MENINGKATKAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M).

(1)

MENINGKATKAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6

LANGKAH (MODEL TF-6M)

(Studi Terhadap Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Majalengka)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Otomotif

Oleh Dani Setyawan

0807851

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

MENINGKATKAN SIKAP ENTREPRENEURSHIP SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6

LANGKAH (MODEL TF-6M)

(Studi Terhadap Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Majalengka)

Oleh Dani Setyawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Dani Setyawan

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53 ii

ABSTRAK

Dani Setyawan (2014). Meningkatkan Sikap Enterpreneurship Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M), (Studi Terhadap Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Majalengka).

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia mengenai banyaknya angka pengangguran di Indonesia yang salah satunya disumbang oleh lulusan SMK. Angka pengangguran yang begitu besar diakibatkan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan jumlah lapangan kerja, seperti yang dikatakan oleh menteri tenaga kerja Muhaimin Iskandar. Tidak mencukupinya lapangan pekerjaan dikarenakan kurangnya minat masyarakat untuk berwirausaha (entrepreneurship) dan menciptakan lapangan pekerjaan, hal ini diungkapkan oleh Chairul Djamari selaku deputi bidang reskontruksisasi dan pengembangan usaha kementerian koperasi dan usaha kecil menengah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap entrepreneurship siswa pada kompetensi teknik sepeda motor dengan menerapkan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) di kelas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen ini diberikan kepada siswa kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka Tahun Ajaran 2012/2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari data nilai skor pretest dan posttest pada kelas eksperimen (persentase ketercapaian skor pretest 74,06 %, persentase ketercapaian skor posttest 81,53 % dengan besar gain dinormalisasi 0,29). Data dari kelas kontrol (persentase ketercapaian skor pretest 73,35 %, persentase ketercapaian skor posttest 74,15 % dengan besar gain dinormalisasi 0,03). Lima seri pembelajaran yang telah dilakukan menunjukan bahwa peningkatan sikap

entrepreneurship pada kelas eksperimen jauh lebih besar daripada sikap entrepreneurship pada kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dapat meningkatkan sikap entrepreneurship kelas XI TSM SMK Negeri 1 Majalengka. Kata Kunci: Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M), Sikap enterpreneurship.


(6)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53 iii

Abstract : This study was conducted based on data from Statistics Indonesia of the number of unemployment in Indonesia is one of them contributed by SMK graduates . The unemployment rate is so large due to unbalance the number of job seekers and the number of jobs , as stated by the labor minister Muhaimin Iskandar . Insufficient employment due to lack of public interest in entrepreneurship and create jobs , it is expressed by Chairul Djamari reskontruksisasi as deputy ministries and business development of cooperatives and small midle businesses. Purpose of this research is to improve students' attitudes on entrepreneurial competencies motorcycle engineering by applying learning model Teaching Factory 6 Steps ( Model TF - 6M ) in the classroom . The method used is the method quasi eksperimen . This quasi-experimental study was given to the students of class XI SMK Negeri 1 Majalengka TSM Academic Year 2012/2013 . The data was collected using a questionnaire . The results of this study can be seen from the data value of pretest and posttest scores in the experimental class ( percentage achievement pretest scores 74.05 % , the percentage achievement posttest scores 81.53 % with a normalized gain of 0.29 ) . Data from the control class ( percentage achievement pretest scores 73.35 % , the percentage achievement posttest scores 74.14 % with a normalized gain of 0.03 ) . Five series of learning that has been done shows that the increase in entrepreneurial attitudes in the experimental class is much larger than the entrepreneurial attitude control class . It can be concluded that the application of the learning model Teaching Factory 6 Steps ( Model TF - 6M ) can improve the attitude of entrepreneurship class XI SMK Negeri 1 Majalengka TSM .

Keywords : Teaching Learning Model Factory 6 Steps ( Model TF - 6M ) , Attitude entrepreneurship .


(7)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7

1. Definisi Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7

2. Sikap-Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 8

B. Model Pembelajaran ... 24

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 24

2. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 24

a. Model Pembelajaran Kontekstual ... 24

b. Model Pembelajaran Kooperatif ... 25

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 25

d. Model Pembelajaran di SMK Negeri 1 Majalengka ... 26

e. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) ... 27

C. Asumsi ... 36

D. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subyek Populasi/sampel penelitian ... 38


(8)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

2. Populasi dan Sampel penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 39

C. Metode Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 40

1. Sikap Enterpreneurship ... 40

2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ... 41

E. Paradigma Penelitian ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 44

1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 44

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 46

3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 47

H. Teknik Pengumpulan Data ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 49

1. Persentase Ketercapaian Skor ... 50

2. Uji Homogenitas ... 50

3. Gain Ternormalisasi (N-Gain) ... 51

4. Uji Hipotesis ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Pemaparan Data ... 53

1. Persentase Ketercapaian Skor ... 53

2. Uji homogenitas ... 61

3. Uji Hipotesis ... 61

B. Pembahasan Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(9)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Desain Penelitian ...39

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...43

3.3 Skala Likert dan Bobot Skor Instrumen Penelitian ...44

3.4 Kesimpulan Hasil Validitas Uji Coba Angket ...47

3.5 Hasil Reliabilitas angket ...49

3.6 Kriteria Normalized Gain ...51

4.1 Rata-rata Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...53

4.2 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship dan N-Gain Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Eksperimen ...54

4.3 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Kontrol ...54

4.4 Tes Homogenitas ...61


(10)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Ciri-ciri Sikap Wirausaha ...11

2.2 Struktur Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ...28

2.3 Implementasi Model Pembelajaran TF-6M ...35

3.1 Paradigma Penelitian ...42

4.1 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Eksperimen ...56

4.2 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Kontrol ...56

4.3 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...57

4.4 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...58

4.5 Perbandingan Rata-rata N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...59

4.6 Diagram Penyebaran N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen ...60


(11)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1.1 Data Hasil Penelitian, Perhitungan Persentase Ketercapaian Skor dan Perhitungan N-Gain ...? 1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 1.3 Judgement Expert Instrumen ...

