ANALISIS STRATEGI MANAJEMEN PADA PT GARU (1)
ANALISIS STRATEGI MANAJEMEN PADA PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK
Berdasarkan Laporan Tahunan 2015
diajukan untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Management Industri Dosen Pengampu : Dr. Zaenal Muttaqin., Ir.,MT
disusun oleh :
Roginia Mandasa
Fierdy Nurdiana Rachman
Dhea Ayu Pratiwi
Muhammad Mara Ikbar
Surya Nur Rachman
JURUSAN TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDRAL ACHMADYANI BANDUNG 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Analisis Strategi Manajemen Pada Pt Garuda Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan laporan tahunan di tahun 2015.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai analisis pada PT Garuda Indonesia mengenai visi dan misinya, tujuan jangka panjang dari PT Garuda Indonesia, strategi yang digunakan oleh PT Garuda Indonesia agar tetap dapat bersaing di pasar bahkan memiliki keunggulan bersaing diantara kompetitornya. Penulis juga menganalisis SWOT yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia, sehingga dapat menghasilkan strategi yang dapat disarankan kepada PT Garuda Indonesia untuk dapat digunakan dalam menutupi kelemahan dan ancaman dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia. Selain itu, penulis juga membahas mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan untuk memudahkan penulis dalam menganalisis lingkungan di sekitar perusahaan yang berkaitan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 PROFIL PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai pelopor maskapai nasional yang didirikan pada tahun 1949, Garuda Indonesia
ea ahka ke ali tagli e The Airli e of I do esia se agai pe a da kepelopora da identitas maskapai pembawa bendera bangsa (flag carrier) di tengah persaingan industri
penerbangan yang semakin ketat baik di tingkat nasional dan khususnya di tingkat internasional. Dengan tagline ini, Garuda Indonesia semakin memantapkan posisi menuju maskapai kelas dunia.
1.2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
1.3 TUJUAN JANGKA PANJANG
Tujuan jangka panjang Garuda Indonesia adalah menjalankan program 5 tahun ekspansi secara agresif dari tahun 2011-2015. Program ini dikenal de
ga a a Qua tu Leap . Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan
jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
BAB II ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN
2.1 ANALISIS VISI DAN MISI
2.1.1 VISI
Perusaha Graphic Directio Focused
Feasible Derisable Easy to an
Flexible
nal
Communi cate
Garuda
Penjelasan visi Graphic
: Menjelaskan jenis perusahaan Garuda, yaitu penerbangan Directional
: Tidak ada dan mereka tidak mencantumkan target di masa depan Focused
: Memfokuskan diri di Indonesia dan berdaya saing internasional Flexible
: Visi tidak fleksibel
Feasible
: Berdaya saing internasional
Desirable : Mempunyai tantangan untuk menjadi perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia Easy to Communicate : visi perusahaan jelas dan singkat
Public Image
Self Concept
Philosophy
Survival, Growth and Profit
Technology
Market
Product or service
Penjelasan Misi : Costumer
: Memberikan kepuasan pada pengguna jasa yang terpadu Employee
: Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi
Public Image : Tidak dicantumkan dalam misi Self Concept : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti Philosophy : Pengelolaan secara profesional didukung oleh SDM berkompetensi
tinggi
Survival, Growth and Profit : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk memingkatkan keutungan
Technology : Tidak dicantumkan dalam misi Market
: Target pasar di domestik
Product or service : Melaksanakan usaha jasa angkutan udara
2.2 ANALISIS TUJUAN JANGKA PANJANG
Tujuan jangka panjang dari perusahaan penerbangan Garuda Indonesia menurut strategic objective adalah :
1. Menuju Maskapai dengan Standar Layanan Kelas Dunia. Dengan konsep layanan Garuda I do esia E perie e da sta dar la a a di seluruh usto er’s tou h
points, Garuda Indonesia secara konsisten terus meningkatkan standar layanan untuk menjadi maskapai dengan layanan kelas dunia.
Spesific : tujuan jangka panjang tersebut sudah spesifik, karena Garuda Indonesia
memiliki tujuan yang jelas dan fokus, yaitu memiliki standar layanan kelas dunia. Measurable : kurang measurable. Hal ini dikarenakan tidak diberikannya penjelasan
waktu secara mendetail tentang tujuan Garuda Indonesia untuk memiliki standar layanan kelas dunia.
Attainable : tujuan dapat dicapai oleh Garuda Indonesia, karena dalam pencapaiannya dilakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap pelayanan yang
di berikan kepada pengguna jasa. Realistic : tentu tujuan tersebut dapat dicapai oleh Garuda Indonesia. Garuda Indonesia telah menjadi salah satu maskapai penerbangan internasional di
Indonesia. Dengan usahanya memberikan pelayanan yang lebih baik lagi memungkinkan Garuda Indonesia memiliki standar penerbangan internasional.
Time Frame : pada tujuan ini tidak ada waktu yang dicantumkan untuk mencapai tujuannya.
2. Garuda Indonesia akan terbang non-stop ke kota London, mendarat di bandara Gatwick, mulai kuartal keempat 2013 menggunakan pesawat terbaru Boeing 777-
E‘ a g e iliki kelas la a a aru First Class . Spesific : tujuan dari Garuda Indonesia sudah jelas, yaitu akan terbang ke London
dengan pesawat Boeing 777-300ER. Measurable : waktu untuk mencapai tujuan itu sudah jelas, yaitu pada tahun 2013
mulai kuartal keempat. Attainable : cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut tidak
dijelaskan secara rinci. Realistic : tujuan ini dapat dicapai oleh Garuda Indonesia, karena Garuda Indonesia
sudah menjadi maskapai penerbangan internasional. Dengan menambah rutenya ke London, diharapkan Garuda Indonesia dapat meningkatkan revenue dengan memperluas cakupan penerbangannya.
Time Frame : waktu yang ditunjukkan untuk menjalankan tujuan tersebut dalam tujuan di atas telah jelas.
3. Pada tahun 2015, Perusahaan merencanakan pengembangan usaha dengan memfokuskan pemenuhan keanggotaan Garuda Indonesia sebagai anggota Aliansi Global.
