Pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta "studi kasus pada mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta".

(1)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN

JASA SALON DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh 3 (tiga) variabel bebas yaitu gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 (seratus) orang yaitu mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan uji T. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh, sedangkan kelompok acuan dan uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIFE STYLE, REFERENCE GROUP, AND ALLOWANCE

TOWARDS THE STUDENTS’ CONSUMPTION PATTERNS OF SALON SERVICE

IN YOGYAKARTA

A Case Study at Female Students of Sanata Dharma University Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to investigate the influence of life style, reference group, and allowance

towards the students’ consumption patterns of salon service in Yogyakarta. The research

describes the influence of three independent variables namely life style, reference group, and

allowance toward the students’ consumption patterns of salon service. The research is

quantitative survey research. The research has one hundred samples of under graduate female students who are studying in Sanata Dharma University Yogyakarta, from various faculties. The sampling technique is Purposive Sampling in which the sample is determined based on specific consideration. The testing techniques in this research are validity and reliability testing, while the techniques of analyzing data used are classic assumption and T. testing. The result of this research showed that life style had no influence, while the reference group and allowance had influence towards the consumption patterns of salon service among female students of Sanata Dharma University Yogyakarta.


(3)

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI

DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Putu Hendry Ryan Hartanto NIM : 122214007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI

DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI KOTA YOGYAKARTA Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Putu Hendry Ryan Hartanto NIM : 122214007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

ii 2016


(6)

(7)

iv

Motto dan Persembahan

Berpikir

dahulu,

renungkanlah

dahulu baik-baik sebelum melaksanakan

satu kegiatan/pekerjaan. –Bhikkhu Uttamo Mahathera-

Someone who don’t know pain will not know how true peace is like.

-Nagato-

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orang tuaku, terimakasih untuk segala doa, dukungan,

dan pengorbanan yang sudah diberikan padaku

Adiku Made Darma Cahyadi Hartanto, yang selalu


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN

JASA SALON DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 08 Agustus2016 adalah karya hasil saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan, pendapat atau pemikikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam refrensi) pada penulisan aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

Putu Hendry Ryan Hartanto NIM: 122214007


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Putu Hendry Ryan Hartanto

Nomor Induk Mahasiswa : 122214007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN JASA SALON DI YOGYAKARTA: Studi Kasus pada Mahasiswi Universitaas Sanata Dharma Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Agustus 2016 Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Sothi Hottu Namo Buddhaya, puji syukur penulis panjatkan pada Sang Triratna, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup, Kelompok Acuan, dan Uang Saku terhadap Pola Konsumsi Mahasiswi Dalam Menggunakan Jasa Salon di Yogyakarta: Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata DharmaYogyakarta.

Dalam peneitian ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.BA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan


(11)

viii

bimbingan, perhatian, masukan, kritik, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, dukungan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada orang tua saya Nyoman Kariyasa Thirayaso dan Tjhen Sioping, Kadek Suarnawa dan Kadek Agustini yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang, semangat, nasihat untuk selalu sabar dan tidak pantang menyerah dalam berjuang menuju kesuksesan.

7. Kepada adik-adiku tersayang Made Darma Cahyadi Hartanto, Komang Mita Cahyani, Putu Ryan Cahyana, dan Rizky yang selalu mendukung dan mendorong penulis untuk selalu tersenyum dalam keadaan sesulit apapun. 8. Untuk teman baik saya Veronika yang sudah memberikan banyak bantuan,

nasihat, dan dukungan kepada penulis dari disusunnya skripsi ini hingga skripsi ini selesai.

9. Untuk sahabat-sahabat yang saya sayangi, Nyoman Martana, Arwanda, Feri Lee, Voulney, Maya, Agustina, Nunuk, Yohana, Elisabet Ayu, Remalya, Shinta, Metta O, dan Nofitarina yang selalu memberikan dukungan dalam hal


(12)

ix

semangat, doa, canda tawa, ejekan, bantuan, selama penulis berkuliah dan mengerjakan skripsi.

10.Teman-teman angkatan 2012, yang sudah memberikan banyak warna dalam hidup penulis selama menempuh perkuliahan di Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma, semoga kalian sukses dan berbahagia.

11.Teman-teman organisasi Vidyasena Vihara Vidyaloka Yogyakarta dari periode kepengurusan 2012-2016, yang sudah banyak memberikan pengalaman, ilmu, dan kedewasaan selama penulis berkuliah di Yogyakarta.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dann saran yang membangun bagi penulis agar dapat belajar lebih lagi untuk ke depannya dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuaan dan semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016


(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

HALAMANPERSETUJUANPEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMANPERNYATAANKEASLIANKARYATULIS ... v

HALAMANPERNYATAANPUBLIKASI ... vi

HALAMANKATAPENGANTAR ... vii

HALAMANDAFTARISI………. ... x

HALAMANDAFTARTABEL ... xiii

HALAMANDAFTARGAMBAR ... xiv

HALAMANDAFTARLAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Konsumsi ... 7

1. Pengertian Konsumsi ... 7

2. Pengertian Pola Konsumsi ... 8

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Konsumsi ... 8

B.Gaya Hidup ... 13

1. Pengertian Gaya Hidup ... 13

2. Ukuran Operasional gaya Hidup ... 14

3. Pertanyaan AIO ... 15

C. Kelompok Acuan ... 16


(14)

xi

2. Jenis-jenis Kelompok Acuan ... 17

3. Tiga Macam Pengaruh Kelompok Acuan ... 18

4. Beberapa Kelompok Acuan Yang Terkait Dengan Konsumen ... 20

D. Uang Saku ... 24

1. Pengertian Uang Saku ... 24

2. Hubungan Antara Konsumsi dengan Uang Saku ... 25

3. Pengaruh Uang Saku Terhadap Pengeluaran Konsumsi ... 25

E. Refrensi Terdahulu... 26

F. Kerangka Konseptual ... 27

G.Rumusan Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

1. Subjek Penelitian ... 29

2. Objek Penelitian ... 29

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

1.Lokasi Penelitian ... 29

2. Waktu Penelitian ... 30

D. Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Independen ... 30

2. Variabel Dependen ... 31

3. Skala Pengukuran ... 32

E. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 33

F. Teknik Sampling ... 33

G. Sumber Data ... 34

H. Teknik Pengumpulan Data ... 34

I. Teknik Pengujian Penelitian ... 34

1. Pengujian Validitas... 34


(15)

xii

J. Teknik Analisis Data... 36

1. Uji Asumsi Klasik ... 36

2. Analisis Regresi Berganda ... 38

3. Uji t atau Uji Parsial ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 41

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN... 44

A. Deskripsi Data dan Analisis ... 44

1. Deskripsi Data Responden ... 44

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 47

B. Hasil Uji Statistik ... 51

1. Hasil Uji Validitas ... 51

2. Hail uji Reliabilitas ... 53

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55

4. Hasil Analisis Data ... 60

C. Pembahsan ... 62

BAB VI PENUTUP ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 67

C. Keterbatasan Penelitian ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN ...


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Variabel Independen dan Indikator ... 31

