petunjuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan rbp gel iii tahun 2016 2019

(1)

(2)

Daftar Isi

PENDAHULUAN

………..

1

Menjaga momentum perubahan secara terus menerus agar

rencana aksi dijalankan secara konsisten

MODEL PENILAIAN

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI POLRI

………..

3

Program-program Reformasi Birokrasi Polri sebagai unsur pengungkit

dan sasaran Reformasi Birokrasi Polri sebagai unsur hasil

1. Komponen Pengungkit

……… 4

a. Program Revolusi Mental Aparatur... 4

b. Program Penguatan Sistem Pengawasan... 5

c. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja... 7

d. Program Penguatan Kelembagaan... 7

e. Program Penguatan Tatalaksana... 8

f. Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia... 10

g. Program Penguatan Peraturan Perundang-undangan... 13

h. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik... 14

2. Komponen Hasil

………..…. 18

TATA CARA DAN MEKANISME PENILAIAN

………...

19

Penilaian pada komponen pengungkit dari 8 area perubahan

dalam mewujudkan 3 sasaran Reformasi Birokrasi pada komponen hasil

1.

Metodologi Evaluasi

……….……… 19

2.

Teknik Evaluasi

………..… 20

3.

Lembar Kerja Evaluasi (LKE)

……….……. 21

PENUTUP

……….. 27

Menjaga momentum perubahan secara terus menerus

agar rencana aksi dijalankan secara konsisten


(3)

(4)

(5)

1

PENDAHULUAN

Menjaga momentum perubahan secara terus menerus

agar rencana aksi dijalankan secara konsisten

1.

Umum

Dengan bergulirnya Reformasi Birokrasi Nasional tahun 2015-2019, Polri telah

menyusun

Road Map Reformasi Birokrasi Gelombang III Tahun 2016-2019, meliputi

9 program, 37 kegiatan, 94 rencana aksi dan 15 quick wins sebagai penjabaran dari

8 area perubahan bidang Mental Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas,

Kelembagaan, Tatalaksana, Sumber Daya Manusia Aparatur, Peraturan perundang-

undangan dan Pelayanan publik.

Road Map Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019 diarahkan

agar dapat memenuhi tuntutan masyarakat sesuai dengan tugas pokok Polri selaku

pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum dalam Birokrasi yang berbasis

kinerja

(Performance Based Bureaucracy) yang efektif, efisien dan ekonomis,

difokuskan pada upaya untuk mencapai

outcomes (hasil) dalam mewujudkan good

governance dan clean government. Karena itu pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri

saat ini merupakan

penguatan

dari pelaksanaan

Reformasi Birokrasi sebelumnya.

Agar target pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dapat tercapai sesuai sasaran

dalam mewujudkan Birokrasi yang bersih dan akuntabel, Birokrasi yang memiliki

pelayanan publik berkualitas dan Birokrasi yang efektif dan efisien, maka perlu

dilakukan monitoring dan evaluasi. Oleh karena itu perlu disusun pedoman yang

dapat digunakan oleh internal Polri baik pada tingkat Mabes Polri maupun

Kewilayahan sekaligus sebagai bahan masukan secara nasional dalam penyusunan

laporan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Nasional.

2.

Maksud dan Tujuan

a.

Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri, dimaksudkan untuk:

1)

memahami tujuan evaluasi dan penetapan ruang lingkup evaluasi;

2)

memahami strategi evaluasi dan metodelogi yang digunakan dalam

evaluasi;

3)

menetapkan langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam proses

evaluasi;

4)

menyusun Laporan Hasil Evaluasi (LHE) dan memahami mekanisme


(6)

2

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

b.

Adapun tujuan dilakukan evaluasi untuk:

1)

memperoleh informasi tentang pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri;

2)

menilai pelaksanaan dan pencapaian Reformasi Birokrasi Polri;

3)

memberikan saran perbaikan untuk meningkatkan pencapaian Reformasi

Birokrasi Polri;

4)

memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya;

5)

menyusun profil pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri sebagai bahan

masukan penyusunan profil nasional Reformasi Birokrasi yang akan

disusun oleh Kemenpan-RB.

3.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup, meliputi:

a.

Monitoring pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri;

b.

Evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri.

4. Dasar

a.

Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman

Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah;

b.

Keputusan

Kepala

Kepolisian

Negara

Republik

Indonesia

Nomor:

Kep/541/V/2016 tanggal 30 Mei 2016 tentang

Road Map Reformasi Birokrasi

Gelombang III Tahun 2016-2019;

c.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat

Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia;

d.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Daerah;

e.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010

tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan

Kepolisian Sektor;


(7)

3

MODEL PENILAIAN

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI POLRI

Program-program Reformasi Birokrasi Polri sebagai unsur pengungkit

dan sasaran Reformasi Birokrasi Polri sebagai unsur hasil

Model penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dilaksanakan dengan

metode Penilaian Mandiri berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor

14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

Dalam metode ini digunakan program-program Reformasi Birokrasi Polri sebagai

unsur pengungkit dan sasaran Reformasi Birokrasi Polri sebagai unsur komponen

hasil.

Melalui model tersebut dapat diuraikan bahwa 8 Area perubahan yang

dijabarkan dalam 9 program (1 program Monev) yaitu Program Revolusi Mental

Aparatur, Penguatan Sistem Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja,

Penguatan Kelembagaan,

Penguatan

Tatalaksana,

Penguatan Sistem Mana-

jemen

Sumber

Daya

Manusia, Penguatan Pe-

raturan

Perundang

Undangan dan Peningkat-

an Kualitas

Pelayanan

Publik yang dicanangkan

dalam

Road

Map

Reformasi Birokrasi Polri

Gelombang

III

Tahun

2016-2019

merupakan

proses

yang

menjadi

pengungkit dan dipasti-

kan dapat menghasilkan sasaran Birokrasi yang bersih dan akuntabel, Birokrasi

yang memiliki pelayanan publik berkualitas dan Birokrasi yang efektif dan efisien.

Penilaian terhadap setiap program dalam komponen pengungkit dan sasaran

reformasi birokrasi diukur melalui indikator-indikator yang dipandang mewakili

program tersebut. Sehingga dengan menilai indikator tersebut diharapkan dapat

memberikan gambaran pencapaian upaya yang berdampak pada pencapaian

sasaran Reformasi Birokrasi Polri sebagai unsur komponen hasil.


(8)

4

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

1.

Komponen Pengungkit

a.

Program Revolusi Mental Aparatur.

Program ini bertujuan untuk membentuk sistem nilai dan integritas

birokrasi yang efektif. Hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:

1)

meningkatnya penerapan/internalisasi asas, prinsip, nilai dasar, kode etik,

dan kode perilaku, termasuk penguatan budaya kinerja dan budaya

pelayanan;

2)

meningkatnya penerapan budaya kerja positif di setiap instansi

pemerintah;

3)

meningkatnya integritas aparatur;

4)

meningkatnya profesionalisme aparatur;

5)

meningkatnya citra positif aparatur sebagai pelayan masyarakat;

6)

meningkatnya kepuasan masyarakat.

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya

kepuasan masyarakat/publik atas pelayanan Polri, dengan ukuran keberhasilan

skor Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 90% dan skor Indeks Integritas

Pelayanan Publik 8,5.

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan dua indikator kegiatan, yaitu:

1)

pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

Modul dan kurikulum, sudah di publikasikan?

b)

Surat Edaran Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang

Pembacaan Tribrata dan Catur Prasetya, Panca Prasetya Korpri,

sudah dibacakan pada apel pagi?

c)

Para Kompol, Inspektur Polisi dan Brigpol sudah mengikuti

Dikbangspes?

d)

TOT tingkat Mabes Polri dan TOT tingkat Polres sudah dilaksanakan?

e)

Dokumen hasil Monev

TOT, sudah dilengkapi?

f)

Sertifikasi Gadik, Gadikan, peserta didik dan pengasuh

sudah


(9)

5

2) pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya

perubahan pola pikir.

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

sudah dilaksanakan sosialisasi Pembentukan Role Model/Agen

Perubahan tingkat Mabes Polri s.d. Polres?

b)

sudah dibentuk agen perubahan tingkat Polda dan tingkat Polres?

c)

sudah dilaksanakan Pelatihan fungsi teknis Polri di tingkat Polres?

b.

Program Penguatan Sistem Pengawasan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan peran APIP

dalam mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang berintegritas dan

berkinerja tinggi. Hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:

1)

meningkatnya kapasitas APIP;

2)

meningkatnya penerapan sistem pengawasan yang independen,

profesional, dan sinergis;

3)

meningkatnya penerapan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

bebas KKN;

4)

meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi;

5)

menurunnya tingkat penyimpangan oleh aparatur;

6)

meningkatnya jumlah instansi pemerintah yang memperoleh opini

WTP

BPK;

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini ada 2 point yaitu

(1) mempertahankan penilaian Laporan Keuangan oleh BPK dengan predikat

WTP, dengan ukuran keberhasilan Opini WTP dan (2) meningkatkan kapasitas

manajemen pengawasan dengan ukuran keberhasilan skor tingkat kapasitas

APIP nilai 2 dan tingkat kematangan implementasi SPIP nilai 2.

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan enam kegiatan indikator:

1)

pembangunan unit kerja untuk memperoleh predikat menuju Wilayah

Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

:

a)

sertifikasi Auditor (APIP) Polri ke level II, sudah terlaksana?


