smk12 MudahBelajarMatematika Toali
(2)
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang
MATEMATIKA
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Kelas XII
Tim Penyusun
Penulis : To’ali Ukuran Buku : 21 x 29,7
Cetakan I Tahun 2008
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007-03-30
Duiperbanyak oleh ……… 510.07
TOA TO’ALI
M Matematika : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk kelas XII/ Oleh To’ali – Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2007
vii, 206 hlm.: 29,7 cm.
Bibliografi
ISBN 979-462-816-6
(3)
iii
SAMBUTAN
Buku teks pelajaran ini merupakan salah satu dari buku teks pelajaran yang
telah dilakukan penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah
ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 46 Tahun 2007.
Buku teks pelajaran ini telah dibeli hak ciptanya oleh Departemen Pendidikan
Nasional pada tahun 2007. saya menyampaikan penghargaan tinggi kepada
para penulis buku teks pelajaran ini, yang telah berkenan mengalihkan hak
cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan
secara luas oleh para pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini dapat diunduh (
down load
), digandakan,
d
icetak, dialih mediakan, atau di fotokopi oleh masyarakat. Namun untuk
p
enggandaan yang bersifat komersial, harus memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah antara lain dengan harga eceran tertinggi.
Diharapkan buku teks pelajaran ini akan lebih mudah dijangkau masyarakat
sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia dapat memperoleh
sumber belajar yang bermutu.
Program pengalihan/pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini merupakan
satu program terobosan yang ditempuh pemerintah melalui Departemen
Pendidikan Nasional.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini agar anak didik
memperoleh kesempatan belajar dengan baik. Kepada para siswa, kami
menyampaikan selamat belajar, manfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kepada
para guru, kami menghimbau agar dapat memberdayakan buku ini
seluas-luasnya bagi keperluan pembelajaran di sekolah.
Akhir kata, saya menyampaikan Selamat Mereguk Ilmu Pengetahuan Melalui
Buku Teks Pelajaran Bermutu.
Jakarta,
25 Pebruari 2008
Kepala
Pusat
Perbukuan
(4)
(5)
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat begitu besar pada kita semua, sehingga Alhamdulillah, buku matematika SMK untuk kelas XII Kelompok Penjualan dan Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan dapat terselesaikan dengan baik.
Buku ini disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK/MAK yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 dan 23 Tahun 2006 Tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dengan pengembangannya yang mudah-mudahan dapat melengkapi pemahaman konsep-konsep dasar matematika dan dapat menggunakannya baik dalam mempelajari pelajaran yang berkaitan dengan matematika, pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Tiap bab berisi ringkasan teori yang melandasi kompetensi yang harus dipahami secara benar oleh siswa-siswi peserta didik dan disertai contoh-contoh soal yang relevan dengan teori tersebut. Soal-soal dibuat didasarkan pada teori dan sebagai latihan untuk dapat menyelesaikan uji kemampuan yang digunakan sebagai parameter atau indikator bahwa peserta diklat sudah kompeten atau belum pada materi yang dipelajarinnya.
Kami menyadari bahwa tersediannya buku-buku referensi atau sumber bacaan dari berbagai penulis dan penerbit sangat membantu penulis dalam menyajikan konsep-konsep dasar yang sesuai dengan kaidah-kaidah matematika. Dan mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat secara khusus untuk anak-anak didik di Sekolah Menengah Kejuruan dan bagi siapapun yang berkenan menggunakan buku ini.
Akhir kata “Tidak Ada Gading yang Tak Retak”, tidak ada karya manusia yang sempurna selain dari karya-Nya. Demikian pula dengan buku ini masih jauh dari apa yang kita harapkan bersama. Oleh karena itu segala kritik dan saran demi kebaikan bersama sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi atau revisi dari buku ini.
Jakarta, September 2007 Penulis
(6)
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……… ii Daftar Isi ……… iii Petunjuk Penggunaan Buku……… iv
BAB 1 Teori Peluang………..…
A. Pendahuluan.………...
B. Kompetensi Dasar...….………... B.1 Kaidah Pencacahan, Permutasi, dan Kombinasi.………..… B.2 Peluang Suatu Kejadian..………... Uji Kemampuan ………...….
1
2 2 2 19 36
BAB 2 Statistika...……….………...….
A. Pendahuluan... B. Kompetensi Dasar...….………... B.1 Pengertian Statistik, Statistika, Populasi dan Sampel... B.2 Penyajian Data ……….... B.3 Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral) ………...… B.4 Ukuran Penyebaran (Dispersi) ………...… Uji Kemampuan ………....
41
42 42 42 50 63 75 91
BAB 3 Matematika Keuangan...………...
A. Pendahuluan...………... B. Kompetensi Dasar...….………... B.1 Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk..………... B.2 Rente... B.3 Anuitas... B.3 Penyusutan Nilai Barang... Uji Kemampuan ……….... Daftar Bunga...
95
96 96 96 125 141 161 178 185
Kunci Jawaban... Glosarium... Indeks...
Daftar Pustaka ……….....
195 200 203 206
(7)
(8)
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang
MUDAH BELAJAR MATEMATIKA 3
Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Tim Penyusun
Penulis : Nuniek Avianti Agus Ukuran Buku : 21 x 28
Cetakan I Tahun 2008
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007
510.07
AGU AGUS, Nuniek Avianti
M Mudah Belajar Matematika 3: untuk kelas IX Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Oleh Nuniek Avianti Agus. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2007
vi, 138 hlm.: ilus.; 30 cm. Bibliografi : hlm. 138 Indeks. Hlm. 136-137 ISBN 979-462-818-2
(9)
SAMBUTAN
SAMBUTAN
Buku teks pelajaran ini merupakan salah satu dari buku teks pelajaran yang telah dilakukan penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007.
Buku teks pelajaran ini telah dibeli hak ciptanya oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2007. saya menyampaikan penghargaan tinggi kepada para penulis buku teks pelajaran ini, yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialih mediakan, atau di fotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial, harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah antara lain dengan harga eceran tertinggi. Diharapkan buku teks pelajaran ini akan lebih mudah dijangkau masyarakat sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia dapat memperoleh sumber belajar yang bermutu. Program pengalihan/pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini merupakan satu program terobosan yang ditempuh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini agar anak didik memperoleh kesempatan belajar dengan baik. Kepada para siswa, kami menyampaikan selamat belajar, manfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kepada para guru, kami menghimbau agar dapat memberdayakan buku ini seluas-luasnya bagi keperluan pembelajaran di sekolah.
Akhir kata, saya menyampaikan Selamat Mereguk Ilmu Pengetahuan Melalui Buku Teks Pelajaran Bermutu.
Jakarta, 25 Pebruari 2008 Kepala Pusat Perbukuan
(10)
(11)
Buku Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
ini merupakan buku penuntun untukmu dalam mempelajari matematika. Untuk membantumu
mempelajarinya, kenalilah terlebih dahulu bagian-bagian buku ini, yaitu sebagai berikut.
Gambar Pembuka Bab
Judul Bab Judul-Judul Subbab Materi Pengantar Cerdas Berpikir Rangkuman Sudut Tekno Peta Konsep Situs Matematika Problematika
Uji Kompetensi Bab
Kunci Jawaban Solusi Matematika
Uji Kompetensi Awal
Materi Pembelajaran
Contoh Soal
Plus +
Kegiatan
Tugas
Gambar, Foto, atau Ilustrasi
Uji Kompetensi Semester
Uji Kompetensi Akhir Tahun
Berisi gambaran penggunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Materi dalam buku ini disertai dengan gambar, foto, atau ilustrasi yang akan membantumu dalam memahami materi.
Setiap bab diawali oleh sebuah foto yang mengilustrasikan materi pengantar.
Berisi soal-soal yang memiliki lebih dari satu jawaban.
Berisi ringkasan materi yang telah dipelajari.
Berisi
pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pemahamanmu tentang materi yang telah dipelajari.
Disajikan sebagai sarana evaluasi untukmu setelah selesai mempelajari bab tertentu.
Berisi soal-soal untukmu sebagai persiapan menghadapi Ujian Akhir Semester.
Berisi soal-soal dari semua materi yang telah kamu pelajari selama satu tahun.
Berisi soal-soal materi prasyarat untuk memudahkanmu memahami konsep pada bab tertentu.
Berisi materi pokok yang disajikan secara sistematis dan menggunakan bahasa yang sederhana.
Berisi soal-soal yang disertai langkah-langkah cara menjawabnya.
Berisi kegiatan untuk menemukan sifat atau rumus.
Berisi tugas untuk mencari informasi, berdiskusi, dan melaporkan.
Berisi soal-soal terpilih EBTANAS, UAN, dan UN beserta pambahasannya.
Berisi soal-soal untuk mengukur pemahamanmu terhadap materi yang telah kamu pelajari pada subbab tertentu. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1
2
3
4
5
6
7
9
10
Uji Kompetensi Subbab
13
11
8
12
14
16
15
17
20
19
18
21
22
23
24
(12)
Prakata
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena buku ini akhirnya dapat diselesaikan.
Buku ini penulis hadirkan sebagai panduan bagi siswa dalam mempelajari matematika.
Saat ini, masih banyak siswa yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
membosankan. Biasanya, anggapan ini muncul karena cara penyampaian materi yang berbelit-belit dan
menggunakan bahasa yang sulit dipahami.
Setelah mempelajari materi pada buku ini, siswa diharapkan memahami materi yang disajikan.
Oleh karena itu, konsep yang disajikan pada buku Mudah Belajar Matematika untuk Kelas IX Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah ini disampaikan secara logis, sistematis, dan menggunakan
bahasa yang sederhana. Selain itu, buku ini juga memiliki tampilan yang menarik sehingga siswa tidak
merasa bosan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu terwujudnya
buku ini. Semoga buku ini berguna dan dapat dijadikan panduan dalam mempelajari matematika.
Percayalah, matematika itu mudah dan menyenangkan. Selamat belajar.
(13)
Daftar Isi
Panduan Menggunakan Buku
...
v
Prakata ...
v
i
Bab 1 Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar
... ...
1
A
. Kesebangunan Bangun Datar ... 2
B
. Kekongruenan Bangun Datar ... 8
Uji Kompetensi Bab 1 ...
14
Bab 2 Bangun Ruang Sisi Lengkung
...
17
A
. Tabung ...
18
B
. Kerucut ...
