Analisis Data Karakteristik Tanah Awal

commit to user 26 - Perlakuan 50 dosis rekomendasi pupuk anorganik adalah urea 125 kgha 200 grpetak, SP36 37,5 kgha 60 grpetak dan KCl 50 kgha 80 grpetak. i. Pengambilan sampel tanah dan tanaman pada fase vegetatif Pengambilan sampel tanah pada saat fase vegetatif bertujuan untuk mengetahui ketersediaan P dalam tanah dan serapan P oleh padi Sintanur dalam tanah tersebut. Pengambilan sampel tanaman bertujuan untuk mengetahui kandungan P jaringan tanaman tersebut. Pengambilan sampel tanah dan tanaman dilaksanakan saat tanaman berada pada fase vegetatif, yaitu saat tanaman berumur 45 HST. j. Pemanenan Pemanenan tanaman padi dilakukan saat tanaman padi sudah menghasilkan biji atau bulir padi yang matang dan penuh serta sudah berwarna kuning. k. Analisis Laboratorium

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Semua data yang diperoleh diuji normalitas dengan menggunakan perangkat olah data Minitab versi 13. 2. Jika data mengikuti distribusi normal maka untuk mengetahui pengaruh imbangan pupuk terhadap serapan P dan hasil padi varietas Sintanur dilakukan Analysis of Variance ANOVA dengan uji F taraf 5 dan untuk data tidak normal menggunakan uji Kruskal – Wallis 3. Jika data mengikuti distribusi normal maka untuk membandingkan rerata antar perlakuan dilakukan Uji DMRT Duncan Multiple Range Test taraf 5 dan untuk data tidak normal menggunakan uji Mood Median 4. Untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel menggunakan uji korelasi. 5. Untuk mengetahui variabel yang paling menentukan terhadap P tersedia, serapan P dan hasil padi Sintanur menggunakan uji Stepwise Regressi. commit to user 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tanah Awal

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar yang memiliki Ordo tanah Alfisol yang diketahui dari Satuan Peta Tanah lembar Solo dan lembar Ponorogo. Alfisol merupakan tanah telah berkembang, masih banyak mengandung mineral primer yang mudah lapuk, kaya unsur hara dan mineral liat kristalin yaitu mineral liat yang mempunyai bentuk kristal yang baik dan ada pula minerar liat amorf misalnya alofan. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, KPK dan cadangan unsur hara tinggi. Alfisol merupakan tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah. Lempung yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke bawah bersama gerakan air perkolasi Wijanarko et al., 2007. Pada tempat penelitian ini dilakukan budidaya padi irigasi secara terus menerus. Penggenangan dan pengolahan tanah sawah berpengaruh pada karakteristik tanah Alfisol. Kesuburan tanah Alfisol pada penelitian ini rendah hal ini bisa diketahui berdasarkan Tabel 4.1. Pada penelitian ini dilakukan analisis karakteristik tanah awal. Analisis karakteristik tanah awal dapat digunakan sebagai pembanding dengan analisis tanah pada saat vegetatif maksimum untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Analisis terhadap karakteristik tanah meliputi tekstur tanah, pH H 2 O, pH KCl, bahan organik, KPK, N total, K tersedia, P total, dan P tersedia. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi lempung clay, pasir sand, dan debu silt. Berdasarkan hasil analisis laboratorium Tabel 4.1 diketahui bahwa tanah pada lokasi penelitian diketahui memiliki tekstur tanah dengan kandungan 60 lempung, 18 pasir dan 22 debu yang memiliki kelas tekstur lempung clay. Hal ini mengindikasikan bahwa tanah yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanah berat yaitu tanah yang sulit diolah. pH tanah merupakan indikator reaksi yang terjadi di dalam tanah. Nilai pH merupakan pembacaan logaritma ion H + atau OH - yang ditangkap 27 commit to user 28 oleh alat pengukur dari hasil pelepasan fraksi-fraksi tanah ketika diberikan larutan tertentu. Tanah pada lokasi penelitian memiliki pH H 2 O 5,5 dan pH KCl 4,8 yang berarti tanah tersebut masam. Ini menunjukkan kandungan ion H + yang dapat ditukar lebih tinggi daripada ion OH - . Dengan kondisi masam tanah Alfisol didominasi oleh mineral Fe dan Al. Hasil analisis di laboratorium disajikan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Karakteristik Tanah Awal No. Parameter Nilai Satuan Pengharkatan 1 Tekstur Tanah Lempung clay Lempung 60,00 Pasir 18,00 Debu 22,00 2 pH a. H 2 O b. KCl 5,50 4,80 Masam Masam kuat 3 BO 2,83 Sangat rendah 4 KPK 23,50 me Sedang 5 N Total 0,04 Sangat rendah 6 K Tersedia 0,004 Sangat rendah 7 P Total 0,06 Sangat rendah 8 P Tersedia 9,23 kgha Rendah Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian 2009 Keterangan : Pengharkatan menurut Balai Penelitian Tanah 2005. Berdasarkan hasil analisis tanah awal diketahui KPK tanah tersebut adalah 23,5 me sedang. KPK dipengaruhi oleh tekstur tanah, berdasarkan analisis laboratorium tekstur tanah pada penelitian ini banyak mengandung lempung 60, dan diduga adalah lempung kaolinit tipe 1:1 Hardjowigeno, 2005, yang menyebabkan tanah Alfisol pada penelitian ini mempunyai KPK yang sedang. BO tanah berpengaruh pada sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Bahan organik merupakan salah satu komponen pokok dalam tanah karena bahan organik merupakan sumber sekaligus sebagai penyangga dari kesuburan tanah. Kandungan bahan organik awal pada tanah ini termasuk rendah yaitu 1,05. Bahan organik pada tanah berpengaruh terhadap: commit to user 29 ketersediaan unsur hara makro maupun unsur hara mikro, pH tanah dan KPK tanah Pramono, 2004. Kandungan bahan organik dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara. Bahan organik yang sangat rendah menyebabkan ketersediaan unsur hara juga sangat rendah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Pada analisis tanah awal kandungan unsur hara pada tanah ini yaitu N total 0,04, K tersedia 0,004 sangat rendah, P total 0,06 dan kandungan P tersedia tanah yaitu 9,23 kgha rendah sehingga bisa diketahui bahwa kesuburan tanah Alfisol pada penelitian ini rendah yang disebabkan karena kandungan unsur hara yang rendah dan bahan organik pada tanah ini tergolong rendah. Menurut Steveson 1994 bahan organik berperan langsung, karena bahan organik merupakan sumber hara makro dan mikro.

