Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta

(1)

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK

PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III SD

KANISIUS KUMENDAMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Secundina Kusuma Wisangnuari NIM : 131134021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK

PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III SD

KANISIUS KUMENDAMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Secundina Kusuma Wisangnuari NIM : 131134021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Bapa Yosep serta santo dan santa pelindung yang senantiasa selalu memberikan perlindungan, penyertaan, berkat, kelancaran, kemudahan serta semangat.

2. Kedua orang tua Bapak Robertus Widji Budi Raharjo dan Ibu Natalia Tri Resmini yang selalu memberikan doa dan semangat serta memberikan dukungan seluruhnya. Penyemangat untuk membahagiakan kalian. 3. Adik Daniel Katon Restu Raharjo yang telah memberikan semangat. 4. Seseorang yang spesial Andreas Adi Sanjaya.

5. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan seluruh dosen dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


(6)

v

MOTTO

“Percaya akan diri sendiri dan percaya pada Tuhan Yesus bahwa Ia selalu

memberkati setiap langkah kehidupan kita seluruhnya.”

(Secundina Kusuma Wisangnuari)

“Selalu percaya akan semua rencana terbaik-Nya.”


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Juli 2017 Peneliti


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Secundina Kusuma Wisangnuari

Nomor Mahasiswa : 131134021

Demi pengambangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN

MEMBACA SISWA KELAS III SD KANISIUS KUMENDAMAN YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 10 Juli 2017 Yang Menyatakan


(9)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS III SD KANISIUS KUMENDAMAN

YOGYAKARTA

Secundina Kusuma Wisangnuari Universitas Sanata Dharma

2017

Membaca merupakan kebutuhan dari individu untuk memperoleh informasi. Membaca merupakan keterampilan yang dapat diperdalam mulai dari bangku Sekolah Dasar. Peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup sebagai media yang menarik agar siswa mempunyai minat dalam membaca sekaligus dapat belajar mengenal lingkungan hidup. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(Research and Development atau R&D). Penelitian ini bertujuan mengembangkan

produk dan mengetahui kualitas buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. Peneliti mengadopsi model penelitian dan pengembangan dari Sugiyono yang dimodifikasi menjadi 7 langkah yaitu: (1) penelitian terhadap produk yang telah ada, (2) studi literatur dan penelitian lapangan, (3) perencanaan pengmbangan produk, (4) pengujian internal desain, (5) revisi desain, (6) pembuatan produk, (7) uji coba terbatas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pedoman wawancara dan kuesioner. Pedoman wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta, dan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku cerita bergambar oleh dosen ahli, guru kelas III, dan 1 siswa setara. Uji coba produk dengan kuesioner lanjutan dilakukan kepada 6 siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman sebagai subjek penelitian.

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan, dosen ahli memberikan skor rerata 3,58, guru kelas III memberikan skor rerata 4,6, dan 1 siswa setara memberikan rerata 4,63. Dari keseluruhan skor yang didapat, rata-rata yang diperoleh yaitu 4,27 dengan kategori “sangat baik”.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku cerita bergambar, pendidikan lingkungan hidup, pembelajaran membaca.


(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF ENVIRONMENTAL EDUCATION BASED ILLUSTRATED STORY BOOK F OR READING LEARNING OF CLASS III

STUDENTS OF SD KANISIUS KUMENDAMAN YOGYAKARTA

Secundina Kusuma Wisangnuari Sanata Dharma University

2017

Reading is needed by any individual to obtain information. Reading is a skill which can be enhanced from as early as Primary School. The researcher is encouraged to develop environmental education based illustrated story book as a media which will attract the students to grow interest in reading while learning about the environment. This research is focused on development of environmental education based illustrated story book for reading learning of class III students of SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta.

This research adopts the Research and Development or R&D method. This research is aimed at developing product and determining the quality of illustrated story book for class III students. The researcher adopted Borg and Gall model and Sugiono model that were modified into 7 steps, namely, (1) research and data collection, (2) planning, (3) early product development, (4) initial field testing, (5)

design revision, (6) product manufacturing, (7) limited testing. The instrument

used in this study is a list of guidelines for interviews and questionnaire. Guidelines for interviews is used to analyze the need of the teachers of class III students of SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta, and questionnaire are used to validate the quality of illustrated story books by expert lecturer, class III teachers, and one student. Product testing by the use of questionnaire is followed up by another questionnaire given to 6 class III students of SD Kanisius Kumendaman as subject of the research.

Based on the validation made, expert lecturer gives average score of 3.58, class III teacher gives average score of 4.6, and one student results in average score of 4,63. Based on the overall score, the average score obtained is 4.27 with

the category of very good”.

Keywords: research and development, illustrated story book, environmental education, reading learning.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat serta perlindungan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini selesai tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, nasihat, serta kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1) Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2) Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3) Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4) Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

5) Dosen ahli selaku validator yang telah membantu memaksimalkan penelitian ini.

6) Guru kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta selaku validator yang telah membantu memaksimalkan penelitian ini..

7) Para bapak dan ibu dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama kuliah.

8) Para guru dan siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9) Bapak dan ibu penulis, Bapak Robertus Widji Budi Raharjo dan Ibu Natalia Tri Resmini yang selalu memberikan doa dan semangat serta


(12)

xi

memberikan dukungan seluruhnya kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

10)Adik Daniel Katon Restu Raharjo yang telah memberikan semangat kepada peneliti dalam menjalani penelitian hingga selesai skripsi ini. 11)Simbah Putri, Simbah Wedok, Simbah Yah, Bulek Erna, Budhe Mur,

Budhe Warsi, Pakdhe Sunar, Pakde Gun, Mbak Dita, Om Asto, Om Ambar, Bulek Niken, Dicta, Arvina, Nonik selaku keluarga yang selalu memberikan pengertian, dan dukungan kepada peneliti sehingga selesai skripsi ini.

12)Andreas Adi Sanjaya, yang selalu mendukung, memberi semangat, setia menemani, mau membantu sebisa mungkin, mau direpoti, setia menunggu, selalu sabar, hobi marah kalau tidak diperhatikan, tidak bosan memberikan ceramah dan nasihat serta perhatian agar peneliti segera menyelesaikan pembuatan skripsi ini.

13)Teman-teman PGSD angkatan 2013. Teman-teman PPL. Teman-teman skripsi se Payung yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan, serta membantu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

14)Para sahabat di kampus: Yusi, Tanti, Amel, Tika, Yovita, Tery, Sinta, Runi, Vika, Putri, Tyas dan semua sahabat di kampus yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Para sahabat SMA: Dora, Sherly, Ajeng, Rosa, Lena. Para sahabat SMP: Febi, Ine, Anna, Nia, Sari, Hesti. Sahabat dari TK: Wari. Para sahabat dari Mudika Santo Sava: Mbak Devta, Mbak Puri, Sari, Wintan, Thomas. Para sahabat OMK Gereja Santo Yusup Padokan: Mbak Sinta, Mbak Linda, Mas Berna, Mas Sigit, Mas Titok, Lusi, Sinta. Para sahabat Lektor, OMK, dan Romo Paroki Pugeran: Dea, Mbak Nensi, Mamah Alvina, Budhe Ningrum, Tegar, Prisca, Mas Joko, Romo Sari, Romo Tri, Romo Supriyo, Romo Wiyono yang telah mendukung, memotivasi, mendoakan, memberi semangat, dan mau menjadi teman curhat berbagai cerita sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.


(13)

xii

15)Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Terimakasih untuk semuanya, semoga kita selalu berbahagia dan diberkati oleh Tuhan.

Semoga karya penelitian ini, dapat memberikan manfaat yang berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa karya ini masih memerlukan banyak kritik dan saran untuk dapat memperbaiki kekurangan-kekurangannya dan demi kebaikan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 10 Juli 2017 Peneliti


(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Bagi Siswa ... 7

1.4.2 Bagi Guru ... 7

1.4.3 Bagi Sekolah ... 7

1.4.4 Bagi prodi PGSD... 8

1.4.5 Bagi Peneliti ... 8

1.5 Definisi Operasional ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10


(15)

xiv

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak ... 10

2.1.2 Membaca ... 14

2.1.3 Gerakan Literasi Sekolah ... 17

2.1.4 Buku Cerita Bergambar ... 25

2.1.5 Pendidikan Lingkungan Hidup ... 29

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 33

2.3 Kerangka Berpikir ... 36

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Setting Penelitian ... 41

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 41

3.2.2 Subjek Penelitian ... 41

3.2.3 Objek Penelitian ... 41

3.2.4 Waktu Penelitian ... 42

3.3 Rancangan Peneliian ... 42

3.4 Prosedur Pengembangan ... 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.5.1 Wawancara ... 50

3.5.2 Penyebaran Kuesioner ... 51

3.6 Instrumen Penelitian ... 52

3.6.1 Pedoman Wawancara ... 53

3.6.2 Kuesioner...54

3.7 Instrumen Penelitian ... 59

3.7.1 Teknik Analisa Data Kualitatif ... 59

3.7.2 Teknik Analisa Data Kuantitaif ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Analisis Kebutuhan ... 63

4.1.1 Hasil dan Pembahasan Wawancara Survei Kebutuhan ... 63

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 66

4.2.1 Konsep Pembuatan Buku Cerita Bergambar ... 66


(16)

xv

4.3 Data Uji Coba dan Revisi ... 74

4.3.1 Hasil Data Validasi Dosen Ahli ... 74

4.3.2 Hasil Data Validasi Guru SD Kelas III ... 76

4.3.3 Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas III... 78

4.4 Revisi Desain ... 80

4.5 Uji Coba Produk ... 88

4.6 Kajian Produk Akhir ... 91

4.6.1 Sampul Buku Cerita Setelah Direvisi ... 91

4.6.2 Isi Buku Cerita Setelah Direvisi ... 92

4.6.3 Bidodata Penulis Setelah Direvisi ... 92

4.7 Kualitas Buku Cerita ... 94

4.8 Pembahasan...95

BAB V PENUTUP ... 103

5.1 Kesimpulan ... 103

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 104

5.3 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA...106

LAMPIRAN...110


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fase-Fase Perkembangan Individu...13

