PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “VETERAN” JATIM).

(1)

1 SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Eko Priyambodo 0613010004/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Motivasi Dan

Mental Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan

Nasional VETERAN Jatim Untuk Berwirausaha”, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan

agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, peneliti menyadari sepenuhnya

bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Drs. Saiful Anwar, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional, Veteran Jawa Timur.

4.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5.

Bapak Drs. Ec. Sjarief Hidajat, MSi selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak

meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk


(3)

kemungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan

kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup peneliti mengharapkan skripsi ini dapat memberikan seadanya yang

berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan. Amin

Surabaya, Agustus 2010


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

... i

DAFTAR ISI

...iii

DAFTAR TABEL

...vii

DAFTAR GAMBAR

... ix

DAFTAR LAMPIRAN

... x

ABSTRAKSI... xi

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil penelitian Terdahulu... 10

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Motivasi

2.2.1.1Pengertian Motivasi... 15

2.2.1.2Perkembangan Teori

Motivasi………18

2.2.1.3Teori Motivasi………19

2.2.2 Mental Kewirausahaan

2.2.2.1 Definisi Kewirausahaan ... 22

2.2.3 Minat ... 27

2.2.4 Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha ... 28

2.2.5 Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Minat

Berwirausaha... 30


(5)

Kerangka Pemikiran... 35

2.4 Hipotesis ... 36

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional ... 37

3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel ... 38

3.1.3 Pengukuran Variabel ... 39

3.2 Tehnik Penentuan Populasi dan Sampel ... 41

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data

3.3.1.1 Jenis Data... 43

3.3.2 Pengumpulan Data ... 44

3.4 Tehnik Analisis Data

3.4.1 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1.1 Uji Validitas ... 45

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.4.1.3 Uji Normalitas ... 46

3.4.2 Asumsi Klasik ... 46

3.5 Teknik Analisis ... 49

3.6 Uji Hipotesis

3.6.1 Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (uji t) ... 50

3.6.2 Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (uji f) ... 51

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur ... 53

4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa

Timur... 56

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan UPN “Veteran” Jawa Timur ... 57


(6)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Variabel Motivasi (X

1

)... 59

4.2.2 Deskripsi Variabel Mental Kewirausahaan (X

2

) ... 60

4.2.3 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha ... 62

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Kualitas Data

4.3.1.1 Uji Validitas ... 63

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 66

4.3.1.3 Uji Normalitas ... 68

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Autokorelasi ... 70

4.4.2 Uji Multikolinieritas ... 70

4.4.3 Uji Heteroskedasitas ... 71

4.4.4 Koefisien Determinasi... 72

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Spesifikasi Model F ... 74

4.5.2 Uji t ... 75

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

4.7 Keterbatasan Penelitian... 79

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(7)

3 Oleh :

EKO PRIYAMBODO

ABSTRAK

Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda. Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha – wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha – wirausaha masa depan.

Peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan cara dipermudah (Convenience Sampling). Sampel ini nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui. Meskipun tidak dapat diandalkan, cara ini bermanfaat, misalnya pada tahap awal penelitian eksploratif saat mencari petunjuk – petunjuk penelitian. Hasilnya dapat menunjukkan bukti – bukti yang cukup berlimpah, sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65 mahasiswa reguler pagi S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan yang telah mengajukan bimbingan skripsi dan telah menempuh semua SKS yang wajib ditempuh dan tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran 2009/2010. Sumber data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis menggunakan teknik analisis linier berganda dan diuji dengan uji F dan uji t.

Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa kesesuaian model analisis regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap minat mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 untuk berwirausaha.

Key Word : motivasi dan mental kewirausahaan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah barang tentu mempunyai harapan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu pilihan untuk berprofesi. Secara realitas ada tiga pilihan yang kemungkinan akan dialami lulusan Perguruan Tinggi setelah menyelesaikan studinya. Pertama, menjadi pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Badan Usaha Milik Negara atau pegawai negeri. Kedua, kemungkinan menjadi pengangguran intelektual karena sulit atau sengitnya persaingan atau semakin berkurangnya lapangan kerja yang sesuai dengan latar belakang studinya karena banyaknya perusahaan yang bangkrut akibat krisis moneter seperti yang sekarang melanda Negara Indonesia. Ketiga, membuka usaha sendiri (berwirausaha) di bidang usaha yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat selama studi di Perguruan Tinggi (Indarti dan Rostiani,2008).

Namun, dari tiga kemungkinan tersebut, kemungkinan ketiga merupakan pilihan alternatif yang paling memungkinkan dan terbuka bagi lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan karena pilihan pertama, yaitu menjadi pegawai pemerintah atau perusahaan swasta semakin sulit dan kecil peluangnya akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga banyak perusahaan yang bangkrut.


(9)

Demikian juga pilihan menjadi pegawai pemerintah terasa semakin kecil peluangnya, karena banyaknya pesaing atau peserta yang mengikutinya sehingga kecil kemungkinannya. Apalagi pilihan kedua, yaitu menjadi pengangguran intelektual pasti tidak akan dipilih oleh lulusan Perguruan Tinggi, sebab resiko psikologis pribadi yang harus ditanggung oleh yang bersangkutan sangat besar. Oleh karena itu, pilihan untuk berwirausaha merupakan pilihan yang sangat tepat dan logis, sebab selain peluang lebih besar untuk berhasil, hal ini sesuai dengan program pemerintah dalam percepatan penciptaan pengusaha kecil dan menengah yang kuat dan bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi sedang digalakkan (Indarti dan Rostiani,2008).

Menurut Pappas dan Hirschey (1993) di Negara maju seperti Amerika Serikat, tampilnya wirausaha yang tangguh telah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Wirausaha melalui usahanya telah mampu menyerap angkatan kerja dan memberikan kesejahteraan kepada seluruh komponen perusahaan, yang meliputi: pemegang saham, karyawan, pelanggan, supplier, masyarakat umum, dan pemerintah. Pemegang perusahaan memperoleh kontribusi melalui laba yang diperoleh perusahaan, karyawan memperoleh penghasilan dari kegiatan produksi dan manajemen perusahaan, masyarakat mampu memperoleh barang dan jasa dengan mudah dan pemerintah memperoleh pajak dan devisa. Secara keseluruhan kontribusi ini pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat karena komponen perusahaan pada dasarnya adalah warga masyarakat dan pajak yang dipungut pemerintah selanjutnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum dan


(10)

infrastruktur. Disisi lain, devisa yang dihasilkan akan mampu meningkatkan kemandirian dan pertumbuhan perekonomian Negara. Apabila Indonesia mampu melahirkan wirausaha – wirausaha tangguh seperti diatas, bukan pengusaha yang besar karena fasilitas, kolusi, dan korupsi niscaya sebagian permasalahan ekonomi bahkan social dan politik dapat diatasi. Kehadiran pengusaha tangguh, baik sebagai pengusaha besar, sedang maupun kecil dalam pasar yang sehat akan mampu menciptakan nilai tambah barang dan jasa, meningkatkan daya saing, meningkatkan pertumbuhan dan kemandirian ekonomi nasional, meningkatkan produktivitas serta menciptakan efisiensi sumber daya alam (Indarti dan Rostiani,2008).

Dalam hubungannya dengan alasan dan pertimbangan di atas, mahasiswa sebagai salah satu golongan elit masyarakat yang diharapkan menjadi pemimpin – pemimpin bangsa masa depan, sudah sepantasnya menjadi pelopor dalam mengembangkan semangat kewirausahaan. Dengan bekal pendidikan tinggi yang diperoleh di bangku kuliah dan idelisme yang terbentuk, lulusan Perguruan Tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan Perguruan Tinggi hanya bisa menunngu lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang pada hakekatnya merupakan beban pembangunan (Indarti dan Rostiani,2008).

Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda (Indarti dan Rostiani,2008). Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut,


(11)

diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha – wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha – wirausaha masa depan ( Indarti dan Rostiani,2008).

Menurut Bahaudin, seorang konsultan manajemen dalam ruang lingkup Manajemen sumberdaya manusia dan pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Perbedaan seorang wiraswastawan dengan seorang wirausahawan adalah wirausahawan cenderung bermain dengan resiko dan tantangan. Artinya, wirausahawan lebih bermain dengan cara memanfaatkan peluang – peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seseorang wirausahawan bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu wirausaha. Wirausahawan mungkin adalah seorang manajer yang mengelola suatu perusahaan yang bukan miliknya. Namun wiraswastawan adalah seseorang yang memiliki sebuah usaha sendiri (Bahaudin, 2006 : 1).

Kewirausahaan yang biasa disebut juga wirausaha diyakini memberikan sejumlah manfaat, diantaranya adalah dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dengan jalan meningkatkan kemampuan wirausaha sendiri, memberikan banyak lowongan pekerjaan, menawarkan berbagai produk dan jasa


(12)

kepada konsumen, dan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah (Sisnuhadi dan Wijaya,2008).

Di Indonesia, kesadaran warga Negara untuk berwirausaha tumbuh dengan cepat. Sejumlah alasan seseorang untuk menjadi wirausaha, diantaranya adalah dorongan untuk mandiri, keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk berwirausaha, korban PHK, sulitnya mencari pekerjaan dan banyaknya pengangguran, faktor orang tua atau keluarga. (Sisnuhadi dan Wijaya,2008).

Pemerintah saat ini memberikan porsi yang cukup besar untuk pengembangan kewirausahaan, baik untuk menumbuhkan perekonomian suatu daerah tertentu, maupun mendorong universitas untuk memberikan bekal kepada para mahasiswanya supaya memiliki jiwa kewirausahaan, sehingga diharapkan setelah mahasiswa ini lulus, maka mereka tidak hanya berkonsentrasi menjadi tenaga kerja namun juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain karena mereka menjadi seorang wirausaha yang kemungkinan akan membutuhkan tenaga kerja untuk membantu kerja mereka (Sisnuhadi dan Wijaya,2008).

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jatim sebagai salah satu wadah pendidikan yang ada di Surabaya telah cukup lama membekali para mahasiswanya untuk menjadi wirausaha melalui mata kuliah Kewirausahaan, khususnya para mahasiswa yang mengambil Fakultas Ekonomi, jurusan Akuntansi. Sejumlah aktivitas telah dilakukan pada mata kuliah ini, yaitu tentang teori – teori kewirausahaan, praktek lapangan kewirausahaan. Dengan melakukan


(13)

aktivitas itu semua, diharapkan dapat membuat para mahasiswa mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka diwisuda.

Masalah pengangguran khususnya pengangguran tamatan dari perguruan tinggi di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Data 15 tahun terakhir Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan dari data tahun 1989-1995 laju peningkatan jumlah penganggur lulusan perguruan tinggi 22,73%. Setelah krisis tahun 1997 menunjukkan jumlah penganggur lulusan unversitas cenderung turun naik tetapi angka absolutnya tetap lebih tinggi dari penganggur diploma dan tahun 2000-2005 jumlah penganggur lulusan unversitas berkisar antara 245.000 sampai dengan 385.418 orang. Bahkan menurut Data Survei Angkatan Kerja Nasional per Februari 2007 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik menunjukkan pada Agustus 2006 penganggur dari kalangan terdidik ini mencapai 673.628 orang dan setengah tahun kemudian jumlah ini naik menjadi 740.206 (Asandimitra dan Widyastuti,2008).

Hal ini mencerminkan tidak adanya konsep pemerintah untuk mengelola dan memberdayakan potensi kolektif sumber daya manusia terdidik. Ada missing link antara proses pembelajaran dan kebijakan pengelolaan unversitas dengan proyeksi pemanfaatan output pendidikan tinggi bagi pembangunan masyarakat. Sehingga diperlukan perubahan pola pikir dari pencari kerja menjadi menjadi menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu sangat diperlukan pendidikan kewirausahaan sejak dini (Asandimitra dan Widyastuti,2008).

Sejumlah sekolah, misalnya sekolah – sekolah yang bernaung di bawah grup Ciputra mulai dari kelompok bermain sampai dengan tingkat perguruan


(14)

tinggi, kini mulai menyerap pendidikan kewirausahaan. Pendidikan ini diyakini mampu mendorong siswa untuk kreatif, inovatif dan komunikatif. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan sangat penting. Manfaat pentingnya pendidikan kewirausahaan sudah disadari Amerika Serikat yang terkandung dalam Resolusi No. 699 Tahun 2006 tentang perlunya pendidikan kewirausahaan bagi generasi muda. Menurut pendapat sosiolog McClelland (1971), suatu Negara bisa makmur bila memiliki 400.000 wirausahawan atau 0,18% dari jumlah penduduk (Asandimitra dan Widyastuti,2008).

Berdasarkan penelitian dan analisis yang penulis lakukan yang diaplikasikan dengan studi pendahuluan kuesioner pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim tentang minat mahasiswa terhadap kewirausahaan terjadi karena sejumlah aktivitas yang telah dilakukan pada mata kuliah ini, yaitu tentang teori – teori kewirausahaan, praktek lapangan kewirausahaan. Dengan melakukan aktivitas itu semua, diharapkan dapat membuat para mahasiswa mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka diwisuda.

Berdasarkan wawancara kepada teman – teman angkatan 2006 bahwa kesiapan lulusan mahasiswa akuntansi UPN VETERAN “JATIM” belum berani terjun dibidang kewirausahaan karena dibayangi resiko ketidak berhasilan. Untuk itu banyak yang memutuskan untuk membuat atau mengajukan surat lamaran sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai swasta yang dianggap tidak beresiko.


(15)

Sehubungan dengan adanya latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mencoba untuk mengamati dan mencermati motivasi dan mental kewirausahaan dan minat mahasiswa terhadap kewirausahaan, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul : “PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalaan ini sebagai berikut:

a.Apakah Motivasi dan Mental Kewirausahaan berpengaruh terhadap Minat untuk Berwirausaha?

b.Diantara variabel Motivasi dan Mental Kewirausahaan manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap Minat untuk Berwirausaha?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1.Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh motivasi dan mental kewirausahaan untuk Berwirausaha

2.Untuk menguji dan membuktikan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi minat mahasiswa untuk Berwirausaha


(16)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a.Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian yang sama, sehingga hasil penelitian tersebut akan menjadi lebih sempurna. b.Bagi peneliti

Dapat dipakai sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan tujuan langsung pada perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh serta untuk mengetahui sampai seberapa jauh hubungan antara teori yang diterima dengan prakteknya.

c.Bagi UPN “VETERAN” Jawa Timur

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan skripsi ini. Serta sebagai Dharma Bhakti terhadap perguruan tinggi khususnya Fakultas Ekonomi UPN “VETERAN” Jawa Timur.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian dengan penelitian adalah sebagai berikut :

1.Sri Wahyuni (2009)

“Pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Sandal/ Sepatu Wedoro Waru Sidoarjo”

Rumusan Masalah :

- Apakah pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan berpengaruh keberhasilan industri kecil sandal/sepatu di Wedoro Waru Sidoarjo.

- Diantara variabel pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan industri kecil sandal/sepatu Wedoro Waru Sidoarjo.

Hipotesis :

- Diduga Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan industri kecil sandal/sepatu di Wedoro Waru Sidoarjo?


(18)

- Diduga Pengalaman merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan industri kecil sandal/sepatu di Wedoro Waru Sidoarjo?

Kesimpulan :

- Mental kewirausahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan industri kecil sandal/sepatu Wedoro, sedangkan pengalaman dan motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan industri kecil sandal/sepatu Wedoro.

