IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYAPENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo).

(1)

UPAYAPENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh: TRI MARGONO

A 410 060 192

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

ii

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

Diajukan Oleh : TRI MARGONO

A 410 060 192

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Para Dewan Penguji Skripsi Strata – 1

Pembimbing I

Drs. Slamet HW, M.Pd

Pembimbing II

MASDUKI, M.Si Tanggal Persetujuan : Tanggal Persetujuan :


(3)

iii

IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

Dipersiapkan dan disusun oleh: TRI MARGONO

A 410 060 192

Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal :

Dan telah dinyatakan memenuhi syarat. Susunan Dewan Penguji:

1. Drs. Slamet HW, M.Pd ( ) 2. Masduki, M.Si. ( ) 3. Dra. Sri Sutarni, M. Pd ( )

Surakarta, Desember 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. NIK. 547


(4)

iv

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidak-benaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, Juli 2010 Tanda Tangan

TRI MARGONO A 410 060 192


(5)

v

(Mario Teguh)

(Mario Teguh)

(Mario Teguh)

(Mario Teguh)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap”

(Q.S. Alam Nasyrah : 6

(Q.S. Alam Nasyrah : 6

(Q.S. Alam Nasyrah : 6

(Q.S. Alam Nasyrah : 6----8)

8)

8)

8)

Bahwa sesungguhnya Allah meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu

pengetahuan diantaramu, dengan beberapa derajat. Dan Allah maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan

(Q.S. Al

(Q.S. Al

(Q.S. Al

(Q.S. Al----Mujadalah : 4)

Mujadalah : 4)

Mujadalah : 4)

Mujadalah : 4)

“Jujur akan menunjukan jalan kebahagiaan untuk kita”

(Penulis)

(Penulis)

(Penulis)

(Penulis)


(6)

vi

ini dapat selesai.

Untuk bapak dan ibu tercinta terimakasih atas segala curahan kasih

sayang, do’a dan perhatian yang diberikan kepada ananda, sebuah

karya ini kupersembahkan sebagai tanda kasih sayang dan baktiku.

Untuk kakakku semoga usahamu berhasil.

Untuk kekasihku weli yang telah memberi kasih sayang dan semangat

di saat aku malas beserta keluarganya semoga selalu bahagia.

My best friends, Tante, Nunuk, Ajeng, Effendi, Adek Q ridho,

Windri, Arnis, Aris, Yuli, Fredy, Adi, Bakti, Syarif & Doni semoga

ALLAH SWT lebih mempererat ikatan hati nan indah dan tulus

diantara kita. Kalian tidak akan terlupakan sobat.

Teman-teman Math ’06 FKIP UMS khususnya kelas D, terima kasih

untuk kebersamaannya selama menempuh kuliah di UMS.

Almamaterku, tempat dimana mengajariku belajar, berkenalan,

dengan teman-teman berjuang bersama-sama mencari ilmu untuk

bekal di masa depan.


(7)

vii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi kewajiban penulis dalam melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dalam penulis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan yang tulus dan ikhlas dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Untuk itu, penulis Mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Drs. H. Sofyan Anif, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Pembimbing III yang dengan kesabarannya membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Drs. Ariyanto, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik, yang telah banyak menyisakan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.


(8)

viii dan dorongan kepada penulis.

6. Drs. Suparto, S.H.,M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Gondarejo yang telah memberikan ijin penelitian dan seluruh keluarga besar SMP Negeri 2 Gondarejo yang sudah banyak membantu penulis dalam penelitian.

7. Drs. Joko Sutrisno selaku guru bidang studi matematikla yang telah yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penilisan yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada beliau-beliau yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan selalu diterima dengan tangan terbuka. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dikelak kemudian hari bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wb. Wb.

Surakarta, Juli 2010 Penulis

Tri Margono A 410060192


(9)

ix

halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

HALAMAN ABSTRAKSI ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional Istilah……… 8


(10)

x

2 Pembelajaran Aktif………. 13

3 Keaktifan siswa ... 15

4 Pokok Bahasan Kubus dan Balok ... 24

C. Kerangka Berfikir ... 21

D. Hipotesis Tindakan ... 24

BAB III : METODE PENELITIAN……… 25

A. Jenis Penelitian... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subyek Penelitian ... 26

D. Rancangan Penelitian ... 26

1 Dialog Awal ... 28

2 Perencanaan Tindakan ... 30

3 Pelaksanaan Tindakan ... 32

4 Observasi... 33

5 Refleksi ... 33

6 Evaluasi ... 34

E. Metode Pengumulan Data ... 35

1 Metode Pokok... 35

a. Observasi... 35


(11)

xi

a. Catatan Lapangan... 36

b. Dokumentasi ... 36

F. Instrumen Penelitian ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 40

A. Profil Tempat Penelitian ... 40

B. Diskripsi Data ... 41

1 Kegiatan Awal…..……….. 41

2 Putaran I ... 42

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I ... 42

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I ... 43

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran I ... 43

1) Tindak Mengajar ... 43

2) Tindak Belajar ... 45

d. Refleksi Putaran I ... 45

e. Evaluasi Putaran I ... 46

3 Putaran II ... 47

a. Perencanaan Tindakan II ... 47

b. Pelaksanaan Tindakan II ... 47

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran II ... 48

1) Tindak Mengajar ... 48


(12)

xii

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III ... 51

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III ... 51

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran III... 52

1) Tindak Mengajar ... 52

2) Tindak Belajar ... 53

d. Refleksi Putaran III ... 54

e. Evaluasi Putaran III ... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... .... 67

B. Implikasi... 69

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA... 71 LAMPIRAN


(13)

xiii

Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Variabel-Variabel yang Diteliti... 11 Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian ... 26 Tabel 4.1 Peningkatan Data Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa

dalam Pembelajaran Matematika... 55 Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika


(14)

xiv

Gambar 2.2 Jaring-Jaring Kubus……….……… 17

Gambar 2.3 Kubus Satuan………..……….. 18

Gambar 2.4 Balok ABCD.EFGH……… 20

Gambar 2.5 Jaring-Jaring Balok ………. 20

Gambar 2.6 Skema Kerangka Pemikiran………... 23

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK……….. 32

Gambar 4.1 Data Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika………. 63

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematikaSiswa……….. 66


(15)

xv Lampiran 1 Catatan Observasi Pendahuluan Lampiran 2 Pedoman Observasi Putaran I Lampiran 3 Pedoman Observasi Putaran II Lampiran 4 Pedoman Observasi Putaran III Lampiran 5 Catatan Lapangan Putaran I Lampiran 6 Catatan Lapangan Putaran II Lampiran 7 Catatan Lapangan Putaran III Lampiran 8 Tes Putaran I

Lampiran 9 Tes Putaran II Lampiran 10 Tes Putaran III

Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Putaran I Lampiran 12 Kunci Jawaban Tes Putaran II Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Putaran III Lampiran 14 RPP Putaran I

Lampiran 15 RPP Putaran II Lampiran 16 RPP Putaran III Lampiran 17 Daftar Nama

Lampiran 18 Daftar Nilai Siswa Sebelum Tindakan Lampiran 19 Daftar Nilai Siswa Putaran I

Lampiran 20 Daftar Nilai Siswa Putaran II Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Putaran III Lampiran 22 Daftar kaktifan Siswa

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian Lampiran 24 Surat Ijin Riset

Lampiran 25 Surat keterangan

Lampiran 26 Jadual Bimbingan Pembimbing I Lampiran 27 Jadual Bimbingan Pembimbing II


(16)

xvi

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN

BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)

Tri Margono, A410060192,Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2010,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Gondangrejo yang berjumlah 30 siswa dan obyek penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari : 1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 60%, 2) keaktifan siswa dalm mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, sebelum tindakan sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 66,7%, 3) keaktifan siswa mengerjakan soal-soal latihan, sebelum tindakan 30%, sesudah tindakan naik menjadi 73,3%, 4) keaktifan menjawab pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 20%, sesudah tindakan naik menjadi 70%. Hasil tes tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada ketuntasan belajar siswa. Sebelum tindakan kelas prestasi belajar siswa hanya 46,7%, sesudah tindakan prestasi belajar siswa naik menjadi 70%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode concept maping dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga berdampak pada peningkatan ketuntasan belajar siswa.