Tabel 2.2 Kecakapan Literasi Tahap Pembiasaan di Kelas Bawah...19

Tabel 2.3 Fokus dan Prinsip Kegiatan Membaca di Tahap Pembiasaan...19

Tabel 2.4 Memilih Buku Bacaan di SD Kelas Bawah...21

Tabel 2.5 Kecakapan Literasi Tahap Pengembangan di Kelas Bawah...22

Tabel 2.6 Fokus Kegiatan Membaca di Tahap Pengembangan...22

Tabel 2.7 Jenjang Kemampuan Membaca Awal SD Kelas Bawah...24

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara...53

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji Validasi Produk untuk Dosen Ahli dan Guru...54

Tabel 3.3 Contoh Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Dosen Ahli dan Guru...56

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Uji Coba Produk untuk Siswa...57

Tabel 3.5 Contoh Instrumen Kuesioner Uji Coba Produk untuk Siswa...58

Tabel 3.6 Rumus Presentase Kelayakan Produk...60

Tabel 3.7 Konversi Nilai Skala Lima Menurut Sukardjo...60

Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Lima...62

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas III...64

Tabel 4.2 Pengenalan Tokoh...67

Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Dosen Ahli...75

Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Cerita Bergambar oleh Guru Kelas III...77

Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Produk Buku Cerita Bergambar Siswa Kelas III...79

Tabel 4.6 Revisi Desain Buku Cerita Bergambar dari Dosen Ahli...80

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Coba Produk...90


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur map Hasil Penelitian Yang Relevann...35

Gambar 3.1 Langkah Metode Research and Development Sugiiyono...43

Gambar 3.2 Model Penelitian dan Pengembangan Modifikasi Sugiyono...47

Gambar 4.1 Gambar Sketsa Tangan...69

Gambar 4.2 Gambar Sketsa Tangan sebelum Diberi Warna...70

Gambar 4.3 Gambar Sketsa Tangan Sesudah Diberi Warna...70

Gambar 4.4 Font Comic Sans MS untuk Judul dan Nama Penulis...71

Gambar 4.5 Font Comic Sans MS untuk Isi Cerita...71

Gambar 4.6 Sebelum Revisi...81

Gambar 4.7 Sesudah Revisi...81

Gambar 4.8 Sebelum Revisi...82

Gambar 4.9 Sesudah Revisi...82

Gambar 4.10 Sebelum Revisi...83

Gambar 4.11 Sesudah Revisi...83

Gambar 4.12 Sebelum Revisi...84

Gambar 4.13 Sesudah Revisi...84

Gambar 4.14 Sebelum Revisi...85

Gambar 4.15 Sesudah Revisi...85

Gambar 4.16 Sebelum Revisi...86

Gambar 4.17 Sesudah Revisi...86

Gambar 4.18 Sebelum Revisi...87

Gambar 4.19 Sesudah Revisi...87

Gambar 4.20 Sebelum Revisi...91

Gambar 4.21 Sesudah Revisi...91

Gambar 4.22 Sebelum Revisi Profil Penulis...93

Gambar 4.23 Sesudah Revisi Profil Penulis...93

Gambar 4.24 Gambar Latar Tempat dalam Buku Cerita...99


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Wawancara dengan Guru Kelas III SD Kanisius Kumendaman...111

Lampiran 2 Data Hasil Validasi Dosen Ahli...113

Lampiran 3 Data Hasil Validasi Guru Kelas III...115

Lampiran 4 Data Hasil Uji Coba Produk Siswa Kelas III...117

Lampiran 5 Data Kuesioner Hasil Uji Coba Produk Pada Siswa Kelas III..119

Lampiran 6 Hasil Paparan Validator dan Uji Coba Produk...131

Lampiran 7 Ringkasan Hasil Uji Coba Siswa Kelas III...132

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian...133

Lampiran 9 Surat Keterangan Melakukan Penelitian...134

Lampiran 10 Dokumentasi...135

Lampiran 11 Buku Cerita Bergambar...136


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi sebagian masyarakat pendidikan merupakan pokok dari kehidupan. Melalui pendidikan, masyarakat dapat memperoleh ilmu, tanpa memandang status, umur, golongan, atau ras sekalipun, semua orang berhak dalam mendapatkan pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia. Di mulai dari belajar masyarakat akan memperoleh ilmu, dan untuk ilmu yang sudah dimiliki masyarakat dapat mengembangkannya menjadi bekal untuk masa depan.

Salah satu ilmu yang harus dimiliki pada setiap orang yang utama adalah ilmu yang mengajarkan tentang membaca. Setiap orang harus mempunyai kemampuan dalam membaca. Membaca merupakan kebutuhan dari individu dan sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat untuk memperoleh informasi (Somadayo,2011:33). Banyak membaca, banyak pula manfaat yang akan didapat, seperti contohnya seseorang yang sering melakukan kegiatan membaca, pastinya akan lebih unggul pengetahuannya dari pada orang yang tidak suka membaca. Diharapkan membaca menjadi sebuah kebudayaan yang terus ditumbuh- kembangkan oleh masyarakat, di mulai dari anak usia dini bahkan bisa pada waktu di dalam kandungan, dengan membiasakan seorang ibu membacakan cerita pada bayinya diharapakan akan mengalir kebiasaan membaca pada anaknya kelak (Putra,2008:3).


(21)

Pada umumnya keterampilan dalam membaca dapat diperdalam mulai dari bangku sekolah dasar. Anak-anak yang masuk sekolah dasar telah memiliki latar belakang kemampuan yang bereda-beda, diantaranya ada anak yang sudah bisa dan lancar membaca, tetapi ada pula anak yang belum bisa membaca atau ada yang sudah bisa membaca tetapi belum lancar. Mula-mula pembelajaran membaca dapat dilalui dengan berbagai cara, mulai dari awal anak dikenalkan dengan huruf-huruf, lalu rangkaian kata, sampai rangkaian kalimat hingga akhirnya anak dapat membaca bacaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan membaca dengan memahami keseluruhan isi dalam bacaan yang dibaca.

Keadaan di mana malas membaca sudah menjadi kebiasaan yang buruk yang masih terus dikembangkan masyarakat di masa sekarang ini. Kebiasaan malas membaca ini didukung berdasarkan studi " Most Littered Nation In the

World " yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu,

bahwa Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia berada tepat di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61) (pikiran-rakyat.com,2017).

Keadaan yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan, yang seiring dengan berjalannya perkembangan zaman yang semakin moderen menjadikan kebiasaan malas membaca menjadi sesuatu yang sulit untuk disembuhkan. Untuk memperbaiki keadaan ini perlu timbulnya kesadaran dari masyarakat untuk memiliki kemauan membaca. Di mulai sejak dini, anak-anak biasanya akan lebih suka melakukan kegiatan dengan menggunakan sesuatu yang nyata yang dapat terlihat jelas untuk dapat mengembangkan daya imajinasinya. Berawal dari ketersediaan buku yang baik dan menarik akan mengembalikan keinginan anak


(22)

untuk belajar menyukai buku. Ketertarikan anak untuk mulai mau membaca buku dapat dilihat dari bagian judul atau pun gambar pada sampul depan buku dan dari situ timbul ketertarikan anak untuk mencari tahu isi dari dalam buku.

Untuk dapat menarik keinginan siswa dalam menumbuhkan minat membacanya guru dapat menggunakan media yang menarik sebagai pendukungnya. Menurut Arsyad (2009:4-5) disebutkan bahwa pemakaian suatu media pada saat proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan siswa serta dapat merangsang dan memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu contohnya untuk meningkatkan minat membaca siswa adalah dengan menggunakan media buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar menurut Nurgiyantoro (2005:152) yaitu buku bacaan cerita anak yang di dalamnya terdapat gambar-gambar yang menarik. Kesukaan membaca menggunakan media buku cerita bergambar diharapkan dapat menciptakan keaktifan dan dapat meningkatkan kebiasaan membaca. Karena kegunaan buku cerita bergambar sendiri adalah untuk menarik perhatian anak agar mau membaca. Menurut Nurgiyantoro (2005:152) pada buku cerita bergambar di dalamnya terdapat buku cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal disertai dengan gambar-gambar ilustrasi yang mendukung cerita. Dapat dilihat bahwa diharapkan buku cerita bergambar bisa menjadi daya tarik untuk anak semangat dalam membaca buku.

