PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI MARAH MELALUI TEKNIK BIBLIOTERAPI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI MARAH

MELALUI TEKNIK BIBLIOTERAPI PADA SISWA KELAS VIII

DI SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk memenuhi Sebagai Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Septya Muti Fadhila

NIM 09104244006

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat

adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.

(HR. Bukhari dan Muslim)

Setiap orang bisa menjadi marah, itu adalah hal yang mudah, tetapi

menjadi marah kepada orang yang tepat, dengan kadar yang tepat, di saat yang

tepat, dengan tujuan yang tepat serta dengan cara yang tepat, bukanlah

kemampuan setiap orang dan bukanlah hal yang mudah.

(Aristoteles).

Hidup adalah untuk memilih, memilih dengan baik, saya harus tahu siapa

saya dan apa yang harus diperjuangkan; kemana saya ingin pergi dan mengapa

karena hidup ini perjuangan yang harus selalu dihadapi dengan keyakinan dan

keberanian. (Penulis)


(6)

Karya ini penulis persembahkan untuk:

1. Ibu, Bapak, Adik tercinta dan seluruh keluarga. Terimakasih atas doa, perhatian,

motivasi, dukungan, kesabaran dan ketulusannya selama ini

2. Almamater tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta

3. Agama, Nusa, dan Bangsa


(7)

!

"#$ $

Oleh

Septya Muti Fadhila

NIM 09104244006

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi

marah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta melalui teknik

biblioterapi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan

(

%&' ()* + ,- ,%+&.

)

dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Setiap siklusnya terdiri dari

empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambilan

subyek melalui teknik

/ 0+ /) - (1, -% 2 /3 (*45

yaitu: 1) siswa kelas VIII; 2) hasil

diskusi dengan guru Bimbingan dan Konseling dan; 3) memiliki kategori skala

kemampuan mengelola emosi rendah. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 7

siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan melalui dua

siklus. Jenis tindakan dalam siklus I dan siklus II adalah berupa internalisasi,

diskusi dan membaca puisi sebagai

- ,3 6 . ,3/

dalam mengelola emosi marah dan

kematangan mengelola emosi marah. Teknik pengumpulan data menggunakan

tiga instrumen yaitu skala kemampuan mengelola emosi marah, lembar observasi,

dan pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif

kuantitatif.

Hasil

penelitian

menunjukan

bahwa

teknik

biblioterapi

dapat

meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah siswa kelas VIII SMP Negeri

15 Yogyakarta. Peningkatan yang signifikan juga dibuktikan dengan hasil skor

skala kemampuan mengelola emosi marah dan persentase rata-rata

/+ , ',-'

93,57

(46,85%),

/) -' ' ,-'

I 138 (69%), dan

/) -' ' ,-' 77

159,7 (79,85%). Hasil tersebut

juga diperkuat dengan hasil wawancara dan observasi terhadap subyek yang

menunjukan bahwa subyek mampu mengekspresikan emosi marah dengan cara

yang tepat, menata perilaku, ucapan dan menjaga perasaan orang lain sehingga

dapat diterima dengan baik di lingkungan.


(8)

;<= < >?@A<@ = <B

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul Peningkatan Kemampuan Mengelola Emosi Marah melalui Teknik

Biblioterapi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta , peulisan ini

diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta guna

memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari

berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis

menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberi ijin penelitian dalam proses penyelesaian skripsi.

3. Bapak Fathur Rahman, M.Si., Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis

melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.

4. Bapak Sugiyatno, M.Pd. dan Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd., dosen pembimbing

skripsi yang telah memberikan arahan, motivasi, perhatian dan banyak

meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk membimbing dan mengarahkan

dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang diberikan.


(9)

5. Bapak Agus Triyanto, M.Pd, dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

6. Semua dosen Jurusan Psikologi dan Bimbingan yang selama ini telah

memberikan ilmu yang bermanfaat pada penulis hingga dapat menjadi bekal

yang sangat berharga dalam kehidupan penulis dan memberikan motivasi

kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Sardiyanto Kepala Sekolah SMP Negeri 15 Yogyakarta telah

memberikan ijin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di SMP N 15

Yogyakarta

8. Semua guru Bimbingan dan Konseling di SMP N 15 Yogyakarta, khususnya

Ibu Siti Aminah, S.Pd. yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi.

9. Siswa-siswi SMP Negeri 15 Yogyakarta, khususnya: Bino, Dina, Dipo, Fardan,

Imam, Salma dan Septian atas kerjasamanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10. Ibu, Bapak, adikku serta seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa

memberikan kasih sayang, motivasi, doa yang tulus, dan dukungan selama ini

hingga penilis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Tomy Adilla Risky yang selalu memberikan kesabaran, perhatian, motivasi,

dukungan hingga akhir penulisan skripsi.

12. Sahabatku Sinok Daevik Arista, Oktantri Rujiantika P., Citra Sernika, Eka

Aryani, Dewi Fatimah, dan Feri Rahmawati yang telah memberikan banyak

bantuan, semangat, motivasi, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat


(10)

diselesaikan dengan baik. Berjuang bersama selama 4 tahun ini membuat

penulis semakin kuat dalam menjalani hidup dikota ini.

13. Keluarga wisma hijau: Sri Yanti, Uly F., Tri Marsiatun, Tinwarul, Furiandini

dan Cynthia Tesa, yang selalu memberikan bantuan, semangat, motivasi dan

doa yang diberikan sehingga penulis mampu menulis skripsi hingga selesai.

14. Kawan-kawan setia ku: Sintia, Zinkity, Kiki, mas Bamz, mas Qomar, dan

semua yang mendukungku (menjadi tim sukses ujian). Terimakasih perhatian,

dukungan nyata dan semangat kalian membantu persiapan ujian skripsi penulis.

15. Seluruh mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas

Negeri Yogyakarta, khususnya angkatan 2009 kelas B/NR, yang telah

memberikan senyuman, semangat, motivasi, dukungan dan doa dalam

penyelesaian skripsi ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan, bimbingan, serta dukungan yang

Bapak/Ibu/saudara berikan senantiasa mendapat balasan dari Allah SWT.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan pada umumnya dan bagi para pembaca pada khususnya.

Yogyakarta, 29 April 2013

Penulis,

Septya Muti Fadhila

NIM.09104244006


(11)

EFGHF I JKJ

H

LMLNL O PF QF RF S TU EUQVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV D PF QF RF S WXIKXH UTUF SVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV DD PF QF RF S WXIS YFHFFSVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

D DD PF QF RF S WXSZXK F PFSVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV D [ PF QF RF S R\ H H\VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [ PF QF RF S WXIKXR]F PF SVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [D F ]KHIF^VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [DD ^FHF WXSZFSHFIVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV [D DD EFGHF I JKJVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C D EFGHF I HF]XQVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C D DD EFGHF I ZF R ]FIVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C D [ EFGHF I QF RWJI F SVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV C [

]F] J_WXS EF P UQ U FS

`V

Latar Belakang Masalah...

1

B. Identifikasi ...

13

C. Pembatasan Masalah ...

14

D. Rumusan Masalah ...

14

E.

Tujuan Penelitian ...

14

F.

Manfaat Penelitian ...

15

G. Definisi Operasional ...

16

]F] J J_^F TJFS HX\ I J

A. Kemampuan Mengelola Emosi Marah

1. Pengertian Emosi ...

17

2. Pengertian Emosi Marah ...

18

3. Ciri-ciri Emosi Marah ...

19

4. Bentuk-bentuk Mengekspresikan Emosi Marah ...

22

5. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi Marah...

25

6. Tujuan Mengelola Emosi Marah...

29

7. Dampak ketidakmampuan Mengelola Emosi Marah ...

30

8. Faktor-faktor Kemampuan Mengelola Emosi Marah ...

32

9. Aspek-aspek KemampuanMengelola Emosi Marah ...

35

10.Langkah-langkah dalam Mengelola Emosi Marah ...

39

B. Teknik Biblioterapi

1. Pengertian Biblioterapi...

40

2. Tujuan Biblioterapi ...

44

3. Macam-macam Biblioterapi ...

46


(12)

cd

Langkah-langkah dalam Biblioterapi ...

57

C. Siswa SMP Kelas VIII sebagai Remaja

1. Pengertian Remaja...

60

2. Karakteristik Remaja...

62

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ...

63

4. Perkembangan Emosi Remaja...

66

D. Kerangka Berfikir ...

70

E.

Hipotesis Tindakan ...

74

ef e g gg hij klmj nj oj pg kg fo

A. Pendekatan Penelitian ...

75

B. Subjek Penelitian ...

75

C. Tempat dan Waktu Penelitian ...

76

D. Desain Penelitian ...

76

E.

Rencana Tindakan...

77

1. Pra Tindakan ...

77

2. Pemberian Tindakan...

78

F.

Metode Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian...

87

1. Skala ...

88

2. Observasi ...

92

3. Wawancara ...

93

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...

94

1. Uji Validitas ...

94

2. Uji Reliabilitas...

96

H. Teknik Analisis Data...

98

ef e g q. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian ...

100

2. Waktu Penelitian ...

100

B. Data Subyek Penelitian ...

101

C. Persiapan Sebelum Tindakan ...

102

D. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan

1. Pelaksanaan Siklus I...

103

2. Pelaksanaan Siklus II ...

135

3. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I dan Siklus II...

155

E.

Pembahasan Hasil penelitian ...

157

F.

Keterbatasan Penelitian...

162

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...

164

B. Saran ...

165

DAFTAR PUSTAKA

...

167


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.

Kisi-kisi Angket Kemampuan Mengelola Emosi Marah ...

91

Tabel 2.

Kisi-kisi Pedoman Observasi ...

93

Tabel 3.

Kisi-kisi Pedoman Wawancara pada siswa ...

94

Tabel 4.

Rangkuman Item Sahih dan Gugur ...

96

Tabel 5.

Rumus Kategori Skala...

99

Tabel 6.

Kategori Skor Kemampuan Mengelola Emosi Marah ...

99

Tabel 7.

Hasil Skor

tu vw vx w

Subyek Penelitian...

102

Tabel 8.

Hasil Skor

ty xwwvx wz

Subyek Penelitian...

128

Tabel 9.

Prosentase Peningkatan Skor Subyek Penelitian (Siklus I) ...

129

Tabel 10.

Hasil Pengamatan Subyek Penelitian (Siklus I) ...

131

Tabel 11.

Hasil skor

ty x ww vxwzz

Subyek Penelitian ...

148

Tabel 12.

Prosentase Peningkatan Skor Subyek Penelitian (siklus II)...

149

Tabel 13.

Hasil Pengamatan Subyek Penelitian (Siklus II)...

151

Tabel 14.

Hasil Skor Kemampuan Mengelola Emosi Marah Siswa ...

155


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.

Letak Amigdala dalam Sistem Limbik...

27

Gambar 2.

Proses Penelitian Tindakan...

76


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi Marah

(sebelum uji validitas) ...

172

Lampiran 2.

Skala Kemampuan Mengelola Emosi Marah

(sebelum uji validitas) ...

173

Lampiran 3.

Hasil Uji Validitas ...

177

Lampiran 4.

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi Marah

(setelah uji validitas)...

181

Lampiran 5.

Skala Kemampuan Mengelola Emosi Marah

(setelah uji validitas)...

182

Lampiran 6.

Pedoman Observasi dan Hasil Pengamatan ...

185

Lampiran 7.

Lembar pedoman wawancara dan Hasil wawancara...

190

Lampiran 8.

Hasil

work sheet

bibilioterapi siswa ...

196

Lampiran 9.

Data Hasil Pre test

...

207

Lampiran 10. Data Hasil

Post Test I

...

208

Lampiran 11. Data Hasil

Post test II...

209

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian...

210


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjalanan hidup manusia melewati fase-fase kehidupan sejak ia

dilahirkan. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak ke

masa dewasa. Umumnya masa ini berlangsung pada umur 13 tahun sampai

18 tahun. Pada masa remaja banyak perubahan yang bersifat universal,

seperti perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, minat

dan salah satunya semakin meningginya perubahan emosi remaja. Tingkat

perubahan dalam sikap dan perilaku dalam masa remaja sejajar dengan

tingkat perubahan fisiknya yang semakin berkembang (Syamsu Yusuf,

2007: 115). Emosi merupakan salah satu aspek perkembangan yang

terdapat pada setiap manusia dan perubahan emosi biasanya semakin cepat

selama awal masa remaja.

Syamsu Yusuf (2007: 196) menyebutkan masa remaja merupakan

puncak emosionalitas yang tinggi oleh karenanya sering kita kenal masa

remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan atau periode

 ‚ƒ „ …†‡

dan

 ‚ƒ„ˆ‚‚‡

(Santrock, 2003: 50). Masa dimana ketegangan

emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar (Hurlock,

1986: 213). Selain itu, remaja mengalami berbagai masalah penyesuaian

diri sebagai akibat dari perkembangan fisik, psikologis dan sosial.

Meningginya emosi terutama karena remaja berada di bawah tekanan dan

menghadapi kondisi baru. Individu memandang para remaja sudah


(17)

dewasa dengan segala tanggung jawab pada dirinya, di sisi lain remaja

belum sepenuhnya dewasa sehingga belum siap menerima tuntutan dari

masyarakat. Hurlock (1980: 213) juga menjelaskan bahwa remaja

sebagian besar mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai

konsekuensi dan usaha penyesuaian diri pada perilaku baru dan harapan

sosial yang baru.

Tugas perkembangan yang penting pada masa remaja menurut

Havighurst tahun 1961 (Syamsu Yusuf, 2007: 74-94) beberapa di

antaranya adalah seperti menerima hubungan yang lebih matang dengan

teman sebayanya dari jenis kelamin manapun; mencapai peran sosial

sebagai pria dan wanita; mencapai kemandirian emosional dari orangtua

dan orang dewasa lainnya; mempersiapkan kemandirian; memperoleh

seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk dalam bertingkah laku.

Tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja umumnya

merupakan bagian tuntutan dari lingkungan sekitar sebagai upaya

penyesuaian.

Tuntutan

lingkungan

mengakibatkan

tekanan-tekanan

yang

mengakibatkan naiknya emosi. Emosi diperlukan untuk membantu

manusia agar lebih mudah melakukan adaptasi dengan lingkungan. Bhave

& Saini (2009: 28) mengatakan bahwa manusia perlu mempelajari

bagaimana

cara

untuk

mengendalikan

diri,

mengontrol

dan

mengekspresikan emosi mereka untuk mengelola perilaku agar dapat

beradaptasi dengan baik. Secara umum terdapat dua macam emosi pada


(18)

manusia yaitu emosi positif dan emosi negatif. Gembira, cinta, haru

merupakan beberapa bentuk emosi positif, sedangkan depresi, kecewa,

sedih, marah dan masih banyak lagi merupakan bentuk emosi negatif.

(Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, 2009: 13).

Kebanyakan remaja sudah mempelajari perbedaan perilaku mana

yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima oleh lingkungannya

sebagai upaya penyesuaian. Akan tetapi pada kenyataannya, dalam

beberapa media cetak dan elektronik memberitakan bagaimana perilaku

menyimpang yang dilakukan pada remaja perlu diwaspadai. Perilaku yang

perlu diwaspadai pada remaja antara lain: perilaku agresif, tawuran,

‰Š‹‹Œ Ž

, kenakalan remaja dan bunuh diri. Hasil penelitian Ridhayati

Faridh (2011), menyatakan bahwa terbukti ada korelasi negatif yang

signifikan antara regulasi emosi dengan kecenderungan kenakalan remaja,

penelitian ini membuktikan bahwa apabila kemampuan regulasi emosi

remaja tinggi maka kecenderungan kenakalan remaja rendah.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sunni Fadhilah

Mustamsikin (2011), pada penelitian tersebut menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara kemampuan pengelolaan emosi dengan

perilaku agresif siswa, penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan

pengelolaan emosi berhubungan dengan tingkat perilaku agresif pada

siswa. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Kokko (Tiky Nindita,

2012: 16) menunjukkan bahwa tingkah laku marah dan agresif pada masa

anak-anak dapat menjadi faktor yang mengindifikasikan munculnya


(19)

kriminatitas yang akan dilakukan oleh anak tersebut setelah dewasa dan

menambah angka pengangguran.

Beberapa data mencatat adanya kasus yang terjadi pada kalangan

remaja, khususnya pada masa SMP seperti Mansyur Faqih (Republika;

2012) mengutip pernyataan dari Bagriyah Fayumi anggota Komisi

Perlindungan Anak Indonesia di Jakarta mengenai hasil monitoring

evaluasi KPAI terhadap kekerasan terdapat 87,6% anak sekolah kita

mengalami kekerasan di sekolah. Baik yang dilakukan oleh guru, sesama

teman di sekolah, bisa kakak kelas, teman sekelas, atau adik kelas. Begitu

juga dikutip oleh Sundari (Tempo; 2012) mencatat sebanyak 87,6% dari

1.026 responden mengalami kekerasan di sekolah dalam berbagai bentuk,

sebanyak 29,9% kekerasan dilakukan guru, dari teman sekelas 42,1%,

sedangkan 28% oleh teman lain kelas. Kemudian Novia Astari

(Detik.com; 2012) menyebutkan dari data Komisi Perlindungan Anak

mencatat jumlah kasus tawuran yang terjadi di Bandung, mencatat 6 bulan

pertama tahun 2012 ditemukan 139 kasus tawuran dan jumlah ini

meningkat dari tahun 2011 yaitu 128 kasus.

Begitu pula terdapat kasus bunuh diri yang dicatat oleh Heri Ruslan

(Republika; 2012) mengenai seorang siswa SMP 141 Mampang, Jakarta

Selatan. Siswa tersebut ditemukan tewas gantung diri di rumahnya yang di

tengarai diduga kuat akibat stres dan tekanan hidup yang dialami.

Keinginan tidak tercapai, tidak mampu menyelesaikan masalah dan

memilih bunuh diri untuk melepaskan semua beban dan masalah. Begitu


(20)

juga Caroline Damanik mencatat hasil temuan Ratna Juwita (Kompas;

2008) bahwa masih terjadi

‘’’ “” •–

di sekolah, kota Yogyakarta

menduduki angka tertinggi dibanding kota Jakarta dan Surabaya; yaitu

ditemukan kasus

‘’ ’“” •–

dengan persentasi 70,65% pada siswa SMP dan

SMU di Yogyakarta.

Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian dan perilaku

pada remaja tersebut didasarkan pada perilaku remaja yang belum dapat

mengelola emosinya khususnya beberapa di antaranya mengelola emosi

marah sehingga menimbulkan suatu tindakan yang dapat merugikan diri

sendiri dan orang lain. Marah merupakan emosi alami yang sering dialami

setiap orang dan merupakan emosi dasar yang berkaitan dengan

kematangan emosi. Emosi marah dapat muncul dalam berbagai situasi dan

diekspresikan dalam bentuk yang berbeda-beda oleh setiap individu.

Tiky Nindita (2012: 15) menyebutkan sisi positif dari marah adalah

membantu individu mengatasi masalah dengan cara yang dapat diterima

oleh lingkungan dalam berbagai macam situasi dan membantu

mengekspresikan berbagai perasaan dan memotivasi dalam mencapai

tujuan yang positif, sedangkan sisi negatif dari marah yaitu apabila marah

diekspresikan dengan cara yang tidak pantas seperti bertindak agresif baik

verbal maupun fisik dapat menganggu hubungan interpersonal. Remaja

dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila di akhir masa

remajanya tidak meledakkan emosinya di hadapan orang lain, melainkan

menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan


(21)

emosinya dengan cara-cara yang lebih diterima (Hurlock, 1980: 213). Hal

ini menuntut kemampuan remaja dalam mengelola emosi marah agar tidak

menjadi masalah yang dapat menganggu perkembangan selanjutnya,

sehingga remaja tumbuh menjadi pribadi yang matang secara emosi dan

dapat beradaptasi dengan baik.

Dalam kehidupan, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan

emosi marah pada individu. Menurut Bhave dan Saini (2009: 7) hal yang

paling sering

menyebabkan rasa marah

adalah ketika seseorang

menghadapi suatu situasi yang tidak sesuai, perasaan frustasi maupun

kecewa dan ketika memiliki keinginan yang tidak terpenuhi. Kesulitan

dalam mengelola emosi marah dapat menyebabkan munculnya

gangguan-gangguan psikopatologis di samping gangguan-gangguan fisik, kegagalan dalam

menjalin hubungan dengan orang lain (Tiky Nindita, 2009: 18).

Kemampuan mengelola emosi marah perlu dimiliki agar remaja

tumbuh menjadi individu yang matang secara emosi ketika memasuki usia

dewasa. Apabila remaja mampu mengendalikan emosi marah maka akan

berpengaruh positif pada kehidupannya, begitu juga sebaliknya apabila

marah tidak bisa dikendalikan akan memberikan dampak negatif terhadap

siswa. Menurut Golden (Tiky Nindita, 2012: 19) menyebutkan salah satu

tujuan dari kemampuan mengelola emosi marah adalah membantu

individu agar dapat mengekspresikan rasa marah yang dimiliki dengan

cara yang sehat dan dapat diterima di lingkungannya.


(22)

Penjelasan di atas menegaskan pentingnya kemampuan mengelola

emosi marah dimiliki oleh remaja sebagai upaya peningkatan kemampuan

dalam

memecahkan masalah, mampu mengelola masalah-masalah

psikologis mereka sendiri dan mampu beradaptasi di lingkungan. Dimana

remaja yang menunjukan sikap

dan pemikiran

irrasional dalam

menunjukan emosi marah perlu diberikan bantuan. Oleh karena itu

perlunya upaya dalam membantu remaja untuk meningkatkan kemampuan

mengelola emosi marah yang dilakukan oleh pihak sekolah. Sekolah

sebagai sebuah lembaga pendidikan formal harus mengetahui dan

memfasilitasi perkembangan peserta didik. Layanan Bimbingan dan

Konseling sebagai salah satu subsistem sekolah yang merupakan jenis

kegiatan yang ditunjukkan kepada pencapaian perkembangan siswa yang

optimal.

Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu upaya

yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan mengelola

emosi marah. Sunaryo Kartadinata (Syamsu Yusuf, 2006: 29) mengartikan

bahwa Bimbingan dan Konseling sebagai proses membantu siswa untuk

mencapai perkembangan secara optimal. Dengan demikian Bimbingan dan

Konseling merupakan fasilitas yang menunjang pelaksanaan program

pendidikan di sekolah, karena program-program Bimbingan dan Konseling

meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu meliputi kematangan

pendidikan dan karir, kematangan personal dan emosional, serta

kematangan sosial.


(23)

Dalam kenyataannya, berdasar KKN-PPL yang dilakukan oleh

peneliti di SMP Negeri 15 Yogyakarta ditemukan masalah dari hasil

analisis Daftar Cek Masalah (DCM) pada siswa, khususnya kelas VIII,

yang kemudian ditindak lanjuti dengan wawancara dan observasi di SMP

Negeri 15 Yogyakarta ditemukan data sebagai berikut: hasil Daftar Cek

Masalah (DCM) yang dilakukan ketika KKN-PPL menemukan bahwa

masalah yang paling banyak mereka alami adalah pribadi dan sosial.

Mereka mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan

lingkungan sekolah termasuk dalam persahabatan. Masalah terbanyak

adalah mudah marah dan mudah tersinggung merupakan permasalahan

yang tergolong dalam kategori E (sangat bermasalah).

Berdasarkan wawancara dengan siswa, salah seorang siswa kelas

VIII F mengatakan bahwa teman-teman masih banyak yang belum dapat

mengontrol emosinya terutama apabila mereka merasa marah. Siswa

tersebut menceritakan bahwa pernah ada suatu kejadian dimana berawal

dari teman mereka bermain bersama, kemudian bergurau dan berlanjut

pada olok-olokan di kelas dan berujung pada pelemparan vas bunga yang

mengakibatkan kaca di kelas pecah. Menurut dua siswa perempuan (Nn)

menyatakan, banyak sekali teman-temannya yang sering bertengkar

dengan pacar dan kemudian menangis; mereka sering teriak-teriak ketika

merasa ketakutan, sering memasang wajah garang dan berkata kasar ketika

merasa tertantang oleh teman lain.


(24)

Fenomena lain di sekolah, berdasarkan pengamatan peneliti juga

terlihat bahwa di dalam kelas masih ada beberapa siswa yang masih

menunjukkan sikap agresif akibat emosi marah yang dirasakan, seperti

berteriak-teriak ketika berbicara, mengolok-olok, mengumpat dan melotot

ketika tersinggung dan tidak terima dengan perkataan temannya, saling

memojokkan,

terlalu banyak bicara, memberi nama panggilan, mengejek,

menendang dan ketika mereka bercanda bersama dan tiba-tiba berubah

menjadi pertengkaran bahkan perkelahian. Begitu pula dalam mengatasi

perasaan emosinya siswa mengekspresikannya dengan mengumbar

kemarahan secara berlebihan, seperti: bersuara keras, membentak,

memukul, menangis,

—˜™ ™š›œ

dan berkelahi. Keterangan di

atas

menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan emosi siswa SMP Negeri

15 Yogyakarta, khususnya kelas VIII belum optimal atau masih rendah.

Dalam wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling,

membenarkan adanya perilaku-perilaku yang menunjukan kurangnya

kemampuan pengelolaan emosi khususnya pada perilaku-perilaku yang

menunjukkan kemarahan siswa yang berdampak kurang baik terhadap diri

sendiri dan lingkungan. Guru Bimbingan dan Konseling juga menjelaskan

bahwa siswa yang masih sering menunjukan perilaku-perilaku tersebut

adalah siswa kelas VIII dimana siswa tersebut sedang dalam masa transisi.

Pernyataan ini juga di dukung oleh data kasus siswa atau catatan kasus

harian di buku besar yang terdapat di ruang Bimbingan dan Konseling


(25)

mengenai kasus yang terjadi pada siswa akibat dari emosi marah,

khususnya kelas VIII.

Selama beberapa bulan terakhir telah tercatat kasus yang terjadi dan

ditangani oleh guru Bimbingan dan Konseling, seperti: pengancaman yang

dilakukan oleh A,B,C,D kepada E; kemarahan F dengan membanting buku

di kelas ketika ditegur oleh guru di kelas; pemukulan G yang dilakukan

oleh H dan I; pemukulan punggung, penendangan pantat dan penguntingan

rambut yang dilakukan oleh J kepada K (wanita); bercanda dengan

menendang dan mengenai alat kelamin sehingga menimbulkan

pertengkaran; dan kasus terakhir tahun 2012 ditemukannya siswa yang

sedang melakukan persiapan fisik dengan cara latihan

žŸ  ¡ ¡¢£¤

untuk

mempersiapkan perkelahian (tawuran) dengan sekolah lain dikarenakan

mereka merasa ditantang atau di lawan oleh siswa sekolah lain. Siswa

terdiri dari 14 orang dan kasus ini di tindak lanjuti dan sudah di proses

oleh pihak kepolisian karena menyangkut beberapa instansi.

Selain data dari pihak sekolah, peneliti juga menilik kepada pihak

kepolisian setempat. Berdasarkan penuturan dari bapak Siswanto selaku

perwakilan dari Sektor Danurejan mengatakan bahwa memang benar

adanya kasus

žŸ  ¡ ¡ ¢£¤

tersebut, hanya saja dari pihak kepolisian

menerapkann status siaga dan memberikan tindakan persuasif, yaitu:

penjagaan, pengarahan dan pebinaan sehingga kegiatan tawuran dengan

sekolah lain tidak terjadi. Informasi lain juga peneliti dapat dari warga

setempat, pedagang asongan dan orang tua siswa SMP Negeri 15


(26)

Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari mereka, siswa SMP Negeri 15

Yogyakarta sudah cukup tenang daripada 3 tahun yang lalu, namun pada

dasarnya remaja pasti sering melakukan kenakalan seperti bermusuhan,

salah paham dan berkelahi dengan teman sebayanya di sekolah.

Berdasarkan kasus-kasus yang terjadi, perlunya pemberian layanan

yang diberikan guru Bimbingan Konseling kepada siswa yang memiliki

kemampuan mengelola emosi marah yang belum optimal. Nico L.K.

(dalam Anita Lie, 2009:12)

mengemukakan, kemampuan pengelolaan

emosi dapat dipelajari dan dikembangkan. Pemberian bimbingan dan

¥¦ §¨ ¥© §ª ¥

harus disesuaikan dengan kebutuhan. Terdapat berbagai

intervensi yang dapat diberikan untuk menangani masalah emosi marah.

Beberapa diantaranya adalah Harry Theozard (2012) menggunakan Terapi

Ekspresif; Tiky Nindita (2009) menggunakan

Cognitif Behavior Therapy

(CBT); dan Puspitasari D. A. (2011) menggunakan Biblioterapi. Menurut

Shechtman (Puspitasari D. A.; 2011) cara mengatasi permasalahan perlu

disesuaikan

dengan

tahap

perkembangan,

minat

dan

sumber

permasalahannya.

Menurut Shechtman (2009: 21), biblioterapi dapat diartikan sebagai

penggunaan buku atau bahan bacaan untuk membantu individu

menyelesaikan permasalahan secara efektif; mengatasi permasalahan

emosi dan perilaku dengan mengunakan media yang diminati dan

digemari. Oleh dasar kasus-kasus tersebut, guru Bimbingan dan Konseling

juga sangat mendukung adanya penelitian ini. Kemampuan mengelola


(27)

emosi marah penting dimiliki oleh remaja guna mendukung perkembangan

kecerdasan emosi siswa yang akan membentuk kematangan emosi siswa

yang sangat berguna bagi kelanjutan perkembangannya menuju masa

dewasa.

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Puspitasari D.A. (2011)

meneliti mengenai Pengaruh Biblioterapi Afektif untuk menurunkan

Agresivitas Anak Kelas Empat , dalam penelitian tersebut menunjukkan

adanya penurunan perilaku agresifitas dikarenakan pengaruh biblioterapi

afektif. Penelitian ini memberikan titik terang pada penulis bahwa

biblioterapi terbukti dapat digunakan secara efektif dan dapat diberikan

pada remaja dikarenakan kondisi emosi siswa yang berfariasi dan

sensitivitas tinggi. Penggunaan biblioterapi sebagai salah satu alternatif

terapi

dalam

memecahkan

permasalahan

remaja

yang

perlu

dipertimbangkan karena dapat memperoleh hasil yang efektif. Biblioterapi

merupakan program yang menggunakan sumber bacaan yang memiliki

keterkaitan erat dengan permasalahan yang dialami partisipan dan juga

merupakan alat yang dapat memfasilitasi berkembangnya emosi dan

memiliki efek penyembuhan (Shechtman, 2009: 21).

Melihat kenyataan di lapangan, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai kemampuan pengelolaan emosi khususnya emosi

marah melalui teknik biblioterapi. Berdasarkan permasalahan tersebut

maka perlunya dilakukan penelitian dengan judul

Peningkatan


(28)

Kemampuan Mengelola Emosi Marah melalui Teknik Biblioterapi pada

siswa kelas VIII di SMP Negeri 15 Yogyakarta .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat

diidentifikasikan permasalahan khusus yang tekait dengan beberapa

masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian. Adapun

permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini

antara lain dapat dirumuskan dalam pernyataan berikut:

1. Remaja memiliki kondisi emosi yang bervariasi, sensitivitas tinggi dan

sering mengalami tekanan dari dalam dirinya dan lingkungannya,

sehingga remaja sering bermasalah akibat emosinya yang kurang

dikelola dengan baik.

2. Permasalahan emosi yang dialami siswa sangat berpengaruh kepada

interaksi sosial siswa kepada teman dan guru di sekolah dan dapat

menghambat proses adaptasi siswa dengan masyarakat.

3. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi

sehingga banyak respon yang kurang tepat dalam menyikapi kesulitan

tersebut dan menimbulkan dampak negatif pada hubungan sosialnya.

4. Beberapa siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta kurang dapat mengontrol

emosinya dan sering mengekspresikan emosi marah melalui perilaku

yang kurang menyenangkan dan bersikap agresif seperti:

mengolok-olok, mengejek, membentak, memukul, mengumpat dan bersuara keras,


(29)

saling memojokkan, bersikap kasar terhadap orang lain, keras kepala

dan sering salah paham kemudian bertengkar dan berkelahi.

5. Perkembangan

remaja

dan

kondisi

siswa

yang

bervariasi

mengakibatkan perlunya pemberian intervensi yang dapat membantu

siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta dalam mengatasi emosi marah, yaitu

dengan teknik biblioterapi.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat diarahkan dan lebih fokus, perlu adanya

pembatasan masalah. Penelitian dibatasi pada penerapan teknik

biblioterapi untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah

pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik biblioterapi

dapat meningkatkan kemampuan mengelola emosi marah pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

mengelola emosi marah melalui teknik biblioterapi pada siswa kelas VIII

di SMP Negeri 15 Yogyakarta.


(30)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya

adalah:

1.

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan bagi para insan akademis dalam pengetahuan ilmu

Bimbingan dan Konseling. Memperkaya kajian empiris mengenai

kemampuan mengelola emosi marah melalui teknik biblioterapi.

Dengan

bertambahnya

kajian

ini

seyogyanya

akan

dapat

dikembangkan penelitian-penelitian lanjutan dalam topik yang sama

maupun berbeda.

2.

Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa; siswa mengetahui kemampuan dirinya dalam

mengelola emosi marah dan mengetahui strategi untuk mengelola

emosi marah yang mereka alami.

b. Bagi Guru Pembimbing; diharapkan penelitian ini dapat menjadi

inspirasi untuk mengembangkan teknik biblioterapi dalam proses

pemberian media atau teknik layanan pada siswa ditujukan dalam

pengelolaan emosi marah.

c. Bagi Peneliti; peneliti lebih memahami dan mampu menerapkan

teori mengenai pengelolaan emosi marah dan teknik biblioterapi.


(31)

G. Definisi Istilah

1.

Kemampuan Mengelola Emosi Marah

Kemampuan mengelola emosi marah

(anger management)

adalah

kemampuan mengendalikan emosi marah atau menangani emosi

marah yakni mampu mengekspresikan emosi marah atau mengontrol

emosi marah sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang

kurang menyenangkan dengan cara yang tepat sehingga individu dapat

berperilaku sesuai dengan dirinya dan diterima dilingkungannya.

2.

Teknik Biblioterapi

Biblioterapi adalah teknik pemberian bantuan dari fasilitator

kepada peserta melalui metode membaca mengunakan literatur,

penggunaan sastra atau pustaka seperti esensi buku atau bahan bacaan

(cerita atau kisah nyata, buku

self-help,dll.), puisi, gambar yang

bertujuan untuk membantu konseli dalam memecahkan masalah yang

dialami dan memiliki efek penyembuhan.

Selain membaca, biblioterapi dapat dikombinasikan dengan

metode diskusi dan menulis sebagai upaya pembentukan interaksi

antara fasilitator dengan peserta lebih efektif. Dalam penelitian ini,

peneliti akan menggunakan melakukan kolaborasi antara membaca

literatur berupa puisi dan buku

self-help; kemudian menulis;

mengerjakan

work sheet;

role play

dan dilakukan dengan metode

diskusi.


(32)

­ ®­¯¯

°®

JIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Mengelola Emosi Marah

1. Pengertian Emosi

±²³´ ²³µ³ ¶·¸¹ º³ »³ ¼ ³½ ¾

o

v

¿À¿ Á ²³µ ³ ² ¶´Â³ ó½³ ¹ ³

L

³µºÄ Å³Ä Æ Ç¶ ´³´µº ·¶ÄÆƶ´ ³²²³ ÄÁ Ƕ´ ƶ´ ³ ²È Á »º µ ³ ·Ç³½ ³ ɳ ¼ ³ Ä ¿ Ê

untuk memberi arti

bergerak menjauh (Goleman, 2002: 7). Emosi dalam makna harfiah,

ËÌÍÀ Î

x

ÏÐÑÒ ÓÔ Õ Ö Ó×

t

ÓÍÐØÀ Ù

mendefinisikan emosi sebagai setiap pergolakan

pikiran, perasaan, setiap keadaan mental yang meluap-luap. Emosi

menunjuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan

biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak

(Goleman, 2002: 411). Selain itu, Chaplin dalam Triantoro Safaria dan

Nofrans Eka Saputra (2009: 12) juga merumuskan emosi sebagai suatu

keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan

yang disadari atau tidak, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku.

Dari paparan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa emosi

merupakan reaksi terhadap stimulus dengan adanya perubahan yang disadari

atau tidak disebabkan oleh situasi dan kondisi tertentu seperti perubahan

fisik maupun psikis yang mendorong individu untuk bertindak. Secara

umum terdapat dua macam emosi pada manusia yaitu emosi positif dan

emosi negatif. Emosi dasar yang berkaitan dengan kematangan emosi

adalah marah. Pada penelitian ini, peneliti membatasi pada salah satu emosi

yaitu emosi marah.


(33)

2. Pengertian Emosi Marah

Ü ÝÞßàßáâ ãäåæ åçãâèéßà ßêßë ßæßêìÝíåéÝíßÝé åâã åíßæîïÝðàãé ñëà ãâ åíè òóóôõ òö÷ øÝíñà ñð ùê ßáæã í ë ßæ ßé úû üû ýþÿ

t

ý üý ý îñà

w

ßíð å ë ßí ø ñæåíåè

y

òóó õ Û ö éÝí Ýæßâ äßí ßêß é ßà ßê îÿþ

r

ö ßë ßæ ßê à Ý ß äâã Ýé åâ ã åíßæ ßäñð

y

ßíç ðã éñæ äßà Ýíß â Ý ñéæßê âã ðñßâ ã

y

ßíç éÝà ßíçâ ßíçè ð Ýàéßâ ñä ßíÞßéßíè ßçàÝâ ã æßê ãàã ßêè áÝíç Ýäßíç ßí ë ãàãè â Ýà ßíç ßí æ ãâ ßíè äÝäÝÞ Ý

w

ß ßíè ìàñâ ð ßâ ãè ëßí ë ãÞãàã äßí åæÝê à Ý ßäâã äñßð áßë ß â ãâ ðÝé â

y

ßàßì åð åíåé ã äè äê ñâñâ í

y

ß åæÝê àÝßäâ ã â Ýàßíç ßí æ ßê ãàã ßêè ßã ä ßíç

y

Ýà âã ìßð â åé ßð ãâßðßñ ßâé ßíã ßêé ßñáñíß íç

y

Ýà ßæßð ßñæã â ßí÷

ø Ýíñàñð ß ãë åììè æß Þ äñàí ë ßí ß ãë â åí î à ãßíðåà å Ü ßìßàã ß ë ßí åìà ßíâ äß Üßáñðàßè òóóõ ö é ßà ßê éÝà ñáßäßí â ñßðñ Ýéåâ ã

y

ßí ç éÝéãæ ãäã Þãàã Þãàãßäð ã ã ðßâ â ãâ ðÝé â

y

ßàß ì â ãé áßðÝðãä

y

ßí ç ð ãíççã ëßí ßëßí

y

ß áÝà ßâ ß ßí ðãë ßä â ñäß

y

ßí ç âßíç ßð äñßð

y

ßíç ë ã âÝ ßäßí ßëßíß

y

äÝâ ßæ ßê ß í ÷ Ü Ýë ßíçä ßí ÜáãÝæÝà ç Ýà éÝíë Ýìãíã âã äßí éßà ßê ßë ßæßê âñßð ñ äÝßëß ßí ã íðÝíâ ãð ßâ ë ßà ã

y

ßíç àã íçßí âßéáßã

y

ß íç Ýà ßðè ãßâ ßí

y

ß ßäßí ë ã â Ýà ðß ã áÝà ñßê ßí áâã äåæå çã â ë ßí ãåæ åçã â îà ãßíðåà å Ü ßìßà ãß ë ßí åìàßíâ äß Ü ßáñðàßè òóóõö÷ Ü Ýæ ßãí ãð ñè ãä

y

ãíë ã ðß îòóÚÚ õ ò öñçßé Ýí

y

ãé áñæ äßí áÝíç Ýàð ãßí é ßà ßê ßë ßæ ßê â ñßðñ äåíë ã â ã Ýéåâãåíßæ íÝç ßðã ì

y

ßíç ë ßá ßð éÝéáÝíç ßàñê ã áÝàñßê ß í äåçíã â ã ë ßí áâã äåæåçãâ áßë ß â Ýâ Ýåà ßíç÷ Ýð ãä ß â ÝâÝåà ßíç éÝà ßâ ßäßí é ßà ßêè éßäß ßäßí ðÝàßë ã á Ýàñßê ßí áÝà ñ ßê ßí ìã âãä

y

ß íç é Ýíë ñäñíç âÝá Ýà ð ã Ýäâ áàÝâ ã

w

ß ßêè äÝ ðÝç ßíçßí åð åðè ë ßí ñç ß ð Ýà äßë ßíçá Ýàñßêßíáßëßâ ãâ ðÝéâßàßì÷

y


(34)

! " # $! %&' ( & # % #! ) " # ! *+ $ " , "($! &,% $ ! ,& "-&. "

y

# ! /0" ! "$! ' 1 + 234 567

G

8. ," /

2002:

411

6 (& # , " 9 %&' : " % ; 8 " # 9 " # , " #., ! ,8 ! , $ )'

, .:&: " '!"$ : " # !* ) '! % !" #+ , "#,&: + % "-! + , % + ( " #: . + ' #"##&+ )!'+% " #+' ! "##& " #+% ,& & "+$ " ' ! "$ :: : "7

D

! ) "$)' % % ) . ! $! ' $ ) ' $! !,)&.: " % ; ,

$ . % "' &: ,8 ! 9 "# $!' !, %&.: " $ ! '! $ : &: ' $ ) & '& :8 "$! ! 9" # , "!,%&. : " :8 "$! ! ,8 !8 ". " #'! * 9" #, ,) " #&! ) &% " *! !: + :8 #"! !+ $ " ) ! :8.8#! 8 "# 9"# : " , "$8 8 " # !"$! <! $& % '!"$ : # !*7

K

," 9"# ' !$ : $ )' $!: "$ .! : " '& $! : . 8. $ " % : " , )! , . :&: " ' ! "$ : " ='!"$ : " 9" # # !* $ )', "!, %&.: ": '! $ : " 9, "" 8!.$!. ! "#:& " #"$! :!'"97

3. Ciri-ciri Emosi Marah

M

"&&'

H

,

z

/

P

& ;"'8 >

M

&. 98 "8 +

2006: 16

=

17; T

! "'88

S

*! $"

N

8 * "

E

:

S

)&' +

2009: 75

=

76

6

, "( % : " - ! "- !

' "'"# -! !=-! ! 9" # $ )' $! .!' )%! . 8 " # , + 9!' & % #! % !:&'

:

7

C

! ! )$ ;(+ 9! '& % & ) ) &%" ;" :&. !' , "( $! :& "! "# )&- ' + ' &%& ' &' , )$ & (& "#=& (& "# (! % # ' : + '! ,%&. %&! )$ &$&' ,&. &' + %8. ,' , , + ! $& " # : , % "# : , )! + ' ' ($!) &%"=) &% ".!")$ *! ! : 7

% 7

C

! ! ) $ .! $ + 9! '& $ "#" , .& "-& " 9 ,: !"+ : ' =: ' 9" # , " 9:! ': " 9"# , ,%& ' 8" # % :. ' , ! ! & "' &: , "$ " #"97

- 7

C

! !)$ "##8''&%& + ) '!' : $"#, "!, %&.: ": !"#!""& "'&:

J


(35)

ABCDE AFGHDIJ BD KEDL JDC D MGDL N

y

DL N C B IDGDOBL

y

D P E FEF KD H DLL

y

D DE DL QF GQD H BEEFJDC DC BGBKFLCBGBR

CR SB GB JDCD ODA BP C BCD HD I OD A BL

y

D DE DL AB IQTH GD KD QFL UB P CFLCD IP CDL CFLNE B VOD K TCWP I FLFIQTL

y

BEDL

y

EFQTGTEDL P IF GD KD NF IQB GD CD H DI C TEDL

y

D PCDL IFGD KD KFCBOD AD KEFNF I QBGD DLLD P

y

IFI TATKEDLOTQTLNDL CDLIFL XFHFE YXF H FEEDLLDR

y

ZF HD BLUBGB

y

D L NLD IJDE JDCD [B K BEIFL TGTA

H

D I

z

D O P

B

F UEV

P

TG\DL A M CDL

M

TH]ML MP

2006: 14

Y

16; T

GBDL AMGM

S

D[D GBD C DL

N

M[GDL K

E

ED

S

DJ TAGDP

2009: 77

Y

78

W X TND IFLXF HD KEDL UB GB Y UBGB F I MKB ID GD O ]DL N AF GXDC B JD CD

CD KDGL]DC DJD AC B HB ODACDGBQF QFGDJDDKJ FE]D BA T^ DR

A

KJFE_B MHMNB KR

R

F KJ ML [B KB MHMNB K A BIQTH ED GFLD E F NBD ADL K BK AF I K]DGD[ MAML MI QF GFDE K B

AF GODCDJ KFEGFK B `ab c`ad b

n

KF OBLNND AFE DLDL CDGDO CDL [GFE TFL KB CFL]TA XDL A TLN IFL BL NED AR

B

FQF GDJD UBGB ]DL N CDJ D A C BHB ODA

;

IF IQF KDGL]D JF IQTH TO CDGD O CDL TGD A HFOF G C BKF GADB I FIFGDOL]D \D XD O CDL E FC TD ID AD P JF GI TK TODL C BADL CD B IF HDH TB HBKDL P ADLND L P EDE B P CDL I F IQD HD K JF GI TK TODLM GDL N H D BL A DLJDIF IJ F GOBATLNE DL DE B QD A ]DL NC B AB IQTHEDL V

N

TOCD HD I

P

TG\DL A MC D LeTH]ML Mf

2006: 17

WR

QR

A

KJFEgI MKB MLD HR

S

F KFMGDL N ]DL N I DGD O IFGD KD ABCDE L]DI D L P IFGD KD ABCDE Q FGCD]DP

[GTK AGD KB P QFGITK TODL P K DE B A OD AB P IFL]DHD OEDL CDL IFL TL A TAR

P

F GBHDE T IFLD GBE JF GOD ABDL C DL AB IQTHL]D E ML[H BE JDCD C BGB KFLC B GB JF GHT C BED X B KFJF GABIF HD GBEDLC BGB PIF IQMH MK PJFL]BIJDL NDLKFE K TD HR

UR

A

KJFE

I

L AF HFE A TDHR


(36)

jklmnonpnl q ro ks tn ukl n vw x jkuo x yvjku snw v tnl znu n { k{k|unlm pnun s p klmv yklwv}vtn{v t kn yn nl

y

n l m p kl

y

k~ n~ tn l pnun s ~n mn vp nl n vl }|upn{v yvju|{k{ yvto n{ v }v tn{ v tnl  ynl yv vlwkmu n{ v tnl q € nyn mnl mmxnl }xlm{v jnl zn vl yku n yn jnw w kun yv jkl

y

vpjnl mn l jku{ kj{ v { k{ k|unl m {ksvlmmnpkl vp~ xo tnlp nun s q

yq ‚{jktƒ |{vnoq

ƒk~nmv nl|u nl m pklnoxu tnl

y

tkp nuns n l yklmnl p kl von v ynl pklmtu vwvt {ksvlmmn |unl m o n vl p kun{ n {n tvw snw v q €klmnonpnl p nun s ynj nw p klmnl mmx sx~ xlmnl vlw ku jku{ |lno {ksvl mmn ~k~ kun j n |unl m p kp vo v s ~ kujxun „ jxun w v yn t pn u n s xlw xt pkpjkuw nsnltnl sx~ xlmnl wku{ k~ xw {ksvlmmn pkl vp ~ xo tnl jkl|o n tnl yn uv |unl m o nvl q ‚{ jkt vl v pko v jxw v vlwkun t{v{ |{vno ~ xynn 

y

t|l{kju n{ nj kuz nn

y

ynltkw ku mnlwxl mnl q

kq ‚{jktƒjvu vw xnoq

…k

y

n tvlnl  l von v y nl p|uno p kpjklm nu xsv xl m tn jnl p nun s { k{ k|unl mq ƒkznun xp xp { k{k|unl m pkl xlwxw tk~ xwxsnll

y

n ynu v |unl m on vl nw nx o vlmtxl mnl {ksvl mmn w vp~ xo }ux{ w n{v~ von wvyn t w kujkl xsv ynl { konl xw ln

y

w vp~ xopnun synl{konlxwln

y

p kl xu xl tnltxno vwn {{ jvuvw xno{ k{ k|unl mq

†un vnl yvnw n{ y njnw yv{ vp jxotnl ~n s‡n z vuv „ z vu v pnun s yn jnw yvovsnw pko no xv z vu v jn yn }v{v t {kjkuw v

y

nlm lnpjn t jnyn

w

nn s ovyn s nl mm|w n wx~ xs ynl snwvq ƒko n vl z vu v kp|{v pnuns ln p jn t jnyn t|l yv{ v }v{vt {k{ k|unl m z vu v p nu n s

y

nlm lnpjn t p ko v jxw v ~ k~ kun jn n{ jkt n vwx

y

n{ j kt ~ v|o|mvj{v t|o|mv{ |{vno txo w xunoynl{jvu vwxno q


(37)

4. Bentuk-bentuk Mengekspresikan Emosi Marah

‰Š‹ ŒŒŽ Œ Š‘  ’ “Š Š”  •Š‘ –Š  ’Œ — ŒŒ

y

Œ  ’ ˜Š ˜Š –Œ ™˜Š – Œ –Œ “ ‘ –Œ” š Œ’ ›’ œž˜Š“ Ÿ Œ

y

  ˆ ¡¡¢£ ˆˆ ¤¥ ¦ Œ Œ Š ŠžŒ ’ ‹Š  ’› ’” Œ•”Œ  ‹Œ ŒŽ  ‹ Š Š §š Š ” ‘ ”Œ šŒ“ Œ ˜Šš Œ” Œ ’ ˜ ›– ŒŒ

y

δ

y

¨Š “ ›” Š ” •Š ‘ ‹ ŒŒŽ ˜Š˜Š–Œ™˜Š – Œ Œ“ ŒŒ  Œ“› ž Œ’ –Š’Œ žŒ ’ šŒ‘   Œ“Œ› ˜ ŒŽ”Œ ”ž –‘ ‘ –Š ’Œ ”ž –‘ ‘ š Œ‘¥ ‰Š‹ ›’”‘ Œ •Š˜Š–ŒŒ  ‘‘ –‘Œ“ ŒŒŒ

y

”ŒŠŒ ‹ ŠŒ  ’”›“

y

•Š‹ ˜ Œ

w

Œ Œ  Œ “Œ› ”Š˜‘Œ ŒŒ ‘ –‘ ©‘–› Œ“Œ› ˜‘ Œ ª ›’Œ ”ŒŠ Œ –‘ ˜Š“›”žšŠ Ž ‘“›Œ‘Œ¥

y

«Œ›•Šš 

H

Š ‘—” 

S

ŽŒ • œ

T

‘”¬

N

‘ –‘ “ Œ œ

2012: 28

¤

‹Š ªŠšŒ ” Œ “ ‘’Œ ª Š‘ ŒšŒ Œ ŠŠž  Œ ’‹ Š ªŒ–‘‹ Œ ŒŽ ¬Œ‘“›£

δ

M

Œ ŒŽ  Š˜ Œ ’Œ‘ Š •ž  –Œ‘ §› “ Œ ‘ ”Š“‘”Œ ”Š˜ ›“›ŽŒ¬Œ “‘–Œ” “Š •Š ›Ž‘ œ‹‘  Œš¬Œ

:

”Š˜ ›“ ›ŽŒŒ” Œ‹ Œ”Œ  “ Œ“ ›  ”Š˜ŒŽŒ ’‘Œ Œ –šš ¥ ¤

˜¥

M

Œ ŒŽ ¬Œ’ –‘’›Œ”Œ ›“›” ‹Š –Œ•Œ“”Œ Œ•Œ ¬Œ ’ –‘ ‘ ’‘” Œ¥

H

Œš “Š Š˜ ›“ –‘ Š˜ ›“ –Š  ’Œ ­

n

st

® ¯°±

n

t

²³ ² ´µ±

r

¶ ”ŒŠ  Œ ‘ –‘ ©‘ –› ‹Š ’’› Œ”Œ‹ ŒŒŽŠ˜Œ’Œ‘ŒšŒ“›“ ›”‹ Š –Œ•Œ“”ŒŠ ›Œ“ ›¥

—¥

M

Œ ŒŽ –‘’›Œ”Œ ›“›” •Šš Œ‹•‘ Œ Œ Š‹ ž‘ ¬Œ ’ “ Š •Š – Œ‹  “ Š ›“ Œ‹Œ ”Š“‘”Œ‘ –‘ ©‘ –›‹Š Œ Œ“ ‘ –Œ”˜Š–Œ ¬Œ–Œš Œ‹‹ Š  ’ŽŒ–Œ•‘ ›Œ“› ‘“›Œ ‘¥

S

Š –Œ’” Œ

S

•‘Šš˜Š’Š œ

D

Š©‘

M

Œ¬ŒŒ‘  

2008: 17

¤ ‹Š ¬Œ“ Œ” Œ

”Š‹ Œ ŒŽ Œ “Š ˜ Œ’‘ ‹Š ªŒ–‘ –›Œ ”ž‹ •ž Š   ¬Œ‘ “› •Š  ’Œš Œ‹Œ ‹ Œ ŒŽ –Œ Š ”•Š ‘”Š‹ Œ ŒŽ Œ¥

P

Š  ’ŒšŒ‹ Œ‹ ŒŒŽ“Š –‘‘– Œ‘”Š Œ– ŒŒ‹Œ ŒŽ–Œ ‘ § Œ“ ‹Œ ŒŽ œ

st

²·± ² ´µ±

r

² ´¸

t

®²­

t

² ´µ±

r

¤ ¬Œ‘ “ ›£

1

¤ ”ŠŒ–ŒŒ ‹Œ ŒŽ œ

st

²·± ² ´µ±

r

¤ –‘Œ“ ‘ ”Œ  Š˜ Œ’Œ‘ ›Œ“› ”Š Œ–Œ Œ Š‹ ž ‘ ¬Œ  ’ –‘“Œ–Œ‘ –Š  ’Œ •ŠŒŒŒ  ™ •Š ŒŒ Œ  ›˜ª Š ”“‘§ ¬Œ ’ ˜Š© Œ‘Œ ‘ –Œ‘ ŒŒ ”Š —Š¹Œ ¬Œ  ’ ‘’Œ œªŠ ’”Šš¤ Œ‹ •Œ‘ –Š  ’Œ ”Š‹ Œ Œ ŽŒ ¬Œ  ’ ‘ “ Š  œ‹ ŠšŠ – Œ”™šŠ –Œ” ¤

