Pemberdayaan siswa potensial melalui pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kualitas belajar dan prestasi belajar siswa di kelas IX C SMP Negeri Wonosari pada materi kemagnetan.

(1)

ABSTRAK

Gati Miranti “Pemberdayaan Siswa Potensial Melalui Pembelajaran Kooperatif Untuk Peningkatan Kualitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas IX C SMP Negeri 2 Wonosari Pada Materi Kemagnetan”. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017.

Tujuan penelitian ini untuk (1) Meningkatkan kualitas belajar siswa (2) Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

Data penelitian diperoleh dari pengamatan pembelajaran kooperatif, aktivitas belajar siswa dan prestasi hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan tiga tahap yaitu tahap pra tindakan, tindakan 1 dan tindakan 2. Analisis data dilakukan dengan deskripsi kualitatif yang menghasilkan kesimpulan sebagai hasil penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan peran siswa potensial melalui pembelajaran kooperatif untuk peningkatan kualitas belajar dan prestasi siswa di kelas IX C SMP Negeri 2 Wonosari pada materi kemagnetan dapat meningkatkan rata-rata aktivitas siswa dari 4,4 pada pra tindakan menjadi 9,55 pada tindakan 1 menjadi 16,41 pada tindakan 2. Sedangkan nilai prestasi hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 66, 37 pada pra tindakan naik menjadi 74 pada tindakan 1 dan naik menjadi 83,3 pada tindakan 2.

Berdasar hasil penelitian ini guru dapat dapat memberikan peran kepada siswa potensial dalam pembelajaran kooperatif guna meningkatkan aktivitas belajar kualitas belajar dan prestasi belajar siswa.


(2)

ABSTRACT

Gati Miranti "Empowerment Student Potential Through Cooperative Learning For Improving The Quality Of Learning And Student Achievement In Class Ix C Smp Negeri 2 Wonosari In The Matter Magnetism". Physics Education Study Program Department of Mathematics and Natural Sciences Faculty of Teacher Training and Education Sanata Dharma University in Yogyakarta in 2017.

The purpose of this study to (1) improve the quality of student learning (2) Improve student achievement of learning outcomes.

Data were obtained from observations of cooperative learning, student learning activities and achievement of learning outcomes student. Observations were made three phases: pre-action, action 1 and action 2. Data analysis was performed with a qualitative description that lead to the conclusion as a result of research.

Results showed that increasing the role of potential students through cooperative learning to improve the quality of learning and achievement of students in class IX C SMP Negeri 2 Wonosari the magnetic material can increase the average student activity of 4,4 at 9,55 on a pre-action into action 1 to 16,41 on the actions 2. Average value of achievement of learning outcomes of students has increased from 66,37 at the pre-action rose to 74 in actions 1 and rose to 83.3 in the second act.

Based on the results of this study can teachers can assign roles to potential students in cooperative learning activities in order to improve the quality belajarm learning and student achievement.


(3)

i

PEMBERDAYAAN SISWA POTENSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 2 WONOSARI

PADA MATERI KEMAGNETAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh : Gati Miranti

131424031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

MOTTO

“Pendidikan merupakan senjata yang paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan mampu mengubah dunia” – Nelson Mandela


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Gati Miranti

Nim : 131424031

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Februari 2017 Penulis


(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Gati Miranti

NIM : 131424031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

PEMBERDAYAAN SISWA POTENSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 2 WONOSARI PADA MATERI KEMAGNETAN.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti saya selam tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 22 Februari 2017 Yang menyatakan,


(9)

vii ABSTRAK

Gati Miranti “Pemberdayaan Siswa Potensial Melalui Pembelajaran Kooperatif Untuk Peningkatan Kualitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas IX C SMP Negeri 2 Wonosari Pada Materi Kemagnetan”. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017.

Tujuan penelitian ini untuk (1) Meningkatkan kualitas belajar siswa (2) Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

Data penelitian diperoleh dari pengamatan pembelajaran kooperatif, aktivitas belajar siswa dan prestasi hasil belajar siswa. Pengamatan dilakukan tiga tahap yaitu tahap pra tindakan, tindakan 1 dan tindakan 2. Analisis data dilakukan dengan deskripsi kualitatif yang menghasilkan kesimpulan sebagai hasil penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan peran siswa potensial melalui pembelajaran kooperatif untuk peningkatan kualitas belajar dan prestasi siswa di kelas IX C SMP Negeri 2 Wonosari pada materi kemagnetan dapat meningkatkan rata-rata aktivitas siswa dari 4,4 pada pra tindakan menjadi 9,55 pada tindakan 1 menjadi 16,41 pada tindakan 2. Sedangkan nilai prestasi hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 66, 37 pada pra tindakan naik menjadi 74 pada tindakan 1 dan naik menjadi 83,3 pada tindakan 2.

Berdasar hasil penelitian ini guru dapat dapat memberikan peran kepada siswa potensial dalam pembelajaran kooperatif guna meningkatkan aktivitas belajar kualitas belajar dan prestasi belajar siswa.


(10)

viii ABSTRACT

Gati Miranti "Empowerment Student Potential Through Cooperative Learning For Improving The Quality Of Learning And Student Achievement In Class Ix C Smp Negeri 2 Wonosari In The Matter Magnetism". Physics Education Study Program Department of Mathematics and Natural Sciences Faculty of Teacher Training and Education Sanata Dharma University in Yogyakarta in 2017.

The purpose of this study to (1) improve the quality of student learning (2) Improve student achievement of learning outcomes.

Data were obtained from observations of cooperative learning, student learning activities and achievement of learning outcomes student. Observations were made three phases: pre-action, action 1 and action 2. Data analysis was performed with a qualitative description that lead to the conclusion as a result of research.

Results showed that increasing the role of potential students through cooperative learning to improve the quality of learning and achievement of students in class IX C SMP Negeri 2 Wonosari the magnetic material can increase the average student activity of 4,4 at 9,55 on a pre-action into action 1 to 16,41 on the actions 2. Average value of achievement of learning outcomes of students has increased from 66,37 at the pre-action rose to 74 in actions 1 and rose to 83.3 in the second act.

Based on the results of this study can teachers can assign roles to potential students in cooperative learning activities in order to improve the quality belajarm learning and student achievement.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberdayaan Siswa Potensial Melalui Metode Kooperatif Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX C Smp Negeri 2 Wonosari Pada Materi Kemagnetan.”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan tulisan ini peneliti telah banyak mendapatkan bantuan baik moral dan dukungan yang berupa bimbingan, dorongan, sarana maupun fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed., Ph. D selaku dosen pembimbing terimakasih atas bimbingan, bantuan, dan pengarahan, dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas waktu yang bapak berikan untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, juga atas perhatian dan masukan, dukungan serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Romo Prof. Dr. Paulus Suparno, S. J., M. S. T. selaku dosen program studi Pendidikan Fisika yang membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Suparto selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Wonosari atas ijin yang

diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP N 2 Wonosari.

4. Bapak Wahadi, S. Pd selaku guru mata pelajaran IPA kelas IX SMP N 2 Wonosari atas penerimaan, saran, nasihat dan semangat yang telah diberikan kepada penulis, serta seluruh siswa kelas IX C terimakasih atas waktu dan keterlibatannya sebagai subyek penelitian.


