PENGARUH MEDIA VIDEO BERBASIS NILAI TERHADAP PENGEMBANGAN WATAK KEWARGANEGARAAN (CIVIC DISPISITIONS) SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN : Studi Quasi Eksperimen di SMP Negeri I Ibun Kab. Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman Judul………. Lembar Pengesahan……….

Pernyataan………... i

Kata Pengantar………. ii

Ucapan Terima Kasih……….. iii

Abstrak……… v

Daftar Isi……….. vi

Daftar Tabel……….. ix

Daftar Gambar……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Identifikasi Masalah……… 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 9

D. Variabel Penelitian……….. 11

E. Asumsi dan Hipotesis Penelitian………. 12

F. Metodelogi Penelitian……….. 13

G. Paradigma Penelitian……… 14

H. Stuktur Organisasi Tesis……….. 15

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Media Video Berbasis Nilai a. Pengertian Media Pembelajaran……… 17

b. Video Sebagai Media Audio- Visual……… 21

c. Pendidikan Nilai……… 27

B. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pengertian Pembelajaran……… 31

b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)…….. 37

c. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)………. 39

d. Ruang Lingkup dan Materi Pendidikan Kewarganegaraan(PKn)………. 41

e. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)………. 44

f. Aspek-aspek Kompetensi Dalam pemnelajaran PKn… 46 C. Watak Kewarganegaraan a. Pengertian Karakter……… 50

b. Nilai-Nilai Karakter Yang Dikembangkan Di Sekolah.. 52

c. Karakter Privat dan Karakter Publik……….. 54

d. Aspek-Aspek Dalam Pengembangan Karakter Privat dan Karakter Publik………. 60

e. Hasil Penelitian yang Relevan……….. 61

BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian a. Profil Sekolah……… 65


(2)

D. Definisi Operasional………. 75

E. Instrument Penelitian……… 79

F. Pengujian Instrumen a. Strategi Pengembangan Instrumen ……… 81

b. Pengujian Validitas……….. 82

c. Pengujian Realibilitas……….. 85

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian………… 88

H. Analisis Data a. Uji Homogenitas……….. 90

b. Uji Normalitas………. 91

c. Analisis Deskriftif……… 91

d. Uji Hipotesis……… 92

e. Uji N-Gain………... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Analisis Deskriftif……… 94

b. Deskriftif Skor N-Gain Yang Ternormalisasi……….. 105

B. Pengujian Statistik………. 108

C. Pembahasan Hasil Penelitian a. Proses Pembelajaran……….. 120

b. Hasil Pengujian Hipotesis………. 126

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……… 143

B. Rekomendasi……… 145 DAFTAR FUSTAKA


(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

bangsa, karena melalui pendidikan kita bisa mengarahkan, menuntun dan

membina insan-insan yang cerdas, berakhlak mulia serta mandiri. Hal ini sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional yaitu :

Tujuan penyelenggaraan pendidikan mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur, beretos kerja dan disiplin, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, memasyarakatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai luhur budaya bangsa yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan. (Undang-Undang No.20 Tahun 2003).

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peseta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (pasal 1 ayat 1 UU No.20

tahun 2003).

Masalah pendidikan adalah isu yang tidak habis-habisnya dibicarakan di

Indonesia. Dalam masyarakat kita kata pendidikan selalu berasosiasi dengan

pendidikan formal atau persekolahan. Setelah beberapa dasawarsa sejarah


(4)

mengalami banyak kemajuan, namun masih menyisakan banyak masalah yang

justru lebih esensial dari sekadar peningkatan jumlah sekolah formal di Indonesia.

Persaingan Indonesia sebagai negara berkembang jika dituntut dalam segi

pendidikan saat ini boleh dikatakan dalam level yang masih kurang baik.

Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang

dirilis UNESCO tahun 2012, menempatkan Indonesia pada peringkat 64 dari 120

negara dalam Education Development Index (EDI). Total nilai EDI diperoleh dari

rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan

dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut

kesetaraan gender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar

(SD). Global Monitoring Report ini adalah laporan yang digunakan sebagai hasil

dari monitoring kualitas pendidikan negara-negara di dunia. Selain itu,

laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan pula bahwa setiap

menit ada empat anak yang putus sekolah. Bahkan pada tahun 2010 usia sekolah

yakni 7-15 tahun yang terancam putus sekolah sebanyak 1,3 juta. Itu artinya,

bahwa Indonesia belum sepenuhnya terlepas dari pemerataan pendidikan meski

sudah cukup lama Indonesia menerapkan wajib belajar 9 tahun.

Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan pemerintah dan masyarakat

berusaha untuk menyelenggarakan pendidikan yang pada prinsipnya merupakan

sarana yang mendasar untuk memperoleh kelangsungan hidup manusia, dan

merupakan salah satu infrastruktur untuk mengembangkan sumber daya manusia


(5)

pendidikan formal memegang peranan penting dalam menumbuhkembangkan

sikap dan perilaku dikalangan siswa.

Sehubungan dengan itu Djahiri (1985:4) menegaskan bahwa:

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan tempat belajar anak didik dalam berusaha membina, mengembangkan dan menyempurnakan potensi dirinya serta dunia kehidupan dimasa depannya. Sekolah merupakan salah satu tempat mempersiapkan generasi muda mendatang menjadi manusia dewasa dan berbudaya.

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan

potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas

kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota

masyarakat. Dengan kata lain sekolah sebagai masyarakat belajar berperan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti menumbuhkan, memotivasi dan

mengembangkan nilai-nilai budaya yang mencakup etika, logika, estetika dan

praktika, sehingga tercipta manusia Indonesia yang utuh dan berakar pada budaya

bangsa.

Sejalan dengan itu, mata pelajaran PKn diharapkan akan mampu

membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat

mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Seperti yang kita ketahui bahwa

tujuan umum PKn itu sendiri adalah mendidik warga negara agar menjadi warga

negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, Pancasila


(6)

Sebagaimana dikemukakan oleh Winataputra dan Budimansyah (2007:86)

bahwa konfigurasi atau kerangka sistematik PKn dibangun atas dasar peradigma

sebagai berikut :

a. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.

b. PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela Negara.

c. PKn secara programatif dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isis yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokrasi, dan bela Negara.

Dari pendapat di atas, maka tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan kognitif saja, melainkan aspek

afektif, serta psikomotor, yang didalamnya terdapat nilai-nilai pancasila sebagai

ideologi negara yang direfleksikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Menyoroti permasalah yang sering terjadi dalam proses pembelajaran ,

yaitu bagaimana kurangnya penanaman watak-watak kewarganegaraan siswa

(civic disposition) yang dimiliki siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Keadaan demikian dirasakan oleh guru Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) sebagai penghambat tercapainya tujuan Pendidikan


(7)

wearganegara yang baik (to be good citizens) yakni warganegara yang memiliki

kecerdasan (civic intelligence), rasa bangga dan tanggung jawab (civic

responsibility), dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat (civic participation).

Watak Kewarganegaraan siswa (civic dispocition) dalam proses belajar

mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar,

untuk itu partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menerapkan prinsip belajar

siswa aktif, artinya keaktifan siswa menjadi prioritas dalam proses pembelajaran.

Sejalan dengan itu Cogan (1998:13) mengemukakan:

Citizenshif education has beeb described asa the contribution of education of education to the development of those characteristics of being a citizen, and the process of teaching society’s rules, institutions, and organizations, and the role od citizens the well-fungtioning of society.

Berdasarkan pendapat Cogan tersebut bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan digambarkan sebagai kontribusi pendidikan untuk

pengembangan pendidikan karakter-karakter warganegara, dan proses tentang

aturan-aturan pengajaran masyarakat, istitusi, dan organisasi-organisasi dan peran

warganegara dalam masyarakat.

Dari uraian diatas maka terdapat tiga komponen utama yang perlu

dipelajari dalan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu civic knowledge, civic skill,


(8)

adanya pengembangan karakter privat dan karakter publik. Quigley

(Winataraputra dan Budimansyah, 2007:61) bahwa :

“….Civility (resfect and civil discourse), individual responsibility, self discipline, civic mindedness, open-mindedness (openness, skepticism, recognition of ambiguity), compromise (conflict of principles, compassion, generosity, and loyality to the nation and its principles.”

Dari ungkapan Quigley bahwa kesopanan mencakup penghormatan dan

interaksi manusiawi, tanggung jawab individual, disiplin diri, kepedulian terhadap

masyarakat, keterbukaan pikiran yang mencakup keterbukaan sikap, kompromi,

toleransi terhadap keragaman, kesadaran dan keajekan, keharuan, kemurahan hati,

dan kesetiaan terhadap bangsa dan segala prinsipnya.

