Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMK Kristen Salatiga T1 162007032 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran Melakukan Prosedur Administrasi yang ada di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran Semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Program Keahlian Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat kelas X.3 Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMK Kristen Salatiga.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang secara bersiklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan/ observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil penelitian ini meliputi aktivitas dan hasil belajar


(2)

siswa. Hasil dari aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan/observasi yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil belajar diperoleh dari hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan dan hasil tes setelah tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes pada pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat setelah menggunakan model pembelajaran CTL. Selain itu terdapat hasil pengamatan aktivitas siswa dalam kesiapan menerima pelajaran, pengamatan aktivitas guru dan tanggapan siswa terhadap proses pembalajaran CTL. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan selama dua jam pelajaran dan pertemuan kedua selama dua jam pelajaran. Setiap satu jam pelajaran adalah empat puluh lima menit. Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat diperoleh data sebagai berikut :

4.1.1.Hasil Penelitian Siklus I a.Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses pembelajaran mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi program keahlian Administrasi Perkantoran kelas X.3 semester 1 di SMK Kristen Salatiga sebelum tindakan kelas dilakukan. Tindakan pemecahan masalah yang dianggap tepat yaitu


(3)

dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakaan model pembelajaran CTL.

b.Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran CTL yang telah direncanakan. Tiap siklus peneliti melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model CTL. Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru mengabsen, mengecek kesiapan siswa, memberi apersepsi, motivasi. Model pembelajaran CTL masih jarang diterapkan sehingga guru di SMK Kristen Salatiga lebih berkonsentrasi pada kegiatan inti. Guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran CTL. Guru menyampaikan sedikit penjelasan tentang surat bisnis dan aneka macam surat bisnis. Guru berusaha mengajak tanya jawab dengan siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran. Guru menyampaikan perangkat yang dibutuhkan dalam pembelajaran CTL. Guru memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang akan didiskusikan. Setelah itu guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran CTL dan dilanjutkan dengan pembentukan kelompok belajar.


(4)

Kegiatan inti dalam pembelajaran ini yaitu guru membagi siswa menjadi 8 kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru (lampiran 3, halaman 89). Setelah membagi kelompok, guru membagikan lembar studi kasus serta contoh surat permintaan penawaran kepada masing-masing kelompok (lampiran 7, halaman 96). Siswa diminta untuk mencari tahu tentang surat permintaan penawaran dan mempelajari isi surat permintaan penawaran. Siswa diminta membadingkan contoh surat permintaan penawaran tersebut dengan surat permintaan penawaran yang telah mereka peroleh dari instansi atau toko terdekat. Siswa diminta untuk mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari (dalam arti penerapan teori yang ada di buku panduan dengan surat yang mereka dapatkan dari instansi/toko).


(5)

Guru membantu jalannya diskusi kelompok sebagai fasilitator dan motivator. Setelah selesai berdiskusi siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.

Kegiatan akhir dalam pembelajaran ini, guru menjelaskan tentang langkah-langkah presentasi hasil diskusi kelompok sesuai dengan model pembelajaran CTL. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi di akhir pertemuan. Selain itu guru juga memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua guru mengabsen siswa, memberikan apersepsi, motivasi, tujuan pembelajaran, dan menyampaikan kembali langkah-langkah jalannya presentasi sesuai dengan pembelajaran CTL. Kemudian diskusi dimulai urut dari kelompok 1 yang kemudian dilanjutkan dengan kelompok berikutnya sampai selesai.


(6)

Saat presentasi, ada 6 siswa dari kelompok lain yang menanggapi dan 4 siswa yang bertanya tentang apa yang dipresentasikan oleh setiap kelompok. Guru menjadi fasilitator dan motivator pada saat jalannya diskusi dan memberikan penilaian keaktifan masing-masing siswa.

Setelah presentasi hasil diskusi selesai, siswa dipersilahkan kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru membantu siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi dan presentasi siswa. Setelah itu guru memberikan lembar soal tes (lampiran 10, halaman 110).