(12)

x

5. Teman-teman Pendidikan Fisika 2013 terima kasih atas kebersamaan dan kerja samanya selama menimba ilmu di kampus Universitas Sanata Dharma. 6. Terima kasih kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan,

nasihat, fasilitas, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Demikian tulisan ini dapat diselesaikan. Peneliti memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan tulisan ini. Tulisan ini jauh dari sempurna, oleh karenaa itu peneliti mengharapkan kritik dan saran demi pengembangan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Penulis

Gati Miranti


(13)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...………... iii

MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4


(14)

xii BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori ... 7

B. Kerangka Berpikir ... 33

C. Hipotesa ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian....……….. 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 35

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35

D. Rencana Tindakan ………... 36

E. Instrumen Penelitian ...…………... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian …………...……… 55

B. Pembahasan ………...…………..…….. 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ...……… 96

DAFTAR PUSTAKA ………....………. 98


(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin penelitian skripsi dari Universitas ... 99

Lampiran 2 Surat ijin penelitian skripsi dari BAPPEDA ... 100

Lampiran 3 Surat pernyataan telah selesai penelitian dari SMP Negeri 2 Wonosari ... 101

Lampiran 4 Jadwal penelitian …... 102

Lampiran 5 LO pra observasi ... 103

Lampiran 6 LO tindakan 1 ... 104

Lampiran 7 LO tindakan 2 ... 105

Lampiran 8 Catatan pengamatan pra tindakan ... 106

Lampiran 9 Catatan pengamatan tindakan 1 ... 107

Lampiran 10 Catatan pengamatan tindakan 2 ... 108

Lampiran 11 Daftar kelompok tindakan 1 ... 110

Lampiran 12 Daftar kelompok tindakan 2 ... 111

Lampiran 12 Rekap skor angket ... 112

Lampiran 13 Angket aktivitas siswa ... 114

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 115

Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa... 121

Lampiran 15 Materi pembelajaran kemagnetan dan induksi elektromagnetik ... 123

Lampiran 16 Soal tindakan 1 ... 133

Lampiran 17 Soal tindakan 2 ... 134

Lampiran 18 Kunci jawaban soal tindakan 1 dan tindakan 2 ... 135


(16)

xiv

Lampiran 20 Lembar jawab siswa tindakan 2 ... 144 Lampiran 21 Rekap nilai siswa pra tindakan, tindakan 1, tindakan 2 .... 146 Lampiran 22 Distribusi tingkat kesukaran soal ... 147


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Presentase Pencapaian KKM ... 2

Tabel 2. Lembar observasi aktivitas siswa ... 40

Tabel 3. Format kisi-kisi soal untuk siklus 1 dan siklus 2 ... 43

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tindakan 1 ... 50

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tindakan 2 ... 51

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tindakan 1 ... 51

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tindakan 2 ... 51

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket ... 52

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 53

Tabel 10. Data Prestasi Belajar Siswa Pra Observasi ... 56

Tabel 11. Data Aktivitas Belajar Siswa ... 60

Tabel 12. Data Aktifitas Belajar Siswa ... 69

Tabel 13. Data Prestasi Belajar Siswa ... 74

Tabel 14. Data Aktifitas Belajar Siswa ... 82

Tabel 15. Data Prestasi Belajar Siswa ... 87


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas belajar siswa dalam proses pembelajaran menentukan keberhasilan belajar siswa. Kualitas belajar siswa adalah berupa aktivitas membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, menyanggah, memperhatikan, mengamati, menulis jawaban, meringkas, menulis hasil belajar, melakukan percobaan, melaporkan hasil percobaan, menganalisa, menyimpulkan, antusias, berani, dan suasana gembira. Berdasarkan pengamatan kualitas belajar siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Wonosari masih rendah. Hasil pengamatan sebelum penelitian dari 29 siswa anggota kelas baru 10 siswa yang menunjukkan aktivitas belajar sementara 19 siswa masih pada kondisi pasif aktivitas belajar. Kondisi aktivitas belajar siswa belum maksimal disebabkan penerapan metode pengajaran yang diterapkan belum mendukung aktivitas belajar siswa serta menimbulkan motivasi belajar siswa.

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebagai batas minimal nilai mata pelajaran IPA kelas IX SMP negeri 2 Wonosari yang ditentukan adalah 75. Ketentuan nilai minimal bersifat mengikat setiap siswa sebagai batas minimal nilai hasil belajarnya. Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM mengalami perbaikan dan siswa yang sudah mencapai atau melampaui KKM mengalami pengayaan. Prestasi hasil belajar siswa kelas IXC masih rendah dan perlu ditingkatkan. Berdasarkan nilai hasil test pra penelitian yang


(19)

dilaksanakan pada kelas IX C dengan jumlah 29 siswa nilai rata-rata kelas 55,67 masih dibawah nilai KKM yang ditentukan dengan perincian 10 siswa memenuhi KKM dan 19 siswa memperoleh nilai dibawah KKM.

Tabel 1. Presentase Pencapaian KKM

No. Predikat

Rentang Nilai

Jumlah siswa

Presentase

1. Memenuhi KKM ≥75 10 34,48%

2.

Belum memenuhi KKM

< 75 19 65,51%

Untuk meningkatkan interaksi antar siswa dalam komunitas masyarakat belajar dalam proses pembelajaran dikelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif yang akan memudahkan siswa mengkonstruksi pengetahuan hasil belajarnya sesuai teori kontruktivisme sosial Vygotsky. “Vygotsky’s theory rests on his belief that cognitive processes are the result of social and cultural interaction, and that all higher mental functioning in the individual has its origins in the social” (Harry Daniels, 1994: 156).

Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa secara bertahap diharapkan mengalami peningkatan dari siklus ke siklus berikutnya. Adapun nilai rata-rata pada siklus 1 diharapkan siswa memenuhi KKM mencapai 50 % sedangkan pada siklus 2 siswa memenuhi KKM meningkat menjadi 95%.


(20)

Berdasarkan latar belakang keadaan kualitas belajar siswa dan prestasi hasil belajar siswa yang masih rendah serta model pembelajaran yang masih konvensional maka perlu dilakukan penelitian yang mengaitkan pemberdayaan siswa potensial. Pemberdayaan siswa potensial berupa peningkatan peran siswa potensial dalam kelompok. Adapun penelitian ini mengambil judul “Pemberdayaan Siswa Potensial Melalui Pembelajaran Kooperatif Untuk Peningkatan Kualitas Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas IX C SMP Negeri 2 Wonosari Pada Materi Kemagnetan.“

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang terkait dengan latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Prestasi hasil belajar siswa masih rendah ditandai nilai rata kelas masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan.

2. Hanya siswa yang memiliki nilai tinggi saja yang melakukan aktivitas belajar tinggi di dalam kelas.

3. Model pembelajaran masih cenderung konvensional, belum membiasakan menggunakan pembelajaran kooperatif.

4. Guru belum memberdayakan siswa potensial dalam proses pembelajaran di kelas.


(21)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pemberdayaan siswa potensial terhadap kualitas belajar siswa dalam pembelajaran di kelas ?

2. Bagaimana pengaruh pemberdayaan siswa potensial terhadap prestasi belajar siswa di kelas?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan aktivitas belajar. 2. Meningkatkan kualitas belajar siswa. 3. Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

E. Pembatasan Masalah

1. Pemberdayaan siswa potensial adalah peningkatan peran siswa potensial. Peningkatan peran siswa potensial adalah usaha untuk memberikan kesempatan kepada anak yang lebih pandai untuk membantu teman lain dalam kelompok mengatasi kesulitan proses belajarnya. Siswa potensial adalah siswa yang memiliki kemampuan lebih unggul dibanding siswa di kelas khususnya pada akademiknya.

2. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara


(22)

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang yang bersifat heterogen, siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok menguasai materi pelajaran.

3. Kualitas belajar siswa adalah kemampuan siswa mendemostrasikan pengetahuannya.

4. Prestasi belajar adalah ukuran kualitas dari hasil proses belajar setelah seseorang menempuh kegiatan belajar.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian bagi guru, siswa dan sekolah dapat diuraikan sebagai berikut :

Manfaat penelitian bagi guru:

a. Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas

b. Guru terampil mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dan menentukan cara pemecahan masalah secara ilmiah.

Manfaat penelitian bagi siswa :

a. Siswa potensial merasa diakui kelebihanya, dihargai dan diberdayakan dalam proses kegiatan pembelajaran oleh guru.

b. Siswa potensial merasa diberi kesempatan mengembangkan kemampuan dan ketrampilan membimbing kawannya.

c. Siswa yang kurang berprestasi merasa terbantu oleh kawan sendiri karena berada dalam kelompok.


(23)

d. Secara kelompok tumbuh semangat kebersamaan untuk menunjukkan bahwa kelompoknya yang paling baik sehingga terjadi kompetisi sehat.

Manfaat penelitian bagi sekolah

a. Meningkatnya kualitas pelayanan pembelajaran

b. Memberikan alternatif pemecahan masalah bagi guru yang menghadapi permasalahan yang sama seperti masalah dalam penelitian ini.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konstruktivisme Sosial

Pembelajaran adalah suatu proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang belajar. Ketika seseorang sudah melalui proses belajar maka seseorang akan mengalami perubahan dalam belajar. Perubahan dalam belajar akan dialami seseorang dengan cara berinteraksi sosial dengan orang lain, sehingga seseorang akan mendapat suatu pengetahuan yang baru dari orang lain maka akan mengakibatkan seseorang dapat mengkontruksi pengetahuan dalam diri pribadi masing-masing.

