a. Keluarga
b. Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan sekarang Komite
Sekolah c.
Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak d.
Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia e.
Instansi terkait yang meliputi Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Penerangan, Polri, serta Kantor Menteri
Kependudukan dan Lingkungan Hidup f.
Tokoh masyarakat yang meliputi ulama, kiai, dan perangkat desa g.
Kelompok-kelompok masyarakat yang meliputi kelompok budaya, kelompok politik, kelompok ekonomi, kelompok keagamaan,
kelompok ahli, dan kelompok kesejahteraan. h.
Warga masyarakat lainnya. Jenis masyarakat dalam pendidikan yang sangat beragam maka
diharapkan seluruh unsur masyarakat dapat bekerjasama secara yang baik dengan sekolah agar penyelenggaraan pendidikan di taman kanak-kanak akan berjalan
dengan lancar.
C. Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
1. Pengertian Partisipasi
Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan atau berperan serta”
Depdiknas, 2008. Menurut Marsh Muhammad Munardi, 2008: 18-19 konsep partisipasi dapat diinterpretasikan menjadi dua, yang pertama yaitu keterlibatan
involvement yang berarti kerjasama secara pasif, yang kedua yaitu berperan serta participation yang berarti kerjasama secara aktif. Soegarda Suryosubroto,
2001: 75 mengartikan partisipasi adalah gejala demokrasi tempat orang-orang diikutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan segala sesuatu yang berpusat
pada berbagai kepentingan.
Yusufhadi Miarso 2009: 706 menyebutkan partisipasi masyarakat mengandung sejumlah unsur gagasan dan rujukan. Gagasan yang terkandung
adalah peran serta semua anggota atau unsur terkait dalam melaksanakan suatu kepentingan bersama atau pekerjaan yang dimaksudkan untuk mempermudah
tercapainya tujuan yang diharapkan. Rujukan yang terkandung adalah wadah atau forum sebagai ajang untuk pertemuan, adanya keterbukaan dalam membahas
persoalan, adanya interaksi para pemeran untuk merumuskan tujuan dan cara menentukan yang terbaik, adanya keputusan yang diambil bersama, dan adanya
pemantauan atas pelaksanaan keputusan. Sementara itu Fasli Jalal dan Supriadi 2001: 202 menyatakan bahwa
partisipasi masyarakat merupakan kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalah mereka.
Menurut Slamet Karsidi, 2008: 221 partisipasi juga mempunyai arti suatu proses aktif dan inisatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu
kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukung, yaitu: 1 adanya kemauan, 2 adanya kemampuan, 3 adanya kesempatan untuk berpartisipasi.
Dalam kebijakan nasional kenegaraan, melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan atau partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan
adalah merupakan suatu konsekuensi logis dari implementasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan berarti mengambil bagian atau peran dalam pembangunan, baik dalam bentuk pernyataan mengikuti
kegiatan, memberi masukan berupa pemikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal,