PERAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MEN

PERAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU

(Studi di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

ARJAN SAIDI NIM. 11.2.4.022

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan dan pertumbuhan individu baik rohani maupun jasmani. Pendidikan juga dapat menumbuhkan bakat dan ketrampilan serta meningkatkan pengetahuan setiap individu.

Dilihat dari keberhasilan kegiatan proses pembelajaran, selama ini yang terlihat barulah keberhasilan pada satu aspek saja yaitu kognitif. Padahal dalam proses pendidikan terdapat tiga aspek yang harus dicapai oleh peserta didik yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Meskipun aspek psikologis saling berkaitan, kenyataannya sukar diungkap sekaligus bila hanya melihat perubahan yang terjadi pada satu aspek saja. Hal ini tentunya merupakan tantangan berat yang harus dihadapi oleh setiap pendidik terlebihnya bagi pemimpin sekolah tersebut.

Pendidik seringkali menjadi suatu komponen yang disalahkan jika peserta didiknya tidak berhasil mencapai sebuah keberhasilan. Ini memang tidak adil, melimpahkan tanggung jawab tersebut hanya kepada pihak pendidik semata, tetapi ada suatu asumsi yang menyatakan bahwa terbentuknya kepribadian dan moral peserta didik itu tergantung kepada para pendidik atau guru itu sendiri.

Seorang pendidik haruslah bersikap profesional bahkan dituntut untuk lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Dalam dunia Islam, tidak bisa dipungkiri adanya peran pendidikan yang sangat penting sehingga ajaran agama yang luhur ini dapat senantiasa terjaga keasliannya hingga saat ini. Islam terus menerus berkembang mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan keasliannya sedikitpun. Perkembangan Islam yang sedemikian gemilang ini tidak bisa dilepaskan dari tradisi pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat yang khususnya masyarakat Indonesia yang sangat dikenal dengan berbagai perbedaan suku, budaya dan adat istiadatnya.

Berbicara tentang pendidikan sama halnya ketika berbicara tentang suatu kewajiban dan Islam pun telah menganjurkan umatnya untuk senantiasa menuntut ilmu baik dia laki-laki maupun perempuan. Pendidikan yang baik dan benar akan mengarahkan manusia untuk senantiasa berjalan sesuai dengan fitrah penciptaannya sebagai seorang khalifah/pemimpin.

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok yang merupakan tujuan

bersama. 1 Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan seorang kepala sekolah sangatlah

berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Peranan kepala sekolah haruslah diterapkan dan diaplikasikan secara nyata. Untuk itu seorang kepala sekolah dituntut untuk memiliki ilmu pendidikan dan ilmu kepemimpinan secara menyeluruh. Oleh sebab itu, kualitas seorang kepala sekolah sangatlah berpengaruh pada keberhasilan sekolah yang dipimpinnya.

1 Indrafachrudi Soekarto, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik (Jakarta;

Ghalia Indonesia. 1993), h. 12.

Kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan sangat menunjang akan tercapainya pengelolahan sekolah yang efektif dan efisien. Untuk menciptakan sekolah yang efektif dan efisien maka kepala sekolah harus menerapkan peran dan fungsinya dengan sebaik-baiknya.

Kepala sekolah pada dasarnya melakukan tiga fungsi di antaranya: (a) membantu para guru memahami, memilih, dan merumuskan tujuan pendidikan yang hendak dicapai, (b) menggerakkan para guru, para karyawan, para siswa dan para anggota masyarakat untuk mensukseskan program-program pendidikan di sekolah, (c) menciptakan sekolah sebagai lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh

produktifitas dan memperoleh kepuasan kerja yang tinggi. 2 Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin yang menjadi kekuatan

penggerak kehidupan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memahami betul tugas dan perannya demi mencapai keberhasilan dalam meningkatkan kreativitas guru.

Dalam perspektif kebijakan Depdiknas, ada tujuh peran utama yang harus diperankan oleh pihak kepala sekolah, yaitu sebagai educator (pendidik), manager, administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), dan pencipta

iklim kerja serta wirausahawan. 3

2 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2005), h. 81-82.

3 Jamal Ma’mur Aswani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Cet. I; Banguntapan Jogjakarta: DIVA Press, 2012), h. 36.

Salah satu peran kepala sekolah adalah sebagai supervisor pendidikan di lingkungan sekolah. Dalam mengelolah pendidikan diharapkan berkompeten dalam memegang tugas serta bertanggung jawab dalam memegang peran aktif demi memajukan sekolah atau lembaga pendidikan.

Tugas dan tanggung jawab supervisor memang sangat luas, pada intinya adalah bagaimana ia memastikan bahwa semua perkerjaan dapat dilakukan dengan baik. Supervisor juga dituntut dapat memberikan motivasi kepada para guru atau bawahannya agar kembali semangat bekerja serta konsisten dijalur yang benar dalam melakukan suatu pekerjaan.

