rkpd kabupaten rembang tahun 2015

(1)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH [ RKPD ]

KABUPATEN REMBANG

TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

2014


(2)

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI REMBANG

NOMOR 7 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI REMBANG,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Bupati

tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Kabupaten Rembang Tahun 2015;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 13 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah - daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);


(3)

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);


(4)

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 450) Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2

Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Rembang (Lembaran Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Rembang Nomor 81);


(5)

21. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rembang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rembang;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rembang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 1 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Rembang Nomor 92);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 10 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Rembang Nomor 98);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2015

Pasal 1

(1) Menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

(2) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2010 2015.

(3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2015 dan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2015.


(6)

Pasal 2

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Rembang.

Diundangkan Di Rembang pada tanggal 21 Mei 2014

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN REMBANG

HAMZAH FATONI

BERITA DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2014 NOMOR 7 Ditetapkan Di Rembang pada tanggal Mei 2014

Plt. BUPATI REMBANG WAKIL BUPATI


(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... I - 1 A Latar Belakang ... I - 1 B. Dasar Hukum Penyusunan ... I - 3 C Hubungan antar dokumen ... I - 5 D Sistematika ... I - 6 E Maksud dan Tujuan ... I - 7 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN

LAPORAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN ...

II - 1

A. Gambaran Umum Kondisi Daerah .……… II - 1 B Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

sampai dengan tahun berjalan ...

II - 3 1 Evaluasi Agregatif Pembangunan Daerah

Kabupaten Rembang ...

II - 3 2 Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan ... II - 10 C Permasalahan/Isu Pembangunan Daerah ... II - 86 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ...

III - 1 A Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... III - 1

1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan

Perkiraan Tahun 2014 ...

III - 3 2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah

Tahun 2015 ...

III - 4 B. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III - 6 1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ... III - 6 2 Arah Kebijakan Belanja Daerah ... III - 8 3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ... III - 11 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH IV - 1

A Tujuan dan Sasaran Pembangunan RPJMD 2010-2015 ...

IV - 1 B Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

2015 ...

IV - 4

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 ...

V - 1

A Urusan Wajib ... V - 2 B Urusan Pilihan... V - 15 BAB VI PENUTUP ... VI - 1


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Rembang ... II-1 Tabel 2. 2. Capaian Indikator Agregat IPM Kabupaten Rembang Tahun

2012-2013 ... II-3 Tabel 2. 3. Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi dan Nilai Tukar Petani (%)

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-6 Tabel 2. 4. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (juta Rupiah) ... II-7 Tabel 2. 5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan

(2000) Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) ... II-8 Tabel 2. 6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Berlaku

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) ... II-8 Tabel 2. 7. Data Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka

di Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-9 Tabel 2. 8. Capaian IPG dan IDG Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-10 Tabel 2. 9. Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan

di Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-11 Tabel 2.10. Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan

Di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ... II-11 Tabel 2.11. Angka Kelulusan Masing-masing jenjang Pendidikan

Di Kabupaten Rembang 2011 – 2013 ... II-12 Tabel 2.12. Angka Transisi SMP dan SMA Tahun 2011-2013 ... II-12 Tabel 2.13. Angka Putus Sekolah Jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-13 Tabel 2.14. Jumlah Sekolah di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ... II-13 Tabel 2.15. Jumlah Murid di Kabupaten Rembang Tahun 2012 – 2013 (orang) ... II-14 Tabel 2.16. Jumlah Guru di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ... II-14 Tabel 2.17. Ratio Guru Terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013 ... II-14 Tabel 2.18. Ratio Kelas terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013 ... II-15 Tabel 2.19. Ratio Sekolah terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013 ... II-15 Tabel 2.20. Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan Berdasarkan

Tingkat Kerusakan 2011 -2013 (Unit) ... II-15 Tabel 2.21. Persentase Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan

di Kabupaten Rembang Berdasarkan Tingkat Kerusakan 2011-2013... II-16 Tabel 2.22. Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasinya Untuk Jenjang Pendidikan

SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Kabupaten Rembang 2011 – 2013.. II-17 Tabel 2.23. Persentase SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang Memiliki Sarana

Pendukung Pembelajaran di Kabupaten Rembang 2011 – 2013 ... II-18 Tabel 2.24. Persentase SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang melaksanakan

MBS di Kabupaten Rembang 2011 – 2013 ... II-19 Tabel 2.25. Hasil Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Kabupaten Rembang Tahun 2013 ... II-19 Tabel 2.26. Rasio Jumlah Dokter Terhadap Jumlah Penduduk Tahun

2011-2013 ... II-20 Tabel 2.27. Perkembangan Status Gizi Balita Tahun 2011 - 2013 ... II-21 Tabel 2.28. JumlahPosyandu dan Balita Tahun 2011 – 2013 ... II-21 Tabel 2.29. JumlahPosyandu dan Balita Menurut Kecamatan Tahun 2013 ... II-22 Tabel 2.30. Rasio Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Terhadap Jumlah

Penduduk Tahun 2011 s.d 2013 ...

II-23 Tabel 2.31. Kunjungan Puskesmas di Kab. Rembang Tahun 2011- 2013 ... II-23 Tabel 2.32. Jumlah Kunjungan Rawat di Kabupaten Rembang Tahun 2011 –

2013. ... II-24 Tabel 2.33. Hasil Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Kabupaten Rembang tahun 2013 ...

II-25 Tabel 2.34. Panjang Jalan Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-26 Tabel 2.35. Jumlah dan Panjang Jembatan di Kab. Rembang Tahun 2011 – 2013 .. II-28 Tabel 2.36. Panjang Saluran Irigasi Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-31 Tabel 2.37. Kondisi Permukiman di Kabupaten Rembang Tahun 2012 – 2013 ... II-32 Tabel 2.38. Pemberian Rekomendasi Penerbitan Izin Prinsip BKPRD Kabupaten

Rembang Tahun 2011-2012 ... II-36 Tabel 2.39. Data Organisasi Kepemudaan di Kabupaten Rembang Tahun 2011 –

2013 ... II-39


(9)

Tabel 2.40. Data Sarana dan Prasarana Olahraga di Kabupaten Rembang

Tahun 2011-2013 ... II-39 Tabel 2.41. Jenis dan Klub Cabang Olahraga di Kabupaten Rembang

Tahun 2011- 2013 ... II-39 Tabel 2.42. Jenis Cabang Olahraga Unggulan di Kabupaten Rembang

Tahun 2011 – 2013 ... II-40 Tabel 2.43. Organisasi Olahraga di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 ... II-40 Tabel 2.44. Prestasi Atlet menurut Cabang Olahraga Kabupaten Rembang

Tahun 2011-2013 ... II-41 Tabel 2.45. Pelayanan Perijinan Di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ... II-42 Tabel 2.46. Perkembangan Nilai Realisasi Investasi Swasta (PMA/PMDN)

di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ...

II-44 Tabel 2.47. Perkembangan Koperasi dan UKM di Kabupaten Rembang

Tahun 2010-2012 ... II-46 Tabel 2.48. Cakupan Pelayanan Administrasi kependudukan Kabupaten Rembang

Tahun 2010 – 2012 ... II-46 Tabel 2.49. Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir Tahun

2010-2012 ... II-47 Tabel 2.50. Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ... II-48 Tabel 2.51. Tingkat Pendidikan Pencari Kerja Tahun 2010-2012 (orang) ... II-48 Tabel 2.52. Jenis dan jumlah Peserta pelatihan di BLK Kabupaten Rembang

Tahun 2010-2012 ... II-49 Tabel 2.53. Perkembangan Neraca Bahan Makanan 6 Bahan Makanan Pokok

Masyarakat di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2012 ... II-53 Tabel 2.54. Matrik Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban

Kekerasan Kabupaten Rembang Tahun 2012 ... II-51

Tabel 2.55. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah dan swasta Tahun 2010-2012 ...

II-53 Tabel 2.56. Jumlah Kasus KDRT Tahun 2010-2012 ... II-53 Tabel 2.57. Jumlah Kasus KDRT Menurut Kecamatan Tahun 2012 ... II-54 Tabel 2.58. Matrik Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan

Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ...

II-54

Tabel 2.59. Perkembangan Pembangunan Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera Tahun 2010 – 2012 ... II-56 Tabel 2.60. Data Bidang Perhubungan Kabupaten Rembang Tahun 2010 – 2012.... II-59 Tabel 2.61. Data Status Tanah Bersertifikasi di Kabupaten Rembang

Tahun 2010−2012 ... II-60 Tabel 2.62. Angka Kriminalitas Kabupaten Rembang tahun 2010-2012 ... II-62 Tabel 2.63. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2010-2012 ... II-63 Tabel 2.64. Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2010-2012 .... II-63 Tabel 2.65. Rasio Jumlah Pos Siskamling Per Kecamatan Tahun 2010-2012 . II-64 Tabel 2.66. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Rembang

Tahun 2010−2012 ...