(17)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk mengembangkan segala potensi yang sudah ada dalam diri manusia. Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Kenyataan saat ini dalam dunia pendidikan kita masih terhalang masalah-masalah yang harus dicari solusinya. Masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran baik berupa masalah belajar yang dialami siswa dalam kelas, penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru maupun sarana prasarana yang ada.

Dalam proses pembelajaran masih dijumpai masalah-masalah dialami siswa didalam kelas dari dalam diri siswa maupun dari luar. Masalah dari diri siswa diantaranya adalah siswa kurang fokus mengikuti pelajaran, siswa tidak menyukai mata pelajaran, siswa tidak menyukai guru dan kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Adapun masalah siswa yang datang dari luar yakni kondisi lingkungan keluarga siswa berupa kondisi keuangan atau pun perhatian keluarga terhadap perkembangan pendidikan siswa dan lingkungan disekitar siswa yakni pergaulan siswa. Selain masalah yang berasal dari siswa penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, sarana dan prasarana sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pendidikan.


(18)

Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai kondisi siswa dan sarana prasarana yang memadai akan dapat mengurangi masalah belajar yang dialami siswa yakni siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan akan mengurangi ketidaksukaan siswa pada salah satu guru mata pelajaran.

Materi matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat hierarkis. Hal tersebut berarti, dalam mempelajari matematika harus menguasai konsep sebelumnya yang menjadikan prasyarat untuk memhami konsep yang selanjutnya. Dengan demikian sangat penting kepahaman siswa tentang materi sebelumnya untuk melanjutkan materi yang selanjutnya. Jika siswa sejak awal kurang memahami atau bahkan tidak memahami sama sekali materi awal maka siswa akan sulit mempelajari materi selanjutnya dan hal tersebut akan berlanjut sampai siswa selesai menempuh pendidikan.

Pandangan siswa tentang mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi siswa masih banyak ditemui dilapangan. Pandangan seperti inilah yang mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif, siswa cenderung pasif, siswa takut untuk bertanya dan takut mengerjakan soal didepan kelas. Hal ini, mungkin disebabkan oleh berbagai hal seperti penggunan strategi atau metode pembelajaran dari guru yang monoton.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan kususnya pada mata pelajaran matematika. Siswa diharapkan benar-benar aktif dan sungguh-sungguh dalam belajar matematika, dengan aktif mengikuti pelajaran,


(19)

mengejakan soal dan bertanya pada materi yang belum diketahui. Sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran. Maka sangat penting peran guru untuk mengupayakan siswa selalu aktif dalam mengikuti pelajaran. Salah satu cara untuk melibatkan siswa selalu aktif dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode cocok dengan kondisi tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah concept mapping.

Concept mapping merupakan salah satu bagian dari metode organisasi. Concept mapping adalah suatu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa untuk mengorganisasikan materi yang sudah dipelajari yang disusun antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Strategi ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang akan di pelajari. Martin (dalam Trianto,2009:157 )Mengatakan bahwa pemetaan konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual yang nyata untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi itu di sampaikan.

Concept mapping merupakan sebuah instrumen untuk membantu memahami masalah dan melakukan perancanaan dari seluruh informasi yang berhasil dihimpun. Dari 4 langkah polya yakni (1) memahami masalah (2) melakukan perancanaan (3)melaksanakan rencana (4) melihat kembali atau melaskukan evaluasi, maka concept mapping memberikan makna dua dari empat langkah polya yaitu: memahami masalah dan merencanakan cara penyelesaian.


(20)

Pembentukan pemetaan konsep–konsep dalam pola pikir para siswa dalam pembelajaran matematika sangat penting diterapkan oleh guru. Hal tersebut penting karena dengan pembetukan pola pikir sejak awal pada siswa akan membiasakan siswa untuk memahami masalah dan merencakan penyelesaian masalah tersebut lebih cepat. Sesuai dengan sifat matematika yang hierarki yang menuntut siswa mampu memahami dan menguasai materi sejak awal. Melalui pemetaan siswa diharapkan akan lebih terampil dan cekatan dalam mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya.

Pada dasarnya metode conceptmapping akan membantu siswa untuk membentuk suatu pemetaan konsep–konsep materi ajar pelajaran matematika dalam pola pikir. Melalui concept mapping siswa dibantu membentuk pola pikir memahami masalah dan menyelesaikan masalah tersebut. Pada akhirnya siswa lebih tertarik untuk mempelajari matematika, sehingga akan meningkatkan keaktifan belajar siswa. Setelah penulis melakukan dialog awal dengan guru matematika ditempat penelitian yakni SMP Negeri 2 Gondangrejo yang beralamat di Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar diketahui beberapa masalah-masalah dalam proses belajar mengajar antara lain berupa sarana prasarana belajar yang belum lengkap misalnya belum adanya media belajar yang maju seperti penggunaan OHP atau LCD dalam proses pembelajaran. Namun demikian, perkembangan dari infrastruktur sekolah sudah berkembang pesat jika dibandingkan pada waktu penulis menempuh pendidikan disana. Selain dari masalah sarana prasarana masih banyak masalah-masalah dari diri siswa pada proses pembelajaran di


(21)

antaranya siswa kurang fokus dalam mengikuti pelajaran, ketidaksukaan siswa pada palajaran tertentu, ada pula rasa tidak suka bila diajar guru tertentu dan masih rendahnya keaktifan belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang penggunaan metode conceptmapping

dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, timbul beberapa permasalahan yang diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Siswa kurang fokus mengikuti pelajaran .

2. Kurangnya minat belajar siswa dalam pelajaran matematika .

3. Masih rendahnya keaktifan belajar siswa dalam pelajaran matematika. Siswa masih cenderung pasif, kurang berani mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum jelas, siswa kurang aktif mengerjakan soal-soal latihan dan siswa masih takut untuk mengerjakan soal di depan kelas.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan dalam penelitian agar dapat tercapai sasaran yang dituju dan sesuai dengan tujuan peneliti. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan strategi pembelajaran concept mapping sebagai salah satu variasi dalam pelaksanaan pembelajaran.


(22)

2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika dibatasi pada aktivitas siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal ke depan kelas, mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan metode concept mapping yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar matematika melalui metode concept mapping.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa selama proses belajar matematika melalui metode


(23)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan manfaat pada pembelajaran matematika:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang : peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar matematika melalui metode concept mapping, proses pembelajaran matematika dengan metode concept mapping yang dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, dapat memberikan pengalaman langsung menggunakan metode concept mapping dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru atau calon guru untuk memlih metode pembelajaran.

2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru matematika, sebagai salah satu altenatif metode pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa.

c. Bagi Siswa

Khusunya bagi siswa memberikan masukan pada siswa untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika agar keberhasilan pembelajaran matematika dapat tercapai.


(24)

G. Definisi Operasional Istilah 1. Concept Mapping

Concept mapping adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal di hubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Concept mapping

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membatu siswa dalam mengorganisai materi pelajaran yang telah dipelajari dalam bentuk konsep-konsep yang saling berhubungan antar konsep tersebut.

2. Keaktifan Siswa

Keaktifan adalah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika dalam kegiatan pemecahan masalah, dimana siswa sebagai subyek didik. Subyek didik adalah siswa yang merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tersebut.