1.4 Uji Hipotesis dan Homogenitas ... 1.5 Silabus Pembelajaran ... 1.6 Strategi besar pelaksanaan Model TF-6M dengan pengerjaan order (pesanan)

service ringan kompetensi teknik sepeda motor ...

1.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dengan order service ringan sepeda motor ... 1.8 Instrumen penelitian ... 1.9 Dokumentasi Penelitian ... 1.10 Work Order ... 1.11 Surat Penunjukan Pembimbing ...

1.12 Lembar Bimbingan ... 1.13 Surat Izin Penelitian ...


(12)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7

1. Definisi Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 7

2. Sikap-Sikap Enterpreneurship (Kewirausahaan) ... 8

B. Model Pembelajaran ... 24

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 24

2. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 24

a. Model Pembelajaran Kontekstual ... 24

b. Model Pembelajaran Kooperatif ... 25

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 25

d. Model Pembelajaran di SMK Negeri 1 Majalengka ... 26

e. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) ... 27

C. Asumsi ... 36

D. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subyek Populasi/sampel penelitian ... 38


(13)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

2. Populasi dan Sampel penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 39

C. Metode Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 40

1. Sikap Enterpreneurship ... 40

2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ... 41

E. Paradigma Penelitian ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 44

1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ... 44

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 46

3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 47

H. Teknik Pengumpulan Data ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 49

1. Persentase Ketercapaian Skor ... 50

2. Uji Homogenitas ... 50

3. Gain Ternormalisasi (N-Gain) ... 51

4. Uji Hipotesis ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Pemaparan Data ... 53

1. Persentase Ketercapaian Skor ... 53

2. Uji homogenitas ... 61

3. Uji Hipotesis ... 61

B. Pembahasan Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(14)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Desain Penelitian ...39

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...43

3.3 Skala Likert dan Bobot Skor Instrumen Penelitian ...44

3.4 Kesimpulan Hasil Validitas Uji Coba Angket ...47

3.5 Hasil Reliabilitas angket ...49

3.6 Kriteria Normalized Gain ...51

4.1 Rata-rata Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...53

4.2 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship dan N-Gain Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Eksperimen ...54

4.3 Persentase Ketercapaian Skor Sikap Entrepreneurship Berdasarkan Masing-masing Indikator pada Kelas Kontrol ...54

4.4 Tes Homogenitas ...61


(15)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Ciri-ciri Sikap Wirausaha ...11

2.2 Struktur Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah ...28

2.3 Implementasi Model Pembelajaran TF-6M ...35

3.1 Paradigma Penelitian ...42

4.1 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Eksperimen ...56

4.2 Grafik Peningkatan Persentase Ketercapaian Skor Tiap Indikator Sikap Entrepreneurship pada Kelas Kontrol ...56

4.3 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...57

4.4 Peningkatan Sikap Entrepreneurship Indikator Motivasi Berprestasi Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Persen Ketercapaian Skor ...58

4.5 Perbandingan Rata-rata N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...59

4.6 Diagram Penyebaran N-Gain Sikap Entrepreneurship Kelas Eksperimen ...60


(16)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1.1 Data Hasil Penelitian, Perhitungan Persentase Ketercapaian Skor dan Perhitungan N-Gain ...? 1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 1.3 Judgement Expert Instrumen ...

1.4 Uji Hipotesis dan Homogenitas ... 1.5 Silabus Pembelajaran ... 1.6 Strategi besar pelaksanaan Model TF-6M dengan pengerjaan order (pesanan)

service ringan kompetensi teknik sepeda motor ...

1.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dengan order service ringan sepeda motor ... 1.8 Instrumen penelitian ... 1.9 Dokumentasi Penelitian ... 1.10 Work Order ... 1.11 Surat Penunjukan Pembimbing ...

1.12 Lembar Bimbingan ... 1.13 Surat Izin Penelitian ...


(17)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini berkembang cukup maju dan pesat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, diperlukan adanya peningkatan sumber daya manusia di Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu bagian dalam pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang dapat menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Menurut UU Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat ini menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 56 Tahun 1998 pada Pasal I Ayat 3 menyatakan bahwa “Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan pekerjaan tertentu”. Menurut data terakhir dari badan pusat statistik Indonesia periode agustus 2012, memaparkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta orang. Lulusan SMK menyumbang angka pengangguran mencapai 1.041.265 orang. Selain tidak adanya kesesuaian antara kebutuhkan pasar kerja dan kualifikasi kompetensi calon tenaga kerja, besarnya penggangguran terjadi karena jumlah pencari kerja jauh lebih besar dari kesempatan kerja yang ada, hal ini disampaikan oleh Muhaimin Iskandar selaku Menteri Tenaga Kerja dan


(18)

2

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Transmigrasi menurut data dari kementrian tenaga kerja yang ditulis dalam Hendro (2011: 6). Berdasarkan data dari badan pusat statistik Jawa Barat, untuk angka pengangguran di kota Majalengka sebesar 40.047 orang dari total penduduk 883.366 orang. Melihat banyaknya lulusan SMK yang tidak bekerja menjadi satu masalah yang cukup penting, karena tidak sesuai dengan tujuan SMK, dimana SMK menyiapkan kemampuan lulusan yang mempunyai keahlian untuk mengerjakan pekerjaan tertentu dan mahir dalam suatu bidang dan siap kerja. Selain mahir dalam bidang tertentu dan siap kerja, lulusan SMK juga diharapkan dapat mandiri dan menggunakan kemampuan mereka untuk berwirausaha. Seperti yang tercantum di dalam kurikulum SMK dan sesuai dengan amanat Kementrian Pendidikan Nasional melalui renstra tahun 2010-2014, yang menyatakan bahwa seluruh SMK diwajibkan untuk menyediakan layanan pembinaan pengembangan kewirausahaan. Mengenai kewirausahaan, Meredith (1992:5) menyatakan bahwa:

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Kenyataan yang terjadi di Indonesia tingkat sikap berwirausaha masyarakat masih dikatakan rendah. Seperti yang ditulis oleh Erika pada harian

sindonews edisi 19 september 2013 mengenai data yang dilansir oleh Chairul

Djamari selaku deputi bidang reskontruksisasi dan pengembangan usaha kementerian koperasi dan usaha kecil menengah. Chairul Djamari mengatakan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih kurang, menurut data dari kementrian koperasi dan usaha kecil menengah, jumlah wirausahawan Indonesia berjumlah 1,26 % dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut masih kurang dari ideal sebagai negara berkembang, karena dengan bertambahnya masyarakat untuk berwirausaha dapat mencetak banyak lapangan pekerjaan baru untuk membantu perekonomian bangsa dan mengurangi angka pengangguran. Seperti pendapat pakar ekonomi David McClelland yang ditulis Kartib dan Yuyus (2010:vii) menyatakan bahwa:


(19)

3

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Suatu negara dapat dikatakan makmur apabila minimal memiliki jumlah

enterpreneur atau wirausahawan sebanyak dua persen dari jumlah

populasi penduduknya, karena kewirausahaan memiliki peranan yang strategis dalam menciptakan pelaku bisnis dan perusahaan yang baru serta membuka lapangan kerja.

Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan suatu perubahan dalam sistem pendidikan di SMK dalam hal model pembelajarannya. Proses pembelajaran yang biasa dilakukan, yang berpusat pada guru dan murid kurang berperan aktif, dinilai kurang optimal untuk dapat meningkatkan sikap berwirausaha (entrepreneurship) siswa SMK. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M). Model pembelajaran ini siswa dapat merasakan suasana industri yang sebenarnya dan mendapatkan pengalaman yang nyata mengenai dunia wirausaha. Hal ini sesuai dengan Mandikdasmen yang memproyeksikan SMK lulusannya bisa menciptakan lapangan pekerjaan (entrepreneurship) 20%, mendapat pekerjaan dalam negeri sebesar 50% dan mendapat pekerjaan luar negeri sebesar 10% serta melanjutkan ke perguruan tinggi sebesar 10% (Hidayat, 2010: 5).

Penerapan model pembelajaran TF-6M, suasana proses pembelajarannya dirancang seperti dalam suasana industri yang nyata. Belajar dari pengalaman nyata diharapkan akan jauh lebih bermakna dan dapat optimal dalam mengembangkan potensi siswa, serta diharapkan dapat membentuk sikap berwirausaha bagi setiap siswa. Berkomunikasi dengan konsumen untuk menerima order, menganalisa order, menyatakan kesiapan mengerjakan order, mengerjakan order, melakukan quality control dan menyerahkan order kepada konsumen adalah pembelajaran yang nyata dan sangat baik dalam proses peningkatan sikap atau karakter berwirausaha. Pembelajaran dengan model TF-6M dapat menjadi modal yang sangat baik ketika lulusan SMK nantinya ingin membuka usaha mandiri. Melihat data dari badan pusat statistik Indonesia mengenai pemakai kendaraan bermotor, pada tahun 2011 pengguna kendaraan sepeda motor mencapai 68.839.341. Melihat jumlah yang begitu besar, hal ini dapat menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan bagi lulusan SMK


(20)

4

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

kompetensi keahlian sepeda motor untuk membuka jasa perawatan kendaraan bermotor.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Meningkatkan Sikap Entrepreneurship Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yaitu:

a. Angka pengangguran di Indonesia cukup besar.

b. Lulusan SMK menyumbang angka pengangguran yang cukup besar, yaitu sebesar 1.041.265 orang.

c. Jumlah wirausahawan di Indonesia sebesar 1,26 % dari total penduduk Indonesia, di bawah angka ideal sebagai negara berkembang dengan jumlah wirausaha minimal sebesar 2 % dari total penduduk.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana peningkatan sikap entrepreneurship siswa yang menerapkan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah pada kompetensi keahlian teknik sepeda motor di SMK Negeri 1 Majalengka?

b. Bagaimana peningkatan sikap entrepreneurship siswa yang menerapkan model pembelajaran TF-6M pada kompetensi keahlian sepeda motor di SMK Negeri 1 Majalengka?

c. Bagaimana perbedaan peningkatan sikap entrepreneurship siswa antara yang menerapkan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah dengan model pembelajaran TF-6M pada mata diklat produktif teknik sepeda motor SMK Negeri 1 Majalengka?


(21)

5

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

C. Batasan Masalah

Supaya pembahasan permasalahan dalam penelitian ini cakupannya tidak terlalu luas, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran yang biasa dilakukan di SMKN 1 Majalengka untuk kelas kontrol dan model pembelajaran TF-6M untuk kelas eksperimen.

2. Melalui penerapan model TF-6M ini aspek yang akan diungkap adalah sikap

entrepreneurship siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan sikap

entrepreneurship siswa yang menerapkan model pembelajaran yang biasa

dilakukan di sekolah dengan model pembelajaran TF-6M, pada kompetensi keahlian teknik sepeda motor SMK Negeri 1 Majalengka.

E. Manfaat/Signifikasi Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dengan penerapan model pembelajaran TF-6M dalam penelitian ini, diharapkan siswa dapat memiliki sikap entrepreneurship yang lebih baik. Sehingga dengan memiliki kompetensi sesuai dengan dunia industri dan sikap

entrepreneurship yang lebih baik. Bekal tersebut dapat sebagai bekal

berwirausaha setelah selesai studi di SMK.

2. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan perbandingan dalam memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang didapat saat perkuliahan dengan keadaan nyata di lapangan. Serta dapat menambah wawasan dan pemahaman penelitian dalam penerapan model


(22)

6

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

pembelajaran TF-6M pada mata pelajaran produktif di SMK Negeri 1 Majalengka.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan hasil penelitian, struktur organisasi yang akan diuraikan adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisikan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikasi penelitian, dan struktur organisasi Skripsi.

Bab II Kajian Pustaka menjelaskan teori-teori yang mendukung pada model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M), dan sikap

entrepreneurship.

Bab III Metode Penelitian menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel yang akan diteliti, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis uji coba instrumen, dan teknik pengolahan data.

Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan menjelaskan tentang hasil penelitian yang didapat dan pembahasan dari hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran yang disampaikan oleh peneliti.


(23)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53 38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Majalengka yang beralamat di jalan Tonjong pinang raja nomer 55 Cigasong Majalengka Jawa barat.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian

Populasi adalah obyek atau subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualititas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI kompetensi keahlian teknik sepeda motor. SMK Negeri 1 Majalengka mempunyai jumlah kelas untuk teknik sepeda motor sebanyak 2 kelas setiap angkatannya,

b. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008: 81). Sesuai dengan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus (Riduwan, 2004:64). Maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI TSM A sebagai kelas kontrol dan kelas XI TSM B sebagai kelas eskperimen. Berhubung semua siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor kelas XI di SMK Negeri 1 Majalengka dipakai sebagai sampel penelitian, penelitian ini dikatakan penelitian populasi.


(24)

39

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

B. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian dalam penelitian ini adalah Nonequivalent

Control Group Design. Dengan desain ini, baik kelompok eksperimental maupun

kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi (Emzir, 2010: 102). Mekanisme dari dua kelas tersebut tergambar dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O3

Kontrol O2 X2 O4

Keterangan:

O1 = Pretest untuk kelas eksperimen. O2 = Pretest untuk kelas kontrol.

X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M).

X2 = Perlakuan dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan di SMK Negeri 1 Majalengka.

O3 = Posttest untuk kelas eksperimen. O4 = Posttest untuk kelas kontrol. C. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, diperlukan suatu langkah-langkah yang benar untuk melakukan penelitian tersebut. Penentuan metode dalam suatu penelitian menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008: 2). Sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti perlu menjawab beberapa pertanyaan pokok dalam


(25)

40

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

penelitiannya. Urutan kerja apakah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian, alat-alat apakah yang digunakan dalam mengukur ataupun mengumpulkan data, serta bagaimanakah melaksanakan penelitian tersebut. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Nazir (1999: 51), prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Teknik penelitian mengatakan alat-alat pengukur apa yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Sedangkan metode penelitian memandu peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sugiyono (2008, 72) mengemukakan pendapatnya bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol. Nazir (1999: 75) mengemukakan:

Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk pembanding.

Penelitian ini kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M). Sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok yang menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan di SMK Negeri 1 Majalengka.

D. Definisi Operasional 1. Sikap Entrepreneurship


(26)

41

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Sikap Entrepreneurship adalah perilaku individu yang memiliki semangat, kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisiensi. Melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas, dan inovasi, serta kemampuan manajemen. Menurut berbagai pendapat para ahli mengenai sikap

entrepreneurship. Sikap entrepreneurship dapat dirangkumkan dalam beberapa

aspek, yaitu:

1. Motivasi berprestasi. Yang dimaksud adalah sifat pekerja keras, tidak mudah menyerah, memiliki semangat, dan memiliki komitmen.

2. Orientasi ke depan, yang dimaksud adalah mempunyai pemikiran yang visioner, berfikir positif, dan mempunyai pengetahuan yang baik di bidangnya.

3. Kepemimpinan wirausaha, yang dimaksud adalah keberanian untuk bertindak, dapat membangun tim yang baik, berfikir dan bersikap besar, berani mengambil resiko, having mentor, mempunyai pikiran yang terbuka terhadap suatu masalah atau realita lapangan, dan mempunyai kepercayaan diri yang baik.

4. Jaringan usaha, yang dimaksudkan disini adalah mempunyai jaringan kerja yang baik untuk menjalankan usahanya tersebut, mempunyai banyak teman, serta mampu membangun kerjasama dengan baik.

5. Responsif dan kreatif menghadapi perubahan, yang dimaksud adalah mampu berfikir kritis, mempunyai sifat yang menyenangkan, proaktif, kreatif, inovatif, efisien, produktif dan orisinal terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

2. Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M)

Teaching factory 6 Langkah (model TF-6M) adalah salah satu model

pembelajaran yang diterapkan dalam suatu institusi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa tentang dunia industri melalui proses pembelajaran. Dalam teaching factory, proses pembelajarannya dirancang


(27)

42

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

seperti situasi di industri. Melalui model pembelajaran teaching factory diharapkan siswa dapat belajar secara nyata seperti bekerja dalam dunia industri. Inovasi model pembelajaran ini berorientasi pada praktek produktif, sehingga kompetensi yang dimiliki siswa dapat selaras dengan kebutuhan industri. Model pembelajaran ini terdiri dalam satu siklus kerja, yang terdiri dari enam langkah yaitu: 1) Menerima Pemberi Order; 2) Menganalisis Order; 3) Menyatakan Kesiapan Mengerjakan Order; 4) Mengerjakan Order; 5) Melakukan Quality

Control; 6) Menyerahkan Order.

E. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan kerangka berfikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta dalam proses penelitian tersebut.

