Reaksi pasar modal terhadap pengumuman pencalonan Presiden Joko Widodo (studi empiris pada Perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks Kompas 100).

(1)

ABSTRAK

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP

PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO

Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks Kompas 100

Ausan Agris

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menguji reaksi pasar modal terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi peristiwa (event study) dengan mengunakan model estimasi market model untuk mengestimasi return ekspektasian (expected return). Penelitian ini mengunakan periode estimasi selama 100 hari dan periode jendela selama 7 hari. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 86 perusahaan yang terdaftar dalam Index Kompas 100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar modal bereaksi positif dan signifikan terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Hasil penelitian ini mendukung signaling theory, yaitu salah satu peristiwa politik yang mampu mempengaruhi pasar modal.


(2)

iv

ABSTRACT

CAPITAL MARKET RESPONSE TO THE ANNOUNCEMENT OF

JOKO WIDODO’S PRESIDENTIAL CANDIDACY Empirical Study on Listed Companies in the Index Kompas 100

Ausan Agris

Sanata Dharma University Yogyakarta, 2016

This study aimed to test the capital market respons to the announcement of the nomination of the president Joko Widodo . This type of research is a research study of events by using a market model estimation model to estimate the expected return. This study uses the estimated period of 100 days and the window period for 7 days . Sample of companies used in this study were 86 companies listed in the index kompas 100. The results showed that capital markets respon positively and significantly related to the announcement of the presidential nomination Joko Widodo . The results support the signaling theory , which is one of the political events can influence capital markets .


(3)

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP

PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang

Tergabung dalam Indeks Kompas 100)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Ausan Agris NIM : 122214122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

Motto dan Persembahan

“Papa dan mama adalah Tuhan di dunia”

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Papa dan mama yang telah mendukung penuh dengan segala cara agar dapat terselesaikannya skripsi ini.


(7)

(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Pencalonan Presiden Joko Widodo : Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks Kompas 100”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si, selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Ibu Dra.Diah Utari Bertha Rivieda M.Si., selaku dosen Pembimbing II, yang juga telah mengarahkan, membimbing, dan banyak memberikan masukan yang membangun untuk penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang sangat berguna, membimbing, menyarankan, dan mengingatkan penulis dalam banyak hal.

6. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

7. Ayah dan Ibu tercinta yang sudah banyak memberikan berbagai dukungan dari awal hingga skripsi ini selesai.


(10)

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRAC ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6


(12)

x

A. Pasar Modal ... 8

B. Studi Peristiwa ... 11

1. Definisi Studi Peristiwa ... 11

2. Reaksi Pasar ... 12

3. Tipe-tipe Studi Peristiwa ... 13

4. Struktur studi peristiwa ... 14

5. Macam-macam peristiwa ... 26

6. Tipe Peristiwa ... 26

7. Sumber Peristiwa ... 29

8. Dampak Peristiwa ... 30

9. Waktu Peristiwa ... 32

10.Mengidentifikasi Peristiwa ... 33

11.Tanggal Peristiwa ... 34

12.Ketepatan Tanggal Peristiwa ... 34

13.Kabar Baik dan Kabar Buruk... 36

C. Signalling Theory ... 37

D. Penelitian Sebelumnya ... 39

E. Hipotesis ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Populasi dan Sampel ... 43

C. Penentuan Periode Jendela dan Periode Estimasi ... 48


(13)

E. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Deskripsi Statistika ... 55

B. Pengujian Hipotesis ... 60

C. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Keterbatasan... 69

C. Saran-saran... 69


(14)

xii

DAFTAR TABEL

II.1 Kelebihan dan Kekurangan Jendela Pendek dan Panjang ... 17 III.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 46 IV.1 Deskripsi Statistika Actual Return Saham Harian untuk Seluruh

Sampel pada Periode Jendela ... 56 IV.2 Deskripsi Statistika Return Pasar Harian untuk Seluruh Perusahaan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode Jendela ... 58 IV.3 Deskripsi Statistika Expected Return Saham Harian untuk Seluruh

Sampel pada Periode Jendela ... 59 IV.4 Deskripsi Statistika Return Tak Normal Saham Harian untuk

Seluruh Sampel pada Periode Jendela ... 60 IV.5 Hasil Pengujian Rata-rata Return Tak Normal (RRTN) pada


(15)

DAFTAR GAMBAR

II.1 Periode Jendela Atau Periode Peristiwa ... 15 II.2 Periode Jendela dengan Panjang 7 Hari ... 18 II.3 Periode Estimasi dan Periode Peristiwa ... 20 II.4 Contoh Panjang Periode Estimasi dan Panjang Periode Jendela

untuk Data Harian ... 21 III.1 Gambar Periode Estimasi dan Periode Jendela ... 49


(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Actual Return Saham Harian Individu Sampel ... 75

Lampiran 2 Deskripsi Statistika Return Saham Harian untuk Seluruh Sampel pada Periode Peristiwa ... 99

Lampiran 3 Return Pasar Harian Individu ... 102

Lampiran 4 Nilai Alfa dan Beta (86 Sampel Perusahaan) ... 126

Lampiran 5 Expected Return Saham Individu Sampel ... 128

Lampiran 6 Return Tak Normal Saham Individu Sampel ... 152


(17)

ABSTRAK

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP

PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO

Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks Kompas 100

Ausan Agris

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menguji reaksi pasar modal terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi peristiwa (event study) dengan mengunakan model estimasi market model untuk mengestimasi return ekspektasian (expected return). Penelitian ini mengunakan periode estimasi selama 100 hari dan periode jendela selama 7 hari. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 86 perusahaan yang terdaftar dalam Index Kompas 100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar modal bereaksi positif dan signifikan terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Hasil penelitian ini mendukung signaling theory, yaitu salah satu peristiwa politik yang mampu mempengaruhi pasar modal.


(18)

xvi

ABSTRACT

CAPITAL MARKET RESPONSE TO THE ANNOUNCEMENT OF

JOKO WIDODO’S PRESIDENTIAL CANDIDACY Empirical Study on Listed Companies in the Index Kompas 100

Ausan Agris Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2016

This study aimed to test the capital market respons to the announcement of the nomination of the president Joko Widodo . This type of research is a research study of events by using a market model estimation model to estimate the expected return. This study uses the estimated period of 100 days and the window period for 7 days . Sample of companies used in this study were 86 companies listed in the index kompas 100. The results showed that capital markets respon positively and significantly related to the announcement of the presidential nomination Joko Widodo. The results support the signaling theory, which is one of the political events can influence capital markets.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam bidang pembangunan nasional, yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan lahan investasi bagi masyarakat. Menurut Tandelilin (2001), di pasar modal terjadi transaksi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Pihak yang memiliki kelebihan dana mengalokasikan dananya kepada pihak yang kekurangan dana, dan pihak yang kekurangan dana dapat memenuhi kekurangan dananya dari pihak yang kelebihan dana.

Pihak yang memilki kekurangan dan kelebihan dana menjadi faktor penting dalam keberhasilan pasar modal, karena pihak yang memiliki kelebihan dan kekurangan dana menjadi pelaku dalam pasar modal tersebut. Menurut Husnan (2005) selain dari pihak kekurangan dan pihak kelebihan dana ada banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal, antara lain: (1) ketersediaan sekuritas, (2) permintaan akan sekuritas, (3) masalah hukum dan peraturan, (4) keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien, dan (5) kondisi politik dan ekonomi suatu negara. Kondisi politik yang kondusif dan


(20)

sesuai dengan harapan investor memberikan rasa aman dan keyakinan kepada investor akan perekonomian yang lebih baik sehingga akan meningkatkan investasi mereka di pasar modal. Sebaliknya, kondisi politik yang tidak kondusif dan tidak sesuai dengan harapan investor akan membuat investor menurunkan investasi mereka di pasar modal. Salah satu contoh kondisi politik yang mempengaruhi pasar modal adalah pengumuman perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II yang diumumkan presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung Agung Yogyakarta pada hari Senin tanggal 5 Desember 2005. Hasil dari perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II ini sesuai dengan apa yang diharapkan pasar. Boediono yang duet bersama Sri Muyani Indrawati masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu II dianggap pasar dapat memberikan harapan baru bagi perekonomian Indonesia sehingga pasar bereaksi positif terhadap kebijakan ini (Rahayu, 2007).

Kondisi politik lainnya adalah pada tanggal 14 Maret 2014 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diwakili oleh Puan Maharani sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) mengumumkan calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo. Investor mengharapkan Joko Widodo terpilih sebagai presiden Republik Indonesia ketujuh, karena Joko Widodo dianggap oleh investor memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik, jujur, bersih, serta pernah menjadi Walikota Solo selama dua periode tahun 2005-2010 dan 2010-2015. Bahkan pada periode 2010-2015, Joko Widodo berhasil menjadi


(21)

salah satu dari 3 walikota terbaik di dunia tahun 2012 menurut situs worldmayor.com. World Mayor adalah situs internasional yang telah terpercaya yang membuat dasar pemilihan walikota terbaik. Kriteria terbaik dinilai berdasarkan kejujuran, berjiwa pemimpin, memiliki visi, dan memiliki kemampuan manajemen. Selain itu, kriteria seorang pemimpin terbaik juga dilihat dari sisi sosial kemasyarakatan yang dilihat dari apakah pemimpin tersebut memiliki kesadaran sosial dan ekonomi, mampu untuk menyediakan keamanan dan melindungi lingkungan, serta tentunya memiliki keahlian untuk berkomunikasi dengan aneka budaya, ras, dan latar belakang sosial.

Saat memimpin Solo, Joko Widodo bekerja bersama masyarakat. Joko Widodo bukan tipikal pemimpin bertangan besi, tanpa kompromi, ketika berurusan dengan hajat hidup masyarakat. Joko Widodo menempatkan masyarakat sebagai mitra dalam memecahkan masalah bersama, yang kedudukannya setara di hadapan pemimpin. Oleh karena itu, banyak perencanaan dan program pemerintahan yang dilaksanakannya berjalan mulus tanpa memunculkan gejolak di masyarakat. Salah satu contoh keberhasilan program pemerintah yang dilaksanakan Joko Widodo adalah merelokasi pedagang kaki lima ke tempat-tempat yang telah disediakan sehingga kota Solo kembali nyaman dan asri.

Keberhasilan Joko Widodo dalam memimpin Solo di terapkan kembali ketika memimpin di Jakarta. Contoh keberhasilan kepemimpinan Joko Widodo saat memimpin Jakarta adalah dapat merelokasi pedagang di


(22)

pasar Tanah Abang ke PD Pasar Jaya. Keberhasilan kepemimpinan Joko Widodo yang lainnya adalah merelokasi warga yang tinggal di sekitar waduk dan bantaran Sungai Ciliwung ke rumah susun. Berdasarkan pengalaman dan rekam jejak kepemimpinan yang baik, Joko Widodo telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan dalam memimpin, kepercayaan adalah hal yang penting. Joko Widodo juga telah dipercaya untuk menjadi calon presiden dari pihak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang diumumkan pada pertemuan elit Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan pengusaha-pengusaha pada tanggal 13 Maret 2014. Kabar mengenai pengumuman pencalonan Joko Widodo tersebut dengan cepat tersebar di antara investor.

Setelah menerima pengumuman tersebut harapannya pasar modal akan bereaksi. Reaksi pasar modal ini dapat diartikan bahwa pasar modal menangkap informasi tentang prospek kinerja calon presiden yang terkandung dalam pengumuman tersebut. Penelitian mengenai reaksi pasar modal terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo ini telah dilakukan oleh Nailiu (2014). Penelitian Nailiu (2014) menggunakan metode studi peristiwa dan menggunakan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 pada periode Februari-Juli 2014 sebagai sampel penelitiannya. Hasil dari penelitian Nailiu (2014) adalah pasar modal Indonesia bereaksi negatif terhadap peristiwa pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Peristiwa pengumuman pencalonan Joko Widodo tersebut tidak signifikan, yang dapat dilihat dari rata-rata


(23)

return tak normal yang terjadi pada hari yang ditetapkan Nailiu sebagai peristiwa pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Maret 2014. Berbeda dengan Nailiu (2014), penulis menetapkan tanggal 13 Maret 2014 sebagai peristiwa pengumuman Joko Widodo karena pada tanggal tersebut telah terjadi pertemuan elit Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan pengusaha-pengusaha yang membahas tentang pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Kabar tersebut dengan cepat menyebar diantara investor yang lebih mampu memberikan kejutan kepada para investor dibandingkan tanggal 14 Maret 2014, tanggal saat pengumuman tersebut diberitakan di berbagai media massa.

Bagi penulis sendiri, penelitian tentang topik ini menarik karena penulis menganggap selama ini belum pernah ada calon presiden yang mampu mempengaruhi pasar modal di Indonesia sehingga memunculkan Jokowi Effect. Jokowi Effect adalah reaksi pasar modal yang disebabkan oleh pencalonan presiden Joko Widodo. Istilah Jokowi effect ini sendiri muncul setelah ada kenaikan harga saham yang disebabkan pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo. Reaksi ini terjadi di pasar modal Indonesia yang diproksikan dengan return tidak normal. Istilah ini diciptakan oleh media untuk mendeskripsikan kepopuleran Presiden Joko Widodo dibidang politik dan perekonomian Indonesia, yang diproksikan dengan return tak normal, yang mencerminkan reaksi pasar modal Indonesia terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo.


(24)

Dari uraian di atas penulis akan menulis skripsi ini dengan mengambil judul “REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PENGUMUMAN PENCALONAN PRESIDEN JOKO WIDODO: Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaaan yang Tergabung dalam Indeks Kompas 100”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana reaksi pasar modal terhadap pengumuman pencapresan Joko Widodo?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan diambil dalam penelitian ini adalah reaksi pasar modal yang dicerminkan melalui perubahan harga saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks Kompas 100.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimanakah reaksi pasar modal terhadap pengumuman pencapresan Joko Widodo.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi untuk meningkatkan kepercayaan investor di pasar modal


(25)

Indonesia, dapat memprediksi makro ekonomi dan mengetahui prospek perekonomian bangsa Indonesia 5 tahun mendatang, serta membantu investor untuk melakukan keputusan pembelian maupun penjualan saham.

2. Bagi Penulis

Pada penelitian ini, penulis diharapkan mampu menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya manajemen keuangan dan teori portofolio. Selain itu penulis memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pasar modal serta lingkungan sekitar yang mempengaruhinya, khususnya kondisi politik.

3. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi kepustakaan bagi mahasiswa, khususnya bagi mereka yang ingin melakukan penelitian di bi dang keuangan. Selain itu penelitian ini dapat menjadi acuan dan inspirasi bagi penulis yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama atau dengan metode yang sama.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pasar Modal

1. Definisi Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal ialah saham, obligasi, waran, right, dan berbagai produk turunan seperti opsi (Hartono, 2014).

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi, sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik.

Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong


(27)

terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut (Tandelilin, 2001).

Secara formal, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2005).

Dari tiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan pasar berbagai instrumen jangka panjang yang mempertemukan penjual dan pembeli.

2. Manfaat Pasar Modal

Manfaat melakukan investasi di pasar modal dapat dipandang dari sisi investor (yang membeli sekuritas) dan dari sisi emiten (yang menerbitkan sekuritas). Dari sisi emiten, keberadaan pasar modal diperlukan sebagai suatu alternatif untuk menghimpun dana eksternal jangka panjang tanpa menggunakan intermediasi keuangan. Di samping itu, pasar modal memungkinkan perusahaan menghimpun dana dalam bentuk saham.


(28)

Kebutuhan akan dana ini menjadi makin besar apabila kegiatan perusahaan-perusahaan mengalami peningkatan. Salah satu indikator peningkatan kegiatan bisnis adalah jumlah kredit yang diberikan oleh bank-bank kepada perusahaan-perusahaan. Namun, sektor perbankan hanya dapat memberikan dana dalam bentuk pinjaman (utang). Dalam teori keuangan dijelaskan bahwa penggunaan utang yang terlalu besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan. Dengan kata lain, untuk menurunkan biaya modal, perusahaan mungkin suatu saat perlu menambah modal sendiri. Pasar modal memungkinkan perusahaan menghimpun dana dalam bentuk modal sendiri.

Bagi investor, keberadaan pasar modal sangat diperlukan sebagai alternatif untuk melakukan investasi pada financial asset. Dengan keberadaan pasar modal, tersedia berbagai financial asset

dengan risiko yang berbeda-beda. Investor dapat memilih financial asset sesuai dengan preferensi risikonya. Selama berlaku hubungan yang positif antara risiko dan tingkat keuntungan, investor bersedia memilih investasi yang lebih berisiko kalau mereka dapat mengharapkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah (Hartono, 2014): a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha

sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

b. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan investor untuk melakukan diversifikasi investasi.


(29)

Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan bagi investor.

c. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara.

d. Penyebaran kepemilikan perusahaan, keterbukaan, dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesional sampai lapisan masyarakat menengah.

B. Studi Peristiwa

1. Definisi Studi Peristiwa

Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dan dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari pengumuman tersebut. Tujuan metode studi peristiwa adalah untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Hartono, 2010).

Studi peristiwa didesain untuk mengukur reaksi pasar dan kelebihan return di sekitar informasi tersebut. Informasi peristiwa bisa dari pasar, pengumuman makro ekonomi, perusahaan secara spesifik, bisa dari laba atau pengumuman dividen (Damodaran, 2002).


(30)

Studi peristiwa (event study) disebut juga dengan nama analisis residual (residual analysis) atau pengujian indeks kinerja tak normal (abnormal performance index test) atau pengujian reaksi pasar (market reaction test). Menurut Bowman (1983) (dikutip dalam Hartono, 2010) studi peristiwa adalah studi yang melibatkan analisis perilaku harga sekuritas sekitar waktu suatu kejadian atau pengumuman informasi. 2. Reaksi Pasar

Menurut Damodaran (2002), metode yang paling baik untuk menguji reaksi pasar adalah studi peristiwa, contohnya pengumuman dividen dan pengumuman pengambilalihan. Reaksi pasar merupakan akibat dari suatu peristiwa yang diteliti oleh studi peristiwa. Pasar akan bereaksi terhadap peristiwa yang mengandung informasi. Suatu peristiwa dapat diibaratkan sebagai suatu kejutan atau sesuatu yang tidak diharapkan. Sesuatu yang bukan suatu kejutan atau yang sudah diantisipasi sebelumnya tidak akan menimbulkan suatu reaksi (Hartono, 2010). Reaksi pasar dari suatu peristiwa diproksikan dengan return tidak normal. Semakin besar kejutan-kejutannya, semakin besar reaksi pasarnya. Return tidak normal bernilai nol menunjukkan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap peristiwanya. jika pasar bereaksi terhadap peristiwanya, maka akan diperoleh return tidak normal signifikan berbeda dengan nol. Tanda dari return tidak normal positif atau negatif menunjukkan arah dari reaksinya karena peristiwa kabar baik atau kabar buruk. Peristiwa kabar baik diharapkan akan


(31)

menimbulkan reaksi positif oleh pasar. Dan sebaliknya peristiwa kabar buruk diharapkan akan menimbulkan reaksi negatif oleh pasar (Hartono, 2010).

3. Tipe-tipe Studi Peristiwa

Penelitian-penelitian studi peristiwa dapat digolongkan ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut (Hartono, 2010).

a. Kandungan informasi (information content). b. Efisiensi pasar (market efficiency).

c. Evaluasi model (model evaluation). d. Penjelasan metrik (metric explanation).

Studi peristiwa kategori pertama digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu peristiwa. Jika suatu peristiwa atau informasi mengandung informasi, maka akan direspon oleh pasar yang ditunjukkan oleh adanya return tak normal. Return tak normal adalah return di luar return normal. Return normal adalah return seharusnya jika tidak terjadi peristiwa. Dengan demikian, return tak normal adalah return akibat dari peristiwanya.

Kategori kedua dari studi peristiwa adalah untuk menguji pasar efisien. Pengujian pasar efisien adalah lanjutan dari pengujian kandungan informasi. Jika pengujian kandungan informasi hanya menguji return tak normal sebagai reaksi dari pasar, pengujian pasar efisien meneruskan dengan menguji kecepatan reaksi pasar tersebut.


(32)

Pasar disebut efisien secara informasi jika suatu peristiwa atau informasi direaksi dengan penuh dan cepat oleh pasar.

Kategori ketiga adalah penelitian yang mengevaluasi model-model yang digunakan di studi peristiwa untuk menentukan model-model mana yang paling sesuai untuk kondisi yang tertentu. Yang termasuk dalam kategori ini misalnya adalah penelitian yang diakukan oleh Brown dan Warner (1980) yang menggunakan data bulanan, Ball dan Warner (1981), dan Corrado (1989) yang menggunakan data harian (dikutip dalam Hartono, 2010).

Kategori keempat dari penelitian ini adalah mencoba untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan return tak normal sebagai variabel dependen dan variabel-variabel penyebab, misalnya karakteristik perusahaan sebagai variabel-variabel dependen untuk menjelaskan terjadinya return tak normal tersebut. Salah satu aplikasi dari penelitian kategori ini adalah penelitian ERC (earnings response coefficient). Penelitian ERC menggunakan return tak normal (atau kumulatif return tak normal) sebagai dependen variabel dan laba tidak ekspektasian (unexpected earnings) sebagai independen variabel. Koefisien hasil regresi ini yang disebut dengan ERC.

4. Struktur Studi Peristiwa

Struktur studi peristiwa menunjukkan bentuk dari studi peristiwanya. Struktur studi peristiwa terdiri dari periode jendela


(33)

(window period) yaitu periode terjadinya peristiwa dan pengaruhnya, dan periode estimasi (estimation period) untuk mengestimasi return ekpektasian (Hartono, 2010).

a. Periode Jendela

Periode jendela (window period) atau jendela peristiwa (event window) atau periode peristiwa (event period) merupakan periode terjadinya peristiwa dan pengaruh terhadap peristiwa tersebut. Diharapkan dari periode peristiwa ini dapat menangkap reaksi dari peristiwa tersebut di dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Disebut dengan jendela (window) karena seperti halnya jendela rumah, suatu peristiwa yang sedang terjadi dan efek dari peristiwa dapat diamati lewat jendela yang ada. Periode jendela harus sependek mungkin (Hartono, 2010).

Periode Jendela

Gambar 2.1

Periode jendela atau periode peristiwa

Beberapa penelitian menunjukkan tergantung dari peristiwanya, periode peristiwa yang pendek lebih mampu menangkap efek signifikan dari peristiwanya (Ryngaert dan Netter,


(34)

1990) (dikutip dalam Hartono, 2010). Penelitian Dann, Mayers dan Raab (1997) (dikutip dalam Hartono, 2010) misalnya menemukan bahwa pasar bereaksi dalam waktu 15 menit dari peristiwa pengumuman informasi spesifik perusahaan. Penelitian Mitchell dan Netter (1989) (dikutip dalam Hartono, 2010) menunjukkan bahwa pasar bereaksi dalam waktu 90 menit dari berita pengusulan aturan pajak federal yang baru. Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan periode jendela yang pendek.

Periode jendela yang pendek juga mempunyai konsekuensi. Periode jendela yang terlalu pendek kemungkinan tidak akan dapat menangkap peristiwanya secara utuh. Periode jendela harus cukup panjang sehingga peristiwa yang terjadi dan efeknya dapat ditangkap di dalam jendela. Jika periode jendela terlalu pendek, peristiwa yang terjadi memang dapat ditangkap, tetapi pengaruh atau efeknya mungkin tidak dapat di tangkap semuanya. Periode jendela yang terlalu panjang juga tidak baik, karena peristiwa lainnya yang mengganggu dapat tertangkap di jendela. Peristiwa-peristiwa lainnya yang mengganggu disebut dengan Peristiwa- peristiwa-peristiwa pengganggu (confounding events). Peristiwa-peristiwa-peristiwa pengganggu ini harus dikeluarkan dari sampel atau pengaruhnya harus diatasi supaya tidak mengganggu pengaruh seharusnya dari peristiwa yang diteliti.


(35)

Periode jendela yang panjang juga dapat bermasalah jika model return ekspetasiannya adalah model pasar (market model). Dengan model pasar ini, maka α dan β diasumsikan konstan selama periode jendela. Asumsi ini akan semakin bermasalah dengan semakin panjangnya periode jendela. Oleh karena itu jika memang periode harus panjang, maka metode dengan α dan β yang konstan perlu dipertimbangkan.

Berikut ini rangkuman tentang kelebihan dan kekurangan jendela pendek dan panjang

Tabel 2.1

Kelebihan dan Kekurangan Jendela Pendek dan Panjang Jendela Pendek Jendela Panjang Kelebihan Jika peristiwanya masih

di dalam jendelanya, mampu menangkap efek peristiwanya lebih signifikan

Dapat menangkap secara utuh peristiwa dan efeknya

Kekurangan Dapat tidak menangkap peristiwa atau efeknya secara utuh jika peristiwa atau efeknya terjadi di luar

jendelanya

- Peristiwa-peristiwa pengganggu dapat terjadi di jendela

- Untuk model pasar yang

memberikan α dan β

yang konstan, jendela panjang akan

memberikan hasil yang bias karena seharusnya α

dan β tidak konstan

sepanjang jendelanya Sumber: Hartono (2010)


(36)

Panjang dari jendela ini juga bervariasi. Panjang dari jendela yang umum digunakan berkisar 3 hari sampai dengan 250 hari untuk data harian dan 3 bulan sampai dengan 121 bulan untuk data bulanan. McWilliams dan Siegel (1997) (dikutip dalam Hartono, 2010) mengumpulkan beberapa penelitian studi peristiwa di bidang manjemen dan menemukan panjang jendela yang bervariasi dengan panjang jendela terpendek adalah 3 hari, yaitu 1 hari sebelum peristiwanya, hari peristiwanya, dan sehari setelah peristiwanya yang biasanya ditulis sebagai (-1, +1).

Di Gambar 2.1 panjang periode jendela adalah dari waku t1 sampai waktu t2. Sebagai contoh adalah jika digunakan data harian dengan panjang periode jendela selama 7 hari (3 hari sebelum hari peristiwa, 1 hari peristiwa dan 3 hari setelah hari peristiwa) dapat digambarkan sebagai berikut ini

Periode jendela

Gambar 2.2

Periode Jendela dengan Panjang 7 Hari

Di Gambar 2.2 terlihat bahwa hari 0 merupakan hari terjadinya pengumuman peristiwa. Tujuh 7 hari panjang periode


(37)

jendela diambil relatif dari tanggal terjadinya peristiwa yaitu mulai dari tiga hari sebelum tanggal peristiwa (hari -3) sampai tiga hari setelah tanggal peristiwa (hari +3). Tujuh hari peristiwa ini dapat juga dikatakan tiga hari sekitar tanggal peristiwa (yaitu tiga hari sebelum, hari peristiwanya dan tiga hari sesudahnya). Umumnya periode jendela juga melibatkan hari sebelumnya tanggal peristiwa untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi, yaitu apakah sudah mendengar informasinya sebelum informasi itu diumumkan. Delattre (2007) (dikutip dalam Hartono, 2010) mengusulkan untuk melibatkan hari sebelum tanggal peristiwa jika pengumuman peristiwa diperoleh dari surat kabar, karena umumnya informasinya sudah diketahui publik di hari-hari sebelumnya.

Periode jendela sebagai periode pengamatan merupakan periode di mana nilai-nilai return tak normal akan dihitung. Untuk contoh ini, return tak normal akan dihitung pada hari -3, -2 dan -1 (untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran informasi), hari 0 (reaksi pasar pada tanggal pengumuman) dan hari +1, +2, +3 (untuk mengetahui kecepatan reaksi pasar).

b. Periode Estimasi

Menurut Hartono (2010), periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa walaupun beberapa penelitian menggunakan periode estimasi


(38)

dalam periode jendela bahkan setelah periode jendela. Periode estimasi (estimastion periode) dan periode peristiwa (event period) dapat dilihat di Gambar 2.3 berikut ini.

Periode Estimasi Periode Peristiwa

Gambar 2.3

Periode Estimasi dan Periode Peristiwa

Di Gambar 2.3, t3 sampai dengan t4 merupakan panjang periode estimasi, t1 sampai dengan t2 merupakan panjang periode jendela dan t0 merupakan saat terjadi peristiwa. Dalam contoh ini, periode estimasi dibuat sebelum periode peristiwanya. Sebagai contoh adalah jika digunakan data harian dengan panjang periode jendela selama 7 hari (3 hari sebelum hari peristiwa dan 3 hari setelah hari peristiwa) dan panjang periode estimasi selama 200 hari, maka dapat digambarkan seperti tampak di Gambar 2.4 berikut ini.


(39)

Periode Estimasi Periode Jendela

Gambar 2.4.

Contoh Panjang Periode Estimasi dan Panjang Periode Jendela untuk Data Harian

Panjang periode esimasi selama 200 hari ditunjukkan di Gambar 2.4 mulai dari -4 sampai -203. Tidak ada patokan untuk lamanya panjang periode estimasi ini. Panjang periode estimasi yang umum digunakan adalah berkisar dari 100 hari sampai 250 hari atau selama setahun untuk hari-hari perdagangan dikurangi dengan lamanya periode jendela untuk harian dan berkisar dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan (Hartono, 2010). c. Proses Studi Peristiwa

Proses studi peristiwa menunjukkan tahapan-tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan suatu studi peristiwa. Secara umum, studi peristiwa mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut ini (Hartono, 2010).

 Menentukan peristiwa yang akan diteliti yang akan dilihat reaksi pasarnya.

Peristiwa-peristiwa ini misalnya adalah pengumuman laba, pengumuman dividen, peledakan bom dan lain sebagainya.


(40)

 Mengidentifikasi peristiwa dan tanggal terjadinya peristiwa. Setelah peristiwa yang akan diteliti telah ditentukan, maka tahap berikutnya adalah mengidentifikasikan kapan peristiwa tersebut terjadi. Tanggal terjadinya peristiwa bisa dilihat dalam periode harian, mingguan atau bulanan. Tanggal terjadinya peristiwa dapat sama untuk semua perusahaan ataupun berbeda-beda untuk perusahaan yang berbeda.

 Menentukan panjang dari jendela.

Panjang dari jendela tergantung dari peristiwanya. Jika pasar diperkirakan akan bereaksi cukup lama terhadap peristiwanya, maka panjang jendela peristiwa perlu dibuat lebar. Jendela peristiwa harus cukup panjang untuk dapat menangkap reaksi dari peristiwanya tetapi tidak boleh terlalu lebar supaya tidak terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa pengganggu.

 Mengeluarkan peristiwa-peristiwa pengganggu.

Peristiwa-peristiwa pengganggu (confounding events) dapat menyebabkan studi peristiwa menjadi bias karena hasil yang terjadi tercampur dengan efek dari peristiwa-peristiwa pengganggu. Oleh karena itu peristiwa-peristiwa pengganggu harus dikeluarkan dari sampel atau efek harus dapat diatasi.


(41)

 Menentukan model return normal

Return tak normal yang merupakan reaksi dari pasar adalah selisih dari return sesungguhnya dikurangi dengan selisih return normal. Return normal merupakan return jika peristiwa yang diteliti tidak terjadi. Beberapa model dapat digunakan untuk menghitung return normal. Karena return normal harus diekspektasi, maka return normal disebut juga dengan nama return ekspektasian (expected return). Penulis harus memilih model mana yang paling tepat untuk mengekspektasi return normal.

 Menentukan panjang periode estimasi

Beberapa model return normal atau return ekspektasian melibatkan periode estimasi. Model-model ini misalnya adalah model rerata sesuaian (mean-adjusted model) dan model pasar (market model). Jika model-model ini digunakan, maka panjang dari periode estimasi perlu ditentukan.

 Menghitung return tak normal, rerata return tak normal dan rerata kumulatif return tak normal.

Return tak normal (abnormal return) untuk masing-masing sekuritas untuk tiap-tiap waktu (tiap hari atau minggu atau bulan) di periode peristiwa dapat dihitung dengan menggunakan return sesungguhnya pada waktu itu dengan return normalnya (expected return ). Return tak normal tiap


(42)

waktu untuk seluruh sekuritas kemudian dapat direrata menjadi rerata return tak normal. Rerata return tak normal ini merupakan reaksi dari pasar untuk tiap waktunya. Kadang kala rerata return tak normal ini diakumulasikan selama periode peristiwanya. Akumulasi ini disebut dengan rerata akumulasi return tak normal.

 Uji signifikansinya secara statistika.

Baik rerata return tak normal untuk setiap waktu atau rerata kumulatif return tak normal selama periode peristiwa perlu diuji signifikansinya secara statistik. Pengujian dapat dilakukan secara pengujian parametrik atau nonparametrik. d. Return Sesungguhnya

Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan dasar penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko di masa datang. Dalam konteks studi peristiwa, return realisasian merupakan return sesungguhnya yang terjadi.

Return sesungguhnya dapat berupa return total, relatif return, logaritma relatif return dan return disesuaikan baik disesuaikan dengan inflasi ataupun disesuaikan dengan nilai tukar mata uang lain. Penelitian studi peristiwa dapat memilih satu dari macam-macam perhitungan return sesungguhnya ini.


(43)

e. Return Normal

Menurut Hartono (2010), studi peristiwa menganalisis return tak normal (abnormal return) dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Return tak normal (abnormal return) atau return kelebihan (excess return) merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal (normal return) merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian.

Untuk menghitung besarnya return normal diperlukan suatu model untuk mengestimasinya. Return normal (normal return) adalah return yang seharusnya diperoleh jika tidak terjadi peristiwa. Karena kenyataannya terjadi bukan return normal lagi, tetapi return total sesungguhnya. Karena return normal tidak terjadi, maka return normal ini perlu diestimasi atau diekspektasi. Return normal diestimasi dengan asumsi seandainya peristiwa tersebut tidak terjadi. Oleh karena itu return normal disebut juga dengan nama return ekspektasian (expected return) atau estimasian (estimated return).


(44)

Model-model yang umum digunakan di penelitian-penelitian untuk menghitung return normal (normal return) atau return ekspektasian (expected return) dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu model tanpa sesuaian risiko, model sesuai risiko, dan model portofolio kontrol (control portfolio model).

5. Macam-macam Peristiwa

Suatu peristiwa (event) didefinisikan sebagai informasi publik di pasar yang di pasar yang mempengaruhi nilai satu atau lebih perusahaan pada saat yang sama. Suatu peristiwa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori menurut tipe, sumber, dampak dan waktu peristiwanya. Menurut tipenya, suatu peristiwa dapat berupa suatu pengumuman (announcement) atau kejadian (activity). Menurut dampaknya, suatu peristiwa dapat berupa peristiwa spesifik yang dampaknya pada seluruh perusahaan di pasar modal. Menurut waktunya, suatu peristiwa dapat berupa peristiwa periodik atau sporadik (Hartono, 2010).

6. Tipe Peristiwa

Dilihat dari tipenya, suatu peristiwa (event) dapat dikelompokkan menjadi pengumuman atau peristiwa kejadian. Peristiwa pengumuman (announcement) merupakan suatu pengumuman yang disampaikan oleh pihak perusahaan atau pihak lain di luar perusahaan, misalnya pemerintah, regulator dan pihak lainnya.


(45)

Contoh peristiwa pengumuman-pengumuman adalah sebagai berikut (Hartono, 2010):

 Pengumuman yang berhubungan dengan laba, seperti misalnya pengumuman laporan tahunan, pengumuman laporan interim, pengumuman laporan perubahan metoda-metoda akuntansi, pengumuman laporan auditor yang disampaikan oleh pihak perusahaan.

 Pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan, seperti misalnya pengumuman peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal, pengumuman estimasi laba sebelum akhir tahun fiskal, pengumuman peramalan penjualan lainnya.

 Pengumuman dividen, pengumuman dividen kas, pengumuman dividen saham yang disampaikan oleh pihak perusahaan yang membayar dividen.

 Pengumuman pendanaan, seperti misalnya pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas, pengumuman yang berhubungan dengan utang, pengumuman sekuritas hibrid, pengumuman sewa guna, pengumuman persetujuan standby credit, pengumuman pelemparan saham kedua, pengumuman pemecahan saham, pengumuman pembelian saham kembali, pengumuman joint venture dan lainnya disampaikan oleh pihak perusahaan.

 Pengumuman investasi, seperti misalnya pengumuman eksplorasi, pengumuman usaha baru, pengumuman ekspansi pabrik,


(46)

pengumuman penutupan pabrik, pengumuman pengembangan R&D, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak perusahaan.  Pengumuman ketenaga kerjaan, seperti misalnya pengumuman

negoisasi-negoisasi, pengumuman kontrak baru, pengumuman pemogokkan, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak perusahaan.

 Pengumuman pemasaran-produksi-penjualan, seperti misalnya pengumuman pengiklanan, pengumuman rincian kontrak, pengumuman produk baru, pengumuman perubahan harga, pengumuman penarikan produk, pengumuman laporan-laporan produksi, pengumuman keamanan produk, pengumuman penjualan, pengumuman rincian jaminan, dan lainnya yang disampaikan oleh perusahaan.

 Pengumuman manajemen-direksi, seperti misalnya pengumuman susunan direksi, pengumuman manajemen, pengumuman pergantian manajemen, pengumuman rincian struktur organisasi, dan lainnya disampaikan oleh pihak perusahaan.

 Pengumuman merjer ambil alih penjualan, seperti misalnya pengumuman merjer, pengumuman investasi ekuitas, pengumuman mengambil alih, pengumuman diambil alih, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak perusahaan.

 Pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah, seperti misalnya pengumuman peraturan baru, pengumuman


(47)

investigasi-investigasi terhadap kegiatan perusahaan, penguman keputusan-keputusan regulator, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak pemerintah atau peregulasi.

 Pengumuman yang berhubungan dengan hukum, seperti misalnya pengumuman tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya, pengumuman tuntutan oleh perusahaan atau oleh manajernya, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak perusahaan.  Pengumuman industri sekuritas, seperti misalnya pengumuman

pertemuan tahunan, pengumuman perubahan-perubahan kepemilikan saham, pengumuman “heard on the street”, pengumuman “insider” trading, pengumuman harga dan volume perdagangan, pengumuman pembatasan perdagangan atau suspensi, dan lainnya yang disampaikan oleh pihak pasar modal.

Peristiwa kejadian merupakan suatu kegiatan atau kejadian yang terjadi yang mengandung informasi yang dapat mempengaruhi nilai dari perusahaan. Kegiatan atau peristiwa ini misalnya adalah pemogokan karyawan, gempa bumi, bom meletus, pemilihan presiden, dan lain sebagainya.

7. Sumber Peristiwa

Dilihat dari sumbernya, peristiwa-peristiwa dapat juga dikelompokkan ke dalam peristiwa-peristiwa dari dalam perusahaan dan luar perusahaan. Peristiwa-peristiwa dari dalam perusahaan, misalnya adalah sebagai berikut ini (Hartono, 2010):


(48)

 Pengumuman yang berhubungan dengan laba.  Pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan.  Pengumuman dividen.

 Pengumuman pendanaan  Pengumuman investasi

 Pengumuman ketenaga-kerjaan

 Pengumuman pemasaran-produksi-penjualan  Pengumuman manajemen-direksi

 Pengumuman merjer-ambil alih- divestasi

 Kejadian-kejadian di dalam perusahaan-perusahaan, seperti pemogokkan karyawan, kebakaran di lokasi perusahaan, pergantian direksi dan lainnya.

Peristiwa-peristiwa dari luar perusahaan, seperti misalnya sebagai berikut ini (Hartono, 2010):

 Pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah.  Pengumuan yang berhubungan dengan hukum  Pengumuman industri sekuritas

 Kejadian-kejadian gempa bumi, bom meletus, pemilihan presiden dan lain sebagainya.

8. Dampak Peristiwa

Dari dampaknya peristiwa-peristiwa dapat dikelompokkan mempunyai (Hartono, 2010):


(49)

b) Dampak seluruh perusahaan di suatu industri

c) Dampak umum pada seluruh perusahaan di pasar modal.

Peristiwa-peristiwa yang hanya mempunyai dampak spesifik pada perusahaan-perusahaan tertentu saja misalnya adalah (Hartono, 2010):

 Pengumuman yang berhubungan dengan laba  Pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan  Pengumuman dividen

 Pengumuman pendanaan  Pengumuman investasi

 Pengumuman ketenaga-kerjaan

 Pengumuman pemasaran-produksi-penjualan  Pengumuman manajemen-direksi

 Pengumuman merjer-ambil alih- divestasi  Pengumuman yang berhubungan dengan hukum

 Kejadian-kejadian di dalam perusahaan-perusahaan, seperti pemogokkan karyawan, kebakaran di lokasi perusahaan, pergantian direksi dan lainnya.

Peristiwa-peristiwa yang mempunyai dampak pada seluruh perusahaan di suatu industri misalnya adalah (Hartono, 2010):

 Pengumuman pemerintah yang dampaknya pada suatu industri, seperti misalnya pengumuman dari Bank Sentral yang efeknya pada perusahaan-perusahaan di industri perbankan,


(50)

peraturan-peraturan penggunaan metode akuntansi tertentu di industri oli dan minyak, peraturan baru di industri real estate dan lainnya.  Peristiwa alam seperti gempa bumi dan banjir yang dampaknya

pada perusahaan-perusahaan di industri tertentu.

Peristiwa-peristiwa yang mempunyai dampak umum seluruh perusahaan di pasar modal, misalnya adalah (Hartono, 2010):

 Pengumuman keputusan-keputusan regulator dan industri sekuritas untuk semua perusahaan di pasar modal.

 Kejadian-kejadian politik dan alam yang dampaknya terhadap semua perusahaan di pasar modal dan seperti misalnya bom meletus, pemilihan presiden dan lain sebagainya.

9. Waktu Peristiwa

Dari waktu kejadiannya, peristiwa-peristiwa dapat dikelompokkan menjadi peristiwa periodik atau sporadik. Peristiwa-peristiwa periodik terjadi secara periodic dengan waktu yang tertentu, misalnya terjadi tiap kuartal atau tiap tahun. Peristiwa-peristiwa periodik misalnya adalah pengumuman yang berhubungan dengan laba.

Peristiwa-peristiwa sporadik merupakan peristiwa yang terjadi dengan periode waktu yang tidak jelas. Peristiwa-peristiwa sporadik misalnya (Hartono, 2010):

 Pengumuman dividen


(51)

 Pengumuman yang berhubungan dengan hukum

 Kejadian-kejadian di dalam perusahaan-perusahaan, seperti pemogokkan karyawan, kebakaran di lokasi perusahaan, pergantian direksi dan lainnya

 Peristiwa alam seperti gempa bumi dan bajir yang terjadinya tidak dapat diperkirakan

 Kejadian-kejadian politik seperti bom meletus 10.Mengidentifikasi Peristiwa

Studi peristiwa mempelajari reaksi pasar sekitar terjadinya peristiwa (event). Banyak sekali peristiwa yang terjadi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dari banyak peristiwa yang terjadi perlu dipilih salah satu atau beberapa peristiwa yang akan diteliti pengaruhnya terhadap nilai-nilai perusahaan. peristiwa yang dipilih harus sesuai dengan topik dan isu penelitian (Hartono, 2010).

Beberapa sumber pubilkasi dapat dipilih untuk mengidentifikasi peristiwanya, diantaranya adalah surat kabar, majalah, tabloid keuangan, basis data profesional, pengumuman perusahaan di media, pengumuman pemerintah dan lain sebagainya. Menentukan peristiwa mana yang akan diteliti seharusnya sesuai dengan skema penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat meningkatkan pemahaman lebih lanjut dari yang sudah ada, atau dapat memecahkan konflik dari penelitian-penelitian sebelumya. Pemilihan peristiwa dalam studi peristiwa seharusnya juga mengikuti


(52)

perkembangan penelitian seperti itu yang menunjukkan ekspansi pengetahuan yang terakumulasi dan juga peningkatan kefokusan dari suatu topik.

11.Tanggal Peristiwa

Umumnya suatu studi peristiwa hanya melibatkan sebuah peristiwa tunggal (single event) saja. Peristiwa tunggal dapat berupa peristiwa tunggal pada waktu yang sama atau peristiwa tunggal pada waktu yang berbeda. Peristiwa tunggal dengan waktu yang sama merupakan sebuah peristiwa yang terjadi pada satu titik waktu tertentu yang mempunyai pengaruh pada banyak perusahaan. Sedangkan, peristiwa tunggal pada waktu yang berbeda yaitu peristiwa atau pengumuman sejenis yang dilakukan oleh perusahaan berbeda pada waktu yang berbeda juga (Hartono, 2010).

Studi peristiwa melibatkan sampel yang berisi dengan banyak perusahaan. Untuk tipe peristiwa tunggal dengan waktu yang berbeda maka perusahaan-perusahaan di sampel akan mempunyai waktu peristiwa yang berbeda. Waktu yang berbeda-beda ini dijadikan waktu yang sama secara relatif, yaitu dijadikan waktu yang disebut dengan waktu ke nol.

12.Ketepatan Tanggal Peristiwa

Satu hal yang penting dalam studi peristiwa adalah menentukan tanggal peristiwanya dengan tepat. Penentuan tanggal peristiwa harus ditentukan dengan tepat. Jika tidak tepat, maka reaksi psar dari


(53)

peristiwa tersebut tidak tertangkap, karena pasar bereaksi bukan pada waktu tersebut tetapi pada waktu lain yang tidak tertangkap. Konsepnya adalah menentukan tanggal peristiwa yang akan direaksi oleh pasar. Pasar akan bereaksi pada peristwa atau pengumuman pertama kali diterima oleh pasar bukan peristiwa atau pengumuman resmi berikutnya yang disampaikan oleh pihak terkait. Misalnya adalah peristiwa pengumuman dividen oleh emiten. Pengumuman dividen oleh emiten mempunyai tidak hanya satu tanggal atau waktu peristiwa, tetapi beberapa tanggal peristiwa seperti misalnya tanggal pengumuman ke publik, tanggal cum date, dan tanggal dibayarnya dividen karena pada tanggal ini pasar sudah mempunyai informasi terlebih dahulu mengenai kebijakan dividen tersebut. Pasar pertamakali menerima informasi pada saat pengumuman kebijakan dividen tersebut diumumumkan ke pasar, sehingga tanggal pengumuman ini diyakini sebagai tanggal pertama kali pasar mendapatkan informasi kebijakan dividen (Hartono, 2010).

Kebanyakan studi peristiwa menggunakan tanggal pengumuman berdasarkan sumber informasi tunggal saja, misalnya dari satu surat kabar saja. Penggunaan sumber informasi tunggal sering tidak mencukupi karena tanggal terjadinya peristiwa belum tentu merupakan tanggal pertama kali diterima publik di sumber tunggal tersebut. Pengaruh dari ketidaktepatan tanggal peristiwa akan mengakibatkan reaksi. Kesalahan reaksi yang terjadi dapat berupa


(54)

tidak terjadinya reaksi pada tanggal peristiwa yang salah atau terjadi reaksi yang tidak seharusnya. Sering kali studi peristiwa tidak menemukan reaksi yang signifikan di tanggal peristiwa karena pengambilan tanggal peristiwa yang salah. Tidak terjadinya reaksi ini dapat terjadi karena kemungkinan pasar sudah bereaksi sebelum pada tanggal peristiwa yang sebenarnya. Kemungkinan kesalahan reaksi yang kedua adalah pasar bereaksi yang tidak seharusnya bereaksi (Hartono, 2010).

13.Kabar Baik dan Kabar Buruk

Hartono (2010) berpendapat bahwa isu lain dari suatu peristiwa adalah arah pengaruh dari peristiwanya. Arah pengaruh dari peristiwa dapat berupa arah positif, tidak berarah, dan atau berarah negatif. Arah pengaruh posistif diperoleh jika dianggap peristiwanya merupakan suatu kabar baik (good news) bagi pasar sehingga pasar diharapkan juga akan bereaksi positif. Peristiwa tidak mempunyai arah pengaruh jika dianggap peristiwa tersebut tidak mengandung informasi atau tidak mengandung nilai ekonomis, sehingga diharapkan pasar tidak akan bereaksi terhadap peristiwa ini. Arah pengaruh negatif merupakan arah dari peristiwa kabar buruk (bad news) yang diharapkan pasar juga akan merespon negatif terhadap kabar buruk tersebut.

Memang umumnya arah dari pengaruh suatu peristiwa adalah sama satu arah untuk semua perusahaan di sampel. Misalnya


(55)

perusahaan-perusahaan yang mengumumkan peningkatan pembayaran dividen diharapkan sebagai suatu kabar baik (good news) bagi pasar. Karena sebagai kabar baik, maka diharapkan pasar juga akan bereaksi positif terhadap peristiwa pengumuman ini.

Kabar baik (good news) atau kabar bururk (bad news) dari suatu kejadian harus didasarkan pada teori atau logika yang kuat. Teori mana yang digunakan tergantung dari mana yang paling tepat di fenomenanya. Beberapa peristiwa mempunyai arah negatif (bad news). Peristiwa-peristiwa ini biasanya adalah peristiwa yang merugikan atau menurunkan nilai dari perusahaan. Tidak selalu arah dari suatu peristiwa ekonomi atau peristiwa politik adalah sama untuk semua perusahaan. sering juga peristiwa ekonomi dan politik mempunyai dua arah berbeda sekaligus untuk perusahaan yang berbeda.

C. Signaling Theory

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana efek pasarnya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.


(56)

Menurut Hartono (2014), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada waktu informasi diumumkan dan pelaku pasar menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Pengumuman yang memberikan sinyal positif akan mendorong investor untuk aktif melakukan perdagangan saham di bursa efek. Pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo memberikan sinyal positif kepada investor karena Joko Widodo dianggap memiliki rekam jejak kepemimpinan yang baik, khususnya saat menjadi walikota di Solo.

Joko Widodo akan memberikan kebijakan-kebijakan yang memajukan perusahaan, salah satunya memudahkan perijinan dengan cara semuanya diintegrasikan dalam satu kantor. Diharapkan dengan pengintegrasian ini, maka waktu pengurusan dapat di pangkas. Seperti yang dilakukan Joko Widodo di Solo pernah memangkas waktu perijinan yang sebelumnya enam bulan atau delapan bulan menjadi dua puluh enam hari.

Pengumuman yang memberikan sinyal negatif akan menahan investor untuk aktif melakukan perdagangan saham di bursa efek. Pengumuman inflasi yang terlalu tinggi memberikan sinyal negatif kepada investor karena akan menurunkan nilai riil dari uang dan daya saing eksport.


(57)

D. Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang pengaruh pengumuman politik terhadap respon pasar modal telah dilakukan oleh Rahayu (2007) dengan judul “Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Perombakan (Reshuffle) Terbatas Kabinet Indonesia Bersatu II” memberikan temuan bahwa pasar modal bereaksi positif dan signifikan terhadap pengumuman reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya rata-rata return tak normal yang positif dan signifikan di sekitar tanggal pengumuman. Reaksi pasar modal yang positif ini sesuai dengan signaling theory. Namun, hasil pengujian average abnoral return saham harian menunjukan bahwa peristiwa tersebut tidak signifikan pada tanggal peristiwa pengumuman Perombakan (Reshuffle) Terbatas Kabinet Indonesia Bersatu II.

Penelitian lainnya tentang “Pengaruh Pengumuman Pencalonan Presiden Joko Widodo 2014 Di Bursa Efek Indonesia “ di lakukan oleh Nailiu(2014). Hasil dari penelitian ini adalah pengumuman pencalonan Joko Widodo tidak berpengaruh terhadap pasar modal Indonesia. Hasil perhitungan return tak normal pada tanggal peristiwa pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo menunjukkan tidak signifikan.

Penelitian selanjutnya adalah penelitian Wardhani (2012) yang meneliti “Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran II 2012”. Hasil dari penelitian ini adalah pasar modal Indonesia merespon informasi dari peristiwa Pilkada DKI


(58)

Jakarta Putaran II 2012 sebagai kabar baik, ditunjukkan dengan munculnya rata-rata return tak normal yang bernilai positif dan signifikan di sekitar tanggal terjadinya peristiwa.. Dalam peristiwa ini investor mengharapkan Joko Widodo dan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta sehingga pasar modal bereaksi positif terhadap peristiwa tersebut.

Selanjutnya bukti empiris Nunuhitu (1999) (dikutip dalam Rahayu, 2007) menunjukkan bahwa pasar modal bereaksi positif terhadap peristiwa politik yang diharapkan, yaitu pengumuman Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) pada tanggal 6 Januari 1998. Hal ini dibuktikan dengan munculnya return tak normal positif yang signifikan pada hari ke 6, 7, dan 8 sesudah pengumuman. Dengan demikian menurut signaling theory pasar akan cenderung menginterpretasikan peristiwa pencalonan presiden Joko Widodo sebagai sinyal kinerja Joko Widodo saat ini maupun prospeknya di masa 5 tahun mendatang. Sinyal ini pada akhirnya akan mempengaruhi aktivitas di pasar modal (dicerminkan oleh pergerakan harga saham) sehingga pada akhirnya pasar modal akan bereaksi positif terhadap pengumuman yang diharapkan tersebut. Penelitian Nunuhitu (1999) mendukung signaling theory ini.

E. Hipotesis

Pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo muncul pada saat opini publik masyarakat membutuhkan pemimpin yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), memiliki rekam jejak kepemimpinan yang


(59)

baik serta mampu membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Hal ini ditanggapi positif oleh sejumlah pelaku pasar modal karena Joko Widodo dianggap mampu untuk mewujudkannya dan memberikan harapan baru bagi perekonomian Indonesia. Dengan demikian tanggapan sejumlah kalangan ini diduga menunjukkan reaksi pasar modal yang positif terhadap pengumuman tersebut, yang dicerminkan oleh return tak normal yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman. Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

HO : Pasar modal tidak bereaksi positif terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo

HA : Pasar modal bereaksi positif terhadap pengumuman pencalonan presiden Joko Widodo


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi peristiwa (event study). Menurut Hartono (2010) studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan, dan dapat diukur dengan menggunakan return tak normal dari sekuritas perusahaan yang bersangkutan. Event study ini dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari sebuah pengumuman (Hartono, 2010). Event study diartikan sebagai mempelajari pengaruh suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi (Tandelilin, 2009).

Studi peristiwa mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi sekuritas dan return sekuritas tersebut. Beberapa peristiwa, seperti perubahan regulasi atau kejutan ekonomi, mempengaruhi banyak sekuritas secara kontemporer. Peristiwa lain, seperti perubahan kebijakan dividen atau stock split, merupakan hal spesifik untuk masing-masing sekuritas (Kritzman, 1994). Lebih lanjut Kritzman (1994) mengatakan bahwa event study sering digunakan untuk menguji hipotesis pasar yang


(61)

efisien. Contoh, abnormal return yang muncul setelah suatu peristiwa terjadi atau abnormal returns yang berasosiasi dengan hipotesis pasar efisien pada peristiwa kontradiktif yang dapat diantisipasi. Selain dari pengujian pada efisiensi pasar, event study merupakan hal yang berharga dalam pengukuran besarnya dampak suatu peristiwa.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada 517 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan 2013 – 2014. Dari populasi yang sudah ditentukan maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2008) purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga data yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penelitian yang kompeten di bidangnya.

Pasar modal Indonesia merupakan pasar modal yang perdagangannya tipis sehingga tidak semua saham perusahaan diperdagangkan setiap hari. Artinya ada beberapa perusahaan yang sahamnya tidak diperjualbelikan bahkan sampai berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Oleh karena itu di dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan IHSG karena penulis anggap IHSG tidak benar-benar menggambarkan peristiwa pengumuman pencalonan presiden Joko


(62)

Widodo. IHSG sendiri adalah indeks keseluruhan perusahaan yang ada di dalam pasar modal di Indonesia. Indeks selain IHSG yang selanjutnya terkenal adalah LQ45.

Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktif diperdagangkan. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pemilihan saham yang masuk di LQ-45 adalah likuiditas dan kapitalisasi pasar dangan kriteria tertentu. Penulis tidak memilih indeks ini karena penulis menganggap sampel 45 perusahaan sangat sedikit untuk digunakan dalam penelitian ini, terlebih jika ada ketentuan lainnya. Oleh karena itu penulis memilih indeks Kompas 100 yang memiliki lebih banyak sampel dengan aspek yang hampir sama (likuiditas dan kapitalisasi pasar). Penulis berharap dengan sampel yang lebih banyak, maka akan lebih menggambarkan reaksi dari peristiwa tersebut.

Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung didalam indeks Kompas 100 dengan pertimbangan tertentu. Kriteria untuk pemilihan sampel perusahaan yang masuk dalam indeks Kompas 100 adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan ini mempunyai likuiditas yang baik

2. Perusahaan ini mempunyai kapitalisasi pasar yang tinggi 3. Perusahaan ini mempunyai fundamental yang kuat 4. Perusahaan ini mempunyai kinerja perusahaan yang baik


(63)

Pertimbangan tertentu pemilihan sampel dari 86 perusahaan yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Sampel yang diambil dalam penelitian adalah perusahaan yang berturut-turut tercatat dalam daftar saham Indeks Kompas 100 selama periode pengamatan yaitu periode Agustus 2013 s.d. Januari 2013 dan periode Februari 2014 s.d. Juli 2014. Dari 100 perusahaan yang terdaftar dalam periode pengamatan tersebut yang tidak tercatat secara berturut-turut selama periode pengamatan ada sejumlah 14 perusahaan. Sehingga perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian sebanyak 86 perusahaan.

2. Pada saat periode jendela, perusahaan tidak melakukan corporate action. Dari 86 perusahaan yang dijadikan sampel tidak ada yang melakukan corporate action, sehingga perusahaan yang menjadi sampel tetap sejumlah 86 perusahaan.

Berikut ini 86 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Kode Saham Nama Perusahaan Keterangan

1. AALI Astra Agro Lestari Tbk. Tetap

2. ACES Ace Hardware Indonesia Tbk. Tetap 3. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. Tetap

4. ADMG Polychem Indonesia Tbk. Tetap

5. ADRO Adaro Energy Tbk. Tetap

6. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Tetap


(1)

Kode Rt-13 Rt-12 Rt-11 Rt-10 Rt-9 Rt-8 Rt-7 Rt-6 Rt-5 AALI 0.0071 -0.0193 -0.0035 0.0276 0.0351 -0.0225 0.0345 0.0055 0.0358 ACES -0.0158 -0.0402 -0.0215 0.0292 -0.0025 -0.0153 -0.0020 0.0042 -0.0036 ADHI -0.0154 -0.0019 -0.0064 0.0274 -0.0169 -0.0049 0.0353 0.0170 0.0098 ADMG -0.0096 -0.0050 -0.0047 0.0185 -0.0092 -0.0001 0.0001 0.0139 0.0042 ADRO 0.0014 -0.0296 -0.0044 0.0172 0.0483 -0.0140 0.0365 0.0058 0.0013 AISA 0.0190 -0.0258 -0.0203 -0.0101 0.0282 -0.0256 0.0282 0.0114 -0.0024 AKRA 0.0040 -0.0093 -0.0005 0.0121 -0.0092 0.0086 0.0251 0.0119 -0.0058 ANTM -0.0060 -0.0149 0.0027 0.0107 -0.0022 0.0016 0.0043 0.0421 0.0457 APLN 0.0128 -0.0127 -0.0090 -0.0002 -0.0004 -0.0132 0.0213 0.0123 0.0210 ASII -0.0330 -0.0149 -0.0235 0.0204 0.0361 -0.0236 0.0038 0.0289 -0.0038 ASRI -0.0024 -0.0190 -0.0353 0.0248 -0.0098 -0.0189 0.0259 0.0078 0.0320 BBCA -0.0079 -0.0054 -0.0122 -0.0004 -0.0098 0.0022 0.0172 0.0048 -0.0007 BBKP -0.0042 -0.0116 0.0000 -0.0100 -0.0083 -0.0012 0.0184 0.0257 0.0124 BBNI -0.0190 -0.0273 -0.0297 0.0180 0.0088 -0.0239 0.0125 0.0252 0.0374 BBRI -0.0045 -0.0274 -0.0018 -0.0268 0.0063 -0.0053 -0.0115 0.0125 0.0229 BBTN -0.0059 -0.0497 0.0109 -0.0179 -0.0031 0.0147 0.0027 0.0023 0.0531 BDMN -0.0141 -0.0339 -0.0392 0.0464 -0.0270 0.0039 0.0154 0.0162 0.0258 BEST -0.0354 -0.0017 -0.0203 0.0335 -0.0027 -0.0541 0.0150 0.0149 0.0334 BHIT -0.0020 -0.0110 -0.0025 -0.0037 0.0324 -0.0185 0.0081 -0.0017 -0.0048 BIPI -0.0075 0.0016 -0.0089 -0.0084 0.0102 -0.0086 0.0096 0.0002 -0.0079 BJBR -0.0165 0.0126 -0.0060 -0.0064 -0.0205 -0.0064 0.0289 -0.0009 0.0124 BJTM 0.0016 -0.0044 -0.0212 -0.0010 -0.0020 -0.0093 0.0037 0.0054 0.0217 BKSL -0.0017 -0.0189 -0.0237 0.0420 -0.0058 -0.0181 0.0188 0.0005 0.0162 BMRI -0.0049 -0.0394 -0.0128 0.0036 0.0093 -0.0019 0.0012 0.0285 -0.0022 BMTR -0.0113 -0.0110 0.0173 0.0112 0.0142 -0.0278 0.0059 0.0102 0.0330 BRAU 0.0002 0.0061 0.0121 0.0061 0.0119 0.0004 -0.0164 0.0005 0.0060 BRMS -0.0087 -0.0174 0.0050 0.0002 0.0225 0.0003 0.0223 0.0049 -0.0042 BSDE -0.0158 -0.0220 -0.0469 0.0357 0.0120 -0.0180 0.0129 0.0059 0.0199 BTPN 0.0073 0.0128 -0.0510 0.0198 -0.0003 0.0002 0.0131 -0.0043 0.0024 BWPT -0.0166 -0.0134 0.0037 0.0120 0.0036 -0.0070 -0.0083 0.0030 0.0234 CPIN 0.0265 0.0008 -0.0140 0.0151 0.0074 -0.0169 -0.0084 0.0106 -0.0064 CTRA -0.0200 -0.0348 -0.0442 0.0436 -0.0136 -0.0091 0.0129 0.0225 0.0395 CTRS 0.0121 -0.0194 -0.0343 0.0195 0.0028 -0.0030 0.0116 0.0404 0.0235 DILD -0.0130 -0.0129 -0.0003 0.0019 0.0053 -0.0233 0.0002 0.0802 0.0353 ENRG 0.0604 -0.0421 -0.0526 -0.0018 -0.0119 -0.0125 0.0552 0.0099 -0.0129 ERAA 0.0116 -0.0054 -0.0259 -0.0160 0.0011 0.0324 0.0074 0.0107 0.0144 EXCL -0.0699 -0.0748 -0.0694 -0.0481 0.0050 -0.0942 -0.0720 -0.0595 -0.0579 GGRM -0.0072 -0.0234 -0.0053 0.0233 -0.0136 -0.0113 0.0012 0.0055 -0.0240 GIAA -0.0010 -0.0008 -0.0039 -0.0023 0.0002 -0.0022 0.0070 0.0130 -0.0049 GJTL -0.0420 -0.0249 -0.0231 -0.0011 0.0429 -0.0189 0.0059 0.0309 0.0225 HRUM -0.0082 -0.0224 -0.0078 0.0254 0.0133 -0.0146 0.0273 0.0077 -0.0057


(2)

Return Tak Normal Saham Individu Sampel

(Sambungan)

Kode Rt-13 Rt-12 Rt-11 Rt-10 Rt-9 Rt-8 Rt-7 Rt-6 Rt-5 INTP -0.0271 -0.0194 -0.0350 0.0231 0.0314 -0.0226 -0.0101 0.0055 0.0008 ISAT 0.0021 -0.0038 -0.0007 -0.0104 0.0157 -0.0038 0.0015 0.0011 -0.0013 ITMG -0.0246 -0.0203 -0.0067 0.0214 0.0188 -0.0203 0.0225 -0.0003 -0.0098 JPFA 0.0052 -0.0005 -0.0312 -0.0022 -0.0009 -0.0112 -0.0027 -0.0001 -0.0036 JSMR -0.0101 -0.0055 -0.0328 -0.0055 0.0282 -0.0007 0.0137 0.0088 -0.0055 KIJA -0.0057 -0.0146 -0.0192 0.0079 0.0034 -0.0284 -0.0011 -0.0012 0.0173 KLBF -0.0092 -0.0193 -0.0253 -0.0016 0.0347 -0.0151 -0.0004 -0.0006 -0.0092 LCGP 0.0452 0.0093 0.0595 -0.0069 -0.0133 0.0336 -0.0083 -0.0085 -0.0247 LPCK 0.0159 -0.0116 -0.0172 0.0448 -0.0201 -0.0310 0.0112 0.0245 0.0220 LPKR -0.0158 -0.0101 -0.0074 0.0127 -0.0075 -0.0083 -0.0061 -0.0013 0.0167 LSIP -0.0014 -0.0167 0.0161 0.0360 -0.0044 -0.0139 -0.0168 0.0547 0.0379 MAIN 0.0117 -0.0131 -0.0033 -0.0020 0.0178 -0.0001 0.0078 0.0210 -0.0129 MAPI -0.0277 -0.0024 -0.0049 0.0055 0.0061 -0.0234 -0.0080 0.0066 -0.0173 MDLN -0.0318 0.0006 -0.0009 0.0178 0.0015 -0.0036 0.0163 -0.0006 0.0006 MEDC -0.0075 -0.0208 -0.0008 -0.0020 0.0152 0.0024 0.0474 0.0112 0.0191 MNCN -0.0067 -0.0025 0.0164 -0.0102 0.0264 -0.0178 0.0205 -0.0016 -0.0005 MPPA -0.0186 -0.0120 -0.0295 -0.0030 0.0657 -0.0099 -0.0011 0.0083 0.0044 MYRX 0.0086 -0.0002 -0.0091 0.0085 0.0431 -0.0254 0.0080 -0.0005 -0.0087 PGAS -0.0001 -0.0100 -0.0170 0.0072 0.0001 0.0082 0.0012 0.0113 0.0000 PNBN -0.0119 0.0010 -0.0195 0.0029 0.0047 -0.0087 0.0066 -0.0002 0.0010 PNLF -0.0064 -0.0059 -0.0071 0.0029 0.0003 -0.0415 -0.0098 0.0013 -0.0176 PTBA -0.0086 -0.0058 0.0092 0.0193 0.0278 -0.0202 0.0231 0.0041 0.0023 PTPP -0.0037 -0.0039 -0.0187 0.0247 -0.0185 0.0064 0.0586 0.0119 0.0157 PTRO 0.0061 -0.0119 0.0494 0.0332 -0.0113 -0.0148 0.0054 0.0122 -0.0012 PWON -0.0261 -0.0617 -0.0092 0.0212 0.0155 -0.0158 0.0351 0.0363 -0.0025 RALS 0.0119 -0.0060 -0.0007 0.0093 0.0207 -0.0048 0.0001 -0.0037 -0.0165 SCMA -0.0042 0.0035 0.0069 0.0339 0.0361 -0.0009 0.0112 -0.0205 0.0155 SIMP -0.0160 -0.0160 0.0250 0.0042 0.0633 0.0223 -0.0017 0.0341 0.0666 SMCB 0.0047 0.0069 -0.0271 0.0054 0.0245 0.0094 0.0181 0.0552 -0.0257 SMGR -0.0128 -0.0180 -0.0198 0.0041 0.0371 -0.0211 -0.0009 0.0110 0.0139 SMRA 0.0133 -0.0153 -0.0258 -0.0211 0.0031 -0.0166 0.0584 -0.0021 0.0227 SSIA -0.0108 -0.0227 -0.0156 0.0146 -0.0217 -0.0224 0.0289 -0.0030 0.0445 TBIG -0.0176 0.0110 0.0033 -0.0132 0.0238 -0.0249 0.0077 -0.0128 -0.0095 TINS -0.0150 -0.0399 -0.0039 -0.0030 0.0157 -0.0133 -0.0006 0.0077 -0.0084 TLKM -0.0100 -0.0354 -0.0018 0.0004 0.0179 -0.0104 0.0004 0.0091 -0.0039 TMPI 0.0007 -0.0032 -0.0009 0.0000 0.0120 -0.0060 0.0023 -0.0045 -0.0033 TRAM -0.0047 -0.0012 -0.0005 0.0005 0.0080 -0.0102 -0.0017 0.0034 -0.0041 UNTR -0.0056 -0.0042 -0.0093 0.0109 0.0217 -0.0079 0.0096 0.0173 0.0294 UNVR 0.0128 -0.0025 0.0035 -0.0004 0.0009 -0.0129 -0.0006 0.0193 -0.0095 WIKA -0.0005 0.0299 0.0002 0.0276 -0.0023 0.0015 0.0362 0.0187 -0.0050


(3)

Kode Rt-4 Rt-3 Rt-2 Rt-1 Rt-0 Rt+1 Rt+2 Rt+3 AALI 0.0391 0.0094 -0.0051 -0.0159 -0.0443 -0.0110 0.0005 -0.0062 ACES -0.0022 -0.0148 0.0105 -0.0156 -0.0213 -0.0217 0.0441 -0.0081 ADHI -0.0037 0.0042 0.0572 -0.0034 0.0390 0.0798 -0.0137 -0.0228 ADMG 0.0046 -0.0045 0.0000 -0.0093 0.0046 0.0046 0.0227 0.0002 ADRO -0.0041 -0.0139 -0.0341 -0.0196 0.0273 0.0009 0.0112 -0.0044 AISA -0.0145 -0.0068 -0.0043 -0.0150 0.0246 0.0034 0.0058 -0.0165 AKRA -0.0018 0.0098 -0.0080 -0.0178 -0.0061 0.0272 0.0558 -0.0061 ANTM 0.0036 -0.0231 0.0170 -0.0170 0.0128 0.0035 -0.0012 0.0275 APLN 0.0036 -0.0169 0.0623 0.1021 -0.0148 0.0430 0.0343 -0.0040 ASII -0.0040 0.0387 -0.0041 -0.0060 0.0065 0.0716 0.0154 -0.0279 ASRI -0.0009 -0.0175 0.0411 -0.0098 -0.0009 0.0316 0.0384 -0.0081 BBCA 0.0000 -0.0119 -0.0120 -0.0076 0.0000 0.0651 -0.0137 -0.0159 BBKP -0.0069 -0.0151 0.0088 -0.0098 0.0011 0.0251 0.0479 0.0098 BBNI 0.0027 0.0026 0.0015 -0.0024 0.0007 0.0654 -0.0054 -0.0189 BBRI -0.0301 -0.0203 0.0152 -0.0111 0.0180 0.1033 -0.0305 -0.0304 BBTN 0.0147 -0.0276 0.0276 0.0041 0.0184 0.0502 -0.0064 0.0217 BDMN -0.0017 -0.0397 0.0042 -0.0142 0.0236 0.0135 0.0203 0.0019 BEST 0.0055 0.0055 0.0971 -0.0022 -0.0106 0.0276 0.0416 -0.0742 BHIT 0.0201 -0.0050 0.0104 0.0394 0.0161 -0.0104 -0.0136 0.0141 BIPI 0.0098 0.0098 0.0097 -0.0083 0.0191 -0.0090 -0.0090 -0.0190 BJBR -0.0152 -0.0154 -0.0010 -0.0065 0.0138 0.0087 -0.0058 -0.0007 BJTM -0.0013 -0.0099 -0.0036 -0.0096 0.0053 0.0051 -0.0015 -0.0004 BKSL 0.0005 -0.0112 0.0939 -0.0167 0.0222 0.0111 0.0425 0.0010 BMRI -0.0176 -0.0071 0.0173 -0.0180 0.0065 0.0897 -0.0190 -0.0266 BMTR 0.0652 -0.0016 0.0151 -0.0214 -0.0015 -0.0162 0.0089 0.0076 BRAU -0.0052 -0.0167 0.0064 0.0120 0.0005 0.0120 0.0289 -0.0049 BRMS 0.0218 -0.0200 0.0006 0.0002 0.0260 -0.0117 -0.0244 0.0094 BSDE 0.0279 0.0115 0.0205 -0.0020 -0.0037 0.0112 0.0110 -0.0147 BTPN -0.0043 0.0040 0.0422 -0.0174 0.0127 0.0783 0.0147 -0.0117 BWPT -0.0007 -0.0220 -0.0042 -0.0211 -0.0302 0.0033 -0.0192 0.0333 CPIN 0.0068 0.0007 0.0007 -0.0054 0.0021 0.0234 0.0111 -0.0123 CTRA -0.0081 -0.0217 0.0503 0.0050 -0.0166 0.0479 0.0586 -0.0190 CTRS -0.0134 -0.0034 0.0193 -0.0240 0.0358 0.0120 0.0293 -0.0047 DILD 0.0149 0.0371 -0.0030 0.0058 0.0067 0.0160 0.0734 -0.0218 ENRG -0.0006 -0.0112 -0.0220 -0.0127 0.1093 -0.0601 -0.0113 -0.0107 ERAA 0.0265 -0.0025 0.0225 -0.0389 -0.0057 -0.0089 0.0295 -0.0182 EXCL -0.0629 -0.0741 -0.0617 -0.0447 -0.0572 -0.0606 -0.0650 -0.0577 GGRM 0.0017 0.0005 -0.0090 -0.0050 0.0279 0.0088 -0.0175 -0.0244 GIAA 0.0025 0.0067 -0.0118 0.0018 0.0006 -0.0015 -0.0016 0.0009 GJTL 0.0051 0.0050 -0.0038 -0.0011 0.0248 0.0561 0.0005 -0.0287 HRUM -0.0110 -0.0071 -0.0137 -0.0157 0.0234 -0.0160 0.0121 0.0022


(4)

Return Tak Normal Saham Individu Sampel

(Sambungan)

Kode Rt-4 Rt-3 Rt-2 Rt-1 Rt-0 Rt+1 Rt+2 Rt+3 INTP 0.0190 0.0118 -0.0059 -0.0249 -0.0014 0.0796 0.0193 -0.0212 ISAT 0.0023 -0.0003 -0.0003 -0.0042 0.0024 0.0048 0.0059 0.0018 ITMG -0.0024 -0.0005 0.0064 -0.0252 0.0158 -0.0206 -0.0007 -0.0166 JPFA -0.0160 -0.0132 0.0520 0.0102 -0.0093 0.0029 0.0181 -0.0173 JSMR 0.0087 0.0041 -0.0004 -0.0097 -0.0004 0.0541 0.0254 -0.0086 KIJA -0.0057 -0.0058 0.0357 0.0121 0.0208 0.0203 0.0997 -0.0011 KLBF 0.0029 -0.0077 0.0028 -0.0051 -0.0006 0.0417 0.0094 -0.0203 LCGP -0.0019 -0.0153 0.0003 -0.0069 -0.0086 -0.0019 -0.0199 -0.0039 LPCK 0.0002 0.0034 0.0259 -0.0386 0.0035 0.0002 0.0001 -0.0314 LPKR 0.0776 0.0375 -0.0062 0.0201 0.0079 0.0351 0.0953 0.0036 LSIP 0.0291 0.0150 -0.0151 -0.0600 -0.0181 0.0301 0.0200 -0.0199 MAIN 0.0071 -0.0012 0.0069 -0.0222 -0.0216 0.0100 0.0070 0.0013 MAPI -0.0084 0.0142 0.0289 0.0090 -0.0080 0.0063 -0.0046 -0.0364 MDLN 0.0065 0.0017 0.0231 0.0268 0.0087 -0.0004 0.0109 -0.0069 MEDC 0.0107 -0.0003 0.0033 -0.0074 0.0089 0.0051 -0.0092 -0.0189 MNCN 0.0358 0.0022 0.0573 -0.0056 -0.0015 -0.0359 -0.0355 -0.0033 MPPA -0.0010 0.0060 0.0150 0.0130 0.0212 0.0381 0.0429 -0.0012 MYRX -0.0005 -0.0090 -0.0005 -0.0089 0.0256 -0.0089 0.0252 -0.0089 PGAS -0.0078 0.0002 -0.0089 0.0143 0.0383 0.0195 0.0049 -0.0233 PNBN -0.0064 -0.0127 -0.0006 -0.0095 -0.0002 0.0058 -0.0006 0.0072 PNLF -0.0066 0.0446 -0.0028 -0.0085 -0.0026 0.0011 0.0122 -0.0091 PTBA -0.0064 0.0146 0.0066 -0.0258 0.0149 -0.0093 0.0067 0.0046 PTPP 0.0018 0.0049 0.0300 -0.0041 0.0075 0.0915 -0.0128 -0.0187 PTRO -0.0148 -0.0082 0.0055 -0.0046 -0.0014 -0.0116 0.0021 0.0020 PWON 0.0062 0.0201 0.0251 -0.0095 0.0166 -0.0023 0.0187 -0.0377 RALS 0.0140 -0.0144 -0.0003 -0.0087 0.0178 0.0103 -0.0353 0.0004 SCMA 0.0286 0.0175 0.0004 -0.0092 -0.0147 0.0292 0.0184 -0.0128 SIMP 0.0306 0.0243 -0.0172 -0.0335 -0.0232 0.0255 -0.0179 0.0038 SMCB 0.0190 -0.0022 0.0072 -0.0291 0.0036 0.0728 -0.0003 -0.0071 SMGR 0.0123 -0.0009 0.0089 -0.0221 -0.0026 0.0587 0.0303 -0.0266 SMRA -0.0114 0.0027 0.0260 -0.0106 -0.0113 0.0350 0.0248 -0.0502 SSIA -0.0206 -0.0150 0.0571 -0.0040 0.0140 -0.0031 0.1812 -0.0545 TBIG 0.0077 -0.0006 0.0117 -0.0132 -0.0088 0.0118 -0.0006 0.0037 TINS -0.1981 -0.0390 0.0100 -0.0307 0.0018 -0.0239 -0.0042 0.0114 TLKM -0.0061 -0.0475 -0.0019 -0.0065 0.0119 0.0415 -0.0128 -0.0174 TMPI 0.0018 0.0017 -0.0005 -0.0043 -0.0003 -0.0089 -0.0005 0.0005 TRAM 0.0033 0.0002 0.0030 -0.0052 0.0005 -0.0054 0.0030 -0.0040 UNTR -0.0311 -0.0037 0.0234 -0.0178 0.0143 0.0203 -0.0011 -0.0010 UNVR -0.0092 0.0033 0.0060 -0.0057 0.0041 0.0077 0.0182 0.0441 WIKA -0.0213 0.0073 0.0094 -0.0234 0.0187 0.0905 -0.0118 -0.0228


(5)

Kode Rt-3 Rt-2 Rt-1 Rt-0 Rt+1 Rt+2 Rt+3 AALI 0.1554 -0.0843 -0.2638 -0.7337 -0.1815 0.0078 -0.1027 ACES -0.2432 0.1718 -0.2563 -0.3490 -0.3560 0.7229 -0.1332 ADHI 0.0555 0.7620 -0.0459 0.5190 1.0621 -0.1820 -0.3030 ADMG -0.0435 0.0003 -0.0900 0.0449 0.0446 0.2202 0.0016 ADRO -0.1888 -0.4631 -0.2660 0.3702 0.0116 0.1517 -0.0595 AISA -0.1670 -0.1040 -0.3670 0.6005 0.0830 0.1425 -0.4033 AKRA 0.2072 -0.1691 -0.3766 -0.1297 0.5743 1.1776 -0.1286 ANTM -0.4844 0.3558 -0.3548 0.2676 0.0730 -0.0256 0.5759 APLN -0.3130 1.1512 1.8875 -0.2733 0.7945 0.6331 -0.0735 ASII 0.9275 -0.0974 -0.1433 0.1565 1.7174 0.3680 -0.6683 ASRI -0.1728 0.4061 -0.0967 -0.0085 0.3126 0.3797 -0.0798 BBCA -0.0226 -0.0228 -0.0145 0.0001 0.1239 -0.0261 -0.0303 BBKP -0.8005 0.4675 -0.5213 0.0563 1.3303 2.5427 0.5203 BBNI 0.0618 0.0361 -0.0582 0.0167 1.5717 -0.1307 -0.4531 BBRI -0.4063 0.3042 -0.2230 0.3603 2.0717 -0.6124 -0.6096 BBTN -0.5744 0.5740 0.0850 0.3830 1.0464 -0.1330 0.4527 BDMN -0.7049 0.0739 -0.2515 0.4182 0.2403 0.3599 0.0340 BEST 0.0350 0.6188 -0.0140 -0.0673 0.1759 0.2649 -0.4732 BHIT -0.1778 0.3735 1.4080 0.5761 -0.3714 -0.4861 0.5040 BIPI 0.5823 0.5776 -0.4907 1.1320 -0.5345 -0.5360 -1.1304 BJBR -0.4026 -0.0265 -0.1691 0.3591 0.2264 -0.1517 -0.0173 BJTM -0.4266 -0.1538 -0.4156 0.2273 0.2201 -0.0635 -0.0157 BKSL -0.2255 1.8965 -0.3378 0.4491 0.2235 0.8571 0.0205 BMRI -0.1436 0.3494 -0.3637 0.1303 1.8107 -0.3828 -0.5369 BMTR -0.0377 0.3563 -0.5060 -0.0343 -0.3824 0.2117 0.1791 BRAU -0.4923 0.1868 0.3516 0.0154 0.3531 0.8502 -0.1447 BRMS -0.2486 0.0079 0.0030 0.3228 -0.1451 -0.3026 0.1169 BSDE 0.1427 0.2537 -0.0247 -0.0452 0.1387 0.1358 -0.1820 BTPN 0.1749 1.8655 -0.7688 0.5608 3.4576 0.6479 -0.5150 BWPT -0.4659 -0.0886 -0.4476 -0.6392 0.0706 -0.4066 0.7053 CPIN 0.0126 0.0122 -0.0956 0.0362 0.4110 0.1950 -0.2165 CTRA -0.1888 0.4376 0.0431 -0.1445 0.4167 0.5094 -0.1649 CTRS -0.0320 0.1805 -0.2241 0.3347 0.1117 0.2739 -0.0443 DILD 0.5738 -0.0459 0.0900 0.1032 0.2470 1.1367 -0.3377 ENRG -0.1248 -0.2442 -0.1404 1.2126 -0.6667 -0.1252 -0.1192 ERAA -0.0267 0.2374 -0.4098 -0.0605 -0.0939 0.3109 -0.1922 EXCL -1.4684 -1.2221 -0.8846 -1.1337 -1.1999 -1.2885 -1.1422 GGRM 0.0142 -0.2384 -0.1324 0.7375 0.2324 -0.4637 -0.6454 GIAA 0.5428 -0.9461 0.1439 0.0463 -0.1236 -0.1287 0.0753 GJTL 0.0770 -0.0588 -0.0173 0.3852 0.8716 0.0081 -0.4466 HRUM -0.1301 -0.2489 -0.2851 0.4258 -0.2913 0.2207 0.0398 ICBP -0.0530 0.3836 -0.0354 0.0977 0.2376 0.1605 -0.8021 IMAS 0.2227 -0.1456 -0.0430 0.0473 -0.3262 0.0354 0.2715 INCO -0.4505 0.1373 -0.2870 0.0369 -0.1270 -0.0045 0.1834 INDF -0.1379 0.4769 0.2180 0.7095 0.2216 -0.3682 -0.8404 INDY -0.1946 -0.1992 -0.1067 0.1919 0.1885 -0.3312 0.2088


(6)

t-hitung

(Sambungan)

Kode Rt-3 Rt-2 Rt-1 Rt-0 Rt+1 Rt+2 Rt+3 LPCK 0.0295 0.2256 -0.3362 0.0304 0.0013 0.0006 -0.2732 LPKR 0.8367 -0.1393 0.4486 0.1763 0.7826 2.1264 0.0808 LSIP 0.2156 -0.2169 -0.8622 -0.2608 0.4322 0.2879 -0.2853 MAIN -0.0262 0.1458 -0.4711 -0.4594 0.2130 0.1484 0.0284 MAPI 0.1638 0.3331 0.1039 -0.0924 0.0728 -0.0526 -0.4195 MDLN 0.0060 0.0808 0.0936 0.0305 -0.0015 0.0381 -0.0239 MEDC -0.0049 0.0627 -0.1396 0.1691 0.0977 -0.1744 -0.3591 MNCN 0.0508 1.3301 -0.1298 -0.0342 -0.8339 -0.8228 -0.0775 MPPA 0.1372 0.3467 0.2988 0.4882 0.8779 0.9892 -0.0275 MYRX -0.2493 -0.0129 -0.2470 0.7077 -0.2474 0.6960 -0.2458 PGAS 0.0049 -0.2459 0.3950 1.0584 0.5390 0.1357 -0.6448 PNBN -0.2184 -0.0096 -0.1626 -0.0039 0.0995 -0.0108 0.1245 PNLF 0.7868 -0.0495 -0.1490 -0.0455 0.0189 0.2156 -0.1608 PTBA 0.3938 0.1786 -0.6938 0.4013 -0.2495 0.1800 0.1240 PTPP 0.0739 0.4504 -0.0623 0.1127 1.3736 -0.1923 -0.2805 PTRO -0.2715 0.1817 -0.1547 -0.0461 -0.3857 0.0689 0.0661 PWON 0.1792 0.2236 -0.0848 0.1482 -0.0209 0.1664 -0.3353 RALS -0.2757 -0.0065 -0.1666 0.3405 0.1975 -0.6761 0.0075 SCMA 0.3102 0.0072 -0.1636 -0.2604 0.5183 0.3265 -0.2266 SIMP 0.4292 -0.3037 -0.5913 -0.4101 0.4497 -0.3155 0.0674 SMCB -0.0417 0.1376 -0.5523 0.0687 1.3827 -0.0064 -0.1353 SMGR -0.0315 0.2970 -0.7416 -0.0863 1.9660 1.0155 -0.8916 SMRA 0.0275 0.2689 -0.1096 -0.1165 0.3617 0.2561 -0.5188 SSIA -0.1105 0.4209 -0.0294 0.1035 -0.0226 1.3352 -0.4013 TBIG -0.0165 0.3137 -0.3540 -0.2356 0.3170 -0.0170 0.0995 TINS -0.1605 0.0410 -0.1264 0.0075 -0.0984 -0.0173 0.0471 TLKM -1.3539 -0.0540 -0.1850 0.3400 1.1816 -0.3636 -0.4951 TMPI 0.0173 -0.0048 -0.0436 -0.0027 -0.0912 -0.0052 0.0054 TRAM 0.0303 0.4082 -0.6999 0.0670 -0.7233 0.4015 -0.5378 UNTR -0.0779 0.4912 -0.3727 0.2995 0.4267 -0.0241 -0.0211 UNVR 0.1115 0.2018 -0.1932 0.1385 0.2595 0.6163 1.4946 WIKA 0.1107 0.1428 -0.3563 0.2842 1.3773 -0.1795 -0.3474


Dokumen yang terkait

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP RETURN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERGABUNG DALAM INDEKS KOMPAS 100 PERIODE 2009-2011

0 21 80

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERGABUNG DALAM INDEKS KOMPAS 100 BEI PERIODE 2009-2012

0 9 46

PENGARUH PENGUMUMAN KABINET KERJA JOKO WIDODO TERHADAP PERUBAHAN REAKSI PASAR MODAL PADA Pengaruh Pengumuman Kabinet Kerja Joko Widodo Terhadap Perubahan Reaksi Pasar Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

1 4 19

PENGARUH PENGUMUMAN KABINET KERJA JOKO WIDODO TERHADAP PERUBAHAN REAKSI PASAR MODAL PADA Pengaruh Pengumuman Kabinet Kerja Joko Widodo Terhadap Perubahan Reaksi Pasar Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pengumuman Kabinet Kerja Joko Widodo Terhadap Perubahan Reaksi Pasar Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 5

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP BETA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEKS KOMPAS 100.

0 1 151

ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM INDEKS KOMPAS 100

1 5 132

Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat

0 0 21

Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat

0 0 21

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL (Studi pada Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Kompas 100 di BEl tahun 2013-2015)

0 0 19