Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat di SD Dengok I Gunung Kidul.
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK
BAHASAN SIMETRI LIPAT DI SD DENGOK I
GUNUNGKIDUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Margareta Grasia Tirtasari
NIM : 091414011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK
BAHASAN SIMETRI LIPAT DI SD DENGOK I
GUNUNGKIDUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Margareta Grasia Tirtasari
NIM : 091414011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, aku persembahkan skripsi ini kepada: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberikan
penyertaan-Nya kepadaku,
Kedua orang tuaku dan kedua adikku yang telah mendukungku, Faustinus Fany Gunawan yang telah menambah warna dalam kehidupanku.
(6)
(7)
(8)
vii
ABSTRAK
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SIMETRI
LIPAT DI SD DENGOK I GUNUNGKIDUL
Margareta Grasia Tirtasari Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat.
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Dengok I Gunung Kidul, dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keaktifan siswa dan tes evaluasi pembelajaran. Data yang digunakan oleh peneliti adalah data hasil pengamatan keaktifan siswa berdasarkan lembar pengamatan siswa dan nilai tes evaluasi pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa kelas V SD Dengok I pada saat pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat sudah tinggi, hal tersebut dikarenakan rata-rata nilai aktivitas siswa di kelas tersebut sebesar 78,205% dan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas V SD Dengok I Gunungkidul pada saat pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat sudah tinggi, hal tersebut dikarenakan rata-rata nilai tes evaluasi pembelajaran di kelas tersebut sebesar 83,162.
(9)
viii
ABSTRACT
LEARNING ACTIVITY AND LEARNING OUTCOME OF FIFTH GRADE STUDENTS IN LEARNING MATHEMATICS ON FOLDED SYMMETRY
MATERIAL AT DENGOK I GUNUNGKIDUL ELEMENTARY SCHOOL
Margareta Grasia Tirtasari Sanata Dharma University
2013
This research aimed to find out fifth grade students' activity and learning outcome in learning mathematics on folded symmetry material.
The subject of this research was the fifth grade students of Dengok I Elementary School. The number of participants was 13 students. In this research, the researcher used descriptive qualitative method. This research was conducted in two meetings. The instruments used in this research were observation sheet of student activity and evaluation learning test. The data used by the researcher was the result of student activity observation based on the observation sheet and the result of evaluation learning test.
The result showed that the fifth grade students' activity of Dengok I Elementary School in learning mathematics on folded symmetry material was high. it was because the average points of students' activity in the class was 78.205%. Moreover, the learning outcome gotten by the students in learning mathematics on folded symmetry material was high. it was because the average evaluation test result in the class was 83,162%.
(10)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang menyertai dan membimbing penulis selama ini.
2. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Drs. A. Sardjana, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, kritik, saran, dukungan, dan selalu sabar dalam membimbing penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen dan staff sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
(11)
x
8. Bapak Mugiyana, S. Pd. selaku kepala SD Dengok I Gunungkidul yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Anastasia Kushartini, S. Pd. SD. Selaku guru matematika kelas V SD Dengok I Gunungkidul yang memberikan kesempatan, nasehat, dan bimbingannya selama penulis melakukan penelitian.
10.Siswa-siswa kelas V SD Dengok I Gunung Kidul yang telah bekerjasama dengan baik selama penulis melakukan penelitian.
11.Bapakku Yohanes Muryanto dan Ibuku Cicilia Sri Dwi Rahayu yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat selama penulis melakukan studi sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
12.Adik-adikku (Versa dan Dida) yang selalu memberikan keceriaan.
13.Faustinus Fany Gunawan atas doa, bantuan, semangat, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
14.Semua pihak yang telah membantu segala proses pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki karya ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan semua pihak pada umumnya.
(12)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
(13)
xii
C. Pembatasan masalah ... 4
D. Rumusan masalah ... 4
E. Pembatasan Istilah ... 4
F. Tujuan Penelitian ... 5
G. Manfaat Penelitian ... 5
H. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Belajar dan Pembelajaran ... 9
B. Aktivitas Siswa ... 11
C. Hasil Belajar ... 14
D. Materi ... 15
E. Kerangka Berpikir ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Subyek dan Obyek penelitian ... 27
C. Waktu dan Tempat penelitian ... 27
D. Metode Pengumpulan Data ... 28
E. Perangkat Pembelajaran ... 28
F. Instrumen Penelitian ... 28
G. Uji Instrumen ... 31
H. Teknik Analisis Data ... 32
(14)
xiii
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN,
ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Pelaksanaan penelitian ... 34
B. Hasil Penelitian ... 44
C. Analisis Data ... 46
D. Pembahasan ... 74
E. Kelemahan Penelitian ... 77
BAB V PENUTUP ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
(15)
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Lembar pengamatan keaktifan siswa ... 29
Tabel 3.2. Kisi-kisi soal tes evaluasi pembelajaran ... 30
Tabel 3.3 Kriteria tinggi rendahnya nilai aktivitas dan hasil belajar siswa ... 31
Tabel 3.3. Hubungan antara instrumen penelitian dengan analisis data ... 32
Tabel 4.1. Rangkuman hasil tes evaluasi pembelajaran ... 44
Tabel 4.2. Rangkuman hasil lembar pengamatan keaktifan siswa... 45
(16)