III.2 Variabel Dependen dan Indikator ... 31

III.3 Skala Likert ... 32

IV.1 Daftar Program Studi Kampus I Mrican USD ... 42

IV.2 Daftar Program Studi Kampus III Paingan USD ... 42

IV.3 Daftar Program Studi Responden Penelitian ... 43

V.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia... 44

V.2 Identitas Responden Berdasarkan Program Studi ... 45

V.3 Identitas Responden Berdasarkan Tahun Masuk ... 46

V.4 Identitas Responden Berdasarkan Uang Saku ... 47

V.5 Skala Data Gaya Hidup... 48

V.6 Skala Data Kelompok Acuan ... 49

V.7 Skala Data Uang Saku ... 49

V.8 Skala Data Pola Konsumsi ... 50

V.9 Nilai Validitas Gaya Hidup ... 51

V.10 Nilai Validitas Kelompok Acuan ... 52

V.11 Nilai Validitas Uang Saku ... 52

V.12 Nilai Validitas Pola Konsumsi... 53

V.13 Uji Reliabilitas Gaya Hidup ... 53

V.14 Uji Reliabilitas Kelompok Acuan ... 54

V.15 Uji Reliabilitas Uang Saku ... 54

V.16 Uji Reliabilitas Pola Konsumsi ... 55

V.17 Uji Normalitas ... 57

V.18 Uji Multikolienaritas ... 58


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman II.1 Kerangka Konsetual Penelitian ... 27 V.1 Normalitas-Scatter Plots ... 56 V.2 Scatter Plots Heteroskedastisitas ... 59


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lam Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 71

Lampiran II Skor Jawaban Gaya Hidup ... 74

Lampiran III Skor Jawaban Kelompok Acuan ... 78

Lampiran IV Skor Jawaban Uang Saku ... 82

Lampiran V Skor Jawaban Pola Konsumsi ... 86


(19)

xvi ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, KELOMPOK ACUAN, DAN UANG SAKU TERHADAP POLA KONSUMSI MAHASISWI DALAM MENGGUNAKAN

JASA SALON DI YOGYAKARTA

Studi Kasus pada Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan hubungan dan pengaruh 3 (tiga) variabel bebas yaitu gaya hidup, kelompok acuan dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 (seratus) orang yaitu mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengujian dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan uji T. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup tidak berpengaruh, sedangkan kelompok acuan dan uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.


(20)

xvii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIFE STYLE, REFERENCE GROUP, AND ALLOWANCE

TOWARDS THE STUDENTS’ CONSUMPTION PATTERNS OF SALON SERVICE

IN YOGYAKARTA

A Case Study at Female Students of Sanata Dharma University Yogyakarta

Putu Hendry Ryan Hartanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to investigate the influence of life style, reference group, and allowance towards the students’ consumption patterns of salon service in Yogyakarta. The research describes the influence of three independent variables namely life style, reference group, and

allowance toward the students’ consumption patterns of salon service. The research is quantitative survey research. The research has one hundred samples of under graduate female students who are studying in Sanata Dharma University Yogyakarta, from various faculties. The sampling technique is Purposive Sampling in which the sample is determined based on specific consideration. The testing techniques in this research are validity and reliability testing, while the techniques of analyzing data used are classic assumption and T. testing. The result of this research showed that life style had no influence, while the reference group and allowance had influence towards the consumption patterns of salon service among female students of Sanata Dharma University Yogyakarta.


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dewasa ini sektor jasa telah mengalami peningkatan yang dramatis dibanding dekade sebelumnya. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor jasa terhadap perekonomian dunia yang kini telah mendominasi sekitar dua pertiganya. Di Eropa misalnya, kini sudah menyumbang 60 % PDB, sedangkan di Indonesia telah hampir mencapai 30%-nya. Kontribusi ini dapat dilihat dari segi pendapatan atau kemampuannya dalam menyerap sebagian besar tenaga kerja (Lupiyoadi, 2013).

Pergerakan yang terjadi di sektor jasa sangat bisa dilihat dari perkembangan usaha jasa yang terdapat di sekitar masyarakat. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kebutuhan akan mengonsumsi produk-produk jasa yang timbul dari kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan tentunya semakin meningkat.

Konsumsi itu sendiri merupakan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia. Istilah konsumsi, di dalam ekonomi akan secara umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manuasia (Rosyidi, 2014).

Setiap orang tentunya pasti melakukan kegiatan konsumsi, salah satunya adalah mahasiswi. Konsumsi yang dilakukan oleh manusia biasanya dipengaruhi oleh banyak hal misalnya seperti gaya hidup yang mereka miliki, kelompok acuan


(22)

mereka, atau pendapatan yang dimiliki. Gaya hidup merupakan pola di mana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup merupakan fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen (Engel dkk, 1994).

Sekarang ini bisa dilihat gaya hidup yang dimiliki oleh orang-orang semakin mewah karena adanya kebiasaan yang menganggap bahwa orang menjadi bahagia dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Hal ini juga bisa dilihat pada lingkungan remaja seperti mahasiswi, salah satu bentuk kebahagiaan yang dilakukan oleh mahasiswi adalah kebiasaan untuk pergi ke salon.Salon merupakan usaha yang bergerak di bidang jasa dengan berbagai tawaran perawatan seperti wajah, rambut dan tubuh baik untuk laki-laki maupun perempuan yang umumnya dilakukan untuk kepentingan sosial dan pribadi mereka.

Umumnya, mendengar kata salon seseorang akan mengidentikkan kata tersebut dengan kaum wanita, karena mereka pergi ke salon ketika mereka membutuhkan perawatan dan ingin dimanjakan melalui jasa yang ditawarkan pada salon tersebut.Bahkan melihat gaya hidup sekarang, remaja wanita saat ini seperti mahasiswi sangat senang pergi ke salon. Hal ini tentunya terdapat berbagai faktor yang menyebakan mereka senang untuk pergi ke salon. Salah satunya karena gaya hidup yang dimiliki oleh mahasiswi sekarang yang semakin Hedonis. Selain itu, tentunya ada faktor lain yang menyebabkan mereka senang pergi ke salon, seperti


(23)

kelompok acuan yakni sahabat-sahabat yang dimiliki oleh mahasiswi dan uang saku yang diperolehnya dari orang tua merka.

Kelompok acuan merupakan orang atau kelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang (Sumarwan, 2011). Biasanya, kelompok acuan yang paling dekat dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam mengonsumsi suatu produk seperti kelompok persahabatan.

Mahasiswi tentunya melakukan proses sosial di kampusnya atau kesehariannya seperti bergaul satu dengan lainnya. Mereka tentunya membutuhkan yang namanya teman atau sahabat apalagi bagi mereka yang merupakan mahasiswi indekos, tentunya mereka jauh dari orang tua dan teman atau sahabatlah yang paling dekat dengan mereka. Memiliki teman atau sahabat sudah merupakan naluri bagi mereka apalagi tidak hanya karena mereka seorang remaja, namun juga karena mereka adalah mahluk sosial. Pendapat dan kesukaan yang dimiliki oleh seorang teman atau sahabat umumnya sering kali mempengaruhi keputusan dalam melakukan pembelian atau melakukan kegiatan konsumsi.

Uang saku pemberian orang tua merupakan pendapatan yang diperoleh oleh mahasiswi juga dapat mempengaruhi bagaimana pola konsumsi mereka. Biasanya mahasiswi akan memanfaatkan uang saku mereka untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka sehari-hari. Umumnya semakin tinggi uang saku yang diperoleh para mahasiswi, maka semakin tinggi kegiatan konsumsi mereka.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh gaya hidup, kelompok


(24)

acuan dan uang saku terhada pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan

jasa salon di kota Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?

2. Apakah kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?

3. Apakah uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta?

C. Pembatasan Masalah

Batasan permasalah yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Pengguna jasa salon yang dimaksud penulis dalam tulisan ini adalah mahasiswi yang sering (minimal 2 bulan sekali) pergi ke salon dan sedang studi S1 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Pola konsumsi Mahasiswi dalam penelitian ini dibatasi pada frekuensi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon, jenis jasa salon yang dipilih, dan besaran Rupiah yang dikeluarkan oleh mahasiswi dalam menggunakan jasa salon.