(25)

9

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Yang Relevan

Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Diantaranya penelitian terdahulu yang relevan yang dilakukan oleh:

Dini Fitrasari (2007) tentang peningkatan kemandirian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan pola latihan interaktif menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pola latihan interaktif dapat meningkatkan keaktifan siswa yang meliputi kemandirian mengerjakan soal yang diberikan oleh guru meningkat 94,73%, menjawab pertanyaan guru meningkat 39,47%, mengerjakan soal didepan kelas meningkat 39,47%, dan mengajukan ide meningkat 39,47%.

Dwi Mirnawati (2007) tentang peningkatan keaktifan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan STAD menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan STAD dapat meningkatankan keaktifan siswa dalam bertanya meningkat 32.5%, mengemukakan gagasan atau ide 32,5% dan mengerjakan soal latihan didepan kelas 40%.


(26)

Diah Rosi Kartika Sari (2006) tentang peningkatan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan montessori menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan montessori dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan tanpa diminta, mengemukakan ide dan mengerjakan soal latihan.

Penelitian yang dilakukan Riza Ery Ruriana (2009) tentang peningkatan aktivitas siswa pada pokok bahasan perbandingan melalui pendekatan realistik menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Peningkatan tersebut berupa mengemukakan pendapat pada putaran III sebesar 67.8%, bertanya sebesar 75%, menjawab pertanyaan guru 71.4%, mengerjakan soal-soal 85.7% dan mengerjakan PR. 82.1%.

Dari penelitian yang sudah dilakukan di atas, menunjukan adanya peningkatan keaktifan belajar matematika siswa menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Dari penelitian di atas dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian yang akan dilakukan. Dari beberapa hasil penelitian diatas terdapat perbedaan dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini lebih menekankan keaktifan belajar matematika siswa menggunakan metode concept mapping.


(27)

Perbedaan dan persamaan variabel yang diteliti oleh peneliti terdahulu dan penelitian yang akan dilaksanakan dapat ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan variabel yang diteliti dengan penelitian yang sudah ada

Variabel N

o.

Peneliti keakti

fan keman dirian Moti vasi Kreati vitas Latih an intera ktif Pendeka tan realistik Tipe STAD monte ssori Concept mapping

1 Dini F.

2 Dwi M.

3 Rosi K.

4 Riza E.

5 Peneliti

B. Kajian Teori

Dalam kajian teori ini akan dibahas yang berkaitan dengan variabel penelitian. Variabel tersebut antara lain:

1. Pembelajaran Concept Mapping

Concept mapping dalam bahasa indonesia di artikan sebagai peta kognitif atau peta konsep. Martin (1994) dalam (Trianto;2009:158) adapun yang di maksud pembelajaran concept mapping adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal di hubungkan ke konsep- konsep lain pada kategori yang sama. Pembelajaran


(28)

untuk membantu siswa mengorganisasi materi pelajaran dengan menyusun ke dalam bentuk konsep-konsep yang saling berhubungan. Dalam pembelajaran concept mapping atau peta konsep akan membantu siswa menguatkan pengetahuan dan kepahaman terhadap materi yang telah dipelajari. Melalui pembelajaran concept mapping para siswa terbiasa mengidentifikasi masalah dan merencanakan penyelesaian masalah tersebut.

Menurut Erman (2003) dalam (Trianto;2009:159) mendefinisikan ciri-ciri dari concept mapping adalah:

a. Suatu cara yang melihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi.

b. Merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi.

c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini menunjukan konsep yang lebih inklusif daripada konsep- konsep yang lain.

d. Bila dua atau lebih konsep di gambarkan di bawah sutu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarkis pada peta konsep tersebut.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode concept mapping anatara lain sebagai berikut:


(29)

2. Meminta siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan tentang materi pokok yang akan dipelajari sebanyak mungkin dalam betuk konsep-konsep.

3. Kemudian meminta siswa untuk memilih-milih konsep yang utama dari ide atau gagasan yang telah dikemukakan sebelumnya.

4. Meminta siswa untuk menulis kembali konsep-konsep utama ke dalam bentuk peta konsep pada kertas kosong.

5. Setelah ditulis mintalah siswa menggambarkan konsep-konsep yang saling berhubungan.

6. Setelah semua konsep telah digambarkan pastikan para siswa memberi garis tanda saling berhungan antar konsep.

7. Mengajak seluruh kelas untuk mengoreksi dan mengevaluasi terhadap peta-peta yang telah dipresentasikan.

8. Di akhir pelajaran guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tertentu.

2. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun dengan guru


(30)

dalam proses pembelajaran (T.M.A. Ari Samadi,2009:47). Menurut Bonwell (1995), Paul D. Dierich yang dikutip Oemar Hamalik (Oemar Hamalik,1995:90) mengemukakan ada delapan kelompok perbuatan belajar aktif:

1) Kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

2) Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

3) Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

4) Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

5) Kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

6) Kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.


(31)

7) Kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

8) Kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya.

Disamping kegiatan belajar aktif secara fisik juga harus di dukung dengan keaktifan secara rohani antara lain:

1. Keaktifan akal : siwa memliki akal yang positif untuk memcahakan masalah.

2. Keaktifan ingatan : dalam proses pembelajaran siswa selalu menerima informasi dan pengetahuan. Maka siswa dituntut untuk selalu mengasah kemampuan ingatannya terus-menerus agar mampu menyerap materi secara maksimal.

3. Keaktifan emosi : keaktifan siswa dalam memupuk perasaan suka terhadap pelajaran.

3. Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa adalah segala kegiatan atau akativitas siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Agus (2009: 22) menyatakan bahwa belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan Keaktifan siswa merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Dimana siswa dituntut selalu aktif dalam mengikuti pelajaran, baik berupa keaktifan fisik maupun


(32)

keaktifan rohani. Bila kedua faktor tersebut berjalan baik maka keberhasilan pembelajaran akan lebih maksimal.

KUBUS DAN BALOK 1. KUBUS

Kubus ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam bidang datar yang masing–masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun (kongruen).

Gambar 2.1

Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui sifat–sifat dari kubus adalah :

1) Memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang saling kongruen.

Sisi tersebt adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE dan EFGH.

2) Memiliki 12 rusuk yang sama panjang, yaitu AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, BF, CG, dan DH


(33)

Rusuk-rusuk AB, BC, CD, dan AD disebut rusuk alas

Rusuk-rusuk AE, BF, CG, dan DH disebut rusuk tegak

Rusuk-rusuk EF, FG, GH dan EH disebut rusuk atas

Rusuk-rusuk yang sejajar diantaranya AB//DC//EF//HG

3) Memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H

4) Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang, diantaranya AC, BD, BG, dan CF

5) Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang, yaitu AG, HB, CE, dan DF

6) Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen, diantaranya bidang ACGE, BGHA, AFGD dan BEHC

a. Jaring – Jaring Kubus

Jaring–jaring kubus adalah bidang datar yang diperoleh dengan cara membuka bidang–bidang sisi suatu kubus menjadi sebidang dengan sisi alas.


(34)

b. Luas Permukaan dan Volume Kubus

Keterangan :

r = panjang rusuk kubus Lp = luas permukaan kubus

V = volume kubus

c. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus Satuan

Kubus satuan adalah sebuah bangun kubus yang dibentuk oleh beberapa kubus kecil. Contoh sebagai berikut :

1 kubus satuan

Gambar 2.3 p

Bagaimana cara menghitung volume bangun p tersebut ?

Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan kubus satuan :

Dalam kubus berlaku rumus – rumus • Lp = 6r2 • V = r3


(35)

Jawaban : Volume kubus tersebut adalah 8 kubus satuan

d. Menghitung Volume Kubus Dengan Menggunakan Rumus Dari gambar P diatas menunjukan sebuah kubus satuan dengan panjang rusuk 2 satuan panjang. Sehingga diperoleh :

Volume kubus tersebut = panjang kubus satuan x lebar kubus satuan x tinggi kubus satuan

= (2 x 2 x 2) satuan volume

= 23

= 8 satuan volume

Jadi diperoeh rumus volume kubus (V) dengan panjang rusuk s sbagai berikut:

2. BALOK

Balok ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam buah persegi panjang yang masing–masing bidangnya disebut bidang sisi atau sisi

= rusuk x rusuk x rusuk = s x s x s


(36)

balok. Seperti pada kubus, bidang–bidang sisi balok juga diberi nama bidang alas, bidang atas, dan bidang–bidang sisi tegak.

