Pengertian Agen PERWAKILANAGENCY WAKALAH

adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”              Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang- orang yang beriman.”Q.S al-Baqarah : 278

B. PERWAKILANAGENCY WAKALAH

5. Pengertian Agen

Secara etimologi wakalah berarti, al-hifdh pemeliaraan, al-Tafwidh penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. 13 Menurut terminologi wakalah berarti: “Pemberian kewenangan kuasa kepada pihak lain tentang apa yang harus dilakukannya dan ia penerima kuasa secara syar’I menjadi pengganti pemberi kuasa selama batas waktu yang ditentukan” 14 Islam mensyariatkan al-wakalah karena manusia membutuhkannya dalam berbagai muamalah. Al-wakalah diperbolehkan dalam al-Qur’an Q.S Kahfi, 18:19; 960; 435;1255; al-Hadits. 13 AH. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, UIN Jakarta Press, 2005 14 ibid Jika seorang wakil menerima upah, maka baginya berlaku hukum orang “upahan”. Maka wajib baginya melaksanakan tugas yang diwakalahkan kepadanya. Ia tidak boleh meninggalkan pekerjaannya begitu saja tanpa ada uzur yang dapat dimaklumi. Seperti wakalah terhadap seorang pengacara atau kepada broker yang biasanya setelah melaksanakan tugas dengan tuntas, mereka mendapat fee sesuai lazimnnya atau sesuai kesepakatan. 15 Rukun-rukun al-wakalah adalah sebagai berikut: 16 a. Orang yang mewakilkan, syarat-syarat bagi orang yang mewakilkan ialah dia pemilik barang atau di bawah kekuasaannya dan dapat bertindak pada harta tersebut. Jika yang mewakilkan bukan pemilik atau pengampu, al- wakalah tersebut batal. Anak kecil yang dapat membedakan baik dan buruk dapat boleh mewakilkan tindakan-tindakan yang bermanfaat mahdhah, seperti perwakilan untuk menerima hibah, sedekah, menghibahkan, dan mewasiatkan, tindakan tersebut batal. b. Wakil yang mewakili, syarat-syarat bagi yang mewakili ialah bahwa yang mewakili adalah orang yang berakal. Bila seorang wakil itu idiot, gila, atau belum dewasa, maka perwakilan batal. Menurut Hanafiyah anak kecil yang sudah dapat membedakan yang baik dan buruk sah untuk 15 ibid 16 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2007 menjadi wakil, alasannya ialah bahwa Amar bin Sayyidah Ummuh salah mengawinkan ibunya kepada Rasulullah Saw, saat itu Amar merupakan anak kecil yang masih belum baligh. c. Muwakkal fih sesuatu yang diwakilkan, syarat-syrat sesuatu yang diwakilkan ialah:  Menerima penggantian, maksudnya boleh diwakilkan pada orang lain untuk mengerjakannya, maka tidaklah sah mewakilkan untuk mengerjakan shalat, puasa, dan membaca ayat al-Qur’an, karena hal ini tidak bisa diwakilkan,  Dimiliki oleh yang berwakil ketika ia berwakil itu, maka batal mewakilkan sesuatu yang akan dibeli.  Diketahui dengan jelas, maka batal mewakilkan sesuatu yang masih samara, seperti seseorang berkata ; “Aku jadikan engkau sebagai wakilku untuk mengawinkan salah seorang anakku” d. Shighat, yaitu lafaz mewakilkan, shighat diucapkan dari yang berwakil sebagai symbol keridhaannya untuk mewakilkan, dan wakil menerimanya. Sedangkan dalam kegiatan perdagangan, yang dimaksud dengan agen adalah seseorang atau badan yang usahanya adalah menjadi perantara yang diberi kuasa untuk melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya melakukan transaksi atau membuat perjanjian antara seseorang dengan siapa ia mempunyai hubungan tetap prinsipal dengan pihak ketiga, dengan mendapatkan imbalan jasa. Agen bukanlah karyawan principal, ia hanya melakukan perbuatan tertentumengadakan perjanjian dengan pihak ketiga dan agen merupakan kuasa prinsipal. Dalam bisnis jasa asuransi, sebutan seorang penjual produk asuransi pada umumnya adalah Agent Executive, Financial Consultant, Agent Representative, Consultants, Agent. Sedangkan sebutan yang sudah memasyarakat adalah agen, sehingga di setiap kelembagaan seperti di kantor pemasaran asuransi dan ataupun ditingkat asosiasi asuransi terdapat Divisi Keagenan atau Komisi Keagenan. 17 AgenBroker Asuransi adalah fron-line atau ujung tombak bagi perusahaan asuransi. Biasanya sebagian besar Agen tersebut merupakan mitra bagi perusahaan asuransi, artinya mereka bukan merupakan pegawai tetap yang setiap bulan harus digaji oleh perusahaan, pendapatan mereka beradasarkan angka penjualan yang mereka peroleh. Untuk perekutan agen biasanya tidak dipatok berdasarkan pendidikan, biasanya lebih keapada mereka yang memiliki pergaulan yang luas. 18 Di lain pihak, menurut UU Perasuransian No. 2 Tahun 1992 definisi dari agen asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan agen 17 Ketut Sendra, Panduan Sukses Menjual Asuransi, Jakarta, PPM, 2002, h.5 18 Setiawan Assegraf, “Profesionalisme Agen Asuransi di Indonesia”, artikel pada 21 Desember 2006 asuransi adalah orang atau badan hukum yang memasarkan jasa asuransi atau melakukan persuasif kepada calon pembeli atau klien, baik secara perorangan maupun lebih, untuk membeli jasa asuransi yang ditawarkan secara menguntungkan. 19 Dari pengertian di atas dapat kita lihat bahwa dalam keagenan, terdapat tiga pihak: 20 a. Yang memberi perintahkuasa untuk melakukan perbuatan hukum disebut prinsipal. b. Yang diberi perintahmenerima kuasa untuk melakukan perbuatan hukum disebut agen c. Yang dihubungi oleh agen dengan siapa transaksi diselenggarakan, disebut sebagai pihak ketiga. Perjanjian dengan pihak ketiga itu dibuat oleh agen untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan pemberian wewenangkuasa dari prinsipalnya. Prinsipal akan bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan oleh agen sepanjang tindakan-tindakan tersebut dilakukan dalam batas kewenangan yang diberikannya. Dengan perkataan lain, apabila seseorang dalam bertindak melampaui batas wewenangnya maka ia yang bertanggung jawab secara 19 Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992, Tentang Usaha Perasuransian 20 Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Laporan Pengkajian Tentang Beberapa Aspek Hukum Perjanjian Keagenan dan Distribusi, Jakarta, 1993, h.8 sendiri-sendiri atas tindakan tersebut. Oleh karena agen bertindak atas nama prinsipal, maka agen tidak melakukan pembelian dari prinsipalnya. 21

6. Tugas-tugas Agen