KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN NYANYIAN DAMBUS, SERTA UPAYA PELESTARIANNYA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMK I SIMPANGKATIS KABUPATEN BANGKA TENGAH.
KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN NYANYIAN DAMBUS, SERTA UPAYA PELESTARIANNYA MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMK I SIMPANGKATIS KABUPATEN BANGKA TENGAH
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh
DIDIT APRIYANTO 1202645
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN NYANYIAN DAMBUS, SERTA UPAYA PELESTARIANNYA MELALUI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMK I SIMPANGKATIS KABUPATEN BANGKA TENGAH
Oleh
DIDIT APRIYANTO
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© DIDIT APRIYANTO 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
(4)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR SINGKATAN
LND = Lirik Nyanyian Dambus
LND 1 = Lirik Nyanyian Dambus Idup Surang LND 2 = Lirik Nyanyian Dambus Ancor LND 3 = Lirik Nyanyian Dambus Rindu LND 4 = Lirik Nyanyian Dambus Begurau
(5)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: penampilan dambus………... 100
Gambar 2: penjelasan alat musik dambus...………….. 101
Gambar 3: alat musik dambus...………….. 102
Gambar 4: senar alat musik dambus...………….. 103
Gambar 5: gendang ...………….. 103
(6)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pedoman Analisis Data………. 47
Tabel 2.a Teks LND 1…...……… 39
Tabel 2b Struktur Sintaksis LND 1 bait 1 Baris ketiga dan empat ... 40
Tabel 2c Struktur Sintaksis LND 1 bait 1 Baris lima dan keenam ... 40
Tabel 2d Struktur Sintaksis LND 1 bait 1 Baris tujuh dan kedelapan... 41
Tabel 2e Struktur Sintaksis LND 1 bait 2 Baris Pertama dan kedua ... 42
Tabel 2f Struktur Sintaksis LND 1 bait 2 Baris ketiga dan empat ... 42
Tabel 2g Struktur Sintaksis LND 1 bait 2 Baris lima dan keenam ... 43
Tabel 2h Struktur Sintaksis LND 1 bait 2 Baris tujuh dan kedelapan... 43
Tabel 2i Struktur Sintaksis LND 1 bait 3 Baris Pertama dan kedua ... 44
Tabel 2j Struktur Sintaksis LND 1 bait 3 Baris ketiga dan empat ... 44
Tabel 2k Struktur Sintaksis LND 1 bait 3 Baris lima dan keenam ... 45
Tabel 2l Struktur Sintaksis LND 1 bait 3 Baris tujuh dan kedelapan... 45
Tabel 2m Struktur Sintaksis LND 1 bait 4 Baris Pertama ... 46
Tabel 2n Struktur Sintaksis LND 1 bait 4 Baris kedua ...……... 46
Tabel 2o Struktur Sintaksis LND 1 bait 4 Baris ketiga ...…….... 47
Tabel 2p Struktur Sintaksis LND 1 bait 4 Baris keempat ... 47
Tabel 3 Irama nyanyian Idup Syrang ... 52
Tabel 4a Struktur Sintaksis LND 2 bait 1 Baris Pertama dan kedua ... 54
Tabel 4b Struktur Sintaksis LND 2 bait 1 Baris ketiga dan empat ... 54
(7)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4d Struktur Sintaksis LND 2 bait 1 Baris tujuh dan kedelapan... 55
Tabel 4e Struktur Sintaksis LND 2 bait 2 Baris Pertama dan kedua ... 56
Tabel 4f Struktur Sintaksis LND 2 bait 2 Baris ketiga dan empat ... 56
Tabel 4g Struktur Sintaksis LND 2 bait 2 Baris lima dan keenam ... 57
Tabel 4h Struktur Sintaksis LND 2 bait 2 Baris tujuh dan kedelapan... 57
Tabel 4i Struktur Sintaksis LND 2 bait 3 Baris Pertama dan kedua ... 58
Tabel 4j Struktur Sintaksis LND 2 bait 3 Baris ketiga dan empat ... 58
Tabel 4k Struktur Sintaksis LND 2 bait 3 Baris lima dan keenam ... 59
Tabel 4l Struktur Sintaksis LND 2 bait 3 Baris tujuh dan kedelapan... 59
Tabel 4m Struktur Sintaksis LND 2 bait 4 Baris Pertama dan kedua ... 60
Tabel 4n Struktur Sintaksis LND 2 bait 4 Baris ketiga dan empat ……... 60
Tabel 4o Struktur Sintaksis LND 2 bait 4 Baris lima dan keenam …….... 61
Tabel 4p Struktur Sintaksis LND 2 bait 4 Baris tujuh dan kedelapan... 61
Tabel 4q Struktur Sintaksis LND 2 bait 5 Baris Pertama ... 62
Tabel 4r Struktur Sintaksis LND 2 bait 5 Baris kedua ...……... 62
Tabel 4s Struktur Sintaksis LND 2 bait 5 Baris ketiga ...…….... 63
Tabel 4t Struktur Sintaksis LND 2 bait 5 Baris keempat ... 63
Tabel 5 Irama nyanyian Ancor ... 68
Tabel 6a Struktur Sintaksis LND 3 bait 1 Baris Pertama dan kedua ... 70
Tabel 6b Struktur Sintaksis LND 3 bait 1 Baris ketiga dan empat ... 71
Tabel 6c Struktur Sintaksis LND 3 bait 1 Baris lima dan keenam ... 71
Tabel 6d Struktur Sintaksis LND 3 bait 1 Baris tujuh dan kedelapan... 72
Tabel 6e Struktur Sintaksis LND 3 bait 2 Baris Pertama dan kedua ... 72
Tabel 6f Struktur Sintaksis LND 3 bait 2 Baris ketiga dan empat ... 73
Tabel 6g Struktur Sintaksis LND 3 bait 2 Baris lima dan keenam ... 73
Tabel 6h Struktur Sintaksis LND 3 bait 2 Baris tujuh dan kedelapan... 74
Tabel 6i Struktur Sintaksis LND 3 bait 3 Baris Pertama dan kedua ... 74
(8)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 6k Struktur Sintaksis LND 3 bait 3 Baris lima dan keenam ... 75
Tabel 6l Struktur Sintaksis LND 3 bait 3 Baris tujuh dan kedelapan... 75
Tabel 6m Struktur Sintaksis LND 3 bait 4 Baris Pertama dan kedua ... 76
Tabel 6n Struktur Sintaksis LND 3 bait 4 Baris ketiga dan empat ……... 76
Tabel 6o Struktur Sintaksis LND 3 bait 4 Baris lima dan keenam …….... 77
Tabel 6p Struktur Sintaksis LND 3 bait 4 Baris tujuh dan kedelapan... 77
Tabel 6q Struktur Sintaksis LND 3 bait 5 Baris Pertama ... 78
Tabel 6r Struktur Sintaksis LND 3 bait 5 Baris kedua ...……... 78
Tabel 6s Struktur Sintaksis LND 3 bait 5 Baris ketiga ...…….... 79
Tabel 6t Struktur Sintaksis LND 3 bait 5 Baris keempat ... 79
Tabel 7 Irama nyanyian Rindu ... 85
Tabel 8a Struktur Sintaksis LND 4 bait 1 Baris Pertama dan kedua ... 86
Tabel 8b Struktur Sintaksis LND 4 bait 1 Baris ketiga dan empat ... 87
Tabel 8c Struktur Sintaksis LND 4 bait 1 Baris lima dan keenam ... 87
Tabel 8d Struktur Sintaksis LND 4 bait 1 Baris tujuh dan kedelapan... 88
Tabel 8e Struktur Sintaksis LND 4 bait 2 Baris Pertama dan kedua ... 88
Tabel 8f Struktur Sintaksis LND 4 bait 2 Baris ketiga dan empat ... 89
Tabel 8g Struktur Sintaksis LND 4 bait 2 Baris lima dan keenam ... 89
Tabel 8h Struktur Sintaksis LND 4 bait 2 Baris tujuh dan kedelapan... 90
Tabel 8i Struktur Sintaksis LND 4 bait 3 Baris Pertama dan kedua ... 90
Tabel 8j Struktur Sintaksis LND 4 bait 3 Baris ketiga dan empat ... 91
Tabei 8k Struktur Sintaksis LND 4 bait 3 Baris lima dan keenam ... 91
Tabel 8l Struktur Sintaksis LND 4 bait 3 Baris tujuh dan kedelapan... 92
Tabel 8m Struktur Sintaksis LND 4 bait 4 Baris Pertama ... 92
Tabel 8n Struktur Sintaksis LND 4 bait 4 Baris kedua ...……... 93
Tabel 8o Struktur Sintaksis LND 4 bait 4 Baris ketiga ...…….... 93
Tabel 8p Struktur Sintaksis LND 4 bait 4 Baris keempat ... 94
(9)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..…... i
LEMBAR PERSETUJUAN……… ii
LEMBAR PENGESAHAN………. iii
LEMBAR PERNYATAAN………. iv
KATA PENGANTAR……….. v
UCAPAN TERIMA KASIH………... viii
DAFTAR SINGKATAN……….. xiii
DAFTAR GAMBAR………..………. xiv
DAFTAR TABEL……… xv
ABSTRAK……… xvii
