PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

No. Daftar/FPEB/473/UN.40.7/D1/LT/2013

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP

INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Nenden Anggi Soniawati 0901451

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTEKNIK GROUP

INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)

Oleh:

NENDEN ANGGI SONIAWATI

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Anggi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia November 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NENDEN ANGGI SONIAWATI

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP

INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

(Studi EksperimenPada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Drs. Ani Pinayani, MM. NIP. 19620612 198803 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penggunaan Model

Cooperative Learning Teknik Group Investigation (GI) dan Think-Pair-Share

(TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X SMA Negeri 1 Parongpong)“ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, November 2013 Yang membuat pernyataan,


(5)

ABSTRAK

Nenden Anggi Soniawati (0901451), “Penggunaan Model Cooperative Learning

Teknik Group Investigation (GI) dan Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa” di bawah bimbingan Drs. Ani Pinayani, M.M

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar berupa pengetahuan (C1) dan pemahaman konsep belajar siswa (C2) berupa nilai pre test dan

post test siswa kelas XA dan XC kelas eksperimen dan XD kelas kontrol semester

ganjil di SMA Negeri 1 Parongpong, dengan memberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik Group Investigation dan

Think-Pair-Share pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya

dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Jenis penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan tiga kelompok sampel yang terdiri dari kelas kontrol dan dua kelas eksperimen. Kelas eksperimen satu menggunakan perlakuan dengan teknik

Group Investigation dan kelas eskperimen dua menggunakan perlakuan dengan

teknik Think-Pair-Share. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model konvensional.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam nilai

pre test dan post test pada masing-masing kelas yang dianalisis yaitu kelas

eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran teknik Group Investigation dan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran teknik Think-Pair-Share. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa dari ketiga teknik pembelajaran yang diberikan kepada siswa, hasilnya teknik Group Investigation merupakan teknik pembelajaran yang paling efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

ABSTRACT

Nenden Anggi Soniawati (0901451), “The used of Cooperative Learning Group

Investigation Technic (GI) and Think-Pair-Share (TPS) towards Student

Learning Process” under guidance Drs. Ani Pinayani, M.M

This study aims to determine the differences in learning process in the form of knowledge (C1) and comprehension (C2) the concept of student learning be the value of pre-test and post-test students in XA and XC as experiment class, and XD as control class in first semester at SMAN 1 Parongpong, by providing treatment using Cooperative Learning Group Investigation technique and Think-Pair-Share on competency standard comprehension economic concepts in relation to the economic activities of consumers and producers.

This research is quasi-experimental. Data were collected through observation, documentation and testing. This type of research design was implemented using three groups of samples consisting of classroom control and two experimental classes. One class of experiments using treatment techniques Group Investigation and experimentation two classes using treatment techniques Think-Pair-Share. While in control class using conventional models.

The results showed that there are significant differences in the value of pre-test and post-test for each class is class of experiments that analyzed the treated study techniques Group Investigation and treated experimental class learning techniques Think-Pair-Share. Moreover, it can be concluded also that of the three learning techniques are given to students, the results of Group Investigation technique is a learning technique that is most effective in improving student learning process.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMAKASIH ii

ABSTRAK iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 8

1.3.1 Tujuan Penelitian 8

1.3.2 Manfaat Penelitian 9

BAB II LANDASAN TEORI 10

2.1 Belajar dan Pembelajaran 10

2.1.1 Konsep Belajar 10

2.1.2 Konsep Pembelajaran 13

2.2 Teori Belajar Sosial 13

2.3 Teori Belajar Konstruktivisme 14

2.4 Model Pembelajaran 18

2.4.1 Konsep Model Pembelajaran 18

2.4.2 Model Pembelajaran Cooperative Learning 20

2.4.3 Group Investigation (GI) 21

2.4.3.1 Langkah-langkah Penerapan Teknik Group Investigation 23 2.4.3.2 Karakteristik Teknik Pembelajaran Group Investigation 24 2.4.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Group Investigation 25


(8)

2.4.4 Think-Pair-Share (TPS) 26 2.4.4.1 Karakteristik dan Langkah Penerapan Teknik Think-Pair-Share 27 2.4.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Think-Pair-Share 28

2.5 Hasil Belajar 29

2.5.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif 30

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar 34

2.6 Pengetahuan Belajar (C1) 35

2.7 Pemahaman Konsep Belajar (C2) 36

2.8 Penelitian Terdahulu 38

2.9 Kerangka Pemikiran 39

2.10 Hipotesis 42

BAB III METODE PENELITIAN 44

3.1 Objek Penelitian 44

3.2 Metode Penelitian 44

3.3 Desain Penelitian 45

3.4 Tahapan Penelitian 46

3.5 Sumber Data 47

3.6 Teknik Pengumpulan Data 47

3.6.1 Test Awal (Pre Test) 50

3.6.2 Tes Akhir (post Test) 50

3.6.3 Prosedur Penelitian 50

3.6.4 Instrumen Penelitian 52

3.7 Analisis Uji Instrumen 53

3.8 Metode Analisis Data 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64

4.1 Gambaran Umum Penelitian 64

4.1.1 Lokasi Penelitian 64

4.1.2 Subjek Penelitian 66


(9)