Gambar 3. Diskusi kelompok

Gambar 5. Guru sebagai fasilitator Gambar 4. Presentasi kelompok


(7)

c. Pengamatan (Observing)

Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran CTL yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran model CTL pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

a. Observasi Tentang Aktivitas Kesiapan Belajar Siswa Dalam Menerima Pelajaran

Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kristen Salatiga dalam menerima pelajaran dapat dilihat (lampiran 13, halaman 116) ada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 92,47 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 7,53 % belum siap menerima materi pelajaran. Hal ini

Gambar 6. Kondisi kelas saat tes individu Siklus I berlangsung


(8)

disebabkan karena ada tujuh siswa yang tidak membawa buku paket. Pertemuan kedua dapat dilihat bahwa sebesar 100 % siswa telah siap menerima materi pelajaran.

b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran CTL

Data hasil observasi aktivitas siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kristen Salatiga digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I (lampiran 14, halaman 117) sebesar 83,16 %.

Pertemuan kedua, di awal pelajaran guru mengabsen siswa, memberikan motivasi dan apresepsi, kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok menanggapi hasil diskusi kelompok lain serta mengajukan pertanyaan dan memberi pendapat.

Kegiatan dalam kelompok belajar, kelompok satu, dua, tiga, lima, tujuh, dan delapan sudah mulai bisa menerima rekan kerja, walaupun masih terlihat tiga siswa yang masih kurang bisa menerima rekan kerjanya. Terlihat mereka saling berdiskusi dan sudah dapat


(9)

membagi tugas saat mengerjakan. Kelompok empat dan enam belum bisa bekerja sama dan berdiskusi dengan baik. Pembagian tugas masih belum dilakukan oleh ketiga kelompok ini. Jadi mereka hanya mengandalkan dua anggota kelompok saja untuk mengerjakan tugas tersebut. Hal ini menjadikan tugas yang dikerjakan mendapatkan nilai yang paling rendah.

Hasil diskusi siswa, nilai tertinggi dicapai oleh kelompok dua dengan nilai 95. Kelompok delapan memperoleh nilai 90, kelompok lima memperoleh nilai 85, kelompok tiga dan tujuh memperoleh nilai 80, kelompok satu memperoleh nilai 77, kelompok empat memperoleh nilai 70 , dan kelompok enam memperoleh nilai 60.


(10)

Akhir kegiatan guru mengadakan tes individu. Kegiatan tes individu berjalan dengan baik. Saat sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang dialami selama tes, siswa mau mengungkapkan kesulitannya. Walaupun ada beberapa siswa yang belum berani saat mengungkapkan kesulitannya.

c. Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan hasil belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi perkantoran di SMK Kristen Salatiga sebelum diterapkannya model pembelajaran CTL yaitu sebesar 19,35 %, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 51,7 % (lampiran 16, halaman 121).

Siswa yang tuntas sebelum tindakan sebesar 6 siswa dan setelah tindakan pada siklus I siswa tuntas


(11)

menjadi 15 siswa. Siswa yang belum tuntas dikarenakan kurang menguasai materi.

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Kristen Salatiga selama proses pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menanyakan pada siswa mengenai jenis-jenis surat bisnis. Namun pada kegiatan awal ini guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kurang membimbing dan mendukung siswa bekerja dalam kelompok sehingga kondisi kelas ramai karena banyak pertanyaan yang belum dijawab oleh guru. Hal ini mengakibatkan 12 siswa pasif dalam diskusi kelompok. Hanya 20 siswa saja yang terlihat aktif dalam diskusi, sementara yang lainnya hanya diam saja dan masih banyak yang mengobrol. Kegiatan guru memberi arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar diskusi siswa belum optimal, guru juga belum secara optimal memantau secara langsung pada setiap kelompok, karena masih terdapat 6 siswa yang tidak bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi di


(12)

akhir pertemuan tentang materi yang sudah dipelajari melalui model pembelajaran CTL.

Pertemuan kedua, guru menjelaskan jalannya presentasi kelompok. Kemudian guru membimbing dan menjadi fasilitator dalam kegiatan presentasi. Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari kerjasama antar kelompok, keaktifan siswa dalam menyampaikan hasil diskusi, dan menerima masukan/pertanyaan/sanggahan dari kelompok lain masing-masing mendapatkan nilai 4. Pada sesi ini siswa menjadi aktif, sehingga suasana kelas aktif. Guru memberi arahan dan bimbingan, serta memantau jalannya kegiatan presentasi.

