PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KESELAMATAN DALAM BERKENDARA JALUR PANTURA DAN SEKITARNYA.

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN

MASYARAKAT KESELAMATAN DALAM BERKENDARA

JALUR PANTURA DAN SEKITARNYA

Disusun oleh :

Aristiawan Dimas Widisindia 1054010018

BIDANG STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”

JAWA TIMUR

2014


(2)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN

MASYARAKAT KESELAMATAN DALAM BERKENDARA

JALUR PANTURA DAN SEKITARNYA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S – 1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Aristiawan Dimas Widisindia 1054010018

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”

JAWA TIMUR

2014


(3)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN

MASYARAKAT KESELAMATAN DALAM BERKENDARA

JALUR PANTURA DAN SEKITARNYA

Dipersiapkan dan disusunoleh : ARISTIAWAN DIMAS WIDISINDIA

1054010018

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 19 Juni 2014

Pembimbing I

Aileena Silicitor C.R.E.C., ST., M.Des

Penguji I

Aryo Bayu W., ST., M.Med.Kom

NPT. 3 8312 10 0304 1 Pembimbing II

Aris Sutejo S.Sn., M.Sn.

NPT. 3 8511 13 0353

Penguji II

Heru Subiyantoro ST., MT,

NPT. 3 7102 96 0061 1 Ketua Jurusan

Heru Subiyantoro ST., MT,

NPT. 3 7102 96 0061 1

Koordinator

Aditya Rahman Y,. ST., M.Med.Kom.

NPT. 3 8109 10 0303 1

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)

Tanggal : ...

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni Juliardi AR, M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 0


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan ini sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam Naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang sudah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Surabaya, 29 Juni 2014


(5)

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KESELAMATAN DALAM

BERKENDARA JALUR PANTURA DAN SEKITARNYA

Aristiawan Dimas 1054010018 ABSTRAK

Iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara sebenarnya sudah banyak dilakukan di berbagai kota, untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang disebabkan oleh kecerobohan manusia dalam berkendara seperti tidak menaati peraturan lalu lintas. Tetapi iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara yang ada saat ini hanya lebih memperhatikan pengendara bermotor atau penegndara yang mengendarai mobil di dalam kota, untuk memperhatikan keselamatan sopir truk yang setiap harinya bekerja dijalan dan menempuh ratusan meter terlihat kurang sekali diperhtikan oleh karena itu pernacangan iklan layanan masyarakat ini lebih ditujukan untuk sopir sopir truk yang berada di sekitar jalur pantura Surabaya hingga Tuban dengan menggunakan media utama bak truk yang di berikan gambar mural berisi peringatan dan pentingnya keselamatan dijalan dengan pesan verbal yang humor dan tidak bersifat frontal. Bak truk disini digunakan sebagai media utama karena selama ini banyak sekali bak truk yang digunakan sebagai media gambar oleh pemilik atau sopir truk itu sendiri, dan ternyata dibalik semua gambar tersebut sebenarnya sopir-sopir truk ingin menggambarkan tentang kehidupan mereka seperti jarang ketemu keluarga atau anak istri mereka.


(6)

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KESELAMATAN DALAM

BERKENDARA JALUR PANTURA DAN SEKITARNYA

Aristiawan Dimas 1054010018 ABSTRACT

Advertising public service of safety riding actually has been done in different cities, many to reduce the level of accidents caused by human slovenliness in driving as disobeyed traffic rules. However public service safety in the drive that is currently only pay more attention to the motor or the motorist driving in the city, to pay attention to the safety of truckers who work every day in the way and attended hundreds of feet look less once therefore public service announcement this is more intended for the driver of the truck drivers who was around avitta Surabaya and Tuban using mainstream media given tailgate mural contains images of alert and the importance of the way of salvation with a verbal message of humor and non-frontal. A tub truck as a main designing's media was mainstream media it cause these inordinate dauntless truck used as a medium pictures by an owner or truck driver itself, and it turns out behind the image is actually truck drivers want to describe about their lives as rarely meet the family or the son of their wives.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada kehadiran Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan berkah-Nya, sehingga perancangan Komunikasi Visual ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan perancangan ini disusun berdasakan fenomena yang ada dan hasil observasi selama 6 bulan di jalur pantura dan membuat media perancangan selama 5 bulan. Dengan judul " Iklan Layanan Masyarakat Keselamatan Dalam Berkendara Jalur Pantura dan Sekitarnya. Penulis banyak menerima bantuan baik moril maupun materil dalam proses penyusunan laporan ini yang tidak lepas dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, atas bantuan dan dukungan yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Naniek Ratni Juliardi A.R., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan UPN “VETERAN” Jawa Timur.

2. Bapak Heru Subiyantoro, ST, MT., selaku Ketua Progdi Desain Komunikasi Visual UPN “VETERAN” Jawa Timur.

3. Ibu Aileena S.C.R.E.C., ST,.M.Des sebagai dosen pembimbing tugas akhir.

4. Untuk seluruh Dosen DKV UPN “VETERAN” Jawa Timur dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di UPN “VETERAN” Jawa Timur.

5. Bapak Hartono sebagai pemilik nikita art. 6. Bapak Kojim sebagai seniman pelukis bak truk.

7. Kepada keluarga tercinta Ayah dan Ibu yang selalu memberi semangat dengan doa, "tiada jasa yang dapat ananda balas, terima kasih telah membesarkan ananda dengan penuh kasih sayang, yang takkan pernah terbalas", serta kedua adikku tersayang Dinda dan Difa.

8. Kepada Veny Febriyanti terima kasih atas seluruh dukungan, semangat, perhatian dan doa yang diberikan kepada penulis.


(8)

Penulis hanyalah seorang manusia biasa yang tidak pernah terhindar dari kesalah baik berupa lisan maupun tulisan. Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabya, 29 Juni 2014


(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ……… iii

ABSTRAK ………...… ivi ABSTRACT …….……….. v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan ... 5

1.4. Manfaat ... 5

1.4.1. Manfaat Praktisi ... 5

1.4.2. Manfaat Akademis ... 5

1.4.3. Manfaat Masyarakat ... 6

BAB II STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kampanye ... 7

2.2. Jenis-jenis Kampanye ... 8

2.3. Media Kampanye ... 9

2.3.1 Radio ... 9

2.3.2 Televisi ... 10

2.3.3 Film ... 11

2.3.4 Surat Kabar, Majalah ... 11

2.3.5 Papan Pengumuman, Poster, Bilboard, Spanduk ... 11

2.3.6 Pengajaran ... 11

2.4. Manfaat Kampanye ... 12

2.5. Teori Komunikasi ... 12


(10)

2.5.2 Teori Visual ... 15

2.5.3 Ikon, Simbol, Indeks ... 19

2.6. Studi Warna ... 19

2.7. Semiotika Kampanye ... 22

2.8. Studi Typografi ... 23

2.8.1 Typografi Vernacular ... 25

2.9. Studi Layout ... 26

2.10. Studi Eksisting ... 27

2.11. Komparator ... 28

2.12 Prinsip Dasar Pengendara ... 30

BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Definisi Operasional Judul ... 35

3.1.1. Definisi Judul ... 35

3.1.2. Definisi Iklan Layanan Masyarakat ... 35

3.1.3. Definisi Keselamatan Dalam Berkendara ... 36

3.2. Teknik Sampling ... 36

3.2.1. Target Audiens ... 36

3.2.2. Populasi ... 36

3.3. Sample ... 37

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 37

3.4.1. Jenis Data ... 37

3.4.2. Sumber Data ... 37

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6. Metodologi Penelitian ... 38

3.7. Metode Perancangan ... 40

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1. Analisa Riset ... 44

4.2. Analisa Observasi... 46


(11)

4.3. Analisa Wawancara ... 48

4.3.1. Point Of Contact ... 50

4.4. Penjabaran Konsep ... 51

4.4.1 Deskripsi Tema Dan Isi Pesan Yang Disampaikan ... 52

4.4.2 Pendekatan Kreatif Pesan ... 52

4.4.3 Deskripsi Gambar ... 53

4.4.4 Konsep Media Utama ... 56

4.4.5 Konsep Media Pendukung ... 57

BAB V IMPLEMENTASI DESAIN 5.1. Penulisan Logo Kampanye ... 59

5.2. Big Idea ... 60

5.2.1 Karakter Sopir ... 60

5.2.2 Pesan Verbal ... 61

5.2.3 Teknis Penyampaian Pesan ... 61

5.3 Karakter/Icon ... 61

5.4 Media Utama ... 62

5.5 Penerapan Visual Media Pendukung ... 63

5.5.1 Brosur ... 63

5.5.2 Poster ... 65

5.5.3 Banner ... 66

5.5.4 Kaos ... 67

5.6 Budgeting Alternatif Media ... 68

5.7 Media Planning ... 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 70

6.2 Saran ... 70 KEPUSTAKAAN


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mengerti akan semua peraturan berkendara merupakan sebuah hal yang harus dipahami oleh semua pengguna jalan terutama pengendara yang setiap harinya memulai aktifitasnya di jalan. Ada rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan yang harus dimengerti oleh setiap pengendara, bila tidak kita patuhi atau bahkan kita langgar secara sengaja maka sanksinya bukan hanya surat tilang dari polisi lalu lintas tetapi bisa saja berakibat sebuah kecelakaan yang tentunya tidak hanya merugikan kita sendiri tetapi juga orang lain. Selain menaati rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan ada juga beberapa hal yang harus kita lakukan seputar kelengkapan berkendara, seperti contohnya memakai helm Standar Nasional Indonesia (SNI), menyalakan lampu di pagi hari dan memakai jaket untuk keselamatan pengendara motor, memakai sabuk pengaman untuk pengendara mobil, yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas.

Terkadang banyak dari kita yang melupakan hal tersebut dikarenakan faktor acuh terhadap tata tertib, ada juga yang disebabkan karena faktor terburu-buru. Tingkat kecelakaan pun menjadi sedikit meningkat dari tahun ke tahun karena masyarakat banyak melanggar tata tertib berlalu lintas. Beberapa waktu yang lalu atau sekitar 1 tahun yang lalu pihak polisi lalu lintas sempat gencar melakukan sebuah kampanye sosial akan pentingnya menaati peraturan berkendara atau Safety Ride dengan berbagai hal seperti contohnya memasang banner di traffic light yang berisikan kata-kata peringatan akan pentingnya keselamatan berkemudi sampai apa saja yang harus dilengkapi saat kita berkendara.

