PENGGUNAAN KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BERAFIKS DALAM KETERAMPILAN ENULIS BIPA TINGKAT DASAR : Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

PENGGUNAAN KARTU KATA

PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BERAFIKS DALAM KETERAMPILAN MENULIS BIPA TINGKAT DASAR

(Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Novia Siti Rohayani 0906265

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGGUNAAN KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BERAFIKS DALAM KETERAMPILAN MENULIS BIPA TINGKAT DASAR

(Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh

Novia Siti Rohayani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Novia Siti Rohayani2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

PENGGUNAAN KARTU KATA

PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BERAFIKS DALAM KETERAMPILAN MENULIS BIPA TINGKAT DASAR

(Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia) Novia Siti Rohayani

ABSTRAK

Materi yang dipelajari oleh pembelajar BIPA mencakup empat aspek keterampian berbahasa. Salah satu aspek ketermpilan tersebut adalah keterampilan menulis. Pada keterampilan menulis dipelajari materi tentang kosakata berafiks. Pembelajar BIPA menganggap materi kosakata berafiks sebagai materi yang sulit untuk dipalajari. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesulitan pembelajar adalah dengan menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran. Media yang digunakan dapat berupa kartu kata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk tampilan kartu kata yang sesuai, penggunaan kartu kata pada saat pembelajaran, dan hasil pembelajaran setelah menggunakan kartu kata.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen subjek tunggal. Metode tersebut dipilih karena penlitian berfokus untuk mendapatkan informasi dari pembelajar BIPA tingkat dasar setelah melakukan pembelajaran kosakata berafiks dengan menggunakan kartu kata. Pembelajar BIPA tingkat dasar yang menjadi subjek penelitian bernama Lina Sumarsana dan berasal dari Jerman.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pembelajar BIPA sudah mampu untuk menempatkan kosakata berafiks dalam kalimat secara tepat. Kalimat yang dibuat oleh pembelajar tidak lagi didominasi oleh kalimat tunggal, tetapi telah mampu membuat kalimat yang lebih kompleks. Selain itu, pembelajar dapat menggunakan kosakata lain dalam kalimat yang disusunnya tersebut. Pembelajar juga dapat menyesuaikan kosakata-kosakata yang dipelajari dengan gambar aktivitas yang sesuai dengan kosakata tersebut.


(6)

THE USE OF WORD CARD ON LEARNING VOCABULARY AFFIXES IN BASIC BIPA WRITING SKILL

(Single Subject Experimental Research on BIPA Learner in Department of Indonesian Language and Literature Education

in Indonesian University of Education) Novia Siti Rohayani

ABSTRACT

The material studied by BIPA learner deals with four language skill aspects. One of the aspects is writing skill. On writing skill the learner studies vocabulary affixes. BIPA learner considers that vocabulary affixes as a complicated material to learn. Alternatives that can be done to diminish the learner’s complicatedness is to use the media as a learning tool. The media used to be word cards. The research rationale was to describe the appropriate word cards display form, the use of word cards in the learning process, and the learning outcomes after using the word cards.

The method used in this research was a single subject experimental method. The method chosen since the research focus on obtaining information from the basic level of BIPA learner after learning affixes using the word cards. The basic level of BIPA learner who become the research subject was Lina Sumarsana, a learner come from Germany.

Based on the analysis results showed that the BIPA learner is able to put affixes in a sentence appropriately. The sentence made by the learner is no longer dominated by a single sentence, but has been able to make more complex sentence. Futhermore, the learner can use different vocabulary in the sentence formulated by. The learner also can modify the vocabularies studied by suitable drawing activities with the vocabulary.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Masalah ... 4

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 4

1.2.2 Batasan Masalah ... 5

1.2.3 Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Anggapan Dasar ... 6

BAB 2 MEDIA PEMBELAJARAN, BIPA, PEMBELAJARAN KOSAKATA, DAN KETERAMPILAN MENULIS ... 7

2.1Media Pembelajaran ... 7

2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 7

2.1.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 7

2.1.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 9

2.1.4 Kartu Kata ... 12

2.1.5 Kelebihan dan Kelemahan Kartu Kata ... 13

2.2Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) ... 14

2.2.1 Pembelajar BIPA ... 14

2.2.2 Pembelajaran BIPA ... 15


(8)

2.3Pembelajaran Kosakata ... 21

2.3.1 Pengertian Kosakata ... 21

2.3.2 Kosakata Berafiks ... 22

2.3.3 Pembelajaran Kosakata Berafiks ... 23

2.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kosakata Berafiks dengan Menggunakan Kartu Kata ... ... 25

2.4Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran BIPA ... 25

2.4.1 Keterampilan Menulis ... 25

2.4.2 Deskripsi ... 26

2.4.3 Pembelajaran Menulis dalam BIPA ... 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1Metode Penelitian ... 29

3.2Desain Penelitian ... 30

3.3Definisi Operasional ... 30

3.4Instrumen Penelitian ... 31

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6Analisis Data ... 37

BAB 4 DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1Subjek dan Lokasi Penelitian ... 38

4.2Deskripsi Data ... 38

4.2.1 Deskripsi Data Hasil Baseline ... 38

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Intervensi ... 42

4.2.2.1Deskripsi Data Hasil Intervensi Pertemuan Pertama ... 42

4.2.2.2Deskripsi Data Hasil Intervensi Pertemuan Kedua ... 49

4.2.2.3Deskripsi Data Hasil Intervensi Pertemuan Ketiga ... 56

4.2.3 Deskripsi Data Hasil Observasi ... 62

4.3Analisis Data ... 63

4.3.1 Analisis Data Hasil Baseline ... 63

4.3.2 Analisis Data Hasil Intervensi ... 67


(9)