; 2

¤  ‘ §Œ“ ‹ŒŒŽ œº® ²­

t

² ´µ±

r

¤–‘Œ“ ‘ ”ŒŠ˜ Œ ’Œ‘ –‘•ž ‘ ‘ Œ“Œ›˜ Œ¹ŒŒ›“ ›”‹ Š Š‘‹Œ › Œ“ › ªŒ Œ” ¬Œ ’ š ›Œ –Œ‘  ‘“›Œ‘™ ‘“›Œ ‘  Š •Š“‘  ŒŒ ”Š —Š¹Œ Œ“Œ› § › “ Œ ‘ –Œ 


(38)

½¾¿ ¾ÀÁ¾ÂÃÀÄÅÀ ÃÀ Æ Ã½ Ç ¾Â¾È ÉÊÀ È Ë Æ ÃÅÈ ËÌÈ Ë Æ ÃÅÈË Æ ¾ÂÈ¾Í ÃÆ Á ¾ÀÄÅÀ È ¾ÂËÀÄÀ

y

Å Æ ¾Â Î ÅÁË É ¾ÀË ÀĽÅÆÅÀ ½¾ ÅÁ ÅÅÀ ÇÅÂÅÏÐ ÑÀÁË ÒËÁ Ã

y

ÅÀ Ä ÆËÀÄÄË È Ë ÓÅÆ Ç ÅÂ ÅÏÀ

y

ŠŽÅÀ ǾÀÄÅÔÅÇË ½¾ÅÁ Å ÅÀ ÇÅ ÅÏ

y

ÅÀÄ Ô¾ÍËÏ È¾ÂËÀ Ä Á ¾ÀÄÅÀ Ë À ƾÀÈ Ë Æ ÅÈ

y

ÅÀ Ä Ô¾ÍË ÏÍ ¾È ÅÂÁ ÅÂË É ÅÁ ÅË ÀÁËÒËÁ ÃÅÀÄ

y

¾ÀÁ ÅÏÈ ËÓÅÆÇ Å ÅÏÀ

y

ÅÐ

ÕÏ ÅÒ ¾ Ö

S

ÅËÀË ×

2009: 14

Ø Ç ¾ÀÙÅÆ Å½ÅÀ ÍÅÏ ÚŠȾ¿ ÅÂÅ ËÀÈ ÆË À ½ÆË ÓÛ ¿ÅÂÅ ÅÔ ÅÇËËÀÁË ÒËÁ ÃÇ ¾À ľ½È É Â ¾È ˽ÅÀ½¾ÇÅÂÅÏ ÅÀÅÁ ÅÔÅÏÇ ¾Â ¾ÈÉÊÀÈ ¾¿ ÅÂÅÅ Ä ¾ÈËÓÐ

S

¾Î ÅÔÅÀ Á ¾ÀÄÅÀ ɾÀÁ ÅÉÅÆ

B

Ï ÅÒ¾ Ö

S

ÅËÀËÛ

R

ÊÍ ¾Â Æ

N

Å Ù ×

2009: 22

Ø

Ç ¾À Î ¾Ô ÅȽÅÀ ÍÅÏ ÚÅ ËÀÁËÒË Á Ã Ç ¾À ľ½È ÉÂ¾È Ë ½ÅÀ Ç Å ÅÏ Á¾ÀÄÅÀ ¿ ÅŠǾÀÊÔŽ Í ¾ÂÍË¿ ÅÂÅ ÅÆ Åà ǾÀ ÅÂ˽ ÁËÂË Á ÅÂË Ê ÅÀÄ ÔÅË À Û ½¾ÇÅÂÅÏ ÅÀ ÁËÀÄË À ÛÉ ÅÈ ËÓÌÅÄ ¾È Ë Û Ç ¾ÔŽýÅÀÈË ÀÁË ÅÀ ÛÄàŠÃÅÀÍ ¾ÂÀ ÅÁÅÆ ¾ÄÅÈÁÅÀÿÅÉ ÅÀÉ ¾ÁÅÈ Ð

C

Å ÅÌ¿ ÅÂÅÙÅÀÄ ÍË ÅÈÅÁËÄÃÀ Å ½ÅÀ ÊÂÅÀÄÁ ÅÔÅÇ Ç ¾À ľ½È É Â ¾È ˽ÅÀ ÇÅÂÅÏ

ÅÁ ÅÔ ÅÏȾÍÅ ÄÅËÍ ¾Â˽ÃÆ

:

ÅÐ ÜÝÞßÝà àá

o

n

: M

¾À ÄÅÔ ÅÇË É ¾ÂÅÈÅ ÅÀ ÇÅÂÅÏ Æ ¾ÆÅÉË È ¾Ä¾ÂÅ Ç ¾ÔÃÉ Å½ ÅÀ É ¾ÂÅÈÅ ÅÀÇÅ ÅÏÀÙÅÐ

ÍÐ âáàÞã äåÝæÝ

n

t

:

Ç ¾ÇË ÔË ½Ë É ¾ÂÅÈÅ ÅÀ Ç Å ÅÏ Æ ¾ÂÏÅÁÅÉ È ¾È ÊÂÅÀÄ ÅÆÅÃ Í ¾ÀÁÅ ÙÅÀÄÈ¾Í ¾À ÅÂÀÙÅÍ Ã½ ÅÀÊ Â ÅÀÄÅÆÅÃ;ÀÁ ÅÙÅÀÄǾÀË ÇÍ ÃÔ ½ÅÀÅÇÅÂÅÏÀÙÅÐ ¿Ð ç

o

n

t

ßèã ãáéê

: M

¾À ÅÏ ÅÀ Á ÅÀ Ç ¾À ľÀÁ ÅÔ Ë ½ÅÀ Ⱦ¿ Å Š¾ÇÊÈ ËÊÀ ÅÔ Í ÅÁ ÅË

ÅÇÅ ÅÏÙÅÀÄȾÁ ÅÀÄ;ÂÔÅÀ ÄÈÃÀÄÁÅÔÅÇÁËÂËÀÙÅÐ

ÁÐ ëìÞÞßÝà àá

o

n

:

ǾÀ ÄÅÔ ÅÇËÉ ¾ÂÅÈÅ ÅÀÇÅÂÅÏÆ ¾ÆÅÉËÁËÉ ¾ÀÁ ÅÇÛÈ ¾ÏËÀÄÄÅÆËÁ Ž ÅÁ ÅÉ ¾Àľ½È É ¾È ËÅÀÇ ÅÂÅÏÆ ¾ÂÈ¾Í ÃÆÐ

¾Ð íìáÝ

t

çáéê

ry

: P

¾À ¾½ÅÀ ÅÀ É ¾ÂÅÈÅÅÀ ÇÅ ÅÏ Á ¾ÀÄÅÀ ÆÅÀÉ Å ÉÂÊÈ ¾È Ò ¾ÂÍÅÔ ÅÆÅà ÓË È Ë ½Ð

C

ÅÂ Å Ë ÀË Á ÅÉÅÆ Ç¾Â ¾Á ŽÅÀ ¾ÇÊÈË Ç ÅÂÅÏ Á ÅÀ ǾÀÄÃÍ ÅÏÀÙŠǾÀ Î ÅÁ˽¾È¾ÁË Ï ÅÀÁ ÅÀɾ ÅÈ Å ÅÀÈÅ½Ë ÆÁ ÅÔÅÇÁË ÂËÊ ÂÅÀÄÆ ¾ÂÈ ¾Í ÃÆÐ

ÓÐ îà à Ý

rt

á

v

Ý çèéï

t

äðá

n

ro

o

n

: S

ÃÅÆ Ã Â ¾ÈÉÊÀ ÔÅÀÄÈ ÃÀ Ä ÙÅÀÄ Æ¾ ÄÅÈ Æ ¾ÂÏÅÁ ÅÉ È¾È¾Ê ÅÀÄÅÆ ÅÃÍ ¾ÀÁÅÙÅÀÄǾÇÍ ÃÅÆÅÆÅÃǾÇÍ ÅÀĽËƽÅÀÅÇÅ ÅÏÐ ÄÐ ñ

v

Ýß ßäå

t

á

o

n

:

Ç ¾ÂÃÈŽ Å ÆÅÃ Ç ¾ÀÙÅ ½ËÆË È ¾¿ ÅÂÅ ÓËÈ˽ È ÃÅÆÃ Í ¾ÀÁ Å ÅÆÅÃ

ȾȾÊ ÅÀÄ ÙÅÀÄ È ¾Í¾À Å À ÙÅ Í ¾ÀÁ Å ÅÆÅÃ Ê Â ÅÀÄ Æ¾ÂÈ ¾Í ÃÆ Í Ã½ÅÀ È ÅÈ Å ÅÀ ÅÇÅ ÅÏȾÈÃÀÄÄÃÏÀÙÅÐ ×ÁÅÔÅÇ

R

ÊÍËŽÅÀ Ú ÅÂÁ ÅÀË Û

2011: 3

ØÐ

B

Ï ÅÒ ¾ÁÅÀ

S

ÅË ÀË×

2009: 6

ØÎ ÃÄÅ;ÂɾÀÁ ÅÉ ÅÆÍÅÏÚžÇÊÈËÇ ÅÂÅÏÙÅÀÄ

Á˾½È É ¾È˽ÅÀ Á ¾ÀÄÅÀ ¿Å ŠÙÅÀÄ ÆË Á Ž ¾Ó ¾½ÆË Ó ÇÃÀ¿ ÃÔ È ¾Í Å ÄÅË Å½ËÍ ÅÆ Á ÅÂË


(39)

ôõö÷ø ù ú

S

÷û üû ý

2009: 14

þ ÿ÷ü

N

÷ ü û ö ôò ò þ

ùüù ÷÷ü û÷ ù üÿù÷ ÷ ü ÷ ÷

y

÷ü ÿû ÷÷ ü ÷ ü ü

ùü÷ ü ÷ üû ù÷÷÷ ü ÷÷ö÷ ü

y

ÿû ÷÷÷ ü ù÷ ÷ ÷ÿ÷ ÷ ÷ ü ûÿ÷ ÷ÿ÷

y

÷ û

÷ ù ÷÷ý ùù û ÷÷ö

y

÷ü ÿû ü÷ü ù ÷ÿ÷ ÷ ü ÷ûü ÷ ÷ ù

ûü ü ÷ ü ô

r o

ut

þ

;

ùûü ÿû ü ÷ ÷ ü ù ÷û ûüÿ÷÷ ü û û ÷û ù÷ ÷øù÷ ÷ üü üøù ÷ ÷ ü û ÷ ü ÷ ù ü÷ ü ÿ ÷ ü ù ÷

ûü ü ÷ üù ÷ ÷û ÿ÷÷÷ üÿ÷ üü÷÷ ü

K

ùÿ÷ý ùù û ÷÷ö ÷ü ÿû ü÷ ü ùÿ÷ ÷ ÷ ÷ ù÷÷ ÷ ü ÷÷ö

÷ üÿû ù÷ü÷÷ÿû û ÷ üô

r

n

þ

;

ù üù ÷ ü÷ üù û÷ ÷öû üû ùû ü û ÿ÷ ÿû ÷ÿ÷ û ù ÷ û û ÿ÷ ùö÷ ÷ ù ü÷ ù÷ ÷ö÷ ü ÷ ÷ ü ÿû ÷÷ö÷ ü ù

÷ ÷ü ÷û ü ÷ü ÷÷ ü ù ü÷û÷ ÷ ü ÷ÿ÷ ù ÷ÿû÷ ü ÷ü ù û ö

ù û ÷ üý ü ö ü÷ ùù ÷÷ ÷ üý÷ûù ÷ ÷ý÷ ý ÷÷ýÿ÷ üÿû ÷ ù

K

ù û ÷ý ÷ö÷ ûüÿûøû ÿ ÿ÷÷ ù üùüÿ÷ û÷ ü ù ù û ÷ ÷ö ÷ ÷

ùüù ÷ ù÷ ÷ö÷ ü ÷ ÷ ÷ ü÷ ù ùü ù÷ ÷ö÷ ü

(

r

o

n

t

!

)

ùöûü÷ ÿ÷ ÷ ù ü ü ÷ ÷ ü ÿ ÷ ü ù ü üû÷ û÷ ü ù ÷ ÷ øù÷

ÿ÷ ü÷ù û

D

÷ ûù üù ÷ ÷ üÿû ÷ ÷ ýÿ ÷ ÷ ÿû ÷ û ù û ÷ ü÷ö"÷ù û÷ ûüÿûøû ÿ

ù û û û ÷ ÷ ù ÷÷ ÿù ù üö ÷ÿ÷ûù û ÷ ÷ö ÷ ü ùùÿ ÷

T

û ù

÷÷ö ÷ ü û÷ ÷ ÿû ÷÷ü ûüÿûøû ÿ ÷ÿ÷÷ö ÷ û ÿ÷÷ü ÷ ü ÿû ü÷÷ü

ù ÿ÷ ÷ ÷ ü ûüÿûøû ÿý

K

ù÷ ÷ö÷ ü ùÿûû ÿ ÷ û ÿ÷ üù ü ÷ û


(40)

%&'(' ') *'+ ', (' ) - . /'0 * '+', 1 -&(') 2%' ) &%-3+&-. *'+', .)(. 4. (5 0&+(. +. ('+.6789

r o

ut

:6789

r

;

n

:(' )6789

r

<

o

n

t

= >?@

A'+.B'+'* &)25 )2%' 3%') &%- 3+ &- . &* C- . * '+',

y

')2(. D&+. %' ) CE & , 3'+' ', E. (.'0'-1 B '+'

y

' )2 &/&%0 . / 5 )0 5 % *&) 2 &%-3+ &-.%') &*C- . * '+' , '(' E',( &)2' )*&) 2 &E CE' &*C-.* '+',(.* ' )'* &E. D'0 %' )3&)2 &)(' E. ')(.+ . 5 )0 5 % * &)25 )2%' 3%' ) (' ) * &)2%C*5 ).%'-.%' ) -&B'+ ' 4&+D' E (' ) '- &+0./1 *&)',' ) (' ) * &)2 &)(' E.%' ) -&B'+ ' &* C- . C)' E D'('. '* '+ ', ') 2

y

- &( ' )2 D&+ E' )2- 5 )2('E'*( .+. )'

y

-&,. )22'(' 3'0(.25 )' %' )-&B' +'%C)- 0 +5 %0 . /F

5. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi marah

G&)5+50

G

CE&*' ) H

2002: 58

I (')

S

' E C4&J H(' E'*

S

5 )).