(10)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian………... 1
B. Identifikasi Penelitian ... 5
C. Batasan Masalah Penelitian………... 6
D. Rumusan Masalah Penelitian………. 6
E. Tujuan Penelitian……….…………... 6
F. Manfaat Penelitian……….……... 7
G. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN NYANYIAN DAMBUS, SERTA UPAYA PELESTARIANNYA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMK I SIMPANGKATIS KABUPATEN BANGKA TENGAH A. Nynyian Dambus Sebagai Tradisi Lisan...…... 8
B. Kebudayaan ...……….………... 13
1. Pengertian Kebudayaan ....………... 13
2. Wujud Kebudayaan………... 14
3. Unsur-Unsur Kebudayaan ... 15
C. Pendekatan Struktur ... 16
1. Formula Formulatik……….…………..…………... 20
2. Formula Sintaksis………….…………..…………... 21
3. Formula Bunyi………..………... 22
a. Rima………..…... 23
b. Aliterasi dan Asonansi………...…... 23
c. Irama………….………... 24
4. Gaya bahasa……….………... 25
(11)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Paralelisme………...…... 26
c. Majas………....………... 27
D. Konteks Pertunjukan………... 29
E. Fungsi ... 30
F. Upaya Pelestarian Nyanyian Dambus Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMK Simpangkatis ...………... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 35
B. Pradigma Penelitian ... 36
C. Lokasi Penelitian………... 37
D. Teknik Pengumpulan Data……… 37
E. Instrumen Penelitian……….. 37
F. Data dan Sumber Data ... 37
G. Teknik Analisis Data………... 38
BAB IV NYANYIAN DAMBUS PADA MASYARAKAT BANGKA TENGAH DALAM KAJIAN STRUKTUR LIRIK, KONTEKS PERTUNJUKAN, DAN FUNGSI A.Analisis Data ...…… 39
1. Lirik Nyanyian “Idup Surang”………...…… 39
a. Analisis Struktur Sintaksis ... 40
b. Analisis Formula Bunyi ... 47
c. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa ... 52
(12)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Analisis Struktur Sintaksis ... 53
b. Analisis Formula Bunyi ... 63
c. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa ... 68
3. Lirik Nyanyian “Rindu” ... 69
a. Analisis Struktur Sintaksis ... 69
b. Analisis Formula Bunyi ... 79
c. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa ... 85
4. Lirik Nyanyian “Baye Daret”... 86
a. Analisis Struktur Sintaksis ... 86
b. Analisis Formula Bunyi ... 94
c. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa ... 99
B. Analisis Konteks Pertunjukan ..……...………... 99
C.Analisis Fungsi ... 105
D.Pembahasan Hasil Analisis………..…... 108
1. Pembahasan Hasil Analisis struktur..…………..…... 108
2. Pembahasan Hasil Analisis Konteks…….……..……. 110
3. Pembahasan Hasil Analisis Fungsi……….……..….... 111
BAB V UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN DAMBUS A. Pengantar………. 114
B. Pelaksanaan Ekstrakurukuler...………... 114
C.Rancangan Program Kerja Ekstrakurikuler di SMK I Simpangatis...……. 115
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……… 118
1. Struktur Lirik Nyanyian Dambus………...… 118
(13)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Fungsi Nyanyian Dambus...……….. 121
4. Upaya Pelestarian Nyanyain Dambus dalam Ekstrakurikuler di Sekolah………... 122
B. Saran……….. 122
DAFTAR PUSTAKA………... 123
RIWAYAT PENULIS………. 127
(14)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Tesis ini berjudul “Kajian Struktur, Konteks Pertunjukan, dan Fungsi Nyanyian Dambus serta Upaya Pelestariannya dalam Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK I Simpangkatis Kabupaten Bangka Tengah.” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran peneliti mengenai keberadaan nyanyian dambus dalam masyarakat Bangka Tengah yang semakin langka dan kemungkinan akan berujung pada kepunahan. Sementara itu, sebagaimana tradisi masyarakat pada umumnya, banyak hal penting dan bermanfaat yang terkandung di dalam nyanyian dambus yang perlu diketahui dan dipahami.
Rumusan masalah: bagaimanakah struktur lirik nyanyian dambus?; bagaimanakah konteks pertunjukan nyanyian dambus?; fungsi apa saja yang terdapat dalam nyanyian dambus?; dan bagaimanakah upaya pelestariannya dalam kegiatan ekstrakurikuler? Tujuannya secara umum adalah untuk melestarikan salah satu budaya daerah yang hampir punah dan secara khusus adalah untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dengan cara mendeskripsikan setiap pertanyaan penelitian.
Teori yang digunakan: teori kebudayaan, teori folklor dan tradisi lisan (nyanyian rakyat), teori struktural, dan teori fungsionalisme struktural.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan secara naturalistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan penelitian di lapangan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara, observasi, catatan lapangan, tape recorder, dan
handycam. Sumber datanya adalah teks dan konteks pertunjukan nyanyian dambus.
Dalam analisis data dan pembahasan terdapat gambaran umum lokasi penelitian; struktur teks dan konteks pertunjuakn nyanyian dambus; fungsi nyanyian dambus; dan upaya pelestarian nyanyiannya.
Struktur teks nyanyian dambus memiliki struktur sintaksis yang tidak lengkap pada setiap barisnya; formula bunyinya berupa pengulangan bunyi kata, baik dalam baris maupun antarbaris dengan irama yang monoton; gaya bahasanya menggunakan diksi berupa kata-kata umum dengan beberapa majas (personifikasi, simbolik, hiperbola, metafora, repetisi) dan penggunaan paralelisme struktur sintaksis.
Konteks nyanyian dambus terikat oleh ruang, waktu, suasana, dan peristiwa tertentu serta siapa penyanyi maupun pendengarnya. Fungsi nyanyian
dambus antara lain untuk menghibur dan fungsi mendidik: memberi nasehat,
kepada pendengar. Upaya pelestarian nyanyian dambus, yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
(15)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
This thesis is entitled “An Analysis on the Structures, the Performance Contexts, and the Functions of Dambus Songs and the Efforts to Conserve Them through Extracurricular Activity of SMK 1 Simpangkatis Central Bangka Regency”. This research is based on the writer’s concern about the presence of Dambus songs among people of Central Bangka, which now becomes rare and faces the possibility to vanish. Meanwhile, as other common traditions, there are many important and useful things to know and to understand which are contained in the Dambus songs.
The problems of this research are: How are the structure of Dambus songs’ lyrics?; How are the performance contexts of Dambus songs?; What functions are there in Dambus songs?; and How are the efforts to conserve them in extracurricular activity. The purpose of this research in common is to conserve one of nearly vanished traditional culture, and in particular is to answers the previously defined problem through describing each research question.
The theories used in this research are cultural theory, folklore and oral (folksongs) theory, structural theory, and structural-functional theory.