4.3.2.2 Analisis Data Hasil Intervensi Pertemuan Kedua ... 75

4.3.2.3 Analisis Data Hasil Intervensi Pertemuan Ketiga ... 87

4.3.3 Analisis Data Hasil Observasi ... 93

4.4 Hasil Analisis Data ... 98

4.4.1 Hasil Analisis Data Baseline ... 99

4.4.2 Hasil Analisis Data Intervensi ... 100

4.4.2.1 Hasil Analisis Data Intervensi Pertemuan Pertama ... 100

4.4.2.2 Hasil Analisis Data Intervensi Pertemuan Kedua ... 103

4.4.2.2 Hasil Analisis Data Intervensi Pertemuan Ketiga ... 105

4.4.3 Hasil Analisis Data Observasi ... 107

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 110

5.1Simpulan ... 110

5.2Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembelajaran BIPA telah berkembang dengan sangat signifikan. Perkembangan ini dapat dilihat dari banyaknya lembaga yang menyelenggarakan BIPA sebagai program pembelajaran. Pembelajar BIPA kini dapat dengan mudah belajar bahasa Indonesia tanpa harus belajar di Indonesia. Hal ini dikarenakan sudah banyak lembaga yang membuka program BIPA di luar Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari unpad.co.id pada tahun 2013, bahasa Indonesia telah dipelajari oleh sedikitnya 72 negara di dunia. Beberapa negara yang mempelajari bahasa Indonesia tersebut di antaranya adalah Maroko, Jerman, Polandia, dan Thailand.

Di negara-negara tersebut, bahasa Indonesia telah dijadikan program studi yang dapat dipelajari di tingkat universitas. Thailand misalnya, berdasarkan data dari KBRI Bangkok, pada tahun 2012 terdapat sekitar tujuh universitas yang menyelenggarakan program bahasa Indonesia. Universitas tersebut adalah Mae Fah Luang University, Chiang Mai University, Naresuan University, King Mongkut Univeristy of Technology, Pundit University, Rmakhamhaeng University, dan Burapha University.

Banyaknya lembaga penyelenggara BIPA, mengindikasikan meningkatnya minat pembelajar asing untuk mempelajari bahasa Indonesia. Bertambahnya pembelajar asing menjadi salah satu faktor dalam perkembangan bahasa Indonesia.

Di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh dari badanbahasa.kemendikbud.go.id pada tahun 2011 tercatat sekitar 92 lembaga yang menyediakan program BIPA. Lembaga-lembaga tersebut terdiri atas univeritas, lembaga kursus, sekolah, maupun perusahan asing yang ada di Indonesia.

Perkembangan BIPA yang begitu drastis tidak terlepas dari penyelenggaraan yang matang. Berkaitan dengan penyelenggaraan BIPA, baik di dalam negeri maupun di luar negeri pada dasarnya menggunakan tiga level yang


(11)

2

berbeda. Level ini digunakan untuk mengklasifikasikan materi dan mengelompokkan pemahaman yang telah dimiliki pembelajar. Level yang digunakan berdasar pada standar yang dipakai oleh The Common European Framwork (CEF, 2001:4):

The Common European Framework describes what a learner can do at six specific level: A1, A2, B1, B2, C1, and C2.

Basic User (A1 and A2) Independent User (B1 and B2) Proficient User (C1 and C2)

Berdasarkan klasifikasi tersebut, pembelajar dibagi menjadi tiga level, yaitu basic user (dasar), independent user (menengah), dan proficient user (mahir). Dikutip dari Teacher’s Guide for the Common Framework (CEF, 2001), materi yang diberikan pengajar untuk level basic user berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan dan mengekspresikan kalimat-kalimat sederhana. Level independent user, materi yang diberikan berkaitan dengan kemampuan untuk mengerti topik dari wacana. Materi yang diberikan pada pembelajar di level proficient user berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan kalimat-kalimat yang lebih kompleks.

Pengklasifikasian ini penting untuk dilakukan karena jika tidak dilakukan, hal itu dapat menghambat proses pembelajaran. Pengklasifikasian yang tidak tepat dapat menyebabkan munculnya permasalahan ketika pembelajaran. Klasifikasi yang tidak sesuai ini berpengaruh pada materi yang akan diberikan oleh pengajar. Materi yang akan dipelajari oleh pembelajar, tetap memperhatikan empat keterampilan berbahasa, salah satu di antaranya adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang menggunakan media tulis atau written. Oleh karena itu, pada keterampilan menulis penguasaan struktur kalimat dan kosakata sangat diperlukan.

Salah satu materi yang dipelajari pada level basic user oleh pembelajar BIPA adalah kosakata berafiks. Materi mengenai kosakata berafiks seringkali dianggap sulit oleh pembelajar. Kosakata berafiks dengan afiks berawalan meN-


(12)

3

misalnya, dalam penggabungannya dengan dengan kata dasar imbuhan meN- sering mengalami perubahan bunyi.