Teori yang mendukung bahwa interaksi sosial dapat membantu seseorang mengkontruksi pengetahuan adalah teori kontruktivisme sosial Vygotsky.

Every function in the cultural development of the child comes on the stage twice, in two respects: first in the social, later in the psychological, first in relations between people as an interpsychological category, afterwards within the child as an intrapsychological category.


(25)

Advanced human psychological processes have their origins in collaborative activity which is mediated by verbal interaction. Thus the child is introduced to new concepts through social activity (particulary instructional activity by an adult) and through a process of internalization, s/he is enabled to learn the new concept and take it on as her own. Vygotsky emphasizes the role of semiotic mediation, particulary language, in effecting the internalization of activity. It is through this mediation that a child is able to transform external activity into internal activity and therefore understanding (Harry Daniels, 1994: 156). (Proses psikologis manusia asal muasalnya adalah aktivitas kolaboratif yang dijembatani oleh interaksi verbal. Dengan demikian anak diperkenalkan dengan konsep baru melalui kegiatan sosial (aktivitas instruksional khususnya oleh orang dewasa) dan melalui proses internalisasi, dia diaktifkan untuk mempelajari konsep baru dan menerimanya sendiri. Vygotsky menekankan peran mediasi semiotik, terutama bahasa, dalam mengefektifkan internalisasi kegiatan. Melalui mediasi ini bahwa seorang anak mampu mengubah aktivitas eksternal ke dalam kegiatan internal dan cepat mengerti) (Harry Daniels, 1994: 156).

Konstruktivisme Vygotsky memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap individu. Proses dalam kognitif diarahkan melalui adaptasi intelektual dalam konteks sosial budaya.


(26)

Proses penyesuaian itu sama dengan mengkonstruksi pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses regulasi diri internal. Maka makna konstruktivisme sosial Vygotsky lebih menekankan pada penerapan saling tukar gagasan antar individual.

2. Aktivitas Belajar

Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau suatu tujuan (Oemar Hamalik, 2001: 27). Proses belajar siswa berlangsung dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru sehingga kualitas pembelajaran perlu diupayakan perbaikan oleh guru. Kualitas pembelajaran sebagai itensitas keterkaitan sistemik dan sinergi guru, murid, kurikulum, bahan ajar, media dalam menghasilkan proses dan hasil belajar sesuai tuntutan kurikulum.

Kualitas belajar merupakan derajad atau taraf usaha siswa dalam memperoleh kepandaian atau ilmu oleh siswa. Kualitas belajar siswa dapat diamati dari tingkat keaktifan siswa, pengorganisasian dan penemuan informasi sehingga memperjelas apa yang sebenarnya dicapai oleh siswa selama pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas akan meningkatkan minat siswa. Pengaruh minat siswa terhadap pembelajaran sangat besar, siswa akan aktif dan bertanggung jawab terhadap peran yang diberikan. Mereka terdorong dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk menemukan pengetahuan dan informasi baru, mereka semakin senang karena merasa tertantang


(27)

terhadap materi yang diberikan. Berdasar pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas belajar berhubungan dengan aktivitas siswa selama proses belajar di kelas.

Aktivitas belajar adalah kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Adapun kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar, sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar antara lain mengobservasi, mengklarifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi antara lain terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel eksperimen.

Seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi dalam proses belajar, situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Menurut Paul D. Dierich (dalam Oemar Hamalik, 2001: 172-173) membagi aktivitas belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

a. Kegiatan-kegiatan visual (Visual activities): misalnya membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.


(28)

b. Kegiatan-kegiatan lisan (Oral activities): seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi bertanya, memberi sesuatu, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening activities): sebagai contoh mendengarkan penyajian, bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok.

d. Kegiatan-kegiatan menulis (Writing activities): misalnya menulis cerita, karangan, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

e. Kegiatan-kegiatan menggambar (Drawing activities): yang termasuk didalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

f. Kegiatan-kegiatan metrik (Motor activities): melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi).

g. Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional activities): minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih.


(29)

Belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat “learning by doing”. Kegiatan yang selalu memperhatikan pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diwujudkan dalam beberapa aktivitas belajar.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sehingga prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar.

Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata (1998: 233) dan Shertzer dan Stone (Winkle, 1997: 591), secara garis beras faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:


(30)

1) Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera.

a) Kesehatan badan

Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.

b) Pancaindera

Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui pengelihatan dan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang


(31)

memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

2) Faktor Psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah:

a) Intelegensi

Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle, 1997: 529) hakikat intelegensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf intelegensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf intelegensi tinggi mempunyai peluan lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf intelegensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf intelegensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.


(32)

b) Sikap

Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wiriawan (1997: 233) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.

c) Motivasi

Menurut Irwanto (1997: 193) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (2004: 39) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.


(33)

b. Faktor Eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah:

1) Faktor lingkungan keluarga a) Sosial ekonomi keluarga

Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari bukun alat tulis hingga pemilihan sekolah.

b) Pendidikan orang tua

Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang kebih rendah.

c.) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga

Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubungan keluarga tidak harmonis.


(34)

2) Faktor lingkungan sekolah a) Sarana dan prasaranan

Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.

b) Kompetensi guru dan siswa

Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan saran dan prasaranan tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sisa-sia belaka. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.


(35)

c) Kurikulum dan metode mengajar

Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan (1997: 122) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi, paling tidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.

3) Faktor lingkungan masyarakat a) Sosial budaya

Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru/pengajar.


(36)

b) Partisipasi terhadap pendidikan

Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

3. Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ahli mengemukakan tentang teori pembelajaran, salah satu teori yang dikemukakan adalah pembelajaran kooperatif. Berkait dengan judul penelitian dikaji teori pembelajaran kooperatif untuk mendukung keberhasilan penelitian yang dilakukan.

Roger, dkk (1992) menyatakan cooperative learning is group learning activity organized in such a way that learning is based on the socially structured change of information between learners in group in which each learner is held accountable for his or her own learning and is motivated to increase the learning of others. (Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan di dorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain). (Miftahul Huda, 2011: 29)


(37)

Cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut (Johnson dalam Hasan, 1996). (Miftahul Huda, 2011: 204)

Pentingnya pembelajaran kooperatif dalam proses belajar di sekolah karena di dalam kelas masih ada permasalahan seperti sifat individualistis siswa. Siswa cenderung berkompetisi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman, kurang memberi perhatian keteman sekelas, bergaul hanya dengan orang tertentu, ingin menang sendiri, dan sebagainya (Rusman, 2010: 205). Akibatnya, karena kemampuan siswa di kelas berbeda-beda dan memiliki sifat yang kurang peduli atau kurang dekat dengan teman satu dengan yang lain maka akan menimbulkan prestasi belajar siswa rendah karena di kelas hanya siswa yang memiliki kemampuan lebih saja yang mendominasi. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan yang kurang terkadang tidak mendapat perhatian dari teman yang lain.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banya digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995) dinyatakan bahwa: (1) penggunaan


(38)

metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain. (2) Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. (Rusman, 2010: 205-206)

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut: (Rusman, 2010: 212)

1. Prinsip kebergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas kelompok tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. 2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu

keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. 3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu


(39)

kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu, melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Pada suatu pembelajaran perlu persiapan dalam menyusun langkah-langkah supaya saat proses belajar mengajar berlangsung dapat berjalan dengan baik. Ketika seorang guru menggunakan model pembelajaran kooperatif sangat penting untuk memperhatikan langkah-langkah dalam menerapkannya di dalam kelas.

Berdarkan pendapat para ahli diatas pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini dirancang sebagai berikut :

Pertama dilakukan identifikaasi adanya siswa potensial berdasar observasi dan melihat data nilai prestasi belajar siswa. Kedua membagi siswa dalam kelompok dengan menempatkan siswa potensial pada setiap kelompok belajar. Ketiga pemberian peran dan tugas dalam kelompok belajar. Keempat peningkatan peran siswa potensial.