Di akhir kegiatan guru membagi lembar tes individu. Saat tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes individu. Setelah tes guru memberikan sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi siswa selama mengerjakan tes.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah baik yaitu sebesar 81,18 % (lampiran 15, halaman 119). Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang optimal.


(13)

d.Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga menunjukkan nilai sebesar 83,16 %. Hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong sudah baik dengan menunjukkan nilai sebesar 81,18 %. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan guru menjelaskan model pembelajaran CTL, membentuk kelompok belajar serta memberikan studi kasus yang telah dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga telah melakukan refleksi di akhir pembelajaran.

Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam penelitian. Tujuan tersebut yaitu hasil ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar 51,7 %. Hasil tersebut masih di bawah kriteria keberhasilan belajar, sehingga pada siklus II perlu ditingkatkan lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan harus ditingkatkan lagi pada siklus II, yaitu :


(14)

2. Suasana kelas belum terkendali, karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan selama pembelajaran.

3. Siswa dan guru mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran timbal balik karena belum terbiasa.

4. Kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 5. Siswa masih kurang menerima rekan dalam bekerja.

4.1.2.Hasil Penelitian Siklus II a.Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat pada refleksi siklus I. Persiapan perbaikannya antara lain sebagai berikut:

1. Penyampaian tujuan pembelajaran

Upaya perbaikan pada tujuan pembelajaran ini yaitu guru sebagai pengajar supaya mempersiapkan skenario pembelajaran dengan baik. Jadi kegiatan awal, inti dan akhir dapat berjalan dengan baik.

2. Penyampaian langkah-langkah CTL

Upaya perbaikan pada penyampaian langkah-langkah CTL adalah dengan memperjelas penyampaian langka-langkah pembelajaran CTL. Dengan adanya kejelasan langkah-langkah


(15)

pembelajaran CTL tersebut, siswa lebih mengerti apa yang harus mereka lakukan.

3. Hasil belajar

Upaya perbaikan ketuntasan hasil belajar yaitu guru memberikan pengarahan supaya semua siswa lebih berkonsentrasi dan menyimak semua arahan dari guru. Dengan adanya pengarahan tersebut proses pembelajaran akan berjalan efektif dan siswa dapat menguasai materi yang diajarkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

b.Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pertemuan pertama guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi SMK Kristen Salatiga melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran CTL yang telah disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada pertemuan pertama ini, kegiatan awal guru mengabsen, mengecek kesiapan siswa, memberi apersepsi, dan motivasi.


(16)

Kesiapan guru dalam pembelajaran CTL sudah baik. Hal ini dilihat dari guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan sedikit penjelasan tentang surat penawaran. Guru berusaha mengajak tanya jawab dengan siswa sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran CTL dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok diskusi seperti pada siklus I.

Pertemuan pertama siklus II ini siswa terlihat adanya kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dengan siswa dapat mengkondisikan dalam bentuk kelompok, kesiapan siswa dalam membawa buku pelajaran dan materi yang akan dibahas pada pertemuan ini.

Kegiatan inti dalam pembelajaran ini dimulai dengan meminta siswa untuk berbaur sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Siklus II ini, siswa lebih tertib karena sudah memahami model pembelajaran CTL, dan telah siap dengan materi yang akan diberikan. Langkah berikutnya

Gambar 11. Jalannya diskusi kelompok Gambar 10. Pembagian kelompok


(17)

adalah guru memberikan lembar diskusi kelompok (lampiran 17, halaman 123) untuk dibahas oleh masing-masing kelompok. Guru membantu jalannya diskusi kelompok sebagai fasilitator dan motivator. Setelah selesai berdiskusi siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.