Kesulitan mengenai materi kosakata berafiks ini, dialami oleh pembelajar BIPA asal Laos. Pembelajar BIPA tersebut bernama Soukdaly Siksovoung. Ia mempelajari bahasa Indonesia di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung. Kesulitan yang dialami oleh Soukdaly berkaitan dengan perubahan meN- jika diimbuhkan dengan kata dasar. Ia mengalami kesulitan menentukan perubahan meN- tersebut jika diimbuhkan dengan kata dasar, apakah menjadi me-, meN-, menge-, meny-, atau meng-.

Kesulitan dalam menentukan perubahan bunyi ini dapat memberikan pengaruh pada keterampilan menulis pembelajar. Jika pembelajar keliru dalam menentukan perubahan pada meN-, kosakata yang dihasilkan boleh jadi tidak berterima dalam kosakata bahasa Indonesia.

Cara yang dapat dilakukan untuk membantu pembelajar memahami materi adalah dengan menggunakan media dalam pembelajaran. Pengajar dapat memilih berbagai jenis media untuk digunakan ketika pembelajaran berlangsung. Misalnya, penggunaan media yang menggunakan teknologi, seperti flashflayer atau film. Kelebihan menggunakan media jenis ini adalah tampilan media yang menarik dapat dioperasikan secara mandiri oleh pembelajar. Namun, terdapat kelemahan dalam penggunaan media jenis ini. Kelemahan tersebut berkaitan dengan sumber listrik dan kemampuan pengajar untuk mengoperasikan media tersebut. Jika kedua kelemahan media ini tidak dapat diatasi oleh pengajar, media tersebut dapat mengganggu proses pembelajaran.

Alternatif dalam pemilihan media pembelajaran bisa jadi dapat menyiasati kelemahan media berteknologi tersebut. Pengajar dapat memilih media yang bersifat manual. Media tersebut, dapat berupa gambar atau kartu. Kartu-kartu yang digunakan berisi kata-kata yang berkaitan dengan materi pelajaran. Media jenis ini dikenal sebagai kartu kata.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan media pembelajaran pada materi afiks. Penelitian mengenai penggunaan media pembelajaran pada pembelajar BIPA pernah


(13)

4

dilakukan oleh Wahyu (2012) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Afiks melalui Multimedia Powerpoint Flash pada Pembelajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)”. Penelitian mengenai media juga dilakukan oleh Fajarwati (2012) dengan judul “Pemanfaatan Media Kartu Kata dalam Upaya Mengurangi Kesalahan Sintaksis pada Pembelajar BIPA Tingkat Dasar”.

Media pembelajaran yang akan diteliti adalah kartu kata yang diperkuat dengan media gambar. Penelitian yang serupa sudah dilakukan oleh Fajarwati, tetapi tanpa menggunakan visualisasi gambar. Pada penelitian Fajarwati, kartu kata digunakan untuk mengurangi kesalahan sintaksis, sedangkan penulis menggunakan kartu kata untuk mempelajari kosakata berafiks. Bila dilihat dari objek kajian penelitian, penelitian yang akan dilakukan penulis dengan penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan. Oleh karena itu, penulis memberi judul pada penelitian ini adalah “Penggunaan Kartu Kata pada Pembelajaran Kosakata Berafiks dalam Keterampilan Menulis BIPA Tingkat Dasar (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia)".

1.2Masalah

Bagian ini akan menjelaskan mengenai identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Penjelasan mengenai masalah-masalah tersebut terdapat pada uraian berikut ini.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) adanya kesulitan yang dialami pembelajar ketika mempelajari materi kosakata berafiks, dan


(14)

5

1.2.2 Batasan Masalah

Berkaitan dengan luasnya permasalahan dalam pembelajaran BIPA, diperlukan adanya batasan dari permasalahan yang akan dibahas. Oleh karena itu, batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) media yang digunakan menggunakan media visual, yaitu kartu kata yang diperkuat dengan menggunakan media gambar, dan

2) afiks yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada prefiks meN-.

1.2.3 Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut ini.

1) Bagaimanakah bentuk tampilan kartu kata yang sesuai pada pembelajaran kosakata berafiks untuk keterampilan menulis BIPA tingkat dasar?

2) Bagaimanakah penggunaan kartu kata pada pembelajaran kosakata berafiks untuk keterampilan menulis BIPA tingkat dasar?

3) Bagaimanakah hasil pembelajaran kosakata berafiks untuk keterampilan menulis BIPA tingkat dasar dengan menggunakan kartu kata?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai jawaban sementara yang diharapkan dari rumusan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal-hal yang akan dideskripsikan tersebut adalah sebagai berikut:

1) bentuk tampilan kartu kata yang sesuai pada pembelajaran kosakata berafiks untuk keterampilan menulis BIPA tingkat dasar;

2) penggunaan media kartu kata pada pembelajaran kosakata berafiks untuk keterampilan menulis BIPA tingkat dasar;

3) hasil pembelajaran kosakata berafiks untuk keterampilan menulis dengan menggunakan kartu kata dalam pemelajaran BIPA.


(15)

6

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi pembelajar, penggunaan media kartu kata dapat membantu untuk memahami materi kosakata berafiks.

2) Bagi pengajar, penggunaan media kartu kata dapat menjadi salah satu media yang digunakan ketika pembelajaran kosakata berafiks.

3) Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengetahui penggunaan kartu kata sebagai media dalam pembelajaran kosakata berafiks bagi pembelajar BIPA.

1.5Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Pemilihan media yang tepat dapat membantu pembelajar BIPA dalam mempelajari materi kosakata berafiks.

