ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIST

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Andriyanto Adi Nugroho NIM: 122114082

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Andriyanto Adi Nugroho NIM: 122114082

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Gantungkanlah cita-cita mu setinggi bintang di angkasa, tetapi rendahkanlah hatimu sedalam samudera di lautan”

(Pak Lilik, Guru Agama Islam SMP Kartika XXI-1 Magelang)

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Ibuku Nuryati dan Bapakku Sukamat

Ketiga kakak ku dan keempat ponakan ku

Serta teman-temanku

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ilsa Haruti Suryandari S.E., S.I.P., M.Sc., Akt., C.A. selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Titus Odong Kusumajati, MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan kontribusi berupa masukan-masukan yang berguna pada saat penulis mengerjakan skripsi.

6. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.

7. Bapak Y. Budi Wibawa selaku General Manager , Ibu Ekari Suhariyanti selaku Finance Manager , dan seluruh karyawan Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin kepada saya untuk melakukan penelitian dan telah meluangkan waktu untuk membantu saya dalam memperoleh informasi dan data-data yang dibutuhkan.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ancaman dan Pengendalian dalam Penerimaan Kas .................... 18 Tabel 2.2

Ancaman dan Pengendalian dalam Pengeluaran Kas ................... 19 Tabel 3.1

Tabel Penjelasan Teori Pengendaian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Lingkungan Pengendalian ................................................................................. 35

Tabel 3.2 Tabel Penjelasan Teori Pengendaian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Penilaian Risiko . 37

Tabel 3.3 Tabel Penjelasan Teori Pengendaian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Aktivitas Pengendalian ................................................................................. 38

Tabel 3.4 Tabel Penjelasan Teori Pengendaian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Informasi dan Komunikasi ................................................................................... 41

Tabel 3.5 Tabel Penjelasan Teori Pengendaian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Pemantauan ........ 42

Tabel 3.6 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian ........................................................................................................ 45

Tabel 3.7 Tabel Stop-Or-Go Decision .......................................................... 47 Tabel 3.8

Attribute Sampling for Determining Stop-Or-Go Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base on Sample Result ............................................................................................. 47

Tabel 5.1 Dokumen-Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta ....................... 80

Tabel 5.2 Dokumen-Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pengeluaran Kas yang ada di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta ....... 81

Tabel 5.3 Rangkuman Analisis Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Lingkungan Pengendalian ........ 92

Tabel 5.4 Rangkuman Analisis Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Penilaian Risiko ........................ 95

Tabel 5.5 Rangkuman Analisis Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Aktivitas Pengendalian ............. 96

Tabel 5.6 Rangkuman Analisis Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Informasi dan Komunikasi ....... 99

Tabel 5.7 Rangkuman Analisis Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berdasarkan Pengendalian Internal COSO pada Komponen Pemantauan ............................. 100

Tabel 5.8 Tabel Penentuan Jumlah Sampel yang Diambil Berdasarkan Jumlah Rasio per Dokumen ........................................................ 107

Tabel 5.9 Hasil Pemilihan Sampel pada Dokumen-Dokumen dalam Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas ............................................... 108

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Sampel terhadap Attribute yang Sudah Ditentukan ...................................................................................................... 109

DAFTAR SINGKATAN

No. Singkatan

Kepanjangan

1. AUPL Achived Upper Precision Limit

2. BA Buku Anggota

3. BHK

Buku Harian Kas

4. BJK

Buku Jurnal Kas

5. BK3D Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah

6. BP

Buku Pinjaman

7. COSO Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission

8. CU

Credit Union

9. CUCO Credit Union Counselling Office

10. DAPERMA Dana Perlindungan Bersama

11. DISPERINDAGKOP Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi

dan UKM

12. DPPK Dokumen Pendukung Permohonan Kredit

13. DUK

Daftar Uang Keluar

14. DUM

Daftar Uang Masuk

15. DUPL Desire Upper Precision Limit

16. FM

Finance Manager

17. GM

General Manager

18. INKOPDIT

Induk Koperasi Kredit

19. IWORK Institut For Migrant Work

20. LRC

Loan Risk Controller

21. PKA Permohonan Kredit Anggota

22. PPA Perlindungan Pinjaman Anggota

23. PUNDI Pinjaman untuk Disimpan Kembali

24. RAT

Rapat Anggota Tahunan

25. RDUK Ringkasan Daftar Uang Keluar

No. Singkatan

Kepanjangan

26. RDUM Ringkasan Daftar Uang Masuk

27. SDA

Santunan Duka Anggota

28. SDM

Sumber Daya Manusia

29. SI

Sistem Informasi

30. SIDAMAI

Simpanan Dana Mandiri

31. SIGUNA Simpanan Multi Guna Berjangka

32. SIKOMAS Simpanan Komunitas Sejahtera

33. SIKOPDIT

Sistem Koperasi Kredit

34. SIPARI

Simpanan Harian

35. SIPEMA Simpanan Pelajar dan Mahasiswa

36. SIRADIK Simpanan Rancangan Pendidikan

37. SPK

Slip Permohonan Kredit

38. SPP PPK Surat Permohonan Pembelian Peralatan dan Perlengkapan Kantor

39. SM

Slip Memo

40. SOKA Solidaritas Kematian Anggota

41. SUM

Slip Uang Masuk

42. SUK

Slip Uang Keluar

43. UP

Unit Pelayanan

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Studi Kasus di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta

Andriyanto Adi Nugroho NIM : 122114082 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta. Penelitian ini penting untuk dilakukan agar Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta bisa memahami dan mengevaluasi pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang sudah diterapkan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif dan uji kepatuhan.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) terdapat empat aktivitas dalam sistem penerimaan kas dan terdapat tiga aktivitas dalam sistem pengeluaran kas, (2) pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta belum sepenuhnya sesuai dengan lima komponen pengendalian internal menurut COSO, komponen yang belum sesuai adalah Lingkungan Pengendalian dan Aktivitas Pengendalian, (3) pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta sudah efektif.

ABSTRACT AN ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL ON CASH RECEIPT AND CASH EXPENDITURE SYSTEM

A Case Study at Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta

Andriyanto Adi Nugroho NIM : 122114082 Sanata Dharma University Yogyakarta

The purpose of this research is to analize the internal control on cash receipt and cash expenditure system at Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta. Credit Union Sandya Swadaya needs to improve the internal control and to prevent error and fraud. This research helps Credit Union Sandya Swadaya to understand and to evaluate its internal control on cash receipt and cash expenditure system. Furthermore the research provides insight on enhancing the internal control.

The first step in this case study was collecting the data through interview, observation, and documentation. The next step were analyzing the data. We use descriptive and compliance test as data analysis technique.

The result showed that there were four activities at cash receipt system and three activities at cash expenditure system. The internal control on cash receipt and cash expenditure system at Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta was not fully in accordance with five internal control components of COSO. Credit Union Sandya Swadaya has not fulfilled internal control component on Control Environment and Control Activities. The result of compliance test reveals the effectiveness of internal control on cash receipt and cash expenditure system at Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak penduduk. Perekonomian di Indonesia harus selalu bergerak agar penduduk Indonesia bisa sejahtera secara ekonomi. Koperasi merupakan salah satu penggerak perekonomian di Indonesia selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Ada banyak jenis koperasi di Indonesia, salah satunya adalah Koperasi Kredit atau Credit Union.

Menurut Credit Union Counselling Office (CUCO) (2013 : 1), “Credit berasal dari bahasa Latin, yaitu credere yang artinya percaya. Union atau unus berarti kumpulan. Sehingga Credit Union berarti sekumpulan orang-orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka, sehingga menciptakan modal bersama, untuk dipinjamkan di antara sesama mereka, dengan balas jasa yang layak, untuk tujuan produktif dan kesejahteraan ”.

Gerakan Credit Union atau Koperasi Kredit di Indonesia sudah mulai muncul tahun 1970. Pada masa rezim Orde Baru, pertumbuhan Credit Union sangat terhalang dengan adanya Peraturan Pemerintah lewat Instruksi Presiden (Inpres) nomor 4 tahun 1984. Inpres ini intinya melarang koperasi beroperasi di pedesaan, selain Koperasi Unit Desa (KUD). Dengan demikian Credit Union yang beroperasi di pedesaan banyak melaksanakan kegiatan dengan sembunyi-sembunyi karena Gerakan Credit Union atau Koperasi Kredit di Indonesia sudah mulai muncul tahun 1970. Pada masa rezim Orde Baru, pertumbuhan Credit Union sangat terhalang dengan adanya Peraturan Pemerintah lewat Instruksi Presiden (Inpres) nomor 4 tahun 1984. Inpres ini intinya melarang koperasi beroperasi di pedesaan, selain Koperasi Unit Desa (KUD). Dengan demikian Credit Union yang beroperasi di pedesaan banyak melaksanakan kegiatan dengan sembunyi-sembunyi karena

Menurut data Bagian Audit dan Monitoring Induk Koperasi Kredit (2014), “Dari tahun 1995 sampai 2014 jumlah anggota, jumlah simpanan, saldo pinjaman,

jumlah kekayaan, dan jumlah dana cadangan Credit Union di Indonesia selalu meningkat, akan tetapi jumlah Credit Union di Indonesia selalu mengalami

penurunan”. Menurunannya jumlah Credit Union di Indonesia ini mempunyai banyak sebab. Menurut Munaldus (2012: 36), salah satu faktor yang sering

membuat Credit Union bangkrut adalah pengendalian internal yang buruk.

Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat misi dari Credit Union adalah “ Provides vechile; the members use it to arrive at fair fiancial destination ” (Munaldus 2012: xvii). Maksud misi tersebut adalah Credit Union digunakan para anggota sebagai kendaraan atau sarana untuk menuju kemandirian dalam bidang keuangan. Untuk bisa membantu anggota mewujudkan kemandirian dalam bidang keuangan, sebuah Credit Union harus mempunyai pengendalian internal yang baik agar tidak ‘macet’ atau gulung tikar di tengah jalan.

Credit Union merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah memberikan jasa tabungan dan pinjaman kepada anggota. Jasa tabungan dan pinjaman kepada anggota adalah salah satu aktivitas dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas di Credit Union, maka Credit Union harus memperhatikan

pengendalian internal terutama pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas sehingga risiko adanya fraud dan error dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas dapat diperkecil. Pengendalian internal yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran usaha Credit Union yang tentunya dapat menimbulkan krisis kepercayaan diri masyarakat. Dengan tersedianya pengendalian internal yang memadahi, terutama dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas berarti menunjukkan sikap kehati-hatian Credit Union dalam menjaga kepercayaan diri masyarakat dan dalam menjaga kelangsungan hidup usahanya.

Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta merupakan salah satu Credit Union yang sedang berkembang di Yogyakarta. Untuk mampu berperan sebagai badan usaha yang kuat, Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta harus mempunyai pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang baik agar risiko adanya fraud dan error di Credit Union ini dapat diperkecil. Dengan mempertimbangkan hal tersebut dan mempertimbangkan bahwa belum pernah ada penelitian di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta tentang pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union Sandya

Swadaya Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta?

2. Apakah pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO)?

3. Apakah pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta sudah efektif?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut COSO.

3. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta sudah efektif.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta tentang pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang telah diterapkan oleh Credit Union.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai Credit Union, khususnya mengenai pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas. Diharapkan pula dari penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi pustaka pada perpustakaan.

3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang Credit Union, khususnya mengenai pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas.

4. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam praktik mengenai pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari Bab

I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian, Bab V Analisis Data dan Pembahasan, dan Bab

VI Penutup. Deskripsi dari masing-masing bab ini adalah sebagai berikut: Bab I

Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori Bab ini menjelaskan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan objek penelitian, metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Objek Perusahaan Bab ini menguraikan tentang lokasi, sejarah, visi misi, status badan hukum, struktur organisasi, uraian tugas, keanggotaan, produk- produk dan personalia di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai deskripsi data, analisis data, dan hasil penelitian dan interpretasi.

Bab VI Penutup Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Pengertian Sistem Menurut Romney (2015: 2) sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

2. Komponen Sistem Menurut Romney (2015: 3) sistem terdiri dari lima komponen:

a. Orang-orang , yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

b. Prosedur-prosedur , baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

d. Software , yang dipakai untuk memproses data organisasi.

e. Infrastruktur teknologi informasi , termasuk komputer, peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

B. Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal Menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 15), pengertian Pengendalian Internal adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya dalam 1. Pengertian Pengendalian Internal Menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 15), pengertian Pengendalian Internal adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya dalam

2. Tujuan Pengendalian Internal Menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 15), Pengendalian Internal mempunyai tiga kategori tujuan yaitu:

a. Tujuan Operasi Tujuan ini berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi entitas, termasuk tujuan kinerja operasional dan keuangan, dan menjaga aset terhadap kerugian.

b. Tujuan Pelaporan Tujuan ini berkaitan dengan pelaporan keuangan dan pelaporan non- keuangan, untuk internal maupun eksternal, yang mencakup keandalan, ketepatan waktu, transparansi, atau persyaratan lain yang ditetapkan oleh regulator, persyaratan yang diakui pembuat standar, atau kebijakan entitas itu sendiri.

c. Tujuan Kepatuhan Tujuan ini berhubungan dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang mana entitas tunduk.

3. Komponen Pengendalian Internal Menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 56), Pengendalian Internal mempunyai lima komponen, yaitu: 3. Komponen Pengendalian Internal Menurut Commite of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 56), Pengendalian Internal mempunyai lima komponen, yaitu:

1) Struktur organisasi Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian otoritas dan tanggung jawab dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini harus disajikan secara eksplisit dalam bentuk grafis agar jelas siapa bertanggung jawab atas apa.

2) Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika Penting bagi manajemen untuk menciptakan budaya organisasi yang menekankan pada integritas dan nilai-nilai etika. Perilaku etis dan tidak etis ini akan menciptakan suasana suasana yang dapat mempengaruhi validitas proses pelaporan keuangan.

3) Komitmen terhadap kompetensi Perusahaan harus merekruit karyawan yang yang kompeten dan dapat dipercaya guna mendorong kreativitas dan inisiatif dalam menghadapi kondisi yang dinamis saat ini. Oleh karena itu, penting bagi bagian personalia untuk mengisi lowongan kerja dengan personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dikerjakan.