Kegiatan akhir dalam pembelajaran ini, guru menjelaskan tentang langkah-langkah presentasi hasil diskusi kelompok. Selain itu guru juga memberitahukan kepada siswa untuk belajar agar siap menerima tes pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua guru mengabsen siswa, memberikan apersepsi, motivasi, tujuan pembelajaran, dan menyampaikan kembali langkah-langkah jalannya presentasi. Kemudian diskusi dimulai urut dari kelompok 1 yang kemudian dilanjutkan dengan kelompok berikutnya sampai selesai.


(18)

Saat presentasi, ada 8 siswa menanggapi hasil presentasi dan 8 siswa dari kelompok lain bertanya tentang hasil diskusi yang telah dipresentasikan serta ada 7 siswa yang aktif dengan ikut membantu memberikan jawaban dari pertanyaan siswa lain. Guru menjadi fasilitator dan motivator pada saat jalannya diskusi dan memberikan penilaian keaktifan masing-masing siswa. Setelah presentasi hasil diskusi selesai, siswa dipersilahkan kembali ke tempat duduk masing-masing. Setelah presentasi selesai guru membantu siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari melalui diskusi dan persentasi tersebut. Kegiatan akhir dari pertemuan ini guru memberikan lembar soal tes (lampiran 19, halaman 130) yang kemudian dikerjakan oleh siswa dengan tertib.


(19)

c. Pengamatan (Observing)

Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran model pembelajaran CTL yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran model CTL pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran.

Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga dalam menerima pelajaran dapat dilihat (lampiran 22, halaman 134) pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 100 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat melalui semua siswa membawa buku paket, alat tulis dan


(20)

lain sebagainya. Pertemuan kedua kesiapan siswa menerima pelajaran dapat dilihat bahwa sebesar 100 % siswa siap menerima materi pelajaran. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari siklus I sebesar 92,47 % dan pada siklus II meningkat menjadi 100 %.

b. Observasi mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran CTL

Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga (lampiran 23, halaman 135) dalam kegiatan pembelajaran CTL telah mencapai 84,21 % sedangkan yang kurang aktif tinggal 15,79 % karena takut dan minder dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengemukakan pendapat. Siswa mampu bekerja sama dalam diskusi dan mengerjakan tugas kelompok.

Tiap kelompok sudah ada peningkatan dalam berkelompok dan berdiskusi. mereka sudah bisa membagi tugas dengan baik. Kerja sama antar anggota kelompok sudah terlihat baik.


(21)

Hasil diskusi siswa, kelompok lima dan empat memperoleh nilai 100, kelompok dua dan delapan memperoleh nilai 95. Kelompok satu, tiga, enam, dan tujuh memperoleh nilai 90 dikarenakan kurang teliti dalam menulis surat penawaran.

Pertemuan kedua, diawal pelajaran guru mengabsen siswa, memberikan motivasi dan apresepsi. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok menanggapi hasil diskusi kelompok lain serta mengajukan pertanyaan dan memberi pendapat. Presentasi dapat berjalan dengan lancar dan suasana kelas menjadi aktif. Setelah selesai presentasi, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan guru membagikan soal tes individu. Tes individu berjalan dengan baik. Hal ini berarti ada


(22)

peningkatan pada siklus II setelah siswa diberikan motivasi tentang pentingnya berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran CTL.

c. Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran CTL yaitu sebesar 19,35 %, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100 % (lampiran 25, halaman 139). Siswa yang tuntas sebelum tindakan sebesar 6 siswa dan setelah tindakan pada siklus II siswa tuntas menjadi 30 siswa.

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi SMK Kristen Salatiga selama proses pembelajaran. Siklus II pertemuan pertama guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal,


(23)

guru menanyakan pada siswa mengenai surat penawaran. Awal kegiatan ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran mendapatkan poin 4. Guru membimbing dan mendukung siswa bekerja dalam kelompok sehingga kondisi kelas dapat terkendali. Siswa terlihat aktif dalam diskusi, hanya ada 4 siswa yang masih diam saja dalam jalannya diskusi. Kegiatan guru memberi arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar diskusi siswa mendapatkan nilai 5, guru juga memantau secara langsung pada setiap kelompok, sehingga siswa bekerja sama dalam kegiatan kelompok.