Umumnya pengendara yang memiliki kesadaran dari diri sendiri akan melakukan safety ride tanpa harus disuruh atau diawasi pihak kepolisian lalu lintas secara terus menerus atau setiap dia akan berkendara, tetapi tidak begitu dengan sifat pengendara yang melakukan safety ride karena takut terkena


(13)

tilang, kebanyakan dari mereka akan melakukan pelanggaran-pelanggaran yang merugikan orang lain bila tidak ada pengawasan.

Tingkat kecelakaan yang ada bukan hanya di perkotaan tetapi juga di perbatasan kota atau jalur antar kota. Dalam dua tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis (TBC). Data WHO tahun 2011 menyebutkan, sebanyak 67 persen korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif, yakni 22 – 50 tahun. Terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya, dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya. Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak-anak di dunia, dengan rentang usia 10-24 tahun.

Sebagaimana diketahui, masyarakat modern menempatkan transportasi sebagai kebutuhan utama, akibat aktivitas ekonomi, sosial dan sebagainya. Bahkan dalam kerangka ekonomi makro, transportasi menjadi tulang punggung perekonomian, baik di tingkat nasional, regional dan lokal. Oleh karena itu, kecelakaan dalam dunia transportasi memiliki dampak signifikan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.

Secara umum kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kelalaian manusia, kondisi jalan, kelayakan kendaraan dan belum optimalnya penegakan hukum lalu lintas. Berdasarkan Outlook 2013 Transportasi Indonesia, terdapat empat faktor penyebab kecelakaan, yakni kondisi sarana dan prasarana transportasi, faktor manusia dan alam. Namun demikian, di antara keempat faktor tersebut, kelalaian manusia menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran berlalu lintas yang baik bagi masyarakat, terutama kalangan usia produktif.

Pemerintah sebagai penyelenggara negara, turut berupaya untuk meminimalisir tingginya angka kecelakaan di Indonesia. Melalui program Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020, yang dicanangkan oleh Wakil Presiden di Jakarta pada 20 Juni 2011 lalu, pemerintah menargetkan


(14)

penurunan resiko kecelakaan hingga 50 persen pada 2020. Dengan tahun basis 2010 yang menelan 31.234 korban jiwa, pada 2020 korban jiwa kecelakaan lalu lintas seharusnya sekitar 15.000 jiwa. Untuk mewujudkan Dekade Keselamatan Jalan Indonesia pada 2020, diperlukan langkah-langkah konkrit pihak-pihak terkait dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas. Terlebih untuk ikut mewujudkan zero accident pada 2015 yang dicanangkan PBB.

Penilaian WHO bahwa kecelakaan lalu lintas sudah menjadi pembunuh terbesar ketiga di Indonesia, perlu menjadi perhatian bersama. Masyarakat, pengusaha angkutan, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu waspada atas peringatan tersebut. (Sumber: http://www.bin.go.id, diakses pada tanggal 3 Oktober 2013).

Media iklan layanan masyarakat tentang keselamatan dalam berkemudi tentu juga harus lebih diperhatikan bersama, sejak tahun 2010 pihak polisi lalu lintas selalu mengingatkan kepada semua pengendara agar selalu menaati peraturan yang ada di jalan tetapi sosialisasi tersebut kurang kreatif dikarenakan pihak polisi lalu lintas hanya menggunakan banner sebagai media visual dijalan. (Sumber: wawancara dengan polantas pada tanggal 27 desember 2013).

Setelah berjalan 3 tahun ini masyarakat mulai sedikit melupakan tentang keselamatan dalam berkemudi, oleh karena itu perancangan iklan layanan masyarakat ini saya buat dengan media yang lebih interaktif. Media yang digunakan adalah bak yang berada di belakang truk dan bodi mobil.

Media ini sebenarnya sudah lama ada di Indonesia. Media ini adalah media lukisan pada sebuah bak truk. Tulisan ini sudah mirip rambu-rambu berjalan, mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam berkendara. Inilah seni yang ingin dipertunjukkan pelukis bak truk, sebuah perwujudan ekspresi diri secara bebas di ruang publik.

Satu hal yang menarik adalah seni lukis yang kerap terlihat di bagian belakang bak truk, di sepanjang jalan Pantura. Seperti kita tahu, lukisan di belakang bak truk sedikit banyak dipengaruhi sikap dan gaya hidup para sopir


(15)

dan kernet truk yang terbiasa menjalani hari-harinya di jalanan yang keras akan latar belakang dan gaya hidup.

Potret kehidupan itu digambarkan mereka begitu jujur. Lukisan di bak truk juga menampilkan pula tema keseharian masyarakat perkotaan dalam menghadapi permasalahan hidup pun memuat isu-isu seputar ekonomi, budaya, sosial dan politik. Pesan disampaikan dengan kalimat bernada lucu, santai, menggelitik namun langsung tepat sasaran. Tak jarang, pelukis bak truk menyelipkan pula filosofi dan motivasi diri, seperti “Ada uang abang disayang, tak ada uang abang kena tendang”, atau “roda macet ora ngliwet”. Siapapun yang membaca boleh tersenyum, tersinggung dalam hati karena tersindir, atau tertawa lepas dan cukup menjadikan pesan berjalan itu sebagai pengingat diri sendiri.

Mengingat apresiasi masyarakat terhadap sebuah karya tak bisa diganggu gugat. Penikmat seni sah-sah saja menjadi bagian dari tim juri. Mengkritisi, bahkan menyetujui apa yang telah mewujud menjadi karya. (Sumber: http://www.thecrowdvoice.com, diakses pada tanggal 3 Oktober 2013).

Dari beberapa fakta yang ada lukisan bak truk merupakan suatu media yang bisa menjadi perhatian orang saat berkendara di jalan terutama di jalur antar kota. Gambar-gambar yang semula kurang dimengerti oleh beberapa orang seperti lukisan wanita seksi, tokoh kartun, superhero akan digantikan dengan sebuah lukisan yang bisa lebih mengingatkan kepada sesama pengendara yang ada dijalan agar lebih berhati-hati dijalan.

Salah seorang seniman bak truk yang sudah menjalani pekerjaan melukis bak truk dari tahun 1986 mengatakan bahwa, lukisan pada bak truk sudah mulai berkembang saat ini mulai dari gaya gambar dan pesan gambar yang dibuat, kebanyakan gambar-gambar pada bak truk adalah permintaan dari sopir truk itu sendiri. (Sumber: wawancara dengan bapak Hartono, pada tanggal 8-10-2013)

Jadi yang perlu diingatkan dan diberi pengarahan untuk gambar yang ada di truk adalah sopir truk itu sendiri. Ketika mereka dapat diarahkan untuk


(16)

mengganti gambar-gambar pada truk mereka dengan gambar yang lebih bermanfaat dan memiliki arti yang lebih baik maka sasaran pengguna jalan seperti pengemudi mobil pribadi dan pengendara motor akan dapat selalu mengingat pentingnya keselamatan dalam berkendara ketika mereka dijalan. 1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana merancang iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara di jalur pantura dan sekitarnya?

1.3. Tujuan

Untuk saling mengingakan kepada sesama pengendara agar berhati-hati dijalan

Untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang ada di jalan

Tidak menimbulkan sebuah makna negatif ketika kita melihat sign safety riding itu dijalan

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Praktisi

Agar setiap pengendara tidak selalu mengulangi kesalahannya dalam hal mengemudi.

Kesan gambar yang lebih positif dan menarik dapat lebih dinikmati dan dimengerti oleh masyarakat umum.

Desain icon ini akan dapat menjadi sebuah panutan akan pentingnya keselamatan berkendara.

Berkurangnya tingkat pengendara yang diberi sanksi atau denda karena melanggar tata tertib dijalan.

Berkurangnya tingkat kecelakaan dijalan. 1.4.2. Manfaat Akademis

Dapat digunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang perancangan iklan layanan masyarakat di lingkungan Universitas


(17)

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya Program Studi Desain Komunikasi Visual.

1.4.3 Manfaat Masyarakat

Agar masyarakat lebih mempedulikan setiap rambu-rambu yang ada dijalan.

Masyarakat dapat lebih mudah mengingat icon iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara tersebut.


(18)

BAB II

STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kampanye

Kampanye adalah tindakan mempengaruhi dengan cara apapun untuk membuat orang berpihak kepada kita. Terdapat beberapa definisi tentang kampanye, diantaranya :

1. Sebagai salah satu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan informasi, mendidik, atau meyakinkan masyarakat untuk tujuan khusus. 2. Menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia

sedemikian rupa sehingga tingkah laku yang ditimbulkan karena pengaruh tersebut sesuai dengan keinginan komunikator.

3. Rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan suatu peran atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film). 4. Kampanye publik merupakan aktifitas komunikasi di dalam

menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir aktivitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai, pada satuan waktu tertentu. (Sumber: http://www.definisikampanye/Dr. Antar Venus, MA Comm., di akses pada tanggal 15 November 2013).

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu kampanye adalah aktivitas komunikasi yang terencana untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan dan mempengaruhi individu-individu dalam jumlah besar atau kelompok masyarakat dengan menggunakan berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya) agar memenuhi target yang ingin dicapai pada satuan waktu tertentu. Materi dan isi kampanye biasanya menyangkut :

1. Tema, topik, dan isu apa yang diangkat ke permukaan agar mendapat tanggapan.


(19)

2. Tujuan dari kampanye.

3. Program atau perencanaan dalam kampanye. 4. Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai. 2.2. Jenis-jenis Kampanye

Kampanye dapat dibedakan menurut jenisnya menjadi 4 macam, yaitu : 1. Kampanye Sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang

mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan, dana bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi. Kriteria penentuan kampanye pelayanan masyarakat adalah :

a. Non Komersil.

b. Tidak bersifat keagamaan. c. Tidak bermuatan politik. d. Berwawasan nasional.

e. Diperuntukan bagi semua masyarakat.

f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima. g. Dapat diiklankan.

h. Memiliki dampak dan kepentingan tinggi sehingga mendapat dukungan media lokal maupun nasional.