II-67 Tabel 2.67. Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD

Kabupaten Rembang 2011−2013 ... II-68 Tabel 2.68. Jumlah PNS Dirinci Menurut Strata Pendidikan PNS Per Golongan

Pemerintah Kabupaten Rembang tahun 2012 ... II-69 Tabel 2.69. Strata Pendidikan Jabatan Eselon Pada Pemerintah Kabupaten

Rembang tahun 2012 ... II-69 Tabel 2.70. Lembaga Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 ... II-71 Tabel 2.71. Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Tahun 2010-2012...

II-72 Tabel 2.72. Jenis PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)

Kabupaten Rembang Tahun 2010- 2012 ... II-73 Tabel 2.73. Data Jenis Kesenian Tradisional di Kabupaten Rembang Tahun 2013 .. II-74 Tabel 2.74. Kegiatan Tradisi/Keagamaan di Kabupaten Rembang Tahun 2013 ... II-75 Tabel 2.75. Data Bidang Kebudayaan Tahun 2010 -2012 ... II-76 Tabel 2.76. Jumlah Koleksi Buku, Kunjungan di Perpustakaan Daerah, Data

Kerasipan Tahun 2010-2012 ... II-76 Tabel 2.77. Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut

Kabupaten Rembang Tahun 2010 – 2012 ... II-78


(10)

Tabel 2.78. Jumlah dan Nilai Produksi Perikanan Budidaya Air Payau

Di Kabupaten Rembang Tahun 2010-2012 ... II-78 Tabel 2.79. Perkembangan Sektor Petanian Kabupaten Rembang

Tahun 2010 -2012 ... II-79 Tabel 2.80. Perkembangan Sektor Peternakan Kabupaten Rembang

Tahun 2010 – 2012 ... II-80 Tabel 2.81. Pembangunan Kehutanan di Kabupaten Rembang

Tahun 2010 - 2012 ... II-82 Tabel 2.82. Data Obyek Wisata di Kabupaten Rembang Tahun 2012 ... II-83 Tabel 2.83. Jumlah Kunjungan Obyek Wisata Tahun 2010 - 2012 ... II-84 Tabel 2.84. Jumlah Sarana Perdagangan dan Industri Kabupaten Rembang

Tahun 2010 – 2012 ... II-85 Tabel 3. 1. Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi dan Nilai Tukar Petani (%)

Tahun 2012 dan 2014 ... III-3 Tabel 3. 2. PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Rembang Tahun 2012 dan

2015 (ADHK Tahun 2000) ... III-5 Tabel 3. 3. Prediksi Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2015 .... III-6 Tabel 3. 4. Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Rembang tahun 2015 ... III-8 Tabel 3. 5. Proyeksi Belanja Kabupaten Rembang Tahun 2015 ... III-10 Tabel 3. 6 Proyeksi Pembiayaan Rembang Tahun 2015 ... III-13 Tabel 4. 1. Prioritas dan Sasaran Serta Target Pembangunan Daerah

Kabupaten Rembang Tahun 2015 ... IV-5


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, maka dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu, setiap pemerintah daerah diharuskan menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan, salah satu dokumen perencanaan pembangunan tersebut adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah yang disebut dengan RKPD, disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Hal itu berarti, RKPD sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD (PPAS) yang selanjutnya KUA-PPAS yang telah disepakati digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan RAPBD.

Sebagaimana diatur dalam pasal 99 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah disebutkan bahwa RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja (Renja).


(12)

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang tahun 2015 mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 yang menyatakan bahwa, pada tahun 2015 adalah tahun kelima pelaksanaan RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 yang merupakan tahap ketiga bagi upaya terwujudnya masyarakat Rembang yang maju, mandiri, dinamis dan sejahtera, dengan fokus pada (1) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di segala bidang kompetensi, profesional, mandiri dan bermanfaat dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan (2) pengembangan tatakelola pemerintahan yang baik, responsif terhadap perkembangan dan perubahan dinamika kebijakan serta proaktif dalam mengantisipasi perkembangan global, ditopang oleh teknologi komunikasi dan informasi yang memadai.

Sejalan dengan hal tersebut, dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan tahun 2015-2015, maka RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 disusun dengan memperhatikan hasil evaluasi kinerja pembangunan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya serta capaian indikator pada masing-masing urusan. Selain itu juga memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RKPD Provinsi Jawa Tengah serta capaian indikator amanat afirmatif seperti Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian target Millenium Development goals (RAD MDGs), pencapaian kesepakatan pendidikan untuk semua (education for all), implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi. Penyusunan RKPD tahun 2015 juga mempertimbangkan sinergitas pembangunan antara pusat dan daerah, menampung aspirasi masyarakat dan dunia usaha, mengacu pada peningkatan keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program kegiatan yangpro poor, pro job, pro growth dan

pro environment, pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) dan masterplan percepatan dan perluasan penanggulangan kemiskinan Indonesia (MP3KI), dengan meningkatkan keterkaitan antar sektor dan antar wilayah.

Penyusunan RKPD tahun 2015 dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD dengan menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, bottom-up dan top-down. Pendekatan teknokratik dilakukan dengan


(13)

menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk menyusun perencanaan pendapatan, perencanaan belanja dan perencanaan pembiayaan, termasuk melalui proses konsultasi dengan para pakar. Proses partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan pembangunan antara lain melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Proses bottom-up dilakukan secara berjenjang mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Sedangkan proses top-down

antara lain diimplementasikan dalam bentukPolitik Program.

B. Dasar Hukum Penyusunan

Penyusunan RKPD Tahun 2015 ini mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;


(14)

11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Perangkat Daerah;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2009 -2015;

24. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan;

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan


(15)

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005– 2025;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2005 – 2025;

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2010 – 2015;

31. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2031; 32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015

C. Hubungan Antar Dokumen

RKPD Kabupaten Rembang merupakan sub sistem dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hal ini


(16)

berarti bahwa RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 disusun mengacu pada RPJM Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 dengan memperhatikan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dan RKP Tahun 2015. Selanjutnya RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 akan menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD di seluruh Kabupaten Rembang.

Dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Rembang agar tidak bertentangan dengan pengaturan pemanfaatan ruang yang telah ada, maka dalam penyusunannya memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang dan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pembangunan masing-masing urusan, maka dalam penyusunan RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 juga memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan lainnya seperti misalnya Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Rencana Aksi Daerah Pemberdayaan Perempuan (RAD-PP), Rencana Aksi Daerah Kabupaten Layak Anak (RAD-KLA), Rencana Aksi Pendidikan Untuk Semua (PUS), Rencana Aksi Program Keluarga Harapan (PKH), Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi, Rencana Induk Pengembangan Kawasan, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata serta dokumen lainnya.

D. Sistematika

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD.

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN LAPORAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Memuat gambaran umum kondisi daerah, evaluasi kinerja pembangunan daerah yang berisi hasil pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2013 dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah serta permasalahan pembangunan daerah.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah (berisi kondisi perekonomian nasional dan daerah tahun 2013, perkiraan tahun


(17)

2015 serta tantangan dan prospek ekonomi daerah tahun 2015) serta arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah dan arah kebijakan pembiayaan daerah).

BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

Memuat visi dan misi pembangunan daerah jangka menengah, tujuan pembangunan tahap ketiga RPJMD 2010-2015, kebijakan umum pembangunan daerah, sasaran, prioritas pembangunan daerah dan prioritas program tahun 2015.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015

Memuat rencana kerja Pemerintah Kabupaten Rembang tahun 2015 terdiri dari dua kelompok urusan kewenangan yaitu urusan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan serta program di luar urusan wajib dan pilihan.

BAB VI. PENUTUP

Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Rembang tahun 2015

E. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 adalah untuk :

a. Menjabarkan RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2010-2015 dan sinkronisasi dengan sasaran dan program RPJMD Provinsi dan RPJMN serta RKPD Provinsi Tahun 2015 ke dalam Rencana Program kegiatan prioritas Kabupaten Rembang Tahun 2015.

b. Menciptakan sinergi program kegiatan pembangunan Kabupaten Rembang tahun 2015.

c. Mewujudkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumberdaya dalam rangka pembangunan daerah.


(18)

2. Tujuan

Tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2015 adalah sebagai pedoman dalam :

a. Penyusunan Rancangan APBD Kabupaten Rembang Tahun 2015 yang didahului dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

b. Penyelenggaraan pembangunan oleh Pemerintah Kabupaten Rembang.


