PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG.

(1)

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Teams Games Tournament (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR

ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh:

Mictra Gustiasih 0907108

PROGRAM S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Teams Games Tournament (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR

ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG

Oleh Mictra Gustiasih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan

© Mictra Gustiasih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu MICTRA GUSTIASIH

0907108

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Teams Games-Tournament (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Nanang Dalil Herman, ST., M.Pd NIP. 19620202 198803 1 002

Pembimbing II,

Drs. Anto Rianto Hermawan NIP. 19640429 199302 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

Drs. Sukadi, M.Pd., MT NIP. 19640910 199101 1 002


(4)

i Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU

STATIKA DAN TEGANGAN SISWA KELAS X SMKN 5 BANDUNG

Oleh: Mictra Gustiasih

NIM 0907108

ABSTRAK

Siswa kelas X SMKN 5 Bandung mengalami kesulitan pada penguasan konsep ilmu statika dan tegangan yang berdampak pada prestasi belajar. Sehingga diperlukan variasi dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar.

Metode penelitian yang dipakai adalah metode kuasi eksperimen dengan desain the non ekuivalen, pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TGB di SMKN 5 Bandung. Adapun sampel penelitian ini adalah X TGB 5 sebagai kelas eksperimen dan X TGB 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, dan lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas yang diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan penelitian ini, harapannya bagi guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan yang dibuat semenarik mungkin agar siswa merasa antusias dalam belajar dan berkelompok.

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Prestasi Belajar


(5)

ii Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE MODEL OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TOWARDS THE LEARNING ACHIEVEMENT ON STRAIN AND BALANCE SCIENCES OF GRADE X

SMKN 5 BANDUNG

Written By: Mictra Gustiasih

NIM 0907108

ABSTRACT

A student of class X SMKN 5 Bandung have difficulty in mastery of strain and balance sciences that impact on learning achievement. So required variations in the process of learning through a model of learning cooperative type TGT which able to increase student achievement. The purpose of this research was to gain an overview of student achievement before and after the model of cooperative learning type TGT and determine how much influence model of cooperative learning type TGT to learning achievement.

The research method used is a quasi experimental method with the non-equivalent design, pretest-posttest design. Population in this study were all students of class X TGB at the SMKN 5 Bandung. As for a sample of this research is the X TGB 5 as an experimental class and X TGB 2 as a control class. Data collection techniques used in this study was a tes and observation sheets.

The result showed that there were differences in learning outcomes between the classes increase in the applied model of cooperative learning type TGT with classes that use conventional learning. This research, expectations for teachers can try using model of cooperative learning type TGT on lessons of strain and balance sciences are made as attractive as possible so that student are excited to learn and groups.


(6)

v Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Prestasi Belajar ... 8

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11

2. Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 14

a. Pengertian Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 14

b. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Kelas X ... 14

3. Pembelajaran Kooperatif ... 16

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 20

5. Hubungan antara Ilmu Statika dan Tegangan dengan TGT ... 27

B. Kerangka Pemikiran ... 29

C. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian ... 33

1. Tahap-tahap Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 35

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 37


(7)

vi Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengujian Reliabilitas ... 38

3. Tingkat Kesukaran ... 39

4. Daya Beda ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Kecenderungan... 42

2. Uji Normalitas ... 43

3. Uji Homogenitas ... 45

4. Uji Kesamaan Rata-rata (Uji t) ... 45

5. Uji Gain Ternormalisasi ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Prestasi Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 48

2. Analisis Data Penelitian ... 56

B. Pembahasan ... 65

1. Gambaran Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol pada Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 65

2. Gambaran Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen pada Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 67

3. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TGT Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 69

4. Gambaran Umum Pembelajaran ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 LAMPIRAN


(8)

vii Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 18

Tabel 2.2 Penghargaan Kelompok ... 27

Tabel 3.3 Jumlah Siswa Sampel Penelitian... 32

Tabel 3.4 Kisi kisi Tes Ilmu Statika dan Tegangan ... 36

Tabel 3.5 Tabel Interpretasi Nilai r*) ... 39

Tabel 3.6 Patokan Nilai Ideal ... 43

Tabel 3.7 Gain Ternormalisasi ... 47

Tabel 4.8 Data Pretest Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 49

Tabel 4.9 Data Uji Kecenderungan Pretest Kelas Eksperimen ... 49

Tabel 4.10 Data Uji Kecenderungan Pretest Kelas Kontrol ... 50

Tabel 4.11 Data Posttest Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan ... 52

Tabel 4.12 Data Uji Kecenderungan Posttest Kelas Eksperimen ... 52

Tabel 4.13 Data Uji Kecenderungan Posttest Kelas Kontrol ... 53

Tabel 4.14 Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 54

Tabel 4.15 Data Peningkatan Hasil Belajar Kedua Kelas ... 55

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 57

Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 57

Tabel 4.18 Uji t Data Pretest... 58

Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 58

Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 59

Tabel 4.21 Uji t Data Posttest ... 60

Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas N-Gain ... 60

Tabel 4.23 Uji t Data N-Gain ... 61

Tabel 4.24 Data Hasil Observasi Pertemuan Pertama ... 62

Tabel 4.25 Data Hasil Observasi Pertemuan Kedua ... 63


(9)

viii Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rancangan Meja Turnamen TGT Secara Umum ... 24

Gambar 2.2 Permainan pada Meja Turnamen... 26

Gambar 3.3 Desain Penelitian ... 32

Gambar 3.4 Paradigma Penelitian ... 34

Gambar 4.5 Diagram Data Pretest ... 49

Gambar 4.6 Hasil Uji Kecenderungan Pretest Kelas Eksperimen ... 50

Gambar 4.7 Hasil Uji Kecenderungan Pretest Kelas Kontrol ... 50

Gambar 4.8 Persentase Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 51

Gambar 4.9 Persentase Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 51

Gambar 4.10 Diagram Data Posttest ... 52

Gambar 4.11 Hasil Uji Kecenderungan Posttest Kelas Eksperimen ... 53

Gambar 4.12 Hasil Uji Kecenderungan Posttest Kelas Kontrol ... 53

Gambar 4.13 Persentase Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 54

Gambar 4.14 Persentase Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 54

Gambar 4.15 Diagram Nilai Rata-rata dan Selisih Pretest dan Posttest ... 55


(10)

ix Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

A. Silabus ... 1

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 1. RPP Pembelajaran Konvensional ... 5

2. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 9

C. Skenario Pembelajaran ... 18

D. Materi Penelitian ... 24

LAMPIRAN II A. Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen ... 38

B. Soal Uji Coba Instrumen ... 40

C. Kisi-kisi Instrumen Tes ... 47

D. Soal Pretest dan Posttest ... 49

E. Lembar Observasi dalam Pembelajaran Konvensional ... 55

F. Lembar Observasi dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 58

LAMPIRAN III A. Surat Keterangan Validasi (Jugment Expert) ... 61

B. Data Hasil Uji Coba... 63

C. Uji Validitas Soal Uji Coba ... 64

D. Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ... 65

E. Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ... 66

F. Daya Beda Soal Uji Coba ... 66

LAMPIRAN IV A. Data Hasil Pretest Posttest Kelas Eksperimen ... 69

B. Data Hasil Pretest Posttest Kelas Kontrol... 70

C. Data Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain) ... 72

LAMPIRAN V A. Uji Kecenderungan Nilai Pretest Posttest Kelas Eksperimen ... 73

B. Uji Kecenderungan Nilai Pretest Posttest Kelas Kontrol ... 74

C. Uji Normalitas Nilai Pretest Posttest Kelas Eksperimen ... 75

D. Uji Normalitas Nilai Pretest Posttest Kelas Kontrol ... 76

E. Grafik Normalitas Nilai Pretest Posttest ... 77

F. Uji Homogenitas dan Uji t Nilai Pretest Posttest ... 78

G. Uji Homogenitas dan Uji t Nilai N-Gain ... 79

LAMPIRAN VI A. Dokumentasi Uji Coba Instrumen ... 80

B. Dokumentasi Kelas Eksperimen ... 81


(11)

x Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN VII

A. Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing ... 84 B. Surat Keterangan Penelitian ... 85 C. Lembar Asistensi ... 86


(12)

1 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik. Menurut UU No. 41 Pasal 1 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yaitu, standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, pendidikan harus diselenggarakan dengan merencanakan proses pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran.

SMKN 5 Bandung merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang memiliki visi yaitu:

Menghasilkan lulusan dengan dilandasi nilai keimanan dan ketakwaan serta berbasis kewirausahaan dengan kompetensi utama di program studi keahlian teknik survei dan pemetaan, teknik bangunan, teknik kimia serta teknik komputer dan informatika.

Dan misi SMKN 5 Bandung yaitu sebagai berikut:

1. Menanamkan semangat keunggulan dan kompetitif kepada seluruh warga sekolah dengan penguatan jiwa kewirausahaan.

2. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran beragama sebagai sumber keimanan dan kearifan dalam berperilaku

3. Memupuk rasa kebersamaan dalam kehidupan bersosial sebagai ciri budaya dan karakter bangsa

4. Mengintensifkan hubungan sekolah dengan pihak dunia usaha dan industri serta institusi lain dalam upaya mencetak dan menghasilkan tamatan yang berdaya saing tinggi.

5. Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran secara optimal yang berorientasi kepada pencapaian kompetensi berstandar nasional

6. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam rangka peningkatan pelayanan pelaksanaan pendidikan.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, SMKN 5 Bandung berusaha meningkatkan lulusannya dengan melaksanakan kegiatan proses pembelajaran


(13)

2 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung


(14)

secara optimal dan melalui peningkatan prestasi belajar. Peningkatan prestasi belajar ini dilakukan pada kelima program studi keahlian yang ada di SMKN 5 Bandung. Terutama di program studi keahlian teknik bangunan karena program studi keahlian teknik bangunan memiliki banyak peminatnya.

Dari hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Ma’Mur Jamaludin (2007) disimpulkan bahwa:

Gambaran umum dari hasil penelitian dengan menggunakan instrumen tes essei, bahwa kesulitan siswa kelas 1 SMKN 5 Bandung dalam menyelesaikan soal-soal statika pada mata pelajaran Statika dan Tegangan pada aspek penguasaan konsep dikategorikan hampir (36,76%) siswa mengalami kesulitan pada penguasaan konsep statika.

