Peningkatan pemahaman konsep, keterampilan memprediksi dan keterampilan menjelaskan siswa melalui penerapan metode Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam pembelajaran gerak lurus berubah beraturan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Prambanan.
ABSTRAK
Fransiskus Kurniawan. 2015: Peningkatan Pemahaman Konsep, Keterampilan Memprediksi dan Keterampilan Menjelaskan Siswa Melalui Penerapan Metode Cenceptual Understanding Procedures (CUPs) Dalam Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prambanan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melihat efektivitas Metode pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan, (2) Melihat efektivitas metode pembelajaran Metode Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam meningkatkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan pada pembelajaran gerak lurus berubah beraturan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan pada tanggal 3 September 2014-15 September 2014. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 1 kelas dengan jumlah sampel 34 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pretest, soal posttest dan tes kemampuan proses ilmiah siswa. Soal pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa, sedangkan tes kemampuan proses siswa digunakan untuk mengetahui perkembangan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal memprediksi dan menjelaskan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) mengalami peningkatan, (2) kemampuan keterampilan proses ilmiah dalam memprediksi dan menjelaskan mengalami peningkatan.
Kata Kunci: Pemahaman Materi, Keterampilan Memprediksi, Keterampilan Menjelaskan, Metode CUPs
(2)
ABSTRACT
Fransiskus Kurniawan: Improved Student Understanding Concept, Skills Predict and Skills Explained Through Understanding Cenceptual Procedures (CUPs) Method In a uniformly accelerated motion Learning In Class X SMA Negeri 1 Prambanan. Thesis. Physic Education Study Program, Department of Education and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aims to: (1) Seeing the effectiveness of teaching methods Conceptual Understanding Procedures (CUPs) to improve students' understanding of uniformly accelerated motion, (2) Seeing the effectiveness of teaching methods Conceptual Understanding Method Procedures (CUPs) in improving the ability of the scientific process skills of the students in predicting and explaining on learning about of uniformly accelerated motion
This study was conducted at SMAN 1 Prambanan on 3 September 2014-15 September 2014. This study took a sample of one class with a sample of 34 students. The instrument used in this study is pretest, posttest and tests the ability of the scientific process skills of the student. Pretest and posttest are used to determine the increase students' understanding, while testing the ability of the scientific process skills of the students are used to determine the development of the scientific process skills of students in terms of predicting and explaining.
The results of this study indicate that: (1) students' understanding of the material uniformly accelerated motion , (2) the ability of the scientific process skills of the
student’s in predicting and explaining the result of improvement.
Keywords: Concept Understanding, Skills Predict, Skills Explained Predict, CUPs Method
(3)
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING
PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh : Fransiskus Kurniawan
101424027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
ii SKRIPSI
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING
PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
Disusun dan diajukan oleh :
Nama : Fransiskus Kurniawan
Program Studi : Pendidikan Fisika
NIM : 101424027
Telah disetujui dan disahkan
Pada tanggal, 20 Februari 2015
Dosen Pembimbing
(5)
iii SKRIPSI
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING
PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Fransiskus Kurniawan
NIM : 101424027
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji
Pada tanggal 20 Mei 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...
Sekretaris : Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. ...
Anggota : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. ...
Anggota : Drs. Domi Severinus, M.Si. ...
Anggota : Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. ...
Yogyakarta, 20 Mei 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Ayah dan Ibu tercinta
Kakak dan Adik-adiku tersayang
Kekasihku tercinta Maria Dewi Utami
Engkau Yesus yang mengerti jalan-jalanku dan setiap tetes air mataku,
Engkau yang mengubah hidupku dan menjadikanku berarti bagi-Mu
Biarlah aku selalu ada dalam pikiran
(7)
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Mei 2015
Penulis
(8)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiskus Kurniawan
NIM : 101424027
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa ada paksaan dari siapapun.
Yogyakarta, 20 Mei 2015
(9)
vii ABSTRAK
Fransiskus Kurniawan. 2015: Peningkatan Pemahaman Konsep, Keterampilan Memprediksi dan Keterampilan Menjelaskan Siswa Melalui Penerapan Metode Cenceptual Understanding Procedures (CUPs) Dalam Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prambanan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melihat efektivitas Metode pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan, (2) Melihat efektivitas metode pembelajaran Metode Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam meningkatkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan pada pembelajaran gerak lurus berubah beraturan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan pada tanggal 3 September 2014-15 September 2014. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 1 kelas dengan jumlah sampel 34 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pretest, soal posttest dan tes kemampuan proses ilmiah siswa. Soal pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa, sedangkan tes kemampuan proses siswa digunakan untuk mengetahui perkembangan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal memprediksi dan menjelaskan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) mengalami peningkatan, (2) kemampuan keterampilan proses ilmiah dalam memprediksi dan menjelaskan mengalami peningkatan.
Kata Kunci: Pemahaman Materi, Keterampilan Memprediksi, Keterampilan Menjelaskan, Metode CUPs
(10)
viii ABSTRACT
Fransiskus Kurniawan: Improved Student Understanding Concept, Skills Predict and Skills Explained Through Understanding Cenceptual Procedures (CUPs) Method In a Uniformly Accelerated Motion Learning In Class X SMA Negeri 1 Prambanan. Thesis. Physic Education Study Program, Department of Education and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aims to: (1) Seeing the effectiveness of teaching methods Conceptual Understanding Procedures (CUPs) to improve students' understanding of uniformly accelerated motion, (2) Seeing the effectiveness of teaching methods Conceptual Understanding Method Procedures (CUPs) in improving the ability of the scientific process skills of the students in predicting and explaining on learning about of uniformly accelerated motion
This study was conducted at SMAN 1 Prambanan on 3 September 2014-15 September 2014. This study took a sample of one class with a sample of 34 students. The instrument used in this study is pretest, posttest and tests the ability of the scientific process skills of the student. Pretest and posttest are used to determine the increase students' understanding, while testing the ability of the scientific process skills of the students are used to determine the development of the scientific process skills of students in terms of predicting and explaining.
The results of this study indicate that: (1) students' understanding of the material uniformly accelerated motion , (2) the ability of the scientific process skills of the student’s in predicting and explaining the result of improvement.
Keywords: Concept Understanding, Skills Predict, Skills Explained PrediCUPs method
(11)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristuas yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep, Keterampilan Memprediksi dan Keterampilan Menjelaskan Siswa Melalui Penerapan Metode Cenceptual Understanding Procedures (CUPs) Dalam Pembelajaran Gerak Lurus
Berubah Beraturan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prambanan.”
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan,
saraan-saran, dan gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti dengan segala
kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada peneliti selama
penyusunan skripsi.
2. Suhana, S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Prambanan yang
telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.
3. Siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan yang bersedia menjadi
sampel penelitian dan membantu kelancaran penelitian.
4. Bapak dan ibu guru SMA Negeri 1 Prambanan yang telah membantu
kelancaran penelitian.
5. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika yang telah
(12)
x
peneliti selama menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma.
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
fasilitasnya hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak, ibu, kaka dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dukungan
doa, moral, dan material.
8. Kekasihku tercinta Maria Dewi Utami yang selalu berdoa, menemani dan
mendampingi peneliti serta memberikan semangat, serta kasih sayangnya
dalam penulisan skripsi.