(19)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN LAPORAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN A. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kabupaten Rembang terletak di ujung timur Provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Secara astronomis Kabupaten Rembang terletak pada posisi lintang berada pada 111°00’ - 111°30’ BT dan 6°30’ - 7°00’ LS. Batas-batas administratif wilayah Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur Sebelah Barat : Kabupaten Pati

Sebelah Selatan : Kabupaten Blora

Kabupaten Rembang memiliki luas wilayah 101.408 ha yang terbagi menjadi 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Sale (10.714 ha) disusul Kecamatan Bulu (10.240 ha). Data luas wilayah kecamatan di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Rembang

No Nama Kecamatan Luas Wilayah (ha)

1 Sumber 7.673

2 Bulu 10.240

3 Gunem 8.020

4 Sale 10.714

5 Sarang 9.133

6 Sedan 7.964

7 Pamotan 8.156

8 Sulang 8.454

9 Kaliori 6.150

10 Rembang 5.881

11 Pancur 4.594

12 Kragan 6.166

13 Sluke 3.759

14 Lasem 4.504

Jumlah 101.408

Sumber : Kabupaten Rembang Dalam Angka. 2014

Sebagian besar wilayah Kabupaten Rembang berupa tanah kering lahan bukan sawah 72.313 ha dan yang lain berupa lahan sawah 29.095 ha.


(20)

Penggunaan tanah kering umumnya adalah untuk perkebunan sedangkan lahan sawah lebih banyak dipergunakan untuk pertanian dengan jenis pengairan teknis 2.210 ha (7,58%), pengairan 1/2 teknis 3.594 ha (12,32%), pengairan sederhana 2.569 ha (8,81%) dan tadah hujan 20.722 ha (71,29%).

Secara topografis, Kabupaten Rembang memiliki karakteristik wilayah yang bervariasi antara lain meliputi daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Rembang 8.34% terletak pada ketinggian 1–7 meter dpl, ketinggian 7-25 m dpl sebesar 12,41% , ketinggian 25-100 m dpl sebesar 42,82 %, ketinggian 25-100-500 m dpl sebesar 28,08%, dan ketinggian diatas 500 m dpl sebesar 8,34%.

Jenis iklim yang ada di Kabupaten Rembang adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata sebesar 23OC, sedangkan suhu maksimum dapat mencapai 33OC. Di wilayah Kabupaten Rembang curah hujan rata-rata 1.179,86 mm per tahun dimana curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember yaitu sebanyak 197 mm/bulan dan curah hujan terendah terjadi bulan Agustus dan September yaitu sebanyak 10 dan 17 mm/bulan.

Kabupaten Rembang memiliki sumber air permukaan berupa sungai dan dam. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Rembang antara lain sungai Randugunting, Babagan, Karanggeneng, Kening, Telas, Kalipang, Sudo dan Sungai Patiyan. Di Kabupaten Rembang terdapat 121 dam dan 25 daerah irigasi. dari jumlah tersebut tidak semuanya dialiri air sepanjang tahun.

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Rembang meliputi kawasan rawan bencana banjir, kawasan rawan bencana abrasi, kawasan rawan bencana tanah longsor, kawasan rawan bencana kekeringan dan rawan bencana angin topan. Persebaran lokasi rawan bencana secara umum merata di seluruh wilayah Kabupaten Rembang.

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Rembang cenderung mengalami peningkatan. Jumlah penduduk Kabupaten Rembang tahun 2013 sebanyak 611.495. Pada tahun 2013 berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Rembang sebanyak 306.727 jiwa dan jumlah penduduk laki sebanyak 304.768 jiwa, sehingga rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan sebesar 99,36 % yang menunjukkan jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Rembang tahun 2013 lebih kecil dibanding jumlah penduduk perempuan.


(21)

B. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Dengan Tahun Berjalan

1. Evaluasi Agregatif Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang

Target pembangunan daerah Kabupaten Rembang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang dengan indikator agregat makro pembangunan, yang dapat mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah.

a. Indeks Pembangunan Manusia

Indikator keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia yang menjadi salah satu ukuran kinerja daerah adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ukuran IPM dibentuk oleh 3 (tiga) parameter yaitu angka usia harapan hidup, pencapaian pendidikan dengan komponen rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, serta pengeluaran riil per kapita. IPM Kabupaten Rembang tahun 2014 belum dapat disajikan, namun berdasarkan IPM tahun 2013 termasuk dalam kategori baik, yaitu sebesar 73,53 naik dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 72,81. selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.2

Capaian Indikator Agregat IPM Kabupaten Rembang Tahun 2012-2013

No Indikator 2012 2013

1 Usia Harapan Hidup (tahun) 70,34 70,64

2 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7,05 7,30

3 Angka Melek Huruf (%) 91,37 92,07

4 Pengeluaran riil perkapita (Rp) 646,900 649,630

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 72,81 73,53

Sumber data : BPS Kab. Rembang

b. Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi, Nilai Tukar Petani dan Indeks Gini dan Indeks Williamson

b.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi suatu daerah. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan.


(22)

Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan. Beberapa hal yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah antara lain ketersediaan tenaga kerja, sumber daya alam, sumber daya modal dan kondisi sosial masyarakat setempat.

Kinerja sektor Perekonomian Kabupaten Rembang selama lima tahun terakhir tumbuh stabil pada kisaran angka diatas 4 persen. Pada tahun 2009 Laju Pertumbuhan Ekonomi mencapai angka 4,46% dimana pertumbuhan tertinggi berada di sektor Bangunan (8,16%) dan terendah di sektor Industri pengolahan (2,69%). Tren kenaikan Laju Pertumbuhan Ekonomi terus berlanjut di tahun 2010 dimana mencapai 4,45%, melambat menjadi 4,40% ditahun 2011 dan meningkat kembali menjadi 4,48% di tahun 2012 dan pada tahun 2013 kembali meningkat hingga 50,03%. Trend pertumbuhan perekonomian selama dua tahun terakhir masih disokong oleh perkembangan sektor pertanian terutama sub sektor tanaman pangan dengan indikasi perbaikan produktivitas serta harga komoditas padi dan palawija, disamping perkembangan signifikan komoditas sub sektor perkebunan dan perikanan. Selain itu terus tumbuhnya kinerja sektor sektor Listrik, gas dan air bersih dengan rata-rata pertumbuhan 10,06% juga turut mempengaruhi kinerja perekonomian Kabupaten Rembang secara keseluruhan.

b.2. Laju Inflasi

Tingkat Inflasi di suatu daerah pada suatu tahun dapat dihitung salah satunya dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan dapat juga dilihat dari besaran perubahan permintaan komoditas. Laju Inflasi di Kabupaten Rembang berfluktuasi dari tahun ke tahun, dimana perubahan nilai inflasi paling banyak terjadi di kelompok pengeluaran bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, tembakau, perumahan, air, listrik dan bahan bakar minyak. Namun demikian laju Inflasi di Kabupaten Rembang tiga tahun terakhir relatif masih terkendali dibawah angka dua digit. Pada tahun 2011 angka inflasi berada pada kisaran 2,73%, di tahun berikutnya sedikit meningkat menjadi 4,28% dan meningkat kembali menjadi 6,88% di tahun 2013.


(23)

b.3. Indeks Gini dan Indeks Williamson

Keberhasilan pembangunan biasanya dikaitkan dengan masalah pemerataan pembangunan. Secara logika, adanya ketimpangan yang semakin lebar antara kelompok penduduk berpenghasilan tinggi dan rendah berarti terjadinya ketidakmerataan pembangunan. Dengan demikian orientasi pemerataan merupakan usaha untuk memangkas kesenjangan kelompok penduduk berpenghasilan tinggi dan rendah. Tolok ukur untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan antara lain dengan Indeks Gini atau Gini Ratio. Adapun kriteria kesenjangan/ketimpangan adalah G < 0,30 berarti ketimpangan rendah, 0,30 ≤ G ≤ 0,50 berarti ketimpangan sedang dan G > 0,50 berarti ketimpangan tinggi. Indeks Gini di Kabupaten Rembang selama tahun 2011-2013 berkisar 0,267 yang menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan penduduk di Kabupaten Rembang adalah rendah, atau distribusi pendapatan penduduk di Kabupaten Rembang semakin merata. Apabila dikaitkan dengan angka pendapatan per kapita yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan angka indeks Gini yang semakin menurun mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Rembang semakin meningkat dan semakin banyak penduduk yang dapat menikmatinya.

Sedangkan Indeks Williamson digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita suatu wilayah pada waktu tertentu. Dari perhitungan yang telah dilakukan, Indeks Williamson secara umum di Kabupaten Rembang bergerak di kisaran 0,203 (data tahun 2011), hal ini dapat diartikan bahwa tingkat ketimpangan pembangunan antar wilayah di Kabupaten masih berada di level yang rendah. Meskipun demikian, Pemerintah Kabupaten Rembang selalu berupaya menurunkan Indeks Williamson agar mencapai angka ideal melalui intervensi kebijakan spasial dan mendasarkan pada karakteristik khusus setiap wilayah.

b.4. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan/rasio antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib). Hubungan Nilai Tukar Petani (NTP) dengan tingkat kesejahteraan petani sebagai produsen secara nyata terlihat


(24)

dari posisi It yang berada pada pembilang (enumerator) dari angka NTP. Apabila harga barang/produk pertanian naik, dengan asumsi volume produksi tidak berkurang, maka penerimaan/pendapatan petani dari hasil panennya juga akan bertambah.