(10)

6

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

c)

laporan hasil review, jumlah rekomendasi temuan yang selesai

ditindaklanjuti, sudah dilaksanakan?

d)

hasil evaluasi AKIP

dengan predikat “

A

sudah tercapai ?

e)

nilai ITK lebih baik dibandingkan nilai ITK tahun sebelumnya?

f)

WBK/WBBM tingkat Polres, Polda, Mabes Polri, sudah ditetapkan?

g)

pejabat Polri Eselon I, Kapolda, Eselon IIA dan Eselon II yang wajib

mengisi dan menyerahkan LHKPN, sudah menyerahkan?

h)

dapat mempertahankan laporan keuangan dengan Predikat WTP?

i)

laporan hasil penerapan disiplin dan kode etik, sudah disusun?

2)

pelaksanaan pengendalian gratifikasi;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Perkap tentang pengendalian gratifikasi bagi seluruh anggota

Polri, sudah terealisasi?

3)

pelaksanaan whistleblowing system;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

laporan

sharing informasi WBS online antara Polri, KPK dan LPSK,

sudah terealisasi ?

b)

sudah terkoneksi WBS online tingkat Mabes Polri?

4)

pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

surat Edaran Kapolri tentang penanganan benturan kepentingan,

sudah dilaksanakan?

b)

laporan benturan kepentingan, sudah disusun?

5)

pembangunan SPIP di lingkungan unit kerja;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

SPIP di tingkat Mabes Polri dan Polda, sudah terbentuk?

6)

penanganan pengaduan masyarakat.

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

telah terbentuk Dumas online?


(11)

7

c.

Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja.

Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pelaksanaan system

manajemen kinerja organisasi. Hasil yang diharapkan melalui program ini

adalah:

1)

meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan

kinerja yang terintegrasi;

2)

meningkatnya kualitas penerapan sistem pengadaan barang dan jasa

yang adil, transparan, dan profesional;

3)

meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja nasional;

4)

meningkatnya akuntabilitas aparatur.

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya

kinerja instansi pemerintah dengan ukuran keberhasilan peningkatan nilai

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP) mencapai 70 sebelumnya 68,04.

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan satu kegiatan indikator yaitu pembangunan/pengembangan

teknologi informasi dalam manajemen kinerja.

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah:

1)

dokumen perjanjian kinerja sudah sesuai Perkap Nomor 6 Tahun 2015?

2)

telah tersedia alat pengolah data dengan menggunakan aplikasi BPP dan

GPP pada tingkat Mabes Polri dan Polda?

3)

Personel Polri telah mengikuti pelatihan pengadaan barang dan jasa dan

50% peserta pelatihan bersertifiksasi PBJ?

4)

Polres, Polda dan Satker Mabes, telah menggunakan e-proc?

5)

Naskah IKU, sudah disusun?

d.

Program Penguatan Kelembagaan.

Program ini bertujuan untuk membentuk organisasi pemerintahan yang

tepat struktur, efektif, efisien dan berkinerja tinggi. Hasil yang diharapkan

melalui program ini adalah:

1)

meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda reformasi birokrasi nasional;

2)

meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergisme/

kesinergisan

kelembagaan

Kementerian/Lembaga

pemerintah


(12)

8

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

3)

menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi antar Kementerian/

Lembaga dan antar Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah daerah;

4)

meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah

pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;

5)

meningkatnya sinergisme kelembagaan antara instansi pemerintah pusat

dan daerah;

6)

meningkatnya sinergisme dan penguatan kelembagaan pada

masing-masing bidang pembangunan;

7)

meningkatnya kinerja aparatur.

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah terwujudnya

organisasi Polri yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih dan

bersinergi antar instansi, sehingga mampu mendorong upaya perwujudan tata

kelola kepolisian yang baik, dengan ukuran keberhasilan postur Polri yang tepat

fungsi tepat ukuran dan Indeks Kelembagaan berdasarkan PMPRB (Penilaian

Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri) dan Indeks Tata Kelola Polri

(ITK) dengan nilai 70 sebelumnya 67,23 dari skala 1-100.

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan satu kegiatan indikator yaitu evaluasi dan restrukturisasi

kelembagaan di lingkungan Polri.

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi apakah:

1)

Polsek baru hasil evaluasi dan restrukturisasi kelembagaan di lingkungan

Polri, sudah terbentuk?

2)

Peningkatan Rumah Sakit Bhayangkara dari tingkat IV menjadi tingkat III,

sudah terbentuk?

3)

Polda Sulawesi Barat dan Kalimantan Utara, sudah terbentuk?

4)

Kep Kapolri tentang Peningkatan Tipologi Polres, sudah tersusun?

5)

Perkap tentang SOTK tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres,

sudah

tersusun?

6)

MoU Sinergi tingkat pusat dan daerah, sudah terealisasi?

e.

Program Penguatan Tatalaksana.

Program ini bertujuan untuk membentuk proses manajemen birokrasi

yang sederhana, transparan, efektif dan efisien berbasis TIK. Hasil yang

diharapkan melalui program ini adalah:

1)

meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas,

efektif, efisien, cepat, terukur sederhana, transparan, partisipatif, dan

berbasis e-Government;


(13)

9

2)

meningkatnya kualitas tata hubungan antara pemerintah pusat dan

daerah;

3)

meningkatnya penerapan keterbukaan informasi publik;

4)

meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara

elektronik;

5)

meningkatnya penerapan manajemen kearsipan yang handal;

6)

meningkatnya kualitas pelayanan.

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini ada 2 point yaitu

(1) terwujudnya ketatalaksanaan yang efektif dan efisien dalam rangka

mendorong upaya perwujudan tatakelola kepolisian yang baik, dengan ukuran

keberhasilan yaitu penerapan ketatalaksanaan yang baik dan Indeks

Tatalaksana dengan ITK di atas rata-rata nasional atau setara nilai 7 dari skala

1-10 dan (2) terwujudnya ketatalaksanaan yang berbasis elektronik yang

menyeluruh dan terpadu dengan ukuran keberhasilan skor

Indeks

e-Government dengan nilai 2,66 dan penggunaan e-procurement s.d. 80%.

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan empat kegiatan indikator:

1)

Perluasan

penerapan

e-government

yang

terintegrasi

dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

Satker telah menerapkan LPSE pengadaan barang dan jasa pada

tingkat Satker, sudah terealisasi dan ada data dukung?

b)

Penerapan

e-document tingkat Mabes Polri dan 32 Satker Polda,

penerapan pengintegrasian

e-office (e-post, Aplikasi Naskah Dinas

Elektronik (ANDE), Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) dan

aplikasi daftar nama pejabat, sudah terealisasi?

c)

Perkap Kapolri tentang Almatsus Polri, sudah terealisasi?

d)

hasil kajian HTCK pada tingkat Polda, 54 HTCK Polair pada tingkat

Polda dan Polres, 25 HTCK Satfung Mabes, sudah dilaksanakan?

2)

Penerapan efisiensi penyelenggaraan Pemerintah;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

SOP Satfung Mabes Polri, sudah terealisasi dan ada data dukung?

b)

dokumen Perhitungan tunjangan kinerja berdasarkan Analisa Beban


(14)

10

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

3)

Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Infomasi;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

rencana umum pengadaan barang/jasa seluruh Satker di lingkungan

Polri dapat diakses publik, sudah terealisasi?

b)

dokumen laporan evaluasi, sudah terealisasi?

c)

dokumen laporan evaluasi Perkap, sudah terealisasi?

4)

Penerapan sistem kearsipan yang handal.

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

e-post, ANDE, SIKD dan aplikasi daftar nama pejabat, sudah

terealisasi dan ada data dukung ?

f.

Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme anggota Polri,

hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:

1)

meningkatnya kemampuan unit yang mengelola SDM ASN untuk

mewujudkan SDM aparatur yang kompeten dan kompetitif;

2)

meningkatnya kepatuhan instansi untuk penerapan manajemen SDM

aparatur yang berbasis merit;

3)

meningkatnya jumlah instansi yang mampu menerapkan manajemen

kinerja individu untuk mengidentifikasi dan meningkatkan kompetensi

SDM aparatur;

4)

meningkatnya jumlah instansi untuk membentuk

talent pool (kelompok

suksesi) untuk pengembangan karier pegawai di lingkungannya;

5)

meningkatnya jumlah instansi yang mampu mewujudkan sistem informasi

manajemen SDM yang terintegrasi di lingkungannya;

6)

meningkatnya penerapan sistem pengembangan kepemimpinan untuk

perubahan;

7)

meningkatnya pengendalian penerapan sistem merit dalam Manajamen

SDM aparatur;

8)

meningkatnya profesionalisme aparatur.

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya

profesionalisme anggota Polri, dengan ukuran keberhasilan skor Indeks

Profesionalitas anggota Polri 86 dari skor 1-100;

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan 14 kegiatan indikator:

1)

perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan personel Polri;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah :


(15)

11

a)

dokumen perencanaan kebutuhan personel Polri tahun 2015-2019,

sudah tersedia?

b)

Keputusan Kapolri tentang pendistribusian hasil didik secara

proporsional dengan mempertimbangkan kebutuhan Satker dan

Satwil dan kaderisasi personel, sudah tersedia?

2)

perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi

secara transparan dan berbasis kompetensi;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

10% anggota Polri yang direkrut dari wilayah perbatasan negara,

wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar, sudah dilaksanakan?

b)

33 Polda menggunakan teknologi online, sudah terlaksana?

c)

Pelaksanaan rekrutmen yang proaktif melalui kampanye rekrutmen

setiap hari sepanjang tahun di 453 Polres , sudah dilaksanakan?