(25)

3. Kelompok acuan yang menjadi sorotan dalam penelitian disini adalah kelompok persahabatan. Kelompok persahabatan disini adalah teman-teman sebaya, baik teman satu kampus atau teman-teman dari luar kampus.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dirumuskan penulis, maka tujuan dari penelitan ini adalah sebagai beikut:

1. Untuk mengetahui gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetauan khususnya mengenai pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.


(26)

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu manajemen pemasaran, khusunya yang berkaitan dengan pengaruh gaya hidup, kelompok acuan, dan uang saku terhadap pola konsumsi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.


(27)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Konsumsi

Konsumsi merupakan tahap keempat dari proses keputusan konsumen. Setelah konsumen membeli atau memperoleh paroduk dan jasa, biasanya akan diikuti oleh proses konsumsi atau penggunaan produk. Istilah konsumsi memiliki arti yang luas dan arti ini terkait dengan jenis atau kategori produk dan jasa yang dibeli atau dipakai.

Konsumen mengkonsumsi suatu produk dengan beragam tujuan. Karena itu, produsen sering kali membuat suatu produk yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan konsumen. Tujuan konsumen sering menggambarkan situasi pemakaian oleh konsumen. Misalnya, konsumen menggunakan terigu untuk berbagai tujuan: membuat roti, gorengan, kue basah, kue kering, dan lain-lain (Sumarwan, 2011). 1. Pengertian Konsumsi.

Dalam ilmu ekonomi, konsusmi diartikan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi. Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari produksi. Apabila dipergunakan tanpa kualifikasi apa pun, istilah “konsumsi” di dalam ekonomi akan secara umum diartikan sebagai penggunaan barang-barang dan jasa-jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan manuasia. Namun, beberapa macam barang seperti mesin-mesin maupun bahan mentah, dipergunakan untuk menghasilkan barang lain. Konsumsi jenis ini disebut konsumsi produktif, sedangkan konsumsi yang


(28)

langsung dapat memuaskan kebutuhan disebut sebagai konsumsi akhir (Rosyidi, 2014).

Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama, barang tahan lama dan juga jasa meliputi pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan. (Mankiw, 2000 dikutip dalam Karoma).

2. Pengertian Pola Konsumsi

Menurut Ensiclopedia Economics (di dalam Rahayu, 2013) pola konsumsi adalah proporsi pengeluaran suatu rumah tangga untuk membeli berbagai jenis barang dan jasa untuk tingkat pendapatan dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Rahardja, 1986 (di dalam Rahayu, 2013) pola konsumsi didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang dapat dipenuhi oleh penghasilannya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi barang dan jasa (Kotler, 1996):

a. Faktor Budaya

Faktor budaya terdiri dari kebudayaan, sub kebudayaan, dan kelas sosial. 1)Kebudayaan

Kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang. Anak memperoleh serangkaian tata nilai, persepsi, preferensi dan prilaku melalui keluarganya dari lembaga-lembaga kunci lain.


(29)

2)Sub kebudayaan

Sub kebudayaan terdiri dari sub-sub kebudayaan yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras dan daerah geografis.

3)Kelas sosial

Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan perilaku yang mirip.

b. Faktor Sosial

Faktor sosial terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status. 1) Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang. Semua ini adalah kelompok dimana orang tersebut berada atau berinteraksi. Sebagian merupakan kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang mana orang tersebut secara terus menerus berinteraksi dengan mereka.

2) Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh suatu orientasi terhadap agama, politik,


(30)

dan ekonomi serta suatu rasa ambisi pribadi, penghargaan pribadi, dan cinta. Bahkan jika si pembeli sudah tidak berinteraksi lagi dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku si pembeli bisa saja tetap signifikan.

3) Peran dan status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya baik keluarga, klub, atau organisasi. Posisi orang dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam istilah peran dan status.

c. Faktor Pribadi

Faktor pribadi terdiri dari usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli. 1) Usia dan tahap siklus hidup

Orang-orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Mereka memakan makanan bayi pada tahun-tahun awal, memakan segala jenis makanan pada tahun-tahun pertumbuhan dan dewasa, dan memakan makanan diet khusus pada tahun-tahun berikutnya. Selera orang-orang dalam pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang pekerja berkerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak makanan, dan berekreasi boling. Presiden sebuah perusahaan akan


(31)

membeli pakaian mahal, perjalanan udara, keanggotaan country club, dan kapal layar.

3) Keadaan ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi meliputi pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan kekayaan, hutang, kekuatan untuk meminjam, dan pendirian terhadap belanja dan menabung.

4) Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub kultur, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang.

5) Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian merupakan karakteritik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan pendirian.


(32)

1)Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan setiap waktu tertentu. Suatu kebutuhan menjadi suatu motif bila telah mencapai tingkat intensitas yang cukup. Suatu motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak.

2)Persepsi

Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaiman seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh peresepsi dia mengenai situasi tertentu. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi juga pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut.

3)Pengetahuan

Ketika orang-orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Ahli teori pengetahuan mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan, dan penguatan.

4)Kepercayaan dan sikap pendirian

Melalui bertindak dan belajar, orang-orang memperoleh kepercayaan dan pendirian. Hal ini kemudian mempengaruhi prilaku pembelian mereka. Suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai suatu hal. Suatu pendirian menjelaskan evaluasi


(33)

kognitif yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan yang mapan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide.

B. Gaya Hidup

Gaya hidup berada di luar kepribadian. Gaya hidup merupakan konsep yang lebih kontemporer, lebih komprehensif, dan lebih berguna daripada kepribadian. Karena alasan ini, perhatian yang besar harus dicurahkan pada upaya memahami konsepsi atau kata yang disebut gaya hidup, bagaimana gaya hidup diukur dan bagaimana gaya hidup digunakan (Engel dkk, 1994).

1. Pengertian gaya hidup.

Menurut Kotler (2005), Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Mowen dan Minor (2002), Gaya hidup didefinisikan secara sederhana sebagai bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan untuk menguraikan tiga tingkat agregasi orang yang berbeda: individu, sekelompok kecil orang yang berinteraksi, dan kelompok orang yang lebih besar. Gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.


(34)

2. Ukuran operasional gaya hidup

Psikografi adalah teknik utama yang digunakan peneliti konsumen sebagai ukuran operasional gaya hidup. Psikografis memberikan pengukuran kuantitaif dengan sampel besar berlawanan dengan teknik penelitian kuantitatif seperti wawancara kelompok fokus atau wawancara mendalam.

Psikografi bergerak di luar pandangan konsumen yang diekspresikan di dalam pengukuran demografi, perilaku, dan sosioekonomi. Menurut Demby (Didalam Engel dkk, 1994), seorang peneliti yang secara umum dipercaya sebagai pencipta istilah tersebut, memberikan definisi yang diperluas:

Pemakaian faktor psikologis, sosiologis, dan antropologis, seperti manfaat yang diinginkan (dari pelaku yang sedang dipelajari), konsep diri, dan gaya hidup (atau gaya yang dijalani) untuk menentukan bagaimana pasar di pangsa menurut kecendrungan kelompok di dalam bersangkutan dan alasan mereka untuk mengambil keputusan tertentu mengenai produk, orang, ideologi, atau kalau tidak menganut suatu sikap atau menggunakan medium.

