commit to user 14
yang akan membantu meningkatkan kelarutan mineral-mineral tanah yang mengandung P.
Bentuk fosfat dominan yang tersedia bagi tanaman adalah H
2
PO
4 -
Keberadaan air penting untuk penyerapan fosfor dalam tanah. Di dalam larutan tanah, ion merupakan fungsi pH. Bila pH turun sampai di bawah
5,5 besi dan aluminium yang terlarut meningkat sekali. Hal ini menyebabkan peningkatan fosfor sebagai besi fosfat dan aluminium fosfat.
Persediaan fosfor yang terbaik adalah pada kisaran 6 dan 7. Kadar fosfor yang sangat rendah dalam lautan tanah pada suatu saat berarti bahwa
pencucian memindahakan sedikit fosfor dari dalam tanah. Pengaruh fosfor yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan tanaman kurang
menyolok dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dengan kalium. Tampaknya fosfor lebih mempercepat kedewasaan daripada sebagian
besar hara lainnya, karena stimulasi yang berlebihan mendorong kedewasaa yang lebih awal Lal, 2002 cit. Rahmat et al., 2007.
Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal
dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang
tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mgkg tanah Handayanto dan Hairiyah, 2007.
Gejala kekurangan unsur P akan menyebabkan,warna hijau daun lebih gelap dari yang normal. Selain itu, daun di bagian bawah sering
berwarna keunguan, terutama diantara tulang-tulang daun. Parahnya, di tahap kritis daun akan terlihat rapuh dan mudah layu, seperti tak
mempunyai kekuatan untuk berdiri dan akhirnya menghambat pertumbuhan daun baru tanaman Anonim, 2009.
5. Kebutuhan Hara P Tanaman Padi
Banyak sedikitnya kebutuhan hara tanaman dapat diukur dari total akumulasi hara dalam biomas. Pada tanaman padi yang mempunyai indeks
commit to user 15
panen 0,5 50 gabah dan 50 jerami pada fase panen, total akumulasi hara dalam biomas berkaitan erat dengan hasil yang dicapai. Pada kondisi
pertumbuhan optimal, hara yang terakumulasi dalam biomas bagian atas tanaman padi adalah sekitar 15 kg N; 2,6 kg P dan 15 kg K untuk setiap ton
gabah. Kondisi ini hanya dapat diperoleh tanaman jika di luar pupuk yang ditambahkan tidak ada kebutuhan hara lain yang menjadi kendala
pertumbuhan. Dengan estimasi tersebut, pada tanaman padi yang hasilnya mencapai 6 tonha maka dalam biomasnya akan terakumulasi sekitar 90 kg
N; 16 kg P dan 90 kg Kha Sarian et al., 2002. Secara umum tanaman padi hanya mampu menyerap 20 sampai 30
dari seluruh pupuk P yang diberikan. Sebagian besar pupuk yang diberikan ke dalam tanah menjadi tidak tersedia bagi tanaman karena terjadi fiksasi
oleh partikel tanah. Melalui pengelolaan tanaman dan hara yang baik maka efisiensi penyerapan pupuk dapat ditingkatkan hingga 30 untuk hara P.
Nilai efisiensi serapan hara tersebut dapat digunakan untuk menghitung takaran pupuk P. Dalam kaitannya dengan upaya menjaga kestabilan
produktivitas lahan sawah, pemupukan P dapat menggantikan P yang terangkut panen atau hilang dari tanah terutama pada saat ketersedian hara
tersebut mendekati titik kritis atau bahkan defisiensi Rochayati Adiningsih, 2002.
Menurut Dierolf et al., 2001, ketersediaan P untuk mencapai hasil minimum sebesar 4 tonha adalah 20 kgha, sedangkan untuk mencapai
hasil maksimum sebesar 8 tonha adalah 80 kgha. Serapan P untuk mencapai hasil minimum sebesar 4 tonha adalah 13 kgha, sedangkan
untuk mencapai hasil maksimum sebesar 8 tonha adalah 26 kgha.
6. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan pupuk hasil industri atau hasil pabrik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dengan kadar yang tinggi, praktis dalam pemakaian. Kelebihan pemakaian pupuk ini antara lain dapat disesuaikan dengan perhitungan hasil
commit to user 16
penyelidikan akan defisiensi unsur hara yang tersedia dalam tanah, meringankan ongkos angkut, mudah didapat, dapat disimpan lama, dan
konsentrasi yang tinggi menyebabkan pupuk ini cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk ini biasanya mengandung sedikit unsur hara mikro atau
bahkan tidak ada Sutedjo, 1999. Pupuk urea CONH
2 2
mengandung 46 nitrogen N. Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat
higroskopis, dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa pada kelembaban relatif 73 sudah mulai menarik air dan udara. Urea sangat mudah larut dalam air
dan bereaksi sangat cepat, juga mudah menguap dalam bentuk ammonia Novizan, 2003.
Pupuk Super Phospate SP36 merupakan pupuk yang mengandung fosfat, bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi kemasaman tanah dan
terdapat dalam bentuk yang tidak mudah dilarutkan dalam air sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik, tidak
bersifat membakar, bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Pupuk SP-36 berbentuk butiran dan berwarna abu-abu
dengan kandungan fosfat P
2
O
5
sebesar 36 dan sulfur S 5. , Anonim, 2002. Pemberian pupuk SP36 umumnya diberikan bersamaan
tanam, sedangkan Urea diberikan dua kali yaitu ½ dosis saat tanam satu minggu setelah tanam ½ dosis 35 hari setelah tanam saat tanaman aktif
Rauf et al., 2000. Pupuk Kalium Cloride KCl memiliki kadar hara K tinggi berkisar
antara 60-62 K
2
O. Namun yang diperdagangkan hanya memiliki kadar K
2
O sekitar 50. Pupuk ini berupa butiran-butiran kecil atau berupa tepung dengan warna putih sampai kemerah-merahan, dan lebih banyak
digunakan karena harganya relatif murah Rosmarkam dan Yuwono, 2002. Untuk menjamin efektifnya penyerapan unsur hara dari pupuk KCl,
maka pemberiannya disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tanaman padi yaitu 13 dosis 1 minggu setelah tanam, 13 dosis 35 hari setelah
commit to user 17
tanam saat anakan aktif dan 13 dosis 55 hari setelah tanam saat primordia Rauf et al., 2000.
7. Pupuk Kandang Sapi