2. Kampanye Bisik yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi secara serentak dengan menyiarkan kabar angin.

3. Kampanye Promosi adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan sebagainya.

4. Kampanye Politik yaitu kampanye yang menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa dan bagaimana suatu partai, program maupun visinya. Dengan demikian masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dari partai tersebut untuk menentukan dipilih atau tidak. ( Venus Antar, 2004: 20)


(20)

2.3. Media Kampanye

Secara umum pesan itu berbentuk tertulis, terdengar, terlihat dan gabungan dari itu yang biasa disebut audio visual. Namun kini orang lebih mengenal dari bentuknya yakni media cetak, elektronik, dan pengajaran seperti seminar, diskusi, mengajar.

2.3.1. Radio

Radio merupakan medium yang menguntungkan untuk mencapai sasaran penerima pesan. Radio memiliki daya penyampaian langsung, membawakan suara antara tempat-tempat yang berjauhan jaraknya dengan pengiriman pesan dan penerimanya yang terjadi pada saat hampir bersamaan. Siaran-siarannya dapat diikuti dan dinikmati dalam lingkungan keluarga dan di rumah-rumah, sehingga komunikasi berlangsung dalam suasana keakraban. Radio juga terbilang murah, setiap orang memiliki dan dapat dinikmati siarannya sambil minum atau melakukan pekerjaan lainnya, karena indera yang dibutuhkan adalah telinga.

Namun radio memiliki beberapa keterbatasan yaitu siaran radio sifatnya hanya sepintas lalu, adanya gangguan cuaca atau teknis yang menyebabkan penerimaan siaran kurang sempurna, serta pendengar yang terpencar dan heterogen. Keadaan ini menuntut siaran yang bersifat umum, tidak ilmiah, berdasar pada tingkat pendidikan dan pengetahuan rata rata pendengarnya.

Oleh karena itu dalam menyampaikan pesan kepada pendengarnya hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kejelasan. Untuk dapat dimengerti dengan mudah. Dalam hal ini hendaknya menggunakan :

a. Kalimat yang singkat dan sederhana b. Kata kata yang umum dipakai

c. Susunan ide-ide yang lancar dan langsung d. Pengulangan faktor dan ide-ide yang penting


(21)

e. Contoh-contah dan ilustrasinya

f. Bahan-bahan yang betul-betul dikuasai untuk penyajian yang jelas g. Fakta dan ide yang jumlahnya tidak terlalu banyak

2. Kelincahan. Pesan yang disampaikan melalui radio harus lincah dan riang untuk memikat perhatian dan agar pendengar tetap tertarik. Untuk itu hendaknya digunakan:

a. Kata-kata yang konkret dan mengandung gambaran b. Pendekatan yang segar

c. Contoh dan ilustrasi yang jenaka d. Pertentangan ide-ide

e. Sound effect yang tepat

3. Keanekaragaman. Agar pesan dapat memikat dan menambah perhatian pendengar, maka naskah pesan kampanye harus bervariasi, tidak dibuat satu macam.

2.3.2. Televisi

Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian akhir-akhir ini. Ini dapat dibuktikan dari penerimaan iklan yang paling besar dibanding dengan media lainnya. Namun demikian biaya penggunaan untuk penyampaian isu kampanye tidak murah. Apabila bersaing dengan acara atau iklan, maka kampanye yang diusung hampir tidak kelihatan sama sekali. Oleh sebab itu diperlukan berbagai upaya dalam menyebarkan isu kampanye melalui televisi, misalnya dengan berita, dialog dan lainnya. Hal utama yang paling penting adalah bagaimana berkomunikasi meyakinkan lembaga penyiaran tentang pentingnya isu yang harus diangkat dan keuntungan dari lembaga penyiaran mengangkat isu ini. Dalam pengalaman penulis, seringkali tahap inilah yang paling sulit, karena harus diakui banyak stasiun televisi yang bersifat pragmatis, dan lebih mementingkan pemasukan keuangannya. Oleh sebab itu, jika dana yang tersedia terbatas, disarankan untuk menghindari rencana penyampaian pesan


(22)

melalui media ini. Masih banyak alternatif media yang bisa berdayaguna.

2.3.3. Film

Sifatnya hampir mirip dengan televisi, hanya saja dipertunjukkan dengan cara membayar melalui gedung bioskop atau ditonton secara gratis.

2.3.4. Surat Kabar, Majalah

Surat kabar merupakan media daerah yang sangat penting serta tinggi potensi jangkauannya. Namun demikian, surat kabar jarang disimpan pembacanya, sehingga respon yang dihasilkan dari pemberitaan akan cepat, namun cepat juga respon lupanya. Namun demikian, karena bentuknya kertas, surat kabar memiliki sifat dokumentatif yang dapat sewaktu-waktu untuk dilihat kembali.

2.3.5. Papan Pengumuman, Poster, Bilboard, Spanduk

Papan pengumuman, poster, bilboard dan spanduk merupakan media yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan. Namun memiliki keterbatasan menampilkan isu kampanye dengan cukup komplit, karena hanya dilihat secara sekejab saja.

2.3.6. Pengajaran

Media ini yang paling sering digunakan oleh LSM untuk selalu mengingatkan isu yang sedang dikampanyekan. Bentuk media yang sering dilakukan adalah melalui training, diskusi, dialog, dll. Media ini memiliki keunggulan dalam menyelipkan pesan di benak khalayak diantara beribu informasi yang diterimanya, selain itu juga murah. Namun demikian media ini memiliki keterbatasan dalam merengkuh jumlah penerima pesan, karena pesan disebarkan secara langsung.

Pada prinsipnya penggunaan media haruslah memperhatikan tentang biaya yang dimiliki, kemungkinan untuk selalu mengingatkan dan merawat isu, sehingga isu kampanye dapat selalu meningkat dari pengetahuan menjadi perasaan ikut memiliki dan membantu kampanye


(23)

secara aktif. Selain itu pemilihan media juga dilihat dari kebiasaan khalayak sasaran memilih media yang digemarinya.

2.4. Manfaat Kampanye

Kampanye mampu memberikan manfaat yang sangat besar dalam penanggulangan suatu masalah, sebab kampanye merupakan salah satu jenis komunikasi massa yang memiliki kelebihan, mampu menyampaikan pesan secara sistematis untuk mencapai khalayak yang luas dan tersebar. Dalam strategi penyampaian pesan yang tepat dan kemudian dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka pesan yang disampaikan bisa diterima dan dicerna dengan baik oleh khalayak, sehingga tujuan dari kampanye pun akan tercapai.

2.5. Teori Komunikasi

Kata komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin communis” yang berarti “common”:umum; bersama. Menurut Yongky Safanayong dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (2006:10), arti kata komunikasi terdiri dari beberapa pengertian diantaranya adalah:

1. Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua pihak.

2. Komunikasi adalah suatu network, atau jaringan sistem-sistem pertukaran tanda, isyarat serta lambang yang punya arti, yang terjadi didalam suatu masyarakat dalam pemasaran, komunikasi sebagai suatu proses yang mana individu-individu sama-sama mengartikan dan membentuk pemikiran secara umum (commonness) atau perorangan (oneness).

3. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara dua orang atau lebih melalui suatu sistem tanda, simbol, isyarat dan perilaku yang sudah lazim.

Dijelaskan dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu bahwa tujuan komunikasi dapat dibedakan menurut maksud dan caranya menjadi: identifikasi, informasi, promosi (provokasi, persuasi, propaganda, dsb), ambience (penggarapan lingkungan). Dalam semua usaha komunikasi


(24)

pemasaran, tujuan diarahkan pada pekerjaan satu atau lebih untuk membangun keinginan, menciptakan kesadaran, meningkatkan sikap dan mempengaruhi niat, serta mempermudah pemakaian atau pembelian.

Agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik, dalam proses komunikasinya harus melibatkan beberapa unsur-unsur komunikasi seperti: pengirim (sender), pesan (message), Saluran media (channel), penerima (receiver), dan umpan balik (feedback). Menurut Yongky Safanayong dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (2006:13), proses komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel yang masing-masing saling berinteraksi seperti:

a. Persepsi

Persepsi berarti cara-cara stimuli, seperti pesan komersial, iklan, kemasan, seragam dan sebagainya diinterpretasi. Pesan dan citra tidak selalu dipahami sesuai dengan yang dimaksud oleh pembuat pesan. b. Motivasi

Motivasi adalah dorongan untuk memuaskan suatu kebutuhan. Kebanyakan motivasi terjadi dibawah sadar, tetapi aktif dalam mempengaruhio kebutuhan dan keinginan kehidupan sehari-hari. c. Sikap

Sikap dapat dirinci dalam 3 unsur yaitu:

1. Unsur cognitive atau thing adalah kesadaran atau pengetahuan tentang sesuatu seperti kata, logo.

2. Unsur affective atau feel adalah perasaan positif dan negatif yang berasosiasi dengan sesuatu seperti brand.

3. Unsur conative atau do adalah intensi untuk bertindak. d. Pengaruh kelompok

Tingkah laku manusia dapat dibentuk oleh oleh kelompok, apakah itu kultural, religius, politis, sosio-ekonomi, gaya hidup, kelompok peminat khusus atau keluarga, kelompok sosial yang mempengaruhi pola tingkah laku individu. Kebanyakan individu adalah anggota sebuah kelompok formal seperti komite atau informal


(25)

seperti teman.Tiga pokok yang dapat disertakan dalam pertimbangan komunikasi adalah who atau siapa (sasaran), why atau kenapa (alasan bertindak), how, when¸dan where.