9. Teman-teman satu angkatan yang telah mengisi hari-hari yang indah selama
perkuliahan.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
serta menyempurnakan tulisan ini supaya dapat berguna bagi perkembangan
pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
(13)
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBMBING ………...ii
HALAMAN PENGESAHAN... ……….iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….……iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………...v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………...vi ABTRAK ………..vii
ABSTRACT ………...ix
KATA PENGANTAR ………...xii
DAFRAT ISI ………...…….xiii DAFTAR TABEL ………xvi
DAFTAR GAMBAR ……….…xviii
(14)
xii
BAB 1. PENDAHULUAN ……….……1
A. Latar Belakang Masalah ………1
B. Rumusan Masalah ………...3
C. Tujuan Penelitian ……….………...4
D. Manfaat Penelitian……….……….4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……….8
A. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)………..………6
1. Metode Conseptual Understanding Procedures (CUPs)……...………6
2. Langkah-langkah Metode CUPs………..7
3. Alasan Menggunakan Metode (CUPs)...9
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)..………..….….10
1. Pengertian IPA…………..……….…10
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)……….…..10 C. Keterampilan Proses Ilmiah……….….13
1. Pengertian Keterampilan Proses Ilmiah………..13
2. Pentingya Keterampilan Proses Ilmiah………...17
D. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)…….……….……...18
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)……….…..18
2. Aspek Pemahaman Dalam Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan……..25 BAB III. METODE PENELITIAN …………...……….…....27 A. Jenis Penelitian ………....27 B. Populasi dan Sampel Penelitian………...……….28
(15)
xiii
C. Waktu dan Tempat Penelitian ……….….28 D. Desain Penelitian..………28
1. Sebelum Pembelajaran……….……..28
2. Proses Pembelajaran………..….29
3. Akhir Pembelajaran………30
E. Variabel Penelitian………...30
1. Variabel Terikat………..………30
2. Variabel Bebas.………..………30
F. Instrument Penelitian………...30
1. Instrumen Pembelajaran…….………30 2. Instrumen Pengambilan Data………..31 G. Validitas Alat Ukur…...………..32
H. Indikator Keberhasilan Peneliti………33 I. Analisis Data……….……….………..34 1. Analisis Pre-test dan Post-test ………...………34 2. Analisis Kemampuan Proses Siswa.. ……….44
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ………...49
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ………49 1. Pengambilan Data Pretest dan Keadaan Awal Kemampuan Proses Siswa……….…..50
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pertama ………..51
3. Pelaksanaan Pembelajaran Kedua………..55
(16)
xiv
1. Pemahaman Konsep ………..57 2. Kemampuan Keterampilan Proses Ilmiah Siswa………66 BAB V. PENUTUP………..……...79 A. Kesimpulan ……….……….79 B. Saran ……….………...…80 DAFTAR PUSTAKA ………..………..81 LAMPIRAN ……….…...83
(17)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aspek pemahaman pada tujuan pembelajaran glbb…...………25
Tabel 3.1 Distribusi Nilai Tes Pemahaman Siswa……….42
Tabel 3.2 Kualifikasi Nilai Pemahaman Siswa………..………42
Tabel 3.3 Nilai Pretest dan Posttest….………...43
Tabel 3.4 Rubrik Keterampilan Memprediksi...………....44
Tabel 3.5 Rubrik Keterampilan Menjelaskan.………...…45
Tabel 3.6 Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Memprediksi………....….…46
Tabel 3.7 Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Menjelaskan………..46 Tabel 3.8 Presentase Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Memprediksi…….….….47
Tabel 3.9. Presentase Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Menjelaskan………..….47
Tabel 3.10 Peningkatan Keterampilan Proses Ilmiah………48
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ………….………...49 Tabel 4.2 Nilai Pretest………...………...…57
Tabel 4.3 Presentase Kualifikasi Nilai Pemahaman Siswa Pada Nilai Pretest…..59
(18)
xvi
Table 4.5 Presentase Kualifikasi Nilai Pemahaman Siswa Pada Nilai Posttest.…61
Tabel 4.6 Nilai Pretest dan Posttest………..…………....………..63
Tabel 4.7 Hasil Tes Keadaan Awal Keterampilan Proses Ilmiah Memprediksi…66 Tabel 4.8 Hasil Tes Keadaan Awal Keterampilan Proses Ilmiah Menjelaskan….67 Tabel 4.9 Hasil Tes 2 Keterampilan Memprediksi………...…….…68
Tabel 4.10 Hasil Tes 2 Keterampilan Menjelaskan………..………….…70
Tabel 4.11 Hasil Tes 3 Keterampilan Memprediksi………...……….….….71
Tabel 4.12 Hasil Tes 3 Keterampilan Menjelaskan….………...…….….72
Tabel 4.13 Presentase Skor Tiap Kriteria Keterampilan Memprediksi.………....74
(19)
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………...12 Bagan 4.1 Kualifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Pada Nilai Pretest..…...…..…59 Bagan 4.2 Kualifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Pada Nilai Posttest……….…62 Bagan 4.3 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest………..….65 Bagan 4.4 Peningkatan Presentase Nilai Tiap Kriteria Kemampuan Proses Ilmiah
Memprediksi…………..……….………...74 Bagan 4.5 Peningkatan Keterampilan Proses Memprediksi...…………..……….75 Bagan 4.6 Peningkatan Presentase Nilai Tiap Kriteria Kemampuan Proses Ilmiah
Menjelaskan……….…..…77 Bagan 4.7 Peningkatan Keterampilan Proses Menjelaskan…..………..….……..78
(20)
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Luasan grafik kecepatan terhadap waktu mencermikan jarak yang
ditempuh benda…….……….19 Grafik 2.2 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan
percepatan positip………...21 Grafik 2.3 Hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak dengan percepatan positip……….21 Grafik 2.4 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan
percepatan negatif………22 Grafik 2.5 Hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak dengan percepatan negatif………...………...………23
(21)
xix
DAFTAR GAMBAR
(22)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah ………84 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………...85 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………..86 Lampiran 4. Soal Pretest dan Posttest.………..…92 Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Pretes dan Posttest….………..…...95 Lampiran 6. Rubrik Penilaiaan Keterampilan Memprediksi…….…………...97 Lampiran 7. Rubrik Penilaiaan Keterampilan Menjelaskan.………...98 Lampiran 8. Tes Awal Kemampuan Proses Siswa………...……….………99 Lampiran 9. Tes Keterampilan Proses Siswa (Pertemuan 1)………...101 Lampiran 10. Tes Keterampilan Proses Siswa (Pertemuan 2)………..…...103 Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (Pertemuan 1)………...105 Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa (Pertemuan 2)………...107 Lampiran 13. Artikel Diskusi………...110 Lampiran 14. Contoh Membuat Prediksi dan Menjelaskan……….111 Lampiran 15. Sampel Hasil Pengisian Soal Pretest……….113 Lampiran 16. Sampel Hasil Pengisian Soal Posttest………....117
(23)
xxi
Lampiran 17. Sampel Hasil Pengisian Tes 1 Kemampuan Proses………...121 Lampiran 18. Sampel Hasil Pengisian Tes 2 Kemampuan Proses…………..….123 Lampiran 19. Sampel Hasil Pengisian Tes 3 Kemampuan Proses………..…….125 Lampiran 20. Foto Kegiatan Pembelajaran………....……..127
(24)
1 BAB I
PENDAHULUAAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia. Mulai dari
pendidikan anak usia dini hingga ke jenjang universitas, semua ingin
diberikan orang tua kepada anak dengan harapan anak akan mendapat ilmu
yang bermanfaat untuk bekal kehidupannya kelak. Pada jenjang pendidikan
SD, SMP, atau SMA, siswa mempunyai tugas untuk belajar, mengolah, dan
membangun pola pikirnya dengan bantuan guru agar pemahamannya
menjadi berkembang ke tingkatan yang lebih tinggi.
IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya
secara umum mempelajari tentang gejala-gejala alam. IPA lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya
(Trianto, 2010).Oleh sebab itu, dalam mempelajari fisika sebagai salah satu
cabang IPA harus difokuskan pada pemberian pengalaman secara langsung
kepada siswa dalam memanfaatkan dan menerapkan konsep, prinsip, dan
fakta sains. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat
dipisahkan. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang
ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka
mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
(25)
memahami fisika melalui proses pembelajaran di sekolah, siswa perlu
dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan ilmiah seperti yang
ditunjukan oleh para ilmuawan sains, sehingga keterampilan proses sains,
dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran. Agar siswa dapat
mengembangkan keterampilan – keterampilan tersebut, maka pada pembelajaran sains (fisika) perlu digunakan pendekatan Keterampilan
Proses Ilmiah.
Untuk dapat memahami fisika, tidak cukup hanya dengan
mempelajari teori-teori yang telah tertulis di buku, akan tetapi siswa juga
harus melakukan sendiri proses ilmiah untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan, sehingga siswa sendiri yang
mampu menemukan fakta-fakta, konsep dan teori yang akhirnya
berpengaruh positif pada pemahaman dan hasil pembelajarannya. Oleh
sebab itu, agar proses pembelajaran fisika di sekolah dapat berjalan
maksimal, maka sangat penting bagi guru untuk mulai melatih
keterampilan-keterampilan proses ilmiah pada peserta didiknya agar
nantinya mereka dapat melakukan proses ilmiah secara mandiri.