This research employs a descriptive qualitative method with a naturalistic approach. The data collection method used in this research is triangulation method which combines participative-observation technique, visceral interview technique, and documentation technique. The instruments used by the writer are interview guide, observation guide, field notes, tape recorder, and handy-cam. The sources of the data are texts and Dambus songs’ performance contexts. Data analysis and discussion chapters contain general view of research site, text structure and performance contexts of Dambus songs, functions of Dambus songs’ and the efforts to conserve them.
The text structures of Dambus songs have incomplete syntax structure on each line. The sound formula is repetition of word sound, either on each line or interlines in a monotonous rhyme. The language style used is diction of regular words with figure of speech (personification, symbolism, hyperbolic, metaphor, and repetition), and the use of parallel syntax structure.
The contexts of Dambus songs are related to space, time, atmosphere, current affair, and the figure of singers and the audience. The functions of Dambus songs are to amuse and to educate, to advise the audience. The efforts to conserve them are through extracurricular activity at school.
(16)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
(17)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan. Kondisi ini yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang terpisah antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Terpisahnya masyarakat tersebut akan menyebabkan perbedahan bahasa dan adat-istiadat antara pulau yang satu dengan pulau yang lain. Masyarakat adalah kesatuan hidup yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terkait oleh suatu rasa identitas ( Koentjaraningrat, 1984: 160). Dari definisi tersebut, masyarakat dibentuk dari adat istiadat yang berada di sekitarnya.
Tradisi lisan berupakan wujud budaya yang menjadi kearifan lokal suatu masyarakat tertentu, di dalamnya mengandung nilai-nilai yang luhur. Globalisasi juga merupakan wujud budaya, yakni budaya masyarakat modern. Akan tetapi, perubahan pola kehidupan masyarakat tidak membuat kita lupa akan tradisi yang ada di daerah kita yang disebabkan oleh kemajuan teknologi di era globalisasi. Mengedepankan sikap fleksibel menanggapi globalisasi tanpa melepas lokal akan membawa masyarakat ke dalam konteks kehidupan yang lebih maju. Pada prinsipnya, harus ada upaya mensinergikan antara tradisi lokal, nasional, dan global agar kebutuhan masyarakat di tengah zaman yang terus bergulir terakomodasi.
Para ahli telah mengemukakan bahwa ukuran sebuah kebudayaan secara universal dapat dilihat dalam tujuh unsur kebudayaan atau biasa disebut
“kebudayaan universal” atau universal culture. Kluckhohn (Koentjaraningrat,
2002: 203) mengemukakan bahwa universal culture itu terdiri dari tujuh unsur kebudayaan, yaitu: (1) bahasa, (2) sistem pengetahuan, (3) organisasi sosial, (4) sistem peralatan hidup dan teknologi, (5) sistem mata pencaharian hidup,
(18)
2
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(6) sistem religi, dan (7) kesenian. Kata universal culture tersebut mengandung pengertian bahwa ketujuh unsur yang telah disebutkan itu memang selalu ada dan bisa didapatkan dalam setiap kebudayaan di manapun di dunia.
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 1984: 160). Menurut definisi tersebut, masyarakat dibentuk oleh unsur-unsur manusia yang berinteraksi, adat-istiadat serta rasa kebersamaan. Pengaturan interaksi dalam masyarakat tidak terlepas dari norma-norma kehidupan yang dijadikan acuannya. Dalam hal ini, Koentjaraningrat menggunakan adat-istiadat. Tanpa adanya tersebut, masyarakat hanya sebatas kumpulan manusia dengan tidak adanya rasa kebersamaan.
Seni tradisional lahir dalam dunia tradisional, yang di dalamnya terkandung hubungan antara sastra dan masyarakat tempat sastra itu lahir sangat erat. Robson (1988: 9) menyebutkan dengan istilah sastra klasik, yaitu sastra yang diciptakan dalam masyarakat yang masih keadaan tradisional. Sastra itu beredar di masyarakat dan menjadi miliknya selama beberapa waktu sebelum dicatat. Rosidi (2011: 296) mengatakan bahwa, “Sastra daerah itu merupakan karya sastra yang lahir dalam bahasa daerah yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia, baik yang terbentuk lisan maupun tulisan.
Di wilayah Nusantara, seni tradisional didominasi oleh tradisi lisan. Hal ini terjadi berdasar pada suatu kenyataan bahwa masyarakat daerah sebelum abad sekarang –modern- merupakan masyarakat yang buta huruf, terutama di kalangan para petani, sehingga dalam mengungkapkan banyak hal di dalam kehidupannya tidak terlepas dari budaya lisan, seperti manakala akan menghadapi musim panen, resepsi khitanan ataupun upacara adat yang pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan secara turun menurun sampai anak cucunya.
(19)
3
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kebiasaan ini pun menjadi corak khas masyarakat itu sehingga menjelma menjadi seni tradisi lisan masyarakat tersebut.
Kekhawatiran kita sekarang adalah pergeseran nilai-nilai budaya karena masuknya budaya asing bersamaan teknologi dan informasi tanpa batas kontrol yang akan menimpa tradisi lokal yang akan berujung fatal pada nilai-nilai budaya bangsa secara menyeluruh. Kita lihat, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dunia tidak hanya melahirkan dampak positif, melainkan juga menyertakan dampak negatif bagi keberadaan tradisi lisan sebagai wujud dari pola pikir lama atau pengetahuan tradisional masyarakat. Dampaknya, pengetahuan baru akan mendominasi, bahkan akan menekan dan menghancurkan pengetahuan yang lama, termasuk adat-istiadat dan tradisi lisan masyarakat. Padahal, banyak nilai-nilai penting yang terdapat dalam tradisi lisan, di mana bila tidak segera diselamatkan, maka akan ikut hilang atau punah bersama yang lainnya yang memang sudah tidak diperlukan. Oleh karena itu, sudah saatnya kita sebagai pemilik tradisi masing-masing secara bersama menjaga kelestarian budaya dengan berbagai bentuk upaya sesuai kemampuan. Minimal dengan cara tetap menanamkan nilai-nilai budaya asli bangsa dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam melestarikan tradisi lisan masyarakat Indonesia. Misalnya, melalui suatu lembaga organisasi, yaitu lembaga Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) dan secara khusus peneliti terlibat dalam upaya pemerhatian terhadap tradisi lisan nusantara. Lembaga ATL secara umum bertujuan untuk menyelamatkan tradisi lisan yang hampir punah, mendokumentasikan, dan menciptakan formula pelestariannya dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui pendidikan nonformal maupun melalui pendidikan formal.
Usaha-usaha konversasi yang dilakukan secara sadar dan terarah untuk melindungi seni tradisi tersebut, mutlak diperlukan. Salah satu bentuk upaya
(20)
4
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mungkin ditempuh adalah penginventarisan, pencatatan, perekaman, dan pendokumentasian. Rosidi (2011: 111) dalam kata pengantarnya menganggap betapa pentingnya usaha-usaha tersebut sebagai upaya “mengamankan” kesenian-kesenian dari kepunahan.
Melestarikan tradisi, sebagai bekal bagi peserta didik dan membangun kembali karakter bangsa merupakan salah satu tujuan pendidikan yang sekarang ini sedang digalakkan. UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Terkait dengan pembentukan karakter dan kepribadian, pendidikan diarahkan pada pendidikan berbasis kearifan lokal yang mengembangkan serta memberdayakan potensi daerah dalam upaya memenuhi tuntutan kebutuhan sosial ekonomi (Anas, 2011: 3).
Tujuan pendidikan selain meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.
Musik dan Nyanyian dambus merupakan salah satu seni tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Bangka dalam sebuah acara, baik itu dalam acara upacara adat, khitanan, maupun pernikahan. Pelaksanaannya menggunakan alat
(21)
5
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
musik yang khas. Selain sebagai alat musik hiburan, dambus berfungsi sebagai musik pengiring tarian dan nyanyian adat.