Kelas Eksperimen

Siswa Kompetensi Keahlian Sepeda Motor

SMK Negeri 1 Majalengka

Kelas Kontrol

Pretest Pretest

Perlakuan dengan Model Pembelajaran Teaching

Factory 6 Langkah

(Model TF-6M)

Perlakuan dengan Model Pembelajaran

yang biasa di SMK Negeri 1 Majalengka

Post Test Post Test

Kesimpulan Analisis


(28)

43

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh seseorang peneliti yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang bertujuan untuk menjawab masalah yang diambil dalam penelitian tersebut. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Peneliti menggunakan instrumen angket yang berbentuk kuisioner yang akan dijawab oleh responden, kuisioner yang mencakup mengenai karakter atau ciri-ciri sikap

entrepreneurship. Angket diberikan sebanyak dua kali yaitu angket sebelum

diberikan perlakuan atau pretest dan tes setelah diberikan perlakuan atau post test. Sebelum diujikan pada para siswa, dilakukan serangkaian analisis berupa uji validitas serta uji realibilitas.

Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Item pertanyaan

(+) (-)

Sikap entrepreneurship siswa kompetensi keahlian sepeda motor

(Kartib dan Yuyus,2010), (Winarno,

2011)

Motivasi Berprestasi

- Pekerja keras ( 20, 27, 28) - Tidak mudah menyerah (15, 18) - Memiliki semangat (21, 22, 30) - Memiliki komitmen (2, 19)

20,15,18, 21,22,2,1 9 27,28,30 Orientasi ke depan

- Visioner (8,51, 53)

- Berfikir positif (positive thinking) (7,11, 17)

- Pengetahuan (13,14, 25, 60)

8,51,7,17 ,13,14,,6 0 11,25,53 Kepemimpinan wirausaha

- Keberanian untuk bertindak (33,55)

- Membangun tim yang baik (39,40) - Berfikir dan bersikap besar (12,

23)

- Berani mengambil resiko (10,32) - Having Mentor (45,59)

- Pikiran yang terbuka (open

33,55,39, 40,12,23, 32,45,59, 31,34,44, 1,3,5,6 9, 10


(29)

44

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

minded) (31,34,44)

- Kepercayaan diri (1,3,5,6, 9)

Jaringan Usaha

- Jaringan kerja (Net worker) (24,36, 57)

- Banyak teman (41,43)

- Kerja sama (cooperative) (16, 37, 46)

24,57,41,

43,16,46 36,37

Responsif dan kreatif menghadapi

perubahan

- Berpikir kritis (26, 47) - Menyenangkan (38,42) - Proaktif (35, 50, 54) - Kreatif (48,49, 56) - Inovatif ( 58) - Efisien (52) - Produktif (29, 61) - Orisinal (4)

26,47,38, 42,35,50, 48,49,58, 52,29,61, 4


(30)

45

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah

skala Likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”, (Sugiyono, 2010: 134). Skala Likert dan bobot skor instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

Skala Likert dan Bobot Skor Instrumen Penelitian

Tabel di atas adalah bobot skor untuk setiap pernyataan positif. Sedangkan pemberian skor untuk setiap pernyataan negatif diberikan berlawanan dengan skor pernyataan positif. Jawaban sangat tidak setuju diberikan skor terbesar yaitu 5, sedangkan jawaban sangat setuju diberikan skor terkecil yaitu 1.

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan pada siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor SMK Negeri 8 Bandung berjumlah 31 siswa , sebagai uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan instrumen penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan di SMK Negeri 8 Bandung, dikarenakan siswa teknik sepeda motor kelas XI di SMK Negeri 1 Majalengka semua dijadikan sampel penelitian.

1. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian No Pernyataan Sikap

Entrepreneurship

Bobot Skor

Jumlah Soal Sangat

setuju Setuju

Ragu-ragu

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

1 Motivasi berprestasi 5 4 3 2 1 10

2 Orientasi ke depan 5 4 3 2 1 10

3 Kepemimpinan wirausaha 5 4 3 2 1 18

4 Jaringan usaha 5 4 3 2 1 8

5 Responsif dan kreatif

menghadapi perubahan 5 4 3 2 1 15


(31)

46

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Menurut Arikunto (2006: 168) menyatakan bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu intrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Penelitian ini diuji coba dengan teknik korelasi Pearson Product Moment (r) dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

a. Menghitung harga korelasi tiap butir dengan rumus Pearson Product

Moment (r)

2 2



2 2

) ( . ) ( . ) )( ( . i i i i i i i i xy y y n x x n y x y x n r         

 (Sugiyono, 2010:255)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

n = Jumlah responden.

Σxy = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap sampel.

Σx = Jumlah skor total item dari keseluruhan responden.

Σy = Jumlah skor tiap item yang diperoleh responden dan uji coba.

(Σx)2

= Kuadrat jumlah skor x.

(Σy)2

= Kuadrat jumlah skor y. b. Menghitung harga thitung

Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment disubtitusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut:

2 1 2 r n r t  

 (Sugiyono, 2010: 257)

Keterangan:

t = Uji signifikasi korelasi. n = Jumlah responden.


(32)

47

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

c. Menghitung harga ttabel dengan taraf siginifikan α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = n-2 d. Kaidah keputusan:

Jikathitung > ttabel berarti valid

Jikathitung < ttabel berarti tidak valid

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 178) mennyatakan bahwa, “ Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu”. Menurut Sugiyono (2010: 173)

menyatakan bahwa bahwa, “Instrumen reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama”.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

2 2



2 2

) ( . ) ( . ) )( ( . i i i i i i i i xy y y n x x n y x y x n r         

 (Sugiyono, 2010: 255)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variabel y.

n = Jumlah responden.

Σxy = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap sampel.

Σx = Jumlah skor total item dari keseluruhan responden.

Σy = Jumlah skor tiap item yang diperoleh responden dan uji coba.

(Σx)2

= Juadrat jumlah skor x.

(Σy)2


(33)

48

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Butir-butir instrumen yang valid dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap. Koefisien korelasi yang sudah dihitung selanjutnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown, yaitu sebagai berikut:

b

b i

r

r

r

1

.

2

(Sugiyono, 2010: 190) Keterangan:

ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen.