Proses komunikasi dapat dianalisa berdasarkan tingkatan atau konteks sosial dimana proses tersebut dilakukan. Tingkatan-tingkatan tersebut seringkali disebut sebagai level komunikasi. Tiap tingkatan dapat mempengaruhi cara atau teknik bagaimana proses komunikasi tersebut akan dilakukan. Secara singkat, tiap tingkat dapat didefinisiakan sebagai berikut:

1. Intrapersonal : komunikasi dengan satu orang. 2. Interpersonal : komunikasi antara dua orang.

3. Kelompok kecil : komunikasi antara dua orang atau lebih, tetapi tidak lebih dari duapuluh lima orang.

4. Kelompok besar : komunikasi oleh satu atau beberapa orang kepada khalayak, kira-kira duapuluh lima orang atau lebih.

5. Organisasional : komunikasi antara suatu kelompok orang-orang terkait dalam suatu struktur administrasi atau bisnis tertentu. 6. Publik atau massa : komunikasi dari satu orang atau kelompok

melalui media khusus kepada khalayak atau pasar luas. Tingkat komunikasi ini yang paling berkaitan dengan desain komunikasi visual.

7. Internasional : komunikasi antar negara atau budaya; analisa komparatif dari proses komunikasi dalam budaya atau sistem lain. Jenis komunikasi yang berkaitan dengan desain komunikasi visual adalan iconis menginterpretasi simbolisme yang terdapat pada obyek atau desain.

2.5.1. Teori Komunikasi Pendekatan

Selain teori diatas, untuk menciptakan kesepahaman suatu pesan yang ingin disampaikan komunikan kepada komunikator, karena komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat dipahami oleh audience atau komunikan. Proses pembuatan


(26)

pesannya harus didasari dengan teori-teori dan disiplin ilmu yang lain salah satunya adalah dengan menerapkan teori komunikasi pendekatan. Menurut Yongkie Savanayong dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu teori komunikasi pendekatan terbagi menjadi tiga pendekatan pemikiran yaitu proses, semiotik, dan pemasaran. Dari ketiga model pendekatan tersebut terpilih 2 model yang akan diterapkan dalam merancang media informasi iklan layanan masyarakat yaitu proses dan semiotik.

1. Proses

Suatu pendekatan melibatkan proses komunikasi.l pendekatan tersebut menekankan jalur-jalur dan media yang dipakai untuk penyaluran pesan-pesan dan dimana pengirim (encode) dan penerima (decode), terutama dalam pembentukan suatu model analisis yang berhubungan dengan efisiensi dan kecermatan. Apabila terjadi salah interpretasi, ini menunjukan bahwa ada suatu kesalahan sistem.

2. Semiotik

Semiotik lebih memperhatikan sebuah pesan sebagai rangkaian tanda-tanda, yang melalui interaksi dengan penerima atau pelihat menghasilkan arti yang diharapkan. Menganggap komunikasi sebagai perantara dalam konstruksi dan pertukaran arti: dengan menggunakan istilah-istilah seperti signification (berhubungan dengan bagian-bagian dari sebuah pesan), slah paham tidak selalu menjadi penyebab kegagalan komunikasi. 2.5.2. Teori Visual

Menurut kamus besar bahasa indonesia visual adalah sesuatu yang biasa dilihat dengan indra penglihatan. Elemen visual terdiri dari gambar, bentuk, warna, dan huruf. Elemen tersebut menjadi sebuah media yang akan digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan yang akan disampaikan dengan baik kepada audience atau komunikan.


(27)

Banyak sekali teori yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sebuah media komunikasi visual yaitu teori persepsi, teori semiotika dan teori gestalt.

a. Teori Persepsi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia persepsi adalah “tanggapan” atau penerimaan dari suatu objek yang ditangkap melalui pancaindra. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses menginterpretasikan suatu objek oleh seseorang melalui pancaindra guna memberikan arti bagi lingkungan sekitar. Objek tersebut diantaranya ialah berupa gambaran, ilusi, visi, ide dan konsep.

Persepsi bersifat subyektif karena masing-masing individu akan mempunyai tanggapan yang berbeda pada suatu objek yang ditangkap melalui pancaindra meskipun objek tersebut sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi bias terletak pada diri masing-masing audience, objek dan lingkungan sekitar audience. Menurut Yongky Safanayong dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (Safanayong, 2006:30), teori persepsi dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Teori kausal

Persepsi mempunyai dan disebabkan oleh obyek-obyek yang ada secara eksternal yang merangsang organ-organ indra kita.

2. Teori Kreatif, Konstruktif

Persepsi disebabkan oleh pikiran dan hanya sejauh pikiran memilikinya.

3. Teori Selektif

Persepsi merupakan komples sense (kumpulan hasil

penginderaan) yang diseleksi oleh pikiran secara sadar atau tidak sadar dan dijadikan teratur.


(28)

b. Teori Semiotika

1. Kata semiotika berasal dari kata dalam bahasa yunani yaitu semeion yang berarti tanda. Semiotika dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu (Safanayong, 2006:46) adalah ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda atau sign, berkenaan dengan komunikasi).

2. Segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati menurut Zoes dalam buku semiotika komunikasi visual (Tinarbuko, 2009:12) dapat disebut tanda.

Sign menurut Pierce dalam buku semiotika komunikasi visual (Tinarbuko, 2009:13) menyatakan bahwa tanda adalah sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan selalu mengacu kepada sesuatu yang lain, oleh pierce disebut objek (denotatum). Mengacu berarti mewakili atau menggantikan.

Pierce dalam buku Desain Komunikasi Visual (Safanayong, 2006:47) membagi tanda berdasarkan sifat dasarnya (ground):

1. Qualisigns

Tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat.

2. Sinsigns

Tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan tampilannya dalam kenyataan.


(29)

3. Legisings

Tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar sutau peraturan yang berlaku secara umum atau kesepakatan berdasarkan konvensi, sebuah kode.

Selanjutnya dikatakan, tanda dalam hubungan dengan obyeknya (denotatum) dibedakan menjadi tanda-tanda yang dikenal dengan ikon (tanda visual) tanda yang mempunyai hubungan kemiripan dengan obyek, indeks (indikasi) memberikan kesan sebab akibat, dan simbol (lambang) tanda yang diakui keberadaannya. Sementara menurut Saussure dalam buku semiotika komunikasi visual, tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) mempunyaidua aspek yang ditangkap oleh indra kita yang disebut dengan signifier (penanda) dan signified (petanda) merupakan konsep atau makna apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama yaitu penanda.

Menurut Charles William Morris dalam buku Desain Komunikasi Visual (Savanayong, 2006:48), semiotika dibagi menjadi 3 yaitu: sintaksis, semantik, dan pragmatik. Sintaksis yaitu tanda-tanda dan hubungan formal dengan sign lainnya, berkenaan dengan keseragaman, keterpaduan system / struktur, disiplin, hubungan unsur-unsur, dan kontinuitas. Semantik yaitu tanda dan hubungannya dengan obyek yang dipresentasikan, berkenaan dengan makna, arti suatu citra visual dan informasi diungkapkan atau diekspresikan. Pragmatik yaitu tanda dan hubungannya dengan penterjemah (interpretant), berkenaan dengan teknis dan praktis, seperti ukuran, material, warna, dengan pertimbangan kegunaan, kemudahan, keamanan, dan kenyamanan.


(30)

2.5.3. Ikon, Simbol, dan Indeks

Menurut Charles Sander Pierce dalam buku Semiotika Komunikasi Visual (Tinarbuko, 2009), tanda-tanda dalam gambar dibagi menjadi 3 golongan yaitu: ikon, indeks, dan simbol.

Ikon

Ikon berasal dari bahasa Yunani “eikon” yang berarti gambar. Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula dikatakan, ikon adalah tanda yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan. Bisa berupa foto, lukisan, atau ilustrasi.

Indeks

Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan apa yang diwakilinya atau disebut juga tanda sebagai bukti. Contohnya: tanda tangan adalah indeks dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan tersebut.

Simbol

Simbol berasal dari bahasa Yunani “simbolon” yang berarti tanda. Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahamijika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya.

2.6. Studi Warna

Warna sebagai termasuk dalam ranah nirmana. Terkadang pemakaian warna sangat membantu dalam pemilihan font dalam typografi. Kemampuan penguasaan budaya dan warna sangat berpengaruh dalam menentukan sebuah warna dalam pemakaian ke dalam produk desain.


(31)

1. Kuning

Respon Psikologi: Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidak jujuran, Pengecut (untuk budaya Barat), pengkhianatan, pencerahan dan intelektualitas. Kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu. Kuning adalah warna yang hangat. Cukup menarik perhatian dan sangat baik jika dijadikan background untuk teks hitam karena akan lebih mencolok terlihat.

2. Oranye

Respon Psikologi: Energy, Keseimbangan, Kehangantan. Menekankan sebuah produk yang tidak mahal.

3. Merah

Respon Psikologi: Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya, berpendirian, dinamis, dan percaya diri. Warna Merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah dikombinasikan dengan Hijau, maka akan menjadi simbol Natal. Merah jika dikombinasikan dengan Putih, akan mempunyai arti „bahagia‟ di budaya Oriental. Bisa berarti berani dan semangat yang berkobar-kobar. Singkatnya secara umum berhubungan dengan perasaan yang meledak-ledak. Warna merah mudah menarik perhatian dan meningkatkan nafsu. Karena itu seperti saya katakan tadi, bisnis makanan banyak menggunakan warna dominan merah karena ini dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan pembeli, lihat saja warna pizza hut, McD, KFC yang juga ada merahnya. Atau kalau untuk teks, warna merah pasti akan lebih menarik perhatian dibanding warna lain. Namun jika untuk background dengan teks hitam, akan membuat mata cepat lelah.

4. Biru

Respon Psikologi: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan, Damai, menyejukkan, spiritualitas, kontemplasi, misteri, dan kesabaran. Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan tenang, terpercaya, ilmu dan wawasan. Warna ini sangat baik untuk menumbuhkan loyalitas konsumen.


(32)

Bank-bank banyak menggunakan warna biru sebagai warna dominannya, demikian juga pendidikan.