4.2.1 Pemantapan Instrumen Penelitian 66

4.2.1.1 Uji Validitas 67

4.2.1.2 Uji Reabilitas 67

4.2.1.3 Tingkat Kesukaran 68

4.2.1.4 Daya Pembeda 69

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Tes 70

4.2.2.1 Data Tes Awal (Pre Test) 70

4.2.2.2 Data Test Akhir (Post Test) 71

4.3 Uji Prasyarat Analisis 76

4.3.1 Uji Normalitas 76

4.3.2 Uji Homogenitas 77

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian 78

4.5 Pembahasan 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 93

5.1 Kesimpulan 93

5.2 Saran 93

DAFTAR PUSTAKA 95


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Semester 1 Kelas X SMAN 1 Parongpong

4

Tabel 2 Taksonomi untuk Belajar, Mengajar dan Menilai Enam Kategori dan Dimensi Proses Kognitif dan Proses Kognitif yang Terkait

31

Tabel 3 Desain Penelitian 45

Tabel 4 Pola Eksperimen 48

Tabel 5 Persiapan Uji Normalitas 60

Tabel 6 Hasil Validitas Instrumen Penelitian 66 Tabel 7 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran 67 Tabel 8 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda 68 Tabel 9 Rata-rata Nilai Hasil Pre test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 69 Tabel 10 Rata-rata Nilai Hasil Post tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 71 Tabel 11 Rekapitulasi Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 73 Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian 76 Tabel 13 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data Masing-masing Kelompok 77 Tabel 14Hasil Uji-t Perbedaaan Pre test dan Post test Kelas Eksperimen Group

Investigation

78

Tabel 15 Hasil Uji-t Perbedaaan Pre test dan Post test Kelas Eksperimen

Think-Pair-Share

80

Tabel 16Hasil Uji-t Perbedaaan Pre test dan Post test Kelas Kontrol 81 Tabel 17 Hasil Uji-t Perbedaaan Post test Kelas Eksperimen Group Investigation dan Kelas Kontrol

82

Tabel 18 Hasil Uji-t Perbedaaan Post test Kelas Eksperimen Think-Pair-Share dan Kelas Kontrol

84

Tabel 19 Hasil Uji-t Perbedaaan Post test Kelas Eksperimen Group Investigation dan

Think-Pair-Share


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir 42

Gambar 2 Perbandingan Nilai Hasil Pre test Kelas Eksperimen GI, Eksperimen TPS dan Kelas Kontrol

70

Gambar 3 Perbandingan Nilai Hasil Post test Kelas Eksperimen GI, Eksperimen TPS, dan Kelas Kontrol

72


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persoalan tentang pendidikan fokusnya selalu berkenaan dengan persoalan peserta didik, peserta didik yang dicintai, disayangi, dan generasi yang masa depannya harus dipersiapkan.Tugas mendidik anak ternyata tidak mudah dilakukan, lebih-lebih pada zaman sekarang ini.Kesulitan-kesulitan menjalankan tugas mendidik itu amat terasa, terutama ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa pengaruh lingkungan sudah sedemikian kuat, bahkan melampaui kekuatan pengaruh faktor-faktor pendidikan lainya.

Sebagaimana dalam pasal Bab II pasal 3 UU Rl no. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikannasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab.

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan ditempuh melalui berbagai kebijakan.Mulai dari kebijakan anggaran, muatan kurikulum, peningkatan kualifikasi guru, sistem kenaikan pangkat, dan segala usaha evaluasi (UN).Namun sampai saat ini usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan belum sepenuhnya berhasil hal tersebut ditunjukkan dengan masih rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan disegala bidang. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang


(13)

demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan bangsa (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).

Sanjaya (2006: 2) mengatakan terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk kita kritisi dari konsep pendidikan menurut undang-undang tersebut. Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan dan untung-untungan, akan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan.

Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak. Dengan demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Pendidikan yang hanya mementingkan salah satu diantaranya tidak akan dapat membentuk manusia secara utuh.

Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (student active learning). Pendidikan adalah proses pengembangan potensi anak didik. Dengan demikian, anak dipandang sebagai organisme yang sedang berkembang dan memiliki potensi. Tugas pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik, bukan menjejalkan materi pelajaran atau memaksa anak untuk menghafal data dan fakta.

Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan tiga aspek inilah, (sikap, kecerdasan, dan keterampilan) arah dan tujuan pendidikan harus diupayakan. Dalam hal tersebut di atas proses pembelajaran merupakan salah satu faktor


(14)

yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, faktor ini merupakan faktor yang dapat diupayakan sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang sekaligus dapat menjadi penentu keberhasilan belajar siswa.

