mkaLAh UAS.docx 44KB Apr 25 2011 02:06:56 AM

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dalam hal ini siswa, dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

Guru sebagai fasilitator dan juga creator dalam proses belajar – mengajar harus memiliki strategi dan cara yang unik dalam menyajikan materi pelajaran. Mengapa harus unik? Dalam prakteknya siswa sering kali mengalami kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian mengajar guru yang begitu – begitu saja. Hal ini tentu dapat mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran akan menurun. Oleh karena itu, diperlukan adanya kreativitas guru dalam mengajar untuk mengatasi kebosanan tersebut, sehingga siswa dapat merasa nyaman dan dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik.

1.2 Batasan Masalah

Dalam pembahasan makalah ini, penyusun membatasi masalah yang akan dibahas yaitu kreativitas guru dalam mengajar di lingkup Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.


(2)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain:

a. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? b. Apa definisi dari mengajar ?

c. Apa saja kreativitas seorang guru dalam mengajar ? 1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

a. Untuk mengetahui tentang pengertian dan ciri – ciri kreativitas serta factor – factor yang mempengaruhi kreativitas.

b. Untuk mengetahui tentang definisi mengajar.

c. Untuk mengetahui kreativitas seorang guru dalam mengajar. 1.5 Manfaat

a. Bagi pembaca, makalah ini sebagai wacana dan informasi mengenai kreativitas guru dalam mengajar.

b. Bagi mahasiswa khususnya yang mengambil bidang keguruan, makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajar nantinya.

c. Bagi peneliti, dapat memakai malakah ini sebagai tindak lanjut dari penelitian yang akan atau sedang dilakukan.


(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu potensi yang ada dalam diri manusia sebagai perwujudan dirinya ( aktualisasi diri ). Semakin diasah, kreativitas tersebut akan semakin meningkat. Kreativitas dapat dikenali dan ditingkatkan melalui pendidikan yang tepat. Dalam hal pengajaran, pendidik merupakan objek kreativitas bagi peserta didiknya, dan begitu sebaliknya. Tidak hanya terbatas pada hal tersebut, kreativitas bisa muncul dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada ( Wikipedia,2010). Menurut Hurlock ( dalam Heru, 2010) Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru.

Sedangkan Selo Soemardjan, 1983 ( dalam Heru, 2010 ) menyatakan bahwa “Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Selain itu, dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345689/3/chapter%20II.pdf

melengkapi pendapat yang di atas, bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru ataupun kombinasi dari hal – hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, dan dapat dimengerti. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru atau kombinasi dari hal – hal yang sebelumnya, yang berguna dan dapat dimengerti.

b. Ciri – ciri Kreativitas


(4)

 Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir ini, yang ditekankan adalah kuantitas, bukan kualitas.

 Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.

 Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

 Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. 2.2 Pengertian Mengajar

Dalam http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html ada beberapa pengertian yang digunakan untuk mendefinisikan kegiatan mengajar. Antara lain : Definisi klasik menyatakan bahwa mengajar diartikan sebagai penyampaian sejumlah pengetahuan, maka guru dipandang sebagai sumber pengetahuan dan siswa dianggap tidak mengerti apa – apa.

Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) dengan tujuan membantu dan memudahkan orang lain (siswa) untuk melakukan kegiatan belajar.

Menurut Biggs ( dalam Rastodio : 2009 ) membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching


(5)

skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Rastodio : 2009) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Berdasarkan definisi-definisi mengajar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswanya, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas yang dimaksud di sini adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan motivasi kepada siswa. 2.3 Kreativitas Guru Dalam Mengajar

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru atau kombinasi dari hal – hal yang sebelumnya, yang berguna dan dapat dimengerti. Sedangkan mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswanya, sehingga terjadi proses belajar.

Kreativitas guru dalam mengajar dapat diartikan sebagai aktivitas guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, dan berperan serta secara aktif dalam kelas. Guru adalah kreator dalam proses belajar mengajar, yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batasan – batasan tertentu. Sehingga, siswa dapat menikmati proses belajar dengan nyaman dan mengkonsumsi pelajaran layaknya mengkonsumsi permen ( setelah habis, ingin lagi, lagi dan lagi) serta menimbulkan rasa penasaran dan penantian untuk segera menerima pengajaran guru kembali. Oleh karena itu, beberapa jenis kreativitas guru dalam mengajar akan dijelaskan di bawah ini.