4) Peraturan dan kode etik karyawan Manajemen harus mempunyai peraturan dan kode etik secara tertulis agar karyawan mengetahui aktivitas yang boleh dan aktivitas tidak boleh dilakukan.

5) Metode penetapan tanggung jawab dan wewenang Otoritas adalah hak yang dimiliki karena posisi formal seseorang untuk memberi perintah kepada bawahan. Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk menjalankan tugas tertentu dan untuk diminta pertanggungjawabannya atas hasil yang dicapai. Penetapan otoritas dan tanggung jawab ini nampak dalam deskripsi pekerjaan ( jobdesk ). Oleh karena itu, penting bagi sebuah organisasi untuk memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas.

6) Kebijakan dan praktik untuk mengelola sumber daya manusia

Kegiatan sumber daya manusia meliputi perekrutan karyawan baru, orientasi karyawan baru, pelatihan karyawan, motivasi karyawan, evaluasi karyawan, promosi karyawan, kompensasi karyawan, konseling karyawan, perlindungan karyawan, dan pemberhentian karyawan. Kebijakan sumber daya manusia yang baik akan membantu perusahaan untuk mencapai operasi yang efisien dan memelihara integritas data.

b. Penilaian Risiko ( Risk Assessment ) Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu b. Penilaian Risiko ( Risk Assessment ) Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu

toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan demikian, penilaian risiko ( Risk Assessment ) membentuk dasar untuk menentukan bagaimana resiko akan dikelola.

Sebuah prasyarat untuk penilaian risiko ( Risk Assessment ) adalah pembentukan tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas. Manajemen menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan kejelasan yang cukup untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisa risiko untuk tujuan tersebut. Manajemen juga mempertimbangkan kesesuaian tujuan entitas. Penilaian risiko juga mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan dalam lingkungan eksternal dan dalam lingkungan internal yang mungkin membuat pengendalian internal tidak efektif. Penilaian Risiko ( Risk Assessment ) terdiri dari:

1) Personil baru yang memiliki pemahaman berbeda atau tidak memadahi atas pengendalian internal

2) Sistem informasi dan teknologi yang baru atau yang diperbarui mempengaruhi pemrosesan transaksi

3) Produk dan aktivitas baru yang tidak dimengerti oleh karyawan akan menimbulkan risiko terganggunya proses bisnis perusahaan.

4) Bencana alam atau kerusuhan politik, seperti kebakaran, banjir, gempa bumi, tsunami, angin ribut, perang, atau kerusuhan masa.

c. Kegiatan Pengendalian ( Control Activities ) Kegiatan pengendalian ( Control Activities ) adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Kegiatan pengendalian ( Control Activities ) dilakukan di semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan pada lingkup teknologi.

Kegiatan pengendalian ( Control Activities ) bersifat preventif atau detektif dan dapat mencakup berbagai kegiatan manual maupun otomatis, seperti otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan ulasan kinerja bisnis. Kegiatan Pengendalian ( Control Activities ) terdiri dari:

1) Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan mengisi. Dokumen juga harus memuat tempat untuk tanda tangan bagi mereka yang berwenang untuk mengotorisasi transaksi. Jika dokumen digunakan sebagai bukti peralihan harta, maka perlu ada kolom untuk tanda 1) Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan mengisi. Dokumen juga harus memuat tempat untuk tanda tangan bagi mereka yang berwenang untuk mengotorisasi transaksi. Jika dokumen digunakan sebagai bukti peralihan harta, maka perlu ada kolom untuk tanda

2) Pemisahan tugas Terdapat tiga pekerjaan yang harus dipisahkan agar karyawan tidak memiliki peluang untuk mencuri harta perusahaan dan memalsukan catatan akuntansi. Ketiga pekerjaan tersebut adalah fungsi penyimpan harta, fungsi pencatat, dan fungsi otorisasi.

3) Otorisasi yang memadai atas transaksi bisnis Otorisasi adalah pemberian wewenang dari manajer kepada bawahannya untuk melakukan aktivitas atau untuk mengambil keputusan tertentu. Misalnya, manajer memberi wewenang kepada kasir untuk menerima uang dari konsumen. Otorisasi ini diwujudkan dalam bentuk tanda tangan atau paraf dalam dokumen transaksi. Ada kalanya perusahaan menetapkan otorisasi yang bertingkat, misalnya untuk pengeluaran kas kurang dari satu juta harus dilakukan dengan tanda tangan kepala bagian. Sedangkan untuk pengeluaran kas di atas satu juta, harus dengan otorisasi manajer puncak.