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bangun Datar Persegi dan Sumbu-sumbu Simetrinya ... 16
Gambar 2.2 Simetri Lipat Pertama Bangun Datar Persegi yang Berbentuk
Bangun Datar Persegi Panjang ... 16
Gambar 2.3 Simetri Lipat Kedua Bangun Datar Persegi yang Berbentuk
Bangun Datar Persegi Panjang ... 16
Gambar 2.4 Simetri Lipat Ketiga Bangun Datar Persegi yang Berbentuk
Bangun Datar Segitiga Siku-siku Sama Kaki ... 17
Gambar 2.5 Simetri Lipat Keempat Bangun Datar Persegi yang Berbentuk
Bangun Datar Segitiga Siku-siku Sama Kaki ... 17
Gambar 2.6 Bangun Datar Persegi Panjang dan Sumbu-sumbu Simetrinya ... 18
Gambar 2.7 Simetri Lipat Pertama Bangun Datar Persegi Panjang yang
Berbentuk Bangun Datar Persegi Panjang ... 18
Gambar 2.8 Simetri Lipat Kedua Bangun Datar Persegi Panjang yang
Berbentuk Bangun Datar Persegi Panjang ... 18
Gambar 2.9 Bangun Datar Segitiga Samakaki dan Sumbu Simetrinya ... 19
Gambar 2.10 Simetri Lipat Bangun Datar Segitiga Sama Kaki Yang Berupa Bangun Datar Segitiga Siku-Siku ... 19
(17)
xvi
Gambar 2.11 Bangun Datar Segitiga Samasisi dan Sumbu-sumbu Simetrinya.. 19
Gambar 2.12 Simetri Lipat Pertama Bangun Datar Segitiga Samasisi yang
Berbentuk Bangun Datar Segitiga Siku-siku ... 20
Gambar 2.13 Simetri Lipat Kedua Bangun Datar Segitiga Samasisi yang
Berbentuk Bangun Datar Segitiga Siku-siku ... 20
Gambar 2.14 Simetri Lipat Ketiga Bangun Datar Segitiga Samasisi yang
Berbentuk Bangun Datar Segitiga Siku-siku ... 20
Gambar 2.15 Bangun Datar Trapesium Samakaki dan Sumbu Simetrinya ... 21
Gambar 2.16 Simetri Lipat Bangun Datar Trapezium Samakaki Yang Berupa Bangun Datar Trapesium Siku-Siku ... 21
Gambar 2.17 Bangun Datar Jajar Genjang ... 21
Gambar 2.18 Bangun Datar Belah Ketupat dan Sumbu-sumbu Simetrinya ... 22
Gambar 2.19 Simetri Lipat Pertama Bangun Datar Belah Ketupat yang
Berbentuk Bangun Datar Segitiga Sama Kaki ... 22
Gambar 2.20 Simetri Lipat Kedua Bangun Datar Belah Ketupat yang
Berbentuk Bangun Datar Segitiga Sama Kaki ... 22
Gambar 2.21 Bangun Datar Layang-layang dan Sumbu Simetrinya ... 23
Gambar 2.22 Simetri Lipat Bangun Datar Laying-Layang Yang Berupa
(18)
xvii
Gambar 2.23 Bangun Datar Ellips dan Sumbu Simetrinya... 24
Gambar 2.24 Bangun Datar lingkaran ... 25
Gambar 4.1 Foto Guru Setelah Membagikan Nomor Presensi Untuk Masing-Masing Siswa ... 37
Gambar 4.2 foto siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru ... 38
Gambar 4.3 foto siswa saat mendapatkan alat peraga simetri lipat ... 38
Gambar 4.4 foto guru saat menjelaskan cara menggunakan alat peraga simetri lipat ... 39
Gambar 4.5 foto siswa saat menggunakan alat peraga dan mengerjakan tugas dari guru ... 39
Gambar 4.6 foto siswa saat menggunakan alat peraga dan mengerjakan tugas dari guru ... 40
Gambar 4.7 foto siswa saat menggunakan alat peraga dan mengerjakan tugas dari guru ... 40
Gambar 4.8 foto guru saat berkeliling kelas memantau pekerjaan siswa ... 41
Gambar 4.9 foto guru saat menjelaskan materi yang belum dipahami siswa .... 41
Gambar 4.10 foto guru saat menjelaskan materi yang belum dipahami siswa .. 42
Gambar 4.11 foto siswa saat menjelaskan jawabannya di depan kelas ... 43
(19)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A.1. Kisi-kisi soal tes evaluasi pembelajaran ... 83
Lampiran A.2. Soal tes evaluasi pembelajaran ... 84
Lampiran A.3. Kunci jawaban soal tes evaluasi pembelajaran ... 86
Lampiran A.4. Lembar pengamatan keaktifan siswa ... 88
Lampiran B.1 Lembar pengamatan keaktifan siswa ... 89
Lampiran B.2 Hasil tes evaluasi pembelajaran ...102
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam memajukan sumber daya manusia. Di Indonesia, pendidikan sangat diperjuangkan oleh berbagai pihak agar semua lapisan masyarakat dapat merasakan pendidikan yang layak dan dapat menambah pengetahuan mereka. Oleh karena itu, pemerintah mulai mencanangkan program wajib belajar 9 tahun agar setiap anak mendapat pengetahuan yang cukup sebagai bekal mereka melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun sebagai bekal menghadapi kehidupan selanjutnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam program wajib belajar 9 tahun, salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran matematika. Mata pelajaran matematika dapat berperan sebagai ratu maupun sebagai pelayan bagi mata pelajaran yang lainnya. Sebagai pelayan, matematika berperan sebagai dasar bagi mata pelajaran yang lainnya yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan.
Bagi sebagian besar siswa, matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan. Karena terlalu banyak rumus yang mereka pelajari dan selalu berhubungan dengan angka. Hal inilah yang membuat siswa tidak antusias ketika memulai pelajaran matematika, sehingga siswa menjadi malas-malasan ketika menerima pengajaran dan penjelasan dari guru. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, sebagian siswa menjadi tidak aktif berinteraksi dengan
(21)
guru dan sesama siswa dalam membahas materi yang sedang diajarkan oleh guru. Mereka cenderung pasif dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
Hal tersebut juga dialami oleh siswa di SD Dengok I Gunungkidul. Berdasarkan konsultasi dari guru mata pelajaran matematika kelas V, siswa-siswa di SD Dengok I kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat akan memulai pembelajaran, ada siswa yang belum siap dalam memulai pelajaran; pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung pasif sehingga hanya guru yang aktif menjelaskan materi pelajaran kepada siswa; ketika siswa belum memahami materi yang diajarkaj oleh guru, mereka hanya diam saja dan tidak berani bertanya kepada guru; ketika guru memberikan tugas kepada siswa, hanya sebagian siswa yang benar-benar mengerjakan tugas dari guru; dan ketika guru menawarkan kepada siswa untuk maju ke depan kelas dan menuliskan jawabannya di papan tulis, hanya beberapa siswa yang berani maju tanpa disuruh, sedangkan siswa yang lainnya hanya menunggu perintah dari guru untuk maju ke depan kelas dan menuliskan jawabannya di papan tulis.