3)

perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara terbuka;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Peraturan Kapolri tentang sistem promosi terbuka di lingkungan

Polri, sudah tersedia?

4)

perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

Peraturan ASSDM Kapolri tentang Kebijakan kompetensi dalam

jabatan struktural di tingkat Mabes, Polda, Polres dan Polsek

maupun jabatan fungsional umum, sudah ditetapkan?

b)

Hasil revisi Peraturan Kapolri tentang Assessment Center, sudah

ditetapkan?

c)

Peraturan Kapolri tentang Assessment Center, sudah ditetapkan?

d)

Penyelenggaraan uji kompetensi jabatan dengan menggunakan

sistem Computer Assisted Test (CAT) di tingkat Mabes Polri dan

16 Polda, sudah dilaksanakan?

e)

pelatihan dan sertifikasi bagi para assessor di 33 Polda,

sudah

dilaksanakan?

5)

perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja personel Polri;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Peraturan Kapolri tentang Sistem Penilaian Kinerja Individu,

sudah terealisasi?


(16)

12

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

6)

perumusan dan penetapan kebijakan

reward and punishment berbasis

kinerja;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Peraturan Kapolri tentang

Reward and punishment system,

sudah ditetapkan dan diimplementasikan?

7)

pembangunan/pengembangan sistem informasi personel Polri;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

telah tersedia aplikasi rekam jejak personel Polri di seluruh

Satker Mabes Polri dan 33 Polda?

8)

perumusan dan penetapan kebijakan sistem pengkaderan personel Polri;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Peraturan Kapolri tentang penerimaan anggota Polri terpadu,

sudah ditetapkan dan diimplementasikan?

9)

perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan/pengembangan data

base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi Polri;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Keputusan Kapolri tentang Sistem Pembinaan Karier,

sudah

ditetapkan?

10)

perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas pendidikan

dan pelatihan;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Laporan hasil evaluasi dan validasi, sudah disusun?

11)

penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif dan berbasis

kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

naskah profil kompetensi jabatan, sudah diterapkan?

b)

Assesment tingkat Mabes, di 33 Polda dan Polres, sudah

dilaksanakan?

12)

menyusun dan menetapkan pola karier;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah :

a)

Peraturan Kapolri tentang sistem promosi terbuka di lingkungan

Polri, sudah ditetapkan?


(17)

13

13)

pengukuran gap competency (kesenjangan kompetensi) antara pemangku

jabatan dan syarat kompetensi jabatan;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

laporan Hasil Monitoring dan evaluasi, sudah disusun?

14)

penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk

mendukung kinerja.

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

MoU, sudah terealisasi?

g.

Program Penguatan Peraturan Perundang

Undangan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik

berbasis kebutuhan publik. Hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:

a.

meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan kebijakan;

b.

meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik,

harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik.

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini adalah meningkatnya

kualitas peraturan perundang-undangan, dengan ukuran keberhasilan

tercapainya peraturan perundang-undangan yang harmonis, sinkron dan

pelaksanaannya efektif dan efisien;

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan dengan tiga kegiatan indikator:

a.

evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundang-undangan yang

sedang diberlakukan;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

Pemetaan Perkap sudah dilaksanakan?

b.

menyempurnakan/mengubah berbagai peraturan perundang-undangan

yang dipandang tidak relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis

dengan peraturan perundang-undangan lain;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

hasil harmonisasi dan sinkronisasi Perkap, sudah tercapai 100%

(42 Perkap)?

c.

melakukan deregulasi untuk memangkas peraturan perundang-undangan

yang dipandang menghambat pelayanan.

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

hasil revisi Perkap 26 Tahun 2010, sudah terealisasi?


(18)

14

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

h.

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik

secara terus menerus. Hasil yang diharapkan melalui program ini adalah:

1)

meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan

publik;

2)

meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan

masyarakat;

3)

meningkatnya profesionalisme aparatur.

Sasaran yang akan dicapai melalui program ini ada 2 point yaitu

(1) meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan ukuran keberhasilan skor

hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) 90% dan (2) meningkatkan kapasitas

manajemen penyelenggaraan pelayanan publik dengan ukuran keberhasilan

jumlah inovasi pelayanan, hasil evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan

publik, skor Indeks Integritas Pelayanan Publik dengan nilai 8,5; Persentase

tingkat kepatuhan dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik, tindak lanjut pengaduan pelayanan publik dan Public

Service Index dengan menetapkan Zona Hijau ada pelayanan di 10 Satpas dan

453 pelayanan SKCK.

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan empat kegiatan indikator:

1)

penerapan pelayanan satu atap;

2)

percepatan pelayanan menjadi maksimal 15 hari;

3)

deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan

4)

pembangunan/pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam

pelayanan

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah:

a)

Bidang Lalu Lintas

(1)

koordinasi dengan Dinas Kependudukan Kementerian Dalam

Negeri terkait penggunaan NIK dalam pelayanan penerbitan

dan perpanjangan SIM online, sudah terealisasi?

(2)

revisi Kerja sama dengan PT BRI Tbk pembayaran PNBP bidang

SIM dengan sistem SIMPONI, sudah terealisasi?

(3)

penambahan mobil SIM Keliling tingkat Polres,

sudah


(19)

15

(4)

unit layanan SIM online sebanyak 399 satpas,

sudah

terealisasi?

(5)

revisi Perkap 9 Tahun 2012 tentang SIM, sudah terlaksana?

(6)

pelatihan dan sertifikasi kompetensi petugas penguji SIM

di seluruh Satpas Indonesia, sudah terlaksana?

(7)

Standarisasi tata layanan dan gedung di 11 Kantor Satpas pada

10 Polda: Satpas Daan mogot Polda Metro Jaya, Satpas

Polrestabes Semarang Polda Jateng, Satpas Polresta Surakarta

Polda Jateng, Satpas Polresta Manado Polda Sulut, Satpas

Polresta Jogyakarta Polda DIY, Satpas Polresta Denpasar Polda

Bali, Satpas Polrestabes Surabaya Polda Jatim, Satpas

Polrestabes Bandung Polda Jabar, Satpas Polresta Samarinda

Polda Kaltim, Satpas Polrestabes Makassar Polda Sulsel, dan

Satpas Polresta Medan Polda Sumut, sudah terlaksana?

(8)

Mewujudkan Zona bebas percaloan layanan SIM di 10 Satpas

Daan mogot Polda Metro Jaya, Satpas Polrestabes Bandung

Polda Jabar, Satpas Polrestabes Semarang Polda Jateng,

Satpas Polresta Medan Polda Sumut, Satpas Polrestabes

Surabaya Polda Jatim, Satpas Polrestabes Makassar Polda

Sulsel, Satpas Polresta Palembang Polda Sumsel, Satpas

Polresta Pontianak Polda Kalbar, Satpas Polres Cimahi Polda

Jabar, Satpas Polres Banyumas Polda Jateng,

sudah

terlaksana?

(9)

Score survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM),

sudah

tercapai 90%?

(10)

penambahan

hardware dan software pada unit layanan BPKB

dan STNK di 33 Polda, sudah terlaksana?

(11)

revisi Perkap 5 tahun 2012 tentang Regident Ranmor,

sudah

terlaksana?

(12)

pelatihan dan sertifikasi kompetensi petugas penerbit BPKB dan

STNK di seluruh Indonesia, sudah terlaksana?

(13)

operasional Regident Ranmor yang terintegrasi di 33 Polda

dengan Korlantas Polri, sudah terlaksana?

(14)

mewujudkan Zona bebas percaloan layanan Samsat dan unit

BPKB di Polda Metro Jaya, Samsat Polda Jabar, Samsat Polda

Jateng, Samsat Polda Sumut, Samsat Polda Jatim, Samsat

Polda Sulsel, Samsat Polda Sumsel, Samsat Polda Kalbar,

Samsat Polres Cimahi Polda Jabar, Samsat Polres Banyumas

Polda Jateng, sudah terlaksana?


(20)

16

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

b)

Bidang Intelkam

(1)

mewujudkan

Zona

bebas

percaloan

pelayanan

SKCK

di 33 Polda dan 453 Polres, sudah terealisasi?

(2)

sertifikasi kompetensi petugas penerbitan SKCK di 33 Polda

dan 453 Polres, sudah terealisasi?

(3)

aplikasi penerimaan dan penyetoran PNBP secara online

di 1 Mabes Polri, 33 Polda, 453 Polres dan 4.872 Polsek, sudah

terealisasi?

(4)

laporan hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) di 453 Polres

dengan score indeks 90% , sudah terealisasi?

(5)

naskah deklarasi pernyataan zona bebas percaloan SKCK

di tingkat Mabes Polri, 33 Polda dan 453 Polres, sudah

terealisasi?

(6)

Membangun Link Sistem

online tentang Data Kriminalitas

perorangan dengan Pusiknas di tingkat Mabes Polri, 33 Polda

dan 453 Polres, sudah terbangun?

(7)

Penerapan Sistem

First In First Out di level Polda dan Polres,

sudah terealisasi?

c)

Bidang Binmas

(1)

Peraturan Direktur dan Perkabaharkam tentang Alternative

Dispute Resolution/Restorative Justice, sudah tersusun?

(2)

unit system aplikasi BUJP online, sudah tersedia?

(3)

dokumen Peraturan Kabaharkam/Dir Binmas ttg layanan BUJP

online, sudah tersusun?