4) Mengamankan harta dan catatan perusahaan Ketika orang berpikir tentang aset, mereka sering kali berpikir tentang kas dan aset fisik seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi di masa sekarang ini, informasi atau catatan perusahaan juga merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan. Yang dapat dilakukan 4) Mengamankan harta dan catatan perusahaan Ketika orang berpikir tentang aset, mereka sering kali berpikir tentang kas dan aset fisik seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi di masa sekarang ini, informasi atau catatan perusahaan juga merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan. Yang dapat dilakukan

a) Membatasi akses fisik terhadap harta (seperti penggunaan register kas, kotak brangkas, dan lain sebagainya)

b) Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpan catatan dan dokumen dalam lemari yang terkunci, serta dengan membuat back-up yang memadai.

c) Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap file perusahaan

5) Menciptakan adanya pengecekan independen Beragam aktivitas untuk pengecekan independen antara lain meliputi:

a) Membandingkan catatan dengan aktual fisik. Misalnya, perusahaan dapat membandingkan antara catatan persediaan dengan saldo persediaan yang benar-benar ada.

b) Prinsip double entry bookkeeping. Prinsip bahwa total debet akan sama dengan total kredit merupakan salah satu sarana pengecekan.

c) Menciptakan adanya review atau pengecekan independen. Contohnya adalah laporan keuangan perusahaan diaudit oleh auditor independen.

d. Informasi dan Komunikasi ( Information and Communication ) Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuannya.

Manajemen menggunakan informasi yang relevan untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal. Komunikasi adalah bersifat terus-menerus yang menyediakan, berbagi, dan memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi internal adalah sarana untuk menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. Hal ini memungkinkan personil atau karyawan menerima pesan yang jelas dari manajer senior yang mengontrol tanggung jawab. Komunikasi eksternal adalah dua kali lipat dari komunikasi internal: menyediakan informasi kepada pihak eksternal dalam menanggapi kebutuhan dan harapan pihak eksternal. Informasi dan Komunikasi terdiri dari:

1) Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid.

Perusahaan harus mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid. Misalnya perusahaan harus mencatat semua pengeluaran dan penerimaan kas dalam suatu periode. Jika ada pengeluaran dan penerimaan kas yang tidak tercatat akan mengakibatkan ketidaksesuaian antara kas dalam catatan perusahaan dengan kas yang sebenarnya dimiliki perusahaan.

2) Mengklasifikasi transaksi sebagaimana seharusnya. Perusahaan harus mengklasifikasi transaksi sebagaimana seharusnya agar pencatatan transaksi menjadi tepat. Misalnya apabila pengeluaran kas diklasifikasikan secara tidak tepat sebagai aset, maka aset dan pemasukan bersih dinyatakan terlalu berlebih

3) Mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat. Perusahaan harus mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat agar keterangan tanggal di catatan tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan

4) Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan secara tepat. Perusahaan harus menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan secara tepat agar laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diandalkan.

e. Kegiatan Pemantauan ( Monitoring Activities ) Kegiatan Pemantauan ( Monitoring Activities ) adalah evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima komponen pengendalian internal, ada dan berfungsi. Evaluasi berkelanjutan, dibangun dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas, memberikan informasi yang tepat waktu. Sedangkan evaluasi terpisah, dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya. Temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh regulator, kriteria yang diakui badan penetapan standar atau manajemen dan dewan direksi, dan kekurangan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi yang sesuai.

Aktivitas Pemantauan ( Monitoring Activities ) terdiri dari:

1) Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif meliputi pelatihan terhadap karyawan, memonitor kinerja karyawan, mengkoreksi kesalahan yang mereka lakukan, serta mengamankan harta dengan mengawasi karyawan yang memiliki akses terhadap harta perusahaan. Supervisi sangat penting, terutama di perusahaan kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadahi.

2) Pengauditan internal Pengauditan internal meliputi:

a) Evaluasi kepatuhan karyawan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen, dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku.

b) Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen.

C. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

1. Sistem Penerimaan Kas Menurut Romney (2015: 440), oleh karena kas dapat dicuri dengan mudah, maka penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko pencurian.

Adapun ancaman yang mungkin muncul dan cara pengendaliannya dalam penerimaan kas:

Tabel 2.1 Ancaman dan Pengendalian dalam Penerimaan Kas

ANCAMAN PENGENDALIAN

Pencurian kas Pemisahaan tugas – orang yang menangani (setoran) pembayaran dari para pelanggan seharusnya tidak:

a. Mem- posting pengiriman uang ke rekening pelanggan

b. Membuat atau mengotorisasi memo

kredit

c. Merekonsiliasi rekening bank Penggunaan Electronic Funds Transfer

(EFT), Financial Electronic Data Interchange (FEDI), dan peti uang ( lockbox )

meminimalkan penanganan pembayaran pelanggan oleh

untuk

pegawai.

