PELAKSANAAN PROGRAM PARENTING BAGI ORANG TUA PESERTA DIDIK DI SATUAN PAUD SEJENIS PERMATA HATI DUSUN KUTU ASEM SINDUADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA.

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM PARENTING BAGI ORANG TUA PESERTA DIDIK DI SATUAN PAUD SEJENIS PERMATA

HATI DUSUN KUTU ASEM SINDUADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Citra Monikasari NIM 09102244030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

PELAKSANAAN PROGRAM PARENTING BAGI ORANG TUA PESERTA DIDIKDI SATUAN PAUD SEJENIS PERMATA

HATIDUSUN KUTU ASEM SINDUADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Citra Monikasari NIM 09102244030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(3)

Sk BAGI OR PERMAT YOGYAK telah diset Dr. Sujarw NIP 19691 kripsi yang RANG TU TA HATI KARTA” y tujui oleh pe

Dosen Pemb

wo, M. Pd. 030 200312

P

g berjudul UA PESER DUSUN K ang disusun embimbing bimbing I 1 001 PERSETU “PELAKS RTA DIDI KUTU ASE

n oleh Citr untuk diuji

M N UJUAN

SANAAN IK DI SA

EM SIND ra Monikas ikan.

Yo Do

Mulyadi, M. P NIP 1949122

PROGRAM ATUAN PA UADI ML ari, NIM 0

ogyakarta, 9 osen Pembim

Pd.

6 198103 1 0

M PARENT AUD SEJ LATI SLEM

0910224403

9 Oktober 2 mbing II 001 NTING ENIS MAN 30 ini 2013


(4)

Dengan in Sepanjang diterbitkan penulisan Tanda tan Jika tidak berikutnya

ni saya men g pengetahu

n orang lain karya ilmia ngan dosen k asli, say a.

nyatakan b uan saya tid n kecuali se ah yang tela

penguji yan ya siap me

PERNYAT

ahwa skrip dak terdapat ebagai acua ah lazim.

ng tertera d enerima san

TAAN

psi ini bena t karya atau an atau kuti

dalam halam nksi ditund Yo Ya Ci NI ar-benar kar u pendapat y

ipan dengan man pengesa da yudisium ogyakarta, 9 ang Membu itra Monika IM 0910224

rya saya se yang ditulis n mengikut

ahan adalah m pada pe

9 Oktober 2 uat Pernyata sari 44030 endiri. s atau ti tata h asli. eriode 2013 aan,


(5)

(6)

MOTTO

Manusia yang berakal adalah manusia yang suka menerima nasehat dan meminta maaf serta memberi maaf (Umar bin Khatab).

Mintalah pertolongan kepada Allah SWT dengan sabar dan sholat (Terjemahan Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 153).

Terkadang hidup tak berjalan sesuai harapan, teruslah berusaha dengan sabar dan berdo’a (Penulis).


(7)

PERSREMBAHAN

Atas karunia Allah SWT

Karya ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak dan ibu tercinta (Watimin, S.Pd. dan Sarifah, S.Pd.) yang telah memberikan kasih sayang, cinta, do’a, nasihat, pengorbanan dan kerja keras hingga saat ini. Aku ingin membahagiakan kedua orang tua yang aku sayangi.

2. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Tanah Airku Indonesia tercinta.


(8)

PELAKSANAAN PROGRAM PARENTING BAGI ORANG TUA PESERTA DIDIK DI SATUAN PAUD SEJENIS PERMATA

HATI DUSUN KUTU ASEM SINDUADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA

Oleh Citra Monikasari NIM 09102244030

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pelaksanaan program parenting. 2) Untuk mengetahui penerapan program parenting oleh orang tua kepada anak khususnya peserta didik di SPS Permata Hati dusun Kutu Asem Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisi data yang digunakan melalui beberapa tahap yaitu : pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan, sedangkan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Subjek penelitian dalam penelitian ini meliputi : pengelola, pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik kelas besar yang ada di SPS Permata Hati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan parentingdimulai dari tahap perencanaan oleh panitia dari pengelola, pendidik, orang tua peserta didik di SPS Permata Hati; pelaksanaan acara dimulai dari awal hingga akhir sesuai dengan susunan acara, metode yang digunakan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan media yang digunakan yaitu menggunakan LCD; evaluasi diadakan setelah dilaksanakannya program parenting, hal yang dievaluasi meliputi keseluruhan acara. 2) Penerapan program parenting dilaksanakan oleh orang tua peserta didik, salah satunya yaitu pada saat anak menangis saat direbut mainannya oleh teman, si ibu menenangkan anak dan menasehati anak untuk mengambil mainannya kembali karena mainan tersebut adalah hak si anak dan mengatakan pada temannya apabila ingin meminjam mainannya harus minta ijin terlebih dahulu. Dari tindakan orang tua tersebut diketahui bahwa orang tua ini mengajarkan anaknya untuk dapat bertanggung jawab terhadap mainannya dan agar tidak berputus asa yang sesuai dengan materi dari program parenting.

Kata Kunci: Pelaksanaan Program Parenting, Penerapan Materi Program Parenting.


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan, rahmat, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul : Pelaksanaan Program Parenting bagi Orang Tua Peserta Didik di Satuan PAUD Sejenis Permata Hati Dusun Kutu Asem Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapat gelar Sarjana Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam penulisan ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan teima kasih yang sebesar-besaarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga studi saya berjalan dengan lancar.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kelancaran dalam pembuatan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sujarwo, M. Pd. dosen pembimbing I yang tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis.


(10)

5. Bapak Mulyadi, M. Pd. dosen pembimbing II yang tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis.

6. Kakakku Intan Fahmawati, S. Pd. yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan semangat.

7. Ibu Yuliani Nugraheni, SE. ketua pengelola dan pendidik di SPS Permata Hati yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian serta memberikan semangat.

8. Ibu Dwi, ibu Khusni, ibu Suprihatin, dan ibu Maryanti, pendidik di SPS Permata Hati yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. 9. Teman-teman PLS yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan

bantuannya.

10.Kepada responden dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi lebih sempurnanya skripsi ini.

Yogyakarta, 10 Oktober 2013


(11)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

HALAMAN PERNYATAAN……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iv

HALAMAN MOTTO ……….. v

HALAMAN PESEMBAHAN………. vi

ABSTRAK………vii

KATA PENGANTAR………...viii

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR GAMBAR……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Pembatasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori……… 10

1. Program Parenting…………... 10

a. Pengertian Program Parenting.……….………..…... 10

b. Macam-Macam Parenting……….. 11

c. Tahapan Pelaksanaan Parenting………..14

2. Pola Asuh Orang Tua...………..………... 15


(12)

c. Tipe pola Asuh……….……….………...……... 19

3. Pendidikan Anak Usia Dini... 22

a. Pengertian PAUD………..……….... 22

b. Fungsi PAUD………...………..…... 23

c. Tujuan PAUD………..………..…...…. 24

d. Bentuk-bentuk PAUD………..………..…... 26

e. Satuan PAUD Sejenis………. 27

f. Program PAUD………..……….….. 29

B. Penelitian yang Relevan………...30

C. Kerangka Berfikir……….31

D. Pertanyaan Penelitian…………... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... 33

B. Setting Penelitian... 33

C. Subjek Penelitian... 34

D. Metode Pengumpulan Data... 34

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Teknik Analisis Data... 37

G. Teknik Keabsahan Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Keadaan umum Satuan PAUD Sejenis Permata Hati……… 40

1. Letak SPS Permata Hati………... 40 

2. Latar Belakang Pendirian………..… 40 

3. Struktur Organisasi………..…….. 43 

4. Keadaan Pendidik dan Pengelola………...44 

5. Fasilitas SPS Permata Hati………..……. 44 

6. Program-Program SPS………..………… 46 

B. Hasil Penelitian………49

1. Tahapan Pelaksanaan Program Parenting di SPS Permata Hati…………49

2. Penerapan Hasil Belajar Program Parenting di SPS Permata Hati..……. 67


(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 87 

B. Saran ……….. 88 

DAFTAR PUSTAKA ………..89


(14)

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1 Teknik Pengumpulan Data...36 Tabel 2 Data Pengelola dan Tenaga Kependidikan…...………... 44


(15)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1 Kerangka Berfikir………. 31 Gambar 2 Struktur Organisasi SPS Permata Hati………..43


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Instrumen Penelitian………..92

Lampiran 2. Pedoman Observasi………...93

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pengelola………94

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Pendidik………... 97

Lampiran 5. Pedoman Wawancara Orang Tua…..………... 99

Lampiran 6. Catatan Lapangan 1……… 100

Lampiran 7. Catatan Lapangan 2……….101

Lampiran 8. Catatan Lapangan 3……….103

Lampiran 9. Catatan Lapangan 4……….………104

Lampiran 10. Catatan Lapangan 5……….. 105

Lampiran 11. Catatan Lapangan 6……….. 107

Lampiran 12. Catatan Lapangan 7………...108

Lampiran 13. Catatan Lapangan 8………...109

Lampiran 14. Catatan Lapangan 9………...110

Lampiran 15. Catatan Lapangan 10………...111

Lampiran 16. Catatan Lapangan 11………...112

Lampiran 17. Catatan Lapangan 12………...113

Lampiran 18. Catatan Lapangan 13………...114

Lampiran 19. Catatan Lapangan 14………...115

Lampiran 20. Catatan Wawancara 1………116

Lampiran 21. Catatan Wawancara 2………120

Lampiran 22. Catatan Wawancara 3………122

Lampiran 23. Catatan Wawancara 4………124

Lampiran 24. Catatan Wawancara 5………126

Lampiran 25. Catatan Wawancara 6………130

Lampiran 26. Catatan Wawancara 7………134

Lampiran 27. Analisis Data………..138


(17)

Lampiran 30. Dokumentasi Penerapan Hasil Belajar Program Parenting……..153 Lampiran 31. Surat Ijin Penelitian………...154


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki pembangunan jangka panjang, kualitas sumber daya manusia mendapat perhatian dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan kualitas hidup bangsa. Dalam hal ini pemerintah secara tegas telah menekankan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dapat ditempuh melalui pendidikan.

Perhatian pemerintah di bidang pendidikan ditekankan pada pendidikan untuk anak usia dini, tidak hanya pemerintah akan tetapi juga dunia internasional. Perhatian dunia internasional terhadap urgensi pendidikan anak usia dini ini diperkuat oleh berbagai penelitian terbaru tentang otak. Bayi yang baru dilahirkan memiliki lebih dari 100 milyar neuron dan sekitar satu trilyun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan, synap ini akan bekerja sampai dengan anak berusia 5-6 tahun, pada masa inilah merupakan masa emas (golden age) dalam kehidupan anak dimana anak berada pada masa sensitifnya semua potensi yang dimiliki untuk berkembang (Anwar dan Arsyad Ahmad, 2007: 7). Anak merupakan generasi penerus bangsa dan menjadi tumpuan serta harapan orang tua dan masa depan. Oleh karena itu mereka perlu disiapkan sejak awal agar kelak menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional, hal ini


(19)

dapat dilakukan dengan mengikutsertakan anak-anak usia dini pada program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap perilaku serta beragama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Yuliani N. Sujiono, 2011: 6).

Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui 3 jalur yaitu pendidikan formal, non formal, dan pendidikan informal. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dalam Mulyasa (2012: 5), dikemukakan:

“PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui jalur pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat; pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan bentuk lain yang sederajat; sedangkan pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Saat ini PAUD nonformal di Kabupaten Sleman terdapat Kelompok Bermain (KB) sebanyak 219 lembaga dengan jumlah siswa 6.755 anak, 507 SPS dengan jumlah peserta didik 20.580 anak, dan TPA berjumlah 107 lembaga dengan jumlah anak yang dititipkan sebanyak 2.739 anak (www.slemankab.com). Dari banyaknya PAUD nonformal yang ada di


(20)

Sleman, khususnya SPS yang menunjukkan angka terbanyak membuktikan bahwa program PAUD sudah banyak berkembang di Sleman.

SPS adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di luar Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, dan Taman Penitipan Anak untuk memberikan pendidikan sejak dini dan membantu meletakkan dasar ke arah pengembangan sikap, perilaku, perasaan, kecerdasan, social dan fisik yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak( Luluk Asmawati dkk, 2008 : 24).

SPS berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini yang secara langsung memberikan pendidikan pada anak serta berperan dalam proses pengajaran untuk mendidik orang tuanya agar anak memperoleh pendidikan tidak hanya dari SPS akan tetapi juga dari orang tuanya sendiri. Pendidikan untuk orang tua biasa disebut dengan program parenting. Program parenting adalah program pendidikan yang diberikan kepada orang tua agar pengetahuan yang dimiliki orang tua menjadi bertambah tentang tumbuh kembang anak serta agar pendidikan yang diperoleh anak selaras antara di rumah dan di sekolah. Mukhtar Latif dkk (2013 :260) juga berpendapat bahwa pendidikan orang tua adalah pendidikan yang diberikan kepada orang tua dalam rangka untuk mengetahui dan mengaplikasikan pendidikan yang tepat dalam mendidik anak usia dini terutama saat anak berada dalam lingkungan keluarga bersama orang tuanya di rumah.

Program parenting di SPS dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah wahana


(21)

kesejahteraan ibu anak yang berfungsi sebagai tempat pelayanan terpadu mencakup aspek perawatan kesehatan dan gizi, terutama bagi ibu hamil dan balita. Bina Keluarga Balita (BKB) bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya tentang cara mendidik anak, mengasuh anak, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita. Pos PAUD adalah program layanan pendidikan yang diintegrasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB dan Posyandu). Taman Pendidikan Al Qur’an lembaga yang bertujuan memberikan pendidikan baca tulis Al Qur’an serta pendidikan agama lainnya. Taman Pendidikan Anak Sholeh. Sekolah Minggu yaitu sekolah yang dilaksanakan pada hari minggu yang memberikan pendidikan kristiani dan Bina Iman. Akan tetapi dari 507 SPS yang ada di Kabupaten Sleman, baru 209 SPS yang melaksanakan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang artinya masih banyak SPS yang belum melaksanakan program parenting untuk orang tua peserta didiknya (http://infosleman.blogspot.com). Peneliti memfokuskan pada program BKB sebagai program parenting agar penelitian tidak terlalu luas.

Setiap program parenting yang dilakukan pastilah memiliki tujuan. Tujuan program parenting adalah memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang tumbuh kembang anak agar orang tua mengasuh anak-anaknya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Program parenting yang diberikan pada orang tua akan mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak. Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan orang tua pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu


(22)

ke waktu. Pola asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya (Mansur, 2005: 350).

SPS Permata Hati adalah salah satu PAUD di Kabupaten Sleman yang rutin melaksanakan program parenting. Program parenting yang dilaksanakan yaitu Bina Keluarga Balita (BKB) yang disebut acara parenting oleh SPS Permata Hati.

SPS Permata Hati dikelola oleh masyarakat dusun Kutu Asem Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta. PAUD ini bertempat di Dusun Kutu Asem RT. 01 RW. 16 Desa Sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Propinsi Yogyakarta, dengan masih menumpang tempat di Sanggar Belajar Naura.

Pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD ini dibagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas besar dan kelas kecil. Dalam pelaksanaannya kelas besar dilaksanakan pada hari selasa dan jumat, sedangkan untuk kelas kecil dilaksanakan pada hari senin dan rabu. Pembelajaran yang dilakukan dimulai dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 10.00 dengan minimal didampingi oleh 2 pendidik. Pendidik yang mengajar di SPS Permata Hati ini ada 5 pendidik yang bergantian mengajar setiap harinya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat pengelola, 4 pendidiknya memiliki pendidikan terakhir SMA dan 1 pendidik merupakan sarjana ekonomi. Peserta didik yang ada dalam SPS Permata Hati ini terdiri dari 46 anak dengan umur 1-3 tahun yang merupakan kelas kecil sebanyak 20 peserta didik dan umur 3-6 tahun yang merupakan


(23)

kelas besar sebanyak 26 peserta didik. Peserta didik yang mengikuti pembelajaran di PAUD ini sebagian besar merupakan warga di sekitar lingkungan PAUD, namun adapun peserta didik dari lingkungan luar.

Metode pembelajaran yang diterapkan di SPS Permata Hati ini yaitu dengan metode klasikal dengan RKH (Rencana Kegiatan Harian) sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 58. Media pembelajaran yang digunakan yaitu alat peraga edukatif (APE) yang tersedia di PAUD meliputi berbagai macam puzzle, plastisin, menara plastik, barang bekas yang bisa digunakan untuk media pembelajaran dan lain sebagainya. Bahan ajar yang diberikan disesuaikan dengan kelompok umur dengan mengacu pada buku dari dinas, dengan materi pembelajaran antara lain moral dan nilai agama, fisik motorik, bahasa, kognitif, dan sosial emosional.

Respon masyarakat dengan penyelenggaraan PAUD ini cukup positif, hal ini dapat dibuktikan dengan keikutsertaan anak-anak di sekitar PAUD untuk mengikuti program pembelajaran yang dilakukan di PAUD. Orang tua dari peserta didik yang mengikuti pembelajaran di SPS Permata Hati ini sebagian besar merupakan keluarga menengah ke bawah dengan rata-rata memiliki pendidikan terakhir SMA.

Acara parenting di SPS Permata Hati dilaksanakan setiap 1 tahun sekali. Dari rentang waktu dalam pelaksanaan programnya yang terlalu lama tentunya ilmu yang diperoleh orang tua dari program parenting di SPS Permata Hati sangat sedikit. Pada program parenting tahun 2012 mengambil tema tentang kesehatan gizi anak. Menurut informasi dari pengelola SPS


(24)

Permata Hati, program parenting yang pada tahun 2012 tersebut terlaksana dengan baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti proses pelaksanan program parenting di SPS Permata Hati pada tahun 2013. Program parenting yang akan dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SPS Permata Hati ini mengambil tema melatih kemandirian anak sejak usia dini.

Hasil pra survey yang peneliti lakukan sebelum dilaksanakan program parenting tahun 2013 di SPS Permata Hati, menunjukkan banyak orang tua yang belum melatih anaknya untuk mandiri. Orang tua masih membantu anaknya dalam melaksanakan tugas-tugas anak saat pembelajaran. Peneliti ingin melihat setelah dilaksanakannya program parenting, orang tua menerapkan ilmu yang diperoleh dari program tersebut terhadap anaknya atau tidak.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diindetifikasi adalah :

1. SPS di Kabupaten Sleman yang melaksanakan program parenting masih sedikit.

2. Pengetahuan orang tua tentang pendidikan anak dan tumbuh kembang anak yang diperoleh di SPS Permata Hati masih kurang.

3. Pelaksanaan program parenting yang diberikan untuk orang tua peserta didik di SPS Permata Hati masih kurang.


(25)

4. Penerapan hasil belajar program parenting di SPS Permata Hati oleh orang tua yang diterapkan kepada anaknya masih kurang.

C. Batasan Masalah

Dari sejumlah masalah yang diidentifikasikan tersebut di atas, penelitian ini membatasi pada program parenting di SPS Permata Hati dusun Kutu Asem Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pelaksanaan program parenting untuk orang tua peserta

didik di SPS Permata Hati?

2. Apakah hasil pembelajaran dari program parenting yang dilaksanakan di SPS Permata Hati diterapkan oleh orang tua terhadap anak?

E. Tujuan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pelaksanaan program parenting untuk orang tua peserta didik di SPS Permata Hati.

2. Penerapan hasil belajar dari program parenting oleh orang tua terhadap anak di SPS Permata Hati.


(26)

F. Manfaat Penelitian

Secara umum ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu manfaat praktis dan teoritis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya tentang kajian program PAUD terkait dengan pelaksanaan program parenting bagi orang tua peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat dari sisi perkembangan keilmuwan pendidikan. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi “ SPS PERMATA HATI” dusun Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta dalam memberikan masukan bagi orang tua agar ikut berpartisipasi dalam program parenting dan menerapkan hasil belajar dari program parenting demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak agar dapat menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama nantinya.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Program Parenting

a. Pengertian program parenting

Anak akan memperoleh pendidikan dengan baik apabila ada kerjasama antara pihak sekolah dan pendidik, sehingga pendidikan untuk orang tua dari lembaga PAUD perlu dilaksanakan.

Soemiarti Patmonodewo (2008: 82) bahwa para ibu yang memiliki anak balita mendapat penyuluhan sehingga pengetahuan dan keterampilan ibu dalam mengasuh anak akan meningkat. Umumnya sarana pendidikan ini diselenggarakan oleh masyarakat dari negara yang sedang berkembang atau pendidikan yang diberikan kepada kaum minoritas atau mereka yang kurang beruntung.

Program parenting memberikan pengetahuan untuk orang tua agar pendidikan yang diperoleh anak di rumah sesuai dengan pendidikan yang diperoleh di sekolah. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Mukhtar Latif dkk (2013:260) bahwa pendidikan orang tua adalah pendidikan yang diberikan kepada orang tua dalam rangka untuk mengetahui dan mengaplikasikan pendidikan yang tepat dalam mendidik anak usia dini terutama saat anak berada dalam lingkungan keluarga bersama orang tuanya di rumah.


(28)

Program penguatan PAUD berbasis keluarga adalah program dukungan yang ditujukan kepada orang tua atau anggota keluarga lain agar semakin memiliki kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan pendidikan dalam mengasuh, merawat, melindungi, dan mendidik anaknya di rumah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sesuai usia dan tahapan perkembanganny (Http://paudni.kemdiknas.go.id). Jadi program parenting merupakan suatu bentuk kegiatan pendidikan nonformal yang dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di PAUD dan di rumah. Untuk menambah pengetahuan dan informasi orang tua mengenai tumbuh kembang anak, maka diselenggarakan program parenting disetiap lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Program parenting merupakan hal yang sangat penting dilakukan agar pengetahuan dari orang tua peserta didik bertambah sehingga anak-anak Indonesia mendapat pendidikan yang baik.

b. Macam-macam parenting

Setiap lembaga PAUD memiliki manajemen masing-masing, sehingga program-program yang ada di setiap PAUD pun bebeda-beda. Begitu pula dengan program parenting yang ada didalamnya terdapat berbagai macam program dengan sistem yang berbeda. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Mukhtar Latif (2013: 262) bahwa dalam penguatan PAUD berbasis keluarga ada beberapa program yang dapat dikembangkan antara lain :


(29)

1) Kelas Pertemuan Orang tua (KPO)

KPO adalah wadah komunikasi bagi orang tua untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan tentang pelaksanaan pendidikan anak 0-6 tahun di rumah. Termasuk anggota keluarga kakek dan nenek serta orang lainnya yang tinggal serumah. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan anggota melaksanakan PAUD dalam keluarga. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi curah pendapat, sarahsehan, simulasi, belajar keterampilan, temu wicara, belajar keterampilan tertentu.

2) Keterlibatan Orang tua di kelompok/kelas anak (KOK)

Adalah kegiatan melibatkan orang tua untuk membantu pendidik dalam proses pembelajaran di kelompok / kelas anaknya. Orang tua dalam hal ini berkedudukan sebagai guru pendamping bagi guru di lembaga PAUD. Tujuannya untuk membantu pendidik agar proses pembelajaran lebih optimal dan meningkatkan pemahaman orang tua terhadap cara membelajarkan anak usia dini.

3) Keterlibatan Orang tua dalam Acara Bersama (KODAB)

Adalah melibatkan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan penunjang pembelajaran yang dilakukan di kelas. Tujuannya untuk mendekatkan hubungan antara orang tua, anak, dan lembaga pendidikan. kegiatan yang di lakukan yaitu kegiatan di alam seperti out bond, kegiatan edukasi seperti perayaan hari besar dan kunjungan ke museum.

4) Hari Konsultasi Orang Tua (HKO)

Adalah hari-hari tertentu yang di jadwalkan oleh lembaga sebagai hari bertemu antara orang tua dengan pengelola, dan/atau ahli yang membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta masalah-masalah lain yang dihadapi anak. Meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya memperhatikan tumbuh dan kembang anak usia dini dan meningkatkan kemampuan orang tua dalam melakukan pendidikan anak usia dini di dalam keluarga.

5) Kunjungan Rumah

Kegiatan silaturahmi antar-orang tua atau pengelola/pendidik ke rumah orang tua yang bertujuan untuk mempererat hubungan, menjenguk, atau dalam rangka memberi/meminta dukungan tertentu yang dilakukan secara kekeluargaan.

Apapun program parenting yang dilaksanakan pastinya memberikan dampak yang positif bagi anak, orang tua, maupun bagi lembaga PAUD. Soemarti Patmonidewo (2008, 133-134) juga


(30)

berpendapat bahwa keterlibatan orang tua dapat dilakukan dengan beberapa hal, antara lain pertemuan dengan orang tua dan kunjungan rumah. Pada pertemuan dengan orang tua dapat dihadirkan seorang ahli yang dapat diminta untuk menjelaskan suatu pokok pembicaraan, memutar suatu film, atau melakukan suatu diskusi. Kunjunan rumah adalah suatu bentuk kegiatan untuk melakukan kemudahan komunikasi guru dengan orang tua.

Luluk Asmawati dkk (2008: 25) berpendapat bahwa SPS memiliki program yang termasuk dalam lembaga pendidikan satuan paud sejenis, adalah :

1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Adalah wahana kesejahteraan ibu anak yang berfungsi sebagai tempat pelayanan terpadu mencakup aspek perawatan kesehatan dan gizi, terutama bagi ibu hamil dan balita.

2) Bina Keluarga Balita (BKB)

Bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dan anggota keluarga lainnya tentang cara mendidik anak, mengasuh anak, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita.

3) Pos PAUD

Adalah program layanan pendidikan yang diintegrasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB dan Posyandu).

4) Taman Pendidikan Al Qur’an

Lembaga yang bertujuan memberikan pendidikan baca tulis Al Qur’an serta pendidikan agama lainnya.

5) Taman Pendidikan Anak Sholeh. 6) Sekolah Minggu

Sekolah yang dilaksanakan pada hari minggu yang memberikan pendidikan kristiani.

7) Bina Iman

Jadi dapat disimpulkan bahwa program parenting tidak hanya sebatas satu program saja, akan tetapi banyak program yang dapat


(31)

dilaksanakan oleh lembaga PAUD agar ilmu yang dimiliki orang tua bertambah.

c. Tahapan pelaksanaan program parenting

1) Perencanaan program

Perencanaan dilaksanakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program parenting. Persiapan yang perlu dilaksanakan yaitu dengan mempersiapkan tema acara parenting, jadwal dan waktu pelaksanaan, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan, susunan panitia, sarana dan prasarana, nara sumber, metode yang digunakan, dan media.

2) Pelaksanaan program

Pelaksanaan program parenting dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan. Materi penyuluhan berkaitan dengan pendidikan anak dan tumbuh kembang anak.

3) Evaluasi program

Evaluasi program parenting dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program parenting yang telah dilaksanakan, sehingga dalam pelaksanaan program parenting berikutnya akan lebih baik lagi dan belajar dari kesalahan yang dilakukan pada saat program parenting sebelumnya.

Jadi perencanaan sebelum dilaksanakan suatu program parenting sangatlah dibutuhkan agar suatu program dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan program parenting yang baik haruslah sesuai dengan apa yang


(32)

telah direncanakan. Evaluasi program parenting dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari program yang telah dilaksanakan sehingga di program yang akan datang dapat belajar dari pengalaman.

2. Pola Asuh Orang Tua

a. Peran Keluarga

Keluarga adalah tempat anak memperoleh pendidikan untuk pertama kalinya. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Elih Sudiapermana (2012: 9) bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama penting untuk makin di tingkatkan kapasitasnya dalam menjalankan fungsi-fungsi pendidikan dan pembelajaran kekinian, bukan sebatas fungsi pendidikan yang tradisional.

Pendidikan anak harus dilakukan melalui tiga lingkungan, yaitu keluarga, sekolah, dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Sejak timbulnya peradaban manusia sampai sekarang, keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak manusia. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu berkelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Sesuai dengan pendapat dari Suyadi dan Maulidya Ulfah (2013: 150) bahwa rumah adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anak. Hal ini berimplikasi bahwa orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Persepsi rumah dan lembaga PAUD


(33)

harus selaras, sehingga rumah menjadi sekolah awal sebelum masuk PAUD.

Anak memperoleh pendidikan pertama kali dari orang tua. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2009: 74) orang tua sebagai penanggung jawab utama pertumbuhan dan perkembangan anak jelas memegang kendali dari pendidikan anak usia dini, bahkan pada seluruh proses pendidikan anak pada semua jenjangnya. Bagaimanapun, keluarga adalah sumber kesuksesan dan juga kegagalan seorang anak. Keluarga menjadi media internalisasi nilai yang sangat kuat dan menjadi filter segala apa yang ada, internal maupun eksternal.

Orang tua yang baik juga harus dapat memberikan pendidikan bagi anak-anaknya dalam hal bergaul dengan teman sebayanya. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Akram Misbah Utsman (2005: 109) bahwa kita harus memberikan pemahaman kepada anak-anak kita bahwa berbagai perilaku yang dilandasi dengan kesadaran, sifat bertanggung jawab dan sesuai dengan kondisi sosial sekitarnya, merupakan kunci agar dia diterima oleh teman-temannya. Sedangkan anak-anak yang tidak disukai oleh teman yang lain adalah yang selalu mengeluh dan mencela, selalu berputus asa, pesimis, egois, selalu mendahulukan kepentingan pribadinya dari kepentingan umum, tindakan individualitas, dan melarikan diri dari aktivitas kolektif.

Jadi peran orang tua bagi anak sangat penting dan utama, karena pendidikan yang diperoleh anak sejak lahir sampai dewasa yaitu dari orang


(34)

tua. Orang tualah yang memberi dasar pendidikan moral, agama, sopan santun, dan lain-lain kepada anak yang akan dijadikan dasar bagi anak dalam bertindak. Oleh karena itu, sebagai orang tua yang baik harus dapat memberi pendidikan yang tepat dan dapat memberi contoh yang baik untuk anak. Serta dapat bekerjasama dengan lembaga PAUD agar pendidikan yang diberikan kepada anak selaras, dengan mengikuti program parenting yang diselenggarakan di lembaga PAUD.

b. Pola Asuh

Berbicara pada anak juga tidak sama halnya dengan berbicara dengan orang dewasa, perlu adanya penataan bahasa yang lebih halus agar anak tidak merasa dirinya bersalah ataupun kurang nyaman. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suyadi dan Maulidya Ulfah (2013: 155) bahwa jika anak sering mendengarkan kata-kata “tidak” dan “jangan” ketika anak tersebut akan melakukan sesuatu, bermain misalnya, maka akan tumbuh rasa curiga pada hati sanubarinya. Selanjutnya, anak akan tumbuh dengan rasa benci terhadap kehidupannya karena lingkungan dunianya bukanlah tempat yang dapat memberi kenyamanan baginya dan ia memandang dirinya sebagai pribadi yang tidak dapat menghadapi masalah yang ia hadapai. Akibatnya, anak akan berpandangan bahwa dirinya adalah pribadi yang selalu berbuat keliru.

Memberi tugas kepada anak bertujuan agar mendidik anak untuk dapat bertanggung jawab. Senada dengan yang diungkapkan oleh Akram Misbah Utsman (2005: 76) bahwa bahwa seorang pendidik harus


(35)

memotivasi anak untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang akan membantunya dalam mengemban tanggung jawab, jangan sampai ditunda sampai dia menjadi besar.

Bermain adalah hal yang menyenangkan bagi anak, orang tua yang baik hendaknya membiarkan anaknya bebas bermain. Senada dengan yang diungkapkan oleh Akram Misbah Utsman (2005: 89- 91) bahwa sifat tertutup, malu dan takut yang ada pada diri anak adalah akibat dari pelaksanaan aktivitas bermain yang tidak benar, yang diakibatkan oleh campur tangan orang tua dalam menentukan jenis permainannya, juga karena orang tua tidak mampu berinteraksi dengan anak. Dengan bermain, anak terbebas dari kekangan orang tua, otaknya menjadi terbuka, imajinasinya melesat jauh. Anak pun terlatih untuk menciptakan sebuah kreativitas.

Pola asuh yang tepat dari orang tua akan menciptakan anak yang disiplin dan mandiri. Senada dengan pendapat dari Shochib (2010: 15) bahwa pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan disiplin diri ini adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan:

1) lingkungan fisik

2) lingkungan sosial internal dan eksternal 3) pendidikan internal dan eksternal 4) dialog dengan anak-anaknya 5) suasana psikologis

6) sosiobudaya

7) perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya “pertemuan” dengan anak-anak


(36)

9) menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar perilaku dan yang diupayakan kepada anak-anak.

Pola asuh merupakan suatu pendidikan. Maimunnah Hasan (2009:21-24) berpendapat bahwa pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Beberapa pola asuh dari orang tua atau pendidik yang dapat mempengaruhi kreativitas anak adalah sebagai berikut :

1) Lingkungan fisik 2) Lingkungan sosial

3) Pendidikan internal dan eksternal 4) Dialog

5) Suasana psikologis 6) Sosial budaya

7) Perilaku orang tua/pendidik 8) Kontrol

9) Menentukan nilai moral.

Jadi pola asuh orang tua adalah cara pendidikan dan pembinaan yang diberikan orang tua kepada anak dengan upaya-upaya tertentu untuk dapat mempengaruhi kreativitas anak.

c. Tipe Pola Asuh

Pola asuh setiap orang tua berbeda-beda sesuai dengan prinsip pendidikan masing-masing orang tua. Menurut Nuryoto dalam Amilin (2012:16) secara garis besar pola asuh yang diterapkan orang tua kepada kepada anaknya dapat digolongkan menjadi:

1) pola asuh otoriter

pola asuh otoriter adalah setiap orang tua mendidik anak mengharuskan setiap anak patuh tunduk terhadap setiap kehendak orang tua. Anak tidak diberi kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu yang menyangkut tentang tugas, kewajiban, dan hak yang diberikan kepada dirinya.


(37)

pola asuh demokratis adalah sikap orang tua yang mau mendengarkan pendapat anaknya, kemudian dilakukan musyawarah antara pendapat orang tua dan pendapat anak lalu diambil suatu kesimpulan secara bersama, tanpa ada yang merasa terpaksa.

3) pola asuh permisif

pola asuh permisif adalah sikap orang tua dalam mendidik anak memberikan kebebasan secara mutlak kepada anak dalam bertindak tanpa ada pengarahan sehingga bagi anak yang perilakunya menyimpang akan menjadi anak yang tidak diterima di masyarakat karena dia tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Setiap pola asuh yang diberikan akan memberikan dampak. Maimunah Hasan (2009: 26-28) mengungkapkan ada beberapa tipe pola asuh, diantaranya :

1) tipe autoritatif (demokratis)

orang tua tipe autoritatif akan menerima dan melibatkan anak sepenuhnya.. Mereka memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan. Orang tua ini memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Akan tetapi mereka tetap memberi kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah. Mereka memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan. Anak dari orang tua seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, tegas terhadap diri sendiri, ramah dengan teman sebayanya, dan mau bekerjasama dengan orang tua. Anak juga akan berhasil secara intelektual dan sosial, menikmati kehidupan, dan memiliki motivasi yang kuat untuk maju.

2) tipe otoriter

orang tua tipe otoriter selalu menuntut dan mengendalikan semata-mata karena kekuasaan, tanpa kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah. Mereka mengendalikan dan menilai perilaku anak dengan standar mutlak. Mereka menghargai kepatuhan, rasa hormat terhadap kekuasaan mereka, dan tradisi. Anak-anak dengan orang tua seperti ini cenderung memiliki kompetensi dan tanggung jawab sedang, cenderung menarik diri secara sosial, dan tidak memiliki sikap spontanitas. Anak perempuan akan tergantung pada orang tuanya dan tidak memiliki motivasi untuk maju. Anak laki-laki cenderung lebih agresif dibandingkan dengan anak laki-laki yang lain.


(38)

orang tua tipe penyabar akan menerima, responsif, sedikit memberikan tuntutan pada anak-anaknya. Anak akan lebih positif mood-nya dan lebih menunjukkan vitalitasnya dibandingkan anak dari keluarga otoriter. Orang tua yang serba membolehkan (permisif) akan mendorong anak menjadi agresif dan cenderung tidak percaya diri.

4) tipe penelantar (laissez faire)

orang tua tipe pentelantar lebih memperhatiakn aktivitas diri mereka sendiri dan tidak terlibat dengan aktivitas anak-anaknya. Mereka tidak tahu dimana anak-anak mereka berada, apa yang sedang dilakukan, dan siapa teman-temannya saat di luar rumah. Mereka tidak tertarik pada kejadian-kejadian di sekolah anak, jarang bercakap-cakap dengan anak-anakya, dan tidak mempedulikan pendapat anak-anaknya.

Pola asuh yang baik hendaknya ada keterbukaan antara orang tua dan anak. Marcolm Hardy dan Steve Heyes dalam Amilin (2012: 16-17) mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua dalam keluarga, yaitu :

1) autokratis (otoriter)

ditandi dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua dan kebebasan anak sangat di batasi.

2) demokratis

ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.

3) permisif

ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.

4) laissez faire

ditandai dengan sikap acuh tak acuh orang tua terhadap anaknya.

Dari keempat tipe di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga yang berhasil mendidik anak-anaknya dengan baik yaitu dengan pola asuh demokratis (autoritatif). Karena orang tua tipe ini mengendalikan tanpa mengekang dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai dengan usia dan kemampuan mereka, akan


(39)

tetapi tetap memberi kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah serta memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan.

3. Pendidikan Anak Usia Dini

a. Pengertian PAUD

Pertumbuhan pada anak usia dini sangatlah pesat, pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini harus diperhatikan dengan baik. Ari Iswanto (2009:38-39) berpendapat bahwa anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Anak usia dini harus memperoleh pendidikan sedini mungkin. Menurut Mulyasa (2012:44) pendidikan anak usia dini merupakan sarana untuk menggali dan mengembangkan berbagai potensi anak agar dapat berkembang secara optimal. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar anak memperoleh pendidikan selain dari keluarga. Menurut Siti Chabibah (2009: 39-40) pendidikan anak usia dini merupakan pembentukan dasar-dasar kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini juga dimaksudkan sebagai peletak dasar pengetahuan dan ketrampilan


(40)

serta daya cipta sehingga anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan demikian anak akan tumbuh dan berkembang sesuai usia perkembangannya dengan sehat, cerdas, dan kreatif, serta dapat memenuhi tugas-tugas perkembangannya.

Jadi, Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan anak usia 0 sampai dengan 6 tahun untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani maupun rohani anak agar anak dapat lebih mengembangkan potensi dirinya.

b. Fungsi PAUD

Pendidikan bagi anak usia dini memberikan fungsi bagi semua pihak. Yuliani N. Sujiono (2011: 46) menyatakan beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia dini yang harus diperhatikan, sebagai berikut :

1) untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahapan perkembangannya

2) mengenalkan anak dengan dunia sekitar 3) mengembangkan sosialisasi anak

4) mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak 5) memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa

bermainnya

6) memberikan stimulus kultural pada anak.

Perkembangan anak akan optimal dengan ditunjang oleh pendidikan. menurut A. Martuti (2009: 47) pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial, dan emosional.

Segala bentuk pertumbuhan anak baik fisik, kecerdasan, maupun sosioemosionalnya akan tumbuh dengan optimal dengan adanya dukungan


(41)

pendidikan oleh lembaga PAUD. Maimunah Hasan (2009: 15-16) menyatakan pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk peyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan fungsinya pada peletakan dasar ke beberapa arah berikut:

1) pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar)

2) kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual)

3) sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan kommunikasi, yang disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Jadi, fungsi PAUD adalah untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri anak baik potensi jasmani maupun rohaninya sesuai dengan tahapan perkembangannya, mengembangkan berbagai kecerdasan yang dimiliki anak sehingga anak berkembang dengan optimal.

c. Tujuan PAUD

PAUD bertujuan untuk mengembangkan potensi anak. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Slamet Suyanto (2005: 5) bahwa PAUD bertujuan membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai tipe kecerdasannya.

Mempersiapkan anak agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya merupakan salah satu tujuan dari PAUD. Menurut Yuliani N. Sujiono (2011: 42) tujuan PAUD secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidika bertujuan agar :


(42)

1) anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan peercaya akan Ciptaan Tuhan dan mencintai sesama.

2) anak mampu mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan-gerakan tubuh, gerakan-gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (panca indera).

3) anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar.

4) anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. 5) anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial,

peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap posiitif terhadap belajar, control diri dan rasa memiliki.

6) anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.

Mengasuh anak agar anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan masanya adalah tujuan dari pendidikan bagi anak usia dini. Pendapat senada juga diungkapkan oleh A. Martuti (2009: 47-48) yang merumuskan tujuan PAUD sebagai berikut:

1) memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.

2) mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan , dapat dilakukan intervensi diri.

3) menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan mengasyikan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam bernagai bidang sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini diharapkan dapat merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Menurut Partini (2010: 6-7) ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu:

1) membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat


(43)

perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

2) membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan diselenggarakannya Pendidikan untuk anak usia dini adalah agar anak mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dalam diri untuk menjadi bekal dalam kehidupannya di masa dewasa.

d. Bentuk-Bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui 3 jalur yaitu pendidikan formal, non formal, dan pendidika informal. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dalam Mulyasa (2012: 5), dikemukakan:

“PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui jalur pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pada jalur pendidikan formal berbentuk taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat; 4) Pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KOBER), Taman Penitipan Anak (TPA), dan bentuk lain yang sederajat; sedangkan pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan untuk anak usia dini baik formal, nonformal maupun informal memiliki berbagai macam jenis. Nurtanti (2010: 16) mengungkapkan bahwa:

“ PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal


(44)

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.”

Pendidikan anak usia dini selain dibedakan berdasarkan jalurnya juga dibedakan berdasarkan tahapan usianya. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suyadi dan Maulidya Ulfah (2013: 21) bahwa PAUD Pendidikan formal diselenggarakan pada Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat dengan rentang usia anak 4-6 tahun. Selanjutnya pendidikan anak usia dini jalur nonformal diselenggarakan pada Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajatdengan rentang usia 2-4tahun. Terakhir pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal diselenggarakan pada pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan dengan rentang usia 0-6tahun.

Jadi jelaslah bahwa Pendidikan Anak Usia Dini dapat ditempuh melalui 3 jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal meliputi Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan nonformal meliputi Kelompok Bermain (KB), Taman Pentitipan Anak (TPA), dan Santuan PAUD Sejenis (SPS) yang sederajat. Sedangkan pendidikan informal berbentuk keluarga dan lingkungan.

e. Satuan PAUD Sejenis

SPS adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di luar Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, dan Taman Penitipan Anak untuk memberikan pendidikan sejak dini dan membantu meletakkan dasar


(45)

ke arah pengembangan sikap, perilaku, perasaan, kecerdasan, social dan fisik yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak( Luluk Asmawati dkk, 2008 : 24).

Satuan PAUD Sejenis adalah bentuk-bentuk jalur pendidikan nonformal selain kelompok bermain dan taman penitipan anak penyelenggaraannya dapat di integrasikan dengan pelayanan anak usai dini yang telah dilaksanakan dimasyarakat seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Al Qur’an, Bina Anak Kristen, dll (www.bppadnireg1.com).

Satuan PAUD Sejenis (SPS) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan PNF ysng penyelenggaraannyanbisa di integrasikan dengan berbagai program layanan anak usia dini lainnya. Waktu penyelenggaraan bebas (missal 1 minggu bias 2 kali atau 3 kali). Jenis SPS yaitu Pos PAUD (PAUD yang terintegrasi dengan kegiatan posyandu), SPS TPQ (PAUD yang terintegrasi dengan pembelajaran Al Qur’an), SPS Minggu (PAUD yang terintegrasi dengan kegiatan kerohanianumat keristen), TAAM (Taman Asuh Anak Muslim) yaitu PAUD yang terintegrasi dengan pengajaran agama Islam untuk anak usia dini (www.skbpekalongan.com).

Jadi Satuan PAUD Sejenis adalah bentuk pendidikan anak usia dini pada jenjang nonformal yang dapat dilaksanakan 2-3 kali dalam 1 minggu. Pelaksanaan SPS meliputi posyandu, BKB, Taman Pendidikan Al Qur’an, Bina Anak Kristen, dll.


(46)

f. Program PAUD

Dalam penyelenggaraan PAUD kegiatan tidak difokuskan pada anak saja, namun melibatkan peran orang tua, untuk itu materi kegiatan yang perlu dipersiapkan meliputi kegiatan untuk anak dan orang tua. Menurut A. Martuti (2009:57) materi kegiatan untuk anak mengacu pada pencapaian kemampuan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Materi untuk orang tua dapat disampaikan pada saat orang tua menunggui anak belajar di Pos PAUD. Adapun materi untuk orang tua ini meliputi :

1) pentingnya pendidikan anak sejak dini

2) pengetahuan tentang tahap tumbuh kembang anak

3) kemampuan melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak

4) kemampuan melakukan berbagai perangsangan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak

5) kemampuan memilih dan memfasilitasi anak dengan alat permainan edukatif.

Program pemberian materi untuk orang tua ini sering disebut dengan program parenting. Program yang diberikan kepada para orang tua dalam memberikan pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak agar orang tua dalam mengasuh anak-anaknya sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya dan dapat memberikan pengasuhan yang baik dan benar.

Jadi dengan adanya program parenting ini tidak hanya pendidik PAUD saja yang berpartisipasi dalam mengoptimalkan pertumbuhkan dan perkembangan anak, akan tetapi juga orang tua ikut berpartisipasi dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak agar kelak dapat


(47)

berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama. Bahkan peran orang tua lebih penting karena orang tualah yang mengasuh anak-anaknya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan lainnya yaitu penelitian dari Ari Iswanto dalam tesisnya pada program studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2009 dengan judul Pengaruh Olahraga Tradisional terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Anak Usia Dini. Penelitian dari Ari Iswanto membahas tentang fungsi dari olahraga tradisional bagi kebugaran jasmani anak, sedangkan penelitian ini membahas tentang fungsi dari pelaksanaan program parenting untuk perkembangan dan pertumbuhan anak. Fungsi penelitian dari Ari Iswanto bagi penelitian ini adalah sebagai acuan teori.

Penelitian relevan yang lain juga ditemukan dalam penelitian dari Siti Chabibah dalam tesisnya pada program studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2009 dengan judul Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Kasus di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Full-Day Schoof Mu’adz bin Jabal Yogyakarta). Penelitian dari Siti Chabibah membahas tentang manajemen dalam PAUD, sedangkan penelitian ini membahas tentang manajemen dalam pelaksanaan program parenting. Fungsi penelitian dari Siti Chabibah untuk penelitian ini yaitu sebagai acuan teori.


(48)

C. Kerangka Berfikir

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Program parenting adalah program pendidikan yang diberikan kepada orang tua tentang pendidikan anak dan tumbuh kembang anak. Program parenting dilaksanakan agar adanya keselarasan antara pendidikan di SPS dan di rumah.

Masih banyak SPS yang belum melaksanakan program parenting di Kabupaten Sleman. Akan tetapi SPS Permata Hati adalah PAUD di Sleman yang rutin menyelenggarakan program parenting. Dalam pelaksanannya hanya dilaksanakan 1 tahun sekali. Pada tahun sebelumnya, orang tua yang melaksanakan program parenting sedikit demi sedikit pulang sebelum acara selesai.

- SPS di kabupaten Sleman banyak yang

belum melaksanakan program parenting

- Prngrtahuan orang tua tentang pendidikan

dan tumbuh kembang anak masih kurang

SPS Permata Hati

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Pelaksanaan program parenting di SPS Permata Hati

Yogyakarta 

Hasil pembelajaran program parenting untuk orang tua di

SPS Permata Hati 


(49)

Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui tentang pelaksanaan program parenting yang ada di SPS Permata Hati. Tahapan pelaksanaan meliputi persiapan, proses, dan evaluasi.

Peneliti ingin melihat penerapan hasil belajar program parenting belum dilaksanakan oleh orang tua terhadap anak.

Penerapan hasil belajar program parenting yang dilaksanakan oleh orang tua terhadap anak menghasilkan pola asuh yang demokratis, sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mandiri, tegas terhadap diri sendiri, ramah dengan teman sebayanya, dan mau bekerjasama dengan orang tua. Anak juga akan berhasil secara intelektual dan sosial, menikmati kehidupan, dan memiliki motivasi yang kuat untuk maju.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana perencanaan program parenting untuk orang tua peserta didik di SPS Permata Hati?

2. Bagaimana pelaksanaan program parenting untuk orang tua peserta didik di SPS Permata Hati?

3. Bagaimana evaluasi program parenting untuk orang tua peserta didik di SPS Permata Hati?

4. Apakah orang tua mampu melatih anaknya mandiri dengan tidak membantu mengerjakan tugas anaknya pada saat pembelajaran?

5. Apakah orang tua mampu melarang anak tanpa harus berkata “jangan”? 6. Apakah orang tua mampu menasehati anak untuk bertanggung jawab

terhadap mainannya?


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6). Denzin dan Lincoln (Moleong, 2010: 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Peneliti menggunakan pendekatan penilitian kulitatif agar peneliti dapat melihat langsung dan memahami fenomena yang terjadi dalam penelitian sehingga dapat menggambarkan kejadian yang terjadi dengan bentuk kata-kata dan bahasa.

B. Setting Penelitian

Lokasi penelitian adalah objek penelitian dimana kegiatan penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu luas. Setting penelitian dilakukan di Satuan PAUD Sejenis (SPS) Permata Hati yang beralamat di Jalan Magelang Km 5,5 Dusun Kutu Asem


(51)

RT 1 RW 16 Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta dan di rumah orang tua peserta didik. Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Februari-Maret 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu pengelola, pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik kelas besar, karena mereka adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan SPS Permata Hati khususnya pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan program parenting.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan:

1. Wawancara

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dimana pada wawancara ini menggunakan pedoman wawancara yang dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab langsung kepada narasumber (informan) yang dapat dipercaya kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pengelola ,pendidik dan orang tua peserta didik di SPS Permata Hati. Wawancara dilakukan untuk mengetahui identifikasi lembaga SPS Permata Hati, pelaksanaan program parenting bagi orang tua peserta didik di SPS Permata Hati, dan penerapan hasil belajar program parenting bagi orang tua peserta didik terhadap anak di SPS Permata Hati.


(52)

2. Observasi

Observasi ialah pengamatan/pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis dan dapat dikontrol ketelitiannya. Dalam observasi atau pengamatan ini, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung tentang identifikasi lembaga yakni data mengenai letak geografis lembaga, observasi untuk melihat bagaimana kegiatan program parenting yang dilaksanakan di SPS Permata Hati, mengamati partisipasi orang tua terhadap pelaksanaan program parenting, mengamati pola asuh orang tua peserta didik di SPS Permata Hati setelah diadakannya program parenting untuk dapat mengetahui penerapan hasil belajar dari program parenting bagi orang tua terhadap anak.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Lexy J.Moleong, 2010: 216-217).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data-data dokumentasi yang ada di SPS Permata Hati berupa identifikasi lembaga SPS Permata Hati, pelaksanaan program parenting bagi orang tua peserta didik di SPS Permata Hati, dan penerapan hasil belajar program parenting bagi orang tua peserta didik terhadap anak di SPS Permata Hati.


(53)

Tabel 1 Teknik Pengumpulan Data No Aspek Sumber

Data Metode Teknik Pengumpulan Data 1. Identifikasi lembaga SPS Permata Hati Pengelola SPS Permata Hati

1. Letak geografis lembaga

2. Sejarah berdirinya lembaga

3. Visi, misi dan tujuan lembaga

4. Struktur organisasi 5. Data peserta didik dan

orang tua, data pendidik 6. program-program PAUD Dokumentasi 2. Pelaksanaan program parenting bagi orang tua peserta didik di SPS Permata Hati Pengelola dan orang tua peserta didik di SPS Permata Hati

1. Perencanaan yang dilakukan untuk mempersiapkan acara 2. Proses pelaksanaan

dari acara dimulai sampai berakhir

3. Evaluasi untuk melihat kekurangan dan

kelebihan dari acara yang telah dilaksanakan Wawancara, observasi, dokumentasi 3. Penerapan program parenting bagi orang tua peserta didik di SPS kepada anak Orang tua peserta didik di SPS Permata Hati

1. Penarapan dari hasil belajar program parenting dengan melihat pola asuh orang tua terhadap anak setelah acara parenting berlangsung

Wawancara Observasi

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Moleong (2010: 168) adalah alat pengumpulan data. Melalui instrumen, peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian.


(54)

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha sendiri terjun secara langsung dalam pengambilan data dengan menggunakan teknik pengamatan untuk mendapatkan data murni di lapangan. Dengan demikian peneliti mencatat segala aspek perilaku orang tua dalam pelaksanaan program parenting dan pelaksanaan pembelajaran di SPS untuk mengetahui seberapa antusias orang tua mengetahui masa pertumbuhan dan perkembangan anak dan mengetahui partisipasi orang tua dalam pelaksanaan program parenting, serta mengetahui hasil belajar dalam program parenting telah diterapkan kepada anak atau tidak. Selain pedoman observasi, peneliti juga menggunakan pedoman wawancara, wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data yang sesungguhnya tentang pelaksanaan program parenting dan pola asuh orang tua terhadap anak di SPS.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti dapat menggolongkan kedalam pola, tema atau kategori. Teknik analisis data yang digunakan meliputi 3 hatap, yaitu reduksi data (penyederhanaan), display data (disajikan), atau verifikasi atau penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Data yang sudah dibuat dalam uraian terperinci, karena menghindari makin menumpuknya data yang akan masuk untuk di analisis sejak awal uraian tersebut reduksi. Reduksi data dilakukan dengan cara


(55)

menghilangkan atau membuang bagian-bagian isi data yang tidak mendukung permasalahan yang di kaji dalam penelitian mengenai pelaksanaan program parenting terhadap orang tua peserta didik di SPS. Data yang di reduksi adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang di rasa tidak mendukung terhadap permasalahan pelaksanaan program parenting bagi orang tua peserta didik di SPS Permata Hati.

2. Display data

Display data merupakan suatu proses penyajian data. Dengan tujuan data yang dikumpulkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi itu bisa di lihat gambaran seluruhnya, sehingga akan memudahkan dalam mengambil kesimpulan yang tepat dan mempermudah dalam menyusun penelitian. Data yang sudah di reduksi atau dipilah-pilah selanjutnya akan disajikan dalam bentuk teks naratif dilampiri dengan gambar yang diperoleh melalui dokumentasi.

3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan

Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dilakukan sejak awal penelitian diambil. Kesimpulan itu pada awalnya masih bersifat tentative, akan tetapi dengan bertambahnya data kesimpulan itu menjadi mantap. Berdasarkan data yang disajikan selanjutnya ditarik kesimpulan terhadap seluruh data yang telah diperoleh selama berlangsungnya proses pengumpulan data. Penarikan kesimpulan sejak penelitian ini mulai atau dilakukan setelah data secara keseluruhan dianalisis dan ditinjau dari


(56)

konsep-konsep yang berhubungan. Kesimpulan merupakan hasil penelitian.

G. Teknik Keabsahan Data

Untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitian ini, teknik yang digunakan hanya membatasi pada teknik pengamatan lapangan dan triangulasi.

Denzin (Moleong, 2010 :330-332) membedakan 4 macam triangulasi, yaitu :

1. triangulasi sumber maksudnya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

2. triangulasi metode maksudnya menurut Patton (Moleong, 2010:331) terdapat dua strategi, yaitu :

a. pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data,

b. pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. triangulasi peneliti maksudnya memanfaatkan peneliti untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

4. triangulasi teori maksudnya membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori yang ditemukan para pakar.

Teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama kepada sumber yang berbeda. Triangulasi sumber berarti cara untuk mendapatkan data dengan membandingkan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber guna memperoleh jaminan kepercayaan data dan menghindari adanya subyektivitas.


(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Satuan PAUD Sejenis Permata Hati

1. Letak SPS Permata Hati

SPS Permata Hati beralamat di Jalan Magelang Km 5,5 Dusun Kutu Asem RT 01 RW 16 Desa Sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta. Gedung SPS Permata Hati memiliki luas 56 m² dengan panjang 8 meter dan lebar 7 meter. Lokasi SPS Permata Hati sangat strategis karena berada di lingkungan masyarakat di sudut jalan gang yang tidak jauh dari jalan raya, sehingga aman untuk anak-anak karena tidak banyak kendaraan yang melintas tetapi tetap terjangkau karena tidak terlalu jauh dari jalan raya. Disamping itu, suasana mendukung karena berada di lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan bagi anak-anak untuk meningkatkan kesejahteraan anak.

2. Latar Belakang Pendirian

Latar belakang berdirinya SPS Permata Hati adalah warga dusun Kutu Asem sebagai warga negara yang peduli dan cinta pendidikan senantiasa berusaha ikut serta dalam rangka mensukseskan tujuan pendidikan Nasional Indonesia dengan berupaya dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka salah satu upaya mengembangkan pendidikan yang dilakukan adalah dengan membuka dan menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). SPS Permata Hati didirikan tanggal 5 April 2010 oleh para Mahapeserta didik KKN


(58)

Universitas Sarjana Wiyata (SARWI) Yogyakarta beserta dukungan seluruh masyarakat dusun Kutu Asem yang kemudian dikelola oleh masyarakat dusun Kutu Asem Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta.

Motto dari SPS Permata Hati ini yaitu “ Berakhlak baik, cerdas, mandiri, dan ceria”. Adapun visi dan misinya, visi SPS Permata Hati adalah menjadikan dunia anak lebih bermakna dan berkualitas. Setiap waktu yang dilalui anak adalah waktu emas, waktu terbaik yang sangat bermakna disetiap proses perkembangan hidupnya. Namun, karena kurangnya pengetahuan orang tua dan pengasuh (pembimbing), waktu yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan potensi terpendam malah menjadi petaka yang akan merusak perkembangan anak. Waktu yang seharusnya menjadikan anak tumbuh dan berkembang menjadi diri mereka sendiri malah digunakan untuk memuaskan orang tuanya. Oleh karena itu SPS Permata Hati didirikan untuk bekerjasama dengan orang tua untuk mengembalikan waktu anak tetap menjadi waktu yang terbaik bagi anak pada umumnya sehingga terwujud anak usia dini yang beriman dan bertaqwa, sehat, cerdas, ceria, mandiri berbudi pekerti luhur, berbudaya, serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki dunia pendidikan dan kehidupan selanjutnya. Misi SPS Permata Hati meliputi :

a. mendidik anak untuk selalu berakhlak baik dimanapun berada b. membiasakan anak membaca doa-doa sehari-hari

c. membiasakan anak rajin beribadah d. mengajarkan beramal sholeh

e. menumbuhkembangkan mental spiritual f. menumbuhkan kreatifitas

g. mendorong kemandirian


(59)

i. mengajarkan anak untuk mampu berbahasa daerah/Jawa j. mengajak untuk melestarikan budaya lokal.

Tujuan SPS Permata Hati secara umum adalah :

a. membantu anak untuk terus belajar sepanjang hayat guna menguasai ketrampilan hidup. Pembelajaran bagi anak usia dini bukan berorientasi sisi akademis saja melainkan menitikberatkan kepada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik, bahasa, intelektual, sosial emosional serta seluruh kecerdasan. Dengan demikian, PAUD yang diselenggarakan harus dapat berakomodasi semua aspek perkembangan anak dalam suasana yang menyenangkan dan menimbulkan minat anak. b. mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk

hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan berdasarkan tinjauan aspek didaktis psikologis tujuan pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini yang utama adalah :

1) menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan agar mampu menolong disi sendiri (self help), yaitu mandiri dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri seperti mampu merawat dna menjaga kondisi fisiknya, mampu mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan dengan orang lain.

2) meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). Hal ini sesuai dengan perkembangan paradigma baru dunia pendidikan melalui empat Pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live togheter yang didalamnya


(60)

diimplementasikan lembaga PAUD dilakukan melalui pendekatan bermain sambil belajar (learning by playing), belajar yang menyenangkan (joyfull learning) serta menumbuhkembangkan ketrampilan hidup (life skills) sederhana sedini mungkin.

3. Struktur Organisasi

SPS Permata Hati dikelola dengan struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 2 Struktur Organisasi SPS Permata Hati (Sumber Data: Data Primer SPS Permata Hati 2013)

Berdasarkan susunan pengurus tersebut, SPS Permata Hati dikelola oleh orang-orang yang kompeten. Disamping itu dalam pelaksanaan pembelajarannya dikelola oleh para pendidik yang kompeten., sehingga secara umum dapat dikatakan pengelolaan maupun pembelajaran berjalan dengan baik oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

Pelindung: Warjana

Penasehat: Rudy Wijanarko, SH

Pembina : Sumarni

Ketua :

Yuliani Nugraheni, SE

Bendahara : Dwi Suryanti Sekretaris :


(61)

4. Keadaan Pendidik dan Pengelola

Jumlah pengelola SPS Permata Hati ada 6 orang. Enam orang tersebut memiiki tugas sebagai pelindung, penasehat, pembina, ketua, sekretaris, dan bendahara. Sedangkan jumlah pendidiknya ada 5 orang yang memiliki tugas mengajar dalam pembelajaran anak 4orang dan dalam pembelajaran sekolah ibu 1 orang.

Tabel 2 Data Pengelola dan Tenaga kependidikan

No. Nama Pendidikan Jabatan

1. Warjana PGA Pelindung

2. Rudy Wijanarko, SH S1 Penasehat

3. Sumarni SMA Pembina

4. Yuliani Nugraheni, SE S1 Ketua, pendidik 5. Khusni Sarjiyah SMK Pendidik

6. Dwi Suryanti SMA Pendidik

7. Suprihatin SLTA Pendidik

8. Maryanti SMEA Pendidik

(Sumber Data: Data Primer SPS Permata Hati 2013)

5. Fasilitas SPS Permata Hati

Fasilitas yang dimiliki oleh SPS Permata Hati dapat dilihat selengkapnya pada table-table di bawah ini :

a. fasilitas ruangan SPS Permata Hati

fasilitas ruang SPS Permata Hati terdiri dari 7 ruangan, meliputi ruang belajar dalam dengan kondisi baik, ruang belajar luar dengan kondisi baik, ruang tamu dengan kondisi baik, ruang belajar luar dengan kondisi baik, ruang kantor dengan kondisi kurang baik, ruang bermain luar dengan kondisi baik, kamar mandi dengan kondisi baik dan tempat parkir dengan kondisi baik.


(62)

fasilitas perlengkapan yang dimiliki SPS Permata Hati yaitu ember plastik sebanyak 2 biji dengan kondisi baik yang dibeli dari dana SPS sendiri, tikar plastik sebanyak 4 biji dengan kondisi baik didapat dari bantuan APBD, papan tulis sebanyak 1 biji dengan kondisi baik didapat dari bantuan APBD, papan kertas sebanyak 3 biji dengan kondisi baik didapat dari bantuan APBD, kalkulator sebanyak 1 biji dengan kondisi rusak, timbangan berat badan sebanyak 1 biji dengan kondisi baik didapat dari bantuan BOP, dan alat ukur tinggi badan sebanyak 1 biji dengan kondisi baik didapat dari bantuan BOP.

c. fasilitas alat peraga edukatif (APE)

fasilitas Alat Peraga edukatif (APE) di dalam ruangan SPS Permata Hati meliputi puzzle sebanyak 20 biji dengan kondisi baik didapat dari bantuan KKN dan 5 biji membeli sendiri, lego sebanyak 1 set dengan kondisi baik dibeli dari dana SPS sendiri, mobil-mobilan sebanyak 1 set dengan kondisi baik dari bantuan APBD, balok-balokan sebanyak 2 set dengan kondisi baik dari bantuan Bupati Sleman, binatang-binatang plastik sebanyak 1 set dengan kondisi baik dari bantuan pengelola, dan menara donat plastik sebanyak 1 set dengan kondisi sudah tidak layak karena pemakaian untuk pembelajaran rutin yang didapat dari bantuan pengelola.

Fasilitas Alat Peraga Edukatif (APE) luar yang dimiliki SPS Permata Hati meliputi terowongan ban bekas sebanyak 2 buah dengan kondisi baik yang dibeli dari dana SPS, ring basket sebanyak 1 buah dengan kondisi baik


(63)

dari bantuan APBD, prosutan sebanyak 1 buah dengan kondisi baik dari bantuan APBD.

d. fasilitas buku-buku administrasi

fasilitas buku-buku administrasi yang dimiliki SPS Permata Hati meliputi buku tamu sebanyak 1 buah, buku presensi pendidik 1 buah, buku presensi peserta didik 1 buah, buku presensi sekolah ibu 2 buah, buku laporan keuangan 1 buah, buku inventaris 1 buah, buku honor pendidik 1 buah, buku tabungan peserta didik 1 buah, buku daftar lagu-lagu 1 buah, buku daftar buku perpustakaan 1 buah, buku daftar DDTK 1 buah, buku SPP peserta didik 1 buah, buku notulwn 1 buah, buku ekspedisi 1 buah, buku laporan keuangan sekolah ibu 1 buah, dan buku tabungan peserta didik sebanyak 2 buah.

6. Program-Program SPS

Program-program yang sudah pernah dilaksanakan di SPS Permata Hati untuk tahun ajaran 2012/2013 meliputi :

a. acara sosialisasi &perkenalan peserta didik baru dengan lingkungan baru acara sosialisasi dan perkenalan peserta didik baru dengan mahapeserta didik baru dilaksanakan untuk memberi pengetahuan tentang lingkungan dan dapat mengenal lingkungan sekitar SPS Permata Hati kepada peserta didik baru.

b. acara ramadhan

pawai menyambut bulan suci ramadhan dengan berkeliling dusun- dusun dengan membagikan bendera dengan berbagai tulisan seperti : ramadhan


(64)

jangan lupa puasa ya, ramadhan bulan yang suci … puasa yuk, ingat ramadhan puasa ya, dan lain – lain.

c. aneka lomba mengisi bulan suci ramadhan antara lain : fashion show busana muslim dan mewarnai gambar masjid.

d. acara menyambut Hut RI

aneka lomba untuk anak meliputi : mewarnai, fashion show busana perjuangan, memakai kaos kaki, memakai kemeja.

e. acara hari pohon

program yang diberikan yaitu dengan mewajibkan anak-anak peserta didik untuk membawa pohon dari rumah, mengajak anak-anak menyayangi pohon, merawat & menjaga pohon dengan mengajari cara menyiram pohon &member pupuk, mengajak anak –anak menanam biji sawi.

f. acara hari ibu

aneka lomba-lomba meliputi : fashion show dengan busana dari limbah daur ulang dan membuat kartu untuk ibu.

g. acara parenting

diadakan program parenting setiap satu tahun sekali yaitu bulan Maret 2013 dengan mengundang narasumber, tema yang diberikan sesuai dengan kebutuhan wali peserta didik. Pada tahun 2013 ini SPS Permata Hati mengambil tema parenting yaitu melatih kemandirian anak sejak anak usia dini. Program parenting yang dilaksanakan merupakan penyuluhan kepada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang


(65)

pentingnya memerhatikan tumbuh dan kembang anak usia dini dan meningkatkan kemampuan orang tua dalam melakukan pendidikan anak usia dini di dalam keluarga.

h. penyelenggara sekolah ibu SPS Permata Hati

program sekolah ibu di SPS Permata Hati rutin dilaksanakan setiap minggunya yakni hari Selasa dengan waktu 1 jam untuk 1 kali pertemuan yakni pukul 09.00-10.00 WIB. Sasaran program ini ditujukan untuk orang tua dari kelas besar. Program berlanjut sesuai dengan materi program, ketika program yang sedang dilaksanakan selesai maka untuk minggu depan dilanjut dengan program berikutnya sesuai dengan perencanaan, namun apabila program yang dilaksanakan belum selesai maka dilanjutkan minggu berikutnya. Program yang sudah pernah dilaksanakan meliputi membuat bros dengan 1 kali pertemuan, kreasi jilbab 1 kali pertemuan, membuat gantungan kunci dari kain flannel 1 kali pertemuan, membuat hiasan berbentuk bunga dari sedotan 1 kali pertemuan, membuat tatakan sayur 4 kali pertemuan,membuat jus jambu 1 kali pertemuan, membuat tempat tissue 2 kali pertemuan dan lain sebagainya dengan nara sumber dari pendidik SPS itu sendiri yang khusus untuk memberi materi pada program ini. Perencanaan kegiatan program dibuat dalam jangka waktu 1bulan secara tertulis, dan setiap akhir bulan SPS Permata Hati membuat perencanaan kegiatan program untuk bulan berikutnya. Biaya untuk mengadakan program ini yaitu diambil dari SPP peserta didik SPS Permata Hati sebesar Rp.1.000,00 perbulan.


(66)

B. Hasil penelitian Pelaksanaan Program Parenting bagi Orang Tua Peserta Didik di SPS Permata Hati

1. Tahapan Pelaksanaan Program Parenting di SPS Permata Hati

SPS Permata Hati adalah salah satu PAUD yang bertugas memberikan pendidikan bagi anak usia dini agar pendidikan yang diperoleh anak-anak Indonesia lebih baik demi terwujudnya masa depan bagi penerus bangsa yang cemerlang. Sebagai lembaga yang memberikan dasar pendidikan bagi para tunas bangsa Indonesia ini maka SPS Permata Hati harus terus memperbaiki diri dan terus menambah pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tumbuh kembang dan pendidikan anak agar pendidikan yang diberikan oleh pendidik bagi peserta didiknya juga bermutu.

Pelaksanaan pembelajaran yang ada di SPS Permata Hati sama seperti halnya pembelajaran di SPS yang ada di masyarakat pada umumnya. SPS Permata Hati memberikan pendidikan dengan menitik beratkan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik, bahasa, intelektual, sosial emosional serta seluruh kecerdasan, serta mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pendidikan yang menciptakan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan baik tidaklah hanya dari pendidikannya di SPS saja. Pendidikan dari keluarga lebih berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak karena waktu yang dimiliki anak lebih banyak di rumah dengan keluarganya dibandingkan di SPS tempat belajarnya. Oleh karena itu, perlu adanya


(67)

kerjasama antara pendidik dan orang tua untuk bersama-sama mendidik anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga pendidikan yang dilakukan oleh SPS tidak hanya untuk peserta didiknya saja akan tetapi juga untuk orang tua dari peserta didik.

Program parenting sebagai wadah untuk menyatukan visi dan misi dari lembaga PAUD dan orang tua dalam mendidik anak, kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pendidikan bagi orang tua agar menambah pengetahuan orang tua tentang bagaimana tumbuh kembang anak serta segala sesuatu tentang dunia anak dan kebutuhan anak.

Menurut hasil observasi, peneliti menganalisis dan mendapati bahwa SPS Permata Hati adalah salah satu SPS yang mencanangkan program parenting dalam perencanaan program tahunannya. Setiap tahun SPS Permata hati mengadakan program parenting dengan tema yang selalu berbeda-beda dalam setiap pertemuan.

Berikut pelaksanaan program parenting yang dilaksanakan di SPS Permata Hati meliputi :

a. Perencanaan program

Program parenting agar dapat terlaksana dengan baik maka perlu diadakannya perencanaan. Kegiatan perencanaan dilakukan oleh keseluruhan pengelola dan pendidik, baik dalam menentukan jadwal kegiatan, materi program, maupun sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan program parenting agar berjalan maksimal.


(68)

Perencanaan sebelum dilaksanakan suatu program sangatlah dibutuhkan agar suatu program dapat berjalan dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh ibu YN selaku pengelola SPS Permata Hati:

“Perencanaan acara itu sangat penting ya mbak, soalnya kalau tidak ada perencanaan ya gimana suatu acara bisa berjalan dengan baik, jadi kita selalu membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan acara” (YN; 25/3/2013).

Pernyataan ibu YN ini menunjukkan bahwa pengelola SPS Permata Hati sangat menyadari bahwa perencanaan sebelum dilaksanakannya suatu kegiatan itu sangatlah penting. Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu S (pendidik) :

“Perencanaan sebelum diadakannya acara penting banget ya mbak, kalau tidak ada perencanaan dan langsung ke programnya ya nanti bagaimana ya semuanya akan berantakan” (S; 26/3/2013).

Tidak dipungkiri memang perencanaan kegiatan sangat diperlukan demi terwujudnya kegiatan yang dapat berjalan dengan baik. Ibu M selaku penanggungjawab juga mengungkapkan pendapat yang sama:

”Perencanaan ya untuk mengatur semua pelaksanaan ya mbak, kalau tidak ada perencanaan ya semuanya akan berantakan” (M; 27/3/2013).

SPS Permata Hati membuat perencanaan program parenting secara tertulis dalam program kerja jangka pendek tahun 2012/2013 di SPS Permata Hati, perencanaan program dibuat secara keseluruhan dalam 1 tahun program kerja meliputi :

1) acara sosialisasi & perkenalan peserta didik baru dengan lingkungan baru


(69)

2) acara ramadhan dengan pawai keliling dusun

3) aneka lomba mengisi bulan suci ramadhan antara lain : fashion show busana muslim dan mewarnai gambar masjid

4) acara menyambut Hut RI

aneka lomba untuk anak meliputi : mewarnai, fashion show busana perjuangan, memakai kaos kaki, memakai kemeja.

5) acara hari pohon dengan menanam biji sawi 6) acara hari ibu

aneka lomba-lomba meliputi : fashion show dengan busana dari limbah daur ulang dan membuat kartu untuk ibu.

7) acara parenting

diadakan program parenting setiap satu tahun sekali yaitu bulan Maret 2013 dengan mengundang narasumber, tema yang diberikan sesuai dengan kebutuhan wali peserta didik. Pada tahun 2013 ini SPS Permata Hati mengambil tema parenting yaitu melatih kemandirian anak sejak anak usia dini.

8) penyelenggara sekolah ibu SPS Permata Hati

program sekolah ibu di SPS Permata Hati adalah program keterampilan yang diberikan kepada orang tua peserta didik untuk mengisi waktu luang saat menunggu anak-anaknya mengikuti pembelajaran.


(1)

Lampiran 29. Dokumentasi Pelaksanaan Program Parenting Dokumentasi Pelaksanaan Program Parenting

Pelaksanaan program parenting

Perform anak-anak SPS Permata Hati


(2)

153   

Lampiran 30. Dokumentasi Penerapan Hasil Belajar Program Parenting Dokumentasi Penerapan Program Parenting

Orang tua membimbing anak untuk menggunakan mainannya sebagaimana mestinya

Anak dibiarkan bebas mengekspresikan kemampuannya dalam hal menggambar tanpa dibantu orang tua sama sekali

Orang tua tidak langsung membantu anaknya meremas-remas kertas koran dan ditempelkan ke kertas, akan tetapi mengarahkan anak untuk melakukan tugasnya


(3)

(4)

155   


(5)

(6)

157