5. Hijau

Respon Psikologi: Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan, pertumbuhan, kesuburan, harmoni, optimisme, kebebasan, dan keseimbangan Warna Hijau tidak terlalu ‟sukses‟ untuk ukuran Global. Di Cina dan Perancis, kemasan dengan warna Hijau tidak begitu mendapat sambutan. Tetapi di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai. Banyak produk yang menekankan kealamian produk menggunakan warna ini sebagai pilihan. Untuk perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan eksplorasi alam, warna hijau banyak dipakai untuk menegaskan bahwa perusahannya berwawasan lingkungan. Warna ini termasuk yang sedang ngetren dan akan banyak dipakai khususnya dengan kampanye yang berhubungan dengan lingkungan. Kemasan deterjen juga tidak sedikit yang menggunakan warna hijau.

6. Ungu atau jingga

Respon Psikologi: Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi, Kekasaran, Keangkuhan, Ramah, Romantis, dan Mandiri. Warna Ungu sangat jarang ditemui di alam. Ungu adalah capuran warna merah dan biru. Menggambarkan sikap „gempuran‟ keras yang dilambangkan dengan warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus ke pengertian yang dalam dan peka. Bersifat kurang teliti namun penuh harapan.

7. Coklat

Respon Psikologi: Tanah/Bumi, Reliability, Comfort, Daya Tahan, Stabilitas, Bobot, Kestabilan dan Keanggunan. Kemasan makanan di Amerika sering memakai warna Coklatdansangatsukses.

8. Hitam

Respon Psikologi: Ketakutan, Power, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Seksualitas, Kesedihan, Keanggunan, dan Independen, Berwibawa, Penyendiri, Disiplin, dan Berkemauan keras. Melambangkan kematian dan


(33)

kesedihan di budaya Barat. Sebagai warna Kemasan, Hitam melambangakan Keanggunan (Elegance), Kemakmuran (Wealth) dan Kecanggihan (Sopiscated). Menunjukkan hal yang tegas, elegan, dan eksklusif. Juga bisa mengandung makna rahasia. Seperti ketika saya memilih warna dominan hitam pada Rahasia Blogging. Warna tersebut sangat mendukung kata “rahasia” yang ingin saya tekankan. Kalau untuk warna mobil, biasanya mobil berwarna hitam lebih mahal daripada mobil berwarna lain.

9. Putih

Warna suci dan bersih, natural, kosong, tak berwarna, netral, awal baru, kemurnian dan kesucian. Warna yang sangat bisa dipadukan dengan warna apapun. Warna putih di situs web banyak dipakai sebagai warna background teks hitam. Sebab pengunjung akan lebih mudah untuk membacanya.

10. Abu - Abu

Respon Psikologi: Intelek, Masa Depan (seperti warna Milenium), Kesederhanaan, Kesedihan.

2.7. Semiotika Kampanye

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda, berupa perangkat atau simbol yang kita gunakan dalam hubungan manusia. Karena itu Semiotika komunikasi adalah suatu pendekatan dan metode analisis yang digunakan untuk memahami tanda-tanda dalam proses komunikasi, yang meliputi enam unsur komunikasi meliputi pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran, dan acuan atau hal yang dibicarakan (Jakobson, 1963 dalam Sobur, 2004: 15)

Gaya kampanye yang akan di lakukan mempunyai gaya kampanye yang kreatif dan innovative untuk menunjukkan bagaimana cara untuk mengingatkan sesama pengemudi agar selalu ingat akan peraturan berkemudi dan pentingnya selalu safety ride dijalan, terutama dijalan antar kota yang sering terjadi kecelakaan akibat pengemudi melupakan sikap berhati-hati dijalan.


(34)

2.8. Studi Typografi

Tipografi atau typography menurut (Roy Brewer 1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada halaman cetak.

Peran dari pada tipografi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Terkadang secara tidak sadar, kita selau berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat. Seperti koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang biasa kita kenakan. (Sumber: http://omphestudio.blogspot.com, di akses pada tanggal 15 November 2013)

Perkembangan tipografi saat ini sudah mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawing) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya. Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh (James Craig, 2006:30 Designing with Type: The Essential Guide to Typography), antara lain:

1. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip / kaki / serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

2. Egyptian

Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki / sirip / serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.


(35)

3. Sans Serif

Pengertian San Serif adalah tanpa sirip / serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

4. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Dengan melihat fenomena yang ada, maka perancangan kampanye ini menggunakan kajian huruf dan tipografi ini dianalisis dengan metode penelitian kualitatif, yang berdasar pada jenis penelitian deskriptif dan didukung oleh teknik pengumpulan data melalui cara studi literatur dan studi lapangan dengan wawancara, pengamatan, survey dan analisis data. Dengan ini maka akan terlihat perilaku audiance yang terbuka, tegas, kreatif dan bertanggung jawab.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa huruf dan tipografi pada kampanye safety ride mempunyai aturan kebebasan, tegas, kreatif. Contohnya, bentuk dan struktur huruf yang lugas, bebas dan tegas. Dengan itu huruf dapat langsung dikenal dibaca dan memberikan kesan ketertarikan, terutama dapat dengan mudah dibaca dari jauh dan dapat dibaca sekilas, karena tipografi tersebut digunakan dijalan. Hal ini didasari karena konsep gaya hidup terbuka dan lugas sama dengan prinsip dengan masyarakat pada umumnya.


(36)

2.8.1 Typografi Vernacular

Tipography Vernacular sendiri sudah mulai ada di Indonesia sejak tahun 70an dikarenakan tingkat kebutuhan akan penulisan font yang semakin banyak dan mahalnya pembuatan sebuah tulisan untuk usaha dagang pada waktu itu. Oleh karena itu masyarakat mulai berkreasi dengan membuat font tanpa melalui proses komputerisasi melainkan melalaui teknik manual.

Hingga saat ini tipography vernacular terus berkembang terutama di daerah perkotaan yang mempunyai tingkat kebutuhan tipography paling tinggi. Pembuatan tipography secara otodidak memiliki keunikan tersendiri, dan kekayaan akan budaya dimana tempat asal tipography itu dibuat.

Gambar 2.1 Contoh Font Vernacular Warung Jamu Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 5 Maret 2014

Gambar 2.2 Contoh Font Vernacular Bak Ttruk Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 5 Maret 2014


(37)

2.9. Studi Layout

Layout adalah tata letak unsur-unsur desain dalam sebuah bidang. Prinsip layout ada empat yaitu diantaranya adalah squence / urutan, emphasis/ penekanan, balance / keseimbangan, unity / kesatuan.

a. Sequence

Sequence merupakan urutan atau jalur dari sebuah desain. Sequence dibutuhkan untuk menentukan arah dari media cetak agar pembaca dapat melihat secara berurutan, dan tidak tumpang tindih. Sequence juga membantu pembaca untuk mengetahui jalur cerita dari media tersebut, dengan begitu pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik bagi si pembaca.

b. Emphasis

Emphasis merupakan penekanan utama suatu visual dalam bidang tersebut. Emphasis dapat menentukan perhatian utama dari suatu objek dalam suatu bidang visual. Emphasis merupakan sebuah hierarki dalam desain. Untuk memberikan penekanan pada sebuah desain dapat dilakukan dengan;

1. Membedakan ukuran suatu objek dengan backgroundnya

2. Memberi warna yang mencolok dan berbeda dengan lingkungan sekitar 3. Menaruhnya di tempat yang strategis bagi pembaca.

c. Balance

Balance digunakan untuk memberikan berat yang merata pada suatu bidang. Penggunaan balance sendiri digunakan agar tidak terjadi perbedaan yang terelalu mencolok pada sebuah bidang desain, seperti pemberian ruang kosong yang terlalu banyak pada satu sisi, perbedaan yang tidak rata tersebut membuat pembaca menjadi tidak nyaman dengan ruang kosong yang terlalu besar.

d. Unity

Unity digunakan untuk memberikan rasa yang sama pada suatu desain. Unity digunakan agar ide pokok dari desain tidak terkesan menyebar karena konsep desain yang berbeda. Dalam komik unity dalam sebuah


(38)

karakter sangat dibutuhkan agar pembaca tidak bingung dengan pengulangan karakter yang muncul. Tidak adanya kesamaan dalam gaya gambar akan membuat pembaca semakin bingung dengan karakter yang muncul.

2.10. Studi Eksisting

a. Pengendara dijalan

Pengendara adalah sesuatu yang paling sering kita temui dijalanan, setiap orang kebanyakan akan melakukan awal dan akhir aktifitasnya dijalanan, mulai dari berangkat kerja, pergi ke sekolah, berbelanja. Ada banyak macam pengendara dijalan mulai dari pengendara motor,sampai pengendara mobil atau truk. Beberapa pengendara memiliki sifat yang bermacam-macam mulai dari pengendara yang selalu menggunakan kelengkapan dalam berkendara sampai pengendara yang selalu menaati peraturan tata tertib lalu lintas, tetapi tidak jarang juga pengendara yang sering melanggar itu semua dengan alasan yang bermacam-macam seperti tidak suka memakai helm karena tidak nyaman sampai melanggar lalu lintas karena terburu-buru. (Sumber : wawancara dengan polisi, Pak Darto, 23 oktober 2013)

Keselamatan dalam berkendara adalah hal yang paling penting dalam berkendara, bukan hanya menyelamatkan diri kita dari kecelakaan tetapi juga bisa menyelamatkan orang lain yang ada di sekitar kita di jalan. Bila setiap orang memperhatikan hal ini tentu juga akan meminimalkan tingkat kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya.

b. Jalur Pantura dan sekitarnya

Jalur pantura adalah sebutan dari jalur pantai utara, yaitu jalur yang meliputi mulai dari Surabaya sampai ke Jawa Tengah melewati jalur Gresik, Lamongan, Tuban dan seterusnya hingga Jogjakarta. Iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara yang akan dibuat hanya akan meliputi jalur pantura mulai dari Surabaya hingga Tuban saja agar lingkup kampanye yang akan dibuat tidak terlalu besar dan dapat


(39)

tepat sasaran, jalur pantura dipilih karena banyak kecelakaan yang terjadi disana, tercatat total ada sebanyak 81 orang tewas di jalan raya jalur Pantura terjadi di setiap tahunnya yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab mulai dari kelalaian berkendara sopir truk hingga ketidaklayakan kendaraan yang digunakan oleh pengendara. Banyak faktor yang menjadi penyebab dari kecelakaan ini, kecelakaan berawal dari pelanggaran saat berlalu lintas. Sementara itu, jumlah pelanggaran lalu lintas di wilayah Kabupaten Tuban mengalami peningkatan dari pada tahun sebelumnya jumlah pelanggaran selama satu tahun ini mencapai 14.351 pelanggar, yang mana didominasi pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara roda dua. (Sumber : http://m.beritajatim.com, 28 desember 2013). Oleh karena itu jalur pantura dipilih dan perlu dibuatkan sebuah kampanye yang unik dan dapat mudah diingat oleh setiap pengendara dijalan, suatu iklan layanan masyarakat yang unik dan sederhana akan dapat menarik minat pengendara untuk lebih diperhatikan.