Setelah mengetahui sebagian aktivitas yang dilakukan oleh siswa di SD Dengok I, peneliti berkonsultasi lagi dengan guru mata pelajaran matematika mengenai materi yang dapat digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berdasarkan konsultasi tersebut, materi yang dapat digunakan oleh peneliti adalah materi simetri lipat. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada kurikulum KTSP, simetri lipat merupakan salah satu materi yang sulit bagi siswa, karena sebagian besar siswa sulit untuk
(22)
membayangkan bangun datar apa saja yang memiliki simetri lipat. Selama ini, dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat di SD Dengok I ini, guru tidak pernah menggunakan alat peraga simetri lipat ketika mengajarkan materi. Sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran dibutuhkan alat bantu berupa alat peraga simetri lipat yang dapat membantu siswa lebih mudah memahami simetri lipat. Selain membutuhkan alat peraga, siswa juga diharapkan untuk aktif memperhatikan penjelasan dari guru, bertanya kepada guru ketika ada materi yang belum dipahami, maupun aktif dalam menggunakan alat peraga yang telah disediakan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang tersebut, akan di teliti mengenai “Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Matematika pada
Pokok Bahasan Simetri Lipat di SD Dengok I Gunungkidul”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terlihat berbagai masalah yang berkaitan dengan pembelajaran matematika, diantaranya sebagai berikut:
1. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.
2. Siswa masih merasa malu untuk aktif dalam proses pembelajaran
matematika.
(23)
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan maka penelitian ini dibatasi pada aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat di SD Dengok I Gunungkidul
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengajukan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aktivitas siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat di SD Dengok I?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat di SD Dengok I?
E. Pembatasan Istilah
. Pembatasan istilah dalam perumusan masalah di atas bertujuan agar tidak terjadi penafsiran ganda terhadap judul skripsi. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah suatu keterlibatan siswa dalam rangkaian proses pembelajaran. Keterlibatan siswa tersebut meliputi kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan menengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan bergerak, kegitan mental, dan kegiatan emosional.
2. Simetri lipat adalah simetri yang menyebabkan semua titik di sebagian bangun berhimpit dengan semua titik di sebagian bangun yang lain.
(24)
Dari judul yang diambil oleh peneliti, peneliti ingin mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran matematika dengan materi simetri lipat.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada
pokok bahasan simetri lipat di SD Dengok I.
2. Mengetahui hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat di SD Dengok I.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengetahui aktivitas siswa kelas V yang terjadi pada saat pembelajaran matematika di SD Dengok I dan prosentase untuk masing-masing kriteria keaktifan. Sebagai calon guru, peneliti dapat menggunakan hasil penelitian untuk bekal mengajar, sehingga peneliti dapat meningkatkan aktivitas siswa pada saat pembelajaran matematika kearah yang positif, sehingga peneliti juga dapat meningkatkan prosentase masing-masing kriteria keaktifan.
2. Bagi Guru
Bagi guru bidang studi matematika, dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai refleksi
(25)
pembelajaran matematika agar aktivitas yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran matematika dapat semakin meningkat kearah yang positif.
H. Sistematika Penulisan
1. BAB I. Pendahuluan
Pada BAB I, peneliti menyajikan latar belakang penulisan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, pembatasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka penulisan. Di dalam latar belakang, peneliti menguraikan keadaan yang ada di sekolah tempat penelitian dan materi yang digunakan pada saat penelitian berlangsung. Di dalam kerangka penulisan, peneliti menguraikan garis besar penulisan skripsi mulai dari BAB I sampai dengan BAB V.
2. BAB II. Landasan Teori
Pada BAB II, peneliti menguraikan teori-teori yang melandasi penulisan skripsi ini, antara lain yaitu belajar dan pembelajaran, aktivitas siswa, materi simetri lipat, dan kerangka berpikir. Dalam belajar dan pembelajaran, peneliti menguraikan pengertian-pengertian belajar dan pengertian-pengertian pembelajaran kemudian menarik kesimpulan dari pengertian-pengertian yang telah didapat. Dalam aktivitas siswa, peneliti menguraikan jenis-jenis aktivitas yang ada dalam pembelajaran. Dalam materi simetri lipat, peneliti menguraikan simetri lipat bangun datar. Kemudian dalam kerangka berpikir, peneliti menguraikan gagsan yang ditemukan peneliti mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran.
(26)
3. BAB III. Metode Penelitian
Pada BAB III, peneliti menguraikan jenis penelitian yang digunakan, subyek dan obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data, perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, uji instrumen, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian. Dalam jenis penelitian, peneliti menguraikan jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam metode pengumpulan data, peneliti menguraikan cara mengumpulkan data penelitian yang hasilnya akan dibahas dalam skripsi ini. Dan dalam prosedur pelaksanaan penelitian, peneliti menguraikan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian dan proses penyusunan skripsi.
4. BAB IV. Pelaksanaan Penelitian, Hasil Penelitian, Analisis Data, Dan Pembahasan
Pada BAB IV, peneliti akan menguraikan tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis data, pembahasan, dan kelemahan penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menguraikan hal-hal yang dilakukan oleh peneliti saat akan melaksanakan penelitian, saat melaksanakan penelitian, dan sesudah melaksanakan penelitian. Dalam hasil penelitian, peneliti menyajikan tabel yang berisi hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti selama melakukan penelitian. Dalam analisis data, peneliti menguraikan analisisnya mengenai data yang telah didapatkan
selama penelitian. Dalam pembahasan, peneliti menguraikan
(27)
penelitian. Dan dalam kelemahan penelitian, peneliti menguraikan kelemahan-kelamahan yang ada dalam proses penelitian.
5. BAB V. Penutup
Pada BAB V, peneliti akan menguraikan kesimpulan yang didapatkan selama penyusunan skripsi dan beberapa saran yang terkait dengan skripsi ini.
(28)
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Menurut Slameto (2010), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut W. H. Burton (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:4), belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut H. C. Witherington (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:4), belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.
Menurut Harold Spears (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:4), belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu
(29)
Menurut Singer (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:4), belajar sebagai perubahan perilaku yang relative tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu.
Menurut Gagne (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:4), belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relative menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif dari masa lalu ke masa sekarang karena adanya interaksi antara individu dengan individu maupun individu dengan lingkungan, yang dapat berupa mengamati, meniru, membaca, mendengar, maupun mengikuti aturan untuk memperoleh kepandaian sebagai hasil pengalamannya sendiri.
2. Pengertian pembelajaran
Menurut Kunandar (2008:287), pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Menurut Herman Hujodo (2001), pembelajaran merupakan proses aktif individu, siswa yang bersosialisai dengan guru, sumber atau bahan pelajaran dan teman dalam memperoleh pengetahuan baru. Proses aktif itu menyebabkan perubahan tingkah laku, mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya dimana sebelumnya siswa tidak dapat melakukannya.