Dilihat dari hasil belajar siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan, terdapat 68% siswa memiliki nilai ujian tengah semester yang berada di bawah KKM. Masih banyak siswa yang memiliki nilai rapor di bawah KKM. Masing-masing siswa kelas X dengan nilai rapor di bawah KKM adalah sebanyak 10% pada kelas X TGB 1, 11% pada kelas X TGB 2, 28% pada kelas X TGB 3, 14% pada kelas X TGB 4, dan 37% pada kelas X TGB 5.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru yang mengajar siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMKN 5 Bandung tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Ditemukan banyak permasalahan dalam proses pembelajaran sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dari hasil pengamatan tersebut, beberapa faktor yang akan menyebabkan kurang optimalnya prestasi belajar siswa kelas X diantaranya, masih banyak siswa yang enggan mengeluarkan pendapatnya. Sedangkan siswa belum begitu memahami materi, karena baru mengenal mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa juga menjawab secara bersama-sama.

Siswa menunjukkan kurangnya rasa keingintahuan terhadap pembelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Siswa juga hanya mempelajari secara terbatas pada


(15)

4

materi yang diajarkan guru. Perhatian siswa dalam belajar cenderung rendah. Hal tersebut mengindikasikan siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

Berdasarkan penjabaran di atas, melalui metode mengajar guru dituntut agar menguasai dan menerapkan berbagai metode pengajaran. Metode mengajar disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, dan bentuk pengajaran. Metode mengajar ada berbagai macam yaitu: ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri, kooperatif dan masih banyak yang lainnya.

Pada dasarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik, sebab setiap metode mengajar yang digunakan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu, akan lebih baik jika dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode sesuai materi yang diajarkan dan harus dikembangkan dari waktu ke waktu agar dapat lebih meningkatkan efektivitas sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Keberhasilan proses pembelajaran adalah suatu tujuan yang ingin dicapai sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara sadar dengan proses pembelajaran yang direncanakan. Diperlukan model pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran merupakan suatu komponen utama kegiatan yang dilaksanakan sebagai metode dalam proses pendidikan.

Model pembelajaran dilaksanakan harus mampu mengikuti tuntutan perkembangan dunia pendidikan terkini. Seorang pendidik, perlu berinovasi dan beradaptasi dengan model pembelajaran. Salah satunya melalui model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak sekali variasi. Diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang dalam pelaksanaannya para siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Aktivitas belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT berupa permainan yang dirancang untuk menciptakan kegiatan belajar lebih rileks dan menumbuhkan motivasi, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar bagi siswa.

Secara umum, model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki tahapan belajar yang dimulai dari guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,


(16)

5

dibuat kelompok terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang anggotanya heterogen, dilakukan turnamen pada akhir pembelajaran untuk menguji kemampuan siswa, dan diakhir guru mengumumkan kelompok pemenang. Masing masing team akan mendapat hadiah atau penghargaan apabila rata-rata skor memenuhi kriteria.

Berdasarkan uraian tersebut, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diperkirakan dapat menjadi alternatif variasi model pembelajaran sebelumnya yang biasa digunakan guru. Dengan demikian, ingin mencoba dilakukan penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar ilmu statika dan tegangan siswa kelas X SMKN 5 Bandung. Hal ini bertujuan untuk memberi

masukan dan solusi peningkatan prestasi belajar para siswa SMKN 5 Bandung.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut dapat diidentifikasi masalah yang terkait dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan SMKN 5 Bandung yaitu sebagai berikut:

a. Perhatian siswa dalam belajar cenderung rendah. b. Siswa kurang berperan aktif saat proses pembelajaran.

c. Siswa kelas X SMKN 5 Bandung yang mengalami kesulitan pada penguasan konsep ilmu statika dan tegangan.

Adapun rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana prestasi belajar siswa dengan menggunakan model konvensional pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan?

c. Sejauh mana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan model konvensional?

Agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:


(17)

6

a. Penelitian dilaksanakan pada siswa program studi keahlian teknik gambar bangunan kelas X TGB 2 dan X TGB 5 tahun ajaran 2013/2014 di SMKN 5 Bandung

b. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT

c. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan dibatasi dengan standar kompetensi memahami ilmu statika dan tegangan, kompetensi dasar menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa dengan menggunakan model konvensional pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan

b. Memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan

c. Menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap prestasi belajar siswa

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini berusaha membuktikan teori-teori yang sudah ada guna menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya pada bidang meningkatkan prestasi belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT.


(18)

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang berpengaruh terhadap Prestasi Belajar.

b. Bagi Guru, penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat memberi masukan untuk para guru agar bisa mengimplementasikannya pada proses belajar mengajar.

c. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk para siswa agar lebih meningkatkan prestasi belajar dengan memperhatikan apapun model pembelajaran yang guru berikan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun Struktur organisasi dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, membahas tentang Latar Belakang Masalah, identifikasi,

batasan, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II kajian pustaka, membahas tentang Pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TGT terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan SMKN 5 Bandung, meliputi kajian teori mengenai prestasi belajar berupa pengertian prestasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. lalu mengenai pembelajaran ilmu statika dan tegangan berupa pengertian pembelajaran ilmu statika dan tegangan, dan karakteristik pembelajaran ilmu statika dan tegangan. Kemudian pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif tipe TGT, hubungan antara ilmu statika dan tegangan dengan TGT, kerangka pemikiran dan hipotesis.

Bab III metode penelitian, berisi uraian tahapan rencana yang akan dilakukan

selama penelitian, meliputi lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,


(19)

8

proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi hasil penelitian berupa kondisi

awal (pretest), kondisi akhir (posttest), dan data peningkatan hasil belajar (N-Gain). Analisis data penelitian berupa uji normalitas, uji homogenitas, uji t untuk pretest, posttest dan N-Gain. Kemudian analisis data hasil observasi, dan pembahasan.