2.11. Komparator

Iklan layanan masyarakat untuk keselamatan dalam berkendara yang pernah dibuat oleh pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan di Indonesia hanya berupa banner yang dipasang di beberapa titik jalan yang umumnya ramai akan pengendara dijalan, dengan menggunakan kata-kata yang unik seperti pantun-pantun yang lucu yang berarti mengingatkan untuk berhati-hati dalam berkendara dan taat akan kepada setiap rambu-rambu lalu lintas.

Gambar 2.3 Banner Iklan Layanan masyarakat di jalan Basuki Rahmat. Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 12 Oktober 2013


(40)

. Gambar 2.4 Banner Iklan Layanan masyarakat di jalan Mayjend Sungkono.

Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 12 Oktober 2013

Dengan membuat sebuah iklan layanan masyarakat seperti gambar diatas tentunya akan membuat pengendara jarang untuk memperhatikannya, apalagi untuk membaca himbauan atau permberitahuan tersebut. Karena desain yang dibuat terkesan biasa, polos, dan kurang menarik, terutama untuk tulisan yang terlalu banyak akan membuat pengendara sulit mengingatnya.

Beberapa bulan ini pihak kepolisian menambahkan sedikit perubahan pada iklan layanan masyarakat untuk keselamatan dalm berkendara dengan memberikan sebuah gambar karakter orang yang mengendarai motor dengan kelengkapan safety riding yang di letakkan diatas pos polisi. Tujuannya tentu agar dapat menarik parhatian pengendara dijalan dan dapat diingat oleh seluruh masyarakat.


(41)

Gambar 2.5 Banner Iklan Layanan masyarakat di jalan Embong Malang. Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 15 Oktober 2013

Pada dasarnya menciptakan suatu ide iklan yang lebih menarik perhatian akan dapat menarik minat pengendara untuk melihat dan memperhatikan iklan tersebut dan dengan mudah akan dapat selalu diingat. Karena biasanya setiap pengendara hanya dapat memperhatikan sesuatu yang ada di jalan paling lama dengan waktu 5 detik saja.

2.12 Prinsip Dasar Pengendara

Prinsip dasar pengendara adalah memperhatikan apa yang ada di depan mereka seperti memperhatikan kendaraan apa yang ada di depan mereka, memperhatikan rambu-rambu apa yang ada di depan mereka,dan memperhatikan kemana kendaraan yang ada di depan mereka pergi seperti melihat lampu sein atau head lamp lampu belakang agar dapat mengetahui mobil ini mengerem atau tidak.


(42)

Gambar 2.6 Bagian belakang pick up di jalan Balongsari/Tandes. Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 12 Oktober 2013

Seperti yang ada pada gambar diatas disaat mobil mengerem stop lamp atau lampu belakang mobil tersebut akan menyala warna merah yang berarti berhenti maka kendaraan yang ada di belakang mereka akan juga ikut berhenti, lalu digambar tersebut juga ada tanda segitiga berwarna merah yang berarti hati-hati, biasanya tanda ini akan digunakan oleh kendaraan yang sedang membawa muatan lebih, biasanya digunakan oleh kendaraan seperti pick up dan truck. Dengan diberikan tanda seperti ini akan dapat mengingatkan sesama pengendara terutama pengendara yang berda di belakangnya untuk lebih berhati-hati dan menjaga jarak kendaraan mereka.

Pengendara atau sopir harus selalu memperhatikan apa yang ada di depan mereka dengan begitu pengendara akan dapat lebih berhati-hati untuk berkendara, mulai dari memperhatikan lampu belakang kendaraan yang ada di depannya sampai rambu-rambu yang ada di pinggir jalan. Saat ini yang membuat pengendara sopir memperhatikan di depannya bukan hanya lampu belakang kendaraan atau rambu-rambu dijalan, tetapi pengendara saat ini juga sering memperhatikan lukisan di bak truk yang unik dan cutting sticker yang ditempelkan di kendaraan umum maupun angkutan kota, memang terlihat sederhana tetapi dapat membuat daya tarik sendiri untuk pengendara


(43)

yang ada di belakangnya. Terkadang pengendara yang ada di belakangnya ikut memberikan sticker pada mobil mereka atau lukisan pada bak truk mereka.

Gambar 2.7 Cutting sticker belakang angkutan umum didaerah Lamongan. Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 20 Oktober 2013

Gambar 2.8 Lukisan belakang truck di daerah Lamongan. Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 20 Oktober 2013

Seperti yang terdapat pada gambar diatas banyak sekali contoh yang dapat kita jumpai dijalan, kendaraan-kendaraan menggunakan media cutting


(44)

sticker atau lukisan yang dapat membuat pengendara lain yang melihatnya dapat mudah mengingat walaupun hanya sebentar melihatnya. Karena gambar atau cutting sticker tersebut terlihat sederhana dan menarik untuk dibaca.

Dengan membuat sebuah iklan layanan masyarakat yang diletakkan pada kendaraan yang ada di jalan tentu dapat membuat sebuah perbedaan dengan iklan layanan masyarakat yang lain. Bukan hanya membuat sesuatu yang berbeda, tujuan utamanya adalah agar pengendara yang ada di jalan dapat dengan mudah mengingat untuk selalu berhati-hati dijalan karena bila iklan layanan masyarakat ini di letakkan di kendaraan secara langsung tentu akan dapat sering di jumpai di jalan, sama seperti ketika kita melihat sebuah lukisan yang unik pada bak truk ataupun cutting sticker pada kaca angkutan umum.

Tetapi tidak semua lukisan atau cutting sticker yang ada di jalan tidak menyebabkan bahaya pada pengendara yang ada dijalan. Seorang seniman pelukis jalanan di lamongan menjadi saksi hidup perkembangan lukisan pada bak truk mulai dari tahun 1989 hingga saat ini, lukisan yang dulu terkesan tidak terkonsep mulai dari lukisan pegunungan sampai lukisan wanita seksi, lukisan tersebut diminta oleh pemilik truk itu sendiri. Di tahun 1989 pernah terjadi kecelakaan yang diakibatkan karena pengendara memperhatikan sebuah lukisan wanita seksi pada bak truk yang berjalan di depannya,hal itu menunjukkan bahwa pengendara dapat terpengaruh oleh apa saja yang ada di depannya. (Sumber : wawancara dengan pelukis truk, Pak Hartono, 15 oktober 2013)

Semakin lama lukisan yang dibuat oleh para seniman lukisan bak truk mulai berubah dikarenakan adanya undang-undang pornografi dan keselamatan berkendara, pelukis bak truk saat ini membuat lukisan yang tidak terlalu porno seperti dahulu walaupun tetap memberikan kesan gambar atau tulisan sedikit nakal, karena hal tersebut yang lebih banyak disukai oleh


(45)

pelanggan mereka, tetapi ada juga yang memberikan lukisan berupa cirri khas sebuah kota tertentu.

Gambar 2.9 Lukisan belakang truck di daerah Lamongan. Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 20 Oktober 2013


(46)

BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1. Definisi Operasional Judul 3.1.1. Definisi Judul

Dalam perancangan ini judul yang diangkat adalah

“Perancangan Komunikasi Visual Iklan Layanan Masyarakat

Keselamatan Dalam Berkendara Jalur Pantura dan Sekitarnya” Yang membuat sebuah media pengingat bagi seluruh masyarakat pengguna jalan yang akan bepergian agar dapat selalu berhati-hati dijalan dan selalu menaati peraturan atau rambu-rambu lalu lintas yang berada di jalan. Media yang terpilih adalah media visual yang merupakan komunikasi dengan menggunakan visual, karena visual adalah salah satu media yang lebih mudah diserap dan diterima oleh setiap orang.

Komunikasi visual merupakan konsep komunikasi ,ungkapan daya kreatif yang diimplementasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengelolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar/ilustrasi, huruf, warna, komposisi dan layout dalam perancangan visual ini media yang utama yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat adalah sebuah bak truk yang diberikan gambar visual dengan suatu karakter utama atau simbol yang akan menjadi sebuah panutan. Serta pesan secara singkat yang disampaikan melalui lukisan bentuk tipografi vernacular.

3.1.2. Definisi Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat dalam perancangan ini dibuat dengan dasar kepedulian dan keprihatinan akan hidup sopir truk yang selama ini hidup dijalan untuk mencari nafkah. Iklan layanan masyarakat ini tidak bersifat komersil tetapi ditujukan lebih pada kepedulian akan kepentingan keselamatan pengendara yang ada dijalan terutama pada sopir truk.


(47)

3.1.4. Definisi Keselamatan Dalam Barkendara

Keselamatan dalam berkendara adalah bagaimana cara kita sebagai pengguna jalan atau pengendara untuk dapat selalu berhati-hati di saat mengemudikan kendaraan dijalan agar tidak terjadi kecelakaan yang merugikan diri kita sendiri maupun orang lain dengan cara selalu menaati rambu-rambu lalu lintas yang ada di jalan.

3.2. Teknik Sampling 3.2.1. Target Audiens

Analisis Target Segmen :

Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Analisa : Target Audiens tidak dibatasi laki-laki atau perempuan saja, karena keduanya memiliki peluang untuk selalu mengemudikan kendaraan dijalanan.

