengukuran indikator INOS

2.2 Pelaksanaan kewaspadaan dini Penurunan KTD &

KNC (persen)

3. Patient safety 3.1 Pembentukan tim patient safety

5% 5% 5% 5% 5%

3.2 Pembuatan laporan kejadian

3.3 Pembuatan Alert 1.4 Pelaksanaan goals PS


(2)

84

NO SASARAN KPI PROGRAM KEGIATAN TARGET KPI

2011 2012 2013 2014 2015 Penurunan LOS 1. DPJP 1.1 Penyusunan kebijakan &

SOP DPJP

5% 5% 5% 5% 5%

1.2 Pelaksanaan DPJP 2. Clinical Pathway 2.1 Penyusunan Clinical

Pathway

2.2 Pelaksanaan Clinical Pathway

12 Terwujudnya kualitas kajian penyakit infeksi

Pertumbuhan kajian penyakit infeksi

1. Penataan manajemen kajian

1.1 Penyusunan SOP 5% 5% 5% 5% 5%

1.2 Penataan tata hubungan kerja

2. Pengembangan Laboratorium penelitian

2.1 Penyusunan kebutuhan Laboratorium Penelitian 2.2 Penyusunan SOP 2.3 Pengendalian mutu 3. Penguatan jejaring dgn

institusi penelitian

3.1 Pembuatan MOU 3.2 Pelaksanaan penelitian

bersama

4. Surveilance 4.1 Penyusunan SOP surveilance

4.2 Pengembangan jaringan surveilance terpadu


(3)

(4)

85

Rencana Strategis (RENSTRA) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2010-2015 ini disusun dengan pendekatan kombinasi “top down” dan ”bottom up” yang melibatkan seluruh Direksi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso serta dilengkapi dengan analisis dari sudut pandang koorporat Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. Dengan demikian diharapkan RENSTRA ini relevan dengan isu-isu strategis di tingkat lapangan sampai dengan isu di tingkat koorporat. Selain itu RENSTRA ini merupakan hasil pemikiran dan komitmen dari seluruh level dan jajaran Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, sehingga diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik.

RENSTRA ini seharusnya dapat dijadikan pedoman bagi koorporat dan unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam menjalankan dan mengembangkan usaha maupun dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran tahunan. Selain itu, RENSTRA juga akan membantu Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk berkomunikasi dan bekerjasama dengan para stakeholders, antara lain: pihak pemerintah, DPRD, masyarakat, investor, maupun lembaga keuangan di dalam maupun di luar negeri.

Agar RENSTRA ini selalu relevan dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnis dan internal Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, implementasinya selayaknya diikuti pengendalian strategis. Pengendalian ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi asumsi dan hasil analisis SWOT yang menjadi dasar penetapan sasaran dan strategi. Jika terjadi perubahan-perubahan di luar perkiraan semula, tidak tertutup

BAB V PENUTUP


(5)

86

kemungkinan dilakukan evaluasi terhadap strategi sasaran, target kinerja, dan program. Dalam kaitan ini, SMK (Sistem Manajemen Kinerja) direkomendasikan untuk diterapkan dalam memantau dan mengendalikan pelaksanaan RENSTRA di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. SMK merupakan mekanisme yang memampukan berbagai tingkatan organisasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso merencanakan, memantau, dan mengendalikan pencapaian aktual kinerja berbagai unit kerjanya, sehingga bergerak searah menuju target-target kinerja yang ditetapkan dalam RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. Dengan demikian, manajemen puncak Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dapat memutuskan dan bertindak dalam konteks dan ukuran yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisinya.

Kemauan melakukan perubahan, komitmen, konsistensi, dan dukungan sumberdaya organisasi dalam menjalankan RENSTRA merupakan kata-kata kunci agar RENSTRA ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso beserta unit-unit kerjanya.

Akhir kata, semua gambaran kondisi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam 5 (lima) tahun mendatang yang dinyatakan dalam RENSTRA ini merupakan suatu kondisi yang diproyeksikan akan terjadi berdasarkan asumsi-asumsi operasional dan finansial. Perubahan asumsi yang cukup signifikan dapat mengakibatkan gambaran kondisi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dan pencapaian kinerja yang berbeda dari perkiraan semula, sehingga boleh jadi memerlukan penyesuaian lebih lanjut dari RENSTRA ini.

Semoga upaya Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso sampai dengan tahun 2015 dapat lebih terarah


(6)

87

dan terukur. Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja dan sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya, RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso 2010-2015 ini akan dievaluasi pada pertengahan (2013) dan akhir periode 5 tahun (2015) sesuai ketentuan yang berlaku.

Penyusunan RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso 2011-2015 melibatkan seluruh komponen unit kerja yang terkait. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RENSTRA ini diucapkan terima kasih. Tentunya RENSTRA Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso tahun 2011-2015 ini dapat dilaksanakan dan dapat mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras.

Jakarta, 09 Desember 2011 Direktur Utama

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

DR. Drg. Nurshanty S. Andi Sapada, M.Sc NIP. 19551015 1982122001