Disisi lain, untuk melihat tingkat kesejahteraan petani secara utuh perlu juga dilihat faktor pembentuk yang lain yaitu perkembangan jumlah pengeluaran/pembelanjaan mereka baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk produksi. Dalam hal ini petani sebagai produsen dan juga konsumen dihadapkan kepada pilihan dalam mengalokasikan pendapatannya yaitu: Pertama, untuk memenuhi kebutuhan pokok (konsumsi) demi kelangsungan hidup petani beserta keluarganya. Kedua, pengeluaran untuk produksi/budidaya pertanian yang merupakan ladang penghidupannya yang mencakup biaya operasional produksi dan investasi atau pembentukan barang modal. Unsur kedua ini hanya mungkin dilakukan apabila kebutuhan pokok petani telah terpenuhi; dengan demikian investasi dan pembentukan barang modal merupakan faktor penentu bagi tingkat kesejahteraan petani.

Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Rembang tahun 2011-2013 mengalami perkembangan yang cukup baik meskipun belum mencapai kondisi yang ideal. Tahun 2011, NTP Kabupaten Rembang sebesar 98,59%, kemudian tahun 2012 naik menjadi 99,18 % sedang pada tahun 2013 naik menjadi menjadi 99,23%. Kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Rembang terus diupayakan melalui peningkatan indeks yang diterima petani diantaranya melalui stabilisasi harga komoditas tanaman pangan, insentif usaha tani, fasilitasi permodalan bagi petani dan penguatan kelembagaan dan kemitraan petani dengan stakeholder pertanian. Untuk lebih lengkapnya Laju Pertumbuhan Ekonomi, Nilai Inflasi dan Nilai Tukar Petani (NTP) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.3

Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi dan Nilai Tukar Petani Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013

Pertumbuhan ekonomi (%) 4,40 4,48 5,03

Laju Inflasi (%) 2,73 4,28 6,88

Nilai Tukar Petani (%) 98,00 98,59 99,23


(25)

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kinerja perekonomian Kabupaten Rembang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sektor yang memiliki nilai PDRB (ADHK 2000) terbesar adalah sektor pertanian dengan nilai PDRB pada tahun 2013 sebesar 1.149.099 juta rupiah (43.75 persen dari nilai PDRB). Sektor yang memiliki nilai PDRB terkecil adalah sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 13.348 juta rupiah (0,51 persen). Pada tahun 2013 jumlah PDRB (ADHK 2000) Kabupaten Rembang mencapai Rp 2.626.475 juta, dimana jumlah tersebut tumbuh 5,02% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 2.500.796 juta. Nilai PDRB ADHK 2000 pada tahun 2013 didominasi oleh 3 sektor primer yaitu pertanian sebesar Rp. 1.149.099 juta, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 448.168 juta dan sektor jasa-jasa Rp 402.661 juta. Selengkapnya dijelaskan tabel berikut :

Tabel 2.4

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan (2000) Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013

1. Pertanian 1.067.912,90 1.102.834 1.149.099,45

2. Pertambangan dan penggalian

45.179,47 132.498 50.383,28 3. Industri pengolahan 95.039,15 100.358 107.609,38 4. Listrik, gas dan air

bersih

11.327,89 12.129 13.348,86

5. Bangunan 214.875,36 231.108 244.358,56

6. Perdagangan, hotel, dan restoran

397.761,78 421.942 448.168,34 7. Angkutan dan

komunikasi

129.402,24 136.904 146.066,81 8. Keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan

57.130,28 60.785 64.779,57

9. Jasa-jasa 365.830,16 387.703 402.661,69

Jumlah PDRB 2.384.459,23 2.500.796 2.626.475,93

Laju Pertumbuhan 4,45 4,40 5,03

Sumber: BPS Kab. Rembang

Perekonomian yang terus tumbuh dan stabil di Kabupaten Rembang dapat juga dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Dalam kurun waktu 2011-2013 perekonomian Kabupaten Rembang rata-rata tumbuh 10,55% per tahun. Kenaikan ini banyak dipengaruhi oleh membaiknya harga komoditas pertanian, meningkatnya volume perdagangan dan jasa. PDRB ADHB pada tahun 2012 mencapai Rp. 5.951.889 juta dan pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar Rp. 6.579.916,17 juta. Tiga sektor perekonomian Kabupaten Rembang yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor


(26)

pertanian sebesar Rp. 2.835.428,02 juta, perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 1.199.184 juta, dan sektor jasa-jasa sebesar Rp. 994.331,94 juta. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.5

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Berlaku Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013

1. Pertanian 2.434.732,96 2.613.697 2.835.428,02

2. Pertambangan dan penggalian 91.071,97 98.782 109.600,17

3. Industri pengolahan 206.853,03 231.642 264.762,93

4. Listrik, gas dan air bersih 24.423,58 27.201 32.209,49

5. Bangunan 502.571,81 553.622 618.158,04

6. Perdagangan, hotel, dan

restoran

945.299,76 1.061.503 1.199.184,00

7. Angkutan dan komunikasi 300.131,51 331.236 374.832,28

8. Keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan

125.292,97 137.551 151.409,30

9. Jasa-jasa 715.903,35 809.791,84 994.331,94

Produk Domestik Regional Bruto 5.440.169.44 5.951.889 6.579.916,17

Laju Pertumbuhan (%) 9,47 9.41 10,55

Sumber: BPS Kab. Rembang

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita ADHB Kabupaten Rembang mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 9.095.417,73 rupiah meningkat di tahun 2012 menjadi 9.860.944,97 rupiah dan pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 10.806.181,22 ribu rupiah atau meningkat rata-rata 8,81% per tahun. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.6

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (Rupiah)

No. Uraian 2011 2012 2013

1. PDRB Perkapita ADHB (ribu

rupiah)

9.095.417,73 9.860.944,97 10.806.181,22

2. PDRB Perkapita ADHK

Tahun 2000 (ribu rupiah)

3.986.576,71 4.143.258,85 4.313.455,40

Sumber: BPS Kab. Rembang/Bappeda data diolah

d. Penduduk Miskin dan Pengangguran

Berdasarkan data jumlah penduduk miskin yang ada sampai dengan tahun 2013 cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rembang sebesar 140.377 jiwa atau sebesar (23,71%) menurun menjadi 129.900 jiwa atau sebesar 21,88 % pada tahun 2012 dan menurun lagi menjadi 128.000 jiwa pada tahun 2013. selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(27)

Tabel 2.7

Data Penduduk Miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013

Jumlah Penduduk Miskin 140.377 129.900 128.000

Persentase Jumlah Penduduk Miskin % 23,71 21,88 20,97

Tingkat Pengangguran Terbuka 5,92 5,80 5,98

Sumber: BPS Prov. Jawa Tengah

Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat dinamis, mengingat faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan belanja masyarakat juga bergerak dinamis disamping berbagai faktor internal yang mempengaruhi daya tahan masyarakat terhadap gejolak ekonomi yang terjadi. Apabila dilihat dari data lima tahun terakhir, tingkat kemiskinan di Kabupaten Rembang mempunyai kecenderungan yang tidak stabil (naik turun). Kenaikan jumlah penduduk miskin dan Tingkat Pengangguran Terbuka di tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya diakibatkan karena kondisi perekonomian nasional maupun daerah yang kurang stabil.

Pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor yang terjadi pada tahun 2011- 2013 mendorong terciptanya lapangan kerja baru. Idealnya pertumbuhan lapangan kerja baru dapat lebih tinggi dari pertumbuhan angkatan kerja, sehingga tingkat pengangguran akan terkurangi setiap tahunnya. Angka pengangguran merupakan salah satu indikator penting dalam mewujudkan kemandirian di Kabupaten Rembang. Pengangguran yang terjadi di Kabupaten Rembang disebabkan oleh angkatan kerja yang pada umumnya tenaga kerja non formal, kurang terdidik dan minat generasi muda bekerja dibidang pertanian masih rendah. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Pada tahun 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Rembang sebesar 5,98%.

Dalam jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Rembang telah memformulasi kebijakan dan berkomitmen penuh bahwa pembangunan sumber daya manusia merupakan kunci utama bagi pengentasan persoalan pengangguran yang perlu terus ditangani melalui perbaikan kualitas pendidikan. Selain itu peningkatan kapasitas, kualitas, produktifitas dan daya saing angkatan kerja perlu terus dipacu agar menghasilkan tenaga kerja yang handal, terlatih dan siap bersaing serta mampu menciptakan lapangan kerja baru ditengah-tengah masyarakat.


(28)

e. IPG dan IDG

Besarnya IPG Kabupaten Rembang terus mengalami kenaikan, pada tahun 2010 sebesar 64,11 meningkat menjadi 64,87 pada tahun 2011. Peningkatan IPG terutama didukung oleh meningkatnya tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan perempuan serta sumbangan perempuan dalam ekonomi rumah tangga.