Usia : 21 – 40 tahun

Analisa : Target audiens yang dituju adalah seluruh pengguna jalan terutama Driver / sopir truck 3.2.2. Populasi

Demografi target audiens - Unisex

- Usia 21-40 tahun

- Masyarakat umum atau pengguna jalan

- Tinggal di sepanjang jalur pantura contohnya Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban.

Psikografis target audiens

- Masyarakat yang sering berada dijalan serta sering mengemudikan kendaraan dijalan.

Prilaku target audiens - Suka berada dijalan - Bekerja dijalan atau sopir


(48)

3.3. Sample

- Wawancara

- Hasil survey kepada 20 responden target audiens

- Perancangan iklan layanan masyarakat tentang keselamatan dalam berkendara, di jalur Pantura dan sekitarnya

- Jumlah responden : 20 orang - Range umur: 21-40 tahun 3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data Data Primer

- Wawancara dengan Pak Hartono seorang seniman pelukis bak truck di Lamongan.

- Wawancara dengan Mas Edi seorang sopir truk elpigi.

- Wawancara dengan pihak polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan. - Wawancara dengan anak komunitas motor dan mobil.

- Wawancara dengan masyarakat pengguna jalan. Data Sekunder

- Wawancara dengan 20 responden tentang sifat pengemudi truk dijalur pantura.

- Wawancara dengan 20 responden tentang kondisi jalan di jalur pantura.

- Wawancara dengan 20 responden tentang adanya lukisan pada bak truk.

3.4.2. Sumber Data

Literatur dari buku, artikel maupun internet yang mencakup mengenai cara mengkomunikasikan kampanye keselamatan berkendara yang dapat lebih mudah diingat oleh pengendara, serta kajian teori yang mendukung judul perancangan.

Observasi dan Wawancara adalah sumber data yang bersifat mencari data dari konsumen baik mengenai presepsi, respon, mereka terhadap Lukisan atau kampanye keselamatan berkendara


(49)

dengan menggunakan media bak truck atau kendaraan lainnya seperti mobil dan motor.

Proses Penggalian Data

- Fenomena didapatkan berdasarkan artikel-artikel Koran yang membicarakan topik mengenai kecelakaan lalu lintas dan kurang sadarnya masyarakat akan keselamatan dalam berkendara.

- Fenomena diperjelas dengan melakukan wawancara kepada target audiens, sehingga berdasarkan data yang didapat dan pandangan target segmen ditemukan identifikasi dari fenomena yang muncul.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan mencari buku-buku literatur yang bersangkutan dengan judul tugas akhir yang diangkat.

Pengumpulan data dengan wawancara dengan Pak Hartono seorang pelukis bak truck yang berada dilamongan tentang karakteristik sopir truk yang meminta sebuah lukisan untuk bak truck mereka.

Pengumpulan data dengan wawancara dengan Mas Edi seorang sopir truk elpigi untuk mengetahui bagaimana kehidupan seorang sopir truk, psikologis seorang sopir truk yang sedang mengendarai kendaraannya disaat mereka bekerja.

Pengumpulan data dengan wawancara kepada 20 pengendara dijalan untuk mendapatkan data psikologis dan respon mereka disaat mereka sedang berkendara dijalanan.

3.6. Metodologi Penelitian

Proses penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian , antara lain : Penentuan Problematika

Setelah fenomena didapatkan langkah selanjutnya untuk menentukan problematika dengan cara melakukan observasi dengan membaca buku-buku dan mencari informasi lewat media internet, sehingga kita dapat mengetahui pandangan konsumen terhadap topik yang diangkat.


(50)

Riset

Mencari data dari konsumen baik mengenai persepsi, respon, mereka terhadap sebuah lukisan pada bak truk sebagai media kampanye visual keselamatan dalam berkendara dengan cara wawancara.

Literatur

Setelah riset didapatkan, selanjutnya mencari tentang data-data yang berhubungan dengan fenomena yang telah ditentukan dan mencari literatur tentang teknik yang akan dilakukan untuk pembuatan tugas akhir.

Konsep Desain

Untuk menentukan konsep desain memerlukan penelusuran lebih jauh dengan cara studi eksisting , yaitu mengkaji eksisting yaitu media komunikasi visual yang menjadi acuan. Cara pengkajiannya adalah studi desain karakter, studi warna, studi visual yaitu elemen yang terdapat pada lukisan tersebut. Kemudian, menentukan target audiens, sehingga setelah ditemukan, suatu fenomena dan problematika digabungkan dengan karakteristik target segment sehingga menemukan keyword, keyword adalah penemuan untuk konsep desain.

Penentuan Kriteria

Dari keyword dan konsep yang didapatkan kemudian diturunkan lagi menjadi kriteria desain dengan mengkaji makna dalam keyword dan aspek visual turunan dari keyword dan konsep desain dengan mengkaji dan digabungkan dengan tinjauan teori.

Alternative Desain

Alternative yang didapatkan seperti, karaktek, desain layout, media yang digunakan, bahan yang akan digunakan (cutting sticker), setelah menemukan kriteria dan melalui proses pembuatan sketsa, thumbnail, rough desain yang dipilih beberapa menjadi alternatif desain yang kemudian dikuisionerkan kepada target segmen.


(51)

Implementasi Desain

Inplementasi desain didapatkan setelah final desain didapatkan dari alternatif desain yang dikuisionerkan untuk meminta pertimbangan dari taeget segmen sebagai konsumen dari kampanye safety riding.

3.7. Metode Perancangan

Dalam proses perancangan iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara daerah pantura dan sekitarnya ini mempunyai susunan metodologi yang nantinya akan digunakan untuk menemukan sebuah konsep desain yang tepat dan dapat dengan mudah menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh perancang. Tentunya konsep tersebut akan dijadikan acuan utama dalam proses tahap awal perancangan iklan hingga sampai pada tahap akhir perancangan iklan. Berikut penjabaran alur metode perancangan iklan layanan masyarakat:

1. Penentuan Fenomena

Tahap awal proses perancangan iklan layanan masyarakat ialah dengan menemukan sebuah fenomena yang ada pada lingkungan sekitar area publik dalam masyarakat terutama lingkungan disekitar objek perancangan. Fenomena yang didapat pada saat observasi adalah fenomena tentang iklan mengingatkan ke pengendara agar selalu berhati-hati disaat berkendara dijalan dan selalu menaati peraturan yang ada di jalan.

2. Identifikasi Masalah

Setelah menemukan fenomena dasar maka tahap selanjutnya adalah mencari beberapa akar permasalahan yang menjadi penyebab kenapa terjadinya fenomena tersebut dengan mencari poin-poin mendasar dari akar permasalahan terjadinya fenomena masih kurangnya kesadaran pengendara untuk selalu berkendara dengan aman dan tertib.


(52)

3. Perumusan Masalah

Setelah proses pengidentifikasian masalah maka tahap selanjutnya yaitu dilakukan perumusan masalah yang dianggap paling vital. Perumusan masalah berupa pertanyaan bagaimana menyelesaikan masalah kurangnya kesadaran pada setiap pengendara dan kurang tertibnya pengendara dijalan sehingga menyebabkan banyak kecelakaan dijalan. Dan pada tahap ini muncul sebuah solusi yang dipandang dari sudut Desain Komunikasi Visual yaitu proses perancangan iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara di jalur pantura dan sekitarnya yang dibuat dan diletakkan pada bak truk, kaca mobil atau kendaraan lainnya.

4. Kajian Pustaka

Pada tahap ini dilakukan proses pencarian data sekunder berupa Literatur meliputi buku, internet, jurnal, dan artikel dari surat kabar ataupun majalah yang berhubungan dengan proses perancangan iklan layanan masyarakat. Serta mencari teori-teori yang berhubungan dengan Desain Komunikasi Visual yang meliputi teori komunikasi visual, teori persepsi, teori visual gestalt, Kajian tentang perancangan iklan layanan masyarakat, teori tentang warna, target audiens, dan karakteristik atau perilaku konsumen. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan proses menganalisa kekuatan dan kelemahan dari komparator, hasil analisa tersebut akan dijadikan acuan dalam proses perancangan iklan layanan masyarakat yang dapat selalu mengingatkan pengendara agar selalu berhati-hati dijalan.

5. Riset Lapangan

Tahap selanjutnya dalam proses perancangan iklan layanan masyarakat adalah melakukan pencarian data primer, yaitu data yang didapat langsung dari target audiens terutama pengendara dijalan yang melewati jalur pantura dan sekitarnya. Pada tahap ini dilakukan proses observasi secara langsung pada lokasi di sekitar


(53)

daerah pantura, melakukan wawancara pada stakeholder, warga sekitar lokasi serta pengendara yang ada dijalan.

6. Konsep Desain

Pada tahap ini akan dilakukan barinstorming untuk mencari ide atau konsep kreatif yang akan diterapkan dalam proses perancangan iklan layanan masyarakat yang mengacu pada data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisa pada proses sebelumnya.

7. Alternatif Desain

Setelah menemukan konsep desain yang akan diterapkan, maka tahap selanjutnya ialah membuat beberapa alternative desain yang nantinya akan diujikan kepada target audience. Tahap alternative desain disebut juga tahap penyeleksian sebuah desain untuk menemukan rancangan desain utama yang tentunya disesuaikan dan disempurnakan berdasarkan kebutuhan target audience.

8. Evaluasi Desain

Tahap dimana proses perancangan desain disempurnakan. Pada tahap ini semua alternative desain yang sesuai dengan target audience akan dikombinasikan dan dievaluasi dari segi kelemahan dan kekurangannya agar dapat tercipta rancangan desain yang layak dipublikasikan dan menjadi desain konkret berupa iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara daerah pantura dan sekitarnya.

9. Final Desain

Setelah melalui beberapa tahap perancangan yang panjang, terciptalah satu final desain yang sempurna dan layak untuk dipublikasikan menjadi sebuah iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara daerah pantura dan sekitarnya.


(54)

3.7. Alur Berpikir

Tabel 3.1 Alur berpikir

Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 1 Januari 2014 Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Keselamatan Berkendara

Riset Pasar

Wawancara kepada Dinas Perhubungan dan polisi lau lintas.