2) Penggunaan media yang tepat dapat mengoptimalkan penyampaian materi oleh pengajar BIPA.

3) Materi kosakata berafiks merupakan salah satu materi yang harus dipelajari oleh pembelajar BIPA tingkat dasar berdasarkan standar The Common European Framework of Reference for Language (CEFR).


(16)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada pelaksanaannya penelitian ini dibutuhkan sebuah metode. Metode merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencapai hasil dari penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, antara metode yang dipilih dengan hasil penelitian yang ingin dicapai mempunyai kaitan yang erat. Syamsuddin (2007:14) mendefinisikan metode penelitian sebagai “cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan”.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian yang mengujicobakan media dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari pengujicobaan media pembelajaran, baik dari segi tampilan, penggunaan maupun hasil dari pengujicobaan tersebut. Setelah diketahui dampak dari pengujicobaan tersebut, dilakukan pendeskripsian untuk memaparkan kelebihan dan kekurangan dari suatu hal yang diujicobakan ini.

Pada penelitian ini media yang diujicobakan adalah kartu kata pada pembelajaran kosakata berafiks pada keterampilan menulis BIPA tingkat dasar. Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengujicobaan kartu kata adalah diketahuinya bentuk kartu kata yang sesuai dengan pembelajaran kosakata, penggunaan kartu kata pada saat pembelajaran kosakata, dan hasil pembelajaran dengan menggunakan kartu kata.

Metode yang sesuai dengan karakteristik penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. Syamsuddin (2007:150) menyatakan bahwa,

penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” Dalam hal ini peneliti memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi.


(17)

30

Pada penelitian ini, pengujicobaan kartu kata pada pembelajaran kosakata berafiks dilakukan pada pembelajar BIPA yang berasal dari Jerman dan berjumlah satu orang. Terbatasnya jumlah pembelajar yang dijadikan subjek pada penelitian menyebabkan metode eksperimen yang digunakan adalah eksperimen subjek tunggal. Penelitian eksperimen subjek tunggal memberikan alternatif pada penelitian dengan subjek yang terbatas. Oleh karena itu, data yang digunakan pada penelitian ini adalah data tunggal, bukan data kelompok.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah dalam eksperimen subjek tunggal berpola A-B. Desain penelitian A-B merupakan desain dasar dari penelitian di bidang prilaku dengan subjek tunggal (Sunanto, 2006:42). Berikut ini merupakan rincian desain A-B yang digunakan dalam penelitian.

(1) A adalah kondisi baseline. Baseline adalah kondisi di mana pengukuran prilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi. Waktu yang digunakan untuk melakukan pangukuran pada sesi baseline ini sekitar 60 menit.

(2) B adalah kondisi intervensi. Kondisi intervensi adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku sasaran diukur di bawah kondisi tersebut. Intervensi yang digunakan pada pembelajar adalah dengan menggunakan kartu kata. Waktu yang digunakan dalam intervensi sekitar 60 menit.

Desain A-B dipilih sebagai desain dalam penelitian ini, dilatarbelakangi oleh terbatasnya waktu yang tersedia. Alternatif yang dilakukan untuk mengatasi keterbatasan tersebut adalah dengan menggunkan desain A-B.

3.3 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran pada istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan definisi operasional dari istilah-istilah yang digunakan, definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut.


(18)

31

1) Kartu kata adalah media yang terbuat dari kertas dengan panjang 4 cm dan lebar 1 cm. Kartu kata dibuat dengan menggunakan kertas HVS dan dilapisi dengan kertas karton. Pada setiap kartu, terdiri atas satu atau dua kata kerja. Kartu kata ini dilengkapi juga dengan gambar yang telah disesuaikan dengan kata yang terdapat pada kartu.

2) Kosakata berafiks adalah kosakata yang terdapat dalam bahasa Indonesia yang mana pada kosakata tersebut telah diberikan afiks yang berawalan meN- dan bermakna kata kerja.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Berkenaan dengan hal tersebut, instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri atas lembar latihan dan pedoman oservasi.

1) Lembar latihan

Lembar latihan disesuaikan dengan tema materi yang dipelajari. Lembar latihan ini terdiri atas beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang terdapat dalam lembar latihan berkaitan dengan kosakata yang dipelajari pada saat pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman pembelajar mengenai materi yang disampaikan oleh pengajar.

Pemberian lembar latihan dilakukan pada dua tahap, yaitu tahap baseline dan tahap intervensi. Lembar latihan yang digunakan pada baseline bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman pembelajar pada kosakata-kosakata yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Lembar latihan pada tahap baseline dijadikan sebagai data awal yang digunakan dalam penelitian.

Setelah mengerjakan lembar latihan pada tahap baseline, kegiatan selanjutnya adalah melakukan intervensi. Pada tahap intervensi diberikan lembar latihan. Lembar latihan pada tahap intervensi digunakan sebagai evaluasi setelah menggunakan kartu kata yang diperkuat dengan media gambar.

Tahap intervensi dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Waktu yang digunakan pada tahap intervensi sekitar 60 menit. Lembar latihan yang diberikan


(19)

32

pada tahap intervensi terdiri atas beberapa jenis latihan di antaranya membuat kalimat berdasarkan gambar, latihan mengisi kalimat, dan membuat kalimat berdasar kata yang telah disediakan.