Bab V kesimpulan dan rekomendasi, berisi tentang kesimpulan sebagai hasil

akhir penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Daftar pustaka Daftar Lampiran


(20)

31 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SMK Negeri 5 Bandung kelas XI Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan Tahun Ajaran 2013/2014, yang berlokasi di Jln. Bojongkoneng No. 37A Bandung. Penilitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2013. Dimana lingkup permasalahan yang akan di teliti meliputi tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar ilmu statika dan tegangan kelas X SMKN 5 Bandung.

1. Populasi

Arikunto (2010: 173) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Populasi penelitian dilakukan apabila ingin melihat segala

sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu atau kejadian, sekelompok orang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan pada Mata Pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di SMKN 5 Bandung Tahun ajaran 2013/2014.

2. Sampel

Dalam Arikunto (2010: 174), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Jika hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian

disebut penelitian sampel. Dinamakan penelitian sampel dimaksudkan apabila akan mengangkat kesimpulan penelitian tersebut sebagai sesuatu yang berlaku juga untuk populasi.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah random sampling. Dengan metode ini, kelompok tersebut adalah kelompok kelas X TGB 1 sampai X TGB 5. Pengambilan sampel dilakukan dengan peneliti memilih dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel dan diundi untuk menetukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil undian, Peneliti ingin mengidentifikasi bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT


(21)

32

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap prestasi belajar siswa dengan kelas X TGB 5 sebanyak 22 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X TGB 2 sebanyak 34 orang sebagai kelas kontrol.

Tabel 3.3 Jumlah Siswa Sampel Penelitian

B. Desain Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah atau tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada Bab I (Pendahuluan), Desain penelitian yang digunakan yaitu the non ekuivalen, pretest-posttest design. Dalam Taniredja dan Mustafidah (2011: 56) menyatakan bahwa “Jenis rancangan ini biasanya dipakai pada eksperimen yang sudah ada sebagai kelompoknya, dengan memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaan atau kondisinya”.

Kedua kelompok diberi pretest, jika hasil pretest kedua kelompok tidak berbeda jauh, maka kelompok eksperimen kemudian diberi perlakuan khusus berupa pembelajaran ilmu statika dan tegangan dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelompok kontrol tetap menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan, dilakukan posttest untuk mengetahui perbedaan nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Design penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.3 Desain Penelitian

Sumber: Taniredja dan Mustafidah (2011: 56) Keterangan:

O1 : Pengukuran Hasil Belajar Awal pada Kelompok Eksperimen

O2 : Pengukuran Hasil Belajar Akhir pada Kelompok Eksperimen

O3 : Pengukuran Hasil Belajar Awal pada Kelompok Kontrol Kelas Jumlah Siswa

X TGB 5 22

X TGB 2 34

Jumlah 56

O1 X1 O2


(22)

33

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O4 : Pengukuran Hasil Belajar Akhir pada Kelompok Kontrol

X1 : Pembelajaran dengan kooperatif tipe TGT

X2 : Pembelajaran dengan konvensional

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Times Games Tournaments (TGT) terhadap prestasi belajar ilmu statika dan tegangan siswa kelas X SMKN 5 Bandung.

C. Metode Penelitian

Arikunto (2010: 203) mengemukakan bahwa “Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Quasi experimental design digunakan untuk membantu peneliti dalam melihat hubungan kausal dari berbagai macam situasi yang ada dengan kontrol yang lebih baik daripada pra eksperimen.

1. Tahap-tahap Penelitian a. Perencanaan

Menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini, peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang ditetapkan, lembar kegiatan, lembar tes akhir tindakan/ posttest. Semua persiapan tersebut dibicarakan dan dikonsultasikan dengan guru dan dosen pembimbing.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai yang telah direncanakan pada kelompok eksperimen dan melaksanakan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT meliputi:

1) Tes awal (pretest)

2) Pembagian kelompok menjadi sembilan kelompok

3) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT 4) Pengambilan data melalui lembar observasi


(23)

34

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun paradigma penelitian dari tahapan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

Normatif Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran secara optimal yang berorientasi kepada pencapaian kompetensi berstandar nasional

Faktual

Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran kurang optimal sehingga pencapaian kompetensi berstandar nasional belum tercapai

Latar Belakang

Masalah

Mengalami kesulitan pada penguasaan konsep

Gagasan

Kegiatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Kelompok Kontrol X TGB 2

Kelompok Eksperimen X TGB 5

Pretest

Kelompok Kontrol X TGB 2 dengan pembelajaran

konvensional

Kelompok Eksperimen X TGB 5 dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT

Postest lembar observasi

Data

Kesimpulan Analisis Data


(24)

35

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4 Paradigma Penelitian

D. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan variabel independen (bebas), sedangkan prestasi belajar siswa merupakan variabel dependen (terikat). Peneliti memberikan penjelasan-penjelasan sebagai berikut:

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh merupakan bentuk hubungan sebab-akibat antar variabel. Dalam hal ini model pembelajaran kooperatif tipe TGT akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT berupa permainan yang dirancang untuk menciptakan kegiatan belajar lebih rileks dan menumbuhkan motivasi, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar bagi siswa. TGT dalam penelitian ini memiliki komponen yaitu, penyajian materi, pembentukan kelompok, games tournament, dan penghargaan kelompok

3. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang diukur dengan suatu tes diperoleh siswa selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan di SMKN 5 Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Tes prestasi yang dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan berdasarkan standar kompetensi memahami ilmu statika dan tegangan dengan kompetensi dasar menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel.