Pertemuan kedua, guru menjelaskan jalannya presentasi kelompok. Kemudian guru membimbing dan menjadi fasilitator dalam kegiatan presentasi. Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari kerjasama antar kelompok, keaktifan siswa dalam menyampaikan hasil diskusi, dan menerima masukan / pertanyaan / sanggahan dari kelompok lain masing-masing mendapatkan nilai 5. Pada sesi ini siswa menjadi aktif, sehingga suasana kelas aktif. Guru memberi arahan dan bimbingan, serta memantau jalannya kegiatan.

Di akhir kegiatan guru membagi lembar tes individu. Saat tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes individu. Setelah tes selesai, guru memberikan sesi tanya


(24)

jawab mengenai kesulitan yang dihadapi siswa selama mengerjakan tes.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus II sudah baik yaitu sebesar 96,47 % (lampiran 24, halaman 137). Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.

3) Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan model pembelajaran CTL.

Hasil angket tanggapan siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga yang diperoleh (lampiran 26, halaman 141), 27 siswa menyatakan suka dengan pembelajaran CTL. Mereka merasa tertarik, dapat belajar lebih baik, dan lebih memahami materi yang diajarkan. 28 siswa juga menyatakan hasil belajar mereka dapat lebih baik karena dapat berdiskusi dengan teman dan termotivasi untuk belajar.

d.Refleksi (Reflecting)

Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga sudah menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 84,21 %. Sementara aktivitas guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi SMK Kristen Salatiga juga menunjukkan adanya


(25)

peningkatan yaitu sebesar 96,47 %. Baik aktivitas siswa maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 100 %. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan 75 %.

4.2.Rangkuman Hasil Penelitian

Tabel 4.2

Hasil Penelitian Dari PraSiklus Sampai Dengan Siklus II Kelas X.3 Proli Administrasi Perkantoran

SMK Kristen Salatiga Tahapan Diskripsi

Sebelum tindakan

Kondisi awal subyek menunjukan bahwa guru Administrasi Perkantoran di SMK Kristen Salatiga masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Siswa masih tergantung pada penjelasan guru saja dalam PBM tanpa memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan ICT yang tersedia di sekolah. Ada 11 siswa yang terlihat tidak mendengarkan penjelasan guru. Ketika guru mengajukan pertanyaan hanya 7 siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Guru tidak memberikan studi kasus dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan pembelajaran sehingga pembelajaran terpusat pada buku paket.


(26)

Di dalam pembelajaran, tidak terbentuk kelompok belajar sebagai wadah untuk mengemukakan pendapat, diskusi serta tanya jawab antar siswa sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. Guru tidak melakukan refleksi di akhir pertemuan sehingga guru tidak dapat mengetahui kekurangan dalam pemberajaran dan tidak bisa memperbaikinya. Ada 25 siswa masih memperoleh nilai ulangan harian di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan yaitu 70.

Siklus I

Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses pembelajaran mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi program keahlian Administrasi Perkantoran kelas X.3 semester 1 di SMK Kristen Salatiga sebelum tindakan kelas dilakukan. Tindakan pemecahan masalah yang dianggap tepat yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakaan model pembelajaran CTL.

Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tiap siklus peneliti melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dalam bentuk RPP pembelajaran CTL. Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran


(27)

CTL masih jarang diterapkan sehingga guru di SMK Kristen Salatiga lebih berkonsentrasi pada kegiatan inti.

Pertemuan kedua guru sudah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan RPP.

Pengamatan Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran model CTL yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran model CTL pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

d. Observasi Tentang Aktivitas Kesiapan Belajar Siswa Dalam Menerima Pelajaran.

Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi perkantoran di SMK Kristen Salatiga dalam menerima pelajaran pada siklus I pertemuan pertama sebesar 92,47 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 7,53 % belum siap menerima materi pelajaran. Pertemuan kedua dapat dilihat bahwa sebesar 100 % siswa telah siap menerima materi pelajaran.

e. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran CTL.


(28)

Hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kristen Salatiga pada siklus I sebesar 83,16%.

f. Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan hasil belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Kristen Salatiga sebelum diterapkannya model pembelajaran CTL yaitu sebesar 19,35 %, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 51,7 %.