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) adalah salah satu
metode pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan proses ilmiah
pada siswa. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) adalah salah
satu metode pembelajaran dari pengembangan pembelajaran cooperative
learning (belajar kelompok) yang berlandaskan pada pendekatan
(26)
mengkonstruksi pemahaman konsep dengan memperluas atau
memodifikasi pengetahuaan yang sudah ada. Dengan belajar kelompok,
siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling membantu dan bertanggung
jawab, belajar dan berlatih berinteraksi (sosialisasi) sesama temannya,
berbagi pengalaman dan pengetahuan, belajar melakukan dan
mengkomunikasikan, berkompetensi menyadari kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
Berdasarkan uraiaan di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan
pembelajaran fisika dengan metode Conceptual Understanding Prosedures
(CUPs) dan hal yang akan dinilai adalah keterampilan memprediksi dan
keterampilan menjelaskan yang dilakukan secara tertulis. Diharapkan
model pembelajaran yang digunakan dapat membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran dan mampu meningkatkan keterampilan proses
siswa dalam mempelajari fisika. Selain itu, dengan model pembelajaran ini
diharapkan dapat membuat siswa lebih senang dan tertarik belajar fisika
karena mereka dapat mencari dan merumuskan sendiri konsep-konsep fisika
yang mereka pelajari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, serta minat penulis terhadap topik
gerak lurus berubah beraturan (glbb), maka rumusan masalah dalam
(27)
- Sejauh mana efektivitas metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerak
lurus berubah beraturan?
- Sejauh mana efektivitas metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) dalam meningkatkan kemampuan keterampilan proses ilmiah
siswa dalam memprediksi dan menjelaskan pada pembelajaran gerak
lurus berubah beraturan?
C. Tujuan Penelitiaan
Sesuai perumusan masalah diatas, penelitiaan ini bertujuaan untuk:
1. Mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran dengan
menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) penerapan
metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs).
2. Untuk mengetahui apakah ada perkembangan kemampuan memprediksi
pada pembelajaran tentang gerak lurus berubah beraturan melalui
penerapan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs).
3. Untuk mengetahui apakah ada perkembangan kemampuan menjelaskan
hasil diskusi tentang pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB) melalui penerapan metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs).
D. Manfaat Penelitiaan
Manfaat penelitiaan yang diharapkan dari hasil penelitiaan ini adalah:
(28)
Melalui penelitiaan ini, sebagai calon guru mendapatkan pengalaman
dan wawasan baru tentang metode pembelajaran selain metode ceramah
yang sudah sering digunakan serta mendapatkan pengalaman
melakukan penelitiaan, sehingga lebih lanjut dapat mengembangkan
desain pembelajaran baru.
2. Bagi guru
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keterampilan proses
ilmiah siswa dengan menerapkan metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs).
3. Bagi siswa
Bagi siswa, melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
(29)
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
1. Metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs).
Menurut Gunstone (dalam Made, 2009 : 51), Conceptual
Understanding Prosedures (CUPs) merupakan suatu metode
pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan keterampilan proses
ilmiah pada peserta didik. Conceptual Understanding Prosedures
(CUPs) telah dikembangkan dalam fisika tetapi dapat juga dirancang
untuk pembelajaran-pembelajaran lain seperti kimia, matematika dan
biologi. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) adalah salah
satu metode pembelajaran dari pengembangan pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Salah satu gagasan dari cooperative learning
(belajar kelompok) yaitu interaksi pribadi di antara para siswa dan
interaksi antar guru dan siswa dengan membangun pengetahuan
bersama. Dengan belajar kelompok, siswa dilatih dan dibiasakan untuk
saling membantu dan bertanggung jawab, belajar dan berlatih
berinteraksi (sosialisasi) sesama temannya, berbagi pengalaman dan
pengetahuan, belajar melakukan dan mengkomunikasikan,
berkompetensi menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) berlandaskan pada
(30)
peserta didik mengkonstruksi pemahaman konsep dengan memperluas
atau memodifikasi pengetahuan yang sudah ada. Prosedur yang
diketengahkan meliputi kegiatan pembelajaran individu, diskusi
kelompok dan diskusi kelas.
2. Langkah-langkah Metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
a. Peserta didik dihadapkan pada suatu masalah fisika untuk
dipecahkan secara individu.
b. Peserta didik dikelompokan, tiap kelompok tiga orang peserta
didik (triplet) dengan beragam kemampuan
(tinggi-menengah-rendah) berdasarkan kategori yang dibuat guru. Dalam
pembagiaan kelompok, seorang peserta didik laki-laki harus
selalu ada dalam tiap kelompok. Jika kelas tidak dapat
dikelompokan per tiga peserta didik (triplet), maka disusun
keseluruhan kelas menjadi triplet dan sisanya digabungkan ke
triplet yang telah ada.
c. Setelah peserta didik dikelompokan, kemudian tiap kelompok
mendiskusikan permasalahan yang sama dengan permasalahan
yang harus dipecahkan oleh kelompok lain. Dalam pelaksanaan
diskusi kelompok guru mengelilingi kelas untuk mengklarifikasi
hal-hal yang berkenaan dengan masalah bila diperlukan, namun
(31)
d. Diskusi kelas. Dalam tahapan ini hasil diskusi kelompok di
tempel (pajang) didepan kelas, kemudian seluruh peserta didik
disuruh duduk dekat pajangan jawaban membentuk U sehingga
semua peserta didik dapat melihat seluruh jawaban secara jelas.
Kemudian guru melihat persamaan dan perbedaan jawaban
peserta didik, atau mungkin terdapat sejumlah jawaban yang
sama. Diskusi kelas dapat dimulai dengan memilih satu jawaban
yang jawabannya dianggap mewakili seluruh jawaban yang ada.
Guru kemudian bertanya kepada anggota kelompok yang
jawabannya diambil untuk menjelaskan jawaban yang mereka
buat. Jawaban kelompok triplet yang berbeda dengan jawaban
triplet yang dipilih guru kemudian diberikan juga kesempatan
untuk menjelaskan jawabanya. Berdasarkan jawaban yang
berbeda tersebut, peserta didik disuruh untuk menentukan
argumentasi tersendiri sehingga dicapai kesepakatan yang
dianggap sebagai jawaban akhir peserta didik. Dalam hal ini
peserta didik benar-benar dituntut untuk berfikir sehingga guru
harus memperhatikan waktu tunggu sebelum mengajukan
pertanyaan lanjutan.
Di akhir diskusi guru harus dapat melihat bahwa tiap peserta
didik benar-benar menyadari (memegang) jawaban yang telah
disetujui. Bila peserta didik tidak dapat mencapai kesepakatan,
(32)
meyakinkan peserta didik bahwa kesimpulan ini dapat diterima
dan kelak akan dipecahkan pada pertemuan selanjutnya.
3. Alasan Menggunakan Metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
Pembelajaran fisika seringkali dianggap tidak menarik oleh siswa
karena hanya berkaitan dengan rumus-rumus yang rumit dan perlu di
hafalkan. Guru yang adalah fasilitator dan pendamping siswa di dalam
kelas, dapat memilih atau menggunakan metode yang dapat membuat
siswa tertarik untuk belajar fisika. Metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs) dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan Conceptual
Understanding Prosedures (CUPs), siswa akan lebih tertarik dalam
mempelajari fisika karena siswa akan diajak belajar sambil berdiskusi,
sambil melatih dan membiasakan untuk saling membantu dan
bertanggung jawab, belajar dan berlatih berinteraksi (sosialisasi) dengan
sesama temannya, berbagi pengalaman dan pengetahuan, belajar
melakukan dan mengkomunikasikan, berkompetensi menyadari
kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Selain aspek pemahan konsep yang dikembangkan, melalui
pendekatan Conceptual Understanding Prosedures (CUPs), juga dapat
meningkatkan kemampuan keterampilan proses ilmiah pada siswa yang
merupakan salah satu bagian penting bagi siswa dalam mempelajari
(33)
membiasakan untuk berinteraksi (sosialisasi) dengan sesama temannya,
belajar melakukan dan mengkomunikasikan apa yang ada di dalam
fikirannya, serta berkompetisi untuk memberikan yang terbaik diantara
yang lainya. Melalui pengalaman yang didapat oleh siswa ini, maka
selanjutnya siswa telah memiliki bekal dan keterampilan proses ilmiah
yang sangat bermanfaat untuk pembelajaran fisika kedepannya terutama
ketika keterampilan tersebut dibutuhkan.