Gambar 2.4

a. Jaring – Jaring Balok

Jaring–jaring balok hampir sama dengan jaring–jaring pada kubus, hanya dibedakan oleh bidang–bidang balok yang bukan persegi.


(37)

b. Luas Permukaan dan Volume Balok

V = volume balok Lp = luas permukaan balok

p = panjang l = lebar t = tinggi

c. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus Satuan

(b)

Bagaimana cara menghitung volume bangun tersebut ?

Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan balok satuan

Jawaban : Volume balok tersebut adalah 12 balok satuan

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru sebagai penyampai informasi dengan siswa sebagai penerima informasi dalam


(38)

kelas dan waktu tertentu. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan, isi atau materi, metode atau strategi pembelajaran dan penilaian akhir. Dimana antara satu dengan yang lain faktor tersebut saling berkaitan. Pemilihan metode atau strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan dan materi ajar maka akan membantu siswa menguasai dan memahami materi secara maksimal. Maka seorang guru harus pandai menyampaikan materi pelajaran melalui metode atau strategi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik agar siswa merasa nyaman mengikuti pelajaran, bahkan pada pelajaran yang sulit sekalipun salah satunya adalah pelajaran matematika.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga berpengaruh pada hasil pendidikan yang akan ditempuh. Melalui metode atau pembelajaran yang sesuai akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembebelajaran salah satunya adalah menggunakan metode concept mapping. Diharapkan dengan menggunakan metode concept mapping

dapat meningkatkan siswa keaktifan siswa.

Adapun kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan maka kerangka berpikir diatas dilukiskan dalam sebuah skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam penelitian.


(39)

Adapun skema tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.6

Kerangka Berpikir Penelitian. Tindakan

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Rendahnya keaktifan siswa yang meliputi: 1. Siswa kurang aktif dalam bertanya 16,7% 2. Siswa kurang aktif menjawan pertanyaan dari

guru 20%

3. Kurangnya siswa berlatih menyelesaikan soal– soal latihan 30%

4. Siswa kurang aktif mengerjakan soal didepan kelas 16,7%

Pembelajaran matematika melalui metode concept mapping

Peningkatan keaktifan siswa yang meliputi: 1. Siswa menjadi aktif bertanya 60%

2. Siswa menjadi aktif menjawab pertanyaan dari guru 70%

3. Siswa lebih aktif berlatih menyelesaikan soal– soal latihan 73,3%

4. Siswa menjadi aktif mengerjakan soal didepan kelas 66,7%


(40)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan penelitian yang relevan dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam bertanya, mengerjakan soal-soal latihan dan mengerjakan soal didepan kelas dengan mengefektifitaskan metode concept mapping.


(41)

25

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau Classrom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang besifat refleksi dengan mengembangkan dan meningkatan praktek-praktek pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti di lingkungan sekolah. Pada tahap awal kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti melakukan diskusi dan menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan rencana tindakan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SMP Negeri 2 Gondangrejo yang beralamat di jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar. Peneliti mengambil sekolah ini sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan lokasi dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan bagi peneliti melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2009/2010, adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut:


(42)

Tabel 3.1

Rincian Waktu Penelitian

April Mei Juni

Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Tahap

Perencanaan Tahap Pelaksanaan

Tahap Analisis Data

Tahap Pelaporan

C. Subjek Penelitian

Guru matematika adalah sebagai subjek pelaku tindakan. Kepala sekolah membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa. Peneliti tidak hanya sebagai observer tetapi juga bertugas mendiagnosis, membuat konsep dan rancangan tindakan bersama guru matematika.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif dan reflektif, bertujuan untuk melakukan perbaikan terus–menerus dalam praktis pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan strategi pembelajaran matematika yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat


(43)

yang baik. Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1) dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan Monitoring, 5) Refleksi dan 6) Evaluasi.

Rancangan penelitian ini akan disusun menggunakan siklus perlakuan pembelajaran matematika sebagai berikut :

Observasi

Refleksi

Pembahasan Siklus I

Pembahasan Observasi Siklus II Selesai Selesai Permasalahan Siklus I Rencana Pelaksanaan Observasi Refkeksi Pembahasan Siklus III Selesai Pembahasan Pembahasan Selesai Pembahasan #

Ya Ya

# Tidak Tidak $% $% Gambar 3.1

Proses Penelitian Tindakan Sumber : Zainal Aqib (2008 : 308).


(44)

Penjelasan tentang siklus pada gambar 3.1: 1. Dialog Awal

Dialog awal adalah pertama dalam penelitian sebagai upaya merekam segala peristiwa untuk mengetahui permasalahan sehingga fokus penelitian dapat ditentukan, selain ini bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada

Pelaksanaan dialog awal dilakukan peneliti sebanyak dua kali yang pertama pada tanggal 12 April 2010 dengan kepala sekolah SMP Negeri 2 Gondangrejo. Dari dialog pertama ini peneliti kesepakatan bahwa (1) kepala sekolah menyetujui dan bersedia membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut, (2) peneliti mendapatkan informasi kondisi sekolah secara menyeluruh dari segi perkembangan infrastruktur yang sudah berjalan selami ini.

Peneliti melakukan dialog yang kedua pada tanggal 13 April 2010 dengan guru pengampu matematika di kelas yang akan diteliti yaitu pada kelas VIII E. Dari dialog yang dilakukan peneliti dengan guru pengampu matematika peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi kelas, maslah-masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran dan pengalaman mengajar selama ini. Setelah peneliti melakukan lebih lanjut peneliti dapat mengetahui fakta-fakta masalah nyata yang masih dihadapi dan dapat dijadikan sebagai fokus dalam penelitian. Dari beberapa masalah nyata tersebut peneliti ingin berupaya mengurangi masalah yang masih dialami siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode


(45)

concept mapping sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa yang menjadi salah satu fokus permasalahan nyata.

Hasil dialog awal yang dilakukan dua kali oleh peneliti menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

Berdasarkan hasil pengamatan kelas yang dilakukan oleh guru matematika selama ini sebagian besar siswa masih memiliki keaktifan belajar matematika yang rendah. Siswa malas mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide dan menjawab perrtanyaan. Walaupun guru sudah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan mengerjakan soal di depan kelas tapi siswa tidak menggunakan kesempatan tersebut bahkan siswa cenderung hanya mendengarkan guru menjelaskan materi sehingga pembelajaran menjadi membosankan.

b. Perencanaan Solusi Masalah

Diskusi perencanaan solusi masalah bersama guru pengampu matematika bersepakat penggunaan metode concept mapping

dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa. Penggunaan metode concept mapping ini lebih mengutamakan aktivitas siswa dan menyelesaikan permasalahan dengan ide yang mereka kembangkan sendiri sehingga diharapkan siswa menjadi tertarik dan senang belajar matematika yang akhirnya dapat melatih siswa untuk aktif dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.


(46)

2. Perencanaan Tindakan

Penyusunan perencanaan tindakan dipacu dari hasil dialog awal yang telah dilakukan yaitu fokus permasalahan dalam proses pembelajaran. Dalam dialog awal telah terindentifikasi permasalahan dalam pembelajaran matematika terutama keaktifan belajar siswa. Kerja sama kolaboratif antara guru dan peneliti menyusun langkah-langkah dan cara untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Berdasarkan kesepakatan kolaborasi, maka tindak pembelajaran yang dilakukan adalah :

a. Putaran I

Perencanaan tindakan kelas putaran 1 dilaksanakan pada hari Kamis 13 Mei 2010. Pembelajaran yang direncanakan pada putaran I yaitu dengan menggunakan metode concept mapping yaitu guru menciptakan suasana kondusif, menyenangkan, menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan apa yang sudah diketahui siswa atau yang pernah dilakukan siswa, memberikan gambaran besar tentang materi yang akan dipelajari, memberitahu kepada siswa tentang tujuan apa yang akan diperoleh, pemasukan informasi, melakukan aktivasi, demonstrasi, ulangi dan jangkarkan.