(40)

4. Siswa Potensial

Siswa adalah individu yang memiliki kemampuan beraneka ragam potensi yang hidup dan sedang berkembang. Didalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkahlaku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkahlaku dan perbuatan itu menuju ketingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup itu perlu mendapat kesempatan yang luas untuk berkembang, tanpa pengarahan dikawatirkan terjadi penyimpangan perkembangan dari tujuan yang telah ditentukan. Jika terjadi penyimpangan maka berakibat terganggunya bahkan rusaknya perkembangan siswa, dengan kata lain para siswa tidak menjadi manusia sebagaimana dicita-citakan oleh masyarakat (Oemar Hamalik, 2001:171).

Faktor intelegensi murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajarnya karena lebih mudah mengingat-ingatnya. Anak yang cerdas akan mudah berpikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan. Hal ini berbeda dengan siswa yang kurang cerdas, para siswa yang lamban. (Oemar Hamalik, 2001:33)

Balitbang Depdikbud (1982), secara rinci mengidentifikasi ciri-ciri siswa berbakat sebagai berikut:

(http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._psikologi_pend_dan_bimbingan/1 95903271986011dedi_herdiana_hafid/anak_berbakat_%5bcompatibilit y_mode%5d.pdf)


(41)

a. Mempunyai ingatan yang baik, memiliki ciri-ciri belajar antara lain mudah menangkap pelajaran, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam, berpikir kritis, logis sering mambaca buku bermutu dan mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.

b. Memiliki ciri-ciri tanggung jawab terhadap tugas antara lain tekun menghadapi tugas ulet menghadapi kesulitan mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat dan bosan dengan tugas-tugas yang rutin.

c. Memiliki kreatifitas antara lain bersifat ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul-usul terhadap suatau masalah.

d. Memiliki ciri kepribadian antara lain disenangi oleh teman sekolah dipilih menjadi pemimpin dapat bekerjasama, dapat mempengaruhi teman, banyak inisiatif dan percaya pada diri sendiri.

Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan tentang karakteristik siswa potensial antara lain:

1. Kemauan belajar tinggi dan berpikir kritis 2. Kreatif dan aktif dalam kegiatan pembelajaran

3. Bertanggungjawab dalam tugas dan mampu bekerja mandiri 4. Prestasi belajar tinggi


(42)

Beberapa potensi diatas dapat menimbulkan akibat negatif dalam kegiatan pembelajaran, antara lain siswa potensial akan mendominasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga kurang memberi kesempatan siswa yang lain. Siswa yang potensinya rendah semakin kurang mendapat kesempatan dan peran dalam kegiatan pembelajaran bahkan dapat menurunkan kepercayaan diri. Akan tetapi, apabila siswa potensial diposisikan pada posisi yang tepat merupakan modal yang baik untuk terlaksananya pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa. Berdasarkan pernyataan diatas maka siswa potensial perlu diberdayakan dalam bentuk pemberian peningkatan peran pada proses pembelajaran. Pemberdayaan siswa potensial dalam proses belajar untuk membantu meningkatkan kualitas belajar dan prestasi belajar teman-temannya di kelas.

Dalam perencanaan pembelajaran guru sebagai inisiator bagaimana faktor-faktor yang terkait dengan proses pembelajaran diberdayakan misalnya kelompok belajar dan juga keberadaan siswa potensial semua diberdayakan untuk mengoptimalkan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru sebagai fasilitator yang setiap saat memfasilitasi dinamika proses pembelajaran yang berlangsung. Apabila siswa terlibat langsung dalam aktivitas bersama teman yang lebih pandai dalam kelompok maka interaksi antar teman semakin menambah pengetahuan dan pengalaman. Setiap siswa tidak merasa takut apabila menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada teman dalam kelompok dibanding


(43)

menanyakan pada guru. Siswa saling bertukar pikiran dalam kelompok sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat antar siswa sehingga timbul ketidakkonsistenan jawaban maka kelompok akan berpikir secara bersama-sama untuk mendapatkan jawaban dan mengkontruksi pengetahuan dalam kelompok .

Peningkatan peran siswa potensial adalah usaha untuk memberikan kesempatan kepada anak yang lebih pandai untuk membantu teman lain dalam kelompok mengatasi kesulitan proses belajarnya. Pemberian kesempatan peran siswa potensial oleh guru akan memiliki dampak kepada diri siswa potensial maupun siswa yang prestasi belajarnya masih rendah.

Pengaruh pemberian peran pada siswa potensial akan meningkatkan kemampuan memimpin, percaya diri, pengakuan kemampuan oleh teman, keterampilan komunikasi, tumbuhnya rasa ikhlas berbagi, peduli kepada teman, kebiasaan belajar lebih awal karena akan membantu teman-temannya, serta sikap bertanggung jawab. Sedangkan pengaruh pemberian peran siswa potensial pada siswa yang prestasinya masih rendah antara lain mudah memahami isi bacaan, terbantu menganalisis permasalahan, terbantu dalam melaksanakan kegiatan percobaan atau eksperiemen, berlatih menarik kesimpulan, berani dan terampil bertanya, berani mempresentasikan hasil belajar, berani berpendapat, dan berani menyanggah.


(44)

Aktivitas membantu yang dapat dilakukan oleh siswa potensial kepada anggota kelompok adalah membantu memahami isi bacaan, menganalisis permasalahan, membantu dalam kegiatan percobaan atau eksperiemen, membantu menarik kesimpulan hasil belajar, membantu keterampilan bertanya, membantu kemampuan dan keberanian mempresentasikan hasil belajar, membantu kemampuan berani berpendapat, dan membantu kemampuan berani menyanggah.

Berdasarkan kenyataan kemampuan siswa di setiap kelas beragam artinya ada siswa yang potensinya tinggi dan ada siswa yang potensinya rendah. Secara umum siswa yang memiliki prestasi tinggi jumlahnya sedikit dibanding siswa yang memiliki potensi yang rendah. Berdasarkan hasil pengamatan pra penelitian jumlah siswa potensial di kelas IX C SMP Negeri 2 Wonosari berjumlah 10 siswa dari jumlah siswa anggota kelas sebanyak 29 orang.

Siswa potensial yang berjumlah 10 orang akan ditempatkan pada kelompok–kelompok kegiatan dalam proses pembelajaran. Pada siklus 1 guru membentuk kelompok dengan anggota terdiri 4 sampai 5 orang yang didalam kelompok diantaranya adalah siswa potensial. Karena jumlah siswa dikelas berjumlah 29 orang maka dibentuk 5 sampai 6 kelompok kegiatan dengan anggota kelompok secara acak. Kelompok yang terbentuk diberlakukan pada proses pembelajaran pada siklus 1. Pada proses pembelajaran siklus 1 dilakukan pegamatan aktivitas siswa dalam


(45)

kelompok dan dilakukan tes hasil belajar untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada siklus 1.

Hasil prestasi belajar siklus 1 digunakan sebagai dasar membentuk kelompok baru yang akan diberlakukan pada proses pembelajaran pada siklus 2. Pada siklus 2 siswa potensial diberikan pembekalan tersendiri sebelum proses pembelajaran siklus 2 berlangsung. Materi pembekalan kepada siswa potensial meliputi: materi ajar yang akan dipelajari, cara memimpin kelompok, cara memberdayakan anggota, cara membagi tugas dalam kelompok serta cara memberi kepercayaan kepada anggota kelompok. Proses pembelajaran siklus 2 laksanakan dan dilakukan pengamatan aktivitas serta dilakukan tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar.

5. Kemagnetan

Materi ajar dalam penelitian ini adalah kemagnetan dan induksi elektromagnetik. Tujuan mempelajari materi kemagnetan adalah membedakan benda magnet dengan benda bukan magnet dan mendemonstrasikan cara membuat magnet dan cara menghilangkan sifat kemagnetan. Adapun materi kemagnetan adalah sebagai berikut:

a. Gaya tarik magnet yang paling kuat berada pada ujung-ujungnya. Ujung magnet disebut kutub magnet.

b. Ada tiga cara membuat magnet yaitu menggosok dengan magnet tetap, induksi, dan menggunakan arus listrik.