Mendapatkan dan menggunakan sebuah Universal Payment Identification Code (UPIC) untuk menerima pembayaran EFT dan FEDI dari pelanggan

Segera setelah membuka surat, membuat daftar seluruh pembayaran pelanggan yang diterima

Memiliki dua orang yang membuka seluruh surat yang mungkin berisi pembayaran pelanggan

Penggunaan mesin kasir Masalah arus kas

Pengaturan peti uang, Electronic Funds Transfer (EFT), atau kartu kredit

Diskon atas pembayaran segera dari pelanggan

Anggaran arus kas

Sumber: Romney (2015: 419)

2. Sistem Pengeluaran Kas Tentang ancaman yang mungkin muncul dan cara pengendaliannya dalam pengeluaran kas, Romney (2015: 470) menyatakan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Ancaman dan Pengendalian dalam Pengeluaran Kas

ANCAMAN PENGENDALIAN

Pembayaran Mensyaratkan sebuah paket voucher yang lengkap duplikat

untuk semua pembayaran Kebijakan untuk membayar hanya dari salinan asli slip

uang masuk (SUM) Membatalkan seluruh dokumen pendukung ketika

pembayaran dibuat

Pencurian kas Keamanan fisik atas cek kosong dan mesin

penandatanganan cek Akuntansi periodik atas seluruh cek yang dinomori

secara urut oleh kasir Pengendalian akses terhadap terminal Electronic

Funds Transfer (EFT) Pemisahan fungsi penulisan cek dari utang Mensyaratkan tanda tangan rangkap pada cek yang

lebih besar dari jumlah tertentu Rekonsiliasi rutin pada rekening bank dengan jumlah

yang dicatat oleh seseorang yang independen atas prosedur pengeluaran kas

Menjalankan kas kecil sebagai dana imprest Audit kejutan atas dana kas kecil

Mengecek

Mesin perlindungan cek

perubahan Penggunaan tinta dan kertas khusus

Masalah arus Anggaran arus kas kas

Sumber: Romney (2015: 470)

D. Credit Union

1. Pengertian Credit Union Menurut Credit Union Counselling Office (CUCO) (2013: 1), “Credit

berasal dari bahasa Latin, yaitu credere yang artinya percaya. Union atau unus berarti kumpulan. Sehingga Credit Union berarti sekumpulan orang-orang berasal dari bahasa Latin, yaitu credere yang artinya percaya. Union atau unus berarti kumpulan. Sehingga Credit Union berarti sekumpulan orang-orang

2. Prinsip-Prinsip Credit Union Menurut World Council of Credit Union (WOCCU) dalam bukunya Munaldus (2014: xxxv) terdapat beberapa prinsip-prinsip Credit Union, yaitu:

a. Struktur Demokratis

1) Keanggotaan terbuka dan sukarela Keanggotaan di dalam Credit Union bersifat sukarela dan terbuka bagi semua yang berada dalam organisasi tersebut yang bisa mendayagunakan pelayanan kepada anggota dan anggota juga harus mau menerima kewajiban yang harus dipenuhinya.

2) Pengawasan secara demokratis Setiap anggota didalam Credit Union memiliki hak yang sama untuk memberikan pendapat dan ikut serta didalam pengambilan keputusan didalam koperasi tanpa dipengaruhi jumlah simpanan, pinjaman atau apapun itu. Hal ini harus sejalan dengan prinsip koperasi yang harus diterapakan.

3) Tidak diskriminatif Dalam kegiatan operasionalnya, pelayanan Credit Union tidak boleh membeda-bedakan anggotanya baik itu dari segi suku, jenis kelamin, agama maupun politik.

b. Pelayanan Anggota

1) Pelayanan kepada para anggota Pelayanan terhadap para anggotanya harus didahulukan di dalam setiap kegiatan organisasi. Hal ini bertujuan supaya anggota dapat merasa nyaman berada dalam organisasi tersebut.

2) Distribusi kepada para anggota Pengurus harus mendorong sikap hemat kepada para anggotanya dengan cara menabung dan penyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya. Setelah (RAT) rapat anggota tahunan pihak pengurus harus membagikan SHU (sisa hasil usaha) terhadap para anggotanya secara transparan dan terperinci.

3) Membangun stabilitas keuangan Perhatian utama Credit Union adalah untuk membangun kekuatan finansial daerah secara umum dan secara khusus untuk para anggotanya.

c. Tujuan Sosial

1) Pendidikan yang terus menurus Pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak pengurus terhadap para anggotanya harus diberikan secara berkelanjutan dan bertahap. Hal ini dilakukan supaya para anggota dapat mengelola uanggnya dengan lebih baik dan pihak pengurus juga dapat memantau perkembangan anggotanya.

2) Kerjasama antar Credit Union

Kerjasama antar koperasi juga dapat dilakukan dalam lingkup satu daerah, propinsi, negara, maupun internasional. Hal ini merupakan suatu wadah yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan Credit Union dan dapat memacu Credit Union lainnya untuk dapat lebih cepat berkembang.