(4)

Unit mobile SPM pada tingkat Polda dan tingkat Polres,

sudah

tersedia?

d)

Bidang Polair

(1)

kejadian pencurian di atas kapal di 10

hot spot area prioritas

dan di luar

hot spot berdasarkan laporan hasil kegiatan

pengamanan, sudah berkurang tidak melebihi 25% di tahun

2016?

(2)

kegiatan Polmas Perairan dan sambang nusa pulau kecil terluar

berpenghuni, sudah dilaksanakan?

(3)

MoU Polri dan KKP tentang Pengintegrasian sistem monitoring

dan kontrol terhadap kapal-kapal ikan kerja sama dengan KKP

dalam rangka penanggulangan IUU (Illegal Unreported

Unregulated) fishing, sudah dilaksanakan?


(21)

17

e)

Bidang Sabhara

(1)

naskah Peraturan Kabaharkam hasil revisi tentang Patroli,

sudah tersusun?

(2)

revisi Peraturan Kabaharkam tentang Patroli di 33 Polda, sudah

disosialisasikan?

(3)

laporan hasil kegiatan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan,

Patroli, di tempat rawan kriminalitas dan rawan kemacetan,

sudah tersusun?

(4)

monitoring pelaksanaan Patroli sesuai route yang telah

ditentukan dan Kecepatan mendatangi TKP, sudah terlaksana?

f)

Bidang Reskrim

(1)

laporan hasil Koordinasi rencana pembangunan database SPDP

online dengan Kemenkum dan HAM, Kejaksaan dan

Bappennas, sudah tersusun?

(2)

MoU dengan Kemenkum dan HAM, Kejaksaan dan Bappennas

tentang Sistem informasi LP, SPDP online, sudah terlaksana?

(3)

laporan hasil monitoring SP2HP online di tingkat Mabes Polri,

di 33 Polda dan 453 Polres, sudah tersusun?

(4)

revisi Perkap, Peraturan kaba dan SOP, sudah disahkan?

(5)

Penyidik Polri dan PPNS di tingkat Mabes Polri, Polda dan

Polres sudah bersertifikasi penyidik?

g)

Bidang Brimob

(1)

unit tingkat Korbrimob Polri, unit tingkat Satbrimobda untuk

bantuan SAR dan KBR serta bom, sudah disiagakan?

(2)

laporan hasil peningkatan back up kewilayahan dan 32 unit tim

siaga gangguan Kamtibmas berintensitas tinggi pada tingkat

Polda, sudah tersusun?

(3)

laporan hasil peningkatan layanan telepon siaga Brimob

di 33 Polda, sudah tersusun?

i.

Program Monitoring dan Evaluasi

Program ini bertujuan untuk menjamin agar pelaksanaan Reformasi

Birokrasi dijalankan sesuai dengan ketentuan dan rencana aksi yang

ditetapkan. Hasil yang ingin dicapai melalui program ini adalah memberikan

peringatan dini tentang resiko kegagalan pencapaian target yang ditetapkan.


(22)

18

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

Atas dasar tersebut, maka untuk mengukur pencapaian program ini

digunakan dengan dua kegiatan indikator yaitu:

a.

Monitoring;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

:

1)

SOP tentang pedoman Monitoring dan Evaluasi, sudah terususun?

2)

laporan Monitoring, sudah tersusun?

b.

Evaluasi;

Pengukuran indikator ini dilakukan dengan melihat kondisi

apakah

:

1)

laporan tahunan, sudah disusun?

2)

laporan keseluruhan, sudah disusun?

2.

Komponen Hasil

Mewujudkan Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel, ukuran keberhasilan :

No.

Indikator

Baseline 2015

Target 2019

1.

Opini WTP dari BPK

Opini WTP

Opini WTP

2.

Tingkat Kapabilitas APIP (skor 1-5)

1

2

3.

Tingkat Kematangan Implementasi SPIP (skor

1-5)

1

2

4.

Nilai AKIP

Skor 68,04

Skor 70

5.

Penggunaan e-procurement

30%

80%

Mewujudkan Birokrasi yang Efektif dan Efisien, ukuran keberhasilan :

1.

Indeks Reformasi Birokrasi Polri (PMPRB)

Skor 67,23 (B)

Skor 70 (B)

2.

Indeks Profesionalitas Aparatur Polri

(Skor 1-100)

Skor 86

Skor 86

3.

Indeks e-Government Polri (Skor 0-4)

Skor 2,66

Skor 2,66

Mewujudkan Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik Berkualitas, ukuran

keberhasilan :

1.

Indeks Integritas Pelayanan Publik (Skor 0-10)

Skor 7,22

Skor 8,5

2.

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)

80%

90%

3.

Persentase kepatuhan pelaksanaan UU

Pelayanan Publik (Zona Hijau)

-

10 Satpas,


(23)

19

[

TATA CARA DAN MEKANISME PENILAIAN

Penilaian pada komponen pengungkit dari 8 area perubahan

dalam mewujudkan 3 sasaran Reformasi Birokrasi pada komponen hasil

1. Metodologi Evaluasi.

Metodologi yang digunakan untuk melakukan monitoring dan evaluasi

pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri pada komponen pengungkit dengan cara

menilai indikator target yang telah ditetapkan dalam program, kegiatan, rencana

aksi dan

quick wins sedangkan untuk evaluasi pada komponen hasil, dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a.

target dalam rangka mewujudkan Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel.

1)

opini BPK, berkoordinasi dengan BPK-RI untuk peningkatan kapasitas dan

peran APIP, peningkatan penerapan sistem pengawasan yang

independen, profesional, dan sinergis, peningkatan anggota Polri yang

bersih dan bebas dari KKN, peningkatan efisiensi penyelenggaraan

birokrasi Polri, menurunnya tingkat penyimpangan oleh anggota Polri.

2)

tingkat Kapabilitas APIP dan tingkat kematangan implementasi SPIP untuk

memperoleh skor 2, berkoordinasi dengan BPKP-RI agar para APIP

memiliki sertifikasi.

3)

nilai AKIP untuk memperoleh skor 70, berkoordinasi dengan Kementerian

PAN dan RB.

4)

penggunaan

e-procurement untuk mencapai 80%, berkoordinasi dengan

LKPP terkait dengan surat menyurat dengan elektronik (e-office dan

e-book) dan pengadaan barang dan jasa.

b.

target dalam rangka Mewujudkan Birokrasi yang Efektif dan Efisien.

1)

indeks Reformasi Birokrasi Polri mencapai target skor 70 (BB),

berkoordinasi dengan Kementerian PAN dan RB;

2)

indeks Profesionalitas Aparatur Polri mencapai skor 86, berkoordinasi

dengan BKN;

3)

indeks

e-government Polri mencapai skor 2,66, berkoordinasi dengan

Kemenkominfo.

c.

target dalam rangka Mewujudkan Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik

Berkualitas.

1)

indeks integritas pelayanan publik mencapai skor 8,5. Menggunakan


(24)

20

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

2)

survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dengan skor 90%, menggunakan

survei eksternal berkoordinasi dengan Kementerian PAN dan RB;

3)

Persentase kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau)

pada 10 Satpas dan 453 Pelayanan SKCK menggunakan survei eksternal

berkoordinasi dengan Ombudsman Republik Indonesia (ORI).

2. Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri antara lain: kuisioner,

wawancara, observasi, studi dokumentasi/

berdasarkan bukti (

evident based

)

dan

kombinasi beberapa teknik tersebut. Sedangkan teknik analisis data antara lain:

telaahan sederhana, analisis dari instansi/lembaga terkait pencapaian target. Dalam

pelaksanaannya melalui Monitoring dan Evaluasi, sebagai berikut:

a.

Monitoring

Monitoring dilakukan untuk mempertahankan agar rencana aksi yang

dituangkan dalam

Road Map Reformasi Birokrasi Polri dan dijabarkan dalam

rencana aksi Satker dapat berjalan sesuai dengan jadwal, target dan tahapan

sebagaimana telah ditetapkan. Dari proses monitoring, berbagai hal yang perlu

dikoreksi dapat langsung dikoreksi pada saat kegiatan Reformasi Birokrasi Polri

dilaksanakan, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari target-target yang

telah ditentukan. Kegiatan monitoring dapat dilakukan melalui beberapa media

sebagai berikut:

1)

pertemuan rutin untuk membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi/

pengukuran target-target kegiatan Reformasi Birokrasi Polri sebagaimana

diuraikan dalam

Road Map mengingat Reformasi Birokrasi Polri harus

terus dimonitor untuk menjaga keberlanjutannya dengan menggunakan

Lembar Kerja Evaluasi (LKE);

2)

survei terhadap kepuasan masyarakat, pengaduan masyarakat dan tindak

lanjutnya;

Pada tingkat Mabes Polri monitoring dilakukan melalui beberapa media dan

pada tingkat Satker menyesuaikan, sebagai berikut:

1)

pertemuan rutin pada tingkat Tim Pengarah;

2)

pertemuan rutin pada tingkat Tim Pelaksana;

3)

survei kepuasan masyarakat, pengaduan masyarakat dan tindak


(25)

21

b.

Evaluasi

Evaluasi terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dilakukan dalam

rentang waktu tertentu setiap tahun dan keseluruhan pada akhir pelaksanaan

Reformasi Birokrasi Polri. Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan

pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri secara keseluruhan termasuk tindak

lanjut hasil monitoring yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan.

Evaluasi dilakukan dengan pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE) melalui

tahapan pada tingkat Satker kewilayahan, Satker jajaran Mabes Polri dan Tim

Pelaksana Reformasi Birokrasi Polri tingkat Mabes Polri.