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah baik yaitu sebesar 81,18 %. Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.

Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga menunjukkan nilai sebesar 83,16 %. Hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong dengan menunjukkan nilai sebesar 81,18%. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran


(29)

dengan baik. Namun, guru masih kurang dalam melaksanakan langkah CTL.

Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam penelitian yaitu hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar 51,7 %. Hasil tersebut masih di bawah kriteria keberhasilan belajar, sehingga pada siklus II perlu ditingkatkan lagi.

Siklus II

Perencanaan Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dilihat pada refleksi siklus I.

Pelaksanaan Pada tahap ini guru melaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran CTL yang telah disusun dalam bentuk RPP.

Pengamatan Tahap ini, pelaksanaan penerapan model pembelajaran CTL yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran model CTL, pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

a Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran.


(30)

Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga dalam menerima pelajaran pada siklus II pertemuan pertama sebesar 100 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Pertemuan kedua kesiapan siswa menerima pelajaran sebesar 100 % siswa siap menerima materi pelajaran. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II ini dibandingkan siklus I.

b Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran CTL.

Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga dalam kegiatan pembelajaran CTL telah mencapai 84,21 % sedangkan siswa yang kurang aktif tinggal 15,79 % karena takut dan minder dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengemukakan pendapat.

c Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran CTL yaitu sebesar 19,35 %, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 100 %. Siswa yang tuntas sebelum tindakan sebesar 6 siswa dan setelah tindakan pada siklus II siswa tuntas menjadi 30


(31)

siswa.

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus II sudah baik yaitu sebesar 96,47 %. Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.

Refleksi Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga sudah menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 84,21 %. Sementara aktivitas guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi SMK Kristen Salatiga juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 96,47%. Baik aktivitas siswa maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 100 %. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan 75 %.


(32)

4.3.Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada setiap siklusnya. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa. Proses pembelajaran guru harus dapat menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam PBM yang disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Dengan hal tersebut maka tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar siswa yang tinggi sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas.

Tujuan pembelajaran akan tercapai bila guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat soal. Sejauhmana tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dapat diketahui melalui hasil belajar siswa. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasikan permasalahan. Guru juga mempersiapkan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP).

Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil pokok bahasan Melakukan Surat-menyurat. Materi pembelajaran ini mengenai surat permintaan penawaran dan surat penawaran.


(33)

Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 program keahlian administrasi perkantoran SMK Kristen Salatiga mata pelajaran melakukan prosedur administrasi menunjukan bahwa masih ada 25 siswa yang nilai ulangan hariannya masih berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum) yang telah ditatapkan yaitu 70, serta kurangnya perhatian dan

aktivitas siswa saat kegiatan PBM berlangsung. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Menurut Elaini B. Johnson (2010:57) :

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.

Dari pengertian tersebut maka model pembelajaran CTL dapat diterapkan pada mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat-menyurat. Pernyataan ini dapat dibuktikan melalui hasil penelitian menggunakan model pembelajaran CTL yang telah dilakukan melalui 2 siklus. Selama pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada materi Melakukan Surat- menyurat dari pra siklus ke siklus I dan pra siklus II ke siklus II terjadi perubahan dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Perubahan ini dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan siswa dari siklus I ke


(34)

siklus II mengalami peningkatan. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 83,16%. Sedangkan hasil aktivitas siswa siklus II sebesar 84,21 %.

Selain itu, perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar sebelum diterapkannya model pembelajaran CTL dengan hasil ketuntasan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran CTL. Nilai awal yang diperoleh dari hasil ulangan harian dijadikan dasar ukuran perhitungan ketuntasan hasil belajar tiap siklus. Materi tiap-tiap siklus merupakan materi baru. Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,41 dan ketuntasan belajar sebesar 51,7 %. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I sebanyak 14 siswa atau 48,3 %. Ketidaktuntasan hasil belajar individu dikarenakan kurang menguasai materi. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 93,86 dan ketuntasan belajar sebesar 100 %.

Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang telah dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 75 %. Hal ini berarti, dengan diterapkannya model pembelajaran CTL aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 81,18 % dan pada siklus II sebesar 96,47 %. Dari data tersebut menunjukkan adanya kenaikan kinerja guru dari siklus I dan siklus II.