(6)

Membuka pelajaran dapat diartikan sebagai perbuatan guru untuk menciptakan suasana mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :

Mengenalkan media pembelajaran

Media pembelajaran dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, membuat mereka terbawa suasana atau sedih, memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkretkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya. Contoh media pembelajaran: Handout, Konsep map, Papan tulis, Chart, Bulletin board, Flip Chart, Alat peraga, OHP, OHT, Penggunaan Laptop, LCD, rekaman, video, music, dll.

Menimbulkan Motivasi

yaitu dengan cara menunjukkan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu , mengemukakan ide – ide yang bertentangan.

Membentuk acuan

Memberikan gambaran yang jelas kepada siswa mengenai hal – hal yang akan dipelajari.

Membuat kaitan

Maksudnya adalah membuat kaitan antara aspek – aspek yang relevan dari mata pelajaran yang diberikan.

Mengatur Tempat Duduk Siswa

Mengaturan tempat duduk siswa dapat diartikan sebagai perubahan bentuk tempat duduk siswa yang memiliki dampak sangat besar pada motivasi, prilaku dan interaksi antar sesama siswa serta sang guru.

Suasana yang baru akan dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Setidaknya, dalam beberapa kali mengajar, guru dapat merubah letak tempat duduk siswanya agar interaksi antarsiswa dapat berkembang dan mereka pun menjadi tidak bosan.

 Tempat duduk berbentuk U, setengah lingkaran, lingkaran penuh memiliki makna bahwa seluruh partisipan memiliki status yang sama.  Tempat duduk berbentuk persegi memiliki makna terdapat sang

pemimpin di tengah.

 Meja besar dengan kursi yang saling berhadapan baik digunakan untuk komunikasi atau diskusi. Baris panjang lurus ke depan adalah ruangan kelas tradisional yang diatur oleh peraturan tegas.


(7)

Dalam kerjasama kelompok ( diskusi ) dapat dibuat susunan tempat duduk yang diuraikan di bawah ini:

 Diskusi Meja Bundar : susunan tempat duduk melingkar atau mengelilingi meja bundar / kursi saja yang disusun melingkar seperti melingkari meja bundar menyebabkan seseorang lebih mudah berdialog dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah dalam diskusi. Selain itu dapat menciptakan diskusi yang lebih bebas tanpa agenda yang permanen. Diskusi meja bundar bersifat informal, penuh keakraban, kekeluargaan, dan demokratis.

 Symposium : serangkaian presentasi yang menyajikan beberapa pokok pikiran atau masalah yang controversial untuk dipecahkan, dalam format yang telah dirancang sebelumnya. Symposium akan dipimpin oleh seorang moderator.

 Diskusi Panel : susunan yang dirancang kelompok penyaji yang terdiri dari moderator, beberapa orang penyaji masalah yang controversial dan kelompok penanya (pembanding). Diskusi panel digunakan untuk menciptakan suasana dialog kelompok yang informal, mengidentifikasi masalah yang harus ditelaah dan diteliti sehingga dapat mendorong mereka untuk ikut memecahkan masalah.


(8)

b. Kreativitas Gaya Mengajar Guru

 Variasi suara : keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah, besar-kecil.  Pemusatan Perhatian : hal ini dapat dilakukan secara verbal, isyarat,

dengan menunjukkan model.

 Kesenyapan : Pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti sejenak secara tiba – tiba. Kesenyapan ini bertujuan meminta perhatian siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya . Kesenyapan dilakukan apabila guru akan berpindah dari satu segmen mengajar ke segmen mengajar lain.

 Kontak Pandang : untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindarkan hal – hal yang bersifat impersonal, maka kontak pandang perlu dilakukan selama mengajar.

 Gerakan Badan dan Mimik : perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, dan badan sangat penting dalam proses komunikasi.