Ulangi dan jangkarkan yang di maksud disini adalah melakukan pengulangan dan penjangkaran pada akhir sesi dan sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. Materi


(47)

yang akan di bahas yaitu pengertian kubus dan balok, memberikan contoh nyata yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga siswa dapat memahami materi secara menyeluruh.

Sebagai pemantapan guru memberikan soal-soal untuk latihan, dalam kesempatan ini guru berkeliling memantau untuk membimbing siswa yang belum bisa atau yang mendapat kesulitan. Setelah selesai mengerjakan soal di depan kelas kemudian siswa yang maju tersebut diharapkan dapat dapat menjelaskan maka siswa yang di belakang dapat membantu, jika masih belum bisa menjelaskan maka guru memberikan penjelasan. Sebagai penutup, guru menyampaikan poin-poin utama dari materi yang telah dijelaskan kemudian memberikan pekerjaan rumah.

b. Putaran II

Perencanaan tindakan kelas putran II dilaksanakan pada hari Jum’at 14 Mei 2010. Tindakan ini diambil sama dengan putaran I yang sudah direvisi. Dengan kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dengan meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas serta menjelaskannya dengan tujuan agar siswa yang lain paham tentang perbedaan jawaban dan kesalahan. Pada putaran II ini guru menjelaskan materi selanjutnya yaitu tentang cara menghitung panjang diagonal sisi dan diagonal bidang kubus dan balok. Setelah itu siswa diberikan latihan soal yang berkaitan dengan materi tersebut.


(48)

Dengan memperbanyak latihan soal-soal maka diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Siswa akan termotivasi untuk mengerjakan soal latihan, di depan kelas, dan siswa akan menemukan soal-soal yang ditanyakan. Kemudian guru memberikan poin-poin utama kemudian meminta siswa untuk merangkum materi yang sudah dipelajari dan memberi pekerjaan rumah.

c. Putaran III

Perencanaan tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari Senin 17 Mei 2010. langkah-langkah pembelajaran sama seperti yang dilakukan seperti pada dua putaran sebelumnya. Guru membuka pelajaran dengan membahas pekerjaan rumah dengan meminta siswa untuk mengerjakan tugas rumah tersebut di depan kelas dan menjelaskan agar siswa yang lain paham apa yang dikerjakan di depan kelas dan tahu letak kesalahan. kemudian guru menjelaskan materi selanjutnya yaitu luas permukaan dan volume kubus dan balok.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan tindak lanjut dari recana tindakan yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam pelaksanaan tindakan tidak sepenuhnya berpacu pada rencana tindakan yang sudah disusun sebelumnya. Karena dalam pelaksanaan yang sesungguhnya belum tentu sesuai dengan rencana yang sudah dirancang sebelunya. Oleh karena itu,


(49)

recana tindakan hanya bersifat fleksibel yang dapat diubah setiap saat menyesuaikan kondisi nyata yang dihadapi.

Pelaksana tindakan adalah peneliti yang bertindak sebagai guru matematika yang lansung mengamati kondisi fakta yang berkaitan dengan fokus dalam kelas. Dalam tindakan ini memuat pembaharuan atau inovasi pembelajaran untuk melihat hasil dari penggunaan metode concept mapping dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII E di SMP Negeri 2 Gondangrejo.

4. Observasi

Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk merekam dan mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam observasi inilah dapat dilihat, apakah rencana awal yang disusun sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya dan adakah penyimpangan terhadap rencana tersebut. Maka flesibilitas dari rencana tindakan memang mutlak untuk menghindari penyimpagan tindakan yang akan menyebabkan tidak maksimal dalam pencapaian tujuan awal.

5. Refleksi

Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji atau menelaah apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya untuk menghasilkan perbaikan. Hasil dari refleksi tersebut digunakan untuk


(50)

menetapkan tujuan lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Maka dapat disimpulkan refleksi merupakan pengkajian keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah lanjut setelah dilaksanakannya refleksi. Tujuan diadakan evaluasi adalah untuk mengkaji atau menelaah hasil perencanaan, observasi dan refleksi pada setiap pelaksanaan penelitian. Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi tindakan, evaluasi hasil, evaluasi penggunaan strategi atau metode concept mapping, evaluasi keadaan siswa dan evaluasi lingkungan kelas. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti dari peningkatan keakatifan siswa dalam pembelajaran matematika yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian tindakan.

Hasil evaluasi diharapkan dapat memberi gambaran keberhasilan tindakan yang telah dilakukan serta dapat mengetahui sejauh mana tujuan penelitian yang telah dicapai. Tindakan dinyatakan berhasil bila setelah dilakukan tindakan terjadi perubahan perilaku positif lebih baik dari sebelumnya. Jika perilaku belajar tidak berbeda bahkan lebih buruk, maka tindakan dinyatakan belum berhasil.


(51)

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitia ini metode pengumpulan data dibedakan menjadi metode pokok dan metode bantu:

1. Metode Pokok a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara menggadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Suharsimi arikunto,2006:30). Kegiatan obsevasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku tindakan belajar matematika siswa yaitu peningkatan keaktifan belajar matematika siswa. Guru matematika dan peneliti melaksanakan kegiatan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang telah ditetapkan.

b. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat hasil belajar matematika siswa sebelum penelitian, selama penelitian, dan setelah penelitian dilaksanakan. Perangkat tes yaitu tes


(52)

uraian dengan altenatif jawaban, jawaban yang benar diberi skor dan yang salah diberi skor nol.

2. Metode Bantu

Metode bantu dalam penelitian ini berupa catatan lapangan dan dokumentasi.

a. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah beberapa catatan yng diperoleh peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk mendapatkan data yang sedetail mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam setiap tindakan– tindakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.

Model catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model catatan pengamatan. Dalam hal ini catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian–kejadian penting yang muncul pada saat pembelajaran matematika berlangsung.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi: nama, buku–buku relevan, peralatan-peralatan, serta foto rekaman proses tindakan kelas.


(53)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian tindakan kelas ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti (obsever) bersama guru matematika dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi berbentuk partisipatif penuh. Observasi partisipatif penuh adalah pengamatan yang dilakukan dimana observer selalu mengambil bagian dengan melibatkam diri didalamnya dari serangkaian proses tanpa membedakan kegiatan yang penting dan kurang penting. Bentuk partisipatif penuh digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung, saat kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan menilai hasil belajar siswa.

Pedoman observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: observasi mengajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran, obsevasi belajar yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika, dan keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindakan mengajar maupun tindakan belajar yang belum tercapai. Dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen yaitu : catatan lapangan, observasi dan tes.

G. Validitas Data

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini


(54)

validitas yang akan digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2009:78). Menurut Denzin (Moleong, 2009: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi penyidik, yaitu dengan jalam memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Dalam penelitian ini, pengamat atau peneliti lain adalah guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo.

H. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Analisis data yang digunakan dengan metode alur yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajad kepercayaan yang tinggi dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel maupun grafik. Penyajian data dilakukan


(55)

dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memperhatikan hasil data yang telah mengalami reduksi. Tingkat keaktifan peserta didik diamati berdasarkan indikator pencapaian yang telah ditetapkan. Pengamatan ini dilakukan pada setiap putaran kegiatan pembelajaran. Jika seluruh indikator terpenuhi hingga putaran terakhir maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik melalui metode


(56)

40 A. Profil Tempat Penelitian

Sekolah yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 2 Gondangrejo. Alamat lengkap SMP Negeri 2 Gondangrejo berada di Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo dan Kabupaten Karanganyar. Letak dari sekolah ini memang agak jauh dari perkotaan namun jika dilihat dari sarana maupun prasarana sudah baik.