Pendidikan lingkungan hidup menjadi bagian yang terpenting bagi kelangsungan hidup manusia. Pendidikan lingkungan hidup sejak awal sudah harus diketahui oleh siswa sebagai langkah yang baik untuk mengenalkan anak pada lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup perlu diketahui anak sejak dini karena mempunyai peran penting dalam kelanjutan kehidupan manusia yang


(23)

layak untuk dipertahankan, karena kesadaran untuk merawat, menjaga dan memelihara lingkungan sebagai sumber kelangsungan hidup manusia masih kurang. Kurangnya perhatian masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat. Seperti yang kemukakan oleh Soemarwoto (2001:56) agar kita dapat mengelola lingkungan dengan baik, kita tidak saja perlu mengetahui apa yang tidak kita kehendaki, melainkan perlu juga untuk kita mengetahui apa yang kita kehendaki, sehingga kita dapat mengetahui ke mana lingkungan akan dikembangkan untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan yang baik. Oleh karena itu baik dilakukan jika sejak dini anak sudah mulai diperkenalkan dengan pendidikan lingkungan hidup untuk sebuah tindakan yang perlu dilakukan dengan baik, untuk ikut berperan serta dalam menjaga dan melindungi lingkungan hidup sebagai bekal kehidupan di masa mendatang.

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan pada tanggal 15 Desember 2016 dengan guru kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta, menyatakan bahwa siswa kelas bawah sebagian besar sudah lancar dalam membaca, namun ada tiga siswa yang masih belum lancar dalam membaca. Guru kelas III mengatakan bahwa ketersediaan buku untuk belajar membaca dalam bentuk buku cerita bergambar masih kurang terutama yang berbasis pendidikan lingkungan hidup. Buku cerita yang disediakan sekolah mengandung lebih banyak tulisan dari pada gambar. Hal ini menyebabkan daya tarik membaca siswa menjadi kurang, siswa sulit memahami maksud dari bacaan, dan menjadikan siswa lebih fokus pada gambar. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan peningkatan


(24)

atau perubahan dalam media pembelajaran terutama pada buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup.

Berdasarkan temuan hasil analisis kebutuhan melalui wawancara yang telah dilakukan maka peneliti ingin mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup. Melalui pembuatan buku cerita bergambar ini diharapkan mampu memberikan daya tarik kepada siswa dan dapat membantu siswa dalam mengembangkan daya imajinasinya. Buku cerita bergambar untuk siswa SD kelas bawah identik dengan banyak menggunakan gambar dari pada tulisan yang umumnya menggunakan kalimat yang singkat dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti serta dapat membantu menyadarkan akan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan diharapkan siswa lebih memperkaya pengetahuan dan dapat mengembangkan imajinasinya melalui buku cerita bergambar. Selain itu diharapkan juga melalui buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup yang dikembangkan ini mampu mendorong siswa untuk dapat turut serta dalam menciptakan sekolah adiwiyata dan dapat mendukung program gerakan literasi sekolah. Untuk itu peneliti mengambil judul

“ Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan

Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III SD Kanisius

Kumendaman Yogyakarta”. Pengembangan buku cerita bergambar berbasis

pendidikan lingkungan hidup ini diharapkan dapat dijadikan sumber pembelajaran bagi guru dalam memperkenalkan pendidikan lingkungan hidup dalam bentuk buku cerita bergambar.


(25)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta?

2. Bagaimana kualitas produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup adalah:

1. Mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan bagaimana kualitas produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta.


(26)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi dan mendorong siswa terutama kelas III untuk lebih tertarik dan berminat pada kegiatan belajar membaca dengan menggunakan buku cerita bergambar mengenai pendidikan lingkungan hidup. Dengan menggunakan buku cerita bergambar, diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa terutama yang masih belum bisa membaca dan belum lancar membaca.

1.4.2 Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pandangan baru untuk guru agar dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memberikan pengajaran kreatif dan dapat mengembangkan proses belajar mengajar yang menarik saat di kelas. Dengan menggunakan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan ketertarikan siswa dalam minat membaca.

1.4.3 Bagi Sekolah

Sekolah dapat menggunakan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini sebagai dorongan untuk dapat mengembangkan dan menyediakan ketersediaan buku cerita bergambar dalam pembelajaran membaca bagi siswa kelas bawah terutama bagi kelas III di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta mengenai pendidikan lingkungan hidup.


(27)

1.4.4 Bagi prodi PGSD

Penelitian pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku cerita bergambar berupa modul untuk pembelajaran membaca kelas III.

1.4.5 Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam mengembangkan buku cerita bergambar khususnya untuk mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca. Sebagai seorang calon guru, peneliti mengharapkan agar siswa dapat merasa terbantu dalam pembelajaran membaca melalui buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup.

1.5 Definisi Operasional

1. Buku Cerita Bergambar adalah buku cerita yang identik dengan banyak menggunakan gambar dari pada tulisan yang umumnya menggunakan kalimat yang singkat dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti dan yang dapat membantu anak dalam mengembangkan daya imajinasinya.

2. Pendidikan Lingkungan Hidup adalah bagian yang terpenting bagi kelangsungan hidup manusia dan perlu dilakukan dengan baik, untuk ikut berperan serta dalam menjaga dan melindungi lingkungan hidup sebagai bekal kehidupan di masa mendatang.


(28)

3. Membaca adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dari penulis dalam pembuatan suatu informasi yang dibutuhkan pembaca.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang diharapkan adalah:

1. Mengandung kegiatan yang sesuai dengan perkembangan bahasa anak (membaca buku cerita bergambar).

2. Bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan sekitar anak). 3. Buku cerita berisi lebih banyak gambar yang sangat disukai anak-anak. 4. Buku cerita dibuat dengan warna-warna untuk menarik minat anak. 5. Buku cerita bergambar berisi 55 halaman.

6. Ukuran buku 21 cm x 15 cm atau sama dengan ukuran kertas A5. 7. Buku cerita menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.


(29)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Pada sub bab kajian teori ini memuat karakteristik perkembangan anak, membaca, gerakan literasi sekolah, buku cerita bergambar, pendidikan lingkungan hidup.

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak

1. Tahap Perkembangan Anak

Pada dasarnya dalam kehidupan manusia tidak telepas dari proses perkembangan setiap harinya, baik kecil maupun besar tetap menjadi suatu perkembangan dalam kehidupannya. Perkembangan yang dimaksud adalah suatu proses perubahan tumbuh dan berkembang mulai dari dalam proses pembuahan, sampai akhir pada kematian. Perkembangan yang dilalui setiap harinya oleh masing-masing individu terdiri dari berbagai segi pengetahuan, emosi, bahasa, dan sosial. Perkembangan dapat dicapai apabila ada dukungan dari lingkungannya, seperti perkembangan yang baik akan dicapai apabila dukungan dari lingkungannya yang baik, tetapi sebaliknya jika perkembangan yang dilaluinya tidak di dukung baik oleh lingkungannya hasilnya akan buruk dan tidak sesuai dengan apa yang ingin dicapai.

Seperti yang dikemukakan oleh Hawadi (dalam Desmita, 2012:9) bahwa perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan perubahan dari potensi yang dimiliki individu dalam kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-sciri yang baru


(30)

atau istilah perkembangan yang mencakup konsep usia. Perkembangan yang dimiliki individu berlangsung terus menerus yang merupakan proses perubahan menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan. Perkembangan yang dilalui menghasilkan bentuk dan ciri kemampuan yang baru dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Dengan bergerak secara sedikit demi sedikit secara pasti melalui suatu tahapan yang setiap harinya akan bertambah maju, mulai dari masa pembuahan sampai berakhir dengan kematian (Desmita, 2012:9).

Perkembangan dapat diartikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur. Progresif menandai perubahan yang terarah, membimbing untuk maju dan bukan mundur. Teratur menandai adanya hubungan yang nyata antara perubahan yang sudah mendahului atau yang akan mengikutinya (Hurlock, 1978:23). Demikian perubahan dari setiap individu berlangsung terus menerus dan tidak pernah tidak berubah, melainkan akan terus mengalami perubahan yang gerak perkembangannya semakin hari menunjukkan kemajuan yang berlanjut terus menerus.

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang menjadi syarat bagi perkembangan ke tahap selanjutnya. Menurut Yusuf (2016:18) terdapat 7 arah tahapan perkembangan anak yaitu tahap usia 4-16 minggu, tahap usia 16-28 minggu, tahap usia 28-40 minggu, tahap tahun kedua, tahap tahun ketiga, tahap tahun keempat, dan tahap tahun kelima.