Kriteria yang digunakan dalam penilaian kemampuan menulis kosakata berafiks adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Format Penilaian Data Hasil Baseline

No. Aspek Deskripsi Skor

1. Kosakata 1) Mampu menuliskan kosakata keluarga secara lengkap (kakek, nenek, ayah, ibu, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik lak-laki-adik perempuan, paman, bibi, sepupu laki-laki, sepupu perempuan)

4

2) Mampu menuliskan kosakata keluarga secara lengkap (kakek, nenek, ayah, ibu, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik lak-laki-adik perempuan, paman, bibi, sepupu)

3

3) Mampu menuliskan kosakata keluarga inti (ayah, ibu, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik laki-laki)

2 4) Mampu menuliskan kosakaka

keluarga (ayah dan ibu) 1

2. Struktur kalimat 1) Kalimat yang dibuat sesuai dengan

struktur kalimat bahasa Indonesia 4 2) Terdapat kesalahan penempatan

kata dalam kalimat 3

3) Salah satu fungsi kalimat tidak

lengkap 2

4) Kalimat yang dibuat tidak sesuai dengan struktur kalimat bahasa Indonesia

1 3. Kesesuaian 1. Mendeskripsikan gambar secara

keseluruhan 4

2. Mendeskripsikan gambar hanya

dari warna dan kondisi gambar 3 3. Mendeskripsikan gambar hanya

dari kondisi gambar 2


(20)

33

gambar

4. Ejaan 1. Penggunaan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca secara tepat dalam kalimat.

4 2. Terdapat kesalahan dalam

penggunaan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca.

3 3. Terdapat kekeliruan dalam

penempatan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca.

2 4. Tidak menggunakan huruf kapital,

kata depan, dan tanda baca dalam kalimat

1

Tabel 3.2

Format Penilaian Kosakata Berafiks Tahap Baseline dan Intervensi

No. Aspek Bobot Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian 25

2. Ejaan 20

3. Kosakata 30

4. Struktur Kalimat 25

Jumlah 100

Total Skor

Tabel 3.3

Format Penskoran Kosakata Berafiks Tahap Intervensi

No. Aspek Deskripsi Skor

1. Kesesuaian 1. Mendeskripsikan gambar secara

keseluruhan 4

2. Mendeskripsikan gambar hanya

dari warna dan kondisi gambar 3 3. Mendeskripsikan gambar hanya

dari kondisi gambar 2

4. Mendeskripsikan tidak sesuai

dengan gambar 1

2. Ejaan 1. Penggunaan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca secara tepat dalam kalimat.

4 2. Terdapat kesalahan dalam

penggunaan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca.

3 3. Terdapat kekeliruan dalam

penempatan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca.


(21)

34

4. Tidak menggunakan huruf kapital, kata depan, dan tanda baca dalam kalimat

1 3. Kosakata 1. Kata yang digunakan tepat dan

sesuai untuk mendeskripsikan gambar

4 2. Terdapat kesalahan dalam

penggunaan kata untuk mendeskripsikan gambar

3 3. Terdapat kekeliruan penggunaan

kata untuk mendeksripsikan gambar

2 4. Kata yang digunakan tidak sesuai

dengan untuk mendeskripsikan gambar

1 4. Struktur Kalimat 1) Kalimat yang dibuat sesuai dengan

struktur kalimat bahasa Indonesia 4 2) Terdapat kesalahan penempatan

kata dalam kalimat 3

3) Salah satu fungsi kalimat tidak

lengkap 2

4) Kalimat yang dibuat tidak sesuai dengan struktur kalimat bahasa Indonesia

1

Setelah dilakukan penskoran pada tahap baseline dan intervensi, skor tersebut diubah menjadi nilai dengan menggunakan rumus berikut.

Selanjutnya nilai hasil tes dikategorikan dengan menggunakan skala penilaian. Skala yang digunakan adalah skala empat. Berikut ini tabel skala penilaian kosakata berafiks tahap baseline dan intervensi menurut Nurgiyantoro (2010:253).

Tabel 3.4

Skala Penilaian Kosakata Berafiks Tahap Baseline dan Intervensi

Interval Presentase Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan

1-4 D-A

86-100 4 A Baik Sekali

76-85 3 B Baik

56-75 2 C Cukup


(22)

35

2) Lembar observasi

Lembar observasi digunakan sebagai panduan aktivitas pada saat proses pembelajaran dan digunakan untuk mengobsevasi kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara langsung oleh penulis dan pembelajar. Hasil observasi tersebut dapat memberikan gambaran mengenai penyampaian materi yang dilakukan oleh pengajar aktivitas pembelajar ketika pembelajaran berlangsung.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di UPI Bandung. Pada proses pengumpulan data ini, penulis tidak melakukan perizinan untuk melakukan penelitian. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian merupakan tempat penulis berkuliah.

Sebelum memulai penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal. Observasi awal ini dilakukan setelah penulis meminta izin kepada dosen yang sedang mengajar. Kegiatan pembelajaran berlokasi di ruang kelas yang terdapat di lantai 5 gedung FPBS UPI Bandung.

Observasi dilakukan pada tanggal 27 April 2013. Tujuan dilaksanakannya observasi ini adalah untuk mengetahui materi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembelajar BIPA.

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 29 April 2013 sampai 17 Mei 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah memberikan lembar latihan pada tahap baseline yang digunakan sebagai data awal dan lembar latihan pada tahap intervensi. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan melalui observasi pada saat kegiatan pembelajaran.