(35)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan keunggulan model pembelajaran CTL yang diterapkan dalam mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan prosedur administrasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat menyurat menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengaitkan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi melakukan surat menyurat itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

2. Pembelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat menyurat menjadi lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena model pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana siswa diarahkan untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

3. Model pembelajaran CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat menyurat.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta


(36)

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal. Penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi program keahlian Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat-menyurat kelas X Semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 di SMK Kristen Salatiga.


(1)

siswa.

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus II sudah baik yaitu sebesar 96,47 %. Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.

Refleksi Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga sudah menunjukkan hasil baik yaitu sebesar 84,21 %. Sementara aktivitas guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi SMK Kristen Salatiga juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 96,47%. Baik aktivitas siswa maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 100 %. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan 75 %.


(2)

4.3.Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada setiap siklusnya. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa. Proses pembelajaran guru harus dapat menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam PBM yang disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Dengan hal tersebut maka tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar siswa yang tinggi sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas.

Tujuan pembelajaran akan tercapai bila guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat soal. Sejauhmana tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dapat diketahui melalui hasil belajar siswa. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasikan permasalahan. Guru juga mempersiapkan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP).

Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil pokok bahasan Melakukan Surat-menyurat. Materi pembelajaran ini mengenai surat permintaan penawaran dan surat penawaran.


(3)

Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 program keahlian administrasi perkantoran SMK Kristen Salatiga mata pelajaran melakukan prosedur administrasi menunjukan bahwa masih ada 25 siswa yang nilai ulangan hariannya masih berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditatapkan yaitu 70, serta kurangnya perhatian dan aktivitas siswa saat kegiatan PBM berlangsung. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Menurut Elaini B. Johnson (2010:57) :

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.

Dari pengertian tersebut maka model pembelajaran CTL dapat diterapkan pada mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat-menyurat. Pernyataan ini dapat dibuktikan melalui hasil penelitian menggunakan model pembelajaran CTL yang telah dilakukan melalui 2 siklus. Selama pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada materi Melakukan Surat- menyurat dari pra siklus ke siklus I dan pra siklus II ke siklus II terjadi perubahan dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Perubahan ini dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan siswa dari siklus I ke


(4)

siklus II mengalami peningkatan. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 83,16%. Sedangkan hasil aktivitas siswa siklus II sebesar 84,21 %.

Selain itu, perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar sebelum diterapkannya model pembelajaran CTL dengan hasil ketuntasan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran CTL. Nilai awal yang diperoleh dari hasil ulangan harian dijadikan dasar ukuran perhitungan ketuntasan hasil belajar tiap siklus. Materi tiap-tiap siklus merupakan materi baru. Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,41 dan ketuntasan belajar sebesar 51,7 %. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I sebanyak 14 siswa atau 48,3 %. Ketidaktuntasan hasil belajar individu dikarenakan kurang menguasai materi. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 93,86 dan ketuntasan belajar sebesar 100 %.

Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang telah dilaksanakan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa sudah masuk dalam kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 75 %. Hal ini berarti, dengan diterapkannya model pembelajaran CTL aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 81,18 % dan pada siklus II sebesar 96,47 %. Dari data tersebut menunjukkan adanya kenaikan kinerja guru dari siklus I dan siklus II.


(5)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan keunggulan model pembelajaran CTL yang diterapkan dalam mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan prosedur administrasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat menyurat menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengaitkan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi melakukan surat menyurat itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

2. Pembelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat menyurat menjadi lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena model pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana siswa diarahkan untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

3. Model pembelajaran CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran melakukan prosedur administrasi pokok bahasan melakukan surat menyurat.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta


(6)

pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal. Penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi program keahlian Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat-menyurat kelas X Semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 di SMK Kristen Salatiga.


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMK Kristen Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMK Kristen Salatiga T1 162007032 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMK Kristen Salatiga T1 162007032 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMK Kristen Salatiga T1 162007032 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMK Kristen Salatiga

0 1 76

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas 4 SD Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

0 0 16