23
C
. Bola ...
28
Uji Kompetensi Bab 2 ...
35
Bab 3 Statistika
...
37
A
. Penyajian Data...
38
B
. Ukuran Pemusatan Data ... 44
C
. Ukuran Penyebaran Data... 48
Uji Kompetensi Bab 3 ...
52
Bab 4 Peluang
...
55
A
. Dasar-Dasar Peluang... 56
B
. Perhitungan Peluang ... 59
C
. Frekuensi Harapan (Pengayaan)... 63
Uji Kompetensi Bab 4 ...
67
(14)
Bab 5 Pangkat Tak Sebenarnya
...
73
A
. Bilangan Berpangkat Bulat...
74
B
. Bentuk Akar dan Pangkat Pecahan...
85
Uji Kompetensi Bab 5 ... 97
Bab 6 Pola Bilangan, Barisan, dan Deret
...
99
A
. Pola Bilangan...
100
B
. Barisan Bilangan...
107
C
. Deret Bilangan ...
114
Uji Kompetensi Bab 6 ... 124
Uji Kompetensi Semester 2 ... 126
Uji Kompetensi Akhir Tahun ... 128
Kunci Jawaban ...
131
(15)
Kesebangunan dan
Kekongruenan Bangun
Datar
Di Kelas VII, kamu telah mempelajari bangun datar segitiga dan
segiempat, seperti persegipanjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang, dan trapesium. Pada bagian ini, kamu akan mempelajari
kesebangunan dan kekongruenan bangun-bangun datar tersebut.
Pernahkah kamu memperhatikan papan catur? Setiap petak satuan
pada papan catur, baik yang berwarna hitam maupun yang berwarna
putih, memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Tahukah kamu, disebut
apakah bangun-bangun yang sama bentuk dan ukurannya? Untuk
menjawabnya, pelajarilah bab ini dengan baik.
A.
Kesebangunan
Bangun Datar
B.
Kekongruenan
Bangun Datar
1
Bab
Kesebangunan dan
1
Bab
Sumber: CD I
(16)
5. Perhatikan gambar berikut.
Jika ? P
1 = 50°, tentukan besar ?Q2, ?R3, dan
? S
4.
Sebelum mempelajari materi pada bab ini, kerjakan soal-soal berikut.
A. Kesebangunan Bangun Datar
1. Kesebangunan Bangun Datar
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kamu pernah mendengar istilah
memperbesar atau memperkecil foto. Ketika kamu memperbesar (atau
memperkecil) foto, berubahkah bentuk gambarnya? Bentuk benda pada foto
mula-mula dengan foto yang telah diperbesar adalah sama, tetapi ukurannya
berlainan dengan perbandingan yang sama. Gambar benda pada foto
mula-mula dengan foto yang telah diperbesar merupakan contoh dua bangun yang
sebangun.
Sekarang, coba kamu perhatikan Gambar 1.1 . Sebangunkah
persegi-panjang
ABCD
dengan persegipanjang
EFGH
? Pada persegipanjang
ABCD
dan persegipanjang
EFGH,
perbandingan panjangnya adalah 4 : 8 = 1 : 2.
Adapun perbandingan lebarnya adalah 2 : 4 = 1 : 2. Dengan demikian,
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian pada kedua persegipanjang tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut.
AB
EF
BC
FG
CD
GH
DA
HE
=
1
=
=
=
2
1
2
1
2
1
2
;
;
;
Kemudian, perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian pada persegipanjang
ABCD
dan persegipanjang
EFGH
. Oleh karena keduanya berbentuk
persegipanjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut yang
bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua persegi
-panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan sebanding
sedang-kan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, persegipanjang
ABCD
dan persegipanjang
EFGH
dikatakan
sebangun.
.
Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
H
E
G
F
8 cm
4 cm
D
A
C
B
4 cm
2 cm
Kesebangunan
dilambangkan dengan“ ~ “.
Keseban Keseba
Plus +
1. Jelaskan cara mengukur sudut menggunakan busur derajat.
2. Jelaskan sifat-sifat persegipanjang, persegi, layang-layang, trapesium, belah ketupat, dan segitiga. 3. Jelaskan cara membuat segitiga sama sisi. 4. Tentukan nilai a .
α
3
3 3
3 R2
Q2 P2
S2 4
4 4
4
1 1
1 1
(a)
(b)
Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut
•
memiliki perbandingan yang senilai.
Sudut-• sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut
sama besar.
Uji Kompetensi Awal
Gambar 1.1
Dua persegipanjang yang sebangun.
Buatlah tiga persegipanjang yang sebangun dengan kedua persegipanjang pada Gambar 1.1 .
(17)
Di antara gambar-gambar berikut, manakah yang sebangun?
Jawab:
a. Perhatikan persegipanjang IJKL dan persegi MNOP.
(i) Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian adalah
IJ MN
JK NO
KL OP
LI PM
= 6 = = =
2
2 2
6 2
2 2
; ; ;
Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian pada persegipanjang IJKL dan persegi
MNOP tidak sebanding.
(ii) Besar setiap sudut pada persegipanjang dan persegi adalah 90° sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada persegipanjang IJKL dan persegi MNOP
sama besar.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa persegipanjang IJKL dan persegi MNOP
tidak sebangun.
b. Perhatikan persegi MNOP dan persegi QRST.
(i) Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian adalah
MN QR
NO RS
OP ST
PM TQ
=2 = = =
6
2 6
2 6
2 6 ; ; ;
Jadi, sisi-sisi yang bersesuaian pada persegi MNOP dan persegi QRST
sebanding.
(ii) Oleh karena bangun MNOP dan QRST berbentuk persegi, besar setiap sudutnya 90˚ sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa persegi MNOP dan persegi QRST sebangun. c. Dari jawaban a telah diketahui bahwa persegipanjang IJKL tidak sebangun
dengan persegi MNOP. Dengan demikian, persegipanjang IJKL juga tidak sebangun dengan persegi QRST. Coba kamu jelaskan alasannya
L P
M
O
T
Q
S
R N
I
K
J
6 cm
6 cm
2 cm
2 cm
Perhatikan gambar berikut.
Jika kedua bangun pada gambar tersebut sebangun, tentukan panjang QR.
Jawab:
Oleh karena persegipanjang ABCD dan persegipanjang PQRS sebangun, perbandingan sisi-sisi yang bersesuaiannya sebanding.
AB QR
BC
RS QR QR
= 9 =6 = X =
2
9 2 6 3
Jadi, panjang QR adalah 3 cm.
D
A
C
B
S
P
R
Q
2 cm 6 cm
9 cm
ra gambarb
Contoh
Soal
1.1
kan gamb kan gamb
Contoh
Soal
1.2
(18)
Perhatikan pasangan-pasangan segitiga berikut ini, kemudian jawab pertanyaannya. a.
Pada kedua pasangan segitiga tersebut, perbandingan sisi-sisi yang bersesuaiannya sama. Ukurlah besar sudut-sudut yang bersesuaiannya, apakah sama besar? b.
Pasangan-pasangan segitiga tersebut memiliki sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Coba kamu ukur panjang sisi-sisinya. Apakah sisi-sisi yang bersesuaiannya memiliki perbandingan yang sama?
c.
Kegiatan
Diketahui dua jajargenjang yang sebangun seperti gambar berikut.
Tentukan nilai x.
Jawab:
Perhatikan jajargenjang ABCD.
1B = D = 120°
A = C = 180° − 120° = 60°
Oleh karena jajargenjang ABCD sebangun dengan jajargenjang EFGH, besar sudut-sudut yang bersesuaiannya sama besar. Dengan demikian, 1E =1=A = 60°.
Jadi, nilai x = 60˚
D
A
C
B
H
E
G
F 6 dm
2 dm 6 cm
9 cm
120° x
i d j j
Contoh
Soal
1.3
2. Kesebangunan pada Segitiga
Berbeda dengan bangun datar yang lain, syarat-syarat untuk membuktikan
kesebangunan pada segitiga memiliki keistimewaan tersendiri. Untuk
mengetahuinya, lakukan kegiatan berikut dengan kelompok belajarmu.
2 cm
4 cm
3 cm 5 cm
6 cm 10 cm 8 cm
3 cm
(a)
2,5 cm 37,5 cm
2 cm
3 cm
4,5 cm 3 cm
25° 25°
60° 60°
60° 60° 60°
60° 90° 90°
40°
40° 50° 50°
(a) (b)
(b)
Thales adalah seorang ahli mempelajari matematika, ilmu pengetahuan lain. Dalam matematika, ia terkenal dengan caranya mengukur tinggi piramida di Mesir dengan menggunakan prinsip kesebangunan pada segitiga.
Sumber: Matematika, Khazanah Pengetahuan Bagi Anak-anak,
1979.
Thales 624 SM–546 SM
Sekilas
Matematika
1 1 1
(19)
Di antara gambar-gambar berikut, manakah yang sebangun?
Jawab:
Oleh karena pada setiap segitiga diketahui panjang dua sisi dan besar sudut yang diapitnya, gunakan syarat kesebangunan ke-(iii), yaitu sisi-sudut-sisi.
a. Besar sudut yang diapit oleh kedua sisi sama besar, yaitu 50°. b. Perbandingan dua sisi yang bersesuaian sebagai berikut.
Untuk segitiga (a) dan (b). 3
10= 0,3 dan 6 13= 0,46 Untuk segitiga (a) dan (c).
3 5
6 10 0 6 = = ,
Untuk segitiga (b) dan (c). 10
5 2
13 10 1 3 = dan = ,
Jadi, segitiga yang sebangun adalah segitiga (a) dan (c)
50° 50°
6
3
13
10
50° 5 10
b b
Contoh
Soal
1.4
Pasangan-pasangan segitiga tersebut memiliki 2 sisi bersesuaian yang sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar. Coba kamu ukur panjang sisi-sisi yang belum diketahui. Apakah sisi-sisi tersebut memiliki perbandingan yang sama dengan sisi-sisi yang lainnya? Kemudian, ukur pula sudut-sudut yang bersesuaiannya, apakah hasilnya sama besar?
Ketiga syarat kesebangunan pada segitiga dapat digunakan untuk mencari
panjang salah satu sisi segitiga yang belum diketahui dari dua buah segitiga
yang sebangun.