Spesific : tujuan tersebut telah jelas, yaitu mencapai pengembangan usaha dengan memfokuskan pemenuhan keanggotaan Garuda Indonesia sebagai anggota Aliansi Global.
Measurable : waktu dalam mencapai tujuan tersebut jelas, yaitu pada tahun 2015. Attainable : cara yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan
memfokuskan pemenuhan keanggotaan Garuda Indonesia sebagai anggota Aliansi Global.
Realistic : dengan tujuan yang telah ditetapkan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, Garuda Indonesia dapat mencapai tujuannya. Time Frame : waktu pada tujuan tersebut telah jelas.
4. Terkait dengan program Quantum Leap 2011 – 2015, yaitu global alliance, maka pemenuhan SkyTeam requirement tetap menjadi prioritas utama.
Spesific : tujuannya jelas, yaitu global alliance. Measurable : waktu untuk mencapai tujuan tersebut jelas, yaitu tahun 2011-2015. Attainable : cara yang ditetapkannya, yaitu dengan pemenuhan SkyTeam
requirement tetap menjadi prioritas utama. Realistic : dilihat dari tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut, Garuda Indonesia mampu mencapai tujuannya. Time Frame : tahun pada tujuan tersebut, yaitu 2011-2015.
5. Dalam upaya Garuda Indonesia menjadi full member SkyTeam di tahun 2014, terdapat 3 hal utama yang memegang peran penting dalam keberhasilan Garuda Indonesia menjadi anggota aliansi global SkyTeam.
a. Kesiapan Kerja Sama Bilateral dan Implementasi IT
b. Change Management
c. Kegiatan Rutin Specific : tujuan Garuda Indonesia sudah spesifik, yaitu menjadi full member
SkyTeam di tahun 2014. Measurable : waktu dalam pencapaian tujuan tersebut, yaitu tahun 2014. Attainable : hal yang memegang peran penting dalam keberhasilan Garuda Indonesia
menjadi anggota aliansi global SkyTeam, yaitu Kesiapan Kerja Sama Bilateral dan Implementasi IT, Change Management, dan Kegiatan Rutin.
Realistic : Garuda Indonesia dapat mencapai tujuannya dengan 3 hal penting yang telah disebutkan.
Time Frame : waktu untuk mencapai tujuannya, yaitu tahun 2014.
6. Di tahun 2013, Garuda Indonesia akan meluncurkan berbagai inisiatif untuk memperluas network coverage Perusahaan. Seiring dengan rencana kedatangan 24 pesawat baru di tahun 2013, Perusahaan berencana membuka 27 rute baru untuk meningkatkan utilisasi atas pesawat ini. Selain itu, Perusahaan juga akan menambah hub baru yang akan dioperasikan dengan menggunakan pesawat CRJ1000 NextGen.v
Spesific : tujuan yang spesifik, yaitu memperluas network coverage perusahaan, membuka 27 rute baru, menambah hub baru yang akan dioperasikan dengan menggunakan pesawat CRJ1000 NextGen.v.
Measurable : waktu yang ditetapkan untuk tujuannya, yaitu tahun 2013. Attainable : cara yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut tidak dijelaskan. Realistic : tujuan tersebut dapat dicapai oleh Garuda Indonesia, karena sudah ada
rencana tentang kedatangan 24 pesawat baru di tahun 2013. Time Frame : waktu untuk mencapai tujuannya, yaitu 2013.
7. Untuk menjaga konsistensi terhadap kualitas produk dan pelayanan dari sisi operasional, Garuda Indonesia menargetkan ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) sebesar 85%, dimana rata-rata pencapaian OTP tahun sebelumnya sebesar 84,90%.
Spesific : tujuan Garuda Indonesia sudah spesifik, yaitu menjaga konsistensi terhadap kualitas produk dan pelayanan dari sisi operasional. Measurable : waktu dalam tujuan tersebut tidak ditetapkan.
Attainable : Garuda Indonesia menetapkan target ketepatan penerbangan (On Time Performance/OTP) sebesar 85% untuk mencapai tujuannya.
Realistic : dengan adanya target yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut, Garuda Indonesia akan konsisten terhadap kualitas dan pelayanan dari sisi operasional.
Time Frame : tidak ada penjelasan waktu pada tujuan tersebut.
8. Tahun 2013 Perusahaan menargetkan efisiensi sebesar Rp 324 miliar yang diperoleh dari Fuel Conservation Program, Centralized Flight Dispatch Document Service, Zero Flight Time Training dan e-learning DG and AVSEC.
Spesific : tujuan Garuda Indonesia sudah spesifik, yaitu menargetkan efisiensi sebesar Rp 324 miliar. Measurable : waktu untuk pencapaian tujuan tersebut, yaitu tahun 2013.
Attainable : untuk mencapai efisiensi, Garuda Indonesia memperolehnya dari Fuel Conservation Program, Centralized Flight Dispatch Document Service, Zero Flight Time Training dan e-learning DG and AVSEC.
Realistic : tujuannya dapat dicapai dengan perolehan di atas. Time Frame : waktu ditetapkan pada tahun 2013.
9. Sebagai maskapai penerbangan yang mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan, Garuda Indonesia meningkatkan target incident rate 2013 sebagai indikator safety performance operational penerbangan yang ditetapkan dalam Corporate Safety Committee Meeting dan Joint Safety Board Meeting di bulan Desember 2012, yaitu sebesar 0,72 per 1.000 departures turun sebanyak 0,04 atau 5% lebih rendah dari 0,76 per 1.000 departures target tahun 2011 dan 2012. Sedangkan untuk target penerimaan OHR 2013 adalah 1.100 reports naik 20% dari target corporate 2012 yang berjumlah 867 reports.
Spesific : tujuannya, yaitu meningkatkan target incident rate 2013. Measurable : tahun pada tujuannya, yaitu 2013.
Attainable : cara untuk mencapai tujuannya, yaitu dengan meningkatkan safety performance operational penerbangan.
Realistic : tujuan dapat dicapai dengan terus meningkatkan keamanan dalam penerbangan.
Time Frame : waktu dalam tujuan, yaitu tahun 2013.