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Suhato, Khoco (208) skripsi yang berjudul “Respon Siswa SMA N 4 Pangkalpinang Terhadap Musik Tradisional Dambu dan Musik
Dambus Combo” belum menyentuh pada struktur, konteks pertunjukan dan fungsi yang terdapat dalam nyanyian dambus. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang tradisi kesenian dambus.
Harapan penulis adalah tradisi lisan khususnya musik dan nyanyian
dambus dan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur dapat ditransfer,
ditransformasikan, diintegrasikan, dan diwadahi dalam kegiatan pendidikan dalam skop yang relatif besar.
Perlu usaha pelestarian, pemertahanan, dan revitalisasi kebudayaan bangsa dengan berbagai bentuk kegiatan. Salah satunya dengan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yaitu kesenian dambus. Diharapkan dengan kegiatan ini peserta didik dapat lebih kreatif dan membantu pelestariannya. Bagaimanapun juga, kita harus menyadari konsep ini dapat menjadi langkah trategis dalam upaya menanamkan nilai-nilai karakter positif bangsa kepada generasi muda sebgai proses aktualisasi budaya dan usaha pelestarian budaya Indonesia.
Dari beberapa institusi yang ada di masyarakat, sekolah menjadi bagian penting untuk dipercaya sebagai lembaga yang akan menginformasikan dan melestarikan seni tradisi dambus kepada generasi mendatang. Melalui ekstrakurikuler di SMK, seni tradisi ini dapat diperkenalkan kepada siswa. Hal yang dipertunjukkan berupa pertunjukan seni tradisi dambus.
Masuknya seni tradisi di daerah pada sekolah, selain membawa misi pelestarian dan pengembangan, juga membawa misi lainnya. Hal ini seperti yang dijelaskan Hamid, (1986: 3) yang mengungkapkan bahwa setiap sastra
(22)
6
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lisan bertujuan memberi hiburan, pengajaran, atau memenuhi fungsi-fungsi lain. Fungsi yang dimaksud meliputi fungsi pendidikan moral, agama, serta fungsi kehidupan lainnya.
Argumen yang dikemukan di atas mengindikasikan bahwa saat ini diperlukan penelitian dan kajian yang kelak dapat digunakan untuk mendongkrak wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa, dan perekat bangsa.
Beranjak dari wacana tersebut penulis memformulasikan judul “Kajian Struktur, Konteks Pertunjukan dan Fungsi Nyanyian Dambus Serta Upaya Pelestariannya Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK Kabupaten Bangka Tengah”.
B. Identifikasi Penelitian
Identifikasi masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan kajian nyanyian dambus, dan upaya pelestariannya yang meliputi:
1) masyarakat menganggap bahwa nyanyian dambus sebagai nyanyian melayu yang merupakan kebiasaan pada masyarakat tanpa diketahuai bahwa itu merupakan salah satu karya sastra dan tradisi yang tetap harus dilestarikan; 2) pertunjukan nyanyian dambus sudah jarang ditemukan, karena masyarakat
lebih senang dengan nyanyian modern, sehingga ada kekhawatiran akan hilangnya tradisi ini dalam masyarakat;
3) nyanyian dambus biasanya menggunakan bahasa melayu yang mudah dipahami oleh masyarakat itu sendiri, tetapi fungsi nyanyiannya belum diketahui oleh masyarakat itu sendiri;
4) banyaknya hiburan modern mengancam keberadaan nyanyian dambus, sehingga pelunya upaya pelestariannya.
(23)
7
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari masalah yang dipaparkan dalam identifikasi di atas, penelitian ini dibatasi pada sebuah pertunjukan yang berada di Desa Sarangmandi, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah yang berkembang sekitar tahun 1970. Fokus penganalisisan pada struktur, konteks, fungsi nyanyian
dambus, serta upaya pelestariannya melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMK I
Simpangkatis, Kabupaten Bangka Tengah.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah struktur lirik nyanyian dambus di bangka tengah? 2) Bagaimanakah konteks pertunjukan nyanyian dambus?
3) Fungsi apa saja yang terdapat pada nyanyian dambus di Bangka tengah? 4) Bagaimanakah upaya pelestarian nyanyian dambus?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk melestarikan nyanyian
dambus yang ada di Bangka Tengah.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:
1) struktur lirik nyanyian dambus;
2) konteks pertunjukan nyanyian dambus; 3) fungsi nyanyian dambus;
4) merekomendasikan upaya pelestariannya melaluai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
F. Manfaat Penelitian
(24)
8
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk mendukung beberapa teori tentang struktur, konteks dan fungsi yang dijadikan sebagai inspirasi bagi penulis sastra modern.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat menumbuhkan motivasi dan sikap kepemilikan budaya, serta memberikan identitas kultural masyarakat pendukungnya.
b. Bagi Pendidikan Formal
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu ekstrakurikuler di sekolah. Dengan perkataan lain, selain kegiatan ekstrakurikuler yang lain, kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu kegiatan yang dapat mempertahankan warisan budaya.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi untuk meneliti objek-objek yang relevan dengan penelitian ini.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan interpretasi dan penafsiran pengertian dalam penelitian ini, maka berikut ini beberapa definisi operasional.
1) Dambus adalah sebuah alat musik khas Bangka.
2) Nyanyian dambus adalah nyanyian yang diciptakan oleh masyarakat Bangka sebagai sebuah hiburan yang diiringi oleh alat musik dambus. 3) Stuktur adalah susunan unsur-unsur yang bersistem, di mana unsur-unsur
tersebut satu sama lainnya saling berkaitan. Teks adalah satuan makna yang dihasilkan melalui bahasa. Struktur teks adalah satu kesatuan unsur-unsur yang saling berkaitan dan bersama-sama dalam membangun teks.
(25)
9
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini yang akan diteliti struktur lirik (teks) dari nyanyian
dambus.
4) Konteks pertunjukan adalah kegiatan yang dilakukan selama pertunjukan itu berlangsung.
5) Upaya diartikan sebagai usaha untuk mencapai suatu maksud. Pelestarian diartikan sebagai penyelamatan dari kepunahan atau kemusnahan. Jadi, upaya pelestarian adalah usaha untuk menyelamatkan sesuatu dari kepunahan atau kemusnahan.
(26)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada metodologi penelitian ini akan dijelaskan tentang metode penelitian, teknik penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, instrument penelitian, instrument pengumpulan data, populasi dan sampel penelitian, teknik pengolahan data, dan prosedur penelitian.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif digunakan dengan alasan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dapat dijaring secara kuantitatif. Di samping itu, peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola dan teori, bahkan sampai menemukan hipotesis (Sugiyono, 2011: 381).
Danandjaja (2007: 193) mengatakan bahwa penelitian dengan tujuan pengarsipan atau pendokumantasian bersifat penelitian di tempat. Dengan penetilian seperti ini, ada tiga tahap yang harus dilalui oleh peneliti agar penelitian berhasil, yaitu (1) tahap penelitian di tempat, (2) tahap penelitian di tempat sesungguhnya, dan (3) cara pembuatan naskah folklor bagi pengarsipan. Berdasarkan hal tersebut, pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dengan persiapan, diantaranya:
(1) menetapkan daerah yang akan dijadikan tempat (lokasi) penelitian,
(2) mempersiapkan instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data,
(3) menentukan informan, (4) merekam pertunjukan,
(27)
36
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (5) melakukan wawancara terhadap penutur atau informan.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mendeskripsikan serta menggali struktur, konteks pertunjukan, dan fungsi nyanyian dambus. Selain itu pula, berdasarkan hasil wawancara serta dialog dengan informan ataupun para pakar pendidikan dan kebudayaan yang ada di Bangka Tengah, penulis mengajukan sebuah rancangan untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah khususnya di SMK I Simpangkatis sebagai salah satu pelestariannya agar tradisi lisan ini tidak mengalami kepunahan.
B. Paradigma Penelitian
Untuk mempermudah peneliti melakukan penelitian, peneliti menggunakan paradigma penelitian sebagai berikut.