 Perubahan posisi guru : perhatian siswa dapat ditingkatkan melalui perubahan posisi guru dalam proses interaksi komunikasi.

c. Kreativitas Memberikan Penguatan

Maksudnya adalah untuk memberi dorongan, tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati / diperhatikan. Hal – hal yang dapat dilakukan :

 Penguatan verbal : Guru berkata “ baik”, “bagus”, “pikiran yang cerdas”, “saya sangat menghargai pendapatmu”.

 Penguatan Gestural : Misalnya Guru mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan tanda setuju.

 Penguatan dengan cara mendekati : untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku/ penampilan siswa. misalnya saja guru duduk dalam kelompok diskusi, berdiri di samping siswa.

 Penguatan dengan sentuhan : Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa atau menjabat tangannya.


(9)

Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Oleh karena itu, guru dalam bertanya adalah guru dalam membimbing siswa belajar. Hal – hal yang harus diperhatikan:

Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.

Pemberian acuan: supaya siswa dapat menjawab dengan tepat.Pemusatan ke arah jawaban yang diminta: memberikan pertanyaan

yang luas kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.  Penyebaran pertanyaan : untuk maksud tertentu dapat melemparkan

pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa tertentu / menyebarkan respons kepada siswa yang lain.

Selain itu, dapat diberikan beberapa selingan permainan ketika guru mengajar, saat siswa ketahuan menguap dan tidur di kelas, sampai ketika siswa sudah tidak memperhatikan guru karena bosan. Permainan yang diberikan sebaiknya tidak memakan banyak waktu dan tepat sasaran. Hanya untuk menyegarkan pikiran dan badan. Untuk membangkitkan siswa bertanya, dapat dibuat semacam permainan seperti :

Bola pertanyaan : Bagikan kepada setiap siswa selembar kertas kosong. Mintalah siswa menulis pertanyaan pada kertas itu. Mintalah mereka menulis dengan huruf capital agar mudah dibaca oleh teman, tanpa perlu menulis identitas pembuat pertanyaan. Ajaklah masing – masing siswa meremas kertas itu menjadi seperti bola. Selanjutnya guru dapat mengumpulkan bola pertanyaan dalam keranjang dan membagi kembali bola - bola itu dengan melemparkan satu demi satu ke setiap orang di dalam kelas. Atau jika kelas membutuhkan penyegaran fisik guru dapat meminta mereka berdiri dan bermain perang – perangan dengan saling melempar bola pertanyaan, melempari orang sebanyak banyaknya dalam waktu 30 detik. Kemudian jika diberi aba – aba setiap orang harus mengambil sebuah bola, membukanya dan meminta siapa saja untuk menjawab pertanyaan. Setelah berapa menit mintalah setiap orang membaca pertanyaan dan memberi jawaban.

Mencari jawaban : Siswa diminta menulis tiga pertanyaan atau lebih mengenai suatu topic pada secarik kertas. Lalu, siswa diminta berdiri berkeliling ruangan selama kira – kira lima menit sambil saling bertanya secara berpasangan. Jika orang yang ditanya tidak tahu jawabannya, kedua orang tersebut harus bertanya kepada orang ketiga atau keempat sehingga mereka betul – betul mendapat jawaban


(10)

dari pertanyaan itu. Setiap pertanyaan yang tidak terjwab dapat dijawab oleh guru setelah pelajaran usai. Sebagai tinjauan, guru dapat meminta siswa membaca petanyaan mereka semua di kelas dengan mengungkapkan jawaban yang diberikan kepada mereka. Seluruh siswa dan guru boleh menjawab jika perlu.

e. Kreativitas Menjelaskan

Merupakan menyajikan infomasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. hal – hal yang bisa dilakukan :

Merencanakan penjelasan. Dalam hal ini perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan ( siswa dengan segala kesiapannya).  Menyajikan penjelasan. Perlu diperhatikan kejelasan ( kejelasan

tujuan, bahasa, dan proses yang merupakan kunci dalam memberikan penjelasan), penggunaan contoh, ilustrasi atau dengan alat peraga. Penggunaan alat peraga dapat dilakukan dengan cara :

 Langsung yaitu memperlihatkan bendanya sendiri, mengadakan percobaan - percobaan yang diamati siswa, membawa alat atau benda ke kelas.