Besarnya nilai IDG Kabupaten Rembang juga terus mengalami kenaikan, pada tahun 2010 IDG Kabupaten Rembang menjadi 68,00, meningkat di tahun 2011 menjadi 69,97. Meningkatnya nilai IDG Kabupaten Rembang terutama didukung oleh meningkatnya jumlah tenaga kerja perempuan, jumlah perempuan yang bekerja pada posisi puncak (manajer) dan keterlibatan perempuan di parlemen serta sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. Besarnya nilai IPG dan IDG Kabupaten Rembang selengkapnya dapat dilihat dari data berikut ini :

Tabel 2.8

Capaian IPG dan IDG Kabupaten Rembang Tahun 2011-2013

No Indeks 2011 2012 2013

1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 64,9 65,38 66,22 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70,0 69,98 69,27 Sumber : Kementerian Pemberdayaan Perempuan

2. Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan a. Urusan Wajib

Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan untuk urusan wajib adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan

Tingkat pemerataan dan perluasan akses pembangunan pendidikan dapat dilihat melalui indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Begitu pula dengan APM, semakin tinggi APM berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. APK untuk semua jenjang pendidikan pada kurun waktu 2011–2013 menunjukkan kecenderungan meningkat. Secara rinci perkembangan APK semua jenjang pendidikan terlihat pada tabel berikut:


(29)

Tabel 2.9

Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Rembang Tahun 2011–2013

No APK 2011 2012 2013

1 PAUD (%) 73,04 77,07 82,95

2 SD/MI (%) 98,10 99,67 99,68

3 SMP/MTs (%) 96,91 96,98 96,99

4 SMA/SMK/MA (%) 64,93 65,86 66,62

Sumber: BPS Kabupaten Rembang Tahun 2014.

Angka partisipasi kasar (APK) pada semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) mengalami peningkatan.

Meskipun demikian, beberapa masalah yang masih perlu mendapat perhatian, antara lain menyangkut masih rendahnya kesadaran orang tua untuk memasukkan anak khususnya usia 0-4 di lembaga PAUD, serta anak-anak yang tidak melanjutkan jenjang pendidikan menengah atas. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun.

Secara umum capaian APM periode tahun 2010-2013 menunjukkan peningkatan di semua jenjang pendidikan seperti tersaji pada tabel berikut

:

Tabel 2.10

Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013

No Uraian 2011 2012 2013

1 APM SD/Mi (%) 89,34 91,55 93,04

2 APM SMP/MTs (%) 74,37 85,34 84,99

3 APM SMA/SMK/MA (%) 50,06 36,61 57,69

Sumber : BPS Kabupaten Rembang Tahun 2014.

Dari tabel diatas terlihat APM SMP/MTS serta APM SMA/SMK/MA belum menunjukkan angka yang optimal. Oleh karena itu akses layanan pendidikan dasar terutama SMP/MTs harus selalu diperbaiki terutama mendekatkan akses layanan pendidikan dasar agar mudah dijangkau


(30)

mengingat adanya kebijakan sekolah gratis dan bermutu untuk SD-SMP, agar tingkat partisipasi pada pendidikan dasar dapat meningkat, demikian pula layanan pendidikan menengah bagi siswa dari keluarga miskin.

Seperti halnya APK/APM, angka kelulusan pada tahun 2013 disemua jenjang pendidikan juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, pada tahun 2013 angka kelulusan siswa di Kabupaten Rembang untuk tingkat SD/MI hampir mencapai 100%, sedangkan angka kelulusan tingkat SMP/MTs mencapai angka 99,03 % dan tingkat SMA/SMK/MA mencapai 99,77%. Berikut adalah tabel perkembangan angka kelulusan pada masing-masing jenjang pendidikan di Kabupaten Rembang tahun 2011-2013.

Tabel 2.11

Angka Kelulusan Masing-masing jenjang Pendidikan Di Kabupaten Rembang 2011 – 2013

Uraian 2011 2012 2013

1. Angka Kelulusan SD/MI (%) 99,99 99,99 98,42

2. Angka Kelulusan SMP/MTs (%) 98,50 99,03 93,07

3. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA (%) 98,88 99,77 91,70 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014.

Angka transisi atau angka melanjutkan pada tahun 2013 untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA menunjukkan peningkatan, meskipun masih dibawah 100%. Hal ini bisa saja menunjukkan masih ada siswa yang lulus SD serta SMP yang tidak melanjutkan pendidikan, atau juga karena adanya persentase anak yang melanjutkan sekolah ke luar Kabupaten Rembang. Secara rinci perkembangan Angka Transisi (AT) tersaji pada tabel berikut:

Tabel 2.12

Angka Transisi SMP dan SMA Tahun 2011 – 2013

Uraian 2011 2012 2013

1. Angka Transisi ke SMP (%) 99,15 99,15 101,57

2. Angka Transisi Ke SMA/MA/SMK (%) 70,52 70,52 82,87 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014.

Angka putus sekolah di Kabupaten Rembang termasuk kategori rendah mulai tingkat SD/MI hingga menengah atas, seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan serta


(31)

adanya kebijakan program sekolah gratis di Kabupaten Rembang. Meskipun demikian pelaksanaan program sekolah gratis masih harus terus dievaluasi karena masih belum maksimalnya capaian Angka Transisi (AT) khususnya Angka Transisi ke jenjang pendidikan SMP sederajat. Berikut adalah tabel Angka Putus Sekolah jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013.

Tabel 2.13

Angka Putus Sekolah Jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013

Uraian 2011 2012 2013

1. Angka Putus Sekolah SD/MI (%) 0,03 0,03 0,09 2. Angka Putus Sekolah SMP/MTs (%) 0,18 0,16 0,19 3. Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA (%) 0,41 0,38 1,42 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Dibidang pendidikan, proses belajar mengajar tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara bersama baik melalui penyelenggaraan pendidikan formal maupun penyelenggaraan pendidikan non formal. Gambaran umum dibidang pendidikan terlihat dari kondisi prasarana dan sarana pendidikan yang tersedia, sampai dengan tahun 2013 jumlah sekolah untuk jenjang pendidikan dasar hingga menengah mengalami peningkatan seperti tersaji pada tabel berikut :

Tabel 2.14

Jumlah Sekolah di Kabupaten Rembang Tahun 2011 -2013 No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 TK + RA 405 404 414

2 SD + MI 416 415 417

3 SMP+Mts 94 93 95

4 SMA+SMK+MA 54 51 56

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Jumlah murid menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut:


(32)

Tabel 2.15

Jumlah Murid di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 (orang) No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 SD + MI 61.162 60.350 59.419

2 SMP+Mts 29.052 29.021 29.789

3 SMA+SMK+MA 20.296 20.716 21.268

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Sementara itu, jumlah guru di Kabupaten Rembang selama tahun ajaran 2011 hingga 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.16

Jumlah Guru di Kabupaten Rembang Tahun 2011 – 2013 No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 SD + MI 4.127 4.085 4.009

2 SMP+Mts 2.164 2.141 2.010

3 SMA+SMK+MA 1.698 1.771 1.708

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan jumlah guru di tingkat pendidikan dasar SD dan SMP selama kurun waktu tahun 2011–2013 mengalami penurunan. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh jumlah guru yang sudah memasuki masa pensiun. Sedang ratio guru terhadap murid di Kabupaten Rembang tahun ajaran 2011 – 2013 terlihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.17

Ratio Guru terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013

No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 SD + MI 1:14 1:15 1:15

2 SMP+Mts 1:16 1:14 1:15

3 SMA+SMK+MA 1:12 1:12 1:12

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peran strategis guru. Untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, maka ketersediaan jumlah pendidik yang berkualitas dan mencukupi serta distribusi yang merata merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi. Pada jenjang SD, secara nasional rasio guru terhadap siswa idealnya adalah 17 siswa per satu orang guru. Adapun ratio Guru terhadap Murid di Kabupaten Rembang menunjukkan bahwa di tingkat SD/MI pada tahun 2013 satu orang guru rata-rata membimbing 15 orang murid. Hal ini berarti bahwa ketersediaan guru rata-rata sudah mencukupi, demikian pula pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Untuk perkembangan ratio kelas terhadap murid sampai dengan 2013 di Kabupaten Rembang dapat dilihat dalam tabel berikut :


(33)

Tabel 2.18

Ratio Kelas Terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013

No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 SD + MI 1:24 1:23 1:22

2 SMP+Mts 1:31 1:27 1:30

3 SMA+SMK+MA 1:33 1:31 1:30

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Tabel diatas menunjukkan bahwa di tingkat SD/MI pada tahun 2014 satu kelas rata-rata untuk 22 murid, untuk tingkat SMP/MTs satu kelas rata rata untuk 30 murid dan pada SMA/SMK/MA satu kelas rata rata untuk 30 murid. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan ruang kelas juga sudah cukup memadai. Sedang ratio sekolah terhadap murid sampai dengan 2013 di Kabupaten Rembang dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.19