SMP Negeri 2 Gondangrejo memiliki luas tanah 8000 2

m dan luas bangunan 3983 2

m yang meliputi ruang kelas 15 ruangan, 1 ruang laboratorium, 1 ruang komputer, ruang seni, mushola, ruang tata usaha ( TU ), ruang perpustakaan, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Kondisi dari seluruh bangunan dalam keadaan baik namun, ada sebagaian dari ruangan tersebut mengalami kerusakan kecil. Selain bangunan gedung sekolah ini juga memiliki halaman cukup luas yang dapat dipergunakan berbagai kegiatan seperti kegiatan upacara, kegiatan olahraga dan kegiatan ekstra lainya. Seluruh bangunan sudah tertata dengan baik yang dihiasi taman-taman yang berada didepan ruang kelas maupun dihalaman depan sekolah.

Jumlah siswa SMP Negeri 2 Gondangrejo tahun ajaran 2009/2010 adalah 442 siswa yang terdiri 161 siswa kelas VII, 148 siswa kelas VIII dan 133 siswa kelas IX yang terbagi masing-masing ke dalam 5 kelas. Sekolah ini


(57)

mempunyai tenaga pengajar atau pembina sebanyak 36 orang yang mencakup seluruh mata pelajaran dan 10 sebagai staf tata uasaha. Kebanyakan siswa berasal dari sekitar sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan lokasi yang kurang strategis dan agak jauh dari perkotaan.

Lingkungan belajar SMP Negeri 2 Gondangrejo cukup nyaman karena terletak disekitar persawahan dan tidak terletak dijalan besar sehingga udara masih sangat segar dan tidak terganggu bisingnya suara kendaraan bermotor. Keadaan ini sangat mendukung terjadinya suasana kondusif dalam belajar serta siswa bisa berkonsentrasi dalam mengikiti pelajaran.

B. Deskripsi Data 1. Kegiatan Awal

Tindakan yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah adalah diskusi antara guru kelas, kepala sekolah, dan peneliti. Dalam hal ini sudah dilakukan pada waktu dialog awal. Masalah yang perlu segera diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah rendahnya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan suatu strategi atau metode pembelajaran yang baru untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Analisis kolaboratif menyimpulkan akar permasalahan rendahnya keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut: a) kebosanan siswa, anggapan siswa matematika suatu mata pelajaran yang sulit,


(58)

b) teknik pembelajaran kurang inovatif c) rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika.

Penggunaan metode pembelajaran yang baru merupakan suatu usaha untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi permasalahan yang ada. Salah satu metode yang dapat diggunakan yaitu dengan metode

concept mapping. Dengan metode concept mapping diharapkan akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan semangat belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan belajar disini dilihat dari empat macam aspek indikator yaitu aktif mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan soal-soal di depan kelas dan menjawab pertanyaan.

Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 30 siswa yang mengajukan pertanyaan hanya sebanyak 5 siswa (16.7%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 5 siswa (16.7%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan 9 (30%), siswa yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak 6 siswa (20%). 2. Putaran I

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I

Perencanaan tindakan kelas putaran I dilaksanakan sesuai dengan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 2 jam pelajaran ( 90 menit ), dengan materi ajar yang disampaikan yaitu


(59)

pengertian kubus dan balok serta mengenalkan diagonal bidang maupun diagonal ruang.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I

Pada tindakan putaran I dilaksanakan hari kamis pada tanggal 13 Mei 2010 mulai pukul 07.00 sampai dengan 08.20 WIB. Pada putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sebagai guru matematika sedangkan penerima tindakan adalah seluruh siswa kelas VIII-E yang berjumlah 30 siswa. Sesuai dengan hasil dialog awal materi yang digunakan adalah mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan balok.

Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi, dan revisi. Dengan lembar observasi dan catatan lapangan yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

a. Hasil Tindakan Kelas Putaran I 1) Tindakan Mengajar

Proses pembelajaran dimulai dengan salam dan menanyakan adakah tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Sebelum materi selanjutnya diberikan, guru menyampaikan tentang pembelajaran menggunakan metode concept mapping. Kemudian guru


(60)

menjelaskan materi yang akan dibahas selanjutnya dengan metode yang telah diterangkan sebelumnya. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode concept mpping ditekankan untuk meningkatkan keaktifan siswa dla belajar.

Guru mulai menjelaskan materi pembelajaran tentang mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan balok dengan menggunakan contoh real (nyata) yang ada di sekitar siswa agar siswa dapat memahami materi dengan mudah misalnya dengan memberi contoh bentuk ruang kelas atau meja. Kemudian meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dalam bentuk peta konsep sesui dengan kemauan siswa pada lembar kertas serta meminta siswa untuk mempresentasikan di depan kelas. Setelah siswa mempresentasikan, guru dan siswa kembali menyimpulkan hal-hal yang sekiranya tidak perlu ditulis dalam peta konsep materi yang sudah dipelajari. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti. Pada saat siswa menyelesaikan soal, guru mengelilingi kelas untuk melihat pekerjaan siswa dan membimbing siswa bila masih ada yang binggung. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan soal-soal latihan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka. Kemudian dengan melihat hasil pekerjaan siswa yang berbeda


(61)

maka guru meminta siswa mengerjakan soal didepan kelas dan meminta siswa menjelaskannya. Dengan demikian siswa dapat mengetahui kenapa jawaban bisa berbeda dan mengetahui letak kesalahannya. Terakhir guru memberikan soal latihan mandiri. Soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi ajar yang diberikan pada tindakan I.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. Untuk lebih memantapkan materi dan agar siswa tetap belajar maka guru memberikan pekerjaan rumah atau PR.

2) Tindakan Belajar

Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Beberapa siswa tampak mendominasi untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada putaran I ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 8 siswa, siswa yang menjawab pertanyaan 7 siswa dan siswa yang aktif menyelesaikan soal-soal latihan 10 siswa.

b. Refleksi Putaran I

Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Mei 2010. Kegiatan


(62)

refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran I. Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masalah untuk perbaikan pada putaran II yaitu siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari ketidak aktifan siswa dalam proses pembelajaran dan kebanyakan siswa masih malas untuk bertanya, mengerjakan latihan soal, mengemukakan pendapat atau ide, menjawab pertanyaan.

c. Evaluasi Putaran I

Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran I dalam pembelajaran belum mengalami peningkatan yang berarti, hal ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang mendominasi untuk bertanya maupun menjawab sehingga hal ini menunjukkan semangat belajar belum muncul pada semua siswa.

Pada putaran I berdasarkan hasil catatan lapangan didapatkan bahwa siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa (23.3%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 8 siswa (26.7%), siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 7 siswa (23.3%), dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan 10 siswa (33.3%).

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang telah dilakukan pada putaran I ini masih perlu diadakan perbaikan pada putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum memuaskan.


(63)

Rencana tindakan I perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan sebagai acuhan dalam pelaksanaan tindakan putaran II. Revisi yang disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah dalam pertemuan berikutnya guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa pentingnya pendidikan dan memberikan contoh berdsarkan pengalaman kesuksesan berawal dari pendidikan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

3. Putaran II

a. Perencanaan Tindakan Kelas putaran II

Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang disusun untuk putaran II ini adalah guru akan lebih mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa tentang pentingnya memahami materi matematika sejak dari awal karena sifat matematika yang hierarki atau berkelanjutan untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap pembelajaran. Siswa diberi motivasi sebelum, selama dan sesudah pelajaran dengan harapan siswa yang aktif bertanya, mengerjakan soal di depan kelas, aktif mengerjakan soal latihan dan menjawab pertanyaan dari guru.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas putaran II

Tindakan putaran II dilaksanakan hari jum’at pada tanggal 14 Mei 2010 mulai pukul 06.50 sampai dengan 08.00 WIB. Pada putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sebagai guru matematika sedangkan penerima tindakan ini adalah siswa kelas VIII-E sebanyak


(64)

30 siswa. Materi ajar pada tindakan kedua ini adalah menghitung panjang diagonal bidang, diagonal ruang bangun ruang kubus dan balok.