Fenomena Sering terjadi kecelakaan lalu lintas akibat kurangnya

kesadaran dalam berkendara, dan taat terhadap rambu lalu lintas.

Survey Wawancara kepada pengendara: Karakteristik setiap pengendara dijalan. Bagaimana cara mereka berkendara di jalanan.

Data

IDENTIFIKASI MASALAH :

Anak remaja dan sopir truck lebih suka lebih kebut-kebutan dijalan karena selalu dikejar waktu kerja atau kuliah, Dan terkadang tidak menaati peraturan lau-lintas yang ada di jalan.

Rumusan masalah Judul

Studi Literatur Studi Eksisting Studi Komparator

Analisa Targer Audiens

Analisa DEMOGRAFIS:

Demografi Target Audiens Unisex

Usia 21-40 tahun

Tinggal di perkotaan dan sepanjang jalur pantura

(Surabaya, gresik,

Lamongan, Tuban) SES menengah keatas

Konsep

Keyword

Alternatif 1

Alternatif 2


(55)

BAB IV KONSEP DESAIN

4.1 Analisa Riset

Berkendara adalah kegiatan yang paling sering dilakukan oleh setiap orang, mulai dari berangkat kerja hingga pulang dari bekerja. Beberapa orang biasanya berkendara sendiri menggunakan kendaraan masing-masing tapi beberapa orang juga berkendara dengan menggunakan sopir atau angkutan umum. Keselamatan dalam berkendara adalah hal yang paling penting untuk selalu diingat, karena dijalan kita tidak tahu apa yang akan terjadi, banyak sekali kecelakaan yang terjadi dijalan setiap harinya mulai dari kelalaian pengemudi, tidak menaati peraturan berkendara dan melanggar rambu-rambu yang ada di jalan. Hal ini membuat kita semua harus selalu mengingat pentingnya keselamatan dalam berkendara, dan saling mengingatkan kepada sesama pengendara.

Memperhatikan apa yang ada di depan pengendara itu adalah hal yang paling mendasar untuk mengemudi. Mulai dari memperhatikan lampu belakang, lampu sein kendaraan yang ada di depan pengendara hingga rambu-rambu yang ada di jalan. Pada dasarnya bila setiap pengemudi mengerti dan selalu memperhatikan itu semua tentu juga akan mengurangi tingkat kecelakaan. Media pengingat untuk selalu berhati-hati dijalan sebenarnya sudah dilakukan oleh pihak kepolisian dan dinas perhubungan tetapi masih kurang maksimal karena media-media pengingat tersebut hanya dilakukan atau diletakkan pada titik-titik tertentu seperti di tikungan, di atas pos polisi atau di sekitar lampu lalu lintas.

Banner atau pos polisi di sekitar lampu lalu lintas adalah salah satu media pengingat keselamatan dalam berkendara yang paling mudah diingat oleh pengendara, hal itu disebabkan karena pengendara yang berhenti bisa lebih memperhatikan apa yang ada di sekitar mereka, ditambah lagi apabila


(1)

Teknik Cetak : Digital printing Cetak : Dicetak 200 kali

Biaya : 1 lembar A3 = Rp. 8.000,00

2000 x Rp. 8.000,00 = Rp. 16.000.000,00

5.5.3 Banner

Gambar 5.10 Penerapan Visual Pada Banner Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 20 Maret 2014

Desain banner yang dibuat dalam perancangan ini sama seperti media pendukung yang ada diatas seperti brosur dan poster dengan gaya gambar water colour dan pesan singkat yang ingin disampaikan pada pengendara dijalan. Banner ini akan diletakkan dijalur pantura dengan teknik berulang


(2)

sepanjang 10 meter, jadi disetiap 10 meter dijalan pantura akan ada banner yang diulang-ulang. Tujuannya agar pengendara yang melintas dijalur tersebut dapat lebih jelas melihat banner yang dipasang walaupun saat berkendara.

Dimensi : 60 cm x 160 cm Bahan : Vinil

Teknik : Digital printing Cetak : Dicetak 100 kali

Biaya : 1 lembar banner = Rp. 60.000,00 2000 x Rp. 60.000,00 = Rp 12.000.000,00

5.5.4 Kaos

Gambar 5.11 Penerapan Visual Pada T - Shirt Sumber : Dokumen Pribadi, Aristiawan Dimas, 20 Maret 2014

Desain kaos yang dibuat dalam perancangan ini dibuat untuk tanda terimakasih kepada semua pengendara dijalan yang ikut serta menjalankan


(3)

kampanye sosial keselamatan dalam berkendara dijalur pantura, agar pengendara yang sudah taat berkendara mereka bisa menjadi lebih bangga. Dimensi : 29,7 cm x 42 cm ( sablon pada kaos )

Bahan : Combet 30s Teknik cetak : Print DTG Cetak : Dicetak 200 kali

Biaya : 1 kaos combet 30s + print DTG = Rp. 80.000,00 200 x Rp. 80.000,00 = Rp. 16.000.000,00

5.6 Budgeting Alternatif Media

Estimasi biaya produksi alternatif media iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara jalur pantura dan sekitarnya dibawah ini menggunakan perhitungan 200 media untuk 1 jenis item. Seperti clay, gantungan mobil, bantalan mobil. Berikut adalah perincian bahan dan biaya produksinya.

1. Clay : - Dimensi : 12,5cm x 11cm - Bahan : Clay

- Produksi : 200 kali

- Biaya : Rp.150.000,00 x 200 = Rp. 30.000.000,00 2. Gantungan Mobil : - Dimensi : 11,5cm x 12cm

- Bahan : Benang Rajut + Spon + Kain flanel - Produksi : 200 kali

- Biaya : Rp. 35.000,00 x 200 = Rp.7.000.000 3. Bantalan Mobil : - Dimensi : 22cm x 20cm

- Bahan : Benang Rajut + Spon + Kain flanel - Biaya : Rp.50.000,00 x 200 = Rp. 10.000.000,00

5.7 Media Planning

Untuk menunjang keefektifan media dan mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, diperlukan timeline media yang tepat pula. Bagi planner, media-media itu nantinya akan lebih efektif jika ditempatkan pada:


(4)

Media utama yang dilukiskan pada bak truk dilakukan secara terus menerus selama kurang lebih 1 tahun serta diubah selama 2 bulan untuk membuat tema pesan yang baru.

Media pendukung seperti brosur, poster, banner dan kaos akan diletakkan dan dibagikan pada tempat peristirahatan pengendara seperti di SPBU, masjid, warung atau rumah makan dengan tema yang telah ditentukan dan diganti setelah 2 bulan berjalan dengan tema yang baru agar pengendara lebih banyak mengerti tentang keselamatan berkendara dan tidak bosan dengan apa yang disampaikan kampanye ini.

Alternatif media seperti clay, gantungan mobil dan bantalan mobil akan digunakan sebagai reward media atau hadiah bagi pengendara yang dinilai taat dalam berlalu lintas, tujuannya agar pengendara yang ada di jalan ikut tertarik dalam meramaikan kampanye sosial keselamatan dalam berkendara ini dan melakukan pendekatan secara langsung kepada audiens.

Tabel 5.1 Media Planning


(5)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Laporan perancangan iklan layanan masyarakat keselamatan dalam berkendara jalur pantura dan sekitarnya adalah sebuah perancangan kampanye sosisal yang ditujukan pada pengendara yang melintasi jalur pantura dan sekitarnya, terutama untuk target utama sopir truk. Dengan menggunakan observasi dan wawancara untuk mendalami fenomena yang telah ada perancangan ini disusun dan dibuat sebaik mungkin agar dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan tingkat kecerobohan yang sering terjadi. Dalam perancangan ini media bak truk adalah media utama yang diangkat atau digunakan untuk iklan layanan masyarakat, media bak truk dibuat agar dapat menggantikan media yang biasanya digunakan dijalan yaitu billboard.

Media bak truk yang sering dijumpai di jalan terutama dijalur pantura akan menjadi media utama iklan dan ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat dan dapat lebih mudah diingat oleh masyarakat dan pengemudi yang melintas di jalur pantura. Serta membuat media pendukung lain yang sederhana tetapi dapat mudah diingat ketika diletakkan ditempat yang sesuai, seperti bantalan mobil, gantungan mobil, poster, sticker, banner, dan clay sebagai media pengingat lain ketika tidak ada bak truk disekitar.

6.2 Saran

Penulis berharap agar iklan layanan masyarakat keselamatan berkendara ini dapat ikut serta mengurangi tingkat kematian dijalan raya akibat kelalaian manusia serta menjadi solusi baru untuk menciptakan sebuah media iklan yang digunakan dijalan.


(6)

- Kasilo, Djito. 2008. Komunikasi Cinta. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) - Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra

- Rustan, Surianto. 2009. Layout (dasar dan penerapannya). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

- Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafndo Persada - Safanayong, Yongky. 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Arte Intermedia

Jurnal:

- Venus Antar, 2004: 20.

- Jakobson, 1963 dalam Sobur, 2004: 15. - Roy Brewer 1971.

- James Craig, 2006:30 Designing with Type: The Essential Guide to Typography.

Webtografi:

- http://www.who.com/2011/02/10/

- http://www. Outlook 2013.com/2013/11/10/

- http://www.bin.go.id, diakses pada tanggal 3 Oktober 2013

- http://www.thecrowdvoice.com, diakses pada tanggal 3 Oktober 2013

- http://www.definisikampanye/Dr. Antar Venus, MA Comm., di akses pada tanggal 15 November 2013

- http://omphestudio.blogspot.com, di akses pada tanggal 15 November 2013 - http://m.beritajatim.com, 28 desember 2013

Wawancara:

- Wawancara dengan polantas pada tanggal 27 desember 2013. - Wawancara dengan bapak Hartono, pada tanggal 8-10-2013.

- Wawancara dengan polisi, Pak Darto, 23 oktober 2013 dan Dinas Perhubungan. - Wawancara dengan Mas Edi seorang sopir truck elpigi.

- Wawancara dengan anak komunitas motor dan mobil. - Wawancara dengan masyarakat pengguna jalan.