PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI.

(1)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Prof.Dr.Soeparlan Pranoto,MM.Ak. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas skripsinya.


(2)

ii

6. Kepada Ayahanda dan Ibunda serta adikkku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb. Surabaya, April 2010


(3)

Oleh Siti Atika

ABSTRAK

Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini, rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah membuktikan dan menguji pengaruh motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap pendidikan profesi akuntansi.

Mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2006 di UPN “Veteran” Jawa Timur ini menjadi populasi dalam penelitian sehingga jumlah anggota sampel yang dibutuhkan sebanyak 62 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menjawab perumusan, tujuan dan hipotesis penelitian maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Sesuai dengan hasil analisis maka kesimpulan yang dapat diambil adalah hipotesis ke-1 yang menyatakan “bahwa motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi”, tidak teruji kebenarannya. Hipotesis ke-2 yang menyatakan “bahwa motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi”, tidak teruji kebenarannya. Hipotesis ke-3 yang menyatakan “Bahwa motivasi ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi”, teruji kebenarannya.

.

Kata kunci : Motivasi Karir, Motivasi Kualitas, Motivasi Ekonomi Atau Profesi dan Minat Mahasiswa


(4)

1.1.Latar Belakang Masalah

Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Basuki, 1999 (dalam Ariani, (2004) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan akuntansi, didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu mereka juga termotivasi oleh anggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Namun demikian beberapa waktu belakangan ini, muncul banyak kasus dalam profesi akuntan, yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan, sehingga dengan demikian timbul keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam menghasilkan tenaga akuntan yang professional di Indonesia.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara harus diimbangi dengan tenaga kerja yang berkualitas. Untuk itu pengembangan sumber daya manusia menjadi hal yang penting. Perencanaan tenaga kerja dihadapkan dengan perkiraan-perkiraan keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk yang ingin memasuki sekolah yang berbagai jenis, baik yang bersifat umum, kejuruan, dan program studi.

Peningkatan tenaga kerja yang berkualitas didukung oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta dengan bidang studi yang beragam, salah satunya yaitu bidang akuntansi, pertumbuhan yang pesat pada


(5)

lembaga pendidikan yang mencetak tenaga yang terdidik khususnya akuntansi harus diupayakan untuk mempertahankan kualitas dan kompetensi lulusannya sehingga mereka memiliki kompetensi teknis dan moral yang memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Perkembangan dunia usaha memberikan lapangan kerja yang beragam bagi angkatan kerja.

Secara umum, Sarjana Ekonomi akuntansi setelah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 memiliki beberapa alternatif pilihan, yaitu pertama, dapat langsung bekerja baik sebagai karyawan perusahaan, karyawan instansi pemerintah, maupun berwiraswasta, kedua, melanjutkan jenjang akademik S2. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik melalui jenjang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), dalam dunia kerja, ada beberapa karir yang dapat dijalankan oleh sarjana akuntansi, misalnya sebagai akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan pendidik, atau akuntan intern. Adanya beberapa karir bagi sarjana akuntansi ini menunjukkan bahwa sarjana akuntansi bisa memilih karir tertentu dalam dunia kerja. Mahasiswa akuntansi sebagai calon sarjana akuntansi, dapat mempertimbangkan karir apa yang akan mereka jalani nantinya.

Pendidikan Profesi akuntansi (PPAk) penting bagi mahasiswa jurusan akuntansi sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa akuntansi maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa terhadap minat untuk mengikuti PPAk, yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan mahasiswa tersebut.


(6)

Penelitian ini merupakan extended replication dari penelitian-penelitian terdahulu untuk melihat apakah fenomena yang telah didapat dari penelitian terdahulu juga akan terjadi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa sebelum diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Sedangkan dalam penelitian ini menganalisis tentang motivasi terhadap minat mahasiswa terhadap pendidikan profesi akuntansi berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa setelah diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi yang ingin mendapatkan sebutan Akuntan.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001, lulusan sarjana strata 1 (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka yang telah menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi ini berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak), dan juga semakin berpeluang meniti karir sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi, lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah akuntan yang berhak mendapatkan Register Negara dan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), sebagai syarat penting untuk mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi akan mempunyai daya saing yang lebih tinggi sebagai akuntan


(7)

dibandingkan dengan para sarjana yang tidak mempunyai predikat akuntan, dengan adanya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) maka pendidikan S1 akuntansi pada perguruan tinggi terpilih tidak lagi secara otomatis menghasilkan gelar akuntan karena sebutan tersebut hanya bisa diperoleh dari PPAk.

Dimulainya pelaksanaan program PPAk, maka gelar akuntan bukan lagi dimonopoli Perguruan Tinggi Negri (PTN) tertentu yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas, tetapi sudah menjadi hak bersama bagi semua perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Dengan demikian dapat diharapkan para akuntan di masa akan datang, khususnya dalam era globalisasi ekonomi abad 21, akan menjadi akuntan yang profesional dan siap menghadapi persaingan di tingkat global.

Mahasiswa yang belum mendapatkan atau mengikuti mata kuliah auditing dengan mahasiswa yang sudah memperoleh matakuliah auditing, diperkirakan bahwa mahasiwa yang sudah mengikuti mata kuliah auditing, akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sifat, sikap dan karakteristik profesi akuntan yang seharusnya dimiliki dan ditegakkan oleh semua anggota profesi akuntan, berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian karena dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dalam Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


(8)

1. Apakah motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti Pendidikan Profesi akuntansi.

2. Apakah motivasi kualitas berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti Pendidikan Profesi akuntansi.

3. Apakah motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti Pendidikan Profesi akuntansi.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk membuktikan dan menguji pengaruh motivasi karir terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti Pendidikan Profesi akuntansi.

2. Untuk membuktikan dan menguji pengaruh motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti Pendidikan Profesi akuntansi.

3. Untuk membuktikan dan menguji pengaruh motivasi ekonom terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikutiPendidikan Profesi akuntansi.


(9)

1.3.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang di bidang akuntansi mengenai sifat, sikap dan karakteristik profesi akuntan serta untuk penelitian berikutnya.

2. Bagi Akademisi

Sebagai bahan informasi tambahan untuk penyempurnaan dalam perbaikan di bidang akuntansi, serta pemahaman profesi akuntan bagi mahasiswa

3. Bagi Praktisi

Memberikan informasi kepada Ikatan Akuntan Indonesia khususnya kompartemen akuntan pendidik mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan sebagai dasar menentukan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme akuntan Indonesia


(10)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN EMPIRIS

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian, dilakukan oleh :

1. Ellya dan Yuskar (2006)

a. Judul: “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Ppak) (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Padang”.

b. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPak)

c. Hipotesis : di duga motivasi berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Ppak) (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Padang

d. Kesimpulan: Hasil penelitian ini mempunyai implikasi untuk berbagai pihak yang terkait dengan PPAk. Temuan penelitian ini berguna bagi calon lulusan mahasiswa akuntansi tentang pentingnya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) tersebut dan bagi penyelenggara PPAk agar dapat meningkatkan sosialisasi dan promosi kepada mahasiswa akuntansi tentang PPAk di masa yang akan datang supaya lebih baik lagi. Bagi penyelenggara pendidikan akuntansi dengan adanya PPAk ini dapat menyempurnakan kurikulum pendidikan dan mengembangkan program


(11)

yang telah ada. Serta perlu adanya promosi proyeksi kebutuhan auditor yang lebih besar di masa datang sehingga diharapkan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk ini akan bertambah.

2. Yulianty, (2007).

a. Judul: “Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Senior Dan Junior Mengenai Profesi Akuntan Pada program S-1 reguler, S-1 ekstensi dan program diploma 3”.

b. Permasalahan: 1).Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara mahasiswa junior dan mahasiswa senior.2).Terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara mahasiswa antar program studi yang berbeda

c. Hipotesis : 1).Terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara mahasiswa junior dan mahasiswa senior. 2). Terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara mahasiswa antar program studi yang berbeda

d. Kesimpulan: 1).Bahwa pada program S-1, mahasiswa senior memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa junior mengenai akuntan sebagai profesi. Berdasarkan hasil tersebut maka seharusnya dalam kurikulum S1 dimasukkan materi ajaran yang lebih mendorong extrinsic feelings mahasiswa. 2).Mengenai perbedaan antar program, hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa S1 memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa ekstension mengenai akuntansi sebagai aktifitas kelompok. Mahasiswa S1 juga


(12)

memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa D3 mengenai akuntan sebagai karir. Mahasiswa S1 memiliki persepsi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa PPAk pada semua aspek. 3. Syafiqurachman dan Suranya, (2006).

a. Judul: “Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (ppa) Di Karesidenan Surakarta”.

b. Permasalahan: 1).Apakah motivasi karir, motivasi ekonomi, dan motivasi kualitas mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi di Karesidenan Surakarta untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. 2). Apakah terdapat perbedaan motivasi yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi di Karesidenan Surakarta yang akan mengikuti pendidikan profesi antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

c. Hipotesis : 1). bahwa motivasi karir, motivasi ekonomi, dan motivasi kualitas mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi di Karesidenan Surakarta untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. 2). ada perbedaan motivasi yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi di Karesidenan Surakarta yang akan mengikuti pendidikan profesi antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

d. Kesimpulan: Berdasar hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik adalah hasil pengujian regresi berganda untuk menguji pengaruh motivasi karir, motivasi ekonomi, dan motivasi kualitas terhadap minat menunjukkan nilai signifikansi t untuk masing-masing variabel


(13)

sebesar 0,000; 0,573; dan 0,000. Hal ini berarti variabel motivasi karir dan motivasi kualitas berpengaruh, sedang variabel motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap variabel minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). 2). Hasil pengujian independent sample t-test, untuk menguji perbedaan pengaruh motivasi karir, motivasi ekonomi, dan motivasi kualitas terhadap minat diantara mahasiswa akuntansi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Karesidenan Surakarta.Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel motivasi karir terhadap minat menunjukkan adanya perbedaan diantara mahasiswa akuntansi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Karesidenan Surakarta yang akan mengikuti pendidikan profesi, sedangkan untuk variabel motivasi ekonomi dan variabel motivasi kualitas terhadap variabel minat menunjukkan tidak ada perbedaan di antara mahasiswa akuntansi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Karesidenan Surakarta .

 Perbedaan: perbedaan di dalam penelitian ini adalah obyek yang diteliti dimana penelitian yang sekarang ini dilakukan di suatu Universitas swasta di Surabaya yaitu Universitas Pembanguna Nasional “Veteran” jawa Timur Surabaya. Sedangkan dalam penelitian terdahulu dilakukan di perguruan tinggi negeri dan Swasta, kelas antar program, kemudian tahun penelitian yang berbeda. Alat analisis juga berbeda, penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier Berganda sedangkan penelitian lain menggunakan Uji beda rata-rata, penelitian ini menguji pengaruh motivasi terhdadap minat


(14)

mahasiswa terhadap pendidikan profesi akuntansi (ppak), sedangkan penelitian lain tidak.

 Persamaan : persamaan didalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel motivasi dan minat.

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Profesi Akuntansi

2.2.1.1. Pengertian Profesi Akuntan

Menurut International Federation of Accountants (dalam Regar, 2003) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.

Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.

Weygant et al. (1996) dalam Astami (2001) menyatakan bahwa pada umumnya profesi akuntansi diperlukan pada empat bidang, yaitu public accounting, private accounting, non-for-profit accounting, dan pendidik. Menurut Sumarna ( 2002), bidang-bidang yang dapat digeluti oleh para lulusan Sarjana Akuntansi, adalah Staf Akunting (SA), Staf Auditor, Akuntansi Perpajakan, dan Jurnalis. David M. Walker (2002) dalam Prakarsa (2004) menyatakan bahwa Akuntan memiliki tiga jenis aktivitas, yaitu (1) oversight, (2) insight, (3) foresight. Sebaliknya, AICPA (2004) menyatakan bahwa karier yang bisa


(15)

ditempuh oleh seorang akuntan adalah Public Accounting, Corporate Accounting, dan Financial Management.

Informasi akuntansi dari suatu perusahaan sangat dibutuhkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan juga dimanfaatkan oleh pemilik perusahaan untuk menilai pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Menurut Sofyan Safri (1994, p.40) Akuntan adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak investor, kreditor dengan pihak manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. sebagai perantara dalam kondisi yang transparan maka akuntan harus bisa bertindak jujur, bijaksana dan profesional. Dalam era globalisasi, akuntan dituntut tidak sekedar sebagai pemeriksa laporan keuangan saja tetapi mempunyai kecanggihan profesi di bidang non auditing. bila ditinjau dari lingkungan kerjanya, akuntan dapat dibagi menjadi tiga profesi adalah sebagai berikut:

1. Akuntan publik adalah akuntan yang bekerja di bawah atap Kantor Akuntan Pajak yang terdaftar, yang kegiatan utamanya melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dengan maksud untuk mengeluarkan pendapat atas kewajaran laporan keuangan itu. 2. Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja di bawah komando dari pimpinan

perusahaan, yang kegiatannya adalah proses pembukuan, penyusunan anggaran, penyusunan laporan keuangan atau daftar-daftar lain yang diperlukan oleh pimpinan.


(16)

3. Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di bawah Departemen Keuangan khususnya di BPKB atau di Bepeka, yang biasanya melakukan pengawasan terhadap penggunaan uang negara atau seluruh aparat pemerintah. Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. Adapun ciri profesi menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut:

1) Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya.

2) Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu.

3) Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat atau pemerintah.

4) Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat.

5) Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.

Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga berhak disebut sebagai salah satu profesi. Selanjutnya ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh J.L. Carey (dalam Regar, 2003) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian


(17)

tersebut. Hadibroto, 1997 (dalam Harahap, 1991) menjelaskan pengertian profesi sebagai kumpulan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas serupa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Bahwa harus berdasarkan suatu disiplin pengetahuan khusus.

2. Bahwa diperlukan suatu proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan itu.

3. Bahwa harus ada standar-standar kualifikasi yang mengatur jika mau memasukinya dan harus ada pengakuan formal mengenai statusnya.

4. Bahwa harus ada norma perilaku yang mengatur hubungan antara profesi dengan langganan, teman sejawat dan publik maupun penerimaan tanggung jawab yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang melayani kepentingan umum.

5. Bahwa harus ada suatu organisasi yang mengabdikan diri untuk memajukan kewajiban-kewajibannya terhadap masyarakat, di samping untuk kepentingan kelompok itu.

2.2.1.2. Profesi dan Karier Akuntan Publik

Titik tolak perkembangan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia adalah dengan dikeluarkannya Inpres No. 6, Th 1979 yang dikenal dengan nama paket 27 Maret 1979 serta KMK No.108/KMK/077/79. Inti peraturan ini adalah bahwa wajib pajak diberikan keringanan di dalam penetapan pajak apabila menggunakan jasa akuntan publik dalam menyusun laporan pemeriksaan akuntan publik. Untuk menjadi akuntan publik harus memiliki kualifikasi pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi ditambah pendidikan profesi. Akuntan publik


(18)

di Indonesia memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia dan Etika Profesional Akuntan Publik, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat suatu KAP, tempat para akuntan publik berkiprah. Auditor yang ditugasi untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu Auditor Internal, Auditor Pemerintah, Auditor Independen (Akuntan Publik).

Secara umum kualifikasi yang dibutuhkan adalah intelectual, interpersonal skill, dan communication skill. Kelebihan bekerja di KAP adalah mengetahui berbagai perusahaan, terutama perlakuan auditnya dan pengalaman di KAP membuat seseorang sangat banyak dicari oleh perusahaan nantinya karena dianggap menguasai akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku. Kekurangannya mungkin karena beban pekerjaan melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan sering lembur.

2.2.1.3. Pendidikan Profesi Akuntan di Indonesia

Peran pendidikan akuntansi sebagaimana dinyatakan dalam Seminar Nasional Akuntansi oleh Prakarsa (2004) adalah (1) menciptakan knowledge workers yang dapat bekerja sama secara sinergis dengan blue-collar workers serta knowledge workers yang lain dalam proses penciptaan nilai tambah, (2) tanggap terhadap peran akuntansi yang cenderung makin multidimensional dan vital pada masa depan, (3) mampu memberi bekal kepada para akuntan agar dapat melaksanakan oversight, insight, dan foresight roles yang akan menjadi makin rumit pada masa depan.


(19)

Visi pendidikan akuntansi adalah mendidik tenaga akuntan yang cerdas dan ‘utuh’ sebagai insan profesional dan meneliti, mengembangkan, serta memasyarakatkan disiplin akuntansi yang sangat vital untuk merealisasikan terbentuknya good corporate and public governance dalam global civil society. Sebaliknya, misi pendidikan akuntansi adalah menghasilkan lulusan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kontemporer dunia usaha dan dunia pendidikan akan tenaga staf, tenaga manajer, serta tenaga pendidik profesional. Pendidikan profesi akuntan di Indonesia diatur melalui Kepmendikbud No: 056/U/1999 tentang Penyelenggaraan Profesi Akuntansi, yang mulai berlaku 30 Maret 1999 (SY, 1999). Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) merupakan pendidikan tambahan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi dengan sebutan gelar profesi “Akuntan” (Harry dkk., 1999).

Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang selanjutnya disingkat Ak.

Kurikulum nasinal Pendidikan Profesi Akuntansi paling sedikit 20 satuan kredit semester (sks) dan paling banyak 40 sks yang ditempuh 2 sampai dengan 6 semester. Kurikulum nasional yang dimaksud adalah:


(20)

2.2.1.4. Jalur Pendidikan Akuntan di Indonesia

Sebelum adanya Program PPAk ( atau sebelum tahun 2001), di Indonesia ada 2 jalur untuk mendapat gelar akuntan dengan nomor register. Yaitu:

I. Fakultas Ekonomi Negeri

Bagi mereka yang ingin menjadi Akuntan sekaligus berhak memakai gelar Akuntan dapat memasuki jalur Fakutas Ekonomi Negeri yang telah mempunyai jurusan akuntansi seperti UI Jakarta, UGM Yogyakarta, UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, USU Medan, UNBRAW Malang, UNSYIAH Aceh, dan lain-lain.

Untuk berhak memakai gelar Akuntan, mereka yang telah lulus Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dapat membuat permohonan tertulis kepada Panitia Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah Sarjana dan pasfoto kepada BPKP di Jakarta.

Proses permohonan ini adalah untuk mendapatkan nomor Register Negara dari Panitia Persamaan Ijazah Akuntan. Dengan keluarnya nomor register ini maka otomatis Sarjana Ekonomi yang bersangkutan berhak memakai gelar Akuntan dengan nomor Register yang diberikan.

II. Fakultas Ekonomi Swasta

Untuk mendapatkan gelar Akuntan, seorang yang kuliah di Fakultas Ekonomi Swasta memiliki beberapa perbedaan dengan lulusan Fakultas Ekonomi Negeri. Kalau alumni FE Negeri dapat langsung meminta nomor Register maka alumni FE Swasta harus melalui beberapa tahap sesuai dengan SK


(21)

Dirjen Pendidikan Tinggi No.28/Dikti Kep/1986 tanggal 6 Juli 1986 sebagai berikut:

 Sarjana Ekonomi Negara

Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara maka seorang alumni FE Swasta memiliki jalur yang berbeda yang didasarkan pada status Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah terdaftar, diakui atau disamakan. Namun prinsipnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan kelonggaran bagi alumni Perguruan Tinggi Swasta untuk lulus ujian ujian negara seperti melalui ujian negara cicilan.

Perbedaan antara status diatas sebenarnya hanya terletak pada pengujiannya, kalau status Perguruan Tinggi yang bersangkutan terdaftar, pengujiannya 50% berasal dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Kalau statusnya diakui, pengujiannya 75% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Kalau statusnya disamakan, pengujiannya 100% dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Kalau seorang sudah lulus ujian negara untuk Sarjana Ekonomi atau Sarjana Mudanya maka yang bersangkutan berhak mengikuti Ujian Negara Akuntansi.

 Ujian Negara Akuntansi

Ujian Negara Akuntansi (UNA) diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Konsorsium Ilmu Ekonomi dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntansi. UNA ini dilakukan dua tingkat yaitu:


(22)

1) UNA Dasar

UNA dasar dapat diikuti oleh mereka yang berpendidikan Fakultas Ekonomi Swasta jurusan Akuntansi minimal terdaftar pada Kopertis dengan kualifikasi minimal 110 SKS dengan Indeks Prestasi (IP) minimal 2 dan nilai rata-rata C untuk tiap mata kuliah yang diujikan. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah sebagai berikut:

a) Statistik Deskriptif dan Inferensial.

b) Akuntansi Dasar, Intermediate, dan Lanjutan. c) Akuntansi Biaya;

d) Pembelanjaan (Financial Management). 2) UNA Profesi

UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka yang sudah lulus UNA Dasar dan sudah lulus ujian negara Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi. Adapun mata kuliah yang diujikan adalah:

a) Auditing; b) Controllership; c) Teori Akuntansi.

d) Akuntansi Pemerintahan; e) Sistem Akuntansi

f) Perpajakan.

Kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang selanjutnya disingkat Ak.


(23)

Kurikulum nasinal Pendidikan Profesi Akuntansi paling sedikit 20 satuan kredit semester (sks) dan paling banyak 40 sks yang ditempuh 2 sampai dengan 6 semester. Kurikulum nasional yang dimaksud adalah:

1) Etika Bisnis dan Profesi 2) Seminar Perpajakan. 3) Praktik Audit. 4) Lingkungan Bisnis.

5) Pengetahuan Pasar Modal. 6) Seminar Akuntansi Keuangan. 7) Seminar Akuntansi Manajemen.

Sumber : Yuskar dan Benny,(2006)

Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapat nomor register. Untuk bisa memperoleh izin praktek sebagai akuntan publik, seorang akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen Keuangan, antara lain: berpengalaman di KAP minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai beberapa orang staf, mempunyai kantor yang cukup representatif dan lain-lain. Mulai awal tahun 1998, untuk memperoleh izin praktek, terlebih dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), yang diselenggarakan atas kerjasama IAI dan Departemen Keuangan.

Seorang akuntan yang mempunyai nomor register, bisa memilih profesi sebagai:

Akuntan Publik (External Auditor): dengan memiliki KAP atau bekerja di KAP.

Pemeriksa Intern (Internal Auditor): dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Intern (Internal Audit Departmen) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI).


(24)

Auditor Pemerintah (Government Auditor): dengan bekerja di BPKP (Bdan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau Inpektorat di suatu Departemen Pemerintah.

Financial Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu perusahaan.

Cost Accountant: dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan.

Management Accountant: dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen suatu perusahaan.

Tax Accountant: dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau Direktorat Jenderal Pajak.

 Akuntan Pendidik dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Akuntan Pendidik banyak yang merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor maupun akuntan manajemen (yang bekerja di suatu perusahaan) atau sebagai government accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja di instansi pemerintah.

2.3. Motivasi

2.3.1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang


(25)

dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1998).

Susilo, 1987 (dalam Simarmata, 2002) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Selanjutnya Widyastuti,dkk (2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali diartikan sebagai dorongan.

Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan tertentu. Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa:

1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri pribadi seseorang.

2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah tingkah laku seseorang.

3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Seterusnya dinyatakan bahwa motivasi mempunyai dua bentuk yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Swasta dan Sukatjo, 1991 (dalam Doli, 2004) mengemukakan bahwa:

1. Motivasi positif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan.


(26)

2. Motivasi negatif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa.

Merumuskan suatu pengertian operasional motivasi bukanlah merupakan suatu hal yang sederhana. Menurut Adam (1989 : 67) mengatakan bahwa motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling mempengaruhi. Motivasi Merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri manusia atau proses psikologis. Sering kali dianggap bahwa seseorang yang kelihatannya sibuk adalah orang yang tinggi motivasinya, padahal mungkin saja ia pegawai yang sedang ‘melarikan diri’ dari kekurangtenangan psikologis. Sebaliknya kelompok orang yang sedang berbincang – bincang sering pula dianggap sebagai kelompok yang kurang atau malah tidak mempunyai motivasi. Pendeknya sering menghubungkan motivasi hanya dengan tidakan atau perilaku yang tampak nyata. Ini mungkin benar dan mungkin tidak benar dan mungkin tidak pula benar, sebab sebagaimana telah dikemukakan motivasi sesungguhnya merupakan suatu proses psikologis dalam mana terjadi interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar, dan pemecahan persoalan. Dengan diagram proses motivasi dapat digambarakan sebagai berikut :


(27)

Sumber : Indrawijaya 1989, Perilaku Organisasi, cetakan keempat, Penerbit Sinar Baru, Bandung, hal. 68.

RANGSANGAN

- KEPRIBADIAN PERSEPSI

- SIKAP

- PENGALAMAN UMPAN

MASA LAMPAU BALIK

- HARAPAN MASA

DATANG Faktor – Faktor

Intrinsik

A A A A1 2 3 4

ALTERNATIF TINDAKAN

PEMILIHAN TINDAKAN

RESPON

Gambar 2.1 : Diagram Proses Motivasi

Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi diawali dengan keinginan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Keinginan tersebut melalui proses persepsi diterima oleh seorang. Proses persepsi ini ditentukan oleh kepribadian, sikap, pangalaman, dan harapan seseorang. Selanjutnya apa yang diterima tersebut diberi arti oleh yang bersangkutang menurut minat dan keinginannya (faktor intrinsik). Minat ini mendorongnya untuk juga mencari informasi yang akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk mengembangkan beberapa alternatif tindakan dan pemilihan tindakan. Berdasarkan tindakan ini


(28)

selanjutnya ia melakukan evaluasi, yaitu dengan membandingkan hasil yang dicapainya dengan tindakannya sendiri.

Pengertian umum lainnya, motivasi dikatakan sebagai keinginan untuk melakukan sesuatu yang dikondisikan oleh kemampuan manusia untuk berbuat sesuatu guna memberi kepuasan terhadap kebutuhannya. ( Robbins, 1998 : 198).

Berpikir mengenai teori motivasi dengan perspektif manajemen adalah penting untuk menghormati poin : Anda tidak dapat memotivasi orang lain, Anda hanya dapat mempengaruhi apa yang dimotivasikan untuk mereka lakukan.

Variabel Motivasi ini menggunakan instrumen yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004) adalah sebagai berikut :

1. Motivasi karir, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Motivasi kualitas, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan baik dan benar.

3. Motivasi ekonomi, yaitu suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkannya.


(29)

2.4. Minat

2.4.1. Pengertian Minat

Teori kognitif menyebutkan bahwa proses terbentuknya proses pemahaman seseorang dengan tujuan yang ingin diraih. Proses pembentukan persepsi dipengaruhi adanya kecerendungan untuk melakukan penyeleksian informasi yang diterima (selektivitas). Teori selektivitas menyatakan bahwa orang cenderung untuk menolak informasi yang mereka tidak ingin untuk mendengarnya, yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai dan kepentingan mereka. Individu akan mengintepretasi situasi dalam suatu cara yang merefleksikan minatnya.

Menurut Sukardi (1994) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Menurut Widyastuti, dkk (2004) Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu.

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu: Yuskar dan Benny,(2006)


(30)

a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.

c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Variabel minat untuk mengikuti PPAk ini menggunakan instrumen yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004) adalah sebagai berikut:

1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.

3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan.

2.5. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi

Karir merupakan suatu keahlian atau profesional seseorang di bidang ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan memberikan kontribusi kepada organisasi (Ariani, 2004). Pilihan karir merupakan ungkapan diri seseorang, karena pilihan menunjukkan motivasi seseorang, ilmu, kepribadian dan seluruh kemampuan yang dimiliki. Menurut Hall, 1986 (dalam Fitria, 2004) karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan prilaku yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang kehidupan kerjanya.


(31)

Institusi pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan karir seorang akuntan. Siegel, 1991 (dalam Widyastuti, dkk, 2004) melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara struktur organisasi institusi pendidikan akuntansi dengan perkembangan profesional selanjutnya bagi para auditor. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa struktur organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap perkembangan profesi selanjutnya para auditor. Auditor yang mempunyai latar belakang pendidikan profesional akuntansi membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan menjadi auditor senior dan atau manajer.

Profesi akuntan publik merupakan salah satu pilihan karir yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Wijayanti, 2000 (dalam Ariani, 2004) yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik mengharapkan gaji awal yang tinggi, memperoleh kesempatan berkembang yang lebih baik dibandingkan dengan karir yang lain serta memperoleh pengakuan atas prestasi yang telah diraih.

2.5.1. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi

Penelitian yang dilakukan Yusuf, 2000 (dalam Widyastuti, 2004) untuk mengetahui kualitas lulusan jurusan akuntansi, menyatakan bahwa mutu lulusan dari penerapan kurikulum progran S-1 jurusan akuntansi yang berlaku selama ini sering dipertanyakan, lebih-lebih jika bekerja atau membuka kantor akuntan publik. Kemampuan lulusan pada umumnya dipandang kurang memadai. Elemen kualitas atau kompetensi merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam profesi


(32)

akuntansi, khususnya profesi akuntan publik. Bahkan elemen ini dimasukkan dalam Standar Audit. Standar umum auditing yang pertama menyatakan bahwa: Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor.

Standar tersebut mengandung pengertian bahwa dalam melaksanakan penugasan audit untuk sampai pada pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya (tingkat universitas) yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus mencakup aspek teknis maupun pendidikan secara umum.

Seorang auditor juga harus menguasai ilmu pengetahuan yang lain seperti ekonomi perusahaan, ekonomi moneter, manajemen perusahaan, pemasaran, hukum dagang, hukum pajak, akuntansi biaya, sistem akuntansi, bahasa inggris dan sebagainya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kualitas sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar.

2.5.2. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Dalam Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi

Penelitian yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004) adalah meneliti mengenai ada tidaknya perbedaan minat antara mahasiswa tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir


(33)

untuk mengikuti PPAk, yang diasumsikan bahwa mahasiswa akuntansi tingkat awal belum mengerti PPAk dan belum tahu apa yang akan didapatkan dari mengikuti PPAk sedangkan mahasiswa akuntansi tingkat akhir telah mengerti dan memahami PPAk. Di samping itu mahasiswa akuntansi tingkat awal tentunya belum mengambil mata kuliah auditing, yaitu matakuliah yang lebih spesifik membahas profesi akuntan.

Pengetahuan yang dangkal mengenai PPAk dan mereka belum dapat menentukan karirnya di masa depan. Sebaliknya mahasiswa akuntansi tingkat akhir adalah mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing dan telah memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang PPAk dan mereka dapat menentukan pilihan karirnya, mengingat mereka akan mendekati ujian akhir dan akan memperoleh kelulusan serta akan segera terjun ke dunia kerja.

2.6. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang dijelaskan, maka disusun kerangka pemikiran sebagai acuan untuk memeriksa hasil analisis dan uji hipotesis yang telah dilakukan :

Motivasi Karir (X )

Gambar 2.2.Diagram Kerangka Pikir Analisis Regresi Linier Berganda

Minat Mahasiswa (Y)

1

Motivasi Kualitas (X2)

Motivasi Ekonomi (X ) 3


(34)

2.7. Hipotesis

Sesuai dengan uraian masalah dan tujuan penelitian diatas maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Bahwa motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi

2. Bahwa motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi

3. Bahwa motivasi ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi.


(35)

3.1.Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Opersional

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y) yaitu minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi .dan variabel bebas (X) Motivasi . Definisi operasional pada penelitian ini adalah : 1. Motivasi (X) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang

mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Simarmata, (2002). instrumen pengukur variabel mitivasi adalah sebagai berikut:

a. Motivasi karir (X1), yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang

untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya.

b. Motivasi kualitas (X2), yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri

seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan baik dan benar.

c. Motivasi ekonomi (X3), yaitu suatu dorongan yang timbul dari dalam diri

seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkannya.


(36)

2. Minat Mahasiswa (Y) Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Widyastuti, dkk (2004)

Adapun instrumen indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.

c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang mengambil data dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.. a. Motivasi (X) Variabel Motivasi ini menggunakan instrumen yang diadopsi

dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004). Instrument ini diukur dengan skala likert 5 point yang terdiri dari motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi. Sikap responden yang ”sangat tidak setuju ” diwakili oleh point (1) yang dapat diartikan bahwa motivasi mahasiswa rendah. Sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju ” diwakili oleh point (5) yang berarti bahwa motivasi mahasiswa tinggi.

Responden diminta untuk memberikan penilaian dengan memilih salah satu dari lima point skala likert.


(37)

1 2 3 4 5 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Keterangan :

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Netral 4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

b. Minat Mahasiswa (Y) Variabel minat untuk mengikuti PPAk ini menggunakan instrumen yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan Widyastuti, dkk (2004). Variabel ini terdiri dari 5 item pertanyaan yang diukur dengan skala likert 5 point. . Sikap responden yang ”sangat tidak setuju ” diwakili oleh point (1) yang dapat diartikan bahwa minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk rendah. Sedangkan sikap responden yang ”sangat setuju ” diwakili oleh point (5) yang berarti bahwa minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk tinggi.

1 2 3 4 5 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Keterangan :

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Netral 4 = Setuju


(38)

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu yang kuantitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 1988 : 325). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2006 di UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah mengambil mata kuliah auditing dengan jumlah sebanyak 163 mahasiswa.

b. Sampel

Menurut Sumarsono (2002:44), sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana kriteria sampel yang dipilih adalah mahasiswa jurusan akuntansi di Univeristas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang belum mengambil mata kuliah auditing (yaitu mahasiswa angkatan 2008) dan mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah auditing (yaitu mahasiswa semester 8 atau angkatan 2006) di Univeristas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dalam menentukan sampel digunakan rumus Slovin dalam buku Husein Umar ( 2004 ) adalah sebagai berikut :

n = N 1 + Ne² n = 162

1 + 163 ( 0,1 ) = 62 responden


(39)

keterangan :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10%

sehingga dalam penelitian ini jumlah anggota sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 62 responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Dalam membahas penelitian ini dibutuhkan data-data yang akurat, maka pengumpulan datanya melalui data primer yaitu data atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan teknik kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa jurusan akuntansi di Univeristas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.3.2. Pengumpulan Data

Dilaksanakan dengan melakukan penelitian lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder secara langsung, yaitu mengunjungi obyek penelitian yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap tiap mahasiswa jurusan akuntansi di kampus t dan pihak lain yang dianggap berhubungan dengan data yang diperoleh.

b. Observasi


(40)

c. Kuesioner

Daftar pertanyaan yang sudah tersusun rapi atau terstruktur yang dibagikan kepada mahasiswa.

3.4. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran. Sebagai acuan yaitu melihat r hasil untuk tiap item (variabel) pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan rix (hitung) > 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya

pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 2003: 158).

3.4.1. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Analisis keandalan butir bertujuan untuk menguji konsistensi butir-butir pertanyaan dalam mengungkap indikator. Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini dengan melihat r hasil yaitu nilai ALPHA (terletak di akhir output)

Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui konsistensi jawaban responden dari waktu ke waktu dengan cara menghitung koefisien alpha dengan menggunakan metode alpha cronbach’s dengan rumus


(41)

Keterangan :

K = jumlah item

S2 = Jumlah varian skor total

i = varian responden untuk item ke 1

Arikunto (1998 : 72) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan handal apabila memiliki koefisien keandalan sebesar 0,60 atau lebih. Ini berarti bahwa jika hasilnya lebih dari 0,60 maka hsilnya dikatakan reliable dan sebaliknya jika kurang dari 0,60 maka hasilnya kurang reliabel.

3.4.2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah suatu frekuensi dari pengamatan cocok atau sesuai dengan sekelompok frekuensi yang diharapkan yang distribusinya mendekati kurva normal (Suharyadi, 2004: 582). Menurut Santoso (2001: 87), untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal salah satunya dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai signifikansi (Sig) ≤ 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. 2. Jika nilai signifikansi (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal. (Santoso,


(42)

3.5. Pendeteksian Asumsi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, multikolinieritas dan heterokedastisitas dalam hasil estimasi. Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias (BLUE : Best Linier Unbiassed Estimator), sifat dari BLUE itu sendiri adalah :

1. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan buku terhadap α dan β

2. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran 3. Unbiassed : Nilai jumlah sampel sangat besar penaksiran parameter

diperoleh dari sampel besar kira - kira lebih mendekati nilai parameter sebenarnya

4. Estimator : e diharapkan sekecil mungkin

Untuk menghasilkan model persamaan regresi yang BLUE (Best Linier Unbiassed Estimator) maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar yang disebut :

3.5.1. Autokorelasi

Dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurut berdasarkan urut waktu tertentu (data time series). Gujarati, (1995: 201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (Y observasi – Y prediksi) pada waktu ke-t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan


(43)

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berlaitan satu sama lainnya. Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson (DW-test).

Uji penelitian ini tidak dilakukan karena data penelitian bukan data time-series (Ghozali, 2006: 92)

3.5.2. Multikolinieritas

Multikoliner adalah terjadinya hubungan linier antar variabel bebas dalam persamaan regresi linier berganda. Apabila ternyata ada hubungan linier antar variabel bebas, maka persamaan regresi linier berganda tersebut terjadi multikolinier.

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Batas nilai non multikolinieritas yaitu VIF ≤ 10, maka dikatakan dalam model ini regresi tidak terdapat multikolinieritas (Imam Ghozali, 2001: 61).

3.5.3. Heteroskedastistas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi keidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji rank spearman yaitu dengan membandingkan


(44)

antara residu dengan seluruh variabel bebas. Menurut Santoso, (2002:301) deteksi adanya heterokedastisitas adalah :

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heterokedastisitas. b. Nilai probabilitas ≤ 0,05 berarti terkena heterokedastisitas.

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data yang dianalisis, sifatnya terukur dan kesimpulan yang dihasilkan merupakan generalisasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (multiple analiysis) yang merupakan analisis yang berkaitan dengan studi ketergantungan satu variabel (yang disebut variabel tidak bebas) dengan dua atau lebih variabel lainnya (yang disebut variabel bebas).

Alat analisis ini digunakan karena sesuai dengan kondisi yang akan diuji, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel terikat (X) dan variabel bebas (Y). Persamaaan regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berikut :

Y = β0 + βX1 + βX2 + βX3 + e ... Widaryono,(2005:77) Keterangan :

Y = Minat Mahasiswa. X1 = Motivasi Karir

X2 = Motivasi Kualitas

X3 = Motivasi ekonomi o = Konstanta


(45)

3.6.2. Uji Hipotesis

Prosedur pengujian hipotesis statistiknya adalah :

3.6.2.1. Uji F

Untuk memprediksi keakuratan atau kecocokan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut :

a. Hipotesis

H0 : 1 =2 = 3 = 0 (Model regresi tidak cocok)

H1 : 1 = 2 = 3  0 (Model regresi cocok)

b. Level of signifikan (α) = 0,05

c. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

1) Apabila tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak.

2) Apabila tingkat signifikan (p-value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima. (Ferdinand, 2006 : 300)

3.6.2.2. Uji t

Uji hipotesis adalah Uji t, untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan proedur sebagai berikut :

Hipotesis

H0 : bi ≤ 0 (variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat)


(46)

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 Kriteria pengujian

a. Apabila nilai probabilitas ≤ 0,05 Ho diterima dan Hi ditolak b. Apabila nilai probabilitas > 0,05 Ho ditolak dan Hi diterima (Ghozali, 2001:94)


(47)

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli 1959. Selama kurun waktu beberapa tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur telah mengalami berbagai perubahan status yaitu:

1. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Administrasi Perusahaan “Veteran” Cabang Surabaya.

2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No. 062/Kpts/MEN-TRANVED/68.

3. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI.

4. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur.


(48)

5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraan dilakukan secara mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.

6. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah memperoleh status terakreditasi penuh untuk semua Progdi (Program Studi).

4.1.2. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan 4.1.2.1. Falsafah

Turut serta mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia melalui wahana pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” adalah sebagian dari perbuatan mulia dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4.1.2.2. Visi

UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita ke depan yang dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan, modern dan mandiri dalam mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang profesional, inovatif dan produktif, dilandasi moral Pancasila, jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang pembangunan nasional.


(49)

4.1.2.3. Misi

Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai misi yaitu:

a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman. b. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, kreatif, inovatif, dan

produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga kerja serta menciptakan lapangan kerja.

c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa pengabdian dan tanggung jawab serta disiplin yang tinggi, cinta kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

4.1.2.4. Tujuan

Menunjang pembangunan nasional di bidang pendidikan tinggi dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin, tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap pembangunan nasional.


(50)

4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi

Jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang berdiri pada tahun 1974 merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) jurusan akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan pendirian Progdi Akuntansi adalah:

a. Mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.

b. Pada tahun 1974 belum banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa Timur mendirikan progdi akuntansi.

c. Perkembangan industri, perdagangan, perbankan di propinsi Jawa Timur khususnya kota Surabaya sangat pesat.

d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat yang semakin tinggi.

Pada awalnya jurusan memiliki status negeri kedinasan di bawah pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan bersama Mendikbud No: Kep/0307/U/1994 dan Menhamkam No: Kep/10/XI/1994 status Progdi Akuntansi berubah menjadi swasta. Pada tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan nilai

B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor: 00177/Ak-I.1/UPIAKT/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh akreditasi kedua dengan nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor: 06170/Ak-VII-S1-044/UPIAKT/2003. Selanjutnya pada tahun 2009 Progdi Akuntansi memperoleh akreditasi dengan nilai A


(51)

berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor:039/BAN-PT/Ak-X1/S1/1/2009.

4.1.3.1. Visi Progdi Akuntansi

Sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) dalam proses belajar mengajar bidang ilmu akuntansi, baik bagi dunia akademik maupun praktis, dalam rangka menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang profesional, inovatif, produktif, bermoral Pancasila dan memiliki nilai kejuangan dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi global.

4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi

Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan lulusan yang profesional, kreatif, inovatif dan produktif.

4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi

Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang profesional baik secara konseptual maupun praktikal, yang memacu


(52)

intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa (Y)

Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Adapun deskripsi variabel minat mahasiswa (Y) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1: Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa (Y) Skor

1 2 3 4 5 No. Indikator

F % f % f % f % f % 1 Berminat mengikuti pendidikan

profesi akuntansi (Y1)

1 1,6 5 8,1 18 29,0 25 40,3 13 21,0 2 Senang menjadi akuntan (Y2) 0 0 5 8,1 17 27,4 27 43,5 13 21,0

3 Sangat berkompeten (Y3) 1 1,6 4 6,5 8 12,9 32 51,6 17 27,4

4 Menunjang dalam dunia kerja (Y4)

1 1,6 0 0 11 17,7 27 43,5 23 37,1 5 Mendapat beberapa mata ajaran

(Y5)

0 0 2 3,2 13 21,0 28 45,2 19 30,6 Rata-rata prosentase 1% 5,2% 21,6% 44,8% 27,4% Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk sangat tinggi, karena mahasiswa memiliki suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya seperti berminat mengikuti pendidikan profesi akuntansi, hal ini terlihat dari sebagian besar responden yang menjawab skor 4 dan 5 yaitu sebesar 72,2% (44,8% responden menjawab skor 4 dan 27,4% responden menjawab skor 5).


(53)

4.2.2. Deskripsi Variabel Motivasi Karir (X1)

Motivasi karir yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun deskripsi variabel motivasi karir (X1) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2: Deskripsi Variabel Motivasi Karir (X1)

Skor

1 2 3 4 5 No. Indikator

F % f % f % f % f % 1 Senang menjadi seorang

akuntan (X1.1)

2 3,2 2 3,2 23 37,1 21 33,9 14 22,6 2 Memperoleh sedikit kepuasan

(X1.2)

5 8,1 12 19,4 22 35,5 14 22,6 9 14,5 3 Keputusan karir yang baik

(X1.3)

0 0 3 4,8 18 29,0 29 46,8 12 19,4 4 Profesi yang menjanjikan (X1.4) 7 11,3 20 32,3 13 21,0 12 19,4 10 16,1

Rata-rata prosentase 5,7% 14,9% 30,7% 30,7% 18,2% Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa motivasi mahasiswa dalam karir sangat tinggi, karena mahasiswa sangat senang menjadi seorang akuntan, dengan menjadi seorang akuntan mahasiswa memperoleh kepuasan terhadap keputusan yang telah diambil sehingga mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya, hal ini terlihat dari sebagian besar responden yang menjawab skor 4 dan 5 yaitu sebesar 48,8% (30,7% responden menjawab skor 4 dan 18,2% responden menjawab skor 5).

4.2.3. Deskripsi Variabel Motivasi Kualitas (X2)

Motivasi kualitas yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya


(54)

dalam melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Adapun deskripsi variabel motivasi kualitas (X2) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3: Deskripsi Variabel Motivasi Kualitas (X2)

Skor

1 2 3 4 5 No. Indikator

F % f % f % f % f % 1 Memiliki seni dan ilmu yang

menarik (X2.1)

1 1,6 2 3,2 13 21,0 32 51,6 14 22,6 2 Menyukai akuntansi (X2.2) 1 1,6 2 3,2 26 41,9 21 33,9 12 19,4

3 Aktivitas mengingat aturan-aturan saja (X2.3)

5 8,1 13 21,0 18 29,0 17 27,4 9 14,5 4 Aturan bersifat tetap atau kaku

(X2.4)

7 11,3 12 19,4 17 27,4 14 22,6 12 19,4 Rata-rata prosentase 5,7% 11,7% 29,8% 33,9% 19% Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa motivasi mahasiswa dalam kualitas sangat tinggi, karena mahasiswa memiliki kualitas atau kemampuan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, seperti memiliki seni dan ilmu yang menarik dan menyukai akuntansi, hal ini terlihat dari sebagian besar responden yang menjawab skor 4 dan 5 yaitu sebesar 52,9% (33,9% responden menjawab skor 4 dan 19% responden menjawab skor 5).

4.2.4. Deskripsi Variabel Motivasi Ekonomi Atau Profesi (X3)

Yaitu suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkannya. Adapun deskripsi variabel motivasi ekonomi atau profesi (X3) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(55)

Tabel 4.4: Deskripsi Variabel Motivasi Ekonomi/Profesi (X3)

Skor

1 2 3 4 5 No. Indikator

f % f % f % f % f % 1 Sebuah profesi (X3.1) 2 3,2 3 4,8 13 21,0 27 43,5 17 27,4

2 Bergengsi (prestise) (X3.2) 1 1,6 4 6,5 12 19,4 30 48,4 15 24,2

3 Meningkatkan status sosial (X3.3)

1 1,6 4 6,5 9 14,5 30 48,4 18 29,0 4 Memberi dampak yang

positif (X3.4)

3 4,8 1 1,6 2 3,2 28 45,2 28 45,2 Rata-rata prosentase 2,8% 4,9% 14,5% 46,4% 31,5% Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa motivasi mahasiswa dalam ekonomi ataun profesi sangat tinggi, karena mahasiswa memiliki kemampuan pribadi dalam rangka mencapai penghargaan finansial yang diinginkannya, seperti sebuah profesi yang setara dengan dokter dan ahli hukum, menjadi akuntan sangat bergengsi, dapat meningkatkan status sosial dalam sisi finansial dan memberikan dampak yang positif, hal ini terlihat dari sebagian besar responden yang menjawab skor 4 dan 5 yaitu sebesar 77,8% (46,4% responden menjawab skor 4 dan 31,5% responden menjawab skor 5).

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3.1. Uji Validitas

Menurut Azwar (1997: 158), sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan rix (hitung) > 0,30.

Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Adapun hasil uji validitas pada masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:


(56)

1. Hasil Uji Validitas Pada Variabel Minat Mahasiswa (Y)

Variabel minat mahasiswa (Y) berjumlah 5 item pertanyaan dan pengujian validitas pada variabel ini dilakukan melalui 1 kali putaran yang hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5: Uji Validitas Pada Variabel Minat Mahasiswa (Y) Item Pernyataan Corrected Item Total

Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

Y1 0,637 0,30 Valid

Y2 0,609 0,30 Valid

Y3 0,530 0,30 Valid

Y4 0,569 0,30 Valid

Y5 0,617 0,30 Valid

Sumber : Lampiran 2.A

Hasil pengujian validitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel

(0,30), sehingga semua item pertanyaan pada variabel tersebut adalah valid.

2. Hasil Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Karir (X1)

Variabel motivasi karir (X1) berjumlah 4 item pertanyaan dan

pengujian validitas pada variabel ini dilakukan melalui 3 kali putaran yang hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6: Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Karir (X1) Putaran

Ke-1

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

X1.1 0,278 0,30 Valid

X1.2 0,544 0,30 Valid

X1.3 0,213 0,30 Tidak Valid

X1.4 0,458 0,30 Valid

Sumber : Lampiran 3.A


(57)

Hasil pengujian validitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa X1.3 memiliki nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih kecil

dari nilai rtabel (0,30), dengan demikian item pertanyaan tersebut

dinyatakan tidak valid sehingga tidak diikutsertakan pada pengujian validitas selanjutnya, sedangkan item pertanyaan yang valid lainnya dapat dilanjutkan pada pengujian validitas putaran ke-2 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7: Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Karir (X1) Putaran

Ke-2

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

X1.1 0,131 0,30 Tidak Valid

X1.2 0,633 0,30 Valid

X1.4 0,571 0,30 Valid

Sumber : Lampiran 3.B

Setelah dilakukan pengujian validitas putaran ke-2 pada tabel di atas ternyata masih terdapat item pertanyaan yang tidak valid yaitu X1.1

dengan nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih kecil dari

nilai rtabel (0,30), sehingga item pertanyaan tersebut tidak diikutsertakan

pada pengujian validitas, sedangkan item pertanyaan yang valid lainnya dapat dilanjutkan pada pengujian validitas putaran ke-3 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8: Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Karir (X1) Putaran

Ke-3

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

X1.2 0,718 0,30 Valid

X1.4 0,718 0,30 Valid

Sumber : Lampiran 3.C


(58)

Item pertanyaan X1.2 dan X1.4 pada tabel di atas merupakan item

pertanyaan yang tersisa dari variabel motivasi karir dengan nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel

(0,30), sehingga semua item pertanyaan pada variabel tersebut adalah valid.

3. Hasil Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Kualitas (X2)

Variabel motivasi kualitas (X2) berjumlah 4 item pertanyaan dan

pengujian validitas pada variabel ini dilakukan melalui 3 kali putaran yang hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9: Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Kualitas (X2) Putaran

Ke-1

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

X2.1 0,077 0,30 Tidak Valid

X2.2 0,184 0,30 Tidak Valid

X2.3 0,357 0,30 Valid

X2.4 0,280 0,30 Tidak Valid

Sumber : Lampiran 4.A

Hasil pengujian validitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa X2.3 memiliki nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih besar

dari nilai rtabel (0,30), dengan demikian item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Sedangkan ketiga item pertanyaan lainnya dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih kecil dari nilai rtabel (0,30).

Dari ketiga item pertanyaan yang tidak valid tersebut X2.1 memiliki

nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) paling kecil dari item

pertanyaan yang tidak valid lainnya sehingga X2.1 tidak diikutsertakan


(59)

pada pengujian validitas putaran ke-2 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10: Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Kualitas (X2) Putaran

Ke-2

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

X2.2 0,018 0,30 Tidak Valid

X2.3 0,481 0,30 Valid

X2.4 0,396 0,30 Valid

Sumber : Lampiran 4.B

Setelah dilakukan pengujian validitas putaran ke-2 pada tabel di atas ternyata masih terdapat item pertanyaan yang tidak valid yaitu X2.2

dengan nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih kecil dari

nilai rtabel (0,30), sehingga item pertanyaan tersebut tidak diikutsertakan

pada pengujian validitas selanjutnya, sedangkan item pertanyaan yang valid lainnya dapat dilanjutkan pada pengujian validitas putaran ke-3 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11: Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Kualitas (X2) Putaran

Ke-3

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

X2.3 0,533 0,30 Valid

X2.4 0,533 0,30 Valid

Sumber : Lampiran 4.C

Item pertanyaan X2.3 dan X2.4 pada tabel di atas merupakan item

pertanyaan yang tersisa dari variabel motivasi kualitas dengan nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel

(0,30), sehingga semua item pertanyaan pada variabel tersebut adalah valid.


(60)

4. Hasil Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Ekonomi (X3)

Variabel motivasi ekonomi atau profesi (X3) berjumlah 4 item

pertanyaan dan pengujian validitas pada variabel ini dilakukan melalui 1 kali putaran yang hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12: Uji Validitas Pada Variabel Motivasi Ekonomi atau Profesi (X3)

Item Pernyataan Corrected Item Total Correlation (rhitung)

rtabel Keterangan

X3.1 0,636 0,30 Valid

X3.2 0,658 0,30 Valid

X3.3 0,703 0,30 Valid

X3.4 0,605 0,30 Valid

Sumber : Lampiran 5

Hasil pengujian validitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel

(0,30), sehingga semua item pertanyaan pada variabel tersebut adalah valid.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu alat untuk mengukur keandalan suatu kuesioner. Realibilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana instrumen dianggap reliabel apabila cronbrach alpha diatas atau lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2005: 41). Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:


(61)

Tabel 4.13: Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Penelitian r-alpha rtabel Keterangan

Minat mahasiswa (Y) Motivasi karir (X1)

Motivasi kualitas (X2)

Motivasi ekonomi (X3)

0,806 0,833 0,694 0,825 0,60 0,60 0,60 0,60 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Lampiran 2.A s/d Lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa variabel minat mahasiswa (Y), motivasi karir (X1), motivasi kualitas (X2) dan motivasi

ekonomi (X3) adalah reliabel, karena nilai alpha yang dihasilkan lebih besar

dari 0,60.

4.4. Analisis dan Uji Hipotesis 4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak (Sumarsono, 2004: 40). Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah:

Tabel 4.14: Hasil Uji Normalitas

Variabel Penelitian Kolmogorv Smirnov

Tingkat Signifikan Minat mahasiswa (Y)

Motivasi karir (X1)

Motivasi kualitas (X2)

Motivasi ekonomi (X3)

1,022 1,004 0,885 1,066 0,248 0,266 0,413 0,206 Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa distribusi data pada variabel minat mahasiswa (Y), motivasi karir (X1), motivasi kualitas (X2)

dan motivasi ekonomi (X3) adalah berdistribusi normal, karena tingkat


(62)

signifikan dari Kolmogorov-Smirnov yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 (sig > 5%).

4.4.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji multikolinieritas dan heteroskedastisitas, sedangkan uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso, 2000: 216)

1. Multikolinieritas

Berikut ini nilai VIF pada variabel motivasi karir (X1), motivasi

kualitas (X2) dan motivasi ekonomi atau profesi (X3):

Tabel 4.15 : Nilai VIF (Variance Inflation Factor)

No. Variabel Bebas VIF

1. 2. 3.

Motivasi karir (X1)

Motivasi kualitas (X2)

Motivasi ekonomi (X3)

1,803 1,796 1,018 Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa angka kurang dari 10 (VIF < 10), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas atau asumsi non multikolinieritas terpenuhi.

2. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan


(1)

Pada bab sebelumnya, dijelaskan bahwa tujuan penelitian untuk membuktikan dan menguji pengaruh motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap pendidikan profesi akuntansi. Tujuan tersebut telah tercapai karena motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap pendidikan profesi akuntansi, sedangkan motivasi karir dan motivasi kualitas tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terhadap pendidikan profesi akuntansi. Selanjutnya penelitian ini bisa dijadikan referensi akademik maupun bahan masukan bagi PPA yang menjadi obyek penelitian dalam rangka untuk meningkatkan motivasi dan minat mahasiswa untuk mengikuti PPA. Jadi tujuan dan manfaat penelitian ini telah tercapai.

4.5.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih adanya beberapa keterbatasan antara lain :

1. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner (keengganan mahasiswa).


(2)

73

2. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuisioner sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis data menyimpulkan bahwa variabel motivasi karir dan motivasi kualitas tidak berpengaruh terhadap variabel minat mahasiswa dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi, sedangkan variabel motivasi ekonomi berpengaruh terhadap variabel minat mahasiswa dalam mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi, sehingga : 1. Hipotesis ke-1 yang menyatakan “bahwa motivasi karir memberikan

kontribusi terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi”, tingkat signifikan yang dihasilkan dua variabel lebih besar dari 5%.

2. Hipotesis ke-2 yang menyatakan “bahwa motivasi kualitas memberikan kontribusi terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti pendidikan profesi akuntansi”, tingkat signifikan yang dihasilkan dua variabel lebih besar dari 5%.

3. Hipotesis ke-3 yang menyatakan “Bahwa motivasi ekonomi memberikan kontribusi terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam mengikuti


(4)

75

pendidikan profesi akuntansi”, tingkat signifikan yang dihasilkan dua variabel dibawah 5%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, saran yang diajukan untuk pihak-pihak yang terkait adalah :

1. Bagi akademisi,

Hendaknya dimasukkan materi ajaran yang lebih mendorong intrinsic feelings, untuk meningkatkan motivasi kualitas dan motivasi karir, dengan mengundang dosen tamu dan praktisi yang dapat memberikan gambaran yang benar dan positif mengenai karir akuntan serta pemahaman profesi akuntansi bagi mahasiswa.

2. Bagi penelitian selanjutnya,

Hendaknya memperluas obyek penelitian tidak hanya pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan menambah pengetahuan di bidang akuntansi mengenai sifat, sikap dan karakteristik profesi akuntan.

3. Bagi Praktisi,

Hendaknya memberikan informasi kepada Ikatan Akuntansi Indonesia mengenai persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntansi sebagai dasar menentukan kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme akuntansi indonesia khusunya kompartemen akuntan pendidik.


(5)

Publik. Edisi Ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Arens & Loebbecke, 1993. Auditing, Diterjemahkan oleh Amir Abadi. Edisi Kelima, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

Ariani, Rika. 2004. Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Karir di Kantor Akuntan Publik. Skripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan).

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Edisi Pertama, Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS), Jakarta.

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Badudu, J.S. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Pertama, Pustaka Sinar

Harapan, Jakarta.

Doli, Mike Sandra. 2004. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor:Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Skripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan).

Fitria, Resti. 2004. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Sripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan).

Gozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 1991.Auditing Kontemporer. Edisi Pertama, Erlangga, Jakarta.

Hartadi, Bambang. 1987. Auditing Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan. Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Kanaka & Mulyadi, 1998. Auditing, Edisi Kelima, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

Keputusan Menteri Keuangan RI No 359/KMK.06/2003 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan No 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik.


(6)

Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No.179/U/2001 tertanggal 21 November 2001 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi. Nazir, Muhammad, 1988. Metode Penelitian, Cetakan Keempat, penerbit : Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Regar, Moenaf H. 2003. ”Kilas Sorot Perkembangan Akuntansi di Indonesia”, Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan, Pustaka LP3ES, Jakarta.

Santoso, Singgih. 2001. SPSS versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Elex Media Computindo, Jakarta.

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi.

Simarmata, Jonner. 2002. ”Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja”, Jurnal Akademika, Volume 6 No 1.

Themiarto, Sherly. 2004. Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Sripsi Program S-1, Universitas Bung Hatta, Padang, (Tidak dipublikasikan).

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Pertama, Balai Pustaka, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 34 tahun 1945 Tentang Pemakaian Gelar Akuntan.

Utama, Siddharta. 2003. ”Profesionalisme Akuntan dan Proses Pendidikan Akuntansi di Indonesia”, Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan, Pustaka LP3ES, Jakarta.

Umar, Husein, 2004, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Bekerjasama dengan Jakarta Business Research Center.

Widyastuti, Suryaningsum dan Juliana. 2004. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.Simposium Nasional Akuntansi VII.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAK).

0 16 16

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAK).

0 5 15

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI.

0 1 91

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk).

0 0 88

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “ VETERAN “ JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI ( PPAk ).

0 1 96

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk).

1 4 88

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

0 0 9

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

0 0 20

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN “ VETERAN “ JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI ( PPAk )

0 0 18

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UPN ”VETERAN” JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) SKRIPSI

0 0 17