2.3 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN Faktor-Faktor
Contoh
a. Lingkungan Makro
Ekonomi Prediksi pertumbuhan perekonomian dapat mencapai di atas 6%, dengan laju inflasi terjaga pada tingkat 4,5 ±1% sesuai proyeksi Bank Indonesia maka pendapatan per kapita rakyat Indonesia akan tetap meningkat. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan jasa penerbangan, dan memberikan kondisi yang kondusif bagi industri penerbangan di Indonesia.
Sosial Maskapai penerbangan melakukan program CSR sebagai bentuk kepedulian sosial dan juga untuk meningkatkan citra perusahaan. Salah satu bentuknya dengan mensponsori kegiatan-kegiatan sosial di sekitar lingkungan perusahaan.
Politik Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi pengadaan rute ke tempat tersebut.
Teknologi Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan akan dapat melakukan efisiensi di tahun-tahun mendatang. Contoh Tahun 2012 Garuda Indonesia mendatangkan 22 pesawat baru, sehingga total pesawat yang dioperasikan selama tahun 2012 adalah 106 pesawat dengan rata-rata umur pesawat 5,8 tahun, dari 6,5 tahun pada tahun 2011.
Ekologi Sebagai sebuah industri besar, maskapai penerbangan harus tetap memperhatikan lingkungan hidup dalam melaksanakan segala aktivitas bisnisnya. Contoh di tahun 2012, program Earth Hour dilaksanakan pada 31 Maret. Dalam kegiatan ini, Perusahaan mampu mencatatkan pencapaian penghematan daya listrik di lingkungan Perusahaan dan kediaman karyawan sebesar 3.117.328 watt. Berkat pelaksanaan program Earth Hour di tahun ke-4 ini, Garuda Indonesia Group mampu mencegah lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer sebesar 2,43 Ton CO2.
Internasional Di pasar internasional, maskapai penerbangan memiliki potensi peningkatan yang besar. Potensi di pasar international juga akan semakin kuat apabila perusahaan bergabung dengan aliansi global.
Contoh, untuk terus meningkatkan daya saing terutama dengan para pesaing regional di Asia Pasifik, Garuda Indonesia merealisasikan dua strategi utama, yaitu peningkatan product feature, serta bergabung dengan Global Alliance SkyTeam. Kedua strategi tersebut pada akhirnya diproyeksikan menjadi pemicu tercapainya peningkatan Yield.
b. Lingkungan Industri
Entry Barrier Modal yang kuat diperlukan untuk terjun ke dalam industri penerbangan. Rintangan untuk masuk ke industri penerbangan sangat besar.
Buyers Pengguna jasa maskapai penerbangan adalah pelanggan domestik dan internasional.
Supplier Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan penyedia pesawat. Contoh supplier Garuda adalah Airbus Industries. Garuda membeli 11 pesawat Airbus A330-300 dengan Airbus Industries. Kesebelas pesawat A330-300 tersebut secara bertahap akan bergabung dengan armada Garuda Indonesia mulai tahun 2013 hingga 2017. Saat ini Garuda Indonesia telah mengoperasikan 14 pesawat A330 series yang terdiri dari 6 pesawat A330-300 dan 8 pesawat A330-200.
Product substitute Alat transportasi darat, laut, yang lebih murah dibandingkan pesawat
terbang. Contoh Kereta api, bus, kapal, mobil, dll. Competitive and
Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional cenderung new entrants
meningkat seiring dengan penambahan kapasitas operator low cost carrier baik untuk rute domestik maupun internasional serta penerapan ruang udara terbuka (open sky) ASEAN secara bertahap. Contoh Air Asia yang menawarkan rute yang strategis dengan harga yang lebih murah dibandingkan Garuda
c. Lingkungan Operasi
Competitor Munculnya perusahaan penerbangan yang menyediakan harga lebih murah dengan rute yang menguntungkan menjadi kompetitor. Contohnya adalah Air Asia yang mempunyai tag line sebagai industri penerbangan low cost.
Creditor Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka panjang. Contoh beban keuangan Garuda yang meningkat sebesar 27,4% menjadi USD 25 juta di tahun 2012. Peningkatan beban keuangan ini terutama berasal dari peningkatan beban bunga sebesar 16,5% menjadi USD 22 juta di tahun 2012 akibat penambahan pinjaman jangka panjang terkait dengan penambahan armada di tahun 2012
Customer Pengguna jasa maskapai penerbangan yang terdiri dari pelanggan domestik dan internasional.
Labor Pekerja di industri penerbangan haruslah memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten, berdaya saing Labor Pekerja di industri penerbangan haruslah memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten, berdaya saing
Supplier Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan penyedia pesawat. Contoh supplier Garuda adalah Airbus Industries. Garuda membeli 11 pesawat Airbus A330-300 dengan Airbus Industries. Kesebelas pesawat A330-300 tersebut secara bertahap akan bergabung dengan armada Garuda Indonesia mulai tahun 2013 hingga 2017. Saat ini Garuda Indonesia telah mengoperasikan 14 pesawat A330 series yang terdiri dari 6 pesawat A330-300 dan 8 pesawat A330-200.
2.4 EXTERNAL EVALUATION MATRIX (EFE) Weighted Rating
1. Prediksi pertumbuhan perekonomian yang meningkat.
4 0,80 2. Jajaran armada baru yang didukung teknologi
mutakhir dan hemat bahan bakar.
3. Di pasar internasional, perusahaan memiliki
3 0,30 potensi peningkatan yang besar.
Weighted Rating No.
1. Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi pengadaan rute ke
2 0,10 tempat tersebut. 2. Modal yang kuat diperlukan untuk terjun ke
4 0,60 dalam industri penerbangan.
3. Alat transportasi darat, laut, yang lebih
3 0,30 murah dibandingkan pesawat terbang.
4. Kondisi persaingan dalam industri
3 0,45 penerbangan nasional cenderung meningkat.
5. Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah besar dan rata-rata
4 0,40 dalam bentuk hutang jangka panjang.
Jumlah 0,55 1,85
Menurut hasil perhitungan EFE yang kami lakukan, peluang di industri penerbangan lebih sedikit daripada ancaman yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk bergelut di bidang ini. Dengan nilai peluang sebesar 1,55 dan ancaman sebesar 1,85.