 Tidak langsung yaitu dengan menunjukkan benda tiruan misalnya model, gambar, foto, film dan sebagainya.

Memberikan penekanan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya mengajar.

Membuat Pohon Pembelajaran

Dinamakan Pohon Pembelajaran sebab media ini menggunakan pohon sebagai alat bantu menjelaskan materi pelajaran pada siswa. Tentu bukan pohon betulan, melainkan gambar satu pohon yang memiliki banyak cabang dengan dedaunan. Dedaunan di setiap cabang inilah yang dimanfaatkan untuk menjelaskan materi kepada siswa. Bahkan guru pun tidak perlu capek-capek menjelaskan materi secara teoritik. Dengan media ini, siswa mendapat kebebasan mengembangkan pola pikirnya. Tentu saja tetap ada proses evaluasi terhadap hasil kerja siswa sehingga tidak terjadi kesalahan pemahaman. Selain itu agar lebih menarik lagi, perlu dipoles dengan warna yang sesuai dengan objeknya. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk meminta siswa membuat


(11)

media pembelajaran sendiri. Semisal mengajak siswa membuat bangunan kubus untuk pelajaran matematika. Sebab, kalau semua ditangani guru, tentu akan kerepotan

 Dapat pula menggunakan Strategi Pembelajaran

Contoh Praktisnya (Practical Examples); yaitu strategi pembelajaran sebagai upaya mengaitkan antara teori dengan praktek.

 Tunjukan dan Ceritakan (Show and Tell): strategi ini dilakukan atas asumsi bahwa jika siswa dapat menjelaskan suatu konsep kepada yang lain maka ia telah memahami konsep tersebut. Strategi ini diawali dengan pembuktian berupa demonstrasi yang dilanjutkan dengan penjelasan akan konsep tersebut.

 Studi Kasus (Case Study) : adalah upaya untuk membawa situasi nyata ke dalam kelas. Syarat strategi ini adalah kasus yang diangkat adalah kasus real, bukan kasus ilustratif.

 Teknik Diagram Alur (Flowchart Technique) : mirip dengan mind map untuk memperkenalkan atau memperdalam logika atau sistematika suatu konsep atau mengorganisasikan suatu pemikiran siswa terhadap suatu konsep tertentu secara sistematis dan terorgaisir dengan logis.

 Curah Pendapat (Brainstorming) : tujuannya untuk meningkatkan partisipasi dan kreatifitas ide.

 Lembar Umpan Balik : upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui perolehan feedback dari siswa.


(12)

f. Kreativitas Menutup Pelajaran

Menyampaikan kembali dengan cara merangkum inti pelajaran atau tanya jawab.

Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi seperti memberikan soal tertulis, meminta siswa mengekpresikan pendapatnya, atau dengan memberikan tugas melalui e-mail.

g. Temu Tokoh

Temu tokoh ini dapat dilakukan di sekolah – sekolah dengan mengundang tokoh atau public figure untuk memaparkan keberhasilan mereka dalam jenjang pendidikan Hal ini diharapkan untuk memunculkan kebutuhan akan suatu prestasi bagi siswa, bahwa prestasi tidaklah mudah untuk didapat akan tetapi melalui kerja keras. Temu tokoh ini merupakan treatment yang menyuguhkan kegigihan seorang tokoh. Kegigihan itu yang hendak ditransfer kepada siswa – siswa agar mereka optimis, selalu semangat dan jangan mudah menyerah dalam mencapai prestasi.

h. Wisata Alam

Selain belajar di dalam kelas, siswa perlu belajar dari alam. Guru bisa Belajar melalui wisata alam akan sangat berkesan di dalam pikiran siswa dan mengembangkan pemikirannya, serta dapat merangsang mereka untuk berbuat karena mereka telah membuktikan dan menyaksikan sendiri kejadian alam yang terjadi di sekitar mereka. Kegiatan seperti ini termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan, membebaskan dan memanusiakan manusia (siswa). Pelajaran yang didapat melalui wisata alam akan mendorong mengembangkan pemikiran – pemikiran siswa, menambah pengalaman belajar baru, menimbulkan rasa kepedulian, rasa kasih sayang, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.