NYANYIAN DAMBUS
Konteks Pertunjukan dan Fungsi
Kajian Struktur
Analisis Struktur, Konteks Pertunjukan, Dan Fungsi
Pembahasan
(28)
37
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kabupaten kabupaten Bangka Tengah propinsi Bangka Belitung. Peneliti dalam hal ini mencari terlebih dahulu pertunjukan, agar peneliti dapat melakukan penelitian ini sesuai dengan data yang peneliti butuhkan.
Pertunjukan yang peneliti temukan pada malam hari di desa Sarang Mandi kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah penelitian folklore yaitu penelitian lapangan. Namun, sebagai penunjang dalam pelaksanaan penelitian, penulis melakukan studi pustaka untuk mengetahui latar belakang budaya masyarakat Bangka Tengah. Menurut Danandjaja (2007: 13) bahwa pengumpulan dan penginventarisan folklor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) pengumpulan semua judul folklor ( buku atau artikel yang sudah pernah dilakukan orang mengenai folklor Indonesia, yang kemudian diterbitkan berupa buku bibliografi folklor Indonesia, dan (2) mengumpulkan bahan-bahan folklore langsung dari tutur kata orang-orang anggota kelompok yang mempunyai folklor dan kemudian hasilnya diterbitkan atau diarsipkan. Lebih jelas lagi, penelitian pertama adalah penelitian di perpustakaan, sedangkan yang kedua merupakan penelitian lapangan.
(29)
38
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan penelitian, peneliti tentu saja menggunakan perangkat penelitian yang membantu, karena keterbatasan daya ingat. Perangkat-perangkat yang dimaksudkan antara lain: wawancara, catatan lapangan, tape recorder, dan handycam..
F. Data dan Sumber Data
Menurut Lofland & lofland (Moleong, 2000: 112), sumber data utama dalam penelitian alamiah adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Selanjutnya Moleong membagi jenis data menjadi tiga bagian, yaitu kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
Data yang dijadikan bahan penelitian adalah pertunjukan nyanyian
dambus yang direkam. Sumber data tersebut diantaranya pelaku seni tradisi dambus, masyarakat sekitar di daerah kabupaten Bangka Tengah, data-data
direkam dan dicatat serta dikumpulkan kemudian dianalisis.
G. Teknik Analisi Data
Penelitian menggunakan metode deskripsif, menurut Surakhmad (1994 : 139), tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi terhadap data tersebut. Oleh sebab itu, analisis dilakukan terhadap srtuktur dan fungsi dan nyanyian dambus, model pembelajaran yang disusun menulis, dan data wawancara, lalu diinterpretasikan.
Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan pedoman analisis struktur, konteks, dan fungsi serta upaya pelestariannya.
No. Tujuan penelitian Data temuan 1. Mendeskripsikan
struktur lirik
Formula sintaksis, formula bunyi, dan gaya bahasa.
(30)
39
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu nyanyian dambus
2. Mendeskripsikan konteks
pertunjukan
dambus
Segala sesuatu yang berkaitan dengan konteks yang berkaitan dengan nyanyian
dambus, misalnya konteks situasi dan konteks
budaya 3. Mendeskripsikan
fungsi kesenian
dambus
Fungsi menghibur dan nasehat
4. Merumuskan contoh upaya pelestarian
Kesenian dambus sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
Tabel 1 Teknik analisis data
(31)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya
melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN DAMBUS MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMK I SIMPANGKATIS
KABUPATEN BANGKA TENGAH
A. Pendahuluan
Di indonesia, kegiatan ekstrakurikuler sekolah bukanlah sesuatu yang baru. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak lama. Kehadiran ekstrakurikuler disamping kegiatan intra kurikuler dimungkinkan karena banyak manfaat yang didapat dari kegiatan tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler dapat disebut sebagai kegiatan pendidikan dalam arti luas. Dengan demikian, kegiatan ini juga merupakan proese yang sistematis dan sadar di dalam membudayakan warga negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Namun seperti kegiatan formal lainnya, ektrakurikuler yang berada di bawah naungan suatu badan dan instansi ataupun bentuk lainnya. Dalam hal ini adalah kegiatan ektarkurikuler yang berada dalam ruang lingkup Sekolah atau Perguruan Tinggi maka suatu kegiatan ektrakurikuler memerlukan rencana program kerja (RPK) yang akan di jadikan acuan para anggotanya untuk menjalankan kegiatan-kegiatan.
B. Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Dalam buku panduan penegmbangan diri, yang dinaksud kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar mata pelajaran dan layanan konseling
(32)
115
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk membantu pengambangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pihak sekolah.
1. Visi dan Misi Kegiatan Estrakurikuler
Adapun visi dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang berada di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu mengembangkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan khusus yang diselnggaran diluar sekolah.
Sedangkan misi dari kegiatan ini adalah menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. Selain itu juga kegiatan ini dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspreiskan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri maupun kelompok.
2. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
b. Untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab kepada peserta didik
c. Untuk mengembangkan suasana rileks, menggembnirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d. Untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
C. Rencana Program Kerja Ekstrakurikuler Dambus SMK I Simpangkatis 1. Pendahuluan
a. Pengertian
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di kurikulum dan umumnya pihak sekolah menyediakan waktu satu hari untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ekstrakurikuler sangat
(33)
116
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berguna untuk pengembangan hobi, minat dan bakat siswa pada hal tertentu. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan ini merupakan suatu bentuk perhatian sekolah pada siswanya agar melakukan kegiatan yang lebih positif.
Para siswa SMA adalah anak yang sedang dalam masa peralihan dari pribadi seorang anak menuju pribadi yang lebih dewasa, mereka cenderung menjauh dari orang tua dan lebih percaya pada teman, mempunyai energi yang besar sehingga mereka tampak lebih emosional. Kecenderungan lain adalah mereka berkelompok dengan teman yang memiliki kesukaan yang sama.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pada setiap sekolah diharapkan dapat menjadi wadah untuk penyaluran energi para siswa dan jenis kegiatanpun sangat beragam baik itu seputar olah raga, kesenian, keterampilan ataupun pengetahuan.
b. Maksud dan Tujuan
Berkaitan dengan hal tersebut di atas kami dari pengurus Ekstrakurikuler kesenian dambus bermaksud untuk menetapkan sasaran serta langkah-langkah dalam mewujudkan kegiatan kesenian khususnya
dambus sebagai wadah penyaluran bakat, hobi dan keterampilan dalam
bidang kesenian serta untuk menghidupkan kembali salah satu tradisi lisan yang terdapat di Bangka, khususnya Bangka Tengah.
Tujuan dari rencana program kerja kegiatan ini adalah sebagai acuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang kesenian khususnya
dambus.
2. Nama, Target, Jadwal kegiatan dan Alat yang disiapkan a. Nama Kegiatan
Nama kegiatan adalah kesenian dambus. b. Target Kegiatan
(34)
117
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Target dari kegiatan ini adalah Siswa/siswi SMK I Simpangkatis Kabupaten Bangka Tengah.
c. Jadwal Kegiatan
Kegiatan latihan yang telah berjalan adalah satu kali dalam satu minggu yaitu pada hari Sabtu pukul 08.30 s.d 11.WIB.
e. Alat
Untuk menunjang kegiatan ini diperlukan beberapa alat agar kegiatan ekstrakurikuler ini bisa berjalan minimal mempunyai alat musik utama, yaitu alat musik dambus dan alat pendamping seperti gendang.
3. Rencana Program Kerja
a. Rencana Program kerja Jangka Pendek dan Menengah
Adapun rencana kegiatan jangka pendek dan menengah ini meliputi:
1) Memperkenalkan dan mempertunjukkan ekstrakurikuler dambus kepada siswa/siswi SMK I Simpangkatis.
2) Mengajak dan merekrut siswa/siswi SMK I Simpangkatis untuk ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler kesenian dambus
3) Mampu menunjukkan sebagai ekstrakurikuler kesenian yang di minati oleh
siswa/siswi SMK I Simpangkatis.
4) Sebagai wadah penyalur minat, bakat dan hobi bagi siswa/siswi SMK I Simpangkatis.