3) Tanggung jawab sosial Credit Union mempunyai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal koperasi. Lingkungan internal koperasi dalam hal pelayanan terhadap para anggotanya dan diluar koperasi terhadap kemajuan daerah.

E. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Credit Union

1. Sistem Penerimaan Kas di Credit Union Menurut Munaldus (2014: 25), setoran tunai atau kas yang diterima bisa berupa setoran anggota dan setoran penerimaan tunai (seperti penjualan barang, pendapatan administrasi, atau pendapatan sewa).

Sedangkan tentang langkah-langkah membukukan penerimaan kas di Credit Union, Munaldus (2014: 25) menyatakan sebagai berikut:

a. Slip Uang Masuk (SUM) sudah diisi dengan lengkap oleh penyetor.

b. Pelaksana harian menerima SUM dan uang yang disetor. Kemudian uang tersebut dihitung di depan penyetor. Apabila uang yang disetor sudah benar sesuai SUM, maka pelaksana harian menandatangani SUM dan menyimpan uang di tempat yang sudah disediakan.

c. Mengisi Kartu Simpanan dan Pinjaman Anggota (KSPA).

d. Mengisi Buku Anggota.

e. Menyerahkan buku anggota kepada penyetor sambil menjelaskan rincian penempatan uang di buku anggota.

f. Mengisi Daftar Uang Masuk.

g. Pada sore hari sebelum kantor tutup, pelaksana harian harus mengisi Ringkasan Daftar Uang Masuk (RDUM) atas semua transaksi uang masuk pada hari tersebut.

h. Mengisi Buku Harian Kas (BKH).

i. Mengisi Buku Jurnal Kas (BJK).

2. Sistem Pengeluaran Kas di Credit Union Menurut Munaldus (2014: 26), kas yang dikeluarkan bisa berupa penarikan simpanan anggota, pencairan pinjaman, atau pengeluaran lembaga (misalnya untuk operasional, belanja lembaga, atau kegiatan lembaga lainnya).

Sedangkan tentang langkah-langkah membukukan penarikan uang oleh anggota (kas keluar) di Credit Union, Munaldus (2014: 26) menyatakan sebagai berikut:

a. Slip Uang Keluar (SUK) sudah diisi dengan lengkap oleh penarik.

b. Pelaksana harian menerima SUK dari penarik, kemudian mengeluarkan uang sesuai jumlah yang tertera dalam SUK dan menyerahkan kepada penarik. Sebelum meninggalkan kantor Credit Union, penarik wajib menghitung uang tadi di depan pelaksana harian.

c. Mengisi Kartu Simpanan dan Pinjaman Anggota (KSPA) jika yang menarik adalah anggota.

d. Mengisi Buku Anggota.

e. Menyerahkan buku anggota dan uang kepada penarik.

f. Mengisi Daftar Uang Keluar (DUK).

g. Pada sore hari sebelum kantor tutup, pelaksana harian harus mengisi Ringkasan Daftar Uang Keluar (RDUK) atas semua transaksi uang keluar pada hari tersebut.

h. Mengisi Buku Kas Harian (BKH).

i. Mengisi Buku Jurnal Kas (BJK).

3. Dokumen dalam Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Credit Union Tentang dokumen-dokumen atau slip-slip yang dibutuhkan dalam sistem penerimaan kas dan pengeluaran kas di Credit Union, Munaldus (2014: 19) menyatakan sebagai berikut:

a. Slip Uang Masuk (SUM) Slip Uang Masuk (SUM) adalah bukti penerimaan setoran anggota yang harus diisi oleh anggota yang menyetor simpanannya dengan membubuhkan tanda tangan pada bagian penyetor.

b. Slip Uang Keluar (SUK) Slip Uang Keluar (SUK) adalah bukti penarikan uang yang dilakukan baik oleh anggota atau pihak Credit Union dengan menuliskan secara lengkap baik nominal rupiah maupun terbilang pada kolom yang telah disediakan.

c. Buku Anggota Buku Anggota adalah rekening simpanan dan pinjaman anggota selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

F. Bagan Alir ( flowchart )

Menurut Romney (2015: 67), “Bagan alir ( flowchart ) adalah teknik analitis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem

informasi secara jelas, ringkas, dan logis.” Tentang simbol bagan alir ( flowchart ), Romney (2015: 67) membaginya

menjadi empat:

1. Simbol input/ output : simbol ini menunjukkan input ke atau output dari sistem.

2. Simbol pemrosesan: simbol ini menunjukkan pengolahan data, baik secara elektronik atau manual (dengan tangan).

3. Simbol penyimpanan: simbol ini menunjukkan tempat data disimpan.

4. Simbol arus dan lain-lain: simbol ini menunjukkan arus data, menunjukkan dimana bagan alir dimulai dan berakhir, menunjukkan keputusan dibuat, dan menunjukkan cara menambah catatan penjelas untuk bagan alir.