F

'(,. E',

M

5- 0'*- . %.) 1

2011: 25

I *&)K&E'-%' ) * &)2 &ECE' &* C- . '(' E', *&)') 2').

3&+'- ' ' ) ' 2'+ 3&+'- ' ' )(' 3'0 0&+5 ) 2%' 3 ( &) 2' ) 3'- '(' E', %&B' %' 3' ) J' )2 D&+ 2' )0 5 )2 3'(' % &- '(' + ' ) (.+. J'.05* &)2 &)' E. 3&+'- ' ' )- &L' %05 3&+'-' ' ) . 05 0 &+K'(. F

M

&)5+50

G

CE&* ') (' )

S

' EC4&J * &)2&E CE' &* C- . '('E', %&*'*35' ) 5 )0 5 % * &)2'05+ 3&+'-'' )1 * &) &)' )2 %' ) (.+. 1 * &E &3'- %' ) (. + . ('+. %&B &* '-' )1 %&* 5+5)2' ) '0 '5 %&0 &+- .)225 )2' )1 ( &)2' ) 0 5K5' ) 5 )05 % %&-&. * D' )2' ) &*C- . H%&-&.*D') 2' ) ' )0 '+' 3 &+'- ' ' ) (' ) E.)2%5 )2')IF

K

&* 5(.' )

G

CE&* ')

H

2002: 428

I

K52'*&)K&E'-%')5 )-5+M5 )- 5+50 '*'(' E'* *&)2 &E CE' 3&+'- ' ' ) '0 '5 &* C- . J')2 (. 'E'*. J'.05 *&)2 &0 ',5. C* C)2') -&)(.+.

untuk menangkap pesan-pesan negatif seperti ejek-ejekan

tersembunyi; menyadari apa yang ada dibalik suatu perasaan (misalnya sakit

hati yang mendorong amarah); menemukan cara-cara untuk menangani rasa

amarah.


(41)

PQRSTUTRV TW XQ WSTX TY Z QZQRTX T T[\] S ]TYTU ^ S TX TY S ]U ]_X` \VTW ZT[a T VQ _T_X` TW _Q W bQ \c\ T Q _ cU ] TS T\T[ VQ _T _X` TW ] WS ]d]S` S T\T_ _QWTW bTW] XQ RTU T TWTY T` _Q WbQWS T\ ]VTWQ _cU]

y

TWb_` We` \X TSTS ]R]T bTR S TX TY S ]` WbVTX VTW UQeTR T YQX TY U QU`T] SQ W bTW VQ UQ \ TRTU TW TWYT RT X Q RTUTT W S TX TY S ]YQ R] _T c\Q [ \ ]WbV` WbTWf gTR] ZQRZ T bT] \] YQ RTY` R S ]U Q Z` YVTW ZT[

w

T Q _cU]YQRS ]R] S TR] ZQ ZQ RTX T ZQ WY` V U QXQRY]b Q _Z] RT^ [TR` _Q R`X T VTW ZQWY`V Q _cU] X cU ] Y]h^ U QS TW bVTW VQe Q

w

T^ U QS ] [^ _T RT[ _Q R`X TVTW Z QWY` V Q _ cU ] WQ bTY]h f gT\ T_ XQ WQ \] Y]TW ]W]^ XQ _ZTYTUTW X TS T Q _cU]

y

T Wb TVTW S ]VQ \c \ T TS T\T[Q _cU]_TRT[f

iQ _TRT[ TW

y

T W b Z]U T S ] VQ WS T\] VTW UQ ZQ WT RWT

y

Z` VTW\ T[ _Q Wj TS ] U ` TY` _ TUT\T[^ WT_` W T VTW _QWjTS ] _ TUT\T[ Z] \ T TS TW

y

T VQY ]S TV_ TY TW bTW Q _cU] S TR] UQU Q cRTW b

y

T Wb _Q _ Z]TRV TW S ] R] W

y

T U Q WS ]R] S ]V QWS T\ ]VTW c\Q[ Q WQ Rb] VQ _TRT[ TW YQRU QZ` Y kl cR_ TW mR]b[Y^ Nnnno pO qf iQY ]VT ] WS ]d]S` Y ]S TV S TX TY _Q W bQ WS T\ ]VTW S ] R]WT

y

_TV T \QS TVTW Q _ cU ] cWT\ U QX Q RY ] ]Y` _QR`X TVTW X Q _ ZTj TVTW UTRTh f r]R] ` YT_ T XQ _ZTjTVTW U Q_ TeT_ ] Y` TS T\T [ ZQ b]Y` UTTY YQRU QZ` Y Z QR\T\`^ _Q RQV T

y

T W b _Q W bT\T_ ]W

y

T Y ]S TV _Q W

y

TS T R] TX T

y

TW b Z TR` UTjT _Q RQ VT \TV` VTWf

L

Q YTV UQ _` T WThU ` ZQ RTUT\ S T R] T_] bS T\ T^ U Q Z` T[ X`UTY S ] cYTV \ ]_ Z]V sTW b ZQ Rh` W bU ] UQ ZT bT] b`S T Wb ] WbTY TW Q_ cU]cWT\ k

G

c\ Q_ TW^

2002: 19

t

20

qf

S

Q \T]W ] Y`^ _QW` R` Y

S

[TX ]Rc k

2003: 293

q T_ ] bS T\ T TS T\T[ ZTb]TW S TR] cY TV sTWb ZQ RY`bTU ` WY` V _QWbQ \ c\TQ _cU]f

P

TS T XQ WQ\ ]Y ]TW

L

Q

D

c`u S ] YQ _` VTW ZT[aT T_]bS T\T kU ]U YQ _ Q _cU ]q


(42)

yz{| y}~{

y

|{ ~€ ~{ ~{ ‚z} z‚€ ƒ~‚ ‚ z„ }ƒ{ „… „ z†|{ ~ |{ |‡ | ˆ  ~} ~€ ‰z‚€ |{ ~Š €~{ } ~ yz{

y

~ ~‚ | ~‹ ~„ ~{ yz ‹~ŠˆŠ~{{~

y

Œ

G

ƒ‹z y~{…

2002: 24

Ž

B

z‚ |Šˆ€ ~y ‰~‚ ‹z€ ~Š ~ y| ~‹ ~  ~{ }‚ ƒ„ z„ yz{z‚ |y~ „ |{~‹ ‡ | „ˆ~‹ ~{

 | Š|‚ |y  ~‚| ‚z€|{ ~ Šz €~‹~y ˆ„Ž

S

z‰~| ~{ ‰z „~‚  | Š|‚ |y Šz Šƒ‚€ z Š„ ‡ |„ ˆ~‹ ~{  yz{  ~{ ~‹| „| „  ~{ yz{z{€ ˆŠ~{ y~Š{ ~  ~{ ‚z „ }ƒ{ „ ~{  ƒƒŠ‘ ’ | Š~ ‚z „}ƒ{ „ ‰z‚ „|“~€ z y ƒ„| ƒ{~‹…„|{~‹  | Š|‚ |y Šz ~y |  ~‹~ˆ{€ ˆŠ yz{ ~Š€ |“Š~{ }ˆ„ ~€z yƒ„ |

:

Gambar 1. Letak Amigdala dalam Sistem Limbik (Goleman, 2002: 25

”

D

~‚| }~}~‚ ~{  |~€ ~„ ~}~€  |Šz€~†ˆ| ‰~†• ~ „~‚~“ Š|€ ~  ~}~€ yz‚ z„ }ƒ{

z{ ~{ z } ~€ z yƒ„ | ~{  Š|€ ~ ~‹~y|Ž

P

„| Šƒ‹ƒ

C

~‚ƒ‹

T

~‡‚ |„ Œ ~‹ ~y

E

Šy~{…

2012: 197

‰z‚ ~‚ˆyz{‰ ~†• ~ yz{ z ‹ˆ~‚ Š~{Šz y~‚~†~{‰| ~„ ~{~yz y ‰ˆ~€

y ~„~‹~† yz{’ ~ | ‹z‰| † ‰ˆ‚ˆŠŽ

A

~‚ €z‚ †|{ ~‚ ~‚ | y ~‚ ~† ~{  ‰z‚‹z‰| † ~{  ~{ yz{ ~‚ ~†Š~{ y~‚ ~† Šz~‚ ~† €ˆ’ ˆ~{ }ƒ„|€ |“… y~Š~ Š|€~}z‚ ‹ˆ yz y}ˆ{~|


(43)

˜™š›œž Ÿš ›  Ÿš ˜Ÿ¡Ÿœ ¢ ™£ Ÿ¡Ÿ ¢¤¥ š¦ Ÿš§ ¦™¦ Ÿ¤  ˜™ šŸ¦Ÿ ˜Ÿ¡Ÿœ Ÿ ›Ÿ¡ ¨Ÿ¤Ÿ¦ ¦ ™¡Ÿ¡ Ÿœ ¢™£ Ÿ¡Ÿ¦™¤ Ÿ¦§ ©™¡ ˜ŸšªŸ Ÿ¦¨Ÿš¦  ¨Ÿ  ˜™ ¡«›  Ÿš ¨¡¢™ š¨¡Ÿ¦ Ÿ«¥ ¡Ÿš› žŸ š  Ÿ¡™ š Ÿ  ™ ˜Ÿ¡Ÿœ Ÿš ¨Ÿ¤ Ÿ¦ ˜™ š¨¥¡¥ š ›  š ¨¬ ¨« «š¦«  ˜™˜ ©™ š£§ ˜™ šŸ  ¦ §

y

˜™ ¡«¢ Ÿ § ˜™ ¡™ š¨Ÿœ Ÿš§ ˜™š¥žŸ § ˜™š£™ ˜Ÿ¡  Ÿš§ ˜™ š ›Ÿ£Ÿ« Ÿ š ¨Ÿš˜™ž«˜¤ «œ Ÿš­®¥ ¡ ˜ Ÿš¯ ¡›œ¦ §– °°°±²³´µ

¶ Ÿž Ÿ˜ œŸž š§ ·žªª¥¡¨ ­¨Ÿž Ÿ˜ ¶™

w

 ¸ ¢ŸžŸ¦ «š ® µ§ – °°¹± ³´ ©™ ¡¤™š¨Ÿ¤Ÿ¦ ©ŸœºŸ ¤™š›™š¨ŸžŸš™ ˜¥ ¢ ˜ Ÿ¡Ÿœ Ÿ¦Ÿ« ¨¢™ ©«¦ » «›Ÿ ˜™š›™ž ¥ž Ÿ ™ ˜¥ ¢  ˜Ÿ¡Ÿœ ­¼½¾¿

r

À ¼½¼¾¿À¿

n

t)

Ÿ¨Ÿž Ÿœ ›«šŸ ˜™ š›« ¡Ÿš › ¤™ ¡Ÿ¢ Ÿ Ÿš ™ ˜¥ ¢ ¥ šŸž ¢™ ¡¦Ÿ¤ ™ ¡ž Ÿ « ÁÂÃÄÅ ÆÇ Æ¾Å

s

y

Ÿš› ˜™ š™©Ÿ© Ÿš

y

˜«š£ «ž š

y

Ÿ ˜Ÿ¡ Ÿœµ ș šŸ¨Ÿ ¨™ š ›Ÿš ·ž  ªª¥ ¡¨§ ˜ ™š«¡«¦

G

™¦¡ É ­¨Ÿž Ÿ˜

T

 É

N

 š¨¦Ÿ§

2011: 31

´

M

™ š›™ž ¥ž Ÿ ™ ˜¥ ¢  ˜ Ÿ¡Ÿ œ

(

¼½¾¿

r

À ¼½¼¾¿À ¿

n

t)

˜™ ¡«¤ Ÿ  Ÿš  ™ ˜ Ÿ˜¤ «Ÿ š

 š¨¬  ¨« «š¦« ˜™ š›™ š¨Ÿž   Ÿš™ ˜¥ ¢  ˜Ÿ¡Ÿœ ɟš› ¨ ˜ž ¨Ÿš ˜™ ˜©™ ¡ Ÿ š ¡™ ¢¤¥ š ¦™ ¡œ Ÿ¨Ÿ¤ œ Ÿž ¦™¡¢™ ©«¦ ¨™ š ›Ÿš £ Ÿ ¡Ÿ ɟš› ¨ Ÿ¤ Ÿ¦ ¨¦ ™ ¡ ˜Ÿ ¥ž™œ žš› «š ›Ÿš ¢™ ¦Ÿ¡µ