2.5 COMPETITIVE PROFIL MATRIX (CPM)
Critical Success Wei
Singapore Merpati Factor
Garuda
Air Asia
Sriwijaya Air
ght
Indonesia
Airlines Nusantara
Score Rating Score
2 5 0,4 3 0,24 Penerbangan 7.Ketepatan
4 0,4 2 0,2 Waktu 8. Keamanan
Menurut hasil perhitungan CPM kelompok kami, Perusahaan Garuda Indonesia memiliki nilai yang paling tinggi diantara dua maskapai lainnya, dengan nilai 3,89. Singapore Airlines ada di tempat kedua dengan nilai 3,36. Sementara itu Merpati Nusantara ada di tempat terakhir dengan 2,73.
2.6 STRATEGIC GROUP MAPPING
Price
Kami memilih harga sebagai variabel karena saat ini harga tiket maskapai menjadi salah satu pertimbangan penumpang untuk memilih layanan penerbangan. Kemunculan banyaknya maskapai yang menawarkan harga murah, semakin memudahkan customer untuk memilih maskapai yang akan mereka gunakan. Sehingga harga tiket menjadi salah satu indikator pertimbangan konsumen sebelum membeli tiket.
Service
Sebagai sebuah perusahaan jasa, service yang diberikan kepada konsumen adalah indikator keberhasilan sebuah maskapai penerbangan. Maskapai yang mampu memberikan layanan terbaik, akan meningkatkan reputasinya di mata para pelanggan dan memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen.
High GARUDA AIRLINES
Service/Facility
Good
Strategic Group Mapping
Garuda Airlines merupakan salah satu maskapai kebanggan bangsa Indonesia. Garuda adalah maskapai dengan full service yang memberikan pelayanan menyeluruh, mulai dari cara pemesanan tiket, jaminan ketepatan jadwal penerbangan, hingga sajian kuliner berkelas selama penerbangan. Karenanya hampir jarang terjadi perjalanan dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia mengalami delay seperti yang biasa terjadi dalam penerbangan dengan maskapai berbiaya murah.
Air Asia adalah maskapai asal Malaysia yang menyebut dirinya sebagai low cost carrier. Sering terjadinya delay tanpa pemberitahuan sebelumnya, juga termasuk Layanan Air Asia yang terkadang mengecewakan.
Sriwijaya Air dikenal sebagai maskapai Indonesia yang menawarkan rute domestik dengan harga medium. Sriwijaya Air memang menawarkan harga yang bersaing. Layanan yang diberikan juga sedikit lebih unggul daripada Air Asia.
2.7 VALUE CHAIN PT GARUDA INDONESIA AIRLINES
2.7.1 Aktivitas Pendukung
2.7.1.1 Administrasi Umum
Sektor transportasi dan komunikasi tumbuh sebesar 10% di tahun 2012. Garuda berpeluang menjadi bagian penting dari emerging economies yang akan menjadi alternatif pertumbuhan ekonomi dunia pada saat ekonomi Amerika Serikat dan Uni
Eropa masih terus dibayangi krisis.
Dari sisi produk, perbaikan terutama terjadi untuk segmen penumpang premium dimana Perusahaan memperkenalkan premium check in, one stop services untuk kelas premium demi mempertahankan loyalitas penumpang premium.
Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan transformasi bisnis dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi
kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, termasuk hutang sewa pembiayaan dengan European Export Credit Agency (ECA).
Melakukan optimalisasi pemanfaatan Integrated Operation Control System (IOCS) untuk meningkatkan operational excellence di operation management yang meliputi
rotasi penerbangan dan pengelolaan penjadwalan awak pesawat.
2.7.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengelolaan talent yang akan memastikan tersedianya para pemimpin perusahaan di masa depan
Buda a Perusahaa a g aka e doro g ter ipta a working environment yang kondusif yang pada akhirnya akan mendorong kinerja terbaik dan berkelanjutan
Meningkatkan dan mengembangkan peran people manager yang mampu menjadi mentor dan coacher yang kompeten sehingga pegawai dapat mengembangkan kompetensinya serta terjaga produktivitas dan kinerjanya.
Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan. Garuda memiliki kekurangan penerbang kurang lebih 100 pilot per tahunnya.Padahal di tahun 2015 nanti Indonesia akan memasuki ASEAN Open Sky, tentunya hal ini
harus diwaspadai jangan sampai pasar Garuda direbut oleh pasar negara lain.
2.7.1.3 Pengembangan Teknologi
Implementasi sistem aplikasi tarif penerbangan New Fare Management System (FMS) agar dapat lebih terintegrasi dengan Global Distribution System di seluruh
dunia. Implementasi Knowledge Management System dan e-Learning Management System
agar terjadi efisiensi biaya training pegawai terutama training untuk awak pesawat. Implementasi New e-Procurement yang terintegrasi dengan sistem Back Office (ERP).
Pengintegrasian tersebut bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem, peningkatan kualitas data dan business proses agar proses pengadaan lebih cepat, akurat dan transparan.
Memulai pelaksanaan Implementasi sistem perawatan pesawat (Integrated Maintenance and Engineering IT) untuk peningkatan operational excellence di bidang
pengelolaan dan perawatan teknis pesawat. Mempersiapkan Rekrutmen IT yang diperlukan untuk bergabung dengan SkyTeam,
dan salah satunya adalah Information Security Policy. Karena anggota SkyTeam membutuhkan kepastian bahwa Perusahaan akan menjaga data anggota SkyTeam untuk tidak disalahgunakan.
Mengimplementasikan New IBE (Internet Booking Engine) untuk perbaikan fitur di versi sebelumnya. New IBE akan semakin memudahkan customer untuk dapat terbang menggunakan Garuda Indonesia.
Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankanbisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaanakan terganggu.
2.7.1.4 Pembelian
Pembelian 11 pesawat Airbus A330-300 dengan Airbus IndustrieKesebelas pesawat A330-300 tersebut secara bertahap akan bergabung dengan armada Garuda
Indonesia mulai tahun 2013 hingga 2017. Pembelian Simulator Boeing 737-800, Airbus 320 dan CRJ1000 Pembelian 25 unit pesawat A320-200 sebagai kelanjutan dari Purchase Agreement
antara Garuda Indonesia dan Airbus Industries Pembelian Pesawat type CRJ1000 Nextgen antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Bombardier.