(30)
Menurut Miarso (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:12-13), pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya dan bersosialisasi dengan dengan guru maupun teman sekolahnya untuk mendapatkan pengetahuan baru, sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih baik.
B. Aktivitas Siswa
Aktivitas sangat diperlukan dalam belajar karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku atau melakukan kegiatan. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar karena apabila tidak ada belajar maka tidak aka ada aktivitas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas dan tanpa adanya aktivitas maka proses belajar mengaja tidak mungkin berlangsung dengan baik.
John Dewey (dalam Moh. Uzer Usman, 1995) mengklasifikasikan aktivitas menjadi 5 macam aktivitas, yaitu (1) Aktivitas visual (visual
activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen. (2) Aktivitas
lisan (oral activities) seperti bercerita, tanya jawab, diskusi. (3) Aktivitas
mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru,
(31)
menggambar, melukis, menari. (5) Aktivitas Menulis (writing activities)
seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.
Sardiman (2007) mengklasifikasikan jenis-jenis aktivitas menjadi 8 macam aktivitas, yaitu (1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya
misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. (2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. (3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato. (4) Writing activities, seperti misalnya
menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. (5) Drawing activities,
misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. (6) Motor activities,
yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. (7) Mental
activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. (8) Emotional
activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Menurut Paul P. Dierich (dalam Oemar Hamalik, 2001) aktivitas siswa dalam pembelajaran dibagi dalam 8 klasifikasi, yaitu (1) kegiatan-kegiatan visual, kegiatan ini meliputi: melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. (2) kegiatan-kegiatan lisan, kegiatan-kegiatan ini meliputi: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan,
(32)
memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi. (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan, kegiatan ini meliputi mendengarkan penyajian lahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. (4) kegiatan-kegiatan menulis, kegiatan ini meliputi: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. (5) kegiatan-kegiatan menggambar, kegiatan ini meliputi: menggambar, membuat grafik, diagram peta. (6) kegiatan-kegiatan motoric, kegiatan ini meliputi: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. (7) kegiatan-kegiatan mental, kegiatan ini meliputi: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. (8) kegiatan-kegiatan emosional, kegiatan ini meliputi: minat, membedakan, berani, tenang.
Dari beberapa teori-teori yang telah dijelaskan di atas, dapat diartikan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah suatu keterlibatan siswa dalam rangkaian proses pembelajaran. Keterlibatan siswa tersebut meliputi kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan bergerak, kegiatan mental, dan kegiatan emosional.
(33)
C. Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (1990 : 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Kunandar (2007 : 251), hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.
Menurut Soedijarto (1997 : 49), mendefinisikan tentang hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkatan penguasaan yang dicapai siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar dan memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor (Nana Sudjana, 1990 : 22).
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, diantaranya aspek pengetahuan/ingatan, aspek pemahaman, aspek aplikasi, aspek analisis, aspek sintesis, dan aspek evaluasi. Aspek
(34)
pengetahuan/ingatan, dan aspek pemahaman merupakan kognitif tingkat rendah dan keempat aspek yang lainnya merupakan kognitif tingkat tinggi.
Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, diantaranya aspek penerimaan, aspek jawaban/reaksi, aspek penilaian, aspek organisasi, dan aspek internalisasi.
Ranah psikomotor berkaitan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, diantaranya aspek gerakan reflek, aspek ketrampilan gerakan dasar, aspek kemampuan perseptual, aspek keharmonisan/ketepatan, aspek gerakan ketrampilan kompleks, dan aspek gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemapuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2010 : 23)
D. Materi
1. Simetri Lipat
Simetri lipat adalah simetri yang menyebabkan semua titik di sebagian bangun berhimpit dengan semua titik di sebagian bangun yang lain. Sebuah bangun datar dikatakan memiliki simetri lipat jika bangun datar tersebut dapat dilipat dan garis lipatan membagi bangun menjadi dua bagian yang sama dan seimbang. Garis lipatan tersebut dinamakan sumbu simetri. Sumbu simetri pada simetri lipat juga dapat berperan sebagai cermin yang mencerminkan sebuah bangun datar.
(35)
2. Simetri lipat pada bangun datar
a. Simetri lipat pada bujur sangkar/persegi Persegi memiliki 4 simetri lipat:
D C
A B Gambar 2.1 i) Simetri lipat pertama
A≡D B≡C Gambar 2.2
A bertemu dengan D dan B bertemu dengan C. ii) Simetri lipat kedua
C≡D
A≡B Gambar 2.3
(36)
i) Simetri lipat ketiga D
A≡C B Gambar 2.4
A bertemu dengan C.
BD adalah sumbu simetri yang membagi persegi menjadi dua bagian sama besar.
ii) Simetri lipat keempat C
A B≡D Gambar 2.5
B bertemu dengan D.
AC adalah sumbu simetri yang membagi persegi menjadi dua bagian yang sama besar.
Pada simetri lipat pertama dan kedua, sumbu simetri juga dapat berperan sebagai cermin yang mencerminkan persegi panjang dengan panjang sisi lebar setengah dari panjang sisi panjangnya, sehingga terbentuk sebuah persegi. Pada simetri lipat ketiga dan keempat, sumbu simetri berperan sebagai cermin yang mencerminkan segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi miring menempel pada cermin, sehingga terbentuk sebuah persegi.
(37)
b. Simetri lipat pada persegi panjang
D C
A B
Gambar 2.6
Persegi panjang mempunyai 2 simetri lipat. i) Simetri lipat pertama
A≡D B≡C
Gambar 2.7
A bertemu dengan D dan B bertemu dengan C. ii) Simetri lipat kedua
D≡C
A≡B
Gambar 2.8
A bertemu dengan B dan D bertemu dengan C.
Pada simetri lipat pertama dan kedua, sumbu simetri juga berperan sebagai cermin yang mencerminkan sebuah persegi panjang, sehingga terbentuk persegi panjang yang lebih besar.