Evaluasi dilaksanakan per tahun pada akhir pelaksanaan Reformasi

Birokrasi Polri untuk membahas kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan

penyesuaian kegiatan yang perlu dilakukan pada satu tahun ke depan,

sehingga tidak terjadi permasalahan yang sama atau dalam rangka merespons

perkembangan lingkungan strategis. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh

terhadap program, kegiatan, rencana aksi, indikator, target dan

quick wins

yang akan dicapai dari seluruh prioritas yang telah ditetapkan, secara

berjenjang sebagai berikut;

1)

tingkat Satker dipimpin oleh Kasatker;

2)

tingkat Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Polri dipimpin oleh Ketua Tim

Pelaksana Reformasi Birokrasi dan dikonsolidasikan oleh Asrena Kapolri

selaku Ketua Pelaksana Reformasi Birokrasi Polri yang difasilitasi Biro

Reformasi Birokrasi Polri Srena Polri;

3)

tingkat Mabes Polri, dipimpin oleh Kapolri selaku Ketua Tim Pengarah

Reformasi Birokrasi Polri

yang difasilitasi Biro Reformasi Birokrasi Polri

Srena Polri.

Dalam pelaksanaannya pada tingkat Satker Mabes Polri dan Kewilayahan agar

menyesuaikan dengan komposisi organisasi dan pejabat pada tingkat Mabes Polri

sesuai dengan area perubahan, program, kegiatan, rencana aksi dan quick wins.

3. Lembar Kerja Evaluasi (LKE)

Lembar Kerja Evaluasi berisi hasil penilaian mandiri pelaksanaan Reformasi

Birokrasi Polri dari 8 area perubahan, program, kegiatan, rencana aksi,

quick wins

dan target pencapaian Reformasi Birokrasi Polri yang menggambarkan pencapaian

pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dalam periode semester (untuk laporan

monitoring), tahunan dan periode keseluruhan. Hasil penilaian dalam LKE

selanjutnya diproses dalam narasi analisa dan evaluasi untuk perumusan

rekomendasi dan rencana tindak lanjut agar target yang telah ditetapkan dapat

tercapai sesuai dengan rencana.


(26)

22

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

a. pengorganisasian dan jadwal pelaksanaan evaluasi.

Agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dapat berjalan dengan baik,

maka perlu dilakukan pengelolaan yang baik pula. Untuk itu perlu dibentuk Tim

yang diberi tugas untuk melakukan pengelolaan Reformasi Birokrasi Polri agar

seluruh rencana aksi dapat dilaksanakan sesuai dengan target dan jadwal yang

telah ditentukan, meliputi dua tingkatan yaitu Tim Pengarah dan Tim

Pelaksana, untuk tingkat Satker menyesuaikan, dengan masing-masing tugas

sebagai berikut:

1)

Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Polri dipimpin oleh Kapolri dan

Wakapolri selaku penanggung jawab pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Polri dengan Tugas sebagai berikut:

a)

memastikan pelaksanaan

Road Map Reformasi Birokrasi Polri

sesuai dengan sasaran Reformasi Birokrasi Nasional, yang dapat

memberikan dampak pada perbaikan Birokrasi Polri dan

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat;

b)

memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Polri secara berkala, termasuk pelaksanaan

Quick Wins, dan

memberikan arahan agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri

tetap berjalan konsisten, terarah sesuai dengan

Road Map dan

berkelanjutan.

2)

Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Polri dipimpin oleh Asrena Kapolri,

dalam pelaksanaannya dibantu Sekretaris Tim yang dijabat oleh Kepala

Biro Reformasi Birokrasi Polri dan Tim pelaksana yang dibagi ke dalam

sembilan Tim yaitu:

a) Tim I

: Program Revolusi Mental Aparatur, selaku Ketua Tim

Karorenmin Lemdiklat Polri;

b) Tim II : Program Penguatan Sistem Pengawasan, selaku Ketua

Tim Karorenmin Itwasum Polri;

c) Tim III : Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, selaku Ketua

Tim Karojakstra Srena Polri;

d) Tim IV : Program Penguatan Kelembagaan, selaku Ketua Tim

Karolemtala Srena Polri;

e) Tim V : Program Penguatan Tatalaksana, selaku Ketua Tim

Karolemtala Srena Polri;

f) Tim VI : Program Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya

Manusia ASN, selaku Ketua Tim Karojianstra SSDM

Polri;


(27)

23

g) Tim VII : Program Penguatan Peraturan Perundang

Undangan,

selaku Ketua Tim Karosunluhkum Divkum Polri;

h) Tim VIII : Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, selaku

Ketua Tim Wakakorlantas Polri, yang dilaksanakan oleh:

(1) bidang Lantas oleh Kabidregident Korlantas Polri;

(2) bidang

Reskrim

oleh

Kabagren

Rorenmin

Bareskrim Polri;

(3) bidang Intel oleh Kabidyanmas Baintelkam Polri;

(4) bidang Sabhara oleh Kasubditgasum Ditsabhara

Baharkam Polri;

(5) bidang Binmas oleh Kasubdibintibmas Ditbinmas

Baharkam Polri;

(6) bidang Polair oleh Kasatrolnus Ditpolair Baharkam

Polri;

(7) bidang Brimob oleh Kabagren Korbrimob Polri;

i) Tim IX : Program

Monitoring dan Evaluasi

, selaku Ketua Tim

Karo RBP Srena Polri.

Laporan diterima selambat-lambatnya tanggal 15 pada periode laporan

semester/monitoring, tahunan dan keseluruhan (per 15 Juni dan 15

Desember). Laporan akhir pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri dilaksanakan

oleh Biro Reformasi Birokrasi Polri Srena Polri pada bulan Juli tahun anggaran

berjalan (TAB) dan bulan Januari tahun anggaran yang akan datang (TAB+1).

Sedangkan laporan akhir tingkat Polda disusun oleh Bag RBP Biro Rena Polda

dan Satker Mabes Polri berdasarkan Sprin Kasatker dalam format LKE, yang

disusun menggunakan

Excel dan dikirim ke Srena Polri melalui email:

lke.rbpolri@gmail.com

b.

Penilaian Mandiri atas kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri.

Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri pada komponen

pengungkit fokus pada data dukung berdasarkan bukti (evident based)

sebagaimana yang tertuang dalam dokumen rencana aksi sedangkan

komponen hasil di samping data dukung juga dari sumber lain yang akurat dan

relevan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri antara lain survei.

1)

Langkah penilaian dilakukan sebagai berikut:

a)

dalam melakukan penilaian, terdapat enam variable yaitu: area

perubahan, program, kegiatan, rencana aksi, indikator dan target

per tahun.


(28)

24

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Polri Gelombang III Tahun 2016-2019

b) variabel tersebut terakomodir dalam komponen pengungkit dan

komponen hasil dengan masing-masing subkomponen memiliki

bobot sebagai berikut:

c)

setiap sub-komponen pada komponen pengungkit akan dibagi

ke dalam kegiatan, rencana aksi dan indikator sebagai kriteria

keberhasilan per tahun. Setiap indikator akan dijawab sesuai

dengan pencapaian target. Setiap jawaban memenuhi target akan

diberikan nilai 1 sedangkan apabila tidak tercapai jawaban akan

disesuaikan dengan % tertentu berdasarkan hasil yang dicapai

dengan nilai <1. Nilai akhir dibagi dengan bobot pada kegiatan dan

sub-komponen.

Contoh :

Program Revolusi Mental Aparatur (bobot 5%)

Tahun 2016 Program Revolusi Mental Aparatur melaksanakan

2 kegiatan, 7 rencana aksi dan 11 indikator keberhasilan

diantaranya indikator keberhasilan: Pembuatan kurikulum dan

modul dengan bobot masing-masing 2,5% dari 2 kegiatan. Target

yang akan dicapai tersusunnya 324 modul dan 208 kurikulum. Maka

apabila target tercapai 324 modul dan 208 kurikulum mendapat

nilai 1, jika tidak tercapai secara otomatis akan mendapat nilai <1.

Nilai akhir terjumlah setelah menghitung target yang akan tercapai.

d)

Komponen pengungkit yang meliputi 8 sub-komponen merupakan

upaya dalam mewujudkan 3 sasaran Reformasi Birokrasi Polri

sebagai komponen hasil yaitu mewujudkan birokrasi yang bersih

dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien dan birokrasi yang

memiliki pelayanan publik yang berkualitas. Mekanisme penilaian

sama dengan penilaian pada komponen pengungkit.