2.7.2 Aktivitas Primer
2.7.2.1 Procurement/ Pengadaan logistik dalam perusahaan
Garuda I do esia telah sa pai pada fase Procurement Excellence , di a a Supply Chain Management secara menyeluruh melibatkan berbagai aspek seperti source quality & risk, suppli er’s ost dri er, serta customer focus.
Perusahaa e a gu siste pe gadaa a g sesuai de ga world class best practice . ‘ua g li gkup dari siste pe gadaa
a se diri adalah kebijakan/prosedur, organisasi, dan teknologi informasi. Implementasi New e-Procurement yang terintegrasi dengan sistem Back Office (ERP). Pengintegrasian tersebut bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem,
peningkatan kualitas data dan proses bisnis agar proses pengadaan lebih cepat, akurat dan transparan
Dalam hal organisasi pengadaan, Perusahaan menggunakan konsep desentralisasi (penyebaran) guna percepatan pemenuhan kebutuhan operasional di seluruh Indonesia dan luar negeri
2.7.2.2 Operasi
Garuda senantiasa melakukan ekspansi rute jaringan, dan peningkatan frekuensi penerbangan, baik di sektor domestik maupun internasional. Aircraft Maintenance Management dibuat dengan tujuan pengelolaan perawatan pesawat yang dioperasikan demi menyediakan pesawat yang andal dan nyaman,
juga pemenuhan pesawat, fungsional kabin dan penampilan interior. Penerapan strategi yang menyeluruh dimulai tahun 2012 demi adanya perbaikan di
beberapa indikator operasional seperti utilisasi pesawat, produktivitas awak kokpit serta efisiensi biaya. Secara umum, program efisiensi dilakukan adalah melalui penerapan Economical Tanking, optimalisasi penggunaan Ground Power Unit (GPU),
Flight Fuel Conservation, Centralized Flight Planning, Crew Transport dan Zero Flight Time Training.
2.7.2.3 Pengadaan Logistik Luar Perusahaan
Perusahaan memiliki fokus untuk menjadikan partnership sebagai strategi utama pengadaan. Karena dengan membangun lebih banyak partnership, proses transaksional dalam pengadaan dapat dikurangi dan Perusahaan dapat fokus pada core business.
2.7.2.4 Pelayanan
Aspek pelayanan tercermin pada nilai perusahaan (corporate values) yaitu customer centricity, dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus perhatian. Perusahaan menyusun perencanaan layanan secara menyeluruh dimulai dengan melakukan identifikasi interaksi yang mungkin terjadi antara Perusahaan dengan
pelanggan, termasuk pre-journey, pre-flight, inflight, post flight dan post journey dan menyusun konsep layanan yang tepat demi memuaskan pelanggan. Kemudian mengadakan pengawasan pada implementasinya demi memastikan bahwa seluruh aspek layanan telah ditangani dengan baik.
Pengembangan konsep Garuda Indonesia Experience, sebuah konsep layanan yang mengandalkan basis keramahtamahan Indonesia.
Senantiasa mendorong inovasi untuk menghasilkan high value added products serta perampingan proses bisnis untuk mempercepat pelayanan.
2.7.2.5 Pemasaran dan Penjualan
Perusahaan menyadari perlunya upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan brand awareness dari masyarakat internasional terhadap Garuda Indonesia. Untuk itu, kerja sama dengan Liverpool Football Club dilakukan di tahun 2012.
Garuda Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitas dari Internet Booking Engine-nya sehingga kontribusi penjualan tiket secara langsung (direct) kepada
penumpang dapat ditingkatkan. Perusahaan memfokuskan peningkatan penjualan berdasarkan segmentasi pasar
yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Perusahaan melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong penjualan dari berbagai segmen ini, termasuk penjualan dari segmen GFF (Garuda Frequent Flyer), corporate account, komunitas dan masyarakat umum.
Garuda Indonesia mengembangkan Customer Relationship Management untuk mengembangkan segmen di masa datang. Berbagai promosi melalui digital atau media sosial dilakukan agar lebih mendekatkan perusahaan dengan komunitas yang dilayani, untuk meningkatkan penjualan kepda
masyarakat seiring dengan semakin populernya penggunaan jalur digital, khususnya media sosial.
2.8 INTERNAL FACTOR EVALUATION MATRIX (IFE)
Weighted No.
Strength
Weight Rating Rating Score
1. Pengelolaan talent yang akan memastikan tersedianya 0.04 3 0.12 para pemimpin perusahaan di masa depan 2. Budaya Perusahaan yang akan mendorong terciptanya
0.04 3 0.12 3. Meningkatkan dan mengembangkan peran people manager yang mampu menjadi mentor dan coacher
working environment
a g ko dusif
0.03 4 0.12 4. Implementasi New e-Procurement yang terintegrasi
0.03 2 0.06 dengan sistem Back Office (ERP) 5. Mengimplementasikan New IBE (Internet Booking Engine)
0.09 5 0.45 untuk perbaikan fitur di versi sebelumnya. 6. Pembelian Simulator Boeing 737-800, Airbus 320 dan 0.035
4 0.14 CRJ1000 7. Pembelian 25 unit pesawat A320-200
0.06 5 0.3 8. Pembelian Pesawat tipe CRJ1000 Nextgen antara PT 0.045
4 0.18 Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Bombardier 9. Perusahaan memperkenalkan premium check in, one stop services untuk kelas premium
5 0.325 10. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan
0.04 2 0.08 transformasi bisnis dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh 11. Melakukan
0.07 4 0.28 Operation Control System (IOCS) 12. Dalam
menggunakan konsep desentralisasi (penyebaran) guna 0.04 4 0.16 percepatan pemenuhan kebutuhan operasional di seluruh Indonesia dan luar negeri 13. Senantiasa mendorong inovasi untuk menghasilkan high valueadded products serta perampingan proses bisnis
0.06 5 0.3 untuk mempercepat pelayanan 14. Garuda Indonesia mengembangkan Customer Relationship 0.055
3 0.165 Management untuk mengembangkan segmen di masa datang 15. Berbagai promosi melalui digital atau sosial media
0.08 5 0.4 dilakukan agar lebih mendekatkan perusahaan dengan komunitas yang dilayani,
Jumlah
Weighted No.
