commit to user 30
tanah. Menurut Isroi 2008, rasio CN adalah salah satu parameter penting untuk mengetahui kualitas pupuk kandang sapi. Rasio ini digunakan untuk
mengetahui apakah kompos sudah cukup matang atau belum, CN ratio 25 ini berarti pupuk kandang sapi tersebut telah matang. Menurut Roesmarkam
dan Yuwono 2004, pupuk organik yang belum matang dianggap merugikan karena apabila diberikan langsung ke dalam tanah, maka pupuk organik
tersebut digunakan oleh mikrobia sebagai sumber nutrisi untuk memperoleh energi immobilisasi sehingga hara di dalam tanah menjadi tidak tersedia
bagi tanaman. 2010. Proses mineralisasi juga dapat diketahui dengan nisbah CP ratio. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa CP ratio pupuk kandang sapi
33,42 menunjukkan bahwa nisbah CP 200 maka proses mineralisasi lebih tinggi dari pada proses imobilisasi, sehingga proses pelepasan unsur
hara P menjadi banyak dan kandungan hara P menjadi tinggi Yuwono, 2004.
Kandungan BO 55,31 maksimum dan KPK 63,07 yang terdapat dalam pupuk organik berpotensi dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara
bagi tanaman. pH pada pupuk kandang sapi yaitu 6,9 minimum termasuk netral sehingga mikroorganisme banyak hidup pada pH ini. Pupuk kandang
sapi juga menyediakan hara langsung bagi tanaman yaitu N total 2,74, P
2
O
5
0,96, dan K
2
O 1,76, meskipun kandungan hara dari pupuk kandang sapi rendah, pupuk kandang sapi sebagai pupuk organik dapat meningkatkan
ketersediaan hara bagi tanaman, maka upaya untuk meningkatkatkan kesuburan tanah Alfisol yang rendah adalah menambahkan pupuk kandang
sapi.
C. Kandungan Seresah Gamal
Gamal merupakan salah satu tanaman leguminosa yang dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik. Dalam penelitian ini, gamal
memiliki kandungan polifenol 2,85; lignin 10,14 dan P + LN 5,32; selulosa 9,59; abu 0,22 dan tanin 10,54. Menurut Palm and Sanchez,
1991., cit. Astuti, 2010 seresah tergolong berkualitas tinggi apabila
commit to user 31
mempunyai kandungan lignin 15 dan polifenol 3, sehingga cepat termineralisasi dan mudah terdekomposisi berpotensi menyediakan nutrisi
bagi tanaman. Karakteristik seresah gamal yang digunakan untuk penelitian ini
disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Analisis Kualitas Seresah Gamal Gliricidia maculata
Variabel Satuan
Nilai
SNI Kompos
Polifenol P 2,85
- Lignin L
10,14 -
P + LN 5,32
- Selulosa
9,59 -
Abu 0,22
- Tanin
10,54 -
BO 80,68
27-58 C organik
47,46 9,80-32
N total 2,24
0,40 P
2
O
5
0,22 0,10
CN -
21,29 10-20
CP -
217,01 -
Sumber : Nilai kisaran kualitas kompos berdasarkan SNI 2004; BO = Bahan Organik
Lignin adalah senyawa polimer pada jaringan tanaman berkayu, yang mengisi rongga antara sel-sel tanaman, sehingga menyebabkan tanaman
menjadi keras dan sulit dirombak oleh organisme tanah Schubert, 1973. Beberapa peneliti menyatakan bahwa jika suatu bahan organik mempunyai
kandungan lignin yang tinggi, meskipun kandungan N nya tinggi atau nisbah CN nya rendah, lignin akan lebih berperan dibandingkan nisbah CN dalam
mempengaruhi kecepatan dekomposisi dan mineralisasi N bahan organik tersebut. Makin tinggi kandungan lignin, makin lemah pengaruh kandungan
N atau nisbah CN terhadap kecepatan dekomposisi bahan organik Handayanto et al., 1995.
Faktor kualitas lain yang mempengaruhi kecepatan dekomposisi dan mineralisasi N bahan organik adalah polifenol. Polifenol adalah senyawa
hidroksil aromatik yang mempunyai kemampuan membentuk komplek dengan protein Haslam, 1989; Handayanto, 1994. Semakin tinggi
commit to user 32
kandungan polifenol dalam bahan organik, maka akan semakin lambat dekomposisi dan pelepasan N dari bahan organik Handayanto et al., 1997.
Kandungan BO pada seresah gamal adalah 80,68 dengan kategori sangat tinggi, kandungan BO yang tinggi dapat memperbaiki sifat fisika,
kimia dan biologi tanah. Seresah gamal juga mengandung hara makro antara lain P total 0,22 dan N total 2,24 sehingga dapat digunakan sebagai
pemasok unsur hara makro dalam tanah. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa seresah gamal ini memilliki
CN rasio 21,29. Kualitas bahan organik CN yang ditambahkan ke dalam tanah baik sebagai pupuk atau soil amandement sangat berpengaruh pada
proses mineralisasi dan imobilisasi Winarso, 2005. Seresah tergolong berkualitas tinggi apabila mempunyai nisbah CN 25 sehingga cepat
termineralisasi Palm and Sanchez, 1991 cit. Astuti, 2010. Proses mineralisasi juga dapat diketahui dengan nisbah CP ratio. Tabel 4.3
menunjukkan bahwa CP ratio seresah gamal sebesar 217,01 menunjukkan bahwa nisbah antara 200-300 hanya menghasilkan perubahan kecil dalam
konsentrasi fosfor larutan tanah. Selain itu CP 200 maka proses mineralisasi lebih tinggi dari pada proses imobilisasi dan CP 300
menunjukkan proses mineralisasi lebih rendah dari pada poses imobilisasinya, sehingga proses pelepasan unsur hara P menjadi sedikit dan kandungan hara P
menjadi rendah karena dimanfaatkan oleh mikrobia sebagai sumber energi Yuwono, 2004.
D. Kandungan Pupuk Anorganik