Dalam bidang pendidikan, supervisi mengandung konsep umum yang sama namun disesuaikan dengan aktifitas-aktifitas pembelajaran. Supervisi pembelajaran merupakan bagian dari supervisi pendidikan. Tujuan dari supervisi pembelajaran adalah peningkatan mutu pembelajaran melalui perbaikan mutu dan pembinaan terhadap profesionalisme guru dan juga untuk membantu guru-guru belajar bagaimana meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya, agar peserta didiknya dapat mewujudkan tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah haruslah membuat persiapan dan perencanaan kerja dalam rangka pelaksanaan menyusun dokumentasi dan laporan bagi setiap kegiatan yang dilakukan serta mengembangkan sistem pengolahan data dari hasil supervisi.

Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di MA Al-Khairaat Bitung ditemukan tidak semua guru memiliki kinerja yang dipersyaratkan profesi guru secara ideal. Kenyataannya masih banyak ditemukan adanya guru-guru dengan kinerja minimal apalagi bagi guru-guru yang baru mulai melaksanakan tugasnya Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di MA Al-Khairaat Bitung ditemukan tidak semua guru memiliki kinerja yang dipersyaratkan profesi guru secara ideal. Kenyataannya masih banyak ditemukan adanya guru-guru dengan kinerja minimal apalagi bagi guru-guru yang baru mulai melaksanakan tugasnya

Kepala sekolah merupakan kunci dari kemajuan dan mundurnya suatu lembaga pendidikan, hal ini dikarenakan bahwa kepala sekolah mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dalam mengatasi semua kebutuhan yang diperlukan oleh semua pihak yang ada di instansi tersebut.

Kepala MA Al-Khairaat Bitung sering disibukkan dengan pekerjaan yang lain sehingga kinerja dari guru-guru tersebut tidak lagi terkontrol dan bahkan sampai terbengkalai seperti para guru yang sering meninggalkan kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, tidak adanya suatu proses pembelajaran yang kreatif serta mengajar dengan tidak profesional. Untuk itu kepala MA Al-Khairaat Bitung di dalam profesinya, selalu menghimbau kepada guru dan staf lainnya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik sehingga terlihat prestasi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Peningkatan kreativitas guru di madrasah perlu dilakukan baik oleh guru sendiri melalui motivasi yang dimilikinya maupun dari pihak kepala madrasah Peningkatan kreativitas guru di madrasah perlu dilakukan baik oleh guru sendiri melalui motivasi yang dimilikinya maupun dari pihak kepala madrasah

Guru sebagai pengajar berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan berfungsi sebagai komunikator, motivator, informator dan fasilitator. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus mampu melaksanakan fungsinya sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai seoptimal mungkin. Selain itu juga guru harus mempunyai keterampilan dalam menyampaikan suatu informasi kepada para siswa dengan pemilihan metode dan media yang sesuai. Karena itu sebagai seorang guru yang dikatakan juga sebagai seniman harus mampu menciptakan

suasana yang nyaman dengan berbagai ke kreativitasannya. 4 Namun pada kenyataannya, dalam kegiatan belajar mengajar khususnya

yang berlangsung di MA Al-Khairaat Bitung, masih terdapat sebagian guru yang hanya berperan sebagai sumber informasi atau penyampai materi saja, sedangkan siswanya merupakan penerima informasi yang disampaikan. Apabila materi telah selesai disampaikan kepada siswa maka selesailah tugas seorang guru, tanpa memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak dan dalam hal ini siswa merasa sulit dan jenuh menerima pelajaran pendidikan agama Islam.

Kreatifitas guru sangat diharapkan oleh semua kalangan yang ada di dalam sekolah, terlebihnya oleh kepala sekolah sendiri. Hal ini dikarenakan agar para pendidik bisa menjadi idola para peserta didiknya di sekolah. Namun pada realitanya harapan kreativitas tersebut belum terlaksana dengan baik. Buktinya banyak para peserta didik tidak peka dan bersemangat dalam mengikuti proses

4 Diambil dari, http://amirr1.blogspot.com/2011/03/fungsi-dan-kreativitas-guru.html?m=3 pada tanggal 15 Juni 2015 4 Diambil dari, http://amirr1.blogspot.com/2011/03/fungsi-dan-kreativitas-guru.html?m=3 pada tanggal 15 Juni 2015

Dengan potensi kreativitas, maka para guru dituntut untuk dapat mengembangkan suatu hal yang berpotensi kreatif dalam kegiatan proses pembelajaran yang nantinya diharapkan agar para siswa dapat lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan mempunyai pola pikir yang kreatif sehingga tujuan pendidikan pun dapat terwujud optimal.

Oleh karena itu berdasarkan hasil dari uraian di atas, maka kasus ini sangat mengundang keinginan peneliti untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul

“ Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru” Studi di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah.

B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kreativitas guru PAI dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung ?