Weakness
Weight Rating Rating Score
1. Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlahcockpit dan cabin crewsehingga
0.09 3 0.27 menyebabkanketerlambatan penerbangan
2. Garuda memiliki kekurangan penerbang kurang lebih 100
4 0.2 pilot per tahunnya.
3. Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankanbisnis sehingga apabila terjadi
0.08 5 0.04 kesalahan sistem,proses bisnis perusahaanakan terganggu Jumlah 0.22 0.51
Menurut hasil perhitungan IFE yang kami lakukan, strength dari Garuda Indonesia lebih besar daripada weakness yang dimiliki oleh perusahaan untuk bergelut di bidang ini. Dengan nilai strength sebesar 3.2 dan weakness 0.51
2.9 ANALISIS SWOT
Opportunities
1. Prediksi pertumbuhan perekonomian dapat mencapai di atas 6%, dengan laju inflasi terjaga pada tingkat 4,5 ±1% sesuai proyeksi Bank Indonesia maka pendapatan per kapita rakyat Indonesia akan tetap meningkat. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan jasa penerbangan, dan memberikan kondisi yang kondusif bagi maskapai penerbangan untuk melanjutkan pertumbuhannya di tahun 2013.
2. Jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan akan dapat melakukan efisiensi di tahun-tahun mendatang.
3. Di pasar internasional, perusahaan memiliki potensi peningkatan yang besar. Potensi di pasar international juga akan semakin kuat bila perusahaan bergabung ke aliansi global.
Threats
1. Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi pengadaan rute ke tempat tersebut.
2. Alat transportasi darat, laut, yang lebih murah dibandingkan pesawat terbang.
3. Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional cenderung meningkat seiring dengan penambahan kapasitas operator low cost carrier baik untuk rute domestik maupun internasional serta penerapan ruang udara terbuka (open sky) ASEAN secara bertahap.
4. Modal yang kuat diperlukan untuk terjun ke dalam industri penerbangan.
5. Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka panjang.
Strengths
1. Meningkatkan dan mengembangkan peran people manager yang mampu menjadi mentor dan coacher yang kompeten sehingga pegawai dapat mengembangkan kompetensinya serta terjaga produktivitas dan kinerjanya
2. Mengimplementasikan New IBE (Internet Booking Engine) untuk perbaikan fitur di versi sebelumnya. New IBE akan semakin memudahkan customer untuk dapat terbang menggunakan Garuda Indonesia
3. Melakukan optimalisasi pemanfaatan Integrated Operation Control System (IOCS) untuk meningkatkan operational excellence di operation management yang meliputi rotasi penerbangan dan pengelolaan penjadwalan awak pesawat
4. Senantiasa mendorong inovasi untuk menghasilkan high value added products serta perampingan proses bisnis untuk mempercepat pelayanan
5. Garuda Indonesia mengembangkan Customer Relationship Management untuk mengembangkan segmen di masa datang
6. Berbagai promosi melalui digital atau sosial media dilakukan agar lebih mendekatkan perusahaan dengan komunitas yang dilayani, untuk meningkatkan penjualan kepada masyarakat seiring dengan semakin populernya penggunaan jalur digital, khususnya sosial media
Weakness
1. Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan.
2. Garuda memiliki kekurangan penerbang kurang lebih 100 pilot per tahunnya.
3. Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu.
Strategi
S-O
1. Memberikan pelatihan dan pengembanngan terhadap para manajer agar pegawai dapat mengembangkan kompetensinya yang mempengaruhi kenaikan kinerja pegawai di perusahaan. (S1, O1)
2. Melakukan inovasi terhadap armada baru agar perusahaan dapat melakukan efisiensi di waktu mendatang. (S4, O2)
S-T
1. Penerapan New IBE agar tetap dapat bersaing dengan jasa transportasi lainnya dengan kemudahan yang diberikan perusahaan kepada pengguna jasa.(S2-T2)
2. Melakukan pengembangkan customer relationship management perusahaan untuk menjaga loyalitas pengguna jasa penerbangan Garuda Indonesia. (S5-T3)
3. Membentuk mindset pengguna jasa transportasi bahwa Garuda Indonesia memberikan pelayanan yang ramah dan memberikan kepuasan terhadap pengguna jasanya serta mendekatkan perusahaan dengan pengguna jasanya menggunakan media sosial. (S6, T2, T3)
4. Peng-update-an informasi penerbangan yang tidak bisa dilakukan oleh Garuda Indonesia karena faktor politik di Negara tujuan pada media sosial yang dimiliki oleh Garuda Indonesia dan pada web-nya. (S6,T1)
W-O Perekrutan cockpit, cabin crew, dan pilot agar tidak terjadi lagi keterlambatan terhadap jadwal penerbangan Garuda Indonesia dan dapat menambah jumlah penerbangannya. (W1, W2, O1)
W-T Penambahan pilot, cockpit, dan cabin crew untuk meminimalisir terjadinya delaydan memberikan kepuasan terhadap pengguna jasa transportasi dengan bertambahnya W-T Penambahan pilot, cockpit, dan cabin crew untuk meminimalisir terjadinya delaydan memberikan kepuasan terhadap pengguna jasa transportasi dengan bertambahnya
2.10 TOWS MATRIX
1. Meningkatkan peran people
1. Adanya faktor teknis dan
manager
flight operations seperti
2. Mengimplementasikan New
keterbatasan jumlah cockpit
IBE (Internet Booking Engine)
dan cabin crew
3. Melakukan optimalisasi
2. Garuda memiliki kekurangan
Integrated Operation Control
penerbang kurang lebih 100
System (IOCS)
pilot per tahunnya.
4. Mendorong inovasi untuk
3. Garuda sangat bergantung
menghasilkan high
kepada sistem otomatisasi
valueadded products
dalam menjalankan bisnis
5. Mengembangkan Customer
Relationship Management
6. Berbagai promosi melalui
digital atau sosial media
Eksternal
Opportunities
Strategi W-O 1. Prediksi pertumbuhan
Strategi S-O
1. Perekrutan cockpit, cabin perekonomian yang
1. Memberikan pelatihan dan
crew, dan pilot agar tidak meningkat
pengembangan terhadap para
terjadi lagi keterlambatan 2. Jajaran armada baru yang
manajer agar pegawai dapat
terhadap jadwal penerbangan didukung teknologi
mengembangkan
Garuda Indonesia dan dapat mutakhir dan hemat bahan
kompetensinya yang
menambah jumlah bakar
mempengaruhi kenaikan
penerbangannya. (W1, W2, 3. Potensi di pasar
kinerja pegawai di perusahaan.