5) Melakukan latihan rutin sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan. 6) Selain itu sebagai salah satu cara untuk mempertahankan kesenian yang
ada di Bangka khususnya Bngka Tengah. b. Rencana Program Kerja Jangka Panjang
Dalam program jangka panjang ini di rencanakan akan tampil dalam acara perpisahan siswa/siswi kelas XII SMK I Simpangkatis dan acara-acara
(35)
118
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lainnya. Selain itu juga mengharapkan dari pihak dinas pendidikan dengan dinas periwisata mengadakan lomba kesenian dambus antar sekolah yang ada diwilayah kabupaten Bangka Tengah.
D. Penutup
Demikianlah gambaran rencana program kerja ini kami susun dengan harapan akan menjadi acuan dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan ekstrakurikuler kesenian dambus, sehingga perkembangan kegiatan ini akan lebih jelas dan terarah dalam pencapaian tujuan dengan di sertai bantuan oleh pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung semoga rencana kegiatan ini akan dapat terlaksana dengan baik dan tentu saja hasil akhirnya akan mencapai tujuan yang telah di tentukan serta dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
(36)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Struktur Teks Nyanyian Dambus
Nyanyian dambus memiliki formula yang tidak beraturan. Sebagian besar-barisnya merupakan kalimat yang tidak lengkap. Sedikit sekali ditemukan baris yang mencakup struktur sebagai kalimat. Sebagian besar baris-baris yang membentuk nyanyian dambus berupa frasa atau klausa. Hal ini disebabkan oleh struktur bahasa lisan berbeda dengan struktur bahasa tulisan. Di samping itu, perpindahan larik lebih menekankan permainan bunyi daripada arti sintaksisnya. Struktur sintaksis setiap nyanyian terlihat lengkap dalam gabungan beberapa baris.
Satu bait dalam nyanyian dambus dibentuk oleh delapan larik. Sebenarnya hanya terdapat empat larik, tetapi disetiap larik tesebut terjadi pengulangan. Dalam setiap bait, dua larik atau empat larik awal merupakan sampiran, sedangkan dua atau empat larik terakhir merupakan isi yang ingin disampaikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa formula sintaksis nyanyian dambus dalam dalam sebuah pertunjukan di Bangka Tengah adalah gabungan beberapa bait yang membentuk pikiran yang lengkap.
Aliterasi dalam nyanyian dambus yang terbentuk dari dari bunyi konsonan ng, m, h, atau n dikombinasi dengan bunyi vokal a, o dan u akan terasa berat saat diucapkan, sedangan bila bertemu dengan vokal i dan e kedengarannya akan terasa agak ringan. Asosiasi yang menonjol dalam nyanyian dambus yaitu vokal a dan u. Asosiasi itu terkadang berkombinasi dengan bunyi konsonan berat dan
(37)
119
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ringan. Asosiasi dan aliterasi itu berkaitan dengan rima dan dapat menambah keindahan dalam sebuah nyanyian dambus.
Bunyi-bunyi nyanyian dambus dipenuhi dengan pengulangan kata dan kalimat, baik pengulangan kata dalam baris yang sama, maupun pengulangan kata antarbaris. Rima akhir yang membentuk nyanyian dambus bisa dikatakan sama dengan rima akhir pada puisi lama pada umumnya. Nyanyian dambus juga dihiasi oleh rima dalam yang padat, terutama rima mutlak, baik dalam baris yang sama maupun pada antarbaris setiap nyanyian. Dihubungkan dengan salah satu fungsi nyanyian rakyat, yaitu sebagai sebuah “hiburan”, dapat disimpulkan bahwa formula bunyi yang berbentuk pengulangan kata dalam nyanyian dambus sebagai estetik atau keindahan dalam menyanyikan lirik nyanyian tersebut. Pengulangan pada setiap larik bertujuan untuk mempermudah menghafalkan larik yang ingin dinyanyikan oleh penyanyi. Nyanyian tersebut harus diiringi dengan alat musik yang bernama alat musik dambus.
Irama yang membentuk nyanyian dambus bersifat monoton. Irama setiap nyanyian cenderung mudah dipahami dan diikuti karena tidak menggunakan irama yang rumit. Kesederhanaan irama yang ada dalam nyanyian dambus lebih dipengaruhi oleh hakikat dan fungsi nyanyian ini sebagai sebuah hiburan rakyat. Nyanyian dambus merupakan nyanyian yang digunakan dalam sebuah acara seperti acara pernikahan, khetanan, dan lain sebagainya.. Oleh karena itu, aspek permainan irama tidak terlalu dibuat variatif untuk memudahkan tujuan yang dimaksud dapat dapat mudah dipahami oleh pendengar. Dapat disimpulkan bahwa nyanyian dambus memiliki formula bunyi berupa pengulangan kata dalam irama yang monoton.
Gaya bahasa meliputi pilihan kata (diksi), paralelisme, dan majas. Nyanyian dambus menggunakan diksi atau pilihan kata yang bersifat kongkret dan mudah dipahami (denotasi). Dihubungkan dengan konteks, kata-kata dalam teks yang cenderung mudah dipahami oleh para pendengar nyanyian tersebut.
(38)
120
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan kata-kata denotasi ada hubungannya dengan nyanyian dambus sebagai sebuah hiburan dalam suatu acara. Bila nyanyian tersebut banyak menggunakan bermakna konotasi, para pendengar akan kesulitan untuk mengetahui maksud dari nyanyian tersebut. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata denotasi agar pendengar mudah menerima dan memahami nyanyian tersebut.
Kata-kata yang mengandung makna khiasan (majas) dalam nyanyian
dambus, antara lain Majas yang digunakan dalam nyanyian dambus yaitu berupa
majas personifikasi, simbolik, repetisi, asosiasi, dan hiperbola. Majas yang mendominasi adalah majas repetisi. Kata-kata yang membentuk teks nyanyian yang banyak mengalami pengulangan hampir pada setiap baitnya. Majas lain seperti sinekdok, metonimia, dan metafora tidak begitu sering digunakan. Penggunaan gaya bahasa berupa majas repetisi dalam nyanyian dambus bertujuan agar pada saat memnyanyikan dengan diringi oleh alat musik dambus terasa lebih indah didengar oleh para pendengarnya.
Di samping paralelisme makna (majas), dalam nyanyian dambus juga terdapat paralelisme struktur, yakni berupa pengulangan baris atau sebagian baris dalam teksnya. Paralelisme struktur yang membentuk nyanyian dambus berhubungan dengan formula bunyi yang membentuk nyanyian tersebut, yakni berbentuk pengulangan kata.
Gaya bahasa dalam nyanyian dambus tidak begitu variatif. Sebagai bentuk puisi (lama), nyanyian dambus merupakan karya yang tidak banyak menggunakan variasi gaya bahasa seperti puisi lain yang mengutamakan nilai estetik.
Tiba pada simpulan akhir, bahwa struktur teks nyanyian dambus dalam masyarakat Bangka Tengah dibangun oleh (1) sintaksis dengan formula satu kalimat dalam arti sebagai pikiran yang lengkap dibangun oleh beberapa baris; (2) bunyi dengan formula pengulangan-pengulangan kata dengan irama yang
(39)
121
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
monoton; dan (3) gaya bahasa dengan formula diksi, majas, dan paralelisme struktur yang sederhana.
2. Konteks Pertunjukan
Dalam konteks situasi dan budaya, nyanyian dambus dapat dinyanyikan dalam berbagai konteks, yaitu terbatas waktu, suasana, tempat, dan siapa yang menyanyikan atau mendengarkannya. Nyanyian dambus melibatkan unsur penutur/penyanyi dan pendengar serta latar dan suasana (setting). Pada saat pertunjukan digunakan waktu khusus yaitu pada saat acara intinya sudah selesai yaitu akad nikah dan marhaban. Nyanyian tersebut akan dinyanyian untuk menghibur para undangan pada saat mereka menyantap hidangan yang telah dipersiapkan oleh pihak penyelanggara
Alat yang digunakan dan paling penting dalam menyanyiankannya yaitu alat musik dambus. Karena alat musik tersebut akan menentukan keindahan nyanyian dambus yang dinyanyikan sebagai sebuah hiburan. Sedangkan peralatan pendamping berupa gendang dan gong itu agar suara musiknya lebih bervariasi. Selain itu juga dapat menggunakan alat tambahan lain tergantung keinginan.