(38)
c. Simetri lipat pada segitiga sama kaki C
A B Gambar 2.9
C
A ≡ B
Gambar 2.10
Segitiga sama kaki memiliki 1 simetri lipat. A bertemu dengan B, dan C sebagai sumbu simetri. Sumbu simetri pada simetri lipat segitiga sama kaki juga berperan sebagai cermin yang mencerminkan segitiga siku-siku, dengan sisi tegak menempel pada cermin sehingga terbentuk segitiga sama kaki.
d. Simetri lipat pada segitiga sama sisi C
A B
Gambar 2.11
(39)
i) Simetri lipat pertama C
A≡B Gambar 2.12
C sebagai sumbu simetri maka A bertemu dengan B. ii) Simetri lipat kedua
B≡C
A
Gambar 2.13
A sebagai sumbu simetri maka B bertemu dengan C. iii) Simetri lipat ketiga
A≡C B
Gambar 2.14
B sebagai sumbu simetri maka A bertemu dengan C.
Sumbu simetri pada ketiga simetri lipat segitiga sama sisi juga berperan sebagai cermin yang mencerminkan segitiga siku-siku dengan sisi tegak menempel pada cermin dan panjang sisi alasnya
(40)
setengah dari panjang sisi miringnya, sehingga terbentuk segitiga sama sisi.
e. Simetri lipat pada trapesium sama kaki
D C
A B
Gambar 2.15
D≡C
A≡B
Gambar 2.16
Trapesium sama kaki memiliki 1 simetri lipat, A bertemu dengan B dan D bertemu dengan C. Sumbu simetri pada simetri lipat trapesium sama kaki juga berperan sebagai cermin yang mencerminkan trapesium siku-siku, dengan sisi tegaknya menempel pada cermin, sehingga terbentuk trapesium sama kaki.
f. Simetri lipat pada jajar genjang
D C
A B Gambar 2.17
(41)
g. Simetri lipat pada belah ketupat
A
D B
C Gambar 2.18
Belah ketupat memiliki 2 simetri lipat. i) Simetri lipat pertama
A
B≡D
C Gambar 2.19
B bertemu dengan D dengan AC sebagai sumbu simetri. ii) Simetri lipat kedua
A≡C
B D
Gambar 2.20
A bertemu dengan C dengan BD sebagai sumbu simetri.
Sumbu simetri pada kedua simetri lipat juga berperan sebagai cermin yang mencerminkan segitiga sama kaki, dengan sisi yang
(42)
berbeda ukuran menempel pada cermin, sehingga terbentuk belah ketupat.
h. Simetri lipat pada layang-layang
B
A C
D
Gambar 2.21
B
A≡C
D Gambar 2.22
Layang-layang memiliki 1 simetri lipat. A bertemu dengan C dengan BD sebagai sumbu simetri. Sumbu simetri pada simetri lipat layang-layang juga berperan sebagai cermin yang mencerminkan segitiga siku-siku, dengan sisi miring menempel pada cermin, sehingga terbentuk layang-layang.
(43)
i. Simetri lipat pada ellips oval
A
D B
C Gambar 2.23
Ellips oval memiliki 2 simetri lipat. i) Simetri lipat pertama
B bertemu dengan D dengan AC sebagai sumbu simetri. ii) Simetri lipat kedua
A bertemu dengan C dengan BD sebagai sumbu simetri.
Sumbu simetri pada simetri lipat pertama juga berperan sebagai cermin vertikal yang mencerminkan setengah ellips, dengan garis lurus pada setengah ellips menempel pada cermin, sehingga terbentuk ellips utuh, dan sumbu simetri pada simetri lipat kedua juga berperan sebagai cermin horisontal yang mencerminkan setengah ellips, dengan garis lurus pada setengah ellips menempel pada cermin, sehingga terbentuk ellips utuh.
(44)
j. Simetri lipat pada lingkaran
Gambar 2.24
Lingkaran mempunyai simetri lipat yang jumlahnya yak terhingga, karena lingkaran bisa dibagi dua dengan jumlah tah terhingga, Dengan banyak (tak terhingga) sumbu simetri. Sumbu simetri pada simetri lipat lingkaran juga berperan sebagai cermin yang mencermikan setengah lingkaran dengan garis lurus setengah lingkaran atau diameternya menempel pada cermin, sehingga terbentuk lingkaran penuh.
E. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku dari masa lalu ke masa sekarang karena adanya interaksi antara individu dengan individu maupun individu dengan lingkungan. Dalam proses belajar, ada bermacam-macam aktivitas yang dapat menunjang keberhasilan seseorang dalam mencapai kesuksesan dalam belajar. Aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang keberhasilan dalam belajar antar lain, yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan bergerak, kegiatan mental, dan kegiatan emosional. Selama ini, pembelajaran matematika dengan materi simetri lipat di SD Dengok I tidak pernah menggunakan alat peraga simetri lipat, sehingga siswa kurang melakukan
(45)
aktivitas yang dapat menunjang keberhasilan mereka. Oleh karena itu, perlu adanya alat bantu berupa alat peraga simetri lipat yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa dapat benar-benar menunjang keberhasilan mereka dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang didapatkan oleh siswa ketika diadakan tes evaluasi pembelajaran.
(46)
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan atau status fenomena seadanya yang ada dilapangan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan atau menggambarkan aktivitas siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat dan hasil belajar yang didapatkan siswa pada saat diadakan tes evaluasi pembelajaran.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang ada di SD Dengok I Gunung Kidul.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat, yang diamati dengan menggunakan lembar pengamatan keaktifan siswa dan hasil belajar yang didapatkan siswa pada saat diadakan tes evaluasi pembelajaran.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Dengok I Gunung Kidul pada
(47)
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode lembar pengamatan atau lembar observasi. Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Suharsimi Arikunto, 2012 : 45). Alat yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan ini adalah kuesioner tidak langsung. Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi bukan oleh responden (Suharsimi Arikunto, 2012 : 42). Selain itu, metode yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa adalah pemberian tes evaluasi pembelajaran.
E. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes evalusi pembelajaran. Tes yang diberikan kepada siswa yaitu tes tertulis berupa jawaban singkat dengan materi simetri lipat. Kisi-kisi yang digunakan untuk menyusun tes evaluasi pembelajaran akan dijelaskan di bagian instrumen penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lembar Pengamatan / Observasi
Lembar observasi keaktifan siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran matematika, terutama aktivitas siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan materi simetri lipat.
(48)
Lembar observasi keaktifan siswa diisi oleh peneliti pada saat melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Bentuk lembar observasi ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1
Lembar pengamatan keaktifan siswa.