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua.

kriteria r > rtab dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n-1

rll < 0,199 : Reliabilitas sangat rendah

0,20 – 0,399 : Reliabilitas rendah

0,40 – 0,599 : Reliabilitas sedang/cukup 0,60 – 0,799 : Reliabilitas tinggi

0,80 – 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi 3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrument penelitian berupa kuisioner atau angket yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sikap entrepreneurship siswa dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas XI TSM di SMK Negeri 8 Bandung sebanyak 31 siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut. Jumlah butir soal terdapat 68 butir, yaitu 12 butir untuk mengukur sikap motivasi berprestasi, 10 butir untuk mengukur sikap berorientasi ke depan, 20 butir untuk mengukur sikap kepemimpinan wirausaha, 8 butir untuk mengukur sikap membangun jaringan usaha, 18 butir untuk mengukur sikap responsif dan kreatif menghadapi perubahan.


(34)

49

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Perhitungan uji validitas pada uji coba instrument menggunakan metode Pearson Product Moment. Uji coba instrument yang telah dilakukan dan perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1.2. Berikut ini adalah kesimpulan validitas instrument sikap entrepreneurship.

Tabel 3.4

Kesimpulan Hasil Validitas Uji Coba Angket Motivasi

Berprestasi

Orientasi ke Depan

Kepemimpinan

Wirausaha Jaringan Usaha

Responsif dan Kreatif Menghadapi

Perubahan No Keputusan No Keputusan No Keputusan No Keputusan No Keputusan

2 Valid 7 Valid 1 Valid 17 Valid 4 Valid

16 Valid 8 Valid 3 Valid 27 Valid 21 Tidak Valid

19 Tidak

Valid 11 Valid 5 Valid 40 Valid 29 Valid

20 Valid 14 Valid 6 Valid 41 Valid 32 Valid

22 Valid 15 Valid 9 Valid 45 Valid 39 Valid

23 Valid 18 Valid 10 Valid 47 Valid 42 Valid

Motivasi Berprestasi

Orientasi ke Depan

Kepemimpinan

Wirausaha Jaringan Usaha

Responsif dan Kreatif Menghadapi

Perubahan No Keputusan No Keputusan No Keputusan No Keputusan No Keputusan

24 Valid 28 Valid 12 Tidak

Valid 50 Valid 46 Valid

25 Valid 55 Valid 13 Valid 62 Valid 51 Valid

30 Valid 57 Valid 26 Valid Jumlah valid =

8 52 Valid

31 Valid 65 Valid 34 Tidak

Valid

Jumlah tidak

valid = 0 53 Valid

33 Valid Jumlah valid =

10 35 Valid 54 Valid

60 Tidak

Valid

Jumlah tidak

valid = 0 36 Valid 56 Valid

Jumlah valid =

10 37 Valid 58 Valid

Jumlah tidak

valid = 2 38 Valid 61 Valid

43 Valid 66 Tidak Valid

44 Valid 67 Valid


(35)

50

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

49 Valid Jumlah valid = 15

59 Valid Jumlah tidak valid = 3

64 Valid

Jumlah valid = 18 Jumlah tidak

valid = 2

Berdasarkan uji validitas angket yang telah dilakukan, terdapat 7 butir soal angket yang dinyatakan tidak valid. Butir yang sudah valid akan dipakai untuk pengambilan data penelitian. Butir soal yang tidak valid akan dihilangkan. Pengujian validitas pada instrumen ini juga dilakukan dengan menggunakan pendapat ahli atau disebut judgement expert, sehingga instrument yang sudah diperbaiki merupakan instrument yang dianggap sudah valid. Judgement expert instrumen diberikan oleh Ibu Ariani selaku ketua mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1 Majalengka. Beliau juga tercatat sebagai ketua pelaksana program Teaching Factory di SMK Negeri 1 Majalengka. Selain aktif sebagai pengajar di sekolah, beliau juga aktif sebagai seorang pengusaha.

b. Uji Reliabilitas

Berdasarkan perhitungan analisa reliabilitas yang telah dilakukan tabel dibawah ini menunjukkan hasil reliabilitas anget yang telah diuji coba.

Tabel 3.5

Hasil Reliabilitas angket

Reliabilitas 0.930

Keterangan Reliabilitas sangat tinggi

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket. Angket digunakan untuk mengukur sikap entrepreneurship siswa. Instrumen angket yang digunakan berbentuk kuisioner dalam bentuk


(36)

51

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

pretest dan posttest. Langkah langkah yang ditempuh dalam pembuatan instrumen

adalah:

1. Membuat kisi-kisi angket.

2. Membuat angket sikap entrepreneurship siswa berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

3. Melakukan uji coba angket di sekolah.

4. Melakukan analisis angket yang meliputi uji validitas dan uji realibilitas. 5. Pengambilan data melalui angket dikelas eksperimen dan kelas kontrol

dalam bentuk pretest dan posttest. I. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah data atau menganalisis data. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah analisis statistik yang dipergunakan kalau tujuan penelitiannya untuk penjagaan atau pendahuluan tidak menarik kesimpulan, hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang data yang ada. Secara garis besar teknik analisa data meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mengecek kelengkapan data angket yang berisi soal, lembar jawaban dan lembar isian dokumentasi

b. Menyebarkan angket kepada responden

c. Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden

d. Mengecek kelengkapan angket yang telah kembali dari responden. 2. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah

a. Memberi skor pada tiap item jawaban

b. Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel.

3. Penerapan atau sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam mengawali data ini adalah sebagai berikut:


(37)

52

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

a. Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memeriksa jawabannya serta kebenaran pengisiannya

b. Memberi kode/tanda sudah memeriksa lembar jawaban angket. c. Memberi skor pada lembar jawaban angket

d. Mengontrol data dengan uji statistik

e. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. 1. Persentase Ketercapaian Skor

Persentase ketercapaian skor digunakan untuk mengetahui persen ketercapaian hasil jawaban dari instrumen angket yang diberikan, diformulasikan dalam bentuk persamaan dibawah ini:

Persentase ketercapaian skor = (skor hasil / skor ideal) × 100% (Sidauruk, 2013: 35) 2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan uji Levene untuk menguji kesamaan ragam/variasi. Jika hasil pengujian diperoleh probabilitas p > 0.05 maka data tidak berbeda nyata.

3. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Normalisasi gain digunakan untuk mengetahui kriteria peningkatan gain.

Gain ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti

dibawah ini:

pretest Skor

Ideal Skor

pretest Skor

postest Skor

Gain N

 

(Syarifah, 2010: 34)

Tabel 3.6


(38)

53

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

(Syarifah, 2010: 34) 4. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris (Hasan, 2004: 31). pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini (Hasan, 2004: 34). Uji hipotesis penelitian didasarkan pada perbedaan peningkatan sikap entrepreneurship, yaitu data selisih nilai pretest dan

posttest yang sudah dinormalisasi dengan rumus N-Gain. Pada pengolahan data

ini, uji 2 sampel tidak berpasangan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0. Uji yang dilakukan adalah uji Kolmogorov-Smirnov, seperti yang dikatakan Hasan (2004: 138) yang mengatakan bahwa uji Kolmogorov-Smirnov digunakan pada analisis komparatif untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang independen. Ketentuannya jika nilai taraf signifikasi yang dihasilkan lebih kecil dari taraf nyata 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kedua data yang dibandingkan tersebut berbeda secara signifikan dan hipotesis kerja diterima.


(39)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan yang dapat diambil. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat perbedaan peningkatan sikap enterpreneurship siswa yang menggunakan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah. Hal ini juga dibuktikan dengan pengujian hipotesis menggunakan SPSS Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan nilai signifikasi 0,000, yang berarti H0 ditolak karena lebih kecil dari 0,05

dan Ha diterima. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dapat meningkatkan sikap entrepreneurship siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor di SMK Negeri

1 Majalengka, walaupun secara kriteria rata-rata N-Gain peningkatan tersebut masih dalam kategori rendah.

B. Saran

Hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait. Saran yang ditunjukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru, model ini akan lebih baik dalam pelaksanaannya apabila sarana

dan prasarana praktek di SMK dilengkapi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian mengenai model pembelajaran

Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) dapat dikembangkan untuk topik


(40)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53 70

DAFTAR PUSTAKA Alma, B. (2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Astamoen, M (2008). Enterpreneurship dalam Prespektif Kondisi Bangsa

Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Emzir. (2010). Metodologi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Erika. (2013).

http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/19/34/785269/jumlah-pengusaha-di-indonesia-hanya-1-25. (20 november 2013).

Frinces, H. (2011). Be An Enterpreneur. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hasan, Igbal.(2004). Analisis Data Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendro. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan. Paduan bagi mahasiswa untuk

mengenal, memahami, dan memasuki dunia bisnis. Jakarta:Erlangga.

Hidayat, D. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Teaching Factory 6

Langkah (Model TF-6M) Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Diklat Mata Pelajaran Produktif Sekolah Menengah Kejuruan.

Disertasi Doktor pada Program Studi Pengembangan Kurikulum Sps UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Kartib dan Yuyus, (2010). Kewirausahaan. Pendekatan karakteristik wirausahawan sukses. Jakarta : Kencana Predana media group

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Meredith, G. et al. (1992). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Minium, E.W. et all. (1993). “Statistical Reasoning In Psychology and

Education”. New York: Johny Wiley & Sons, Inc.

Nazir, M.(1999). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Riduwan. (2004). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti

pemula. Bandung:Alfabeta.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Setiadji. (2010). Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Ramadan


(41)

71

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Sidauruk. H. (2013). Pengaruh Optimalisasi Bimbingan Terhadap Keberhasilan

Mata Kuliah Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi

jurusan teknik sipil FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Suharsimi, A. (1997). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryana, Y dan Bayu, K. (2010). Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik

Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sutomo, D. (2007). Menjadi Enterpreneur Jempolan. Jakarta: Republika.

Syarifah, Nelly. (2010). Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan

Model Pembelajaran Teaching Factory Dengan Model Konvensional Dalam Mata Pelajaran Produktif Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan Kelas XI SMK Negeri 6 Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Winarno. (2011). Pengembangan Sikap Enterpreneurship dan Intrapreneurship. Jakarta: PT Indesk.


(1)

51

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

pretest dan posttest. Langkah langkah yang ditempuh dalam pembuatan instrumen

adalah:

1. Membuat kisi-kisi angket.

2. Membuat angket sikap entrepreneurship siswa berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

3. Melakukan uji coba angket di sekolah.

4. Melakukan analisis angket yang meliputi uji validitas dan uji realibilitas. 5. Pengambilan data melalui angket dikelas eksperimen dan kelas kontrol

dalam bentuk pretest dan posttest.

I. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah data atau menganalisis data. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah analisis statistik yang dipergunakan kalau tujuan penelitiannya untuk penjagaan atau pendahuluan tidak menarik kesimpulan, hanya memberikan gambaran atau deskripsi tentang data yang ada. Secara garis besar teknik analisa data meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mengecek kelengkapan data angket yang berisi soal, lembar jawaban dan lembar isian dokumentasi

b. Menyebarkan angket kepada responden

c. Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden

d. Mengecek kelengkapan angket yang telah kembali dari responden. 2. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah

a. Memberi skor pada tiap item jawaban

b. Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel.

3. Penerapan atau sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam mengawali data ini adalah sebagai berikut:


(2)

52

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

a. Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memeriksa jawabannya serta kebenaran pengisiannya

b. Memberi kode/tanda sudah memeriksa lembar jawaban angket. c. Memberi skor pada lembar jawaban angket

d. Mengontrol data dengan uji statistik

e. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

1. Persentase Ketercapaian Skor

Persentase ketercapaian skor digunakan untuk mengetahui persen ketercapaian hasil jawaban dari instrumen angket yang diberikan, diformulasikan dalam bentuk persamaan dibawah ini:

Persentase ketercapaian skor = (skor hasil / skor ideal) × 100% (Sidauruk, 2013: 35)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan uji Levene untuk menguji kesamaan ragam/variasi. Jika hasil pengujian diperoleh probabilitas p > 0.05 maka data tidak berbeda nyata.

3. Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Normalisasi gain digunakan untuk mengetahui kriteria peningkatan gain.

Gain ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti

dibawah ini:

pretest Skor

Ideal Skor

pretest Skor

postest Skor

Gain N

 

(Syarifah, 2010: 34)

Tabel 3.6


(3)

53

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

0,70 < N-Gain Tinggi

0,30 < N-Gain< 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

(Syarifah, 2010: 34)

4. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris (Hasan, 2004: 31). pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini (Hasan, 2004: 34). Uji hipotesis penelitian didasarkan pada perbedaan peningkatan sikap entrepreneurship, yaitu data selisih nilai pretest dan

posttest yang sudah dinormalisasi dengan rumus N-Gain. Pada pengolahan data

ini, uji 2 sampel tidak berpasangan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0. Uji yang dilakukan adalah uji Kolmogorov-Smirnov, seperti yang dikatakan Hasan (2004: 138) yang mengatakan bahwa uji Kolmogorov-Smirnov digunakan pada analisis komparatif untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang independen. Ketentuannya jika nilai taraf signifikasi yang dihasilkan lebih kecil dari taraf nyata 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kedua data yang dibandingkan tersebut berbeda secara signifikan dan hipotesis kerja diterima.


(4)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan yang dapat diambil. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat perbedaan peningkatan sikap enterpreneurship siswa yang menggunakan model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) dengan model pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah. Hal ini juga dibuktikan dengan pengujian hipotesis menggunakan SPSS Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan nilai signifikasi 0,000, yang berarti H0 ditolak karena lebih kecil dari 0,05

dan Ha diterima. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah (Model TF-6M) dapat meningkatkan sikap entrepreneurship siswa kompetensi keahlian teknik sepeda motor di SMK Negeri

1 Majalengka, walaupun secara kriteria rata-rata N-Gain peningkatan tersebut masih dalam kategori rendah.

B. Saran

Hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya dapat dipertimbangkan bagi pihak-pihak yang terkait. Saran yang ditunjukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru, model ini akan lebih baik dalam pelaksanaannya apabila sarana

dan prasarana praktek di SMK dilengkapi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian mengenai model pembelajaran

Teaching Factory 6 Langkah (TF-6M) dapat dikembangkan untuk topik


(5)

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

70

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Astamoen, M (2008). Enterpreneurship dalam Prespektif Kondisi Bangsa

Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Emzir. (2010). Metodologi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Erika. (2013).

http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/19/34/785269/jumlah-pengusaha-di-indonesia-hanya-1-25. (20 november 2013).

Frinces, H. (2011). Be An Enterpreneur. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hasan, Igbal.(2004). Analisis Data Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendro. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan. Paduan bagi mahasiswa untuk

mengenal, memahami, dan memasuki dunia bisnis. Jakarta:Erlangga.

Hidayat, D. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Teaching Factory 6

Langkah (Model TF-6M) Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Diklat Mata Pelajaran Produktif Sekolah Menengah Kejuruan.

Disertasi Doktor pada Program Studi Pengembangan Kurikulum Sps UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Kartib dan Yuyus, (2010). Kewirausahaan. Pendekatan karakteristik wirausahawan sukses. Jakarta : Kencana Predana media group

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Meredith, G. et al. (1992). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Minium, E.W. et all. (1993). “Statistical Reasoning In Psychology and Education”. New York: Johny Wiley & Sons, Inc.

Nazir, M.(1999). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Riduwan. (2004). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti

pemula. Bandung:Alfabeta.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Setiadji. (2010). Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Ramadan


(6)

71

Dani Setyawan, 2014

Meningkatkan sikap entrepreneurship siswa melalui penerapan model pembelajaran teaching factory 6 langkah (model tf-6m)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 53

Sidauruk. H. (2013). Pengaruh Optimalisasi Bimbingan Terhadap Keberhasilan

Mata Kuliah Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Skripsi

jurusan teknik sipil FPTK UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Suharsimi, A. (1997). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryana, Y dan Bayu, K. (2010). Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik

Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sutomo, D. (2007). Menjadi Enterpreneur Jempolan. Jakarta: Republika.

Syarifah, Nelly. (2010). Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan

Model Pembelajaran Teaching Factory Dengan Model Konvensional Dalam Mata Pelajaran Produktif Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan Kelas XI SMK Negeri 6 Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin FPTK UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Winarno. (2011). Pengembangan Sikap Enterpreneurship dan Intrapreneurship. Jakarta: PT Indesk.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

0 3 6

PERKEMBANGAN SOFT SKILLS SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR MELALUI APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (TF-6M) PADA KOMPETENSI DASAR SERVIS RINGAN.

1 3 31

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (TF-6M) DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT WIRAUSAHA (Penelitian pada siswa kelas XII angkatan 2011/2012 Kompetensi Keahlian Patiseri SMK Negeri 9 Bandung).

6 12 57

PENGARUH PERSEPSI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA PADA PROGRAM KEAHLIAN SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA.

0 3 47

PENINGKATAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (TF-6M) PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR.

0 5 57

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6-LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PRODUKTIF MEMELIHARA UNGGAS PETELUR.

1 11 33

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PRADAKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

2 13 95

PERKEMBANGAN SOFT SKILLS SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR MELALUI APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (TF-6M) PADA KOMPETENSI DASAR SERVIS RINGAN - repository UPI S TM 0808394 Title

0 0 4

TAP.COM - JURNAL PENERAPAN MODEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...

0 5 6