Pendidikan sebagai upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi memerlukan suatu pendukung yaitu mutu pendidikan.Kurniasih (2006) mensinyalir bahwa rendahnya mutu pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya interaksi dan motivasi siswa dalam belajar. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, sehingga orientasi pembelajaran yang memposisikan guru sebagai narasumber tunggal (teacher centered) harus diubah menjadi student centered. Namun demikian, paradigma teacher centered nampaknya masih banyak diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini lebih praktis dan tidak menyita waktu.

Dalam proses pendidikan, guru perlu mengembangkan strategi yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah. Hal ini adalah untuk memenuhi tuntutan pelaksanaan proses pembelajaran yang juga termuat dalam PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 yaitu, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas kemandirian sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”

Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sekarang ini, perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya peningkatan mutu pendidikan baik itu prestasi belajar siswa maupun kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Akan tetapi banyak kenyataan disekolah proses pembelajaran yang berlangsung masih bersifat tradisional/konvensional yakni terpusat pada guru (teacher centered) sehingga peran guru lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam proses belajar mengajar umumnya guru lebih mementingkan ketercapaian target kurikulum dan kurang memperhatikan


(15)

penguasaan siswa dalam menerima materi, hal itu akan membuat siswa belajar pasif. Hal tersebut jelas merupakan suatu masalah yang harus dibenahi karena jika dibiarkan akan menyebabkan siswa tidak kreatif dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai pun tidak optimal. Berikut ini adalah data awal hasil tes konsep pemahaman belajar siswa kelas X SMAN 1 Parongpong:

Tabel 1

Nilai UAS Mata Pelajaran Ekonomi Semester 1Kelas X SMAN 1 Parongpong

Kelas Jumlah Siswa

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Nilai Rata-rata

KKM >75 Siswa

Mencapai KKM

Siswa Tidak Mencapai

KKM

X-1 44 3,5 7,8 5,18 1 43

X-2 43 2,5 9,4 6,88 17 26

X-3 44 4,0 9,3 7,13 16 28

X-4 44 3,0 8,5 6,18 17 27

Data penelitian, data diolah

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa semua kelas perolehan nilai rata-rata UAS nya masih dibawah KKM atau tidak tuntas. Dari keseluruhan jumlah siswa kelas X, perolehan nilai rata-rata yang masih dibawah KKM berjumlah 151 orang dari jumlah seluruh siswa kelas X sebanyak 217 orang. Data tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Parongpong belum optimal. Masalah diatas dapat diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah


(16)

faktor-faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi motivasi belajar, minat, persepsi siswa terhadap guru, sikap maupun kondisi fisik dan psikis siswa yang meliputi kompetensi guru, metode mengajar, kurikulum, keluarga dan fasilitas belajar.Serta, faktor eksternal yakni faktor-faktor yang timbul dari luar individu seperti lingkungan keluarga, motivasi lingkungan sekitar, serta sarana dan prasarana pembelajaran. Selain itu, faktor internal dan eksternal tersebut akan secara langsung mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman belajar siswa.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pengetahuan (C1) dan pemahaman belajar siswa (C2) dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika pengetahuan dan pemahaman belajar siswa telah dikatakan baik maka hasil belajar yang diperoleh siswa akan baik pula. Begitupun sebaliknya, apabila pengetahuan (C1) dan pemahaman belajar siswa (C2) kurang maka akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Guru telah melakukan berbagai upaya guna memperbaiki kualitas proses belajar mengajar agar tujuan pembelajarannya tercapai. Upaya kearah peningkatan terutama dalm pelajaran ekonomi terus dilakukan dengan perbaikan dalam strategi pembelajaran, metode serta teknik pelaksanaan pembelajaran yang lebih mengarah kepada strategi yang dapat mengaktifkan siswa dan pembelajaran yang terpusat pada siswa (student center) sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi meningkat dan lebih baik.

Para pakar pendidikan berusaha menawarkan berbagai model dan metode pembelajaran yang tepat untuk membuat prestasi siswa menjadi lebih baik. Salah satu teknik pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi lebih aktif adalah teknik pembelajaran Group Investigation dan Think-Pair-Share.