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA
Trianto (2010:136) menyatakan, bahwa ”IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta,
tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah”. Sedangkan menurut I Made dan Wandy (2009:17) ”Sains adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori yang dibentuk melalui
proses yang kreatif”.
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Donosoepoetro (dalam Trianto 2010:137) menyatakan
bahwa pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk, proses, dan
sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai
(34)
benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar
angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat
diamati dengan indera.
a. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk
menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk
menemukan pengetahuan baru. Hakikat IPA sebagai proses
diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih
ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan, yaitu
dengan melakukan observasi, mengukur, memprediksi,
mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan
hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan
mengkomunikasikan hasil penelitian.
b. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses meliputi
konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam IPA
yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan
menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi
di dalamnya. Produk IPA (konsep, prinsip, hukum dan teori) tidak
diperoleh berdasarkan fakta semata, melainkan berdasarkan data
yang telah teruji melalui serangkaian eksperimen dan penyelidikan.
c. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang
dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim
(35)
Pendidikan IPA adalah suatu upaya untuk pembelajaran siswa dalam
memahami hakikat IPA. Trianto (2010:143) menjelaskan tujuan
pembelajaran IPA sebagai berikut:
a. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk
menigkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan
konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling
ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.
c. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
memecahkan masalah dan melakukan observasi.
Untuk lebih jelas mengenai hakekat IPA, ddisajikan dalam
bagan berikut:
Bagan 2.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
PROSES PRODUK
Fakta, konsep, prinsip, teori, hukum
Keterampila-keterampilan
yang biasa digunakan para ilmuwan dalam bekerja secara
ilmiah
KETERAMPILAN PROSES SAINS
(36)
Dengan demikian proses pembelajaran IPA harus lebih
ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa
dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep,
teori-teori dari sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat
berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun
produk pendidikan.
C. Keterampilan proses ilmiah
1. Pengertiaan Keterampilan Proses Ilmiah
Padilla (1990) menyatakan bahwa Keterampilan proses ilmiah
adalah metode ilmiah, berpikir ilmiah dan pemikiran yang digunakan
pada berbagai waktu untuk menggambarkan keterampilan ilmu
pengetahuan.
Liston (2013) menyatakan ketermpilan proses ilmiah adalah dimana
seorang ilmuan memiliki rasa penasaran terhadap sesuatu, kemudian
mereka mencari penjelasan. Ilmuan memilih dari pengetahuaan dan
ide-ide yang telah ada sebelumnya, kemudian dirancang secara sistematis
dari teori ke dalam fenomena nyata.
Sedangkan menurut Semiawan, dkk (dalam Devi, 2010)
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan
(37)
Dengan demikian keterampilan proses ilmiah adalah keterampilan
yang didasarkan pada keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan
dalam melakukan penelitiaan untuk mencari penjelasan dan
menemukan suatu konsep ilmiah.
Adapun menurut American Association for the Advancement of
Science (dalam Devi, 2010) keterampilan proses dibagi menjadi
keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.
Macam-macam keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terpadu
adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan proses dasar
1) Pengamatan
Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar
yang menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau,
peraba, pengecap dan pendengar. Pengamatan yang dilakukan
hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif,
sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan
alat ukur disebut pengamatan kuantitatif.
2) Pengukuran
Menurut Nasution (dalam Devi, 2010) mengukur adalah
membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya
terhadap standar yang kovensional atau standar non
konvensional. Keterampilan mengukur dapat dikembangkan
(38)
pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang,
luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya.
3) Menyimpulkan
Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan
istilah inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat
berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi
dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang
diamatinya.
4) Prediksi
Meramal atau memprediksi adalah kemampuan mengemukakan
atau memperkirakan apa yang mungkin terjadi di waktu yang
datang. Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan yang
didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Prediksi didasarkan
pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan
antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Inferensi
artinya harus didukung oleh fakta hasil observasi dilakukan
berdasarkan data dan keadaan pada saat pengamatan dilakukan.
5) Klasifikasi
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk
mengadakan penyusunan atau pengelompokkan atas objek -
(39)
6) Menjelaskan
Menjelaskan didalam keterampilan proses berarti kemampuan
mendiskusikan dan menyampaikan hasil penemuannya kepada
orang lain, baik secara lisan maupun tertulis berupa gambar,
model, tabel, diagram & grafik baik secara lisan maupun tulisan.
b. Keterampilan proses terpadu
1) Pengontrolan variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang
dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran
kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan
pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran
yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu.
2) Interprestasi data
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan
pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data.
Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk
yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan
angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah
dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau
dalam bentuk pernyataan.
3) Perumusan hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian
(40)
dari variabel manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis
dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan,
pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah
yang akan diteliti.
4) Pendefinisian variabel
Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti
menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi
operasional variabel adalah definisi yang menguraikan
bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus
menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan
apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen.
5) Merancang eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu
masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan
berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang
diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga
penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.
Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang
dulu kemudian di uji coba.
2. Pentingnya Keterampilan Proses Ilmiah
Menurut Rosiani (2011) ada beberapa alasan sehingga keterampilan
(41)
a. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat cepat sehingga
para guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep
kepada anak didiknya.
b. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri.
c. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun
penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan
ditolak setelah orang menemukan data baru yang mampu
membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru,
yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif.
d. Proses pembelajaran dalam pengembangan konsep seharusnya tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik.
Dengan demikian, keterampilan proses ilmiah harus dikembangkan
dalam pembelajaran. Karena keterampilan proses ini sangat penting
dalam pembelajaran IPA terutama fisika. Apabila keterampilan
proses dapat ditingkatkan dalam pembelajaran, diharapkan dari
situlah siswa dapat menemukan dan mengembangkan sendiri.
D. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) 1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Variabel terpenting yang menyebabkan benda dalam keadaan tetap
atau dipercepat adalah percepatan (a) yang merupakan akibat dari ada
(42)
bergerak pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap, maka benda
tersebut mengalami gerak lurus berubah beraturan (glbb). Karena
percepatan tetap, maka percepatan rata-rata sama dengan percepatan
sesaat. Perhatikan gambar berikut:
Grafik 2.1 Luasan grafik kecepatan terhadap waktu mencermikan jarak yang ditempuh benda
Perhatikan bahwa selama selang waktu t, kecepatan benda berubah dari
v0 menjadi v sehingga percepatan rata-rata benda dapat dituliskan:
0
v a
t v v a
t
Sehingga dari persamaan di atas dapat diperoleh persamaan kecepatan:
0
v v
at
(1)Sedangkan luas bagian yang di arsir pada gambar grafik di atas
mencermikan jarak yang yang di tempuh benda selama selang waktu t
(43)
1 2 0 0 0 2 0 1 ( ) 2 1 ( ) 2 1 2 L L L
L v t t v v
L v t t at
L v t at
Persamaan luas di atas mencerminkan jarak yang ditempuh benda
sehingga dapat diperoleh persamaan posisi benda, yaitu:
2
0 0
1 2
x x v t at (2)
Bila persamaan 1 dan 2 di atas di gabungkan, maka kita akan dapatkan
persamaan glbb yang ketiga:
2 2
0
2 (
0)
v
v
a x x
(3)Pada gerak lurus berubah beraturan (glbb), percepatan benda adalah
tetap. Percepatan merupakan besaran vektor, sehingga untuk
menyatakan percepatan harus menentukan besar dan arahnya. Berikut
beberapa peristiwa yang terjadi dalam gerak lurus berubah beraturan
(glbb):
a. Percepatan searah dengan arah gerak benda
Jika arah percepatan searah dengan gerak benda, maka
percepatan benda adalah positif sehingga gerak benda semakin
lama semakin cepat. Contoh gerak benda dengan percepatan
positip adalah sebuah mobil yang berhenti saat lampu merah dan
(44)
mulai dari keadaan diam (v0 = 0) dan selama pergerakannya
mobil bergerak semakin cepat secara teratur dengan percepatan
yang tetap. Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap
waktu (t) pada peristiwa ini adalah:
Grafik 2.2 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan percepatan positip
Sedangkan grafik hubungan antara jarak (s) terhadap waktu
(t) adalah:
Grafik 2.3 Hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak dengan percepatan positip
(45)
b. Arah percepatan berlawanan dengan arah gerak benda
Jika percepatan berlawanan dengan gerak benda, maka
percepatan benda adalah negatif. Contoh gerak benda dengan
percepatan negatif adalah sebuah mobil yang sedang bergerak
cepat (v≠0), saat lampu di persimpangan jalan berubah menjadi merah pengemudi mobil menginjak rem sehingga pergerakan
mobil bergerak semakin lambat secara teratur dengan percepatan
yang tetap dan arahnya berlawanan dengan arah gerak mobil.
Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada
peristiwa ini adalah:
Grafik 2.4 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan percepatan negatif
Sedangkan grafik hubungan antara jarak terhadap waktu
(46)
Grafik 2.5 Hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak dengan percepatan negatif
Selain contoh di atas, gerak jatuh bebas adalah salah satu
contoh peristiwa gerak dengan arah percepatan negatif. Suatu
benda dikatakan mengalami gerak jatuh bebas jika benda
tersebut bergerak tegak lurus menuju pusat bumi dan selama
gerakannya, benda mengalami percepatan gravitasi yang
konstan.
(47)
Jika benda jatuh bebas di dekat permukaan bumi maka benda
mengalami percepatan gravitasi bumi yang nilainya konstan sebesar
-9,8 m/s2 dengan arah percepatannya menuju pusat bumi.
Terdapat tiga situasi yang berbeda, antara lain :
1) Benda bergerak vertikal ke bawah tanpa kecepatan awal (tidak ada vo). Misalnya buah jatuh dari pohon setelah
terlepas dari tangkainya. Arah gerakan akan ke bawah karena
benda mengalami percepatan -9,8 m/s2 karena percepatan
gravitasi (g) selalu negatif.
2) Benda bergerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu (ada vo) tetapi karena arahnya kebawah maka
dianggap kecepatanya negatif . Misalnya batu yang dilempar
vertikal ke bawah. Arah gerakan selalu ke bawah dan gerak
benda dipercepat dengan percepatan -9,8 m/s2 .
3) Benda bergerak vertikal ke atas dengan kecepatan awal tertentu dan bernilai positip. Karena adanya percepatan
grafitasi -9,8 m/s2, pergerakan benda akan semakin lambat,
dan setelah mencapai ketinggian maksimum, benda akan
diam sejenak dan bergerak kembali ke bawah. Misalnya anda
melempar kelereng vertikal ke atas lalu menangkapnya lagi
(48)
2. Aspek Pemahaman Dalam Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan
Dalam materi gerak lurus berubah beraturan (glbb), empat aspek
utama yang harus dicapai siswa sebagai indikator pemahaman siswa
adalah: (1) memahami konsep, (2) dapat menjelaskan, (3) dapat
membaca grafik, dan (4) dapat menerapkan. Secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Empat aspek pemahaman pada tujuan pembelajaran tentang gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Tujuan Pembelajaran
Aspek Pemahaman yang Dicapai
Pemahaman konsep Dapat menjelaskan Dapat membaca grafik Dapat menerapkan Mendefinisikan dan memahami tentang percepatan dan peristiwa glbb, menjelaskan dalam bentuk gambar dan
grafik serta menerapkan persamaan-persamaan terkait. Siswa mampu memahami konsep-konsep dan fakta tentang gerak lurus beraturan Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak lurus berubah beraturan (glbb) serta kaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dapat membaca dan menjelaskan grafik yang berkaitan tentang gerak lurus berubah beraturan Siswa dapat menerapkan konsep dan fakta
serta menggunakan persamaan-persamaan terkait pada peristiwa sehari-hari.
Berkaitan dengan masing-masing aspek pemahaman yang
harus dicapai, diharapkan guru mampu membimbing siswa melalui
pembelajaran dan instrument yang diberikan, dimana di dalamnya
harus terkandung unsur-unsur aspek pemahaman yang ingin dicapai,
meskipun acak diharapkan memenuhi seluruhnya dari aspek
(49)
ukuran dan pedoman penilaian untuk melihat apakah siswa sudah
menguasai suatu materi atau belum. Aspek inilah yang akan menjadi
tolak ukur efektivitas dari penerapan metode pembelajaran yang
(50)
27
BAB III
METODE PENELITIAAN A. Jenis Penelitiaan
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Penelitian
eksperimen menurut Arikunto (dalam Tukiran dan Hidayati, 2011:53)
adalah penelitian yang sengaja mebangkitkan timbulnya sesuatu kejadian
atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Menurut Tukiran dan
Hidayati (2011: 53), prosedur eksperimen bertujuan untuk membandingkan
efek variasi variabel bebas terhadap variabel terikat melalui manipulasi atau
pengendalian variabel bebas tersebut. Sedangkan maksud dari penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa skor atau
angka, lalu menggunakan analisis dengan statistik (Suparno, 2010: 135).
Jadi, penelitian eksperimen kuantitatif adalah penelitian yang meneliti
akibat dari suatu keadaan dimana data yang diambil berupa skor atau angka.
Dalam penelitian ini peneliti memberikan pembelajaran dengan
metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) dan melihat
bagaimana efektivitasnya pada pemahaman siswa serta pengarunya
terhadap peningkatan keterampilan proses ilmiah memprediksi dan
menjelaskan pada siswa. Sedangkan data penelitian didapat dari soal pretest
dan posttest dan tes kemampuan membuat prediksi dan menjelaskan yang
diberikan disetiap akhir pembelajaran untuk mengetahui bagaimana
peningkatan kemampuan proses siswa setelah mengikuti pembelajaran yang
(51)
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa SMA Negeri 1
Prambanan.
2. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1
Prambanan.
C. Waktu dan Tempat Penelitiaan
Penelitiaan dilakukan pada bulan 3 September – 15 September 2014, di kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan.
D. Desain Penelitiaan
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
dengan pendekatan proses, dimana peserta didik diberi suatu masalah
tentang topik gerak lurus berubah beraturan. Masalah yang diberikan
terlebih dahulu dikerjakan secara individu dan kemudian dikerjakan secara
berkelompok. Selanjutnya hasil kerja kelompok ini akan didiskusikan
bersama di kelas dengan posisi seluruh siswa menghadap ke depan papan
tulis dan semua hasil diskusi kelompok tadi ditempel di papan tulis sehingga
semua siswa dapat melihat jawaban seluruh kelompok. Perencanaan
penelitiaan ini disusun sebagai berikut:
1. Sebelum Pembelajaran
a. Tes Awal Kemampuan Proses Siswa
Tes awal kemampuan proses diberikan dengan tujuan untuk
(52)
mempelajari fisika. Dalam penelitian ini, keterampilan proses yang
ingin diukur adalah keterampilan memprediksi dan menjelaskan.
Pertanyaan yang diberikan berupa soa-soal untuk mengukur
keterampilan proses memprediksi dan menjelaskan.
b. Pretest
Pretest ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
awal siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan (glbb). Soal
pretest berbentuk uraian sejumlah enam soal, yang terdiri dari tiga
soal konsep dan 3 soal hitungan.
2. Proses Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs) dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) dan
meningkatkan kemampuan keterampilan proses memprediksi dan
menjelaskan pada siswa. Tindakan dilakukan dalam dua kali
pembelajaran dimana setiap pembelajaran dilaksanakan dalam
perencanaan yaitu:
a. Melaksanakan pembelajaran fisika melalui metode Conceptual
Understanding Prosedures (CUPs) pada siswa kelas X MIA 4
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
b. Tes kemampuan proses di setiap akhir pertemuan untuk
(53)
memprediksi dan menjelaskan pada siswa setelah mengikuti
pembelajaran yang diberikan.