(13)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, kesimpulannya adalah kreativitas guru dalam mengajar tidak hanya terbatas pada penjelasan di atas. Guru dapat mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan siswa. Kemudian, untuk penggunaan media pembelajaran khususnya teknologi, tidak mutlak harus digunakan, sebab penggunaannya berkaitan dengan lingkungan dan kondisi sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya, guru dapat mengkombinasikan atau menggunakan secara tunggal kreativitasnya dalam mengajar sesuai dengan konteks dan tujuan mengajar yang diinginkan. Selain itu, dengan adanya kreativitas guru dalam mengajar ini dapat meningkatkan dan menumbuhkan kreativitas juga pada siswa. 3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penyusun berikan yaitu tidak semua kreativitas yang penyusun paparkan di atas dapat digunakan semua dalam mengajar karena kondisi setiap sekolah itu berbeda. Ada sekolah yang unggul dalam fasilitas, mereka bisa memaksimalkan penggunaan teknologi dalam mengajar. Akan tetapi, bagi sekolah yang minim dalam fasilitas, mereka tidak bisa memaksimalkan penggunaan teknologi. Selain itu, penyajian kreativitas dalam mengajar harus disesuaikan dengan kemampuan kelas dan membuat kelas itu nyaman.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, LouAnne. 2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik: Cara Membangkitkan Minat Siswa melalui Pemikiran. Jakarta : Indeks.

Partin, L.Ronald. 2009. Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta : Indeks. Uno, Hamzah.2 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press. http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas ( diakses tanggal 5 Desember 2010 ) http://www.kreativitas.net/ ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://www.mail-archive.com/buni@yahoogroups.com/msg00021.html ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345689/3/chapter%20II.pdf ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://heru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2012/kreativitas.doc ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html ( diakses tanggal 18 Desember 2010 oleh MI Tanggel )

http://www.koranpendidikan.com/artikel/2260/mengajar-jadi-tidak-capek-kreativitas-anak-tergali.html ( diakses tanggal 18 Desember 2010 ) 30 Desember 2008

http://rastodio.com/pendidikan/pengertian-mengajar.html ( diakses tanggal 18 Desember 2010 ) rastodio pada August 10th, 2009

http://episentrum.com/search/definisi%20mengajar%20menurut%20para%20ahli ( diakses tanggal 18 Desember 2010 )


(1)

Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Oleh karena itu, guru dalam bertanya adalah guru dalam membimbing siswa belajar. Hal – hal yang harus diperhatikan:

Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.

Pemberian acuan: supaya siswa dapat menjawab dengan tepat.Pemusatan ke arah jawaban yang diminta: memberikan pertanyaan

yang luas kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.  Penyebaran pertanyaan : untuk maksud tertentu dapat melemparkan

pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa tertentu / menyebarkan respons kepada siswa yang lain.

Selain itu, dapat diberikan beberapa selingan permainan ketika guru mengajar, saat siswa ketahuan menguap dan tidur di kelas, sampai ketika siswa sudah tidak memperhatikan guru karena bosan. Permainan yang diberikan sebaiknya tidak memakan banyak waktu dan tepat sasaran. Hanya untuk menyegarkan pikiran dan badan. Untuk membangkitkan siswa bertanya, dapat dibuat semacam permainan seperti :

Bola pertanyaan : Bagikan kepada setiap siswa selembar kertas kosong. Mintalah siswa menulis pertanyaan pada kertas itu. Mintalah mereka menulis dengan huruf capital agar mudah dibaca oleh teman, tanpa perlu menulis identitas pembuat pertanyaan. Ajaklah masing – masing siswa meremas kertas itu menjadi seperti bola. Selanjutnya guru dapat mengumpulkan bola pertanyaan dalam keranjang dan membagi kembali bola - bola itu dengan melemparkan satu demi satu ke setiap orang di dalam kelas. Atau jika kelas membutuhkan penyegaran fisik guru dapat meminta mereka berdiri dan bermain perang – perangan dengan saling melempar bola pertanyaan, melempari orang sebanyak banyaknya dalam waktu 30 detik. Kemudian jika diberi aba – aba setiap orang harus mengambil sebuah bola, membukanya dan meminta siapa saja untuk menjawab pertanyaan. Setelah berapa menit mintalah setiap orang membaca pertanyaan dan memberi jawaban.