(1)

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI POLRI GELOMBANG III TAHUN 2016-2019

UNIT ORGANISASI : POLRI

SATKER

:

TAHUN

: 2019

TARGET NILAI %

A. PROSES (60%)

I. REVOLUSI MENTAL APARATUR (5%) 5.0 5.00 100%

1 2.5 2.50 100%

a. Pembuatan kurikulum dan modul Telah disusun 375 modul dan 240 kurikulum; 375 240 375 240 1

b. Pembacaan Tribrata dan Catur Prasetya, Panca Prasetya Korpri pada saat apel pagi

c. Melakukan dikjur sesuai dengan kompetensi Telah dilaksanakan dikjur 304 Kompol, 3292 Inspektur dan 3259 Brigpol

304 3292 3259 304 3292 3259 1

d. Membentuk dan meningkatkan jumlah TOT revolusi mental dan bela Negara Telah dibentuk 151 TOT tingkat Polres;

151 151 1

e. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil TOT Telah dibuat 5 dokumen hasil Monev TOT di 5 Rayon 5 5 5 5 1

f. Peningkatan kompetensi gadik, gadikan dan peserta didik Telah dilaksanakan sertifikasi gadik, gadikan, peserta didik dan pengasuh

wilayah 38.252 dan pusat 625; 38252 625 38252 625 1

2 2.5

2.50 100% a. Sosialisasi Perkap No. 856/ X /2015 tentang pembentukan Role Model/Agen

perubahan

b. Melakukan seleksi terhadap calon agen perubahan Telah dibentuk 151 agen perubahan tingkat Polres; 151 151 1

c. Pembuatan VCD fungsi teknis Polri Telah dilaksanakan Pelatihan fungsi teknis Polri di 453 Polres; 453 453 1

II. PENGUATAN SISTEM PENGAWASAN (12%) 12.0 12.00 100%

1 2.4

2.40 100%

a. Meningkatkan kapabilitas APIP Polri ke Level II: .

a. Pembuatan piagam audit intern; Telah dibuat 1 piagam audit intern; 1 1 1

b. Peningkatan kompetensi; Telah dilaksanakan kompetensi bersertifikasi 135 JFA, 0 bersertifikasi audit investigasi, 30 bersertifikasi audit PBJ, 30 Sertifikat review Lapkeu, 0 sertifikat audit dasar;

135 0 30 30 0 135 0 30 30 0 1

c. Pembuatan peraturan/SOP; Telah dibuat 4 Peraturan Kapolri/Irwasum/Kadivpropam; 4 4 1

d. Pembuatan Peta resiko objek pemeriksaan. Telah dibuat 1 peta resiko objek pemeriksaan tahunan. 1 1 1

b. Penyelenggaraaan Wasrik, reviu, pemantauan tindak lanjut dan evaluasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah

Telah dibuat 92 Laporan Hasil Wasrik tahunan, 4 Laporan Hasil Review, 100% ITW 75% BPK Jumlah rekomendasi temuan yang selesai ditindaklanjuti, Hasil

evaluasi AKIP dengan predikat A ini al 72 ;

92 4 100 75 72 92 4 100 75 72 1

c. Mendorong pelaksanaan reformasi birokrasi melalui Indeks Tata Kelola Polri (ITK)

Nilai ITK Tahun 2019 sebesar 7,70 (baik);

7.7 7.7 1

d. Penetapan WBK/ WBBM; Telah dibentuk 4 WBK/ WBBM, 1 satker tingkat Polda dan 1 satker Mabes;

4 1 1 4 1 1 1

e. Pemenuhan LHKPN; Pemenuhan LHKPN 100% Pejabat Polri Eselon I dan Kapolda, 80% Eselon IIA

dan 30% Eselon II; 48 33 127 223 48 33 127 223 1

f. Pemenuhan kewajiban pelaporan keuangan; Mempertahankan laporan keuangan oleh BPK dengan Predikat WTP=100,

WTP DPP=50, DISCLAIMER=0; 100 100 1

g. Penerapan disiplin dan kode etik; Telah dibuat 1 dokumen Laporan hasil penerapan disiplin dan kode etik; 1 1 1

2

Pengendalian gratifikasi

3 2.4 2.40 100%

Telah dibuat 1 Laporan sharing informasi WBS online antara Polri, KPK dan

LPSK; 1 1 1

Terkoneksinya 1 sistem WBS online tingkat Mabes Polri; 1 1 1

4 2.4 2.40 100%

Telah dibuat 1 laporan benturan kepentingan; 1 1 1

5 2.4 2.40 100%

Optimalisasi penataan penyelenggaraan SPIP pada Satker di lingkungan Polri Telah dibentuk SPIP di tingkat Mabes Polri dan Polda;

1 33 1 33 1

6 2.4 2.40 100%

Telah dibuat 1 laporan Dumas online; 1 1 1

III. PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA (6%) 6.0 6 100%

6.0

6.00 100% a. Pemantapan penyusunan dokumen perjanjian kinerja sebagaimana Perkap 6

tahun 2015;

Telah dibuat 1258 Dokumen perjanjian kinerja sesuai Perkap No 6 Tahun

2015; 1258 1258 1

b. Menyediakan alat pengolah data untuk melaksanakan pelaporan pembayaran belanja pegawai pada Polri dgn mengunakan aplikasi BPP dan aplikasi GPP;

Tersedianya alat pengolah data dengan menggunakan aplikasi BPP & GPP

pada 20 satker tingkat Mabes Polri; 20 20 1

c. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan sertifikasi pengadaan barang/jasa 125 personil Polri telah mengikuti pelatihan pengadaan barang dan jasa dan

50% peserta pelatihan bersertifiksasi PBJ; 125 62.5 125 62.5 1

d. Penggunaan e-proc terhadap belanja pengadaan tingkat mabes Polri, Polda dan Polres.

Telah dilaksanakan 100% penggunaan e-proc pada 453 polres, 32 polda dan

60 satker Mabes Polri. 60 32 453 60 32 453 1

e. Penyusunan IKU yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat.

Telah dibuat 1 Naskah IKU;

1 1 1

IV. PENGUATAN KELEMBAGAAN (6%) 6.0 6.00 100%

6.0

6.00 100% PENILAIAN

Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas (2,5%)

Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya perubahan pola pikir (2,5%)

Pembangunan unit kerja untuk memperoleh predikat menuju wilayah bebas dari korupsi (WBK)/ wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM) (2,4%)

TARGET CAPAIAN

Pelaksanaan pengendalian gratifikasi;

Evaluasi dan restrukturisasi kelembagaan di lingkungan Polri (6,0%) Pelaksanaan whistleblowing system; (2,4%)

Pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan; (2,4%)

Pembangunan SPIP di lingkungan unit kerja; (2,4%)

Penanganan pengaduan masyarakat; (2,4%)

Pembangunan/ Pengembangan Teknologi Informasi Dalam Manajemen Kinerja (6,0%)

Penerapan whistle blower system Tipikor

Penanganan benturan kepentingan

Membangun sistem Pengaduan Masyarakat (Dumas) online terintegrasi dengan Satfung di lingkungan Polri yang menangani Dumas


(2)

a. Pembentukan Polsek baru yang sudah memenuhi persyaratan; Terbentuknya 56 Polsek baru hasil evaluasi dan restrukturisasi kelembagaan

di lingkungan Polri. 56 56 1

b. Pembentukan Rumkit Bhayangkara; c. Pembentukan Polda Sulbar dan Kaltara; d. Peningkatan tipologi Polres;

e. Revisi organisasi Polri tingkat Mabes dan Kewilayahan;

f. Penguatan sinergi Polisional kelembagaan antara instansi terkait pemerintah pusat dan daerah;

Telah dibuat MoU Sinergi tingkat pusat dan daerah.

1 33 1 33 1

V. PENGUATAN TATA LAKSANA (5%) 5.0 5.00 100%

1 1.25

1.25 100%

a. Penerapan LPSE pengadaan barang & jasa pada tingkat satker; Telah diterapkan LPSE pengadaan barang & jasa pada 1.230 Satker; 1230 1230 1

b. Penerapan sistem pengelolaan informasi dan dokumentasi (document & e-office);

Telah diterapkan 10 e-office tingkat Polda dan pengintegrasian e-office (e-post, Aplikasi naskah dinas elektronik (ANDE), Sistem informasi kearsipan dinamis (SIKD) dan aplikasi daftar nama pejabat;

10 10 1

c. Penyempurnaan draft Almatsus Polri;

d. Pengkajian HTCK pada unsur pengawas dan pembantu pimpinan/ pelayanan di tingkat Polda;

2 1.25 1.25 100%

a. Penyusunan SOP pada tingkat Satker Mabes Polri; Telah dibuat 31 SOP satfung Mabes Polri; 31 31 1

b. Penyusunan Evaluasi Analisa Beban Kerja (ABK) dalam rangka penerapan pembayaran tunjangan kinerja.

Telah dibuat 1 dokumen Perhitungan tunjangan kinerja berdasarkan Analisa

Beban Kerja (ABK). 1 1 1

3 1.25 1.25 100%

a. Peningkatan pengumuman rencana umum pengadaan barang/jasa seluruh satker di lingkungan Polri dengan menggunakan aplikasi SIRUP;

Telah dilaksanakan 1 kali pengumuman rencana umum pengadaan barang/jasa seluruh satker di lingkungan Polri dengan menggunakan aplikasi SIRUP;

1 1 1

b. Evaluasi implementasi Perkap Nomor 14 Tahun 2014 tentang Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Polri;

Telah dibuat 1 dokumen Laporan evaluasi implementasi Perkap Nomor 14

Tahun 2014 tentang Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Polri; 1 1 1

c. Evaluasi implementasi Perkap Nomor 12 Tahun 2013 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

Telah dibuat 1 dokumen Laporan evaluasi implementasi Perkap Nomor 12

Tahun 2013 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). 1 1 1

4 1.25 1.25 100%

Terbangunnya e-office yang terintegrasi Telah dibentuknya e-officepada 10 Polda. 10 10 1

VI. PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (15%) 15.0 15.00 100%

1 1.875

1.875 100% a. Penyusunan rencana kebutuhan personel Polri dalam memenuhi standar

ideal minimal dengan prinisp minimal zero growth; b. Pendistribusian kuota pendidikan pembentukan dan pendidikan

pengembangan secara proporsional dengan mempertimbangkan kebutuhan Satker dan Satwil dan kaderisasi personel;

Telah dibuat 1 Kep Kapolri tentang pendistribusian hasil didik secara proporsional dengan mempertimbangkan kebutuhan Satker dan Satwil dan

kaderisasi personel; 1 1 1

2 1.875

1.875 100% a. Rekrutmen anggota Polri di wilayah perbatasan, wilayah pesisir dan

pulau-pulau terluar;

Telah dilaksanakan rekrutmen sebesar 10% Anggota Polri yang berasal dari wilayah perbatasan negara, wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar (10% X 15.500);

1550 1550 1

b. Pendaftaran untuk rekrutmen dan seleksi anggota Polri melalui penggunaan teknologi informasi (online) di tingkat Polda.