(S1, O1)
O1)
international akan semakin 2. Melakukan inovasi terhadap
kuat bila bergabung
armada baru agar perusahaan
Perusahaan ke aliansi
dapat melakukan efisiensi di
global.
waktu mendatang. (S4, O2)
Threat
Strategi W-T 1. Keadaan politik suatu
Strategi S-T
1. Penambahan pilot, cockpit, dan negara atau tempat, bisa
1. Penerapan New IBE agar tetap
cabin crew untuk meminimalisir mempengaruhi pengadaan
dapat bersaing dengan jasa
terjadinya delay dan rute ke tempat tersebut.
transportasi lainnya (S2-T2)
memberikan kepuasan 2. Alat transportasi darat,
2. Melakukan pengembangkan
terhadap pengguna jasa laut, yang lebih murah
CRM perusahaan untuk
transportasi dengan dibandingkan pesawat
menjaga loyalitas pengguna
bertambahnya jumlah terbang.
jasa penerbangan Garuda
penerbangan dan jasa yang 3. Kondisi persaingan dalam
Indonesia. (S5-T3)
3. Membentuk mindset costumer
yang diberikan, serta membuat yang diberikan, serta membuat
pengguna jasa menjadi loyal, nasional cenderung
bahwa Garuda Indonesia
sehingga jasa penerbangan meningkat maupun
memberikan pelayanan yang
dapat tetap bersaing dengan internasional serta
ramah (S6, T2, T3)
jasa transportasi lain bahkan penerapan ruang udara
4. Peng-update-an informasi
memilki competitive terbuka (open sky) ASEAN
penerbangan melalui media
advantages. (W1, W2, T2) secara bertahap.
sosial atau web bila terjadi
pembatalan terbang (S6,T1)
4. Modal yang kuat diperlukan untuk terjun ke dalam industri penerbangan.
5. Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka panjang.
2.11 SWOT ANALYSIS DIAGRAM
Dari tabel IFE dan EFE yang kelompok kami buat di atas, didapatkan hasil Selisih Nilai Tertimbang Garuda Indonesia sebagai berikut :
Selisih Nilai Tertimbang Garuda Indonesia
Nilai tertimbang kekuatan perusahaan
Nilai tertimbang kelemahan perusahaan
Selisih positif
Nilai tertimbang peluang perusahaan
Nilai tertimbang ancaman perusahaan
Selisih negatif
MATRIKS SWOT 4-K
Garuda Indonesia berada pada kuadran IV, diversifikasi. Hal ini menunjukkan Garuda memiliki keunggulan bersaing di tengah persaingan pasar industri penerbangan yang semakin intens dari tahun ke tahun. Garuda perlu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk bisa bersaing. Garuda memiliki kekuatan lebih di bidang teknologi, kekuatan itu harus dimaksimalkan untuk bisa memberikan layanan berbeda dan bisa merebut pasar di industri penerbangan.
Peluang Bisnis
Kelemahan Kekuatan Perusahaan
1 1 2 3 Perusahaan
3 DIVERSIFIKASI
Ancaman Bisnis
2.12 SPACE MATRIX
Rating dilakukan dengan asumsi range 1 (sangat buruk) sampai 7 (sangat baik) dan dari -1 (sangat baik) sampai -7 (sangat buruk)
FINANCIAL POSITION (FP) RATINGS
Cash flows (arus kas)
Pada tanggal 31 Desember 2012, kas dan setara kas tercatat sebesar USD 326 juta, 3 menurun sebesar 21,9% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2011 yang tercatat sebesar USD 417 juta.
Laba bersih
Laba bersih tercatat sebesar USD 111 juta di tahun 2012, atau tumbuh sebesar 72,6% 7 dibandingkan dengan di tahun 2011.
Beban hutang
Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan tahun 2012 sebesar 1,26x, tidak mengalami 4 perubahan dibandingkan tahun 2011.
Jumlah aset perusahaan
Tercatat sebesar USD 2.518 juta di tahun 2012, mengalami peningkatan sebesar 20,9% 7 dibandingkan dengan USD 2.083 juta di tahun 2011
Ekuitas
Mengalami peningkatan dari USD 923 juta di tahun 2011 menjadi USD 1.115 juta di 7 tahun 2012 seiring peningkatan laba bersih Perusahaan di tahun 2012.
5.6 INDUSTRY POSITION (IP)
AVERAGE
RATINGS
Growth potential(potensi pertumbuhan)
Jumlah penumpang mengalami kenaikan setiap tahunnya, seiring meningkatnya 4 pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Profit potential(potensi keuntungan)
Industri penerbangan domestik berpotensi menghasilkan profit yang tingi, dikarenakan 5 pasar potensialnya luas, sesuai tingginya jumlah penduduk Indonesia dengan kebutuhan
mobilisasi dan transportasinya yang juga tinggi. Resource availability (ketersediaan sumberdaya)
industri penerbangan nasional belum bisa disuplai oleh tenaga pilot dan teknisi yang cukup. sekolah penerbangan di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan yang terus
2 berkembang. Indonesia hanya punya 13 sekolah penerbangan. Kalah jauh ketimbang Amerika Serikat dengan 1.076 sekolah dan Uni Eropa dengan 369 sekolah
AVERAGE
STABILITY POSITION (SP) RATINGS
Competitive pressure (tekanan pesaing)
Banyak Munculnya maskapai low cost carrier, menambah persaingan di industri -6 penerbangan.
Price elasticity of demand
Banyaknya maskapai low cost carrier memberikan alternatif pilihan bagi calon -5 penumpang untuk mendapatkan tiket pesawat dengan harga terjangkau. Dan tingginya pangsa pasar yang direbut maskapai low cost carrier mengindikasikan bahwa kini harga memiliki porsi besar dalam pertimbangan konsumen. Demand varibility
Pemain utama di industri penerbangan domestik setiap tahunnya secara konsisten -3 bertengger sebagai pemain utama atau tetap mendapatkan presentasi jumlah pangsa pasar yang konsisten setiap tahunnya.