(46)

c. Medan magnet adalah ruang di sekitar magnet yang masih memiliki pengaruh gaya tarik atau gaya tolak magnet.

d. Garis gaya magnet adalah garis-garis lengkung yang menggambarkan pola medan magnet. Garis gaya magnet keluar dari kutub utara menuju kutub selatan.

e. Kutub magnet sejenis berdekatan saling tolak-menolak dan berlawanan jenis tarik-menarik.

f. Kutub utara magnet bumi terletak di sekitar kutub selatan geografis. Adapun kutub selatan magnet bumi terletak di sekitar kutub utara geografis.

g. Sudut yang dibentuk kutub utara jarum kompas dengan arah utara selatan geografis disebut deklinasi. Adapun, sudut yang dibentuk kutub utara jarum kompas dengan arah horizontal disebut inklinasi. h. Menurut Oersted di sekitar kawat berarus listrik terdapat medan

magnet.

i. Elektromagnet adalah kumparan berarus listrik yang di dalamnya terdapat inti besi. Kekuatan elektromagnet tergantung pada kuat arus, jumlah lilitan, dan inti besi.

j. Gaya Lorentz gaya interaksi antara medan magnet dari arus listrik dan medan magnet tetap. Besarnya dapat ditulis dalam bentuk rumus: F = B x i x l

F = Gaya Lorentz (N) B = Medan magnet (T)


(47)

i = Kuat arus listrik (A) l = panjang penghantar (m)

Tujuan mempelajari materi induksi elektromagnetik adalah menjelaskan hubungan antara pergerakan garis medan magnetik dengan terjadinya GGL induksi melalui percobaan, menjelaskan prinsip kerja dinamo/generator, menjelaskan prinsip sederhana cara kerja transformator, menunjukkan hubungan antara pergeseran garis medan magnetik dengan terjadinya GGL induksi. Adapun materi induksi elektromagnetik adalah sebagai berikut:

a. Menurut Faraday, adanya perubahan medan magnet pada suatu kumparan dapat menimbulkan gaya gerak listrik.

b. Besar GGL induksi bergantung pada tiga faktor, yaitu: - Kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet - Jumlah lilitan

- Kuat medan magnet

c. Induksi elektromagnetik diterapkan pada generator, dinamo dan trafo. d. Fungsi generator atau dinamo adalah untuk mengubah energi kinetik

menjadi energi listrik.

e. Fungsi generator atau tafo adalah menaikkan atau menurunkan tegangan AC. Untuk menaikkan tegangan listrik digunakan trafo step-up, sedangkan untuk menurunkan tegangan listrik digunakan trafo step-down.


(48)

S P P S S P N N I I V V  

g. Untuk transformator yang tidak ideal berlaku rumus efisiensi

% 100 % 100 % 100 % 100            P P S S P P S S P S P S I V I N I N I N P P W W    

Vp = tegangan primer (V)

Vs = tegangan sekunder (V)

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

Ip = arus primer (A)

Is = arus sekunder (A)

η = efisiensi trafo (%) Wp = energi primer (J)

Ws = energi sekunder (J)

h. Transformator digunakan pada catu daya, adaptor, dan instalasi transmisi daya listrik jarak jauh.

i. Transmisi daya jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan yang besar dan arus yang kecil. Dengan cara ini akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam


(49)

perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.


(50)

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan analisis teori diatas dapat disajikan dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut :

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

o Peningkatan peran

siswa potensial

o Siswa potensial

bertanggungjawab keberhasilan anggota kelompok

Tindakan Siklus 1

Refleksi

Refleksi

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

o Pemberdayaan siswa

potensial

o Siswa potensial

membantu anggota kelompok

KONDISIAWAL

SISWA POTENSIAL SISWA POTENSI RENDAH - Mendominasi aktivitas

belajar

- Aktivits belajar rendah - Prestasi tinggi - Prestasi rendah

- Jumlah siswa sedikit - Jumlah siswa banyak KUALITAS BELAJAR RENDAH

PRESTASI HASIL BELAJAR RENDAH

KONDISI AKHIR

SISWA POTENSIAL SISWA POTENSIAL - Memberdayakan anggota

kelompok

- Aktivitas belajar meningkat - Prestasi tinggi - Prestasi meningkat

- Jumlah siswa sedikit - Jumlah siswa banyak KUALITAS BELAJAR TINGGI

PRESTASI HASIL BELAJAR TINGGI

Tindakan Siklus 2


(51)

C.Hipotesa

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut diatas diajukan hipotesa sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan siswa potensial dalam pembelajaran.

2. Peningkatan peran siswa potensial dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

3. Peningkatan peran siswa potensial dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan model penelitian tindakan kelas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian :

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wonosari Waktu penelitian :

Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember tahun pelajaran 2016.

C. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian :

Subyek penelitian adalah siswa kelas IX tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 18 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

Obyek penelitian :

Obyek penelitian adalah kualitas belajar dan prestasi belajar siswa pada materi pelajaran kemagnetan.


(53)

C. Rencana Tindakan

1. Observasi pra tindakan

Observasi pra tindakan merupakan proses pengamatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi awal meliputi metode pembelajaran, aktivitas belajar siswa, prestasi siswa dan potensi siswa. Informasi awal diperoleh dengan menggunakan lembar observasi pra tindakan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui metode pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, aktivitas belajar siswa adalah lembar observasi dan angket, sedangkan untuk mengetahui prestasi dan potensi siswa dapat diketahui dari nilai yang di dapatkan dari guru mata pelajaran IPA yang bersangkutan.

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Tindakan pada siklus 1 dilakukan pembelajaran kooperatif dengan kelompok belajar yang ditentukan dengan mempertimbangkan siswa yang prestasinya tinggi tersebar pada setiap kelompok. Pembelajaran dilakukan satu pertemuan (3x40 menit).

Pengumpulan data menggunakan instrumen lembar observasi pra tindakan yang dapat menjaring informasi tentang metode pembelajaran, aktivitas belajar siswa dan prestasi siswa. Adapun langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut:


(54)

1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 - 6 siswa. Pembagian kelompok ditentukan mempertimbangkan prestasi atau kemampuan siswa yang diperoleh dari observasi pra tindakan.

2) Tiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa yang berkaitan dengan pembelajaran yang direncanakan.

3) Guru melaksanakan pembelajaran.

4) Guru membimbing siswa melakukan kegiatan sesuai petunjuk kegiatan.

5) Guru melaksanakan tes hasil belajar. b. Observasi

1) Mengamati pelaksanaan pembelajaran kooperatif 2) Mengamati aktivitas siswa

3) Mengamati prestasi hasil belajar siswa c. Refleksi I

Peneliti dan guru mendiskusikan data hasil observasi dari tindakan yang sudah dilaksanakan. Hasil diskusi digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

3. Siklus II

Tindakan pada siklus II, pembelajaran kooperatif dengan kelompok belajar mempertimbangkan siswa yang prestasinya tinggi tersebar pada setiap kelompok. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, ketua


(55)

kelompok dan siswa yang prestasinya tinggi diberikan pembekalan khusus tentang materi ajar dan cara memberdayakan anggota kelompok. Disisi lain harus diperhatikan siswa yang prestasinya belum baik dengan membangun pengertian bahwa pembekalan khusus yang diberikan kepada temannya untuk menciptakan partner untuk mempermudah dalam belajar. Dan semuanya bisa mengalami peningkatan prestasi. Tindakan pada siklus 2 dilakukan pembelajaran satu pertemuan (3x 40 menit).

Adapun langkah pelaksanaan tindakan pada siklus 2 sebagai berikut :

1) Guru melakukan pembekalan kepada ketua kelompok tentang materi ajar dan cara pemberdayaan anggota kelompok diluar jam pelajaran 2) Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan kelompok

belajar seperti siklus 1 namun guru memberikan peran siswa potensial memberi kesempatan dan memberdayakan anggota kelompoknya.

3) Tiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa yang berkaitan dengan pembelajaran yang direncanakan.

4) Guru melaksanakan pembelajaran.

5) Guru membimbing siswa melakukan kegiatan sesuai petunjuk kegiatan.

6) Guru melaksanakan tes hasil belajar. b. Observasi


(56)

2) Mengamati aktivitas siswa 3) Mengamati prestasi belajar siswa

c. Refleksi

Peneliti dan guru mendiskusikan data hasil observasi dari tindakan yang sudah dilaksanakan. Hasil diskusi digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengambilan data sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan dalam penelitian ini sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang sudah di rancang sesuai dengan rencana penelitian. Adapun RPP yang telah dirancang terlampir.