Ratio Sekolah Terhadap Murid Tahun Ajaran 2011 – 2013

No. Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013

1 SD + MI 1:147 1:145 1:142

2 SMP+Mts 1:304 1:304 1:309

3 SMA+SMK+MA 1:362 1:357 1:354

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kapasitas/daya tampung sekolah bagi siswa menunjukkan kondisi yang masih ideal. Sedangkan kondisi sekolah berdasarkan tingkat kerusakan sebagai berikut :

Tabel 2.20

Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan Berdasarkan Tingkat Kerusakan 2011 - 2013 (Unit)

Pendidikan Kriteria 2011 2012 2013

TK dan RA Baik 561 761 604

Rusak ringan 11 24 23

Rusak berat 81 95 111

Jumlah 653 880 738

SD Baik 1.471 2.080 1.814

Rusak ringan 475 431 529

Rusak berat 642 87 227

Jumlah 2.588 2.598 2.570

MI Baik 173 181 176


(34)

Pendidikan Kriteria 2011 2012 2013

Rusak berat 34 40 32

Jumlah 280 294 258

SMP Baik 509 537 536

Rusak ringan 92 91 98

Rusak berat 7 3 17

Jumlah 608 631 651

MTS

Baik 222 216 228

Rusak ringan 45 47 64

Rusak berat 23 31 30

Jumlah 290 294 332

SMA Baik 194 212 192

Rusak ringan 15 19 32

Rusak berat 8 5 11

Jumlah 217 236 226

MA Baik 122 139 126

Rusak ringan 13 13 28

Rusak berat 5 0 11

Jumlah 140 152 165

SMK Baik 143 211 205

Rusak ringan 34 37 40

Rusak berat 0 3 6

Jumlah 177 251 251

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Persentase kondisi ruang kelas untuk semua jenjang pendidikan dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.21

Persentase Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan di Kabupaten Rembang Berdasarkan Tingkat Kerusakan 2011-2013 (%)

Pendidikan Kriteria 2011 2012 2013

TK dan RA Baik 85,91% 86,48% 86,48%

Rusak ringan 1,69% 2,73% 2,73%

Rusak berat 12,40% 10,79% 10,79% Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

SD Baik 56,84% 80,06% 80,06%

Rusak ringan 18,35% 16,59% 16,59%


(35)

Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

MI Baik 61,78% 61,56% 61,56%

Rusak ringan 26,07% 24,83% 24,83% Rusak berat 12,14% 13,61% 13,61% Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

SMP Baik 83,72% 85,10% 85,10%

Rusak ringan 15,13% 14,42% 14,42%

Rusak berat 1,15% 0,48% 0,48%

Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

Baik 76,55% 73,47% 73,47%

MTS Rusak ringan 15,52% 15,98% 15,98%

Rusak berat 7,93% 10,55% 10,55%

Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

SMA Baik 89,40% 89,84% 89,84%

Rusak ringan 6,91% 8,05% 8,05%

Rusak berat 3,69% 2,11% 2,11%

Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

MA Baik 87,14% 91,44% 91,44%

Rusak ringan 9,28% 5,32% 5,32%

Rusak berat 3,57% 2,24% 2,24%

Jumlah 100,00% 100,00% 100,00%

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Kualitas pendidikan juga ditentukan oleh kualifikasi guru yang mengajar. Semakin banyak guru yang memiliki kualifikasi mengajar diharapkan mutu pendidikan akan semakin meningkat. Posisi guru yang sedemikian strategis itu, maka di akhir-akhir ini, mereka mendapatkan perhatian serius. Sebagai bagian peningkatan kualitas itu, guru disertifikasi. Jumlah guru yang sesuai kualifikasi jenjang pendidikan serta jumlah guru yang bersertifikasi tersaji pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.22

Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasinya Untuk Jenjang Pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Rembang 2011 – 2013

Uraian 2011 2012 2013 Ket

1. Persentase Guru SD/MI berkualifikasi S1/D4 (%)

42,99 64,63 71,60

2. Persentase Guru SMP/MTs berkualifikasi S1/D4 (%)

84,78 88,98 92,06

3. Persentase Guru SMA/SMK/MA berkualifikasi S1/D4(%)

90,65 88,45 94,32

4. Persentase Guru TK bersertifikasi (%) 0,03 6,68 7,91


(36)

Uraian 2011 2012 2013 Ket termasuk 6. Persentase Guru SMP/MTs bersertifikasi

(%)

32,17 49,14 48,15 MI tidak termasuk

7. Persentase Guru SMA/SMK/MA bersertifikasi (%)

42,61 35,69 28,21 MI tidak termasuk

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran di semua jenjang pendidikan memiliki nilai strategis dalam layanan peningkatan mutu pendidikan. Sekolah yang memiliki perpustakaan dan laboratorium standar di Kabupaten Rembang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.23

Persentase SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang Memiliki Sarana Pendukung Pembelajaran di Kabupaten Rembang 2011 – 2013

Uraian 2011 2012 2013

. Persentase SD/MI yang memiliki sarana perpustakaan standar (%)

29,78 44,20 54,32

. Persentase SMP/MTs yang memiliki perpustakaan standar (%)

68,17 68,17 78,72

. Persentase SMP/MTs yang memiliki lab computer (%)

12,09 12,09 40,74

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan bahwa belum banyak SD yang memiliki perpustakaan standar. Pada tahun 2013, jumlah SD yang memiliki perpustakaan standar hanya 54,32 %. Sedangkan di tingkat SMP sudah cukup banyak SMP/MTs yang memiliki perpustakaan standard yaitu sebesar 78.72%, meskipun untuk laboratorium komputer masih dibawah 50%. Terkait dengan tatakelola dan pencitraan publik penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari persentase sekolah yang telah melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara optimal. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih ke sekolah-sekolah dan meningkatkan keterlibatan langsung dari komunitas sekolah (kepala sekolah, guru, mahasiswa, staf, orang tua dan masyarakat) dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan kualitas sekolah. Persentase SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang


(37)

melaksanakan MBS di Kabupaten Rembang 2011 – 2013 secara rinci tersaji pada tabel berikut :

Tabel 2.24

Persentase SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA

yang melaksanakan MBS di Kabupaten Rembang 2011 – 2013

Uraian 2011 2012 2013

1. Persentase SD/MI melaksanakan MBS (%) 100,00 100,00 100,00

2. Persentase SMP/MTs melaksanakan MBS(%) 100,00 100,00 100,00

3. Persentase SMA/SMK/MA melaksanakan MBS (%) 100,00 100,00 100,00

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Adapun pencapaian Standart Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pendidikan di Kabupaten Rembang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut :

Tabel 2.25

Hasil Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Di Kabupaten Rembang tahun 2013

No Jenis Pelayanan / Indikator Target

% Realisasi %

Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kabupaten/Kota 1 Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yang

terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencildari Kelompok Permukiman Permanen di daerah terpencil

100% 90%

2 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis

100% 93%

3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang

laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktik IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik

100% 64,8%

4 Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf

kependidikan lainnya, dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru

100% 100%

5 Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat ) orang guru setiap satuan pendidikan

100% 100%

6 Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran


(38)

No Jenis Pelayanan / Indikator Target

% Realisasi %

7 Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

100% 100%

8 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan

kulaifikasi akademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing 40% dan 20%

100% 100%

9 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris

100% 100%

10 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

100% 100%

11 Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifi kasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifi kat pendidik.

100% 100%

12 Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifi kat pendidik

100% 100%

13 Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk

membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif

100% 100%

14 Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan.

100% 90%

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Tahun 2014 2) Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu bidang pelayanan publik yang dalam penyelenggaraannya merupakan wewenang wajib Pemerintah Daerah. Seiring dengan ditetapkannya bidang kesehatan sebagai salah satu kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh daerah, maka banyak daerah yang berusaha meningkatkan pelayanan dibidang tersebut. Penempatan tenaga medis dan dokter di setiap kecamatan merupakan upaya untuk mempermudah akses layanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Rembang. Berikut ini adalah tabel jumlah dokter di Kabupaten Rembang tahun 2011-2013.

Tabel 2.26

Rasio Jumlah Dokter Terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2011-2013

No Uraian 2011 2012 2013

1 Jumlah Dokter 67 73 82

2 Jumlah Penduduk 593.360 597.262 600.277

3 Rasio 0,0113 % 0,0122 % 0,0137 %


(39)

Keberadaan tenaga kesehatan dan medis juga merupakan hal yang penting untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah dokter di Kabupaten Rembang meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2013 demikian pula rasio jumlah dokter persatuan penduduk juga menunjukkan peningkatan dari 0,0113% pada tahun 2011 menjadi 0,0137% pada tahun 2013. Sesuai kriteria WHO, satu orang dokter idealnya melayani 2.500 penduduk, sedangkan kondisi di Kabupaten Rembang pada tahun 2013 satu orang dokter melayani 7.320 penduduk, sehingga masih terdapat kekurangan jumlah dokter. Dengan kondisi tersebut yang dapat dilakukan untuk peningkatan pelayanan kesehatan adalah menempatkan semua dokter secara merata di semua kecamatan.