2. Apakah masalah yang dihadapi kepala madrasah dalam proses pelaksanaan peningkatan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung ?

3. Apakah solusi yang diterapkan kepala madrasah pada proses pelaksanaan peningkatan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung ?

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berjudul : “Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas Guru” Studi di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota

Bitung Kec. Girian Bawah. Beberapa kata atau istilah yang membentuk kalimat pada judul tersebut perlu dijelaskan pengertiannya masing-masing sehingga dapat dipahami dan terhindar dari kesalahan penafsiran. Pemaknaan pada setiap kata atau istilah tersebut merupakan sebuah acuan dari pihak penulis untuk memberikan definisi operasional dari judul penelitian agar kiranya pihak pembaca tidak salah dalam memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis. Berikut ini pengertian dari kata atau istilah pada judul penelian ini:

1. Peran Supervisi Kepala Sekolah Peran supervisi kepala sekolah adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. Pelaku dari supervisi itu sendiri

disebut supervisor. 5 Pada intinya kata “supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Jadi yang dimaksud oleh

penulis adalah supervisi merupakan salah satu peran kepala sekolah untuk mengawasi dan memberikan pembinaan-pembinaan (motivasi) kepada para guru untuk meningkatkan kreativitasnya dalam pembelajaran. Supervisor yang dituju

5 Mark, Handbook Educational Supervision A Guide For The Practition (Boston; Allyn & Baconinc, 1991), h. 27.

penulis dalam penelitian ini tentunya kepala sekolah MA Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung.

2. Meningkatkan Meningkatkan yaitu mempertinggi, memperhebat, mengangkat atau menaikkan

derajat, taraf dan lain sebagainya. 6 Jadi yang dimaksudkan penulis adalah dengan adanya pembinaan supervisi dari kepala sekolah, maka diharapkan adanya suatu

peningkatan dalam proses kreativitas pembelajaran guru pada objek yang dituju oleh peneliti sendiri.

3. Kreativitas Guru Kreatifitas sejatinya bermula dari cara berfikir. Banyak dari kalangan para ahli mengartikan kreatifitas yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari individu. Pandangan ini lebih bermakna bagi guru yang berusaha untuk mengembangkan usaha kreatif, baik untuk profesinya sendiri maupun untuk peserta didik serta membantu mereka dalam menggali dan mengembangkan

potensinya secara optimal. 7 Maksudnya yaitu kreativitas guru dalam hal ini yakni usaha-usaha guru yang berupa ide-ide baru dari guru dalam proses pembelajaran

akan membawa dampak yang positif bagi pembelajaran tersebut. Dengan demikian, pengertian judul secara optimal adalah suatu kajian ilmiah yang memaparkan tentang peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kreativitas guru.

6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed. II (Cet.IX; Balai Pustaka, 1997), h. 787.

7 Guntur Talajan, Menumbuhkan kreatifitas dan Prestasi Guru (Yogyakarta; LaksBang PRESSindo, 2012), h. 11.

Untuk memberikan pemahaman yang mendalam, penulis memfokuskan dan membatasi ruang lingkup penelitian ini untuk mengkaji tentang peran supervisi oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kota Bitung Kec. Girian Bawah.

D. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui peran supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung .

b. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi kepala sekolah dalam proses peningkatkan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung.

c. Untuk mengetahui solusi yang diterapkan kepala sekolah pada proses peningkatkan kreativitas guru di MA Al-Khairaat Bitung.

2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dikategorikan sebagai kegunaan teoritis dan praktis.

a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya ilmu manajemen pendidikan, lebih khusus lagi terkait dengan penerapan teori-teori manajemen terkait peran kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.

b. Kegunaan praktis

1) Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan bahkan menjadi pengalaman tersendiri bagi peneliti serta menjadi tolak ukur bagi peneliti 1) Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan bahkan menjadi pengalaman tersendiri bagi peneliti serta menjadi tolak ukur bagi peneliti

2) Dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi kepala sekolah dalam perannya sebagai supervisor di sekolah dan juga sebagai bahan masukan yang bersifat positif sehingga dapat melakukan pembenahan terhadap kekurangan dalam memimpin dan mengarahkan bawahan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

3) Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan penuh kreativitas.

4) Memperkaya khazanah pengetahuan dan menambah wawasan cakrawala berfikir, juga menjadi barometer dan dasar acuan yang amat penting bagi mahasiswa nantinya.