Mencari jawaban : Siswa diminta menulis tiga pertanyaan atau lebih mengenai suatu topic pada secarik kertas. Lalu, siswa diminta berdiri berkeliling ruangan selama kira – kira lima menit sambil saling bertanya secara berpasangan. Jika orang yang ditanya tidak tahu jawabannya, kedua orang tersebut harus bertanya kepada orang ketiga atau keempat sehingga mereka betul – betul mendapat jawaban


(2)

dari pertanyaan itu. Setiap pertanyaan yang tidak terjwab dapat dijawab oleh guru setelah pelajaran usai. Sebagai tinjauan, guru dapat meminta siswa membaca petanyaan mereka semua di kelas dengan mengungkapkan jawaban yang diberikan kepada mereka. Seluruh siswa dan guru boleh menjawab jika perlu.

e. Kreativitas Menjelaskan

Merupakan menyajikan infomasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. hal – hal yang bisa dilakukan :

Merencanakan penjelasan. Dalam hal ini perlu diperhatikan isi pesan yang akan disampaikan ( siswa dengan segala kesiapannya).  Menyajikan penjelasan. Perlu diperhatikan kejelasan ( kejelasan

tujuan, bahasa, dan proses yang merupakan kunci dalam memberikan penjelasan), penggunaan contoh, ilustrasi atau dengan alat peraga. Penggunaan alat peraga dapat dilakukan dengan cara :

 Langsung yaitu memperlihatkan bendanya sendiri, mengadakan percobaan - percobaan yang diamati siswa, membawa alat atau benda ke kelas.

 Tidak langsung yaitu dengan menunjukkan benda tiruan misalnya model, gambar, foto, film dan sebagainya.

Memberikan penekanan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya mengajar.

Membuat Pohon Pembelajaran

Dinamakan Pohon Pembelajaran sebab media ini menggunakan pohon sebagai alat bantu menjelaskan materi pelajaran pada siswa. Tentu bukan pohon betulan, melainkan gambar satu pohon yang memiliki banyak cabang dengan dedaunan. Dedaunan di setiap cabang inilah yang dimanfaatkan untuk menjelaskan materi kepada siswa. Bahkan guru pun tidak perlu capek-capek menjelaskan materi secara teoritik. Dengan media ini, siswa mendapat kebebasan mengembangkan pola pikirnya. Tentu saja tetap ada proses evaluasi terhadap hasil kerja siswa sehingga tidak terjadi kesalahan pemahaman. Selain itu agar lebih menarik lagi, perlu dipoles dengan warna yang sesuai dengan objeknya. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk meminta siswa membuat


(3)

media pembelajaran sendiri. Semisal mengajak siswa membuat bangunan kubus untuk pelajaran matematika. Sebab, kalau semua ditangani guru, tentu akan kerepotan

 Dapat pula menggunakan Strategi Pembelajaran

Contoh Praktisnya (Practical Examples); yaitu strategi pembelajaran sebagai upaya mengaitkan antara teori dengan praktek.

 Tunjukan dan Ceritakan (Show and Tell): strategi ini dilakukan atas asumsi bahwa jika siswa dapat menjelaskan suatu konsep kepada yang lain maka ia telah memahami konsep tersebut. Strategi ini diawali dengan pembuktian berupa demonstrasi yang dilanjutkan dengan penjelasan akan konsep tersebut.

 Studi Kasus (Case Study) : adalah upaya untuk membawa situasi nyata ke dalam kelas. Syarat strategi ini adalah kasus yang diangkat adalah kasus real, bukan kasus ilustratif.

 Teknik Diagram Alur (Flowchart Technique) : mirip dengan mind map untuk memperkenalkan atau memperdalam logika atau sistematika suatu konsep atau mengorganisasikan suatu pemikiran siswa terhadap suatu konsep tertentu secara sistematis dan terorgaisir dengan logis.

 Curah Pendapat (Brainstorming) : tujuannya untuk meningkatkan partisipasi dan kreatifitas ide.