AIO, merupakan istilah yang bisa digunakan untuk menukarkan istilah psikografi, yang mengacu pada pengukuran kegiatan, minat, dan opini. Beberapa peneliti mengartikan A sebagai Attitudes yakni sikap, tetapi istilah activities merupakan pengukuran gaya hidup yang lebih baik daripada attidutes, karena kegiatan mengukur apa yang orang lakukan. Menurut Reynold


(35)

dan Darden (Di dalam Engel dkk, 1994) komponen AIO didefinisikan sebagai berikut:

Activities (kegiatan) merupakan tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di toko, atau menceritakan kepada tetangga mengenai pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

Interest (minat) akan semacam objek, peristiwa atau topik adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya.

Opinion (opini) merupakan “jawaban” lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus dimana semacam “pertanyaan” diajukan.

Opini digunakan untuk mendiskripsikan penafsiran, harapan, dan evaluasi seperti kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi mengenai sehubungan dengan peristiwa masa datang, dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

3. Pertanyaan AIO

Menurut Mowen dan Minor (2001), untuk mengetahui gaya hidup konsumen, para peneliti psikografis menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disebut pertanyaan AIO yang berusaha mengungkapkan aktivitas, minat, dan opini konsumen. Pertanyaan aktivitas meminta keada konsumen untuk


(36)

mengindikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli, dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Pertanyaan minat, memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Sementara pertanyaan opini, menyelidiki pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi, dan sosial.

C. Kelompok acuan

Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapa tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut.

Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota-anggota kelompok sering kali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok (Sumarwan,2011).

1. Pengertian kelompok

Menurut Sumarwan (2011), kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif, kognitif, dan prilaku.

Menurut Mowen dan Minor (2001), Kelompok acuan adalah istilah luas yang meliputi sejumlah jenis kelompok yang lebih spesifik. Faktor umum


(37)

diantara semua jenis kelompok acuan adalah bahwa mereka digunakan oleh para anggota sebagai titik acuan untuk mengevaluasi kebenaran tindakan merek, kepercayaan, dan sikap.

2. Jenis-jenis kelompok acuan

a. Kelompok formal dan informal

Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal. Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi.

Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat (Sumarwan, 2011).

b. Kelompok primer dan skunder

Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbatas, interaksi antar anggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan dalam nilai dan sikap serta perilaku.

Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar dari kelompok primer, antar anggota kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka langsung, antar anggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya (Sumarwan, 2011).


(38)

c. Kelompok aspirasi dan disosiasi

Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun prilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Anggota dari kelompok aspirasi berusaha membuat asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan cara bersikap dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut. Anak-anak muda senang meniru cara berpakaian para selebriti dari Amerika, mereka bahkan berusaha meniru perilakunya. Anak-anak muda ini disebut sebagai kelompok aspirasi, sedangkan selebriti Amerika sebagai kelompok acuannya.

Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan. Contohnya, para anggota Partai Keadilan selalu menunjukan ketertiban dalam berdemonstrasi, yang sangat berbeda dengan perilaku demo dari kelompok lainnya (Sumarwan, 2011).

3. Tiga macam pengaruh kelompok acuan a. Pengaruh normatif

Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok acuan jika ada (1) tekanan kuat untuk mematuhi norma-norma yang ada, (2) penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan (3) produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari normal sosial.


(39)

Seorang konsumen cenderung akan mengikuti apa yang dikatakan atau disarankan oleh kelompok acuan jika ada tekanan kuat untuk mengikuti norma-norma yang ada. Pengaruh semakin kuat jika ada sanksi sosial bagi konsumen yang tidak mengikuti saran dari kelompok acuan. Seorang bawahan ada kewajiban atau norma untuk meminta ijin kepada atasannya, jika ia ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya (Sumarwan, 2011).

b. Pengaruh ekspresi nilai

Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai. Seorang kosumen akan membeli kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya sebagai orang yang sukses atau kendaraan tersebut dapat meningkatkan citra dirinya. Konsumen tersebut merasa bahwa orang-orang yang memiliki kendaraan mewah akan dihargai dan dikagumi oleh orang lain. Konsumen memiliki pandangan bahwa orang lain menilai kesuksesan seseorang dicirikan oleh pemilikan kendaraan mewah, karena itu ia berusaha memiliki kendaraan tersebut agar bisa dipandang sebagai seseorang yang telah sukses (Sumarwan, 2011).

c. Pengaruh informasi

Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seorang konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.


(40)

Seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para pasiennya. Apapun obat yang disarankan oleh dokter, biasanya diikuti oleh pasiennya. Pasien menganggap bahwa dokter memiliki pengetahuan dan informasi yang dipercaya, selain itu secara sosial dan peraturan, dokter adalah profeesi yang memiliki otoritas dalam membuat resep obat.

4. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen (Sumarwan, 2011). a. Kelompok persahabatan

Konsumen membutuhkan sahabat dan teman sesamanya. Memiliki teman atau sahabat merupakan naluri dari konsumen sebagai mahluk sosial. Teman dan sahabat bagi seorang konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen: kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa enggan untuk membicarakannya dengan orang tua atau saudara kandung. Konsumen yang memiliki teman adalah tanda bahwa ia telah membina hubungan sosial dengan dunia luar.

Pendapat dan kesukaan teman sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam membeli dan memilih produk dan merek. Kelompok persahabatan adalah kelompok informal dan mungkin bisa berbentuk kelompok primer maupun sekunder. Para pemasar telah memahami bagaimana pentingnya pengaruh kelompok persahabatan terhadap konsumen.


(41)

b. Kelompok belanja

Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama. Ketika konsumen datang ke toko, mungkin sendiri, tetapi berjumpa orang lain di toko yang sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru dikenalnya mengenai produk atau jasa yang akan dibelinya. Jika beruntung, konsumen tersebut mungkin banyak memberikan informasi yang diketahuinya mengenai produk dan merek. Informasi tersebut akan mengurangi rasa khawatir akan risiko salah dalam membeli produk.

Seorang konsumen sering membawa teman atau saudara ketika berbelanja. Tujuan membawa teman bisa bermacam-macam. Pertama adalah tujuan sosial, yaitu untuk menikmati kebersamaan dengan saudara atau teman. Yang kedua adalah untuk mengurangi risiko salah dalam membeli produk. Konsumen akan membawa teman atau saudara yang telah mengetahui produk tersebut.

Konsumen yang akan membeli komputer, akan membawa teman atau saudara yang memahami seluk beluk komputer. Teman dan saudara itulah yang akan memberikan saran dan pengaruh dalam pembelian produk.


(42)

c. Kelompok kerja

Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan waktunya 35 sampai 40 jam di tempat kerja. Dia akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya, baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa, dan pemilihan merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal, jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh perusahaan. Kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok tersebut terdiri dari orang-orang yang bekerja di perusahaan yang sama.

Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat makan siang, kegiatan sosial atau pulang bersama. Kedua kelompok kerja tersebut akan mempengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan dibelinya.

d. Kelompok atau masyarakat maya

Berbagai kelompok yang telah dibahas sebelumnya menggambarkan kelompok yang dibatasi oleh geografik dan waktu, yaitu kelompok yang bertemu dan berkomunikasi lisan pada ruang dan waktu yang telah ditentukan. Perkembangan teknologi komputer dan internet telah melahirkan suatu kelompok atau masyarakat baru yang disebut kelompok


(43)

atau masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh batas kota, provinsi atau negara, bahkan tidak dibatasi oleh waktu.