3. Akhir Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, yaitu pada akhir pertemuan ke dua, selain
mengerjakan tes kemampuan proses memprediksi dan menjelaskan,
siswa juga mengerjakan soal posttest. Soal posttest digunakan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi gerak lurus
berubah beraturan (glbb) setelah mengikuti pembelajaran. Soal posttest
yang diberikan adalah soal yang sama dengan soal pretest.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini variabel terikat adalah pemahaman siswa dan
keterampilan proses ilmiah siswa dalam membuat prediksi dan
menjelaskan.
2. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebas adalah metode Conceptual
Understanding Prosedures (CUPs).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
(54)
Materi untuk meningkatkan keterampilan membuat prediksi dan
menjelaskan, ciri membuat prediksi dan menjelaskan yang baik, dan
contoh membuat prediksi dan menjelaskan yang baik secara tertulis.
Sedangkan materi yang digunakan sebagai indikator dalam melatih
keterampilan memprediksi dan menjelaskan adalah materi gerak
lurus berubah beraturan (glbb).
b. Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
RPP ini merupakan pedoman yang akan digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran. RPP disusun dengan penerapan pendekatan
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs).
(RPP terlampir di Lampiran 3 )
c. Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS ini merupakan pegangan bagi siswa sebagai penuntun kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran. LKS ini berisi tentang
masalah-masalah yang harus dikerjakan siswa berkaitan dengan pokok
bahasan gerak lurus berubah beraturan.
(LKS terlampir di Lampiran 11,12)
2. Instrumen Pengambilan Data
Instrumen pengambilan data adalah instrumen yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan
penelitian yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini, instrumen yang
(55)
a. Soal pretes
Soal pretest diberikan sebelum pembelajaran. Soal pretest
digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) sebelum mengikuti
pembelajaran.
(Soal Pretest-Posttest terlampir di Lampiran 4)
b. Soal posttest
Soal posttest diberikan pada akhir pembelajaran. Soal posttest
digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) setelah mengikuti
pembelajaran.
c. Soal tes kemampuan proses
Dalam penelitian ini, keterampilan proses ilmiah yang dilihat
adalaha keterampilan proses memprediksi dan menjelaskan,
sehingga dalam penyusunan butir soal disesuaikan dengan indikator
yang telah dibuat oleh peneliti. Tes yang diberikan sebanyak tiga
kali, yaitu tes awal dan tes di setiap akhir pertemuan.
(Soal Tes Kemampuan Proses terlampir di Lampiran 8,9,10)
G. Validitas Alat Ukur
Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah suatu tes
sungguh mengukur apa yang akan diukur, yaitu apakah sesuai dengan
(56)
kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan
(Suparno, 2007: 67).
Validasi instrumen dalam penelitian ini adalah content validity (validitas
isi). Validitas isi artinya isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh
mengukur isi dari domain yang mau diukur. Apakah item tes sungguh
mempresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2007:68). Untuk soal tes
dalam penelitian ini validasinya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing
dan guru fisika di sekolah.
H. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan kemampuan proses ilmiah memprediksi dan
menjelaskan pada siswa dalam materi gerak lurus berubah beraturan siswa
kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan. Indikator keberhasilan penelitian
ditandai dengan adanya peningkatan pemahaman siswa pada topik gerak
lurus berubah beraturan (glbb), setelah mengikuti pembelajaran
dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran, serta peningkatan
kemampuan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan. Selain itu
indikator keberhasilan juga ditunjukkan dengan uji statistik T-Test untuk satu kelompok yang dites dua kali, yaitu pretest dan posttest. Jika hasil posttest pemahaman siswa memang lebih baik secara signifikan maka penelitian dapat dikatakan berhasil.
(57)
I. Analisis Data
1. Analisis Pretest dan Posttest Siswa
Untuk mengetahui bagaimana prestasi atau pemahaman siswa
sebelum dan setelah melalui treatment pembelajaran dengan metode
Conceptual Understanding Prosedures (CPUs), kemampuan siswa
diukur melalui tes yang diberikan sebelum pembelajaran (Pretest) dan
di akhir pembelajaran (Posttest). Soal pretest dan posttest merupakan
soal yang sama yang terdiri dari dari 6 buah soal essay. Skor maksimal
untuk masing-masing soal disesuaikan dengan bobot soal. Berikut ini
adalah kriteria penskoran soal evaluasi untuk masing-masing masing
soal. Kriteria ini dibuat dalam bentuk rubrik penilaian seperti pada yang
(58)
Rubrik Penilaian Pretest dan Postest Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Jika percepatan sebuah benda adalah nol, apakah berarti kecepatanya juga nol? Jelaskan jawaban anda! (Skor 10) Jawaban:
- Percepatan benda nol, belum tentu kecepatanya juga nol. Benda yang diam tergeletak di atas lantai yang datar, kecepatan maupun percepatanya adalah nol, akan tetapi benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan juga memiliki percepatan nol.
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
1 10 Dapat menjawab dengan benar disertai dengan penjelasan yang lengkap dan tepat Belum tentu; kecepatan konstan percepatan nol; Benda diam percepatan nol
7 Dapat menjawab dengan benar disertai penjelasan yang kurang lengkap Belum tentu; kecepatan konstan percepatan nol
5 Dapat menjawab dengan benar tanpa disertai penjelasan Belum tentu
(59)
2. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kecepatan yang bernilai positip. Bila percepatan benda tersebut bernilai negatif, bagaimanakah pergerakan benda? Jelaskan jawaban anda!(Skor 10)
Jawab:
- Karena kecepatan benda ke arah positip berlawanan arah dengan percepatannya yang ke arah negative, maka pergerakan benda ke arah positip akan semakin pelan hingga akhirnya berhenti sesaat dan kemudian berbalik arah ke arah negatif dan bergerak semakin cepat secara teratur mengikuti arah percepatan.
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
2 10 - Dapat menjelaskan percepatan mengakibatkan perubahan kecepatan
- Dapat menjelaskan bagaimana perubahan kecepatan dan perubahan arah gerak benda dengan lengkap
Percepatan berlawanan dengan kecepatan; kecepatan benda semakin kecil; benda berhenti sesaat; benda berbalik arah; benda bergerak semakin cepat ke arah negatif
7 - Dapat menjelaskan percepatan mengakibatkan perubahan kecepatan
- Dapat menjelaskan bagaimana perubahan kecepatan dan perubahan arah gerak benda dengan tidak lengkap
Percepatan berlawanan dengan kecepatan; kecepatan benda semakin kecil; benda berhenti sesaat; kecepatan benda semakin kecil
(60)
5 - Dapat menjelaskan percepatan mengakibatkan perubahan kecepatan Percepatan berlawanan dengan kecepatan
2 - Menjawab dan dengan penjelasan yang tidak tepat
3. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas kemudian jatuh kembali ke tanah. Bagaimana percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun? Jelaskan jawaban anda! (Skor 15)
Jawab :
- Ketika benda dilemparkan vertikal ke atas, benda mengalami percepatan berupa gaya gravitasi yang nilainya selalu tetap yaitu sebesar - 9,8 m/s2.
- Percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun adalah - 9,8 m/s2 RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
3 15 - Dapat menjelaskan percepatan benda yang bergerak vertikal berupa gaya gravitasi
- Dapat menjelaskan besar percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun adalah tetap yaitu sebesar - 9,8 m/s2
Percepatan berupa gaya gravitasi; nilai tetap; nilai - 9,8 m/s2
10 - Dapat menjelaskan percepatan benda yang bergerak vertikal berupa gaya gravitasi
Percepatan berupa gaya gravitasi
(61)
- Dapat menjelaskan besar percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun dengan tidak tepat
5 - Dapat menjelaskan percepatan benda yang bergerak vertikal berupa gaya gravitasi
Percepatan berupa gaya gravitasi
5 - Dapat menjelaskan besar percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun adalah tetap yaitu sebesar - 9,8 m/s2
Nilai tetap; nilai - 9,8 m/s2
2 - Menjawab dan dengan penjelasan yang tidak tepat
4. Sebuah mobil dipercepat dari 12 m/s menjadi 25 m/s dalam waktu 6 s. Berapa percepatan mobil? Berapa jauh mobil bergerak selama waktu itu? (Skor 25)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
4 25 -Diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal -Rumus persamaan kecepatan dan posisi
-Dapat mengerjakan secara runtut dan mendapat hasil percepatan dan posisi 20 Dapat mengerjakan tidak runtut dan mendapat kedua hasil akhir yang benar 15 Dapat mengerjakan runtut dan mendapatkan satu hasil akhir yang benar
(62)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
10 Dapat mengerjakan tidak runtut dan mendapat satu hasil akhir yang benar 10 Dapat mengerjakan runtut tetapi tidak mendapat nilai akhir yang benar 5 Ada diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal
5. Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu seperti gambar berikut:
Tentukan besar percepatan dan jenis gerak (GLB atau GLBB) dari:
A
B
C
(63)
a. A ke B b. B ke C (Skor 20)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
5 25 -Diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal -Rumus kecepatan
-Dapat menyebutkan jenis dari 2 gerak dengan benar
-Dapat mengerjakan secara runtut dan mendapat 2 hasil akhir yang benar 25 - Dapat mengerjakan tidak runtut dan mendapat 2 hasil akhir yang benar
-Dapat menyebutkan jenis dari 2 gerak dengan benar
5 - Dapat mengerjakan dan mendapat 1 hasil akhir yang benar 5 - Dapat menyebutkan jenis dari 1 gerak dengan benar 5 Ada diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal
6. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dengan laju 20 m/s. Berapa waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian 12 meter? (Skor 20)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
(64)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
-Rumus posisi benda
-Dapat mengerjakan secara runtut dan mendapat hasil akhir yang benar 20 Dapat mengerjakan tidak runtut dan mendapat hasil akhir yang benar 10 Dapat mengerjakan runtut tetapi tidak mendapat nilai akhir yang benar 5 Ada diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal
(65)
Nilai maksimum untuk soal evaluasi akhir ini adalah 100. Kurang
lengkap atau kurangnya ketepatan siswa dalam menjawab dapat
mengurangi skor dari masing-masing kriteria pensekoran. Setelah
dilakukan penilaian, maka selanjutnya dibuat daftar distribusi nilai para
siswa dengan tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1. Distribusi nilai tes pemahaman siswa
Kemudian, peresntase nilai siswa dapat dikualifikasikan
dengan interval nilai seperti tabel berikut ini:
Tabe 3.2. Kualifikasi nilai pemahaman siswa
Interval Nilai Kalifikasi Frekuensi Peresentase (%) 80-100 Sangat paham
65-79 Paham 55-64 Cukup paham 45-54 Kurang paham
<45 Tidak paham
Selanjutnya dapat dilakukan analisis nilai akhir dari pretest dan
posttest, analisis ini bertujuan untuk melihat perbedaan pemahaman
belajar pada siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran Kode Siswa Nilai Tingkat Pemahaman
1 2 3 4 5 dst
(66)
dengan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
diukur melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Untuk melihat
berapa persen total nilai siswa dari skor maksimum dibuat tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Nilai pretest dan posttest
Kode Siswa
Pretest Posttest
1 2 3 4 5 dst
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa
dalam belajar fisika dengan menggunakan penerapan pendekatan
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) maka data dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk
membandingkan nilai pretest dan posttest signifikan atau tidak.
Test-T ini digunakan untuk membandingkan nilai satu kelompok
yang di tes dua kali pada suatu penelitian (Suparno, 2007:94).
Dengan menggunakan SPSS, nantinya akan diperoleh nilai t dan p.
Jika nilai p <
=0.05, berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretes dan posttest.(67)
2. Analisis Kemampuan Proses Siswa
Tes awal diberikan sebelum pemebelajaran dengan metode
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) diberikan kepada siswa
untuk mengetahui bagaimana kemampuan proses ilmiah memprediksi
dan menjelaskan pada siswa sebelum mengikuti pembelajaran,
sedangkan soal evaluasi diberikan disetiap akhir pembelajaran untuk
mengetahui peningkatan kemampuan proses ilmiah memprediksi dan
menjelaskan pada siswa. Soal yang diberikan berupa soal-soal yang
dapat mengukur kemampuan proses ilmiah siswa berkaitan dengan
materi gerak lurus berubah beraturan. Berikut adalah rubik keterampilan
proses memprediksi dan menjelaskan beserta kriteria penilaiaanya:
Tabel 3.4 Rubrik keterampilan memprediksi
No Skor Keterampilan memprediksi
1 2 3 4 5 1
2 3 dst
Keterangan :
Aspek Penilaiaan dan Skor Penilaiaan
Kriteria isi prediksi yaitu (1) disertai gambar, (2) kelengkapan data,
(3) berdasarkan teori yang relevan, (4) Penjelasan hubungan sebab
(68)
1) Bila memenuhi lima kriteria mendapatkan skor 5.
2) Bila memenuhi empat kriteria mendapatkan skor 4.
3) Bila memenuhi tiga kriteria mendapatkan skor 3.
4) Bila memenuhi dua kriteria mendapatkan skor 2.
5) Bila memenuhi satu kriteria mendapatkan skor 1.
Tabel 3.5 Rubrik Keterampilan Menjelaskan
No Kriteria Keterampilan menjelaskan
1 2 3 4 5 1
2 3 dst
Keterangan :
Aspek Penilaiaan dan Skor Penilaiaan
Kriteria isi penjelasan yaitu (1) disertai gambar, (2) sesuai dengan
teori yang relevan, (3) hubungan sebab akibat (4) menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar,dan (5) penjelasan lengkap.
1) Bila memenuhi lima kriteria mendapatkan skor 5.
2) Bila memenuhi empat kriteria mendapatkan skor 4.
3) Bila memenuhi tiga kriteria mendapatkan skor 3.
4) Bila memenuhi dua kriteria mendapatkan skor 2.
(69)
Skor keterampilan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan
kemudian dijumlahkan dan dicari persentase nilainya yang disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.6 Nilai tiap kriteria keterampilan memprediksi Kode
Siswa
Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total Disertai gambar Kelengkap -an data Teori yang relevan hubungan sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar 1 2 3 4 5 dst
Tabel 3.7 Nilai tiap kriteria keterampilan menjelaskan Kode
Siswa
Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total Disertai gambar Teori yang relevan hubunga n sebab akibat Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Penjelasan lengkap 1 2 3 4 5 dst
Dari data penilaian keterampilan proses memprediksi dan
menjelaskan, kemudian dicari masing-masing persentase kriteria
penilaiannya lalu dibandingkan antara jumlah persentase pada nilai
(70)
pertemuan 1 dan tes pertemuan 2. Persentase masing-masing kriteria
disajikan pada tebel berikut:
Tabel 3.8 Persentase nilai tiap kriteria keterampilan memprediksi
Kemampuan Proses
Kriteria Persentase Skor Tiap Tes Kondisi
Awal
Tes 1 Tes 2
Memprediksi 1. Disertai gambar 2. Kelengkapan data 3. Berdasarkan teori
yang relevan 4. Hubungan sebab
akibat
5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Tabel 3.9 Persentase nilai tiap kriteria keterampilan menjelaskan
Kemampuan Proses
Kriteria Persentase Skor Tiap Tes Kondisi
Awal
Tes 1 Tes 2
Menjelaskan 1. Disertai gambar 2. Sesuai dengan
teori yang relevan 3. Hubungan sebab
akibat
4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
5. Penjelasan lengkap
(71)
Dari ketiga tes keterampilan proses ilmiah ini, kemudian
akan dibandingkan dalam bentuk grafik sehingga dapat dilihat
(72)
49 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan, pada
tanggal 3 september 2014 dan berakhir pada tanggal 15 september 2014.