4. Ilmu Statika dan Tegangan adalah ilmu yang mempelajari keseimbangan dimana suatu konstruksi yang tetap diam walaupun pada konstruksi tersebut ada gaya-gaya yang bekerja.


(25)

36

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa, “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah test, dan lembar observasi yang berisi kriteria penilaian untuk mengukur proses terjadinya pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Instrumen dengan menggunakan tes, berupa tes tertulis yaitu tes objektif dengan bentuk tes pilihan ganda. Instrumen ini untuk mengetahui tingkat pemahaman dan peningkatan penguasaan konsep materi pelajaran ilmu statika dan tegangan. Materi yang digunakan pada saat tes tertulis disesuaikan dengan materi pembelajaran pada saat pelaksanaan treatment. Treatment dilakukan selama 3 kali pertemuan. Standar kompetensi pada saat pelaksanaan treatment adalah memahami ilmu statika dan tegangan dengan kompetensi dasar menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi kisi Tes Ilmu Statika dan Tegangan Standar

kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

Memahami Ilmu Statika dan Tegangan Menerapkan besaran vektor untuk mempresentasikan gaua, momen, dan

kopel

Konsep gaya dan momen gaya dapat didefinsikan dengan benar

Menyusun gaya dapat didefinisikan dengan benar

Menguraikan gaya dibedakan definsinya dengan menyusun gaya

Menyusun dua buah gaya atau lebih secara analitis dan grafis dikerjakan dengan benar sesuai ketentuan

Menghitung resultan gaya dengan cara grafis dan analitis dengan benar Menguraikan gaya dapat dilakukan dengan benar

Momen dan kopel dihitung dengan besaran vektor secara benar


(26)

37

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam penelitian. benar atau tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Sedangkan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto 2010: 211). Supaya memperoleh data penelitian yang yang baik tersebut, maka dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menyatakan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pertama-tama peneliti melakukan konsultasi mengenai antara isi instrumen apakah sudah sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan (indikator) pada guru mata pelajaran (judgment expert). Berdasarkan hasil konsultasi instrumen tes yang telah dibuat sudah sesuai dengan indikator yang ada. Selanjutnya, dilakukan pengujian validitas.

Pengujian Validitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

rXY : Koefisien korelasi

N : Jumlah responden

ƩX : Jumlah skor tiap item dari tiap respoonden

ƩY : Jumlah skor total dari seluruh item dari tiap responden

ƩX2 : Jumlah skor kuadrat variabel X

ƩY2 : Jumlah skor kuadrat variabel Y


(27)

38

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sugiyono, 2013: 255)

Menghitung taraf signifikasi korelasi menggunakan rumus thitung yaitu:

2

1 2

r n r thitung

  

Keterangan:

t : Nilai thitung (signifikan korelasi)

r : Koefisien korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

(Sugiyono, 2013: 257)

Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05 dan n =

20, uji satu pihak) dan derajat kebebasan (dk) = n – 2 = n – 2 = 20 – 2 = 18 sehingga diperoleh rtabel = 1,73. Apabila thitung > ttabel , item pertanyaan dikatakan

valid dan signifikan dan jika thitung < ttabel , item pertanyaan dikatakan tidak valid.

Dari hasil pengujian keseluruhan item soal yang berjumlah 30, dilakukan kepada 20 orang responden terdapat lima item soal yaitu item soal nomor 18, 20, 22, 26, dan 30 yang tidak valid. Sehingga kelima item soal tersebut tidak diikutsertakan pada instrumen penelitian berikutnya. Jumlah soal yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada penelitian berikutnya menjadi 25 item soal dan diberikan kepada sebanyak 56 responden dengan 22 responden untuk kelas eksperimen dan 34 responden untuk kelas kontrol. Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan uji coba validitas soal terdapat pada lampiran.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat penilaian yang dapat dipercaya atau diandalkan ketepatannya. Pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R 20), yaitu:


(28)

39

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

p : Proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

q : Proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir

k : banyaknya butir pertanyaan Vt2 : Varians total

(Arikunto, 2010: 231) Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi koefisien reliabilitas untuk mengetahui tinggi, cukup, atau rendahnya validitas instrumen. Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal tes didapat r11 adalah 0,871 berada pada indeks angka korelasi 0,800 – 1,00 yang

berinterpretasi tinggi. Untuk lebih jelasnya interpretasi koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Tabel Interpretasi Nilai r*)

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah Rendah

Sangat Rendah (Tak Berkorelasi) Sumber: Arikunto, (2010: 319)

Perhitungan hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

3. Tingkat Kesukaran

Dalam Sudjana (2009: 135) “Tingkat kesukaran soal adalah kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal”. Analisis butir soal ini dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu soal dipakai sebagai instrumen penelitian.


(29)

40

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cara melakukan analisis untuk menetukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

0 – 0,30 : soal katergori sukar, 0,31 – 0,70 : soal katergori sedang 0,71 – 1,00 : soal kategori mudah

(Arikunto, 1997: 212) Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran, dari 25 item soal diperoleh kesimpulan bahwa untuk empat item soal dengan nomor 1,2,3,4 berkriteria mudah dan untuk 21 item soal lainnya berkriteria sedang. Adapun gambaran hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

4. Daya Beda

Dalam Sudjana (2009: 141) “Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang

atau lemah prestasinya”. Daya pembeda ini digunakan untuk mengetahui perbedaan gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya. Butir soal yang tidak memiliki daya pembeda itu berarti diduga terlalu mudah atau terlalu sulit. Sehingga perlu diperbaiki dan diganti dengan pertanyaan lain.

Pada penelitian ini, untuk menentukan kelompok atas dan bawah menggunakan kelompok kecil karena jumlah responden kurang dari 100. Dalam

Arikunto (1997:216) “Kelompok kecil adalah seluruh kelompok testee dibagi dua


(30)

41

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu di bagi dua”. Daya beda untuk soal pilihan ganda dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= PA - PB

Keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 1997:218) Untuk memilih soal yang baik, nilai daya beda tiap butir soal selanjutnya diinterpretasikan kedalam kriteria pemilihan soal. Kriteria pemilihan sebagai berikut:

DB > 0,25 : Diterima 0 < DB 0,25 : Diperbaiki

DB ≤ 0 : Ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan, 25 item soal memiliki nilai daya beda lebih dari kriteria 0,25 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keseluruhan item soal diterima yang berarti layak dijadikan sebagai instrumen tes. Adapun gambaran hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pekerjaan penting dalam langkah penelitian data. Pengumpulan data harus ditangani secara serius agar memperoleh hasil yang


(31)

42

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan pengumpulan variabel yang tepat. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes, dan observasi.

1. Tes

Menurut Arikunto (2010: 266), “Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”. Tes digunakan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah dilakukan terhadap tingkat penguasaan konsep besaran vektor untuk mempresentasikan gaya, momen, dan kopel pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu, tes kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal, dan tes kemampuan akhir untuk mengetahui pencapaian konsep akhir. Tes dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan dan hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Observasi

Dalam Sudjana (2009: 84), “Observasi adalah sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun dalam situasi buatan”. Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, kemudian mencatat gejala-gejala yang terjadi di lapangan dan untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan data penelitian ini. Pedoman observasi yang digunakan yaitu, untuk mengamati partisipasi siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran kooperatif tipe TGT.

H. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data pretest dan posttest dari kedua kelompok, maka dilakukan analisis data penelitian. Adapun teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut.

1. Uji Kecenderungan

Uji Kecenderungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria. Pengujian ini untuk mengkategorikan nilai melalui skala


(32)

43

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Kategori sangat tinggi (A), tinggi (B), cukup (C), kurang (D), dan rendah (E). Perhitungan uji kecenderungan berdasarkan kelompok masing-masing yang selanjutnya dilakukan uji kecenderungan berdasarkan standar ideal nilai. Langkah-langkah perhitungan uji kecenderungan berdasarkan kelompok ini adalah sebagai berikut:

a. Mencari nilai tertinggi dan terendah b. Mencari mean ideal (M) dengan rumus:

½ x (Nilai tertinggi + Nilai terendah) c. Mencari standar deviasi (SD) dengan rumus:

(Nilai tertinggi – Nilai Terendah) / 6 d. Menentukan skala skor mentah dengan rumus:

M + 1,5 SD ke atas = Sangat Tinggi M + 0,5 SD sd < M + 1,5 SD = Tinggi M – 0,5 SD sd < M + 0,5 SD = Cukup M – 1,5 SD sd < M – 0,5 SD = Kurang M – 1,5 SD ke bawah = Rendah

e. Untuk memperoleh persentase perolehan skor digunakan rumus : P = x 100%

Keterangan:

P : persentase skor

fo : jumlah skor yang muncul N : jumlah skor total/skor ideal

(Suprian AS, 2005: 82) Tabel 3.6 Patokan Nilai ideal

Predikat Rentang Nilai

Sangat Tinggi 80 ke atas

Tinggi 66 – 79

Cukup 56 – 65

Rendah 46 - 55

Kurang 45 ke bawah

Sumber: http://file.upi.edu/Direktori

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai pretest dan posttest. Pengujian ini untuk mengetahui apakah data menyebar secara normal


(33)

44

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau tidak. Pengujian normalitas data dengan rumus chi kuadrat. Menurut Riduwan (2011: 121) langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai Rentangan (R)

R = skor maksimum – skor minimum c. Mencari banyaknya kelas (BK)

Rumus Struges :

BK = 1 + 3,3 log n Keterangan:

n : banyaknya data

d. Mencari nilai panjang kelas (P)

P = e. Membuat tabel distribusi frekuensi

f. Menghitung rata-rata skor (M) dengan rumus : M =

g. Menghitung simpangan baku dengan rumus : S =

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1)

Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5

2)

Mencari nilai Z-Score dari Tabel Kurve Normal dari O-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas

Z =

3)Mencari luas tiap kelas interval

4)Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) i. Mencari chi kuadrat hitung

X2 = Keterangan:

2

: Uji Chi kuadrat

Oi : Nilai dari hasil pengamatan ( frekuensi observasi ) Ei : Nilai yang diharapkan ( frekuensi ekspektasi ) K : Banyak kelas interval


(34)

45

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan membandingkan hitung dengan tabel untuk dan derajat kebebasan

(dk) = n-1 dengan pengujian kriteria pengujian sebagai berikut: Jika hitung tabel berarti distribusi data tidak normal