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan sistematis mengenai tingkah laku atau aktivitas siswa dengan mengamati dan melihat individu atau kelompok secara langsung. Lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan pada pratindakan dan pada pembelajaran kooperatif. Pada penelitian ini, peneliti mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran


(57)

kemagnetan. Adapun lembar obsevasi aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar observasi aktivitas siswa

Jenis Aktivitas Nomor absen siswa Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst

Oral/ Lisan

Bertanya

Menjawab

Berpendapat

Menyanggah

Visual

Membaca

Memperhatikan

Mengamati

Menulis

Menulis Jawaban

Meringkas

Menulis Hasil Belajar

Motorik

Melakukan Percobaan

Melaporkan Hasil Percobaan


(58)

Jenis Aktivitas Nomor absen siswa Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst

Menganalisa

Menyimpulkan

Emosi

Antusias

Berani

Gembira

Jumlah

3. Angket

Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai instrumen pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh siswa. Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang belum diketahui. (http://id.m.wikipedia.org)

Pada penelitian ini angket sebagai instrumen pengumpul data untuk mengetahui kondisi siswa saat mengikuti proses pembelajaran di kelas contohnya mendengarkan, membaca, dan aktivitas siswa di rumah contohnya seperti kebiasaan membaca. Untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tersebut digunakan instrumen berupa angket.


(59)

Penilaian untuk tiap pilihan jawabaan yang disediakan adalah sebagai berikut:

4 = Sangat Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju

4. Perangkat tes

Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Perangkat tes ini terbagi menjadi dua yaitu tes yang digunakan pada siklus 1 dan siklus 2. Perangkat tes yang digunakan berbentuk soal uraian. Pedoman penilaian untuk soal tindakan 1 dan soal tindakan 2 adalah sebagai berikut:

% 100

x soal butir total skor

benar jawaban total

skor nilai

Adapun kisi-kisi soal yang digunakan pada soal siklus 1 dan siklus 2 adalah sebagai berikut:


(60)

Tabel 3. Format kisi-kisi soal untuk siklus 1 dan siklus 2

No Materi Indikator Sub bab yang dipelajari Kisi Soal No.

Soal 1. Kemagnetan 1. Menjelaskan konsep

medan magnet

2. Menjelaskan induksi elektromagnetik

3. Penggunaan induksi elektromagnetik dalam produk teknologi

a. Sifat kutub magnet  Bahan magnet

 Bentuk magnet dan sifat kutub magnet

 Membuat dan menghilangkan sifat kemagnetan benda  Bumi sebagai magnet

 Ditanyakan cara menyimpan magnet tetap secara benar

 Diketahui ada seseorang tersesat di hutan dan membawa silet. Ditanyakan cara mengetahui arah utara-selatan

 Diketahui 2 buah magnet satu kuat dan satunya lagi lemah. Tanpa alat bantu bagaimana mengetahui magnet yang kuat dan yang lemah

1

2


(61)

No Materi Indikator Sub bab yang dipelajari Kisi Soal No. Soal  Ditanyakan mengapa besi

mudah dijadikan magnet sementara plastik tidak

4

5

6

7 b. Medan magnet di sekitar

arus listrik

 Magnet dan listrik  Elektromagnet  Gaya lorentz

 Ditanyakan mengapa magnet jarum kompas yang didekatkan pada penghantar berarus listrik akan menyimpang

 Ditanyakan mengapa jumlah lilitan makin banyak medan magnet yang ditimbukan semakin besar

 Disajikan dua batang besi dililit kawat berarus listrik, ditanyakan kutub-kutub magnet yang terjadi


(62)

No Materi Indikator Sub bab yang dipelajari Kisi Soal No. Soal  Kawat kumparan panjangnya 5

m dialiri arus listrik sebesar 500 mA berada dalam medan magnet, ternyata besar gaya Lorentz yang ditimbulkan sebesar 20 N. Tentukan kuat medan magnetnya!

8

1 2. Induksi

magnet

a. Konsep induksi elektromagnet  Gaya gerak listrik

(GGL Induksi)  dynamo

 Ditanyakan cara yang dapat dilakukan untuk memberi tenaga mekanik dari luar agar rotor pada generator AC dapat berputar


(63)

No Materi Indikator Sub bab yang dipelajari Kisi Soal No. Soal b. Transformator (Trafo)

 Mengenal trafo  Penggunaan trafo

 Disajikan data trafo A dan B dengan nilai efisiensi berbeda. Ditanyakan trafo mana yang lebih bagus kualitasnya dan memberi penjelasannya

 Diketahui jumlah lilitan primer dan sekunder, daya pada primer dan arus pada primer. Ditanyakan tegangan dan arus sekunder

 Ditanyakan mengapa efisiensi trafo selalu kurang dari 100%

2

3


(64)

No Materi Indikator Sub bab yang dipelajari Kisi Soal No. Soal  Diketahui tegangan primer dan

sekunder, kuat arus primer dan sekunder pada trafo. Ditanyakan efisiensi trafo

 Diketahui efisiensi trafo dan energi output trafo. Ditanyakan energi input pada trafo

 Ditanyakan daya sekunder dan arus sekunder, apabila diketahui kuat arus primer, tegangan primer, dan tegangan sekunder.

 Ditanyakan pengertian: - Arus induksi

5

6

7


(65)

No Materi Indikator Sub bab yang dipelajari Kisi Soal No. Soal - ggl induksi

 Diketahui kumparan dengan jumlah lilitan tertentu,

kumparan mengalami

perubahan kenaikan fluk magnet dari nilai ke nilai tertentu dalam waktu tertentu. Ditanyakan ggl induksi yang ditimbulkan.

 Ditanyakan mengapa dalam proses transmisi energi listrik yang jarak jauh menggunakan trafo

9


(66)

5. Validitas dan reliabilitas instumen

Validitas dapat menentukan apakah suatu tes dapat mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, berguna kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Paul Suparno, 2006).

Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Azwar (2005: 176) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan salah-satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Sudjana (2004: 16) menyatakan bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran di kelas sedangkan instrumen tes digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa dibuat berdasarkan kisi-kisi pada pokok bahasan


(67)

kemagnetan. Soal yang digunakan pada siklus 1 terdiri dari 8 soal uraian dan soal yang digunakan pada siklus 2 terdiri dari 10 soal uraian.

Instrumen angket aktivitas kebiasaan belajar, soal tes prestasi belajar sebelum di gunakan dilakukan validasi dan dianalisis menggunakan program SPSS untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

a. Validasi dan reliabilitas intrumen soal

Jika hasil α hitung dibandingkan dengan α acuan = 0,05 yakni 0,632 maka item soal tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen test dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tindakan 1 No. soal α Hitung α Acuan Keterangan

1 0,778 0,632 Valid

2 0,865 0,632 Valid

3 0,558 0,632 Tidak valid

4 0,512 0,632 Tidak valid

5 0,706 0,632 Valid

6 0,896 0,632 Valid

7 0,845 0,632 Valid


(68)

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Tindakan 2 No. soal α Hitung α Acuan Keterangan

1 0,656 0,632 Valid

2 0,776 0,632 Valid

3 0,806 0,632 Valid

4 0,591 0,632 Tidak valid

5 0,846 0,632 Valid

6 0,818 0,632 Valid

7 0,733 0,632 Valid

8 0,794 0,632 Valid

9 0,376 0,632 Tidak valid

10 0,569 0,632 Tidak valid

Hasil uji reliabiltas soal tindakan 1 dan soal tindakan 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tindakan 1

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tindakan 2 Cronbach's Alpha N of Items

,782 9

Cronbach's Alpha N of Items


(69)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui nilai Alpha Cronbach instrumen soal tindakan 1 adalah 0,782 dan soal tindakan 2 adalah 0,763. Nilai ini lebih besar dari nilai kritikal pearson untuk α = 0,05 yakni 0,632. Maka instrumen soal tindakan 1 ini dinyatakan reliabel.

b. Validasi dan reliabilitas intrumen soal

Jika hasil α hitung dibandingkan dengan α acuan = 0,05 yakni 0,632 maka item soal tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen test dapat dilihat pada tabel.