Model dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMAN 1 Parongong masih jarang digunakan, hal ini terbukti dari faktanya yaitu:


(17)

1. Guru masih kurang berinovasi dalam menggunakan berbagai model pembelajaran

2. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional berupa penggunaan teknik ceramah dalam pembelajaran

3. Masih kurang lengkapnya buku pembelajaran di perpustakaan sehingga referensinya masih kurang.

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, dan berdasarkan pengamatan sementara, maka terlihat dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMAN 1 Parongpong menunjukan gejala:

1. Kurang terjadinya pembelajaran siswa yang aktif dan kreatif 2. Kurang terjadinya pembelajaran yang menyenangkan

3. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima materi di dalam kelas 4. Kurangnya berfikir kritis pada siswa

5. Kurangnya pemahaman siswa

6. Masih banyaknya hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM

Untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka salah satu usaha yang akan ditempuh adalah dengan penggunaan model dan teknik pembelajaran yang dapat menbuat siswa menjadi aktif, kreatif, menyenangkan, konsentrasi dan berpikir kritis. Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam mengatasi masalah diatas adalah teknik pembelajaran Group Investigation dan Think-Pair-Share Dalam prakteknya dengan teknik ini guru dapat menggali kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa, mengasah daya pikir juga siswa menjadi lebih kreatif dan kritis, berani menuangkan ide dan gagasannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga pemahaman belajar siswa menjadi baik. Dengan demikian aktivitas belajar dipusatkan pada siswa dan guru bertugas sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.


(18)

Dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitan mengenai penerapan teknik pembelajaran Group Investigation dan Think-Pair-Share terhadap mata pelajaran ekonomi. Dengan pembelajaran menggunakan teknik ini diharapkan siswa dapat termotivasi dalam proses belajar sehingga hasil belajar siswa pun menjadi lebih baik. Diangkat dari pernyataan tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul; “Penggunaan Model Cooperative Learning Teknik Group

Investigation (GI) dan Think-Pair-Share (TPS) TerhadapHasil Belajar Siswa

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Memahami Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen di Kelas X di SMAN 1 Parongpong Tahun Ajaran 2013-2014).

1.2 Rumusan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah penggunaan metode yang digunakan oleh guru daam proses pembelajaran ekonomi.

Berdasarkan latar belakang masalah dan faktor diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik Group

Investigation?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pretest) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik

Think-Pair-Share?

3. Apakah terdapat perbedaam hasil belajar siswa pada test awal (pre test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model konvensional pada kelas kontrol? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan


(19)

5. Apakah terdapat perbedaam hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan modelCooperative Learning teknik Think-Pair-Share dengan kelas kontrol? 6. Apakah terdapat perbedaanhasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan

model Cooperative Learningteknik Group Investigation dengan kelas yang menggunakan model Cooperative Learning teknikThink-Pair-Share?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik Group Investigation.

2. Untuk mengetahuiperbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share.

3. Untuk mengetahuiperbedaam hasil belajar siswa pada test awal (pre test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model konvensional.

4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan modelCooperative Learning teknik Group Investigationdengan kelas kontrol.

5. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan modelCooperative Learning teknik Think-Pair-Share dengan kelas kontrol.

6. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model Cooperative Learning teknikGroup Investigation dengan kelas yang menggunakan model Cooperative Learning


(20)

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat lebih meingkatkan hasil belajar siswa dan memperkaya ilmu pendidikan bagi guru khususnya dalam penggunaan model Cooperative Learning teknik Group Investigation dan

Think-Pair-Share terhadap hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa juga sebagai kajian lebih lanjut khususnya tentang pengaruh model Cooperative Learning teknik Group

Investigation dan Think-Pair-Share terhadap hasil belajar siswa untuk

kepentingan dunia praktis, dan bisa juga dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMAN 1 Parongpong. Hal ini dikarenakan di SMAN 1 Parongpong terdapat suatu permasalahan yang cukup menarik untuk diteliti seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang permasalahan, penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh dari model Cooperative Learning teknik Group Investigation (X1) dan Think-Pair-Share (X2) variabel bebas terhadap hasil belajar siswa (Y) yang merupakan variabel terikat.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitiannya.

Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Metode kuasi eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian eksperimen, Peneliti membagi subyek yang diteliti menjadi tiga kelompok yaitu kelompok ekperimen adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan memberikan teknik pembelajaran Group Investigation dan Think-Pair-Share pada saat pembelajaran berlangsung, sementara kelompok kontrol adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. Menurut Arikunto (1988: 484) tentang penelitian eksperimen. Di dalam metode kuasi eksperimen ini penulis mengharapkan dapat mengungkapkan perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan


(22)

teknikpembelajaran Group Investigation dan siswa yang menggunakan teknik pembelajaran Think-Pair-Share untuk kemudian ditelaah bagaimana implikasinya terhadap hasil belajar siswa.