2 Polda telah menggunakan teknologi online;

2 2 1

c. Pelaksanaan rekrutmen yang proaktif melalui kampanye rekrutmen setiap hari sepanjang tahun di tingkat Polres

Sudah 100% dilaksanakan dari 453 Polres (jumlah polres yang dicapai X 100%)

453 453 1

3

Kebijakan sistem promosi dengan mekanisme: a. Pengumuman dan pendaftaran secara terbuka,

b. Penilaian kompetensi manajerial dan kompetensi bidang (substansi tugas) c. Tata cara pengisian jabatan struktural dan fungsional;

4 1.875

1.875 100% 1.

2. Menetapkan Kebijakan pengembangan assessment center dalam pembinaan karier sampai pada tingkat Polda melalui revisi Perkap No. 12 tahun 2012.

Telah dilaksanakan uji kompetensi jabatan dgn menggunakan sistem

Computer Assisted Test (CAT) di tingkat Mabes Polri dan 4 Polda; 1 4 1 4 1

3. Pelatihan dan sertifikasi bagi para assessor tingkat Polda; Telah dilaksanakan 10 Pelatihan dan sertifikasi bagi assessor di 32 Polda;

10 32 10 32 1

5

Revisi Peraturan Kapolri tentang penilaian kinerja bagi anggota Polri dengan SMK;

6.

Penyusunan Kebijakan tentang reward and punishment bagi anggota Polri.

7.

Pengembangan aplikasi rekam jejak personel Polri di tingkat Mabes Polri dan Polda;

8.

Menyusun peraturan tentang penerimaan anggota Polri terpadu Perluasan penerapan e-government yang terintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan (1,25%)

Penerapan efisiensi penyelenggaraan pemerintah (1,25%)

Implementasi undang-undang keterbukaan infomasi; (1,25%)

Perumusan dan penetapan kebijakan sistem promosi secara terbuka;

Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan assessment center; (1,875%)

Perumusan dan penetapan kebijakan penilaian kinerja personel Polri;

Perumusan dan penetapan kebijakan reward and punishment berbasis kinerja; Menetapkan Kebijakan kompetensi dalam jabatan struktural di tingkat Mabes, Polda, Polres dan Polsek maupun jabatan fungsional umum; Penerapan Sistem Kearsipan yang handal (1,25%)

Perbaikan berkelanjutan sistem perencanaan kebutuhan personel Polri (1,875%)

Perumusan dan penetapan kebijakan sistem rekruitmen dan seleksi secara transparan dan berbasis kompetensi; (1,875%)

Pembangunan/ pengembangan sistem informasi personel Polri;


(3)

9.

Kebijakan pemanfaatan dan pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi pada level Mabes dan Polda.

10. 1.875

1.875 100% Evaluasi dan validasi Diklat meliputi Diktuk, Dikbangpim, Dikbangspes dan

Program latihan Polri serta pelaksanaan Kerja sama pendidikan dan latihan Dagri/Lugri dalam rangka mendukung penguatan sistem dan kualitas Diklat sesuai kebutuhan guna mendukung kinerja.

Telah dibuat 1 Laporan Hasil evaluasi dan validasi.

1 1 1

11. 1.875

1.875 100%

a. Diterapkan promosi secara terbuka pada jabatan tertentu di tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres.

b. Penerapan prosedur dan kriteria pelaksanaan seleksi dalam rangka promosi secara terbuka untuk pengisian jabatan struktural dan fungsional;

Telah dilaksanakan assesment tingkat Mabes Polri, 32 Polda dan 253 Polres

1 32 253 1 32 253 1

c. Penerapan tim pengawasan pelaksanaan proses seleksi promosi jabatan struktural dan fungsional untuk menjamin system merit dalam Binkar personel Polri;

Telah dibuat 1 Naskah laporan tim pengawasan

1 1 1

12. 1.875 1.875 100%

a. Menyusun dan menetapkan pola karier dengan pedoman merit system yang bebas dari KKN, transparan, dan akuntabel;

b. Menyusun dan menetapkan seleksi/uji kompetensi bagi pemangku jabatan yang telah habis masa jabatannya untuk menduduki jabatan pada periode tertentu.

Telah dilaksanakan Assesment pada tingkat Mabes, 32 Polda dan Polres;

1 32 453 1 32 453 1

13. 1.875

1.875 100% Melakukan monitoring dan evaluasi pengukuran hasil assesement Telah dibuat 1 laporan Hasil Monitoring dan evaluasi;

1 1 1

14. 1.875

1.875 100% Kerjasama pendidikan dan pelatihan Dagri/Lugri dengan perguruan tinggi,

dan Kementerian/Lembaga guna pengembangan kapasitas SDM Polri dlm rangka mendukung pelaksanaan tugas melalui perintisan MoU maupun perpanjangan MoU bidang pendidikan dan latihan.

Telah dibuat 6 MoU;

6 6 1

VII. PENGUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (5%) 5.0 5.00 100%

1.

Memetakan peraturan per-UU-an yang berlaku, terutama di lingkungan Polri (Perkap).

2. 5.00

5.00 100%

Harmonisasi dan Sinkronisasi peraturan per-UU-an, terutama Peraturan Kepolisian.

Telah dilaksanakan 20% hasil harmonisasi dan sinkronisasi 42 Perkap.

9 9 1

3

Melakukan revisi Perkap 26 Tahun 2010.

VIII. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (6%) 6.0 6.0 100%

1. Penerapan pelayanan satu atap; 2. Percepatan pelayanan menjadi maksimal 15 hari; 3. Deregulasi dalam rangka mempercepat proses pelayanan; 4. Pembangunan / pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam

pelayanan;

1 0.86 0.86 100%

a. Telah dibuat 1 dokumen kordinasi dengan Dinas Kependudukan Kementerian

Dalam Negeri terkait penggunaan NIK dalam pelayanan penerbitan dan perpanjangan SIM;

1 1 1

Telah dilaksanakan penambahan 50 unit mobil SIM Keliling tingkat Polres

untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat; 50 50 1

Telah dibentuk unit layanan SIM Online sebanyak 100 satpas. 100 100 1

1. Penyempurnaan sistem uji SIM

2. Peningkatan profesionalitas Sumber Daya Petugas Penerbit SIM melalui kompetensi penguji SIM

Terlaksananya pelatihan dan sertifikasi kompetensi petugas penguji SIM di

seluruh Satpas Indonesia sebanyak 400 orang. 400 400 1

3. Standarisasi kantor pelayanan SIM / Satpas Telah dilaksanakan Standarisasi tata layanan dan gedung di 11 Kantor Satpas pada 10 Polda: Daanmogot Polda Metro Jaya, Polrestabes Semarang Polda Jateng, Polresta Surakarta Polda Jateng, Polresta Manado Polda Sulut, Polresta Jogyakarta Polda DIY, Polresta Denpasar Polda Bali, Polrestabes Surabaya Polda Jatim, Polrestabes Bandung Polda Jabar, Polresta Samarinda Polda Kaltim, Polrestabes Makasar Polda Sulsel, dan Polresta Medan Polda Sumut.

11 10 11 10 1

4. Pelayanan Satpas bersih dari calo Telah dilaksanakan Zona bebas percaloan layanan SIM di Satpas Polrestabes Medan Polda Sumut, Polrestabes Surabaya Polda Jatim dan Polrestabes Makassar Polda Sulsel.

3 3 1

5. Melaksanakan Survey indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan SIM

Telah dibuat 1 dokumen Score survey indeks kepuasan pelayanan SIM dimulai

tahun 2017 dengan Score 90% (80-90%=100; 70-89%=90; 60-69%=80) 100 100 1

b. Telah dilaksanakan penambahan hardware dan software pada unit layanan

BPKB dan STNK di 6 Polda. 6 6 1

LALU LINTAS (0,86%)

Penyempurnaan sistem pelayanan BPKB dan STNK yang akan online secara integrasi dengan Korlantas Polri

Pengembangan SIM online (pelayanan perpanjangan SIM)

Melakukan deregulasi untuk memangkas peraturan perundang-undangan yang dipandang menghambat pelayanan;

Evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundang-undangan yang sedang diberlakukan;

Perumusan dan penetapan kebijakan pemanfaatan/ pengembangan data base profil kompetensi calon dan pejabat tinggi Polri;

Perumusan dan penetapan kebijakan pengendalian kualitas Diklat; (1,875%)

Penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan; (1,875%)

Menyusun dan menetapkan pola karier; (1,875%)

Pengukuran GAP Competency (kesenjangan kompetensi) antara pemangku jabatan dan syarat kompetensi jabatan; (1,875%)

Penguatan sistem dan kualitas pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerja; (1,875%)

Menyempurnakan/mengubah berbagai peraturan perundang-undangan yang dipandang tidak relevan lagi, tumpang tindih atau disharmonis dengan peraturan perundang-undangan lain; (5%)