Selama pembelajaran peneliti sebagi guru matematika sekaligus sebagai observer yang melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan refleksi, evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.

c. Hasil Tindakan Kelas Putaran II 1) Tindakan Mengajar

Pada awal pembelajaran guru menanyakan tentang PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas bersama-sama. Setelah selesai, guru memberikan gambaran umum materi ajar selanjutnya yakni perhitungan panjang diagonal bidang dan diagonal ruang serta memberi gambaran kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan motivasi kepada siswa agar bersemangat dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Setelah dirasa siswa sudah bersemangat mengikuti pelajaran guru menyampaikan pokok bahasan materi selanjutnya. Kemudian guru meminta siswa untuk menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan dengan bahasanya sendiri


(65)

dihadapan siswa yang lain. Memberi kesempatan pada teman yang lain untuk menanggapi presentasi yang sudah disampaikan dan menjawab pertanyaan bila ada.

Setelah dirasa cukup, guru memberikan rangkuman materi dan kesimpulan. Guru memuji para siswa karena terlihat lebih aktif dalam belajar. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan mandiri. soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi ajar yang diberikan pada tidakan kelas putaran II. Pertemuan ditutup oleh guru dengan salam dengan memberikan soal sebagai PR yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. 2) Tindakan Belajar

Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Dominasi beberapa siswa sudah tidak begitu nampak karena beberapa siswa yang mulai aktif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada putaran II ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 17 siswa, siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa, dan siswa yang aktif mengerjakan soal di depan kelas 12 siswa.


(66)

d. Refleksi Putaran II

Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap hasil tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Mei 2010. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran II. Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada putaran III yaitu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan melalui motivasi semangat siswa terlihat meningkat.

e. Evaluasi Putaran II

Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan pada tindakan kelas putaran II dalam pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari banyak siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan maupun banyak siswa yang aktif mengerjakan soal di depan kelas sudah meningkat dari pertemuan sebelumnya tetapi masih belum memuaskan.

Pada putaran II ini tercatat keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari putaran sebelumnya, ini terlihat dari data yang di dapat dari catatan lapangan menunjukkan siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa (33.3%), siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 12 siswa (40%), siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa (36,7%), dan siswa yabg aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 17 siswa (56,7%).


(67)

Melihat hasil diatas maka rencana tindakan II perlu direvisi,dan hasilnya akan di gunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan putaran III. Revisi yang di sepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah perhatian, bimbingan dan motivasi yang di berikan guru terhadap siswa perlu ditambah serta pemberian reward atau penghargaan yang berupa pemberian nilai tambah bagi siswa yang mau aktif dalam mengikuti pelajaran.

4. Putaran III

a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III

Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang di susun untuk putaran III ini adalah sebagai berikut: 1) perhatian, bimbingan dan motivasi yang diberikan guru terhadap siswa perlu ditambah. Dalam perhatian dan bimbingan ini berfungsi untuk mendekatkan diri guru dengan siswa serta mengetahui bagaimana keinginan siswa dalam belajar yang membuat siswa senang untuk belajar. 2) guru memberikan

reward yaitu berupa nilai tambah bagai siswa yang mau aktif dalam mengikuti pelajaran. Dengan dua hal tersebut diharapkan keaktifan siswa akan lebih meningkat dari pada putaran yang II.

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III

Pada tindakan kelas putaran III dilaksanakan senin pada tanggal 17 Mei 2010 mulai pukul 11.35 yang dipotong waktu istirahat 25 menit dan dilanjutkan sampai dengan jam 13.00 WIB. Pada putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sekaligus guru matematika


(68)

sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII-E sebanyak 30 siswa. Materi ajar pada tindakan ketiga ini adalah menghitung luas dan volume bangun ruang kubus dan balok.

Selama guru melakukan proses pembelajaran peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti mencatat hasil–hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi. c. Hasil Tindakan Kelas Putaran III

1) Tindakan Mengajar

Pada awal pembelajaran guru memberikan gambaran umum materi ajar dan juga gambaran kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan motivasi kepada siswa agar bersemangat dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar PR pada pertemuan sebelumnya. Setelah selesai membahas PR guru melanjutkan dengan membahas materi yang selanjutnya yaitu menghitung luas dan volume bangun ruang kubus dan balok. Kemudian guru meminta siswa untuk meringkas kembali materi yang sudah disampaikan tadi dengan bahasanya sendiri. Setelah selesai, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti dan


(69)

memberikan juga kesempatan pada teman yang lain untuk menjawab pertanyaan sehinga terjadi diskusi yang akan menimbulkan keaktifan dalam belajar. Kemudian guru memberikan soal latihan pada siswa dan memberi waktu untuk menyelesaikannya. Setelah selesai guru meminta pekerjaan siswa untuk dikumpulkan dan meminta siswa untuk mengerjakan dengan imbalan nilai akan ditambah walaupun jawaban salah. Siswa terlihat sangat aktif mengikuti proses pembelajaran. Setelah dirasa cukup, pada 20 menit akhir pembelajaran guru memberikan tes putaran akhir untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.

2) Tindakan Belajar

Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran, antusias siswa untuk bertanya, tampil di depan kelas untuk mengerjakan maupun menjelaskan hasil kerja mereka, menjawab pertanyaan, serta menyangah ide teman. Pada putaran III ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 19 siswa, siswa yang aktif mangerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 20 siswa, siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebanyak 21 siswa, dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 22 siswa.


(70)

d. Refleksi Putaran III

Refleksi tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari selasa tanggal 18 Mei 2010. Berdasarkan hasil kolaborasi yang telah di lakukan antara guru mitra dan peneliti menyepakati bahwa pada putaran III ini keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari putaran sebelumnya. Tindakan berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Langkah–langkah yang diambil guru berhasil meningkatkan keaktifan siswa. Indikator- indikator yang peneliti buat mengalami peningkatan.

e. Evaluasi Putaran III

Berdasarkan hasil refleksi putaran III maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang mendukung keaktifan siswa. Data yang didapat dari catatan lapangan menunjukan siswa yang aktif mengajukan pertanyaaan sebanyak 18 siswa (60%), siswa yang aktif mangerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 20 siswa (66,7%), siswa yang aktif menjawab pertanyaaan sebanyak 21 siswa (70%), dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 22 siswa (73,3%).

Data-data yang diperoleh mengenai keaktifan belajar siswa kelas VIII-E dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan


(71)

kelas sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Peningkatan Data Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika & Indikator Keaktifan Belajar Siswa Sebelum tindakan

Putaran I Putaran II Putaran III

Aktif mengajukan pertanyaan. 5 siswa (16,7%) 7 siswa (23.3%) 10 siswa (33.3%) 18 siswa (60%) Aktif mengerjakan soal-soal di depan kelas. 5 siswa (16,7%) 8 siswa (26.7%) 12 siswa (40%), 20 siswa (66,7%) Aktif mengerjakan soal latihan 9 siswa (30%)

10 siswa (33.3%)

17 siswa (56,7%)

22 siswa (73,3%)

' Aktif menjawab pertanyaan. 6 siswa (20%) 7 siswa (23.3%) 11 siswa (36,7%) 21 siswa (70%)


(72)

Adapun grafik peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) (

*

%+ +

, + - , + -- , +

---. +/ 0 + , +1 +

. +/ 0 + * %

+ 2

%3 . +/ 0 + * %4 +

. +0 5 , +1 +

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode concept mapping

Keaktifan belajar siswa merupakan salah faktor utama keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Data tentang keaktifan siswa dalam penelitian


(73)

ini diperoleh dari tes putaran. Pada penelitian ini keaktifan siswa mengalami peningkatan dari setiap putaran.