5) Bagi masyarakat, untuk mengetahui kualitas suatu lembaga pendidikan, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih sekolah/madrasah yang modern, profesional, dan populer untuk anak-anak mereka sebagai peserta didik nantinya.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kepala Sekolah

Menurut Daryanto, kepala sekolah adalah pemimpin pada suatu lembaga satuan pendidikan. Kepala sekolah ialah pemimpin yang proses kehadirannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan atau ditetapkan oleh pemerintah. 8

Adapun menurut Sri Damayanti, yang dikutip dalam bukunya Jamal Ma’mur Asmani bahwa kepala sekolah berasal dari dua kata, yaitu “kepala” dan

“sekolah”. Kata kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga, sedangkan sekolah diartikan sebagai sebuah wadah atau tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala sekolah adalah jabatan fungsional yang diberikan oleh lembaga yang menaungi sekolah, bisa yayasan kementerian pendidikan nasional, kementerian agama, atau yang lainya baik

melalui mekanisme pemilihan dan penunjukan. 9 Kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk

memimpin sumber daya yang ada di lembaga tempat diadakannya penerimaan dan pemberian pelajaran (sekolah) sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

8 Daryanto, kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta: Gava Media, 2011), h. 136.

9 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Cet. I; Jogjakarta: DIVA press, 2012), h. 17.

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang

dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak

sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 10

Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 30                

 .              Terjemahnya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi. mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan 11 berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

Dalam firman Allah swt dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 30 di atas, jelaslah bahwasanya manusia diutus oleh Allah swt di muka bumi adalah untuk menjadi seorang khalifah/pemimpin, baik memimpin dirinya sendiri dan orang lain. Jadi dalam hal ini yang dikatakan sebagai pemimpin lembaga pendidikan yaitu kepala sekolah.

10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III (Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 874.

11 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, h. 6.

Kata khalifah menurut keterangan Ensiklopedi Islam yang dikutip oleh Mulyasa adalah istilah yang muncul dalam sejarah pemerintahan Islam sebagai institusi politik Islam, yang bersinonim dengan kata imamah yang berarti

pemimpin. 12 Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat

untuk menduduki jabatan struktural (kepala sekolah) di sekolah. Ia adalah pejabat yang ditugaskan untuk mengelolah sekolah. 13 Sama halnya yang diutarakan oleh

Sudarwan Danim, bahwa kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. 14

Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 15 Menurut Pidarta yang dikutip dalam bukunya Daryanto, kepala sekolah

merupakan kunci kesuksesan sekolah dalam mengadakan suatu perubahan. Sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program dari proses pembelajaran di sekolah sebagian besar terletak pada diri kepala sekolah itu sendiri. Pidarta menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki peran dan tanggung

12 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 86.

13 Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia (Cet I: Jakarta; Ardadizya Jaya, 2001), h. 161.

14 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan P rofesinalisme Tenaga Kependidikan (Cet. II: Bandung; Pustaka Setia, 2010), h. 145.

15 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan P ermasalahanya

(Cet. VII: Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 83.

jawab sebagai manejer pendidikan, pemimpin pendidikan, supervisor pendidikan dan administrator pendidikan. 16

Tugas kepala sekolah memang sungguh berat akan tetapi kalau pekerjaan itu dikerjakan secara bergotongroyong ( team work ) dengan para guru atau bawahannya maka tentu pekerjaan itu akan terasa ringan. Salah satu peran kepala sekolah yaitu supervisi dimana peran tersebut adalah untuk mengontrol para guru dan mengawasi jalannya proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas hingga memberikan masukan positif untuk para guru agar bisa bekerja sama demi meningkatkan kualitasnya yang demikian berimbas pada pencapaian tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

B. F ungsi dan Tugas/Peran Kepala Sekolah

Sebagai seorang pemimpin, fungsi dan tugas kepala sekolah sangat kompleks demi terwujudnya sekolah yang berkualitas. Menurut E. Mulyasa bahwa fungsi dan tugas kepala sekolah secara terperinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepala sekolah sebagai pendidik (educator) Kepala sekolah sebagai pendidik (educator) dengan meningkatkan

profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, melaksanakan model pembelajaran yang

16 Daryanto, op. cit., h. 151.

menarik (misalnya team teaching dan moving class ), serta mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi siswa yang cerdas di atas rata-rata.

2. Kepala sekolah sebagai manajer Fungsi dan tugas kepala sekolah adalah memberdayakan tenaga

kependidikan melalui kerja sama, dan memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya serta mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan.

3. Kepala sekolah sebagai administrator Sebagai administrator dengan mengelola kurikulum, siswa, personalia,

sarana prasarana, kearsipan, dan keuangan.

4. Kepala sekolah sebagai supervisor Sebagai supervisor dengan memperhatikan prinsip-prinsipnya, seperti

hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hierarkis, dilaksanakan secara demokratis, berpusat pada tenaga kependidikan (guru) dan dilakukan berdasarkan kebutuhan kependidikan (guru) serta merupakan bantuan profesional.

5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) Memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga

kependidikan, dan membuka komunikasi dua arah serta mendelagasikan tugas.