Dalam hal perkembangan status gizi balita, pada tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan/perbaikan, Walaupun ada satu indikator yaitu Balita Gizi Buruk yang mengalami kenaikan. Jumlah Balita Gizi Buruk terjadi peningkatan yang semula dari 301 pada tahun 2012 menjadi 364 pada tahun 2013. Sedangkan Status Balita Gizi Kurang mengalami penurunan dari 3.654 pada tahun 2012 menjadi 3.461 pada tahun 2013.

Adapun Perkembangan Status Gizi Balita (PSG) di Posyandu secara rinci dijelaskan oleh tabel sebagai berikut :

Tabel 2.27

Perkembangan Status Gizi Balita Tahun 2011 - 2013

No Status Gizi Balita 2011 2012 2013

1 Balita Gizi Buruk 374 301 364

2 Balita Gizi Kurang 3.867 3.654 3.461

3 Balita Gizi Baik 29.716 31.453 31.427

4 Balita Gizi Lebih 217 204 232

Jumlah Balita yang ditimbang 34.174 35.616 35.402 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Tahun 2014

Upaya peningkatan kesehatan bagi anak salah satunya adalah melalui pelayanan posyandu bagi balita. Berikut ini adalah tabel jumlah posyandu dan balita di Kabupaten Rembang tahun 2011-2013.

Tabel 2.28

Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2011 – 2013

No Uraian 2011 2012 2013

1 Jumlah posyandu 1231 1.234 1.234

2 Jumlah balita 35.616 43.195 42.770

3 Rasio 3,45% 2,85% 2,88%


(40)

Kecamatan yang mempunyai rasio terbesar adalah Kecamatan Pancur sebesar 4,70%, sedangkan rasio kecil ada di Kecamatan Kragan dan Kaliori masing-masing adalah 2,03% dan 2,07%. Rasio jumlah posyandu dengan jumlah balita pada tahun 2013 pada setiap kecamatan seperti tersaji pada tabel berikut :

Tabel 2.29

Jumlah Posyandu dan Balita Menurut Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah

posyandu

Jumlah

balita Rasio

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1 Rembang 197 2.340 8.42%

2 Kaliori 61 1.753 3.48%

3 Sumber 68 1.362 4.99%

4 Sulang 69 2.419 2.85%

5 Bulu 56 4.527 1.24%

6 Gunem 46 3.786 1.22%

7 Pamotan 109 3.451 3.16%

8 Pancur 106 2.410 4.40%

9 Lasem 100 2.895 3.45%

10 Sluke 62 5.482 1.13%

11 Kragan 95 2.282 4.16%

12 Sedan 97 4.720 2.06%

13 Sale 68 1.997 3.41%

14 Sarang 100 3.346 2.99%

Jumlah 1.234 42.770 3,35%

Sumber : DKK tahun 2014

Di bidang pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas hidup sehat masyarakat sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana dan prasarana kesehatan. Pelayanan kesehatan dasar dilayani puskemas, sedangkan pelayanan kesehatan rujukan dilayani rumah sakit. Sampai dengan tahun 2013 jumlah puskesmas di Kabupaten Rembang sebanyak 16 unit dengan puskemas rawat inap 10 unit dan puskesmas rawat jalan 6 unit. Dari segi jumlah, untuk pelayanan puskesmas sudah cukup memadai, namun dari segi kualitas masih perlu ditingkatkan. Sedangkan jumlah rumah sakit dua unit (1 milik Pemerintah Daerah dan 1 Rumah Sakit Islam Arofah), pondok bersalin 2 unit, balai pengobatan 6 unit, dan praktek dokter swasta 171 unit.

Adapun perkembangan jumlah puskesmas, poliklinik, dan pustu di banding jumlah perkembangan jumlah penduduk tersaji pada tabel berikut ini :


(41)

Tabel 2.30

Rasio Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Terhadap Jumlah Penduduk Tahun 2010 s.d 2013

No Uraian 2011 2012 2013

1. Jumlah Puskesmas 16 16 16

2. Jumlah Poliklinik 47 163 166

3. Jumlah Pustu 69 69 69

4. Jumlah Penduduk 593.360 597.262 600.277

5. Rasio Puskesmas persatuan penduduk

0,0027% 0,0027% 0,0027%

6. Rasio Poliklinik persatuan penduduk

0,0079% 0,0273% 0,0277%

7. Rasio Pustu persatuan penduduk

0,0116% 0,0116% 0,0115%

Sumber : DKK tahun 2014

Tabel di atas menunjukkan rasio puskesmas persatuan penduduk dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, nilainya tetap yaitu 0,0027%. Sedangkan rasio poliklinik persatuan penduduk pada tahun 2011 sebesar 0,0079% naik menjadi 0,0277% pada tahun 2013, sedangkan rasio pustu persatuan penduduk mengalami penurunan, dimana pada tahun 2011 dan 2012 sebesar 0,0116% turun menjadi 0,0115% di tahun 2013.

Penurunan jumlah kunjungan di puskesmas baik rawat jalan maupun rawat inap sangat berkaitan jumlah kunjungan JKRS yang juga menurun, hal ini berkaitan dengan kebijakan perubahan kepesertaan program JKRS dari total coverage (seluruh masyarakat) menjadi masyarakat miskin yang tidak tercakup dalam jamkesmas (non kuota jamkesmas). Jumlah kunjungan pasien menurut status pasien mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selengkapnya dijelaskan oleh tabel sebagai berikut :

Tabel 2.31

Kunjungan Puskesmas di Kab. Rembang Tahun 2011- 2013

No Status Pasien 2011 2012 2013

1 Pasien Umum (bayar) 106.975 228.443 247.300

2 Pasien peserta JKRS (Jamkesda) 293.865 21.835 16.346 3 Pasien peserta Askes Sosial

(PNS dll)

33.714 28.155 28.186

4 Pasien peserta Jamkesmas 136.819 158.874 173.669

Jumlah pasien 571.373 437.307 465.501


(1)

2 5 8 15 (12B) 17 66 Hibah kepada Kelompok Masyarakat Tani Jaya Ds. Sendangmulyo Kec. Bulu Kab.

Rembang

20,000,000 67 Hibah kepada kelompok Tani Ternak "KARYA USAHA" Ds. Kerep Kec. Sulang Kab.

Rembang

50,000,000 68 Hibah kepada Kelompok Usaha "ANUGERAH BETON" Ds. Sumberejo RT 1 RW 1 Kec.

Pamotan Kab. Rembang

30,000,000 69 Hibah kepada Kelompok Ternak Bebek "MAJU JAYA" Ds. Pamotan Kec. Pamotan Kab.

Rembang

40,000,000 70 Hibah kepada Kelompok Ternak Bebek "MAJU JAYA 2" Ds. Pamotan Kec. Pamotan Kab.

Rembang

40,000,000 71 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "MUGI RAHAYU" Ds. Joho Kec. Pamotan Kab.

Rembang

20,000,000 72 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "UNTUNG JAYA" Ds. Mbamban Kec. Pamotan

Kab. Rembang

10,000,000 73 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "BAROKAH JAYA" Ds. Sidorejo Kec. Pamotan

Kab. Rembang

15,000,000 74 Hibah kepada kelompok Ternak Kambing "ADI JAYA" Ds. Tempaling Kec. Pamotan Kab.

Rembang

20,000,000 75 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "JAPE JAYA" Ds. Japerejo Kec. Pamotan Kab.

Rembang

20,000,000

76 Hibah kepada Kelompok Ternak "RIA JAYA" Ds. Samaran Kec. Pamotan 20,000,000

77 Hibah kepada Kelompok Peternak Kambing "BAROKAH" Ds. Babagan Kec. Lasem Kab. Rembang

15,000,000 78 Hibah kepada Kelompok Peternak Kambing "Saudara Telaga" Ds. Soditan Kec. Lasem

Kab. Rembang

5,000,000 79 Hibah kepada Kelompok Peternak Ayam Jawa Super "Utomo Jaya" Ds. Sumbergirang

Kec. Lasem Kab. Rembang

20,000,000

80 Hibah kepada Kelompok Ternak Domba "Jaya Abadi" Ds. Bonjor Kec. Sarang 10,000,000

81 Hibah kepada Kelompok Ternak Domba "Mukti Makmur" Ds. Babak Tulung Kec. Sarang 10,000,000


(2)

2 5 8 15 (12B) 17

83 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "Langgeng" Ds. Bajing jowo Kec. Sarang 15,000,000

84 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "Suka Maju" Ds. Bajing Jowo Kec. Sarang 10,000,000

85 Hibah kepada kelompok Petani MELON SEJAHTERA Desa Karangharjo, Kec. Kragan, Kab. Rembang

30,000,000 86 Hibah kepada kelompok peternak Kambing MAJU LANCAR Desa Banyuurip, Kec.