Secara terperinci peningkatan keaktifan siswa diuraikan sebagai berikut :

1)Sebelum tindakan kelas

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VIII-E sebelum adanya tindakan kelas guru memberikan pre-test yang dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada hari selasa tanggal 11 Mei 2010. Setiap siswa telah diberi buku paket dan LKS yang digunakan sebagai buku pegangan yang diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar.

Data tingkat prestasi diswa diperoleh dari alat ukur (instrumen) test yang terdiri dari 5 soal uraian dengan waktu 30 menit. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika mencapai nilai KKM lebih besar dari 56. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan diperoleh daya serap kelas terhadap prestasi siswa sebesar 46,7% (14 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30 siswa. 2) Tindakan kelas putaran I

Pada akhir tindakan kelas putaran I, guru memberikan soal latihan individu. Soal yang dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa diberikan pada tindakan kelas putaran I. Adapun hasil yang diperoleh yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari


(74)

56 sebesar sebesar 58,6% (17 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 29 siswa.

3)Tindakan kelas putaran II

Pada akhir tindakan kelas putaran II, guru kembali memberikan soal latihan individu. Soal yang dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa diberikan pada tindakan kelas putaran II. Adapun hasil yang diperoleh siswa yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar 65,5% (19 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 29 siswa.

4) Tindakan kelas putaran III

Pada 25 menit akhir tindakan kelas putaran III, guru memberikan lima soal uraian yang digunakan untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa sekaligus sebagai test akhir. Soal yang diberikan langsung dikerjakan. Adapun hasil yang diperoleh yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar sebesar 70% (21 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30 siswa.

Data yang diperoleh mengenai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :


(75)

Tabel 4.2

Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping

Sebelum tindakan

Putaran I Putaran II Putaran III

14 siswa (46,7%) 17 siswa (58,6%) 19 siswa (65,5%) 21 siswa (70 %)

Adapun grafik peningkatan kekatifan belajar siswa sebagai berikut:

!

"

#

( ) ( ) ( ) ( * %+ + , + - , + -- , + ---, +%+/ +

2 %3 + 0

*% 5

Gambar 4.2

Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis tindakan berdasarkan analisis data kualitatif terhadap hasil penelitian yang


(1)

DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII E PUTARAN III SMP NEGERI 2 GONDANGREJO

TAHUN AJARAN 2009/2010

NOMOR KETUNTASAN

URUT INDUK NAMA NILAI YA TIDAK

1 2796 IBRAHIM 60 V

2 2835 ILA MINAL M. 55 V

3 2837 JOKO SLAMET S. - - -

4 2838 KURIH ABI KUSNAN 60 V

5 2841 NIKO RAHMAT H. 70 V

6 2843 NURDIN AQIB 55 V

7 2844 PURWANTO 50 V

8 2831 PRASETYO AJI SAPUTRO 70 V 9 2845 RASTI YANING RAHAYU 75 V

10 2802 RISKI WIBOWO 60 V

11 2803 SANGSANG 55 V

12 2846 SARYANTI 80 V

13 2923 SETIYOKO 55 V

14 2808 SUPRAPTO 60 V

15 2810 SUPRIADI 60 V

16 2926 SUROTO 50 V

17 2848 SURYANI 70 V

18 2849 TRIYANI 65 V

19 2850 VICKI KRISNA W. 55 V

20 2888 WAHONO ADI S.M. 60 V

21 2814 WAHYU NUR CAHYANTO 65 V

22 2889 WAHYU RIYADI 50 V

23 2853 WARJANTI INDAH A. 65 V 24 2890 WIDYA ANJARWATI 70 V

25 2815 WULANDIKA 65 V

26 2891 YENI STYANINGSIH 75 V

27 2892 YULI AMBAR SARI 70 V 28 2854 YULI KHUSNUL KOTIMAH 75 V 29 2930 YULI SETYAWATI 75 V 30 2816 YUSARI APRILINDA 80 V

JUMLAH 21 9


(2)

DAFTAR KEAKTIFAN SISWA

Sebelum Tindakan

No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah

1. Menjawab pertanyaan 6

2. Mengajukan pertanyaan 5

3. Mengerjakan soal ke depan kelas 5

4. Mengerjakan soal-soal latihan 9

Putaran I

No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah 1. Menjawab pertanyaan 12, 27,29,2,30, 17, 5 7 2. Mengajukan pertanyaan 4, 1, 12, 26, 24, 7,

10

7 3. Mengerjakan soal ke depan kelas 12, 30, 23, 20, 25,

21, 17

8 4. Mengerjakan soal-soal latihan 12, 30, 27, 9, 8, 1,

19, 5

10

Putaran II

No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah 1. Menjawab pertanyaan 18, 3, 6, 12, 26, 23,

30, 14, 19, 7

10 2. Mengajukan pertanyaan 1, 12, 29, 28, 9, 11,

13, 25, 26, 18, 20

11 3. Mengerjakan soal ke depan kelas 12, 3, 5, 2, 15, 17,

14, 21, 24, 29, 30, 9

12 4. Mengerjakan soal-soal latihan 8, 9, 11, 12, 14, 15,

19, 20, 24, 25, 28, 29, 20, 7, 21, 1, 2

17 % +


(3)

Putaran III

No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah 1. Menjawab pertanyaan 4, 9, 10, 12, 14, 16,

18, 19, 20, 21, 25, 30, 22, 13, 2, 17, 28, 29

18

2. Mengajukan pertanyaan 12, 2, 16, 1, 11, 25, 29, 19, 27, 26, 6, 13, 17, 25, 23, 24, 9, 10, 20, 28, 4

21

3. Mengerjakan soal ke depan kelas 30, 27, 1, 5, 9 ,17, 14, 12, 19, 24, 29, 20, 11, 4, 28, 26, 13, 3, 2, 15, 10

20

4. Mengerjakan soal-soal latihan 1, 3, 12, 13, 4, 7, 25, 29, 30, 21, 19, 10, 14, 27, 23, 18, 2, 8, 9, 11, 20, 28


(4)

DOKUMENTASI TEMPAT PENELITIAN

Tempat Penelitian Yaitu SMP Negeri 2 Gondangrejo

Halaman Sekolah SMP Negeri 2 Gondangrejo Lampiran 23


(5)

Siswa Mengajukan Pertanyaan Siswa mengerjakan Soal di depan kelas


(6)

Siswa Menjawab Pertanyaan Siswa mengerjakan Soal di depan kelas


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK MUHAMMADIYAH II MALANG

0 6 2

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS CONCEPT MAP DAN MIND Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Concept Map Dan Mind Mapping Ditinjau Dari Komunikasi Matematis Kelas VIII SMP Negeri 1

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COLLABORATIVE CONCEPT PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COLLABORATIVE CONCEPT MAPPING WITH CO TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP (PTK Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajar

0 1 14

PENDAHULUAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN COLLABORATIVE CONCEPT MAPPING WITH CO TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP (PTK Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajaran 2010/2011).

0 1 7

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS (PTK Pembelajaran Matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah 9 Gemolong).

0 1 7

IMPLEMENTASI IMPROVING LEARNING DENGAN METODE JIGSAW DAN RESITASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika di SMP Negeri 2 sawit Kabupaten Boyolali ).

0 1 12

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika kelas VII C SMP Muhammadiyah 2 Surakarta ).

0 0 8

PENGARUH PENGGUNAAN CONCEPT MAPPING DENGAN METODE PROBLEM POSING DALAM PENGARUH PENGGUNAAN CONCEPT MAPPING DENGAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 17

PENDAHULUAN PENGARUH PENGGUNAAN CONCEPT MAPPING DENGAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 8

IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYAPENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo).

0 1 9