No. Aspek yang diamati
Hasil
Pengamatan Keterangan
Ya Tidak
1 Siswa siap mengikuti
pembelajaran
2 Siswa aktif memperhatikan
penjelasan dari guru
3 Siswa aktif mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru
4 Siswa aktif menggunakan alat
peraga simetri lipat yang telah disediakan
5 Siswa aktif mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru
6 Siswa aktif bertanya kepada guru
maupun siswa lain ketika mengalami kendala dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
7 Siswa aktif menjelaskan
(49)
2. Tes evaluasi pembelajaran
Berikut ini adalah kisi-kisi tes tertulis evaluasi pembelajaran untuk siswa dengan materi simetri lipat.
Tabel 3.2
Kisi-kisi soal tes evaluasi pembelajaran.
No. Indikator Pencapaian No. Soal Skor
1 Menyebutkan banyaknya simetri lipat
pada beberapa bangun datar 1,2,3,4,5
Masing-masing soal
bernilai 1
2 Menyebutkan banyaknya simetri lipat
pada beberapa angka dan huruf 6,7,8,9,10
Masing-masing soal
bernilai 1
3 Menggambarkan sumbu simetri pada
beberapa bangun datar 11,12,13
Masing-masing soal
bernilai 4
4 Menggambarkan sumbu simetri pada
beberapa angka dan huruf 14,15
Masing-masing soal
bernilai 4
Total nilai maksimum yang diperoleh = x 10 = x 10
= 100
Berdasarkan peraturan akademik Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tahun 2010 pasal 25 ayat 4 yang berbunyi “Penilaian hasil belajar
mahasiswa menggunakan system penilaian yang sesuai dengan pendekatan Pedagogi Ignasian. Sistem penilaian menggunakan Sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian dilakukan terlebih dulu menetapkan batas-lulus
(50)
persentase sebagai pedoman, skor sebesar 56 persen ditetapkan sebagai batas-bawah untuk lulus dengan nilai C. Skor batas batas-bawah untuk nilai A dan B, D,
dan E ditetapkan oleh dosen yang bersangkutan”, maka peneliti menggunakan
pedoman penilaian dalam perkuliahan untuk menetapkan kriteria tinggi rendahnya nilai aktivitas dan nilai tes evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti mengikuti pedoman penilaian yang digunakan oleh dosen pembimbing skripsi. Berikut ini adalah kriteria tinggi rendahnya nilai aktivitas dan nilai tes evaluasi pembelajaran.
Tabel 3.3
Kriterian tinggi rendahnya nilai aktivitas dan hasil belajar siswa
Nilai Keaktifan Mutu Interpretasi
80 ≤ Nilai Keaktifan ≤ 100 A Sangat tinggi
70 ≤ Nilai Keaktifan < 80 B Tinggi
56 ≤ Nilai Keaktifan < 70 C Cukup
40 ≤ Nilai Keaktifan < 56 D Rendah
Nilai Keaktifan < 40 E Sangat rendah
G. Uji Instrumen
Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya instrumen yang akan digunakan. Instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Valid berarti dapat mengukur yang seharusnya diukur, sehingga instrumen evaluasi yang valid berarti instrumen yang dapat mengukur yang seharusnya diukur. Teknik analisis validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validasi isi dan uji pakar.
(51)
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis data
a. Membuat tabel rangkuman hasil tes evaluasi pembelajaran dan tabel rangkuman hasil pengamatan keaktifan siswa.
b. Mendeskripsikan tabel rangkuman hasil tes evaluasi pembelajaran dan tabel rangkuman hasil pengamatan keaktifan siswa yang telah didapatkan.
2. Hubungan antara instrumen penelitian dengan analisis data
Berikut merupakan tabel yang dapat menjelaskan hubungan antara instrumen penelitian dan analisis data :
Tabel 3.4
Hubungan antara instrumen penelitian dengan analisis data
No. Instrumen Penelitian Analisis Data
1 Lembar pengamatan /
observasi
Digunakan sebagai pedoman untuk mengamati aktivitas tiap-tiap siswa pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
2 Tes evaluasi pembelajaran Digunakan sebagai evaluasi suatu
(52)
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Peneliti membuat proposal penelitian.
2. Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar pengamatan dan tes evaluasi pembelajaran.
3. Peneliti mengurus ijin ke sekolah yang akan menjadi tempat penelitian. 4. Peneliti melakukan uji validitas soal tes evaluasi pembelajaran.
5. Peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa kelas V di SD Dengok I Gunung Kidul.
6. Peneliti memberikan soal tes evaluasi pembelajaran kepada siswa kelas V di SD Dengok I Gunung Kidul.
7. Peneliti menghitung skor total lembar pengamatan tiap-tiap siswa.
8. Peneliti mengoreksi hasil tes evaluasi pembelajaran siswa dan menghitung skor total yang didapat oleh siswa.
9. Peneliti melakukan analisis data dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah didapatkan.
(53)
34
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA,
DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Sebelum penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun instrumen penelitian dan membantu guru membuat alat peraga yang dibutuhkan oleh guru. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar pengamatan keaktifan siswa dan tes evaluasi pembelajaran yang berkaitan dengan materi simetri lipat. Dalam menyusun instrumen penelitian, peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika yang bersangkutan. Setelah selesai menyusun instrumen
penelitian, peneliti melakukan uji validitas instrumen dengan
menggunakan uji validitas isi dan uji pakar. Berikut ini adalah hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti.
a. Soal nomor 1 sampai dengan nomor 5
Soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 dapat dikatakakan soal yang valid karena telah sesuai dengan indikator yang ada di dalam kisi-kisi tes evaluasi pembelajaran siswa yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti, yaitu menyebutkan banyaknya simetri lipat pada beberapa bangun datar.
(54)
b. Soal nomor 6 sampai dengan no 10
Soal nomor 6 sampai dengan nomor 10 dapat dikatakakan soal yang valid karena telah sesuai dengan indikator yang ada di dalam kisi-kisi tes evaluasi pembelajaran siswa yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti, yaitu menyebutkan banyaknya simetri lipat pada beberapa angka dan huruf.
c. Soal nomor 11 sampai dengan nomor 13
Soal nomor 11 sampai dengan nomor 13 dapat dikatakakan soal yang valid karena telah sesuai dengan indikator yang ada di dalam kisi-kisi tes evaluasi pembelajaran siswa yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti, yaitu menggambarkan sumbu simetri pada beberapa bangun datar.
d. Soal nomor 14 sampai dengan nomor 15
Soal nomor 14 sampai dengan nomor 15 dapat dikatakakan soal yang valid karena telah sesuai dengan indikator yang ada di dalam kisi-kisi tes evaluasi pembelajaran siswa yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti, yaitu enggambarkan sumbu simetri pada beberapa angka dan huruf.