Tahap perkembangan usia 4-16 minggu memiliki jenis perkembangan bayi sudah dapat menguasai 12 macam otot ocula motornya. Tahap perkemabangan usia usia 16-28 bayi dapat menguasai otot-otot yang menyanggah kepalanya dan


(31)

menggerakkan tangannya, sudah mulai dapat meraih benda-benda. Tahap usia 28-40 minggu bayi sudah dapat menguasai badan dan tangannya, sudah mulai bisa duduk, menangkap, dan mempermainkan benda-benda. Tahap di tahun kedua anak sudah pandai berjalan dan berlari, sudah dapat menggunakan kata-kata dan mengenal identitasnya seperti nama. Tahun ketiga anak sudah dapat berbicara dalam kalimat dan meggunakan kata-kata sebagai alat berpikir. Tahun keempat anak mulai banyak bertanya dan dapat mulai berdiri sendiri. Tahun kelima anak sudah mulai matang dalam menguasai gerak-gerik motoriknya, anak sudah dapat melompat-lompat, bercerita sudah sedikit lebih panjang, lebih suka bermain berkawin.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan mengenai Tahap Perkembangan Anak adalah bahwa tahapan perkembangan yang dimiliki setiap anak berlangsung terus menerus yang menandai adanya perubahan teratur dengan membimbing untuk maju dan bukan mundur, dan perolehan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya menjadi syarat bagi perkembangan ke tahap selanjutnya.

2. Perkembangan Anak SD Kelas Bawah

Masa usia anak-anak masuk sekolah dasar yaitu 6 atau 7 tahun dengan menduduki bangku kelas I dan pada usia 12 tahun dengan menduduki bangku kelas VI. Dengan demikian masa perkembangan anak di lalui dengan berbagai tahapan dari masa awal sekolah dasar mulai dari umur 6-9 tahun berada di masa kelas rendah dan masa akhir Sekolah Dasar mulai dari umur 10-12 tahun berada di masa kelas tinggi (Desmita, 2012:35).


(32)

Anak-anak di usia sekolah dasar ini memiliki karakteristik perkembangan yang bertahap sesuai dengan tingkatan kelas dan umurnya. Seperti pada masa kelas bawah anak-anak masih senang dengan melakukan perkembangan dalam aktivitas belajarnya melalui sesuatu yang aktif, yang dilakukan dengan bergerak, bekerja, dan bermain yang dirasa akan membuat senang dan semangat dalam belajarnya. Melalui tahapan dalam aktivitasnya, secara tidak langsung anak akan mengalami proses perkembangan dalam dirinya secara bertahap sesuai dengan tahap pertumbuhan dan kematangan dalam dirinya yang terdiri pula dari segi pengetahuan, emosi, bahasa, dan sosialnya.

Dalam proses belajar mengajar tahapan perkembangan yang digunakan dari berbagai pendapat agar nantinya dapat mempunyai hubungan yang erat. Menurut Yusuf (2016:23) berdasarkan perkembangan individu sejak lahir sampai kematangan dapat digambarkan melewati fase-fase berikut:

Tabel 2.1 Fase-Fase Perkembangan Individu

Pada masa kelas bawah sekolah dasar yang usianya antara 6 atau 7 tahun sampai umur 9-10 tahun terdapat beberapa sifat anak-anak yang mempengaruhi perkembangannya diantaranya (1) adanya hubungan yang baik antara keadaan jasmani yang sehat pasti, banyaknya prestasi yang diperoleh, (2) sikap menurut kepada peraturan-peraturan permainan, (3) adanya kecenderungan memuji diri sendiri, (4) suka membandingkan diri dengan anak yang lain, (5) apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting, (6) pada

Tahap Perkembangan Usia

Masa Usia Pra Sekolah 0,0 – 6,0 Masa Usia Sekolah Dasar 6,0 – 12,0 Masa Usia Sekolah Menengah 12,00 – 18,00 Masa Usia Mahasiswa 18,0 – 25,0


(33)

masa kelas bawah ini anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah layak diberikan nilai baik atau tidak.

Berdasarkan pembagian masa usia sekolah dasar sudah dipaparkan seperti yang sudah tertulis di atas, dapat disimpulkan bahwa masa usia sekolah dasar ini sering disebut dengan masa penyesuaian bersekolah. Biasanya pada umur 6-7 tahun masa di mana anak telah siap untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa penyesuaian bersekolah ini, anak lebih menyukai dunia yang nyata dimana melalui pengembangan buku cerita bergambar ini dapat mewakili pengembangan imajinasi terhadap gambar. Melalui buku cerita bergambar anak dapat mengembanghkan imajinasinya dan dapat menyerap pengetahuan yang terkandung dalam isi bacaan. Selain itu anak jug diharapkan dapat mengambil nilai positif dalam cerita kemudian melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Membaca

1. Pengertian Membaca

Keterampilan berbahasa pada kurikulum di sekolah biasanya mencakup

empat segi (Tarigan,2008:1), diantaranya

a. Keterampilan menyimak/mendengarkan, b. Keterampilan berbicara,

c. Keterampilan membaca, d. Keterampilan menulis.


(34)

Dalam memperoleh keterampilan dalam berbahasa biasanya melalui cara yang berurutan, mulai dari belajar menyimak/mendengarkan, kemudian berbicara, sesudah itu kita dapat belajar membaca dan menulis. Namun pada dasarnya pada keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan. Semakin terampil seseorang dalam berbahasa, maka semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang sudah dijabarkan diatas salah satunya mengenai membaca. Menurut Somadayo (2011:5) membaca adalah proses yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang akan disampaikan oleh penulis melalui kata-kata yang ditulis. Kegiatan membaca pula dapat digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan diri sendiri ataupun dengan orang lain. Kebiasaan melakukan kegiatan membaca ini juga merupakan proses pembiasaan kita dalam berbahasa melalui gambaran tertulis yang dapat kita pahami dari pesan yang disampaikan.

Membaca menurut Resmini (dalam Abidin,2012:14) adalah proses bahasa. Anak yang akan belajar membaca harus memahami hubungan antara bahan bacaannya dan bahasanya. Membaca dapat dikatakan sebagai suatu proses karena langkahnya sangat mendasar dengan bahasa lisan dan memudahkan anak untuk membacanya mulai dari membaca huruf, kata tunggal sampai kalimat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Proses penyampaian isi bacaan dari penulis kepada pembaca.


(35)

2. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk memperoleh informasi sebanyak banyaknya yang mencakup isi dalam bacaan dengan memahami makna dalam isi bacaan. Menurut Blanton (dalam Somadayo, 2011:12), membaca hendaknya memiliki tujuan, karena jika seseorang mempunyai tujuan dalam membaca, maka seseorang itu cenderung akan lebih memahami dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai tujuan. Seperti halnya yang di kemukakan oleh Abidin (2012:8) tujuan membaca menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan strategi membaca, seperti halnya seorang pembaca yang ingin memahami sebuah buku secara cepat dan cermat tentu akan memilih strategi membaca untuk dapat memperoleh pada tujuannya dalam membaca buku.

Tujuan membaca juga dapat dikemukakan dari beberapa yang penting (Tarigan, 2008:9-10), diantaranya:

a. Membaca untuk memperoleh penemuan-penemuan atau fakta-fakta, b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama, c. Membaca untuk mengetahui urutan dalam cerita, d. Membaca untuk menyimpulkan isi dalam cerita, e. Membaca untuk mengelompokkan isi dalam cerita, f. Membaca untuk menilai isi dalam cerita, g. Membaca untuk memperbandingkan isi dalam cerita.

Dari uraian tujuan membaca di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat memperoleh gagasan dalam suatu cerita, adalah saat di mana seseorang dapat paham mengenai isi cerita dan dapat menyimpulkan isi dari cerita yang


(36)

sudah dibacanya menggunakan bahasanya sendiri untuk dapat diceritakan ulang. Dengan membaca, pemikiran akan terbuka dan akan membuat seseorang menjadi mampu menghasilkan ide-ide antar hubungan dalam suatu pemikiran. Keterampilan dalam membaca pula akan menjadi modal dasar seseorang untuk mampu menganalisis, dan memperbaiki bahan bacaan.

2.1.3 Gerakan Literasi Sekolah

1. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah

Pengertian Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai kegiatan atau aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau membaca (Faizah et all, 2016:2). Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyuluruh yang melibatkan semua yang menjabat dibidang Pendidikan. Mulai dari tingkat satuan Pendidikan seluruhnya sampai dengan keterlibatan orang tua siswa menjadi kesatuan penting dalam terselenggaranya program Gerakan Literasi Sekolah. Seperti yang di kemukakan oleh (Faizah et all, 2016:1) terselenggaranya Gerakan Literasi Sekolah ini digagas dan di kemukakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah untuk bentuk kepedulian dan keprihatinan atas rendahnya kemampuan siswa Indonesia dalam memahami bacaan yang berada di bawah rata-rata.