Jika kamu mengerjakan kegiatan tersebut dengan benar, akan diperoleh
kesimpulan bahwa untuk memeriksa kesebangunan pada segitiga, cukup lakukan
tes pada kedua segitiga tersebut sesuai dengan unsur-unsur yang diketahui.
Unsur-Unsur yang Diketahui
Pada Segitiga
Syarat Kesebangunan
(i) Sisi-sisi-sisi (s.s.s)
(ii) Sudut-sudut-sudut (sd.sd.sd)
(iii) Sisi-sudut-sisi (s.sd.s)
Perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian sama.
Sudut-sudut yang bersesuaian sama
besar.
Dua sisi yang bersesuaian memiliki
perbandingan yang sama dan sudut
bersesuaian yang diapit sama besar.
(a) (b) (c)
Dari gambar berikut, ada berapa buah segitiga yang sebangun? Sebutkan dan jelaskan jawabanmu.
D E
C
A B
F
Problematika
Tabel1.1 Syarat kesebangunan pada segitiga(20)
Gambar berikut menunjukkan ∆ABC dengan DE sejajar BC. Jika panjang AD = 8 cm,
BD = 2 cm, dan DE = 4 cm, tentukan panjang BC.
Jawab:
Olehkarena ∆ABC sebangundengan∆ADE,
AD AD DB
DE
BC BC
+ = maka + = 8 8 2 4 8 10 4 = BC BC=4 10X =
8 5 Jadi, panjang BC adalah 5 cm
A C B D E b ik
Contoh
Soal
1.6
Contoh
Soal
1.5
Perhatikan gambar berikut.
Jika kedua segitiga pada gambar tersebut sebangun, tentukan panjang PR. Jawab:
PQ = 3 KL = 21 cm
QR = 3 LM = 30 cm
PR = 3 MK = 3 × 6 = 18 Jadi, panjang PR adalah 18 cm
P R Q 30 cm 21 cm K M L 10 cm 6 cm 7 cm
Perhatikan gambar berikut.
Panjang QT adalah ....
a. 4 cm
b. 5 cm
c. 6 cm
d. 8 cm
Jawab:
ΔQST sebangun dengan ΔQRP.
SSTT RP Q QTT QP QT QT = = + 8 12 3
8(QT + 3) = 12QT
8 QT + 24 = 12 QT 4QT = 24
QT = 6
Jadi, panjang QT adalah 6 cm. Jawaban: c
Soal UN, 2007 R S Q T 8 cm 12 cm 3 cm P
Sebuah tongkat yang tingginya 1,5 m mempunyai bayangan 1 m. Jika pada saat yang sama, bayangan sebuah tiang bendera adalah 2,5 m, tentukan tinggi tiang bendera tersebut.
Jawab :
Misalkan, DE = tinggi tongkat
BD = bayangan tongkat
AB = bayangan tiang bendera
AC = tinggi tiang bendera k
Contoh
Soal
1.7
C E B ? 1,5 m
Solusi
Matematika
R S Q T 8 cm 12 cm 3 cm P(21)
BD AB
DE
AC AC
= =
, ,
maka 1 2 5
1 5
, , AC= 2 5 1 5×
1
,
= 3 75
Jadi, panjang tiang bendera tersebut adalah 3,75 m
5. Tentukan nilai x dan y pada pasangan bangun-bangun yang sebangun-bangun berikut.
a.
b.
6. Di antara gambar-gambar berikut, manakah yang sebangun?
Kerjakanlah soal-soal berikut.
1. Manakah di antara bangun-bangun berikut yang pasti sebangun?
a. Dua jajargenjang b. Dua trapesium c. Dua persegi d. Dua lingkaran e. Dua persegipanjang 2. Perhatikan gambar berikut.
Sebangunkah persegipanjang ABCD dan persegi-panjang EFGH? Jelaskan jawabanmu.
3. Gambar-gambar berikut merupakan dua bangun yang sebangun. Tentukanlah nilai x dan y.
a.
b.
4. Deni membuat sebuah jajargenjang seperti gambar berikut.
Buatlah tiga jajargenjang yang sebangun dengan jajargenjang yang dibuat Deni.
10
4 2
x
10
5 4
10
20 y
10
6 35°
Uji Kompetensi 1.1
D
A
C
H
E
G
F 15
6 2
5
B
E
H F
G 70°
x° 70°
A C
D
B 70°
65°
S R
Q P
103°
S R
Q P
x
y
15
9
5 12
6 3
30° 30° 30°
(22)
B. Kekongruenan Bangun Datar
1. Kekongruenan Bangun Datar
Pernahkah kamu memperhatikan ubin-ubin yang dipasang di lantai kelasmu?
Ubin-ubin tersebut bentuk dan ukurannya sama. Di dalam matematika, dua
atau lebih benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama disebut
benda-benda yang kongruen. Coba kamu sebutkan benda-benda-benda-benda lain di sekitarmu yang
kongruen.
Perhatikan Gambar 1.3
Gambar 1.3: Dua bangun kongruen
A
D
B
C P
Q S
R
Dua bangun atau lebih dikatakan kongruen jika bangun-bangun tersebut
memiliki bentuk dan ukuran yang sama serta sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar.
Kongruen disebut juga sama dan sebangun, dilambangkan dengan “≅”. Kongrue
Kongru
Plus+
Gambar 1.3 menunjukkan dua bangun datar, yaitu layang-layang
ABCD
dan layang-layang
PQRS
. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada
kedua layang-layang tersebut sama besar, yaitu
AB = QR
=
AD
=
RS
dan
BC = PQ
=
CD
=
SP
. Sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua
layang-layang tersebut juga sama besar, yaitu A = R, C = P
,
B = Q, dan
D = S. Oleh karena itu, layang-layang ABCD dan layang-layang
PQRS
kongruen, ditulis layang-layang
ABCD
≅
layang-layang
PQRS
.
CD
A B
E
Pada gambar di samping, DE // AB. Jika AB = 12 cm, DE = 8 cm, dan
DC = 10 cm, tentukan panjang AC.
8. Buktikanbahwa ∆DEFsebangundengan∆GHF.
D E
7 5
12 4
F
G H
D E B
A
12 m
aliran sungai
9. Sebuah tongkat yang tingginya 2 m mempunyai bayangan 1,5 m. Jika pada saat yang sama, sebuah pohon mempunyai bayangan 30 m, tentukan tinggi pohon tersebut.
10. Seorang pemuda menghitung lebar sungai dengan menancapkan tongkat di titik B, C, D, dan E
(seperti pada gambar) sehingga DCA terletak pada satu garis. Tentukan lebar sungai tersebut.
Gambar 1.2
Sumber:Dokumentasi Penulis 7.
1 1
(23)
Perhatikan gambar berikut.
Tunjukkan bahwa kedua bangun tersebut kongruen. Jawab :
a. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada trapesium ABCD dan trapesium PQRS
sama besar, yaitu AB = PQ, BC = QR, CD = RS, dan AD = PS.
b. Sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua trapesium tersebut sama besar, yaitu
A = P = E = Q dan C = R = D = S.
Dari jawaban a dan b terbukti bahwa trapesium ABCD≅ trapesium PQRS. Perhatikan gambar berikut.
Contoh
Soal
1.9
Contoh
Soal
1.8
A E
H
D C
G F
B
Tentukan sisi-sisi yang kongruen pada bangun tersebut.
Jawab :
Syarat kekongruenan pada bangun datar adalah sama bentuk dan ukurannya. Pada balok ABCD. EFGH, sisi-sisi yang kongruen adalah
sisi
• ABCD≅ sisi EFGH
sisi
• ABFE≅ sisi CDHG
sisi
• BCGF≅ sisi ADHE
Perhatikan dua bangun datar yang kongruen berikut.
Tentukan besar E.
120° 45°
x 60°
A
D
C H
G E
F B
k d b
Contoh
Soal
1.10
Manakah pernyataan yang benar?
a. Bangun-bangun yang sebangun pasti kongruen.
b. Bangun-bangun yang kongruen pasti sebangun. Jelaskan jawabanmu.
Tugas
D R
S
Q
P A
C
B
1 1 1 1 1 1 1 1
(24)
2.
Kekongruenan Segitiga
Pada bagian ini, pembahasan bangun-bangun yang kongruen difokuskan
pada bangun segitiga. Untuk menunjukkan apakah dua segitiga kongruen
atau tidak, cukup ukur setiap sisi dan sudut pada segitiga. Kemudian,
bandingkan sisi-sisi dan sudut-sudut yang bersesuaian. Perhatikan tabel
syarat kekongruenan dua segitiga berikut.
Unsur-Unsur yang Diketahui
Pada Segitiga
Syarat Kekongruenan
(i) Sisi-sisi-sisi (s.s.s)
(ii) Sisi-sudut-sisi (s.sd.s)
(iii) Sudut-sisi-sudut (sd.s.sd) atau
Sudut-sudut-sisi (sd.sd.s)
Sisi-sisi yang bersesuaian sama
panjang.
Dua sisi yang bersesuaian sama
panjang dan satu sudut yang
diapit oleh kedua sisi tersebut
sama besar.
Dua sudut yang bersesuaian
sama besar dan satu sisi yang
bersesuaian sama panjang.
Gambar di samping merupakan gambar segitiga samasisi
STU. Jika SO tegak lurus TU dan panjang sisi-sisinya 3 cm, buktikan bahwa ∆STO
≅
∆SUO.U
O S
Jawab :
Oleh karena kedua bangun datar tersebut kongruen, sudut-sudut yang bersesuaian sudah pasti sama besar.
A = F = 45˚
C = H = 60˚
D = G = 120˚
B = E = ?
Jumlah sudut pada bangun datar ABCD = jumlah sudut pada bangun datar
EFGH = 360°.
E = 360° − ( –F + –G + –H ) = 360° − (45° +120° + 60° ) = 360° − 225° = 35° Jadi, E = 35°
Contoh
Soal
1.11
www.deking. wordpress.com www.gemari.or.id
Situs Matematika
Tabel 1.2 Syarat kekongruenan pada segitiga
1
1 1
1 1
1 1
(25)
Perhatikan dua segitiga yang kongruen berikut.
Tentukan nilai w, x, y, dan z. Jawab:
Oleh karena ∆ABC
@
∆PQR, sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu1A = Q = z = 35°
C = R = w = 65°
B = P = x = y = 180° − (35° + 65°) = 180° − 100° = 80° Jadi, w = 65°, x = y = 80°, dan z = 35°.
35° z w 65° x y A C R P Q B
Contoh
Soal
1.12
Jawab:
• ∆STO merupakan segitiga samasisi sehingga ST = TU = US = 3 cm dan – STU = – TUS = – UST = 60°.
• SO tegak lurus TU maka –SOT = –SOU = 90° dan TO = OU sehingga – OST = 180˚ − ( – STO + – TOS)
= 180˚ − (60°+ 90°) = 30° – USO = 180˚ − ( – SOU + – OUS)
= 180˚ − (90° + 60°) = 30° Oleh karena (i) – T = – U = 60° (ii) ST = US = 3 cm
(iii) – OST = – USO = 30° terbukti bahwa ∆STO
≅
∆SUOKerjakanlah soal-soal berikut.
1. Dari gambar-gambar berikut, manakah yang kongruen? D A B C x 40° 75° C A 5 cm
12 cm B
F
D
13 cm 5 cm
E
Uji Kompetensi 1.2
C A B D E G I H 4 cm 4 cm 4 cm 13 cm 13 cm 13 cm 13 cm 4 cm 4 cm L K N Q R P M O J F 75° 65° 40° 4 cm 2.
Pada gambar di atas, tentukan nilai x. 3. Perhatikan gambar berikut.
Buktikan bahwa ∆ABC
≅
∆DEF.Diketahui segitiga ABC
dengan siku-siku di B;
kongruen dengan segitiga
PQR dengan siku-siku di P.
Jika panjang BC = 8 cm dan
QR = 10 cm maka luas segitiga PQRadalah ....
a. 24 cm c. 48 cm
b. 40 cm d. 80 cm
Jawab:
Oleh karena ΔABC@ΔPQR
maka BC = PR = 8 cm. Menurut Teorema Pythagoras,
PQ= QR –PR
= 10 – 8
= 100 – 64 = 36 = 6
2 2 2 2 Luas 1 2 =1 2
PQR ×PR PQRR×
×
× ×8××6 = 24
Jadi, luas ΔPQR adalah 24 cm2.
Jawaban: a
Soal UN, 2007 A B C 8 cm Q P R 10 cm
Solusi
Matematika
1 1 1 1 1(26)
•
Dua atau lebih bangun dikatakan sebangun
jika memenuhi syarat-syarat berikut.
-
Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada
bangun-bangun tersebut mempunyai
per-bandingan yang senilai.
-
Sudut-sudut yang bersesuaian pada
bangun-bangun tersebut sama besar.
•
Syarat kesebangunan pada dua atau lebih
segitiga adalah
-
perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
senilai (s.s.s),
-
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
(sd.sd.sd), atau
-
dua sisi yang bersesuaian memiliki
per-bandingan yang sama dan sudut yang
diapit oleh kedua sisi tersebut sama besar.
Rangkuman
4.
Jika – PSR= 140° dan – SPR= 30° , tentukan besar – PRQ.
P Q
R S
T
140° 60°
P
S
Q
R
140°
5. Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar tersebut, panjang PR = (5x + 3) cm dan PS = (2x + 21) cm. Tentukan panjangPS.
•
Dua atau lebih bangun dikatakan kongruen
jika memenuhi syarat-syarat berikut.
-
Bentuk dan ukurannya sama.
-
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
•
Syarat kekongruenan dua atau lebih segitiga
adalah
-
sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang,
-
dua sisi yang bersesuaian sama panjang
dan satu sudut yang diapit oleh kedua
sisi tersebut sama besar , atau
-
dua sudut yang bersesuaian sama besar dan
satu sisi yang bersesuaian sama panjang.
Setelah mempelajari bab Kesebangunan dan Kekongruenan ini, menurutmu bagian mana yang •
paling menarik untuk dipelajari? Mengapa?
Pada bab ini, materi-materi apa saja yang belum kamu pahami dan telah kamu pahami dengan •
baik?
Kesan apa yang kamu dapat setelah mempelajari bab ini? •
(27)
Peta Konsep
Kesebangunan
dan
Kekongruenan
Bangun Datar
Kesebangunan
Bangun Datar
Bangun Datar Segitiga
Segitiga
Perbandingan sisi-sisi
t
yang bersesuaian memiliki perbandingan yang senilai
Sudut-t sudut yang bersesuaian sama besar
Perbandingan sisi-sisi yang
t
bersesuaian senilai (s.s.s)
Sudut-t sudut yang bersesuaian sama besar (sd.sd.sd)
Dua sisi yang bersesuaian
t
memiliki perbandingan yang sama dan sudut bersesuaian yang diapit sama besar (s.sd.s)
Bentuk dan ukurannya sama
t
Sudut-t sudut yang bersesuaian sama besar (sd.sd.sd)
Sisi-sisi yang bersesuaian sama
t
panjang (s.s.s)
Dua sisi yang bersesuaian sama
t
panjang dan satu sudut yang diapit sama besar (s.sd.s) Dua
t sudut yang bersesuaian sama besar dan satu sisi yang bersesuaian sama panjang (sd.sd.s)
Kekongruenan meliputi
untuk
untuk
syarat
syarat
syarat
(28)
A. Pilihlah satu jawaban yang benar.
1. Berikut adalah syarat kesebangunan pada bangun datar, kecuali ....
a. perbandingan sisi-sisi yang bersesuaiannya senilai
b. sudut-sudut yang bersesuaiannya sama besar
c. sudut-sudut yang bersesuaiannya memiliki perbandingan yang senilai
d. pernyataan (a) dan (b)
2. Perhatikan gambar dua trapesium yang sebangun berikut.
Nilai n yang memenuhi adalah ....
a. 12
b. 14
c. 16
d. 18
3. Ukuran persegipanjang yang sebangun dengan persegipanjang berukuran 4 cm × 12 cm adalah ....
a. 4 cm × 2 cm
b. 18 cm × 6 cm
c. 8 cm × 3 cm
d. 20 cm × 5 cm
4. Bangun-bangun di bawah ini pasti sebangun, kecuali ....
a. dua persegi
b. dua persegipanjang
c. dua lingkaran
d. dua segitiga samasisi
5. Perhatikan gambar berikut.
Jika ΔABC dan ΔDEF sebangun, per nyataan yang benar adalah ....
a. AC = DF
b. AB : DE = BC : EF
c. AB × AC = FD × ED
d. AC : AB = DE : DF
6. Pernyataan yang benar mengenai gambar berikut adalah ....
a. e f
a b
b
= +
b. e f
d c
d
= +
c. e f
b a
=
d. e f
c d
=
7. Perhatikan gambar berikut.
Nilai x sama dengan ....
a. 6,7 cm
b. 5,0 cm
c. 4,1 cm
d. 3,8 cm
8. Diketahui ΔPQR dengan ST sejajar PQ, PS = 6 cm, ST = 10 cm, dan RP = 15 cm. Panjang BS adalah ... cm.
a. 9 cm
b. 10 cm
c. 12 cm
d. 15 cm
9. Jika ΔDEF kongruen dengan ΔKLM, pernyataan yang benar adalah ....
a. –D = –L
b. –E = –K
c. DF = LM
d. DE = KL
B E
A D C F
e
a
d
f c
b
10 cm 6 cm
9 cm
x
6 9
12
A B 16
8
n C
D
H
E F
G
(29)
10. Pernyataandibawahiniyangbenaradalah....
a. jikasudut-sudutduasegitigasamabesar, sisi-sisiyangbersesuaiansamapanjang
b. jikasisi-sisiduasegitigasamapanjang sudut-sudut,keduasegitigaitusamabesar
c. jikaduasegitigasebangun, keduasegitiga itu kongruen
d. jika dua segitiga sebangun, sisi-sisinya sama panjang
11. Perhatikangambarberikut.
Pasangansegitigayangkongruenadalah....
a. ΔDABdanΔCAD
b. ΔCDAdanΔCBA
c. ΔABCdanΔADC
d. ΔBADdanΔCAD
12. Perhatikangambarberikut.
Nilai x + y = ....
a. 260°
b. 130°
c. 50°
d. 25°
13. Padagambarberikut,∆PQR
@
∆STU.Pernyataanyangbenaradalah....
a. –S = 50°
b. –T = 70°
c. –S = 60°
d. –U = 60° A
C
B D
14.
Padagambardiatas,besar –RSPadalah....
a. 45°
b. 40°
c. 35°
d. 30°
15. Perhatikangambarberikut.
JikapanjangAB = (6x − 31)cm,CD = (3x − 1)cm, danBC = (2x + 3)cm,panjangAD = ....
a. 29cm
b. 26cm
c. 23cm
d. 20cm
B. Kerjakanlah soal-soal berikut.
1. Buatlahtigapasangbangundataryangsebangun. Kemudian,berikanalasanjawabannya.
2. Perhatikangambarberikut.
TunjukkanbahwaΔABCsebangundenganΔCDE.
70°
R U
S
P Q T
50°
R S
P
Q 100°
45°
D
A
C
B
D
A B
x
C S 50°
50°
R
Q P
y
A B
C
E D
(30)
3. Pada gambar berikut, tentukan panjang PQ. 4. Jelaskan cara menguji kekongruenan dua segitiga dengan kata-katamu sendiri.
5. Perhatikan gambar berikut.
Tentukan nilai x, y, dan z. 85°
x
z
y R
Q P
T
S
8 cm
10 cm
(31)
vii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
A. Deskripsi Umum
Matematika SMK Kelompok Penjualan dan Akuntansi kelas XII terdiri atas 3 standar kompetensi, yaitu:
1. Standar kompetensi Teori Peluang 2. Standar kompetensi Statistika
3. Standar kompetensi Matematika Keuangan
Setelah mempelajari buku ini, kompetensi yang diharapkan adalah peserta didik dapat menerapkan konsep Teori Peluang, Konsep Statistika, dan Matematika Keuangan dalam menunjang program keahlian, yaitu program keahlian pada kelompok Penjualan dan Akuntansi.
Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan buku ini menggunakan pendekatan siswa aktif melalui metode: Pemberian tugas, diskusi pemecahan masalah serta presentasi. Guru merancang pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam membangun konsep secara mandiri ataupun bersama-sama.
B. Prasyarat Umum
Dalam mempelajari buku ini, setiap standar kompetensi yang satu dengan standar kompetensi yang lain saling berkaitan dan anda boleh mempelajari kompetensi ini tidak harus berurutan sesuai dengan daftar isi. Jadi untuk dapat mempelajari kompetensi berikutnya harus menguasai secara mendasar kompetensi sebelumnya. Standar kompetensi yang paling mendasar dan harus benar-benar dikuasai adalah standar kompetensi sistem bilangan real.