Efektifitas suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah guru, siswa, materi dan media pembelajaran serta evaluasi.

Dalam hal ini guru dan siswa merupakan dua faktor yang penting atau paling

utama dalam pendidikan. Selain itu tugas guru sebagai salah satu komponen

penting dalam proses pembelajaran harus mempunyai kreativitas untuk meramu

suatu pembelajaran yang disenangi siswa. Faktor penting lainnya yaitu media,

media menjadi sarana interaksi antara guru dan siswa dalam memberikan

kemudahan untuk menyampaikan materi. Menurut Hartono (Rahmat dkk, 2009:

87) mengemukakan :

Sumber belajar yang digunakan pengajar dan anak adalah buku-buku dan sumber informasi, tetapi akan menjadi lebih jelas dan efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai media pengajaran yang dapat membantu menjelaskan bahan yang lebih realistik.


(9)

Oleh sebab itu jelas bahwa media memegang peranan yang sangat penting

di dalam proses pembelajaran. Dalam proses komunikasi pada pembelajaran di

kelas sering terjadi beberapa kesulitan mengenai materi, hal ini terjadi

dikarenakan materi yang disampaikan tidak sepenuhnya bisa diterima atau

dimengerti dengan baik oleh siswa. Oleh karena itu salah satu cara yang bisa

dilakukan oleh guru atau pendidik yaitu bagaimana membuat media pembelajaran

yang inovatif agar siswa merasa senang tetapi mengacu pada materi yang akan

disampaikan.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas yaitu kurangnya

penanaman watak kewarganegaraan siswa dalam pembelajaran PKn, maka

diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman

siswa tersebut. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan sebuah media

pembelajaran, yang diharapkan akan membantu meningkatkan pemahaman

belajar siswa di kelas. Media yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

media video. Video sebagai salah satu media audio visual memiliki daya tarik

yang lebih jika dibandingkan dengan dengan media elektronik lainnya, ini

dikarenakan video bisa memasukan audio dan visualnya sehingga dapat

menggugah dan menyentuh emosional orang yang menonton.

Seiring dengan perkembangan zaman, media yang dapat dipergunakan

dalam proses pembelajaran baik dalam segi jenis, bentuk, sampai dari segi

efisiensi media tersebut. Menurut AECT (Association for Educational

Communication and Technology) (Sukiman, 2012: 23), bahwa:

Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu (terintregrasi) yang melibatkan manusia, prosedur, ide, peralatan, dan


(10)

organisasi yang menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

Pembelajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi

bahan pembelajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan

sebenarnya, salah satunya yaitu dengan menggunakan media video. Winatraputra

(2008: 88) menegaskan bahwa hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan

media yang akan dipakai dalam Pendidikan Kewarganegaraan adalah bahwa

media itu harus dapat memberikan rangsangan kognitif atau cognitive simulation.

Oleh Karena itu sangat diperlukan kecermatan guru dalam memilih media

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki ciri khas mengemban

misi sebagai pendidikan politik dan pendidikan moral.

Menurut Nugent (Smaldino dkk, 2011:404), banyak guru yang

menggunakan video untuk memperkenalkan sebuah topik, menyajikan konten,

menyediakan perbaikan, dan meningkatkan pengayaan. Segmen-segmen video

bisa digunakan diseluruh lingkungan pengajaran dengan kelas, kelompok kecil,

dan siswa-siswa perorangan.

Untuk itu media video yang berbasis nilai dirasakan sangat penting dalam

proses pengembangan nilai, pendekatan penanaman nilai adalah suatu pendekatan

yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa.

Kualifikasi media hendaknya diupayakan memiliki karakter yang sesuai dengan

BMP dan metode pembelajaran. Ini berarti bahwa untuk kognitif misalnya media


(11)

karena harus memainkan peran. Maka ditentukan persyaratan media stimulus

afektif yakni: sedapat mungkin dari dunia kehidupan siswa, terjangkau oleh

potensi dan entry behavior siswa, memuat nilai kontras (contrasting values), atau

dilematis atau pradoxal, menarik dan merangsang potensi siswa (terutama

afektualnya) untuk terlibat (Djahiri, 1996:32).

Sejalan dengan itu tujuan pendidikan nilai menurut Zaim Elmubarok

(2007: 75) adalah sebagai berikut:

Tujuan pendidikan nilai adalah penanaman nilai-nilai tertentu dalam diri siswa. Pengajarannya bertitik tolak dari nilai-nilai sosial tertentu, yakni nilai-nilai pancasila dan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia lainnya, yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat Indonesia.

Media pembelajaran telah menjadi bagian yang integral dalam

pembelajaran, bahkan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dalam proses

pembelajaran di sekolah hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa pembelajaran yang

menggunakan media hasilnya lebih optimal. Walter Mc Kenzie dalam bukunya “

Multiple Intelligences and Intructional Technology” (Musfiqon, 2012: 32)

mengatakan bahwa media memiliki peran penting dalam pembelajaran di kelas,

yang mempengaruhi kualitas dan keberhasilan pembelajaran.

Melihat dari beberapa penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk

melihat bagaimanana mengkaji permasalahan di atas yang dikemas dalam judul “ Pengaruh Media Video Berbasis Nilai Terhadap Pengembangan Watak

Kewarganegaraan (Civic Dispositions) Siswa Pada Pembelajaran PKn”


(12)

Dari beberapa hal yang telah diuraikan di atas dan untuk memudahkan

proses penelitian sehingga tidak akan terjadi kesimpangsiuran, maka secara

umum masalah yang akan diteliti dumuskan sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh Media Video Berbasis Nilai Terhadap Pengembangan Watak

Kewarganegaraan (Civic Dispositions) siswa Dalam Pembelajaran PKn?”. Adapun rumusan masalah secara khusus pada penelitian ini, meliputi ?

1. Apakah terdapat perbedaan karakter privat siswa pada kelas yang

menggunakan media video berbasis nilai dengan kelas yang tidak

menggunakan media video berbasis nilai (konvensional)?

2. Apakah terdapat perbedaan karakter publik siswa pada kelas yang

menggunakan media video berbasis nilai dengan kelas yang tidak

menggunakan media video berbasis nilai (konvensional)?

3. Apakah terdapat perbedaan Pengembangan Watak Kewarganegaraan

(Civic Dispositions) siswa antara kelas yang menggunakan media video

berbasis nilai dengan kelas yang tidak menggunakan media video berbasis

nilai (konvensional)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan penelitian

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana pengembangan watak kewarganegaraan (Civic Dispositions) siswa pada pelajaran PKn melalui penerapan media video.


(13)

1. Terdapat perbedaan karakter privat siswa pada kelas yang menggunakan

media video berbasis nilai dengan kelas yang tidak menggunakan media

video berbasis nilai (konvensional)

2. Terdapat perbedaan karakter publik siswa pada kelas yang menggunakan

media video berbasis nilai dengan kelas yang tidak menggunakan media

video berbasis nilai (konvensional)

3. Terdapat perbedaan Pengembangan Watak Kewarganegaraan (Civic

Dispositions) siswa antara kelas yang menggunakan media video berbasis

nilai dengan kelas yang tidak menggunakan media video berbasis nilai

(konvensional)

b. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini telah dicapai, diharapkan dapat

menghasilakan manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan untuk

memperkaya pengetahuan khususnya dalam pengembangan media

pembelajaran, PKn dan Civic Copentence siswa khususnya Civic Disposition

dan disiplin ilmu yang ditekuni peneliti yaitu Pendidikan Kewarganegaraan


(14)

2. Kegunaan praktis

a. Guru

Memberikan masukan kepada para pendidik dalam merancang suatu

pembelajaran yang berlandaskan nilai-nilai disalamnya sehingga dapat

meengembangkan watak kewarganegaraan (civic disposition) siswa

b. Siswa

Meningkatkan watak kewarganegaraan (civic disposition) siswa,

sehingga siswa dapat mengetahui tentang karakter-karakter yang

dirinya miliki, baik itu karakter privat ataupun karakter publik.

c. Sekolah

Sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

di SMP Negeri I IBUN Kab. Bandung, khususnya dalam optimalisasi

pengembangan media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn).

D. Variabel Penelitian

Berdasarkan pengetian diatas maka variabel yang digunakan dalam

penelitin ini sebagai berikut :

1. Variabel independen (X), yaitu media video berbasis nilai

2. Variabel dependen (Y), yaitu Watak Kewarganegaraan (karakter


(15)

Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition)

Gambar 1.1

Pola Hubungan antar Variabel Penelitian

E. Asumsi Penelitian dan Hipotesis Penelitian

a. Asumsi Penelitian

1. Penyiapan media pembelajaran merupakan komponen penting dalam

proses pembelajaran, yang diharapkan dengan adanya media tersebut

kualitas pembelajaran akan semakin meningkatkan.

2. Media video berbasis nilai merupakan media yang sangat penting

untuk menganalisis nilai, karena media tersebut membawa siswa

kepada realitas nyata dalam masalah-masalah yang ada di lapangan

yang kaya akan nilai-nilai kehidupan.

3. Media video berbasis nilai memberikan kontribusi dalam pembelajaran

Pendidikan kewaragnegaraan untuk mengembangkan watak

kewarganegaraan (Civic Disposition) siswa.

b. Hipotesis Penelitian Media video

berbasis nilai pada Pembelajaran PKn

(X)

Karakter Privat (Y1)

Karakter Publik (Y2)


(16)

Berdasarkan asumsi di atas sikap watak kewarganegaraan (Civic

Disposition) siswa dapat ditingkatkan dengan media video yang berbasis

nilai dalam pembelajaran PKn.

1. Terdapat perbedaan karakter privat siswa pada kelas yang

menggunakan media video berbasis nilai dengan kelas yang tidak

menggunakan media video berbasis nilai (konvensional)

2. Terdapat perbedaan karakter publik siswa pada kelas yang

menggunakan media video berbasis nilai dengan kelas yang tidak

menggunakan media video berbasis nilai (konvensional)

3. Terdapat perbedaan Pengembangan Watak Kewarganegaraan (Civic

Dispositions) siswa antara kelas yang menggunakan media video

berbasis nilai dengan kelas yang tidak menggunakan media video

berbasis nilai (konvensional)?

F. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yaitu penelitian yang datanya beripa angka-angka walaupun

pada akhirnya angka-angka tersebut dianalisis menggunakan kata-kata.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan quasi

eksperimen. Metode penelitian pada dasarnya cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono:


(17)

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu bentuk quasi

eksperimen yaitu nonequivalent control group design. Penelitian

eksperimen berusaha menentukan apakan sebuah treatment mempengaruhi

hasil sebuah penelitian, pengaruh ini denilai dengan cara menerapkan

treatment tertentu pada suatu kelompok dan tidak menerapkannya pada

kelompok yang lain (Craswell, 2010: 19). Quasi ekserimen digunakan

dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan

bagi informasi dapat diperoleh eksperimen yang sebenarnya dalam

keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan

memanipulasikan semua variabel yang relevan.

G. Paradigma Penelitian

Gambar 1.2 Input :

Peserta didik SMPN I IBUN

Learning Teaching Process

Pembelajaran PKn menggunakan Media

Video Berbasis Nilai

Output : Watak Kewarganegaraan

Guru PKn Siswa


(18)

H. Stuktur Organisasi Tesis

Sebagai Pendahuluan, Bab I menyajikan latar belakang permasalahan

yang memberi konteks munculnya masalah; identifikasi dan perumusan masalah ;

tujuan penelitian; manfaat/signifikansi penelitian; dan struktur organisasi tesis.

Dalam Bab II disajikan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis

penelitian. Kajian pustaka yang berisi deskripsi, analisis konsep, teori-teori, dan

penelitian terdahulu yang relevan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan, media

pembelajaran, dan watak kewarganegaraan. Kerangka pemikiran merupakan

tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji

teoritis antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang

diteliti.

Bab III mengenai metodologi menguraikan lokasi dan subjek populasi/

sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian,

metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi

operasional yang dirumuskan dalam setiap indikator, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta

analisa data.

Dalam Bab IV, disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

pengolahan atau analisa data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan


(19)

Selanjutnya dalam Bab V disajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan

menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan

penelitian. Saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan,

kepada pengguna hasil penelitian, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian a. Profil Sekolah

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ialah SMP Negeri I Ibun. Sekolah

ini merupakan salah satu sekolah negeri tingkat menengah pertama yang berada

di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, yang berlokasi di Jl. Panggilingan-

Talun No. 1 Kec. Ibun, dengan no telepon (022) 5958016.

SMP Negeri I Ibun berdiri pada Tahun 1968 dengan No Statistik Sekolah

(NSS) 201020829049 dan Jenjang akreditasi B. SMP Negeri I Ibun ini tersohor

dengan kegiatan ekstrakulikulernya, diantaranya olahraga Basket, Bulutangkis,

dan Gulat yang banyak mengukir prestasi baik di tingkat kabupaten maupun

provinsi. Oleh karena itu dalam penerimaan siswa baru, setiap tahunnya sekolah

ini membuka penerimaan siswa baru melalui jalur prestasi. Jalur ini

diperuntukan untuk siswa yang tidak memenuhi kriteria passing grade yang

telah ditentukan oleh sekolah, tetapi ia memiliki prestasi (piagam penghargaan)

di bidang olah raga, maka ia dapat diterima menjadi siswa SMP Negeri I ibun.

SMP Negeri I Ibun ini sangat memprioritaskan kegiatan yang bersifat

akademik, yaitu dengan memfasilitasi siswa melalui kelengkapan sarana dan

prasarana pembelajaran, seperti perpustakaan dengan koleksi buku yang


(21)

1. Visi dan Misi Sekolah

SMP Negeri I Ibun sebagai suatu lembaga pendidikan, mempunyai

mempunyai suatu pola dalam operasional kinerjanya. Operasional kinerja ini

diwujudkan dalam suatu susunan visi dan misi

Adapun yang menjadi visi dan misi SMP Negeri I Ibun adalah sebagai

berikut:

VISI

Mewujudkan suasana sekolah dan suasana pembelajaran yang kondusif demi

terciptanya insan yang berkepribadian mandiri, sehat, cerdas, agamis, dan

mampu mengembangkan potensi diri.

Visi tersebut mempunyai indikator sebagai berikut:

a. Mandiri : Meningkatkan kualitas diri tanpa tergantung pada guru

b. Sehat : Mampu memelihara kebersihan diri dan lingkungannya

c. Cerdas : Memiliki ketajaman pikiran dan prestasi akademik tinggi

d. Agamis : Taat menjalankan syariat agama

e. Mengembangkan Potensi diri : Memiliki life skill yang tinggi

MISI

a. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam

pencapaian tujuan pembelajaran

b. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan indah melalui pelaksanaan

piket harian yang terawasi

c. Menyadarkan serta membiasakan warga sekolah untuk hidup sehat


(22)

e. Semua guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan benar

f. Semua warga sekolah mempunyai disiplin diri yang tinggi

g. Penyediaan media pembelajaran yang memadai

h. Mengupayakan terwujudnya fasilitas peribadatan yang memadai

i. Membacakan surat-surat pendek Al-Qur‟an sebelum pembelajaran dimulai j. Melaksanakan sembahyang Jum‟at di sekolah

k. Mengadakan program pengembangan diri sesuai mulok sesuai dengan potensi

lingkungan.

2. Keadaan Guru

SMP Negeri I Ibun dipimpin oleh Yulianto, S.Pd. beliau memimpin

sekolah ini sejak 2009 sampai sekarang. Selain kepala sekolah, guru-guru di

SMP Negeri I Ibun 80% berasal dari Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan

(LPTK), antara lain IKIP Bandung (sekarang UPI), Universitas Islam Nusantara

(UNINUS), STKIP Bale Bandung (UNIBA), STKIP Pasundan Cimahi, dan

FKIP Universitas Terbuka (UT).

Tabel 3.1

Keadaan guru SMP Negeri I Ibun Tahun Ajaran 2012/2013

Data guru Jumlah Guru/ Staf

Guru tetap (PNS) 55 orang

Guru kontrak -

GTT 13 orang

Staf TU 21 orang


(23)

Berdasarkan tabel di atas, guru atau tenaga pengajar yang bertugas di SMP

Negeri I Ibun Kab. Bandung menurut statusnya dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu:

1. Tenaga pengajar yang berstatus sebagai guru tetap/PNS berjumlah 55 orang.

2. Tenaga pengajar yang berstatus sebagai guru tidak tetap, atau honorer yaitu

berjumlah 13 orang

3. Staf tata usaha di SMP Negeri I Ibun yaitu berjumlah 21 orang.

3. Keadaan Siswa

Secara umum jumlah siswa-siswi SMP Negeri I Ibun sebagai berikut :

Tabel 3.2

Keadaan siswa di SMP Negeri I Ibun

Kelas Rombel Siswa

Kelas VII 10 460 Orang

Kelas VIII 10 384 Orang

Kelas IX 10 307 Orang

Jumlah 30 1151 Orang

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa populasi siswa kelas VII memiliki

jumlah siswa lebih banyak yaitu 460 orang jika dibandingkan dengan dengan


(24)

b. Subjek Penelitian 1. Populasi

Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP

Negri I Ibun Kab. Bandung. Populasi tersebut dipilih karena memiliki karateristik

yang terkait dengan tujuan penelitian, karena SMP Negri I Ibun ini salah satu

sekolah yang cukup dituju atau pavorite di daerahnya, yang tentu saja disekolah

itu teknologi dan informasi cukup berkembang dengan baik. Untuk itu respon

terhadap hal-hal yang baru apalagi yang berhubungan dengan sesuatu yang

disenangi oleh siswa cukup baik. SMP I Ibun ini memiliki jumlah kelas 36 kelas,

dengan rincian: kelas IX sebanyak 12 kelas, kelas VIII sebanyak 12 kelas, dan

kelas VII sebanyak 12 kelas. SMP I Ibun ini merupakan sekolah yang berada di

daerah transisi antara desa dan kota.

2. Sampel

Berdasarkan gambaran populasi diatas, maka subjek penelitian ini sangat

besar jumlahnya, oleh karena itu perlu dilakukan pengambilan sampel. Sampel

penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi, yang dilakukan peneliti dengan cara melakukan

pree-test, untuk menentukan kesetaraan atau kesejajaran untuk dijadikan kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Dalam membuat perbandingan antara kelompok

eksperimen dan kelompok control akan dilakukan tes akhir belajar yang akan

dilakukan melalui pree-test dan post-test dan hasilnya akan dibandingkan antara


(25)

antara kedua kelompok tersebut. Sampel yang ditentukan setelah dilakukan

pree-test diambil kelas IX G sebagai kelas control dan kelas IX H sebagai kelas

eksperimen dengan jumlah siswa masing-masing 38 orang.

B. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian yang dilakukan adalah desain eksperimen

dengan Pretest-Posttest, Non-Equivalent Control Group Design. Desain ini

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Quasi eksperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan

kelompok control yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2012: 116). Pada

desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara

random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dengan maksud

adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono,

2012:116).

Desain penelitian yang dimaksud terdiri dari satu kelompok eksperimen

dan satu kelompok kontrol. Penelitian ini dimulai dengan adanya pretest sebelum

perlakuan diberikan. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat

kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest dalam desain penelitian ini

juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta

dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain

score). Post tes diberikan setelah pelaksanaan perlakuan diberikan pada kelas


(26)

(Sugiono, 2012: 63) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang

dipelajari. Sedangkan Kider (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu

kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menari kesimpulan darinya.

Variabel tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.3 Variabel Kuasi Eksperimen

Sumber : Craswell (2010: 242)

Keterangan :

O = pre tes dan post tes

X = Perlakuan mengajar dengan pembelajaran menggunakan media video

berbasis nilai

A = kelas eksperimen

B = kelas kontrol

Pada bagan di atas terlihat bahwa kelompok eksperimen diberi perlakuan

sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, keduanya diuji baik pre tes

maupun post tes. Pre test dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat bahwa baik

kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki tingkat homogenitas yang sama

terutama aspek tingkat akademis siswa sehari-hari dalam pembelajaran PKn.

Sedangkan pengujian post tes dipergunakan untuk membuktikan bahwa kelompok

eksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan media

video berbasis nilai berpengaruh signifikan terhadap pengembangan watak

A O1 X O2


(27)

Agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan,

maka disusun prosedur penelitian dengan sistematika yang telah ditentukan

sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan

1. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang konsep

pembelaan terhadap Negara yang mencakup teori-teori tentang media film

berbasis nilai dan watak kewarganegaraan yaitu karakter privat dan

karakter publik

2. Perumusan masalah

3. Pengembangan dan pengkajian teori Penyusunan hipotesis

4. Penyusunan instrument pengumpulan data sesuai dengan variabel yang

telah dirumuskan dari landasan teori

5. Pemilihan unit analisis penelitian yaitu siswa kelan IX dari seluruh siswa

SMP Negri I Ibun, dilanjutkan dengan pemilihan sampel penelitian, yaitu

siswa kelas IX G dan IX H.

b. Pelaksanaan

1. Melakukan uji coba tes, mengadakan pre-test terhadap kelompok

eksperimen dan kelompok control untuk mengetahui pemahaman konsep

awal tentang konsep pembelaan terhadap negara

2. Memperkenalkan dan menerapakan pembelajaran tentang konsep

pembelaan terhadap Negara dengan menggunakan media video berbasis


(28)

3. Memberikan post-tes pada kelas eksperimen dan kelas control untuk

mengetahui pemahaman konsep pembelaan terhadap Negara dalam

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan setelah mendapat perlakuan

c. Pengolahan dan Analisis Data

Menghitung daya gain untuk dinormalisasi pemahaman konsep untuk

kelas control dan eksperimen, melakukan uji normalitas data gain yang

dinormalisasi, melakukan uji homogenitas varians, melakukan dua rata-rata,


(29)

Prosedur Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti :

Gambar 3.1 Studi pendahuluan

Perumusan masalah

Studi Literatur

Penyusunan/ persiapan media

Instrumen

Analisis

Pembelajaran menggunakan media film berbasis karakter Pembelajaran

menggunakan media konvensional

Kelompok/ kelas eksperimen Tes Awal (pree test)

Kelompok/ kelas kontrol

Test akhir (post test)

Observasi dengan pengebaran angket

Temuan / Hasil


(30)

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini mengguanakan pendekatan kuantitatif, Pendekatan

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh pengaruh serta uji beda antar variabel,

dengan cara menyebarkan angket tentang variabel yang diperlukan. Sebelum data

yang sebenarnya diperoleh terlebih dahulu uji coba instrumen di kelas yang

berbeda, untuk mendapatkan hasil validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.

Metode yang digunakan yaitu medote eksperimen dengan rancangan quasi

eksperimen. Dalam suatu penelitian, fungsi metode penelitian mutlak sangat

dibutuhkan, guna agar peneliti dapat mengukapkan maksud-maksud dari

penelitiannya. Untuk itu, pemilihan metode penelitian yang tepat harus

diperhatikan jika ingin mendapatkan hasil yang memuaskan.

Tujuan utama rancangan eksperimen adalah menguji dampak suatu

treatment (atau suatu intervensi) terhadap hasil penelitian, yang dikontrol oleh

faktor-faktor lainyang memungkinkan juga mempengaruhi hasil tersebut

(Craswell, 2010:216).

D. Definisi Operasional

Dengan maksud untuk mempermudah dalam memaknai judul penelitian

ini, maka perlu untuk memberikan penjelasan mengenai istilah yang tercantum

dalam judul penelitian sebagai berikut:


(31)

salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dan siswa dan

interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya (Sudjana, 2005:7). Video adalah

seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus

suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakikat video adalah mengubah

suatu idea tau gagasan menjadi sebuah tanyangan gambar dan suara yang proses

perekamannya dan penayangannya melibatkan teknologi tertentu (Sukiman,

2012:188). Suatu media yang dipergunakan untuk menuanjang model

pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa sebaiknya mengacu pada

pembentukan nilai dan moral siswa.

Mardimadja (dalam Elmubarok, 2007: 12) mendefinisikan pendidikan

nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami

nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya.

2. Watak Kewarganegaraan (Civic Dispositions)

Watak Kewarganegaraan (Civic Dispositions) adalah “….those attitudes

and habit of mind of the citizen that are conducive to the healthy fungtioning and common good of the democratic system” adalah sikap dan kebiasaan warganegara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan

umum dari system demokrasi (Quigley, dalam Winataputra dan Bidimansyah,

2007:60). Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positif

apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang

diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari


(32)

Muchtar Samani, 2011: 43). Adapun keterkaitan antara variabel bebas dan

variabel terikat dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Keterkaitan antar variabel

Adapun rincian indicator setiap variable/sub variable dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.4 Rincian Variabel

VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR

NOMOR SOAL ANGKET Media Film Berbasis

Nilai Pada Proses

Pembelajaran PKn

(X)

1. Media video 1. Sebagai alat pengubah tingkah laku siswa

1,2

2. Proses penuangan pesan ke dalam simbil-simbol komunikasi (encoding) dan merupakan

denominator belajar yang umum

3,4

3. Menerangkan sebuah proses sejara jelas serta menyajikan beberapa teori yang umum ke khusus

5,6

Media video berbasis nilai pada Pembelajaran PKn (X) Karakter Privat (Y1) Karakter Publik (Y2) (Civic Disposition)


(33)

4. Memikat perhatian anak 7

5. Lebih realistis dan mengatasi keterbatasan

8

6. Mengembangkan sikap dan keterampilan untuk

memecahlan masalah

secara objektif 10 2. Proses pembelajaran PKn 7. Mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah

12, 16, 21

8. Membina dan

mengembangkan rasa ingin tahu

13, 17

9. Melatih kemampuan

berfikir kritis, analitis dan mandiri, baik secara

individual ataupun

kelompok

18, 19

10.Menanamkan sikap bertanggung jawab dan menghargai pendapat orang lain

9, 15

11.Menyimak dan

memperhatikan

penjelasan dalam proses pembelajaran

23, 28, 29

12.Secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran

16, 17, 31

13.Memiliki keberanian

untuk mengukapkan

pendapat, bertanya dan menjawab

11, 30

14.Bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah

14, 24

15.Bekerja sama dalam kelompok


(34)

Watak

Kewaganegaraan (Civic Disposition)

1. Karakter Privat

(Y1)

1. Tanggung jawab 32, 33, 36, 39

2. Disiplin 34, 35, 37, 38

3. Penghargaan terhadap

harkat dan martabat manusia

40, 41, 42

2 Karakter

Publik (Y2)

1. Kepedulian sebagai warga negara

43, 44, 46, 53

2. Kesopanan 47, 48

3. Mengindahkan aturan main

49, 50

4. Kemauan untuk mendengar 51 5. Kemampuan bernegosiasi 52 6. Kemampuan berkompromi 45

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian

Untuk menjawab permasalhan penelitian dibuat instrument penelitian

sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto

(2006:149) “Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode”. Hal senada diungkapkan oleh Sugiyono (2012:148)

bahwa “indtrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Berdasarkan pengertian diatas,

maka dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah kuesioner atau


(35)

1) Kesioner atau Angket

Kuesioner atau angket akan digunakan untuk mengukur hasil pretest dan

posttest. Pretest digunakan untuk mengukur raw input siswa sebelum pelaksanaan

pembelajaran kelas dengan menggunakan media film. Posttest digunakan untuk

mengukur kemajuan watak kewarganegaraan siswa setelah pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan media film. Soal-soal pada pretest sama

dengan soal-soal yang ada pada post test.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga

alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

kuantitatif (Sugiyono, 2012:135). Dalam penelitian ini menggunakan skala sikap

karena hasil yang ingin dicapai oleh peneliti adalah pengembangan watak

kewarganegaraan siswa.

Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif , yang

dapat berupa kata-kata seperti sangat setuju, setuju, ragu-ragu, ridak setuju, sangat

tidak setuju, dan untuk keperluan analisis kuantitaif, maka jawaban dari setiap


(36)

2) Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.

Dokumen bisa berupa gambar atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiono, 2012: 326). Studi dokumentasi dalam pengumpulan data dalam

penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari

dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dan berbagai risalah resmi

yang terdapat baik dilokasi penelitian maupun di intansi lain yang ada

pengaruhnya dengan penelitian. Studi dokumentasi dalam penelitian ini berupa

foto-foto pada saat pembelajaran berlangsung yaitu saat penerapan media video

berbasis nilai di kelas IX.H

F. Pengujian Instrumen

a. Strategi Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka instrumen

atau alat penelitiana harus valid dan reliable, oleh karena itu instrumen perlu diuji

coba. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:168) “instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable”.

Suatu instrumen pengukuran yang kredibel harus memenuhi syarat

validitas dan realibilitas. Suatu instrument memenuhi syarat validitas jika dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur. Sementara realibilitas menunjuk pada

konsistensi, akurasi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran (Komalasari, 2008).


(37)

1. Melakukan analisis deduktif, yaitu mengembangkan instrument berdasarkan

teori media video berbasis nilai dan watak kewarganegaraan (civic

disposition) yang telah diuraikan sebelumnya. Hal ini untuk memenuhi

validitas konstrak (construc validity), yaitu bahwa instrument yang digunakan

haruslah sesuai dengan apa yang telah didefinisikan, untuk itu maka dibuat

kisi-kisi instrumen.

2. Melakukan analisis induktif, dengan mengumpulkan data terlebih dahulu

melalui penyebaran instrument uji coba yang kemudian dianalisis dengan

teknik korelasi product moment dari Pearson. Angket dan tes diujicobakan

kepada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Ibun yang tidak menjadi kelas

eksperimen araupun kelas control dalam penelitian dan telah mempelajari

konsep pembelaan terhadap Negara. Hal ini dilakukan untuk melakukan

pengujian validitas yaitu menguji tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat

ukur. Validitas dilakukan melalui internal konstrak (construct validity).

Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan skala instrument yang harus

mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur.

3. Bersamaan dengan langkah kedua dan melalui data angket hasil uji coba yang

sama, dengan teknik yang sama pula, dilakukan pengujian validitas eksternal

atau criteria (criteria validity).

4. Melakukan pengujian realibilitas instrument. Uji ini dilakukan untuk

mengukur sejauh mana pengukuran dapat dipercaya dan sejauh mana skor

hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan ukur (measurement error). Dengan


(38)

konsisten bila dilakukan pada waktu yang berbeda terhadap responden,

sehingga instrument penelitian dapat dipercaya, handal dan ajeg.

b. Pengujian Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen

penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga

instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Instrumen yang

valid dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Untuk

menentukan validitas instrument untuk mengukur sikap cukup dengan mengukur

validitas konstrak (construct validity). Sutrisno Hadi (Sugiono, 2012: 176)

menyamakan construct validity sama dengan logical validity atau validity by

definition. Instumen yang mempunyai validitas konstrak, jika instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.

Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli

(judgment experts). Setelah instrument dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan

diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan

dengan para ahli. Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan

pengalaman empiris dilapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba

instumen. Dalam hal ini instrument diujicobakan kepada peserta didik yang sudah

mempelajari materi Pembelaan Terhadap Negara dan berada diluar subjek sampel

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument yang diuji cobakan


(39)

Untuk menguji validitas maka dihitung korelsinya, yaitu dengan

menggunkan korelasi Product Moment dengan angka kasar:

=

� −( )( )

� 2( )2 2( )2 (Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

� = koefisien korelasi = jumlah skor X

= jumlah skor Y

= jumlah skor X dan Y

� = jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus

uji „t‟ yaitu:

=

�−2

1−� 2

(Sudjana, 1996:377)

Keterangan:

� = nilai t hitung

� = banyaknya data/jumlah responden

� = koefisien korelasi

Data hasil uji coba validitas kemudian di analisis untuk mengetahui

validitas eksternal dengan hipotesis Item dinyatakan valid, jika nilai koefisien

validitas diatas titik kritis 0,3. Jika sebaliknya yang terjadi, yaitu ρ value > 0,3,


(40)

diujicobakan di kelas IX E SMP Negeri 1 IBUN terhadap 40 orang siswa,

kemudian diolah dengan menggunakan SPSS versi 13,0.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS versi 13,0

diperoleh hasil untuk validitas item soal pada variabel X (penggunaan media

video berbasis nilai) maka dari jumlah item soal 36 diperoleh 31 item soal

dinyatakan valid dan 5 item soal yang dinyatakan tidak valid karena pernyataan

nomor 1,2,8,27 dan 35 (lihat di lampiran) memiliki nilai koefisien validitas kurang

dari titik kritis (0,3) sehingga dinyatakan tidak valid.

Uji validitas untuk variabel Y1 (Karakter privat) dengan jumlah item soal

12 diperoleh 11 item soal dinyatakan valid dan 1 item soal yang dinyatakan tidak

valid, yaitu pada item soal nomor 42.

Uji validitas untuk variabel Y2 (Karakter publik) dengan jumlah item soal

12 diperoleh 11 item soal dinyatakan valid dan 1 item soal yang dinyatakan tidak

valid, yaitu pada item soal nomor 59.

Sehubungan dengan adanya beberapa item soal yang tidak valid, maka

penulis menghilangkan option maupun pernyataan dari masing-masing item soal

yang tidak valid tersebut karena pertanyataan lain dianggap telah mewakili

indikator pernyataan yang tidak valid tersebut. Selengkapnya hasil pengolahan uji

coba instrument terlampir

c. Pengujian Reliabilitas


(41)

seseorang. dengan pendapat Sudjana (2009:148) yang menyatakan bahwa “suatu tes dikatakan reliabel atau ajeg apabila beberapa kali pengujian menunjukan hasil

yang relatif sama”.

Reliabilitas pada penelitian ini dihitung dengan teknik belah dua (split

half) dengan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap.

Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:

1. Mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan

kelompok butir bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:

3.

=

� −( )( )

� 2( )2 2( )2 (Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

�฀ = koefisien korelasi = jumlah skor X

= jumlah skor Y

= jumlah skor X dan Y

� = jumlah responden

Dan untuk hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode Split

Half, titik kritis (0,700) sehingga dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil

pengolahan data yang menggunakan SPSS versi 13 diperoleh hasil untuk

reliabilitas item soal pada variabel X (media video berbasis nilai pada


(42)

Dari hasil di atas diperoleh 0,930 , maka dapat disimpulkan bahwa instrumen ini

dapat dikatakan reliabel.

Untuk variabel Y1 yaitu karakter privat diperoleh hasil sebagai berikut :

Dari hasil di atas diperoleh 0,770, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen ini

dapat dikatakan reliabel.

Reli ability Statistics

,801 18a ,812 18b 36 ,869 ,930 ,930 ,930 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms

Equal Length Unequal Lengt h Spearman-Brown Coeffi cient

Guttman Split-Hal f Coefficient

The it ems are: X_1, X_3, X_5, X_7, X_9, X_11, X_13, X_15, X_17, X_19, X_21, X_ 23, X_25, X_27, X_29, X_31, X_33, X_35.

a.

The it ems are: X_2, X_4, X_6, X_8, X_10, X_12, X_14, X_16, X_18, X_20, X_22, X_24, X_26, X_28, X_30, X_32, X_34, X_36.

b.

Reli ability Statistics

,628 6a ,389 6b 12 ,644 ,783 ,783 ,770 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms

Equal Length Unequal Lengt h Spearman-Brown Coeffi cient

Guttman Split-Hal f Coefficient

The it ems are: Y1_37, Y1_39, Y1_41, Y1_43, Y1_45, Y1_47. a.

The it ems are: Y1_38, Y1_40, Y1_42, Y1_44, Y1_46, Y1_48. b.


(43)

Untuk variabel Y2 yaitu karakter privat diperoleh hasil sebagai berikut :

Dari hasil di atas diperoleh 0,700 , maka dapat disimpulkan bahwa instrumen ini

dapat dikatakan reliabel.

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul,

secara garis besar, teknik analisis data menurut suharsimi arikunto (2010:278)

meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan ddalam langkah persiapan ini antara lain: a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.

b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpul data.

c. Mengecek macam isian data. 2. Tabulasi

a. Memberi skor pada stiap item jawaban yang telah dijawab responden.

b. Menjumlah skor yang didapt dari setiap variabel. 3. Penerapan data sesuai dnegan pendekatan penelitian.

Penerapan data-data sesuai dengan pendekatan penelitian ini adalah

menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik. Sebelum

Reli ability Statistics

,690 6a ,677 6b 12 ,576 ,731 ,731 ,700 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms

Equal Length Unequal Lengt h Spearman-Brown Coeffi cient

Guttman Split-Hal f Coefficient

The it ems are: Y2_49, Y2_51, Y2_53, Y2_55, Y2_57, Y2_59. a.

The it ems are: Y2_50, Y2_52, Y2_54, Y2_56, Y2_58, Y2_60. b.


(44)

melakukan pengujuan asumsi statistik, maka dilakukan terlebih dahulu

perhitungan statistik deskriptif dengan menggunakan harga frekuensi, standar

deviasi, dan rata-rata. Hal ini dimaksudkan untuk membantu perhitungan/analisis

data selanjutnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data

adalah pengujian asumsi-asumsi statistik, yaitu uji normalitas distribusi, dan uji

hipotesis.

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan sampel dari populasi dari

dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini

digunakan rumus sebagai berikut:

=

� 2

� 2 (Syafaruddin Siregar, 2004:50)

Keterangan :

SA2 = Varian terbesar

SB2 = Varian terkecil

Derajat kebebasan masing-masing dkA = (nA-1) dan dkB = (nB– 1) dan jika

p-value > α = 0,05, maka dinyatakan homogen.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka pengujian merupakan

pengujian parametric sebaliknya jika tidak normal pengujian termasuk dalam


(45)

Pengujian dilakukan dengan menggunakan Probability plot, dengan

kriteria jika nilai p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika

nilai p-value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Sopiyudin : 57). Dalam

penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan menggunakan

bantuan program SPSS versi 13.

c. Analisis Deskriptif

Untuk mengetahui bagaimana gambaran watak kewarganegaraan siswa

Siswa, maka dilakukan pengkategorian dengan cara menjumlahkan skor

pernyataan, kemudian dicari panjang interval setiap kelas dengan rumus sebagai

berikut (Sudjana : 91) :

max min

X X

c

k

 ,

dimana

c = panjang interval kelas

max

X = Nilai terbesar

min

X = Nilai terkecil

k = banyaknya klasifikasi angket (Tidak Baik – Kurang Baik – Cukup Baik – Baik - Sangat Baik)

Dalam penelitian ini menggunakan 5 klasifikasi atau 5 peng skor an sesuai

dengan skala yang ada pada instrument. Dengan nilai 5, 4, 3, 2, 1, dimana skor

minimum 100 persen dan skor minimum 20 persen.

Untuk mengetahui sebaran jawaban responden tentang masing-masing

item pernyataan, dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono :


(46)

100% f P N   Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah pasien keseluruhan

d. Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk membandingkan atau membedakan dua variabel

atau kelompok serta generalisasi dari hasil analisis. Rumus uji t-independent yaitu

sebagai berikut (Sugiyono : 138) :

t hitung

2 1 2 1 1 1 n n s x x    tabel      

 , 2

2 n1 n2

; db = n

1+ n2– 2

dimana:

2 2

2 1 1 2 2

1 2

( 1) ( 1) 2

  

 

n s n s

S

n n

Keterangan:

= rata-rata

� =1-(tingkat kepercayaan) S = Standar deviasi sampel


(47)

H0 : B0 Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok;

H1 : B0 Terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok.

Dengan membandingkan ttable dan thitung, jika: -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0

diterima dan H1 ditolak, dan sebaliknya.

e. Uji N-Gain

Adapun untuk mengetahui pengembangan watak kewarganegaraan siswa

terdiri atas data pretest dan postest menggunakan skor gain ternormalisasi. Gain

yang dinormalisasikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus gain score

ternormalisasi dengan rumus sebagai berikut:


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri I Ibun pada

kelas IX H sebagai kelas eksperimen dan IX G sebagai kelas kontrol, terdapat

sejumlah temuan penelitian bahwa media video berbasis nilai sebagai media

pembelajaran memiliki pengaruh dalam penegmbangan watak kewarganegaraan

(civic disposition) siswa, pada konsep bela Negara. Media Video berbasis nilai

merupakan suatu pembaharuan alat (media) yang cukup baik dalam pembelajaran

PKn karena dirasakan bermanfaat untuk siswa dalam kehidupannya. Namun bila

penggunaan media video tanpa disertai bimbingan dan pengarahan dari guru

selaku pembimbing dan fasilitator dalam proses pembelajaran, maka

dikhawatirkan peserta didik menyalahgunakan penggunaan video diluar proses

pembelajaran. Melalui media video berbasis nilai peserta didik akan terangsang

untuk belajar berkelanjutan sesuai dengan potensi dan minatnya. Memungkinkan

untuk mengembangkan kreativitasnya dan kemandiriannya dalam belajar dan

sebaliknya belajar malalui media video menuntut kreativitas dan kemandirian

untuk menterjelahkan sesuatu yang nantinya melatih berpikir kritis siswa.

Berdasarkan hasil analisis data pembahasan yang telah dilakukan pada bab


(49)

1. Nilai rata-rata skor karakter privat kelas kontrol adalah sebesar 1,974, artinya

peningkatan skor karakter privat pada kelas kontrol sebesar 1,974. Dan nilai

rata-rata skor yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 3,73, artinya

peningkatan nilai rata-rata karakter privat pada kelas eksperimen sebesar 3,73.

Dari nilai rata-rata gain tersebut terlihat bahwa terjadi perbedaan nilai yang

tidak terlalu jauh antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan

uji t, diperoleh nilai t-hitung sebesar -1,642. Kemudian nilai ini dibandingkan

dengan nilai t-tabel yang diperoleh dari tabel distribusi t sebesar -1,993. Dari

kedua nilai tersebut terlihat bahwa nilai t-hitung < nilai t-tabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai gain antara

kelas kontrol dengan kelas eksperimen pada karakter privat siswa. Nilai

signifikansi yang diperoleh sebesar 0,105 > 0,05.

2. Nilai rata-rata skor karakter publik kelas kontrol adalah sebesar 0,263, artinya

peningkatan skor karakter publik pada kelas kontrol sebesar 0,263. Dan nilai

rata-rata skor yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 3,97, artinya

peningkatan nilai rata-rata karakter publik pada kelas eksperimen sebesar 3,

97. Dari nilai rata-rata gain tersebut terlihat bahwa terjadi perbedaan nilai

yang sangat jauh antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan

uji t, diperoleh nilai t-hitung sebesar -3,058. Kemudian nilai ini akan

dibandingkan dengan nilai t-tabel yang diperoleh dari tabel distribusi t sebesar

-1,993. Dari kedua nilai tersebut terlihat bahwa nilai t-hitung > nilai t-tabel


(50)

gain antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen pada karakter publik siswa.

Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,003 < 0,05.

3. Nilai rata-rata skor pengembangan watak kewarganegaraan kelas kontrol

adalah sebesar 2,21, artinya peningkatan skor pengembangan watak

kewarganegaraan pada kelas kontrol sebesar 2,21. Dan nilai rata-rata skor

yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 7,71, artinya peningkatan

pengembangan watak kewarganegaraan pada kelas eksperimen sebesar 7,71.

Dari nilai rata-rata gain tersebut terlihat bahwa terjadi perbedaan nilai yang

cukup jauh antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan uji t,

diperoleh nilai t-hitung sebesar -2,934. Kemudian nilai ini dibandingkan

dengan nilai t-tabel yang diperoleh dari tabel distribusi t sebesar -1,993. Dari

kedua nilai tersebut terlihat bahwa nilai t-hitung > nilai t-tabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai gain antara kelas

kontrol dengan kelas eksperimen pada watak kewarganegaraan. Hal ini

diperkuat juga dengan perolehan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian tentang media video berbasis nilai

untuk mengembangkan watak kewarganegaraan (civic disposition) siswa. Peneliti

merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

a. Bagi guru :

1. Guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan


(51)

video yang ditampilkan, sehingga penerapannya dalam pembelajaran

pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat lebih optimal lagi terutama

untuk meningkatkan partisipasi siswa, hal tersebut tertuang pada

langkah-langkah pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Guru diharapkan dapat melaksanakan perannya sebagai pemandu,

koordinator dan fasilitator pembelajaran dengan baik, terutama pada waktu

presentasi, dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mempresentasikan hasil kelompoknya dan memantau agar proses

belajar mengajar lebih interaktif yang berfokus pada siswa (student

centered), bisa mengontrol keadaan kelas sehingga situasi dan suasana

belajar menjadi kondusif, juga berperan sebagai penghubung dalam

menjembatani dan mengkaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas

dengan media video yang telah disajikan. Hendaknya mampu menggali

watak kewarganegaraan siswa yang didalamnya terdapat beberapa

karakter dengan membangun suasana belajar yang demokrastis, sehingga

melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

3. Dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas

hendaklah seorang guru mengacu kepada (a) tujuan instruksional yang

telah ditetapkan, (b) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya

fakta, konsep dan generalisasi, (c) Praktis dan tepat sasaran, (d)


(52)

b. Bagi siswa

1. Karakter privat siswa seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan

penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu

diharapkan dapat meningkat setelah siswa terlibat dalam proses

pembelajaran PKn dengan menggunakan media video berbasis nilai.

2. Karakter Publik juga tidak kalah penting, keperdulian sebagai

warganegara, kesopanan, mengindahkan aturan (rule of law), berpikir

kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi,

merupakan karakter yang sangat diperlukan. Siswa diharapkan dapat ikut

berperan aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran seperti bagaimana

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas juga

memaksai isi pesan yang tertuang dalam media vedio tersebut, sehingga

pada pembelajaran PKn menjadi lebih interaktif dan siswa dapat

meningkatkan keaktifannya dalam pembelajaran PKn.

3. Watak kewarganegaraan yang sudah dimiliki siswa diharapkan terus

dikembangkan, seperti memberikan kesempatan yang seluas-luasnya

kepada siswa untuk bersikap dalam memecahkan suatu permasalahan yang

ada, diharapkan agar siswa bisa betul-betul siap ketika masuk langsung ke

masyarakat dikemudian hari.

c. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya lebih fokus dalam meningkatkan dukungan terhadap


(53)

bermanfaat lebih optimal dalam proses pembelajaran. Hal tersebut perlu

diprioritaskan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan baik.

d. Rekomendasi Untuk peneliti Lain

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam fokus permasalahan dan

setting penelitian. Peneliti lain diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut dari apa

yang telah dihasilkan dalam penelitian ini agar pada akhirnya kajian dibidang ini

diharapkan semakin menarik dan lebih lengkap. Beberapa aspek yang mungkin

dapat diteliti lebih lanjut antara lain adalah :

1. Fokus permasalahan, aktivitas penggunaan media video berbasis nilai yang

diteliti sebagai media pembelajaran terhadap pengembangan watak

kewarganegaraan ini menggunakan pendekatan kuantitatif, untuk ke depannya

dapat dijadikan referensi oleh peneliti selanjutnya dengan menggunakan

penelitian kualitatif mengenai penggunaan media video berbasis nilai dan

pengembangan watak kewarganegaraan.

2. Setting penelitian belum menjangkau sampel sekolah swasta, dan belum

membandingkan variabel lainnya diluar media video berbasis siswa untuk


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. (1991). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sarana Panca Karya

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad. Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Borba, Michele. (2008). Membangun Kecerdasan Moral. Penerjemah Lina Jusuf. Membangun Kecerdasan Moral; Tujuh Kebajikan

Utama Agar Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Bestari, Prayoga. Syaifullah Syam. (2010). Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dalam membangun Karakter Bangsa (Nation and Carakter Building). Bandung: Labolatorium PKn

Universitas Pendidikan Indonesia

Branson, Margaret S. (1999). Belajar “Civic Education” dari Amerika

(eds Terjemahan). Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan

Sosial (LKis) dan The Asia Foundation (TAF)

Burden, Paul, R, Byrd David M. (1999). Methods For Effective Teaching. Needham Heights : Allyn and Bacon A Viacom Company

Craswell, Jhon W. (2010). Research Design (Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danial, E. AR dan Wasriah, N. (2007). Metode Penulisan Karya

Ilmiah.Bandung : Laboratorium PKn-FPIPS Universitas

Pendidikan Indonesia

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral VCT

DAN GAMES DALAM VCT. Bandung : Laboratorium

Jurusan PMPKN FPIPS IKIP

………(1995/1996). Dasar-Dasar Umum Metodologi Dan

Pengajaran Nilai-Moral. Bandung : Laboratorium Jurusan

PMPKN FPIPS IKIP


(55)

Dananjaya. (2012). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa

Elmubarok, Zaim. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung : ALFABETA

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung: ALFABETA

Hakam, Kama Abdul. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Joyce, Bruce, dkk. (2009). Models of Teaching (Model-Model

Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka pelajar

Komalasari, Kokom. (2012). Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan

Aplikasi). Bandung: Rafika Aditama

Lickona, Thomas. 2012. Educating for Character (Medidik Untuk

Membentuk Karakter). Jakarta: Bumi Aksara

Megawangi, Ratna. (2007). Character Parenting Space. Bandung: Read Publishing House

Megawangi, Ratna. (2007). Semua Berakar Pada Karakter. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya

Muslich. Mansnur. (2011). Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

Quigley, C.N., Buchanan, Jr.J.H., Bahmueller, C.F. (1991). Civitas: A

Framework for Civic Education. Calabasas: CCE.

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Labolatoriun Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyususn Tesis. Bandung: Alfabeta

Sadiman, Arief S, dkk. (2011). Media Pendidikan (Pengertian,


(56)

Salkind, Neil J. (2009). Teori-Teori Perkembangan Manusia. Bandung : Nusa Media

Smaldino E, Sharon, dkk. (2011). Intructional Technology & Media For

Learning. Jakarta: Kencana Prenanda Media group

Samani, Muchlas, Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: ROSDA

Soemantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Rosda Karya

Sudjana,Nana, Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta

………. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Prdagogja

Wahab, Abdul Aziz, Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Wuryan, Sri, Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (CIVICS). Bandung : Laboratorium Jurusan PKn FPIPS IKIP

Winataputra, Udin, Dasim Budimansyah. (2007). Civic Education

(Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas). Bandung:

Sekolah Paca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda

Kajian Tesis, Disertasi

Anugerahwati, Mustika. (2010). “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Penumbuhan Watak Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Globalisasi” (Penelitian Quasi Experimental di SMK


(1)

bermanfaat lebih optimal dalam proses pembelajaran. Hal tersebut perlu diprioritaskan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan baik.

d. Rekomendasi Untuk peneliti Lain

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam fokus permasalahan dan setting penelitian. Peneliti lain diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut dari apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini agar pada akhirnya kajian dibidang ini diharapkan semakin menarik dan lebih lengkap. Beberapa aspek yang mungkin dapat diteliti lebih lanjut antara lain adalah :

1. Fokus permasalahan, aktivitas penggunaan media video berbasis nilai yang diteliti sebagai media pembelajaran terhadap pengembangan watak kewarganegaraan ini menggunakan pendekatan kuantitatif, untuk ke depannya dapat dijadikan referensi oleh peneliti selanjutnya dengan menggunakan penelitian kualitatif mengenai penggunaan media video berbasis nilai dan pengembangan watak kewarganegaraan.

2. Setting penelitian belum menjangkau sampel sekolah swasta, dan belum membandingkan variabel lainnya diluar media video berbasis siswa untuk pengembangan watak kewarganegaraan


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. (1991). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sarana Panca Karya

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad. Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Borba, Michele. (2008). Membangun Kecerdasan Moral. Penerjemah Lina Jusuf. Membangun Kecerdasan Moral; Tujuh Kebajikan

Utama Agar Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Bestari, Prayoga. Syaifullah Syam. (2010). Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dalam membangun Karakter Bangsa (Nation and Carakter Building). Bandung: Labolatorium PKn

Universitas Pendidikan Indonesia

Branson, Margaret S. (1999). Belajar “Civic Education” dari Amerika

(eds Terjemahan). Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan

Sosial (LKis) dan The Asia Foundation (TAF)

Burden, Paul, R, Byrd David M. (1999). Methods For Effective Teaching. Needham Heights : Allyn and Bacon A Viacom Company Craswell, Jhon W. (2010). Research Design (Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danial, E. AR dan Wasriah, N. (2007). Metode Penulisan Karya

Ilmiah.Bandung : Laboratorium PKn-FPIPS Universitas

Pendidikan Indonesia

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif- Nilai-Moral VCT

DAN GAMES DALAM VCT. Bandung : Laboratorium

Jurusan PMPKN FPIPS IKIP

………(1995/1996). Dasar-Dasar Umum Metodologi Dan

Pengajaran Nilai-Moral. Bandung : Laboratorium Jurusan

PMPKN FPIPS IKIP

……….(1992). Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Jurusan


(3)

Dananjaya. (2012). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa

Elmubarok, Zaim. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung : ALFABETA

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung: ALFABETA

Hakam, Kama Abdul. (2007). Bunga Rampai Pendidikan Nilai. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Hamalik, Oemar. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Joyce, Bruce, dkk. (2009). Models of Teaching (Model-Model

Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka pelajar

Komalasari, Kokom. (2012). Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan

Aplikasi). Bandung: Rafika Aditama

Lickona, Thomas. 2012. Educating for Character (Medidik Untuk

Membentuk Karakter). Jakarta: Bumi Aksara

Megawangi, Ratna. (2007). Character Parenting Space. Bandung: Read Publishing House

Megawangi, Ratna. (2007). Semua Berakar Pada Karakter. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan sumber Pembelajaran.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya

Muslich. Mansnur. (2011). Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

Quigley, C.N., Buchanan, Jr.J.H., Bahmueller, C.F. (1991). Civitas: A

Framework for Civic Education. Calabasas: CCE.

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Labolatoriun Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyususn Tesis. Bandung: Alfabeta

Sadiman, Arief S, dkk. (2011). Media Pendidikan (Pengertian,


(4)

Salkind, Neil J. (2009). Teori-Teori Perkembangan Manusia. Bandung : Nusa Media

Smaldino E, Sharon, dkk. (2011). Intructional Technology & Media For

Learning. Jakarta: Kencana Prenanda Media group

Samani, Muchlas, Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: ROSDA

Soemantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : Rosda Karya

Sudjana,Nana, Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta

………. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Prdagogja

Wahab, Abdul Aziz, Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Wuryan, Sri, Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (CIVICS). Bandung : Laboratorium Jurusan PKn FPIPS IKIP

Winataputra, Udin, Dasim Budimansyah. (2007). Civic Education

(Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas). Bandung:

Sekolah Paca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda

Kajian Tesis, Disertasi

Anugerahwati, Mustika. (2010). “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Penumbuhan Watak Kewarganegaraan Siswa Pada Konsep Globalisasi” (Penelitian Quasi Experimental di SMK Pasundan I Kota Bandung ). Tesis PKn. Bandung: Tidak


(5)

Komalasari, Kokom. (2008). Pengaruh Pembelajran Kontekstual dalam

PKn terhadap Kompetensi Kewargarganegaraan Siswa SMP.

Disertasai IPS. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Kurniawaty, Imas. (2011).“ Pengaruh Internet Sebagai Media

Pembelajaran PKn Terhadap Kreativitas Peserta Didik SMA Negeri di Kota Bandung. Tesis PKn. Bandung: Tidak

Diterbitkan

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Kajian Internet dan Jurnal

Adi Perdana, Triyoga. (2012). Rejuvenasi pendidikan, Pendidikan

Indonesia (sudah) berada di pucuk jurang stagnasi. [Online].

Tersedia di:

http://triyogaadiperdana.wordpress.com/2012/11/12/rejuvena si-pendidikan-pendidikan-indonesia-sudah-berada-di-pucuk-jurang-stagnasi/.

Geer, Ruth, Trudy-Ann Sweeney. (2012). Students’ Voices about

Learning with Technology. Journal of Social Sciences

DOI: 10.3844/jssp.2012.294.303, Volume 8, Issue 2 Pages

294-303. Tersedia di :

http://thescipub.com/abstract/10.3844/jssp.2012.294.303 Hughes, Joan E, Becky Wai-Ling, Packard P. David Pearson. (2010).

Preservice Teachers' Perceptions of Using Hypermedia and Video to Examine the Nature of Literacy Instruction.

doi: 10.1080/10862960009548097Journal of Literacy

ResearchDecember 2000 vol. 32 no. 4 599-629. Tersedia di : http://jlr.sagepub.com/content/32/4/599.abstract

Komalsari, K. (2012). The living values-based contextual learning to


(6)

246-251. DOI: 10.3844/jss.2012.246.251. Tersedia di : http://thescipub.com/abstract/10.3844/jssp.2012.246.251 Mahanani, Fauzan A. ( 8 Juni 2012). Unsur Multimedia Dalam

Pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://www.m-

edukasi.web.id/2012/06/unsur-multimedia-dalam-pembelajaran

Suryanto. (2009). Urgensi Pendidikan Karakter. [Online]. Tersedia di: http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi .html

(29 Oktober 2009). Civic Education dalam Kehidupan Demokratis.

[Online]. Tersedia di:

http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/29/civic-education-dalam-kehidupan-demokratis/

(Th. 2011). Jenis-jenis Intelegensi (Horward Garner). [Online]. Tersedia di: http://www.psychologymania.com/2011/07/jenis-jenis-intelegensi-menurut-howard.html


Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh model pemeblajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa; studi quasi eksperimen di SMPN 48 Jakarta

0 3 192

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

PEMBIASAAN NILAI- NILAI RELIGIUS TERHADAP PEMBINAAN CIVIC CULTURE SISWA DI SMP NEGERI 44 BANDUNG: Studi Deskriptif di SMP Negeri 44 Bandung.

0 1 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) SISWA DI SMP CENDIKIA MUDA BANDUNG.

1 1 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP ANTIKORUPSI SISWA : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 8 Bandung.

1 7 70

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PENUMBUHAN WATAK KEWARGANEGARAAN SISWA PADA KONSEP GLOBALISASI: Penelitian Quasi Experimental di SMK Pasundan I Kota Bandung.

0 0 63

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA WATAK KEWARGANEGARAAN (CIVIC DISPOSITION) SISWA (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa SMK Negeri 2 Purwokerto) - repository perpustakaan

0 1 16

PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA WATAK KEWARGANEGARAAN (CIVIC DISPOSITION) SISWA (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa SMK Negeri 2 Purwokerto) - repository perpustakaan

0 1 33