Jika hitung < tabel berarti distribusi data normal

Maka hipotesis statistik: H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

3. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians dari data yang diperoleh melalui pretest dan posttest. Pengujian ini untuk mengetahui apakah kedua kelompok data mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama maka dikatakan homogen. Untuk menguji kesamaan varians, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

s2 = s =

Keterangan: s2 : Varians

(Isparjadi, 1988: 27) F =

(Isparjadi, 1988: 61) Berdasarkan hasil dari uji F tersebut kemudian mencari Ftabel dengan taraf

signifikansi 0,05 dan dk = n-1. Selanjutnya diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Jika Fhitung < Ftabel : Data homogen

Jika Fhitung ≥ Ftabel : Data tidak homogen

Maka hipotesis statistik :

H0 : varians populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen


(35)

46

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji Kesamaan Rata-rata (Uji t)

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok. Yaitu keadaan nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, berdistribusi normal dan homogen. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji statistik nonparametrik. Adapun langkah-langkah dilakukan uji kesamaan rata-rata dengan rumus:

t =

Keterangan:

1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol

n1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen

n2 : jumlah siswa pada kelas kontrol

s1 : standar deviasi pada kelas eksperimen

s2 : standar deviasi siswa pada kelas kontrol

(Sugiyono, 2012: 138) Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel dengan

taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1 + n2 -2. Keputusan pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut:

Hipotesis diterima (H0) jika T hitung < T tabel

Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung > T tabel

Apabila hasil dua sampel terpisah (independent sample) varians yang diperoleh heterogen dan, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

t = Keterangan:


(36)

47

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: Nilai mean sampel kesatu

: Nilai mean sampel kedua

S12 : varian sampel kesatu

S22 : varian sampel kedua

n1 : jumlah kasus sampel kesatu

n2 : jumlah kasus sampel kedua

(Sugiyono, 2012: 138) Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel

dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1-1 dan n2-1. Keputusan pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

Hipotesis diterima (H0) jika T hitung < T tabel

Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung > T table 5. Uji Gain Ternormalisasi

Meltzer dalam Sulaeman (2011) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut normalized gain (gain ternormalisasi) yang diformulasikan dalam bentuk seperti dibawah ini:

Gain ternormalisasi tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang diungkapkan oleh Hake dalam Sulaeman (2011) yang terdapat pada tabel 2 berikut.

Tabel 3.7 Gain Ternormalisasi

Gain Ternormalisasi Kriteria

0,7 < g Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang


(37)

48

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data gain ternormalisasi diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis dan mengolah data. Mana yang sebenarnya dikatakan gain tinggi dan mana yang dikatakan gain rendah dengan menggunakan formulasi yang sudah dijelaskan diatas.


(38)

73 Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari analisis data dan pembahasan hasil penelititan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model konvensional pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan cenderung dikategorikan rendah.

2. Prestasi belajar siswa model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan cenderung dikategorikan cukup.

3. Ada peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan pada siswa kelas eksperimen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal tersebut diketahui dari rata-rata perbedaan peningkatan hasil belajar siswa (Gain) untuk kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut.

1. Dengan penelitian eksperimen ini, harapannya bagi guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dibuat semenarik mungkin agar siswa merasa antusias dalam belajar dan berkelompok.

2. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT oleh guru diharapkan bagi siswa sadar diri menjadi anggota kelompok dan dapat berkompetensi secara adil saat pelaksanaan turnamen.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel, waktu penelitian dan menguasai model pembelajaran yang akan diterapkan agar dapat memperoleh hasil penelitian lebih baik.


(39)

74

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: PT Rineka Cipta.

Bimo, Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Ekocin, (2011). Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).

[Online]. Tersedia: http:// Ekocin’s Blog.htm [23 April 2013]

Hayardin, (2012). Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://- hayardin-blog.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran kooperatif.Html #ixzz2REnNeQu4 [23 April 2013]

Ibrahim dan Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: UNESA. Isparjadi. (1988). Statistik Pendidikan . Jakarta: P2LPTK.

Kamus Besar Indonesia Online. [Online]. Tersedia:

http://www.KamusBahasaIndonesia.Org/pengaruh [23 April 2013]

Ma’Mur Jamaludin. (2007). Analisis Kesulitan Siswa Kelas 1 SMKN 5 Bandung

dalam Menyelesaikan Soal-soal Statika. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasanah, M.R. (2009). Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Dasar Jurusan Teknik Bangunan SMKN 6 Bandung. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Peratuan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Pasal 1 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permana, Leni. PAP dan PAN. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori-/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/197603182001122LENI_ PERMANA/PAP_dan_PAN.pdf [26 November 2013]

Ridwan. (2008). Ketercapaian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://www.

dunia ilmu.htm/ 2008/ ridwan202 [24 Maret 2013]

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Bandung. (2008). Visi dan Misi SMKN 5, Bandung: SMKN 5.


(40)

75

Mictra Gustiasih, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Statika Dan Tegangan Siswa Kelas X SMKN 5 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saifudin, Azwar. (1996). Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusamedia.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulaeman Mandaputera. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran TTW (Think- Talk-Write) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statika Pada Siswa SMKN 1 Cilaku. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Taniredja, T dan Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah

Pengantar). Bandung: Alfabeta Bandung.