1) Lembar latihan

Materi pada lembar latihan disesuaikan dengan silabus BIPA dan telah dikonsultasikan dengan pengajar BIPA. Pada lembar latihan, diberikan beberapa gambar yang sesuai dengan materi yang dipelajari. Pemberian gambar dilakukan dengan tujuan untuk merangsang pemahaman pembelajar mengenai materi yang


(23)

36

dipelajari. Selain itu, penggunaan gambar dimaksudkan untuk mengetahui berapa banyak kosakata yang diingat pembembelajar dari suatu materi.

2) Kartu kata

Proses pembuatan kartu kata disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari dalam pembelajaran BIPA. Kartu kata yang digunakan diperkuat dengan menggunakan media gambar. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya pembelajar BIPA dapat memahami kosakata dalam kartu kata dengan melihat gambar.

Pembuatan kartu kata dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan kartu kata, di antaranya sebagai berikut:

a. menentukan kosakata berafiks yang akan dipelajari saat pembelajaran, b. membuat daftar kosakata berafiks yang akan dipelajari saat pembelajaran, c. mencari gambar yang sesuai dengan kosakata,

d. sebelum membuat kartu kata, terlebih dahulu dibuat garis tepi untuk memudahkan saat proses pengguntingan,

e. garis tepi dibuat di dalam Microsoft Word dengan ukuran 1 × 4 cm,

f. setiap kosakata ditulis di dalam kotak bergaris tepi tersebut dengan jenis huruf Comic Sans MS dan ukuran huruf 16,

g. kartu kata dan gambar dicetak di kertas A4,

h. kartu kata dan gambar yang telah dicetak kemudian digunting sesuai batas garis tepi,

i. kartu kata dan gambar yang telah digunting dilem dan direkatkan pada kertas karton warna putih,

j. kartu kata dan gambar yang telah dilem kemudian digunting sesuai batas garis tepi.

Pada saat menggunakan kartu kata, pembelajar terlebih dahulu diberikan beberapa gambar. Pembelajar harus menebak kata kerja yang terdapat dalam gambar tersebut. Setelah itu, kartu kata baru diberikan pada pembelajar.


(24)

37

3) Lembar observasi

Lembar observasi dibuat dengan tujuan untuk melihat sejauh mana kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, untuk mengetahui kesulitan yang dialami pembelajar pada saat pembelajaran. Lembar observasi disusun sebagai pedoman yang harus dilakukan oleh pengajar pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

3.7 Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan kesimpulan. Dalam penelitian eksperimen, analisis data pada umumnya menggunakan teknik statistik inferensial sedangakan pada penelitian eksperimen dengan subjek tunggal menggunakan statistik deskriptif yang sederhana (Sunanto, 2006:65).

Berdasarkan pendapat tersebut, data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan suatu perhitungan tertentu tertentu untuk kemudian dideskripsikan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: a. analisis lembar latihan dilakukan dengan menggunakan analisis sintaksis, b. melakukan penskoran terhadap data hasil baseline dan intervensi,

c. mendeskripsikan skor hasil tes menjadi nilai dengan cara membagi skor pembelajar dengan skor total,

d. Membuat tabel hasil penskoran data pada baseline dan intervensi, dan e. membuat grafik hasil penskoran data.


(25)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menguraikan semua data sebagai mana adanya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai beberapa simpulan akhir dari hasil penelitian. Berdasarkan simpulan tersebut, penulis menyampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran keterampilan menulis BIPA tingkat dasar.

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan kartu kata yang diperkuat dengan gambar, dapat disimpulkan jika hasil pembelajaran keterampilan menulis pembelajar BIPA berupa kalimat. Pembelajar BIPA telah mampu membuat kalimat dengan struktur bahasa Indonesia. Kalimat yang dibuat oleh pembelajar BIPA, pada mulanya masih berupa kalimat tunggal dengan kosakata berafiks meN- sebagai predikat. Namun, dengan menggunakan kartu kata yang diperkuat dengan gambar, pembelajar BIPA dapat menggunakan kategori kata lain dalam kalimat yang dibuatnya. Hal tersebut menjadikan kalimat yang dibuat oleh pembelajar menjadi lebih beragam dalam hal penggunaan kosakata.

Kartu kata yang digunakan dalam pembelajara memiliki lebar 1,5 cm dan panjang 4 cm. Ukuran kartu kata tersebut tidak dipermasalahkan oleh pembelajar karena tidak mempengaruhi materi yang disampaikan. Pada pembelajaran, kartu kata lebih banyak digunakan oleh pembelajar BIPA. Pengajar hanya menyediakan kartu kata dan gambar serta memberikan instruksi dalam penggunaan kartu kata tersebut. Pembelajar BIPA mencocokkan kartu kata dengan gambar atau menebak gambar yang telah disediakan. Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar secara tidak langsung memaksa pembelajar untuk mengingat berbagai kosakata yang terdapat dalam gambar dengan bahasa Indonesia.