- Variabel pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan industri sandal/sepatu Wedoro. Akan tetapi mental kewirausahaan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan industri sandal/sepatu Wedoro.

2.Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani (2008)

“Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang, Dan Norwegia”

Rumusan Masalah :

- Apakah faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri, faktor lingkungan, dan faktor demografis : gender, umur, latar belakang pendidikan ?

- Diantara variabel faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri, faktor lingkungan, dan faktor demografis : gender, umur, latar belakang


(19)

pendidikan manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap faktor penentu intensi kewirausahaan?

Hipotesis :

- Diduga faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri, faktor lingkungan, dan faktor demografis : gender, umur, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap faktor penentu intensi kewirausahaan. - Diduga faktor kepribadian : kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri

merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap faktor penentu intensi kewirausahaan.

Kesimpulan :

- Tingkat kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, dan kesiapan instrument mahasiswa Indonesia signifikan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa Jepang dan Norwegia.

3. Sisnuhadi dan Petra Surya Mega Wijaya (2008)

“Karakteristik Kewirausahaan dan Pengaruhnya Terhadap Keinginan Berwirausaha”.

Rumusan Masalah :

- Apakah pengalaman masa lalu, jiwa kemandirian, semangat bersaing, suka tantangan, berorientasi pada masa depan, dan motivasi berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha.

- Diantara variabel pengalaman masa lalu, jiwa kemandirian, semangat bersaing, suka tantangan, berorientasi pada masa depan, dan motivasi


(20)

manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap keinginan berwirausaha.

Hipotesis :

- Diduga pengalaman masa lalu, jiwa kemaandirian, semangat bersaing,suka tantangan, berorientasi pada masa depan, dan motivasi berpengaruh terhadap keinginan untuk berwirausaha?

- Diduga pengalaman masa lau merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap keinginan untuk berwirausaha?

Kesimpulan :

- Karakteristik kewirausahaan yang dimiliki oleh para mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana adalah (1). Belajar dari pengalaman masa lalu, (2). Jiwa kemandirian, (3). Semangat bersaing, (4). Suka tantangan, (5). Berorientasi pada masa depan, (6). Motivasi.

- Dari enam karakteristik yang dimiliki oleh para mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana tersebut yang memiliki pengaruh pada minat untuk berwirausaha adalah Suka Tantangan.

4. Nadia Asandimitra dan Widyastuti (2008)

“Analisis Penentu Minat Berwirausaha Mahasiswa” Rumusan Masalah :

- Apakah pemahaman dan pengalaman : karakteristik demografi seperti umur, gender, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa UNESA untuk berwirausaha


(21)

- Diantara variabel pemahaman dan pengalaman : karakteristik demografi seperti umur, gender, dan pengalaman kerja manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap minat mahasiswa UNESA untuk berwirausaha Hipotesis :

- Diduga pemahaman dan pengalaman : karakteristik demografi seperti umur, gender, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap keinginan untuk berwirausaha ?

- Diduga pemahaman merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap keinginan untuk berwirausaha ?

Kesimpulan :

- Minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya cukup tinggi tetapi masih tetap perlu dikembangkan.

- Melibatkan mahasiswa ke dalam beberapa aktivitas workshop, pelatihan dan magang kewirausahaan.

5. Helmi Yuli Yanto (2009)

“Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa, Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)”.

Rumusan Masalah :

- Apakah motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPA).


(22)

- Diantara variabel motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap minatý asiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPA).

Hipotesis :

Diduga motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPA).

Kesimpulan :

Bahwa diduga motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPA) telah terbukti kebenarannya.

2.2 Landasan Teori

Dalam bab ini disajikan beberapa teori atau konsep yang merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk pemecahan masalah yang diajukan dalam penelitian.

2.2.1 Motivasi

2.2.1.1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari akar data “motive” atau “motiwum” yang berarti ‘a moving cause’ yang berhubungan dengan ‘inner drive,

impulse, intension’. Kata “motive” atau motif ini bila berkembang


(23)

digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang menggerakkan itu terwujud dalam tindakan, menurut Eviriyanti (2007) di penelitian (Wahyuni 2009 :18). Istilah motivasi (Motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yakni Movere, yang berarti “menggerakkan”. Ada macam – macam rumusan untuk motivasi, yaitu :

Motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu menurut Gray 1984 : 69 di penelitian (Winardi,2001 : 2).

Setelah kita mengikuti uraian tentang salah satu macam rumusan tentang konsep motivasi, maka ingin kami menyampaikan pandangan berikut. Kami berpendapat bahwa motivasi adalah : “Suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan (Winardi,2001: 6).

Menurut (Martoyo,1990:138) Motivasi atau “motivation” berarti: pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Dapat juga dikatakan bahwa motivation adalah “faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu” di dalam penelitian (Yanto,2009 : 23).


(24)

Dilihat dari segi etika, motif didefinisikan sebagai pikiran – pikiran dan perasaan – perasaan yang menjadi penyebab seseorang melakukan suatu tindakan. Motivasi disini berarti dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan apa yang dikehendakinya, tertuju kepada tujuan yang diinginkannya, menurut Evriyanti (2007) di penelitian (Wahyuni, 2009 : 18).

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar. Motivasi jelas datang dari berbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakkan oleh kebutuhan (yang kompleks) seseorang, ataupun dorongan dari seorang motivator yang memberi pengaruh motivasi kepada orang lain, menurut Evriyanti (2007) di dalam penelitian (Wahyuni, 2009 : 18).

Demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah “kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi ataupun mengurangi ketidakseimbangan” di dalam penelitian (Yanto,2009 : 24).

Karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan tersebut. Rangsangan terhadap hal semacam di ataslah yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan moto dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan di dalam penelitian (Yanto,2009 :24).


(25)

2.2.1.2. Perkembangan Teori Motivasi

Perkembangan ini dapat dikatakan timbul karena semakin disadari bahwa manusia adalah makhluk yang sangat kompleks, termasuk dilihat dari sudut kebutuhannya. Artinya, konsep dasar yang terkandung pada hedonisme tidak hilang sama sekali akan tetapi telah dilengkapi dengan berbagai pandangan lain (Siagian,2004 : 142).

Karena itulah dapat dikatakan bahwa bagaimanapun motivasi didefinisikan, terdapat tiga komponen utamanya, yaitu : kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan, yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dorongan, sebagai segi kedua motivasi, berorientasi pada tindakan tertentu yang sadar dilakukan oleh seseorang. Dorongan dapat bersumber dari dalam diri seseorang dan dapat pula bersumber dari luar diri orang tersebut. Tujuan, sebagai segi ke tiga dari motivasi. Dalam teori motivasi, tujuan adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Dengan perkataan lain, mencapai tujuan berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang (Siagian,2004 : 142 - 143).


(26)

2.2.1.3. Teori Motivasi

Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia mengemukakan tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Suryana (2006 : 52).

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tetentu. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak menurut (Sunarto,2003:132) di penelitian (Yanto,2009 : 24).

Model motivasi Kebutuhan – Tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasikan menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang (Wiratmo,1996 : 204)

Model Ekspektasi Motivasi Vroom, pada kenyataan proses motivasi adalah situasi yang lebih rumit dibandingkan yang digambarkan oleh model motivasi kebutuhan – tujuan. Model ekspektasi Vroom


(27)

mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Disamping itu, model ekspektasi Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika keinginan meningkat atau menurun, kekuatan motivasi dikatakan berfluktuasi. Menurut model motivasi Vroom ini kekuatan motivasi ditetukan oleh (1). nilai dari hasil menjalankan suatu suatu perilaku yang dirasakan dan, (2). kemungkinan yang dirasakan bahwa perilaku yang dijalankan oleh individudan menyebabkan diperolehnya hasil. Ketika kedua faktor tersebut meningkat, kekuatan motivasi atau keinginan individu untuk menjalankan perilaku akan meningkat. Pada umumnya, individu cenderung untuk menjalankan perilaku – perilaku yang memaksimumkan balas jasa pribadi dalam jangka panjang (Wiratmo,1996 : 205).