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang berhubungan degan metode atau alasan mengapa metode tersebut digunakan. Pola eksperimen yang digunakan adalah Non

Equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2000:79). Secara bagan bisa

digambarkan seperti tabel berikut:

Tabel 3 Desain Penelitian

O1 X1 O4

O2 X2 O5

O3 - O6

Keterangan:

O1 : Pretest kelas eksperimen 1 O2 : Pretest kelas eksperimen 2 O3 : Pretest kelas kontrol

X1 : Penerapan model Cooperative Learning teknik Group Investigation X2 :Penerapan model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share _ : Metode Ceramah


(23)

O5 : Posttest kelas eksperimen 2 O6 :Posttest kelas kontrol

3.4 Tahapan Penelitian

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek, dengan kata lain penelitian eskperimen bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan sebab akibat antara perlakuan yang disengaja diadakan dengan efek yang terjadi sesudahnya. Menurut Arikunto (1989:9) terdapat langkah-langkah penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan strategi dan langkah-langkah penelitian pada umumnya:

1. Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan 2. Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan

3. Merumuskan batasan istilah, pembatasan variabel, hipotesis dan dukungan teori 4. Menyusun rencana eksperimen:

a. Mengidentifikasikan semua variabel non eksperimen yang sekiranya akan mengganggu hasil eksperimen dan menentukan bagaimana mengontrol variabel-variabel tersebut.

b. Memilih desain atau modul eksperimen.

c. Memilih sampel yang representatif (wakil yang dpat dipercaya) dari subjek yang termasuk ke dalam populasi.

d. Menggolongkan wakil subjek ke dalam dua kelompok, disusul dengan penentuan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.

e. Memilih atau menyusun instrumen yang teat untuk mengukur hasil pemberian perlakuan.

f. Pembuata garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji coba instrumen dan eksperimen agara apabila sampai pada pelaksanaanm baik


(24)

eksperimen maupun instrumen pengukur hasil-hasil sudah betul-betul sempurna.

g. Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik. 5. Melaksanakan eksperimen

6. Memilih data sedemikian rupa sehingga terkumpul hanya data yang menggambarkan hasil murni dari kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding.

7. Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji signifikasi agar dapat diketahui secara cermat bagaimana hasil dari kegiatan eksperimen.

3.5 Sumber Data

Arikunto (2002: 7) mengemukakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adaah

subjek darimana data dapat diperoleh.” Berdasarkan pernyataan tersebut, maka

sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Parongpong Tahun Ajaran 2013-2014.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama siswa dan nilai tes mata pelajaran ekonomi standar kompetensi Memahami Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen Semester 1 tahun ajaran 2013-2014.

b. Metode eksperimen

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola sebagai berikut:


(25)

Tabel 4 Pola Eksperimen

Kelompok Kondisi awal Perlakuan Tes

Eksperimen Nilai kelas Xsemester I SK Memahami Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen tahun ajaran 2013-2014.

Teknik Pembelajaran Group Investigation Tes akhir

Eksperimen Nilai kelas Xsemester I SK Memahami Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen tahun ajaran 2013-2014.

Teknik Pembelajaran

Think-Pair-Share

Tes akhir

Kontrol Nilai kelas Xsemester I SK Memahami Konsep Ekonomi Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Ekonomi Konsumen dan Produsen tahun ajaran 2013-2014.

Teknik pembelajaran konvensional

Tes akhir

Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dengan teknik pembelajaran


(26)

konvensional sebagai pembanding.Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu memberikan pembelajaran menggunakan teknik pembelajaran

Group Investigation dan Think Pair Share, kemudian mengadakan tes akhir untuk

melihat hasil pembelajarannya. Sedangkan perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol yaitu menggunakan teknik konvensional dan setelah pembelajaran selesai diberikan tes akhir yang sama dengan tes yang diberikan pada kelompok eksperimen.

Dalam rancangan penelitian ini, variabel kontrol dan variabel eksperimen perlu dilakukan kesamaan yang meliputi usaha-usaha sebagai berikut:

1. Menggunakan uji statistik yang meliputi uji normalitas Chi-kuadat, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata.

2. Mengontrol faktor-faktor penggangu.

Penelitian dapat dilakukan jika ada faktor-faktor yang perlu dikontrol. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Faktor guru

Pada faktor ini, guru harus dipersiapkan secara matang dalam melaksanakan metode-metode pembelajaran dan dapat menjalankan dengan sebaik-baiknya. b. Faktor lingkungan

Pada faktor ini, ruang kelas yang digunakan untuk percobaan dipilih sedemikian rupa sehingga pengaruh panas sinar matahari dan gangguan-gangguan luar seperti latihan-latihan, kunjungan-kunjungan atau keributan dari kelas lain dapat dikendalikan.

c. Faktor motivasi

Untuk mengontrol faktor motivasi, butir-butir soal latihan perlu disusun dengan baik, yang mana butir soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah akan memotivasi siswa untuk mau belajar memecahkan soal-soal latihan.


(27)

d. Faktor jam pelajaran

Faktor jam pelajaran dapat menjadi faktor pengganggu apabila digunakan pada waktu yang kurang tepat. Dalam penelitian ini dipilih waktu pelajaran mulai jam pertama agar siswa masih dalam keadaan segar dalam berfikir. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung diambil dari obyek penelitian.Untuk memperoleh data mengenai kemampuan tingkat hasil siswa dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative

Learning melalui teknik Group Investigation dan teknik Think-Pair-Share di

perlukan seperangkat alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang terdiri dari pre test dan post test.