Melalui diadakannya Gerakan Literasi Sekolah ini diharapkan dapat memanfaatkan akses lebih luas lagi pada pengetahuan agar rendahnya peringkat kompetensi dapat diperbaiki. Kompetensi literasi dasar seperti membaca,


(37)

menyimak, berbiacara, menulis, berhitung, dan mengamati sudah seharusnya diberikan sejak pendidikan dasar lalu berlanjut sampai dijenjang yang lebih tinggi, agar siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mencari informasi dan pengetahuan. Di samping itu diharapkan pula siswa mampu membedakan mana informasi yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Seperti halnya sesuai dengan tujuan dari diadakannya literasi yaitu untuk mengarahkan seseorang untuk memahami sebuah pesan yang berwujud dalam berbagai bentuk teks bacaan (Faizah et all, 2016:1).

Diciptakan Gerakan Literasi Sekolah ini disesuaikan dengan peraturan yang sudah ada dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang salah satunya mengenai kegiatan membaca buku nonpelajaran selama lima belas menit sebelum waktu kegiatan belajar mengajar di mulai. Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah ini berupaya untuk menumbuhkan kecintaan membaca kepada siswa dan menjadikan pengalaman dalam belajar yang menyenangkan dan sekaligus dapat mengembangkan imajinasi.

2. Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah dibagi menjadi tiga tahapan (Faizah et all, 2016:5), diantaranya:

a. Tahap Pembiasaan

Tahap dimana diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca melalui kegiatan lima belas menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015). Kegiatan


(38)

membaca yang dapat dilihat dari kemampuan yang ingin dicapai pada kegiatan literasi, diantaranya (Faizah et all, 2016:7):

Tabel 2.2 Kecakapan Literasi Tahap Pembiasaan di Kelas Bawah

Jenjang Komunikasi Bepikir Kritis

SD Kelas Bawah. Mempunyai ungkapan empati terhadap tokoh cerita.

Memisahkan fakta dan fiksi.

Kegiatan membaca juga dilakukan pada tahap pembiasaan terutama pada jenjang sekolah dasar kelas bawah, diantaranya (Faizah et all, 2016:7) :

Tabel 2.3 Fokus dan Prinsip Kegiatan Membaca di Tahap Pembiasaan

Terdapat pula langkah-langkah kegiatan pada tahap pembiasaan, seperti yang dijabarkan sebagai berikut (Faizah et all, 2016:10):

1.). Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai a.) Membaca Nyaring

Guru atau putugas perpustakaan membacakan buku atau bahan bacaan dengan suara nyaring. Kegiatan membaca nyaring yang dilakukan

Jenjang Menyimak Membaca Fokus Kegiatan Jenis Bacaan Sarana dan Prasarana SD kelas bawah. Menyimak cerita untuk menumbuhk an empati. Mengenali dan membuat inferensi, prediksi, terhadap gambar. Membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati.

Buku cerita bergambar,b uku tanpa teks

(wordless picture books), buku dengan teks sederhana, baik fiksi maupun nonfiksi.

Sudut baca kelas, perpusta-kaan, area baca, UKS, kantin, kebun sekolah


(39)

bertujuan untuk: (1) memotivasi siswa agar mau membaca, (2) membuat siswa dapat membaca dan gemar membaca, (3) memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan, (4) membangun komunikasi antara guru dengan siswa, (5) guru atau petugas perpustakaan menjadi teladan dalam membaca.

b.) Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca lima belas menit yang diberikan kepada siswa tanpa gangguan atau dengan menciptakan suasana yang tenang, nyaman, agar siswa dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya. Kegiatan membaca dalam hati ini bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan untuk siswa dalam membaca. 2.) Menata sarana dan lingkungan kaya literasi

Sarana literasi yang dapat dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat membaca siswa, diantaranya: (1) perpustakaan, (2) sudut baca kelas, (3) area baca, (4) UKS, kantin, dan kebun sekolah. 3.) Menciptakan lingkungan kaya teks

Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah atau di ruang kelas dilengkapi dengan bahan-bahan kaya teks, misalnya di dalam ruang kelas ditempeli beberapa tulisan atau gambar, di lingkungan sekolah ditempeli poster-poster, koran, atau buletin yang menumbuhkan pengetahuan, atau majalah dinding di setiap area lingkungan sekolah sebagai bentuk hasil karya siswa mengenai berbagai hal.

4.) Memilih buku bacaan di SD


(40)

siswa, diantaranya seperti pemilihan buku bacaan di SD kelas bawah yaitu:

Tabel 2.4 Memilih Buku Bacaan di SD Kelas Bawah

b. Tahap Pengembangan

Tahap yang mempunyai tujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta dapat meningkatkan kelancaran dan pemahaman siswa dalam membaca. Kegiatan membaca yang dapat dilihat dari kemampuan yang ingin dicapai pada kegiatan literasi tahap pengembangan, diantaranya (Faizah et all, 2016:27):

Jenjang Konten Bacaan yang Sesuai Dengan

Siswa Ilustrasi

SD Kelas Bawah

1) Siswa didampingi ketika memilih buku.

2) Buku mengandung informasi yang sederhana dan atau kejadian sehari-hari.

3) Cerita mengandung nilai yang menginspirasi dan mengembangkan imajinasi.

4) Buku dapat berjenis tokoh binatang (fabel).

5) Buku dapat mengandung pesan nilai seperti moral, sosial, dan kognitif. 6) Buku yang dibacakan dapat

berukuran besar.

1) Ilustrasi memiliki alur yang

sederhana. 2) Tidak perlu

mengulangi teks dari apa yang sudah

digambarkan oleh ilustrasi (buku bergambar).


(41)

Tabel 2.5 Kecakapan Literasi Tahap Pengembangan di Kelas Bawah

Tabel 2.6 Fokus Kegiatan Membaca di Tahap Pengembangan

Fokus terhadap kegiatan literasi juga dilakukan pada tahap pengembangan terutama pada jenjang sekolah dasar kelas bawah, diantaranya (Faizah et all, 2016:29) :

Terdapat pula langkah-langkah kegiatan pada tahap pembiasaan, seperti yang dijabarkan sebagai berikut:

1.) Membacakan nyaring interaktif

Guru membacakan buku/bahan bacaan dan mengajak siswa untuk

Jenjang Menyimak Membaca Berbicara Menulis Memilah Informasi

SD kelas bawah.

Menyimak cerita untuk menumbuhk an empati.

*Mengeja kalimat dan memahami kata-kata dalam cerita sederhana. *Membaca gambar untuk memahami alur cerita. Menjawab pertanyaan tentang tokoh cerita dan kejadian dalam cerita. Bercerita melalui gambar atau kata/kalimat sederhana.

Mengiden-tifikasi tokoh utama dan alur cerita sederhana.

Jenjang Fokus Kegiatan Media

SD Kelas

Bawah 

Guru membacakan nyaring interaktif.

 Guru memandu siswa untuk membaca buku bergambar.

 Guru membaca buku bergambar bersama siswa.

 Membaca mandiri.

 Siswa menggambar tokoh atau kejadian dalam cerita, atau menulis beberapa kata dalam cerita.

 Buku cerita bergambar.

 Buku cerita bergambar berukuran besar.


(42)

menyimak dan menanggapi bacaan dengan aktif. Proses membacakan ini bersifat interaktif karena guru memeragakan bagaimana berpikir menanggapi bacaan dan menyuarakannya dan mengajak siswa melakukan hal yang sama.

2.) Membaca terpadu

Guru memandu siswa ke dalam kelompok kecil (4-6 siswa) pada kegiatan membaca untuk meningkatkan pemahaman, dengan menggunakan fasilitas

pendukung seperti buku untuk dibaca, alat tulis, papan untuk menempel, kertas besar, perekat.

3.) Membaca bersama

Guru menunjukkan cara membaca kepada seluruh siswa di kelas atau kepada satu per satu siswa. Guru dapat membaca bersam-sama dengan siswa, lalu meminta siswa untuk bergiliran dalam membaca. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada siswa untuk membaca nyaring dan meningkatkan kelancaran membaca mereka.

4.) Membaca mandiri

Kegiatan membaca mandiri adalah dimana siswa memilih bacaan yang disukainya dan membaca dengan mandiri. Salah satu bentuk membaca mandiri adalah dengan membaca dalam hati.

c. Tahap Pembelajaran

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran ini bertujuan untuk mempertahankan minat siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca serta meningkatkan kemampuan literasi siswa melalui buku-buku pengayaan dan buku pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan


(43)

kemampuan berbahasa respektif (membaca dan menyimak) dan aktif (berbicara dan menulis). Kemampuan membaca dan menulis ditingkatkan agar peningkatan kemampuan di area berbahasa (membaca, menulis, menyimak, berbicara) dapat dilakukan secara terukur dan berkelanjutan.