Melalui internet dan e-mail, seorang konsumen yang masih belajar di sekolah dasar sekarang bisa mencari teman dari kota lain bahkan dari negara lain, ia bisa berhubungan dengan teman sebayanya dari berbagai belahan dunia tersebut, kapan saja ia inginkan. Seorang konsumen dapat membuka internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang luas untuk mencari masyarakat internet yang sesuai dengan kebutuhannya, kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut.

e. Kelompok pegiat konsumen

Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan jasa, akan melakukan beberapa tindakan: (1) diam dan kesal, dan menyampaikan kekecewaannya kepada teman, (2) berkirim surat ke tempat pembelian atau mendatangi toko untuk mengeluh dan minta ganti rugi, dan (3) berkirim surat dan mengeluh kepada surat kabar atau majalah, atau mengadu ke lembaga perlindungan konsumen. Apa pun yang dilakukan konsumen ketika kecewa terhadap produk adalah gambaran tindakan protes dari konsumen.

Konsumen memerlukan kelompok yang bisa membantunya ketika dirugikan oleh produsen. Perlindungan konsumen semakin dipentingkan dan diperhatikan ketika telah diundangkan Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999.


(44)

Untuk melindungi kepentingan konsumen, pemerintah mengakui adanya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang diharapkan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah lembaga swadaya tertua di Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen. Lembaga ini telah berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan aktif memberikan masukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta. Perusahaan swasta dan pemerintah sering melibatkan YLKI dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kenaikan harga maupun tarif barang dan jasa. Ini merupakan langkah yang baik dari pemerintah dan swasta dalam melindungi kepentingan konsumen, karena YLKI didengar pendapatnya terlebih dahulu, YLKI bisa dianggap sebagai lembaga yang secara tidak langsung mewakili kepentingan konsumen.

D. Uang Saku

1. Pengertian Uang Saku.

Menurut Collins dictionary.com, uang saku merupakan sejumlah kecil uang yang diberikan kepada anak-anak oleh orang tua sebagai tunjangan dalam jangka waktu mingguan (pocket money is a small weekly sum of money given to children by parents as allowance).

Menurut penulis, uang saku merupakan pendapatan yang diperoleh seorang anak dari orang tuanya, dimana uang saku ini dapat mempengaruhi bagaimana pola


(45)

konsumsi seseorang. Umumnya semakin tinggi uang saku, semakin tinggi pula kegiatan konsumsi seseorang.

2. Hubungan Antara Konsumsi dengan Uang Saku

Uang saku merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi mahasiswa, dengan rata-rata pendapatan uang saku yang berbeda-beda dari setiap mahasiswa yang diterimanya setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulannya. Sebagian besar mahasiswa mengandalkan uang saku yang didapatannya untuk digunakan dalam berkonsumsi dalam periode waktu tertentu, sehingga uang saku dan pengeluaran konsumsinya berbanding lurus (Syahrina, 2008 dikutip dalam karoma).

3. Pengaruh Uang Saku Terhadap Pengeluaran Konsumsi

Mahasiswi memperoleh pendapatan berupa uang saku dari orang tua mereka. Selain uang saku, mahasiswi juga bisa memperoleh pendapatan dari beasiswa (jika penerima beasiswa). Uang saku dari orang tua ini bisa diterima oleh mahasiswi bisa setiap bulan atau minggu, dari uang saku ini para mahasiswi selanjutnya memenuhi kebutuhan mereka yang selanjutnya dialokasikan ke pengeluaran konsumsi mereka.

Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh dipengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes menunjukan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga


(46)

konstan, dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan konsumsi nominal (Dikutip dalam Rabbani, 2013).

E. Referensi Penelitian Terdahulu

1. Agustina Resi Karoma, (2013) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Kosumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makasar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa indekos di kota makasar. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan mahasiswa yang tinggal di rumah kos di wilayah kota makasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: a) secara parsial variabel uang saku berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makasar, b) variabel IPK berpengaruh secara tidak signifikan terhadap konsumsi mahasiswa indekos di kota Makasar, c) variabel beasiswa dan jurusan terdapat perbedaan yang signifikan berpengaruh terhadap konsusmsi mahasiswa indekos di kota Makasar.

2. Lilik Noor Yulianti, dkk. (2012) meneliti tentang Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Kesadaran dan Konsumsi Beras Merah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan terhadap kesadaran dan konsumsi beras merah di Bogor. Penelitian ini menggunakan metode Snowball Sampling dengan melibatkan 130 konsumen. Hasil penelitan ini mengungkapkan bahwa besar pengaruh kelompok acuan yang disarankan konsumen dipengaruhi oleh alasan konsumsi. Kelompok acuan juga memiiki


(47)

hubungan yang signifikan dengan usia konsumen. Kesadaran memiliki hubungan nyata dengan pendidikan dan media, namun hanya pendidikn yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kesadaran. Kekuatan kelompok acuan juga mempengaruhi kesadaran, yaitu saat kekuatan kelompok acuan semakin tinggi maka kesadaran akan menurun. Namun hanya kesadaran yang memepengaruhi konsumsi beras merah secara signifikan.

F.Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran teoritis yang disusun penulis terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel independen terdiri dari uang saku, kelompok acuan, dan gaya hidup. Variabel dependen yaitu pola konsumsi mahasiswi. Kerangka teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berilkut:

Gambar II.1. Kerangka Konseptual Penelitian. Gaya hidup (X1)

Kelompok acuan (X2)

Uang saku (X3)

Pola Konsumsi (Y)


(48)

G.Rumusan Hipotesis 1. Hipotesis 1:

H01: gaya hidup tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di Yogykarta.

HA1: gaya hidup berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di Yogyakarta.

2. Hipotesis 2:

H02: Kelompok acuan tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

HA2: kelompok acuan berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam

menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta. 3. Hipotesis 3:

H03: uang saku tidak berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.

HA3: uang saku berpengaruh terhadap pola konsumsi mahasiswi dalam menggunakan jasa salon di kota Yogyakarta.


(49)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survei. Menurut Kerlinger (dikutip dalam Sugiyono, 2012) penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di Universitas Sanata Dharma kampus I Mrican dan kampus III Paingan, dari berbagai fakultas yang pernah menggunakan jasa salon.

2. Objek penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah variabel yang bisa diukur dan yang akan diteliti oleh penulis. Obyek dalam penelitian ini adalah gaya hidup, kelompok acuan, uang saku, dan pola konsumsi mahasiswi.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi dari penelitian ini adalah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yakni di kampus I Mrican yang terletak di Jl. Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta


(50)

55002 dan kampus III Paingan yang terletak di Jl. Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian dilakukan sekitar akhir Maret-April 2016 D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen.

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Gaya Hidup (X1)

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya, Kotler (2005).

b. Kelompok Acuan (X2)

Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruh prilaku seseorang, Sumarwan (2011).

c. Uang saku (X3)

Collins dictionary.com menyatakan, uang saku merupakan sejumlah kecil uang yang diberikan kepada anak-anak oleh rang tua sebagai tunjangan dalam jangka waktu mingguan (pocket money is a small weekly sum of money given to children by parents as allowance).


(51)

Tabel III.1

Variabel Independen dan Indikator

2. Variabel Dependen.

Varabel dependen merupakan variabel yang tergantung pada variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pola konsumsi.

Pola konsumsi adalah proporsi pengeluaran suatu rumah tangga untuk membeli berbagai jenis barang dan jasa untuk tingkat pendapatan dalam jangka waktu tertentu, Ensiclopedia Economics (di dalam Rahayu, 2013).