C. Petunjuk Penggunaan Buku
1. Penjelasan Bagi Peserta Didika. Bacalah buku ini secara berurutan dari kata pengantar sampai cek kemampuan, lalu pahami benar isi dari setiap babnya.
b. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam buku ini agar kompetensi anda berkembang sesuai standar.
c. Buatlah rencana belajar anda dalam mempelajari buku ini, dan konsultasikan rencana anda dengan guru.
d. Lakukan kegiatan belajar untuk memdapatkan kompetensi sesuai dengan rencana kegiatan belajar yang telah anda susun.
(32)
viii
e. Setiap mempelajari satu sub kompetensi, anda harus mulai dari menguasai pengetahuan pendukung (uraian materi), membaca rangkumannya dan mengerjakan soal latihan baik melalui bimbingan guru ataupun tugas di rumah. f. Dalam mengerjakan soal-soal latihan, anda jangan melihat kunci jawaban terlebih
dahulu, sebelum anda menyelesaikannya.
g. Diakhir kompetensi, selesaikan Uji Kemampuan untuk menghadapi tes evaluasi yang diberikan oleh guru.
2. Peranan Guru
a. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan mengenai proses belajar peserta didik.
d. Membantu peserta didik dalam menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Melaksanakan penilaian.
g. Menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
h. Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik dengan memberikan evaluasi. Pemberian evaluasi kepada siswa diharapkan diambil dari soal-soal Uji Kemampuan yang tersedia.
D. Cek Kemampuan
Untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi. Rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = ______________________ ___________ x 100 % Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90% - 100% = baik sekali
76% - 89% = baik 60% - 75% = sedang
< 60% = kurang
Jika anda mencapai tingkat penguasaan 60% ke atas, anda dapat meneruskan dengan kompetensi dasar berikutnya. Tetapi jika nilai anda di bawah 60%, anda harus mengulangi
ateri tersebut terutama yang belum dikuasai. m
(33)
Sumber: Art and Gallery
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang
9. 1 Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi
(34)
2 Matematika XII SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi
A. PENDAHULUAN
Standar Kompetensi Teori Peluang terdiri dari dua (2) Kompetensi Dasar. Pada penyajian dalam buku ini, setiap Kompetensi Dasar memuat Tujuan, Uraian materi, Rangkuman dan Latihan. Kompetensi Dasar dalam Standar Kompetensi ini adalah
Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi, dan Peluang Suatu Kejadian
Standar Kompetensi ini digunakan untuk menyelesaikan masalah–masalah peluang suatu kejadian pada kehidupan sehari-hari dalam rangka untuk menunjang program keahliannya.
Sebelum mempelajari kompetensi ini diharapkan anda telah menguasai standar kompetensi Sistem Bilangan Real terutama tentang perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan bilangan real.
Pada setiap akhir Kompetensi dasar tercantum soal latihan yang disusun dari soal-soal yang mudah sampai soal-soal-soal-soal yang sukar. Latihan soal-soal ini digunakan untuk mengukur kemampuan anda terhadap kompetensi dasar ini, artinya setelah mempelajari kompetensi dasar ini secara mandiri dengan bimbingan guru sebagai fasilitator, ukur sendiri kemampuan anda dengan mengerjakan soal-soal latihan tersebut.
Untuk melancarkan kemampuan anda supaya lebih baik dalam mengerjakan soal, disarankan semua soal dalam latihan ini dikerjakan baik di sekolah dengan bimbingan guru maupun di rumah.
Untuk mengukur standar kompetensi lulusan tiap peserta didik, di setiap akhir kompetensi dasar, guru akan memberikan evaluasi apakah anda layak atau belum layak mempelajari standar Kompetensi berikutnya. Anda dinyatakan layak jika anda dapat mengerjakan soal 60% atau lebih soal-soal evaluasi yang akan diberikan guru.
B. KOMPETENSI DASAR
B.1. Kaidah Pencacahan, Permutasi, dan Kombinasi
a. Tujuan
Setelah mempelajari uraian kompetensi dasar ini, anda dapat:
¾ Menjelaskan pengertian kaidah pencacahan, faktorial, permutasi, dan kombinasi
¾ Menentukan banyaknya cara meyelesaikan masalah dengan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi
¾ Menyelesaikan masalah dengan menggunakan kaidah pencacahan, permutasi, dan kombinasi
b. Uraian Materi
Perhitungan peluang yang sering dipopulerkan dengan istilah Probabilitas pertama kali dikenalkan oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat pada abad ke-17 melalui
(35)
3 BAB I Peluang
permainan yang lain seperti pelemparan koin, permainan kartu bridge (remi) dan permainan lainnya. Oleh karena itu, konsep peluang lahir melalui suatu permainan. Dalam perkembangannya, perhitungan peluang mendapatkan perhatian yang serius dari para ilmuwan karena mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan lainnya, seperti Ilmu fisika modern, Statistika, dan lain-lain.
1). Pengertian Kaidah Pencacahan (Caunting Slots)
Kaidah pencacahan atau Caunting Slots adalah suatu kaidah yang digunakan untuk menentukan atau menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa. Kaidah pencacahan terdiri atas :
a. Pengisian tempat yang tersedia (Filling Slots),
b. Permutasi, dan c. Kombinasi.
2). Pengisian Tempat yang Tersedia (Filling Slots)
Apabila suatu peristiwa pertama dapat dikerjakan dengan k1 cara yang berbeda,
peristiwa kedua dapat dikerjakan dengan k2 yang berbeda dan seterusnya sampai
peristiwa ke-n, maka banyaknya cara yang berbeda dari semua peristiwa tersebut adalah K, di mana :
K = k1 x k2 x . . . x kn
K sering disebut dengan istilah banyaknya tempat yang tersedia dengan aturan perkalian atau Kaidah perkalian. Untuk menentukan banyaknya tempat yang tersedia selain menggunakan aturan perkalian, juga menggunakan diagram pohon, tabel silang, dan pasangan berurutan
Contoh 1
Misalkan ada dua celana berwarna hitam dan biru serta empat baju berwarna kuning, merah, putih, dan ungu. Ada berapa banyak pasangan warna celana dan baju yang dapat dibentuk?
Jawab:
Dari masalah di atas dapat diselesaikan dengan kaidah pencacahan, banyak cara yang mungkin terjadi dari peristiwa tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan metode berikut ini:
Dengan tabel silang
Warna baju Warna celana
Kuning (k) Merah (m) Putih (p) Ungu (u) Hitam (h)
( h, k ) ( h, m ) ( h, p ) ( h, u ) Biru (b)
(36)
4 Matematika XII SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi
Dengan Diagram Pohon
Warna celana
Hitam (h)
Biru (b)
Warna baju Kuning (k) Merah (m) Putih (p) Ungu (u) Kuning (k) Merah (m) Putih (p) Ungu (u)
( h, k ) ( h, m ) ( h, p )
( h, u ) ( b, k ) ( b, m ) ( b, p ) ( b, u )
Dari tabel silang dan diagram pohon di atas tampak ada 8 macam pasangan warna celana dan baju yang dapat dibentuk, yaitu : (h,k,), (h,m), (h,p), (h,u), (b,k), (b,m), (b,p), dan (b,u),
Dengan Pasangan Terurut
Misalkan himpunan warna celana dinyatakan dengan A = {h,b} dan himpunan warna baju dinyatakan B = {k,m,p,u}. Himpunan pasangan terurut dari himpunan A dan himpunan B dapat ditulis {(h,k), (h,m), (h,p), (h,u), (b,k), (b,m), (b,p), (b,u)}. Banyak unsur dalam himpunan pasangan terurut ada 8 macam warna.
Contoh 2
Misalkan dari Semarang ke Bandung ada dua jalan dan dari Bandung ke Jakarta ada 3 jalan. Berapa banyak jalan yang dapat ditempuh untuk bepergian dari Semarang ke Jakarta melalui Bandung?
Jawab:
Dari Semarang ke Bandung ada 2 jalan dan dari Bandung ke Jakarta ada 3 jalan. Jadi, seluruhnya ada 2 x 3 = 6 jalan yang dapat ditempuh.
Contoh 3
Dari lima buah angka 0, 1, 2, 3, dan 4 hendak disusun suatu bilangan yang terdiri atas 4 angka. Berapa banyak bilangan yang dapat disusun apabila angka-angka itu tidak boleh berulang?
Jawab:
Angka pertama (sebagai ribuan) dapat dipilih dari 4 angka yaitu 1, 2, 3, dan 4. Misalnya terpilih angka 1. Karena angka-angka itu tidak boleh berulang, maka angka kedua (sebagai ratusan) dapat dipilih dari 4 angka, yaitu 0, 2, 3 dan 4. Misalnya
(37)
5 BAB I Peluang
dan 4. Misalkan yang terpilih angka 2. Angka keempat (sebagai satuan) dapat dipilih dari 2 angka, yaitu 3, dan 4. Jadi, seluruhnya ada 4 x 4 x 3 x 2 = 96 bilangan yang dapat disusun dengan angka-angka yang tidak boleh berulang.
Contoh 4
Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 akan dibentuk bilangan dengan 4 angka dan tidak boleh ada angka yang diulang.
a. Berapa banyak bilangan dapat dibentuk?
b. Berapa banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk?
c. Berapa banyak bilangan yang nilainya kurang dari 5.000 yang dapat dibentuk? d. Berapa banyak bilangan genap dan lebih besar dari 2.000 yang dapat dibentuk?
Jawab:
a. Angka ribuan ada 6 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 1. Angka ratusan ada 6 angka yang mungkin, yaitu 0, 2, 3, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 2. Angka puluhan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka satuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 0, 4, 5, dan 7. Jadi, banyak bilangan yang dapat dibentuk = 6 x 6 x 5 x 4 = 720 angka.
b. Bilangan ganjil apabila angka satuannya merupakan angka ganjil.
Angka satuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 3, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 1. Angka ribuan ada 5 angka yang mungkin yaitu 2, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 2. Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin yaitu 0, 4, 5, dan 7. Jadi, banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk = 4 x 5 x 5 x 4 = 400 angka.
c. Bilangan yang kurang dari 5.000, maka:
Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 3, dan 4. Misalkan terpilih angka 1. Angka ratusan ada 6 angka yang mungkin yaitu 0, 2, 3, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 2. Angka puluhan ada 5 angka yang mungkin yaitu 0, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka satuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 0, 4, 5, dan 7. Jadi, banyak bilangan dapat dibentuk = 4 x 6 x 5 x 4 = 480 angka.
d. Bilangan genap apabila satuannya merupakan angka genap, yaitu 0, 2 atau 4. Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya 0, maka:
Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 2. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 4, 5, dan 7. Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya 2, maka:
Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 1, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 0. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 4, 5, dan 7. Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya 4, maka:
Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 2, 3, 5, dan 7. Misal terpilih angka 3.
(38)
6 Matematika XII SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi
Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 1, 2, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 0. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 5, dan 7.
Jadi, banyak bilangan genap dan lebih besar dari 2.000 yang dapat dibentuk adalah = (4 x 5 x 4) + (4 x 5 x 4) + (4 x 5 x 4) = 240 angka.
3). Pengertian dan Notasi Faktorial
n faktorial adalah hasil kali bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan n. Notasi dari n faktorial dilambangkan dengan n ! (dibaca : “n faktorial”) n ! = 1 . 2 . 3 . . . (n – 2) . (n – 1) . n
Contoh 5
Tentukanlah nilai dari 0!
Jawab:
Dari definisi faktorial : n ! = 1 . 2 . 3 .…. (n – 2) . (n – 1) . n . . . 1), (n – 1) ! = 1 . 2 . 3 .…. (n – 2) . (n – 1) . . . 2). Jika persamaan 2) kita substitusikan ke persamaan 1), maka akan diperoleh: n ! = (n – 1) ! . n atau n =
! ) 1 n ( ! n
− . Jika n = 1 maka akan diperoleh kesamaan:
1 = ! ) 1 1 ( ! 1
− atau 1 = 0! ! 1
, Jadi, 0! = 1! = 1
Contoh 6
Hitunglah nilai dari:
a. 5! b.
! 4 ! 7 c . ! 4 . ! 6 ! 10 Jawab:
a. 5! = 1 . 2 . 3 . 4 . 5 = 120 b. ! 4 ! 7 = 4 . 3 . 2 . 1 7 . 6 . 5 . 4 . 3 . 2 . 1
= 5 . 6 . 7 = 210. c. ! 4 . ! 6 ! 10 = 4 . 3 . 2 . 1 . ! 6 10 . 9 . 8 . 7 . ! 6 = 210. Contoh 7
Tulislah dengan notasi faktorial: a. 12 . 11 . 10 . 9 1
b. n.(n – 1).(n – 2) … (n – 8) c.
4 3 2 1 ) 3 n ).( 2 n ).( 1 n .( n ⋅ ⋅ ⋅ − − − Jawab: a. 12 . 11 . 10 . 9 1 = 12 . 11 . 10 . 9 . 8 ... 3 . 2 . 1 8 ... 3 . 2 . 1 = ! 12 ! 8
b. n.(n – 1).(n – 2) … (n – 8) =
1 2. . 9)...3 (n 1 . 2 . 9)...3 (n 8). (n 2) (n . ) 1 n .( n − − − … − − = ! 9) (n ! n −
(39)
7 BAB I Peluang
c. 4 3 2 1 ) 3 n ).( 2 n ).( 1 n .( n ⋅ ⋅ ⋅ − − − = 1 . 2 . 3 )... 5 n ).( 4 n .( 4 3 2 1 1 . 2 . 3 )... 5 n ).( 4 n ).( 3 n ).( 2 n ).( 1 n .( n − − ⋅ ⋅ ⋅ − − − − − = ! 4) !.(n 4 ! n − Contoh 8
Sederhanakanlah bentuk :
)! 1 n ( )! 1 n ( − +
, untuk n
≥
1Jawab: )! 1 n ( )! 1 n ( − + = )! 1 n ( )! 1 n .( n ). 1 n ( − − +
= (n + 1) . n = n2 + n
Contoh 9
Hitunglah n dari:
)! 3 n ( )! 1 n ( − − = 30. Jawab: )! 3 n ( )! 1 n ( − − = 30 )! 3 n ( )! 3 n ).( 2 n ).( 1 n ( − − − − = 30 (n – 1).(n – 2) = 30 n2 – 3n + 2 – 30 = 0 n2 – 3n – 28 = 0 (n – 7)(n + 4) = 0
n = 7 atau n = -4 (tidak memenuhi)
1. Dalam suatu penelitian akan ditanam 4 jenis padi (p1, p2, p3, p4) pada 5 petak
sawah yang berbeda (s1, s2, s3, s4, s5)
a. Buatlah diagram pohon dan tabel silang pada penelitian itu!
b. Berapa macam cara penanaman 4 jenis padi di 5 petak sawah yang berbeda? 2. Dari kota A ke Kota B ada 5 jalan yang dapat dilalui. Dari Kota B ke Kota C ada 7
jalan yang dapat dilalui. Dengan berapa cara seseorang dapat pergi: a. Dari Kota A ke C melalui B?
b. Dari Kota A ke C melalui B dan kembali lagi ke A melalui B?
c. Dari Kota A ke C melalui B dan kembali lagi ke A melalui B tetapi jalan yang ditempuh pada waktu kembali tidak boleh sama dengan jalan yang dilalui ketika berangkat?
3. Berapa banyak lambang bilangan dapat dibentuk dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6:
a. Jika bilangan tersebut terdiri dari 3 angka dan ada angka yang sama? b. Jika bilangan tersebut terdiri dari 4 angka yang berlainan dan genap?
(40)
8 Matematika XII SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi
4. Berapa banyak pasang pakaian yang dapat dipakai seorang siswa apabila ia mempunyai 6 celana dan 8 kemeja?
5. Dari angka 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dibuat bilangan yang terdiri atas 4 angka yang berbeda. Berapakah banyaknya bilangan yang dapat disusun apabila bilangan itu kurang dari 5000 dan tanpa pengulangan?
6. Pengurus suatu organisasi terdiri dari 4 orang, yaitu seorang ketua, seorang sekretaris, seorang bendahara, dan seorang pembantu umum. Untuk jabatan ketua ada 5 calon, untuk sekretaris ada 7 calon, untuk bendahara ada 4 calon, dan untuk pembantu umum ada 3 calon. Jika dalam susunan pengurus itu tidak boleh seorang pun yang dicalonkan pada 2 jabatan atau lebih. Dengan berapa cara susunan pengurus itu dapat dibentuk?
7. Untuk mengikuti lomba KEMAMPUAN MIPA di tingkat Kabupaten, akan dipilih wakil untuk pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi. Masing-masing untuk 1 pelajaran ditempatkan seorang wakil. Bila untuk matematika tersedia 8 calon, Fisika 5 calon, Kimia 6 calon, dan Biologi 4 calon. Ada berapa cara pemilihan pasangan dapat dilakukan?
8. Berapa banyaknya huruf dapat dibentuk dari kata SHOLAT, apabila : a. Huruf terakhir adalah konsonan?
b. Huruf terakhir adalah huruf A?
9. Berapakah banyaknya bilangan antara 500 dan 900 yang dapat disusun dari angka 2, 3, 4, 5, dan 6, jika pada penyusunan bilangan itu tidak boleh ada pengulangan angka?
10. Delapan orang terdiri atas 2 pria dan 6 wanita. Mereka mendapatkan 8 kursi sebaris ketika menonton pertunjukan. Jika pria harus menempati di ujung-ujung kursi, ada berapa cara mereka duduk?
11. Dari kotak A, B, dan C berturut turut berisi 5 bola merah, 6 bola kuning, dan 4 bola hijau. Seorang mengambil sebuah bola dari masing masing kotak sehingga mendapat 3 bola yang berlainan warna. Berapa cara agar mendapatkan 3 bola yang berlainan warna tersebut?
12. Seorang karyawan dalam bertugas setiap harinya melewati 4 gedung. Dari gedung 1 ke gedung 2 ada 5 jalan, dari gedung 2 ke gedung 4 ada 6 jalan, dari gedung 1 ke gedung 3 ada 5 jalan, dari gedung 3 ke gedung 4 ada 2 jalan, namun dari gedung 2 ke gedung 3 tidak ada jalan. Setelah sampai dari gedung 4 orang tersebut kembali ke gedung 1 melalui gedung 3 atau gedung 2. Ada berapa cara orang tersebut untuk keluar dari gedung tempat dia bekerja?
a. Jika waktu pulang boleh melalui jalan yang sama.
b. Ketika pulang tidak boleh melalui jalan yang sudah dilewati.
13. Dari angka-angka 0, 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 9 akan disusun suatu bilangan puluhan ribu. Berapa banyaknya bilangan yang dapat disusun apabila bilangan tersebut: a. Merupakan bilangan yang habis dibagi 10 dan angka tidak berulang?
(41)
9 BAB I Peluang
14. Nyatakan dengan notasi faktorial:
a. 10 . 9 . 8 c.
4 . 3 . 2 . 1 6 . 7 . 8
b. p.(p – 1).(p – 2).(p – 3) d. (k+2).(k + 1).k.(k – 1).(k – 2) 15. Seseorang akan pergi dari kota A ke kota F seperti gambar di bawah ini:
Ada berapa jalan yang mungkin di lalui dari kota A ke kota F tersebut? 16. Hitunglah:
a. 7! d.
! 2 !. 15 ! 17 g. )! 3 20 ( ! 20 −
b. 10! e.
! 3 !. 2 ! 5 !. 4 h. ! 98 ! 100 c. ! 5 ! 8 f. ! 2 !. 2 ! 5 . ! 4 . ! 3 i. )! 2 10 ( ! 10 − 17. Sederhanakan: a. )! 3 n ( )! 1 n ( + − c. )! 2 n ( )! 1 n ( + − b. )! 2 n ( )! 1 n ( + − = )! 1 n ( )! 3 n ( 3 + − d. )! 4 n ( )! 2 n ( − − = ! 3 ! 5
18. Hitunglah n dari: a. ! n ! ) 2 n ( +
= 42 d.