(26)

111

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan kartu kata yang digunakan dalam penelitian. Saran yang ingin penulis sampaikan melalui skripsi ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi pengajar, kartu kata yang dibuat dapat dimodifikasi sesuai kreativitas pengajar namun tetap memperhatikan prinsip kesedehanaan dari media visual. Selain itu, pengajar dapat mengkreasikan penggunaan kartu kata dalam pembelajaran

2) Bagi peneliti selanjutnya, adanya penelitian dengan menggunakan kartu kata pada pembelajar BIPA secara kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tampilan, penggunaan, dan hasil pembelajaran pada pembelajar dengan jumlah lebih banyak.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2007. Pokokknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Berita Unpad. 2013. Melalui Program BIPA, Bahasa Indonesia Semakin Banyak Dipelajari oleh Orang Asing. [Online]. Tersedia: http://www.unpad.ac.id/2013/05/melalui-program-bipa-bahasa-indonesia-semakin-banyak-dipelajari-oleh-orang-asing/ [12 Juni 2013].

BIPA Daring. 2011. Penyelenggara BIPA. [Online]. Tersedia: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/bipa/ [12 Juni 2013].

CEF. 2010. Teacher’s Guide for the Common Framework. [Online]. Tersedia: http://www.pearsonlongman.com/ae/cef/cefguide.pdf [25 Juli 2013]. CEFR. 2012. Common European Framework of Reference for Language.

[Online]. Tersedia: http://www.cambridgeenglish.org/images/126011-using-cefr-principles-of-good-practice.pdf. [15 Maret 2013].

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fajarwati, Endah. 2012. Pemanfaatan Media Kartu Kata Dalam Upaya Mengurangi Kesalahan Sintaksis Pada Pembelajar BIPA Tingkat Dasar. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

KBRI Bangkok. 2012. Pelepasan Dosen Bahasa Indonesia Kepada 7 universitas

di Thailand. [Online]. Tersedia:

http://www.deplu.go.id/bangkok/_layouts/mobile/PerwakilanDetail-NewsLike.aspx?l=id&ItemID=d0677ca4-6719-4567-bdc5-10691cca91ff. [12 Juni 2013].


(28)

113

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono. Seameo Regional Centre for Quality of Teacher and Education Personnel

(QITEP) in Language. 2011. Teaching Methoodology of Indonesian Language for Foreign Learner 1. Jakarta.

Seameo Regional Centre for Quality of Teacher and Education Personnel (QITEP) in Language. 2011. Teaching Methoodology of Indonesian Language for Foreign Learner 2. Jakarta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sunanto, Juang, dkk. 2006. Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Syamsuddin, AR dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah. Jogjakarta: Diva Press.

Tim Redaksi. 2008. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


(29)

114

Wahyu, Ahmad. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA). Skripsi pada FPBS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.


(1)

37

Novia Siti Rohayani, 2013

Penggunaan Kartu Kata Pada Pembelajaran Kosakata Berafiks Dalam Keterampilan Enulis Bipa Tingkat Dasar (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia)

3) Lembar observasi

Lembar observasi dibuat dengan tujuan untuk melihat sejauh mana kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, untuk mengetahui kesulitan yang dialami pembelajar pada saat pembelajaran. Lembar observasi disusun sebagai pedoman yang harus dilakukan oleh pengajar pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

3.7 Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan kesimpulan. Dalam penelitian eksperimen, analisis data pada umumnya menggunakan teknik statistik inferensial sedangakan pada penelitian eksperimen dengan subjek tunggal menggunakan statistik deskriptif yang sederhana (Sunanto, 2006:65).

Berdasarkan pendapat tersebut, data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan suatu perhitungan tertentu tertentu untuk kemudian dideskripsikan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: a. analisis lembar latihan dilakukan dengan menggunakan analisis sintaksis, b. melakukan penskoran terhadap data hasil baseline dan intervensi,

c. mendeskripsikan skor hasil tes menjadi nilai dengan cara membagi skor pembelajar dengan skor total,

d. Membuat tabel hasil penskoran data pada baseline dan intervensi, dan e. membuat grafik hasil penskoran data.


(2)

Novia Siti Rohayani, 2013

Penggunaan Kartu Kata Pada Pembelajaran Kosakata Berafiks Dalam Keterampilan Enulis Bipa Tingkat Dasar (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menguraikan semua data sebagai mana adanya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai beberapa simpulan akhir dari hasil penelitian. Berdasarkan simpulan tersebut, penulis menyampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran keterampilan menulis BIPA tingkat dasar.

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan kartu kata yang diperkuat dengan gambar, dapat disimpulkan jika hasil pembelajaran keterampilan menulis pembelajar BIPA berupa kalimat. Pembelajar BIPA telah mampu membuat kalimat dengan struktur bahasa Indonesia. Kalimat yang dibuat oleh pembelajar BIPA, pada mulanya masih berupa kalimat tunggal dengan kosakata berafiks meN- sebagai predikat. Namun, dengan menggunakan kartu kata yang diperkuat dengan gambar, pembelajar BIPA dapat menggunakan kategori kata lain dalam kalimat yang dibuatnya. Hal tersebut menjadikan kalimat yang dibuat oleh pembelajar menjadi lebih beragam dalam hal penggunaan kosakata.

Kartu kata yang digunakan dalam pembelajara memiliki lebar 1,5 cm dan panjang 4 cm. Ukuran kartu kata tersebut tidak dipermasalahkan oleh pembelajar karena tidak mempengaruhi materi yang disampaikan. Pada pembelajaran, kartu kata lebih banyak digunakan oleh pembelajar BIPA. Pengajar hanya menyediakan kartu kata dan gambar serta memberikan instruksi dalam penggunaan kartu kata tersebut. Pembelajar BIPA mencocokkan kartu kata dengan gambar atau menebak gambar yang telah disediakan. Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar secara tidak langsung memaksa pembelajar untuk mengingat berbagai kosakata yang terdapat dalam gambar dengan bahasa Indonesia.