D

Ÿ¡ ¤™š¨Ÿ¤ Ÿ¦ š ¨Ÿ¤ Ÿ¦ ¨¦ Ÿ¡   ©™ šŸš › ˜™ ¡Ÿœ © ŸœºŸ ¤™ š›™ š¨Ÿž  Ÿš ™˜¥ ¢˜Ÿ¡ Ÿœ » «›Ÿ¨¢™ ©«¦Ÿ¦Ÿ« ¢Ÿ˜Ÿ¨™š›Ÿš ˜™ š ›™ž¥ž Ÿ ™ ˜¥¢  ˜ Ÿ¡Ÿœµ

B

œŸ¬™Ê

S

Ÿ š­

2009: 33

´˜™š» ™ž Ÿ¢  Ÿš© ŸœºŸ˜™š›™ž¥žŸ™ ˜¥ ¢ ˜ Ÿ¡Ÿœ

˜™¡«¤ Ÿ Ÿš  ™ ˜ Ÿ˜¤ «Ÿš ¢™ ¢™¥ ¡Ÿš › «š¦«  ˜™š›™ ¢¤ ¡™¢   Ÿš ˜Ÿ ¡Ÿœ ¨™ š ›Ÿš £ Ÿ¡Ÿ ɟš ›¦ ™¤ Ÿ¦ ¨ Ÿ¤ Ÿ¦ ¨¦™¡ ˜Ÿ¥ž ™ œžš › «š ›Ÿš§¨™ š›Ÿš¨™¡Ÿ»Ÿ¦ ɟ š ›¤Ÿš¦Ÿ ¢§ ¨ ¢ŸŸ¦ÉŸ š›¦™¤ Ÿ¦§«š¦« ¦«» «ŸšÉŸ š ›¦™¤ Ÿ¦¢™ ¡¦Ÿ¨¦ «»« Ÿš ™¤ Ÿ¨Ÿ¥¡Ÿš›ÉŸš › ¦ ™¤ Ÿ¦µ

T

  É

N

 š¨¦Ÿ ­

2011: 31

´ ¨ŸžŸ˜ ¤™ š™ž ¦  ŸššÉŸ »« ›Ÿ ˜™šÉ ˜¤ «ž Ÿ š ©Ÿœº Ÿ ˜™ š ›™ž¥žŸ ™ ˜¥ ¢  ˜ Ÿ¡Ÿœ ˜™ ¡«¤ Ÿ Ÿš  ™˜Ÿ˜¤ «Ÿš ¢™ ¢™¥ ¡Ÿš › ¨ŸžŸ ˜


(44)

ÍÎÏÐÎ ÏÑÒÓÔ ÕÒÏ Ö Ò× Ò Í Ò ÖÒØ ×ÎÙ ÒÐÒÔ ÖÎ× ÚÛÏ Ü Î ÖØ ÒÑÒÚ ×Ô ÜÝ Ò×Ô

y

ÒÏ Ð ÜÔÑÒ Õ ÍÎÏÎÏÒÏ ÐÕÒÏ

y

ÑÎ Ï ÐÒÏÞÒÖÒ

y

ÒÏ ÐÑ ÒÚÒÜÑÔ ÜÎ ÖÔÍÒÛ ÓÎØÓÔ ÏÐÕÝ Ï ÐÒÏß

à ÒÖÔ ÚÎ ÏÑÒÚ ÒÜ ÚÒÖÒ ÒØÓÔ ÑÔÒÜÒ× ÑÒÚÒÜ ÑÔ Ü ÒÖÔÕ ÕÎ ×ÔÍÚÝ Ó ÒÏ Ù ÒØ á Ò ÕÎ ÍÒÍ ÚÝ ÒÏ ÍÎ Ï ÐÎÓ ÛÓÒ Î ÍÛ×Ô Í ÒÖÒØ ÒÑÒÓÒØ ÕÎÍÒÍÚÝ ÒÏ ÍÎ ÏÐÎ ÏÑÒÓÔÕÒ Ï Î ÍÛ×Ô Í ÒÖÒØ ÒÜ ÒÝ ÍÎ Ï Ò ÏÐÒÏÔ ÎÍ Û×Ô ÍÒÖÒØ

y

ÒÕÏÔ ÍÒÍ ÚÝ ÍÎ ÏÐÎ Õ× Ú ÖÎ×ÔÕ ÒÏ Î ÍÛ×ÔÍÒÖÒØÒÜ ÒÝ ÍÎ Ï ÐÛ ÏÜ ÖÛÓÎ Í Û×Ô ÍÒÖÒØ×ÎÙÒ ÐÒÔÖÎ× ÚÛÏÜÎ ÖØÒÑÒÚÕÛÏÑÔ×Ô ÓÔ ÏÐÕÝ Ï ÐÒÏ

y

ÒÏ Ð ÕÝÖÒÏÐ ÍÎÏÎÏÒÏ ÐÕÒÏ

y

ÑÎ Ï ÐÒÏ Þ ÒÖÒ

y

Ò ÏÐ ÜÎ ÚÒ Ü × ÎØÔ ÏÐÐÒ ÔÏÑÔ âÔÑÝ ÑÒÚÒÜ ÙÎ ÖÚÎÖÔ Ó ÒÕÝ ×Î ×Ý ÒÔ ÑÎ Ï ÐÒÏ ÑÔ ÖÔÏÒ

y

ÑÒÏ ÑÔ ÜÎÖÔÍÒ ÑÔÓÔÏÐÕÝ ÏÐÒÏÏÒ

y

ß

6. Tujuan dari Mengelola Emosi Marah

ãÎ ÏÜÔ ÏÐÏ

y

Ò Í Î ÍÔ ÓÔ ÕÔ ÕÎ ÍÒÍ ÚÝ ÒÏ ÍÎ Ï ÐÎ ÓÛÓ Ò ÎÍÛ×Ô ÍÒÖÒØ ÒÑÒÓ ÒØ Ý ÏÜÝ Õ ÍÎÍÙ ÒÏÜÝ Ô ÏÑÔ âÔÑÝ ÑÒÓÒÍ ÙÎ ÖÔÏÜÎ ÖÒÕ×Ô ÑÒÓÒÍ ÕÎØÔÑÝ ÚÒÏ ×ÎØ ÒÖÔäØ ÒÖÔß åÝæÝ ÒÏ ÑÒÖÔ Í Î Ï ÐÎ ÓÛÓ Ò ÎÍ Û×Ô ÒÑÒÓ ÒØ ÕÎ ×ÎÔ ÍÙ ÒÏ ÐÒÏ Î Í Û×Ôç ÙÝ ÕÒÏ ÍÎ ÏÎÕÒÏ Î ÍÛ×Ô

;

×Î ÜÔ ÒÚ ÚÎÖÒ×ÒÒÏ ÍÎ Í ÚÝ ÏèÒÔ ÏÔÓÒÔ ÑÒÏ ÍÒÕÏÒç ÍÎ ÏæÒ ÐÒ Ò ÐÒÖ Î Í Û×Ô èÒ Ï Ð ÍÎ ÖÔ × ÒÝ Õ ÒÏ ÜÎ Ü ÒÚ Ü ÎÖÕÎ ÏÑÒÓÔ Í Î ÖÝ ÚÒÕ ÒÏ ÕÝÏÞÔ ÍÎ ÏÝæÝ ÕÎ × ÎæÒØ ÜÎ Ö ÒÒÏ Î ÍÛ×Ô é

G

ÛÓÎ ÍÒÏç

2002: 77

êß

B

Ø ÒâÎ ë

S

ÒÔ ÏÔ é

2009: 9

ê æÝ ÐÒ ÙÎÖÚÎ Ï ÑÒÚ ÒÜ Ù ÒØ áÒ ÑÎ Ï ÐÒÏ ÍÎ Í ÚÎÓ ÒæÒÖÔ Ù ÒÐÒÔ Í ÒÏÒ ÍÎ Ï ÐÎÓ ÛÓÒ Î Í Û×Ô ÍÒÖÒØ èÒÏ Ð Ù ÒÔÕ ÑÒÚÒÜÍÎ ÍÙ ÒÏÜÝÔÏÑÔ âÔÑÝ ÍÎ ÏÐÎ Õ×ÚÖÎ ×ÔÕÒÏÍÒÖÒØÑÎ ÏÐÒÏÞÒÖÒèÒ Ï ÐÚÛ×Ô ÜÔìß

E

Í Û×Ô ÍÒÖÒØ ÑÒÚ ÒÜ ÍÎ ÍÙ ÒÏÜÝ ÔÏÑÔ âÔÑÝ ÑÒÓ ÒÍ ÍÎ ÏÐÒÍÙÔ Ó ÜÔ ÏÑÒÕÒÏ

é

T

Ø ÛÍÒ× ÑÒÓÒÍ

B

ØÒâÎ ë

S

ÒÔÏÔç

2009: 9

êß

E

ÍÛ ×Ô ÍÒÖÒØ ÑÒÚÒÜ ÍÎ ÍÙÎÖÔ ÕÒÏ ×Ô ÏèÒÓ ÚÎÖÔ ÏÐÒÜÒÏÚÒÑ ÒÑÔ ÖÔÝ ÏÜÝ ÕÙÎ ÖÜÔÏÑÒÕÑÒÏ Í ÎÍ ÚÎ ÖÙ ÒÔ ÕÔ ×ÔÜÝ Ò×ÔÑÎ Ï ÐÒ Ï Þ ÒÖÒèÒ Ï ÐÚÛ×Ô ÜÔìß


(45)

ïð ñ

y

òð óôð õö ÷øî ù ùú í ø û üýó þýÿö ñöó õþ öó ôöð ýóýÿ ÿööó ö ö ý ü ð üö ö öô öÿ ö üýüý ð ñöó ðÿ ð öó ý ñ ý ð üö ö ôöÿö ü öö

y

ö ó

ý öõ óôð ðô öó

y

üöü üýü ýÿö þ öð ý ööð ö ö ô öÿöü

üýó ýóôöÿ ð ñöó ýü ð üö ö ö ñöó õö üð ÿ ÿ ýð ý ö

y

ö ôðð ýôöóñöó ð óôðð ô öó

y

üý ý óý ü ðüöö ôöÿö üö ö

y

ö ó ö üöõý öôö ðõö ð

y

ö ó ý ýôö üý üð ÿðñð ñý ýóôý óöó ó õ ñ üý ö ö ñöó õö ð ôöó ð óôðð ô öñöó ÿ ý ð ý ð ó üý üðÿ ð ñð ñóÿ ð ñ ôýóöó öó ÿ öðó ôöó ö ñö ó ôðð óö

y

ýóôðð÷

G

ÿô ýó ôöÿ öü

T

ð ñ

N

ðóôðõö

2011: 32

û

S

ýÿ öð óð õ üý üðÿ ð ñð ñý üö ü öó üýóýÿÿ ö ý ü ð üö ö ôö ö õ üý ü öó õ ð óôððô ôöÿö ü üýÿ ö ññöó

o

n

t

õý öôö ý óð ó õý ó öÿôö óý ñ õý óöÿ ý ööðö ñð öõ ôö ð ý ü ð üö ö öó ôð ö ö ñöó ôöó üý üý ð ñ öó ü õðö ð ðõð ó õñ

üýüýöñ öó üö öÿö ý ðó ö ô ö ö õ õü ôöó ýöôö õ ö ð ôýóöó

ÿ ðó ñóöó÷

B

öý

S

öðóð

; 2009: 10

û

D

ö ð ýó þýÿ ö öó ôð ö õö ôö ö õ ôðõö ð ñ ñý ð ü ÿö ó ö ö õþ öó ô ö ð

üýüðÿ ð ñð ñý üö üöó üýó ýÿ ÿö ý ü ð üö ö öôöÿö ó õñ üý ü öóõ ð óôðð ô üýó ý ñ ý ðñöóý ü ð üöö ý öö ðõð

;

üýüðÿ ð ñð

o

n

t

õýöôö ôð ð ýóôðð üö ó öó ÿöðó ôöó ôöö õ üý üý ö ñöó üö öÿö

ýö ööð ñ ýð óöô ö ö õý öôöõö ðôðÿ ðó ñóöó ýöööð ñ

7. Dampak Ketidakmampuan dalam Mengelola Emosi Marah

K

ý õð ôöñüö üöó ôöÿö ü üýó ýÿÿö ý ü ð üö ö ôöö õ üýóð ü ÿ ñöó

ôö üö ñ öóó ýöõðöðñõý öôö ôð ð ýóôð ðü ö ó öóÿ öð ó

D

ö üöñ óý ö õð öó ôð õð ü ÿ ñöó ö ñðöõ ý ü ð üöö üýó õ

B

öý

S

öð óð


(46)

! " #$ % & ' " #$ (# #! " #$ ) *" *# *

y

+ * ) &*, *-.+ *"! * / 0 # + # 1* 234456 73 8 *9 ' ! * + ) ! *" 0#( + # ,$ #06

y

- : ) !) + + # #+ *! ' " )0# *# &'! * *# &'! * ! #0 , 0 # + * + *+

;

&)10 * # *"" * "" !0 * *" * , #+ ); + #0 ! 0 # 1 *"$&! *+ # " *# 0 9" &! *+ #, 1 0 #

;

! *"! # * * &# 9 + # + #& *<# 1 * " !0 #! 0 ! & + = ' "# + * & *= ! , + ' , #+ )

;

0 ! 1 * " = * " 0 #+ ! & =!

;

& )10* # <) 0 9 + # )' )

;

0 ! + *" 0 )#' * '&#, 0 + # # = *" & * *=

;

&# * =& &! *! 0 # * 2 & )10 * # *9 + #) *+ #0 )*= ! #0 9 *0 *"8

;

& )10 *# & *"7 & *"> !0 !0#!