B. Kandungan Pupuk Kandang Sapi

Dokumen yang terkait

EFISIENSI SERAPAN P DAN K SERTA HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L ) PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN PUPUK ANORGANIK DI LAHAN SAWAH PALUR SUKOHARJO

1 8 85

EFISIENSI SERAPAN N DAN HASIL TANAMAN PADI ( Oryza sativa L. ) PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK DI LAHAN SAWAH PALUR SUKOHARJO

0 3 58

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI DAN SERESAH GAMAL ( Gliricidia maculata ) TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN Ca DAN Mg TANAMAN PADI

0 16 63

PENGELOLAAN KADAR LENGAS TANAH VERTISOL DAN PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI YANG DIPERKAYA UNTUK MENINGKATKAN SERAPAN Fe DAN HASIL PADI BERAS MERAH ‘SEGRENG’

1 9 71

N TOTAL DAN SERAPAN N TANAMAN PADI PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK ANORGANIK PUPUK KANDANG SAPI DAN SERESAH SENGON (Paraserianthes falcataria L )

0 2 2

EFISIENSI SERAPAN N SERTA HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN PUPUK ANORGANIK DI LAHAN SAWAH PALUR SUKOHARJO.

0 1 64

N TOTAL DAN SERAPAN N TANAMAN PADI PADA BERBAGAI IMBANGAN PUPUK ANORGANIK PUPUK KANDANG SAPI DAN SERESAH SENGON (Paraserianthes falcataria L.).

0 2 46

Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dengan Biodekomposer dan Pupuk Anorganik terhadap Efisiensi Serapan K dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) di Lahan Sawah Palur Sukoharjo

0 0 8

Efisiensi Serapan P dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) pada Berbagai Imbangan Pupuk Kandang Puyuh dan Pupuk Anorganik di Lahan Sawah Palur Sukoharjo (Musim Tanam II)

0 1 8

Efisiensi Serapan S dan Hasil Padi dengan Pemberian Pupuk Kandang Puyuh dan Pupuk Anorganik di Lahan Sawah (Musim Tanam II)

0 2 10