6. Kepala sekolah sebagai inovator Kepala sekolah sebagai inovator dengan strategi yang tepat untuk menjalin

hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga

7. Kepala sekolah sebagai motivator Kepala sekolah sebagai motivator yakni memberikan motivasi kepada para

tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai

sumber belajar lewat pengembangan pusat sumber belajar. 17 Ketujuh fungsi dan tugas ini akan mendorong kepala sekolah untuk

meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan sekolah sehingga mampu memberikan masukan-masukan yang bersifat positif kepada jajaran bawahannya untuk bangkit mengejar ketertinggalan dan kemunduran.

Adapun fungsi dan tugas yang harus dimiliki kepala sekolah menurut Mohib Asrori yang dikutip dalam bukunya Jamal Ma’ruf Asmani, yaitu:

1. Sebagai educator, kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter yang didasari nilai-nilai pendidikan. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a. Kemampuan mengajar/membimbing siswa,

b. Kemampuan membimbing guru,

c. Kemampuan mengembangkan guru, dan

d. Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang pendidikan.

17 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Cet. IX: Bandung; Remaja Rosdakarya, 2007), h. 98-120.

2. Sebagai manajer, kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, maka kepala sekolah harus memiliki:

a. Kemampuan menyusun program,

b. Kemampuan menyusun organisasi sekolah,

c. Kemampuan menggerakkan guru, dan

d. Kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan.

3. Sebagai administrator, kepala sekolah berperan dalam mengatur tata laksana sistem administrasi di sekolah, sehingga bisa lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini, maka kepala sekolah harus memiliki:

a. Kemampuan mengelola administrasi PBM/BK,

b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan,

c. Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan,

d. Kemampuan mengelola administrasi keuangan,

e. Kemampuan mengelola administrasi sarana prasarana, dan

f. Kemampuan mengelola administrasi persuratan.

4. Sebagai supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan.

b. Kemampuan melaksanakan program supervisi, dan

c. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi.

5. Sebagai leader, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang- orang untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a. Memiliki kepribadian yang kuat,

b. Kemampuan memberikan layanan bersih, transparan dan professional,

c. Memahami kondisi warga sekolah.

6. Sebagai inovator, kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif yang tidak terjebak dalam rutinitas. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a. Kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan untuk lebih baik),

b. Kemampuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan.

7. Sebagai motivator, kepala sekolah harus mampu memberi dorongan, sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara professional.

a. Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik),

b. Kemampuan mengatur suasana kerja/belajar, dan

c. Kemampuan memberi keputusan kepada warga sekolah.

8. Sebagai entrepreneur, kepala sekolah berperan untuk melihat adanya peluang dan memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah harus memiliki:

a. Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah,

b. Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif, dan b. Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif, dan

Tugas dan peran kepala sekolah yang begitu kompleks tersebut tidak lain bertujuan agar sekolah yang dipimpinnya mengalami penigkatan. Tugas dan peran harus dilakukan kepala skolah, sehingga harapan atau cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa terwujud dengan baik meskipun tantangan selalu datang.

C. Peran Supervisi Kepala Sekolah Supervisi berasal dari kata “super” artinya lebih atau atas dan “vision” artinya melihat atau meninjau. Secara etiomologis supervisi artinya melihat atau meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap pelaksanaan kegiatan bawahannya. Namun pengertian ini membawa implikasi bahwa seolah-olah supervisi disamakan dengan pengawasan atau inspeksi yang umum berlaku, terutama dalam

dunia pendidikan. 19 Secara terminologis, supervisi sering diartikan sebagai serangkaian usaha

berupa bantuan kepada guru terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Banyak pakar yang memberikan batasan supervisi sebagai bantuan kepada staf untuk mengembangkan, mempertinggi,

18 Jamal Ma’mur Asmani, op. cit., h. 33-36.

19 Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta; Referensi Gaung Persada PressGroup, 2013), hal. 44.

memperhebat, mengangkat atau menaikkan derajat, taraf dan lain sebagainya demi situasi belajar mengajar yang lebih baik. 20

Menurut Mc. Nerney yang dikutip oleh Daryanto, meninjau supervisi sebagai suatu proses penilaian. Ia mengatakan supervisi adalah prosedur memberi

arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. 21 Menurut Norman D. Powell dalm bukunya “ Supervision and Evaluation

Instructional ” mengungkapkan bahwa Supervisi kepala sekolah merupakan “the process of bringing about improvement in instruction by working with people who are helping the pupils. It is a process of stimulating growth and a means of

helping teachers to help themselves” artinya, bahwa supervisi merupakan suatu proses mengupayakan peningkatan proses pembelajaran melalui kerjasama

dengan orang yang membimbing peserta didik, proses melakukan stimulasi perkembangan, dan sebagai media bagi guru untuk memperbaiki diri. 22

Supervisi pembelajaran secara umum merupakan bantuan profesional kepada pihak guru pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga guru dapat membantu peserta didik untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisien dan menyenangkan. Kualitas proses pembelajaran yang harus ditingkatkan adalah bagaimana guru membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan kreativitas mereka. Oleh karena itu,

20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ed. II (Cet.IX; Balai Pustaka, 1975), h. 787.

