commit to user 32
kandungan polifenol dalam bahan organik, maka akan semakin lambat dekomposisi dan pelepasan N dari bahan organik Handayanto et al., 1997.
Kandungan BO pada seresah gamal adalah 80,68 dengan kategori sangat tinggi, kandungan BO yang tinggi dapat memperbaiki sifat fisika,
kimia dan biologi tanah. Seresah gamal juga mengandung hara makro antara lain P total 0,22 dan N total 2,24 sehingga dapat digunakan sebagai
pemasok unsur hara makro dalam tanah. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa seresah gamal ini memilliki
CN rasio 21,29. Kualitas bahan organik CN yang ditambahkan ke dalam tanah baik sebagai pupuk atau soil amandement sangat berpengaruh pada
proses mineralisasi dan imobilisasi Winarso, 2005. Seresah tergolong berkualitas tinggi apabila mempunyai nisbah CN 25 sehingga cepat
termineralisasi Palm and Sanchez, 1991 cit. Astuti, 2010. Proses mineralisasi juga dapat diketahui dengan nisbah CP ratio. Tabel 4.3
menunjukkan bahwa CP ratio seresah gamal sebesar 217,01 menunjukkan bahwa nisbah antara 200-300 hanya menghasilkan perubahan kecil dalam
konsentrasi fosfor larutan tanah. Selain itu CP 200 maka proses mineralisasi lebih tinggi dari pada proses imobilisasi dan CP 300
menunjukkan proses mineralisasi lebih rendah dari pada poses imobilisasinya, sehingga proses pelepasan unsur hara P menjadi sedikit dan kandungan hara P
menjadi rendah karena dimanfaatkan oleh mikrobia sebagai sumber energi Yuwono, 2004.
D. Kandungan Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik secara umum diyakini mempunyai kandungan hara relatif tinggi. Dalam penelitian ini digunakan pupuk anorganik Urea sebagai
sumber N, SP36 sebagai sumber P dan KCl sebagai sumber K. Pupuk anorganik biasanya digunakan sebagai sumber pemasok unsur hara yang cepat
tersedia bagi tanaman. Hasil analisis kandungan hara pupuk anorganik disajikan dalam Tabel 4.4.
commit to user 33
Tabel 4.4 Kandungan unsur hara dalam pupuk anorganik
Macam unsur hara
Urea SP 36
KCl
N total P
2
O
5
K
2
O 46,06
- -
- 20,05
- -
- 62,54
Kandungan hara N dalam Urea kandungan adalah 46,06, SP36 mengandung P
2
O
5
20,05 dan KCl mengandung K
2
O 62,54. Kandungan hara dalam pupuk kandang sapi dan seresah gamal relatif lebih rendah dari
pada pupuk anorganik. Kesuburan tanah Alfisol adalah rendah, maka upaya untuk meningkatkannya dengan menggunakan imbangan pupuk anorganik
dan pupuk kandang sapi yang diperkaya dengan seresah gamal.
E. Pengaruh Perlakuan Terhadap Ketersediaan Fosfat P
Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari
tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik Handayanto dan Hairiyah, 2007. Banyaknya ketersediaan P di
dalam tanah dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain bahan organik
tanah dan pH.
Rata-rata ketersediaan fosfat atau biasa disimbolkan P semua perlakuan adalah 22,07 kgha. Ketersediaan P tertinggi pada perlakuan pupuk
rekomendasi petani, akan tetapi dengan dengan perlakuan imbangan pupuk anorganik dan pupuk kandang sapi yang diperkaya dengan seresah gamal
ketersediaan P masih diatas 20 kgha. Menurut Dierolf et al., 2001, ketersediaan P untuk mencapai hasil minimum sebesar 4 tonha adalah 20
kgha, sedangkan untuk mencapai hasil maksimum sebesar 8 tonha adalah 80 kgha.
Berdasarkan uji F Lampiran 2 dapat diketahui bahwa perlakuan imbangan pupuk anorganik dan pupuk kandang sapi yang diperkaya seresah
gamal berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan P tersedia tanah p0,01. Ini disebabkan karena kandungan pupuk anorganik pada perlakuan
commit to user 34
mempunyai peran penting yaitu kandungan hara yang lebih cepat tersedia dibandingkan dengan pupuk organik.