Model Motivasi Porter – Lawler ini telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap dibandingkan model kebutuhan – tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter – Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya di mana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjadi nyata (Wiratmo,1996 : 205).


(28)

Teori Federick Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor yang membedakan, yaitu: faktor yang menyebabkan ketidakpuasan atau dissatisfier dan faktor yang menyebabkan kepuasan atau satisfier. Keberadaan dissatisfier tidaklah cukup, sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk memotivasi suatu pembelian. Teori motivasi Herzberg memiliki dua implikasi. Pertama, penjual harus berusaha sebaik – baiknya untuk menghindari dissatisfier. Walaupun hal itu tidak menyebabkan lakunya sebuah produk, hal itu bisa dengan mudah menyebabkan produk tidak terjual. Kedua, produsen harus mengidentifikasi satisfier atau motivator terutama pembelian di pasar dan kemudian menyediakan faktor satisfier itu di dalam penelitian (Yanto,2009 : 26).

2.2.2 Mental Kewirausahaan

Mental kewirausahaan adalah jiwa atau mental yang dimiliki oleh para wirausahawan. Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting. Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola – pola tingkah laku sebagai berikut :

1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide – ide baru.

2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi ketidak pastian.


(29)

3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi – fungsi manajemen, meliputi :

a. Perencanaan b. Koordinasi

c. Menjaga kelancaran usaha

d. Mengawasi dan mengevaluasi usaha

4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha. (Suryana,2006 : 50).

2.2.2.1 Definisi Kewirausahaan

Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Menurut Meridith (2002 : 5) profil dari wirausaha mempunyai ciri – ciri dan sifat mental sebagai berikut: percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi ke masa depan.

Beberapa ciri – ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan oleh Musselman (1989 : 155), Sumanto (1989), dan Meridith (1989 : 5) dalam bentuk sebagai berikut:

a. Memiliki keinginan kuat untuk berdiri sendiri. b. Memiliki kemauan untuk mengambil resiko


(30)

d. Mampu memotivasi diri sendiri e. Memiliki semangat untuk bersaing f. Memiliki orientasi terhadap kerja keras g. Memiliki kepercayaan diri yang besar h. Memiliki dorongan untuk berprestasi i. Tingkat energi yang tinggi

j. Tegas

k. Yakin terhadap kemampuan diri sendiri (Suryana,2006 : 26).

Para wirausaha memiliki pandangan hidup sehat. Mereka merupakan individu – individu yang matang yang telah mengembangkan suatu cara menilai pengalaman – pengalaman secara sehat. Saran – saran berikut ini akan membantu anda untuk mengembangkan sikap dan mental yang baik:

 Para wirausaha adalah orang – orang yang mengetahui bagaimana menentukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukkan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan anda, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan anda.

 Otak anda merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk renungan pikiran anda yang akan memungkinkan anda terarah pada kegiatan – kegiatan yang berarti.  Kebanyakan orang membatasi pikiran – pikirannya pada problem dan


(31)

meluaskan pikiran – pikiran anda dan cobalah berpikir yang “besar – besar”. Orang – orang yang dapat melihat “gambaran besar” adalah orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon – calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.

 Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu serius dapat merugikan pekerjaan anda dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimism dan suasana santai.

 Pikiran anda haruslah terorganisasi dengan baik sekali dan mampu memfokuskan pada berbagai problem. Anda haruslah mampu memindahkan perhatian anda dari satu problem ke problem lain dengan upaya yang minim.

Kebanyakan orang membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap mereka, sedang para wirausaha menggunakan sikap mereka untuk mengendalikan keadaan. Sikap mental positif memudahkan anda untuk memfakuskan pada kegiatan – kegiatan dan kejadian – kejadian dan atas hasil – hasil yang ingin anda capai malahan pengalaman – pengalaman negative mempunyai segi – segi yang positif terhadap suatu peristiwa dan mencari hikmah dari setiap pengalaman (Meredith,2002)

Sikap mental positif dapat dikembangkan setelah jangka waktu yang lama. Faktor – faktor yang berikut ini berguna bagi wirausaha dalam mengembangkan sikap mental yang positif :


(32)

 Pusatkan perhatian anda sedemikian rupa dan gunakanlah pikiran anda secara produktif.

 Pilihannya sasaran – sasaran positif dalam pekerjaan anda.

 Bergaulah dengan orang – orang yang berfikir dan bertindak secara wirausaha.

Cara berpikir, cara dan ciri – ciri dari orang yang di sekitar anda mungkin berimbas pada diri anda :

 Jauhilah pikiran dan ide – ide negatif.

 Sadarlah bahwa andalah yang mengendalikan pikira anda dan gunakanlah pikiran anda secara produktif.

 Anda haruslah selalu awas terhadap peluang – peluang untuk meningkatkan situasi anda, baik dalam keidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.

 Jangan takut meninggalkan suatu ide, jika tidak menghasilkan yang benar. Lebih baik mengubah arah dari pada mengajar suatu ide yang tidak akan berhasil sevara memuaskan.

 Lingkungan anda akan mempengaruhi prestasi anda. Jika lingkungan anda tidak memenuhi kebutuhan – kebutuhan anda, ubahlah lingkungan itu, atau pindah ke ligkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapainya sasaran – sasaran yang patutdiinginkan.


(33)

 Percayalah pada diri anda dan bakat – bakat anda. Sukses akan datang kepada mereka yang percaya pada kemampuan mereka dan menggunakan kemampuan itu sepenuhnya.

 Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran anda pada problem tertentu. Sekali anda mencapai keputusan, ambillah tindakan untuk memecahkan persoalan itu. Agar konflik – konflik mental diselesaikan secepat mungkin.

Dalam hubungan dengan yang terakhir ini, riset mutakhir telat. Menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha yang berhasil adalah kemampuan mereka untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus – menerus menhendaki keadaan fisik dan mental yang baik. Telah banyak yang ditulis mengenai hal ini. Yang penting dalam menangani stress meliputi: tiap hari dalam makan dan minum, tidur, dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain – lain” yang harus dibuat dan lalu menangani hal – hal yang penting dulu dengan mengambil tindakan tidak hanya berhenti pada rasa cemas. Caranya, dengan menyiapkan rencana – rencana darurat untuk menangani sekitarnya terjadi yang paling buruk yang tebaik ataupun yang harus diingat adalah menyediakan cukup waktu dan kemudian berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana anda (Meredith,2002 :14 - 17).


(34)

Kewirausahaan berkembang melalui 3 proses, yaitu:

a. Tahap imitasi dan duplikasi,

b. Tahap duplikasi dan pengembangan, dan

c. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (Suryana,2008 : 64).

2.2.3 Minat

Minat menurut Widyastuti (2004) dalam penelitian (Yanto,2009:26) adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu (Yanto,2009 : 27) :

1. Minat dianggap sebagai perantara faktor – faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.

3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.


(35)

2.2.4. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha

Menurut Robbins (2001 :166) motivasi merupakan kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan – tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual sedangkan minat adalah sebagai keinginan untuk memperlihatkan atau melakukan sesuatu (Yanto,2009 : 27).

Salah satu hasil usaha para ilmuwan yang mendalami teori motivasi ialah dikembangkannya apa yang dikenal dengan teori harapan. Teori harapan, inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan, bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan (Siagian,2004 : 179).