21 Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah (Cet. Pertama; Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 149.

22 Norman D. Powell, Supervision and Evaluation Instructional Personnel (California: La Sierra University, 2004), h. 103.

supervisi haruslah dilakukan secara terencana dan tersistem sehingga tujuan dari supervisi bisa tercapai daan terlaksana.

Secara umum, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai perannya sebagai supervisor ialah mencakup kegiatan atau usaha sebagai berikut:

1. Membangkitkan dan merangsang para guru dan pegawai sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.

3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, menggunakan, dan mencari metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntan kurikulum yang baru.

4. Membina kerjasama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.

5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah.

6. Membina hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan komite sekolah, orang tua siswa, masyarakat, instansi lainnya yang terkait dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 23

23 Hadis Abdul dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan (Cet. II; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 52.

Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus memahami perannya. Sebagai pemegang amanat penuh untuk menjalankan peran dari seorang supervisor, kepala sekolah harus mempunyai

beberapa peran penting juga yaitu:

1. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.

2. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.

3. Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan potensi guru.

4. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar.

5. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu proses belajar mengajar.

6. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.

7. Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.

8. Menciptakan team work yang dinamis dan profesional.

24 9. Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif. Kepala sekolah sebagai supervisor bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana guru mampu melaksanakan proses pembelajaran. Secara berkala kepala

24 Ibid., h. 73.

sekolah perlu melaksanakan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan serta

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. 25 Ketercapaian suatu tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan

dan kebijaksanaan kepala sekolah. Hal ini dikarenakan kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan dapat bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswanya demi mencapai sebuah tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

Senada dengan hal di atas, agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip supervisi di bawah ini, yaitu:

1. Praktis, yakni dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

2. Fungsional, yaitu merupakan suatu sumber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan melalui peningkatan proses pembelajaran.

3. Relevansi, yaitu sesuai dan menunjang pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung.

4. Ilmiah, yaitu supervisi perlu dilakukan secara sistematis, terprogram, dan berkesinambungan.

5. Objektif, yaitu menggunakan prosedur dan instrumen yang valid (tepat) dan reliabel (tetap, dapat dipercaya).

25 Bafadal, Ibrahim, Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina

Profesional Guru (Jakarta; Bumi Aksara, 1992), h. 75.

6. Demokrasi, yaitu pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

7. Kooperatif yaitu adanya semangat kerja sama antara supervisor dengan guru.

8. Konstruktif dan kreatif, yaitu berusaha memperbaiki kelemahan atau

kekurangan serta secara kreatif berusaha meningkatkan proses kerjanya. 26

Dari hasil supervisi kepala sekolah maka dapat diketahui kelemahan dan keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sudah sewajarnya kepala sekolah mengupayakan saran, bimbingan, solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu ketika menjumpai kelemahan dari proses pembelajaran sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan bahkan meningkatkan keunggulannya dalam melaksanakan tugasnya.

D. Kreativitas Guru

Para ahli psikolog telah menyadari bahwa manusia bukan hanya semata- mata sebagai penerima informasi dan memecahkan permasalahan yang diberikan kepadanya, tetapi manusia adalah makhluk kreatif yang kemampuan kreatifnya

harus dikembangkan sepenuhnya melalui proses belajar mengajar. 27

Kreativitas ditinjau dari segi bahasa (etimologi) berasal dari bahasa Inggris “to creat” yang berarti menciptakan, menimbulkan dan membuat. Dari kata “to creat” berbentuk kata benda “creativity” yang berarti daya cipta. Dalam bahasa

26 Mukhtar dan Iskandar, op. cit., h.48-49.

27 Guntur Talajan, Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2012), h. 9.

Latin kreativitas berasal dari kata “creare” yang berarti melahirkan, menghasilkan atau menciptakan. 28

Pihak pelajar adalah peserta didik dan pihak mengajar adalah guru. Hal yang mustahil ketika menumbuh-kembangkan kreativitas peserta didik tanpa adanya bimbingan dari seorang guru. Guru sendiri haruslah menyadari bahwa dirinya harus kreatif. Artinya kreativitas peserta didik sulit diterapkan apabila guru sendiri tidak kreatif.

Getzels dan Jackson mengatakan, manusia sebetulnya mempunyai potensi untuk menjadi kreatif. Guru dan peserta didik demikian juga memiliki potensi kreatif. Menjadi manusia berarti menjadi kreatif. Banyak ahli sependapat bahwa apabila kita kreatif, konsep diri (self-concept) akan tumbuh dan berkembang. Hal itu membuat kita kukuh dan mantap sebagai individu dalam memperluas rentangan masa depan dan membuka pengalaman-pengalaman kreatif yang baru. 29

Kreativitas merupakan hasil dari pikiran yang kreatif dan kemampuan seseorang untuk menciptakan ataupun menghasilkan sesuatu yang baru yang tentu saja mempunyai nilai. Jikalau seorang guru memperbanyak kegiatannya pada arah kreativitas itu sendiri, maka guru pun akan tertular kreatif, sebaliknya bila guru tak memiliki kesempatan dalam menyalurkan kreativitasnya maka potensinya juga akan merugi dan menurun.