Pola konsumsi didefinisikan sebagai tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang dapat dipenuhi oleh penghasilannya, Rahardja 1986 (di dalam Rahayu, 2013).

Tabel III.2.

Variabel Dependen dan Indikator Variabel Indikator

Gaya Hidup Aktivitas Minat Opini

Kelompok acuan Ekspresi nilai.

Informasi dari teman. Uang Saku Pemanfaatan/penggunaan

Variabel Indikator Pola Konsumsi Jenis jasa


(52)

3. Skala pengukuran.

Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).

Tabel III.3 Skala Likert

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitan ini adalah mahasiswi yang sering menggunakan jasa salon dari berbagai fakultas dan program studi serta saat ini sedang studi S1 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kode Keterangan Skor SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2 STS Sangat Tidak Setuju 1


(53)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila jumlah populasi besar, maka peneliti tidak mungkin bisa menggunakan jumlah populasi tersebut, oleh karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi itu.

Menurut Hendryadi dan Suryani (2015) dalam menentukan sampel dan populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel. Oleh karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui dan penelitian ini adalah penelitian survei, maka jumlah sampel minimum untuk penelitian survei adalah 100 responden.

F. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2013), teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan pada penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan.

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah NonProbability Sampling, khususnya yaitu Purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Pertimbangan tertentu yang dimaksud dalam penelitian ini diantaranya:

1. Mahasiswi aktif S1 Universitas Sanata Dharma. 2. Minimal ke salon 2 (dua) bulan 1 (satu) kali. 3. Mahasiswi indekos di Yogyakarta.


(54)

G. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer. Sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, melalui penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada responden.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu penyebaran kuesioner. Kuesionr merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

I. Teknik Pengujian Penelitian 1. Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alat ukur/instrumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang hendak didapatkan dari penggunaan instrumen tersebut (Nugroho, 2011).

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2013).


(55)

Suatu instrumen dikatakan valid, bila (Siregar, 2014): 1. Efisien korelasi product moment melebihi 0,3.

2. Koefisien korelasi product moment > r-tabel (a ; n-2) n = jumlah sampel.

3. Nilai sig < a.

Rumusan yang bisa digunakan untuk mengukur uji validitas adalah Product Moment sebagai berikut (Siregar, 2014) :

rxy = n(∑xy) - (∑x) (∑y)

√{ n∑x2 - (∑x)2}{n∑y2 - (∑y2) } Keterangan :

rxy = Validitas instrumen n = Jumlah instrumen x = Skor rata – rata dari X y = Skor rata-rata dari Y

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur seberapa besar suatu instrumen penelitian dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data (Nugroho, 2011). Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2013).


(56)

Uji Reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pada penelitian ini adalah Cronbach Alpha sebagai berikut (Siregar, 2014) :

= { ��− }{ − ∑ ��2

�2 } Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

∑ ∑ �� = Total dari varian masing-masing variabel

�� = Varian total

J. Teknik Analisis Data 1. Uji asumsi klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji multikorelasi, uji heteroskeditas, dan uji autokorelasi (Sarjono dan Julianita, 2011).

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita


(57)

miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas menjadi penting karena merupakan salah satu syarat pengujian parametric-test. Dalam uji normalitas, untuk menentukan normal tidaknya suatu data adalah dengan melihat nilai Sig. dibagian Kolmogorov-Smirnov, apabila angka Sig. menunjukan > 0,05 maka data menunjukan distribusi normal. Sebaliknya, jika angka Sig. menunjukan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Sarjono dan Julianita, 2011).

b. Uji Multikolinearitas.

Menurut Sarjono & Julianita (2012), uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel independen lebih dari satu.

Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono dan Julianita, 2011), ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas, sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan memengaruhi variabel terikat.


(58)

2. Menganalisis korelasi diantara variabl bebas. Jika diantara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar daripada 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya multikolineritas.

3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor). Jika VIF<10 tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

4. Nilai Eigenvalue dari satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinearitas.

c. Uji heterokedastisitas.

Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono dan Julianita, 2011) uji heteroskedasitisitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedatisitas.

Model regresi yang baik adalah terjadi homoskedatisitas dalam model, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat scatterplot serta melalui/menggunakan uji gletjer, uji park, dan uji white. Uji heterokedatisitas yang paling sering digunakan adalah uji scatterplot, maka dari itu dalam penelitian ini penulis menggunakan uji scatterplot untuk mengetahui hetero tidaknya data yang diperoleh.

2. Analisis Regresi Linier Berganda.

Regresi linier berganda merupakan pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk melakukan


(59)

prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tak bebas. Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah variabel bebas yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi

satu variabel tak bebas. Dalam mencari persamaan regresi linier berganda, digunakan rumus (Siregar, 2014):

Keterangan :

Y = Pola Konsumsi X1 = Gaya hidup X2 = Kelompok acuan X3 = Uang saku

Xn = Variabel bebas ke-n a, = Nilai konstanta b1, b2, dan b3 = Koefisien regresi

3. Uji t atau Uji Parsial

Uji t biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui signifikansi setidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y), yang dilihat dari inteprestasi hasil di kolom sig. dengan dasar pengambilan keputusan (Sarjono dan Julianita, 2011):


(60)

a. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≤ 0,05) maka HA diterima dan H0 ditolak, artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari atau sama dengan nilai α (Pvalue ≥ 0,05) maka H0 diterima dan HA ditolak, variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.


(61)

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Perkembangan dunia fashion saat ini semakin berkembang dan perubahan-perubahan terjadi secara dinamis. Salah satu bukti nyata yang dapat dilihat dari perkembangan dunia fashion adalah banyaknya salon di berbagai daerah, baik yang sudah ada maupun yang baru dibuka, seperti di kota Yogyakarta salah satunya. Pengguna jasa salon pada umumnya adalah perempuan dengan profesi dan kalangan yang tidak terbatas, baik kalangan menengah ke bawah atau kalangan menengah ke atas tak terkecuali mahasiswi.

Salah satunya adalah yang menjadi subjek penulis dalam penelitian ini. Adapun subjek penulis adalah mahasisiwi aktif tingkat strata 1 (satu) yang berstudi di kampus I Mrican dan kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (USD), khususnya menggunakan jasa salon, dikarenakan di Universitas Sanata Dharma lebih banyak jumlah mahasiswi strata 1 (satu) dari pada jumlah mahasiswi strata 2 (dua).

Kampus I Mrican terletak di daerah Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta berdekatan dengan gedung pusat Universitas Sanata Dharma. Kampus I Mrican memiliki beberapa jenis program studi, berikut beberapa program studi Starata 1 (satu) yang terdapat di kampus I Mrican, antara lain:


(62)

Tabel IV.1

Daftar Program Studi Kampus I Mrican USD. No Program Studi No Program Studi

1 Ekonomi Akuntansi. 7 Pendidikan Bahasa Inggris.

2 Ekonomi Manajemen. 8 Pendidikan Sastra Indonesia dan Daerah. 3 Sastra Indonesia. 9 Sastra Inggris.

4 Pendidikan Sejarah. 10 Ilmu Sejarah..

5 Pendidikan Akuntansi. 11 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 6 Pendidikan Ekonomi.

Sumber data: www.usd.ac.id

Kampus III Paingan terletak di daerah Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Kampus III Paingan memiliki beberapa jenis program studi, berikut beberapa program studi Starata 1 (satu) yang terdapat di kampus III Paingan, antara lain:

Tabel IV.2

Daftar Program Studi Kampus III Paingan USD. No Program Studi No Program Studi 1 Farmasi 6 Matematika 2 Bimbingan Konseling 7 Teknik Elektro 3 Pendidikan Fisika 8 Teknik Informatika 4 Pendidikan Matematika 9 Teknik Mesin 5 Pendidikan Biologi 10 Psikologi Sumber: www.usd.ac.id

Berdasarkan 2 tabel tersebut, jumlah mahasiswi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 mahasiswi, dimana terdapat 53 mahasiswi dari


(63)

kampus I Mrican dan 47 mahasiswi dari kampus III Paingan dengan program studi sebagai berikut:

Tabel IV.3

Daftar Program Studi Responden Penelitian

No Program Studi Kampus Mrican No Program Studi Kampus Paingan 1 Sastra Inggris 1 Teknologi Informatika

2 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). 2 Psikologi

3 Pendidikan Ekonomi (P. Eko). 3 Pendidikan Biologi 4 Manajemen. 4 Pendidikan Matematika 5 Akuntansi. 5 Pendidikan Fisika 6 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD)

6 Farmasi Sumber: data primer diolah.

Mahasiswi pada umumnya ke salon untuk melakukan beberapa perawatan ataupun mengisi waktu luangnya. Perawatan yang paling sering dilakukan adalah potong rambut, perawatan wajah (facial), dan perawatan tubuh. Dari pengamatan penulis (observasi), beberapa mahasiswi di Universitas Sanata Dharma sering melakukan perawatan ke salon, terutama dikalangan mahasiswi tertentu, tanpa memandang status ekonomi.

Mahasiswi tentunya selain berpengetahuan luas, cerdas dan aktif, mereka juga ingin memiliki penampilan yang menarik dan rapi. Berpenampilan menarik dan rapi, membutuhkan sarana dan prasarana yang cukup banyak, salah satunya melalui pelayanan jasa salon kecantikan. Peranan jasa salon kecantikan ini sangat membantu mahasisiwi yang ingin selalu terlihat rapi, menarik atau bahkan terlihat selalu segar.


(64)

44 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Analisis.

1. Deskripsi Data Responden.

Deskripsi mengenai data penelitian responden di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia.

Berdasarkan usia, karakteristik mahasiswi yang menjadi responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok. Berikut data mahasiswi berdasarkan usia:

Tabel V.1

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Data primer diolah

Karakteristik responden berdasarkan Tabel V.1. terdapat 5 responden usia 23-24th, 12 responden 17-18th, 38 responden usia 21-22th, dan 45 responden usia 19-20th. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berusia antara 19-20 tahun.

No Usia Jumlah (Mahasiswi) Persentase 1 17 – 18 Tahun 12 12% 2 19 – 20 Tahun 45 45% 3 21 – 22 Tahun 38 38% 4 23 – 24 Tahun 5 5%


(65)

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Program Studi

Berdasarkan Program Studi, karakteristik mahasiswi yang berkontribusi dalam penelitian ini dibagi menjadi 12 kelompok yaitu:

Tabel V.2

Identitas Responden Berdasarkan Program Studi

Sumber: data primer diolah

Karakteristik mahasiswi berdasarkan Tabel V.2. terdapat 12 responden dari Sastra Inggris, 2 responden dari Teknologi Informatika, 12 responden dari Psikologi, 13 responden dari PBI, 12 responden dari P. Bio, 2 responden dari P. Mat, 2 responden dari P. Fisika, 1 responden dari P. Ekonom, 21 responden dari Manajemen, 1 responden dari PGSD, 17 responden dari Farmasi, dan 5 responden dari program studi Akuntansi.

No Program Studi Jumlah (Mahasiswi)

Persentase 1 Sastra Inggris 12 12 % 2 Teknologi Informatika 2 2 %

3 Psikologi 12 12 %

4 Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) 13 13 % 5 Pendidikan Biologi (P.Bio) 12 12 % 6 Pendidikan Matematika (P.Mat) 2 2 % 7 Pendidikan Fisika (P. Fisika) 2 2 % 8 Pendidikan Ekonomi (P. Eko) 1 1 %

9 Manajemen 21 21 %

10 PGSD 1 1 %

11 Farmasi 17 17 %

12 Akuntansi 5 5 %


(66)

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Tahun Masuk.

Berdasarkan Tahun Masuk, karakteristik mahasiswi yang berkontribusi dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:

Tabel V.3

Responden Berdasarkan Tahun Masuk

Sumber: data primer diolah

Karakteristik mahasiswi berdasarkan pada Tabel 5.2. terdapat 1 responden dengan tahun masuk 2011, 14 responden dengan tahun masuk 2012, 38 responden dengan tahun masuk 2013, 24 responden dengan tahun masuk 2014, dan 23 responden dengan tahun masuk 2015.

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Rata-Rata Uang Saku.

Berdasarkan Uang Saku, karakteristik mahasiswi yang berkontribusi dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

No Tahun Masuk Jumlah (Mahasiswi) Persentase

1 2011 1 1 %

2 2012 14 14 %

3 2013 38 38 %

4 2014 24 24 %

5 2015 23 23 %


(67)

Tabel V.4

Identitas Responden Berdasarkan Uang Saku

Karakteristik mahasiswi berdasarkan Tabel V.4. terdapat 19 responden dengan uang saku <Rp. 1.000.000,00; 45 responden dengan uang saku Rp. 1.000.000,00 s/d Rp. 1.500.000,00; dan 36 responden dengan uang saku >Rp. 1.500.000,00.

2. Analisis Deskriptif Variabel. a. Variabel Gaya Hidup.

Kuesioner untuk variabel gaya hidup menggunakan skala data 1-5, dimana skala 1 (satu) menunjukkan responden memiliki gaya hidup yang sangat rendah. Skala 5 (lima) menunjukkan responden memiliki gaya hidup yang sangat tinggi. Skala data 1-5 ini dibuat berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus skala interval (Budiasih, 2012). Adapun skala data tersebut adalah sebagai berikut:

No Rata-Rata Uang Saku Jumlah (Mahasiswi)

Persentase 1 < Rp. 1.000.000,- 19 19 % 2 Rp. 1.000.000, - s/d Rp. 1.500.000,- 45 45 % 3  Rp. 1.500.000,- 36 36 %


(68)

Tabel V.5.

Skala Data Gaya Hidup Skala Data Kelas Kategori 1 1,00 – 1,79 Sangat rendah 2 1,80 – 2,59 Rendah 3 2,60 – 3,39 Cukup 4 3,40 – 4,19 Tinggi

5 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

Dengan menggunakan kategori di atas, rata-rata skor responden terhadap gaya hidup berdasarkan hasil perhitungan adalah 3,59 (dapat dilihat pada lampiran II, Tabel I bagian sambungan 3), artinya responden memiliki gaya hidup yang tergolong tinggi.

b. Variabel Kelompok Acuan

Kuesioner untuk variabel kelompok acuan menggunakan skala data 1-5, dimana skala 1 (satu) menunjukkan interaksi responden terhadap kelompok acuan mereka sangat rendah. Skala 5 (lima) menunjukkan interaksi responden terhadap kelompok acuan mereka sangat tinggi. Skala data 1-5 ini dibuat berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus skala interval (Budiasih, 2012). Adapun skala data tersebut adalah sebagai berikut:


(69)

Tabel V.6

Skala Data Kelompok Acuan Skala Data Kelas Kategori 1 1,00 – 1,79 Sangat rendah 2 1,80 – 2,59 Rendah 3 2,60 – 3,39 Cukup 4 3,40 – 4,19 Tinggi