(4)

1. Peningkatan profesionalitas Sumber Daya Petugas Penerbit BPKB dan STNK melalui kompetensi penerbit BPKB dan STNK

Terlaksananya pelatihan dan sertifikasi kompetensi 200 petugas penerbit

BPKB dan STNK di seluruh Indonesia 200 200 1

2. Terintegrasinya sistem pelayanan BPKB dan STNK Polda dengan Korlantas Polri

Terlaksananya operasional regident ranmor yang terintegrasi di 6 Polda

6 6 1

3. Pelayanan Samsat bersih dari calo Telah dibentuk Zona bebas percaloan layanan Samsat dan unit BPKB di Samsat Polrestabes Medan Polda Sumut, Samsat Polrestabes Surabaya Polda

Jatim, Samsat Polrestabes Makassar Polda Sulsel. 3 3 3 3 1

2 0.86 0.86 100%

a. Membangun Akses aplikasi secara online dalam rangka pelayanan SKCK

1. Terimplementasinya aplikasi registrasi SKCK Online di Satker Mabes Polri, 32 Polda dan 453 Polres.

2. Terlaksananya Sertifikasi kompetensi petugas penerbitan SKCK di 32 Polda dan 453 Polres.

Telah dilaksanakan Sertifikasi kompetensi petugas penerbitan SKCK di 12

Polda dan 150 Polres. 12 150 12 150 1

3. Terimplementasinya aplikasi penerimaan dan penyetoran PNBP secara online tingkat Mabes Polri, Polda dan Polres.

Telah terimplementasinya aplikasi penerimaan dan penyetoran PNBP secara

online pada tingkat Mabes Polri, 32 Polda, 453 Polres dan 4.872 Polsek. 1 32 453 4872 1 32 453 4872 1

4. Terlaksananya penyelenggaraan Survei Kepuasan Masyarakat. Telah dibuat 1 Laporan hasil Survei kepuasan masyarakat di 150 Polres

dengan Score 90% (80-90%=100; 70-89%=90; 60-69%=80) 1 53 100 1 53 100 1

5. Deklarasi Pernyataan zona bebas percaloan SKCK di Mabes Polri, Polda dan Polres.

b. Membangun Link Sistem online tentang Data Kriminalitas perorangan dengan Pusiknas

1. Terimplementasinya Catatan Kriminal di Satker Mabes Polri, Polda dan Polres dan Polsek.

2. Terbangunnya rancang bangun (kajian akademia) intregated SKCK online.

3. Terimplementasinya Intregated SKCK Online. Telah dilaksanakan implementasi Intregated di 1.429 Polsek. 1429 1429 1

c. Penerapan Sistem First In First Out di level Polda dan Polres Terimplementasinya sistem FIFO di 175 Pelayanan tingkat Polres

175 175 1

3 0.86 0.86 100%

a. Menyusun per dir binmas, perkaba tentang Alternative Dispute Resolution/Restorative Justice (ADR/RJ);

b. Membuat aplikasi database BUJP online di tingkat Mabes Polri c. Penyusunan peraturan Dir Binmas/per Kabaharkam tentang pelayanan BUJP

online

d. Penerapan Sentra Pelayanan Masyarakat (Mobile) Telat diterapkan Unit mobile SPM pada 188 Polres. 188 188 1

4 0.86 0.86 100%

a. Peningkatan pengamanan area Hot Spot 10 area prioritas, area labuh jangkar/ lego jangkar, kapal-kapal niaga dan wilayah pelabuhan;

Berkurangnya tidak melebihi 25% di tahun 2019 kejadian pencurian di atas kapal di area 10 hot spot area berdasarkan laporan hasil giat pengamanan

pada tahun 2015 sebanyak 7 kasus; 7 7 1

b. Peningkatan giat Polmas dan sambang nusa ke pulau kecil terluar dan berpenghuni;

Telah dilaksanakan 312 kegiatan Polmas Perairan dan 18 kegiatan sambang

nusa pulau kecil terluar berpenghuni; 312 18 312 18 1

c.

Pengintegrasian sistem monitoring dan kontrol terhadap kapal-kapal ikan kerjasama dengan KKP dalam rangka penanggulangan IUU fishing.

5 0.86 0.86 100%

a.

Tersosialisasinya revisi Perkabaharkam tentang Patroli di 12 Polda; 12 12 1

b. Tergelarnya Turjawali di tempat rawan kriminalitas dan kemacetan. Telah dibuat laporan hasil giat 1.008.200 Pengaturan, 1.410.445 Penjagaan, 632.515 Pengawalan, 6.389.4900 Patroli, di tempat rawan kriminalitas dan rawan kemacetan.

1008200 1410445 632515 63894900 1008200 1410445 632515 63894900 1

c. Tergelarnya kendaraan Patroli berbasis GPS Terlaksananya Patroli sesuai route yang telah ditentukan dengan Kecepatan

mendatangi TKP 15-20 menit. 20 20 1

6 0.86 0.86 100%

a.

b. Penerapan SP2HP online di seluruh wilayah indonesia melalui pusiknas; Telah dibuat 1 Laporan hasil monitoring SP2HP online di tingkat Mabes Polri,

32 Polda dan 453 Polres. 1 32 453 1 32 453 1

c. Revisi 14 Perkap, 9 Perkaba dan 30 SOP Telah dilaksanakan pengesahan revisi 30 SOP; 30 30 1

d. Sertifikasi penyidik Polri dan PPNS, Telah dilaksanakan sertifikasi Penyidik Polri dan PPNS bersertifikasi penyidik

pada tingkat Polres; 253 253 1

7 0.86 0.86 100%

a. Menyiagakan unit/ satuan Korbrimob dan Satbrimobda 24 jam untuk bantuan SAR dan KBR;

Telah tersedianya 12 Unit Sat Brimobda;

12 12 1

b. Quick Respon JIBOM Telah dibuat 1 Laporan hasil Quick Respon JIBOM; 1 1 1

c. Meningkatkan back up Kewilayahan thdp gangguan kamtibmas berintensitas tinggi;

Telah dibuat 1 Laporan hasil peningkatan back up kewilayahan dan 32 unit tim

siaga gangguan kamtibmas berintensitas tinggi pada tingkat Polda terbentuk; 1 32 1 32 1

d. Meningkatkan pemanfaatan layanan telepon Korbrimob dan Satbrimobda 24 jam.

Telah dibuat 1 Laporan hasil peningkatan layanan telp siaga Brimob di 32

Polda; 1 32 1 32 1

60.0 B. HASIL (40%)

I. BIROKRASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN (20%) 20.0 20.0 100%

1 Indeks Reformasi Birokrasi Polri (PMPRB) (7%) 7.0 Diisi hasil verifikasi dari Kemenpan RB 7 100%

70 70 1

2 Indeks Profesionalitas Aparatur Polri (7%) 7.0 Diisi hasil penilaian BKN 7 100%

86 86 1

3 Indeks e-Government Polri (6%) 6.0 Diisi hasil evaluasi Kemenkominfo 6 100%

2.66 2.66 1

II. BIROKRASI YANG BERSIH DAN AKUNTABEL (10%) 10.0 10.0 100%

INTELKAM (0,86%)

Sistem informasi LP, SPDP online dengan Kemenkumham, Kejaksaan dan Bappennas seluruh Indonesia;

TOTAL PENGUNGKIT BINMAS (0,86%)

POLAIR (0,86%)

SABHARA (0,86%)

RESKRIM (0,86%)

BRIMOB (0,86%)


(5)

1 Opini WTP dari BPK (2%)

2.0 Diisi dengan Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP=100, WTP DPP=50,

DISCLAIMER=0; 2 100%

100 100 1

2 Tingkat Kapabilitas APIP (2%) 2.0 Diisi Hasil koordinasi dengan BPK RI dan hasil perolehan sertifikat 2 100%

2 2 1

3 Tingkat Kematangan Implementasi SPIP (2%) 2.0 Diisi Hasil koordinasi dengan BPK RI dan hasil perolehan sertifikat 2 100%

2 2 1

4 Nilai AKIP (2%) 2.0 Diisi hasil evaluasi Kemenpan RB 2 100%

70 70 1

5 Penggunaan e-procurement (2%) 2.0 Diisi hasil koordinasi dengan LKPP terhadap pengadaan barang dan jasa dan

surat menyurat secara elektronik 2 100%

80 80 1

III. BIROKRASI YANG MEMILIKI PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS (10%) 10.0 10.0 100%

1 Indeks Integritas Pelayanan Publik (3%) 3.0 Diisi Hasil Survei Integritas Pelayanan Publik 3 100%

8.5 8.5 1

2 Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) (3%) 3.0 Diisi Hasil Survei Eksternal Kualitas Pelayanan Publik 3 100%

90 90 1

3

4.0

Diisi Hasil Survei Eksternal Kualitas Pelayanan 4 100%

3 118 3 118 1

40.0 40.00

100.0

KETERANGAN:

: KOMPONEN PENILAIAN : PROGRAM : KEGIATAN

: KEGIATAN YANG BELUM DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2019 : SUB KEGIATAN YANG BELUM DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2019

NILAI EVALUASI REFORMASI BIROKRASI TOTAL HASIL

Persentase kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau) (4%)

Jakarta, 2019

ASISTEN KAPOLRI BIDANG PERENCANAAN UMUM DAN ANGGARAN

SELAKU KETUA TM PELAKSANA RBP

Drs. ARIF WACHYUNADI INSPEKTUR JENDERAL POLISI


(6)