Subjek yang digunakan yaitu kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan
yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilakukan pada saat jam pelajaran
fisika berlangsung yang dibagi menjadi 3 kali pertemuan, dimana alokasi
waktu untuk pertemuan pertama adalah 45 menit, yaitu untuk pengambilan
nilai pretest dan tes 1 kemampuan proses, sedangkan alokasi untuk
pertemuan kedua dan ketiga adalah 3 x 45 menit. Pada penelitian ini, peneliti
berperan sebagai guru dan fasilitator dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan proses ilmiah dan pemahaman siswa melalui metode
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs). Untuk lebih jelasnya,
jadwal penelitian disajikan dalam tebel berikut:
Tabel 4.1 Kegiatan pelaksanaan penelitian
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
1 Rabu, 3 September 2014 10.15-11.00 Perkenalan dan memberikan soal pretest dan tes awal kemampuan proses 2 Senin, 8 September 2014 11.00 – 13.30 Pelaksanaan
pembelajaran 1
(73)
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Tes pembelajaran
1 kemampuan proses ilmiah 3 Senin, 15 September 2014 11.00 – 13.30 Pelaksanaan
pembelajaran 2
Diskusi
Tes pembelajaran 2 kemampuan proses ilmiah
Posttest Sesuai judul penelitian, peneliti menerapkan proses pembelajaran
dengan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs), proses
pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pengambilan Data Pretes dan Keadaan awal Kemampuan Proses Ilmiah Siswa
Pengambilan data pretes dan tes keadaan awal kemampuan proses
ilmiah pada siswa dilaksanakan pada rabu, 3 September 2014, jam
pelajaran di kelas ini dilaksanakan pada jam ke empat yaitu pada jam
10.15-11.00 wib. Pada awal pertemuan, peneliti menjelaskan dahulu tentang maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan. Setelah memberi
penjelasan, peneliti membagi soal-soal pretes kepada seluruh siswa.
Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa tes ini merupakan tes
pemahaman awal mereka terhadap materi yang akan diajarkan
selanjutnya. Hampir seluruh siswa mengeluh terhadap tes yang akan
(74)
pretest ini terlihat bahwa banyak siswa yang berusaha bekerja sama dan
menyontek, untuk mengantisipasinya peneliti sesering mungkin
berkeliling dan mendekati siswa yang terlihat ingin menyontek. Setelah
waktu siswa mengerjakan soal pretest selesai peneliti menjelaskan
sedikit tentang maksud tes keterampilan proses ilmiah dan membagikan
lembar tes keadaan awal keterampilan proses ilmiah menjelaskan dan
memprediksi dan selesai ketika bel istirahat berbunyi pada pukul 11.00
wib.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pertama
Pelaksanaan pembelajaran yang pertama berlangsung pada Senin, 8
September 2014, jam pelajaran di kelas ini dilaksanakan pada jam ke
tujuh, delapan dan sembilan yaitu pada jam 11.00 – 13.30, dengan semua siswa hadir. Kegiatan awal pertemuan kedua, peneliti
menjelaskan kepada siswa tentang keterampilan proses ilmiah dan
membagikan lembar contoh melakukan keterampilan memprediksi dan
menjelaskan yang baik. Kemudian peneliti bersama siswa membahas
soal tes kemampuan menjelaskan dan memprediksi yang telah siswa
kerjakan pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan kemudian dilanjutkan
pada inti pembelajaran. Terlebih dahulu peneliti memberikan
pertanyaan-pertanyaan pendahuluan tentang gerak lurus berubah
beraturan dan menjelaskan sedikit materi pelajarn. kemudian peneliti
melanjutkan kegiatan utama, yaitu siswa dihadapkan pada suatu
(75)
penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan pemahaman siswa dan
meningkatkan kemampuan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan
pada siswa, permasalahan yang diberikan dirancang agar dapat
menuntun siswa untuk semakin meningkatkan kemampuan proses
ilmiah yaitu memprediksi dan menjelaskan, maka peneliti menyusunnya
dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Sebelum siswa mulai
melakukan kegiatan, peneliti mengingatkan kembali agar siswa
menggunakan langkah-langkah menjelaskan dan memprediksi yang
baik dalam mengerjakan LKS, diharapkan dalam mengerjakan LKS
siswa dapat mulai belajar meningkatkan kemampuan proses ilmiah
dengan panduan contoh yang diberikan. Untuk permasalahan yang
diberikan disesuaikan dengan topik pembahasan pada pertemuan
pertama yaitu topik gerak lurus berubah beraturan. Pada awalnya
setelah masing-masing siswa dibagikan LKS 1, peneliti kemudian
memberikan penjelasan bagaimana cara mengerjakannya dan siswa
dihimbau agar teliti dalam memahami pertanyaan di dalam LKS. Siswa
diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan LKS 1 dan dipersilahkan
melihat buku untuk membantu siswa dalam mengerjakan LKS. Ketika
mengerjakan LKS 1, banyak siswa yang bertanya kepada peneliti
apakah jawaban mereka sudah benar tetapi disini peneliti tidak langsung
menjawab pertanyaan mereka tetapi menyarankan agar siswa percaya
diri terhadap jawaban mereka dan untuk jawaban siswa yang kurang
(76)
siswa dalam mengerjakan LKS 1 berjalan dengan lancar, semua siswa
mengerjakan semua pertanyaan di dalam LKS 1. Setelah waktu
mengerjakan LKS 1 selesai, kemudian siswa dibagi dalam kelompok.
Kelompok dibuat oleh peneliti berdasarkan kemampuan masing-masing
siswa, setiap siswa mempersiapkan tempat duduk agar dapat bergabung
dengan kelompok mereka. Setelah semua siswa telah mendapat dan
duduk bersama kelompoknya, setiap kelompok dibagikan LKS 2 untuk
didiskusikan dan dikerjakan bersama. Pada LKS 2 kelompok
mengerjakan permasalahan yang sama dengan permasalahan yang harus
dipecahkan secara individu. Dalam pelaksanaan dikusi kelompok,
peneliti berkeliling kelas untuk mengkalrifikasi hal-hal yang berkenaan
dengan masalah bila diperlukan, namun peneliti tidak terlibat jauh
dalam diskusi. Pelaksanaan diskusi kelompok berlangsung selama 40
menit , yang dilanjutkan dengan diskusi kelas. Dalam tahapan diskusi
kelas, hasil pekerjaan kelompok ditempel (dipajang) di papan tulis,
kemudian peneliti memerintahkan agar seluruh kelompok mengisi
tempat duduk di bagian depan dan sedapat mungkin dapat dengan jelas
melihat semua hasil kerja kelompok yang dipajang. Kemudian peneliti
melihat persamaan dan perbedaan jawaban peserta didik, dan terdapat
sejumlah jawaban peserta didik yang sama. Kemudian peneliti berbicara
sebagai pemimpin diskusi, dan diskusi kelas dimulai dengan memilih
satu jawaban yang jawabannya dianggap mewakili seluruh jawaban
(77)
jawabannya dipilih oleh peneliti untuk menjelaskan jawaban yang
mereka buat. Setelah kelompok selesai menjelaskan, guru kemudian
memilih jawaban kelompok lain yang jawabannya berbeda dan
mempersilahkan kelompok tersebut menjelaskan jawaban mereka.
Setelah dua kelompok dengan jawaban yang berbeda selesai
menjelaskan, peneliti mempersilahkan kelompok lain untuk
menanggapi ataupun bertanya. Beberapa siswa sangat antusias dalam
mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan terhadap jawaban
dua kelompok yang jawabannya dipilih guru. Dalam diskusi terjadi
beberapa kali perdebatan karena adanya perbedaan pendapat, dan ketika
terjadi perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan, peneliti
memberikan beberapa pengertian dan meluruskan jika terjadi
kesalahpahaman konsep berkaitan dengan teori, kemudian siswa
bersama peneliti membuat beberapa kesimplan dari diskusi yang telah
dilakukan. Setelah semua masalah selesai didiskusikan dan tidak ada
lagi pertanyaan dari setiap kelompok, peneliti mengakhiri diskusi kelas
dan mempersilahkan semua siswa duduk kembali di tempat duduk
masing-masing. kegiatan selanjutnya siswa mengerjakan tes 1
kemampuan proses. Tes 1 kemampuan proses ini untuk melihat
bagaimana peningkatan kemampuan proses siswa setelah mengikuti
pembelajaran yang pertama. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan
tes 1 kemampuan proses selama 20 menit. Setelah siswa selesai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)