(3)

111

Novia Siti Rohayani, 2013

Penggunaan Kartu Kata Pada Pembelajaran Kosakata Berafiks Dalam Keterampilan Enulis Bipa Tingkat Dasar (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia)

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan kartu kata yang digunakan dalam penelitian. Saran yang ingin penulis sampaikan melalui skripsi ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi pengajar, kartu kata yang dibuat dapat dimodifikasi sesuai kreativitas pengajar namun tetap memperhatikan prinsip kesedehanaan dari media visual. Selain itu, pengajar dapat mengkreasikan penggunaan kartu kata dalam pembelajaran

2) Bagi peneliti selanjutnya, adanya penelitian dengan menggunakan kartu kata pada pembelajar BIPA secara kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tampilan, penggunaan, dan hasil pembelajaran pada pembelajar dengan jumlah lebih banyak.


(4)

Novia Siti Rohayani, 2013

Penggunaan Kartu Kata Pada Pembelajaran Kosakata Berafiks Dalam Keterampilan Enulis Bipa Tingkat Dasar (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2007. Pokokknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Berita Unpad. 2013. Melalui Program BIPA, Bahasa Indonesia Semakin Banyak Dipelajari oleh Orang Asing. [Online]. Tersedia:

http://www.unpad.ac.id/2013/05/melalui-program-bipa-bahasa-indonesia-semakin-banyak-dipelajari-oleh-orang-asing/ [12 Juni 2013].

BIPA Daring. 2011. Penyelenggara BIPA. [Online]. Tersedia:

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/bipa/ [12 Juni 2013].

CEF. 2010. Teacher’s Guide for the Common Framework. [Online]. Tersedia:

http://www.pearsonlongman.com/ae/cef/cefguide.pdf [25 Juli 2013]. CEFR. 2012. Common European Framework of Reference for Language.

[Online]. Tersedia: http://www.cambridgeenglish.org/images/126011-using-cefr-principles-of-good-practice.pdf. [15 Maret 2013].

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fajarwati, Endah. 2012. Pemanfaatan Media Kartu Kata Dalam Upaya Mengurangi Kesalahan Sintaksis Pada Pembelajar BIPA Tingkat Dasar. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

KBRI Bangkok. 2012. Pelepasan Dosen Bahasa Indonesia Kepada 7 universitas

di Thailand. [Online]. Tersedia:

http://www.deplu.go.id/bangkok/_layouts/mobile/PerwakilanDetail-NewsLike.aspx?l=id&ItemID=d0677ca4-6719-4567-bdc5-10691cca91ff. [12 Juni 2013].


(5)

113

Novia Siti Rohayani, 2013

Penggunaan Kartu Kata Pada Pembelajaran Kosakata Berafiks Dalam Keterampilan Enulis Bipa Tingkat Dasar (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono. Seameo Regional Centre for Quality of Teacher and Education Personnel

(QITEP) in Language. 2011. Teaching Methoodology of Indonesian Language for Foreign Learner 1. Jakarta.

Seameo Regional Centre for Quality of Teacher and Education Personnel (QITEP) in Language. 2011. Teaching Methoodology of Indonesian Language for Foreign Learner 2. Jakarta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sunanto, Juang, dkk. 2006. Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Syamsuddin, AR dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah. Jogjakarta: Diva Press.

Tim Redaksi. 2008. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Utami, Sri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


(6)

Novia Siti Rohayani, 2013

Penggunaan Kartu Kata Pada Pembelajaran Kosakata Berafiks Dalam Keterampilan Enulis Bipa Tingkat Dasar (Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wahyu, Ahmad. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Afiks Melalui Multimedia Powerpoint Flash Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing (BIPA). Skripsi pada FPBS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA : studi kasus terhadap pembelajar bipa tingkat menengah di balai bahasa upi.

0 0 43

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR.

0 7 26

PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL UNTUK PEMBELAJAR BIPA : Penelitian Subjek Tunggal pada Pembelajar Tingkat C1 Asal Korea.

0 3 42

PENERAPAN METODE LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA KEGIATAN SEHARI-HARI PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR.

1 8 67

PEMANFAATAN MEDIA KARTU KATA DALAM UPAYA MENGURANGI KESALAHAN SINTAKSIS PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR :Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal pada Pembelajar BIPA Tingkat Dasar di Balai BahasaUnpad.

1 2 39

MODEL PEMBELAJARAN AFIKSASI MELALUI MEDIA CAKRAM DIGITAL (CD) INTERAKTIF DALAM KETERAMPILAN MENULIS UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) : Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal Terhadap Siswa Kelas VII SMP Mutiara Nasional Internatio

0 2 82

DAMPAK PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP BAHASA TULIS PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR (STUDI KASUS DI UPT BAHASA UNIVERSITAS SEBELAS MARET).

0 2 19

PENGGUNAAN KARTU KATA PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA BERAFIKS DALAM KETERAMPILAN MENULIS BIPA TINGKAT DASAR ipi143049

0 0 9

PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL UNTUK PEMBELAJAR BIPA : Penelitian Subjek Tunggal pada Pembelajar Tingkat C1 Asal Korea - repository UPI S IND 1104356 Title

0 0 9

PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) DI LEMBAGA KURSUS BIPA PURI INDONESIAN LANGUAGE PLUS YOGYAKARTA

0 1 272