Soal nomor 1 sampai dengan nomor 15 juga dapat dikatakan soal yang valid karena sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditentukan oleh pemerintah. Adapun standar kompetensi dari pemerintah tersebut adalah memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antarbangun (SK 6) dengan kompetensi dasarnya yaitu
(55)
menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri (KD 6.4). selain uji validasi isi, peneliti juga melakukan uji validasi pakar yaitu dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran matematika yang bersangkutan. Uji validasi pakar dibuktikan dengan dibubuhkannya tanda tangan pada kisi-kisi tes evaluasi pembelajaran, soal tes evaluasi pembelajaran, dan kunci jawaban soal tes evaluasi pembelajaran dari guru mata pelajaran matematika yang bersangkutan. Kisi-kisi soal tes evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran A.1, soal tes evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran A.2, dan kunci jawaban soal tes evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran A.3. Selain itu, lembar pengamatan keaktifan siswa yang digunakan oleh peneliti juga ditetili oleh guru mata pelajaran matematika yang bersangkutan dan dosen pembimbing. Lembar pengamatan keaktifan siswa tersebut dapat dilihat pada lampiran A.4.
2. Selama penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V SD Dengok I Gunung Kidul pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian hanya dilakukan sebanyak dua kali, karena setelah berkonsultasi dengan guru, guru hanya membutuhkan waktu satu kali pertemuan (3 jam pelajaran) untuk membahas materi simetri lipat. Sehingga pertemuan pertama digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika pada materi simetri lipat dan pertemuan kedua digunakan untuk melakukan tes evaluasi pembelajaran.
(56)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 13 Mei 2013. Selama proses pembelajaran matematika, peneliti melakukan pengamatan terhadap masing-masing siswa dan mencatat hasil pengamatan tersebut ke dalam lembar pengamatan kektifan siswa. Peneliti dapat mengamati keaktifan masing-masing siswa karena di setiap meja siswa sudah diberi papan nomor absen sesuai dengan nomor absen masing-masing siswa. Sehingga peneliti dapat dengan mudah mengamati keaktifan siswa.
Pada awal pembelajaran, guru membagikan papan nomor absen kepada siswa.
Gambar 4.1
Kemudian guru mulai membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi dan mulai memberikn materi simetri lipat.
(57)
Gambar 4.2
Selanjutnya guru membagikan alat peraga simetri lipat berupa beberapa potongan bangun datar, beberapa potongan bentuk huruf, dan beberapa potongan bentuk angka dari selembar kertas agar siswa dapat memperagakan sendiri bagaimana cara menemukan banyaknya simetri lipat untuk masing-masing bangun datar, bentuk huruf, dan bentuk angka.
(58)
Guru menjelaskan cara menggunakan alat peraga simetri lipat yang berupa bentuk bangun datar, bentuk huruf, dan bentuk angka.
Gambar 4.4
Siswa mulai melipat-lipat bentuk bangun datar, bentuk huruf dan angka yang telah mereka dapatkan.
(59)
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Pada saat siswa melipat-lipat bentuk bangun datar, bentuk huruf, dan bentuk angka, guru berkeliling kelas untuk memantau kegiatan siswa mengerjakan tugas dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakaan oleh guru.
(60)
Gambar 4.8
Ketika berkeliling kelas untuk memantau kegiatan siswa, ada siswa yang merasa kesulitan saat menentukan jumlah simetri lipat yang dimiliki suatu bangun datar dan bertanya kepada guru. Kemudian guru memberikan penjelasan terhadap siswa tersebut.
(61)
Guru memberikan penjelasan bukan hanya kepada siswa yang bertanya saja, ketika guru melihat ada siswa yang merasa kesulitan tetapi tidak berani untuk bertanya, guru juga berusaha membantu siswa tersebut untuk menemukan simetri lipat untuk suatu bangun datar.
Gambar 4.10
Setelah siswa selesai menemukan simetri lipat untuk masing-masing bangun datar, bentuk huruf, dan bentuk angka, guru meminta siswa untuk menjelaskan di depan kelas berapa jumlah simetri lipat untuk masing-masing bangun datar, bentuk huruf, dan bentuk angka yang telah diperagakan sebelumnya.
(62)
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Mei 2013. Pertemuan kedua ini digunakan untuk melaksanakan tes evaluasi pembelajaran siswa. Pada saat dilaksanakan proses tes evaluasi pembelajaran, peneliti mengawasi proses berlangsungnya tes evaluasi pembelajaran tersebut.
(63)
3. Setelah penelitian
Setelah melaksanakan penelitian, peneliti mulai menghitung skor keaktifan yang didapatkan oleh masing-masing siswa selama proses pembelajaran matematika pada materi simetri lipat. Kemudian setelah itu, peneliti mulai mengoreksi hasil tes evaluasi pembelajaran siswa dan menghitung skor yang didapatkan oleh masing-masing siswa. Setelah skor untuk nilai keaktifan dan skor untuk nilai tes evaluasi pembelajaran telah didapatkan, peneliti melakukan analisis data dan pembahasan mengenai aktivitas siswa pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
B. Hasil Penelitian
Hasil lembar pengamatan keaktifan siswa dapat dilihat pada lampiran B.1 dan hasil tes evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran B.2. Berikut ini adalah rangkuman hasil tes evaluasi pembelajaran dan rangkuman hasil lembar pengamatan keaktifan siswa.