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket No. soal α Hitung α Acuan Keterangan

1 0,350 0,632 Tidak valid

2 -0,021 0,632 Tidak valid

3 0,958 0,632 Valid

4 0,657 0,632 Valid

5 0,958 0,632 Valid

6 0,851 0,632 Valid

7 0,876 0,632 Valid

8 0,878 0,632 Valid

9 0,496 0,632 Tidak valid

10 0,848 0,632 Valid

11 0,857 0,632 Valid

12 0,872 0,632 Valid

13 0,860 0,632 Valid


(70)

No. soal α Hitung α Acuan Keterangan

15 0,663 0,632 Valid

16 0,804 0,632 Valid

17 0,880 0,632 Valid

18 0,675 0,632 Valid

19 0,898 0,632 Valid

20 0,843 0,632 Valid

Hasil uji reliabilitas instrumen angket adalah sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Angket

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui nilai Alpha Cronbach instrumen angket adalah 0,762. Nilai ini lebih besar dari nilai kritikal pearson untuk α = 0,05 yakni 0,632. Maka instrumen angket ini dinyatakan reliabel.

6. Metode Analisis Data

Langkah-langkah dalam menganalisis data dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Analisis lembar observasi aktivitas

Lembar observasi di analisis menggunakan deskripsi kualitatif yaitu dengan cara menganalisis peningkatan aktivitas belajar dari setiap

Cronbach's Alpha N of Items


(71)

pertemuan pada proses pembelajaran. Aktivitas yang dianalisis terdiri dari 7 kegiatan yaitu oral/lisan, visual, menulis, motorik, mental, dan emosi.

b. Analisis peningkatan prestasi belajar siswa

Menurut Yosephin Rudaranta (dalam Sudjana, 1987: 119) data hasil tes menggunakan teknik weight system, yaitu pemberian angka untuk setiap nomor soal tidaklah sama, bergantung pada tingkat kesukaran yang dimiliki oleh setiap soal.

Data nilai yang menggambarkan prestasi belajar siswa dianalisis dengan cara sebagi berikut:

1. Rata-rata hasil tes seluruh siswa

f x f

 

 

 Keterangan :

μ = Presentase ketuntasan Ʃf . x = Jumlah nilai seluruh siswa Ʃf = Jumlah seluruh siswa

2. Presentase siswa yang telah memenuhi target KKM

100   

N T

 %

Keterangan :

μ = Presentase ketuntasan ƩT = Jumlah siswa yang tuntas Ʃf = Jumlah seluruh siswa


(72)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dalam penelitian berupa informasi bersifat uraian keadaan dan data berupa angka-angka, karena data berupa informasi keadaan diperoleh dengan cara pengamatan sedangkan data berupa angka-angka diperoleh dengan cara pengukuran. Data hasil penelitian diperoleh pada tiga tahapan yaitu tahap pra tindakan, tahap tindakan 1 dan tahap tindakan 2.

Pembahasan hasil penelitian dilakukan terhadap informasi keadaan dan data yang diperoleh pada setiap tahap tindakan. Hasil pembahasan dari masing-masing tahapan dianalisis dan dihubungkan untuk mendapatkan kesimpulan diharapkan menghasilkan kesimpulan akhir sebagai hasil penelitian.

Data hasil penelitian pada penelitian ini terdiri dari data observasi pra tindakan, data hasil tindakan 1 dan data hasil tindakan 2. Sedangkan menurut jenis data terdiri data prestasi siswa, data pembelajaran kooperatif, data aktivitas siswa serta dan data aktivitas berkait kebiasaan belajar siswa.


(73)

B. Pembahasan

a. Kegiatan Pra Tindakan 1. Data Prestasi Pra Tindakan

Data prestasi belajar siswa berupa nilai rata-rata ulangan harian yang diperoleh dari guru mata pelajaran. Adapun data prestasi hasil belajar yang dimaksud disajikan pada tabel dibawah.

Tabel 10. Data Prestasi Belajar Siswa Pra Observasi

No Nama Peserta Didik Jenis kelamin Nilai

1 Aditya Ananda Admasaputra L 50

2 Agus Deni Setyawan L 65

3 Ahyar Hilmi L 40

4 Anggi Happy Pratama P 75

5 Anggi Novita Wahyuningsih P 60

6 Arlita Waranindya Apriliani P 60

7 Bima Aisyi'a Nursahid L 75

8 Candra Pradika L 55

9 Dea Ayu Nindya Asyifa P 65

10 Dise Byakti Bagaswari Apriana P 80

11 Dzaky Fauzan Abid L 65

12 Eka Putri Ayuningtyas P 70

13 Elvanda Adi Putra L 60

14 Fakhriul Musyaffa' L 85


(74)

No Nama Peserta Didik Jenis kelamin Nilai

16 Is Mia Andina P 70

17 Kuncoro Bayu Aji L 85

18 Maynanda Putri Rahmawati P 50

19 Onny Adhela Putri P 75

20 Pramita Indah Widiastuti P 60

21 Risma Rahayu P 65

22 Riyandika Aji Giyandar L 75

23 Rizky Wahyu Aji P 55

24 Setiyo Pujonggo L 75

25 Simba Eka Perfekta L 55

26 Sukma Mahardhika Parmanta P P 90

27 Suryadi L 50

28 Syahrul Efendi L 70

29 Yuliana Wulandari P 70

Rata-rata 66,37

Berdasarkan observasi hasil prestasi belajar siswa pada tahap pra tindakan diperoleh data bahwa nilai siswa kelas IX C yang mencapai nilai KKM ada 10 siswa dan nilai siswa yang belum mencapai KKM 19 siswa dari jumlah keseluruhan 29 siswa. Dari hasil analisis data prestasi nilai siswa pada tahap pra tindakan dapat


(75)

dikatakan prestasi siswa kelas IX C masih dibawah ketentuan ketuntasan yang ditentukan.

2. Data metode pembelajaran

Pengamatan pembelajaran dilakukan dengan pengamatan langsung dengan membuat catatan lapangan meliputi metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Dari observasi yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

- Metode pembelajaran ceramah

- Diperagakan oleh guru, interaksi penggaris mika menarik potongan-potongan kertas kecil

- Tidak ada pembagian kelompok

- Ada beberapa siswa aktif berupa kegiatan menjawab, bertanya, berpendapat, menyanggah yaitu siswa nomor absen 4, 7, 10, 14, 15, 17, 19, 22, dan 24

- Ada siswa dominan dalam proses pembelajaran siswa nomor absen 17, sementara masih lebih banyak siswa yang pasif dalam pembelajaran

- Siswa yang aktif bersifat individu

- Ketika ditanyakan mengapa anak-anak tidak menjawab muncul beberapa jawaban antara lain ragu-ragu, takut salah, tidak mengerti , tidak biasa, mendengarkan saja.


(76)

Dari informasi hasil pengamatan proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa dikelas terdapat potensi kekuatan :

- Ada 10 siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab dalam proses pembelajaran

- Berdasar pengamatan motivasi belajar, sebenarnya siswa tidak malas tetapi ada keraguan, takut salah dan tidak terbiasa

- Siswa kurang mendapat kesempatan peran dalam proses pembelajaran

3. Data aktivitas siswa pra tindakan

Observaasi aktivitas siswa dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi meliputi aktivitas lisan, mengamati, menulis dan antusiasme siswa selama pembelajaran. Adapun hasil observasi dapat disajikan sebagai berikut:


(77)

No Urut siswa Aktivitas belajar Be rtan y a M en jaw ab Be rp en d ap at M en y an g g ah M em b ac a M em p erh ati k an M en g am ati M en u li s jaw ab an M erin g k as M en u li s h asil b elaja r M elak u k an p erc o b aa n M elap o rk an h asil p erc o b aa n M en g an ali sa M en y imp u lk an An tu sia s Be ra n i Ge m b ira Ju m lah a k ti v it as

1 1 1 1 1 4

2 1 1 1 1 4

3 1 1 1 1 4

4 1 1 1 1 1 5

5 1 1 1 1 4

6 1 1 1 1 4


(78)

No Urut siswa Be rtan y a M en jaw ab Be rp en d ap at M en y an g g ah M em b ac a M em p erh ati k an M en g am ati M en u li s jaw ab an M erin g k as M en u li s h asil b elaja r M elak u k an p erc o b aa n M elap o rk an h asil p erc o b aa n M en g an ali sa M en y imp u lk an An tu sia s Be ra n i Ge m b ira Ju m lah a k ti v it as

8 1 1 1 1 4

9 1 1 1 1 4

10 1 1 1 1 1 5

11 1 1 1 1 4

12 1 1 1 1 4

13 1 1 1 1 4


(79)