Teori ini mengandung tiga variabel, yaitu daya tarik, hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan serta hubungan (kaitan) antara usaha dan prestasi kerja. Yang dimaksud dengan daya tarik ialah sampai sejauh mana seseorang merasa pentingnya hasil atau imbalan yang diperoleh dalam penyelesaian tugasnya. Yang dimaksud dengan kaitan antara prestasi kerja dan imbalan ialah tingkat keyakinan seseorang tentang hubungan antara tingkat prestasi kerjanya dengan pencapaian hasil tertentu. Yang dimaksud dengan kaitan antara usaha dan prestasi kerja


(36)

adalah persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu akan menjurus kepada prestasi kerja (Siagian,2004 : 179 - 180).

Pendalaman teori harapan akan menunjukkan hal – hal sebagai berikut (Siagian,2004 : 180) :

1. Kuatnya motivasi eseorang berprestasi (usahanya) tergantung pada pandangannya tentang betapa kuatnya keyakinan yang terdapat dalam dirinya bahwa ia akan dapat mencapai apa yang diusahakan untuk dicapai.

2. Jika tujuan ini tercapai (prestasi kerja), timbul pertanyaan apakah ia akan memperoleh imbalan yang memadai dan, apabila imbalan itu diberikan oleh organisasi, apakah imbalan itu akan memuaskan tujuannya atau kepentingannya.

Minat adalah suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat juga bisa diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya kamus umum bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperlihatkan atau melakukan sesuatu (Yanto,2009:26).

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatifitas dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya (Suryana, 2006 : 2)


(37)

Berdasarkan paparan diatas bisa disimpulkan bahwa pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha adalah suatu dorongan untuk memperlihatkan atau melakukan sesuatu yang diinginkan yang berorientasi kepada kemampuan kreatifitas, inovatif, dan berani mengambil resiko dalam mencapai tujuannya.

2.2.5 Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang – orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan (Suryana, 2006 : 3). Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting. Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola – pola tingkah laku sebagai berikut : 1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide

– ide baru.

2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi ketidak pastian.

3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi – fungsi manajemen, meliputi :

a. Perencanaan b. Koordinasi


(38)

d. Mengawasi dan mengevaluasi usaha

4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha. (Suryana,2006 : 50).

Berbagai metode dan konsep pembentukan kewirausahaan diperkenalkan pada masyarakat dunia dan ini diajarkan sebagai mata kuliah di berbagai universitas terkenal dunia. Berbagai macam pola dan metode pula dilakukan oleh lembaga – lembaga di Indonesia untuk memajukan kewirausahaan di negeri ini, dari lembaga pemerintah maupun swasta berlomba dalam mencanangkan program kewirausahaan. Contohnya : perguruan tinggi, diberlakukannya mata kuliah kewirausahaan sebagai matakuliah wajib yang diikuti oleh mahasiswa dan dimulai tahun 1997; Depnaker, dengan program yang dikenal “Tenaga Kerja Pemuda Mandiri” dimulai pada tahun 1994; Departemen Pendidikan, program pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan tinggi telah berjalan sejak tahun 1997. Secara umum program ini bertujuan antara lain untuk “Menumbuh kembangkan budaya kewirausahaan didalam lingkungan perguruan tinggi untuk mendorong terciptanya wirausaha baru”. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, program pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan tinggi dirancang meliputi lima kegiatan yang saling terkait sebagai wahana diwujudkannya wirausaha baru lulusan perguruan tinggi, yaitu (Mudjiarto dan Wahid, 2006: 21) :


(39)

1. Kuliah Kewirausahaan

mahasiswa pemula dalam wirausaha, keikutsertaan dalam kewirausahaan akan merupakan inisiasi penumbuhan dan pemahaman jiwa wirausaha.

2. Magang Kewirausahaan

pada kegiatan ini, mahasiswa dapat mempelajari kewirausahaan secara nyata dimitra industri/pengusaha.

3. Kuliah Kerja Nyata

kegiatan dilaksanakan untuk mendalami kewirausahaan sambil berperan serta membantu mitra usaha rumah tangga, baik dalam proses produksi maupun dalam pemasaran dan penjualan.

4. Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja

kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu masyarakat pengusaha kecil dan menengah serta alumni dalam berwirausaha dan memperoleh akses pasar dan modal.

5. Inkubator Wirausaha Baru

kegiatan ini merupakan ajang terakhir pembentukan jiwa kewirausahaan mahasiswa dan lulusan baru, sebelum terjun kedalam kedunia nyata berwirausaha sebagai wirausaha mandiri.

6. Monitoring dan Evaluasi

kegiatan ini merupakan pengkajian dan penelitian evaluasi program yang dilaksanakan. Peserta program di monitoring dan dikaji serta


(40)

dievaluasi melalui ukuran yang telah ditetapkan. Tiga tahap kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan :

a. Tahap Pembentukan jati diri usaha

merupakan tahap untuk melihat jati diri wirausaha baru didalam menekuni serta keseriusan usaha yang dijalankan, apaka dalam kurun waktu 1 – 2 tahun usaha yang dilakukan ada tanda – tanda perkembangan? Atau dalam kurun waktu tersebut telah berganti jenis usaha? Atau tidak ada usaha?.

b. Tahap Pertumbuhan Usaha

dalam tahap ini melihat perkembangan usaha, apakah dalam kurun waktu 3 – 5 tahun perkembangan usahanya tumbuh berdasarkan rencana usaha awal yang dibuat? Apakah pertubuhan usaha awal menggunakan 100% modal sendiri dari hasil usaha yang ditanamkan kembali? Atau ada sebagian modal pinjaman? Atau juga sebagian besar berasal dari pinjaman? Kondisi – kondisi tersebut dimonitoring dan dievaluasi yang merupakan dasar penelitian keberhasilan program.

c. Tahap Pendewasaan Usaha

pendewasaan usaha merupakan tahap kematangan didalam usaha yang ditekuninya. Dalam kurun waktu 6 – 10 tahun pada tahap pendewasaan ini seorang wirausaha mempunyai suatu kematangan usaha yang ditunjukkan dengan pendelegasian wewenang atas usahanya. Ia mulai mengangkat seorang manajer untuk menjalankan


(41)

usahanya, dan ia mulai mencari peluang usaha yang lain dan membuka usaha yang baru dengan sumber dana berasal dari laba usaha yang pertama (Mudjiarto dan Wahid, 2006: 21).

Minat adalah suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat juga bisa diartikan dengan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya kamus umum bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperlihatkan atau melakukan sesuatu (Yanto,2009:26).

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatifitas dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya (Suryana, 2006 : 2).

Berdasarkan paparan diatas bisa disimpulkan bahwa pengaruh mental kewirausahaan terhadap minat berwirausaha adalah orang yang memliki kepribadian kreatif dan inovatif dengan keinginan yang kuat dalam mengambil resiko untuk mencapai tujuannya.


(42)

2.3 Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan pada dasarnya merupakan pengembangan terhadap teori – teori dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Adapun premis yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam melakukan penelitian dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

Premis 1

Adanya Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa, untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) (Yanto,2009).  Premis 2

Adanya Pengaruh Pengalaman, Motivasi, Dan Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Sandal/Sepatu Wedoro Waru Sidoarjo (Wahyuni,2009).


(43)

Kerangka Konseptual

Regresi Linier Berganda

2.4 Hipotesis

1. Diduga Motivasi dan Mental Kewirausahaan berpengaruh terhadap Minat Untuk Berwirausaha?

2. Diduga Motivasi merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap Minat Untuk Berwirausaha?

Motivasi  (X1) 

Mental Kewirausahaan  (X2) 

Minat Untuk Berwirausaha  (Y) 


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu definisi sebuah ide dalam istilah yang dapat diukur dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui penggambaran dimensi dan elemennya.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain atau variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi dan mental kewirausahaan, yang terdiri dari :

1. Motivasi (X1), yaitu:

Merupakan kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar yang muncul, terarah, dan mempertahankan untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk memenuhi kebutuhannya.