Tabel 4.1
Rangkuman hasil tes evaluasi pembelajaran
Nama siswa Nilai tes evaluasi pembelajaran
Fjr 87
Fr 53,3
Ang 80
Er 97
Mrn 83,3
Nd 83,3
Ptr 93,3
Rzl 87
Snd 93,3
Syrf 67
Why 73,3
Id 90
(64)
45 Nama siswa
kriteria keaktifan
ya tidak ya ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya
ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya
tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya
ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya
ya tidak tidak ya tidak ya tidak ya ya ya ya ya ya
ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya
siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru siswa aktif bertanya kepada guru maupun siswa lain ketika mengalami kendala dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru siswa aktif menjelaskan jawabannya di depan kelas
Clrs siswa siap mengikuti
pembelajaran
Snd Syrf Why Id
siswa aktif memperhatikan penjelasan dari guru
siswa aktif mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru
siswa aktif menggunakan alat peraga simetri lipat yang telah disediakan
Ptr Rzl
(65)
C. Analisis Data
Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual (visual activities)
adalah kriteria keaktifan kedua, kriteria keaktifan ketiga, dan kriteria keaktifan keempat. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan (oral activities)
adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan (listening activities) adalah
kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis (writing activities) adalah kriteria keaktifan
ketiga, kriteria keaktifan kelima, dan kriteria keaktifan keenam. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar (drawing activities) adalah
kriteria keaktifan ketiga, kriteria keaktifan kelima, dan kriteria keaktifan keenam. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak (motor
activities) adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria
keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental (mental activities) adalah kriteria keaktifan
pertama dan kriteria keaktifan ketujuh. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional (emotional activities) adalah kriteria keaktifan pertama
dan kriteria keaktifan ketujuh.
Berikut ini adalah prosentase aktivitas yang didapatkan oleh masing-masing siswa:
(66)
1. Fjr
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(67)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5%
(68)
2. Fr
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 50%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 50%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 33,333%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menggambar = x 100% = 33,333%
(69)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 75%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 50%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 50%
Rata-rata prosentase = =
= 51,042% Jadi nilai aktivitas Fr adalah 51,042%.
(70)
3. Ang
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 50%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 50%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 33,333%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menggambar = x 100% = 33,333%
(71)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 75%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 63,542%
(72)
4. Er
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(73)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5% Jadi nilai aktivitas Er adalah 87,5%.
(74)
5. Mrn
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 50%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 50%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 33,333%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menggambar = x 100% = 33,333%
(75)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 75%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 63,542%
(76)
6. Nd
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(77)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5%
(78)
7. Ptr
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 50%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 50%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 33,333%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima.
Prosentase kegiatan menggambar = x 100% = 33,333%
(79)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 75%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 63,542% Jadi nilai aktivitas Ptr adalah 63,542%.
(80)
8. Rzl
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(81)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5%
(82)
9. Snd
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(83)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5%
(84)
10.Syrf
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(85)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5%
(86)
11.Why
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(87)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 50%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 50%
Rata-rata prosentase = =
= 75%
(88)
12.Id
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(89)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5% Jadi nilai aktivitas Id adalah 87,5%.
(90)
13.Clrs
a. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan visual adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keempat.
Prosentase kegiatan visual = x 100% = 66,667%
b. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan lisan adalah kriteria keaktifan keenam dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan lisan = x 100% = 100%
c. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mendengarkan adalah kriteria keaktifan kedua dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan mendengarkan = x 100% = 100%
d. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menulis adalah kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam.
Prosentase kegiatan menulis = x 100% = 66,667%
e. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan menggambar adalah
kriteria keaktifan kelima dan kriteria keaktifan keenam. Prosentase kegiatan menggambar = x 100%
(91)
f. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan bergerak adalah kriteria keaktifan keempat, kriteria keaktifan kelima, kriteria keaktifan keenam, dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan bergerak = x 100% = 100%
g. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan mental adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan mental = x 100% = 100%
h. Kriteria keaktifan yang memenuhi kegiatan emosional adalah kriteria keaktifan pertama dan kriteria keaktifan ketujuh.
Prosentase kegiatan emosinal = x 100% = 100%
Rata-rata prosentase = =
= 87,5%
(92)
73
kegiatan
visual
kegiatan
lisan
kegiatan
mendengarkan
kegiatan
menulis
kegiatan
menggambar
kegiatan
bergerak
kegiatan
mental
kegiatan
emosional
Fjr
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Fr
66,667
50 50 33,333 33,333 75 50 50 51,042Ang
66,667
50 50 33,333 33,333 75 100 100 63,542Er
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Mrn
66,667
50 50 33,333 33,333 75 100 100 63,542Nd
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Ptr
66,667
50 50 33,333 33,333 75 100 100 63,542Rzl
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Snd
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Syrf
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Why
66,667
100 100 66,667 66,667 100 50 50 75Id
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Clrs
66,667
100 100 66,667 66,667 100 100 100 87,5Nama Siswa
Jenis Aktivitas
Rata-rata
Rangkuman analisis data
(1)
(2)
126
Clrs
(3)
(4)
128
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
(5)
vii ABSTRAK
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SIMETRI
LIPAT DI SD DENGOK I GUNUNGKIDUL Margareta Grasia Tirtasari
Universitas Sanata Dharma 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas V dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan simetri lipat.
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Dengok I Gunung Kidul, dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keaktifan siswa dan tes evaluasi pembelajaran. Data yang digunakan oleh peneliti adalah data hasil pengamatan keaktifan siswa berdasarkan lembar pengamatan siswa dan nilai tes evaluasi pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa kelas V SD Dengok I pada saat pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat sudah tinggi, hal tersebut dikarenakan rata-rata nilai aktivitas siswa di kelas tersebut sebesar 78,205% dan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas V SD Dengok I Gunungkidul pada saat pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat sudah tinggi, hal tersebut dikarenakan rata-rata nilai tes evaluasi pembelajaran di kelas tersebut sebesar 83,162.
(6)
viii ABSTRACT
LEARNING ACTIVITY AND LEARNING OUTCOME OF FIFTH GRADE STUDENTS IN LEARNING MATHEMATICS ON FOLDED SYMMETRY
MATERIAL AT DENGOK I GUNUNGKIDUL ELEMENTARY SCHOOL Margareta Grasia Tirtasari
Sanata Dharma University 2013
This research aimed to find out fifth grade students' activity and learning outcome in learning mathematics on folded symmetry material.
The subject of this research was the fifth grade students of Dengok I Elementary School. The number of participants was 13 students. In this research, the researcher used descriptive qualitative method. This research was conducted in two meetings. The instruments used in this research were observation sheet of student activity and evaluation learning test. The data used by the researcher was the result of student activity observation based on the observation sheet and the result of evaluation learning test.
The result showed that the fifth grade students' activity of Dengok I Elementary School in learning mathematics on folded symmetry material was high. it was because the average points of students' activity in the class was 78.205%. Moreover, the learning outcome gotten by the students in learning mathematics on folded symmetry material was high. it was because the average evaluation test result in the class was 83,162%.
Key word : students’ activity and students’ learning outcome