 Lembar Umpan Balik : upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran melalui perolehan feedback dari siswa.


(4)

f. Kreativitas Menutup Pelajaran

Menyampaikan kembali dengan cara merangkum inti pelajaran atau tanya jawab.

Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi seperti memberikan soal tertulis, meminta siswa mengekpresikan pendapatnya, atau dengan memberikan tugas melalui e-mail.

g. Temu Tokoh

Temu tokoh ini dapat dilakukan di sekolah – sekolah dengan mengundang tokoh atau public figure untuk memaparkan keberhasilan mereka dalam jenjang pendidikan Hal ini diharapkan untuk memunculkan kebutuhan akan suatu prestasi bagi siswa, bahwa prestasi tidaklah mudah untuk didapat akan tetapi melalui kerja keras. Temu tokoh ini merupakan treatment yang menyuguhkan kegigihan seorang tokoh. Kegigihan itu yang hendak ditransfer kepada siswa – siswa agar mereka optimis, selalu semangat dan jangan mudah menyerah dalam mencapai prestasi.

h. Wisata Alam

Selain belajar di dalam kelas, siswa perlu belajar dari alam. Guru bisa Belajar melalui wisata alam akan sangat berkesan di dalam pikiran siswa dan mengembangkan pemikirannya, serta dapat merangsang mereka untuk berbuat karena mereka telah membuktikan dan menyaksikan sendiri kejadian alam yang terjadi di sekitar mereka. Kegiatan seperti ini termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan, membebaskan dan memanusiakan manusia (siswa). Pelajaran yang didapat melalui wisata alam akan mendorong mengembangkan pemikiran – pemikiran siswa, menambah pengalaman belajar baru, menimbulkan rasa kepedulian, rasa kasih sayang, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.


(5)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, kesimpulannya adalah kreativitas guru dalam mengajar tidak hanya terbatas pada penjelasan di atas. Guru dapat mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan siswa. Kemudian, untuk penggunaan media pembelajaran khususnya teknologi, tidak mutlak harus digunakan, sebab penggunaannya berkaitan dengan lingkungan dan kondisi sekolah yang bersangkutan. Selanjutnya, guru dapat mengkombinasikan atau menggunakan secara tunggal kreativitasnya dalam mengajar sesuai dengan konteks dan tujuan mengajar yang diinginkan. Selain itu, dengan adanya kreativitas guru dalam mengajar ini dapat meningkatkan dan menumbuhkan kreativitas juga pada siswa.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penyusun berikan yaitu tidak semua kreativitas yang penyusun paparkan di atas dapat digunakan semua dalam mengajar karena kondisi setiap sekolah itu berbeda. Ada sekolah yang unggul dalam fasilitas, mereka bisa memaksimalkan penggunaan teknologi dalam mengajar. Akan tetapi, bagi sekolah yang minim dalam fasilitas, mereka tidak bisa memaksimalkan penggunaan teknologi. Selain itu, penyajian kreativitas dalam mengajar harus disesuaikan dengan kemampuan kelas dan membuat kelas itu nyaman.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, LouAnne. 2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik: Cara Membangkitkan Minat Siswa melalui Pemikiran. Jakarta : Indeks.

Partin, L.Ronald. 2009. Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta : Indeks. Uno, Hamzah.2 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas ( diakses tanggal 5 Desember 2010 ) http://www.kreativitas.net/ ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://www.mail-archive.com/buni@yahoogroups.com/msg00021.html ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345689/3/chapter%20II.pdf ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://heru.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2012/kreativitas.doc ( diakses tanggal 5 Desember 2010 )

http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html ( diakses tanggal 18 Desember 2010 oleh MI Tanggel )

http://www.koranpendidikan.com/artikel/2260/mengajar-jadi-tidak-capek-kreativitas-anak-tergali.html ( diakses tanggal 18 Desember 2010 ) 30 Desember 2008

http://rastodio.com/pendidikan/pengertian-mengajar.html ( diakses tanggal 18 Desember 2010 ) rastodio pada August 10th, 2009

http://episentrum.com/search/definisi%20mengajar%20menurut%20para%20ahli ( diakses tanggal 18 Desember 2010 )


Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 10

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52