(45)

2. Mental Kewirausahaan (X2), yaitu:

Merupakan jiwa seseorang yang memiliki kemampuan sebagai innovator, dan mempunyai kemampuan naluriah.

b. Variabel terikat (dependent variabel)

Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang diduga sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah minat untuk berwirausaha (Y). Minat berwirausaha adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan kreatifitas, inovatif dan berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.

3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval. Sedangkan teknik pengukurannya dengan menggunakan

semantik deferensial yang mempunyai skala point 1 sampai dengan 7.

Skala yang akan memberikan petunjuk kepada responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan terlampir sebagai penelitian yang akan diteliti dan diukur dengan tujuh skala yang ditampilkan sebagai berikut :


(46)

Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali

Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poin 1 sangat tidak setuju sekali berarti kurang bagus, tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 sangat setuju sekali maka dinilai sudah sangat bagus.

3.1.3 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel (kualifikasi) variabel yang sangat diperlukan dan teknik untuk melakukan pengukuran variabel dikenal dengan teknik penyusunan skala. Pada hakekatnya teknik penyusunan skala adalah sebuah teknik untuk mencantumkan bobot terhadap suatu objek psikologikal. Teknik penyusunan skala digunakan untuk mengukur variabel konseptual dan di dalam teknik penyusunan skala yang di ukur adalah indikator dari variabel tersebut (Sumarsono, 2004 : 17).

Adapun rincian pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Motivasi (X1)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang diadopsi dari Yanto (2006) dan dikembangkan oleh peneliti, dengan 5 item pertanyaan. Teknik pengukuran variabel menggunakan semantic differential.


(47)

Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali

Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poin 1 maka motivasi dinilai kurang bagus, tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 maka motivasi dinilai sudah sangat bagus.

b. Mental Kewirausahaan (X2)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang diadopsi dari Yanto (2006) dan dikembangkan oleh peneliti, dengan 5 item pertanyaan. Teknik pengukuran variabel menggunakan semantic differential.

Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali

Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poin 1 maka mental kewirausahaan dinilai kurang bagus, tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 maka mental kewirausahaan dinilai sudah sangat bagus.

1 2 3 4 5 6 7


(48)

c. Minat untuk Berwirausaha (Y)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang diadopsi dari Yanto (2006) dan dikembangkan oleh peneliti, dengan 5 item pertanyaan. Teknik pengukuran variabel menggunakan semantic differential.

Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali

Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung memilih poin 1 sangat tidak setuju sekali maka minat untuk berwirausaha dinilai kurang bagus, tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 sangat setuju sekali maka minat untuk berwirausaha dinilai sudah sangat bagus.

3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Obyek pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang ada di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim angkatan 2006 dan data yang diperoleh adalah dari biro admik.

a. Populasi

Adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004 : 44).


(49)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi angkatan 2006 sebanyak 182 orang yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan dan praktek kewirausahaan (sumber : biro admik). b. Sampel

Adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus representatif dari sebuah populasi (Sumarsono,2004 : 44). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik non

probability sampling atau non acak. Pengambilan sampel secara non

acak adalah dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi (Umar, 1997 : 83). Peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan cara dipermudah

(Convenience Sampling). Sampel ini nyaris tidak dapat diandalkan,

tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui. Meskipun tidak dapat diandalkan, cara ini bermanfaat, misalnya pada tahap awal penelitian eksploratif saat mencari petunjuk – petunjuk penelitian. Hasilnya dapat menunjukkan bukti – bukti yang cukup berlimpah, sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi (Umar, 1997 : 83).


(50)

n = N 1 + Ne2 n = 182

1 + 182 (10%)2

n = 65

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Jadi sampel yang minimal yang diperoleh 65 Orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis dan Sumber data

3.3.1.1 Jenis Data

Data yang akan digunakan untuk mendukung analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Data primer. Data primer dapat didefinisikan sebagai sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara mendalam (Sugiyono,2003 : 156).


(51)

3.3.1.2 Sumber Data

Sumber data dalam peneliti ini berupa :

a. Sumber data intern data primer dan sekunder yang diperoleh dari Biro Admik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

b. Sumber data ektern yaitu berupa buku atau literature yang diperlukan untuk penelitian.

3.3.2 Pengumpulan Data a. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan mahasiswa akuntansi angkatan 2006 degan cara Tanya jawab antara peneliti dengan responden (Nazir,2005 : 194).

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tentang fakta – fakta atau masalah yang ingin dipecahkan kepada responden untuk dijawab (Nazir, 2005 : 203).

c. Kepustakaan

Kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan buku – buku, literature, serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang mendukung pelaksanaan penelitian.


(52)

3.4 Teknik Analisis data

3.4.1 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing – masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing – masing pertanyaan signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004 : 31).

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005: 41).

Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha , yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel


(53)

3.4.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono,2004 : 40) yang merupakan pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah pedomannya :

1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 %, maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 %, maka distribusi adalah normal (Sumarsono,2004 : 43).

3.4.1 Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak

boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.


(54)

Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :

1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada heterokedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (Gujarati,1995 : 201).

Autokorelasi menunjukkan model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Adanya autokorelasi dalam regresi dapat diketahui dengan menilai besaran (Durbin Watson), tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 (Santoso, 2001 : 219).


(55)

2. Multikolinieritas

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, perlu diperiksa beberapa aspek, salah satunya adalah tidak terdapat multikolinieritas atas data dari variabel – variabel independen, maksudnya, “tidak adanya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel – variabel bebas”. Multikolinieritas sempurna akan mengakibatkan koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta standart deviasi akan menjadi tak terhingga. Jika multikolinieritas kurang sempurna, maka koefisien regresi meskipun sehingga akan mempunyai standar deviasi yang besar, yang berarti pula koefisien – koefisiennya tidak dapat ditaksir dengan mudah.

Beberapa cara untuk memeriksa multikolinieritas, yaitu:

 Korelasi yang tinggi memberikan petunjuk adanya kolinieritas, tetapi tidak sebaliknya. Kolinieritas dapat saja terjadi walaupun korelasi dalam keadaan rendah.

 Dianjurkan untuk melihat koefisien korelasi parsial. Jika R2 sangat tinggi tetapi masing – masing r2 parsialnya rendah, berarti variabel – variabel bebas mempunyai korelasi yang tinggi dan paling tidak satu diantaranya berlebihan. Tetapi, dapat saja R2 tinggi dan masing – masing r2 juga tinggi sehingga tak ada jaminan terjadinya multikolinieritas (Umar, 2003 : 151).


(56)

3. Heteroskedastisitas

Salah satu syarat lain regresi linier adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Yang diharapkan adalah terjadinya homoskedastisitas. Penting untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi “ketidaksamaan varian dari residual” atas suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika yang terjadi variannya tetap, maka disebut berada pada kondisi homoskedastitas (Umar,2003 : 155).

3.5 Teknik Analisis

Data yang diperoleh kemudian disusun kembali, dikelompokkan dengan tujuan analisis. Setelah dikelompokkan kemudian diolah sesuai dengan diagram kerangka pikir. Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel kedalam fungsi regresi. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka model persamaan yang digunakan adalah :

Regresi Linier Berganda :

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + e ……… (Anonim,2009 :


(57)

Keterangan :

Y = Minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha

β0 = Konstanta

X1 = Motivasi

X2 = Mental Kewirausahaan

β1 – β2 = koefisien regresi

e = kesalahan baku

3.6 Uji Hipotesis

3.6.1 Uji kesesuaian model regresi linier berganda (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji sesuatu atau tindakannya model regresi yang dihasilkan untuk melihat pengaruh dari motivasi (X1), dan

mental kewirausahaan (X2) terhadap variabel minat mahasiswa akuntansi

untuk berwirausaha (Y).

Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut (Anonim,2009 : L-21) :

a. Hipotesis statistik :

H0 : βj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1, X2, atau X3 terhadap Y)

H1 : βj ≠ 0 (terdapat pengaruh X1, X2, atau X3 terhadap Y)


(58)

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.

c. Dengan nilai t hitung :

t

hit

=

b

j

se(

b

j)

Keterangan :

t

hit = t hasil perhitungan b

j =

koefisien regresi

se

= Standart error

3.6.2 Uji kesesuaian model regresi linier berganda (Uji F)

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel X1 bersama X2 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

a. Ho : β1= β2= … = βj≠ 0 (X1, X2, X3 bersama Xj tidak

berpengaruh terhadap Y)

Ha : salah satu dari βj ≠ 0 (X1, X2, X3 bersama Xj


(59)

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel.

c. Dengan F hitung sebesar :

Fhit = R2 /(k – 1) (1 – R2) /(n – k) Keterangan :

Fhit = F hasil perhitungan

R2 = koefisien regresi k = jumlahn variabel n = jumlah sampel


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya.

Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia. Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No.062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976, yang selanjutnyapada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor : KEP/01/11/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan UPN “Veteran” Cabang Jawa Timur , yang semula di bawah UPN “Veteran” Yogyakarta,


(61)

menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor : Kep/0307/U/1994-10/XI/1994 tanggal 29 November 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN “Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16 Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.

Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA) dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Magister Akuntansi (MAk) dengan ijin penyelenggaraan No. 2307/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 2003/2004 menambah satu program studi baru, yaitu Teknik Informatika dibawah Fakultas Teknologi Industri, dengan ijin Operasi No. 2140/D/T/2005 tanggal 11 Juli 2005 serta


(62)

program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasinal Nomor : 183/D/T/2007 tanggal 30 Januari 2007.

Saat ini UPN “Veteran” Jawa Timur telah memiliki lima (5) Fakultas dan Program Pascasarjana dengan delapan belas (18) Program Studi/Jurusan sebagai berikut :

1. Fakultas Ekonomi, dengan 3 program studi, sebagai berikut: a. Ekonomi Pembangunan (Akreditasi B).

b. Manajemen (Akreditasi B). c. Akuntansi (Akreditasi A).

2. Fakultas Pertanian, dengan 2 program studi, sebagai berikut: a. Agriteknologi (Akreditasi B).

b. Agribisnis (Akreditasi B).

3. Fakultas Teknologi, dengan 2 program studi, sebagai berikut: a. Teknik Kimia (Akreditasi B).

b. Teknik Industri (Akreditasi A). c. Teknik Pangan (Akreditasi A). d. Teknik Informatika (Akreditasi B).

4. Fakultas Ilmu Sosial Politik, dengan 3 program studi, sebagai berikut:

a. Administrasi Publik (Akreditasi B). b. Administrasi Bisnis (Akreditasi A). c. Ilmu Komunikasi (Akreditasi B).


(63)

5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, dengan 3 program studi, sebagai berikut:

a. Teknik Arsitektur (Akreditasi B). b. Teknik Lingkungan (Akreditasi B). c. Teknik Sipil (Akreditasi B).

6. Fakultas Hukum, dengan jurusan Ilmu Hukum (Proses Akreditasi)

7. Pasca Sarjana (S-2), dengan 3 program studi, sebagai berikut: a. Manajemen Agribisnis (Akreditasi B).

b. Manajemen (Akreditasi B). c. Akuntansi (Akreditasi B).

Pelaksanaan tata krama mahasiswa di lingkungan UPN”Veteran” Jawa Timur yang sesuai dengan PP No.60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu diberlakukannya tata tertib kehidupan kampus, tata tertib ujian, ketentuan pemilihan lembaga kemahasiswaan yang pada prinsipnya mengatur perilaku mahasiswa guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi seperti yang diisyaratkan di dalam PP No.60 tahun 1999 tersebut.

4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur Hingga saat ini Fakultas Ekonomi terdiri dari 3 program studi yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Studi Pembangunan. Manajemen dan Ilmu Studi Pembangunan memiliki status akreditasi B, sedangkan Akuntansi memiliki status akreditasi A.


(64)

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan UPN “Veteran” Jawa Timur Visi

Sebagai pusat keunggulan dalam proses belajar mengajar dalam bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika.

Misi

1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.

2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya.

3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan orientasi global.

Tujuan :

Menunjang pembangunan nasional di bidang pendidikan tinggi dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin, tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.


(65)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa UPN Jawa Timur Progdi Akuntansi Angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan dengan jumlah 182 mahasiswa. Dan penyebaran kuesioner yang telah disebar sebanyak 65 kuesioner.

1. Deskripsi Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran responden berdasarkan usia sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persen (%)

1 21 – 22 tahun 48 73,8

2 23 – 24 tahun 17 26,2

Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai usia antara 21 sampai dengan 22 tahun yaitu sebanyak 48 orang atau sebesar 73,8%, kemudian responden yang mempunyai usia antara 23 sampai dengan 24 tahun yaitu sebanyak 17orang atau sebesar 26,2 %.

2. Deskripsi Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut :


(66)

Tabel 4.2.

Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

No Jenis kelamin Jumlah Persen (%)

1 Laki –Laki 34 52,30

2 Perempuan 31 47,70

Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar 52,3%, kemudian responden yang mempunyai jenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 31 orang atau sebesar 47,70%.

4.2.1 Deskripsi Variabel Motivasi (X1)

Berdasarkan penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para mahasiswa UPN “Veteran” Progdi Akuntansi angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan dengan jumlah responden sebesar 65 mahasiswa diperoleh jawaban sebagai berikut :


(67)

Tabel 4.3.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Motivasi (X1) Skor

Item 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean

X1.1 0 0 0 3 11 25 26 399 6,13

X1.2 0 0 0 2 14 29 20 392 6,03

X1.3 0 0 0 2 11 31 21 396 6,09

X1.4 0 0 0 1 4 29 31 415 6,38

X1.5 0 0 1 4 22 23 15 372 5,72

Total 0 0 1 12 62 137 113 1974 6,07

Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.3, nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 5,72 pada item pertanyaan X1.5, ,Nilai rata-rata tertinggi ditunjukkan pada

nilai 6,38 dengan item pertanyaan X1.4 dan Nilai rata-rata total jawaban

responden mengenai variabel Motivasi adalah 6,07, hal ini menunjukkan motivasi mahasiswa UPN “Veteran” Progdi Akuntansi angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan untuk berwirausaha cenderung sangat baik.

4.2.2 Deskripsi Variabel Mental Kewirausahaan (X2)

Berdasarkan penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para mahasiswa UPN “Veteran” Progdi Akuntansi angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan dengan jumlah responden sebesar 65 mahasiswa diperoleh jawaban sebagai berikut:


(68)

Tabel 4.4

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Mental Kewirausahaan (X2)

Skor

Item 1 2 3 4 5 6 7 Total

Mean

X2.1 0 0 1 6 7 30 21 389 5,98

X2.2 0 0 0 4 14 28 18 380 5,84

X2.3 0 0 1 8 15 28 13 369 5,67

X2.4 0 0 0 5 17 28 15 378 5,81

X2.5 0 1 0 6 15 28 15 374 5,75

Total 0 1 2 29 68 142 82 1890 5,81

Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan tabel 4.4, nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 5,67 pada item pertanyaan X2.3 ,sedangkan Nilai rata-rata tertinggi

ditunjukkan pada nilai 5,98 dengan item pertanyaan X2.1 , Nilai rata-rata

total jawaban responden mengenai variabel Mental Berwirausaha adalah 5,81 hal ini menunjukkan mental berwirausaha mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Progdi Akuntansi angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan cenderung mempunyai mental berwirausaha sangat baik.