Pancur, Kab. Rembang

10,000,000 87 Hibah kepada kelompok peternak Kambing KARYA MANUNGGAL dukuh Layur, Desa

Gedongmulyo, Kec. Lasem, Kab. Rembang

25,000,000 88 Hibah kepada kelompok peternak Kambing SUMBER MAKMUR dukuh Kebon, Desa

Sendangcoyo, Kec. Lasem, Kab. Rembang

30,000,000 89 Hibah kepada kelompok peternak Kambing DADI MULYO dukuh Karanganyar, Desa

Dasun, Kec. Lasem, Kab. Rembang

12,000,000 90 Hibah kepada Kelompok Usaha Bersama ternak Kambing "Usaha Jaya" Ds. Pasarbanggi

Kec. Rembang

30,000,000 91 Hibah kepada Kelompok Tani "MUGI MAKMUR" Ds. Gedangan Dk. Nglempung Kec.

Rembang

25,000,000

92 Hibah kepada Kelompok Ternak "SEJAHTERA" Ds. Kumendung Kec. Rembang 30,000,000

93 Hibah kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Putu Demang Torejo Ds. Mondoteko Kec. Rembang

50,000,000 94 Hibah kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) "MINA MAKMUR" Ds. Tritunggal Kec.

Rembang Kab. Rembang

30,000,000

96 Hibah kepada Kelompok Tani "IR 36" Ds. Sridadi Kec. Rembang Kab. Rembang 25,000,000

96 Hibah kepada Kelompok Tani Ternak "MUGI JAYA" Ds. Punjulharjo Kec. Rembang 50,000,000

97 Hibah kepada Kelompok Tani "HANDAYANI" Ds. Sendangagung Kec. Kaliori 50,000,000

98 Hibah kepada Kelompok Tani Ternak "MAJU JAYA" Ds. Lambangan Kulon Kec. Bulu 50,000,000


(3)

2 5 8 15 (12B) 17 100 Hibah kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) "SUMBER MAKMUR" Ds. Tahunan

Kec. Sale

80,000,000 101 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "LANCAR BAROKAH" Ds. Kuangsan Kec.

Kaliori Kab. Rembang

25,000,000 102 Hibah kepada Kelompok Ternak "SIDO MAKMUR" Ds. Meteseh Kec. Kaliori Kab.

Rembang

20,000,000 103 Hibah kepada Kelompok Usaha Bersama "TANI MAKMUR" Ds. Ronggomulyo Kec.

Sumber

25,000,000

104 Hibah kepada Kelompok Usaha Bersama "Enggal Makmur" Ds. Krikilan Kec. Sumber 25,000,000

105 Hibah kepada Kelompok Ternak Kambing "BAROKAH" Ds. Ronggomulyo Kec. Sumber 25,000,000

106 Hibah kepada Kelompok Peternak Kambing "BERKAH MANUNGGAL" Ds. Logung Kec. Sumber

25,000,000 107 Hibah kepada Kelompok Pemuda '' PERMATA " Dk.Tawangsari Kelurahan Leteh Kab.

Rembang

100,000,000 108 Hibah kepada Kelompok Ternak Bebek Entok '' WIJAYA KARYA " Ds. Kabongan Kidul

Kec. Rembang Kab.Rembang

50,000,000 109 Hibah kepada Kelompok Ternak Sapi " MANDIRI " Ds. Sendang Agung Dk.Bangker

Kec.Kaliori Kab. Rembang

50,000,000

110 Hibah kepada Kelompok Ternak "Sumber Barokah" Sarang, Rembang 40,000,000

111 Hibah Kepada Kelompok Tani Tembakau MAREM , Ds. Selopuro Lasem 50,000,000


(4)

2 5 8 15 (12B) 17

41 SKPD : DINAS ESDM 2,186,993,000

I BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,186,993,000

A Belanja Pegawai SKPD 2,186,993,000

Gaji Pegawai 1,979,493,000

TPP 207,500,000

42 SKPD : DINBUDPARPORA 2,808,194,000

I BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,808,194,000

A Belanja Pegawai 2,390,194,000

Gaji Pegawai Rembang 2,363,694,000

TPP 26,500,000

B Belanja Hibah 418,000,000

1 Hibah Kepada Karang Taruna TUNAS MUDA Ds. Seren Kec. Sulang 20,000,000

2 Hibah Kepada Karang Taruna Indonesia Kaliombo ( KTIK ) Kec. Sulang 20,000,000

3 Hibah Kepada SSB Putra Sentana Ds. Turus Gede Kec. Rembang Kab. Rembang 20,000,000

4 Hibah Kepada Group Rebana " AL - MUNA " Ds. Pancing Kec. Sedan Kab. Rembang 8,000,000

5 Hibah Kepada Kelompok Pemuda AYEM Ds. Mojokerto Kec. Kragan Kab. Rembang 20,000,000

6 Hibah Kepada Kelompok Kesenian Tradisional Ds.Woro Kec. Kragan Kab. Rembang 20,000,000

7 Hibah Kepada Kelompok Pemuda KARANG POJOK Ds.Kragan Kec. Kragan Kab. Rembang 20,000,000

8 Hibah Kepada Panitia Hiburan Rakyat Ds.Karangharjo Kec. Kragan Kab. Rembang 25,000,000

9 Hibah Kepada Kelompok Pemuda Mandiri Ds.Karanganyar Kec. Kragan Kab. Rembang 15,000,000

10 Hibah Kepada Kelompok Pemuda WAHIDIYAH Ds. Jurangjero Kec. Sluke Kab. Rembang 15,000,000

11 Hibah kepada Kelompok Musik ALUNAN NADA RT.06 / RW. 04 Dk. Rumbutmalang Ds. Kabongan Kidul Kec. Rembang Kab. Rembang

50,000,000

12 Hibah kepada Kelompok Sanggar Seni " Setyo Tuhu " Ds. Woro Kec. Kragan 50,000,000


(5)

2 5 8 15 (12B) 17 14 Hibah Kepada Kelompok Pemuda " PUTRA BUYUT " Dsn Semambung Ds. Wiroto Kec.

Kaliori

20,000,000

15 Hibah kepada Kelompok Pemuda " SONGGO BUONO " Ds. Bogorejo Kec. Sumber 20,000,000

16 Hibah Kepada Kelompok Pemuda ADR Dsn. Rumbut Malang Ds. Dresi Kulon Kec. Kaliori 20,000,000

17 Hibah kepada Organisasi Pemuda Cipta Karya Ds. Logede Dk Jetir Kec. Sumber 20,000,000

18 Hibah kepada Pemuda Kreatif Ds. Ketanggi Kec. Rembang 15,000,000

19 Hibah kepada Pemuda Mandiri Ds. Mondoteko Kec. Rembang 15,000,000

20 Hibah Kelompok Pemuda Ds. Sumberjo Rt 1 Rw 2/Rw 4 Kec. Rembang 10,000,000

43 SKPD : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 3,764,587,000

I BELANJA TIDAK LANGSUNG 3,764,587,000

A Belanja Pegawai SKPD 3,764,587,000

Gaji Pegawai SKPD 3,518,762,000

TPP 245,825,000

B Belanja Hibah 425,000,000

1 Hibah kepada kelompok Ternak Lele "MAKMUR" Ds. Sulang Kec. Sulang 40,000,000

2 Hibah kepada Kelompok Ternak Lele "Karya Muda" Ds. Sendangmulyo Kec. Sluke 35,000,000

3 Hibah kepada Kelompok Ternak Lele "Sumber Rejeki" Ds. Kragan Kec. Kragan 10,000,000

4 Hibah kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) SEGORO JAYA Ds. Kabongan Lor Kec. Rembang

25,000,000 5 Hibah kepada Panitia Pembangunan Docking Perahu Desa Sukoharjo Kec. Rembang

Kab. Rembang

20,000,000

6 Hibah kepada Kelompok Ternak Lele "DISTA BAROKAH" Ds. Padaran Kec. Rembang 10,000,000

7 Hibah kepada Kelompok Usaha Garam Rakyat "GARAM MURNI" Ds. Purworejo Kec. Kaliori Kab. Rembang

15,000,000 8 Hibah kepada kelompok Budidaya Vanamei "MANUNGGAL MAKMUR" Ds.

Tambakagung Kec. Kaliori


(6)

2 5 8 15 (12B) 17 9 Hibah kepada Kelompok Nelayan "MINA BAROKAH" Ds. Sukoharjo Kec. Rembang Kab.

Rembang

5,000,000 10 Hibah Kepada Panitia Pembangunan Rompok Nelayan, Kelompok Nelayan Mino Asih,

Ds. Karanganyar - Kragan

25,000,000 11 Hibah Kepada Kelompok Budi Daya Udang Vaname Bhakti Nusa , Ds. Sendangmulyo

Sarang

125,000,000 12 Hibah Kepada Kelompok Budi Daya Udang Vaname Maju Barokah , Ds.

Pandanganwetan Kragan

75,000,000