3.6.1 Test Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan 3 (tiga) metode pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu menggunakan teknik pembelajaran Group Investigation untuk kelas eksperimen 1, teknik pembelajaran Think-Pair-Share untuk kelas eksperimen 2 dan teknik pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

3.6.2 Tes Akhir (Post Test)

Tes akhir atau post test dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan 3 (tiga) teknik pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu menggunakan teknik pembelajaran Group Investigation untuk kelas eksperimen 1, teknik pembelajaran Think-Pair-Share untuk kelas eksperimen 2 dan teknik pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

3.6.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini di bagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian.


(28)

1. Tahap Persiapan Penelitian, meliputi: a. Menentukan masalah.

b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa. 2. Tahap pelaksanaan penelitian.

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini. b) Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian. c) Membuat skenario pembelajaran.

d) Menyusun instrumen tes PG berdasarkan kurikulum.

e) Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian yang beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

f) Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g) Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian.

h) Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun soal-soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang lebih baik.

i) Mengadaan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian yang valid dan reliabel.

j) Memilih sampel dengan dilakukan secara acak.

k) Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.

l) Memberikan tes awal /pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tes kemampuan awal siswa.

m) Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penerapan melalui model pembelajaran Cooperative Learning teknik Group

Investigation dan Think-Pair-Share. Sedangkan pada kelas kontrol


(29)

kelompok eksperimen dan kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi.

n) Menguji kesamaan dan perbedaan hasil pre test pada kelas eksperimen dan kelas control.

o) Membandingkan perbedaan hasil sekor gain kelas eksperimen dan kelas control.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data ini meliputi analisis data dengan menggunakan pengujian statistik, yaitu:

1. Uji Homogenitas 2. Uji Hipotesis

3. Kesimpulan Penelitian

Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.

3.6.4 Instrumen Penelitian

Tes untuk variabel terikat (kemampuan tingkat hasil belajar siswa) ini dikonstruksi dalam bentuk tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal. Setiap soal dibuat untuk menguji kemampuan hasil belajar siswa dalam aspek pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2) siswa terhadap konsep-konsep yang tercakup dalam pokok bahasan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi, circular flow diagram dan peran konsumen dan produsen. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pre test yang bertujuan untuk melihat kemampuan awal pemahaman siswa dan pada saat post test setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan tingkat hasil belajar siswa sebagai hasil penerapan model pembelajaran.

Instrumen penelitian tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam silabus.


(30)

2. Membuat kisi-kisi instrument penelitian yang mencakup pokok bahasan, aspek soal, nomor soal, dan jumlah item soal.

3. Menyusun soal (instrument) berdasarkan kisi-kisi. 4. Membuat skenario pembelajaran.

5. Mengkonsultasikan instrumen dengan kedua dosen pembimbing dan guru bidang studi ekonomi kelas X.

3.7 Analisis Uji Instrumen a. Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian.Pada penelitian ini untuk variabel X dilakukan uji validitas isi (content validity) dan uji validitas konstruk (construct

validity).

Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apayang seharusnya diukur. Arikunto (2006:168) menjelaskan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat.

Penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan persamaan:

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N


(31)

Keterangan:

xy

r = indeks korelasi

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y

N = jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji „t

yaitu :

2

1 2 r n r t



 (Sudjana, 1996:377)

Keterangan :

n = banyaknya data r = koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan untuk validitas konstruk menurut Arikunto (1996:138) sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir. Uji validitas konstruksi pada penelitian ini terdiri dari uji daya beda (DP) dan taraf kesukaran (TK).

b. Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006: 178) reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian suatu instrumen cukup


(32)

dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen itu sudah baik.Reliabelitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

   

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Arikunto, 2006:183)

Di mana:

xy

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y N = jumlah responden

3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown, yaitu :

r11 =

  

  1 2 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r


(33)

dengan :

r11 : reliabilitas instrumen r

2 1 2

1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Arikunto (2002:167) kriterianya adalah sebagai berikut :

0,81-1,000 : sangat tinggi 0,61- 0,800 : tinggi

0,41- 0,600 : cukup 0,21- 0,400 : rendah

c. Daya Pembeda (DP)

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (1996:211) bahwa

”daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa

yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah”. Menguji daya pembeda setiap butir bentuk objektif digunakan rumus dan klasifikasi sebagai berikut: B A B B A A P P J B J B    

DP (Arikunto, 2003:213)

Keterangan :

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.


(34)

JA : banyaknya peserta kelompok atas. JB : banyaknya peserta kelompok bawah.

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Batas klasifikasi daya pembeda yaitu :

0,00 < P ≤ 0,20 = jelek 0,21 < P ≤ 0,40 = cukup 0,41 < P ≤ 0,70 = baik

0,71 < P ≤ 1,00 = baik sekali (Arikunto, 1999: 218)

d. Tingkat Kesukaran

Tujuan dari menguji tingkat kesukaran adalah untuk mengetahui tingkat soal tersebut, apakah soal tersebut termasuk kedalam soal sukar, sedang atau mudah.Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:

JS B

P (Arikunto, 2003:208)

Keterangan :

P : indeks kesukaran.

B : jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta test


(35)

Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1,00< P ≤ 0,30 = sukar.

0,30< P ≤ 0,70 = sedang

0,70< P ≤ 1,00 = mudah (Arikunto, 1999: 210)

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Secara garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto (1996:240) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan:

Kegiatan yang akan dilakukan pada persiapan adalah: a. Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dites

b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.

c. Menyebarkan soal tes kepada reponden.

d. Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden.

e. Mengecek kelengkapan data kembali dan memeriksa isi dari soal tes yang akan diberikan.

2. Tabulasi

a. Memberi skor pada setiap item jawaban yang telah dijawab responden b. Menjumlah skor yang didapat dari setiap variabel.

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian Langkah-langkah analisis data uji instrumen:

1. Jika sampel berdistribusi homogen, maka data dilanjutkan dengan pengetesan tentang normalitas distribusi data.


(36)

2. Jika datanya normal, maka dilanjutkan dengan uji „t

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data uji statistik adalah sebagai berikut:

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua kelas yang homogen. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

S

S

B A

F 2

2

 (Siregar, 2004 : 50) Keterangan:

S

A

2

= Variansi terbesar

S

B

2

= Variansi terkecil

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak.Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Menurut Sudjana (1992: 151) menyatakan bahwa:

Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku.


(37)

Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatikan tabel berikut ini.

Tabel 5

Persiapan Uji Normalitas

Interval f Xt Zi lo li ei

2

Jumlah

(Siregar, 2004: 87) Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan rentang dengan rumus:

Xb Xa

R  (Siregar, 2004: 24)

Di mana : Xa = data terbesar Xb = data terkecil

2. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

n

i13,3.log (Siregar, 2004: 24) Di mana : n = jumlah sampel

3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

K R

P (Siregar, 2004: 24)


(38)

K = banyak kelas

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi.

4. Menghitung rata-rata

 

x dengan rumus:

 

i i i f x f x  

 . (Siregar, 2004: 86)

Di mana : fi = jumlah frekuensi

i

x = data tengah-tengah dalam interval

5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

 

1

2 2     n n x f x f n

S i i i i (Siregar, 2004: 86)

6. Tentukan batas bawah kelas interval

 

xin dengan rumus:

 

xinBb0,5kali desimal yang digunakan interval kelas.

Di mana : Bb = batas bawah interval

7. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

S x x

Ziin  (Siregar, 2004: 86)

8. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom lo. Harga x 1

dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.

Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom li,


(39)

9. Hitung frekuensi harapan

i i i l f

e  . (Siregar, 2004: 86)

10.Hitung nilai 2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:

i i i

e e

f 2

2  

 (Siregar, 2004: 87)

11.Lakukan interpolasi pada tabel 2

untuk menghitung p-value.

12.Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value> α = 0,05.

3. Uji Hipotesis

Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t independen sesuai rumus berikut:

t =

√{ }{ }

(Arikunto, 2007 : 311)

Dengan :

M1 = mean teknik pembelajaran Group InvestigationdanThink-Pair-

Share

M2 = mean skor hasil belajar N1 = N2 = Jumlah siswa

x = deviasi setiap nilai X1 dan X2 y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Adapun caranya :


(40)

a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2– 1)

b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Muhammad. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam.

Anderson, C. (2001). Taxonomy of Educational Objectives. New York: Logman Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Surabaya: Bina.

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jogjakarta : Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Aswan, Zain, Djamarah, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Bloom, Benyamin. 1975. Toxonomy of Education Objective, New York.

Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdikbud (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Jakarta : Depdikbud.

Departemen PendidikanNasional. 2003. Pendidikan Orang Dewasa dan masyarakat. Jakarta: BPPLSP Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

E. Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. ROSDA KARYA. Bandung. Fajarsari, Desya. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe


(42)

Isjoni . (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung:

Alfabeta.

Joyce, B.; Weil, M.; Showers, B. 1986. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

Suriasumantri, Jujun S., 1993. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Neti, Budiwati & Leni, Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung:Labolatorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Ratna, Lala. 2011. Pengaruh Pembelajaran Ekonomi Melalui Model Cooperative

Learning dengan Teknik Think-Pair-Share Terhadap Pengingkatan Hasil Belajar Siswa.

Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Siti Maesaroh. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan

Metode GroupInvestigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.

Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana, & Daeng Arifin. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses


(43)

Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, (2000).Statistik Untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah 157.

Sukardjo, & Komarudin. (2009). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. Suryosubroto, Drs. B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta

Toeti Soekamto, Udin Saripudin Winata Putra. 1996. Teori Belajar dan Model

Pembelajaran. Jakarta: Pusat Antar Universitas.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : PT. Kencana.