! ) 1 n !.( 2 ! ) 1 n ( − + = ! ) 2 n ( ! n − b. ! ) 2 n ( ! n
− = (n 3)! ! ) 1 n .( 2 − −
; n
≥
3 e.! ) 2 n ( ! n = 6 −
(42)
10 Matematika XII SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi 4). Pengertian Permutasi
a). Permutasi dari unsur-unsur yang berbeda
Misalkan dari empat huruf yang berbeda A, B, C, dan D akan disusun : a. Satu huruf, maka diperoleh susunan huruf A, B, C, dan D.
Jumlahnya susunan ada 4 kemungkinan =
1 . 2 . 3 1 . 2 . 3 . 4 = ! 3 ! 4 = ! ) 1 4 ( ! 4 −
b. Dua huruf yang berbeda, maka diperoleh susunan: AB, BA, AC, CA, AD, DA, BC, CB, BD, DB, CD, dan DC. Jumlah susunan ada 12 = 4.3 =
1 . 2 1 . 2 . 3 . 4 = ! 2 ! 4 = ! ) 2 4 ( ! 4 − c. Tiga huruf yang berbeda, maka dengan menggunakan aturan perkalian, yaitu
huruf pertama dapat ditempati 4 huruf yang tersedia, huruf kedua dapat ditempati 3 huruf sisa yang tersedia, dan huruf ketiga dapat ditempati dua 2 huruf sisa yang tersedia. Jumlah susunan ada 24 = 4 . 3 . 2 =
! 1 ! 4 = ! ) 3 4 ( ! 4 −
d. Empat huruf yang berbeda, maka dengan menggunakan aturan perkalian diperoleh jumlah susunan sebanyak 24 = 4 . 3 . 2 . 1 =
! ) 4 4 ( ! 4 ! 0 ! 4 − =
Dari ilustrasi di atas, maka jika jumlah objek ada n, akan disusun k objek yang berbeda dengan k < n diperoleh jumlah susunan:
n.(n – 1).(n – 2) . . . (n – k + 1) =
1 . 2 . 3 . . . ) 1 k n ).( k n ( 1 . 2 . 3 . . . ) 1 k n ).( k n ).( 1 k n ( . . . ) 2 n ).( 1 n .( n − − − − − − + − − − = ! ) k n ( ! n −
Susunan k objek yang berbeda dari n objek yang tersedia di mana k < n sering di dipopulerkan dengan istilah Permutasi k objek yang berbeda dari n objek yang tersedia.
Banyak permutasi k objek dari n objek di tulis nPk, atau Pkn dapat dirumuskan :
)! k n ( ! n Pk
n = −
Contoh 9
Berapa banyak permutasi 2 huruf yang diambil dari huruf-huruf A, B, C, D, dan E.
Jawab:
• Sebagai huruf pertama dalam susunan itu dapat dipilih dari 5 huruf yang tersedia, yaitu A, B, C, D, atau E. Misalkan terpilih huruf A.
• Setelah huruf pertama dipilih, ada 4 huruf untuk memilih huruf ke dua, yaitu B, C, D, dan E. Berdasarkan kaidah perkalian, banyak susunan seluruhnya adalah = 5 x 4 = 20.
Dengan menggunakan permutasi, berarti permutasi 2 objek dari 5 objek yang tersedia:
)! 2 5 ( ! 5 P2
5 = − =
1 . 2 . 3 1 . 2 . 3 . 4 . 5
= 5 . 4 = 20.
(43)
11 BAB I Peluang
Contoh 10
Berapa banyak susunan yang terdiri atas 4 huruf yang di ambil dari huruf-huruf T, O, S, E, R, B, dan A?
Jawab:
Banyaknya susunan huruf-huruf itu adalah permutasi 4 huruf berbeda yang diambil dari 7 huruf yang tersedia adalah:
)! 4 7 ( ! 7 P4
7 = − =
1 . 2 . 3 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7
= 7 . 6 . 5 . 4 = 840.
Contoh 11
Hitunglah nilai dari 6P6! Jawab: ! 0 ! 6 )! 6 6 ( ! 6 P6 6 = −
= = 6! = 6 . 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 720.
b). Permutasi yang memuat beberapa unsur yang sama
Banyaknya permutasi nP n di mana ada a objek yang sama, b objek yang sama, dan seterusnya adalah P, maka nilai P:
. . . ! b . ! a ! n P = Contoh 12
Carilah banyak permutasi berikut ini:
a. 5 objek yang memuat 3 objek yang sama
b. 10 objek memuat 2 objek yang sama, 4 objek lainnya sama dan 3 objek lainnya lagi sama. Jawab: a. ! 3 ! 5
P= =
3 . 2 . 1 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 20. b. ! 3 !. 4 . ! 2 ! 10
P= =
3 . 2 . 1 !. 4 . 2 . 1 10 . 9 . 8 . 7 . 6 . 5 !. 4
= 12.600.
Contoh 13
Berapa banyak susunan huruf yang berbeda yang dibentuk dari huruf-huruf
MATEMATIKA ?
Jawab:
Pada kata “ MATEMATIKA “ terdapat 10 huruf dengan 2 huruf M, 3 huruf A, dan 2 huruf T. Jika banyak susunan yang diminta adalah P, maka:
! 2 . ! 3 . ! 2 ! 10
P = =
2 . 1 . 2 . 1 . ! 3 10 . 9 . 8 . 7 . 6 . 5 . 4 . !
(44)
12 Matematika XII SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Contoh 14
Dari 10 kelereng, 5 berwarna merah, 3 berwarna hitam dan 2 berwarna putih. Berapa banyak cara untuk menyusun kelereng tersebut berdampingan?
Jawab: ! 2 !. 3 . ! 5
! 10
P = =
2 . 1 . 3 . 2 . 1 !. 5
10 . 9 . 8 . 7 . 6 !. 5
= 2.520.
c). Permutasi Siklik
Jika ada 2 objek duduk melingkar, maka banyak susunan ada 1 = (2 – 1)!, yaitu:
Jika ada 3 objek duduk melingkar, maka banyak susunan ada 2 = (3 – 1)!, yaitu:
Jika ada 4 objek duduk melingkar, maka banyak susunan ada 6 = (4 – 1)!, yaitu:
Dari ilustrasi di atas, maka:
Jika ada n objek duduk melingkar, maka banyak susunan yang terjadi ada (n – 1)! Sehingga diperoleh definisi:
Jika ada n objek yang berbeda dan disusun dalam bentuk siklik, maka banyaknya susunan yang terjadi (permutasi siklik atau P siklik) adalah:
P siklik = (n – 1)!
Contoh 15
Dari 8 peserta konferensi akan menempati kursi pada meja bundar, berapa macam susunan posisi duduk yang dapat terjadi?
Jawab:
Banyak objek n = 8, maka banyak permutasi sikliknya: P siklik = (8 –1)! = 7! = 5.040.
Contoh 16
Dari 8 anggota Karang Taruna dimana Hanif, Nisa, dan Azzam ada di dalamnya, akan duduk mengelilingi meja bundar. Ada berapa susunan yang terjadi, jika:
a. Semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih tempat duduk b. Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan
(45)
13 BAB I Peluang
Jawab:
a. Jika semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih, maka banyak susunan siklik = (8 – 1)! = 5.040.
b. Jika Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan, maka mereka bertiga dianggap satu objek dalam susunan siklik. Jumlah objek dalam susunan siklik tinggal 6 objek, maka banyak susunan siklik = (6 – 1)! = 120. Namun Hanif, Nisa, dan Azzam dapat bertukar tempat sebanyak 3! = 6.
Jadi, susunan siklik dimana Hanif, Nisa, dan Azzam duduk berdampingan adalah = 120 x 6 = 720.
c. Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh bertiganya duduk berdampingan = 5.040 – 720 = 4.320.
5). Pengertian Kombinasi
Misalkan dari empat huruf yang berbeda A, B, C, dan D akan disusun: a. Satu huruf, maka diperoleh huruf A, B, C, dan D. Jumlahnya ada 4 =
! 1 !. ) 1 4 (
! 4 −
b. Dua huruf dengan urutan tidak diperhatikan, maka diperoleh susunan: AB = BA, AC = CA, AD = DA, BC = CB, BD = DB, dan CD = DC. Jumlah susunan ada 6 =
! 2 !. ) 2 4 (
! 4 −
c. Tiga huruf dengan urutan tidak diperhatikan, maka diperoleh susunan: ABC, ABD, BCD, dan ACD. Jumlah susunan ada 4 =
! 3 !. ) 3 4 (
! 4 −
d. Empat huruf dengan urutan tidak diperhatikan, maka diperoleh susunan hanya 1, yaitu ABCD, 1 =
! 4 !. ) 4 4 (
! 4 −
Dari ilustrasi di atas, maka jika jumlah objek ada n, akan disusun k objek dengan urutan tidak diperhatikan, dan k < n diperoleh jumlah susunan =
! k !. ) k n (
! n
− .
Susunan k objek dengan urutan tidak diperhatikan dari n objek yang tersedia di mana k < n sering dipopulerkan dengan istilah Kombinasi k objek dari n objek yang tersedia. Banyaknya kombinasi k objek dari n objek di tulis n C k, atau dan dapat di
rumuskan:
n k
C
! k )!. k n (
! n Ck
(46)
14 Matematika XII SMK Kelompok: Penjualan dan Akuntansi Contoh 17
Tentukanlah nilai kombinasi di bawah ini:
a.4C2 b. 12 C7 c.
2 12 2 7 2 5 C C . C Jawab:
a. 4 C2 =
! 2 )!. 2 4 ( ! 4
− = 1.2.1.2 4 . 3 . 2 . 1
= 6
.
b. 12 C7 =
5 . 4 . 3 . 2 . 1 !. 7 12 . 11 . 10 . 9 . 8 !. 7 ! 7 !. 5 ! 12 ! 7 )!. 7 12 ( ! 12 = =
− = 792.
c. 4 12 2 7 2 5 C C . C = 33 14 495 210 4 . 3 . 2 . 1 12 . 11 . 10 . 9 2 . 1 . 2 . 1 7 . 6 . 5 . 4 4 . 3 . 2 . 1 !. 8 12 . 11 . 10 . 9 !. 8 2 . 1 !. 5 . 2 . 1 !. 3 7 . 6 !. 5 . 5 . 4 . ! 3 ! 4 !. 8 ! 12 ! 2 !. 5 ! 7 . ! 2 !. 3 ! 5 = = = = . Contoh 18
Carilah nilai n dari persamaan (n + 1) C 3 = 4 . n C 2 Jawab:
(n + 1) C 3 = 4 . n C 2
! 2 . ! ) 2 n ( ! n . 4 ! 3 )!. 3 1 n ( ! ) 1 n ( − = − + + 2 ! n . 4 6 ! n . ) 1 n ( + = ! 2 . ! ) 2 n ( ! n . 4 6 )!. 2 n ( ! ) 1 n ( − = − + 2 6 ) 1 n ( = + 2 ! n . 4 6 ! ) 1 n
( + = n + 1 = 12 ⇔ n = 11.