Jenjang kemampuan membaca di SD dalam tingkatan awal seperti yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.7 Jenjang Kemampuan Membaca Awal SD Kelas Bawah

Dari penjabaran mengenai kegiatan Gerakan Literasi Sekolah yang sudah disebutkan di atas, diharapkan program yang sudah diciptakan dapat menumbuhkembangkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan dari siswa dengan lebih rajin dalam membaca. Dengan menjadikan sekolah sebagai tempat yang nyaman dalam belajar dan dapat mengolah pengetahuan secara berkelanjutan

Jenjang Kelompok Kemampuan Kemampuan

Pembaca Awal SD Kelas Bawah

Kemampuan pengucapan Dapat mengidentifikasi bunyi huruf-huruf.

Belum dapat mengeja kombinasi huruf-huruf.

Pemahaman kosakata Membaca sebagian kata-kata. Pemahaman tata bahasa Memahami arti intonasi ketika

dibacakan cerita. Kemampuan menggunakan

konteks untuk memahami bacaan

Menggunakan ilustrasi untuk memahami cerita.

Kemampuan menangkap dan menanggapi bacaan

Dapat menjawab sebagian pertanyaan terkait cerita yang telah dibacakan.

Dapat memberikan tanggapan yang menunjukkan pemahaman (mengangguk, mata mengikuti gerak tangan pembaca, dll) Perilaku membaca Mendengar dan menyimak

dengan baik hampir sepanjang waktu ketika dibacakan.


(44)

dalam pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan yang mendukung.

2.1.4 Buku Cerita Bergambar

1. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Buku cerita bergambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Gambar juga dapat menumbuhkan minat siswa dalam membaca dan dapat memberikan hubungan dengan isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Menurut Nurgiyantoro (2005:152) pengertian dari buku cerita bergambar adalah buku cerita yang menampilkan teks narasi dengan bahasa yang sederhana dan disertai ilustrasi atau gambar-gambar.

Menurut Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005:153) mengemukakan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks yang keduanya saling berhubungan. Antara tulisan maupun gambar keduanya saling melengkapi dan saling membutuhkan. Disamping itu perlu adanya kesesuaian antara gambar-gambar cerita dengan alur teks cerita yang diceritakan. Dengan adanya gambar tampilan pada buku cerita bergambar akan lebih menarik lagi untuk anak.

Menurut S. Hasanudin (2015:4-5) teks cerita pada sastra anak seringkali dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar sebagai penunjang cerita dan menjadi karakteristik tersendiri dalam dalam sastra anak. Menurut Sarumpaet (2010:18) buku cerita bergambar adalah buku yang menyuguhkan cerita dengan menggunakan gambar. Baik cerita maupun gambar sama-sama mempunyai fungsi


(45)

untuk menyampaikan ceirta sehingga kedua aspek saling mengisi dan menjelaskan. Buku cerita bergambar dapat membantu mempermudah anak yang masih mengalami kesulitan membaca atau belum lancar membaca.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa cerita bergambar adalah sebuah cerita yang ditulis dengan gaya bahasa ringan, yang dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk membantu dalam memahami alur yang terkandung dalam cerita. Melalui buku cerita bergambar pula anak dapat merasa terbantu sehingga anak dapat memahami bacaannya dengan menggunakan bantuan dari gambar yang mendukung cerita. 2. Manfaat Buku Cerita Bergambar

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan buku cerita bergambar adalah siswa diharapkan dapat memahami isi gambar, sehingga siswa lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk membaca dan mengetahui isi dari buku cerita bergambar. Dengan demikian membaca dengan menggunakan media sangat diperlukan bagi siswa untuk dapat menarik minat siswa dalam membaca, sehingga kemampuan membaca siswa dapat meningkat dan pengetahuan siswa bertambah dibandingkan

sebelum menggunakan buku cerita bergambar.

Melalui buku cerita bergambar dapat menumbuhkan minat siswa dalam membaca dan dapat memberikan hubungan dengan isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Menurut Farida (2010:12) gambar adalah bahasa alam pikir anak, semua informasi yang di terima akan dipikirkan di alam pikiran dalam bentuk konkret, bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri.

Menurut Brown (dalam Gehe, 1984:23-24) mempunyai sejumlah implikasi pengajaran, diantaranya:


(46)

a. Dalam penggunaan gambar dapat merangsang minat atau perhatian siswa.

b. Gambar lebih efektif sebagai penyampaian informasi.

c. Warna realistik pada gambar-gambar lebih disukai oleh siswa.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat dari media buku cerita bergambar adalah dapat merangsang dan menarik minat membaca siswa, serta dapat membantu siswa dalam memahami dan mengingat. Buku cerita bergambar dapat digunakan sebagai media belajar yang sederhana, apa adanya yang sesuai dengan situasi atau keadaan yang ada, dapat dipegang dan diraba siswa serta jelas dan mudah untuk dipahami oleh siswa.

3. Fungsi Buku Cerita Bergambar

Dalam pengembangan buku cerita bergambar beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar pada anak, diantaranya (Nurgiyantoro, 2005:159-160):

a. Buku cerita bergambar dapat membantu anak dalam mengembangkan emosi terhadap keadaan diri sendiri dan orang lain. Berbagai sikap dan reaksi emosi anak perlu mendapat rangsangan untuk penyaluran agar perkembangan emosi berjalan secara wajar dan terkontrol.

b. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan dunia di tengah masyarakat dan alam. Melalui buku cerita bergambar anak dapat belajar tentang kehidupan bermasyarakat untuk menambah pengalaman hidup yang penting dalam perkembangan dirinya.


(47)

c. Buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain. Hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan perasaan. Dengan menampilkan hubungan antar manusia dapat mengajarkan pada anak untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan tuntutan kehidupan sosial budaya masyarakat. Hal tersebut dapat membangun perasaan anak lewat hubungan antar sesama. Melalui buku cerita bergambar anak belajar tentang kehidupan secara nyata lewat kata-kata dan gambar.

d. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memperoleh kesenangan. Hal itu diperoleh lewat cerita dan gambar-gambar yang menarik, bagus, dan cenderung nyata dan hal-hal yang lucu yang dapat merangsang anak untuk tertawa senang.

e. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menghargai keindahan. Sikap menghargai keindahan dapat menunjang pengembangan sikap dan perilaku halus pada diri anak.

f. Buku cerita bergambar dapat membantu anak merangsang imajinasi. Mengembangkan daya imajinasi anak melalui gambar-gambar yang mendukung cerita dan yang dapat memperkuat pemahaman terhadap cerita.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari buku cerita bergambar sangatlah banyak, dan dapat menunjukkan perkembangan anak kepada minat membaca untuk menambah ilmu dan pengetahuan, bahkan daya imajinasi melalui gambar-gambar yang indah dan menarik serta dalam teks cerita yang


(48)

menyangkut mengenai hubungan antar sesama dalam kehidupan bermasyarakat.

2.1.5 Pendidikan Lingkungan Hidup

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Pada umumnya lingkungan hidup dimaksudkan keseluruhan persyaratan kehidupan, khususnya bagi manusia. Menurut Soemarwoto (2001:51) lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati oleh makhluk hidup bersama dengan makhluk tak hidup yang lainnya. Lingkungan yang baik akan membuat orang nyaman dan betah hidup dalam lingkungan (Soemarwoto, 2001:56). Pendidikan lingkungan hidup menurut Daryanto (2013:1) adalah pendidikan tentang lingkungan hidup dalam bagian penyuluhan secara langsung maupun secara tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta pola pikir sehingga dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya melestarikan dan menjaga lingkungan serta ekosistem kehidupan makhluk hidup yang memberikan sumbangan pada keberlangsungan kehidupan yang seimbang dan harmonis.

Menurut Wulandari (2016:1154) pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan dan masalah, serta masyarakat yang memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku, motivasi, dan komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara bersama. Visi pendidikan lingkungan hidup menurut Widodo (2015:68) yaitu, terwujudnya manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif dalam


(49)

melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Pendidikan lingkungan hidup perlu diketahui siswa sejak dini karena mempunyai peran penting dalam kelanjutan kehidupan manusia yang layak untuk dipertahankan, karena kesadaran untuk merawat, menjaga dan memelihara lingkungan sebagai sumber kelangsungan hidup manusia masih kurang. Oleh sebab itu dari sejak dasar anak sudah mulai diperkenalkan dengan pendidikan lingkungan hidup untuk sebuah tindakan yang perlu di lakukan dengan baik, untuk ikut berperan serta dalam menjaga dan melindungi lingkungan hidup sebagai bekal kehidupan di masa mendatang. Peran serta sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam rangka membantu terwujudnya program Adiwiyata. Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dalam kehidupan, diantaranya adalah: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Pelaksanaan Adiwiyata menurut Agustiningsih (2015:178) secara langsung berhubungan dengan siswa melalui pendidikan berbasis lingkungan hidup. Adiwiyata mempunyai pengertian sebagai tempat yang baik di mana dapat diperoleh pada ilmu pengetahuan yang menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju pada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari dilakukannya kegiatann Adiwiyata adalah untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata pengelolaan sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata maka ditetapkan empat komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh, yang meliputi: (1) kebijakan berwawasan lingkungan, (2) pelaksanaan kurikulum


(50)

berbasis lingkungan, (3) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, (4) pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan (Agustiningih, 2015:178).