Udin S. Winaputra. 2001. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1.

Widarti, A. (2007). Efektvitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Segi Empat Pada Siswa Kelas VII Semester 2.


(44)

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik

Group Investigation.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik

Think-Pair-Share.

3. Tidak terdapat perbedaanperbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre

test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan teknik konvensional

4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan modelCooperative Learning teknik Group Investigation dengan kelas control

5. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan modelCooperative Learning teknik Think-Pair-Share dengan kelas control. 6. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model

Cooperative Learning teknik Group Investigation dengan kelas yang

menggunakan model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian penggunaan model Cooperative

Learning dengan teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa maka peneliti mengajukan beberapa saran atau rekomendasi untuk pihak-pihak tertentu sebagai berikut:


(46)

1. Bagi siswa, diharapkan keaktifan dan partisipasinya dalam pembelajaran karena peran siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.

2. Bagi guru, diharapkan menerapkan model pembelajaran yang inovatif salah satunya model Cooperative Learning teknik Group Investigation dan

Think-Pair-Share, dengan terlebih dahulu dibekali dengan pemaparan tujuan pembelajaran,

langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal. 3. Bagi pihak sekolah, diharapkan merekomendasikan model-model pembelajaran

yang inovatif salah satunya yaitu model pembelajaran Cooperative Leraning teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share demi tercapaimya tujuan pembelajaran yang maksimal.

4. Untuk penulis selanjutnya, upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi, maka model pembelajaran Cooperative Leraning teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share dapat dipertimbangkan sebagai teknik pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Muhammad. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam.

Anderson, C. (2001). Taxonomy of Educational Objectives. New York: Logman Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Surabaya: Bina.

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jogjakarta : Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Aswan, Zain, Djamarah, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Bloom, Benyamin. 1975. Toxonomy of Education Objective, New York.

Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdikbud (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar (GBPP). Jakarta : Depdikbud.

Departemen PendidikanNasional. 2003. Pendidikan Orang Dewasa dan masyarakat. Jakarta: BPPLSP Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

E. Mulyasa. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. ROSDA KARYA. Bandung. Fajarsari, Desya. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe


(2)

Isjoni . (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung:

Alfabeta.

Joyce, B.; Weil, M.; Showers, B. 1986. Models of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

Suriasumantri, Jujun S., 1993. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Moh. Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Neti, Budiwati & Leni, Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung:Labolatorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Ratna, Lala. 2011. Pengaruh Pembelajaran Ekonomi Melalui Model Cooperative

Learning dengan Teknik Think-Pair-Share Terhadap Pengingkatan Hasil Belajar Siswa.

Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Siti Maesaroh. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan

Metode GroupInvestigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.

Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana, & Daeng Arifin. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses


(3)

Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono, (2000).Statistik Untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah 157.

Sukardjo, & Komarudin. (2009). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. Suryosubroto, Drs. B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta

Toeti Soekamto, Udin Saripudin Winata Putra. 1996. Teori Belajar dan Model

Pembelajaran. Jakarta: Pusat Antar Universitas.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : PT. Kencana.

Udin S. Winaputra. 2001. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1.

Widarti, A. (2007). Efektvitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Segi Empat Pada Siswa Kelas VII Semester 2.


(4)

(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes

akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik

Group Investigation.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre test) dengan tes

akhir (post test) yang menggunakan model Cooperative Learning teknik

Think-Pair-Share.

3. Tidak terdapat perbedaanperbedaan hasil belajar siswa pada tes awal (pre

test) dengan tes akhir (post test) yang menggunakan teknik konvensional

4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan

modelCooperative Learning teknik Group Investigation dengan kelas control

5. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan

modelCooperative Learning teknik Think-Pair-Share dengan kelas control.

6. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model

Cooperative Learning teknik Group Investigation dengan kelas yang

menggunakan model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share. 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian penggunaan model Cooperative

Learning dengan teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa maka peneliti mengajukan beberapa saran atau rekomendasi untuk pihak-pihak tertentu sebagai berikut:


(6)

1. Bagi siswa, diharapkan keaktifan dan partisipasinya dalam pembelajaran karena peran siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.

2. Bagi guru, diharapkan menerapkan model pembelajaran yang inovatif salah

satunya model Cooperative Learning teknik Group Investigation dan

Think-Pair-Share, dengan terlebih dahulu dibekali dengan pemaparan tujuan pembelajaran,

langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.

3. Bagi pihak sekolah, diharapkan merekomendasikan model-model pembelajaran

yang inovatif salah satunya yaitu model pembelajaran Cooperative Leraning teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share demi tercapaimya tujuan pembelajaran yang maksimal.

4. Untuk penulis selanjutnya, upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya

dalam mata pelajaran ekonomi, maka model pembelajaran Cooperative Leraning teknik Group Investigation dan Think-Pair-Share dapat dipertimbangkan sebagai teknik pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.