Catatan:
Perbedaan permutasi dan kombinasi dalam menyelesaikan soal-soal verbal:
• Soal verbal diselesaikan dengan permutasi, jika urutan unsur dibalik bernilai berbeda atau unsur dalam soal tersebut memiliki status.
• Soal verbal diselesaikan dengan kombinasi, jika urutan unsur dibalik bernilai sama atau unsur dalam soal tersebut tidak memiliki status.
Contoh 19
a. Dari 12 orang anggota Karang Taruna akan dipilih 3 orang sebagai petugas ronda. Ada berapa susunan petugas ronda yang dapat dibentuk?
b. Dari 35 siswa akan dipilih 3 siswa sebagai ketua kelas, bendahara, dan sekretaris. Ada berapa susunan pengurus kelas yang dapat dibentuk?
c. Suatu rapat dihadiri oleh 10 orang anggota. Pada kesempatan ini dipilih 3 orang untuk berbicara. Berapa banyak cara untuk memilih ketiga orang tersebut?
d. Pada sebuah tes seorang peserta hanya diwajibkan mengerjakan 6 dari 10 soal yang diberikan. Berapa jenis pilihan soal yang mungkin untuk dikerjakan?
e. Berapa banyak bilangan yang terdiri dari 3 angka dapat disusun dari angka 4, 5, 6, 7, dan 8 tanpa pengulangan?
f. Berapa macam susunan pengurus RT yang terdiri atas ketua, sekretaris, dan bendahara dari 8 calon pengurus?
(47)
15 BAB I Peluang
Jawab:
a. Objek tidak punya status atau urutan objek dibalik sama, maka menyelesaikannya dengan menggunakan kombinasi:
12 C3 =
3 . 2 . 1 !. 9 12 . 11 . 10 !. 9 ! 3 !. 9 ! 12 ! 3 )!. 3 12 ( !
12 = =
− = 220.
b. Objek memiliki status yaitu sebagai ketua, sekretaris dan bendahara. Penyelesaiannya dengan menggunakan permutasi:
35 P 3 =
! 32 35 . 34 . 33 !. 32 ! 32 ! 35 )! 3 35 ( !
35 = =
− = 39.270.
c. Objek tidak punya status atau urutan objek dibalik sama, maka menyelesaikannya dengan menggunakan kombinasi:
10 C3 =
3 . 2 . 1 !. 7 10 . 9 . 8 !. 7 ! 3 !. 7 ! 10 ! 3 )!. 3 10 ( !
10 = =
− = 120.
d. Urutan objek dibalik sama, maka menyelesaikannya dengan menggunakan kombinasi:
10C6 =
4 . 3 . 2 . 1 !. 6 10 . 9 . 8 . 7 !. 6 ! 6 !. 4 ! 10 ! 6 )!. 6 10 ( !
10 = =
− = 210.
e. Urutan objek dibalik tidak sama, maka menyelesaikannya dengan menggunakan permutasi:
5 P3 =
2 . 1 5 . 4 . 3 . 2 . 1 ! 2 ! 5 )! 3 5 ( ! 5 = =
− = 60.
f. Objek memiliki status, yaitu sebagai ketua, sekretaris, dan bendahara. Penyelesaiannya dengan menggunakan permutasi:
8
P
3=
! 5 8 . 7 . 6 !. 5 ! 5 ! 8 )! 3 8 ( ! 8 = =
−
= 336.
Contoh 20
Dari suatu kotak terdapat 20 bola dimana 8 warnanya merah, 7 warnanya putih, dan sisanya berwarna hitam. Jika diambil 4 bola dari kotak tersebut, berapa banyak cara untuk mendapatkan warna:
a. Dua merah dan dua putih? b. Semuanya hitam?
c. Paling sedikit dua merah?
Jawab:
a. Mengambil 2 merah dari 8 merah sebanyak 8C2 cara dan mengambil 2 putih dari 7
putih sebanyak 7C2 cara. Banyaknya cara untuk mendapatkan 2 merah, dan dua
putih adalah : 8C2 x 7C2 = = =
2 7 . 6 x 2 8 . 7 ! 2 !. 5 ! 7 x ! 2 !. 6 ! 8 588. b. Mengambil 4 hitam dari 5 hitam sebanyak 5C4 cara = =
! 1 . ! 4 ! 5 5.
(1)
204
Matematika XII KelompokPenjualan dan Akuntansi
Interview ...46J
Jam kerja... 176 Jangkauan ... 77, 85, 88, 91, 92, 96 kuartil ... 77, 85, 88, 91, 92, 96
K
Kaidah pencacahan...2, 3 Kejadian
bersyarat... 2, 19, 20, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 42 majemuk ... 2, 19, 20, 25, 28, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 42 saling bebas ... 2, 19, 20, 25, 28, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 42 saling lepas ... 2, 19, 20, 25, 28, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 42 Koefisien variasi ...90, 91, 92, 93 Kombinasi ...2, 3, 13, 14, 17 Komplemen...25 Kontinu...45 Kuartil...77, 83, 84, 85, 91, 92, 94 Kuesioner...46
M
Mean ... 65, 73 Median ... 72, 73, 74, 95, 96 Modus ...70, 71, 74, 96
N
Nilai
akhir96, 97, 106, 107, 108, 113, 115, 116, 117, 118, 121, 124, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 146, 149, 154, 155, 156, 157, 162, 163, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 178, 180, 181, 182, 183, 184, 185, 186, 188
sisa .96, 97, 106, 107, 108, 113, 115, 116, 117, 118, 121, 124, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 146, 149, 154, 155, 156, 157, 162, 163, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 178, 180, 181, 182, 183, 184, 185, 186, 188
tunai96, 97, 106, 107, 108, 113, 115, 116, 117, 118, 121, 124, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 146, 149, 154, 155, 156, 157, 162, 163, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 178, 180, 181, 182, 183, 184, 185, 186, 188
O
Obligasi ... 159 Ogive...62
P
Pascal ...3, 23 Peluang ... 2, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 33, 37, 38, 39, 40, 41
(2)
205
Indeks
Pembagi tetap...109, 110, 112, 121, 124 Penyusutan ...96, 165, 166, 173, 176, 178, 179 Permutasi ... 2, 3, 10, 11, 12, 16, 17 siklik ... 2, 3, 10, 11, 12, 16, 17 Persen ... 98, 99, 100, 120, 184 di atas seratus ... 98, 99, 100, 120, 184 di bawah seratus... 98, 99, 100, 120, 184 sebanding... 98, 99, 100, 120, 184 seukuran ... 98, 99, 100, 120, 184 Persentil ... 77, 87, 88 Populasi ... 42, 48
R
Rente
kekal ... 96, 126, 127, 128, 130, 132, 134, 135, 137, 139, 142, 186 postnumerando... 96, 126, 127, 128, 130, 132, 134, 135, 137, 139, 142, 186 pranumerando ... 96, 126, 127, 128, 130, 132, 134, 135, 137, 139, 142, 186 Ruang sampel ...19, 20, 32, 34
S
Saldo menurun... 169 Sampel ... 42, 48 Simpangan
baku ... 68, 69, 77, 78, 79, 81, 82, 85, 89, 91, 93, 97 kuartil ... 68, 69, 77, 78, 79, 81, 82, 85, 89, 91, 93, 97 Statistika...42, 43, 44, 48, 64
T
Tabel distribusi...56, 58, 84, 95 Tepi
atas ...58, 71, 73, 74, 78, 84, 91 bawah ...58, 71, 73, 74, 78, 84, 91
U
Ukuran pemusatan ... 42, 64, 65, 76, 77 Umur manfaat...166, 168, 169, 179, 180
(3)
(4)
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Alders, C.J. 1987.
Ilmu Aljabar.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Anton, Howard. 1988.
Aljabar Linear Elementer.
Jakarta: Erlangga.
Ayres, Frank. Jr. 1972.
Calculus 2 edition, Schum Outline Series:
Mc. Graw Hill London,
Book Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1976.
Matematika 8.
Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1976.
Matematika 11.
Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003.
Kurikulum SMA dan MA.
Jakarta.
Holiger, Siegbert.
Matematika Teknik untuk Kejuruan Logam.
Jakarta: Katalis.
Ilman, M. Oetjoep. Gunawan dkk. 1968.
Aljabar dan Ilmu Ukur Analitik.
Jakarta:
Widjaya.
Purcell, Edwin J. Varberg Dole. 1999.
Kalkulus dan Geometri Analitis.
Jakarta: Erlangga.
Sadler. A.J. 1999.
Introductory Calculus Second Edition
. Australia: Sadler Family
Trust.
Sadler, A.J. 1999.
Geometry and Trigonometry.
Australia: Sadler Family Trust.
Spiegel, Murray R. 1993.
Matematika Dasar.
Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Alders, C.J. 1987.
Ilmu Aljabar.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Anton, Howard. 1988.
Aljabar Linear Elementer.
Jakarta: Erlangga.
Ayres, Frank. Jr. 1972.
Calculus 2 edition, Schum Outline Series:
:
Mc. Graw Hill Londo
n,
Book Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1976.
Matematika 8.
Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1976.
Matematika 11.
Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003.
Kurikulum SMA dan MA.
Jakarta.
Holiger, Siegbert.
Matematika Teknik untuk Kejuruan Logam.
Jakarta: Katalis.
Ilman, M. Oetjoep. Gunawan dkk. 1968.
Aljabar dan Ilmu Ukur Analitik.
Jakarta
a:
Widjaya.
Purcell, Edwin J. Varberg Dole. 1999.
Kalkulus dan Geometri Analitis.
Jakarta: Erlangga
a.
Sadler. A.J. 1999.
Introductory Calculus Second Edition
n
. Australia: Sadler Fami
ily
Trust.
Sadler, A.J. 1999.
Geometry and Trigonometry.
Australia: Sadler Family Trust.
Spiegel, Murray R. 1993.
Matematika Dasar.
Jakarta: Erlangga.
(6)