,-&-

A

! # & 0 ) + 1 * " = * " + # , # = #0 ! #0 ) + * ""10 (# #! 2 ) &# ' 1 *" = * " + # , # 0 ! * )! ' * ! * * #*"" '! * &! 7 &! $' ! 0 ! ) + * ""10 0&, *= 8

;

*# &'! * ! #0, 0# + * 0 + *+

;

+ * #'#! #0! * *)

*-<-

A

! # & 0 ) + 1 * " = * " ' #, 0 = #0 1 *" 0 &0 *9 + # ! #0 , 0 # ) + = * " ,

;

#! 0 *<#*" ! , * 1 *" & " # &!0# ) & ' *& "# + 0 !' " = * "+ # , #0

&0-+-

A

! # & 0) + 1 * "= * ", *= *+*" = #01 * "0 &0 ! *0#+ ! ! ) + = * " ) ,; + ) 0 9 + # & ' + *+ 0 )' ! * # ) , 0 , + ) * ""10 ! ' " *=

;

-+ * + ) 0 *", *< ! * , 0 & *+ ) &## ' ! , *+ #' )# ! *+ *" *! ! * 0 )0 *= #' 0 ,

#-B

*= ! *= + ) ! = *" *" 0 #( = * " + #0# &'! * ! #& 0 1 #

,$ 1', ! * #0 & " # ) *+ #+ #! ) ' & ( #! # < '# 0# + * #! # ! * & " # * & #! *' = * * &#&#*" *+ * ! 1* '# *" " #> ) 0 , # *+ + # + ) ! ) # ' ! , = *" * " 0#(-

S

& " # ) = ) & # * & *0 * = * " + # & #! * ! ) + #> *0! + ) 0 *" ' 1' 1#

,-B

#! 0 ) *+ ) 0 , '# *" * # *( 0 1 # , < )1

#0#(-B

, %?

S

# *#2

2009: 9

7

10

8*9 ' ! *& ,> 1# , + ' , & ,


(47)

BCBDCEFGHI HJ HK LGJHM NCB GE GO GP Q GD GK BCB FCEH CPCE RH QGP BSK HTGJ H LPKLI BCBCU GOIGP B GJ GV GO M WVCOJ C FGFHKLICBGEGOGPO GE LJ QH LP RI GDI GP JCUGEG K CD GK GK GL QHICVS VG JCU GEG CXCIKHX J CO HP RRG Q GD GK BC BFGPKL HP QH THQL LPKLI KLBFLO Y BC V GI LI GP D CE LFGO GP Q GP GQGDK GJH QCP RGP V HPRI LP R GP Z[OGTC \

S

GHP HYA ]]^_

10

`M

B

CE Q GJGEIGP QGBD GI aGP R QHB LPU LVI GP I GECP G CBSJ H B GEGO

BCP H BFLVI GP QGBD GI aGPR PC R GKHX JCEK G BC BF LGK BGJ GVGO V C FHO FLE LI B GI G DCE V LPaG LJ GO G LPK LI BCP QGD GK I GP QG BD GI aGP R DSJ HK HX BGI G DCE VLPaG GQGPaG IC B G BD LGP QGV GB BCP RC VSV G CBSJ H BGE GO QHB HV HIH HP QHTH QL JCO HPRRG FCEQG BD GI DSJ HK HX QGP QGDGK BCB FGPK L HP QHTH QL QGV GB BCBCU GOIGPB GJ GV GOJCE K GFCEGQ GDKGJHQVHPRI LPR GPPaGQCP R GPFGHI M

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengelola Emosi

Marah

M

GEGO KHQGI K H BFLV QCPRGP JCP QHE HPaG KC E QGD GK X GIK SE DCPaC F GF aGP R

QGD GK BCPaC F GFI GP HP QHTHQL BCPbGQH BGE GO M

M

CP LE LK

E

Qa cGdC LJ Q GVG B

T

E HGPK SES

S

GXGE HG Q GP

N

SXE GPJ

E

IG

S

GD LKEG Z

2009; 81

` JCUGEG RGEHJ FCJGE

E GJ GB GEGOFHJGQHJ C FGFIGPS VCOXGIK SEHPKC EP GVQGPCIJK CEP GVYaGHK L_ GM

F

GIKSE HPK CEPGV GPKGEG VGHP BCPaGP RI LK

e fgh i

o

n

t

jk g

J CJ CSEGP RY DS VG D GP QGP R aGP R QHGPLK PaGY JCEK G ICFHGJGGPlIC FH GJ GGP aGP R QHKLBFLOI GPPaGQ GVGBBCECJ DSPJLGK LDC E BGJGVGO GP M

FM

F

GIKSE CIJ KCEPGV GPK GE G V GHP GQGVGO JHKLGJHlJ HK LGJH QH V LGE QHEH J CJ CSE GPR aGPRBC BGP U HPRECJ DSPC BSJHSP GV YVGKGEFC VGIGP RI C V LGE R GYJC EK GFLQ GaG QGPVHPRI LP RGPJCI HK GEM

M

CP LELK

P

LEm GPK S QGP

M

LV aSPS Z

2006: 18

l

19

` QGP

T

EH GPKSES

S

GXGEH G


(48)

op qors tu vw xw ry

y

ow s z r{|{ |o} o~

y

o~  € { u|{€w} o~y

z

os 

z

os s {us {~sz

y

o~  ‚oƒos „{~

y

{ € o€r o~ { „txw„ou o}‚o~} tu„t~r{ | o„w~p

€p qors tuƒxwrwx…

†‡ ˆ ox o u{~ ‚o} ‚w uw ‰Š‹

=

Œ Ž

rw

‘‘’  “”   •

o

– —˜ 

x

), yaitu menilai

dirinya sendiri lebih rendah dari yang sebenarnya. Orang ini akan

mudah tersinggung dan mudah sekali sekali marah

2) Sombong (

™š —’  ›’

ty

•›– —˜ 

x

, yaitu menilai dirinya sendiri sangat

penting melebihi kenyataan yang sebenarnya. Jika yang diharapkan

tidak terpenuhi, maka dengan sangat wajar akan menjadi marah.

3) Egoistis, yang menilai dirinya sangat melebihi kenyataan. Orang yang

bersifat demikian akan mudah marah karena selalu terbentur dengan

pergaulan sosial yang bersifat apatis (masa bodoh).

Sedangkan menurut Hurlock (dalam Devi Mayasari, 2008: 19) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mengelola emosi marah atau

pengendalian emosi marah pada remaja, antara lain:

a. Usia; semakin bertambah usia seseorang maka akan semakin tinggi

kemampuan mengontrol emosi marahnya. Diener, sandvik & Larsen

dalam penelitian efek usia dan jenis kelamin terhadap intensitas emosi

menyimpulkan bahwa orang yang lebih muda menunjukan rata-rata

tunggi pada perasaan negatif.

b. Pendidikan; melalui pendidikan diharapkan ilmu dan pengalaman

seseorang semakin bertambah sehingga mampu mengatasi

dan

menguasai emosi marahnya secara baik dan bersikap rasional. Semakin

tinggi tingkat pendidikan yang dialami seseorang, maka akan semakin

bertambah wawasan dlam bersikap maupun berpikirnya.

c. Jenis Kelamin; jenis kelamin laki-laki mudah mengekspresikan emosi

marah mereka daripada jenis kelamin perempuan.

d. Figur Orangtua; figur orangtua berpengaruh terhadap pembentukan

ekspresi kemarahan anak, maka sejak masih kecil anak belajar


(49)

žŸ ¡Ÿ¢£¤¥Ÿ£¦ ¢§  ¢Ÿž §¥§¨ §  

y

§ ©Ÿ ¡§  ª§¥ § « ª§¥§

y

§  ¡ £ §ž§ © Ÿ  ¡§  ¬¥ § ¡«¬¥§ ¡

y

§  ¡ ©Ÿ¢§­©Ÿ ¡§  §®

y

Ÿ® ¯ § ©§ ¡§  © §  ¢Ÿ¤Ÿ¥ ª §

y

§ §  ­Ÿ¥¨ §© §¤ ° ¦  ¡¢± ¡§ 

;

¤ § ©§  ¡§  ©§  ¢Ÿ¤ Ÿ¥ª §²§ §  ­Ÿ ­§  ¡ ©¦ ¥ ¦ ©§  °¦  ¡¢±  ¡§  £ Ÿ¢¦­§¥ ž Ÿž¤ Ÿ  ¡§¥±¨¦ ¥Ÿ §¢£¦ ¦  ©¦ ³¦ ©±­Ÿ¥¨ §©§¤Ÿž ¬£¦²§ ¡©¦ §°§ž¦  ²§®

B

§¨´ §¦ ©¦³¦©±²§ ¡žŸž¦°¦¢¦ ¤ § ©§  ¡§  © §  ¢Ÿ¤Ÿ¥ª § ²§ §  ¤ ¬£¦ ­¦ µ ­Ÿ¥¨§©§¤ ©¦¥¦ ©§  °¦ ¡¢±   ¡§  §¢§  ¶Ÿ¥Ÿ§¢£¦ °Ÿ¶¦¨ ¤ ¬£¦­¦µ ­Ÿ¥¨ §©§¤ Ÿž ¬£¦ ²§   ¡ ©¦ §°§ ž¦   ²§®

N

§ž±   §¤§¶¦°§ £ Ÿ¶§°¦ ¢  ²§ ž§¢§ ¦  ©¦ ³¦ ©± §¢§  ªŸ ©Ÿ¥±   ¡ ¶Ÿ¥Ÿ§¢£¦  Ÿ ¡§­¦ µ ­Ÿ¥¨§©§¤ Ÿž¬£¦ ²§  ¡ ©¦§°§ž¦ ²§ ®

D

§° §ž °¦ ¡¢±   ¡§  ²§· ¥Ÿž §¸ § Ÿ¥ §­ £Ÿ¢§°¦ ¨± ¶±  ¡§  ²§ ©Ÿ  ¡§  ­ Ÿ ž§  £ Ÿ¶§²§®

T

Ÿž§  £Ÿ ¶§ ²§ ž Ÿ¥±¤§¢§  µ§¢­ ¬¥ ²§ ¡¶Ÿ¥¤ Ÿ ¡§¥±¨¢± §­©§° §ž¤ Ÿ¥ ¢Ÿž¶§  ¡§  ©§ ¤ Ÿ¥¦°§¢±¥Ÿž §¸§¹

B

¨ §³Ÿ º

S

§¦ ¦ ·»¼¼½¾

37

¿®

S

Ÿ° §¦   °¦ ¡¢±   ¡§  ¢Ÿ° ± §¥ ¡§· °¦  ¡¢±   ¡§  £ Ÿ¢¬°§¨ ž Ÿ¥±¤ §¢§ 

°¦ ¡¢±   ¡§ ²§ ¡¤ Ÿ ­¦   ¡ ¶§¡¦ ¥ Ÿž§¸§·¬°Ÿ¨ £ Ÿ¶§¶¦­±¤Ÿ¥ °±  ²§¤ Ÿž¶Ÿ¥¦§  °§­¦¨ §  ²§  ¡ žŸ ©±¢±  ¡ ¤ Ÿ¥ ¢Ÿž¶§  ¡§  £¦ £´ §· ¢¨± £± £ ²§ ¤ Ÿ° §­¦¨ §  ¢Ÿž§ž¤± §  ž Ÿ ¡Ÿ° ¬°§ Ÿž¬£¦ ®

B

Ÿ¥ ©§£§¥ ¢§  ¤ Ÿ  Ÿ°¦ ­¦§ 

K

Ÿ°°  Ÿ¥ ©§ 

B

¥²· ¤ Ÿ°§­¦¨ §  ÀÁÂÃ

r

ÄÀÁÀÂÃÄ Ã

n

t

²§   ¡ ©¦ ¶Ÿ¥¦ ¢§  ­Ÿ¥¨ §©§¤ ¥Ÿž§¸§ © §¤ §­ žŸ ¡±¥§  ¡¦ ­¦  ©§¢§  ¢ Ÿ¢Ÿ¥ §£§  ©§  Ÿž ¬£¦ ²§ ¡ ¶Ÿ¥ ° Ÿ¶¦ ¨ §  ¹ ©§°§ž

R

¬¶¦¢§ ´ §¥©§ ¦·

2011:3

¿ ®

D

§¥¦ µ §¢­¬¥ ¤ Ÿ ²Ÿ ¶§¶ ž §¥ §¨ © §¥¦ ¤§¥ § §¨ °¦ ©§¤§­ ©¦£¦ž¤± ° ¢§  ¶§¨ ´§

µ§¢­¬¥ ²§  ¡ žŸ ²Ÿ¶§¶¢ §  ž §¥ §¨ ©¦£Ÿ¶ §¶¢§ ¬° Ÿ¨ ©± §µ§¢­ ¬¥ ²§¦­±¤ Ÿ¥ ­ §ž §· µ§¢­¬¥ ¦ ­Ÿ¥ §° ²§   ¡ž Ÿ¥ ±¤ §¢§  ¢¬ ©¦£¦ ©§¥¦©§° §ž ©¦ ¥¦ £ Ÿ¤ Ÿ¥­¦ ¢¬ ©¦ £¦ µ¦£¦¢ ¹± ž±¥ ·¸Ÿ ¦ £ ¢Ÿ°§ž¦   ©£ ¶®¿ ·¤ £¦¢¦ £ ©§ ¢Ÿ¶¦ §£ §§  « ¢Ÿ¶¦ §£ §§  ²§  ¡©¦­±  ¸ ± ¢ § 


(1)

]^ _`^ abcdefg h eijkl emnen go


(2)

}~€ ~‚ƒ„ … †‡ ˆ‰ ˆŠ‹‡ ŒŽŒ ‡


(3)

 ¡¢ £¤¥ ¡¦ž§¨© ª¥¡«¬­ ¤¦® ¯ ¦¯° ¤« ¤¡¦± ¡¦²¯ «¯ ¥ ¡¦ ³ ¡¦® ¯¦¯ ° ¤« ¤¡¦


(4)

(5)

(6)