Winkel, W.S. (1996). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

_________, 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournaments). [Online]. Tersedia: http://www.Suhadinet.wordpress.com

[23 April 2013]

_________, 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia:

http://www.SHEVs’Blog/model-pembelajaran-kooperatif.html [23 April

2013]

_________, 2012. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournaments). [Online]. Tersedia:http://www.Sekolahdasar/teamshtml [23

April 2013]

_________, 2009. Ilmu Statika dan Tegangan. [Online]. Tersedia: http://suparmanst.files.wordpress.com/2009/08/teknik_pemesinan_1.pdf [14 April 2013]


(1)

46

4. Uji Kesamaan Rata-rata (Uji t)

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok. Yaitu keadaan nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, berdistribusi normal dan homogen. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji statistik nonparametrik. Adapun langkah-langkah dilakukan uji kesamaan rata-rata dengan rumus:

t =

Keterangan:

1 : Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 2 : Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol

n1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen

n2 : jumlah siswa pada kelas kontrol

s1 : standar deviasi pada kelas eksperimen

s2 : standar deviasi siswa pada kelas kontrol

(Sugiyono, 2012: 138) Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel dengan

taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1 + n2 -2. Keputusan pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut:

Hipotesis diterima (H0) jika T hitung < T tabel

Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung > T tabel

Apabila hasil dua sampel terpisah (independent sample) varians yang diperoleh heterogen dan, maka dilakukan uji hipotesis dengan rumus:

t = Keterangan:


(2)

: Nilai mean sampel kesatu : Nilai mean sampel kedua S12 : varian sampel kesatu

S22 : varian sampel kedua

n1 : jumlah kasus sampel kesatu

n2 : jumlah kasus sampel kedua

(Sugiyono, 2012: 138) Setelah mendapat perhitungan uji t selanjutnya melihat harga ttabel

dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1-1 dan n2-1. Keputusan pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

Hipotesis diterima (H0) jika T hitung < T tabel

Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung > T table

5. Uji Gain Ternormalisasi

Meltzer dalam Sulaeman (2011) mengembangkan sebuah alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut normalized gain (gain ternormalisasi) yang diformulasikan dalam bentuk seperti dibawah ini:

Gain ternormalisasi tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang diungkapkan oleh Hake dalam Sulaeman (2011) yang terdapat pada tabel 2 berikut.

Tabel 3.7 Gain Ternormalisasi Gain Ternormalisasi Kriteria

0,7 < g Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang


(3)

48

Setelah data gain ternormalisasi diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis dan mengolah data. Mana yang sebenarnya dikatakan gain tinggi dan mana yang dikatakan gain rendah dengan menggunakan formulasi yang sudah dijelaskan diatas.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari analisis data dan pembahasan hasil penelititan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model konvensional pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan cenderung dikategorikan rendah.

2. Prestasi belajar siswa model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran ilmu statika dan tegangan cenderung dikategorikan cukup.

3. Ada peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan pada siswa kelas eksperimen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal tersebut diketahui dari rata-rata perbedaan peningkatan hasil belajar siswa (Gain) untuk kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut.

1. Dengan penelitian eksperimen ini, harapannya bagi guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pelajaran Ilmu Statika dan Tegangan. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dibuat semenarik mungkin agar siswa merasa antusias dalam belajar dan berkelompok.

2. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT oleh guru diharapkan bagi siswa sadar diri menjadi anggota kelompok dan dapat berkompetensi secara adil saat pelaksanaan turnamen.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel, waktu penelitian dan menguasai model pembelajaran yang akan diterapkan agar dapat memperoleh hasil penelitian lebih baik.


(5)

74

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: PT Rineka Cipta.

Bimo, Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Ekocin, (2011). Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).

[Online]. Tersedia: http:// Ekocin’s Blog.htm [23 April 2013]

Hayardin, (2012). Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia: http://- hayardin-blog.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran kooperatif.Html #ixzz2REnNeQu4 [23 April 2013]

Ibrahim dan Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: UNESA. Isparjadi. (1988). Statistik Pendidikan . Jakarta: P2LPTK.

Kamus Besar Indonesia Online. [Online]. Tersedia:

http://www.KamusBahasaIndonesia.Org/pengaruh [23 April 2013]

Ma’Mur Jamaludin. (2007). Analisis Kesulitan Siswa Kelas 1 SMKN 5 Bandung

dalam Menyelesaikan Soal-soal Statika. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasanah, M.R. (2009). Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Dasar Jurusan Teknik Bangunan SMKN 6 Bandung. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia. Peratuan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Pasal 1 Tahun

2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permana, Leni. PAP dan PAN. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori-/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/197603182001122LENI_ PERMANA/PAP_dan_PAN.pdf [26 November 2013]

Ridwan. (2008). Ketercapaian Prestasi Belajar. [Online]. Tersedia:http://www. dunia ilmu.htm/ 2008/ ridwan202 [24 Maret 2013]

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.


(6)

Saifudin, Azwar. (1996). Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusamedia.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulaeman Mandaputera. (2011). Efektivitas Model Pembelajaran TTW (Think- Talk-Write) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statika Pada Siswa SMKN 1 Cilaku. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Taniredja, T dan Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah

Pengantar). Bandung: Alfabeta Bandung.

Winkel, W.S. (1996). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

_________, 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments). [Online]. Tersedia: http://www.Suhadinet.wordpress.com [23 April 2013]

_________, 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. [Online]. Tersedia:

http://www.SHEVs’Blog/model-pembelajaran-kooperatif.html [23 April

2013]

_________, 2012. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments). [Online]. Tersedia:http://www.Sekolahdasar/teamshtml [23 April 2013]

_________, 2009. Ilmu Statika dan Tegangan. [Online]. Tersedia: http://suparmanst.files.wordpress.com/2009/08/teknik_pemesinan_1.pdf [14 April 2013]


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202