5 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

Dengan menggunakan kategori dibatas, rata-rata skor persepsi responden terhadap kelompok acuan berdasarkan perhitungan adalah 3,55 (dapat dilihat pada lampiran III, Tabel II bagian sambungan 3), artinya interaksi responden terhadap kelompok acuan tergolong tinggi.

c. Uang Saku

Kuesioner untuk uang saku menggunakan skala data 1-5, dimana skala 1 (satu) menunjukan mahasiswi dalam pemanfaatan uang saku mereka sangat rendah. Skala 5 (lima) menunjukan persepsi mahasiswi dalam pemanfaatan mereka sangat tinggi. Skala data 1-5 ini dibuat berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus skala interval (Budiasih, 2012). Adapun skala data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel V.7 Skala Data Uang Saku

Skala Data Kelas Kategori 1 1,00 – 1,79 Sangat rendah 2 1,80 – 2,59 Rendah

3 2,60 – 3,39 Cukup

4 3,40 – 4,19 Tinggi


(70)

Dengan menggunakan kategori di atas, rata-rata skor persepsi mahasiswi terhadap pemanfaatan uang saku berdasarkan perhitungan adalah 3.49 (dapat dilihat pada lampiran IV, Tabel III bagian sambungan 3), artinya mahasiswi dalam pemanfaatan uang saku tergolong tinggi.

d. Pola Konsumsi

Kuesioner untuk pola konsumsi menggunakan skala data 1-5, dimana skala 1 (satu) menunjukan responden memiliki pola konsumsi sangat rendah. Skala 5 (lima) menunjukan memiliki pola konsumsi sangat tinggi. Adapun skala data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel V .8

Skala Data Pola Konsumsi

Skala Data Kelas Kategori

1 1,00 – 1,79 Sangat rendah

2 1,80 – 2,59 Rendah

3 2,60 – 3,39 Cukup

4 3,40 – 4,19 Tinggi

5 4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

Dengan menggunakan kategori di atas, rata-rata skor persepsi mahasiswi terhadap pola konsumsi berdasarkan perhitungan adalah 3.12 (dapat dilihat pada lampiran V, Tabel IV bagian sambungan 3), artinya responden memiliki pola konsumsi yang tergolong cukup.


(71)

B.Hasil Uji Statistik 1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pernyataan (Sarjono & Julianita, 2011). Hasil Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment. Hasil dalam uji validitas, kriteria suatu nilai dikatakan valid bila nilai tersebut lebih besar dari rtabel. Untuk mengetahui nilai rtabel dapat dilakukan dengan rumus: rtabel (a, n-2) dari tabel product moment. Pada uji validitas ini diketahui bahwa n adalah 100, dan a=5%, maka: rtabel (5%, 100-2) = 0.197. Setiap item pertanyaan dapat dikatakan valid jika lebih besar dari 0,197. Adapun uji statistik uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel V.9

Nilai Validitas Gaya Hidup

Variabel Item rhitung rtabel Keterangan

Gaya Hidup

G1 0,477 0,197 Valid

G2 0,591 0,197 Valid

G3 0,535 0,197 Valid

G4 0,481 0,197 Valid

G5 0,497 0,197 Valid

G6 0,404 0,197 Valid

G7 0,419 0,197 Valid

Sumber: Lampiran V, tabel V.1

Berdasarkan tabel validitas di atas, seluruh item pertanyaan gaya hidup dalam instrumen penelitian dinyatakan valid, karena rhitung lebih besar dari rtabel 0,197. Artinya setiap item pernyataan dari variabel diatas benar-benar bisa mengukur variabel yang dimaksudkan.


(72)

Tabel V.10

Nilai Validitas Kelompok Acuan

Variabel Item rhitung rtabel Keterangan

Kelompok Acuan

K1 0,327 0,197 Valid

K2 0,397 0,197 Valid

K3 0,531 0,197 Valid

K4 0,427 0,197 Valid

Sumber: Lampiran V, tabel V.2

Berdasarkan tabel validitas di atas, seluruh item pertanyaan kelompok acuan dalam instrumen penelitian dinyatakan valid, karena rhitung lebih besar dari ,rtabel 0,197. Artinya setiap item pernyataan di atas benar-benar bisa mengukur variabel yang dimaksudkan.

Tabel V.11

Nilai Validitas Uang Saku

Variabel Item rhitung rtabel Keterangan

Uang Saku U1 0,444 0,197 Valid

U2 0,594 0,197 Valid

U3 0,210 0,197 Valid

U4 0,531 0,197 Valid

Sumber: Lampiran V, tabel V.3

Berdasarkan tabel validitas di atas, seluruh item pertanyaan uang saku dalam instrumen penelitian dinyatakan valid, karena rhitung lebih besar dari rtabel 0,197. Artinya setiap item pernyataan di atas benar-benar bisa mengukur variabel yang dimaksudkan.


(1)

89

Tabel IV

Skor Jawaban Pola Konsumsi (Sambungan 2)

Responden

PK 1

PK 2

PK 3

PK 4

PK 5

Total

Rata-Rata

95

3

4

1

1

1

10

2

96

1

1

3

1

3

9

1.8

97

4

2

1

4

5

16

3.2

98

3

3

2

2

1

11

2.2

99

3

2

1

1

1

8

1.6

100

2

4

4

2

1

13

2.6

Total

384

347

299

263

250

1543

308.6


(2)

90

Tabel V.1

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Hidup

Tabel V.2

Hasil Uji Validitas Kelompok Acuan Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted G1 21.56 14.633 .477 .732 G2 21.13 15.003 .591 .717 G3 21.57 13.783 .535 .719 G4 21.80 14.283 .481 .731 G5 21.88 13.198 .497 .731 G6 21.12 15.804 .404 .746 G7 21.36 14.879 .419 .744

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

K1 10.54 4.635 .327 .620

K2 10.40 4.566 .397 .581

K3 10.64 3.586 .531 .472


(3)

91

Tabel V.3

Hasil Uji Validitas Uang Saku

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

U1 10.68 5.351 .444 .589

U2 10.98 3.939 .594 .467

U3 10.38 6.844 .210 .710

U4 10.71 4.390 .531 .521

Tabel V.4

Hasil Uji Validitas Pola Konsumsi

Tabel V.5

Hasil Uji Reliabilitas Gaya Hidup

Tabel V.6

Hasil Uji Reliabilitas Kelompok Acuan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 11.72 11.739 .292 .787

P2 12.09 9.941 .480 .732

P3 12.58 9.519 .571 .698

P4 12.94 9.006 .769 .630

P5 13.07 9.359 .551 .706

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.761 7

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(4)

92

Hasil Uji Reliabilitas Uang Saku

Tabel V.8

Hasil Uji Reliabilitas Pola Konsumsi

Gambar V.1 Hasil Uji Normalitas-Scatterplots

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.658 4

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(5)

93

Tabel V.9

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Tabel V.10 Hasil Uji Multikolienaritas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RES_2

N 100

Normal Parametersa Mean .4300

Std. Deviation .33680

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .117

Negative -.108

Kolmogorov-Smirnov Z 1.166

Asymp. Sig. (2-tailed) .132

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.269 .380 -.707 .481

GH .145 .111 .118 1.312 .193 .660 1.516

KA .447 .104 .371 4.322 .000 .726 1.377

US .371 .092 .359 4.011 .000 .668 1.498


(6)

94

Gambar V.2 Hasil Uji Heterokedastisitas

Tabel V.11 Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.269 .380 -.707 .481 GH .145 .111 .118 1.312 .193 KA .447 .104 .371 4.322 .000 US .371 .092 .359 4.011 .000