AVERAGE
COMPETITIVE POSITION (CP) RATINGS
Service Quality
Berbagai inisiatif peningkatan layanan dan operasional yang terus dikembangkan
membawa Garuda Indonesia berhasil memperoleh sejumlah penghargaan selama tahun -2 2012. Terbukti dengan Garuda mendapatkan 44 penghargaan domestik dan 19 penghargaan internasional pada tahun 2012
Product Life Cycle
Rata-rata usia pesawat yang semakin muda. Di tahun 2011 rata-rata usia pesawat adalah -2 6,5 tahun dan di tahun 2012 menjadi 5,8 tahun
Capacity Utilization
Selama tahun 2012 frekuensi penerbangan Garuda Indonesia (domestik dan -1 internasional) juga mengalami peningkatan sebesar 17,9% menjadi 153.266 frekuensi penerbangan, dibanding periode 2011 yang sebanyak 130.043 frekuensi penerbangan Technological Inovation
Selain itu, pada tahun 2012 telah dilakukan inisiatif untuk stabilisasi kondisi infrastruktur -3 IT. Selain penentuan inisiatif IT juga dilakukan peningkatan IT Capability dengan melaksanakan pengelolaan IT sesuai dengan framework IT Management.
SP averageis -4.66
FP average is 5.6 Directional Vector Coordinates :
CP average is -1.75
IP average is 3.66
x-axis : CP + IP = -1,75 + (+3.66) = 1.91
Y axis = SP+FP = -4.66+(+5,6) = 0,94
Financial Position
Competitive Position Industry Position
Stability Position
2.13 TIPE STRATEGI
2.13.1 Integration Strategies
a. Forward Integration
Garuda Indonesia tidak melakukan forward integration, melainkan hanya melakukan backward integration dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak pada bidang perbaikan dan perawatan pesawat terbang dan horizontal integration dengan mendirikan perusahaan maskapai lain namun dengan menyasar pasar yang berbeda.
b. Backward Integration
Pada tanggal 26 April 2002, Garuda Indonesia mendirikan PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia. PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia bergerak dalam bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya. Garuda Indonesia bermaksud memperoleh keuntungan yang lebih dengan memiliki penyelenggara jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya sendiri.
c. Horizontal Integration
Garuda Indonesia melakukan Horizontal Integration dengan mendirikan PT Citilink Indonesia pada tanggal 6 Januari 2009. Tujuan Garuda Indonesia adalah dengan mendirikannya Citilink diharap dapat menjangkau konsumen yang mencari penerbangan berbiaya murah (low cost) di mana Garuda Indonesia sendiri menyediakan penerbangan premium yang mengutamakan kenyamanan dengan biaya sebanding dengan kenyamanan premium yang diberikan.
2.13.2 Intensives Strategies
Existing Business
New Business
Market Penetration
Product Development
Existing Market
Anggota dari Aliansi Global PT Garuda Maintenance Facility Aero SkyTeam
Asia (GMFAA)
Market Development
Diversification
New Market
PT Citilink Indonesia
PT Aero Wisata (Aerowisata) PT Abacus Distribution Systems
Indonesia (Abacus DSI) PT Aero Systems Indonesia (Asyst) Indonesia (Abacus DSI) PT Aero Systems Indonesia (Asyst)
Garuda telah melakukan penetarasi terhadap pasar – pasar domestik dan intenasional untuk memperluas pasar yang telah di targetkan. Sebagai contoh :
Mempertahankan citra Garuda sebagai maskapai full service carrier di Indonesia
Di pasar domestik Garuda mencanangkan untuk terus tumbuh dan mendominasi pasar full services carrier di Indonesia. Perusahaan saat ini merupakan satu-satunya maskapai penerbangan kelas premium di pasar domestik. Strategi yang diambil adalah memperkuat posisi di kelas premium ini melalui peningkatan kualitas layanan. Di sisi lain, mengingat pasar domestik saat ini sangat dikuasai oleh pesaing Low Cost Carrier (LCC), maka hal tersebut mengharuskan Garuda Indonesia juga memperbesar pasar. Dalam hal ini, strategi yang diambil adalah melalui pengembangan Penerbangan Sub-100 Seater yang khusus menggunakan pesawat regional jet.
Masuknya Garuda sebagai anggota dari Aliansi Global SkyTeam
Di pasar Internasional Garuda memiliki potensi peningkatan yang besar. Perusahaan telah membuktikan kemampuannya untuk bersaing dengan maskapai penerbangan lainnya. Potensi di pasar international juga akan semakin kuat dengan bergabungnya Perusahaan ke aliansi global. Untuk terus meningkatkan daya saing terutama dengan para pesaing regional di Asia Pasifik, Garuda Indonesia merealisasikan dua strategi utama, yaitu peningkatan product feature, serta bergabung dengan Global Alliance SkyTeam. Kedua strategi tersebut pada akhirnya diproyeksikan menjadi pemicu tercapainya peningkatan Yield.
b. Market Development
Garuda telah melakukan market development. Ini terbukti dari pada tahun 2012, Perusahaan merencanakan pengembangan usaha dengan memfokuskan pemenuhan keanggotaan Garuda Indonesia sebagai anggota Aliansi Global. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pasar serta menjawab tantangan terhadap kecenderungan harga bahan bakar yang akan tetap tinggi, dan semakin meningkatnya persaingan dalam industri penerbangan. Sehingga dengan hal ini Garuda mencoba mengmbangkan pasar menjadi lebih luas lagi. Selain itu untuk memenuhi pasar low cost carrier, Garuda akan mengisi pasar ini melalui Citilink. Perusahaan akan terus mengembangkan Citilink sehingga bisa mandiri dan menguntungkan. Dalam hal ini, strategi yang dijalankan untuk pengembangan Citilink pada Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Memisahkan manajemen perusahaan dari Garuda Indonesia (Spin Off), dengan Corporate Culture: Simplicity, Professional, Passion, dan Resourceful.
Melakukan ekspansi penambahan armada dengan prinsip Simple Fleet (jenis yang sama dan sesuai digunakan untuk market LCC).