Untuk penyanyi tidak memiliki syarat khusus yang terpenting dia dapat menyanyikan dan bisa menyesuaikan antara nyanyian dan musik. Nyanyian ini juga tidak membatasi para pendengarnya, siapapun boleh mendengarkan bahkan penonton juga boleh menari dengan diiringi musik dan nyanyian dambus
3. Fungsi Nyanyian Dambus
Nyanyian dambus sebagai bentuk tradisi lisan yang tentunya memiliki fungsi keberadaannya bagi masyarakat Bangka yaitu sebagai hiburan pribadi dan sebagai presentasi estetis. Nyantian dambus sebagai hiburan pribadi yaitu nyanyian dambus dapat sebagai terapi yang baik untuk menenangkan pikiran dari segala rutinitas yang melelahkan, selain sebagai sebuah hiburan dan relaksasi, nyanyian dambus juga sebagai wadah untuk mengekspresikan diri melalui sebuah
(40)
122
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karya dengan tujuan untuk mencari pengalaman di atas panggung dan memberi hiburan untuk para penikmatnya. Sedangkan untuk pendengarnya, nyanyian
dambus ini juga merupakan sebuah sarana untuk berapresiasi dengan tujuan untuk
melepas kepenatan selama beraktivitas dan menjadi sarana hiburan yang menarik dengan tujuan relaksasi.
Selain itu juga nyanyian dambus juga sebagai presentasi estetis yaitu untuk sebuah pertunjukan kearah entertaiment atau hiburan yang diselenggarakan oleh pihak tertentu untuk menghasilkan uang, dengan cara mengundang dalam acara pernikahan ataupun dalam acara yang lainnya. Begitu juga dengan pelaksanaan yang dilesenggarakan oleh pihak tuan rumah dalam acara pernikahan yang bertujuan untuk menghibur para undangan yang hadir sambil menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara. Oleh karena itu fungsi yang paling menonjol adalah sebagai sebuah hiburan.
4. Upaya pelestarian Nyanyian Dambus pada Ekstrakurikuler
Upaya pelestarian nyanyian dambus sebagai salah satu tradisi lisan dapat dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Program yang dilakukan direncanakan oleh pengajar kesenian dambus. Nyanyian dambus tidak akan terlepas dari cara memainkan alat musik
dambus. Oleh karena itu, sebelum menampilkan kesenian dambus, siswa harus
bisa memainkan alat musiknya terlebih dahulu. Selain itu juga, dengan diadakan kegiatan ini siswa juga dapat mempertahankan salah satu kesenian
(41)
123
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ada di pulau Bangka khususnya di Bangka Tengah yaitu kesenian
danbus.
B. Saran
Pelestarian tradisi lisan melalui penelitian ilmiah dan upaya pemanfaatannya merupakan salah satu strategi yang baik untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan nasional. Oleh karena itu, kepada para peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih jeli melihat kekurangan dari hasil penelitian-penelitian yang sudah ada untuk mengembangkannya dalam penelitian-penelitian yang baru.
Nyanyian dambus sebagai objek penelitian ini baru dibahas pada aspek struktur larik, konteks pertunjukan, fungsi, dan upaya pelestariannya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti nyanyian dambus agar melanjutkan kajian pada beberapa aspek lain yang belum dikaji dalam penelitian ini. Misalnya, kajian tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam nyanyian dambus; kajian terhadap unsur-unsur mimesis yang ada dalam nyanyian dambus.
Mengingat pentingnya upaya pelestarian terhadap tradisi lisan nusantara, diharapkan pula peran dari pihak dinas pariwisata dan dinas pendidikan agar dapat mewajibkan salah satu kegiatan ekstrakurikuler kesenian khususnya dambus di sekolah dan dapat mengadakan festival ataupun lomba kesenian dambus yang berada di wilayah Bangka Tengah.
(42)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
A. Ziwar B. Dahlan, 2004. Mengidentifikasi karakter musik tradisional Bangka. Pangkalpinang: Bidang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang.
Alwi, H. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Aminuddin. (2008). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Anas, Z. (2011). Membanguan Karakter dan “GO Internasional” melalui Pembelajaran yang Berbasis Kearifan. Makalah Seminar Nasional Tradisi
Lisan dalam Pengembangan Kurikulum. Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Budaya Sunda UPI Bandung, Bandung 23 September 2011.
Bacom, William R. (1965a). Four Function of Folklore. The Study of Folklore (Alan Dundes ed) Englewood cliffs: NJ. Prentece Hall Inc.
Badrun, A. (2003). ’Patu Mbojo’:Struktur, Konteks Pertunjukkan, Proses
Penciptaan, dan Fungsi (Disertasi). Jakarta: Universitas Indonesia.
Bendix, Regina. (1997). In Search of Authenticity: The for Folklore Studies. Madison: The University of Wisconsin Press.
Brunvard, J.H. (1968). The Study of American Folklore. An Introduction. New York: W.W. Norton 7 Co.Inc.
Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia. Jakarta: Grafiti.
Depdiknas. (2009). Materi Pelatihan KTSP. Jakarta: Depdiknas.
Endaswara, S. (2006). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
(43)
124
Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan
Aplikasi. Yogyakarta: IKAPI.
Finnegan, Ruth. (1992a). Oral Tradisional and the Verbal Art. London: Routledge.
Fox, J. J. (1986). Bahasa, Sastra dan Sejarah Kumpulan Karangan Mengenai
Masyarakat Pulau Roti. Jakarta: Djambatan.
Hamid, Ismail. (1986). Sastra Rakyat: suatu warisan. Fajar Bakti SDN : kuala Lumpur.
Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang Terlupakan. Pengantar Studi Sastra
Lisan. Surabaya: HISKI.
Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Koentjaraningrat, dkk. (1984). Kamus Istilah Antropologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kuntjara, E. (2006). Penelitian Kebudayaan, Sebuah Panduan Praktis.Jayogyakarta: Graha Ilmu.
Luxemburg. (1989). Tentang Sastra. Jakarta: Intermesa.
Maleong, Lexy J. (2000). Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nurjamin, A. (1998). Kajian Struktural dan Sosiologis terhadap Tradisi Lisan
Cigawiran: Studi Deskriptif-analitis mengenai Struktur, Pertunjukkan, dan Fungsi Sosiologis Tembang Cigawiran (Tesis). Bandung: Tidak diterbitkan.
Ong, W. J. (1983). Orality and Literacy: The Technologizing of the Word. London, New York: Methuen.
(44)
125
Pradopo, R. Dj. (2011). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Pudentia MPSS. (1999). Makyong: Transformasi Seni Melayu Riau. Jakarta: ATL.
Pudentia MPSS. (2008). Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: ATL.
Ramlan. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.
Ratna, N. K. (2009). Paradigma Sosiologi Sastra: Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robson, A.D. (1988). Pengkajian Sastra-sastra Tradisional Indonesia. Jakarta: P3B.
Rosidi, A. (2011). Kearifan Lokal. Bandung: Kiblat.
Ratna, N. K. (2009). Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusyana, Y. (1982). Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.
Rusyana, Y. (2006). Peranan Tradisi Lisan dalam Ketahanan Budaya (makalah). Bandung.
Satori, D. dan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sedyawati, E. (2008). Keindonesiaan DalamBudaya (Buku 2). Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Siswantoro. (2011). Metode Penelitian Sastra. Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(45)
126
Soedarsono, R.M. (2010). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Gajah Mada University Press. Yogjakarta.
Spradley, J. (2010). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudikan, S. Y. (2007). Antropologi Sastra. Surabaya: Unesa University Press.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: IKAPI.
Suhato, Khoco. (2012). Respon siswa SMA N 4 Pangkalpinang Terhadap Alat
Musik Dambus (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Sukatman. (2009). Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia Pengantar Teori dan
Pembelajarannya. Yogyakarta: LaksBang Pressindo.
Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Taufik Hidayat dan Pupung P. Damayanti, 2006. Permainan dan alat musik
tradisional Pangkalpinang. Pangkalpinang: Bidang Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Pangkalpinang
Taum, Y. Y. (2011). Strudi Sastra Lisan. Yogyakarta: Lamalera.
Tengah, B. A. H. (2006). Fungsi Sastra. Bandar Seri Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunai.
Teeuw, A. (1984). “Studi Sastra Lisan dalam Rangka Semiotik Sastra, “ dalam
Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra: Jakarta: Pustaka Jaya
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balasi Pustaka.
(46)
127
Wahyono, P. (2008).“Hakikat dan Fungsi Permainan Nini Thowok bagi
Masyarakat Pendukungnya: Sebuah Studi Kasus di Desa Banyumudal
Gombong” dalam Pudentia MPPS (Editor). Metodologi Kajian Tradisi
Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.
Wellek dan Werren. (1989). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Zaidan, A. R., dkk. (2007). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. RIWAYAT HIDUP PENELITI
Didit Apriyanto, S.Pd., lahir pada tanggal 15 Juli 1986, di Desa Kemingking, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Menempuh pendidikan pertama pada tingkat SD, yaitu SD Negeri 158 Kemingking yang sekarang berganti nama menjadi SDN 7 Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 1992. Setelah lulus pada tahun 1998, peneliti melanjutkan pendidikan pada jenjang SMP, tepatnya di SMP Negeri 1 Pangakalpinang. Pada tahun 2001, peneliti terdaftar sebagai salah satu siswa pada Sekolah Muahammadiyah di Pangkalpinang. Pada tahun 2004, terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pada Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta, tepatnya pada jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Tahun 2009 diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Bangka Tengah dan ditempatkan pada SMK I Simpangkatis. Pada tahun 2012 peneliti mendapatkan beasiswa dari Dinas Pendidikan Bangka Tengah untuk melanjutkan studi pada jenjang Magister di sekolah Pascasarjana, program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
(47)
(1)
Didit Apriyanto, 2014
Kajian struktur,konteks,dan fungsi pertunjukkan nyanyian “dambus” serta pelestariannya melalui pelestariannya melalui kegiatan ekstrakulikulerdi SMK I Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
A. Ziwar B. Dahlan, 2004. Mengidentifikasi karakter musik tradisional Bangka. Pangkalpinang: Bidang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang.
Alwi, H. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Aminuddin. (2008). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Anas, Z. (2011). Membanguan Karakter dan “GO Internasional” melalui Pembelajaran yang Berbasis Kearifan. Makalah Seminar Nasional Tradisi Lisan dalam Pengembangan Kurikulum. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda UPI Bandung, Bandung 23 September 2011.
Bacom, William R. (1965a). Four Function of Folklore. The Study of Folklore (Alan Dundes ed) Englewood cliffs: NJ. Prentece Hall Inc.
Badrun, A. (2003). ’Patu Mbojo’:Struktur, Konteks Pertunjukkan, Proses Penciptaan, dan Fungsi (Disertasi). Jakarta: Universitas Indonesia.
Bendix, Regina. (1997). In Search of Authenticity: The for Folklore Studies. Madison: The University of Wisconsin Press.
Brunvard, J.H. (1968). The Study of American Folklore. An Introduction. New York: W.W. Norton 7 Co.Inc.
Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia. Jakarta: Grafiti.
Depdiknas. (2009). Materi Pelatihan KTSP. Jakarta: Depdiknas.
Endaswara, S. (2006). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
(2)
Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: IKAPI.
Finnegan, Ruth. (1992a). Oral Tradisional and the Verbal Art. London: Routledge.
Fox, J. J. (1986). Bahasa, Sastra dan Sejarah Kumpulan Karangan Mengenai Masyarakat Pulau Roti. Jakarta: Djambatan.
Hamid, Ismail. (1986). Sastra Rakyat: suatu warisan. Fajar Bakti SDN : kuala Lumpur.
Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang Terlupakan. Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI.
Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Koentjaraningrat, dkk. (1984). Kamus Istilah Antropologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kuntjara, E. (2006). Penelitian Kebudayaan, Sebuah Panduan Praktis.Jayogyakarta: Graha Ilmu.
Luxemburg. (1989). Tentang Sastra. Jakarta: Intermesa.
Maleong, Lexy J. (2000). Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nurjamin, A. (1998). Kajian Struktural dan Sosiologis terhadap Tradisi Lisan Cigawiran: Studi Deskriptif-analitis mengenai Struktur, Pertunjukkan, dan Fungsi Sosiologis Tembang Cigawiran (Tesis). Bandung: Tidak diterbitkan. Ong, W. J. (1983). Orality and Literacy: The Technologizing of the Word.
London, New York: Methuen.
(3)
Pradopo, R. Dj. (2011). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Pudentia MPSS. (1999). Makyong: Transformasi Seni Melayu Riau. Jakarta: ATL.
Pudentia MPSS. (2008). Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: ATL.
Ramlan. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.
Ratna, N. K. (2009). Paradigma Sosiologi Sastra: Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robson, A.D. (1988). Pengkajian Sastra-sastra Tradisional Indonesia. Jakarta: P3B.
Rosidi, A. (2011). Kearifan Lokal. Bandung: Kiblat.
Ratna, N. K. (2009). Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusyana, Y. (1982). Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.
Rusyana, Y. (2006). Peranan Tradisi Lisan dalam Ketahanan Budaya (makalah). Bandung.
Satori, D. dan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sedyawati, E. (2008). Keindonesiaan DalamBudaya (Buku 2). Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Siswantoro. (2011). Metode Penelitian Sastra. Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(4)
Soedarsono, R.M. (2010). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Gajah Mada University Press. Yogjakarta.
Spradley, J. (2010). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudikan, S. Y. (2007). Antropologi Sastra. Surabaya: Unesa University Press.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: IKAPI.
Suhato, Khoco. (2012). Respon siswa SMA N 4 Pangkalpinang Terhadap Alat Musik Dambus (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Sukatman. (2009). Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia Pengantar Teori dan Pembelajarannya. Yogyakarta: LaksBang Pressindo.
Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Taufik Hidayat dan Pupung P. Damayanti, 2006. Permainan dan alat musik tradisional Pangkalpinang. Pangkalpinang: Bidang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang
Taum, Y. Y. (2011). Strudi Sastra Lisan. Yogyakarta: Lamalera.
Tengah, B. A. H. (2006). Fungsi Sastra. Bandar Seri Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka Brunai.
Teeuw, A. (1984). “Studi Sastra Lisan dalam Rangka Semiotik Sastra, “ dalam Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra: Jakarta: Pustaka Jaya
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balasi Pustaka.
(5)
Wahyono, P. (2008).“Hakikat dan Fungsi Permainan Nini Thowok bagi Masyarakat Pendukungnya: Sebuah Studi Kasus di Desa Banyumudal Gombong” dalam Pudentia MPPS (Editor). Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.
Wellek dan Werren. (1989). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Zaidan, A. R., dkk. (2007). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Didit Apriyanto, S.Pd., lahir pada tanggal 15 Juli 1986, di Desa Kemingking, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Menempuh pendidikan pertama pada tingkat SD, yaitu SD Negeri 158 Kemingking yang sekarang berganti nama menjadi SDN 7 Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 1992. Setelah lulus pada tahun 1998, peneliti melanjutkan pendidikan pada jenjang SMP, tepatnya di SMP Negeri 1 Pangakalpinang. Pada tahun 2001, peneliti terdaftar sebagai salah satu siswa pada Sekolah Muahammadiyah di Pangkalpinang. Pada tahun 2004, terdaftar sebagai salah satu mahasiswa pada Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta, tepatnya pada jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Tahun 2009 diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Bangka Tengah dan ditempatkan pada SMK I Simpangkatis. Pada tahun 2012 peneliti mendapatkan beasiswa dari Dinas Pendidikan Bangka Tengah untuk melanjutkan studi pada jenjang Magister di sekolah Pascasarjana, program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
(6)