(69)

4.2.3. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha (Y)

Berdasarkan penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para mahasiswa UPN “Veteran” Progdi Akuntansi angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan dengan jumlah responden sebesar 65 mahasiswa diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha (Y)

Skor

Item 1 2 3 4 5 6 7 Total Mean

Y1 0 0 0 0 13 35 15 383 5,89

Y2 0 0 0 1 13 31 20 395 6,07

Y3 0 0 0 3 14 29 19 391 6,01

Y4 0 0 0 4 14 26 21 389 5,98

Y5 0 0 0 5 14 26 20 386 5,93

Total 0 0 0 13 68 147 95 1944 5,98

Sumber: Lampiran

Berdasarkan tabel 4.6 nilai rata-rata terendah dicapai pada nilai 5,89 pada item pertanyaan Y1 , Sedangkan nilai rata-rata tertinggi

ditunjukkan pada nilai 6,07 pada item pertanyaan Y2 Dan nilai rata-rata

total jawaban responden mengenai variabel Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha adalah 5,98 hal ini menunjukkan minat mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Progdi Akuntansi angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan untuk berwirausaha cenderung sangat baik.


(70)

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Kualitas Data

4.3.1.1.Uji Validitas

Uji validitas untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan, valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pernyataan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan (taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono,2004:31). Peneliti terlebih dahulu melakukan pilot study atau studi pendahuluan dengan menyebarkan kuesioer untuk 10 responden untuk menguji tingkat validitas, ternyata didapatkan bahwa valid (pada lampiran IV). Dan kemudian selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner sesuai dengan sampel yaitu 65 responden. Dengan hasil pengujian seperti ini.


(71)

Hasil pengujian validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6.

Hasil Pengujian Validitas untuk Variabel Motivasi (X1) Item

Pertanyaan

Pearson Correlation

Nilai Signifikansi

Keterangan

X1.1 0,563 0,000 Valid

X1.2 0,691 0,000 Valid

X1.3 0,775 0,000 Valid

X1.4 0,598 0,000 Valid

X1.5 0,669 0,000 Valid

Sumber : Lampiran

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Uji validitas dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing – masing butir pertanyaan dengan skor yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan memberikan nilai korelasi semua butir pertanyaan < 0,05 ; yang berarti semua butir pertanyaan (5 butir pertanyaan variabel X1)


(1)

ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0.418 yang berarti berpengaruh antara motivasi terhadap tingkat minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha.

Sedangkan pengujian Uji t terhadap variabel mental kewirausahaan dapat diketahui bahwa secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0.005 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Secara statistik variabel mental kewirausahaan signifikan (positif) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi 0.257 yang berarti berpengaruh antara mental kewirausahaan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha.

Terlihat dari angka F 22,024 dengan Sig.0,000 < 0,05: Signifikan positif, model regresi cocok dan mampu menjelaskan perubahan variabel Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berwirausaha (Y), dimana pengaruhnya hanya sebesar 41,5% sedang sisanya 58,5% [100% - 41,5%] dijelaskan oleh variabel lain.

Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk teknik analisis ini cocok, oleh karena 58,5% masih dipengaruhi oleh variabel lain.


(2)

4.7. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah :

1. Adanya keterbatasan waktu dan biaya pada peneliti.

2. Adanya perbedaan persepsi diantara masing-masing responden di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.

3. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya yang akan berbeda apabila data diperoleh melalui wawancara langsung dan tidak dapat dipahaminya pertanyaan-pertanyaan kuesioner oleh responden sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini membahas mengenai analisis pengaruh motivasi dan mental kewirausahaan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan serta menganalisis dan mengetahui apakah motivasi dan mental mahasiswa terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan uraian dan analisis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Hipotesis I yang menyatakan bahwa motivasi dan mental kewirausahaan terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha teruji kebenarannya. 2. Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh paling

dominan terhadap minat mahasiswa berwirausaha, teruji kebenarannya.  


(4)

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

 Bagi peneliti selanjutnya : apabila akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang tema yang sejenis sebaiknya menambahkan variabel lain dan diharapkan perlu dilakukan kaji ulang terhadap tiap-tiap item pertanyaan untuk setiap variabel yang ingin diteliti, sehingga jawaban item-item pertanyaan tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali pengukuran. Setelah dilakukan perubahan atau penambahan terhadap item-item pertanyaan, maka item-item-item-item pertanyaan yang baru diuji ulang sebelum disebarkan kepada responen sesungguhnya. 

 Bagi Akademik : Diharapkan pihak akademik lebih meningkatkan motivasi dan mental kewirausahaan dalam kegiatan perkuliahan agar dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk berwirausaha.

 Bagi Mahasiswa : Dengan melakukan aktivitas itu semua, diharapkan dapat membuat para mahasiswa mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka diwisuda. Tapi yang paling diperlukan untuk mengimplikasikan semuanya itu perlu adanya motivasi dan mental kewirausahaan yang kuat pada diri mahasiswa itu sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Anonim, 2009, Pedoman penyusunan usulan penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar ( Edisi Bahasa Indonesia ), Penerjemah Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analilis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi II, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Meredith, Geoffrey G, 2002, Kewirausahaan Teori dan Praktek, Cetakan 7, Seri Manajemen Strategis No. 1, Penerbit PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Mudjiarto dan Aliaras Wahid, 2006, Membangun Karakteristik dan Kepribadian Kewirausahaan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Nazir, Mohammad,1988, Metode Penelitian. Cetakan Ketiga, Penerbit Galia Indonesia, Jakarta

Nazir, Mohammad, 2005, Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Cetakan

Kedua, PT Elex media Computindo, Jakarta

Siagian, Sondang, P, 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudrajat, 1988, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua, Penerbit CV. Armico, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi. Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jatim.

Suryana, 2008, Kewirausahaan, edisi 3. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Umar, Husein, 1997, Riset Akuntansi. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(6)

Umar, Husein, 2003, Metode Riset Perilaku Organisasi. Penerbit PT Gramedia Utama Pustaka, Jakarta.

Winardi, J, 2001, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wiratmo, Masykur, 1996, Pengantar Kewirausahaan Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis. Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Jurnal

Assandimitra, Nadia dan Widyastuti, 2008. Analisis Penentu Minat

Berwirausaha Mahasiswa, Jurnal Ilmu sosial, Agustus 2008, vol. 1 No. 2.

Sisnuhadi dan Petra Surya, 2008. Karakteristik Kewirausahaan dan Pengaruhnya Terhadap Keinginan Berwirausaha, Jurnal Riset Manajemen & Bisnis, Juni 2008, vol. 3, No. 1.

Indarti, Nurul dan Rostiani, Rokhima, 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia, Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Oktober 2008, vol. 23, No. 4.

Skripsi

Wahyuni, Sri, 2009. Pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil Sandal/Sepatu

Wedoro Waru Sidoarjo, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Yuli Yanto, Helmi, 2009. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa,

Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA), Skripsi UPN


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI, EFIKASI DIRI DAN PENGALAMAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM BERWIRAUSAHA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 2 89

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MENGUNGKAPKAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING) ( Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jatim ).

25 46 110

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

1 3 107

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGDI AKUNTANSI UPN VETERAN JATIM).

4 20 72

PENGARUH PENGENDALIAN DIRI, MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

6 11 111

PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “VETERAN” JATIM)

0 2 16

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGDI AKUNTANSI UPN VETERAN JATIM

0 0 11

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP NIAT UNTUK MENGUNGKAPKAN KECURANGAN (WHISTLEBLOWING) ( Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran Jatim )

0 5 23

PENGARUH MEDIA PENDIDIKAN, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 25

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPA) - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 12