Sedangkan tentang jenis bagan alir ( flowchart ), Romney (2015: 68) membaginya menjadi tiga:

1. Bagan alir dokumen ( document flowchart ) Bagan alir yang mengilustrasikan arus data dan dokumen di antara area-area pertanggungjawaban dalam organisasi.

2. Bagan alir pengendalian internal ( internal control flowchart ) Bagan alir yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal, termasuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ketidakefisienan sistem.

3. Bagan alir sistem ( system flowchart )

Bagan alir yang menggambarkan gubungan antar- input , pemrosesan, penyimpanan, dan output sistem.

G. Pengujian Kepatuhan dengan Attribute Sampling

1. Pengertian Pengujian Kepatuhan dengan Attribute Sampling Pengujian kepatuhan dengan Attribute Sampling digunakan untuk menguji efektifitas suatu pengendalian internal (Mulyadi, 2012). Tentang pengujian kepatuhan dengan attribute sampling, menurut Jusup (2001: 401) menyatakan sebagai berikut: Berdasarkan pemahaman tentang struktur pengendalian internal, auditor harus

bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Atribut adalah karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan guna mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang telah ditetapkan.

2. Tiga Model Attribute Sampling menurut Mulyadi (2002)

a. Fixed-Sampling-Size Attribute Sampling Model Attribute Sampling ini ditujukan untuk memperkirakan presentasi terjadinya mutu tertentu dalam populasi. Model ini dilakukan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur struktur pengendalian internal, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan. Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1) Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal.

2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.

3) Penentuan besarnya sampel.

4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.

5) Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektivitas pengendalian internal.

6) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap atribut sampel. Menurut Mulyadi (2001: 105), model pengambilan sampel ini

adalah model yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan akuntan. Pengambilan sampel dengan model ini ditunjukan untuk memperkirakan presentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya, dengan model ini akuntan dapat mempertimbangkan beberapa persen bukti kas keluar ( voucher ) yang terdapat dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap. Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian kepatuhan terhadap suatu elemen pegawasan internal, dan akuntan tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan.

b. Stop-Or-Go Sampling Model ini dapat mencegah peneliti mengambil sampel terlalu banyak yaitu dengan cara menghentikan pengujian secara dini. Model ini digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut:

1) Menetukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat keandalan Pada tahap ini akuntan menentukan tingkat keandalan ( reliability level ) yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling ini menyarankan akuntan untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, atau 97,5%. Jika kepercayaan terhadap pengawasan internal cukup besar, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan reliability level kurang dari 95% dan tidak menggunakan acceptable precision limit lebih besar dari 5%.

2) Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang harus diambil. Setelah tingkat keandalan dan DUPL ditentukan, langkah selanjutnya menentukan besarnya sampel minimum yang harus diambil dengan menggunakan bantuan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian.

3) Membuat tabel Stop-Or-Go Decision Dalam tebel Stop-Or-Go Decision auditor akan mengambil sampel sebanyak 4 kali. Namun jika dalam langkah 1 auditor melakukan pemeriksaan terhadap sampel minimum yang telah ditentukan dan tidak ditemukan kesalahan, maka auditor menghentikan pengambilan sampel dan dapat dikatakan pengendalian internal yang diperiksa adalah efektif.

4) Jika AUPL ( Achived Upper Precision Limit ) = DUPL ( Desire Upper Precission Limit ), maka pengendalian internal dikatakan efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan 4 kali dan hasilnya AUPL > DUPL maka pengendalian internal dikatakan tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini, peneliti dapat menggunakan model Fixed-Sample- Size Attribute Sampling sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan.

c. Discovery Sampling Digunakan untuk mencari kecurangan-kecurangan. Model pengambilan sampel ini sangat cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil (mendekati nol) dan atribut yang diuji cukup penting. Prosedur pengambilan sampel dalam model ini:

1) Tentukan atribut yang akan diperiksa.

2) Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya.

3) Tentukan tingkat keandalan.

4) Tentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL).

5) Tentukan besarnya sampel.

6) Periksa atribut sampel.

7) Evaluasi hasil pekerjaan terhadap karakteristik sampel.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

1. Objek Penelitian, meliputi:

a. Sistem penerimaan dan pengeluaran kas di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

b. Pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

c. Semua dokumen atau slip dan catatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas di Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta dari 1 November 2015 sampai 30 November 2015.

2. Subjek Penelitian, meliputi:

a. General Manager (GM) Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

b. Finance Manager (FM) Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

c. Bagian Kasir ( teller ) Credit Union Sandya Swadaya Yogyakarta.

3. Tempat dan Waktu Penelitian:

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25