28 Jhon M Echols, Hasan Sadilly, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 154.

29 Guntur Talajan, op. cit., h. 10.

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16: 78

Terjemahnya :

Dan Allah swt mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan

dan hati, agar kamu bersyukur. 30 Dengan penjelasan firman Allah swt dalam Q.S. An-Nahl/16: 78 di atas

dapat dipahami bahwa, sejak dilahirkan manusia dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, akan tetapi Allah swt memberikan pendengaran, penglihatan dan hati. Sejak lahir manusia dalam keadaan tidak mengatahui, artinya proses pembelajaran seharusnya dimulai sejak dini. Pemberian Allah swt yakni pendengaran dan penglihatan serta hati haruslah digunakan manusia untuk hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan sehingga pada masa yang akan datang bisa menjadi dan tergolong manusia yang kreatif.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, wujudnya adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak seseorang atau suatu kelompok, maka produk-produk kreatif pun tercipta. Produk itu sendiri sangat bervariasi, mulai dari penemuan mekanis, proses kimia baru, solusi baru atau pernyataan baru dalam ilmu matematika dan

30 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, h. 249.

ilmu pengetahuan, komposisi musik yang segar, puisi, cerita pendek atau novel yang menggugah yang belum pernah ditulis sebelumnya. 31

Menurut Conny Semiawan, dkk. Mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan

baru antar unsur data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. 32 Sedangkan menurut Clark Moustakis, sebagaimana dikutip oleh Utami Munandar bahwa

kreativitas merupakan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri,

dengan alam dan orang lain. 33 Dari berbagai pendapat pakar yang mengemukakan tentang pengertian

kreativitas itu sendiri, maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya kreativitas itu memiliki kata kunci yakni menciptakan, hal-hal baru, menggabungkan dan unsur-unsur yang ada. Dari beberapa kata kunci yang telah disimpulkan maka dapat menjadi sebuah pemahaman bahwa kreativitas itu adalah suatu kemampuan untuk menciptakan suatu hal-hal baru atau pun menggabungkan unsur-unsur yang sudah ada yang nantinya dapat menyelesaikan suatu permasalahan.

Terdapat lima sifat yang merupakan ciri kemampuan berfikir kreatif pada setiap manusia, yaitu:

31 Barron, F dan Harrington, The Social Science Encyclopedia (London: Creativity, 1996), h. 30.

32 Conny Semiawan, dkk., Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 8.

33 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Cet. II; Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT. Rineka Cipta, 2004), h. 18.

1. Kelancaran (fluency) Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

2. Keluwesan (flexibility) Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

3. Keaslian (originality) Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, otentik dan tidak klise.

4. Penguraian (elaboration)

Penguraian adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci.

5. Perumusan kembali (redefinition). Perumusan kembali adalah kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh

banyak orang. 34 Ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan ke dalam ciri kognitif dan

nonkognitif. Ciri kognitif seperti kelancaran, keluwesan, keaslian, penguraian dan perumusan kembali. Sedangkan ciri-ciri nonkognitif meliputi motivasi, sikap dan kepribadian kreatif.

Ciri-ciri nonkognitif sama pentingnya dengan ciri-ciri kognitif, karena tanpa ditunjang oleh kepribadian yang sesuai, kreativitas seseorang tidak akan berkembang secara wajar. Misalnya, menurut tes berfikir kreatif, dia memiliki

34 Guilford, Teachers Record Factors that aid and Hinder Creativity, 1965, h. 65.

kesemua ciri kognitif, namun ia pemalas dan mudah menyerah, maka kemampuan tersebut tidak akan berkembang. 35

Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai pola berfikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistic, penemuan ilmiah, dan penciptaan secara mekanik. Kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru, baik sama sekali bagi dunia ilmiah atau budaya maupun secara relatif baru bagi individunya sendiri walaupun orang lain telah menemukan dan

memproduksi sebelumnya. 36 Dapat dinyatakan bahwa individu dengan potensi yang kreatif dapat

dikenal secara muda melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Hasrat ingin mengetahui,

2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru,

3. Panjang akal,

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti,

5. Cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit,

6. Mencari jawaban yang memuaskan dan komprehensif,

7. Bergairah, aktif dan berdedikasi dalam melakukan tugasnya,

8. Berfikir fleksibel,

9. Menanggapi pertanyaan dan kebiasaan untuk memberikan jawaban lebih banyak,

10. Kemampuan membuat analisis dan sintesis,

35 Ibid., h. 66.

36 Guntur Talajan, op. cit., h. 11.

11. Kemampuan membentuk abstraksi,

12. Memiliki semangat penyelidikan dan penemuan (discovery and inquiry), dan

13. 37 Keluasan dalam latar belakang kemampuan membaca.

Ciri-ciri diatas masih harus ditambah lagi dengan sifat mau bekerja keras, mandiri, pantang menyerah, dan lebih tertarik pada konsep besar, punya selera

humor dan fantasi serta tidak menolak ide-ide yang ada di depannya. 38 Sejatinya kreativitas bukan sekedar kepintaran dalam memecahkan suatu

permasalahan atau banyaknya gagasan yang dimiliki oleh dirinya, akan tetapi ia juga bisa memotivasi dirinya untuk pantang menyerah dan sesering mungkin memberikan motivasi terhadap dirinya. Jikalau ia pintar secara kognitif dan juga secara nonkognitif maka sudah pasti ia dapat dikatakan manusia yang kreatif.

Pendidik harus menyadari bahwa ia adalah komponen utama dalam sistem pendidikan sekolah/madrasah. Relasi antar pendidik dan siswa merupakan relasi kewibawaan, artinya suatu relasi yang dilandasi saling percaya-mempercayai, siswa percaya bahwa pendidik akan mengarahkan siswa menjadi manusia yang baik, dan pendidik juga percaya bahwa siswa dapat dan mau diarahkan menjadi

manusia yang baik. 39 Guru kreatif adalah guru yang memiliki kemampuan dan mampu

mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang

37 Getzels, Jacob W dan Jackson, Phillip W, Creativity and Intelegence (New York: Wiley, 2010), h. 28.

38 Ghiselin B, Proses Kreatif (Jakarta: Penerbit Gunung Jati, 1983), h. 42.

39 Ishak Wanto Talibo, Perencanaan Pengajaran (Cet.I; Manado: STAIN Manado Press, 2013), h.18-19.

ia miliki dalam rangka membina dan mendidik peserta didik dengan baik. Seorang guru yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan, inisiatif, inovatif, pemimpin dalam kelas, bertanggung jawab dalam pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang

pendidik. 40 Adapun bagi pendidik yang dikatakan kreatif dapat dilihat dari ciri-cirinya

41 atau karakteristik guru kreatif yaitu sebagai berikut:

1. Guru kreatif memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, sehingga mendorong seorang guru untuk mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan aktivitas dan pekerjaannya sebagai guru.

2. Guru kreatif memiliki sikap yang ekstrovert atau bersikap lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru dan selalu ingin mencoba untuk melakukannya, dan dapat menerima masukan dan saran dari siapapun yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan menganggap bahwa hal-hal baru tersebut dapat menjadi pengalaman dan pelajaran baru bagi dirinya.

3. Guru kreatif biasanya tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah tertentu, sehingga sangat kreatif dan “panjang akal” untuk menemukan solusi

dari setiap masalah yang muncul. Bahkan lebih cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit karena akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri setelah mampu menyelesaikan tugas tersebut.

4. Guru kreatif sangat termotivasi untuk menemukan hal-hal baru baik melalui observasi, pengalaman dan pengamatan lansung melalui kegiatan-kegiatan

40 Brown, The Development of Creative Teacher Scholar (Washington, DC:1985), h. 33.

41 Iskandar Agung, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran bagi Guru (Jakarta: Bestari Buana Murni, 2010), h. 43-44.

penelitian. Hal ini disebabkan karena guru kreatif cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan secara ilmiah.

Sedangkan syarat-syarat menjadi guru kreatif adalah sebagai berikut:

a. Profesional,

b. Kepribadian yang baik, dan

c. 42 Menjalin hubungan sosial.

Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh para guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan, kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat dan kemauan tidak langsung mengarahkan seorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor

dorongan atau motivasi. 43 Faktor pendorong yang menjadikan guru kreatif salah satunya adalah

kunjungan. Seringnya pengawas dari luar atau pun kepala sekolah mengunjungi atau menonton secara langsung saat guru mengajar, telah memberikannya motivasi dan bahan bakar sehingga semangatnya akan terus menyala. Disamping itu terdapat faktor lain juga yaitu keleluasan dan kebebasan guru untuk bereksplorasi mengembangkan pengetahuan dan pola pengajarannya serta

penghargaan atas profesionalitasnya. 44

42 Ibid., h, 45.

43 Noor Rochman Hadjam, Meningkatkan Kreativitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: Gramedia, 2012), h. 57.

44 Diambil dari, http://secretamong.blogspot.com/2010/06/kreaticitas-guru.html?m=1 pada tanggal 17 Juni 2015

Dalam pengembangan kreativitas, seseorang akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Faktor tersebut bisa dari dalam guru dan dapat pula berasal dari luar guru, sebagaimana diungkapkan oleh Robert W Olson. Faktor Pendukung berasal dari dalam (Intern) :

1) Adanya motivasi untuk mengenal masalah.

2) Berani dan percaya diri.