No Urut siswa Be rtan y a M en jaw ab Be rp en d ap at M en y an g g ah M em b ac a M em p erh ati k an M en g am ati M en u li s jaw ab an M erin g k as M en u li s h asil b elaja r M elak u k an p erc o b aa n M elap o rk an h asil p erc o b aa n M en g an ali sa M en y imp u lk an An tu sia s Be ra n i Ge m b ira Ju m lah a k ti v it as

15 1 1 1 1 1 5

16 1 1 1 1 4

17 1 1 1 1 1 1 1 7

18 1 1 1 1 4

19 1 1 1 1 1 5

20 1 1 1 1 4


(80)

No Urut siswa Be rtan y a M en jaw ab Be rp en d ap at M en y an g g ah M em b ac a M em p erh ati k an M en g am ati M en u li s jaw ab an M erin g k as M en u li s h asil b elaja r M elak u k an p erc o b aa n M elap o rk an h asil p erc o b aa n M en g an ali sa M en y imp u lk an An tu sia s Be ra n i Ge m b ira Ju m lah a k ti v it as

22 1 1 1 1 1 5

23 1 1 1 1 4

24 1 1 1 1 1 1 6

25 1 1 1 1 4

26 1 1 1 1 1 5

27 1 1 1 1 4


(81)

64

Ak

ti

v

it

as b

elaja

r

Menjawab

Berpendapat

Menyanggah

Membaca

Memperhatikan

Mengamati

Menulis jawaban Meringkas

Menulis hasil belajar Melakukan

percobaan Melaporkan hasil

percobaan Menganalisa

Menyimpulkan

Antusias

Berani

Gembira Jumlah aktivitas

1

1

1

1

4

Ra

ta

-ra

ta

4

,4


(82)

Berdasarkan data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terlihat aktivitas paling banyak 7 aktivitas meliputi menjawab, berpendapat, menyanggah, menulis jawaban, antusias, berani, gembira. Aktivitas paling sedikit 4 aktivitas meliputi menulis jawaban, antusias, berani, gembira. Rata-rata aktivitas 4,4 atau 25,88%.

Selain pengamatan aktivitas siswa secara langsung menggunakan lembar observasi, peneliti menggali kebiasaan aktivitas siswa sehari-hari mengenai kebiasaan siswa beraktivitas belajar dengan menggunakan instrumen angket. (Angket terlampir).

Siswa menjawab angket dengan memilih jawaban SS (Sangat Setuju) dengan bobot 4, S (Setuju) dengan bobot 3, KS (Kurang Setuju) dengan bobot 2, TS (Tidak Setuju) dengan bobot 1. Selanjutnya tingkat aktivitas belajar sehari-hari dikelompokkan menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Aktivitas siswa tinggi pada rentang (65% -100%), aktivitas sedang pada rentang (32,5% - 64,5%), dan aktivitas siswa rendah pada rentang (0% - 31,5%). Pembagian kategori aktivitas siswa berdasarkan dari rekap skor yang diperoleh siswa kemudian dianalisis skor angket paling tinggi, rendah, dan rendah.

Berdasarkan hasil analisis hasil angket diperoleh kesimpulan bahwa tingkat belajar siswa sehari-hari adalah 64,39% pada tingkatan aktivitas belajar sedang. (Rekap hasil angket terlampir).


(1)

(2)

(3)

(4)

No Nama Peserta Didik P/L PRA.OBS 1 2 1 ADITYA ANANDA ADMASAPUTRA L 50 46.6 70.6

2 AGUS DENI SETYAWAN L 65 76.6 84.4

3 AHYAR HILMI L 40 60 70.6

4 ANGGI HAPPY PRATAMA P 75 93.3 84.4

5 ANGGI NOVITA WAHYUNINGSIH P 60 73.3 87.9 6 ARLITA WARANINDYA APRILIANI P 60 60 72.4

7 BIMA AISYI'A NURSAHID L 75 100 89.6

8 CANDRA PRADIKA L 55 73.3 72.4

9 DEA AYU NINDYA ASYIFA P 65 60 72.4

10 DISE BYAKTI BAGASWARI APRIANA P 80 80 96.5

11 DZAKY FAUZAN ABID L 65 66.6 79.3

12 EKA PUTRI AYUNINGTYAS P 70 73.3 79.3

13 ELVANDA ADI PUTRA L 60 60 79.3

14 FAKHRIUL MUSYAFFA' L 85 93.3 96.5

15 FENDYA AHSANI WIRAWAN L 75 86.6 93.1

16 IS MIA ANDINA P 70 73.3 79.3

17 KUNCORO BAYU AJI L 85 100 100

18 MAYNANDA PUTRI RAHMAWATI P 50 60 70.6

19 ONNY ADHELA PUTRI P 75 80 89.6

20 PRAMITA INDAH WIDIASTUTI P 60 73.3 84.4

21 RISMA RAHAYU P 65 73.3 79.3

22 RIYANDIKA AJI GIYANDAR L 75 80 100

23 RIZKY WAHYU AJI P 55 53.3 50

24 SETIYO PUJONGGO L 75 86.6 96.5

25 SIMBA EKA PERFEKTA L 55 76.6 82.7

26 SUKMA MAHARDHIKA PARMANTA P 90 93.3 94.8

27 SURYADI L 50 66.6 79.3

28 SYAHRUL EFENDI L 70 76.6 96.5

29 YULIANA WULANDARI P 70 76.6 82.7


(5)

Rekap Skor Per Item Soal Tindakan 2

No. Nama

Skor per item soal Skor

total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Aditya Ananda Admasaputra 1 2 8 2 5 5 5 4 5 4 70.6

2 Agus Deni Setyawan 4 3 10 5 4 4 8 4 5 2 84.4

3 Ahyar Hilmi 1 2 8 2 5 5 5 4 5 4 70.6

4 Anggi Happy Pratama 4 3 10 5 4 4 8 4 5 2 84.4

5 Anggi Novita Wahyuningsih 5 3 8 2 5 5 10 4 5 4 87.9 6 Arlita Waranindya Apriliani 2 3 5 5 5 2 10 4 2 4 72.4

7 Bima Aisyi'a Nursahid 5 4 10 5 5 5 10 4 0 4 89.6

8 Candra Pradika 2 3 5 5 5 2 10 4 2 4 72.4

9 Dea Ayu Nindya Asyifa 2 3 5 5 5 2 10 4 2 4 72.4

10 Dise Byakti Bagaswari Apriana 5 3 10 5 5 5 10 4 5 4 96.5

11 Dzaky Fauzan Abid 0 3 10 5 5 5 5 4 5 4 79.3

12 Eka Putri Ayuningtyas 4 3 10 2 4 4 8 4 5 2 79.3

13 Elvanda Adi Putra 4 3 10 2 4 4 8 4 5 2 79.3

14 Fakhriul Musyaffa' 5 3 10 5 5 5 10 4 5 4 96.5

15 Fendya Ahsani Wirawan 5 3 10 5 5 3 10 4 5 4 93.1

16 Is Mia Andina 4 3 10 2 4 4 8 4 5 2 79.3

17 Kuncoro Bayu Aji 5 5 10 5 5 5 10 4 5 4 100

18 Maynanda Putri Rahmawati 1 2 8 2 5 5 5 4 5 4 70.6

19 Onny Adhela Putri 5 4 10 5 5 5 10 4 0 4 89.6


(6)

21 Risma Rahayu 4 3 10 2 4 4 8 4 5 2 79.3 22 Riyandika Aji Giyandar 5 5 10 5 5 5 10 4 5 4 100

23 Rizky Wahyu Aji 2 3 5 2 2 1 5 2 5 2 50

24 Setiyo Pujonggo 5 3 10 5 5 5 10 4 5 4 96.5

25 Simba Eka Perfekta 2 4 10 5 5 5 8 2 5 2 82.7

26 Sukma Mahardhika Parmanta 2 5 10 5 5 5 10 4 5 4 94.8

27 Suryadi 0 3 10 5 5 5 5 4 5 4 79.3

28 Syahrul Efendi 5 3 10 5 5 5 10 4 5 4 96.5

29 Yuliana Wulandari 2 4 10 5 5 5 8 2 5 2 82.7

Jml Skor Siswa 95 94 262 118 135 123 242 110 126 96 Jml Skor Maksimal 145 145 290 145 145 145 290 116 145 116