Gambar 4.1 Pengaruh perlakuan terhadap P tersedia tanah Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata
pada uji DMRT taraf 5.
Berdasarkan uji jarak berganda Duncan Gambar 4.1 bahwa perlakuan imbangan pupuk anorganik dan pupuk kandang sapi yang
diperkaya dengan seresah gamal nilai rerata P tersedia tanah terbesar adalah pada perlakuan D1 Dosis pupuk rekomendasi Departemen Pertanian
Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, 2007 250 kgha urea, 75 kgha SP36, 100 kgha KCl sebesar 22,69 kgha peningkatan dari kontrol
sebesar 2,9. Menurut Dierolf et al., 2001, ketersediaan P untuk mencapai hasil minimum sebesar 4 tonha adalah 20 kgha. Hal ini berbeda nyata
dengan semua perlakuan dan nilai rerata perlakuan terendah pada perlakuan D8 [4 tonha pupuk kandang sapi + 1 tonha seresah gamal + 50 dosis
rekomendasi]. Pada perlakuan D0 dan D1 sama-sama menggunakan pupuk anorganik dan dosis pemberian pupuk D0 lebih banyak dari pada D1, tetapi
pada perlakuan D1 P tersedianya lebih tinggi dibandingka D0. Hal ini diduga karena pemupukan P yang berlebihan pada perlakuan D0 akan menyebabkan
pengendapan P yang lebih tinggi, sehingga ketersediaan P menjadi lebih
commit to user 35
rendah dari pada perlakuan D1. Perlakuan D1 ketersediaanya paling tinggi dibandingkan pada semua perlakuan dengan penambahan pupuk organik. Hal
ini diduga karena pada perlakuan dengan penambahan pupuk organik yang diberikan terdekomposisi menjadi asam-asam organik mengikat P dalam
tanah sehingga pada saat vegetatif maksimum ketersediaan hara P lebih rendah darri pada perlakuan D1. Akan tetapi ikatan asam organik dengan hara
P tidak kuat sehingga hara P dapat dilepaskan pada saat fase generatif, berbeda dengan ikatan Fe-P maupun Al-P yang ikatannya sangat kuat
sehingga untuk melepaskan hara P memerlukan waktu yang lebih lama dari pada ikatan hara P dengan asam organik.
Perlakuan dengan imbangan pupuk ketersediaan tertinggi pada perlakuan D7 [4 tonha pupuk kandang sapi + 1 tonha seresah gamal +
100 dosis rekomendasi] meskipun ketersediaannya lebih rendah dari pada dengan perlakuan D1 100 dosis rekomendasi. Bahan organik yang
diberikan juga berperan dalam membebaskan unsur hara fosfor yang diikat oleh Al dan Fe. Penggunaan bahan organik akan meningkatkan efisiensi
pemupukan P, karena fungsinya yang dapat menjaga ketersediaan unsur hara tersebut untuk tanaman Rosmarkam dan Yuwono, 2002.
Berdasarkan uji korelasi Lampiran 18 pH H
2
O berkorelasi positif dengan BO r=0,65. Hasil menunjukkan rata-rata bahan organik semua
perlakuan adalah 3,14 rendah dan rata-rata pH semua perlakuan adalah 6,6 netral. pH tertinggi dicapai oleh perlakuan D7 [4 tonha pupuk kandang
sapi + 1 tonha seresah gamal + 100 dosis rekomendasi]. Hal ini dikarenakan bahan organik mengandung gugus fungsional yaitu kelompok
gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut R-COOH R-COO
-
+ H
+
, jadi yang menyebabkan pH tanah naik adalah COO
-
menggantikan OH
-
yang berikatan dengan Fe atau Al. pH tanah yang naik akan menyebabkan ketersediaan P tinggi, hal ini dikarenakan ion fosfat yang difiksasi oleh Fe
maupun Al akan terlepas sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Berdasarkan uji korelasi Lampiran 18 ketersediaan P juga berkorelasi positif dengan
commit to user 36
tinggi tanaman, r=0,43. Ini dikarenakan adanya ketersediaan P di tanah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman baik sehingga tinggi tanaman
bertambah karena serapan P yang cukup.
F. Pengaruh Perlakuan Terhadap P Jaringan Tanaman