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas dapat diambil kesimpulan mengenai Pendidikan Lingkungan Hidup dan kegiatan Adiwiyata adalah diharapkan menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai pelestarian dan kegunaan lingkungan hidup. Program kegiatan Adiwiyata mengajak siswa untuk sadar akan lingkungan hidup yang masih sangat kurang diperhatikan. Belum adanya tanggung jawab manusia bahwa lingkungan hidup dapat menjadi bekal untuk kelangsungan hidup manusia dimasa mendatang, serta dapat menumbuhkan kecintaan siswa pada lingkungan sejak dini.

2. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup

Masalah lingkungan disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan nilai sosial, gaya hidup yang tidak mampu membuat hidup kita menjadi sesuai dengan lingkungan. Oleh karena itu pelestarian lingkungan hidup termasuk ke dalam salah satu tugas yang perlu diprioritaskan umat manusia saat ini. Mengembangkan kepedulian dalam hidup untuk kelangsungan kehidupan dimasa mendatang. Pengenalan lingkungan dapat dilakukan mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.

Oleh karena itu tujuan jangka panjang pendidikan lingkungah hidup adalah mengembangkan warga negara yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan masalahnya, yang berkaitan menumbuhkan kesadaran untuk terlibat aktif secara efektif dalam tindakan membangun masa depan yang lebih baik. Menurut Daryanto (2013:11) Pendidikan lingkungan hidup memliki


(51)

tujuan seperti yang dirumuskan pada waktu Konferensi Antar Negara tentang Pendidikan Lingkungan Hidup pada tahun 1975 di Tbilisi yaitu, meningkatkan kesadaran berhubungan dengan saling ketergantungan ekonomi, sosial, politik, dan ekologi antara daerah perkotaan dan pedesaan; memberikan kesempatan kepada individu untuk memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap, tanggung jawab, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan; menciptakan pola baru perilaku individu, kelompok, dan masyarakat secara menyeluruh menuju lingkungan yang sehari, seimbang, dan serasi.

Tujuan pendidikan lingkungan tersebut dapat dijabarkan menjadi enam kelompok (Daryanto, 2013:11), yaitu:

a. Kesadaran, yaitu memberi dorongan kepada setiap individu untuk memperoleh kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan dan masalahnya.

b. Pengetahuan, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh berbagai pengalaman dan pemahaman dasar tentang lingkungan dan masalahnya. c. Sikap, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh nilai dan

kemampuan mendapatkan pilihan yang tepat, serta mengembangkan sikap peka terhadap lingkungan dan memberikan motivasi untuk berperan secara aktif dalam peningkatan dan perlindungan lingkungan.

d. Keterampilan, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh keterampilan dalam menentukan dan memecahkan masalah lingkungan. e. Partisipasi, yaitu memberikan motivasi kepada individu untuk berperan


(52)

f. Evaluasi, yaitu mendorong setiap individu agar memiliki kemampuan mengevaluasi pengetahuan lingkungan yang ditinjau dari segi ekologi, sosial, ekonomi, politik, dan faktor-faktor pendidikan.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan lingkungan hidup merupakan dorongan yang diberikan kepada setiap orang untuk memperoleh kesempatan dalam menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang harus dikembangkan untuk mulai peduli terhadap lingkungan hidup yang nantinya dapat menjadi bekal untuk masa yang akan datang.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terlebih dahulu peneliti melakukan penelitian yang terkait dengan mengambil beberapa penelitian yang sudah ada. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Peneliti pertama dilakukan oleh: Rosari, (2014) yang melakukan penelitian dengan judul artikel Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Perilaku Moral” dengan meneliti anak usia dini. Dalam penelitian ini peneliti memberikan tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan perkembangan perilaku moral pada anak kelompok B di TK Kecubung Desa Patas Kecamatan Gerokgak melalui metode bercerita berbantuan media buku cerita bergambar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi. Dalam artikel ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus. Subjek pada penelitian ini berjumlah 11 orang anak yang terdiri dari 6 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. Variabel penelitian


(53)

ini adalah perkembangan perilaku moral. Selanjutnya pada penggunaan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif.

Peneliti kedua yang dilakukan oleh: Afandi, (2013) dengan judul

Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran IPS Di Sekolah

Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup ke dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan metode studi dokumen. Hasil penelitian bahwa pendidikan lingkungan hidup dapat di integrasikan ke dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar melalui 6 standar kompetensi dasar.

Peneliti ketiga yang dilakukan oleh: Sukartiningsih, (2004) dengan judul

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Di

Kelas 1 Sekolah Dasar Melalui Media Kata Bergambar.” Penelitian ini bertujuan

mengembangkan media kata bergambar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas 1 SD. Dilihat pada data yang dikumpulkan dengan menggunakan dua jenis instrumen, yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Penelitian ini menghasilkan produk media kata bergambar yang memiliki karakteristik dan spesifikasi yang tampak dari wujud, ukuran, bentuk tulisan, gambar, jenis kata yang dipakai, dan warna pada media kata bergambar.

Berdasarkan ketiga penelitian relevan diatas maka peneliti berinisiatif akan melakukan peneliatian berupa pengembangan buku cerita bergambar berbasis lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas bawah. Berikut ini


(54)

adalah literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian:

Gambar 2.1 Literatur map Hasil Penelitian Yang Relevan

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian yang pertama membahas mengenai penerapan metode bercerita dengan menggunakan bantuan media buku cerita bergambar untuk meningkatkan perilaku moral sedangkan peneliti akan mengembangkan buku cerita bergambar yang mengajarkan siswa untuk mempunyai sikap peduli terhadap lingkungan hidup dan membantu proses pembelajaran membaca.

Penelitian kedua membahas tentang pendidikan lingkungan hidup dalam mengintegrasikan dalam pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar sebagai

Rosari, (2014) Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Perilaku Moral.” Afandi, (2013) Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran IPS

Di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau.” Sukartiningsih, (2004) Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Di Kelas 1 Sekolah

Dasar Melalui Media Kata Bergambar.”

“Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa


(55)

cara alternatif dalam menciptakan sekolah hijau pada pembelajaran IPS sedangkan peneliti akan mengembangkan buku cerita bergambar untuk pembelajaran membaca kelas bawah yang berbasis pendidikan lingkungan hidup.

Penelitian ketiga membahas mengenai peningkatan kualitas pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas rendah melalui media kata bergambar sedangkan peneliti akan mengembangkan buku cerita tentang pendidikan lingkungan hidup untuk digunakan sebagai alat untuk membantu dalam pembelajaran membaca.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut peneliti akan membuat pengembangan buku cerita bergambar. Peneliti berharap agar buku cerita bergambar yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dorongan kepada siswa kelas bawah untuk mulai peduli kepada lingkungan disekitar, selain itu juga dapat digunakan sebagai buku untuk proses pembelajaran membaca.

2.3 Kerangka Berpikir

Perkembangan anak pada masa kelas bawah adalah masa di mana anak-anak masih senang dengan melakukan aktivitas belajarnya melalui kegiatan yang aktif, seperti diantaranya melakukan kegiatan dengan bergerak, bekerja, dan bermain. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan apa yang bisa membuat senang dan semangat dalam belajarnya. Salah satu aspek dalam perkembangan anak kelas bawah yaitu dengan menumbuhkan motivasi dan membantu anak dalam pembelajaran membaca. Di jaman yang sudah moderen ini kebiasaan untuk membaca menjadi sulit untuk ditumbuhkan dan menjadi perhatian bagi pendidik dan orang tua. Hal ini disebabkan karena kebiasaan malas membaca bagi kalangan


(56)

siswa sekolah dasar sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.

Saat ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca yang diantaranya ada siswa yang tidak bisa membaca, ada pula siswa yang sudah bisa membaca tetapi masih belum lancar. Kesulitan-kesulitan tersebut dialami karena adanya kebiasaan malas membaca. Kurangnya ketersediaan dalam terciptanya pembelajaran menarik yang mendukung seperti media belajar menjadi salah satu kesulitan yang dialami siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta pada pembelajaran membaca

Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut perlu adanya pengembangan media belajar dalam pembelajaran yang menarik. Guru diharapkan dengan adanya media belajar yang menarik dapat membantu dalam proses peningkatan kemampuan membaca siswa dan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran membaca. Dari berbagai media pembelajaran yang ada peneliti memilih buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III.

Dalam upaya pelaksanaan penggunaan media buku cerita bergambar diharapkan bisa berpengaruh pada keinginan dari dalam diri siswa untuk lebih meningkatkan minat dalam membaca. Menurut Resmini (dalam Abidin,2012:14) membaca adalah proses bahasa. Anak yang akan belajar membaca harus memahami hubungan antara bahan bacaannya dan bahasanya. Keinginan untuk memahami tersebut dilakukan siswa tanpa harus disuruh dan timbul karena adanya keinginan dan dorongan dari dalam diri sendiri. Siswa akan lebih tertarik membaca jika buku yang akan dibaca mengandung unsur gambar dan warna yang akan membuat bacaan lebih menarik dan akan mengembangkan imajinasinya


(57)

secara lebih luas. Menurut Nurgiyantoro (2005:152) pengertian dari buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan teks narasi dengan bahasa yang sederhana dan disertai ilustrasi atau gambar-gambar.

Tidak hanya sekedar dukungan dari gambar dan warna yang tertuang dalam buku cerita bergambar tetapi dapat pula memasukkan unsur pengetahuan dasar yang harus dimiliki siswa sebagai bekal mengetahui pengetahuan umum di lingkungan sekitar. Menurut Wulandari (2016:1154) pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana populasi manusia di dunia diharapkan mempunyai sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan, memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku, motivasi, dan komitmen untuk bekerja sama, baik secara individu maupun secara bersama.

Berdasarkan hal yang sudah dijelaskan di atas peneliti bermaksud untuk mengembangkan sebuah buku cerita bergambar yang mengarah pada pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran membaca untuk anak kelas III, sehingga melalui buku cerita bergambar ini peneliti mengharapkan agar nilai positif yang terkandung dalam cerita dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.


(58)

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas yang sudah dijelaskan, maka dapat dirumuskan pertanyaan peneliti adalah:

1. Bagaimana mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD

Kanisius Kumendaman?

2. Bagaimana kualitas produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup yang layak untuk pembelajaran membaca siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman?


(59)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini menggunakan Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2016:2) metode penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D) merupakan metode penelitian yang berfungsi untuk menguji, mengembangkan, dan menciptakan produk tertentu. Sedangkan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono,2016:28) penelitian dan pngembangan merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Menguji produk yang telah ada karena adanya keraguan terhadap produk tersebut, pengembangan berarti memperbaiki dan menyempurnakan produk yang telah ada supaya lebih praktis digunakan, dan juga lebih produktif dan lebih efisien. Menciptakan sendiri berarti membuat produk baru yang kreatif yang sebelumnya belum pernah ada.

Sukmadinata (2011:164) berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan akhir dari Research and Development (R&D) adalah menghasilkan suatu produk yang dianggap handal karena telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi; produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan lapangan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan; proses pengembangan produk dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data secara empiris (Sanjaya, 2013:130). Sehingga pengembangan buku cerita bergambar ini dirancang dengan


(60)

menggunakan metode penelitian dan pengembangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D) adalah langkah-langkah untuk mengembangkan atau menghasilkan produk yang sudah teruji kebenarannya. Pada penelitian kali ini yang akan dikembangkan adalah produk berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca kelas III SD Kanisius Kumendaman.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta yang dimana akan dilakukan kepada 6 siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta beralamat di Jalan MT. Haryono, Suryodiningratan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah satu siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta. Analisis kebutuhan dilakukan kepada guru kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta. Uji coba produk yang sudah di revisi akan dilakukan kepada 6 siswa kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah buku cerita bergambar. Media buku cerita bergambar ini diciptakan untuk membantu siswa kelas III SD Kanisius


(61)

Kumendaman Yogyakarta dalam pembelajaran membaca. Buku cerita bergambar ini dikembangkan dengan berbasis pendidikan lingkungan hidup.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian pengembangan produk berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca di kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan April 2017. Analisis kebutuhan yang dilakukan kepada guru kelas III pada tanggal 15 Desember 2016, dan uji coba produk 27 April 2017.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dan pengembangan ini meliputi langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Penelitian yang peneliti lakukan bersifat meneliti dan mengembangkan produk yang sudah ada. Langkah penelitian dan pengembangan produk ini menggunakan penelitian dan pengembangan Sugiyono. Menurut Sugiyono (2016:32) penelitian dan pengembangan mempunyai 4 tingkat kesulitan yaitu: meneliti tanpa menguji (tidak membuat dan tidak menguji produk), menguji tanpa meneliti (menguji validitas produk yang telah ada), meneliti dan menguji dalam upaya mengembangkan produk yang telah ada, meneliti dan menguji dalam menciptakan produk baru. Hal ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengembangan yang paling rendah pada level 1 posisinya adalah melakukan penelitian tetapi tidak dilanjutkan dengan membuat produk dan tidak melakukan pengujian lapangan.


(62)

2. Penelitian dan pengembangan tingkat berikutnya pada level 2 adalah penelitian yang tidak membuat rancangan produk melalui penelitian tetapi langsung memvalidasi atau menguji produk yang ada.

3. Penelitian dan pengembangan pada level 3 adalah peneliti melakukan penelitian dan pengujian untuk mengembangkan produk yang telah ada. 4. Penelitian dan pengembangan yang tertinggi pada level 4 adalah peneliti

melakukan penelitian untuk menciptakan produk baru yang kreatif, asli, dan teruji.

Dalam hal ini peneliti menggunakan level 3 yaitu meneliti dan menguji untuk mengembangkan produk yang telah ada. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2016:45):

Gambar 3.1 Langkah Metode Research and Development (R&D) yang Bersifat Mengembangkan Produk Yang Telah AdaMenurut Sugiyono

(2016:45)

Penelitian dan pengembangan pada level 3 adalah meneliti dan menguji untuk mengembangkan produk yang telah ada. Seperti pada Research and

Penelitian Terhadap Produk yang Telah Ada Studi Literatur Penelitian Lapangan Perencanaan Pengembangan Produk Pengujian Internal Desain Revisi Desain Pembuatan Produk Uji Coba Terbatas Revisi Produk 1 Uji Coba Lapangan Utama Revisi Produk 2 Uji Coba Lapangan Operasional Revisi Produk 3 Diseminasi dan Implementasi


(63)

Development yang bersifat pengembangan adalah menyempurnakan yang telah ada, baik dari segi bentuk maupun fungsinya.

1. Penelitian terhadap produk yang sudah ada Mengkaji produk yang telah ada untuk mengetahui spesifikasi, kelebihan, dan kekurangan atau kelemahan produk tersebut.

2. Studi literatur dan penelitian lapangan

Bedasarkan kelebihan dan kekurangan produk tersebut, selanjutnya peneliti melakukan studi literatur yang mengkaji teori dan hasil penelitian atau pengalaman yang relevan.

3. Perencanaan pengembangan produk

Berdasarkan studi literatur tersebut selanjutnya peneliti membuat rancangan produk yang bersifat menyempurnakan atau mengembangkan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan nanti harus lebih efektif, efisien, dan lebih praktis digunakan daripada produk yang telah ada. 4. Pengujian internal desain

Rancangan produk selanjutnya diuji internal. Uji internal berarti menguji rancangan berdasarkan pendapat para ahli dan praktisi.

5. Revisi desain

berdasarkan hasil uji internal selanjutnya digunakan untuk merevisi atau merancang atau mendesain.

6. Pembuatan produk

Setelah desain direvisi, selanjutnya desain tersebut dibuat menjadi produk awal.


(64)

7. Uji coba terbatas

Setelah produk awal jadi, maka produk tersebut diuji lapangan secara terbatas.

8. Revisi produk 1

Hasil uji terbatas selanjutnya digunakan untuk merevisi atau memperbaiki produk tersebut.

9. Uji coba lapangan utama

Setelah produk direvisi, maka produk tersebut diuji coba lapangan utama. 10.Revisi produk 2

Setelah produk dipakai, dan bila masih ada kelemahannya, maka perlu direvisi lagi. Dalam uji coba lapangan utama, pendapat dari pengguna lebih diutamakan sebagai bahan untuk direvisi.

11.Uji coba lapangan operasional

Setelah direvisi, dan diperbaiki maka produk tersebut diuji lapangan operasional.

12.Revisi produk 3

Bila pengujian masih terdapat kelemahan, maka perlu direvisi lagi, yang bersifat revisi final.

13.Diseminasi dan implementasi

Setelah produk direvisi, maka selanjutnya produk didesiminasi atau disebarluaskan dan diimplementasikan pada masyarakat.


(1)

Ringkasan Hasil Uji Coba Siswa Kelas III

Siswa Total Skor Rata-Rata Skor

Pertama 50 4,54

Kedua 40 3,63

Ketiga 46 4,18

Keempat 55 5

Kelima 55 5

Keenam 47 4,27


(2)

(3)

(4)

Dokumentasi


(5)

(6)

S

ecundina Kusuma Wisangnuari, lahir di Bantul 15 Januari 1995. Tinggal di Yogyakarta, tepatnya menetap di Dongkelan No.340 Panggungharjo Sewon Bantul. Memulai pendidikan formal di jenjang pemula dan dasar di TK Indriyasana Pugeran lulus tahun 2001 dan di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta lulus tahun 2007. Selanjutnya jenjang menengah pertama ditempuh di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta lulus tahun 2010, dan jenjang atas ditempuh di SMA Stella Duce 2 lulus tahun 2013.

Pada tahun 2013, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan tercatat sebagai mamahaiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan., Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul: “Perkembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa Kelas III SD Kanisius